PSIDIUM GUAJAVA

Preview:

Citation preview

PSIDII FOLIUM DARI PSIDIUM GUAJAVA L

KELOMPOK :

BELLA ROSLIYANA TAHIYACANDRA NOVITA DEWIGRAHA AYU PRAPTIWI

ISTIANA MAIDA M.RISKA KURNIA

PSIDIUM GUAJAVA L. ( Myrtaceae )JAMBU BIJI

Nama Lokal : Jambu Klutuk ( Jawa ), Gayawas ( Manado ), Jambu Paratulaka

( Bugis ), Masiambu ( Nias ), Stotong ( Bali ), Dambu ( Gorontalo ), Lutu Halu ( Ambon ).

Nama Latin : Psidium guajava

Nama Asing : Fan shi liu gan ( China ), Guava ( Inggris ).

PERTELAAN :

Semak atau pohon, tinggi 3 m sampai 10 m, kulit batang

halus permukaannya, berwarna coklat dan mudah

mengelupas

BAGAIAN DAUN :

Daun berhadapan, bertulang, menyirip, berbintik, berbentuk

bulat telur agak menjorong atau agak bundar sampai meruncing, panjang helai daun 6 cm sampai 14 cm, lebar 3 cm sampai 6 cm, panjang tangkai 3 mm sampai 7

mm, daun yang muda berambut, daun yang tua permukaan

atasnya menjadi licin

BAGAIAN BUNGA :

Perbungaan terdiri dari 1 sampai 3 bunga, panjang gagang perbungaan 2 cm

sampai 4 cm, panjang kelopak 7 mm sampai 10

mm, tajuk berbentuk bundar telur sungsang, panjang 1,5 cm sampai

2 cm

BAGIAN BUAH :

Buah bentuk bulat atau bulat telur, kalau masak berwarna kuning, panjang 5 cm sampai

8,5 cm, berdaging yang menyelimuti biji-biji dalam

massa berwarna kuning atau merah jambu.

Panenan daun dapat dilakukan setelah tanaman berumur 6 bulan sampai 9 bulan. Tanaman

dibudidayakan mencapai tinggi 5 meter sampai 6 meter. Tanaman berproduksi baik pada berbagai macam tanah, pada ketinggian di bawah 10.000

meter di atas permukaan laut.

Penyakit yang sering menimbulkan kerusakan pada daun adalah ganggang Cephaleuros

virescens, jamur Cercospora psidi dan jamur karat Puccinia psidii.

Jamur psidii menimbulkan bercak-bercak hitam pada daun. Hama yang dapat menyebabkan

penggundulan daun adalah ulat Trabala pallida.

PEMANFAATAN HERBAL :

Daun dan buahnya bermanfaat sebagai obat demam berdarah karena dapat meningkatkan kadar trombosit darah.

Selain itu daunnya digunakan sebagai antidiare. Senyawa aktif pada daun yang berfungsi sebagai anti diare adalah tannin. Ekstrak daun jambu biji dapat digunakan untuk

membasmi bakteri/ mikroba penyebab diare ( Salmonella typhii, E. coli, dan Shigella dysentriae. )

SENYAWA AKTIF :

Komposisi kimia di dalam daun jambu biji adalah golongan aldehid, guanine,

eugenol, quercentin, tannin 9-12%, minyak atsiri, minyak lemak dan asam

malat.

Kadar quercentin di daun jambu biji lebih banyak daripada di buahnya. Kandungan di selembar daun bisa setara dengan sekilo buah. Sebagai anti DBD daun jambu yang paling baik digunakan

adalah yang tidak terlalu tua atau muda. Jika terlalu tua, flavonoid sudah mengalami banyak oksidasi sehingga kurang efektif bekerja.

Sebaliknya, pada daun muda kandungan flavonoidnya belum mencukupi.

