View
231
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
TINGKAT PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS X
SMA St. YOSEF PANGKALPINANG BANGKA
TAHUN AJARAN 2007/2008
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
OLEH :
YOHANES ASTO NURSIHWANA
0011140070
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
ii
iii
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO:
Maju Terus Pantang Mundur !!!
PERSEMBAHAN:
Skripsi ini kupersembahkan kepada kedua orangtuaku terkasih
Mordonius Sudarsono dan Fiantini Halianto,
kekasihku Nadia Maharani
dan adikku Elias Surya Hernowo.
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan
dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 24 Juli 2008
Penulis,
Yohanes Astonursihwana
vi
ABSTRAK
TINGKAT PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS X
SMA St. YOSEF PANGKALPINANG BANGKA TAHUN AJARAN 2007/2008
Yohanes Astonursihwana
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2008
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey.
Populasi penelitian adalah populasi terbatas, yaitu seluruh siswa putra dan seluruh siswi
putri kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka tahun ajaran 2007/2008 yang
berjumlah 179 siswa (83 siswa putra dan 96 siswi putri).
Masalah penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah tingkat perilaku sosial para siswa
putra kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka tahun ajaran 2007/2008? (2)
Bagaimanakah tingkat perilaku sosial para siswi putri kelas X SMA St. Yosef
Pangkalpinang Bangka tahun ajaran 2007/2008? (3) Apakah ada perbedaan tingkat
perilaku sosial antara para siswa putra dan para siswi putri kelas X SMA St. Yosef
Pangkalpinang Bangka tahun ajaran 2007/2008?
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Tingkat
Perilaku Sosial Siswa dengan jumlah pernyataan sebanyak 66 item. Instrumen penelitian
ini disusun berdasarkan masalah penelitian, variabel penelitian, kajian teoritik, dan
mengenai semua unsur perilaku sosial siswa.
Hasil penelitian adalah (1) Jumlah para siswa putra yang memiliki tingkat
perilaku sosial rendah (60,2%) lebih banyak dari pada jumlah para siswa putra yang
memiliki tingkat perilaku sosial tinggi (39,7%). (2) Jumlah para siswi putri yang
memiliki tingkat perilaku sosial tinggi (64,7%) lebih banyak dari pada jumlah para siswi
putri yang memiliki tingkat perilaku sosial rendah (35,4%). (3) Terdapat perbedaan
signifikan antara tingkat perilaku sosial para siswa putra dan para siswi putri kelas X
SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka tahun ajaran 2007/2008.
vii
ABSTRACT
LEVEL OF THE STUDENT’S SOCIAL BEHAVIOR IN GRADE X
St. YOSEF SENIOR HIGH SCHOLL PANGKALPINANG BANGKA IN 2007/2008
Yohanes Astonursihwana
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2008
This research was a descriptive research using survey method. The population of
this research was limited population, they were all of the students both boys and girls in
grade X of St. Yosef Senior High School Pangkalpinang Bangka that consisted of 179
students (boys = 83 and girls = 96).
The problems of this research were : (1) What is the social behavior level of the
boys student in grade X St. Yosef Senior High Scholl Pangkalpinang Bangka in
2007/2008? (2) What is the social behavior level of the girls student in grade X St. Yosef
Senior High Scholl Pangkapinang Bangka in 2007/2008? (3) Is there any difference in
social behavior level among boys and girls in St. Yosef Senior High Scholl
Pangkalpinang Bangka in 2007/2008?
The instrument of this research was questionnaire about social behavior level of
students which consisted of 66 statements. The instrument in this research was based on
the problems of research, the variable of research, theoretical review, and all about
element of social behavior.
The results of this research were (1) Some of male students who had low level of
social behavior (60,2%) was more than some of students who had high level of social
behavior (39,7%). (2) Some of female students who had high level of social behavior
(64,7%) was more than some of students who had low level of the social behavior
(35,4%). (3) There was a difference social behavior among boys and girls in grade X St.
Yosef Senior High School Pangkalpinang Bangka in 2007/2008.
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : YOHANES ASTO NURSIHWANA
Nomor Mahasiswa : 0011140070
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Uni-
versitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
TINGKAT PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS X SMA St. YOSEF
PANGKALPINANG BANGKA TAHUN AJARAN 2007/2008
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-
ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 03 September 2008
Yang menyatakan
(YOHANES ASTO NURSIHWANA)
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab atas rahmat dan
penyertaanNya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di bidang Bimbingan dan Konseling. Penulis
menyadari bahwa penyusunan dan penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Drs. Wens Tanlain M.Pd., Dosen pembimbing yang telah dengan sukarela
menyisihkan waktu untuk memberikan tuntunan, petunjuk, bimbingan, perhatian,
pendorong semangat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si. Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menyetujui dan memberikan
kesempatan bagi saya untuk menulis skripsi ini, serta memberikan ijin untuk
melakukan penelitian.
3. SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka yang menerima penulis dan telah
memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian.
4. Budi Gunawan S.Pd, S.Mn selaku kepala sekolah SMA St. Yosef Pangkalpinang
Bangka.
5. Segenap Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma yang telah dan pernah mendidik penulis selama kuliah serta ilmu yang
telah diberikan kepada penulis, yaitu : Pak Wens, Ibu Reta, Pak Sinurat, Pak
Samana, Pak Puji, Pak Gendon, Pak Masidjo, Pak Tatung, Sr. Milburga, Ibu
ix
Retno, Ibu Maslichah, Pak Medi, Pak Wahana, Romo Sigit, Ibu Setyandari, dan
Ibu Nina.
6. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk belajar dan berkembang.
7. Perpustakaan Sanata Dharma dan segenap petugas serta pegawai perpustakaan
yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi.
8. Kedua Orang tuaku tercinta, Bapak Mordonius Sudarsono dan Ibu Fiantini
Halianto atas dukungan, perhatian, dorongan semangat, pengertian, biaya, dan
cinta kasihnya terhadap penulis, serta adikku satu-satunya Elias Surya Hernowo.
9. Kepada Nadia Maharani pacarku, pendamping selama aku mengerjakan skripsi,
pemberi semangat, kasih sayang, kesetiaan, kepercayaan, dan bantuan kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi.
10. Segenap teman-teman angkatan 2000 kelas A dan B: Nancy, Ola, Titut, Mita,
Nita, Coan, Boim, Ino, Wahyu, Charli, Ona, Agus, Andi, Budi, Indah, Ninda,
Deby, Nit-Not, Ki-Ki, Lia, Yuli, dan lain- lain, segenap kakak tingkat, dan adik
tingkat.
11. Seluruh teman-teman di UKM Sepakbola Sanata Dharma: Jimmy, Ndaru, Edi,
Yosi, Setyo, Niko, Adwi, Cu-Cu, Eko, Ari (Yor), Bintang, Galih (Gaban),
Bangkit, Singgih, Aga, Adi, Klemen, dan lainnya.
12. Pelatih UKM Sepakbola, Bapak Melius Mau atas pengertiannya ketika saya harus
ijin tidak ikut latihan.
x
13. Segenap Siswa-siswi SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran
2007/2008 atas kontribusinya dalam pengisian Kuesioner Tingkat Perilaku Sosial
Siswa-Siswi.
14. Segenap Guru di SMA St. Yosef yang telah mendukung penelitian penulis.
15. Segenap teman-teman angkatan 2000 Program Studi Sastra Inggris universitas
Sanata Dharma: Jody, Greg, Ade, Dito, Imel, Amel, dan segenap teman-teman di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Akhirnya penulis berharap sksipsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya. Terima kasih.
Yogyakarta, 15 Juli 2008
Penulis.
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………...……. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………….... ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….. iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………….… v
ABSTRAK……………………………………………………………………….… vi
ABSTRACT……………………………………………………………………….. vii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. viii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..... xi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………. xv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………… xvii
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………… 5
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………. 6
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………….. 6
E. Batasan Variabel Penelitian……………………………………………. 6
F. Hipotesis Penelitian…………………………………………………….. 7
xii
BAB II. KAJIAN TEORITIS…………………………………………………….. 8
A. Pendidikan SMA…………………………………………………………… 8
1. Pengertian Pendidikan Formal…………………………………………. 8
2. Pendidikan Sekolah Menengah Atas…………………………………… 9
3. Kurikulum SMA………………………………………………………… 9
a. Isi Kurikulum SMA…………………………………………………. 9
b. Struktur Kurikulum SMA………………………………………….... 10
B. Perkembangan Perilaku Sosial Siswa ………………………………………. 12
1. Pengertian perilaku Sosial………………………………………………. 12
2. Aspek Perilaku Sosial…………………………………………………… 13
3. Pengajaran Kelas………………………………………………………... 14
4. Kegiatan Ekstrakurikuler………………………………………………... 15
a. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler……………………………….. 15
b. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler……………………………… 16
1. Basket…………………………………………………………… 16
2. Bola Voli………………………………………………………... 17
3. Sepakbola……………………………………………………….. 18
4. Futsal……………………………………………………………. 19
5. Seni Tari………………………………………………………… 19
6. Paduan Suara (Koor)……………………………………………. 19
c. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Sosial……………………... 21
1. Perilaku Belajar Kelompok…………………………………….. 21
xiii
2. Perilaku Permainan Kelompok…………………………………. 22
3. Perilaku Pergaulan dengan Teman Sebaya……………………... 22
C. Jenis Kelamin……………………………………………………………….. 23
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……………………………………….. 26
A. Jenis Penelitian……………………………………………………………… 26
B. Alat Pengumpul Data……………………………………………………….. 26
1. Kuesioner Tingkat Perilaku Sosial Siswa ………………………………. 26
2. Pemberian Skor-Skor…………………………………………………… 27
C. Teknik Analisis Data………………………………………………………... 28
1. Perhitungan Koefisien Korelasi………………………………………… 28
2. Perhitungan Koefisien Reliabilitas……………………………………… 28
3. Perhitungan Validitas Kuesioner……………………………………….. 29
4. Mean……………………………………………………………………. 30
5. Chi-Kuadrat…………………………………………………………….. 31
D. Populasi Penelitian…………………………………………………………. 32
E. Prosedur Pengambilan Data………………………………………………… 32
1. Tahap Persiapan………………………………………………………… 32
2. Tahap Pelaksanaan……………………………………………………… 33
3. Perincian Proses Pengambilan Data……………………………………. 33
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………… 35
A. Hasil Penelitian……………………………………………………………… 35
xiv
B. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………………….. 38
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….. 42
A. Kesimpulan…………………………………………………………………. 42
B. Saran………………………………………………………………………... 42
1. Proses pengajaran…………………………………………………………… 42
2. Proses Kegiatan Ekstrakurikuler……………………………………………. 43
3. Program Bimbingan dan Konseling…………………………………………. 43
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 45
LAMPIRAN………………………………………………………………………... 47
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Struktur Kurikulum SMA/MA Kelas X………………………………… 10
Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Perilaku Sosial Siswa-Siswi………………………. 27
Tabel 3. Koefisien Reliabilitas dan Validitas Kuesioner
Tingkat Perilaku Sosial Siswa Siswi kelas X
SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008……… 30
Tabel 4. Klasifikasi Koefisiean Korelasi Alat Ukur……………………………… 30
Tabel 5. Tingkat Perilaku Sosial Para Siswa Putra
Kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka
Tahun Ajaran 2007/2008………………………………………………... 36
Tabel 6. Tingkat Perilaku Sosial Para Siswi Putri
Kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka
Tahun Ajaran 2007/2008………………………………………………… 36
Tabel 7. Tingkat Perilaku Sosial Para Siswa Putra dan Para Siswi Putri
Kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka
Tahun Ajaran 2007/2008………………………………………………… 37
xvi
Tabel 8. Skor-Skor Kuesioner Tingkat Perilaku Sosial Siswa-Siswi
Kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka
Tahun Ajaran 2007/2008………………………………………………… 54
Tabel 9. Tabel Deviasi Skor Siswa-Siswi
Kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka
Tahun Ajaran 2007/2008…………………………………………………. 60
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kuesioner Tingkat Perilaku Sosial Siswa-Siswi…………………… 47
Lampiran 2. Tabel 8. Skor-Skor Kuesioner Tingkat Perilaku Sosial
Siswa-Siswi Kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka
Tahun Ajaran 2007/2008…………………………………………... 54
Lampiran 3. Tabel 9.Tabel Deviasi Skor Siswa-Siswi Kelas X
SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka
Tahun Ajaran 2007/2008…………………………………………… 60
Lampiran 4. Lembar Hitung Reliabilitas dan Validitas………………………….. 66
Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian dari Program Studi
Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta…………………………….. 67
Lampiran 6. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian
dari SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka………………………… 68
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Harian Pikiran Rakyat, 1 November 2007, memuat ulasan yang ditulis oleh
Yesmil Anwar, salah seorang Dosen di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran
Bandung, tetang awal mula munculnya geng motor, karakterisktik geng motor yang ada
di daerah Bandung, rentang usia anggota geng motor, serta beberapa usaha untuk
meredam dan mencegah munculnya geng motor.
