View
154
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
Majalah 4 bulanan berita dan Informasi tentang Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Papua
Citation preview
7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
1/40
7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
2/40
Pembina & Penanggung Jawab: Kepala Balai Besar Taman NasionalTeluk CenderawasihPimpinan Redaksi: Ir. Suprihatna
Pengarah/Editor: Manerep Siregar, S.P., M.Si.Staff Redaksi: Lidia Tesa Vitasari Seputro, S.Si., Rini Purwanti, S.Si.,Veve Ivana Pramesti, S.Hut., Muhibuddin Danan Jaya, A.Md
Layout : Lidia Tesa Vitasari Seputro, S.SiDesain Cover : Muhibbuddin Danan Jaya, A.Md
Sumber Gambar : Dokumentasi BBTNTC
Gambar Sampul Depan : Sunset di Pulau Rouw kawasan TNTC
Gambar Sampul Belakang : Bintang laut yangterdapat didalam kawasan TNTC
Buletin Tritonis (Tanggap, Realistis, Informatif
dan inspiratif)
Merupakan media informasi dan komunikasi konservasiuntuk menyebarluaskan informasi konservasi sum-berdaya alam hayati dan ekosistemnya secara umum,
pengelolaan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnyaserta pengembangan kawasan konservasi Taman Na-sional Teluk Cenderawasih.
Alamat RedaksiBalai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih
Jln. Essau Sesa-Sowi GunungManokwari-Papua BaratTelp : (0986)212303Fax : (0986)214719E-mail : telukcenderawasih@gmail.com
Website: telukcenderawasih-nationalpark.org
B u l e t i n t r i t o n i s , e d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3
B a l a i B e s a r T a m a n N a s i o n a lT e l u k C e n d e r a w a s i h
S e k a p u r S i r i hBeranjak ke akhir tahun yang penuh sukacita selayaknya
dapat meningkatkan semangat dan atos kerja kita. Melalui
reformasi birokrasi yang merupakan suatu keharusan ini di-
harapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja peg-
awai sehingga mewujudkan pelayanan publik yang berkuali-
tas. Dalam edisi ini, tritonis mengungkap perkembangan
reformasi birokrasi di Kementerian Kehutanan melalui lipu-
tan Sosialisasi Reformasi Birokrasi yang tentunya sangat di-
nantikan oleh para pembaca.
Penyusunan Buletin Tritonis edisi III ini menjadi salah satu
bentuk penyebaran informasi kepada publik mengenai be-berapa event yang dilaksanakan pihak Balai Besar TNTC ser-
ta mengupas tentang pariwisata alam yang berada di surge
Teluk Cenderawasih.
Semoga tulisan/artikel pada edisi III bulan Desember ini
dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca.
Akhirnya segenap Tim Redaksi Buletin Tritonis mengucapkan
selamat membaca.
Liputan
Sosialisasi Reformasi Birokrasi03
a f t a r I s i
S U S U N A N R E D A K S I
Serba-serbiCermin Sang Penyu
37
Berita Gambar20Kabar Kawasan
Sebuah Awal MenanamkanKecintaan Terhadap Alam
Penyusunan Pola PerjalananWisata, Salah Satu Pijakan PromosiWisata Alam TNTC
Penyuluhan Konservasi di SDAyambori
Pola Perjalanan Wisata di PulauRoswar
23
BiodiversityJenis dan Upaya Pelestarian Kima34
KemitraanPendidikan Untuk Semua BersamaKM. Gurano Bintang31
Artikel
Pariwisata di Taman Nasional TelukCenderawasih
Upaya Kali Lemon Resort Dalam
Mendukung Promosi Wisata AlamTNTC
Promosi Kampung Wisata (StudiKasus di Kampung Akudiomi)
Pengelolaan Wisata di KawasanTaman Nasional TelukCenderawasih
Pariwisata Alam Taman NasionalTeluk Cenderawasih Antara Pelu-ang, Harapan dan Tantangan
Peranan Stakeholders terhadapPengembangan Ekowisata di TNTCKhusus Wilayah Kabupaten Teluk
Wondama
06
Konservasi Kawasan
Lomba Wana Lestari Sebagai
Wujud Keterlibatan Masyarakat
10
7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
3/40
fungsi dan ukuran
2. Adanya peraturan yang tumpang tindih, terlihat
inkonsisten dan multi tafsir
3. Sumber daya manusia tidak profesional, kualitas
dan produktifitasnya rendah
4. Banyak terjadi KKN sehingga menyebabkan
kerugian negara
5. Pelayanan publik buruk
6. Pengawasan terhadap kinerja lemah
7. Pola pikir dan budaya kerja tidak efisien, tidak
efektif serta tidak profesional
Sedangkan kondisi yang diharapkan dari kinerja
Pegawai Negeri Sipil kedepannya dengan
dilaksanakannya reformasi birokrasi yaitu:
1. Tidak ada KKN
2. Pelayanan terhadap publik bisa dilaksanakan
lebih prima
3. SDM yang ada bisa lebih profesional, produktif,
efektif dan efisien
4. Akuntabilitas tinggi, WTP
5. Mobilitas SDM meningkat
6. Terjadinya peningkatan ksejahteraan sumber
daya manusia
Secara harfiah, reformasi birokrasi merupakan
J
umat, 20 September 2013, Staf Khusus
Menteri kehutanan Bidang Pengembangan
Sumber Daya manusia dan Reformasi Birokrasi,Dr. Ir. Sunaryo, M.Sc bersama tim dari Biro
Kepegawaian dan Biro Hukum Kementerian
Kehutanan melakukan kegiatan Internalisasi
Penguatan Reformasi Birokrasi Lingkup Korwil
Papua Barat. Dalam kegiatan Internalisasi Birokrasi
ini dihadiri oleh seluruh perwakilan Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Kementerian kehutanan di lingkup
Korwil Papua Barat. Sebagai narasumber dalam
kegiatan ini Bapak Dr. Ir. Sunaryo, M.Sc dan Ir.
Samidi, M.Sc selaku Kepala Bagian Mutasi
Kepegawaian Biro kepegawaian Kementerian
kehutanan, serta selaku moderator Kepala Balai
Besar TNTC, Ir. Ben Gurion Saroy, M.Si.
Reformasi Birokrasi...?Masih banyaknya pernyataan miring dari
masyarakat tentang buruknya kinerja aparatur
negara dalam melakukan pelayanan publik menjadi
salah satu faktor dilakukannya reformasi birokrasi.
Penilaian masyarakat tentang kinerja pegawai
negeri sipil selama ini :
1. Organisasi selama ini dianggap belum tepat
P a g e 3E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3
L I P U T NS o s i a l i s a s i R e f o r m a s i
B i r o k r a s i
Perubahan guna meningkatkan prestasi kerja
Muhibbuddin Danan Jaya *)
7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
4/40
efektif dan rasional. Selain itu juga melakukan
perbaikan bisnis proses atau dengan bahasasederhanyanya peningkatan kualitas pelayanan
masyarakat yang berasas kepastian hukum,
kepentingan umum serta adanya keterbukaan.
Sedangkan untuk sumber daya manusianya,
diupayakan menciptakan sumber daya manusia
yang berintegritas, kompeten, profesional,
berkinerja tinggi dan meningkatnya tingkat
kesejahteraannya.
Remunerasi dalam Bingkai Reformasi BirokrasiIstilah remunerasi dua tahun belakangan ini
ramai diperbincangkan oleh hampir sebagian
pegawai hampir di lingkup Kementerian Kehutanan.
Sebelum jauh membahas remunerasi, kita lihat arti
kata remunerasi terlebih dahulu. Menurut kamus
besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan Pusat
Bahasa Indonesia pada tahun 2008, remunerasi
adalah pemberian hadiah (penghargaan atau jasa),
bayaran, imbalan, kompensasi atau upah.
Sedangkan pengertian yang lain menyebutkan
bahwa remunerasi merupakan imbalan yang
diterima pegawai atas dasar kontribusi pegawai
tersebut terhadap organisasi, berupa gaji pokok,
tunjangan (prestasi, biaya hidup, hari raya, daerah
terpencil/konflik) dan imbalan lainnya.
Jika kita ambil dua pengertian diatas, maka
remunerasi adalah gaji/upah/imbalan yang
diberikan kepada setiap pegawai / karyawan yang
didasarkan atas kontribusi atau kinerja pegawai
yang bersangkutan terhadap organisasi dimana
pegawai tersebut bekerja. Sebagai rangkaian yang
tidak terpisahkan dari upaya reformasi birokrasi ini,remunerasi merupakan bagian dari rumah besar
reformasi birokrasi. Setelah aparatur negara di
lingkup kementerian kehutanan sudah bisa
melaksanakan pelayanan publik kelas Dunia, maka
aparatur negara tersebut dapat menerima haknya
berupa remunerasi.
Sebagai dasar pemberian remunerasi dilakukan
penilaian Prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS),
dengan prinsip penilaian yang obyektif, terukur,
akuntabel, partisipatif dan tansparan. Dalam
perubahan birokrasi ke arah yang lebih baik, yang
dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan.Dengan kata lain reformasi birokrasi merupakan
upaya untuk melakukan pembaharuan dan
perubahan mendasar terhadap sistem
penyelenggaraan pemerintahan terutama
menyangkut aspek-aspek kelembagaan
(organisasi), ketatalaksanaan (business prosess)
dan sumber daya manusia aparatur. Dengan
adanya reformasi birokrasi ini diharapkan akan ada
perubahan ditingkat manajemen dan pelaksana
pelayanan ditingkat lapangan sehingga pelayanan
publik lebih baik lagi.
Sebagaimana yang disampaikan Dr. Ir. Sunaryo,
M.Sc, visi reformasi birokrasi yaitu terwujudnya
pemerintahan kelas dunia, yaitu pemerintahan yang
profesional, berintegritas tinggi, mampu
menyelenggarakan pelayanan prima dan
menerapkan manajemen pemerintahan yang
demokratis.
Untuk mewujudkan pelayanan yang lebih baik
lagi dalam menjalankan reformasi birokrasi ini
harus menerapkan 9 (sembilan) areal perubahan
reformasi birokrasi, yaitu:
1. Manajemen Perubahan
2. Penataan Peraturan Perundang-undangan
3. Penataan dan penguatan organisasi
4. Penataan tatalaksana
5. Penataan sistem manajemen SDM Aparatur
6. Penguatan pengawasan
7. Penguatan akuntabilitas kinerja
8. Peningkatan kualitas pelayanan publik
9. Monitoring dan evaluasi
Reformasi Birokrasi di kementerian kehutananSebagai upaya pembenahan pelayanan publik,
Kementerian Kehutanan juga memiliki kewajiban
untuk menerapkan reformasi birokrasi di dalam
organisasi yang berada di dalamnya. Upaya yang
dilakukan oleh Kementerian Kehutanan dalam
melakukan reformasi birokrasi antara lain dengan
melaksanakan debirokratisasi, yaitu melakukan
pembenahan kelembagaan yang lebih baik lagi
dengan prinsip-prinsip organisasi yang efisien,
L I P U T A N .
P a g e 4 B u l e t i n t r i t o n i s
7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
5/40
L I P U T A N .
P a g e 5
turun jabatan, pembebasan jabatan dan atau
diberhentikan sebagai PNS. Pemberian hukumankepada pegawai ini dilakukan secara bertahap
disertai dengan pembinaan.
Dengan adanya komitmen pemerintah untuk
melaksanakan reformasi birokrasi serta pemberian
remunerasi bagi setiap aparatur negara dengan
harapan dapat meningkatkan keejahteraan PNS,
semoga kualitas pelayanan publik lebih baik lagi,
efektif serta efisien.
Daftar Pustakahttp://www.menpan.go.id/reformasi-birokrasi/makna-dan
-tujuan, diakses tanggal 25 September 2013
http://bunda-bisa.blogspot.com/2013/03/mengenal-istilah-remunerasi.html, diakses tanggal 25
September 2013
http://remunerasi-pns-tni-polri.blogspot.com/2011/10/remunerasi-atau-renumerasi.html, diakses tanggal
25 September 2013
Penialai Prestasi Kerja PNS, Materi Power PointInternalisasi Birokrasi Papua Barat, Kementerian
Kehutanan.
