Slide Bb Kelompok 8 Oke

Preview:

DESCRIPTION

Preparasi BatubaraBriket Batubara Non KarbonisasiUji Pembakaran Briket Batubara Non KarbonisasiBriket Batubara KarbonisasiUji Pembakaran Briket Batubara KarbonisasiAnalisa Proksimat

Citation preview

Oleh :

KELOMPOK 8

M. Tommy M. (H1C107012)Irwin Rudini (H1C107026)Nono Supriyono (H1C107046)Andri Faizal (H1C107057)Ditta Listine (H1C107058)Sofri Muhlisin (H1C107063)Wahyu Permadi (H1C107205)

1. Preparasi Batubara

2. Briket Batubara Non Karbonisasi

3. Uji Pembakaran Briket Batubara Non

Karbonisasi

4. Briket Batubara Karbonisasi

5. Uji Pembakaran Briket Batubara

Karbonisasi

6. Analisa Proksimat

Preparasi Batubara

Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan mengerti dan mampu melaksanakan proses preparasi sampel secara sederhana untuk analisa.

Preparasi merupakan proses pengurangan ukuran partikel dan jumlah yang sesuai dengan alat di laboratorium.Preparasi sampel menurut ASTM D-2013 yaitu pengeringan pada udara (drying); penggerusan (crushing); pencampuran (mixing); dan pembagian sampel (dividing) sehingga sampel siap untuk dianalisis.

Alat- Crusher - Kuas- Sendok - Palu- Sieve Shaker - Ember- Masker - Penggaris- Sarung Tangan - Striker Label- Toples- Timbangan

Bahan- Batubara dengan range kalori 6300-6500 kkal

Dicrusher

Berat sampel batubara awal(kalori 6300-6500 kkal) = ± 5 kg.

Berat sampel batubara yang dicrusher = ± 4,8 kg (1 ember sedang).

Berat sampel batubara untuk bahan briket > 2kg.

1. Preparasi batubara adalah mempersiapkan contoh batubara yang akan dianalisa.

2. Analisa batubara sangat diperlukan untuk mengetahui kualitas atau mutu batubara berkaitan dengan harga dan pemanfaatan.

3. Pada prinsipnya, dikenal 2 jenis pengujian atau analisis yaitu analisis proksimat (proximate analysis) dan analisis ultimat (ultimate analysis atau elemental analysis).

Melakukan preparasi dengan tertib dan bekerjasama baik agar proses preparasi batubara dapat berjalan dengan lancar.

Briket Batubara Non Karbonisasi

Tujuan dari praktikum ini adalah praktikan mengerti dan mampu melaksanakan proses pembuatan briket tidak dengan karbonisasi serta menganalisa campuran bahan dalam pembuatan briket.

Briket jenis ini dikembangkan untuk menghasilkan produk yang lebih murah namun tetap aman sehingga sebaiknya digunakan dalam industri kecil. Bahan baku batubara untuk briket jenis ini tidak dikarbonisasi sebelum diproses menjadi briket sehingga kandungan zat terbang masih ada.

Untuk mengurangi zat terbang yang masih terkandung dalam briket batubara maka pada penggunaannya harus menggunakan tungku yang benar sehingga menghasilkan pembakaran sempurna dimana seluruh zat terbang yang muncul dari briket akan habis terbakar oleh lidah api dipermukaan tungku.

Briket batubara non karbonisasi idealnya dibuat dari batubara peringkat tinggi deperti antrasit/semi antrasit.

