21
Gunung Berapi Kelompok 3 Adela Sharfina H. Deanda Dewindaru Ervina Agustrianawati Shintya Novelia E. Kelas XI IS 1 SMAN 1 Bekasi 2010

Gunung berapi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Gunung berapi

Gunung Berapi Kelompok 3

Adela Sharfina H.Deanda Dewindaru

Ervina AgustrianawatiShintya Novelia E.

Kelas XI IS 1SMAN 1 Bekasi

2010

Page 2: Gunung berapi

Definisi Gunung Berapi

• Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat

didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam

wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di

bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan

hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.

• Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena

pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau

gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai

musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di

daerah Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah yang populer sebagai Bledug Kuwu.

Page 3: Gunung berapi

JENIS GUNUNG BERAPI BERDASARKAN BENTUKNYA

StratovolcanoTersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan.

PerisaiTersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair

Cinder ConeMerupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung

KalderaGunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan

Page 4: Gunung berapi

Klasifikasi gunung berapi di Indonesia

• Gunung api Tipe A : tercatat pernah mengalami erupsi

magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.

• Gunung api Tipe B : sesudah tahun 1600 belum tercatat lagi

mengadakan erupsi magmatik namun masih

memperlihatkan gejala kegiatan vulkanik seperti kegiatan

solfatara.

• Gunung api Tipe C : sejarah erupsinya tidak diketahui dalam

catatan manusia, namun masih terdapat tanda-tanda

kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola

pada tingkah lemah.

Page 5: Gunung berapi

Proses Terjadinya Gunung 

1. Akumulasi sedimen: lapisan lapisan sedimen dan batuan

vulkanik menumpuk sampai kedalaman beberapa kilometer.

2. Perubahan bentuk batuan dan pengangkatan kerak

bumi:sedimen yang terbentuk tadi mengalami deformasi

karena adanya gaya kompresi akibat tumbukan antar lempeng-

lempeng tektonik.

3. Pengangkatan kerak bumi akibat gerakan blok sesar: tumbukan

antar lempeng akan mengangkat sebagian kerak bumi sebagai

lipatan lebih tinggi dari sekitarnya sehingga terbentuk gunung.

Sedangkan jika terjadi gaya tegangan atau tarikan antar

lempeng maka akan terbentuk graben (lembah)

Page 6: Gunung berapi

SKEMA PROSES TERJADINYA PEGUNUNGAN HIMALAYA

Sebelum terbentuk pegunungan Himalaya ,terjadi gerakan lempeng India ke arah lempeng Eurasia. Lempeng India merupakan komposisi batuan yang sangat tua 2-2,5 milyar tahun.

Titik referensi yang berwarna kotak kuning masih berada dibawah.

Setelah mengalami proses tumbukan yang lama antara dua lempeng tersebut maka sebagian dari tepi lempeng India terangkat dimana terlihat kotak kuning berubah posisi ke tempat yang lebih tinggi. Sehingga terbentuklah pegunungan Himalaya saat ini. 

Page 7: Gunung berapi

Skema Pembentukan Dataran Rendah (Graben) 

Kulit bumi yang sebelumnya dalam kondisi seimbang, mendapat gaya tektonik yang saling berlawanan arah (gaya regangan) akibat desakan panas ke atas, sehingga menimbulkan retakan (cracking). Proses tektonik ini berlangsung terus menerus dalam jangka waktu geologi yang cukup lama. Blok yang retak menjadi turun akibat gaya tarik gaya berat sehingga terbentuk.

Page 8: Gunung berapi

Rangkaian Gunung-Gunung di Muka Bumi

Sistem rangkaian jalur pegunungan di bumi meliputi Pegunungan Cordillera, Amerika Utara, Pegunungan Andes, Alpin, Ural, Appalache, Himalaya, Caledonia dan Tasmania. Gambar di atas menunjukkan Peta Rangkaian Gunung-Gunung di Bumi.