Reformasi Birokrasi, Materi Power Point Internalisasi
Birokrasi Papua Barat, Kementerian Kehutanan.
melakukan penilaian kinerja pegawai menggunakan
dua unsur, yaitu sasaran kerja pegawai (SKP) danpenilaian perilaku kerja.
Sasaran kerja pegawai merupakan berkas yang
memuat rencana kerja dan target yang akan dicapai
PNS, yang didalamnya memuat kegiatan tugas
jabatan yang bersangkutan. SKP ini disusun dan
disekapati antara pegawai yang bersangkutan
dengan atasannya. Adanya SKP ini juga ditetapkan
sebagai kontrak kerja masing masing PNS dengan
atasannya. Karena SKP ini yang memberikan
penilaian adalah atasan PNS yang bersangkutan.
Untuk memudahkan dalam melakukan penilaian,
rencana kerja dan target PNS harus jelas, dapat
diukur, memiliki target, relevan serta dapat dicapai.
Sedangkan penilaian perilaku kerja pegawai
merupakan hasi pengamatan yang dilakukan oleh
pejabat penilai atau pejabat lain yang setingkat.
Penilaian perilaku kerja ini hampir sama dengan
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3).
Penilaian Perilaku kerja ini meliputi 6 (eman) aspek,
yaitu: 1. Orientasi pelayanan; 2. Integritas; 3.
Komitmen; 4. Disiplin; 5. Kerjasama dan; 6.
Kepemimpinan. Prosentase penilaian antara SKP
dengan perilaku kerja yaitu 60% : 40%.Antara SKP dan Hukuman Disiplin
Setelah setiap pegawai membuat SKP, maka
sudah menjadi konsekwensi logis untuk
melaksanakan SKP yang sudah disusunnya. Jika
ada pegawai yang tidak bisa melaksanakan SKP
yang sudah diperolehnya, maka pegawai tersebut
akan mendapatkan hukuman disiplin yang besaran
hukumannya disesuaikan dengan besaran capain
SKP yang telah di susunnya.
Capaian SKP lebih dari 50%, maka pegawai yang
bersangkutan tidak akan memperoleh hukuman.
Capaian SKP antara 25-50%, pegawai akan
mendapatkan hukuman sedang yang berupa :
penundaan gaji berkala 1 tahun, penundaan
kenaikan pangkat 1 tahun dan atau penurunan
pangkat 1 tahun. Jika capaian SKP kurang dari
25%, pegawai akan memperoleh hukuman disiplin
berat, berupa: penurunan pangkat 3 Tahun, pindah
E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3
*)Penyuluh Kehutanan Pelaksana pada BBTNTC
http://www.menpan.go.id/reformasi-birokrasi/makna-dan-tujuanhttp://www.menpan.go.id/reformasi-birokrasi/makna-dan-tujuanhttp://bunda-bisa.blogspot.com/2013/03/mengenal-istilah-remunerasi.htmlhttp://bunda-bisa.blogspot.com/2013/03/mengenal-istilah-remunerasi.htmlhttp://remunerasi-pns-tni-polri.blogspot.com/2011/10/remunerasi-atau-renumerasi.htmlhttp://remunerasi-pns-tni-polri.blogspot.com/2011/10/remunerasi-atau-renumerasi.htmlhttp://remunerasi-pns-tni-polri.blogspot.com/2011/10/remunerasi-atau-renumerasi.htmlhttp://remunerasi-pns-tni-polri.blogspot.com/2011/10/remunerasi-atau-renumerasi.htmlhttp://remunerasi-pns-tni-polri.blogspot.com/2011/10/remunerasi-atau-renumerasi.htmlhttp://remunerasi-pns-tni-polri.blogspot.com/2011/10/remunerasi-atau-renumerasi.htmlhttp://bunda-bisa.blogspot.com/2013/03/mengenal-istilah-remunerasi.htmlhttp://bunda-bisa.blogspot.com/2013/03/mengenal-istilah-remunerasi.htmlhttp://bunda-bisa.blogspot.com/2013/03/mengenal-istilah-remunerasi.htmlhttp://bunda-bisa.blogspot.com/2013/03/mengenal-istilah-remunerasi.htmlhttp://www.menpan.go.id/reformasi-birokrasi/makna-dan-tujuanhttp://www.menpan.go.id/reformasi-birokrasi/makna-dan-tujuanhttp://www.menpan.go.id/reformasi-birokrasi/makna-dan-tujuanhttp://www.menpan.go.id/reformasi-birokrasi/makna-dan-tujuan7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
6/40
P a g e 6 B u l e t i n t r i t o n i s
A R T I K E L
oleh lingkungan atau kehidupan manusia.
Sedangkan wujud dari obyek wisata budaya antara
lain berbentuk museum, candi, tarian atau
kesenian, upacara keagamaan, upacara adat dan
upacara pemakaman.
c. Obyek wisata buatan manusia (man maderesources)Obyek wisata ini dipengaruhi oleh aktivitas
manusia. Oleh karena itu bentuknya sangat
tergantung pada kreatifitas manusianya.
Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC)
sebagai salah satu kawasan konservasi yang
terletak di bagian timur Indonesia yaitu di Pulau
Papua dengan potensi terumbu karang dan budaya
yang khas memiliki daya tarik wisata yang
mengundang minat pariwisata dunia untuk
berkunjung ke kawasan TNTC.
Berikut merupakan grafik jumlah kunjungan
wisatawan ke kawasan TNTC periode tahun 2008
hingga 2012 :
Indonesia merupakan negara kepulauan yang
sangat potensial dalam pengembangan
pariwisata. Dengan potensi budaya dan
sumberdaya alam yang tinggi menjadikan
Indonesia menjadi salah satu destinasi wisata dunia
yang semakin berkembang. Pariwisata merupakan
prospek yang sangat strategis dalam perekonomian
yang layak untuk terus dikembangkan sebagai
sumber devisa negara selain minyak dan gas bumi.
Tentunya dalam pengembangan pariwisata tidak
terlepas dari dukungan pemerintah, masyarakatdan para pengembang pariwisata yang saling
berkolaborasi untuk menciptakan suatu kondisi
pariwisata yang layak untuk dijual.
Pariwisata ditinjau dari ekonomi pada dasarnya
merupakan industri yang menjual produk berupa
lingkungan. Lingkungan tersebut meliputi 3 aspek,
yaitu lingkungan fisik, lingkungan biologi dan
lingkungan sosial budaya. Menurut Direktorat
Jenderal Pariwisata Republik Indonesia (1985)
dalam Sujali (1989), industri pariwisata perlumemiliki tiga bentuk bahan dasar, yakni:
a. Obyek wisata alam (natural resources).Bentuk atau wujud dari obyek ini berupa
pemandangan alam. Seperti bentuk lingkungan
pegunungan, lingkungan pantai atau perairan,
lingkungan hidup berupa kehidupan flora dan fauna
atau bentuk yang lain.
b. Obyek wisata budaya atau manusia (humanresources)Obyek wisata budaya lebih banyak dipengaruhi
P a r i w i s a t a d i T a m a n N a s i o n a l
T e l u k C e n d e r a w a s i h
Sumber: Data pengunjung BBTNTC Thn.2012
Sebuah fakta tingginya minat wisatawan
terhadap wisata alam TNTC Yoslianto*)
7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
7/40
P a g e 7E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3
A R T I K E L .
dan langsung ke kapal),
via Sorong (melanjutkan
trip dari raja Ampat
dengan kapal livea-
board) dan via Biak
(penjemputan oleh tour
travel di airport dan
langsung ke kapal). Un-
tuk wisatawan dengan
tipe backpackerssangat
sedikit yang masuk ke
kawasan TNTC karena
moda transportasi hari-an belum ada dan akan
cukup mahal bila tidak
berkelompok. Berikut adalah data negara asal
pengunjung mancanegara pada tahun 2012 di-
mana warganegara Amerika Serikat yang paling
banyak berkunjung ke kawasan TNTC.
Sebagai salah satu destinasi wisata di Papua,
TNTC perlu untuk terus dibenahi dalam penge-
lolaannya. Aksesibilitas yang cukup rumit sehingga
kebanyakan wisatawan menggunakan jasa touroperator yang menyediakan kapal liveaboard dan
masih minimnya fasilitas wisata serta kurangnya
dukungan dari pemerintah daerah maupun
masyarakat setempat menjadikan kawasan TNTC
masih memiliki kendala dalam meningkatkan kun-
jungan wisata ke daerah ini.
Daftar PustakaArdhiansyah, F. 2009. Analisis Potensi Obyek Wisata Zona
Barat Kabupaten Pacitan Tahun 2008 (SkripsiFakultas Geografi). Universitas Muhammadiyah. Sura-
karta.
Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih. 2012.Statistik Balai Besar Taman Nasional Telukcenderawasih Tahun 2008-2012. Manokwari-
BBTNTC.
Mulai tahun 2011 terjadi peningkatan jumlah
pengunjung yang masuk ke kawasan TNTC, hal ini
diakibatkan oleh informasi tentang kawasan TNTC
mulai dikenal dunia sebagai salah satu destinasi
wisata yang unik dan menarik serta boomingnya wi-
sata Hiu Paus/Whale Shark yang memiliki keunikan
dibandingkan dengan lokasi lain di mancanegara.
Dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang
berkunjung ke TNTC akan berdampak terhadap
peningkatan Pendapatan Negara Bukan Pajak
(PNBP) yang berasal dari sektor pariwisata yang
pungutannya dilakukan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 59 Tahun 1998 tentang tarif
atas jenispenerimaan negara bukan pajak (PNBP)
yang berlaku pada Departemen Kehutanan. Berikut
tabel realisasi PNBPdari sektor wisata pada Balai
Besar TN. Teluk Cenderawasih :
Wisatawan yang datang berkunjung ke kawasan
TNTC melalui 3 (tiga) pintu masuk, yaitu via
Manokwari (penjemputan oleh tour travel di airport
*) PEH Pelaksana pada BBTNTC
Tahun Jumlah PNBP (Rp.)
2008 5.015.000,-
2009 6.844.000,-
2010 13.894.500,-
2011 80.254.000,-
2012 221.605.500,-
7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
8/40
P a g e 8 B u l e t i n t r i t o n i s
A R T I K E L
snorkeling dengan Hiu Paus (Whale Shark), night
bagan tour (fishing process), house of reef diving
dan sport fishing (C&R). Sedangkan untuk trip di
daratan, ditawarkan paradise bird watching. Potensi
adat istiadat dan seni-budaya setempat, seperti
village tour dan Papua cultural juga turut
meramaikan sajian wisata. Kegiatan ini dimulai
dengan upacara penyambutan tamu dengan tarian-
tarian tradisional, wisata kampung dan tidak
ketinggalan menu setempat juga turut disuguhkan.
Dalam kegiatan pariwisata alam tersebut,
masyarakat lokal mengambil porsinya sebagai lead-
er dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan.
Konsep yang dinamis dan berbasis masyarakat ter-
sebut mendatangkan simpati dan sambutan tangan
terbuka bagi Kali Lemon Resort. Namun sebelum
ambil bagian dalam upaya pengembangan pari-
wisata tersebut, beberapa masyarakat Kwatisore
mendapat bekal keterampilan dan keahlian bidang
minat khusus yang mendukung upaya pengem-
bangan pariwisata dengan fasilitasi dari Kali Lemon
Resort.
Upaya Kali Lemon Resort dalam memperkenal-
kan potensi wisata di Taman Nasional Teluk
Cenderawasih melalui media cetak (tabloid, maja-
lah, koran dan jurnal), media televisi, internet dan
Kali Lemon Resort yang berlokasi di
Kwatisore, Kabupaten Nabire merupakan
salah satu operator wisata yang mengusung
konsep pengembangan pariwisata berbasis
kemasyarakatan. Masyarakat Kwatisore yang
diberdayakan untuk menjadi pelaku utama dalam
upaya pengembangan wisata alam, tentunya sangat
mendukung keberadaan Kali Lemon Resort yang
mereka pandang sebagai penyedia lapangan kerja.