Alat- Crusher- Cetakan briket- Ayakan- Timbangan- Palu- Sekop dan sendok- Ember

Bahan- Batubara (range kalori 6300-6500 kkal)- Kanji- Tanah liat

Dipecah dengan palu

Dicrusher

Dicetak dengan alat pencetak

briket

No.%

Batubara

% Kaoli

n

% Kanj

iKeterangan

1. 80% 10% 10% 6 baik, 2 retak

2. 60% 20% 20%5 baik, 1 retak,

2 hancur

3. 70% 20% 10% 7 baik,1 retak

4. 70% 10% 20%2 baik, 1 retak,

5 hancur

Dari total berat campuran 200 gram maka dapat dicari berat masing-masing dalam campuran.Contoh perhitungan pada campuran 1 :Batubara : 80% x 200 gr = 160 gramKaolin : 10% x 200 gr = 20 gramKanji : 10% x 200 gr = 20 gram

Dari data hasil pengamatan, didapatkan untuk campuran 1 dengan batubara 80 %, kaolin 10 % dan kanji 10 % didapat kekuatan fisiknya sedikit rapuh, bentuk tidak terlalu padat, permukaan agak kasar, warna hitam dan briket yang dihasilkan sebanyak 6 buah, 2 retak.Campuran kanji yang seimbang dengan kaolin masih menyebabkan briket kurang kompak dan lengket. Campuran batubara yang terlalu banyak juga menyebabkan briket yang dibentuk tidak terlalu padat dan permukaannya cenderung kasar karena tidak diimbangi campuran lain yang komposisinya lebih sedikit.Selain faktor kanji yang menyebabkan briket kurang kompak dan kurang padat, faktor ketelitian dalam menimbang campuran bahan untuk pembuatan briket dan faktor pada saat proses pencetakan juga berpengaruh terhadap briket yang dihasilkan.

A. Kesimpulan    Dalam percobaan ini, didapat campuran briket yang

bagus ialah pada campuran 3 dengan komposisi batubara 70 %, kaolin 20 % dan kanji 10 %.

Hasil campuran briket yang tidak bagus dari percobaan ini adalah campuran 4 dengan komposisi batubaranya 70 %, kaolin 10 % dan kanji 20 %.

Faktor yang berpengaruh dari hasil briket yang didapat ialah campuran dari setiap komposisi bahan untuk pembuatan briket, kemampuan alat pencetak briket dan kemampuan seseorang dalam menjalankannya, serta kurangnya ketelitian dalam pembacaan timbangan untuk setiap campuran briket.

B. Saran Praktikan lebih berhati-hati dalam

penggunaan alat pencetak briket. Praktikan lebih cermat dan teliti lagi

dalam proses pembacaan angka pada saat penimbangan.

Uji Pembakaran Briket Batubara Non Karbonisasi

Adapun tujuan dari percobaan kali ini adalah praktikan mampu menganalisa kaitan pencampuran bahan dalam pembuatan briket batubara non karbonisasi dengan hasil pembakaran briket.

Tingkat keberhasilan pembuatan briket dapat dianalisa salah satunya dengan uji pembakaran briketPembakaran briket ditentukan oleh faktor waktu, suhu dan kualitas pembakaran. Karakteristik pembakaran briket batubara dipengaruhi oleh jumlah briket batubara yang dibakar dan jenis tungku yang digunakan

Alat Kompor briket Korek api Ember

Bahano Briket non karbonisasio Minyak Tanah

Briket dimasukkan

Briket direndam

Dibakar

Dianalisa

Nama sampelAnalisa

kemudahan bakar

Analisa asap

Analisa abu

Analisa bau

Durasi pembakaran

Campuran 1(batubara 80%, kaolin

10%,kanji 10%)

Sukar(00:18:00)

Sedikit SedangBau sulfur

agak menyengat

1:21:00

Campuran 2(batubara 60%, kaolin

20%, kanji 20%)

Sukar (00:12:00)

Sedang SedangBau sulfur

agak menyengat

01:15:00

Campuran 3(batubara 70%, kaolin

20%, kanji 10%)

Sukar (00:12:00)

Banyak SedangBau sulfur

Paling menyengat

01:16:00

Campuran 4(batubara 70%, kaolin

10%, kanji 20%)

Sukar(00:14:00)

