View
4
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DISERTAI
MODUL HASIL PENELITIAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS
BELAJAR PADA POKOK BAHASAN LIMBAH SISWA KELAS X.4
SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA
Skripsi
Oleh:
Umi Nur Fadhillah
K 4306041
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DISERTAI
MODUL HASIL PENELITIAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS
BELAJAR PADA POKOK BAHASAN LIMBAH SISWA KELAS X.4
SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA
Oleh:
UMI NUR FADHILLAH
K4306041
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi persyaratan guna mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Prof. Dr. rer. nat. H. Sajidan, M. Si
NIP. 19660415 199103 1 002
Pembimbing II
Dra. Sri Widoretno, M. Si
NIP. 19581114 198601 2 001
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Selasa
Tanggal : 24 Mei 2011
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Bowo Sugiharto, S.Pd, M.Pd ........................
Sekretaris : Dra. Hj. Alvi Rosyidi, M.Pd ........................
Anggota I : Prof. Dr. rer. nat. H. Sajidan, M.Si ........................
Anggota II : Dra. Sri Widoretno, M.Si ........................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Umi Nur Fadhillah. K4306041. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas
Maret Surakarta. PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
JIGSAW DISERTAI MODUL HASIL PENELITIAN UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PADA POKOK BAHASAN
LIMBAH SISWA KELAS X.4 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA. Skripsi,
2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa
kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 melalui
penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian pada
pokok bahasan limbah.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap
yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan
refleksi (reflecting). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X.4 SMA Al Islam 1
Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.Teknik pengumpulan data melalui observasi,
angket dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif. Validasi data dengan menggunakan teknik triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan penelitian tindakan
kelas melalui penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil
penelitian pada pokok bahasan Limbah dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa
dalam pembelajaran biologi. Hal ini didasarkan pada hasil analisis angket, hasil
observasi dan wawancara. Rata-rata nilai persentase capaian tiap indikator dari
angket aktivitas belajar siswa untuk siklus I sebesar 73,29% dan siklus II sebesar
82,03%. Sedangkan rata-rata nilai persentase capaian tiap indikator yang
didapatkan dari hasil observasi aktivitas belajar siswa untuk siklus I sebesar
71,10% dan siklus II sebesar 84,82%. Selanjutnya, rata-rata nilai persentase
capaian tiap indikator hasil wawancara siklus I adalah 69,23% dan siklus II
sebesar 83,08%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan
pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian pada pokok
bahasan Limbah dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X.4 SMA Al
Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 pada pembelajaran biologi.
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Umi Nur Fadhillah. K4306041. Biology Education FKIP of Sebelas Maret
University Surakarta. USING JIGSAW COOPERATIVE LEARNING
ATTACHED WITH A MODULE OF THE RESULT OF PREVIOUS
RESEARCH TO IMPROVE LEARNING ACTIVITY ON LIMBAH
SUBJECT OF STUDENT IN CLASS X.4 OF SMA AL ISLAM 1
SURAKARTA. Thesis. 2011.
This research is aimed at improving the learning activity of student in class
X.4 of SMA Al Islam 1 Surakarta in 2010/2011 academic year by using Jigsaw
cooperative learning attached with a module of the result of previous research on
Limbah subject.
This research is a Classroom Action Research which is held into two
cycles. Each cycle consists of four steps: planning, action, observation and
reflection. The subjects of this research are students in class X.4 of SMA Al Islam
1 Surakarta in 2010/2011 academic year. In this research, the data collects by
giving questionnaire, doing observation and interview. The technique of analyzing
data is a qualitative descriptive analysis. The method of data validation is
triangulation technique.
The result of this research showed that implementation of the classroom
action research by using Jigsaw cooperative learning attached with a module of
the result of previous research on Limbah subject can improve the learning
activity of students in learning biology major. This statement is based on the
results of questionnaire, observation and interview. The result of questionnaire
shows two different average percentage value of learning activity: the first is
73,29%, and the second is 82,03%. While the average percentage value each
indicator of observation also shows two different result, the first cycle is 71,10%,
and the second cycle is 84,82%. The results of interview shows that the average
percentage value of learning activity the first cycle is 69,23%, and the second is
83,08%. Based on the results, can draw a conclusion that by using Jigsaw
cooperative learning attached with a module of the result of previous research on
Limbah subject can improve the learning activity of student in class X.4 of SMA
Al Islam 1 Surakarta in 2010/2011 academic year.