Program wisata yang ditawarkan oleh resort ini
cukup bervariasi, mulai dari wisata bahari hingga
trip wisata hutan daratan yang mempesona, bahkan
keunikan dan kekhasan potensi adat istiadat, seni-
budaya dan menu setempat juga turut ditawarkan.
Untuk wisata bahari mereka menawarkan diving/
U p a y a K a l i L e m o n R e s o r t
d a l a m M e n d u k u n g P r o m o s iW i s a t a A l a m T N T C
Paradise Bird Watching
(Kali Lemon Resort Documentation)
Sebuah bukti partisipasi aktif pihak yang
mendukung aktivitas wisata alam TNTC . Erwin Kusumah Nanjaya, S.Hut*)
7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
9/40
P a g e 9E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3
A R T I K E L .
online, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
(Kemenparekraf) juga memanfaatkan jejaring sosialdan sosial media dalam meningkatkan promosi
wisata untuk menyasar segmen-segmen yang po-
tensial. Bagi Kemenparekraf, promosi wisata me-
lalui jejaring sosial seperti twitter, facebook, dan
blog sangat efektif untuk menjaring segmen
pengguna internet aktif yang umumnya berasal dari
kalangan generasi muda yang melek IT. Selain
itu, daya jangkau promosi secara online lebih luas
ketimbang promosi wisata secara konvensional.
Promosi wisata secara online juga memiliki efek
yang kuat. Melalui promosi online, pariwisata Indo-
nesia semakin dikenal di dunia sehingga kunjungan
wisatawan mancanegara ke Indonesia semakin
meningkat.
Daftar PustakaPromosi Wisata Manfaatkan Jejaring Komunikasi Segmen
Potensial. http://www.surabayapagi.com.
960 Desa Wisata pada Tahun 2012; http://
travel.kompas.com/read
menjalin kemitraan untuk memperkuat jaringan pa-
riwisata, menuai hasil yang menggembirakan.Alhasil, promosi mendatangkan pengunjung dari da-
lam dan luar negeri. Selama ini para wisatawan
yang berkunjung berasal dari Indonesia sendiri,
Singapura, Malaysia, Thailand, Amerika, Perancis,
Inggris, Jepang, Jerman, Rusia, dll. Sedangkan me-
dia yang datang untuk meliput keindahan Taman
Nasional Teluk Cenderawasih ialah Trans 7,
Kompas TV, Trans TV, MNC TV dan yang terakhir
media dari Jepang (CTV).
Kegiatan promosi wisata yang dijalankan Kali
Lemon Resort ini merupakan langkah yang tepat,
mengingat pengguna media internet di seluruh
dunia mengalami peningkatan sebesar 3,1%. Ca-
paian angka tersebut setara dengan 75,6% dari
populasi penduduk dunia. Selama 5 (lima) tahun
terakhir, terjadi kenaikan pengguna internet sebe-
sar 121%. Sebanyak 2/3 dari seluruh pengguna in-
ternet akan menggunakan jejaring sosial. Data
pengguna internet tersebut menggambarkan
bagaimana prospek promosi wisata melalui media
online sangat besar. Data tersebut juga mem-berikan simulasi sederhana terhadap langkah ter-
baik yang bisa diambil dari pemanfaatan media
online. Bahkan dalam menyiarkan informasi secara
*)Penyuluh Kehutanan Pertama pada BPTN I Nabire
7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
10/40
L o m b a W a n a L e s t a r i S e b a g a i
W u j u d K e t e r l i b a t a n M a s y a r a k a tD a l a m K o n s e r v a s i S u m b e r D a y a
A l a m
K O N S E R V S I K W S NP a g e 1 0 B u l e t i n t r i t o n i s
dan khusus. Persyaratan umum meliputi : 1). Belum
pernah menjadi pemenang pertama lomba penghi-
jauan dan konservasi alam tingkat provinsi dalam 3
(tiga) tahun terakhir. 2).Telah melakukan kegiatan
dalam bidang penghijauan, rehabilitasi lahan/hutanserta konservasi sumberdaya alam sekurang-
kurangnya 3 (tiga) tahun dan terdapat aktifitas fisik
di lapangan. 3). Memberikan dampak positif dalam
pembangunan kehutanan.
Persyaratan khusus untuk Kader Konservasi
Alam (KKA) meliputi: a). Kader konservasi adalah
perorangan; b). Telah mengikuti pendidikan atau
penunjukkan sebagai kader konservasi; c). Mempu-
nyai nomor kader konservasi dan/atau surat kepu-
tusan penetapan sebagai kader konservasi dariDirektorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Kon-
servasi Alam (PHKA); d). Kegiatan yang dilakukan
dalam bidang-bidang dimaksud tidak merupakan
proyek/kegiatan yang didanai pemerintah
(swadaya, swadana) dalam 3 tahun terakhir; e). Te-
lah berhasil melaksanakan pemberdayaan masyara-
kat; f). Telah melakukan kemitraan.
Sedangkan syarat khusus untuk peserta Ke-
lompok Pecinta Alam (KPA) antara lain: a). Merupa-
kan Kelompok Pecinta Alam (KPA) yang bernaung di
bawah perguruan tinggi negeri/swasta, Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama (SLTP), Pramuka, dan organisasi
kepemudaan/keagamaan; b). Telah tercatat di sa-
lah satu instansi kehutanan daerah; c). Mempunyai
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga sebagai
organisasi pecinta alam; d). Kegiatan yang dila-
kukan dapat dinilai sebagai upaya penting dalam
konservasi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya; e). Kegiatan yang dilakukan dalam
bidang-bidang dimaksud tidak merupakan proyek/
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan
P.10/Menhut-II/2011 bahwa Kementerian
Kehutanan telah menetapkan Enam Ke-
bijakan Prioritas Bidang Kehutanan dalam program
pembangunan nasional yaitu: 1) Pemantapan Ka-wasan Hutan; 2) Rehabilitasi Hutan dan Pening-
katan Daya Dukung Daerah Aliran Sungai (DAS); 3)
Pengamanan Hutan dan Pengendalian Kebakaran
Hutan; 4) Konservasi Keanekaragaman Hayati; 5)
Revitalisasi Pemanfaatan Hutan dan Industri Kehu-
tanan; dan 6) Pemberdayaan Masyarakat di sekitar
hutan. Kebijakan tersebut diimplementasikan da-
lam program-program pembangunan Kehutanan.
Keberhasilan program tersebut sepenuhnya tentu
membutuhkan peran aktif dari masyarakat.
Besarnya peran aktif masyarakat menjadi salah sa-
tu perhatian dari Kementerian Kehutanan untuk
memberikan penghargaan sebagai wujud kepedu-
lian atas perannya.
Penghargaan ini diberikan kepada desa atau
kelurahan, masyarakat dan aparat kehutanan atas
prestasi yang dicapai dalam berbagai kegiatan pem-
bangunan kehutanan khususnya rehabilitasi lahan
dan konservasi sumberdaya alam. Hal ini dimak-
sudkan agar merangsang dan memotivasi seluruh
komponen masyarakat untuk secara aktif ikut terli-
bat dan berperan dalam upaya rehabilitasi dan kon-
servasi sumberdaya alam.
Peserta Lomba Kader Konservasi Alam (KKA) danKelompok Pencinta Alam (KPA) Tahun 2013.
Peserta lomba KKA dan KPA tahun 2013
mengacu pada pedoman umum yang diterbitkan
oleh Kementerian Kehutanan. Penilaian KKA dan
KPA secara nasional berpedoman pada Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor P.22/Menhut-II/2013.
Peraturan ini memuat adanya persyaratan umum
Sebuah prestasi duta Kader Konservasi dan
Kelompok Pecinta Alam yang membanggakanManerep Siregar, SP., M.Si*)
7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
11/40
K O N S E R V A S I K A W A S A N
E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3 P a g e 1 1
Set i yawan
m e n j a d iperwakilan
P r o v i n s i
Papua Barat
ke Jakarta
pada tang-
g a l 1 5
A g u s t u s
2013 untuk
berlomba ke tingkat nasional. Perwakilan provinsi
melaksanakan kegiatan di Jakarta mulai tanggal
16-19 Agustus 2013. Tentunya kesempatan ini sa-
ngat menggembirakan bagi mereka karena
mendapat banyak pengalaman selama di Jakarta.
Selain itu bertemu langsung dengan para duta-duta
kader konservasi dan KPA dari seluruh provinsi In-
donesia. Selama temu karya beberapa momen
penting yang diikuti adalah Temu wicara dengan
Menteri Kehutanan dan Presiden Republik Indone-
sia; mengikuti sidang Paripurna DPR RI; mengikuti
Upacara pengibaran bendera pusaka pada tanggal
17 Agustus 2013 dan wisata ke Taman Mini Indone-sia Indah. Selain beberapa momen penting yang
dikuti oleh peserta, semua pemenang tingkat
provinsi mendapatkan penghargaan dari Kementeri-
an Kehutanan berupa tropi, uang pembinaan dan
transportasi PP ke daerah asal. Pemberian penghar-
gaan ini diharapkan dapat menambah semangat
dan motivasi peserta agar lebih bersemangat untuk
menjaga dan melestarikan sumber daya alam hutan
di Indonesia.
Daftar PustakaKementerian Kehutanan, 2011. Peraturan Menteri Kehu-
tanan Republik Indonesia Nomor : P. 10/Menhut-Ii/2011 Tentang 6 (Enam) Kebijakan Prioritas Bi-dang Kehutanan Dalam Program Pembangunan
Nasional Kabinet Indonesia Bersatu II.
Kementerian Kehutanan, 2013. Peraturan Menteri Kehu-tanan Republik Indonesia Nomor : P.22/Menhut-
II/2013 Tentang Pedoman Umum Penilaian Lomba
Wana Lestari.
kegiatan yang didanai pemerintah (swadaya, swada-
na) dalam 3 (tiga) tahun terakhir; f). Telah berhasilmelaksanakan pemberdayaan masyarakat. g). Telah
melakukan kemitraan; h). Mempunyai kelompok
binaan; i). Memperoleh rekomendasi dari instansi
pembina teknis (Balai Konservasi Sumber Daya
Alam atau Balai Taman Nasional).
Duta KKA dan KPA Provinsi Papua Barat Tahun2013.
Pemenang KKA dan KPA provinsi Papua Barat
Tahun 2013 adalah binaan Balai Besar Taman Na-
sional Teluk Cenderawasih. Dinas KehutananProvinsi Papua Barat selaku Ketua Tim bersama in-
stansi terkait lainnya melakukan seleksi terhadap
calon-calon KKA dan KPA tingkat Provinsi Papua
Barat. Hasil seleksi selanjutnya diusulkan penetap-
annya dalam bentuk Keputusan Gubernur Provinsi
Papua Barat. Berdasarkan Keputusan Gubernur
Provinsi Papua Barat Nomor: 522.4/116/6/2013
Tahun 2013 tanggal 25 Juni 2013 tentang Penetap-
an Pemenang Lomba Penghijauan dan Kader Kon-
servasi Alam Tingkat Provinsi Pupua Barat sebagai
berikut: Untuk kategori Kader Konservasi Alam
(KKA) adalah Teopilus Kobosibaba, dan untuk kate-gori Kelompok Pencinta Alam (KPA) adalah KPA PE-
LITA (Pemuda Islam Cinta Alam) dengan ketuanya
adalah Wahyu Risqi Setiyawan. Keberhasilan kaderkonservasi an. Saudara Teopilus Kobosisibaba dan
KPA PELITA tentunya melalui perjuangan yang ketat,
karena harus bisa bersaing dengan peserta dari ka-
bupaten-kabupaten yang ada di Provinsi Papua Ba-
rat. Peserta yang terpilih mewakili Provinsi Papua
Barat dalam Lomba Penghijauan dan KonservasiAlam Wana Lestari Tahun 2013 pada tingkat na-
sional di Jakarta.
Akhirnya berdasarkan surat dari Direktorat Pe-
manfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi
dan Hutan Lindung Kementerian Kehutanan No.
