View
2
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
STRATEGI PENINGKATAN AKTIVITAS BISNIS
DI KAWASAN BISNIS MMTC PANCING MEDAN
Nirwaty Tarigan
Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Darma Agung Medan
email : nirta81@gmail.com
Abstract
Business activity in the MMTC Pancing not as expected. With a wide range of
facilities that are expected as an appeal to the people or consumers to visit this region, but
the condition of the opposite happened. Many shop are not yet in operation, so the
business district is still quiet. Various policies have made the company, yet provide optimal
results, so we need the right strategy by considering the internal environment and external
environment MMTC Pancing. The purpose of this research is to formulate a strategy in
order to increase business activity in the shop that sold in the business district MMTC
Pancing. This type of research in this study is action research, with the data analysis
SWOT analysis. The results of the data analysis resulted in the diversification strategy of
the strategy pursued by forming various types of business or activities that are related or
not related to each other to increase business activity in the MMTC Pancing.
Keywords: Internal Environment, External Environment, Diversification
Abstrak
Aktivitas bisnis di MMTC Pancing belum sesuai harapan. Dengan berbagai fasilitas
yang diharapkan sebagai daya tarik bagi masyarakat atau konsumen untuk mengunjungi
kawasan ini, tetapi kondisi yang terjadi justru sebaliknya. Banyak ruko yang belum
beroperasi, sehingga kawasan bisnis ini masih sepi. Berbagai kebijakan telah dilakukan
perusahaan, belum tetap tidak optimal, sehingga perlu dilakukan strategi yang tepat dengan
mempertimbangkan lingkungan internal serta lingkungan eksternal MMTC Pancing.
Tujuan dari penelitian ini yakni untuk merumuskan strategi dalam upaya meningkatkan
aktivitas bisnis pada ruko yang terjual di kawasan bisnis MMTC Pancing. Penelitian
tindakan merupakan jenis penelitian yang digunakan, dengan analisis data yakni analisis
SWOT. Hasil analisis data menghasilkan strategi Diversifikasi yakni strategi yang
dilakukan dengan membentuk beragam jenis usaha atau aktivitas yang saling berkaitan
maupun yang tidak untuk meningkatkan aktivitas bisnis di kawasan MMTC Pancing.
2
Kata Kunci : Lingkungan Internal, Lingkungan Eksternal, Diversifikasi
PENDAHULUAN
Perkembangan kota akan mempengaruhi munculnya berbagai jenis bisnis. Kota
Medan sebagai salah satu kota besar di Indonesia menjadi salah satu kota yang dipenuhi
berbagai aktivitas bisnis. Aktivitas bisnis di perkotaan tidak terlepas dari kawasan bisnis
yang dibangun oleh para pengembang atau perusahaan yang bergerak di jasa
perumahan, kawasan bisnis dan pergudangan, perkantoran serta perhotelan. Multatuli
Group (MG) merupakan salah satu perusahaan pengembang properti di Kota Medan
yang telah mengembangkan bisnisnya sejak tahun 1994. MG telah menjadi salah satu
developer yang berpengalaman dalam membangun kawasan bisnis, salah satunya adalah
kawasan bisnis Multatuli. Pada tahun 2010, MG membangun sebuah kawasan bisnis
baru yakni MMTC Pancing.
Berpindahnya Bandara Polonia ke Kualanamu pada 25 Juli 2013 diharapkan
memberi peluang kawasan bisnis yang menarik bagi para investor. Pembangunan di
Kota Medan semakin melebar kekawasan yang menjadi perlintasan menuju Bandara
Kualanamu. Kawasan ini berdekatan dengan berbagai kampus, sekolah yang terdapat
jalan Willem Iskandar, Jl. Pamcing dan Jl. Kolam.
MMTC Pancing dibangun untuk menjadi wilayah yang menyedot aktivitas
ekonomi Kota Medan. Salah satu lokasi bisnis yang diharapkan dapat menjadi tempat
di mana aktivitas bisnis khas urban terakomodasi dengan baik di MMTC Pancing. Di
dalam kawasan MMTC Pancing ini terdapat berbagai sarana dan prasarana kegiatan
bisnis yang integratif, di samping juga ruang-ruang wadah kegiatan umum yang
menjadi tempat aktivitas sosial budaya dan wisata masyarakat. Pada malam hari
kawasan ini memiliki food court disertai penerangan yang memadai serta terdapat air
mancur sebagai pusat daya tarik kawasan bisnis ini.
Berbagai fasilitas yang telah tersedia diharapkan meningkatkan aktivitas bisnis
di MMTC Pancing. Rumah Toko (Ruko) di MMTC Pancing yang dibangun dari tahun
2010 hingga 2014 berjumlah 2.168 unit. Kondisi penjualan Ruko di kawasan ini telah
mencapai 76%, hal ini tentunya cukup memuaskan, namun jumlah Ruko yang
beroperasi hingga hanya 13,29% dari jumlah Ruko yang terjual.
3
Kawasan MMTC Pancing belum menjadi kawasan bisnis yang potensial.
Dengan berbagai fasilitas yang diharapkan sebagai daya tarik bagi masyarakat atau
konsumen untuk mengunjungi kawasan ini, tetapi kondisi yang terjadi justru sebaliknya.
Banyak ruko yang belum beroperasi, sehingga kawasan bisnis ini masih sepi.
Selama ini perusahaan melakukan strategi promosi yang agresif dengan
membuat berbagai event atau acara yang bertujuan agar kawasan MMTC Pancing
menjadi ramai. Strategi tersebut tidak sesuai harapan, sehingga perlu dilakukan strategi
yang tepat. Manajemen strategi merupakan langkah-langkah yang digunakan oleh
seluruh unsur perusahaan untuk merumuskan dan menerapkan strategi dalam
memberikan layanan bagi pelanggan demi mewujudkan visi organisasi. Langkah
pertama proses manajemen strategi dalam menciptakan masa depan perusahaan adalah
perumusan strategi.1 MG sebagai perusahaan real estate harus menyusun strategi yang
tepat dalam mendorong aktivitas ekonomi di MMTC Pancing sebagai salah satu unit
bisnisnya.Berbagai kebijakan yang telah dilakukan tersebut, belum memberikan hasil
yang optimal, sehingga perlu dilakukan strategi yang tepat. Langkah pertama proses
manajemen strategi dalam menciptakan masa depan perusahaan adalah perumusan
strategi.2
Efektivitas operasional, keahlian pemasaran, dan fungsi lainnya harus sinergi.
Untuk mendapatkan pemahaman mengenai konsep strategi, Perusahaan harus
mempertimbangkan lingkungan di sekitar perusahaan.3
Tujuan dari penelitian ini yakni untuk merumuskan strategi dalam upaya
meningkatkan aktivitas bisnis pada ruko yang terjual di kawasan bisnis MMTC Pancing
Medan.