Kompas 11 November 2007, memuat berita kekerasan yang dilakukan oleh
beberapa siswa senior yang tergabung ke dalam geng gazper terhadap siswa junior di
sekolah tersebut. Kekerasan yang menimpa Fadil, salah satu siswa disekolah tersebut
mencuat ke permukaan setelah orang tua siswa yang bersangkutan melaporkan ke pihak
kepolisian mengenai kekerasan yang menimpa anak mereka.
Kompas16 November 2007, mengupas permasalahan seputar kekerasan di
lingkungan sekolah, atau yang sering juga disebut dengan bullying di lingkungan sekolah
SMA 34, yang dilakukan oleh siswa-siswa senior yang tergabung dalam geng Gazper
terhadap siswa-siswa junior. Kekerasan yang menimpa Fadil merupakan bukti nyata dari
kekerasan dalam lingkungan sekolah yang sudah sejak dulu terjadi dan cenderung
didiamkan saja oleh pihak sekolah, dan masyarakat luas.
2
Harian Surabaya Raya, Sabtu, 17 November 2007 mengungkap fakta yang terjadi
akhir-akhir ini yaitu perilaku kenakalan siswa sekolah yang tergabung dalam geng motor
di daerah Bandung dan sekitarnya. Perilaku mereka meresahkan masyarakat dan
termasuk ke dalam tindakan kriminal, yaitu pengerusakan bangunan, pembuat kericuhan,
ugal-ugalan di jalan raya, bahkan sampai ke perampasan harta benda orang lain yang
disertai dengan penganiayaan. Perilaku yang meresahkan ini ramai dibicarakan sejak
beredarnya sebuah rekaman video yang mempertontonkan situasi perekrutan para calon
anggota geng motor tersebut. Kekerasan geng motor tersebut menyebabkan tewasnya I
Putu Ogik, salah satu korban yang ditusuk oleh beberapa anggota geng motor di daerah
Gang Masjid, Kiaracondong, Bandung.
Perilaku di atas termasuk dalam kenakalan dan kekerasan siswa. Kenakalan siswa
(Juvenile Deliquency) adalah perilaku yang secara luas tidak dapat diterima, mulai dari
perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial (suka membuat ribut di sekolah),
pelanggaran (seperti melarikan diri dari rumah) yang dilakukan siswa. (Santrock,1983:
22)
Menurut M. Gold dan J.Petronio, kenakalan anak (juvenile delinquency) adalah
tindakan oleh seseorang yang belum dewasa yang sengaja melanggar hukum dan yang
diketahui oleh anak itu sendiri bahwa jika perbuatannya sempat diketahui oleh petugas
hukum dirinya dapat dikenai hukuman (Sarwono, 1989: 205).
Pemahaman diatas di dasari dari sudut pandang hukum, sehingga kategori
perilaku kenakalan remaja menjadi terbatas. Menurut Sarwono, secara keseluruhan,
semua tingkah laku yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku di masyarakat (norma
agama, etika, peraturan sekolah, dan keluarga) dapat disebut sebagai perilaku
3
menyimpang, akan tetapi bila penyimpangan itu terjadi terhadap norma – norma hukum,
barulah dapat dikatakan sebagai kenakalan (Santrock, 1989: 206).
Jensen secara mendalam berpendapat bahwa, kenakalan remaja adalah tindakan
yang mengakibatkan adanya korban fisik (perkelahian, perampokan, dll), korban materi
(pencurian, pemerasan, dll), kenakalan yang tidak menimbulkan korban di pihak orang
lain (pelacuran, seks sebelum pernikahan, penyalahgunaan obat, dll), dan kenakalan yang
melawan status sosial (membolos sekolah, melanggar aturan sekolah, membantah
perintah orang tua dan guru) (Santrock, 1989: 209).
Perilaku para siswa di atas jelas menghambat perkembangan diri mereka dan
tidak sesuai dengan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional yang telah tertuang dalam
Undang – undang No.20 tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003.
Fungsi pendidikan nasional, yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, sedangkan tujuannya yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang Undang N0.20, tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003)
Kegiatan yang dapat digunakan adalah pengembangan diri siswa dalam fungsi
Pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, minat, dan bakat setiap peserta didik, serta melalui kegiatan
pengajaran di sekolah. Siswa memperoleh bantuan layanan bimbingan agar mampu
menyesuaikan diri dalam lingkungan.
4
Lingkungan hidup, terutama lingkungan sosial siswa, teman di sekolah, keluarga,
dan guru serta pegawai sekolah. Kegiatan pengembangan diri yang berkelanjutan,
diharapkan mampu membantu siswa dalam memahami dirinya, dan juga lingkungan
sosial. Kenakalan siswa pada dasarnya dipahami sebagai bentuk tingkah laku
menyimpang atau tingkah laku salah suai dalam proses perkembangan diri.
Siswa belum memiliki kesadaran yang tinggi dan keberanian yang kuat untuk
berperilaku yang dilandasi pemahaman terhadap perilaku sosial yang sesuai dengan
norma sosial dan aturan sekolah. Menurut Camarena, tekanan dari teman-teman sekolah
dalam berinteraksi membuat sebagian siswa sulit untuk secara mandiri berperilaku yang
sesuai dengan norma dan aturan sekolah. Tekanan tersebut dapat digolongkan ke dalam
jenis tekanan yang bersifat baik dan tekanan yang bersifat buruk. Tekanan yang bersifat
buruk membentuk siswa yang cenderung menjadi pengekor perilaku teman – teman
lainnya, yang pada umumnya termasuk dalam perilaku buruk seperti menggunakan
bahasa jorok dan kasar, mencuri, merusak, dan mengolok-olok orangtua dan guru
(Santrock, 1983: 44).
Hurlock, menyimpulkan bahwa pengaruh teman sebaya sangatlah besar bagi
perilaku sosial siswa. Siswa lebih banyak menghabiskan waktu berada di luar rumah (di
lingkungan sekolah) bersama dengan teman-teman sebaya sebagai kelompok, sehingga
dapat dimengerti kuatnya pengaruh kelompok teman sebaya pada sikap, minat,
penampilan, dan perilaku. Perilaku sosial siswa yang buruk karena besarnya pengaruh
teman sebaya seperti membolos sekolah, melanggar aturan sekolah, tetap di lakukan
siswa tanpa memperdulikan akibat dan perasaan mereka sendiri ketika melakukan
perilaku tersebut (Hurlock, 1980: 213).
5
Kegiatan layanan bimbingan, merupakan usaha penyadaran akan tingkah laku
yang benar. Kegiatan layanan bimbingan bertujuan supaya siswa mampu mengatur
kehidupannya sendiri, memiliki pandangannya sendiri, mengambil sikap sendiri, dan
berani menanggung akibat dan konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Layanan
bimbingan klasikal adalah bimbingan yang diberikan kepada siswa dalam satuan kelas,
dan bentuk yang dapat digunakan adalah kelompok diskusi (Winkel, 1997: 136).
Pemahaman sosial siswa mendasari perilaku sosial mereka. Apabila tingkat
pemahaman sosial siswa ini tinggi, perilaku sosial yang ditunjukkan oleh siswa tersebut
akan cenderung bersifat baik. Hal ini mendasari ketertarikan penelitian ini tentang sejauh
mana pemahaman sosial siswa terhadap lingkungan sekolah. Penelitian ini dilakukan
terhadap para siswa kelas I SMU St. Yosef . Mereka sedang melakukan penyesuaian diri
dengan teman – teman di sekolah.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang diteliti adalah:
1. Bagaimana tingkat perilaku sosial para siswa putera kelas X SMA St. Yosef
Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008?
2. Bagaimana tingkat perilaku sosial para siswi puteri kelas X SMA St. Yosef
Pangkalpinang BangkaTahun Ajaran 2007/2008?
3. Apakah ada perbedaan tingkat perilaku sosial antara para siswa putera dan para
siswi puteri kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran
2007/2008?
6
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat perilaku
sosial para siswa putra kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Tahun Ajaran
2007/2008 dan gambaran tentang tingkat perilaku sosial para siswi putri kelas X
SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008, serta
memperoleh gambaran tentang perbedaan tingkat perilaku sosial antara para siswa
putra dan para siswi putri kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun
Ajaran 2007/2008.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru pembimbing atau konselor sekolah
untuk mengembangkan kegiatan layanan bimbingan sosial dalam bentuk kegiatan
kelompok yang dapat meningkatkan perilaku sosial para siswa.
E. Batasan Variabel Penelitian
1. Tingkat perilaku sosial siswa adalah kecenderungan tindakan siswa-siswi baik
dalam bentuk verbal maupun nonverbal, terhadap teman sekelas, teman di luar
kelas, teman laki- laki dan perempuan, dan dengan guru serta pegawai di sekolah
yang diukur menggunakan Kuesioner dan ditunjukkan dengan skor-skor yang
diperoleh dari siswa-siswi. Terdapat dua tingkat perilaku sosial yaitu tinggi dan
rendah.
2. Jenis kelamin adalah identitas diri siswa, ada putera dan puteri.
7
F. Hipotesis Penelitian :
Terdapat perbedaan signifikan antara tingkat perilaku sosial kelompok
siswa putra dan kelompok siswi putri kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang
Bangka Tahun Ajaran 2007/2008.
8
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Pendidikan SMA
1. Pengertian Pendidikan Formal
Pengertian pendidikan ditegaskan dalam Undang – Undang N0.20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1, adalah :
Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Jalur pendidikan di Indonesia dikenal dengan pendidikan formal, non formal, dan
informal. Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 1 ayat 11, 12, 13 adalah :
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara tersrtuktur dan berjenjang, sedangkan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan
Jenjang pendidikan di Indonesia, sesuai dengan ketentuan umum Undang-
undang N0. 20 tahun 2003 tetang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 8,
adalah :
Tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkatan perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
9
Jenjang Pendidikan formal di Indonesia dilandasi oleh Undang-undang
N0.20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal 14 yaitu :
Jenjang pendidikan formal terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
2. Pendidikan di Sekolah Menengah Atas
Pendidikan menengah termasuk jalur pendidikan formal berbentuk
Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang
sederajat (Pasal 18, Undang-undang N0. 20 tentang Sitem Pendidikan Nasional
tahun 2003). Jadi sekolah Menengah Atas termasuk ke dalam jalur pendidikan
formal dan jenjang pendidikan menengah.