S.463/PJLKKHL-4/2013 tanggal 1 Agustus 2013
tentang pemanggilan peserta temu karya/
sarasehan lomba penghijauan dan Konservasi alam
pemenang tingkat provinsi maka saudara Teopilus
Kobosibaba dan Ketua KPA Saudara Wahyu Risqi*)Kepala Seksi P3 pada BBTNTC
7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
12/40
P r o m o s i K a m p u n g W i s a t a( S t u d i K a s u s d i K a m p u n g A k u d i o m i )
Erwin Kusumah Nanjaya, S.Hut.*)
Pesona Akudiomi mulai mengundang decak
kagum peminat wisata alam .
P a g e 1 2
A R T I K E L
B u l e t i n t r i t o n i s
dengan desa. Selain itu, pengembangan desa
wisata ini juga sejalan dengan paradigma baru pari-
wisata, yaitu pariwisata milik rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat. Dengan demikian rakyat menjadipenggerak dan pelaku utama kegiatan kepa-
riwisataan.
Kampung Akudiomi merupakan salah satu kam-
pung yang terdapat di wilayah kerja Seksi Penge-
lolaan Taman Nasional Wilayah I Kwatisore. Kam-
pung ini memiliki daya tarik yang bisa diandalkan,
selain wisata budaya dan adat istiadatnya, Kam-
pung Akudiomi juga menyimpan potensi wisata mi-
nat khusus yang telah tersohor hingga mancanega-
ra. Berikut ini potensi yang dapat dihimpun di Kam-
pung Akudiomi dan Perairan Kwatisore.
1. Wisata atraksi Hiu Paus Whale Shark)Atraksi Hiu Paus (Whale Shark) menjadi salah
satu andalan Perairan Kwatisore/Akudiomi. Wisata
Hiu Paus (Whale Shark) ini dapat dinikmati dengan
cara bersnorkeling atau diving. Kemunculan Hiu
Paus di Perairan Kwatisore/Akudiomi terjadi sepan-
jang tahun. Fenomena ini berbeda dengan
kemunculan Hiu Paus di negara lain, seperti Filipina
atau Australia. Oleh karena itu, para peminat wisata
ini tidak akan mengalami kesulitan untuk ber-
Pengembangan pariwisata berbasis desa
wisata menjadi salah satu upaya pemerintah
untuk lebih meningkatkan kunjungan
wisatawan ke Indonesia. Pemerintah melalui Ke-menterian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif semakin
serius mengembangkan pariwisata berbasis desa
wisata. Salah satu indikasinya adalah Ke-
menparekraf pada 2011, sudah mengembangkan
569 desa menjadi desa wisata. Kemenparekraf ju-
ga menargetkan sebanyak 960 desa untuk dikem-
bangkan menjadi desa wisata pada tahun 2012 ini.
Jumlah ini bahkan akan terus ditingkatkan hingga
mencapai sekitar 2.000 desa pada tahun 2014.
Bagi Kemenparekraf, pengembangan desa wisata
mampu memberikan dampak pemerataan pem-
bangunan hingga tingkat desa dan mengangkat
tingkat perekonomian masyarakat. Oleh karena itu,
pengembangan desa wisata ini bertujuan melibat-
kan masyarakat dalam pengembangan kepa-
riwisataan, artinya masyarakat dengan kebudayaan
yang dimiliki tidak hanya menjadi obyek pariwisata,
namun juga pelaku pariwisata.
Prinsip dasar pengembangan desa wisata ada-
lah pengembangan fasilitas-fasilitas wisata dalam
skala kecil beserta pelayanan di dalam atau dekat
7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
13/40
E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3
A R T I K E L
P a g e 1 3
didominasi oleh kecuraman dengan sudut diatas
45
. Karena kecuraman yang tinggi tersebut me-nyebabkan waktu tempuh dari bawah menuju pun-
cak relatif lama, walaupun sebenarnya ketinggian
puncak tidak terlalu tinggi. Sepanjang pendakian
sangat terasa tantangan medan yang memacu
adrenalin. Namun demikian segala jerih payah da-
lam upaya pendakian menuju Batu Akudiomi akan
terbayar jika kita telah mencapai puncak dan
menikmati panorama dari atas Batu Akudiomi.
Beberapa potensi tersebut jika ditunjang dengan
upaya pengembangan dan promosi wisata yang
serius, intens dan terarah segmentasi pasarnya
akan menjadi sangat menjanjikan untuk industri pa-
riwisata. Taman Nasional Teluk Cenderawasih se-
bagai pengelola kawasan konservasi dan pintu ma-
suk akan mendapatkan tambahan PNBP dari pu-
ngutan karcis masuk. Sebelum semuanya dapat
berjalan sebagai suatu paket wisata yang dapat
mempesona pengunjung, masyarakat kampung ha-
rus dipersiapkan secara masal untuk siap meneri-
ma tamu/wisatawan. Persiapan yang diperlukan
meliputi suguhan seni-budaya dan pegelaran adatistiadat setempat serta menu makanan yang khas.
Kegiatan village tour yang akan memperlihatkan
keunikan dan keindahan panorama kampung akan
menjadi menu wisata andalan. Pendakian ke Batu
Akudiomi dan pengamatan Burung Cenderawasih
akan sangat mengesankan bagi wisatawan dengan
segmen pasar wisata minat khusus.
Upaya promosi dapat dilakukan dengan cara
menyebarkan informasi melalui media internet,
brosur, leaflet yang berisikan suatu paket wisatayang dapat dinikmati, seperti yang telah dilakukan
oleh operator wisata di Kali Lemon Resort.
Daftar PustakaPromosi Wisata Manfaatkan Jejaring Komunikasi Segmen
Potensial; http://www.surabayapagi.com.
P e n g e m b a n g a n P r o m o s i D e s a ; h t t p : / /www.desawisatasamangki.com.960 Desa Wisata
pada Tahun 2012; http://travel.kompas.com/read
interaksi dengan Hiu Paus. Di Filipina keberadaan
Hiu Paus dapat dinikmati berdasarkan musim
kemunculannya.
2. Pengamatan Duyung Dugong dugon)Seperti halnya atraksi Hiu Paus (Whale Shark),
pengamatan Duyung (Dugong dugon) juga dapat
dinikmati di Perairan Kwatisore/Akudiomi. Waktu
pengamatan terbaik bagi Duyung (Dugong dugon)
ini ialah pada pagi dan sore hari ketika air sedang
pasang. Duyung biasanya muncul di tempat spesies
ini mencari makan, yaitu di padang lamun. Sama
halnya dengan atraksi Hiu Paus, pengamatan
Duyung juga masih dapat dinikmati di sekitarperairan Kwatisore/Akudiomi. Padang lamun di
sekitar Kwatisore/Akudiomi dapat dijumpai di de-
pan kampung ke arah laut. Selain itu padang lamun
juga lazim ditemui di sekitar Kali Lemon Resort. Na-
mun demikian kemunculan Duyung ini seringkali
terdeteksi di dekat kampung Kwatisore/Akudiomi.
3. Batu AkudiomiBatu Akudiomi merupakan batu berukuran besar
yang terdapat di Kampung Akudiomi, tepatnya dia-
tas puncak bukit (di atas kampung). Batu Akudiomimemiliki ketinggian yang kurang lebih sejajar
dengan pucuk-pucuk pohon yang tumbuh di lereng-
lereng bukit. Dari kejauhan batu tersebut tampak
berwarna oranye.
Dari Kampung menuju Batu Akudiomi dapat
ditempuh selama 3060 menit, tergantung dari
kemampuan dan kecepatan pendaki. Sepanjang
pendakian, topografi dari bawah hingga mendekati
puncak (letak Batu Akudiomi), memilki variasi kecu-
raman yang hampir sama. Keadaan medan*)Penyuluh Kehutanan Pertama Pada BPTN I Nabire
http://www.surabayapagi.com/http://travel.kompas.com/readhttp://travel.kompas.com/readhttp://www.surabayapagi.com/7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
14/40
P a g e 1 4
R T I K E LB u l e t i n t r i t o n i s
bekerjasama dengan pihak swasta untuk jasapenyewaan alat selam. Selain itu, sarana
telekomunikasi juga dirasakan masih kurang, untukmengatasi masalah ini Balai Besar TNTC bisamemberikan masukan kepada pemerintah daerahuntuk membangun menara Base Transceiver
Station(BTS).
Promosi
Salah satu faktor yang mendukung peningkatanjumlah wisatawan ke kawasan TNTC adalahpromosi yang dilakukan Balai Besar TNTC. Promosidilakukan melalui media cetak dan mediaelektronik. Balai Besar TNTC melakukan promosimelalui pemasangan iklan di tempat-tempat publik,
seperti Bandara dan Pelabuhan. Selain itu promosijuga dilakukan melalui Buletin, Buku Informasi,Leaflet, pengunggahan video ke internet, danpengenalan Taman Nasional Teluk Cenderawasihke sekolah-sekolah. Selain promosi melalui mediacetak dan elektronik, Balai Besar TNTC jugamelakukan promosi melalui souvenir TNTC dan
kegiatan pameran.
Dengan adanya promosi yang cukup intensifbeberapa tahun terakhir jumlah pengunjung keTaman Nasional Teluk Cenderawasih meningkatsignifikan. Berdasarkan data base pengunjung
BBTNTC, tahun 2009 jumlah kunjungan ke kawasanTNTC adalah 54 pengunjung dan jumlahpengunjung pada tahun 2010 adalah 39pengunjung. Pada tahun 2011 jumlah pengunjungmeningkat menjadi 741, dan pada tahun 2012jumlah pengunjung 1764. Dan sampai denganbulan Agustus tahun 2013 jumlah pengunjungkawasan TNTC sebesar 1318 pengunjung.Meningkatnya jumlah pengunjung memberikandampak positif bagi penerimaan PenerimaanNegara Bukan Pajak (PNBP), dan juga diharapkandapat meningkatkan pendapatan masyarakat di
sekitar tempat wisata.
awasan Taman Nasional Teluk
Cenderawasih menyimpan beranekaragamsumber daya alam dan potensi wisata yang telahdan akan terus dikembangkan dan dilestarikan.Dalam pengelolaannya Balai Besar Taman NasionalTeluk Cenderawasih (BBTNTC) didukung olehsumber daya manusia yang mempunyai tugaspokok dan fungsi masing-masing. Selain itu,BBTNTC dalam melaksanakan tupoksinya jugabekerjasama dengan berbagai pihak yangmendukung upaya pelestarian alam.
Potensi wisataTaman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC)
memiliki keanekaragaman sumber daya alam yangtinggi, selain itu TNTC juga memiliki potensi wisatayang banyak. Dengan tingginya keanekaragamansumber daya alam dan obyek wisata diharapkanTNTC menjadi salah satu tujuan utama bagi parapeneliti, wisatawan dan pemerhati konservasi.Potensi Wisata yang ada di TN Teluk Cenderawasihantara lain : terumbu karang, pemandangan bawahlaut, sumber air panas, budaya, religi, sejarah,keindahan pantai serta pengamatan flora danfauna. Sekitar 3 (tiga) tahun terakhir, atraksi HiuPaus (Whale Shark) menjadi salah satu objekwisata di kawasan TNTC yang paling banyak
diminati wisatawan selain diving.
Sarana dan Prasarana Pendukung PariwisataSarana dan prasarana untuk menunjang
kegiatan wisata di kawasan TNTC saat ini, antaralain: resort di kali lemon yang merupakan milikswasta, pondok wisata, dan field station(hibah dariWWF-Indonesia). Sarana dan prasarana yang adasaat ini dirasakan masih kurang, beberapaalternatif yang bisa dilakukan untuk mengantisipasiminimnya tempat penginapan bagi wisatawanadalah menyewa rumah penduduk sebagai tempatmenginap. Sedangkan untuk menyediakan
peralatan selam, pihak Balai Besar TNTC
P E N G E L O L A A N W I S ATA D I K A WA S A NTA M A N N A S I O N A L T E L U K
C E N D E R A W A S I H
Erwin Rini Purwanti,S.Si.*)
Sebuah usaha yang membutuhkan komitmen
tinggi
7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
15/40
E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3
A R T I K E L
P a g e 1 5
yang terjalin menyangkut peraturan daerah tentangaturan pariwisata dan workshop sinergitaspengembangan pariwisata alam di kawasan TNTC.