Banyak SedangBau sulfur

paling menyengat

01:17:00

Pada campuran 1, 2 dan 3 dengan campuran kaolin yang relatif banyak, asap yang dihasilkan justru banyak pula, sedangkan pada campuran 4 dengan kaolin sedikit asap yang dihasilkan paling sedikit. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh kaolin yang ukuran butirnya tidak terlalu halus dan basah.Sampel campuran ketiga adalah sampel dengan kualitas paling baik, hal ini disebabkan karena kemudahan terbakarnya yang cukup cepat, yaitu 6 menit 36 detik, asap yang ditimbulkan pada saat pembakaran tidak terlalu banyak, durasi pembakaran yang paling lama, yaitu 3 jam 5 menit 11 detik.

A. Kesimpulan Jumlah asap yang dihasilkan dari

pembakaran briket dipengaruhi oleh jumlah kaolin, semakin banyak kaolin maka semakin sedikit asap yang dihasilkan dan sebaliknya. Tetapi pada percobaan yang telah dilakukan dengan persentase kaolin yang lebih banyak asap yang dihasilkan justru banyak pula.

Briket dengan kualitas paling baik adalah briket campuran 3 (85% batubara, 10% kaolin dan 5% kanji) karena mudah terbakar, asap yang dihasilkan sedang, bau sulfur tidak terlalu menyengat dan durasi pembakarannya lebih lama daripada campuran lain.

Durasi pembakaran dan kemudahan bakar briket sangat dipengaruhi oleh persentase batubara yang digunakan dan kekompakkan briket yang dihasilkan. Semakin banyak batubara yang digunakan akan semakin lama durasi pembakarannya tetapi semakin sulit dibakar. Seperti pada sampel campuran 3 dengan persentase batubara paling banyak dibandingkan sampel 1, 2 dan 4, yaitu 85% durasinya adalah 3 jam 5 menit 11 detik.

B. Saran Hendaknya briket yang dibakar benar-

benar kering sehingga akan didapat hasil yang diinginkan.

Carilah tempat yang tidak terlalu banyak angin agar briket bias menyala dengan konstan.

Ketelitian dan ketepatan waktu saat perendaman sangat mempengaruhi hasil pembakaran, jadi gunakan stopwatch agar lebih cermat.

Briket Batubara Karbonisasi

Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan mengerti dan mampu melaksanakan proses pembuatan briket karbonisasi serta menganalisa campuran bahan dalam pembuatan briket.

Karbonisasi adalah proses pemanasan batubara sampai suhu dan waktu tertentu pada kondisi oksigen yang sedikit agar menghilangkan kandungan zat terbang batubara sehingga dihasilkan padatan yang berupa arang batubara atau kokas atau semi kokas dengan hasil samping berupa tar dan gas.Dengan karbonisasi zat–zat terbang yang terkandung dalam batubara tersebut dalam batubara diturunkan serendah mungkin sehingga produk akhirnya tidak berbau dan berasap. Namun akibatnya biaya produksi meningkat karena pada batubara tersebut terjadi rendemen 50%.Selain itu fungsi utama karbonisasi adalah meningkatkan nilai kalor karena pelepasan kandungan air.

Alat- Crusher- Cetakan briket- Ayakan- Timbangan- Tungku Karbonisasi- Palu- Sendok- Ember

Bahan- Batubara (range kalori 6300-6500 kkal)- Kanji- Tanah liat

Dipecah dengan palu

Dikarbonisasi

Dicetak dengan alat pencetak

briket

No.%

Batubara

% Kaolin % Kanji Keterangan

1. 80% 5% 10% 5 baik, 3 hancur

2. 75% 10% 5% 8 baik

3. 70% 10% 20% 5 baik, 3 retak

4. 70% 20% 10% 6 baik, 2 retak

Dari total berat campuran 200 gr maka dapat dicari berat masing-masing dalam campuran.Contoh perhitungan :