3. Kurikulum SMA
a. Isi Kurikulum SMA
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 37 Ayat 1, Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah wajib
memuat : a. Pendidikan Jasmani;
b. Pendidikan Kewarganegaraan; c. Bahasa; d. Matematika; e. Ilmu Pengetahuan Alam; f. Ilmu Pengetahuan Sosial; g. Seni dan Budaya; h. Pendidikan Jasmani dan Olahraga; i. Ketrampilan/kejuruan; dan j. Muatan Lokal
10
b. Struktur Kurikulum SMA
Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Atas, menurut Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional, No. 22 tahun 2006 sebagai berikut :
Tabel 1. Struktur Kurikulum SMA/MA Kelas X
STRUKTUR KURIKULUM SMA/MA KELAS X
KOMPONEN ALOKASI WAKTU
Semester 1 Semester 2 A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 3. Bahasa Indonesia 4 4 4. Bahasa Inggris 4 4 5. Matematika 4 4 6. Fisika 2 2 7. Biologi 2 2 8. Kimia 2 2 9. Sejarah 1 1 10. Geografi 1 1 11. Ekonomi 2 2 12. Sosiologi 2 2 13. Seni Budaya 2 2
14. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan kesehatan 2 2
15. Tekonologi Informasi dan komunikasi 2 2 16. Ketrampilan/Bahasa Asing 2 2 B. Muatan Lokal 2 2 C. Pengembangan Diri 2* 2*
Jumlah 38 38 2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
Kurikulum SMA/MA kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran, muatan lokal,
dan pengembangan diri. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran
dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan
dimungkinkan menambah maksimun empat jam pembelajaran per minggu secara
kesuluruhan. Alokasi waktu satu jam pelajaran adalah 45 menit, sedangkan
minggu efektif dalam satu tahun pelajran (dua semester) adalah 34-38 minggu.
11
Muatan lokal adalah kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata
pelajaran yang ada sedangkan substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan
pendidikan.
Kegiatan pengembangan diri dalam kurikulum bukan merupakan mata
pelajaran yang harus diasuh oleh guru pengembangan diri bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan
diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap siswa sesuai dengan kondisi
sekolah. Kegiatan pengembangan diri ini difasilitasi oleh konselor sekolah, guru
atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler, pelayanan konseling, yang berkaitan dengan masalah pribadi,
kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir siswa (Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional, No. 22 tahun 2006)
Kegiatan konseling yang berkenaan dengan kegiatan pengembangan diri
yang dapat meningkatkan perilaku sosial siswa-siswi adalah kegiatan bimbingan
kelompok, penekanannya nampak pada hubungan antar individu siswa, hubungan
kerja sama dalam komunikasi, sehingga terjadi penyesuaian sosial. Kegiatan
layanan bimbingan dengan bentuk kegiatan kelompok, diberikan kepada siswa
agar dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam melakukan interaksi sosial
dan peningkatan perilaku sosial yang baik, sehingga siswa dapat menyelesaikan
tugas pembelajaran dalam kurikulum yang bermuara pada hasil belajar yang baik.
12
B. Perkembangan Perilaku Sosial Siswa
1. Pengertian perilaku Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat orang biasanya berkumpul dalam
kelompok-kelompok keluarga, dan kelompok teman kerja. Keadaan ini juga
terjadi di lingkungan pendidikan yaitu para siswa berkumpul secara berkelompok
dan mengejakan kegiatan pendidikan secara berkelompok-kelompok. Perilaku
masing-masing dipengaruhi oleh perilaku teman dan juga oleh aturan yang harus
dipatuhi bersama. Oleh karena itu perilaku sosial dapat diartikan dari segi
individu maupun dari segi aturan masyarakat/kelompok.
English and English, l970: 507, mengemukakan:” Social behavior is (i).
behavior influenced by the presence and behavior of others persons;(ii) behavior
controlled by organized society;(iii) behavior that is directed at or seeks to
influence others”. Chaplin, l989: 469, mengemukakan bahwa:” Social behavior
(tingkah laku sosial) adalah: (l) tingkah laku yang dipengaruhi oleh hadirnya
orang lain;(2) tingkah laku kelompok;(3) tingkah laku yang ada di bawah kontrol
masyarakat”.
Jadi, perilaku sosial atau tingkah laku sosial terjadi dalam kebersamaan
individu- individu; tingkah laku individu yang satu dipengaruhi oleh kehadiran
atau tingkah laku individu yang lain dan umumnya tingkah laku mereka
disesuaikan dengan aturan yang berlaku atau yang mereka sepakati bersama. Hal
yang menuntun seseorang berperilaku sosial adalah perilaku orang lain dan norma
yang berlaku di kelompok tersebut. Perilaku sosial merupakan kecenderungan
dalam suatu kelompok sosial (Davidoff, 1981: 315).
13
Campbell dengan teori evolusi sosial menyebutkan bahwa ada tiga norma penting
dalam perilaku sosial yaitu (1) tanggung jawab sosial (2) saling ketimbalbalikan
dan (3) keadaan sosial (Sears, 1985: 50).
Oleh karena itu, perilaku sosial siswa merupakan kecenderungan bentuk-
bentuk tindakan sosial siswa berdasarkan norma-norma sosial yang berlaku bagi
kelompok siswa, misalnya norma lingkungan sekolah, norma keluarga, aturan di
lingkungan kelompok siswa.
2. Aspek Perilaku Sosial
Davidoff, 1981: 316, mengemukakan bahwa ada dua aspek utama perilaku
sosial yaitu konformitas dan ketaatan.
a. Konformitas
Konformitas atau keseragaman perilaku sosial terjadi sebagai
akibat dari adanya tekanan (nyata atau tidak nyata). Konformitas ini dibagi
menjadi 4 jenis yaitu (1) kerelaan (compliance) dan penerimaan (2)
kerelaan tanpa penerimaan (3) penerimaan tanpa kerelaan (4) tanpa
penerimaan maupun kerelaan.
b. Ketaatan
Ketaatan merupakan bentuk penyerahan diri untuk bekerjasama
menyesuaikan diri dengan norma/aturan yang berlaku dalam sebuah
kelompok sosial tertentu. Ketaatan ini dilakukan sehingga terhindar dari
akibat yang tidak diinginkan misalnya tidak diterima, tidak disetujui .
14
3. Pengajaran Kelas
Lingkungan sekolah merupakan sebuah sarana yang dapat digunakan
siswa untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas perkembangan mereka.
Sekolah merupakan sarana pendidikan yang membantu siswa untuk
mengembangkan kemampuan akademis serta mengembangkan kemampuan
perilaku sosial karena dalam lingkungan sekolah, interaksi antar siswa dan guru
secara intensif terjadi.
Dalam situasi pengajaran di kelas, interaksi tercipta antara guru, dan antar
siswa dalam kelas melalui komunikasi selama proses mengajar. Interaksi yang
baik dapat memancing siswa menjadi aktif dalam proses pengajaran dalam kelas
sehingga siswa menjadi bagian dalam proses pengajaran, bukan hanya sebagai
pendengar pasif. Bentuk interaksi yang dapat dimunculkan adalah proses tanya
jawab antara guru-siswa dan siswa-guru. Bentuk interaksi ini menyebabkan
terjadinya proses komunikasi yang membantu siswa dalam memahami materi
pelajaran yang sedang diajarkan dan memancing siswa untuk berperilaku aktif
selama proses pembelajaran dalam kelas.
Interaksi melalui tanya jawab merupakan salah satu contoh bentuk
interaksi verbal yang dapat terjadi dalam kelas, bentuk lainnya adalah pemberian
peragaan model tingkah laku yang termasuk ke dalam interaksi non verbal.
Peragaan ini misalnya ketika mengajar di depan kelas seorang guru dapat
menggambarkan sesuatu dengan gerakan tangan atau anggota tubuh lainnya.
15
Siswa juga diberikan kesempatan untuk melakukan diskusi kelompok
dalam mengeksplorasi bahan pelajaran melalui topik-topik diskusi yang
berhubungan dengan pelajaran. Dinamika dalam diskusi kelompok ini akan
membantu siswa dalam melatih perilaku kerjasama, menghargai pendapat teman
diskusi, perilaku aktif dalam suatu kelompok diskusi, dan perilaku bertanggung
jawab terhadap pendapat yang dikemukakan selama diskusi kelompok.
Pengajaran di kelas juga merupakan media pemberian perilaku tanggung
jawab kepada para siswa. Siswa yang secara sadar berperilaku dengan baik dalam
kelas akan berusaha melaksanakan kegiatan pengajaran dalam kelas sebaik-
baiknya. Perilaku sosial siswa dipengaruhi oleh guru di sekolah, misalnya dengan
perilaku yang bertanggung jawab, perilaku jujur, perilaku etos kerja yang tinggi,
dan perilaku disiplin.
4. Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler mengacu pada perkembangan diri siswa
secara utuh, berupa kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan yang
berkaitan dengan program kurikuler di sekolah, secara singkat tujuan kegiatan
ekstrakurikuler adalah untuk membentuk siswa seutuhnya sesuai dengan
tahapan perkembangan yang sedang dijalaninya.
16
Depdikbud (1993:15) menyebutkan pengertian kegiatan
ekstrakurikuler sebagai berikut :
Kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler.
Depdikbud (1994: 7) menjelaskan pengertian kegiatan ekstrakurikuler sebagai
berikut :
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan belajar yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah untuk lebih memperluas wawasan dan kemampuan, peningkatan dan penerapan nilai dari berbagai mata pelajaran.
Depdikbud, (1996: 4), kegiatan ekstrakurikuler diartikan sebagai berikut :
Kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran di sekolah, yang diadakan di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah dengan tujuan memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa di
luar jam pelajaran, dapat berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan siswa untuk mengembangkan
minat dan bakat.
b. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
1. Basket.
Salah satu bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan oleh
siswa secara kelompok adalah basket yang dapat membantu siswa melatih
17
perilaku kerjasama antar teman dalam satu tim, melatih perilaku sportif
dalam permainan, dan melatih perilaku disiplin terhadap peraturan-
peraturan dalam permainan. Permainan basket adalah permainan yang
menggunakan bola sebagai alat utama permainan, dimainkan oleh 5 orang
dalam satu tim dengan menggunakan tangan. Wasit dalam permainan
basket berjumlah 2 orang dan mereka adalah orang yang mempunyai hak
untuk memberikan hukuman bagi pemain yang melanggar aturan, menjaga
agar permainan berjalan adil dan sesuai dengan peraturan-peraturan
permainan yang berlaku. Siswa yang sedang bermain basket diwajibkan
mengikuti aturan-aturan permainan yang berlaku dan mematuhi semua
perintah dari wasit sebagai pengadil di lapangan.
Proses ini membantu siswa untuk mematuhi segala peraturan
dalam permainan yang merupakan salah bentuk latihan pembentukan
perilaku sosial dalam hal kedisiplinan. Perilaku lain yang juga dibentuk
dalam permainan ini adalah sportifitas dengan menghargai lawan dalam
permainan, bermain dengan jujur, menerima keunggulan lawan, dan
perilaku-perilaku lainnya.
2. Bola Voli.
Selain basket, kegiatan ekstrakurikuler lainnya adalah voli yang
juga menggunakan bola sebagai alat utama dalam permainan. Dimainkan
oleh 6 orang dalam satu tim dan menggunakan tangan. Wasit juga
berperan penting dalam membantu para pemain bermain dengan jujur dan
sportif, jumlah wasit dalam permainan ini 2 orang. Siswa juga dituntut
18
untuk dapat melakukan kerja sama dalam permainan ini. Perilaku lainnya
adalah perilaku sportifitas, yang ditunjukkan ke dalam sikap menghargai
lawan, menerima hasil permainan, bermain dengan jujur, dan perilaku-
perilaku lainnya.
