View
316
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
laporan grinding
Citation preview
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis dapat dapat melakukan praktek dan penyelesaian laporan ini dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Laporan ini merupakan suatu bentuk pengoreksian diri pratikum yang telah dilaksanakan, sehingga harapannya dapat menambah pemahaman mahasiswa mengenai job yang telah mereka lakukan.
Pada praktek kali ini, penulis mendapatkan job pratikum kerja gerida dimana penggerindaan kali ini digunakan mesin gerinda surface yang fungsinya untuk menggerinda benda atau komponen yang berbentuk balok
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Yusri Mura, MT selaku instrutur pada job kerja gerinda ini, dan juga kepada teman-teman yang telah membantu penulis baik itu secara moril maupun materil.
Sebagian dari proses pembelajaran, tentu dalam penulisan laporan ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan, untuk itu penulis harapkan adanya kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun bagi penulis guna perbaikan laporan kedepannya. Akhir kata penulis berharap laporan ini bermanfaat bagi para pembaca dan bagi penulis khususnya.
Padang, September 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Tujuan
BAB II LANDASAN TEORI
II.1 Pengertian Mesin Surface Grinding
II.2 Klasifikasi Mesin Surface Grinding
II.3 Prinsip Kerja Mesin Surface Grinding
II.4 Jenis-Jenis Pencekaman Benda Kerja Pada Mesin Surface Grinding
II.5 Teori Perbedaan Meja Magnet Listrik dan Magnet Permanen
BAB III ALAT DAN BAHAN
III.1 Peralatan
III.2 Bahan
BAB IV PROSES PENGERJAAN
IV.1 Gambar Kerja
IV.2 Keselamatan Kerja
IV.3 Langkah Kerja
BAB V KENDALA DAN PEMECAHAN MASALAH
V.1 Kendala
VI.2 Pemecahan Masalah
BAB VI PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
VI.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kegiatan praktek merupakan suatu proses pengaplikasian pelajaran teori kedalam bentuk praktek atau kerja yang sebenarnya. Kegiatan praktek dikatakan berhasil apabila seseorang mampu bekerja dengan baik sesuai denga teori dan prosedur-prosedur kerja yang telah di tetapkan.
Dlam kegiatan praktek kita harus memperhatikan prosedur kerja yang telah ditetapkan (SOP), agar pekerjaan yang kita lakukan bisa berjalan dengan lancar serta mendapat hasil kerja yang memuaskan. Dengan menggunakan standar kerja tersebut juga dapat meminimalisir kecelakaan kerja.
I.2 Tujuan
Adapun tujuan pelaksanaan praktek kerja gerinda ini adalah sebagai berikut :
a. Agar mahasiswa mampu mengoperasikan mesin gerinda surface, dan dapat menggerinda sesuai dengan ukuran penggerindaan yang telah ditentukan,
b. Melatih ketelitian mahasiswa dalam penggerindaan sesuai dengan ketelitian yang diharapkan.
c. Menghasilkan mahasiswa yang memiliki keahlian profesional.
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Pengertian Mesin Surface Grinding
Mesin surface grinding adalah mesin gerinda yang mengacu pada pembuatan bentuk
datar dan permukaan yang rata pada sebuah benda kerja yang berada di bawah batu gerinda
yang berputar. Mesin Gerinda adalah salah satu mesin perkakas dengan mata potong jamak,
dimana mata potongnya berjumlah sangat banyak yang digunakan untuk mengasah atau
memotong benda kerja dengan tujuan tertentu. Pada umumnya mesin ini di gunakan untuk
menggerinda permukaan yang meja mesinnya bergerak horizontal bolak-balik. Meja ini
dapat diopersikan manual maupun otomatis. Pencekaman benda kerja dengan cara diikat
pada kotak meja magnetik.