Batubara : 85% x 200 gr = 170 grKaolin : 5% x 200 gr =

10 grKanji : 10% x 200 gr = 20 gr

Pada campuran pertama dengan komposisi 85% batubara, 5% kaolin dan 10% kanji diperoleh hasil briket batubara yang tidak maksimal. Kekuatan fisik dari briket ini rapuh dan bentuknya tidak padat. Hal ini disebabkan pada saat mengisi bahan campuran ke dalam lubang cetakan tidak merata jumlahnya sehingga ada briket yang tidak terlalu tertekan dam menghasilkan 3 buah briket yang hancur. Selain itu, terlalu sedikitnya kaolin dan lebih banyaknya kanji dari pada kaolin menyebabkan bahan campuran tidak tercampur rata.

Pada campuran kedua dengan komposisi 75% batubara, 10% kaolin dan 15% kanji diperoleh hasil briket batubara yang maksimal. Kekuatan fisik dari briket ini kuat dan bentuknya padat. Hal ini disebabkan pada saat mengisi bahan campuran kedalam lubang cetakan merata jumlahnya sehingga tidak ada briket yang kurang ditekan. Selain itu, komposisi antar ketiga bahan campuran briket sama–sama tidak terlalu banyak ataupun sedikit. Permukaannya pun halus, ini disebabkan ukuran material batubara dan kanji berbutir seperti serbuk sehingga pada saat dicetak hasilnya diperoleh halusnya permuakaan briket. Warna dari briket ini hitam, karena komposisi batubara cukup banyak. Pada campuran ini sudah bagus sehingga hasil briket yang berhasil adalah 8 buah dari 8 buah lubang cetakan.

A. Kesimpulan Dalam percobaan ini, didapat campuran

briket yang bagus adalah campuran 2. Dalam percobaan ini, didapat campuran

briket yang tidak bagus adalah campuran 1.

Briket yang bagus adalah briket yang memiliki kekerasan fisik yang kuat, permukaan halus dan berbentuk padat serta banyaknya cetakan yang berhasil.

B. Saran Kaolin dan batubara sebagai bahan

campuran briket sebaiknya sudah dihaluskan hingga berbentuk serbuk supaya mudah menyatu.

Kanji yang digunakan haruslah masak dan tidak kental.

Dalam pengangkatan briket dari alat cetakan haruslah teliti dan hati–hati agar briket tidak hancur.

Uji Pembakaran Briket Batubara Karbonisasi

Tingkat keberhasilan pembuatan briket dapat dianalisa salah satunya dengan uji pembakaran briket.Pembakaran briket ditentukan oleh faktor waktu, suhu dan kualitas pembakaran. Karakteristik pembakaran briket batubara dipengaruhi oleh jumlah briket batubara yang dibakar dan jenis tungku yang digunakan.

Alat Kompor briket Korek api Ember

Bahano Briket karbonisasio Minyak Tanah

Briket dimasukkan

Briket direndam

Dibakar

Dianalisa

Nama Sampel

Hasil Analisa

Kemudahan Terbakar

Asap Abu BauDurasi

pembakaran

CampuranI

10:05 Banyak Sedikit Bau sulfur01:20:05

CampuranII

10:05 Sedang Sedang Bau sulfur 01:20:05

Campuran III

10:00 Sedang Sedang Bau sulfur 01:20:00

Campuran IV

11:00 Sedikit Banyak Bau sulfur 01:21:00

Pada campuran 1 yang menggunakan komposisi batubara 85%, kaolin 5% dan kanji 10%. Memerlukan waktu terbakar 10 menit 5 detik. Berasap banyak dengan warna asap abu-abu pembakarannya berbau sulfur agak menyengat. Abunya sedikit. Dengan durasi pembakaran 1 jam 20 menit 5 detik.

Berdasarkan waktu yang diperlukan untuk terbakar dapat dikategorikan sukar untuk terbakar. Komposisi kaolin yang hanya 5% menyebabkan terdapat banyak asap. Komposisi batubara yang dominan menyebabkan bau sulfur agak menyengat.