3. Sepakbola.
Sepakbola adalah salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang umum
dilakukan di sekolah. Sepakbola adalah permainan yang dimainkan oleh
11 orang dalam satu kesebelasan, menggunakan bola dalam permainan,
dan menggunakan kaki dalam bermain. Pengadil lapangan dalam
permainan ini juga dinamakan wasit, berjumlah 3 orang yang masing-
masing mempunyai tugas tersendiri. Wasit utama berada dalam lapangan
permainan dan mempunyai hak mutlak untuk memberikan sangsi terhadap
para pemain yang melakukan palanggaran dalam permainan. Wasit
lainnya, dinamakan hakim garis dan berdiri di sisi luar lapangan,
mempunyai tugas yang serupa dalam memberikan masukan-masukan
berupa informasi seputar permainan sepakbola. Kontak fisik dalam
permainan sepakbola kerap kali terjadi dan tidak dapat di hindari,
sehingga perilaku sportifitas sangat diperlukan dalam permainan ini
sehingga wasit menjadi instrument penting dalam permainan sepakbola.
Siswa yang bermain dalam permainan ini kerapkali terlibat konflik
dan menyebabkan terjadinya perkelahian. Perilaku jujur, menghargai
lawan, dan kewajiban mengikuti peraturan selama permainan merupakan
perilaku-perilaku yang diutamakan dalam sepakbola. Kerjasama antar
19
pemain dalam satu tim merupakan perilaku mutlak yang diperlukan dalam
permainan ini. Interaksi yang frekuensinya tinggi dalam permainan ini
menuntut adanya tingkat pemahaman yang tinggi juga antar pemain.
Siswa yang sedang dalam proses perkembangan perilaku dapat
mencontoh perilaku-perilaku yang sportif, kerja sama, patuh dan disiplin
terhadap peraturan permainan, pemahaman antar sesama anggota tim, dan
juga kedisiplinan dalam mengikuti peraturan permainan.
4. Futsal.
Penyederhanaan dari sepakbola dimainkan oleh 5 orang dalam satu
tim, menggunakan lapangan yang berada dalam ruangan maupaun diluar
ruangan dan ukuran lapangan yang lebih kecil dari lapangan sepakbola.
Futsal juga memberikan kesempatan bagi kontak fisik secara intens,
sehingga siswa di haruskan untuk melatih sikap sportif, kerjasama, serta
pengertian antar anggota tim. Wasit dalam permainan futsal juga
merupakan elemen penting, mereka berkewajiban memonitor situasi
permainan, memberikan sangsi bagi pelanggar aturan, menjaga agar
permainan berlangsung tertib, dan membantu para pemain bermain dengan
baik. Perilaku yang dikembangkan dalam kegiatan ini adalah perilaku
sportif, jujur, menghargai lawan dalam permainan, patuh terhadap
peraturan, kerjasama, dan pengertian antar teman.
5. Seni Tari.
Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni, seperti seni
tari juga dapat dibantu perkembangan perilakunya. Hal ini karena dalam
20
kegiatan seni tari, keselarasan gerak antar penari merupakan hal utama
dalam suatu pentas tari. Untuk mendapatkan keselarasan gerak yang
harmonis tersebut, siswa haruslah menunjukkan perilaku kerja sama,
pengertian satu sama lain, serta kekompakkan dalam satu kelompok tari.
Perilaku-perilaku tersebut dapat membantu siswa dalam mengembangkan
perilakunya.
Salah satu jenis tari yang seringkali dibawakan adalah tarian
tradisional, contohnya dalam tari Ramayana. Tari Ramayana dan tari-tari
lainnya yang bernuansa tradisional selain juga dapat digunakan sebagai
salah satu sarana pemeliharaan budaya, juga merupakan jenis tari yang
membutuhkan kesabaran dan ketekunan dalam melatih setiap gerakan.
Siswa di latih untuk sabar dan tekun dalam berlatih untuk mendapatkan
hasil gerakan yang baik.
Guru/instruktur tari sebagai pendamping dalam kegiatan ini
mempunyai tugas penting dalam memberikan contoh dan pemahaman
model perilaku yang sesuai dengan proses perkembangan siswa.
Guru/instruktur tari selain memberikan pengarahan dalam melakukan
latihan gerak tari, mereka juga berkewajiban mendampingi siswa untuk
berkembang sesuai dalam tahap perkembangan yang sesuai.
6. Paduan Suara (Koor).
Kegiatan ekstrakurikuler seni lainnya adalah paduan suara atau
koor yang juga membantu siswa dalam perkembangan perilakunya. Dalam
kegiatan paduan suara kerja sama antar siswa dalam bernyanyi dibutuhkan
21
untuk mendapatkan hasil nyanyian yang baik. Kerja sama ini tentu saja
baik untuk perkembangan perilaku siswa, selain itu perilaku sosial lain
yang ingin dikembangkan adalah perilaku saling menghargai antar teman.
Individu yang bertugas memberikan pendampingan dalam kegiatan
paduan suara/koor ini adalah seorang dirigen. Tugas mereka membantu
siswa dalam bernyanyi agar dapat selaras satu sama lain, mengatur tinggi
rendah intonasi nada, dan memberikan pengarahan agar siswa dapat
bernyanyi dengan baik.
Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler olahraga maupun kegiatan
ekstrakurikuler seni tari dan seni suara yang dilakukan siswa menghasilkan
perkembangan perilaku sosial siswa terutama perilku kerjasama, perilaku
yang mentaati peraturan-peraturan dalam permainan, sportifitas/jujur,
pengertian antar teman, dan menghargai teman. Perilaku-perilaku tersebut
membantu siswa mencapai perkembangan sosial yang baik. Perilaku sosial
siswa akan lebih berkembang apabila kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti
merupakan kegiatan ekstrakurikuler kelompok.
c. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Sosial
1) Perilaku Belajar kelompok.
Topik bimbingan yang dapat diberikan ke dalam kegiatan
bimbingan sosial adalah latihan perilaku belajar yang efektif. Latihan ini
diberikan guna membantu siswa mempelajari perilaku-perilaku yang dapat
menunjang proses belajar secara kelompok demi tercapainyan hasil belajar
22
yang maksimal bagi siswa. Diskusi dalam bimbingan kelompok di lakukan
agar siswa lebih memahami perilaku yang menunjang proses belajar,
pemberian kerja kelompok dalam mengaktegorikan perilaku-perilaku yang
menunjang proses belajar dan perilaku-perilaku yang tidak menunjang
proses belajar, dan pemberian tugas kelompok untuk mempraktekkan
perilaku-perilaku yang telah di latih dalam bimbingan ke dalam proses
belajar kelompok serta melaporkan hasilnya.
2) Perilaku Permainan Kelompok
Perilaku permainan kelompok adalah contoh topik bimbingan lain
yang dapat dilatihkan dalam kegiatan permainan kelompok sosial.
Bimbingan diawali dengan permainan-permainan yang bersifat kelompok
dan menuntut adanya perilaku kerja sama antar anggota bimbingan dalam
mencapai tujuan akhir dari permainan, selanjutnya dilakukan kegiatan
kerjasama kelompok dalam merefleksikan pengalaman-pengalaman yang
dialami selama proses permainan, pemberian materi pemahaman perilaku
kerja sama oleh kelompok, dan pada akhirnya pemberian tugas kelompok
untuk mencoba melaksanakan perilaku yang telah dilatih ke dalam situasi-
situasi di luar kegiatan bimbingan.
3) Perilaku Pergaulan dengan Teman Sebaya.
Topik pergaulan dengan teman sebaya juga dapat dilatihkan dalam
kegiatan bimbingan sosial. Metode yang dapat digunakan adalah
pembahasan dalam contoh kasus, siswa juga diminta untuk menyebutkan
perilaku-perilaku yang muncul dalam contoh kasus tertentu, memberikan
23
alasan-alasan mengapa perilaku tersebut muncul, menganalisa perilaku
yang muncul apakah perilaku tersebut sudah sesuai dengan nilai dan
norma dalam masyarakat, dan pada akhirnya memberikan tugas kelompok
untuk mencari contoh-contoh kasus lainnya yang berasal dari surat kabar,
video, dan sumber-sumber lain yang kemudian dianalisis.
C. Jenis Kelamin
Dalam perilaku sosial jenis kelamin mempunyai pengaruh yang cukup
besar. Hal ini dapat dilihat dari fakta di masyarakat bahwa perilaku sosial seorang
pria terkadang dikelompokkan secara umum berbeda dengan perilaku sosial
seorang wanita. Pengelompokan semacam ini berdasarkan peran sosial yang
diharapkan.
Para ahli psikologi sosial lebih menekankan perbedaan biologis dasar,
proses belajar, dan situasi sosial. Pada perbedaan biologis dasar, perbedaan-
perbedaan fisik seperti tinggi badan, kemampuan melahirkan anak dan menyusui,
serta pengaruh hormon-hormon seksualitas mempengaruhi perilaku sosial, bahkan
ahli sosiobiologi mengatakan bahwa evolusi genetik memberikan pengaruh dalam
perbedaan perilaku sosial. Hal itu tetap dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial
yang dapat meningkatkan atau menurunkan pengaruh biologis dasar tersebut
(Sears, dkk 1985: 208).
Pengaruh proses belajar diawali dengan pandangan bahwa masyarakat
memiliki harapan dan standar yang berbeda terhadap perilaku pria dan wanita,
yang dipengaruhi oleh pemahaman mengenai peran sosial. Peran sosial ini adalah
24
aturan-aturan budaya mengenai bagaimana seseorang dengan tipe tertentu harus
berperilaku. Proses belajar peran sosial ini dilalui dengan cara penguatan dan
peniruan dari berbagai sumber, misalnya orang tua, teman, guru, dan melalui
media populer yang pada akhirnya menghasilkan perbedaan perilaku antara pria
dan wanita. Proses belajar ini tentu saja berbeda satu sama lain, yang
menyebabkan adanya perbedaan pengalaman proses belajar sehingga munculnya
variasi perilaku yang didasarkan oleh perbedaan pengalaman belajar setiap
individu (Sears, dkk 1985: 210).
Pengaruh selanjutnya adalah situasi sosial atau tatanan sosial yang
memuat pula komponen jenis kelamin orang yang sedang berada bersama diri
kita. Sebagai contoh, seorang pria akan cenderung berperilaku yang berbeda bila
dirinya sedang berbicara dengan seorang wanita. Hal ini didasari keinginan untuk
disukai oleh orang lain, sehingga muncul penyesuaian perilaku (Sears, dkk 1985:
210).
Eleanor Maccoby dan Carol Jacklin (1974) membahas perbedaan jenis
kelamin yang mempengaruhi kemampuan verbal dan sifat agresif. Mereka
menyimpulkan bahwa ada 4 jenis perbedaan kemampuan karena jenis kelamin,
yaitu :
1. Wanita memperoleh nilai lebih tinggi daripada pria dalam kemampuan verbal
seperti membaca dan kosa kata.
2. Pria mendapat nilai lebih tinggi dalam kemampuan matematika dibandingkan
wanita.
25
3. Pria mendapatkan nilai lebih tinggi daripada wanita dalam kemampuan visual-
spasial.
4. Pria lebih agresif daripada wanita (Sears, dkk 1985: 212).
Kesimpulan yang didapat tersebut didasari oleh kemampuan intelektual
individu, dan mereka lebih menekankan pada ketrampilan dan perilaku sosial.
Maccoby dan Jacklin menemukan tiga perilaku yang mempunyai perbedaan yang
paling konsisten, yaitu agresifitas, konformitas, dan komunikasi non verbal.