MORFOLOGI DAUN JAMBU BIJI

Epidermis Atas, terdiri dari :1 lapis sel•Pipih•Terentang tangensial•Bentuk polygonal•Dinding antiklinal lurus•Tidak terdapat stomata

Epidermis bawah :

Sel lebih kecilTerentang tangensialBentuk PolygonalDinding antiklinal lurus

Stomata :

Tipe anomositikBanyak terdapat pada permukaan bawah

RAMBUT PENUTUP :

Terdapat pada kedua permukaanLebih banyak pada permukaan bawahBentuk kerucut ramping yang umumnya agak bengkokTerdiri dari 1 selBerdinding tebalJernihPanjang rambut 150 µm sampai 300 µmPangkal rambut kadang- kadang agak membengkokLumen kadang- kadang mengandung zat berwarna kuning kecoklatan

Jaringan Air :

Terdapat di bawah epidermis atasTerdiri dari 2 sampai 3 lapis sel yang besarJernih dan tersusun rapat tanpa ruang antar sel

Jaringan Palisade :

Terdiri dari 5 sampai 6 lapis selTerletak di bawah jaringan air2 lapis sel yang pertama lebih besar dan mengandung lebih banyak zat hijau daunLapisan- lapisan berikutnya berongga lebih banyak

Kelenjar Minyak :

Rongga minyak bentuk lisigen besarTerdapat lebih banyakdi bagian bawah daripada di bagian atas

Serbuk :

Warna hijau keabu-abuanFragmen pengenal banyak terdapat rambut penutup yang terlepasHablur kalsium oksalatStomata tipe anomositikMesofil dengan kelenjar lisigen

Idioblas :

Terdapat di beberapa tempatBerisi hablur kalsium oksalat berbentuk roset yang besar dan bentuk prisma

Gambar Serbuk daun jambu biji

1 = Epidermis atas, 2 = Rambutpenutup, 3 = Epidermis dengan mesofil bagian atas, 4 = Epidermis bawah dengan stomata, 5 = Mesofil bagian bawah, 6 = Hablur kalsium oxalate.

PEMANFAATAN DAN RESEP TRADISIONAL

1. Diabetes Mellitus Bahan : 1 buah jambu biji setengah masak Cara membuat : buah jambu biji dibelah menjadi empat bagian dan direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore

2. Maag Bahan : 8 lembar daun jambu biji yang masih segar. Cara membuat : direbus dengan 1,5 liter air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan : diminum 3 kali sehari, pagi, siang dan sore.

3. Sakit Perut (Diare dan Mencret) Bahan : 5 lembar daun jambu biji, 1 potong akar, kulit dan batangnya Cara membuat : direbus dengan 1,5 liter air sampai mendidih kemudian disaring untuk diambil airnya Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari pagi dan sore.

4. Sakit Perut atau Diare pada bayi yang masih menyusui Bahan : jambu biji yang masih muda dan garam secukupnya. Cara menggunakan : dikunyah oleh ibu yang menyusui bayi tersebut, airnya ditelan dan ampasnya dibuang.

5. Masuk Angin Bahan : 10 lembar daun jambu biji yang masih muda, 1 butir cabai merah, 3 mata buah asam, 1 potong gula kelapa, garam secukupnya Cara membuat : semua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 liter air sampai mendidih kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari. 6. Beser (sering kencing) berlebihan Bahan : 1 genggam daun jambu biji yang masih muda, 3 sendok bubuk beras yang digoreng tanpa minyak (sangan = Jawa). Cara membuat : kedua bahan tersebut direbus bersama dengan 2,5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas kemudian disaring. Cara menggunakan : diminum tiap 3 jam sekali 3 sendok makan. 7. Prolapsisani Bahan : 1 genggam daun jambu biji, 1 potong kulit batang jambu biji. Cara membuat : direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih, kemudian disaring untuk

diambil airnya.Cara menggunakan : air ramuan tersebut dalam keadaan masih hangat dipakai untuk mengompres

selaput lendir poros usus (pusar) pada bayi. 8. Sariawan Bahan : 1 genggam daun jambu biji, 1 potong kulit batang jambu biji. Cara membuat : direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari.

9. Sakit Kulit Bahan : 1 genggam daun jambu biji yang masih muda, 7 kuntum bunga jambu biji. Cara membuat : ditumbuk bersama-sama sampai halus Cara menggunakan : untuk menggosok bagian kulit yang sakit. 10. Obat luka baru Bahan : 3 pucuk daun jambu biji. Cara membuat : dikunyah sampai lembut Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian tubuh yang luka agar tidak mengelurkan darah terus menerus.