Pembakaran yang paling lama terjadi pada campuran IV dengan lama waktu 1 jam 21 menit hal ini dikarenakan pada waktu penyulutan awal batubara tidak terbakar secara merata sehingga waktu yang deperlukan batubara untuk menjadi abu juga sangat lambat.

A. Kesimpulan

Seluruh campuran memiliki kemudahan terbakar yang sukar, karena seluruhnya mencapai atau melebihi waktu 10 menit.

Campuran 4 (batubara 70%, kaolin 20%, dan kanji 10%) adalah campuran yang durasi pembakarannya paling lama diantara campuran yang lain yaitu 1 jam 21 menit.

Campuran 3 (batubara 70%, kaolin 10%, dan kanji 20%) campuran yang durasi pembakarannya paling cepat diantara campuran yang lain, yaitu 1 jam 20 menit.

B. Saran Praktikan lebih memperhatikan dan lebih

cermat melihat bara yang terjadi pada briket batubara, sehingga perhitungan lebih akurat. 

Briket batubara yang dibakar harus dalam keadaan benar-benar kering untuk didapat hasil yang maksimal.

A. Batubara, sebagai bahan utama pembuatan briket batubara. Semakin tinggi nilai kalorinya, panas yang dihasilkan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai kalorinya, pembakaran akan semakin lama

karena unsur zat yang mudah terbakar (volatile matter) yang dikandungnya akan semakin sedikit

Semakin banyak komposisi batubaranya, pembakaran yang dihasilkan akan semakin panas dan semakin lama

Semakin tinggi nilai kalorinya semakin sulit menyala, karena kadar volatile matternya akan semakin sedikit

Semakin rendah nilai kalorinya, panas yang dihasilkan akan semakin berkurang dan lama pembakaran akan semakin cepat.

Batubara dengan nilai kalori rendah juga mengandung banyak air sehingga menyulitkan dalam penyalaan, berasap dan panas yang berkurang

B. Tanah liat, sebagai bahan pengeras sekaligus penstabil panas

Jenis tanah liat yang dipilih, harus mengandung unsur Kaulinik, yaitu unsur yang mempengaruhi kerekatan, kekerasan dan kekeringan

Semakin banyak komposisinya, briket yang dihasilkan akan semakin keras

Semakin banyak komposisinya, gas CO yang dihasilkan akan semakin sedikit

C. Tepung tapioka, sebagai bahan perekat Pemilihan tepung tapioka yang baik juga

diperlukan untuk mendapatkan daya rekat yang kuat dan tidak mudah hancur

Pembuatan "adonan perekat" dari tepung tapioka dengan air juga harus diperhatikan sehingga benar-benar matang dan kental.

Setelah adonan jadi sebaiknya didinginkan terlebih dahulu sehingga adonan tersebut benar-benar kental dan rekat

Analisa Proksimat

1) Kadar air (Moisture Content)2) Kadar abu (Ash Content)3) Kadar zat terbang (Volatile matter)4) Karbon padat (Fixed Carbon)5) Nilai Kalori (Gross Calorific Value)

Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan mengerti dan mampu melaksanakan cara kerja analisa surface batubara dengan metode SNI.

Kandungan air dalam batubara dapat dibedakan atas kandungan air bebas (free moisture), kandungan air bawaan (inherent moisture) dan kandungan air total (total moisture). Moisture batubara merupakan air yang menguap dari batubara apabila dipanaskan pada suhu 105ºC-110ºCBanyaknya jumlah inherent moisture dalam suatu batubara dapat dipergunakan sebagai tolak ukur tinggi rendahnya rank batubara tersebut. Semakin tinggi nilai inherent moisture suatu batubara, semakin rendah tingkat rank batubara tersebut.