Perilaku agresifitas pria lebih tinggi daripada wanita, akan tetapi apabila
perilaku agresif tersebut mendapatkan reward, maka pria dan wanita mempunyai
tingkat yang sama dalam berperilaku agresif. Hal yang menyebabkan perbedaan
tingkat perilaku agresif adalah tekanan-tekanan situasi sosial terhadap kaum
wanita (Sears, dkk 1985: 213).
Dalam hal konformitas, baik jenis kelamin pria maupun wanita
menunjukkan adanya respons yang hampir serupa dalam menanggapi usaha-usaha
mempengaruhi diri mereka, sehingga pandangan umum bahwa kelompok wanita
lebih mudah dipengaruhi tidak selalu benar (Sears, dkk 1985: 214).
Bagi wanita komunikasi non verbal (misalnya intuisi) lebih dikuasai
dibandingkan pria, steriotip umum juga menganggap bahwa wanita lebih mampu
untuk mengenali perasaan daripada pria. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh
dari genetik terpogram yang menyebabkan dirinya lebih peka terhadap stimulus
non verbal, misalnya bahasa tubuh, mimik muka, atau nada suara (Sears, dkk
1985: 216).
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. “Penelitian
deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala saat penelitian
dilakukan” (Furchan, 2005: 447). Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan
Tingkat Perilaku Sosial siswa-siswi kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Tahun
Ajaran 2007/2008.
B. Alat Pengumpul Data
1. Kuesioner Tingkat Perilaku Sosial Siswa
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kuesioner Tingkat Perilaku Sosial siswa-siswi kelas X SMA St. Yosef
Pangkalpinang Tahun Ajaran 2007/2008 dengan bentuk tertutup. “Kuesioner
bentuk tertutup berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan pilihan
jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut” (Furchan, 2005: 260). Kuesioner
yang disusun mengenai aspek-aspek perilaku sosial siswa-siswi berupa perilaku
kerjasama, kedisiplinan/kepatuhan terhadap peraturan di lingkungan sekolah,
kejujuran, penghargaan terhadap teman, dan bertanggung jawab.
Kuesioner tingkat perilaku sosial siswa-siswi ini terdiri atas: (1) bagian
pengantar, identitas, dan petunjuk pengisian, (2) bagian pernyataan yang
mengungkapkan mengenai tingkat perilaku sosial siswa-siswi. Kuesioner tingkat
perilaku sosial siswa-siswi merupakan penjabaran dari teori yang tersaji dalam
27
bab II, kisi-kisi kuesioner tingkat perilaku sosial siswa-siswi digambarkan pada
tabel berikut ini :
Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Perilaku Sosial Siswa-Siswi NO. Aspek Perilaku Sosial Siswa-siswi No. Item
1. Berperilaku Kerjasama antar siswa dalam proses
pengajaran di kelas.
3,4,7-14
2. Berperilaku kerjasama antar siswa dalam proses
kegiatan ekstrakurikuler tertentu.
15-21
3. Berperilaku kerja sama antar siswa dan guru dalam
proses pengajaran di kelas.
1,2,5,6
4. Berperilaku disiplin terhadap peraturan sekolah. 22-30
5. Berperilaku disiplin terhadap peraturan kegiatan
ekstrakurikuler tertentu.
3,32
6. Berperilaku jujur antar siswa. 33-37
7. Berperilaku jujur dalam kegiatan ekstrakurikuler
tertentu.
38,39.
8 Berperilaku menghargai antar siswa. 41-47.
9. Berperilaku menghargai antar siswa dan guru. 40,48.
10. Berperilaku bertanggung jawab antar siswa dalam
proses pengajaran kelas.
49,50,51,54-61
11. Berperilaku bertanggung jawab antar siswa dan guru. 52,63
12. Berperilaku bertanggung jawab siswa dalam kegiatan
ekstrakurikuler tertentu.
64-66
JUMLAH 66
2. Pemberian skor-skor
Kuesioner ini menggunakan sistem skoring. Skoring yang digunakan
untuk jawaban setiap item kuesioner sebagai berikut:
28
a. Jawaban selalu memiliki skor 4.
b. Jawaban banyak kali memiliki skor 3.
c. Jawaban kadang-kadang memiliki skor 2.
d. Jawaban tidak pernah memiliki skor 1.
C. Teknik Analisis Data
1. Perhitungan koefisien korelasi skor item gasal dan skor item genap
menggunakan Product Moment dari Pearson dengan rumus deviasi :
{ }{ }∑∑∑=
22yx
xyrXY
Keterangan:
XYr = korelasi skor-skor belahan gasal dan genap
x = skor item belahan gasal
? = skor item belahan genap
xy = hasil perkalian antara skor x dan skor y
2. Perhitungan Reliabilitas Kuesioner
Teknik yang digunakan untuk memeriksa reliabilitas kuesioner adalah
teknik belah dua gasal-genap (Split Half Method) dengan menggunakan rumus
Spearman-Brown :
gg
ggtt r
rr
+
×=
1
2
29
Keterangan:
ttr = koefisien reliabilitas alat ukur.
ggr = koefisien korelasi item gasal-genap.
Reliabilitas diperlukan dalam penelitian untuk mengetahui keajegan suatu
alat dalam mengukur apa yang hendak diukurnya. Reliabilitas menunjuk kepada
“derajat keajegan alat tersebut dalam mengukur apa saja yang diukurnya”
(Furchan, 2005: 310).
3. Perhitungan Validitas kuesioner
Koefisien validitas empiris dengan rumus (Guilford, 1965: 443):
ttt rr =∞
Keterangan:
∞tr = koefisien validitas
ttr = koefisien reliabilitas
Validitas diperlukan dalam penelitian untuk mengetahui sejauh mana alat
itu dapat mengukur apa yang hendak diukurnya. Validitas menunjuk kepada
“sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur” (Furchan,
2005: 293). Menurut Azwar, validitas mempunyai arti “sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya” (Azwar, 2007:
5).
30
Koefisien validitas dan reliabilitas Kuesioner Tingkat Perilaku Sosial
Siswa-siswi Kelas X SMA St. Yosesf Pangkalpinang Bangka adalah:
Tabel 3. Koefisien Reliabilitas dan Validitas Kuesioner Tingkat Perilaku Sosial Siswa Siswi kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008.
KOEFISIEN Hasil Penelitian
Reliabilitas 0,92
Validitas 0,95
Koefisien reliabilitas dan validitas diinterpretasikan dengan acuan dari
pedoman yang dikemukakan oleh Garret (1967: 176) berikut ini :
Tabel 4. Klasifikasi Koefisiean Korelasi Alat Ukur
Koefisien Korelasi Klasifikasi
0,70 - ± 1,00 Tinggi – sangat tinggi.
0,40 - ± 0,70 Cukup.
0,20 - ± 0,40 Rendah.
0,00 - ± 0,20 Tidak ada – sangat rendah.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa koefisien reliabilitas
dan validitas Kuesioner Tingkat Perilaku Sosial Siswa-siswi adalah tinggi.
4. Mean
Merupakan nilai kelompok yang dipandang konstan dan karena itu
digunakan untuk menetapkan batas tinggi atau rendah suatu skor. Skor dianggap
31
tinggi apabila = mean, sedangkan skor rendah apabila < mean. Rumus yang
digunakan untuk menghitung Mean adalah :
N
XM ∑= (Hadi, 2004 : 40)
M = Mean.
? X = Jumlah total skor X.
N = Jumlah siswa.
Hasil yang didapat adalah :
179
35756=M
M = 199,75
M = 200
Siswa yang memperoleh skor = 200 termasuk kategori tinggi dalam
perilaku sosial dan siswa yang memperoleh < 200 termasuk kategori rendah
dalam perilaku sosial.
5. Chi-kuadrat
Chi-kuadrat digunakan untuk menghitung tingkat perbedaan perilaku
sosial siswa putra dan siswi putri kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka
Tahun Ajaran 2007/2008. Rumus yang digunakan adalah :
32
))()()((
2)(2
dbcadcbabcadN
++++−
=χ
Dimana :
?2 : Chi-kuadrat
N : Jumlah siswa
a : Jumlah pada kolom 1 baris 1
b : Jumlah pada kolom 2 baris 1
c : Jumlah pada kolom 1 baris 2
d : Jumlah pada kolom 2 baris 2
D. Populasi Penelitian
Populasi adalah “semua anggota sekelompok orang, kejadian, atau objek yang
telah dirumuskan secara jelas” (Furchan, 2005: 193). Populasi penelitian ini adalah
para siswa putera dan puteri kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Tahun Ajaran
2007/2008 dengan jumlah 179 siswa, yang terdiri atas 83 orang siswa putra dan 96
orang siswi putri.
E. Prosedur Pengumpulan Data
1. Tahap Persiapan
a. Meminta ijin kepada Kepala Sekolah SMA St. Yosef
Pangkalpinang untuk melakukan penelitian.
b. Meminta surat pengantar penelitian dari Program Studi Bimbingan
dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
33
c. Menyerahkan surat pengantar penelitian dari Program Studi
Bimbingan dan Konseling kepada Kepala Sekolah SMA St. Yosef
Pangkalpinang Bangka.
d. Menemui Kepala Sekolah SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka
dan koordinator bimbingan untuk meminta jadwal bimbingan
klasikal untuk dijadikan jadwal penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Datang ke sekolah sesuai dengan jadwal penelitian yang telah
diberikan oleh Kepala Sekolah SMA St. Yosef Pangkalpinang
Bangka.
b. Masuk ke kelas dan memperkenalkan diri.
c. Pembagian Kuesioner Tingkat Perilaku Sosial Siswa-Siswi kepada
para siswa-siswi.
d. Penjelasan kepada siswa mengenai tujuan dari pengisian kuesioner
Tingkat Perilaku Sosial Siswa-siswi.
e. Siswa-siswi mengisi Kuesioner dan peneliti menunggu di dalam
kelas.
f. Pengumpulan kembali kuesioner yang telah diisi siswa.
3. Perincian proses pengambilan data :
a. Jumat, 09 Mei 2008
Pukul 07.00 – 08.00 WIB : Kelas X E
34
b. Jumat, 09 Mei 2008
Pukul 08.00 – 09.00 WIB : Kelas X D
c. Jumat, 09 Mei 2008
Pukul 09.30 – 10.30 WIB : Kelas X C
e. Sabtu, 10 Mei 2008
Pukul 07.00 – 08.00 WIB : Kelas X B
f. Sabtu, 10 Mei 2008
Pukul 08.00 – 09.00 WIB : Kelas X A
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian merupakan jawaban berdasarkan data terhadap tiga
masalah penelitian yaitu (1) Bagaimana tingkat perilaku sosial para siswa putera
kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008? (2)
Bagaimana tingkat perilaku sosial para siswi puteri kelas X SMA St. Yosef
Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008? (3) Apakah ada perbedaan
tingkat perilaku sosial antara para siswa putera dan para siswi puteri kelas X SMA
St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008? Berdasarkan hasil
penelitian yang telah didapat akan dilakukan pembahasan berkaitan dengan kajian
teoritis.
Perilaku sosial siswa digolongkan ke dalam dua tingkat yaitu rendah dan
tinggi. Patokan yang digunakan untuk menentukan skor yang termasuk kategori
rendah dan skor yang termasuk kategori tinggi adalah Mean total. Mean total dari
skor 179 siswa (83 siswa putra dan 96 siswi putri) adalah 200.
1. Tingkat perilaku sosial para siswa putra kelas X SMA St.Yosef
Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008.
Tingkat Perilaku Sosial Para Siswa Putra Kelas X SMA St. Yosef
Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008:
36
Tabel 5. Tingkat Perilaku Sosial Para Siswa Putra Kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008
Tingkat Perilaku Sosial Siswa Jumlah (%)
Tinggi 33(39,7%)
Rendah 50(60,2%)
Jumlah Siswa 83 (100%)
Dari tabel di atas disimpulkan bahwa jumlah para siswa putra yang
memiliki tingkat perilaku sosial rendah (60,2%) lebih banyak daripada para
siswa putra yang memiliki tingkat perilaku sosial tinggi (39,7%).