LANDASAN TEORI
Teori tentang Kawasan Bisnis
Diana menyatakan bahwa penentu berkembangnya lokasi perdagangan atau
kawasan bisnis meliputi :
1) Jumlah penduduk pendukung
2) Aksesibilitas
3) Keterkaitan spasial
4) Jarak
4
5) Kelengkapan fasilitas perdagangan.4
Nugroho mengemukakan bahwa lokasi merupakan salah satu faktor penentu
yang mempengaruhi karakter ruko dari sudut pandang pengembang selain faktor
keuangan, pasar, fisik. sedangkan yang paling menentukan dari sudut pandang
pengguna adalah faktor price dan product.5
Pengertian dan Tingkatan Strategi
Strategi diartikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin
puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan
suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.6 Strategi
merupakan rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan, sehingga strategi terdiri
dari aktivitas-aktivitas penting yang diperlukan untuk mencapai tujuan.7
Strategi adalah sekumpulan tindakan atau aktivitas yang berbeda untuk
menghantarkan nilai yang unik.8 Strategi terdiri dari aktivitas-aktivitas yang penuh
daya saing serta pendekatan-pendekatan bisnis untuk mencapai kinerja yang
memuaskan (sesuai target).9
Strategi yang disusun dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan yakni :
a. Strategi Korporasi, merupakan strategi utama perusahaan yang merupakan
gambaran keputusan dari manajemen peuncak.
b. Strategi Unit Bisnis, strategi ini merupakan tingkatan strategi di dibawah strategi
korporasi.. Strategi pada penelitian ini difokuskan pada strategi unit bisnis
karena proyek MMTC Pancing sebagai salah satu unit bisnis PT Central
Business District Polonia.
c. Strategi Fungsional. Strategi yang diterpakan pada level fungsi manajemen dari
tiap bisnis, seperti fungsi SDM, keuangan, operasional, dan pemasaran.
d. Strategi Operasional. Strategi yang diterapkan pada unit-unit operasional seperti
penjualan, distribusi, penyimpanan, promosi, persediaan, penggajian.
Keberhasilan manager pada jajaran ini akan menentukan kelancaran proses dan
kesuksesan organisasi secara keseluruhan.10
Jenis-Jenis Strategi
Pada prinsipnya strategi generik dikelompokan menjadi 4 kelompok strategi
berdasarkan model strategi generik, yaitu :
5
a. Strategi Integrasi (Integration Strategy). Strategi ini menghendaki agar
perusahaan melakukan pengawasan yang lebih terhadap distributor, pemasok
dan para pesaingnya, misalnya melalui merger, akuisisi atau membuat
perusahaan sendiri.
b. Strategi Intensif (Intensive Strategy). Strategi ini memerlukan usaha-usaha yang
intensif untuk meningkatkan posisi persaingan perusahaan melalui produk yang
ada.
c. Strategi Diversifikasi (Diversification Strategy). Strategi ini dimaksudkan untuk
menambah produk-produk baru. Strategi ini makin kurang populer, paling tidak
ditinjau dari sisi tingginya tingkat kesulitan manajemen dalam mengendalikan
aktivitas perusahaan yang berbeda-beda.
d. Strategi Bertahan (Defensive Strategy). Strategi ini dilakukan untuk
menyelamatkan perusahaan agar terlepas dari kerugian yang lebih besar atau
dengan kata lain untuk menghindari kebangkrutan perusahaan.11
Strategi Diversifikasi
Terdapat dua jenis umum strategi diversifikasi yaitu diversifikasi terkait dan
diversifikasi tak terkait. Berikut pemaparan kedua jenis strategi diversivikasi :
1) Strategi Diversifikasi Terkait. Setiap aktivtias bisnis dikatakan terkait ketika
rantai nilai bisnis memiliki kesesuaian strategis lintas bisnis yang bernilai secara
kompetitif, dengan pengertian lain menambah produk ataupun jasa namun masih
berkaitan.
2) Strategi Diversifikasi Tak Terkait. Setiap aktivitas bisnis dikatakan tak terkait
ketika rantai nilai bisnis sangat tidak mirip sehingga tidak ada hubungan lintas
bisnis yang bernilai secara kompetitif, dengan pengertian lain perusahaan
menambah produk atau jasa namun tidak berkaitan.
Strategi Bertahan
Disamping strategi integrasi, intensif dan diversifikasi, perusahaan dapat
melakukan strategi bertahan yang terdiri atas strategi-strategi penciutan, divestasi, dan
likuidasi. Ketiga strategi bertahan tersebut dipaparkan berikut ini.
1) Strategi Penciutan. Strategi ini diterapkan melalui reduksi biaya dan aset
perusahaan.
6
2) Strategi Divestasi. Strategi yang diterapkan dengan pengurangan salah satu
divisi atau bagian dari organisasi.
3) Strategi Likuidasi. Strategi yang merupakan sebuah pengakuan dari suatu
kegagalan.12
Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal lebih pada analisis intern perusahaan dalam
menilai atau mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap divisi keuangan
dan akuntansi, pemasaran, riset dan pengembangan, personalia serta operasional. Inti
dari analisis lingkungan internal ini adalah berusaha untuk mencari keunggulan
strategis yang dipakai untuk membedakan diri dari pesaing. Lingkungan internal
adalah proses dimana perencanaan strategi mengkaji faktor internal perusahaan
untuk menentukan dimana perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahan yang
berarti sehingga dapat mengelola peluang secara efektif dan menghadapi ancaman
yang terdapat dalam lingkungan.13 Sedangkan analisis lingkungan internal adalah
pengertian mengenai pencocokan kekuatan dan kelemahan internal dengan peluang
dan ancaman eksternal.14 Selanjutnya memberikan langkah-langkah dan
menganalisis lingkungan internal yang nantinya akan menghasilkan profit
perusahaan terdiri dari:
1) Identifikasi faktor-faktor strategik internal dan kegiatan yang paling penting
terdiri dari pemasaran, keuangan. eksisting pasar, sumber daya manusia,
manajemen mutu, teknologi informasi, organisasi dan manajemen
2) Identifikasi kegiatan umum :
1. Logistik ke dalam
2. Operasi
3. Logistik ke luar
4. Pemasaran dan penjualan
5. Layanan.15
Analisis Lingkungan Eksternal
Istilah lingkungan bisnis eksternal memiliki arti luas karena menunjukkan
seluruh pengaruh eksternal terhadap organisasi.16 Lingkungan eksternal yang dihadapi
perusahaan sifatnya tidak dapat diprediksi dengan tetap dan cepat sekali mengalami
perubahan. Analisis lingkungan eksternal adalah suatu proses yang digunakan
7
perencanaan dalam menentukan peluang ancaman terhadap perusahaan.17 Robinson
dan Pearce membagi lingkungan eksternal menjadi :
1) Lingkungan Jauh yang terdiri dari faktor-faktor yang pada dasarnya diluar dan
terlepas dari perusahaan. Lingkungan jauh ini terdiri dari beberapa faktor
yakni :
a. Ekonomi.
b. Sosial dan Budaya.
c. Teknologi Informasi.
d. Kebijakan Pemerintah.