AlatBotol timbang + tutupOvenNeraca analitik

BahanBatubara ukuran lolos saringan

0,212 mm

Ditimbang ke dalam botol

timbang

Diangkat, didinginkan, ditimbang

Dimasukkan dalam oven

SampelBerat botol timbang + tutup (m1)

Berat botol timbang + tutup

+ sampel batubara sebelum dipanaskan (m2)

Berat botol timbang + tutup

+ sampel batubara setelah dipanaskan (m3)

Botol 1 59,4350 gram 60,4938 gram 60,4349 gram

Botol 2 51,9615 gram 52,9649 gram 52,9100 gram

Botol 3 54,5173 gram 55,5142 gram 55,4575 gram

Botol 4 56,2914 gram 57,3171 gram 57,2590 gram

Botol 5 51,0714 gram 52,0958 gram 52,0328 gram

Botol 6 56,9630 gram 57,8907 gram 57,8289 gram

Contoh perhitungan : Botol 1

Diketahui : m1 : 59,4350 gramm2 : 60,4938 gramm3 : 60,4349 gram

Ditanya : Mad (%) = . . . ?

Jawab :

%

mm

mm)(MKadar Air ad 100

12

32

%1004350,594938,604349,604938,60

%5629,5

Untuk sampel batubara dengan kadar air lembab ≥ 5%, seharusnya menurut ketentuan ketelitian analisis, selisih hasil yang didapatkan berkisar 0,3% sedangkan dari hasil yang didapatkan di atas selisihnya sebesar 1,2301% (kadar air lembab terendah (5,4315%) dikurangi dengan kadar air lembab tertinggi (6,6616%)), sehingga dapat dikatakan bahwa percobaan ini kurang berhasil atau kurang maksimal.

Hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena faktor ruang atau letak cawan yang kurang tepat, seperti meletakkan botol timbang di bagian tengah oven yang panasnya kurang terasa. Peletakkan yang bagus adalah mendekatkan botol timbang yang berisi sampel tersebut pada bagian pinggir di dalam oven yang panasnya paling terasa apabila dibandingkan dengan di bagian tengah. Faktor lain bisa juga terjadi pada saat penimbangan (human error) yang kurang teliti atau cermat, sehingga terjadi selisih angka yang berpengaruh.

A. Kesimpulan Didapatkan kehilangan berat sampel batubara

setelah dipanaskan (kadar air lembab) yaitu : untuk botol timbang 1 sebesar 5,5629%,untuk botol timbang 2 sebesar 5,4315%, untuk botol timbang 3 sebesar 5,6876%, untuk botol timbang 4 sebesar 5,6644%, untuk botol timbang 5 sebesar 6,1499%,untuk botol timbang 6 sebesar 6,6616%.

Hasil yang didapatkan dari praktikum yaitu selisihnya sebesar 1,2301%.

B. Saran Sebaiknya meletakkan botol

timbang di bagian pinggir oven. Melakukan penimbangan dengan

teliti agar hasilnya lebih akurat.

2. Kadar Abu(Ash Content)

Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan mengerti dan mampu melaksanakan cara kerja analisa abu batubara dengan metode SNI.

Apabila batubara dibakar, senyawa anorganik yang ada diubah menjadi senyawa oksida yang berukuran butir halus dalam bentuk abu. Abu hasil pembakaran batubara ini, dikenal sebagai ash content (kandungan abu).

Abu ini merupakan kumpulan dari bahan-bahan pembentuk batubara yang tidak dapat terbakar (non combustible materials), atau yang dioksidasi oleh oksigen. Di samping itu terdapat pula abu dari bahan organik yang terbakar (combustible materials).

.