2. Tingkat perilaku sosial para siswi putri kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang
Bangka Tahun Ajaran 2007/2008.
Tabel 6. Tingkat Perilaku Sosial Para Siswi Putri Kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008
Tingkat Perilaku Sosial Siswi Jumlah (%)
Tinggi 62(64,7%)
Rendah 34(35,4%)
Jumlah Siswa 96 (100%)
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah para siswi putri yang
memiliki tingkat perilaku sosial tinggi (64,7%) lebih banyak daripada jumlah
para siswi putri yang memiliki tingkat perilaku sosial rendah (35,4%).
37
3. Perbedaan tingkat perilaku sosial para siswa putra dan para siswi putri kelas X
SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008.
a. Hipotesis penelitian
Ada perbedaan signifikan antara tingkat perilaku sosial para siswa putra
dan para siswi putri kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun
Ajaran 2007/2008.
b. Hipotesis statistik
Terdapat perbedaan jumlah antara para siswa putra dengan jumlah para
siswi putri dalam tingkat perilaku sosial.
c. Hipotesis nol.
Tidak ada perbedaan jumlah para siswa putra dan para siswi putri dalam
tingkat perilaku sosial.
Uji hipotesis dengan menggunakan teknik Chi-kuadrat. Tabel signifikansi
5% dan derajat kebebasan 1. Perhitungan hasil Chi-Kuadrat dengan
menggunakan data tabel 2 X 2 berikut ini:
Tabel 7. Tingkat Perilaku Sosial Para Siswa Putra dan Para Siswi Putri kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008.
Jenis Kelamin Rendah Tinggi ?
Putra 50 33 83
Putri 34 62 96
? 84 95 179
38
))()()((
2)(2
dbcadcbabcadN
++++−
=χ
)6233)(3450)(6234)(3350(2)34336250(179
2++++
×−×=χ
958496832)11223100(179
2×××
−=χ
635846402)1978(179
2 =χ
63584640
39124841792
×=χ
63584640700334636
2 =χ
014,112 =χ
Nilai ?2 empiris (11,014) > ?2 tabel (3,841). Berarti hipotesis nol ditolak.
Jadi, ada perbedaan signifikan antara tingkat perilaku sosial para siswa putra dan para
siswi putri kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian di bawah ini dilakukan dengan didasarkan
pada kajian teoritis, yang menghasilkan pembahasan sebagai berikut:
Hasil penelitian adalah (1) Jumlah para siswa putra yang mempunyai
tingkat perilaku sosial rendah (60,2%) lebih banyak daripada jumlah para siswa
putra yang mempunyai tingkat perilaku sosial tinggi (39,7%) (2) Jumlah para
siswi putri yang mempunyai tingkat perilaku sosial tinggi (64,7%) lebih banyak
daripada jumlah para siswi putri yang mempunyai tingkat perilaku sosial rendah
39
(35,4%) (3) Terdapat perbedaan signifikan perilaku sosial antara kelompok para
siswa putra dan kelompok para siswi putri.
Hasil penelitian terhadap para siswa putra menunjukkan bahwa
kesadaran siswa untuk berperilaku sosial belum menunjukkan harapan yang
diharapkan, dan memerlukan pendampingan yang lebih intensif untuk melatih
bentuk-bentuk perilaku sosial yang baik. Tingkat keaktifan siswa putra perlu
ditingkatkan dalam mengikuti kegiatan-kegiatan di lingkungan pendidikan
sekolah. Kegiatan-kegiatan tersebut berbentuk kegiatan ekstrakurikuler
kelompok, kegiatan pengajaran di kelas, dan bimbingan klasikal. Siswa yang
aktif mengikuti kegiatan di lingkungan pendidikan sekolah diharapkan dapat
mempunyai perilaku sosial yang baik sedangkan dari hasil penelitian ternyata
siswa putra belum menunjukkan harapan yang sebenarnya.
Kegiatan ekstrakurikuler secara kelompok, membantu para siswa putra
untuk meningkatkan perilaku kerja sama, disiplin, dan jujur. Kegiatan
ekstrakurikuler ini misalnya sepakbola, basket, paduan suara, dan kegiatan
ekstrakurikuler kelompok lainnya. Interaksi antara sesama siswa dengan guru
pendamping selama kegiatan ekstrakurikuler dapat menghasilkan perilaku
sosial. Dalam kegiatan pengajaran di kelas, siswa juga harus aktif untuk
mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini akan membantu siswa untuk melatih
perilaku sosial yang misalnya berhubungan dengan ketertiban di kelas. Dengan
aktifnya siswa dalam mengikuti proses pengajaran di kelas maka siswa akan
dapat melatih perilaku sosialnya.
40
Kepada para siswa putra yang mempunya i tingkat sosial yang rendah,
kegiatan bimbingan klasikal perlu diberikan. Kegiatan bimbingan klasikal ini
bentuknya kegiatan bimbingan kelompok, diskusi kelompok, dan permainan
kelompok.
Hasil penelitian terhadap siswi putri menunjukkan jumlah para siswi
putri yang mempunyai tingkat perilaku sosial tinggi lebih banyak dari pada
jumlah para siswi yang mempunyai tingkat perilaku sosial rendah hal ini
membuktikan bahwa tingkat keaktifan siswi putri dalam kegiatan di lingkungan
pendidikan sekolah lebih baik. Tingkat perilaku sosial ini seharusnya
dipertahankan dan dapat ditingkatkan lagi, sehingga para siswi putri dapat
memiliki perkembangan perilaku sosial baik. Para siswi putri lebih mudah
bergaul dengan sesama siswi putri lainnya, atau dengan siswa putra.
Tingkat perilaku sosial siswa yang rendah dapat diperbaiki melalui
kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh siswa putri secara berkelompok
demikian juga bimbingan klasikal yang berbentuk kegiatan kelompok seperti
diskusi kelompok dan permainan kelompok.
Dalam hasil penelitian terhadap perbedaan tingkat perilaku sosial
kelompok siswa putra dan kelompok siswi putri menunjukkan perbedaan tingkat
perilaku sosial yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok jenis
kelamin mempunyai pengaruh terhadap perbedaan tingkat perilaku sosial
tersebut.
41
Kelompok siswa putra mempunyai tingkat perilaku sosial yang
cenderung lebih rendah daripada kelompok siswi putri yang cenderung
mempunyai tingkat perilaku sosial yang lebih tinggi. Perbedaan yang signifikan
ini dapat disebabkan oleh adanya penggolongan steriotip, kemampuan
kelompok siswi putri yang lebih mudah bergaul, dan tingkat keaktifan
kelompok siswi putri yang lebih baik dari kelompok siswa putra.
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Hasil Penelitian :
a. Jumlah para siswa putra yang memiliki tingkat perilaku sosial yang rendah
lebih banyak (60,2%) daripada para siswa putra yang memiliki tingkat
perilaku sosial tinggi (39,7%).
b. Jumlah para siswi putri yang memiliki tingkat perilaku sosial tinggi lebih
banyak (64,7%) daripada para siswi putri yang tingkat perilaku sosial
rendah (35,4 %).
c. Terdapat perbedaan signifikan antara tingkat perilaku sosial para siswa
putra dan para siswi putri kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka
Tahun Ajaran 2007/2008.
B. Saran
Pemberian saran dilakukan berdasarkan fakta hasil penelitian dan manfaat
dari pemberian saran. Pemberian saran ini dimaksudkan untuk membantu
pengembangan program Bimbingan dan Konseling bagi siswa. Berdasarkan hasil
penelitian dan manfaat dikemukakan tiga saran yaitu :
1. Proses Pengajaran kelas.
Pengembangan perilaku sosial melalui kegiatan siswa dalam
pengajaran; baik kerja kelompok, latihan di kelas, maupun tugas rumah.
43
Kegiatan kelompok perlu diprioritaskan untuk meningkatkan peran siswa
dan memberi kesempatan lebih besar bagi siswa untuk mengekspresikan
diri.
Kegiatan pengajaran kelas menuntun siswa aktif dalam proses
perkembangan perilaku sosial, sehingga pada akhirnya siswa berperilaku
sosial yang baik.
2. Proses Kegiatan Ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat kelompok memberikan
kesempatan lebih besar bagi siswa mengekspresikan diri, berinteraksi
dengan sesama siswa, sehingga siswa melatih perilaku sosial mereka.
Kegiatan ekstrakurikuler secara berkelompok lebih efektif untuk
membantu siswa melatih perilaku sosial, karena dalam kegiatan tersebut
interaksi antar siswa akan terjadi. Interaksi ini memberikan kesempatan
bagi siswa untuk lebih memahami bentuk-bentuk perilaku sosial yang
baik.
3. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Bimbingan Konseling merupakan kegiatan bimbingan dan
konseling yang dapat digunakan untuk membantu siswa-siswi mengatasi
masalah perilaku sosial. Bimbingan dan konseling dititik beratkan pada
kegiatan kelompok, misalnya melalui permainan kelompok, diskusi
kelompok dan kegiatan lainnya. Dalam permainan kelompok perilaku
sosial yang ingin dilatih diberikan melalui bentuk permainan kelompok
44
misalnya perilaku kerja sama dalam menyelesaikan permainan,
kedispilinan dalam mengikuti peraturan permainan, kejujuran dalam
proses permainan, dan perilaku sportif mengakui kemampuan kelompok
lain yang bermain lebih baik.
Kegiatan mengerjakan tugas kelompok membantu siswa melatih
perilaku disiplin dalam hal tepat waktu untuk berkumpul kemudian
memulai kegiatan belajar, perilaku aktif mengeluarkan pendapat, perilaku
bertanggung jawab dalam berpendapat, dan perilaku mendengarkan orang
lain. Kegiatan diskusi kelompok membantu siswa dalam melatih perilaku
kerja sama, mendengarkan orang lain, berani mengungkapkan pendapat
secara bertanggung jawab, disiplin dalam penyelesaian materi/tugas
diskusi kelompok.
45
DAFTAR PUSTAKA Anwar , Y. 1 November 2007. Geng Motor dan Patologi Sosial. Pikiran Rakyat Azwar, S. 2005. Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Chaplin, C. P. 1989. Terjemahan Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : CV. Rajawali Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Biro
Hukum dan Organisasi Sekretariat Jendral Departemen pendidikan Nasional.
Davidoff, L. L. 1981. Terjemahan Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta : Erlangga.
English, A. B & English, A. C. 1970. A Comprehensive Dictionary of Psychological and
Psychoanalytical Terms. London : Logman
Furchan, A. 2004. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Garret, H. E. 1967. Statistics in Psychology And Education. 6th. Ed. London: Logmans,
Green and Co Lt.
Guilford, J. P. 1965. Fundamental Statistics in Psychology And Education. 4th. Ed. New
York: McGraw-Hill Book Company, Inc.
Hadi, S. 2004. Statistik. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Holland, J. G & Skinner, B. F. 1961. The Analysis of Behavior. New York: McGraw-Hill
Book Company Inc.
Hurlock, E. B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Erlangga
46
11 November 2007. Geng Gazper SMA 34 Siksa Yunior. Jakarta: Kompas
Kartono, St. 16 November 2007. Ihwal Kekerasan di Sekolah. Jakarta: Kompas
Richard, A. K. 1973. The Psychology of Human Behavior. California: Brooks/Cole
Publishing Company.
Santrock, J. W. 1983. Life Span Development. Texas: Time Mirror International
Publisher Ltd.