Prinsip kerja mesin gerinda adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda
kerja sehingga terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, atau pemotongan. Mesin surface
grinding bisa kita jumpai di ATMI pada mesin Brand dan Magerle. Pada umumnya mesin
gerinda digunakan untuk penggerindaan permukaan yang meja mesinnya bergerak horizontal
bolak-balik. Benda kerja dicekam pada meja magnetik, digerakkan maju mundur di bawah
batu gerinda. Meja pada mesin gerinda datar dapat dioperasikan secara manual atau otomatis
yang dapat diatur pada bagian tuasnya.
Perlengkapan mesin surface grinding:
Meja magnet listrik
Meja magnet permanen
Ragum mesin
Meja sinus
Meja sinus universal
Blok pencekam khusus
Pengasah batu gerinda/ dresser
Bagian-bagian dari pendukung mesin surface grinding, yaitu :
1. Column
Bagian ini berfungsi untuk menopang unit kepala gerinda.
2. Tuas Pembalik Arah Meja
Berfungsi untuk membalik arah gerak penyayatan meja. Dilengkapi dengan stopper
sebagai batas pergerakan meja mesin surface grinding.
3. Handle Memanjang
Berfungsi untuk menggerakan meja dengan arah memanjang yang bisa disetting
panjang langkahnya.
4. Handle Melintang
Berfungsi untuk meja dengan arah melintang yang bisa disetting panjang langkahnya.
5. Control Box
Letak dimana tombol-tombol pengendali yangdi gunakan sebagai pusat kendali
mesin.
6. Coolant Box
Tempat cairan pendingin. Tempat ini harus sering-sering di check karena bila sampai
kelalaian bisa membuat chip yang berupa serbuk mengendap dan dapat menghampat
sirkulasi coolant.
7. Alas Mesin
Alas mesin disebut juga bed merupakan kotak terbuat dari besi tuang dan di dalamnya
ditempatkan unit penggerak hidrolik. Pada bagian atas bed terdapat alur berbentuk
sebagai tempat eretan melucur.
8. Eretan
Eretan disebut juga sadel. Eretan bergerak bolak-balik dalam arah memanjang atau
melintang di atas bed.
9. Meja
Meja ini terpasang pada permukaan bagian atas eretan. Perlengkapan meja kerja
dilengkapi dengan tiga buah alur T untuk menempatkan baut pengikat. Permukaan
meja digerinda dengan presisi pada waktu mesin dirakit. Di atas meja dapat
ditempatkan magnet untuk mencekam benda kerja.
10. Kepala Gerinda
Unit kepala gerinda terbuat dari besi tuang, di dalamnya terdapat sumbu roda grinda
dan peluru penahan gesekan. Sumbu atau poros gerinda terbuat dari baja campuran
dan digerinda sangat presisi. Di salah satu ujung sumbu terpasang sebuah motor atau
puli.
11. Benda kerja yang dihasilkan
Contoh hasil dari mesin surface grinding adalah Parallel block, V-Block, Caliper, Bed
Mesin, dll.
II.2 Klasifikasi Mesin Surface Grinding
Klasifikasi mesin surface grinding berdasarkan pergerakan meja dan posisi spindlenya dibagi
menjadi 4 macam, yaitu:
1. Mesin gerinda datar horizontal dengan gerak meja bolak-balik.
2. Mesin gerinda datar horizontal dengan gerak meja berputar.
3. Mesin gerinda datar vertical dengan gerak meja bolak-balik.
4. Mesin gerinda datar vertical dengan gerak meja berputar.
Gambar Mesin gerinda datar horizontal dengan gerak meja bolak-balik
Mesin gerinda datar horizontal dengan gerak meja bolak-balik. Mesin gerinda ini digunakan
untuk menggerinda benda-benda dengan permukaan rata dan menyudut. Mengenai panjang
langkah pada meja dan gerakan melintang batu gerinda dapat disetting pada tuas dimeja
mesin gerinda sesuai dengan sifat dan karakter benda kerja yang akan dikerjakan.