Kerjasama dengan LSM dilakukan denganWWF-Indonesia. Bentuk kerjasama yang telahdilakukan, antara lain : Workshop tentangEkowisata Hiu Paus, Strategi Komunikasi dalampengelolaan TNTC. Sedangkan kerjasama denganmasyarakat dilakukan dalam bentuk pemberiankesempatan kepada masyarakat untuk menjadipemandu wisata dan mendorong masyarakat untukmengembangkan daya kreatif dalam membuatkerajinan maupun atraksi budaya.
Peningkatan jumlah pengunjung di kawasanTNTC merupakan dampak positif bagi upayapeningkatan PNBP (aspek ekonomi), dankesejahteraan masyarakat dalam kawasan sertapengenalan kawasan TNTC kepada masyarakat luas(aspek sosial). Namun di sisi lain, denganmeningkatnya jumlah pengunjung akan berdampak(baik langsung ataupun tidak langsung) bagikeseimbangan ekologi. Untuk itu, Balai Besar TNTCharus tetap memperhatikan aspek sosial, ekonomidan ekologi dalam pengelolaan pariwisata dikawasan.
PustakaBalai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih. 2013.
Laporan Statistik Balai Besar TN Teluk Cenderawasih
Tahun 2012. Manokwari
kawasan yang dilakukan oleh Balai Besar TNTC,antara lain : penjelasan informasi tentang potensiwisata yang ada di kawasan TNTC dan pembuatanSIMAKSI (Surat Ijin Memasuki KawasanKonservasi). Selain itu terdapat pendampingwisata/guide lokal yang melayani wisatawan
berkeliling ke tempat wisata yang berasal darimasyarakat. Pendamping wisata/ guide lokalbiasanya dilakukan oleh kader konservasi. Terdapatjuga penyedia guide lokal dari papua pro, ahe resortatau papua ecotourism. Pelayanan bagi pengunjungyang akan berkunjung ke kawasan TNTC bisadilakukan di kantor Balai Besar TNTC, kantor BidangPTN Wilayah I Nabire, kantor Bidang PTN Wilayah IIWasior dan kantor Bidang PTN Wilayah III Ransiki.Peningkatan jumlah pengunjung harus diimbangidengan peningkatan pelayanan kepadapengunjung. Peningkatan layanan tersebut, antaralain : kemudahan mendapatkan informasi potensi
wisata yang ada, pemandu atau pendamping wisatayang kompeten, dan pelayanan pada saatpembuatan SIMAKSI (Surat Ijin Memasuki KawasanKonservasi).Kerjasama
Balai Besar TNTC telah melakukan kerjasamadengan beberapa pihak dalam pengelolaan TNTC,termasuk kerjasama dalam pariwisata. BBTNTCbekerjasama dengan Pemerintah Daerah, Pihakswasta (operator wisata), Lembaga SwadayaMasyarakat (LSM) dan masyarakat. Balai BesarTNTC dalam pengelolaan pariwisata bekerjasamadengan Pemerintah Daerah Kabupaten Nabire dan
Kabupaten Teluk Wondama. Bentuk kerjasama
*)PEH Pertama Pada BBTNTC
7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
16/40
P a g e 1 6 B u l e t i n t r i t o n i s
R T I K E L
P A R I W I S AT A A L A M T A M A N N A S I O N A LT E L U K C E N D E R A WA S I H
( A N T A R A T A N T A N G A N , H A R A P A N D A N P E L U A N G )
Muhibbuddin Danan Jaya *)
Keberhasilan tidak akan digapai bila kita
tidak pandai dalam memanfaatkan peluang
rend perkembangan pariwisata di Indonesialima tahun terakhir ini menunjukkan grafikpositif, dimana semakin banyak masyarakatyang mengalokasikan anggaran dalam rumah
tangganya untuk kegiatan wisata, baik itu wisatadalam lingkup domestik maupun wisata lintas daerah.Meningkatnya trend sadar wisata sebagianmasyarakat ini dipengaruhi oleh meningkatnyapendapatan, kemudahan akses transportasi yang adalima tahun terakhir ini serta semakin luas danbanyaknya jaringan informasi yang bisa diakses danmenampilkan informasi destinasi tujuan wisata diseluruh pelosok penjuru Indonesia ini.
Eksotisme alam di dalam kawasan TamanNasional Teluk Cenderawasih (TNTC), tidak kalahdengan daerah lain yang ada dibelahan bumimanapun, bahkan jauh lebih indah dari beberapa
daerah yang sudah banyak di ekspose oleh beberapajaringan promosi wisata selama ini. TNTC sebagaisalah satu taman nasional laut yang berada diIndonesia memiliki kondisi bentang alam yang khasdimana potensi kawasan TNTC hampir 90% berupakawasan laut dalam yang menjadi tempat hidup dariribuan jenis ikan dan beberapa diantaranyamerupakan jenis ikan endemik.Potensi Kawasan TNTC
Potensi yang dimiliki TNTC yang menjadi dayatarik wisatawan antara lain keindahan bentanganalamnya, keindahan terumbu karang besertaekosistem yang berada di dalamnya hamparan hutanmangrove yang masih terjaga, keindahan atraksikumpulan lumba-lumba bermain di lautan lepas,
keragaman budaya masyarakat dalam kawasanTeluk Cenderawasih serta adanya ikan terbesar didalam kawasan TNTC yaitu ikan Hiu Paus. Ikan HiuPaus ini menjadi salah satu ikon pariwisata di Teluk
Cenderawasih tiga tahun terakhir ini. Denganhadirnya Hiu paus sebagai salah satu cirikhaspariwisata yang dimiliki TNTC ini, trend kunjunganpariwisata di TNTC dua tahun ini semakinmeningkat.Visi Pengelolaan TNTC
Dalam melakukan pengelolaan kawasan TNTCini, pihak manajemen Balai Besar Taman NasionalTeluk Cenderawasih (BBTNTC)- memiliki visi dan misisebagai acuan dalam pengelolaan kawasan. VisiBBTNTC dalam melakukan pengelolaan kawasankonservasi ini adalah Tewujudnya kawasan TNTCyang lestari berdasarkan kearifan lokal guna
peningkatan kesejahteraan masyarakat didalamdan sekitar kawasan.Mengingat keberadaan dan hubungan antara
masyarakat dan kawasan TNTC tidak bisadipisahkan dan saling berkaitan, maka dalampengelolaan kawasan harus melibatkan masyarakat.Keberadaan masyarakat ini menjadi potensi yangharus dibina dalam melakukan pengelolaankawasan ini. Demikian halnya dalam pengembanganpariwisata, masyarakat harus dilibatkan sebagaipelaku pengelolaan pariwisata, bukan hanyasebagai penonton.Kesiapan Masyarakat dan Pemerintah DaerahMenjadi Tuan Rumah Wisatawan?
Ketersediaan insfrastruktur dan sarana
7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
17/40
E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3 P a g e 1 7
A R T I K E L
*)Penyuluh Kehutanan Pelaksana Pada BBTNTC
prasarana yang memadai menjadi bagian yang tidakbisa dipisahkan dalam penunjang pariwisata,
sehingga bisa menciptakan rasa nyaman wisatawansaat berada di daerah yang dikunjunginya. Perananpemerintah yang bisa dilakukan dalam menunjangpengembangan pariwisata alam didalam kawasanTNTC antara lain menyediakan sarana transportasireguler untuk menuju kawasan serta memberikanjaminan keamanan wilayah yang dikunjungiwisatawan. Sedangkan masyarakat yang berada didalam kawasan destinasi wisata dapat menyediakanjasa atraksi budaya dan menyediakan kuliner lokalyang dapat dijajakan kepada setiap pengunjung yangdatang.
Namun kondisi saat ini, jaringan transportasi
untuk menuju kawasan TNTC dan sarana danprasarana didalam kawasan TNTC masih terbilangbelum memadai, sehingga pergerakan wisatawanuntuk menuju kawasan masih tebatas. Denganterbatasnya jaringan transportasi, saat ini masihterbatas wisatawan yang bisa mangunjungi kawasanTNTC dikarenakan masih mahalnya biaya untukmenyeberang kedalam kawasan dan masihterbatasnya sarana dan prasarana sebagai tempattinggal selama didalam kawasan.
Bercermin dari kondisi di atas, perlu adanyainisiatif dari pemerintah daerah untuk menyediakansarana transportasi reguler menuju beberapa titik
central wisata dengan biaya yang lebih terjangkau,sehingga dapat meningkatkan jumlah kunjunganwisatawan. Sedangkan masyarakat yang berada didalam kawasan diberikan pelatihan ketrampilanpengemasan atraksi budaya, pengolahan danpengemasan makanan lokal yang higienis danpendampingan untuk menyediakan sarana danprasarana minimal yang layak untuk ditempati,untukbisa disewakan kepada wisatawan yang akan staydidalam kawasan untuk beberapa saat.Peluang Harapan dan Tantangan Pengembanganpariwisata TNTC
Keberadaan Spot Wisata di dalam kawasan
TNTC sudah mulai dikenal oleh dunia. Hal ini dapatditunjukkan dengan jumlah kunjungan wisatawanyang datang kekawasan TNTC sebagian besarmerupakan wisatawan mancanegara. Namunwisatawan yang datang kedalam kawasan TNTCsebagian besar merupakan wisatawan minat khusus,yang datang kekawasan TNTC menggunakan jasa touroperator dengan menggunakan kapal liveaboard.Menurut data dari laporan Statistik Balai Besar TNTC,kunjungan wisatawan di Taman nasional TelukCenderawasih tahun 2012 mencapai 1.757 orang,dibanding jumlah kunjungan tahun 2011 yang hanya742 orang. Peningkatan jumlah pengunjung didalamkawasan TNTC ini salah satunya karena keberadaanWhale Shark di dalam kawasan TNTC, yang bisa
ditemui oleh wisatawan hampir setiap hari, saat pagimaupun sore hari. Keberadaan TNTC juga sudah
mula dikenal di dunia maya. Saat kita akses internetdan memasukkan kata kunci Teluk Cenderawasihmaupun Whale Shark kama dalam waktu sekejapakan muncul ratusan bahkan ribuan tulisan yangmembicarakan eksotisme alam didalam kawasanTeluk Cenderawasih ini.
Meningkatnya trend jumlah kunjunganwisatawan kedalam kawasan TNTC dan semakinbanyaknya informasi yang disediakan di dunia maya,ini menjadi sebuah peluang yang cukup besar dalamrangka mengembangkan sarana dan prasanawisata, sehingga bisa lebih siap menampung lebihbanyak lagi wisatawan yang datang ke dalam
kawasan TNTC. Semakin banyak pilihan dan ragampaket wiisata yang bisa dikemas dan ditawarkankepada setiap wisatawan dan harga yangterjangkau, akan membuka peluang semakinbanyaknya wisatawan tertarik untuk datangberkunjung dan memberikan efek positif terhadapperekonomian masyarakat yang berada disekitardan didalam kawasan TNTC dengan menjajakansegala macam jasa dan produk-produk lokalnya.
Namun untuk mewujudkan impian besar itu,didepan masih terdapat tantangan yang harusdipecahkan bersama-sama oleh semua pihak yangberkepentingan, sehingga geliat pariwisata alam di
TNTC akan benar benar terwujud. Setidaknya adatiga tantangan yang harus segera dipecahkan, yaitu:1. Memberikan ketrampilan kepada kelompokmasyarakat, sehingga bisa menggali danmemproduksi barang dan jasa yang bisa menjadidayatarik wisatawan dengan memanfaatkan potensilokal yanga da disekitarnya. 2. Merubah polamasyarakat yang pada awalnya cenderung lebihmenitikberatkan aspek konsutif nya menujupasyarakat yang produktif. Serta 3. Pemerintahdaerah harus bisa menjamin tersedianyatransportasi reguler yang terjangkau bagimasyarakat maupun wisatawan menuju beberapa
destinasi central pariwisata.Dengan melihat gambaran diatas, harapan kamisemoga geliat pariwisata akan lebih besar lagi dandapat memberikan manfaat kesejahteraan terhadapmasyarakat yang berada disekitarnya.
PUSTAKAhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata, diakses 02
Oktober 2013
Tim Penyusun. 2013.Laporan Statistik balai Besar Tamannasional Teluk Cenderawasih 2012, KementrianKehutanan, Manokwari.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisatahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
18/40
P a g e 1 8
R T I K E LB u l e t i n t r i t o n i s
tingan dan pengaruh stakeholders disajikan pada
gambar 1.
Keterangan:
1: Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih; 2: Di-
nas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua Barat; 3: Di-nas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua Barat;4:Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga
Kabupaten Teluk Wondama; 5: Dinas Kelautan dan Per-ikanan Kabupaten Teluk Wondama; 6: BP3D KabupatenTeluk Wondama; 7: Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten
Teluk Wondama; 8; Dinas Perhubungan Kabupaten Teluk
Wondama; 9: Distrik Roswar; 10: Distrik Rumberpon; 11:Distrik Roon; 12: Kampung Yende; 13: Kampung Isenebu-
ay; 14: Tour operator; 15: Kampung Waprak; 16: WWF In-donesia Site Teluk Wondama; 17: Yayasan LingkunganHidup Manokwari (YALHIMO); 18: Konsorsium Mitra Baha-ri (KMB); 19: UNIPA Manokwari; 20: Pengusaha Trans-
portasi laut.
Berdasarkan hasil analisisstakeholders(gambar
1) bahwa Posisi Subject atau stakeholders yang
memiliki pengaruh besar namun kepentingannnya
rendah adalah Kantor Lingkungan Hidup Kabupa-
ten Teluk Wondama dan Dinas Perhubungan Kabu-
paten Teluk Wondama. Kedua stakeholders terse-
Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC)
adalah salah satu kawasan pelestarian alam
memiliki potensi untuk pengembangan eko-
wisata. Kawasan TNTC memiliki obyek daya tarik
wisata yang tinggi baik di perairan, pesisir maupun
di daratan. Sejak tahun 2004 kawasan TNTC sudah
mulai dikunjungi wisatawan mancanegara. Ber-
dasarkan data dari tahun 2007-2011 bahwa jumlah
pengunjung sebanyak 975 (Sembilan ratus tujuh
puluh lima) orang dan didominasi oleh wisatawan
mancanegara. Hasil rekapitulasi data menunjukkan
bahwa tahun 2010 sampai tahun 2011 terjadi pe-
ningkatan kunjungan wisatawan yang sangat tajam.
Namun peningkatan kunjungan wisatawan belumdiikuti dengan pengembangan ekowisata yang opti-
mal. Pengembangan ekowisata di kawasan TNTC
tidak cukup hanya memetakan potensi dan mena-
warkan obyek daya tarik wisata yang ada, namun
diperlukan peran aktif dari stakeholders secara
nyata di lapangan. Pengembangan ekowisata di
suatu kawasan tidak bisa dilaksanakan oleh satu
organisasi atau institusi saja namun harus dila-
kukan oleh semua pihak yang terkait, baik langsung
maupun tidak langsung dengan kegiatan ekowisata.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk meru-
muskan peranan stakeholders terkait pengem-
bangan ekowisata di TNTC Kabupaten Teluk Wonda-
ma. Pengumpulan data penelitian ini yang dila-
kukan secara studi pustaka, pengamatan langsung
di lapangan dan wawancara.
Tingkat Kepentingan dan Pengaruh StakeholdersHasil analisis stakeholders menujukkan bahwa
secara umum stakeholders yang diidentifikasi me-
miliki kepentingan dan pengaruh terhadap pengem-
bangan ekowisata di TNTC. Hasil analisis kepen-
Gambar 1. Matriks kepentingan dan pengaruh
stakeholders terhadap pengembangan ekowisata
di TNTC Kabupaten Teluk Wondama
P e r a n a n S t a k e h o l d e r s T e r h a d a p
P e n g e m b a n g a n E k o w i s a t a d iT N T C K h u s u s W i l a y a h K a b u p a t e n
T e l u k w o n d a m a
Keberhasilan pengembangan haruslah
melibatkan berbagai pihak Manerep Siregar, S.Hut., M.Si*)
7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
19/40
E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3 P a g e 1 9
A R T I K E L
Kebutuhan StakeholdersTerkait PengembanganEkowisata
Berdasarkan analisis kebutuhan stakeholders
terkait pengembangan ekowisata di TNTC terdiri
dari: 1) kebutuhan prasyarat yaitu kebutuhan
pokok yang harus dipenuhi dalam pengembangan
ekowisata; 2) kebutuhan syarat yaitu kebutuhan
setelah kebutuhan pokok terpenuhi dan 3) kebu-
tuhan penunjang yaitu kebutuhan setelah kebu-
tuhan prasyarat dan syarat terpenuhi. Hasil analisis
kebutuhan stakeholders terkait pengembangan
ekowisata di TNTC Kabupaten Teluk Wondama
disajikan pada tabel 1.
Kesimpulan1. Untuk pengembangan ekowisata di kawasan
TNTC khususnya wilayah Kabupaten Teluk Won-
dama, perlu diperhatikan stakeholders yang
memiliki kepentingan dan pengaruh dalam
pengembangan ekowisata di TNTC. Stakeholders
yang berperan sebagai Subject adalah KLH
Kabupaten Teluk Wondama dan Dinhub Kab. Te-
luk Wondama. Berperan sebagai Key player ada
14 (empat belas) yakni BBTNTC, Dinparbud
Provinsi Papua Barat, DKP Provinsi Papua Barat,
Dinparbud Pemuda dan Olah Raga Kabupaten
Teluk Wondama, BP3D Kabupaten Teluk Wonda-
ma, DKP Kabupaten Teluk Wondama, Distrik
Roswar, Distrik Roon, Distrik Rumberpon, Kam-
pung Yende, Kampung Isenebuay, Tour operator,
but memiliki kepentingan yang tinggi terhadap
pengembangan ekowisata di TNTC namunpengaruhnya rendah. Artinya, kedua stakeholders
ini merupakan stakeholders yang penting namun
memerlukan pemberdayaan dalam proses
pengembangan ekowisata di TNTC.
Posisi Key Players atau stakeholders memiliki
pengaruh dan kepentingan yang tinggi yaitu
BBTNTC; DKP Provinsi Papua Barat; Dinas Pari-
wisata dan kebudayaan Provinsi Papua Barat;
Dinparbud Pemuda dan Olah Raga Kabupaten
Teluk Wondama; DKP Teluk Wondama; BP3D Teluk
Wondama; Tour operator; Distrik Roswar; Distrik
Rumberpon; Distrik Roon; Kampung Yende;
Kampung Isenebuay; Kampung Waprak; dan WWF .
Posisi Context Setter atau stakeholders yang
memiliki pengaruh besar namun kepentingannya
rendah adalah Konsorsium Mitra Bahari, Pengu-
saha Transportasi Laut dan Universitas Negeri
Manokwari. Ketigastakeholdersini dapat menjadi
resiko yang signifikan, sehingga perlu dipantau dan
dibangun jaringan dengan baik. Stakeholders yang
berada pada posisi Context Setter perlu dipantau
dan dikelola dengan hati-hati (Groenendijk, 2003).
Posisi Crowdadalah Yayasan Lingkungan Hidup
(YALHIMO) artinya stakeholders ini memiliki kepen-
tingan dan pengaruh rendah terhadap pengem-
bangan ekowisata.
No Tingkat Kelompok Jenis Kebutuhan1. Kebutuhan prasyarat Perlindungan dan pengamanan ODTW
Pengembangan sarana dan prasarana ODTWPengembangan strategi promosi dan pemasaran ODTW
2. Kebutuhan syarat Peningkatan SDM secara kualitas maupun kuantitas dalam bidang ekowisata.Pembuatan paket-paket wisata alam.Penyusunan perda tentang pengembangan kepariwisataan daerah.Peningkatan penyuluhan sadar wisata kepada masyarakat.Penyusunan RIPPDA Kab. Teluk Wondama.Pemberdayaan masyarakat berkaitan dengan program ekowisata.Pemetaan obyek daya tarik wisata di TNTC
3. Kebutuhan Penunjang Pembentukan Tim Koordinasi pengembangan ekowisata di TNTC.Pengembangan pendidikan lingkungan hidup baik secara formal maupun informal di kawasanTNTCPenyuluhan tentang pengelolaan KP3K berbasis ekowisataPeningkatan penyuluhan tentang lingkungan hidup.
Tabel 1. Analisis Kebutuhan Stakeholders Terkait Pengembangan Ekowisata di TNTC Kabupaten Teluk Wondama
Bersambung ke page 22
7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
20/40
P a g e 2 0 B u l e t i n t r i t o n i s
7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
21/40
P a g e 2 1E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3
7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
22/40
A R T I K E L .
P a g e 2 2 B u l e t i n t r i t o n i s
tance SME Development. Jakarta.
[BBTNTC] Balai Besar Taman Nasional TelukCenderawasih.2009a. Rencana Pengelolaan TamanNasional Teluk Cenderawasih Tahun 2010-2029.
Manokwari-BBTNTC.
Groenendijk. 2003. Planning and Management Tools.Published by: The International Institute for Geo-
Information Science and Earth Observation (ITC).
Idrus M. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pen-dekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Edisi Kedua. Pen-
erbit Erlangga. Jakarta.
Moleong, 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Penerbit
PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Race D and J Millar. 2006. Training Manual: Social andCommunity Dimensions of ACIAR Project. AustralianCenter for International Agricultural Research Insti-tut for Land, Water, and Society of Charles Sturt Uni-
versity, Australia.
Reed.SM, A.Graves, N. Dandy, H.Posthumus, K. Huback,
J.Morris, Ch.Prell, C.H. Quin, L.C. Stringer. 2009.Whos in and why? A typology of stakeholder analysismethods for natural resource management. Journal
of Environmental Management XXX (2009) 1-17.
Yoeti, 2008. Ekonomi Pariwisata. Introduksi, Informasidan Aplikasi. Penerbit PT Kompas Media Nusantara.
Jakarta.
Kampung Waprak dan WWF. Berperan sebagai
Context Setter yaitu KMB, Pengusaha Trans-portasi Laut dan UNIPA dan berperan sebagai
Crowdadalah YALHIMO.2.Kebutuhan stakeholders yang perlu dikem-
bangkan adalah kebutuhan prasyarat yaitu per-
lindungan dan pengamanan ODTW, pengem-
bangan sarana dan prasarana ODTW dan
pengembangan strategi promosi dan pemasaran
ODTW. Kebutuhan syarat meliputi peningkatan
kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia,
pembuatan paket-paket wisata alam, penyusun-an perda tentang kepariwisataan daerah, pening-
katan penyuluhan sadar wisata, penyusunan
RIPPDA serta pemberdayaan masyarakat bidang
ekowisata. Kebutuhan penunjang meliputi Pem-
bentukan Tim Koordinasi pengembangan ekowi-
sata di TNTC, Pengembangan pendidikan ling-
kungan hidup baik secara formal maupun infor-
mal, Pengelolaan Kawasan Pulau-pulau Kecil ber-
basis ekowisata dan Peningkatan penyuluhan
tentang lingkungan hidup.
Daftar PustakaAbbas R. 2005. Mekanisme Perencanaan Partisipasi
Stakeholder Taman Nasional Gunung Rinjani.[Disertasi]. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Asikin M. 2001. Stakeholders Participation in SME Policy
Design and Implementation. ADB technical Assis-
*)Kepala Seksi P2 pada BBTNTC
7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
23/40
P a g e 2 3E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3
K A B A R K A W A S A N
lainnya yang sangat potensial untuk dikembangkan.
Sebagai contoh pengamatan Duyung (Dugong du-
gon) yang dapat dinikmati di Perairan Kwatisore/
Akudiomi, kemudian di Pulau Nurage dan Manimajedapat dinikmati keindahan panorama terumbu ka-
rang. Selanjutnya Pulau Pepaya juga dapat menjadi
destinasi yang menarik untuk kegiatan/aktifitas
berenang, snorkeling, diving, fishing dan pengama-
tan vegetasi hutan daratan pulau.