Sears, D. O. dkk. 1985. Terjemahan Psikologi Sosial. 5th. Ed. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Surabaya Raya, 17 November 2007
Staub, E. 1978. Pro social Behavior. New York san Francisco London: Academic Press.
Watson, J. B. 1967. Behavior an Introduction to Comparative Psychology. London: Holt,
Rinehart, & Wiston, Inc.
Winkel, W. S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT.
Grasindo.
LAMPIRAN
47
47
Lampiran 1
Kuesioner
A. Kata Pengantar.
Penelitian ini bermaksud mengetahui hal-hal yang berkait an dengan
perilaku sosial Anda dalam lingkungan sekolah. Informasi yang Anda berikan
dengan menjawab kuesioner ini, akan diolah dan hasilnya akan digunakan untuk
mengembangkan program bimbingan dan konseling di sekolah. Penelitian ini
bersifat rahasia dan tidak akan mengurangi hasil belajar Anda. Semua jawaban
yang Anda pilih benar.
B. Identitas Diri :
Umur :
Jenis Kelamin :
Kelas :
C. Cara Menjawab Pernyataan.
1. Bacalah masing-masing pernyataan berikut ini dengan teliti.
Berilah tanda centang (v) pada alternatif jawaban berikut yang Anda
pilih di tempat yang telah disediakan. Apabila Anda ingin mengganti jawaban
Anda, maka lingkarilah jawaban tersebut, lalu berilah tanda centang (v) pada
jawaban yang sesuai dengan pengalaman teman-teman.
Contoh :
NO. Pernyataan S BK KDG TP
1. Saya memukul teman yang mengejek diri saya v
2. Semua item pernyataan harus dijawab, dan teliti kembali sebelum
dikumpulkan.
3. Jawaban Anda adalah jawaban yang sesuai dengan pengalaman pribadi
Anda.
48
48
Alternatif jawaban sebagai berikut :
S : Selalu
BK : Banyak Kali
KDG : Kadang-kadang
TP : Tidak Pernah
Terima kasih atas kesediaan dan kerjasama Anda untuk mengisi kuesioner
ini.
Hormat Saya
Yohanes Astonursihwana.
49
49
NO. Pernyataan S BK KDG TP 1. Saya bertanya kepada guru ketika saya tidak mengerti
penjelasan dari guru.
2. Saya menerima penjelasan dari guru.
3. Saya membantu teman-teman yang mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas
individual dari guru
4. Saya menerima bantuan dari teman ketika saya
mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas
individual dari guru.
5. Saya mendengarkan pertanyaan dari guru dalam
pengajaran kelas.
6. Saya menjawab pertanyaan dari guru dalam kelas.
7. Saya mengajak teman melakukan kegiatan belajar
kelompok untuk mempersiapkan diri menghadapi
ujian.
8. Saya menerima ajakan teman untuk melakukan
kegiatan belajar kelompok guna mempersiapkan diri
menghadapi ujian.
9. Saya memberikan pendapat kepada teman mengenai
cara-cara menyelesaikan tugas kelompok dari guru.
10. Saya menerima pendapat dari teman mengenai cara-
cara menyelesaikan tugas kelompok dari guru.
11. Saya membagi tugas dengan teman-teman dalam
menyelesaikan tugas kelompok dari guru.
12. Saya menerima tugas dalam kelompok untuk
menyelesaikan tugas kelompok dari guru.
13. Saya memberikan pendapat dalam kelompok ketika
diskusi kelompok.
14. Saya mendengarkan pendapat teman dalam diskusi
kelompok.
50
50
15. Saya menerima bantuan dari teman ketika melakukan
kegiatan ekstrakurikuler tertentu.
16. Saya membantu teman ketika melakukan kegiatan
ekstrakurikuler tertentu.
17. Saya memberikan pendapat kepada teman ketika
melakukan kegiatan ekstrakurikuler tertentu.
18. Saya mendengarkan pendapat dari teman yang ketika
melakukan kegiatan ekstrakurikuler tertentu.
19. Saya membagi tugas dengan teman untuk
mempersiapkan perlengkapan kegiatan
ekstrakurikuler tertentu.
20. Saya menerima tugas untuk mempersiapkan
perlengkapan kegiatan ekstrakurikuler tertentu.
21. Saya melaksanakan tugas saya dalam kegiatan
ekstrakurikuler tertentu sampai selesai.
22. Saya hadir di sekolah sebelum jam pelajaran dimulai.
23. Saya hadir kembali di kelas sesudah jam istirahat
tepat waktu.
24. Saya menjaga ketenangan selama mengikuti kegiatan
di kelas.
25. Saya membayar SPP tepat waktu.
26. Saya menggunakan seragam dan atribut-atributnya
sesuai dengan aturan sekolah.
27. Saya membuang sampah pada tempatnya ketika
berada di dalam lingkungan sekolah.
28. Saya tidak mencorat-coret meja di kelas.
29. Saya tidak mencorat-coret dinding sekolah.
30. Saya hadir tepat waktu ketika kegiatan ekskurikuler
tertentu dimulai.
51
51
31. Saya melakukan kegiatan ekskurikuler yang sesuai
dengan aturan kegiatan tersebut.
32. Saya melaksanakan perintah dari guru pendamping
kegiatan ekstrakurikuler tertentu.
33. Saya tidak mencontek pada waktu ujian.
34. Saya mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh
guru.
35. Saya menjawab ketika ditanya oleh teman-teman.
36. Saya tidak masuk sekolah karena alasan yang
penting.
37. Saya mengembalikan barang teman yang saya
pinjam.
38. Saya sungguh-sungguh ketika melakukan kegiatan
ekstrakurikuler tertentu.
39. Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang telah
saya pilih.
40. Saya mendengarkan guru yang sedang menerangkan
materi pelajaran di kelas
41. Saya berteman dengan siapa saja tanpa membeda-
bedakan latar belakang mereka.
42. Saya menerima saran dari teman tentang diri saya.
43. Saya memberikan saran kepada teman tentang
dirinya.
44. Saya menerima keputusan kelompok diskusi.
45. Saya membantu teman tanpa mempertimbangkan
latar belakang dia.
46. Saya menerima bantuan dari teman tanpa
mempertimbangkan latar belakang dia.
47. Saya berbicara dengan teman secara sopan.
48. Saya berbicara dengan guru secara sopan.
52
52
49. Saya menerima hukuman atas kesalahan karena
melanggar aturan sekolah.
50. Saya melaksanakan hukuman karena pelanggaran
saya.
51. Saya mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum
melaksanakan ujian di sekolah.
52. Saya mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh
guru.
53. Saya mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan oleh guru.
54. Saya menggunakan fasilitas sekolah sesuai dengan
aturan-aturan pemakaiannya.
55. Saya mengembalikan buku yang telah saya pinjam
dari perpustakaan sekolah.
56. Saya mengganti barang milik teman yang telah saya
gunakan apabila barang tersebut rusak.
57. Saya menerima barang pengganti milik saya yang
telah dirusakkan oleh teman saya.
58. Saya mengembalikan alat tulis milik teman yang
telah saya pinjam.
59. Saya meminjamkan alat tulis ketika teman
membutuhkannya.
60. Saya meminta maaf ketika melakukan kesalahan
terhadap teman.
61. Saya menerima permintaan maaf dari teman lain
yang telah berbuat salah terhadap diri saya.
62. Saya meminta maaf ketika saya melakukan kesalahan
terhadap guru.
63. Saya menerima permintaan maaf dari guru yang telah
melakukan kesalahan terhadap diri saya.
53
53
64. Saya mengganti perlengkapan kegiatan
ekstrakurikuler yang telah saya gunakan apabila
perlengkapan tersebut rusak.
65. Saya menggunakan perlengkapan kegiatan
ekskurikuler yang sesuai dengan aturan dan
fungsinya.
66. Saya mengembalikan semua perlengkapan kegiatan
ekskurikuler tertentu yang telah digunakan ke
ruangannya.
NB : Berdasarkan pernyataan-pernyataan dari kuesioner diatas, tuliskan kritik, saran, dan
kesan Anda pada lembar dibawah ini :
54
Lampiran 2 Tabel 8. Skor-Skor Kuesioner Tingkat Perilaku Sosial Siswa-Siswi Kelas X
SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008
NO.SISWA JK X Y SKOR TOTAL SISWA T/R 1 L 115 118 233 T
2 L 117 125 242 T 3 L 101 98 199 R 4 L 92 94 186 R
5 L 95 99 194 R 6 L 96 95 191 R 7 L 120 112 232 T 8 L 114 116 230 T 9 L 102 108 210 T 10 L 104 93 197 R
11 L 106 103 209 T 12 L 89 90 179 R 13 L 113 113 226 T
14 L 97 100 197 R 15 L 97 101 198 R 16 L 89 91 180 R 17 L 107 112 219 T 18 L 85 95 180 R 19 L 95 94 189 R 20 L 109 107 216 T 21 L 104 103 207 T 22 L 102 104 206 T
23 L 94 103 197 R 24 L 75 85 160 R 25 L 86 90 176 R 26 L 98 98 196 R 27 L 93 94 187 R 28 L 95 106 201 T
29 L 99 103 202 T 30 L 90 105 195 R 31 L 95 85 180 R
32 L 111 119 230 T 33 L 57 62 119 R
55
34 L 85 93 178 R 35 L 90 93 183 R 36 L 112 108 220 T
37 L 100 98 198 R 38 L 99 109 208 T 39 L 96 105 201 T
40 L 91 93 184 R 41 L 110 117 227 T 42 L 109 105 214 T
43 L 98 102 200 T 44 L 74 87 161 R 45 L 103 97 200 T
46 L 94 98 192 R 47 L 107 101 208 T 48 L 85 98 183 R
49 L 77 78 155 R 50 L 97 103 200 T 51 L 107 116 223 T
52 L 102 105 207 T 53 L 84 100 184 R 54 L 97 104 201 T
55 L 104 108 212 T 56 L 77 79 156 R 57 L 105 101 206 T
58 L 102 112 214 T 59 L 72 81 153 R 60 L 95 97 192 R