Gambar Mesin gerinda datar horizontal dengan gerak meja berputar
Mesin gerinda datar horizontal dengan gerak meja berputar. Mesin jenis ini dipergunakan
untuk menggerinda permukaan rata pada benda kerja silindris. Tepatnya dibagian sisi
permukaan rata benda kerja tersebut dengan gerakan berputarnya meja mesin surface
grinding.
Gambar Mesin gerinda datar vertical dengan gerak meja bolak-balik
Mesin gerinda datar vertical dengan gerak meja bolak-balik. Mesin jenis ini digunakan untuk
menggerinda benda-benda berpermukaan rata, lebar, dan menyudut. Penggerindaan
berlangsung pada sisi samping roda gerinda sehingga ketika proses harus berhati-hati dalam
pemakanan (DOC) dengan cara lebih sedikit-sedikit. Cara ini dilakukan agar benda kerja
tidak gosong ketika menerima beban dan luas penampang yang terlalu besar pada sisi potong
batu gerinda.
Gambar Mesin gerinda datar vertical dengan gerak meja berputar
Mesin gerinda datar vertical dengan gerak meja berputar. Mesin jenis ini dipergunakan untuk
menggerinda permukaan rata poros dan lubang. Bisa juga untuk membuat lubang yang presisi
bila memang tidak ada mesin universal grinding dalam bengkel Anda saat diperlukannya
penggerindaan lubang dalam seperti gambar disebaliknya.
II.3 Prinsip Kerja Mesin Surface Grinding
Prinsip kerja utama dari mesin surface grinding adalah gerakan bolak-balik benda
kerja, dan gerak rotasi dari tool. Dilihat dari prinsip kerja utama mesin tersebut, mesin
gerinda datar secara garis besar mempunyai tiga gerakan utama, yaitu:
1. Gerakan putar batu gerinda.
2. Gerakan meja memanjang dan melintang.
3. Gerakan pemakanan.
Berdasarkan prinsip kerjanya mesin surface grinding dibagi menjadi dua macam, yaitu:
Gambar Surface grinding semi otomatis
1. Surface grinding semi otomatis, proses pemotongan dapat dilakukan secara manual
(tangan) dan otomatis mesin.
Gambar Surface grinding otomatis
2. Surface grinding otomatis, proses pemotongan diatur melalui program (NC/Numerical
Control dan CNC/Computer Numerically Control).
Berdasarkan prinsip pendingin (coolant) dari mesin surface grinding dibagi menjadi dua
macam, yaitu:
1. Penggerindaan kering.
Sesuai dengan tujuannya, penggerindaan kering dilakukan tanpa menggunakan cairan
pendingin. Agar debu yang timbul dari penggerindaan tidak beterbangan dan terhisap
oleh orang yang bekerja, maka mesin dilengkapi dengan penyedot debu. Karena apabila
tidak disedot, maka debu-debu akan mengendap pada bagian-bagian mesin yang dapat
menganggu system elektrik pada mesin.
2. Penggerindaan basah.
Pada penggerindaan basah digunakan cairan pendingin untuk mencegah debu yang
timbul dari penggerindaan. Hal ini perlu dijaga agar tidak sampai mengenai operator, dan
tidak pula berserakan keluar dari mesin maupun membasahi lantai. Untuk itu mesin ini
perlu dilengkapi perisai untuk menahan cairan pendingin. Pada penggerindaan basah,
kita dapat mempertahankan sifat logam, karena tidak mengalami kenaikan suhu akibat
gesekan pada proses pemotongan.
II.4 Jenis-Jenis Pencekaman Benda Kerja Pada Mesin Surface Grinding
Macam-macam pencekaman pada mesin surface grinding, yaitu :
1. Meja magnet listrik.
Pencekaman ini paling sering digunakan sebagian besar mesin surface
grinding. Benda kerja tipis yang tidak mampu dilakukan pada pencekaman biasa
sangatlah cocok untuk pencekaman ini. Pencekaman terjadi akibat adanya medan
magnet yang ditimbulkan oleh aliran listrik. Pada mesin gerinda datar yang berfungsi
sebagai pencekam benda kerja adalah meja mesin gerinda itu sendiri.