Page 9: Gunung berapi

Tingkat Isyarat Gunung Berapi Di Indonesia

Status Makna Tindakan

AWAS

Menandakan gunung

berapi yang segera atau

sedang meletus atau ada

keadaan kritis yang

menimbulkan bencana

Letusan pembukaan

dimulai dengan abu dan

asap

Letusan berpeluang terjadi

dalam waktu 24 jam

Wilayah yang terancam

bahaya direkomendasikan

untuk dikosongkan

Koordinasi dilakukan

secara harian

Piket penuh

Page 10: Gunung berapi

SIAGA

Menandakan gunung

berapi yang sedang

bergerak ke arah letusan

atau menimbulkan bencana

Peningkatan intensif

kegiatan seismik

Semua data menunjukkan

bahwa aktivitas dapat

segera berlanjut ke letusan

atau menuju pada keadaan

yang dapat menimbulkan

bencana

Jika tren peningkatan

berlanjut, letusan dapat

terjadi dalam waktu 2

minggu

Sosialisasi di wilayah

terancam

Penyiapan sarana darurat

Koordinasi harian

Piket penuh

Page 11: Gunung berapi

WASPADA

Ada aktivitas apa pun

bentuknya

Terdapat kenaikan aktivitas

di atas level normal

Peningkatan aktivitas seismik

dan kejadian vulkanis lainnya

Sedikit perubahan aktivitas

yang diakibatkan oleh

aktivitas magma, tektonik

dan hidrotermal

Penyuluhan/sosialisasi

Penilaian bahaya

Pengecekan sarana

Pelaksanaan piket terbatas

NORMAL

Tidak ada gejala aktivitas

tekanan magma

Level aktivitas dasar

Pengamatan rutin

Survei dan penyelidikan

Page 12: Gunung berapi

Bahaya gunung berapi

• Bahaya Utama1. Awan Panas, merupakan campuran material letusan antara gas dan bebatuan (segala ukuran) terdorong ke bawah akibat densitas yang tinggi dan merupakan adonan yang jenuh menggulung secara turbulensi bagaikan gunung awan yang menyusuri lereng2. Lontaran Material (pijar),terjadi ketika letusan (magmatik) berlangsung3. Hujan Abu lebat, terjadi ketika letusan gunung api sedang berlangsung

Karena ukurannya yang halus, material ini akan sangat berbahaya bagi pernafasan, mata, pencemaran air tanah

4. Lava, merupakan magma yang mencapai permukaan, sifatnya liquid (cairan kental dan bersuhu tinggi, antara 700 – 12000 C. Karena cair, maka lava

umumnya mengalir mengikuti lereng dan membakar apa saja yang dilaluinya5. Gas Racun, muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung api sebab gas ini dapat keluar melalui rongga-rongga ataupun rekahan-rekahan yang

terdapat di daerah gunung api.6. Tsunami, umumnya dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana saat

letusan terjadi material-material akan memberikan energi yang besar untuk mendorong air laut ke arah pantai sehingga terjadi gelombang tsunami

Page 13: Gunung berapi

• Bahaya Ikatan

Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelah

proses peletusan berlangsung. Bila suatu gunung api meletus akan terjadi

penumpukan material dalam berbagai ukuran di puncak dan lereng bagian

atas. Pada saat musim hujan tiba, sebagian material tersebut akan

terbawa oleh air hujan dan tercipta adonan lumpur turun ke lembah

sebagai banjir bebatuan, banjir tersebut disebut lahar.

Page 14: Gunung berapi

SolusiPersiapan Dalam Menghadapi Letusan Gunung Merapi • Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk

mengungsi.• Membuat perencanaan penanganan bencana.• Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.• Mempersiapkan kebutuhan dasar

Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi• Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran

lahar.• Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan diri

untuk kemungkinan bencana susulan.• Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang, celana

panjang, topi dan lainnya.• Jangan memakai lensa kontak.• Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung• Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah

tangan.

Page 15: Gunung berapi

Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi

• Jauhi wilayah yang terkena hujan abu

• Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau

meruntuhkan atap bangunan.

• Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa

merusak mesin

Page 16: Gunung berapi

MITIGASI BENCANA GUNUNG BERAPI1. Pemantauan, aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan

alat pencatat gempa (seismograf). 2. Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan oleh DVMBG ketika terjadi

peningkatan aktivitas gunung berapi, antara lain mengevaluasi laporan dan data, membentuk tim Tanggap Darurat, mengirimkan tim ke lokasi, melakukan pemeriksaan secara terpadu.

3. Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana.

4. Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan Geokimia

5. Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah serta masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat.

Page 17: Gunung berapi

Kerusakan Akibat Gunung Meletus• Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung

api antara lain Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur Dioksida (SO2) dan Nitrogen (N2) yang membahayakan bagi manusia. Lava adalah cairan magma bersuhu sangat tinggi yang mengalir ke permukaan melalui kawah gunung api. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau lembah yang ada, sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.

• Lahar juga merupakan salah satu ancaman bagi masyarakat sekitar Gunung Merapi. Ancaman lahar telah terjadi pada letusan Gunung Merapi pada tahun 1994 dan 2006. Lahar adalah banjir bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah. Lahar dapat berupa lahar panas atau lahar dingin. Lahar panas berasal dari letusan gunung api yang memiliki danau kawah, dimana air danau menjadi panas kemudian bercampur dengan material letusan dan keluar dari mulut gunung. Lahar dingin atau lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan dengan air hujan di sekitar gunung yang kemudian membuat lumpur kental dan mengalir dari lereng gunung. Lumpur ini bisa panas atau dingin

Page 18: Gunung berapi

• Awan panas (wedhus gembel) adalah hasil letusan gunung api yang paling berbahaya karena tidak ada cara untuk menyelamatkan diri dari awan panas tersebut kecuali melakukan evakuasi sebelum gunung meletusAwan panas hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang panas, dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90 km per jam. Awan panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil yang dilontarkan ke atas oleh kekuatan letusan yang besar. Material berukuran besar akan jatuh di sekitar puncak sedangkan yang halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan kilometer dari puncak karena pengaruh hembusan angin. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki, dan juga menyebabkan sesak napas sampai tidak bisa bernapas. Bahkan pada letusan tahun 2006, awan panas telah merenggut dua korban jiwa di Kaliadem.

• Abu Letusan gunung api adalah material letusan yang sangat halus. Karena hembusan angin dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya. Pada letusan besar seperti pernah terjadi di Gunung Krakatau, abu yang dihasilkan bahkan menutupi sinar matahasi sampai berminggu-minggu.

Page 19: Gunung berapi

Kerusakan Letusan Gunung ApiLetusan gunung api dapat menyemburkan lava, lahar, material-material padat berbagai bentuk dan ukuran, uap panas, serta debu-debu vulkanis. Selain itu, letusan gunung api selalu disertai dengan adanya gempa bumi lokal yang disebut dengan gempa vulkanik.

Page 20: Gunung berapi

Aliran lava dan uap panas dapat mematikan semua bentuk kehidupan yang dilaluinya, sedangkan aliran lahar dingin dapat menghanyutkan lapisan permukaan tanah dan menimbulkan longsor lahan. Uap belerang yang keluar dari pori-pori tanah dapat mencemari tanah dan air karena dapat meningkatkan kadar asam air dan tanah.

Page 21: Gunung berapi

Debu-debu vulkanis sangat berbahaya bila terhirup oleh makhluk hidup (khususnya

manusia dan hewan), hal ini dikarenakan debu-debu vulkanis mengandung kadar

silika (Si) yang sangat tinggi, sedangkan debu-debu vulkanis yang menempel di

dedaunan tidak dapat hilang dengan sendirinya. Hal ini menyebabkan tumbuhan

tidak bisa melakukan fotosintesis sehingga lambat laun akan mati. Dampak letusan

gunung memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dapat kembali normal. Lama

tidaknya waktu untuk kembali ke kondisi normal tergantung pada kekuatan

ledakan dan tingkat kerusakan yang ditimbulkan. Akan tetapi, setelah kembali ke

kondisi normal, maka daerah tersebut akan menjadi daerah yang subur karena

mengalami proses peremajaan tanah.