AlatMuffle furnaceCawan porselinNeraca analitikTang penjepit

BahanBatubara ukuran lolos saringan

0,212 mm

Ditimbang ke dalam cawan

Dipanaskan dalam muffle

furnace

Diangkat, didinginkan, ditimbang

SampelBerat cawan + tutup (m1)

Berat cawan + tutup + sampel

(m2)

Berat cawan + tutup + abu

(m3)

Cawan 18,0629 gram 9,0708 gram 8,1466 gram

Cawan 27,9977 gram 8,9878 gram 8,0798 gram

Cawan 37,8515 gram 8,8443 gram 7,9344 gram

Cawan 49,0183 gram 10,1043 gram 9,1089 gram

Contoh Perhitungan : Cawan 1

Diketahui : m1 : 8,0629 gramm2 : 9,0708 gramm3 : 8,1466 gram

Ditanya : Kadar abu (%) = . . . ?

Jawab :

%100Kadar Abu12

13

mm

mm

%1000629,80708,90629,81466,8

%3044,8

Menurut ketentuan ketelitian analisis, sampel batubara yang mengandung abu < 10% memiliki selisih yang diperbolehkan sebanyak 0,2% dan dari percobaan di atas, selisih yang didapatkan sebesar 0,058% (didapat dari pengurangan antara kadar abu terendah dengan kadar abu tertinggi).

Dari hasil tersebut, dapat dilihat bahwa proses pengabuan terjadi dengan sempurna. Hal ini dikarenakan ketelitian yang baik pada proses pengerjaan percobaan kadar abu. Kadar abu dalam batubara berpengaruh terhadap nilai kalorinya, makin tinggi kadar abu maka nilai kalorinya berkurang.

A. Kesimpulan Dari percobaan diperoleh kadar abunya

untuk cawan 1 sebanyak 8,3044 %, cawan 2 sebanyak 8,2921 %, cawan 3 sebanyak 8,3501 %, dan untuk cawan 4 sebanyak 8,3425 %.

Selisih yang didapatkan sebesar 0,058% (didapat dari pengurangan antara kadar abu terendah dengan kadar abu tertinggi).

B. Saran Menaikkan suhu pada muffle furnace

secara perlahan-lahan bertujuan agar proses pengabuannya terjadi secara sempurna dan kandungan airnya benar-benar hilang.

Pastikan pada saat menimbang, sampel telah dingin, agar dapat ditimbang dengan hasil yang akurat.

3. Kadar Zat Terbang(Volatile Matter)

Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan mengerti dan mampu melaksanakan cara kerja analisa volatile matter batubara dengan metode SNI.

Zat terbang terdiri atas gas-gas yang mudah terbakar seperti H2, CO, metan dan uap-uap yang mengembun seperti tar, juga gas CO2 dan H2O.

Zat terbang berpengaruh terhadap peringkat batubara, makin kecil zat terbang, makin tinggi peringkat batubara. Pengaruhnya dalam pembakaran, kadar zat terbang akan mempengaruhi karakteristik pembakaran. Makin tinggi kadar zat terbang dalam batubara, makin cepat terjadi pembakaran dan makin banyak kehilangan berat, makin sedikit kadar zat terbang semakin sukar terbakar

AlatMuffle furnaceCawan nikel khromDudukan kawat bajaNeraca analitikTang penjepitStopwatch

BahanBatubara ukuran lolos saringan

0,212 mm

Diangkat, didinginkan, ditimbang

Dipanaskan dalam muffle

furnace

Dimasukkan ke dalam dudukan

Ditambah 1 gr batubara, diratakan

SampelBerat cawan + tutup (m1)

Berat cawan + tutup + sampel

(m2)

Berat cawan + tutup + abu (m3)

Cawan 1 20,3124 gram 21,3095 gram 20,8680 gram

Cawan 2 20,2784 gram 21,2939 gram 20,8429 gram

Contoh perhitungan : Cawan 1

Diketahui : m1 : 20,3124 gramm2 : 21,3095 gramm3 : 20,8680 gramMad : 5,85965 gram

Ditanya : Kadar zat terbang (%) = . . . ?