Proses pencekaman benda kerja menggunakan meja magnet listrik, harus
mempunyai syarat yaitu permukaan meja magnet dibersihkan dan magnet dalam
posisi on. Benda kerja diletakkan pada permukaan meja magnet dan diatur pada posisi
garis kerja medan magnet. Tentu saja benda kerja harus dalam kondisi bersih juga.
Pencekaman menggunakan prinsip elektromagnetik. Batangan-batangan yang di
ujungnya diatur sehingga menghasilkan kutub magnet utara dan selatan secara
bergantian bila dialiri arus listrik. Supaya aliran medan magnet melewati benda kerja
digunakan logam nonferro yang disisipkan pada plat atas pencekam magnet. Ketika
melepas benda kerja dilakukan dengan memutuskan aliran listrik yang menuju
pencekam magnet dengan menggunakan tombol ON/OFF.
2. Meja magnet permanen
Pencekaman terjadi akibat adanya magnet permanen yang terdapat pada pencekam.
Pada mesin gerinda jenis ini, magnet yang mengaliri meja bersifat permanen, proses
pencekaman benda kerja menggunakan mesin yang dilengkapi dengan meja jenis ini
hampir sama dengan proses pencekaman benda kerja pada mesin gerinda datar pada
umumnya. Akan tetapi, ada beberapa hal yang membedakan mesin jenis ini dengan
mesin gerinda pada umumnya.
3. Meja sinus.
Meja sinus dapat digunakan untuk mencekam benda kerja dalam penggerindaan yang
membentuk sudut dengan ketelitian mencapai satuan sudut dalam detik.
Adapun proses pencekaman benda kerja dengan ragum sinus sebagai berikut :
Meja ini dicekam pada meja magnet (permukaan meja sinus juga mengadung magnet
yang berguna untuk meletakkan benda kerja pada bagian atasnya).
Kemiringan sudut yang dikehendaki diatur dengan mengendorkan kunci yang
biasanya di setel dengan kunci L. Kemudian diposisikan pada sudut yang diinginkan
lalu dikencangkan lagi.
Benda kerja dipasang pada bidang atas meja sinus dengan system pencekaman meja
magnet juga.
4. Meja sinus universal.
Tidak dipungkiri bahwa benda kerja mempunyai bentuk yang kompleks. Hal itu
tergantung faktor benda kerja tersebut dengan pasangannya nanti ketika dissembling.
Untuk ukuran yang mempunyai tuntutan kemiringan, meja ini sangat cocok untuk
pencekamannya. Meja sinus universal digunakan untuk membentuk sudut ke arah
vertical dan ke arah horizontal.
5. Blok V Blok persegi
Berfungsi untuk meneruskan aliran medan magnet dari sumber magnet ke benda
kerja. Ada tiga bentuk standar blok penghantar, yaitu persegi, segitiga dan alur V,
atau Blok V. masing-masing sumbu mempunyai keterangan sudut sehingga kita dapat
memutar-mutar meja ini.
6. Pencekaman khusus
Adapun beberapa pencekaman khusus pada mesin surface grinding, yaitu :
Blok penghantar medan magnet (packing berlapis), digunakan untuk mencekam
benda kerja yang tidak memungkinkan dicekam langsung pada meja magnet.
Blok penghantar medan magnet beralur V, digunakan untuk mencekam benda kerja
menyudut dengan sudut istimewa.