61 L 108 102 210 T 62 L 94 98 192 R 63 L 98 104 202 T
64 L 92 98 190 R 65 L 89 91 180 R 66 L 87 86 173 R
67 L 92 98 190 R 68 L 96 91 187 R 69 L 116 118 234 T
70 L 76 82 158 R 71 L 84 72 156 R
56
72 L 89 89 178 R 73 L 74 80 154 R 74 L 89 102 191 R
75 L 106 108 214 T 76 L 82 91 173 R 77 L 82 99 181 R
78 L 90 83 173 R 79 L 96 95 191 R 80 L 101 98 199 R
81 L 89 96 185 R 82 L 84 95 179 R 83 L 88 95 183 R
84 P 123 124 247 T 85 P 125 115 240 T 86 P 118 107 225 T
87 P 106 101 207 T 88 P 91 93 184 R 89 P 99 103 202 T
90 P 103 106 209 T 91 P 96 94 190 R 92 P 110 118 228 T
93 P 110 112 222 T 94 P 105 115 220 T 95 P 106 114 220 T
96 P 113 108 221 T 97 P 102 113 215 T 98 P 105 110 215 T
99 P 111 112 223 T 100 P 105 102 207 T 101 P 93 89 182 R
102 P 90 90 180 R 103 P 111 115 226 T 104 P 101 110 211 T
105 P 94 91 185 R 106 P 102 109 211 T 107 P 104 107 211 T
108 P 111 106 217 T 109 P 93 106 199 R
57
110 P 100 116 216 T 111 P 85 89 174 R 112 P 93 108 201 T
113 P 90 84 174 R 114 P 96 101 197 R 115 P 94 107 201 T
116 P 102 108 210 T 117 P 97 113 210 T 118 P 87 90 177 R
119 P 86 90 176 R 120 P 83 87 170 R 121 P 104 110 214 T
122 P 90 103 193 R 123 P 87 95 182 R 124 P 93 97 190 R
125 P 120 118 238 T 126 P 110 126 236 T 127 P 98 95 193 R
128 P 86 97 183 R 129 P 115 112 227 T 130 P 93 109 202 T
131 P 99 108 207 T 132 P 93 100 193 R 133 P 110 120 230 T
134 P 104 104 208 T 135 P 108 111 219 T 136 P 112 113 225 T
137 P 112 113 225 T 138 P 121 123 244 T 139 P 107 110 217 T
140 P 115 106 221 T 141 P 99 101 200 T 142 P 94 101 195 R
143 P 104 112 216 T 144 P 106 107 213 T 145 P 92 95 187 R
146 P 103 106 209 T 147 P 95 98 193 R
58
148 P 113 112 225 T 149 P 97 102 199 R 150 P 98 97 195 R
151 P 88 83 171 R 152 P 107 115 222 T 153 P 95 98 193 R
154 P 113 111 224 T 155 P 102 106 208 T 156 P 100 114 214 T
157 P 112 121 233 T 158 P 107 109 216 T 159 P 109 108 217 T
160 P 88 91 179 R 161 P 105 109 214 T 162 P 107 99 206 T
163 P 99 104 203 T 164 P 95 107 202 T 165 P 111 105 216 T
166 P 107 100 207 T 167 P 86 92 178 R 168 P 103 101 204 T
169 P 86 97 183 R 170 P 79 97 176 R 171 P 105 109 214 T
172 P 105 116 221 T 173 P 94 98 192 R 174 P 93 101 194 R
175 P 98 102 200 T 176 P 95 86 181 R 177 P 102 100 202 T
178 P 75 81 156 R 179 P 78 74 152 R 179 17578 18178 35756
59
Keterangan :
JK : Jenis Kelamin
X : Skor item ganjil
Y : Skor item genap
T : Tinggi
R : Rendah
Jumlah Klasifikasi Tinggi Rendah Siswa Putra berdasarkan Mean :
T : 33
R : 50
Jumlah Klasifikasi Tinggi Rendah Siswi Putri berdasarkan Mean :
T : 62
R : 34
N
XM ∑=
17935756
=M
M = 199,75
M = 200
60
Lampiran 3 Tabel 9.Tabel Deviasi Skor Siswa-Siswi Kelas X SMA St. Yosef
Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008
NO.SISWA JK X Y x y x2 y2 xy 1 L 115 118 17 16 289 256 272
2 L 117 125 19 23 361 529 437 3 L 101 98 3 -4 9 16 -12 4 L 92 94 -6 -8 36 64 48
5 L 95 99 -3 -3 9 9 9 6 L 96 95 -2 -7 4 49 14 7 L 120 112 22 10 484 100 220 8 L 114 116 16 14 256 196 224 9 L 102 108 4 6 16 36 24 10 L 104 93 6 -9 36 81 -54
11 L 106 103 8 1 64 1 8 12 L 89 90 -9 -12 81 144 108 13 L 113 113 15 11 225 121 165
14 L 97 100 -1 -2 1 4 2 15 L 97 101 -1 -1 1 1 1 16 L 89 91 -9 -11 81 121 99 17 L 107 112 9 10 81 100 90 18 L 85 95 -13 -7 169 49 91 19 L 95 94 -3 -8 9 64 24 20 L 109 107 11 5 121 25 55 21 L 104 103 6 1 36 1 6 22 L 102 104 4 2 16 4 8
23 L 94 103 -4 1 16 1 -4 24 L 75 85 -23 -17 529 289 391 25 L 86 90 -12 -12 144 144 144 26 L 98 98 0 -4 0 16 0 27 L 93 94 -5 -8 25 64 40 28 L 95 106 -3 4 9 16 -12
29 L 99 103 1 1 1 1 1 30 L 90 105 -8 3 64 9 -24 31 L 95 85 -3 -17 9 289 51
32 L 111 119 13 17 169 289 221 33 L 57 62 -41 -40 1681 1600 1640
61
34 L 85 93 -13 -9 169 81 117 35 L 90 93 -8 -9 64 81 72
36 L 112 108 14 6 196 36 84 37 L 100 98 2 -4 4 16 -8 38 L 99 109 1 7 1 49 7
39 L 96 105 -2 3 4 9 -6 40 L 91 93 -7 -9 49 81 63 41 L 110 117 12 15 144 225 180
42 L 109 105 11 3 121 9 33 43 L 98 102 0 0 0 0 0 44 L 74 87 -24 -15 576 225 360
45 L 103 97 5 -5 25 25 -25 46 L 94 98 -4 -4 16 16 16 47 L 107 101 9 -1 81 1 -9
48 L 85 98 -13 -4 169 16 52 49 L 77 78 -21 -24 441 576 504 50 L 97 103 -1 1 1 1 -1
51 L 107 116 9 14 81 196 126 52 L 102 105 4 3 16 9 12 53 L 84 100 -14 -2 196 4 28
54 L 97 104 -1 2 1 4 -2 55 L 104 108 6 6 36 36 36 56 L 77 79 -21 -23 441 529 483
57 L 105 101 7 -1 49 1 -7 58 L 102 112 4 10 16 100 40 59 L 72 81 -26 -21 676 441 546
60 L 95 97 -3 -5 9 25 15 61 L 108 102 10 0 100 0 0 62 L 94 98 -4 -4 16 16 16
63 L 98 104 0 2 0 4 0 64 L 92 98 -6 -4 36 16 24 65 L 89 91 -9 -11 81 121 99
66 L 87 86 -11 -16 121 256 176 67 L 92 98 -6 -4 36 16 24 68 L 96 91 -2 -11 4 121 22
69 L 116 118 18 16 324 256 288 70 L 76 82 -22 -20 484 400 440 71 L 84 72 -14 -30 196 900 420
62
72 L 89 89 -9 -13 81 169 117 73 L 74 80 -24 -22 576 484 528
74 L 89 102 -9 0 81 0 0 75 L 106 108 8 6 64 36 48 76 L 82 91 -16 -11 256 121 176
77 L 82 99 -16 -3 256 9 48 78 L 90 83 -8 -19 64 361 152 79 L 96 95 -2 -7 4 49 14
80 L 101 98 3 -4 9 16 -12 81 L 89 96 -9 -6 81 36 54 82 L 84 95 -14 -7 196 49 98
83 L 88 95 -10 -7 100 49 70 84 P 123 124 25 22 625 484 550 85 P 125 115 27 13 729 169 351
86 P 118 107 20 5 400 25 100 87 P 106 101 8 -1 64 1 -8 88 P 91 93 -7 -9 49 81 63
89 P 99 103 1 1 1 1 1 90 P 103 106 5 4 25 16 20 91 P 96 94 -2 -8 4 64 16
92 P 110 118 12 16 144 256 192 93 P 110 112 12 10 144 100 120 94 P 105 115 7 13 49 169 91
95 P 106 114 8 12 64 144 96 96 P 113 108 15 6 225 36 90 97 P 102 113 4 11 16 121 44
98 P 105 110 7 8 49 64 56 99 P 111 112 13 10 169 100 130 100 P 105 102 7 0 49 0 0
101 P 93 89 -5 -13 25 169 65 102 P 90 90 -8 -12 64 144 96 103 P 111 115 13 13 169 169 169
104 P 101 110 3 8 9 64 24 105 P 94 91 -4 -11 16 121 44 106 P 102 109 4 7 16 49 28
107 P 104 107 6 5 36 25 30 108 P 111 106 13 4 169 16 52 109 P 93 106 -5 4 25 16 -20
63
110 P 100 116 2 14 4 196 28 111 P 85 89 -13 -13 169 169 169
112 P 93 108 -5 6 25 36 -30 113 P 90 84 -8 -18 64 324 144 114 P 96 101 -2 -1 4 1 2
115 P 94 107 -4 5 16 25 -20 116 P 102 108 4 6 16 36 24 117 P 97 113 -1 11 1 121 -11
118 P 87 90 -11 -12 121 144 132 119 P 86 90 -12 -12 144 144 144 120 P 83 87 -15 -15 225 225 225
121 P 104 110 6 8 36 64 48 122 P 90 103 -8 1 64 1 -8 123 P 87 95 -11 -7 121 49 77
124 P 93 97 -5 -5 25 25 25 125 P 120 118 22 16 484 256 352 126 P 110 126 12 24 144 576 288
127 P 98 95 0 -7 0 49 0 128 P 86 97 -12 -5 144 25 60 129 P 115 112 17 10 289 100 170
130 P 93 109 -5 7 25 49 -35 131 P 99 108 1 6 1 36 6 132 P 93 100 -5 -2 25 4 10
133 P 110 120 12 18 144 324 216 134 P 104 104 6 2 36 4 12 135 P 108 111 10 9 100 81 90
136 P 112 113 14 11 196 121 154 137 P 112 113 14 11 196 121 154 138 P 121 123 23 21 529 441 483
139 P 107 110 9 8 81 64 72 140 P 115 106 17 4 289 16 68 141 P 99 101 1 -1 1 1 -1
142 P 94 101 -4 -1 16 1 4 143 P 104 112 6 10 36 100 60 144 P 106 107 8 5 64 25 40
145 P 92 95 -6 -7 36 49 42 146 P 103 106 5 4 25 16 20 147 P 95 98 -3 -4 9 16 12
64
148 P 113 112 15 10 225 100 150 149 P 97 102 -1 0 1 0 0
150 P 98 97 0 -5 0 25 0 151 P 88 83 -10 -19 100 361 190 152 P 107 115 9 13 81 169 117
153 P 95 98 -3 -4 9 16 12 154 P 113 111 15 9 225 81 135 155 P 102 106 4 4 16 16 16
156 P 100 114 2 12 4 144 24 157 P 112 121 14 19 196 361 266 158 P 107 109 9 7 81 49 63
159 P 109 108 11 6 121 36 66 160 P 88 91 -10 -11 100 121 110 161 P 105 109 7 7 49 49 49
162 P 107 99 9 -3 81 9 -27 163 P 99 104 1 2 1 4 2 164 P 95 107 -3 5 9 25 -15
165 P 111 105 13 3 169 9 39 166 P 107 100 9 -2 81 4 -18 167 P 86 92 -12 -10 144 100 120
168 P 103 101 5 -1 25 1 -5 169 P 86 97 -12 -5 144 25 60 170 P 79 97 -19 -5 361 25 95
171 P 105 109 7 7 49 49 49 172 P 105 116 7 14 49 196 98 173 P 94 98 -4 -4 16 16 16
174 P 93 101 -5 -1 25 1 5 175 P 98 102 0 0 0 0 0 176 P 95 86 -3 -16 9 256 48
177 P 102 100 4 -2 16 4 -8 178 P 75 81 -23 -21 529 441 483 179 P 78 74 -20 -28 400 784 560
179 17578 18178 36 -80 22336 21082 18131
65
{ }{ }∑∑∑=
22yx
xyrXY
{ }{ }210822233618131
=XYr
47088755218131
=XYr
94,2169918131
=XYr
84,0=XYr
66
Lampiran 4
1. Perhitungan Reliabilitas Tingkat Perilaku Sosial Siswa putra dan siswi Putri
{ }{ }∑∑∑=
22yx
xyrXY
{ }{ }210822233618131
=XYr
47088755218131
=XYr
94,2169918131
=XYr
84,0=XYr
rxyrxy
rtt+×
=12
84,0184,02
+×
=rtt
84,168,1
=rtt
92,0=rtt
2. PerhitunganValiditas Tingkat Perilaku Sosial Siswa Putra dan Siswi Putri
ttt rr =∞
92,0=∞tr
95,0=∞tr
Recommended