Jawab :

adMmm

mm

%100 TerbangKadar Zat12

32

85965,5%100 20,31243095,21 20,86803095,21

%6838,41

Pengaruh kadar zat terbang (volatile matter) dalam pembakaran, yaitu kadar zat terbang akan mempengaruhi karakteristik pembakaran. Makin tinggi kadar zat terbang dalam batubara, maka makin cepat terjadi pembakaran dan makin banyak kehilangan berat, makin sedikit kadar zat terbang semakin sukar terbakar.

A. Kesimpulan Diperoleh hasil kadar zat terbang untuk

cawan 1 sebesar 41,6838% dan untuk cawan 2 sebesar 41,8092%.

Kadar zat terbang berpengaruh terhadap peringkat batubara, makin kecil zat terbang, makin tinggi peringkat batubara.

B. Saran Meletakkan dan mengambil sampel di

dalam muffle furnace harus dengan cepat dan tepat, agar waktu pembakarannya tidak kurang dan tidak lebih.

4. Karbon Padat(Fixed Carbon)

Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan mengerti dan mampu melaksanakan cara kerja analisa fixed carbon batubara dengan metode SNI.

Karbon padat didefinisikan sebagai material yang tersisa, setelah berkurangnya moisture, volatile matter dan ash.Nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka 100% dengan jumlah kadar air, kadar abu, dan jumlah zat terbang.Makin berkurang kandungan air berarti moisture content makin kecil, nilai Fixed Carbon makin tinggi

Rata-rata Kadar Air Rata-rata

Kadar Abu Rata-rata

Kadar Zat Terbang

5,85965% 8,3223 % 41,7465 %

Diketahui :Rata-rata kadar air :

5,85965%Rata-rata kadar abu : 8,3223%Rata-rata kadar zat terbang: 41,7465%

Ditanya : Kadar karbon (%) = . . . ?

Jawab :

Kadar karbon =100%-(kadar air+kadar abu+volatile matter)%

= 100%-

(5,85965+8,3223+41,7465)%

= 44,07155%

Fixed carbon atau karbon padat atau tertambat merupakan percobaan yang menentukan jumlah karbon yang terdapat pada batubara yang berupa zat padat berdasarkan kadar air, abu dan zat terbang.

Kesimpulan Didapatkan data fixed carbon yang

terdapat dalam batubara sebesar 44,07155%. Perolehan nilai fixed carbon yang kecil ini dikarenakan persen kandungan abu, air dan volatile matter yang terdapat pada batubara besar.

(Gross Calorific Value)

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan mengerti dan mampu melaksanakan cara kerja analisa nilai kalor batubara dengan metode SNI.

Nilai kalor adalah jumlah panas yang dihasilkan dari pembakaran combustible material dari batubara seperti : karbon, hidrogen dan belerang dikurangi dengan panas yang dihasilkan dari reaksi eksotermis atau endodermis akibat dari reaksi-reaksi yang terjadi.Dinyatakan dalam kkal/kg, banyaknya jumlah kalori yang dihasilkan oleh batubara tiap satuan berat (dalam kilogram).

Ditimbang

Dihubungkan

Disiapkan

Dimasukkan

Dimasukkan

Dimasukkan

Berat sampel(gram)

Aquades(ml)

Oksigen(atm)

Kalori yang diperoleh(kkal/kg)

1,0095 10 40 6811,0

Faktor yang menyebabkan suatu data nilai kalori yang diperoleh telah sesuai yaitu sampel yang berada di dalam cawan yang dimasukkan ke dalam tabung silinder tidak terhambur ke bagian dinding-dinding silinder sewaktu terjadi pembakaran maupun ledakan-ledakan.

A. Kesimpulan Berdasarkan dari percobaan yang telah

dilakukan, didapatkan data kalori dari sampel batubara sebesar 6811,0 kkal/kg.

B. Saran Sebaiknya lebih berhati-hati ketika

menutup dan membuka bomb adiabatic.

Recommended