2) Lingkungan Bisnis. Lingkungan ini lebih mengarah pada aspek persaingan
dimana bisnis perusahaan berada. Intensitas persaingan dalam suatu bisnis pasar
ritel dikatakan sebagai kondisi yang tidak menguntungkan, atau juga
ketidakberuntungan. Tidak setiap bisnis memiliki potensi yang sama. Tujuan
akhir dari suatu bisnis unit dalam bisnis adalah untuk menemukan posisi pada
bisnis dimana perusahaan bisa mempertahankan diri melawan tekanan kompetitif
yang ada.18
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran sering juga disebut kerangka konseptual yakni sebuah
model yang diperlihatkan dalam bentuk diagram atau gambar, yang memperlihatkan
struktur dan sifat hubungan logis antar variabel penelitian yang telah diidentifikasi dari
teori dan temuan-temuan hasil review artikel akan digunakan dalam menganalisis
problematika penelitian.19
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
8
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada penelitian ini ialah penelitian tindakan, merupakan
penelitian yang dilaksanakan agar memperoleh temuan praktis untuk keperluan
pengambilan keputusan operasional perusahaan. Karena tujuannya untuk pengambilan
keputusan operasional guna mengembangkan keterampilan baru atau pendekatan baru.20
Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang meliputi seluruh elemen
yang ada dalam wilayah penelitian.21 Populasi yang ditentukan pada penelitian ini
terdiri dari pihak-pihak yang berkompeten memberikan informasi mengenai aktivitas
bisnis di kawasan MMTC Pancing yakni :
1) Manajer Umum MMTC Pancing Medan
2) Manajer Sumber Daya Manusia MMTC Pancing Medan
3) Supervisor Promosi dan Media MMTC Pancing Medan
4) Perwakilan Pemilik Ruko yang sudah membuka usaha
5) Perwakilan Pemilik Ruko yang belum membuka usaha
6) Ketua Kamar Dagang dan Bisnis Kota Medan
Jenis dan Sumber Data
Terdapat 2 (dua) jenis data dalam riset ini :
a. Data Primer melalui pertanyaan terbuka kepada 6 (enam) pihak yang berhak
dan berwenang memberi data dan informasi tentang pengelolaan dan potensi
kawasan bisnis MMTC Pancing Medan.
b. Data Sekunder melalui studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan dan
mempelajari data-data berupa dokumen-dokumen yang ada di PT MMTC
Pancing Medan dan BPS Kota Medan.
4.5 Teknik Pengumpulan Data
Kuesioner atau daftar pertanyaan yang diberikan kepada pihak yang berkaitan
dengan aktivitas bisnis pada kawasan MMTC Pancing Medan. Kuesioner disusun dalam
9
bentuk tabel yang akan diolah melalui alat analisis data. Isian kuesioner dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut :
Kepada setiap responden diminta untuk mengajukan dan menambah item-item
pertanyaan yang relevan dan penting untuk setiap kelompok faktor didalam
masing-masing analisis data.
Setelah item tersebut terkumpul dalam setiap faktor, responden memberikan
nilai bobot bagi setiap item yang seluruhnya berjumlah 1 (satu). Bobot untuk
setiap nilai dapat berupa bilangan desimal.
Setelah bobot dituliskan, responden selanjutnya memberikan nilai peringkat
pada tiap item dengan angka direntang nilai 1 s/d 4.
Hasil pengisian kuesioner tersebut selanjutnya direkapitulasi untuk memperoleh
nilai rata-rata bobot dan peringkat yang menggambarkan secara umum hasil
analisis dan penarikan kesimpulan.
Analisis Data
Data dan informasi yang diperoleh dalam penelitian ini, dikumpulkan dan
kemudian di analisis dengan menggunakan analisis lingkungan yaitu analisis terhadap
lingkungan internal perusahaan yang menghasilkan kekuatan dan kelemahan serta
lingkungan eksternal perusahaan yang menghasilkan peluang dan ancaman. Dalam
penelitian ini, analisis lingkungan diolah dengan 3 (tiga) jenis matriks yakni Matriks
Evaluasi Faktor Intern (IFE Matriks), Matriks Evaluasi Faktor Intern (EFE Matriks).
Setelah diketahui hasil IFE dan EFE Matriks kemudian dilakukan analisis SWOT.
Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan (Strengths), kelemahan
(Weakness) dalam lingkungan internal perusahaan, dan peluang (Opportunities) serta
ancaman (Threats) lingkungan eksternal perusahaan. Analisis kekuatan dan kelemahan
yang ada di lingkungan internal terutama ditujukan terhadap faktor keberhasilan kunci
(Key Success Factor). 22
Dari analisis ini ada empat kemungkinan identifikasi lingkungan yang dihadapi
perusahaan :
Terdapat peluang dalam suatu bisnis dan perusahaan mempunyai kekuatan untuk
mendapatkannya sehingga harus disusun strategi yang bersifat agresif.
10
Terdapat peluang dalam suatu bisnis akan tetapi perusahaan mempunyai
kelemahan yang pokok untuk mendapatkannya, sehingga harus disusun strategi
yang bersifat perubahan haluan (Turnaround).
Terdapat ancaman dalam suatu bisnis dan perusahaan mempunyai kekuatan
untuk mendapatkannya, sehingga harus disusun strategi bisnis yang bersifat
diversifikasi.
Terdapat ancaman dalam suatu bisnis dan disamping itu perusahaan mempunyai
kelemahan yang pokok di bidang yang bersangkutan, sehingga harus disusun
strategi yang bersifat defensif.
Analisis SWOT berdasarkan asumsi bahwa suatu strategi yang efektif
memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimkan kelemahan dan ancaman
suatu perusahaan. Apabila diterapkan secara tepat, asumsi sederhana ini mempunyai
implikasi yang berpengaruh untuk merancang suatu strategi yang berhasil. Analisis
lingkungan bisnis memberikan informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi
peluang dan ancaman dalam lingkungan suatu perusahaan, yang merupakan fokus
utama dalam analisis SWOT. Teknik data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Matriks IFE dan EFE serta Analisis SWOT.
Sumber : Muhammad, 2008
Gambar 2. Alternatif Strategi Pada Analisis SWOT
Untuk mencari titik koordinat Analisis SWOT, dapat dicari dengan cara rumus
sebagai berikut :
Koordinat Analisis Internal : (Skor total Kekuatan - Skor Total Kelemahan) : 2
Koordinat Analisis Eksternal : (Skor total Peluang - Skor Total Ancaman) : 2
11
Titik koordinat strategi merupakan pertemuan Koordinat Analisis Internal
dengan Koordinat Analisis Eksternal.
Keterangan strategi pada Gambar 4.1 :
Kuadran I yakni Strategi Agresif.
Perusahaan yang berada pada kuadran I yang terbentuk oleh penggalan sumbu
kuatnya keunggulan bersaing dan tingginya pertumbuhan pasar diharapkan
menggunakan strategi pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan
produk, integrasi kedepan, integrasi kebelakang, integrasi horizontal, dan
diversifikasi konsentrik.
Kuadran II yakni Strategi Penyehatan.
Kuadran III yakni Strategi Diversifikasi
Perusahaan yang berada pada kuadran III yang terbentuk oleh penggalan
kuatnya keunggulan bersaing dan rendahnya pertumbuhan pasar.24
Diversifikasi produk adalah upaya mencari dan mengembangkan produk atau
pasar yang baru.25
Kuadran IV yakni Strategi Bertahan.
Perusahaan yang berada pada kuadran IV yang terbentuk oleh penggalan sumbu
rendahnya pertumbuhan pasar dan tingginya keunggulan bersaing.
