View
11.090
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Gunung Berapi Kelompok 3
Adela Sharfina H.Deanda Dewindaru
Ervina AgustrianawatiShintya Novelia E.
Kelas XI IS 1SMAN 1 Bekasi
2010
Definisi Gunung Berapi
• Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam
wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di
bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan
hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
• Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena
pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau
gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai
musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di
daerah Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah yang populer sebagai Bledug Kuwu.
JENIS GUNUNG BERAPI BERDASARKAN BENTUKNYA
StratovolcanoTersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan.
PerisaiTersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair
Cinder ConeMerupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung
KalderaGunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan
Klasifikasi gunung berapi di Indonesia
• Gunung api Tipe A : tercatat pernah mengalami erupsi
magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.
• Gunung api Tipe B : sesudah tahun 1600 belum tercatat lagi
mengadakan erupsi magmatik namun masih
memperlihatkan gejala kegiatan vulkanik seperti kegiatan
solfatara.
• Gunung api Tipe C : sejarah erupsinya tidak diketahui dalam
catatan manusia, namun masih terdapat tanda-tanda
kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola
pada tingkah lemah.
Proses Terjadinya Gunung
1. Akumulasi sedimen: lapisan lapisan sedimen dan batuan
vulkanik menumpuk sampai kedalaman beberapa kilometer.
2. Perubahan bentuk batuan dan pengangkatan kerak
bumi:sedimen yang terbentuk tadi mengalami deformasi
karena adanya gaya kompresi akibat tumbukan antar lempeng-
lempeng tektonik.
3. Pengangkatan kerak bumi akibat gerakan blok sesar: tumbukan
antar lempeng akan mengangkat sebagian kerak bumi sebagai
lipatan lebih tinggi dari sekitarnya sehingga terbentuk gunung.
Sedangkan jika terjadi gaya tegangan atau tarikan antar
lempeng maka akan terbentuk graben (lembah)
SKEMA PROSES TERJADINYA PEGUNUNGAN HIMALAYA
Sebelum terbentuk pegunungan Himalaya ,terjadi gerakan lempeng India ke arah lempeng Eurasia. Lempeng India merupakan komposisi batuan yang sangat tua 2-2,5 milyar tahun.
Titik referensi yang berwarna kotak kuning masih berada dibawah.
Setelah mengalami proses tumbukan yang lama antara dua lempeng tersebut maka sebagian dari tepi lempeng India terangkat dimana terlihat kotak kuning berubah posisi ke tempat yang lebih tinggi. Sehingga terbentuklah pegunungan Himalaya saat ini.
Skema Pembentukan Dataran Rendah (Graben)
Kulit bumi yang sebelumnya dalam kondisi seimbang, mendapat gaya tektonik yang saling berlawanan arah (gaya regangan) akibat desakan panas ke atas, sehingga menimbulkan retakan (cracking). Proses tektonik ini berlangsung terus menerus dalam jangka waktu geologi yang cukup lama. Blok yang retak menjadi turun akibat gaya tarik gaya berat sehingga terbentuk.
Rangkaian Gunung-Gunung di Muka Bumi
Sistem rangkaian jalur pegunungan di bumi meliputi Pegunungan Cordillera, Amerika Utara, Pegunungan Andes, Alpin, Ural, Appalache, Himalaya, Caledonia dan Tasmania. Gambar di atas menunjukkan Peta Rangkaian Gunung-Gunung di Bumi.
Tingkat Isyarat Gunung Berapi Di Indonesia
Status Makna Tindakan
AWAS
Menandakan gunung
berapi yang segera atau
sedang meletus atau ada
keadaan kritis yang
menimbulkan bencana
Letusan pembukaan
dimulai dengan abu dan
asap
Letusan berpeluang terjadi
dalam waktu 24 jam
Wilayah yang terancam
bahaya direkomendasikan
untuk dikosongkan
Koordinasi dilakukan
secara harian
Piket penuh
SIAGA
Menandakan gunung
berapi yang sedang
bergerak ke arah letusan
atau menimbulkan bencana
Peningkatan intensif
kegiatan seismik
Semua data menunjukkan
bahwa aktivitas dapat
segera berlanjut ke letusan
atau menuju pada keadaan
yang dapat menimbulkan
bencana
Jika tren peningkatan
berlanjut, letusan dapat
terjadi dalam waktu 2
minggu
Sosialisasi di wilayah
terancam
Penyiapan sarana darurat
Koordinasi harian
Piket penuh
WASPADA
Ada aktivitas apa pun
bentuknya
Terdapat kenaikan aktivitas
di atas level normal
Peningkatan aktivitas seismik
dan kejadian vulkanis lainnya
Sedikit perubahan aktivitas
yang diakibatkan oleh
aktivitas magma, tektonik
dan hidrotermal
Penyuluhan/sosialisasi
Penilaian bahaya
Pengecekan sarana
Pelaksanaan piket terbatas
NORMAL
Tidak ada gejala aktivitas
tekanan magma
Level aktivitas dasar
Pengamatan rutin
Survei dan penyelidikan
Bahaya gunung berapi
• Bahaya Utama1. Awan Panas, merupakan campuran material letusan antara gas dan bebatuan (segala ukuran) terdorong ke bawah akibat densitas yang tinggi dan merupakan adonan yang jenuh menggulung secara turbulensi bagaikan gunung awan yang menyusuri lereng2. Lontaran Material (pijar),terjadi ketika letusan (magmatik) berlangsung3. Hujan Abu lebat, terjadi ketika letusan gunung api sedang berlangsung
Karena ukurannya yang halus, material ini akan sangat berbahaya bagi pernafasan, mata, pencemaran air tanah
4. Lava, merupakan magma yang mencapai permukaan, sifatnya liquid (cairan kental dan bersuhu tinggi, antara 700 – 12000 C. Karena cair, maka lava
umumnya mengalir mengikuti lereng dan membakar apa saja yang dilaluinya5. Gas Racun, muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung api sebab gas ini dapat keluar melalui rongga-rongga ataupun rekahan-rekahan yang
terdapat di daerah gunung api.6. Tsunami, umumnya dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana saat
letusan terjadi material-material akan memberikan energi yang besar untuk mendorong air laut ke arah pantai sehingga terjadi gelombang tsunami
• Bahaya Ikatan
Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelah
proses peletusan berlangsung. Bila suatu gunung api meletus akan terjadi
penumpukan material dalam berbagai ukuran di puncak dan lereng bagian
atas. Pada saat musim hujan tiba, sebagian material tersebut akan
terbawa oleh air hujan dan tercipta adonan lumpur turun ke lembah
sebagai banjir bebatuan, banjir tersebut disebut lahar.