Selain wisata bahari yang dapat memicu adrena-
lin, di Bidang Pengelolaan Taman Nasional wilayah I
Nabire juga terdapat tempat-tempat di daratan yang
unik dan mempesona. Pendakian ke Batu Akudiomi
yang sangat melelahkan akan terbayar ketika pen-
daki telah mencapai puncak (Batu Akudiomi) dan
melihat keindahan perairan kwatisore dari atas ba-
tu. Batu Akudiomi memiliki ketinggian yang kurang
lebih sejajar dengan pucuk-pucuk pohon yang tum-
buh di lereng-lereng bukit. Dari kejauhan batu terse-
but tampak berwarna oranye. Tidak terlalu jauh dari
Batu Akudiomi, terdapat tempat untuk pengamatan
Burung Cenderawasih yang menjadi kebanggaan
Papua. Memang kedua tempat tersebut terletak di
Kampung yang merupakan daerah penyangga Ta-
man Nasional Teluk Cenderawasih, tetapi untuk
dapat sampai ke Batu Akudiomi dan tempat penga-
matan Cenderawasih, Kawasan TNTC-lah pintu ma-
suknya.
Beberapa potensi tersebut jika ditunjang dengan
upaya pengembangan dan promosi wisata yang seri-
us, intens dan tepat sasaran akan menjadi sangat
potensial untuk industri pariwisata. Pungutan PNBP
akan meningkat, masyarakat setempat akan
mendapatkan tambahan rupiah dari hasil wisata
yang dikelola. Namun untuk menuju pada suatu
Taman Nasional Teluk Cenderawasih
merupakan kawasan konservasi laut terbesar
di Indonesia dengan luas 1.453.500 hektar.
Di dalamnya terdapat kekayaan jenis biota dan fisikyang jika dimanfaatkan secara optimal, dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang
tinggal di sekitar kawasan pada khususnya, tanpa
mengesampingkan fungsi utamanya yaitu
konservasi. Selain diambil manfaatnya secara
langsung sebagai sumber bahan pangan yang
memiliki nilai ekonomi, kawasan Taman Nasional
Teluk Cenderawasih juga dapat dimanfaatkan dari
sisi non pangan, yaitu sebagai tujuan wisata yang
bila dimanfaatkan secara optimal dapat
menghasilkan nilai ekonomi yang tidak kalah besar
dari pemanfaatan hasil laut secara langsung. Pari-
wisata di Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang
saat ini telah berjalan, sangat mungkin ditingkatkan
peranannya dalam upaya menambah pemasukkan
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), jika pro-
mosi yang dilakukan sangat intens dan tepat sasar-
an. Kegiatan pola perjalanan wisata atau travel pat-
tern yang mencakup beberapa unsur yakni informa-
si umum, fasilitas umum, identifikasi atraksi wisata
alam, identifikasi atraksi wisata budaya, event-eventserta identifikasi fasilitas akomodasi dan identifikasi
fasilitas restoran menjadi suatu hal yang wajib guna
meningkatkan angka wisman dan wisnus dalam
kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih,
khususnya di Bidang PTN Wilayah I Nabire.
Potensi pariwisata yang dimiliki Taman Nasional
Teluk Cenderawasih, Khususnya Bidang PTN Wila-
yah I Nabire sangat menjanjikan. Selain wisata min-
at khusus (atraksi Whale Shark), Bidang PTN
Wilayah I Nabire juga memiliki potensi wisata bahari
P e n y u s u n a n P o l a P e r j a l a n a n
W i s a t a , S a l a h S a t u P i j a k a nP r o m o s i W i s a t a A l a m T N T C
Akurasi informasi dan kerjasama semua pihak
menjadi krusial dalam promosi wisata alam . Hartatik, S.Si*)
7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
24/40
P a g e 2 4 B u l e t i n t r i t o n i s
K A B A R K A W A S A N .
*)Calon PEH Pada BPTN I Nabire
Sarana Akomodasi Wisatawan di Ahe Resort
dibutuhkan dalam upaya menarik wisatawan dalam
dan luar negeri.
Daftar Pustakahttp://www.suarapembaruan.com. 2 Maret 2012. Pola
Perjalanan Wisata Harus Dikembangkan (10
September 2013)
http://rri.co.id. 18 Juli 2013. Menhut Buka RakorPerencanaan Pembangunan Kehutanan Pusat Tahun
2013 (10 September 2013)
keadaan yang ideal bagi tujuan wisata, diperlukan
berbagai pengembangan dan promosi dari berbagaipihak yang berkepentingan. Selain Taman Nasional
Teluk Cenderawasih sebagai pengelola, Dinas Pari-
wisata Kab. Nabire juga harus ambil bagian dalam
upaya tersebut. Upaya Promosi dapat dilakukan
dengan cara menyebarkan informasi melalui media
internet, brosur, leaflet yang berisikan suatu paket
wisata yang dapat dinikmati. Untuk mempermudah
calon pengunjung hendaknya disertakan juga rute/
aksesibilitas dan lama perjalanan yang harus
ditempuh serta biaya biaya yang harus dikeluarkan.
Kemudian informasi mengenai pengurusan izin
SIMAKSI juga harus disampaikan secara terperinci,
sehingga calon pengunjung mendapatkan gam-
baran yang lengkap mengenai destinasi yang akan
dikunjungi.
Untuk menyuguhkan informasi yang lebih
lengkap kepada calon pengunjung, bisa juga ditam-
bahkan informasi mengenai ketersediaan ako-
modasi dan layanan transportasi. Sebagai contoh
promosi yang dilakukan oleh Ahe Resort dan Papua
Pro. Kedua operator wisata di Nabire ini telahmelakukan upaya penyebaran informasinya dengan
memasukkan informasi mengenai sarana ako-
modasi yang dapat dinikmati pengunjung. Petunjuk
mengenai tempat bermalam (hotel/penginapan)
akan sangat membantu calon pegunjung/
wisatawan untuk mempertimbangkan tempat-
tempat yang akan didatangi sebagai pilihan uta-
manya. Akurasi informasi melalui promosi ini sangat
http://www.suarapembaruan.com/http://www.suarapembaruan.com/7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
25/40
P a g e 2 5E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3
K A B A R K A W A S A N
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
menumbuhkembangkan serta meningkatkan
partisipasi masyarakat dari berbagai kalangan usia,
khususnya generasi muda dalam upaya Konservasi
SDAH&E. Pelaksanaan Kemah Konservasi ini
dikemas semenarik mungkin untuk menarik minat
peserta kemah melalui kegiatan ice breaking, lom-
ba lintas alam yang didalamnya terdapat beberapa
pembekalan materi dan game kekompakan
Pengenalan Jenis Flora dan Fauna TNTCPengenalan jenis flora dan fauna di TNTC dila-
kukan di tepi pantai yang merupakan habitat
mangrove sehingga memudahkan mereka untuk
lebih mengenal mangrove. Mangrove merupakan
jenis flora yang banyak ditemukan di pantai sekitar
kawasan TNTC dan memiliki banyak potensi serta
manfaat yang sangat beragam bagi kehidupan.
Berbagai penjelasan seputar mangrove pun diberi-
kan bagi peserta yaitu mengenai jenis-jenis
mangrove, tipe akar mangrove, dan tak ketinggalan
pula manfaat mangrove bagi kehidupan sekitar.
Usai penyampaian materi tentang mangrove,
peserta diberikan feed back berupa pertanyaan
seputar materi yang telah disampaikan dengan
harapan mereka semua menyimak dan memahami
apa yang telah disampaikan.
Generasi muda merupakan aset bangsa,
mereka adalah generasi penerus sekaligus
pendidik bagi generasi yang akan datang
selanjutnya. Kegiatan positif dan bermanfaat yang
dilakukan generasi muda sangat menentukan
kondisi masa depan bangsa. Demikian halnyadengan generasi muda yang ada di kawasan Taman
Nasional Teluk Cenderawasih, mereka harus
disadarkan dan dimotivasi untuk lebih mencintai
lingkungan alamnya sedini mungkin. Disamping itu
mereka juga perlu dibina dan dibekali dengan
berbagai pengetahuan dan keterampilan tentang
konservasi sumber daya alam dan lingkungan
hidup, agar mereka dapat berperilaku selaras
dengan alam lingkungannya.
Sebagai suatu bentuk peran Balai Besar Taman
Nasional Teluk Cenderawasih dalam membekali
generasi muda/remaja di kawasan TNTC adalah
dengan melaksanakan kegiatan Kemah Konservasi
selama tiga hari yaitu pada tanggal 29 31 Agustus
2013 di Kampung Aisandami Seksi Pengelolaan
Taman Nasional (SPTN) Wilayah III Aisandami.
Kemah konservasi merupakan sarana pendidikan
konservasi dan pengembangan wisata alam yang
diselenggarakan dalam rangka penyebarluasan
informasi tentang konservasi sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya (KSDAH & E).
S e b u a h A w a l M e n a n a m k a n
K e c i n t a a n T e r h a d a p A l a m
Generasi muda perlu dikenalkan pada alam . Esie Mega Wangi, S.Si*)
7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
26/40
P a g e 2 6 B u l e t i n t r i t o n i s
K A B A R K A W A S A N .
keberhasilan dalam menyelesaikan permainan
serta kekompakan tim akan menjadi poin penilaian
dalam lomba kemah konservasi.
Diakhir acara pada malam terakhir perkemahan,
panitia memutarkan salah satu film tentang
masyarakat suku asli Wamena dengan judul Di
Timur Matahari. Tujuan dari pemutaran film ini
adalah sebagai hiburan selingan sekaligus agar
dapat mengispirasi setiap peserta Kemah
Konservasi bahwa perlunya suatu perubahan
kearah yang lebih baik dalam kehidupan melalui
media pendidikan dan perubahan cara pandangterhadap suatu peristiwa tanpa melupakan adat
istiadat yang berlaku. Pemenang lomba pun di-
umumkan usai pemutaran film. Juara Pertama
diraih oleh tim Penyu dari SD Negeri Syabes, Juara
kedua diraih oleh tim Kima dari SD Inpres Sobey
dan Juara ketiga diraih oleh tim Lamun dari SD YPK
Bink Yende. Ketiga pemenang mendapatkan tropi,
uang pembinaan serta tas untuk masing-masing
anggota tim. Sedangkan untuk juara harapan
diaraih oleh Juara Harapan I diraih kelompok Mangi
-Mangi dari SD Inpres Aisandami, Juara Harapan II
diraih Kelompok Karang dari SD Inpres Sobey, Juara
Harapan III diraih Kelompok Hiu Paus dari SD Inpres
Aisandami serta Juara Harapan IV diraih Kelompok
Kepiting dari SD Negeri Yopanggar. Seluruh juara
harapan mendapatkan uang pembinaan dan tas
untuk masing-masing peserta tim.
Pengenalan Taman Nasional Teluk Cenderawasihdan Potensi Sumber Daya Alamnya
Dalam kesempatan ini peserta kemah konserva-
si dikenalkan pada upaya pengelolaan Taman
Nasional Teluk Cenderawasih dan potensi sumber
daya alamnya, termasuk potensi wisata yang
banyak tersebar diseluruh kawasan TNTC. Ada
beberapa potensi wisata yang diperkenalkan
kepada peserta kemah konservasi antara lain air
terjun Aisandami dan Sobey, keindahan terumbu
karang di berbagai titik penyelaman, keindahan
pantai di beberapa pulau serta wisata whale shark/
hiu paus di perairan Kwatisore.
Manfaat Hutan Dalam Kehidupan ManusiaMemilih lokasi di dekat sungai menuju air terjun
Aisandami yang dekat dengan hutan kampung yang
masih termasuk Cagar Alam Pegunungan Wondiboy,
materi mengenai manfaat hutan pun disampaikan
oleh pemateri. Materi yang berisi tentang definisi
hutan, manfaat hutan serta bagaimana cara
melindungi dan menjaga hutan agar tetap lestari
sehingga manfaatnya dapat dirasakan sampai
generasi yang akan datang disimak dengan baik
oleh seluruh peserta kemah konservasi.
Pendidikan Lingkungan HidupLingkungan hidup, sebuah tema yang tak kalah
pentingnya dalam kegiatan ini. Hal yang dititikberat-
kan dalam penyampaian tema ini adalah masalah
sampah dan penanganannya. Peserta dibekali infor-
masi tentang jenis-jenis sampah, bahaya dan
ancaman membuang sampah sembarangan, serta
penanganan sampah yang meliputi 3R yaitu
Reduce, Reuse dan Recycle. Peserta juga diajak
untuk menghitung sampah harian yang dihasilkan
dari aktivitas rumah tangga selama 1 hari, 1 bulan
dan 1 tahun.