Berdasarkan analisis SWOT tersebut, dapat disusun empat strategi utama yaitu :
SO (Strengths, Opportunities), WO (Weakness, Opportunities), ST (Strengths, Threats),
dan WT (Weakness, Threats).
Berbagai alternatif strategi dari setiap elemen SWOT yang terdiri dari :
1) Strategi SO (Kekuatan Peluang).
Situasi ini sangat menguntungkan. Organisasi memiliki peluang dan kekuatan
sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang diterapkan dalam
kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. Strategi
yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan kekuatan atas peluang
yang telah diidentifikasi.
2) Strategi WO (Kelemahan Peluang).
Organisasi menghadapi pasar yang sangat besar sebagai peluang, tetapi di lain
pihak menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi ini yaitu
12
meminimalkan masalah didalam perusahaan sehingga dapat merebut pasar yang
lebih menguntungkan.
3) Strategi ST (Kekuatan Ancaman).
Stretagi ini meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih
memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan
cara strategi diversifikan produk atau diversifikasi pasar. Dalam analisis
ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya.
4) Strategi WT (Kelemahan-Ancaman).
Pada strategi ini organisasi menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan
internal. Fokus strategi yaitu melakukan tindakan penyelamatan agar terlepas
dari kerugian yang lebih besar.
PEMBAHASAN
Analisis Faktor-Faktor Internal
Faktor-faktor internal yang terkait dengan perkembangan kawasan MMTC
Pancing terdiri dari 4 (empat) faktor yakni Sumber Daya Manusia, Pemasaran,
Organisasi dan Operasional.
Sumber Daya Manusia (SDM)
Pengelolaan SDM merupakan hal yang penting dalam pencapaiaan tujuan.
Multatuli Grup sebagai perusahaan yang membangun MMTC Pancing menyadari
bahwa SDM merupakan modal dasar dalam proses keberhasilan perusahaan, kualitas
SDM agar senantiasa dikembangkan kemudian diarahkan, sehingga tujuan atau target
organisasi terpenuhi. Aktivitas-aktivitas manajemen sumber daya manusia dimulai dari
; perencanaan kebutuhan SDM, pengadaan atau rekrutmen, pengarahan SDM,
pengembangan SDM, pemeliharaan SDM, dan pemberhentian atau pemutusan
hubungan kerja. Hal ini ditujukan agar perusahaan dapat mengatur sumber daya
manusia lebih efektif dan efisien.
PT Central Business District Polonia terdiri dari 94 karyawan atau pegawai yang
terdiri dari 75 karyawan tetap dan 19 karyawan kontrak. PT Central Business District
Polonia dipimpin oleh General Manager, bentuk struktur organisasi merupakan struktur
fungsioinal yang terdiri dari berbagai fungsi atau departemen. Hingga 30 Desember
13
2014, tidak ada karyawan yang berhenti atau mengundurkan diri. Para karyawan secara
terus menerus ditingkatkan kemampuannya secara formal maupun informal. Tingkat
pendidikan karyawan PT Central Business District Polonia didominasi pendidikan di
level Sarjana dan Diploma III, khusus untuk posisi manajerial syarat minimal
pendidikan adalah Sarjana.
Karyawan yang berpendidikan SLTA sebanyak 10 orang merupakan pada
pekerja pada level operasional atau level paling bawah. Sedangkan untuk level
manajerial didominasi oleh pendidikan Sarjana sebanyak 56 orang. Usia mempengaruhi
produktivitas kerja karyawan, PT Central Business District Polonia melakukan proses
rekrutmen untuk departemen pemasaran didasari oleh pengalaman kerja karyawan
paling sedikit 1 tahun di perusahaan properti. Sedangkan untuk departemen lainnya di
rekrut secara terbuka, kemudian dilatih oleh bagian keuangan PT Multatuli Grup yang
merupakan induk perusahaan dari PT Central Business District Polonia.
Peningkatan kualitas SDM belum dilakukan secara berkelanjutan, karyawan
tidak disertakan dalam berbagai training dan pelatihan terutama di bidang pemasaran,
karena para karyawan yang berpengalaman akan membagi ilmu kepada para karyawan
baru. Untuk meningkatkan kompetensi SDM, PT Central Business District Polonia
memberikan kesempatan yang sama bagis setiap karyawan untuk mengembangkan diri
dan menunjukkan potensi terbaiknya tanpa membedakan gender, suku, agama, ras dan
golongan.
Dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang cakap, berkualitas, dan
memiliki kompetensi hal ini, juga diberikan pelatihan untuk manajemen emosional
karyawan. Untuk menjamin terpeliharanya hubungan bisnisal yang baik, dengan para
karyawan, MMTC telah menandatangani Perjanjian Kerja Bersama setiap 2 (dua) tahun
sekali, yang terakhir dilaksanakan pada tahun 2014. Sebagai bagian dari MG yang
memiliki reputasi sebagai pengembang perumahan yang berpengalaman dan memiliki
kualitas bangunan yang baik, karyawan bagian pemasaran memiliki pengalaman dalam
memasarkan perumahan dan Ruko, namun dalam hal meningkatkan akitivitas bisnis,
para karyawan masih belum menunjukkan kualitas yang memadai. Karyawan mampu
menjual Ruko di MMTC Pancing, namun mengalami kendala untuk mendorong para
pemilik Ruko untuk membuka usaha di Ruko yang telah dibeli.
Pemasaran
14
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan utama yang dilakukan untuk
mempertahankan kelangsungan bisnisnya. Kawasan bisnis MMTC Pancing layaknya
sebuah kota di dalam kota terletak di kawasan yang pernah menjadi kawasan Bandara
Polonia, Kawasan bisnis MMTC Pancing menampilkan pusat konvensi, universitas,
pusat perbelanjaan, dan pusat hiburan keluarga dan pusat kuliner. Dengan luas 90.000
meter persegi saat ini sedang dibangun bangunan yang digunakan untuk Central Park,
Taman dan Green Tree, Plaza Play, Hias Ponds dan Fountain. Salah satu fasilitas yang
diharapkan akan mendorong aktivitas bisnis di kawasan MMTC Pancing adalah The
Plaza yang didesain sebagai tempat artistik dan nyaman untuk berkumpul dan
bersosialisasi dengan keluarga dan para mitra bisnis. The Recreation Centre dan jogging
track, ditambah dengan taman yang menawarkan taman yang tenang menyediakan
lingkungan hidup yang kondusif. Sistem Keamanan 24 jam dipastikan akan memberi
kenyamana bagi para pemilik ruko dan pemilik bangunan di kawasan ini.
Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan aktivitas bisnis di MMTC Pancing
adalah secara terus menerus melakukan approach atau pendekatan – pendekatan kepada
para pemilik ruko untuk segera mengoperasikan / membuka bisnis / usaha di lokasi
MMTC Pancing, juga melakukan pendekatan kepada para pebisnis lainnya. Disamping
melakukan pendekatan secara personal, direksi juga memberi insentif bagi 100 pemilik
ruko yang segera membuka usahanya. Selanjutnya direksi juga membuat berbagai
event.