II.5 Teori Perbedaan Meja Magnet Listrik dan Magnet Permanen
a. Teori ini seperti halnya magnetic yang berada di Stand Dial indicator. Terdapat 2
kutub bekerja dan mengadung magnetis bila ada 2 kutub yang berbeda didekatkan
(utara-selatan), 2 kutub tidak bekerja bila ada 2 kutub yang sama didekatkan.
b. Perbedaannya terletak pada sumber magnet yang telah dimiliki, tanpa menggunakan
aliran arus listrik (lempengan magnet permanen).
c. Lempengan-lempengan magnet permanen terletak di antara logam anti magnet yang
dipasang di antara plat atas dan bawah.
d. Plat atas mempunyai plat sisipan anti magnet yang berfungsi mengarahkan aliran
medan magnet.
e. Posisi tuas ”ON”, posisi lempengan magnet sebidang dengan kutub sisipan di plat
atas. Medan magnet mengalir dari kutub selatan ke kutub luar (plat atas) dan melewati
benda kerja diteruskan ke kutub utara dan plat bawah sehingga benda kerja akan
tercekam.
f. Benda kerja diatur pada posisi garis kerja aliran medan magnet yang terdapat pada
pencekam magnet.
g. Posisi tuas ”OFF”, aliran magnet dipindahkan karena lempengan magnet dan sisipan
tidak segaris kerja aliran medan magnet. Plat atas dan sisipan akan menutupi aliran
yang menuju ke benda kerja sehingga benda kerja tidak tercekam.
Swivel vice
Pencekaman digunakan ketika benda kerja yang semua bidang telah digerinda, di
mana antara satu dengan yang lainnya saling tegak lurus dan sejajar.
Adapun proses pencekaman benda kerja menggunakan vice ini sebagai berikut :
Permukaan benda kerja yang dijepit oleh vice ini menghasilkan bidang yang akan
tergerinda mempunyai kesikuan dan kesejajaran yang baik dengan syarat vice sudah
disetting siku dan kerataannya.
Vice dicekam dengan menggunakan pencekam magnet dalam posisi yang bisa
dirubah rubah sesuai dengan penggerindaan yang diinginkan. Bidang-bidang dari vice
digunakan sebagai bidang dasar dan penahan.
Permukaan bidang pencekam dan yang tercekam harus bersih dari kotoran-kotoran
yang mengganggu pencekaman dan ketelitian penggerindaan.
Untuk menggerinda benda kerja tegak lurus, vice diputar 90° tanpa harus membuka
penjepitan benda kerja, dengan syarat permukaan benda kerja lebih tinggi dari
permukaan rahang ragum. Untuk sudut kemiringan yang lain juga bisa dilakukan
dengan menyeting sebelumnya kedudukan benda kerja menggunakan bevel transfer
yang sudah di setel pada bevel protactor.
BAB III
ALAT DAN BAHAN
III.1 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam penggerindaan kali ini adalah sebagai berikut:
a. Surface grinding machineb. Mikrometer digital
III.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam penggerindaan kali ini adalah :
- ST 37 berbentuk balok
BAB IV
PROSES PENGERJAAN
IV.1 Gambar Kerja
IV.2 Keselamatan Kerja
Keselamatan dalam setiap pekerjaan haruslah diperhatikan agar setiap pekerjaan yang kita lakukan mencapai hasil yang maksimal, adapun beberapa keselamatan kerja yang harus kita perhatikan adalah sebagai berikut :
a. Keselamatan operator - Sebelum memulai pekerjaan, bacalah do’a
- Pastikan kondisi badan pada saat bekerja dalam keadaan sehat
- Jangan main-main saat melakukan pekerjaan
- Pakailah alat pelindung diri dengan baik dan benarb. Keselamatan mesin dan benda kerja - Pergunakanlah mesin dan tombol dengan hati-hati
- Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
- Lakukan pemakanan secara perlahan-lahan, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
- Lakukanlah pengukuran setiap selesai pemakanan, agar mendapatkan ukuran yang presisi
- Simpan benda kerja ditempat yang amanc. Keselamatan Lingkungan - Bersihkan kembali tempat praktek setelah selesai bekerja
IV.3 Langkah kerja
a. Persiapan
- Sebelum menghidupkan mesin, pompa terlebih dahulu oli pada mesin supaya dapat melumasi bagian mesin yang bergerak.