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. (Al Insyirah: 6)
Hadapilah setiap tantangan yang menghadang dengan lapang dada, seakan telah
tersentuh gairah kemenangan. (George Spatton)
Kesedihan membuat akal terpana dan tidak berdaya, jika tertimpa kesedihan maka
terimalah dengan keteguhan hati dan berdayakanlah akal untuk mencari jalan keluar.
(Socrates)
Jangan menjadi pohon kaku yang mudah patah. Jadilah pohon bambu yang mampu bertahan melengkung melawan terpaan angin.
(Bruce Lee)
Nikmatilah setiap proses kehidupan. (Mario Teguh)
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
Ibu dan Bapak tercinta yang tak pernah putus memanjatkan do’a dan
mencurahkan kasih sayang.
Kung Amin, kakak tersayang. Canda mu menguatkanku, selalu rasa
sayang kau ungkapkan dengan cara berbeda.
Desy dan Pipit. Teman, cerita kita akan selalu terukir dalam hati.
Sahabatku, Ayu, Achirina, Pipit dan Nobon indahnya kebersamaan kita
takkan terlupakan.
Biosmartgeneration.
Almamater.
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGGUNAAN
PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DISERTAI MODUL HASIL
PENELITIAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PADA
POKOK BAHASAN LIMBAH SISWA KELAS X.4 SMA AL ISLAM 1
SURAKARTA” untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan.
Selama proses penyusunan skripsi ini tentu saja penulis menemui
kesulitan-kesulitan. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat
mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberi ijin penelitian.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui permohonan penyusunan
skripsi.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang memberikan ijin
untuk penulisan skripsi ini.
4. Prof. Dr. rer. nat. H. Sajidan, M.Si selaku Pembimbing Skripsi I yang telah
memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dalam setiap bagian skripsi
ini sehingga dapat terselesaikan.
5. Dra. Sri Widoretno, M.Si selaku Pembimbing Skripsi II yang telah
memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dalam setiap bagian skripsi
ini.
6. Kepala Sekolah SMA Al Islam 1 Surakarta yang telah memberi ijin untuk
mengadakan penelitian di sekolah.
7. Ira Hastuti, S.Pd selaku guru mata pelajaran biologi Kelas X.4 SMA Al Islam
1 Surakarta yang senantiasa memberikan bantuan selama penelitian.
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8. Siswa X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta atas kerjasamanya.
9. Desy Purwanti dan Silvia Puspitasari yang telah membantu dalam pelaksanaan
penelitian.
10. Serta berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Oleh
karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan skripsi ini. Walaupun demikian, penulis berharap semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Surakarta, Mei 2011
Penulis
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………. i
HALAMAN PENGAJUAN . ……………………………………………… ii
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………….. iii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………... iv
HALAMAN ABSTRAK …………………………………………………... v
HALAMAN MOTTO ……………………………………………………… vii
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………… viii
HALAMAN KATA PENGANTAR ……………………………………… ix
DAFTAR ISI …………………………………………………………......... xi
DAFTAR TABEL …………………………………………………………. xv
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. xviii
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………......... 1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………......... 1
B. Perumusan Masalah ………………………………………………... 3
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………... 4
D. Manfaat Penelitian …………………………………………………. 4
BAB II. LANDASAN TEORI ……………………………………………... 5
A. Tinjuan Pustaka …………………………………………………….. 5
1. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw disertai Modul Hasil
Penelitian .....................................................................................
5
a. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw …………………………..
1) Pembelajaran Kooperatif ………………………….........
2) Pembelajaran Kooperatif Jigsaw ………………….........
a) Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Jigsaw …
5
5
8
9
b. Modul Hasil Penelitian……………………………………..
1) Pengertian Modul ……………………………………….
2) Pembelajaran dengan Modul …………………………...
12
12
13
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Komponen Modul …………………………………........
4) Penyusunan Modul Hasil Penelitian ……………………
14
15
2. Aktivitas Belajar …………………………………......................
a. Prinsip Aktivitas Belajar ……………………………………
b. Jenis-jenis Aktivitas Belajar ………………………...............