Event yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung adalah :
- Imlek Fair
- MMTC Food Festival
- New Year Event
- Spooky Runaway
- Bazar
- Jalan Sehat
- Berbagai event lainnya
Potensi minat pembeli pada ruko yang telah dibuka cukup bagus. Dari berbagai event
yang telah dilaksanakan, jumlah pengunjung yang ramai telah memenuhi harapan,
namun setelah event tersebut berlangsung, kondisi kawasan bisnis MMTC Pancing
15
kembali sepi. Event-event yang bersifat lokal tersebut hanya menarik perhatian
pengunjung dalam kota Medan.
Kendala dalam memasarkan ruko pasti ada antara lain seperti kondisi saat ini
dimana terdapat kecenderungan melambatnya sektor properti. Namun, hal tersebut tidak
terlalu berpengaruh mengingat penjualan ruko MMTC Pancing telah melebihi 90 %.
Pengaruh teknologi informasi dalam memasarkan aktivitas bisnis di MMTC
Pancing secara umum berpengaruh positif namun belum dikelola dengan maksimal.
Dimana investor/pebisnis dapat mengakses informasi MMTC Pancing hanya melalui
website MMTC Pancing di internet. Pemanfaatan media sosial antara lain Facebook,
Instagram, Twitter, Line, Whats App, Path, Deskgram belum dimanfaatkan dengan
baik.
Organisasi
PT MMTC Pancing menyusun struktur organisasi untuk menjawab tantangan-
tantangan organisasi dan bisnis secara efektif. Penyusunan struktur organisasi sesuai
dengan kondisi produk yang ditawarkan, sehingga bagian pemasaran yang menjadi
departemen paling penting dalam organisasi memiliki sub departemen khusus bagian
promosi dan media yang memiliki Supervisor..
Bentuk struktur organisasi PT MMTC Pancing adalah struktur fungsional,
struktur ini disusun dan disesuaikan dengan kebutuhan fungsi yang diharapkan
pemasaran ruko pada sebuah kawasan bisnis
PT MMTC Pancing Medan mengharapkan dukungan lanjutan dari kemudahan
pengurusan perizinan bagi pemilik ruko yang ingin membuka usaha, karena apabila
semakin cepat ruko – ruko dibuka, maka akan memberikan kontribusi bagi pemerintah
kota baik dalam hal pendapatan dari retribusi maupun penciptaan lapangan kerja baru.
Operasional
Di kawasan bisnis MMTC Pancing terdapat bangunan atau gedung multifungsi,
mulai dari kampus, apartemen, hotel atau penginapan, perkantoran, pusat perbelanjaan,
fasilitas olahraga, convention centre, sekolah, sarana hiburan, tempat kursus sampai
pada rumah sakit dengan standard internasional. Kawasan ini menyediakan segala
kebutuhan-kebutuhan anda guna membuat kawasan ini menjadi satu kualitas terbaik
bagi masyarakat.
16
Kondisi ruko di MMTC Pancing secara umum sangat baik, karena dibangun
dengan kualitas bahan bangunan terbaik. Kualitas infrastruktur pendukung MMTC
Pancing dikelola dengan baik yakni air PDAM, listrik PLN, jaringan telepon dari
Telkom dengan menggunakan serat fiber optic. Hal yang ingin kami capai untuk
menyempurnakan infrastruktur pendukung adalah jaringan / jalur gas yang belum
diaktifkan. Langkah-langkah yang dilakukan perusahaan mendorong pemilik ruko
membuka usaha yakni :
a. Memberi insentif bagi 100 orang pertama yang membuka usahanya.
b. Membebaskan para pemilik ruko dari biaya – biaya kebersihan dan pengaman.
c. Membantu dalam proses pengurusan izin lokasi.
d. Menjaga lingkungan Komplek Pertokoan MMTC Pancing dari segala jenis
gangguan keamanan.
e. Mengelola lingkungan tetap tertata dan bersih.
f. Penataan ruko berdasarkan sistem blok yang teratur dengan lebar jalan antara 22
meter sampai dengan 32 meter. Sehingga arus lalu lintas dalam lingkungan
lancar.
Kendala pengelola MMTC Pancing dalam mendorong peningkatan aktivitas
terutama dari pemilik ruko yang masih menunggu waktu yang tepat untuk buka.
Karakter para pembeli Ruko khususnya di Kota Medan masih bersifat investasi untuk
dijual kembali. Para pemilik Ruko selalu membuka negosiasi jika ada yang berminat
membeli Ruko yang telah dibeli. Melihat potensi kawasan bisnis MMTC Pancing, para
pemilik Ruko memiliki perkiraan bahwa nilai Ruko akan mengalami peningkatan yang
signifikan setiap tahunnya. Jika membuka usaha bisnis, selain mengeluarkan modal
yang tidak sedikit, juga kemampuan manajerial pemilik Ruko yang masih belum
berpengalaman, sehingga dikhawatirkan akan mengalami kerugian.
Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan
Kekuatan adalah sumber, keahlian atau keuntungan lain dibandingkan dengan
pesaing dan kebutuhan pasar terhadap pelayanan yang diberikan maupun diharapkan.
Kelemahan merupakan keterbatasan atau ketidakefisienan dalam pengelolaan sumber
daya, keahlian dan kesanggupan yang menghalangi kemampuan efektif perusahaan.
17
Dari hasil uraian pada analisis faktor-faktor internal, berikut ini diidentifikasi faktor
yang menjadi kekuatan dan kelemahan.
a. Kekuatan
1) Memberi insentif bagi 100 orang pertama yang membuka usahanya.
2) Membebaskan para pemilik ruko dari biaya – biaya kebersihan dan pengamanan.
3) Menjaga lingkungan Komplek Pertokoan MMTC Pancing dari segala jenis
gangguan.
4) Mengelola lingkungan tetap tertata dan bersih.
5) Penataan ruko berdasarkan sistem blok yang teratur dengan lebar jalan antara 22
meter sampai dengan 32 meter. Sehingga arus lalu lintas dalam lingkungan
lancar.
6) Lokasi kawasan bisnis MMTC Pancing yang strategis.
7) Pelaksaan event-event promosi yang mendatangkan banyak pengunjung.
8) Reputasi perusahaan sebagai salah satu pengembang terbaik di Kota Medan.
b. Kelemahan
1) Pemilik ruko yang masih wait and see, tidak memiliki tujuan awal untuk
langsung membuka usaha.
2) Pengalaman dan kualitas SDM perusahaan dalam mendorong aktivitas di sebuah
kawasan bisnis masih lemah.
Analisis Faktor-Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan
oleh PT MMTC Pancing Medan yang terkait dengan proses perkembangan operasional
MMTC Pancing terdiri dari 4 (empat) faktor yakni Sosial Budaya, Pemerintah, Pesaing
dan Ekonomi.
Sosial Budaya
Keberadaan kawasan bisnis MMTC Pancing memiliki pengaruh terhadap
masyarakat sekitar. Sebelum membangun kawasan MMTC Pancing, PT Central
Business District Polonia memulainya dengan proses Amdal. Berdasarkan data Amdal,
keberadaan MMTC Pancing disambut secara positif. Kawasan bisnis MMTC Pancing
dibangun dengan konsep keharmonisan yang menunjukkan suatu keseimbangan
universal. Segala elemen, mulai dari bangunan, fasilitas pendukung berbagai aktivitas
dan juga perkantoran dibangun dengan dasar efisiensi dalam bentuk kota mini. Seluas
18
90,000 m2 dari MMTC Pancing dipakai untuk pusat taman, kolam ornamental dan juga
air mancur, yang dibentuk dalam konsep kehijauan untuk menyegarkan aktivitas sehari-
hari.