Game KekompakanUntuk membangun dan melatih kekompakan
antarpeserta di masing-masing kelompok maka
pada sesi materi penunjang, panitia mengisi
dengan permainan edukatif diantaranya yaitu: Bola
Tali, Oper Pingpong Sendok dan Hall Tali.
Permainan ini wajib diikuti oleh seluruh peserta dan *)Calon PEH pada BBTNTC
7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
27/40
P a g e 2 7E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3
K A B A R K A W A S A N
Pengenalan Kondisi LingkunganPengenalan lingkungan di sekitar tempat tinggal
amatlah penting bagi anak-anak khusunya anak
usia SD. Karena pada fase ini anak-anak cenderung
mulai memilah dan mencontoh suatu tindakan atau
fenomena. Dalam pengenalan lingkungan ini, anak-anak diputarkan film tentang perbedaan lingkungan
yang baik dan buruk. Mulai dari hutan, sungai, laut
dan terumbu karang yang masih bagus dan yang
sudah rusak serta pengaruhnya bagi mereka bila
sumberdaya alam yang disekitar mereka rusak.
Mengingat anak-anak di SD Ayambori sehari-harinya
selalu bercengkrama dengan hutan, sungai, laut
dan terumbu karang maka pendekatan penyadarta-
huan melalui pemutaran film yang dapat mereka
lihat dan hayati langsung sangatlah berguna untuk
mempengaruhi pembentukan sifat dan sikap mere-
ka terhadap lingkungan di sekitarnya.
Setelah pemutaran film, anak-anak diajak ber-
diskusi tentang kondisi lingkungan yang seperti apa
yang mereka inginkan. Keseluruhanya dapat digo-
longan sebagai anak-anak yang memiliki jiwa kon-
servasi tinggi karena mereka sangat menginginkan
lingkungan mereka bersih, asri dan alami agar
mereka dapat selalu bermain dirimbunnya hutan
dan birunya laut.
Pengenalan Manfaat Flora dan FaunaPada kesempatan ini, anak-anak dikenalkan
akan lingkungan sekitarnya khususnya seputar flora
dan fauna. Mereka diberikan pemahaman tentang
definisi flora dan fauna serta manfaatnya bagi
manusia. Secara garis besar, anak-anak yang meru-
pakan sasaran suluh ini mengerti dan memahami
definisi flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) serta
dapat menyebutkan contoh berbagai jenis flora dan
fauna yang ada di sekitar mereka. Akan tetapi da-
lam pemahaman manfaat flora dan fauna, sasaran
Lelah dan penat setelah beraktivitas seharian
pasti akan hilang bila kita melihat pepoho-
nan yang asri dan celotehan anak-anak yang
riang gembira. Di SD Ayambori inilah kita bisa men-
jumpai suasana sejuk dan riang seperti itu. Sebuah
SD yang berdekatan dengan kawasan konservasi
TWA Gunung Meja, Amban dan Samudera Pasifik.
Keberadaan mereka sangatlah erat dengan kawa-
san tersebut karena sehari-harinya mereka ber-
interaksi dan beraktivitas di kawasan tersebut se-
hingga amatlah penting bagi mereka memiliki
pengetahuan tentang konservasi.
Keberadaan anak-anak di SD Ayambori bagi kon-
servasi sangatlah penting mengingat perananya
sebagai penerus konservasi dimasa kini dan masa
yang akan datang. Pembekalan pengetahuan
mengenai konservasi khususnya tentang
pengenalan dan kecintaan terhadap lingkungan
sejak dini merupakan salah satu langkah yang tepat
dalam proses penyadartahuan. Anak-anak usia
sekolah dasar ini merupakan generasi muda yang
berada pada massa produktif dalam menyerap in-
formasi sehingga sangatlah tepat bila dijadikan
sasaran penyadartahuan/sasaran suluh. Pemaham-
an konservasi dan kecintaan terhadap lingkungan
semenjak dini diharapkan akan membentuk gen-
erasi muda yang peduli terhadap lingkungan dansiap menjaga serta melakukan aksi nyata di ling-
kungan tempat tinggal mereka.
Penyuluhan konservasi ini bertujuan untuk me-
numbuhkan kesadaran generasi muda terhadap
konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya, mengingat mereka tinggal di sekitar
kawasan hutan dan memiliki tingkat ketergan-
tungan yang cukup tinggi terhadap hutan. Metode
yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah
metode ceramah dan diskusi.
Upaya pengenalan konservasi kepada generasi
penerus bangsa Veve Ivana Pramesti,S.Hut*)
P e n y u l u h a n K o n s e r v a s i d i S D
A y a m b o r i
7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
28/40
P a g e 2 8 B u l e t i n t r i t o n i s
K A B A R K A W A S A N .
contoh nyata pencegahan bencana. Contohnya tid-
ak membuang sampah di sungai atau laut, tidak
membersihkan lahan dengan cara bakar, tidak
membeli souvenir yang terbuat dari karang atau
makluk laut, tidak menginjak karang sewaktu bere-
nang atau snorking, menanam pohon di lahan
kosong di sekitar kita.
Diharapkan pemahaman konservasi dankecintaan terhadap lingkungan semenjak dini di-
harapkan akan membentuk generasi penerus yang
peduli terhadap lingkungan dan siap menjaga serta
melakukan aksi nyata di lingkungan tempat tinggal
mereka.
Pustakapengertian rantai makanan dan jaring2 makanan. http://
budisma.web.id/pengertian-rantai-makanan-dan-contoh-
rantai-makanan.html(diakses 19September 2013)
suluh sebagaian besar belum memahami sehingga
diberikan penjelasan terkait manfaat flora yang tid-ak hanya bermanfaat sebagai bahan makanan akan
tetapi juga bermanfaat sebagai obat-obatan,
menghasilkan suplai oksigen di bumi dan menyerap
air hujan melalui akarnya. Sedangkan fauna selain
bermanfaat sebagai bahan makanan yang berpro-
tein tinggi, juga memiliki manfaat untuk membantu
penyerbukan bunga, sebagai membantu kerja
manusia, seperti sapi yang digunakan untuk mem-
bajak sawah dan kuda yang digunakan untuk
menarik delman.
Pemahaman Hubungan Timbal BalikDalam penyuluhan konservasi ini, anak-anak
tidak hanya diperkenalkan pada definisi dan
manfaat tumbuhan dan hewan tetapi juga diperke-
nalkan tentang hubungan timbal balik antara tum-
buhan, hewan dan manusia yang secara harfiah
disebut rantai makanan. Dalam menjelaskan rantai
makanan, narasumber memberikan penggambaran
produsen, konsumen tingkat I, konsumen tingkat II
dan pengurai dengan penggunaan contoh gambar
tumbuhan dan hewan sehingga sasaran suluh yang
masih berumur 8-10 tahun dengan mudah me-
mahami rantai makanan dan dapat menyebutkan
contoh lain rantai makanan. Rantai makanan tidak
dapat terbentuk secara sempurna jika salah satu
komponennya hilang sehingga amatlah penting un-
tuk menjaga kelangsungannya agar tidak merusak
proses alam.
Selain pengenalan rantai makanan, sasaran
suluh juga dibekali dengan pengetahuan bencana
yang dapat menjadi penyebab terputusnya rantaimakanan, contohnya kebakaran hutan, banjir,
abrasi, erosi tanah, polusi udara dan air. Bencana
tersebut tentunya tidak hanya menyebabkan terpu-
tusnya rantai makanan karena hilangnya satu atau
lebih komponennya tetapi juga berdampak pada
rusaknya habitat tumbuhan dan hewan, ter-
ganggunya aktivitas manusia sehari-hari, merebak-
nya hama dan penyakit yang tentunya berdampak
buruk bagi manusia. Setelah mengenali bencana-
bencana, sasaran suluh diberikan pemahaman dan
*)Calon Penyuluh Kehutanan Pada BBTNTC
http://budisma.web.id/pengertian-rantai-makanan-dan-contoh-rantai-makanan.html%20%5b19http://budisma.web.id/pengertian-rantai-makanan-dan-contoh-rantai-makanan.html%20%5b19http://budisma.web.id/pengertian-rantai-makanan-dan-contoh-rantai-makanan.html%20%5b19http://budisma.web.id/pengertian-rantai-makanan-dan-contoh-rantai-makanan.html%20%5b19http://budisma.web.id/pengertian-rantai-makanan-dan-contoh-rantai-makanan.html%20%5b19http://budisma.web.id/pengertian-rantai-makanan-dan-contoh-rantai-makanan.html%20%5b19http://budisma.web.id/pengertian-rantai-makanan-dan-contoh-rantai-makanan.html%20%5b19http://budisma.web.id/pengertian-rantai-makanan-dan-contoh-rantai-makanan.html%20%5b19http://budisma.web.id/pengertian-rantai-makanan-dan-contoh-rantai-makanan.html%20%5b19http://budisma.web.id/pengertian-rantai-makanan-dan-contoh-rantai-makanan.html%20%5b19http://budisma.web.id/pengertian-rantai-makanan-dan-contoh-rantai-makanan.html%20%5b19http://budisma.web.id/pengertian-rantai-makanan-dan-contoh-rantai-makanan.html%20%5b197/13/2019 Tritonis Edisi III 2013
29/40
P a g e 2 9E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3
K A B A R K A W A S A N
0304 - 020411 dan E 1341934 - 134
2043 dengan jarak tempuh 15 menit dari Kam-
pung Waprak. Sekitar 100 m dari kali panas se-
dang dibangun sarana prasarana pengusahaan pa-
riwisata alam berupa homestay dan tempat
pemandian buatan yang dibangun oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Teluk Wondama.
Pantai Ramoi dan Batu angin. Potensinya antara
lain: pantai dengan pasir putih yang bersih dengan
berbagai jenis tegakan pohon dan anggrek epifit.
Batu Angin yang oleh masyarakat setempat disebut
dengan "orwam", merupakan batu yang dapat
digunakan untuk memanggil angin yang hingga
sampai saat ini masih dilakukan oleh masyarakat.
Keperluan pemanggilan angin oleh masyarakat ada-
lah untuk pembukaan kebun baru. Pantai ini berja-
rak 20 menit perjalanan dari Kampung Waprak.
Pantai Inara. Potensinya antara lain: pantai pasir
putih, berbagai jenis mangrobe dan anggrek.
Bukit Sisar. Di sini tumbuh jenis palem kipas
berdaun lebar yang tumbuh pada ketinggian 168
meter diatas permukaan laut. Penduduk setempat
menyebut palem ini dengan nama wanau yang
artinya payung.
Aisawadi. Merupakan lokasi habitat duyung
(Dugong dugon). Jika sedang beruntung di lokasi ini
dapat disaksikan kemunculan duyung.
2. Kampung Yomber dan SyeiwarWisata Budaya. Di kampung ini terdapat pemak-
aman tua/kuburan purba yang ada di 3 (tiga) lokasi.
Berbagai budaya masyarakat dapat disaksikan di
kampung ini misalnya ketrampilan membuat ukiran
(Yohanes Sanoi); prosesi penggunaan perahu baru
dan pembukaan kebun baru serta berbagai tarian
tradisional. Masyarakat juga melakukan budidaya
gandum (pokem/hotong), yang memiliki tradisi ter-
tentu dalam proses penanaman. tradisi itu antara
Kawasan Taman Nasional Teluk
Cenderawasih yang merupakan kawasan
konservasi perairan memiliki berbagai po-
tensi yang belum banyak dikembangkan. Keinda-
han alam baik hutan maupun bawah air terdapat
dalam kawasan konservasi ini. Berdasarkan
kegiatan penyusunan pola perjalanan wisata di Pu-
lau Roswar, dapat teridentifikasi berbagai lokasi
yang memiliki potensi menjadi obyek wisata. Obyek
tersebut dapat dikelompokkan menjadi obyek
wisata alam, wisata religi dan wisata budaya.
Recommended