20
20
21
B. Kerangka Berpikir ………………………………………………….. 22
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN …………………………………. 25
A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………… 25
1. Tempat Penelitian ……………………………………………… 25
2. Waktu Penelitian ......................................................................... 25
B. Metode Penelitian ………………………………………………….. 26
C. Data dan Sumber Data ....................................................................... 27
1. Data Penelitian ………………………………………………… 27
2. Sumber Data …………………………………………………… 27
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 27
1. Observasi ………………………………………………………. 27
2. Angket ……………………………………………………......... 28
3. Wawancara …………………………………………………….. 28
E. Validitas Data ………………………………………………………. 28
F. Teknik Analisis Data ………………………………………….......... 29
G. Prosedur Penelitian ………………………………………………… 29
H. Target Penelitian …………………………………………………… 34
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………….. 37
A. Data dan Deskripsi Lokasi Penelitian ……………………………… 37
1. Data dan Deskripsi Sekolah …………………………………… 37
2. Data dan Deskripsi Kelas ……………………………………… 37
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ………………………………… 38
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan ………………………………….. 39
1. Kondisi Awal (Pra Siklus) ……………………………………... 39
a. Hasil Angket Aktivitas Belajar Siswa ………….................. 39
b. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ……...................... 41
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Hasil Wawancara Aktivitas Belajar Siswa ………………...
1) Hasil Wawancara Guru ………………………………….
2) Hasil Wawancara Siswa ………………………………...
42
42
43
d. Validitas Data ……………………………………………... 44
2. Siklus I …………………………………………………………. 48
a. Perencanaan Tindakan ..…………………………………… 48
b. Pelaksanaan Tindakan ...…………………………………… 48
c. Observasi dan Evaluasi Tindakan ..………………………...
1) Hasil Angket Aktivitas Belajar Siswa …………………..
2) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa………………...
3) Hasil Wawancara Aktivitas Belajar Siswa ……………...
4) Validitas Data …………………………………………...
49
50
51
52
53
d. Analisis dan Refleksi Tindakan ..…………………………..
1) Hasil Angket Aktivitas Belajar Siswa …………………..
2) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ………………
3) Hasil Wawancara Aktivitas Belajar Siswa ……………..
a) Hasil Wawancara Guru ……………………………….
b) Hasil Wawancara Siswa………………………………
54
54
56
60
60
60
3. Siklus II ………………………………………………………... 62
a. Perencanaan Tindakan …..………………………………… 62
b. Pelaksanaan Tindakan ….………………………………….. 63
c. Observasi dan Evaluasi Tindakan ….………………………
1) Hasil Angket Aktivitas Belajar Siswa …………………..
2) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ………………..
3) Hasil Wawancara Aktivitas Belajar Siswa ……………...
4) Validitas Data …………………………………………...
63
64
65
67
68
d. Analisis dan Refleksi Tindakan ..………………………….
1) Hasil Angket Aktivitas Belajar Siswa …………………
2) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ………………..
3) Hasil Wawancara Aktivitas Belajar Siswa ……………...
a) Hasil Wawancara Guru ……………………………….
69
69
72
75
75
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Hasil Wawancara Siswa ……………………………... 76
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ………………………. 79
A. Simpulan …………………………………………………………… 79
B. Implikasi ……………………………………………………………. 79
1. Implikasi Teoritis ……………………………………………… 79
2. Implikasi Praktis ……………………………………………….. 79
C. Saran ………………………………………………………………... 79
1. Bagi Guru ……………………………………………………… 79
2. Bagi Siswa ……………………………………………………... 80
3. Bagi Peneliti …………………………………………………… 80
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 81
LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 84
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif ……………………………... 7
Tabel 2. Poin Kemajuan .......................................................................... 11
Tabel 3. Penghargaan Kelompok ………………………………………. 11
Tabel 4. Kriteria Penilaian Angket …………………………………….. 28
Tabel 5. Aspek Aktivitas Belajar dan Kata Kerja ……………………… 35
Tabel 6. Indikator Keberhasilan Penelitian …………………………….. 35
Tabel 7. Persentase Capaian Tiap Aspek Angket Aktivitas Belajar
Siswa Pra Siklus ……………………………………………….
39
Tabel 8. Persentase Capaian Tiap Indikator Angket Aktivitas Belajar
Siswa Pra Siklus ……………………………………………….
40
Tabel 9. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Aspek Hasil Observasi
Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus ……………………………
41
Tabel 10. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Indikator Hasil Observasi
Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus ……………………………
41
Tabel 11. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Aspek Hasil Wawancara
Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus ……………………………
43
Tabel 12. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Indikator Hasil Wawancara
Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus ……………………………
43
Tabel 13. Persentase Tiap Aspek Angket Aktivitas Belajar Siswa Pra
Siklus dan Siklus I ……………………………………………
50
Tabel 14. Persentase Tiap Indikator Angket Aktivitas Belajar Siswa Pra
Siklus dan Siklus I ……………………………………….........
50
Tabel 15. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Aspek Hasil Observasi
Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I ……………...