Terdapat kawasan parkir yang sangat luas, dibeberapa sisi kawasan bisnis, jika
terjadi keramaian, parkir mampu menampung kendaraan bermotor baik sepeda motor
maupun mobil. Saat ini masih banyak ruang yang cukup luas tidak dimanfaatkan, hal ini
tentunya menjadi peluang bagi para pengusaha kecil untuk mendapatkan kesempatan
berjualan dalam waktu tertentu, sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat sekitar
terutama pada pengusaha kecil.
Kebijakan Pemerintah
Tidak ada kendala dalam memasarkan ruko di Kota Medan. Pemerintah kota dan
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara merupakan regulator, kebijakan–kebijakan yang
menghambat pertumbuhan bisnis harus di evaluasi. Berikan berbagai kemudahan agar
investor / pebisnis mau melakukan aktivitas agar terjadi efek multiplier yang pada
akhirnya memberikan dampak positif bagi pembangunan.
Dalam rencana tata ruang wilayah Kota Medan Tahun 2010-2030 kawasan di
sekitar Polonia ditetapkan menjadi kawasan strategis bidang pertumbuhan
ekonomi.27Lokasi Bandara Udara Polonia akan dipindahkan ke tempat yang lebih layak,
karena keberadaannya di tengah kota akan memperlambat laju pertumbuhan Kota
Medan. Kawasan pengembangan ekonomi terpadu ditetapkan dengan kriteria
sebagai berikut :
a. Memiliki aksesibilitas tinggi yang didukung oleh prasarana transportasi yang
memadai.
b. Memiliki potensi strategis yang memberikan keuntungan dalam pengembangan
sosial ekonomi.
c. Berdampak luas terhadap pengembangan regional, nasional dan
internasional.
d. Memiliki peluang investasi yang menghasilkan nilai tinggi.
Karena berada di kawasan sekitar kampus berbagai universitas, seperti
Universitas Negeri Medan atau Unimed, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, serta
beberapa kampus swasta.
Pesaing
19
Pertumbuhan sektor properti di Medan dan Sumatera Utara tumbuh sangat pesat.
Konsep Kota dalam Kota yang dibangun di MMTC Pancing juga terdapat di berbagai
kawasan di Kota Medan. Salah satu kawasan pertokoan dan perumahan yang berdekatan
dengan MMTC Pancing adalah J-City yang berada di kawasan Medan Johor tepatnya di
Jl Karya Wisata. Walaupun fasilitas yang ditawarkan kepada pemilik ruko tidak
selengkap MMTC Pancing namun tingkat keramaian dan aktivitas bisnis di J-City
semakin ramai, dengan dibukanya berbagai ruko.
Para pengembang yang menjadi pesaing Mulatuli Group memilki konsep yang
matang dalam membangun dan memasarkan sebuah kawasan bisnis. Hal ini
menunjukkan bahwa pesaing lebih agresif dalam memasarkan kawasan bisnis yang
dibangun. Namun kehadiran J-City tentunya tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap MMTC Pancing, karena pasar dari Ruko J-City adalah masyarakat di sekitar
kawasan Jl. Pintu Air, Jl. Karya Wisata, Jl. Abdul Haris Nasution dan Jl. Karya Jaya.
Akses untuk memasuki kawasan J-City lebih baik karena dibangunnya jembatan dari Jl.
Karya Wisata menuju Jl. Pintu Air yang melintasi kawasan J-City .
Ekonomi
Faktor pertumbuhan ekonomi terhadap dunia usaha berlaku secara umum, tidak
terkecuali terhadap potensi bisnis di MMTC Pancing. Apa yang dirasakan oleh dunia
usaha secara makro, begitu pula yang terjadi terhadap potensi bisnis di MMTC Pancing.
Kondisi ekonomi konsumen dapat dilihat dari angka Indeks Tendensi Konsumen (ITK).
Indeks Tendensi Konsumen adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang
dihasilkan BPS dan Survey Tendensi Konsumen (STK).
ITK merupakan indeks komposit persepsi rumahtangga yang menggambarkan
kondisi ekonomi konsumen dan perilaku konsumsi terhadap situasi perekonomian.
Berdasarkan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara
Triwulan IV Tahun 2017 yang menunjukkan ITK Sumatera Utara pada triwulan III
tahun 2017 sebesar 110,62, artinya kondisi ekonomi konsumen pada triwulan III tahun
2017 membaik dibandingkan dengan triwulan II tahun 2017.28
Tingkat optimisme konsumen terutama didorong oleh peningkatan pendapatan
rumah tangga. Kenaikan nilai ITK pada triwulan III tahun 2014 didorong oleh
peningkatan pendapatan rumah tangga, rendahnya pengaruh inflasi terhadap konsumen,
dan peningkatan konsumsi makanan dan produk non makanan. Konsumen Sumatera
20
Utara pada triwulan III melakukan pembelian barang tahan lama seperti televisi, lemari,
komputer, telepon seluler dan smartphone, perhiasan, serta kendaraan bermotor.
Identifikasi Peluang dan Ancaman
Peluang merupakan situasi yang menguntungkan dalam lingkungan
perusahaan yang didapat dari luar perusahaan. Ancaman merupakan situasi yang tidak
menguntungkan dari luar perusahaan. Ancaman merupakan kesulitan yang dihadapi
perusahaan pada saat posisi saat ini maupun pada posisi yang diinginkan.
a. Peluang
1) Berbagai fasilitas yang saling terintegrasi menggerakkan potensi ekonomi
masyarakat di sekitar MMTC Pancing.
2) Dukungan dari pemerintah Kota Medan untuk pengembangan bisnis properti di
Kota Medan.
3) Kondisi ekonomi di Kota Medan dan Sumatera Utara yang cenderung stabil.
b. Ancaman
1) Lebar jalan yang menuju MMTC Pancing yang terbatas dan sehingga sering
terjadi kemacetan.
2) Kendaraan secara bebas melintasi MMTC Pancing tanpa pengawasan.
3) Tidak adanya trayek angkutan umum dari dan melalui wilayah MMTC Pancing.
Analisis IFE dam EFE Matriks
Hasil dari pengolahan data menunjukkan bobot dan rating faktor-faktor internal dan
eksternal, yang menunjukkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
Tabel 1. IFE Matriks
21
Tabel 2. EFE Matriks
Berdasarkan hasil yang didapat dari Matriks IFE dan Matriks EFE pada Tabel 1.
dan Tabel 2., hasilnya dirangkum pada Tabel 3.
Tabel 3. Skor Masing-Masing Faktor
No Faktor Skor
1 Kekuatan 1,9523
2 Kelemahan 0,9995
3 Peluang 1,0526
4 Ancaman 1,3100 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016
Titik koordinat analisis faktor internal :
Sumbu X = (Skor Kekuatan – Skor
22
Kelemahan)/2
= (1,9523 – 0,9995) / 2
= 0,9528 / 2
= 0,4764
Titik koordinat analisis faktor eksternal:
Sumbu y = (Skor Peluang – Skor
Ancaman) / 2
= (1,0526 – 1,3100 ) / 2
= -0,2574 / 2
= -0,1287
Jadi posisi MMTC Pancing berada pada titik koordinat 0,4764 ; -0,1287.