Daun Jambu Biji dapat dibuat menjadi ekstrak kering dan memiliki karakterisktik yang sesuai dengan standar mutu ekstrak kering Parameter Standar Umum Ekstrak

Tumbuhan.

Pembuatan Ekstrak Kental Ekstrak dibuat dengan cara maserasi simplisia daun jambu biji menggunakan etanol 95 %Satu bagian serbuk kering daun jambu biji dimasukkan ke dalam maserator, ditambah 10 bagian etanol 95 %, direndam selama 6 jam sambil diaduk-aduk kemudian didiamkan selama 24 jam.Maserat dipisahkan dan proses diulangi 2 kali dengan jenis dan jumlah pelarut yang samaSemua serat dikumpulkan dan diuapkan dengan penguap vakum menggunakan rotarie vaporator hingga diperoleh ekstrak kental.Rendemen yang diperoleh ditimbang dan dicatat.Rendemen tidak kurang dari 12,3 % ( Depkes 2004 )

Pengeringan Ekstrak

•Ekstrak kental yang telah didapat, dikeringkan dengan menambahkan sebagian saccharum lactis•Pada campuran ini tambahkan pelarut heksan tiga kali bagian ekstrak•Kemudian aduk sempurna beberapa kali selama 2 jam•Biarkan mengendap dan enaptuangkan cairan, lalu campurkan sisa dengan heksan lagi tiga kali bagian ekstrak aduk sempurna dan pisahkan kelebihan heksan•Ulangi pencucian sekali lagi dengan heksan•Baru keringkan pada suhu 70 ‘C

Pemeriksaan Minyak Atsiri

Pemeriksaan minyak atsiri daun jambu biji (Psidium guajava Linn., Myrtaceae) menunjukkan kemungkinan adanya kariofilena, eugenol dan isoeugenol. Koefisien fenol minyak atsiri tersebut terhadap Staphylococcus aureus NCTC 6751 adalah 0,625. Ekstrak etanol 95% daun jambu biji mengandung asam p-kumarat, asam ferulat, asam vanilat dan asam p-hidroksibenzoat.

Distilasi minyak atsiri dilakukan dengan menggunakan alat destilasi Stahl, seperti pada Farmakope Indonesia. Identifikasi minyak atsiri meliputi pemeriksaan sifat fisikokimia dengan menggunakan alat Refraktometer Abbe, Polarimeter dan Piknometer. Sedangkan untuk memeriksa komponen kimianya digunakan kromatografi gas Shimadzu GC 6 AM dengan detektor ionisasi nyala. Pembuatan ekstrak asam fenolat: serbuk kering daun jambu biji diekstraksi dengan alat Soxhlet menggunakan pelarut etanol 95%, kemudian ekstrak dibagi menjadi 3 bagian yaitu ekstrak asam fenolat tanpa hidrolisis, hidrolisis dengan asam dan hidrolisis basa. Identifikasi asam fenolat: dilakukan dengan kromatografi kertas dua dimensi dan menggunakan pembanding asam fenolat. Minyak atsiri daun jambu biji dalam penelitian mempunyai harga indeks bias 1,497; rotasi optik +0,5 dan berat jenis 0,9054 yang masing-masing diukur pada suhu 20oC, 28oC, dan 30oC. Komponen senyawa dalam minyak atsiri: diduga mengandung kariofilena, eugenol dan isoeugenol.

Ekstrak etanol 95% daun jambu biji mengandung asam p-kumarat, asam p-hidroksibenzoat, asam vanilat dan asam ferulat.

Uji Farmakologi :

Penentuan Koefisien Fenol minyak atsiri: dilakukan menurut cara yang tertera pada AOAC dengan menggunakan Staphylococcus

aureus NCTC. Koefisien fenol minyak atsiri dengan menggunakan pembanding larutan fenol dan mikroba Staphylococcus aureus

NCTC 6751 diperoleh harga rata-rata 0,625.

Terimakasih

Recommended