- Hidupkan hidrolik mesin dengan memutar kotak hidrolik keposisi ON
- Majukan batu gerinda
- Pasang benda kerja pada pencekam benda kerja
- Atur panjang langkah kekiri dan kekanan dengna memutar handle manual
- Hidupkan batu gerinda dan benda kerja
- Cari posisi nol, dengan menggeser batu gerinda secara perlahan-lahan
- Lakukan pemakanan kekiri dan kekanan secara rata
- Setelah rata, lakukan langkah pemakanan
b. Pemakanan
- Kunci handle otomatis pada posisi nol
- Lakukan pemakan sesuai dengan yang diinginkan dengan membuka baut pengunci dan putar sesuai besar pamakanan kemudian kunci kembalai
- Buka tuas otomatis dan putar handle utama keposisi kerja
- Biarkan mesin bekerja sambil kita mengatur putaran benda kerja dan kecepatan gerak meja benda kerja
- Setelah kembali keposisi nol, matikan putaran batu gerinda dan benda kerja
- Ukur benda kerja dengan mikrometer digital
- Apabila belum mencapai ukuran yang diinginkan, lakukan pemakanan lagi sampai ukuran yang diinginkan
- Setelah selesai matikan semua tomboldan tuas yang aktif termasuk batu gerinda
- Lepaskan benda kerja dan bersihkan kembali mesin dan peralatan.
BAB V
KENDALA DAN PEMECAHAN
5.1 Kendala
Adapun beberapa kendala yang penulis temukan saat pratikum dilaksanakan adalah sebagai berikut aaaaa :
- Sulitnya dalam mengunci pengunci pemakanan pada handle pemutar pemakanan otomatis karena sewaktu mengunci titik nol nya selalu bergeser
- Pada saat membuat pemakanan dengan berpatokan pada ukuran dimesin selalu melenceng dengan ukura yang diharapkan
- Sulitnya melakukan pengukuran yang tepat
5.2 Pemecahan Masalah
Adapun solusi dari masalah yang ditemukan diatas adalah sebagai berikut :
- Lakukan penguncian secara ganda dengan memutar secara bersamaan dua buah penguncinya sampai terkunci
- Lakukan pemakanan secara bertahap dan sering melakukan pengukuran
- Pada saat pengukuran usahakan mikrometer tegak lurus dengan benda kerja dan tepat.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan praktek ini adalah sebagai berikut :
- Dengan melaksanakan job ini pengetahuan dan keahlian mahasiswa tentang pekerjaan menggerinda dengan mesin surface gerinda menjadi bertambah
- Berhati-hati dalam bekerja merupakan hal yang sangan penting apalagi dalam pekerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi
- Dalam setiap pekerjaan pemotongan lakukanlah dengan cara pemakanan bertahap sehingga ukuran yang pas dapat tercapai
6.2 Saran
Adapun saran penulis terhadap job ini adalah sebagai berikut :
- Setiap operator harus melakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur kerja yang telah ditetapkan agar pekerjaan berjalan dengan baik
- Berhati-hatilah pada saat melakukan pekerjaan
- Perhatikan pekerjaan kita dengan seksama proses demi proses agar keahlian kita dapat kita terapkan didunia industri.
DAFTAR PUSTAKA
Politeknik Negeri Padang. 2011. COURSE NOTE TEKNOLOGI MEKANIK. Jurusan Teknik Mesin. Padang : Dipakai dilingkungan sendiri.
Politeknik Negeri Padang. 2011. JOOB SHEET TEKNIK BENGKEL IV. Jurusan Teknik Mesin. Padang : Dipakai dilingkungan sendiri.
Recommended