SolusiPersiapan Dalam Menghadapi Letusan Gunung Merapi • Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk
mengungsi.• Membuat perencanaan penanganan bencana.• Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.• Mempersiapkan kebutuhan dasar
Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi• Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran
lahar.• Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan diri
untuk kemungkinan bencana susulan.• Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang, celana
panjang, topi dan lainnya.• Jangan memakai lensa kontak.• Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung• Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah
tangan.
Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi
• Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
• Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau
meruntuhkan atap bangunan.
• Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa
merusak mesin
MITIGASI BENCANA GUNUNG BERAPI1. Pemantauan, aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan
alat pencatat gempa (seismograf). 2. Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan oleh DVMBG ketika terjadi
peningkatan aktivitas gunung berapi, antara lain mengevaluasi laporan dan data, membentuk tim Tanggap Darurat, mengirimkan tim ke lokasi, melakukan pemeriksaan secara terpadu.
3. Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana.
4. Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan Geokimia
5. Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah serta masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat.
Kerusakan Akibat Gunung Meletus• Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung
api antara lain Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur Dioksida (SO2) dan Nitrogen (N2) yang membahayakan bagi manusia. Lava adalah cairan magma bersuhu sangat tinggi yang mengalir ke permukaan melalui kawah gunung api. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau lembah yang ada, sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.
• Lahar juga merupakan salah satu ancaman bagi masyarakat sekitar Gunung Merapi. Ancaman lahar telah terjadi pada letusan Gunung Merapi pada tahun 1994 dan 2006. Lahar adalah banjir bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah. Lahar dapat berupa lahar panas atau lahar dingin. Lahar panas berasal dari letusan gunung api yang memiliki danau kawah, dimana air danau menjadi panas kemudian bercampur dengan material letusan dan keluar dari mulut gunung. Lahar dingin atau lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan dengan air hujan di sekitar gunung yang kemudian membuat lumpur kental dan mengalir dari lereng gunung. Lumpur ini bisa panas atau dingin
• Awan panas (wedhus gembel) adalah hasil letusan gunung api yang paling berbahaya karena tidak ada cara untuk menyelamatkan diri dari awan panas tersebut kecuali melakukan evakuasi sebelum gunung meletusAwan panas hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang panas, dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90 km per jam. Awan panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil yang dilontarkan ke atas oleh kekuatan letusan yang besar. Material berukuran besar akan jatuh di sekitar puncak sedangkan yang halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan kilometer dari puncak karena pengaruh hembusan angin. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki, dan juga menyebabkan sesak napas sampai tidak bisa bernapas. Bahkan pada letusan tahun 2006, awan panas telah merenggut dua korban jiwa di Kaliadem.
• Abu Letusan gunung api adalah material letusan yang sangat halus. Karena hembusan angin dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya. Pada letusan besar seperti pernah terjadi di Gunung Krakatau, abu yang dihasilkan bahkan menutupi sinar matahasi sampai berminggu-minggu.
Kerusakan Letusan Gunung ApiLetusan gunung api dapat menyemburkan lava, lahar, material-material padat berbagai bentuk dan ukuran, uap panas, serta debu-debu vulkanis. Selain itu, letusan gunung api selalu disertai dengan adanya gempa bumi lokal yang disebut dengan gempa vulkanik.
Aliran lava dan uap panas dapat mematikan semua bentuk kehidupan yang dilaluinya, sedangkan aliran lahar dingin dapat menghanyutkan lapisan permukaan tanah dan menimbulkan longsor lahan. Uap belerang yang keluar dari pori-pori tanah dapat mencemari tanah dan air karena dapat meningkatkan kadar asam air dan tanah.
Debu-debu vulkanis sangat berbahaya bila terhirup oleh makhluk hidup (khususnya
manusia dan hewan), hal ini dikarenakan debu-debu vulkanis mengandung kadar
silika (Si) yang sangat tinggi, sedangkan debu-debu vulkanis yang menempel di
dedaunan tidak dapat hilang dengan sendirinya. Hal ini menyebabkan tumbuhan
tidak bisa melakukan fotosintesis sehingga lambat laun akan mati. Dampak letusan
gunung memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dapat kembali normal. Lama
tidaknya waktu untuk kembali ke kondisi normal tergantung pada kekuatan
ledakan dan tingkat kerusakan yang ditimbulkan. Akan tetapi, setelah kembali ke
kondisi normal, maka daerah tersebut akan menjadi daerah yang subur karena
mengalami proses peremajaan tanah.
Recommended