Gambar 3. Hasil Analisis SWOT
Dari Gambar 3. dari hasil analisis SWOT dirumuskan strategi untuk
meningkatkan aktivitas bisnis pada produk ruko yang telah terjual di kawasan bisnis
MMTC Pancing Medan yakni Strategi Diversifikasi yang terletak pada Kuadran III.
Kuadran III terbentuk oleh potongan sumbu horisontal positif (kekuatan) dan potongan
sumbu vertikal negatif (ancaman).
Strategi Diversifikasi adalah keanekaragaman jenis usaha baik yang saling
berkaitan maupun yang tidak saling berkaitan untuk meningkatkan aktivitas bisnis di
kawasan MMTC Pancing Medan. Sesuai dengan uraian pada landasan teori bahwa
strategi diversifikasi diaplikasikan dalam 2 (dua) bahagian strategi yakni :
23
1) Strategi Diversifikasi Terkait. Bisnis dikatakan terkait ketika rantai nilai bisnis
memiliki kesesuaian strategis lintas bisnis yang bernilai secara kompetitif,
dengan pengertian lain menambah produk ataupun jasa namun masih berkaitan.
2) Strategi Diversifikasi Tak Terkait.
Strategi diversifikasi menunjukkan kondisi MMTC Pancing sebagai berikut :
a. Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai keunggulan
sumber daya dalam bentuk kualitas ruko, dan berbagai fasilitas yang saling
terintegrasi.
b. Pengelola MMTC Pancing pada posisi seperti ini dapat menggunakan
kekuatannya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang.
Untuk mengefektifkan Strategi Diversifikasi maka dilakukan langkah-langkah
yang terdiri dari 4 (empat) alternatif strategi hasil Matriks SWOT yakni SO (Strengths,
Opportunities), WO (Weakness, Opportunities), ST (Strengths, Threats), dan WT
(Weakness, Threats).
Dari Tabel 3. strategi yang dihasilkan dari Matriks SWOT adalah :
1) Strategi SO, yang terdiri dari :
a. Membuat event tahunan yang mempromosikan kawasan MMTC Pancing
berskala nasional dan internasionial.
b. Membuat hari tertentu untuk pedagang tradisional misalkan pasar pedagang
tradisional dari pagi hingga siang hari saat hari libur pada kawasan khusus di
MMTC Pancing.
c. Mempromosikan berbagai fasilitas MMTC Pancing melalui media sosial.
2) Strategi WO
a. Menjembatani terbentuknya komunitas informal antar pemilik ruko dengan
MMTC Pancing untuk menciptakan “business start up” di Ruko MMTC
Pancing sehingga Ruko beroperasi.
b. Memberi pelatihan atau short course kepada bagian pemasaran untuk
memperoleh kemampuan baru dalam mendorong aktivitas bisnis di sebuah
kawasan bisnis.
3) Strategi ST
24
a. Bekerjasama dengan Pemko Medan dalam hal memperlebar jalan menuju
MMTC Pancing sehingga masalah kemacetan yang dihadapi masalah ini
dapat diselesaikan.
b. Melakukan kerjasama atau kemitraan dengan berbagai pihak agar event-event
yang dilakukan menjadi lebih maksimal hasilnya.
4) Strategi WT
a. Bekerjasama dengan Dinas Perhubungan Pemko Medan untuk membuat
rambu lalu lintas sekaligus tanda penunjuk arah menuju MMTC Pancing.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka disimpulkan :
a. Berdasarkan identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal, faktor-faktor yang
mempengaruhi rendahnya aktivitas bisnis di kawasan MMTC Pancing adalah :
1) Pemilik ruko yang masih wait and see, tidak memiliki tujuan awal untuk
langsung membuka usaha.
2) Pengalaman dan kualitas SDM perusahaan dalam mendorong aktivitas di sebuah
kawasan bisnis masih lemah.
3) Pedagang informal yang tidak berjualan ditempatkan mengakibatkan sering
terjadi kemacetan.
4) Tidak banyaknya trayek angkutan umum dari dan melalui wilayah MMTC
Pancing.
5) Berbagai event promosi yang dilaksanakan masih berskala lokal dan kurang
terpublikasi serta kurang melibatkan masyarakat sekitar kawasan MMTC
Pancing.
b. Strategi Diversifikasi merupakan strategi yang dirumuskan dari hasil analisis
SWOT. Strategi Diversifikasi merupakan strategi yang dilakukan dengan
membentuk beragam jenis usaha atau aktivitas yang saling berkaitan maupun yang
tidak saling berkaitan untuk meningkatkan aktivitas bisnis di kawasan MMTC
Pancing Medan.
Saran
25
Dari hasil kesimpulan maka disarankan :
a. Membuat komunitas informal antar pemilik ruko dengan PT MMTC Pancing untuk
menciptakan “business start up” di Ruko MMTC Pancing sehingga Ruko.
b. Memberi pelatihan atau short course kepada bagian pemasaran untuk memperoleh
kemampuan baru dalam mendorong aktivitas di sebuah kawasan bisnis.
c. Bekerjasama dengan Pemko Medan dalam hal memperlebar jalan menuju MMTC
Pancing sehingga masalah kemacetan yang dihadapi masalah ini dapat diselesaikan.
d. Membuat event tahunan yang mempromosikan kawasan MMTC Pancing berskala
nasional dan internasionial.
e. Mempromosikan berbagai fasilitas MMTC Pancing melalui media sosial.
f. Melakukan kerjasama atau kemitraan dengan berbagai pihak agar event-event yang
dilakukan menjadi lebih maksimal hasilnya.
g. Membuat hari tertentu untuk pedagang tradisional misalkan pasar pedagang
tradisional dari pagi hingga siang hari saat hari libur pada kawasan khusus di
MMTC Pancing.
Catatan
1 Edi Purwanto, 2012, Pentingnya Perumusan Strategi Dalam Sistem
Manajemen Strategik, Volume 16, Jurnal Forum Akademika, Surakarta, Hlm. 10 2 Ibid, Edi Purwanto, Hlm. 11 3 Fred R. David, 2016, Manajemen Strategis, Salemba Empat, Jakarta, Hlm 110 4 Nur Hamdi, 2011, Kajian Lokasi Perdagangan Eceran Kota, Tesis Magister
PKD, UGM, Yogyakarta, Hlm. 42 5 D. Riant Nugroho, 2010, Otonomi Daerah, Desentralisasi Tanpa Revolusi
Kajian dan Kritik Atas Kebijakan Desentralisasi di Indonesia, Elex Media
Komputindo, Jakarta 6 C. K. Prahalad, and Gary Hamel, 2014, Strategy as A Field of Study: Why
Search For A New Paradigm?, Strategic Management Journal, Vol.15. John Wiley &
Sons, Ltd. Hlm. 8 7 Richard B. Robinson, Jr and John A. Pearce II, 2009, Manajemen Strategik
Formula, Implementasi, dan Pengendalian, Binarupa Aksara, Jakarta, Hlm. 56 8 Husein Umar, 2014, Strategic Management in Action, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, Hlm. 39
26
9 Ibid, Husein Umar, Hlm. 63 10 Ibid, Husein Umar, Hlm. 82 11 Ibid, Husein Umar, Hlm. 71 12 Ibid, Husein Umar, Hlm. 113 13 Laurende R. Jauch, dan William F. Gluech, 2009, Manajemen Strategi dan
Kebijakan Perusahaan, Edisi Ketiga, Alih Bahasa: Murtado, Erlangga, Jakarta, Hlm.
103 14 Ibid, Laurende R. Jauch, Hlm. 80 15 Ibid, Laurende R. Jauch, Hlm. 93 16 Mudrajad Kuncoro, 2016, Strategi: Bagaimana Meraih Keunggulan
Kompetitif, Erlangga, Jakarta 17 Ibid, Mudrajad Kuncoro, Hlm. 27 18 Ibid, , Mudrajad Kuncoro, Hlm. 27 19 Uma Sekaran, 2016, Metode Penelitian Bisnis, Salemba Empat, Jakarta 20 Sukaria Sinulingga, 2012, Metode Penelitian, USU Press, Medan 21 Ibid, Mudrajad Kuncoro, Hlm. 27 22 Ibid , Mudrajad Kuncoro, Hlm. 27 23 Philip Kotler, dan A.B Susanto, 2011, Manajemen Pemasaran di
Indonesia, Salemba Empat, Jakarta, Hlm. 203 24 David W. Craven, 2016, Pemasaran Strategis, Erlangga, Jakarta, Hlm. 115 25 Fandy Tjiptono, 2009, Strategi Pemasaran, Edisi Kedua, Andi, Yogyakarta,
Hlm. 72 26 Freddy Rangkuti, 2008, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Hlm. 48 27 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2010-2030 28 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan
IV Tahun 2014, Bank Indonesia, Hlm. 18
DAFTAR PUSTAKA
Craven, David W, 2016, Pemasaran Strategis, Erlangga, Jakarta
David, Fred R., 2016, Manajemen Strategis, Salemba Empat, Jakarta
Hamdi, Nur, 2011, Kajian Lokasi Perdagangan Eceran Kota, Tesis Magister PKD,
UGM, Yogyakarta.
Jauch, Laurende R. dan William F. Gluech, 2009, Manajemen Strategi dan Kebijakan
Perusahaan, Edisi Ketiga, Alih Bahasa: Murtado, Erlangga, Jakarta
Kotler, Philip dan A.B Susanto, 2011, Manajemen Pemasaran di Indonesia,
Salemba Empat, Jakarta
Kuncoro, Mudrajad, 2016, Strategi: Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif,
Erlangga, Jakarta
Muhammad, Suwarsono, 2008, Matriks dan Skenario dalam Strategi, Edisi Pertama,
UPPM STIM YKPN, Yogyakarta
Nugroho, D. Riant, 2010, Otonomi Daerah, Desentralisasi Tanpa Revolusi Kajian dan
Kritik Atas Kebijakan Desentralisasi di Indonesia, Elex Media Komputindo,
Jakarta
27
Prahalad, C.K. and Hamel, Gary, 2014, Strategy as A Field of Study: Why Search For A
New Paradigm?, Strategic Management Journal, Vol.15. John Wiley & Sons, Ltd.
Hal. 5-16.
Purwanto, Edi, 2012, Pentingnya Perumusan Strategi Dalam Sistem Manajemen
Strategik, Volume 16, Jurnal Forum Akademika, Surakarta
Rangkuti, Freddy, 2008, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Robinson, Richard B, JR & John A. Pearce II, 2009, Manajemen Strategik Formula,
Implementasi, dan Pengendalian, Binarupa Aksara, Jakarta
Sekaran, Uma, 2006, Metode Penelitian Bisnis, Salemba Empat, Jakarta
Sinulingga, Sukaria, 2012, Metode Penelitian, USU Press, Medan
Tjiptono, Fandy, 2009, Strategi Pemasaran, Edisi Kedua, Andi, Yogyakarta
Umar, Husein, 2014, Strategic Management in Action, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan IV Tahun
2014, Bank Indonesia
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2010-2030
Lampiran Matriks SWOT Kekuatan
(S-Strengths)
Kelemahan
(W-Weaknesses)
1. Memberi insentif bagi 100 orang
pertama yang membuka usahanya.
2. Menjaga lingkungan Komplek
Pertokoan MMTC Pancing dari
segala jenis gangguan.
3. Membebaskan para pemilik ruko dari
biaya – biaya kebersihan dan
pengamanan.
4. Mengelola lingkungan tetap tertata
dan bersih.
5. Penataan ruko berdasarkan sistem
blok yang teratur
6. Lokasi MMTC Pancing yang
strategis.
7. Pelaksanaan event-event promosi
yang mendatangkan banyak
pengunjung.
8. Reputasi perusahaan sebagai salah
satu pengembang terbaik di Kota
Medan.
1. Pemilik ruko yang masih wait and
see, tidak memiliki tujuan awal
untuk langsung membuka usaha.
2. Pengalaman dan kualitas SDM
perusahaan dalam mendorong
aktivitas di sebuah kawasan bisnis
masih lemah.
Peluang (O-Opportunitiees) Strategi S – O Strategi W – O
IFAS
EFAS
24
1. Berbagai fasilitas yang
saling terintegrasi
menggerakkan potensi
ekonomi masyarakat.
2. Dukungan dari
pemerintah Kota
Medan untuk
pengembangan bisnis
properti di Kota Medan.
3. Kondisi ekonomi di
Kota Medan dan
Sumatera Utara yang
cenderung stabil.
a. Membuat event berskala nasional dan
internasionial.
b. Membuat hari tertentu untuk
pedagang tradisional misalkan pasar
pedagang tradisional dari pagi hingga
siang hari pada kawasan tertentu di
MMTC Pancing.
c. Mempromosikan berbagai fasilitas
MMTC Pancing melalui media sosial.
a. Menjembatani terbentuknya
komunitas informal antar pemilik
ruko.
b. Memberi pelatihan atau short
course kepada bagian pemasaran
untuk memperoleh kemampuan
baru dalam mendorong aktivitas
sebuah kawasan bisnis.
Ancaman (T-Threaths) Strategi S – T Strategi W – T
1. Lebar jalan menuju
MMTC Pancing yang
terbatas dan sehingga
sering terjadi
kemacetan.
2. Akses jalan dalam
MMTC yang bebas
dilalui kendaraan tanpa
ada pemeriksaan
3. Tidak banyaknya trayek
angkutan umum dari
dan melalui wilayah
MMTC Pancing.
a. Bekerjasama dengan Pemko Medan
dalam hal memperlebar jalan menuju
MMTC Pancing.
b. Melakukan kemitraan dengan
berbagai pihak agar event-event yang
dilakukan lebih maksimal hasilnya.
c. Petugas keamanan melakukan
pengawsan diberbagai pintu masuk
dan keluar terhadap kendaraan yang
melintasi kawasan MMTC Pancing
a. Bekerjasama dengan Dinas
Perhubungan Pemko Medan untuk
membuat rambu lalu lintas
sekaligus tanda penunjuk arah
menuju MMTC Pancing.
Recommended