51
Tabel 16. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Indikator Hasil Observasi
Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I ………………
51
Tabel 17. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Aspek Hasil Wawancara
Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I ……………...
52
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 18. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Indikator Hasil Wawancara
Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I ………………
53
Tabel 19. Persentase Tiap Aspek Angket Aktivitas Belajar Siswa Pra
Siklus, Siklus I dan Siklus II ………………………………......
64
Tabel 20. Persentase Tiap Indikator Angket Aktivitas Belajar Siswa Pra
Siklus, Siklus I dan Siklus II ……………………………..........
64
Tabel 21. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Aspek Hasil Observasi
Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ……
65
Tabel 22. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Indikator Hasil Observasi
Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II …….
66
Tabel 23. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Aspek Hasil Wawancara
Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ……
67
Tabel 24. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Indikator Hasil Wawancara
Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II …….
67
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Skema Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw …………. 12
Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir Penggunaan Pembelajaran Kooperatif
Jigsaw disertai Modul Hasil Penelitian …………………………
24
Gambar 3. Skema Trianggulasi Metode ........................................................ 29
Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas …………………… 36
Gambar 5. Grafik Validitas Data Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus ……... 45
Gambar 6. Grafik Validitas Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ………... 54
Gambar 7. Diagram Kenaikan Persentase Skor Tiap Aspek Angket
Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I ………………..
55
Gambar 8. Diagram Kenaikan Persentase Skor Tiap Indikator Angket
Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I ………………..
55
Gambar 9. Diagram Kenaikan Persentase Skor Tiap Aspek Hasil Observasi
Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I ………………..
58
Gambar 10. Diagram Kenaikan Persentase Skor Tiap Indikator Hasil
Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I …….
59
Gambar 11. Grafik Validitas Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ……….. 68
Gambar 12. Diagram Kenaikan Persentase Skor Tiap Aspek Angket
Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ……...
69
Gambar 13. Diagram Kenaikan Persentase Skor Tiap Indikator Angket
Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ……...
70
Gambar 14. Diagram Kenaikan Rata-rata Persentase Capaian Indikator
Angket Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus
II ………………………………………………………………...
71
Gambar 15. Diagram Kenaikan Persentase Skor Tiap Aspek Hasil Observasi
Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ……...
74
Gambar 16. Diagram Kenaikan Persentase Skor Tiap Indikator Hasil
Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan
Siklus II …………………………………………………………
74
Gambar 17. Diagram Kenaikan Rata-rata Persentase Capaian Aspek Hasil
Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan
Siklus II …………………………………………………………
75
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Instrumen Pembelajaran
a. Silabus ……………………………………………………….... 84
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) …………………... 86
Lampiran 2. Instrumen Penelitian
a. Lembar Observasi Awal Proses Pembelajaran Biologi ………. 96
b. Pedoman Wawancara Awal Proses Pembelajaran Biologi …… 97
c. Pedoman Wawancara Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus …… 99
d. Lembar Wawancara Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus ……... 100
e. Kisi-kisi Angket Aktivitas Belajar Siswa …………………….. 101
f. Angket Aktivitas Belajar Siswa ………………………………. 102
g. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa …………………... 104
h. Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran ……. 107
i. Pedoman Wawancara Aktivitas Belajar Siswa Akhir ………... 111
j. Lembar Wawancara Aktivitas Belajar Siswa Akhir ………….. 112
k. Sertifikat Penghargaan ………………………………………... 114
l. Modul Hasil Penelitian ……………………………………….. 117
Lampiran 3. Data Hasil Penelitian
a. Daftar Nama Siswa Kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta …... 241
b. Daftar Kelompok Siswa Kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta. 243
c. Daftar Presensi Siswa Kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta… 244
d. Daftar Nilai Tes Akhir Siswa Kelas X.4 SMA Al Islam 1
Surakarta ………………………………………………………
246
e. Data Hasil Observasi Awal Proses Pembelajaran ……………. 248
f. Data Hasil Wawancara Awal Proses Pembelajaran …………... 249
g. Data Hasil Wawancara Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus ….. 257
h. Data Hasil Analisis Angket Aktivitas Belajar Siswa …………. 268
i. Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ………………... 301
j. Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Sintaks ………………... 313
xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
k. Data Hasil Wawancara Aktivitas Belajar Siswa Akhir ………. 319
Lampiran 4. Dokumentasi
a. Foto Dokumentasi Proses Pembelajaran Observasi Awal ……. 353
b. Foto Dokumentasi Proses Pembelajaran
1) Pra Siklus …………………………………………………
2) Siklus I ……………………………………………………
3) Siklus II …………………………………………………...
354
355
356
Lampiran 5. Perijinan
Surat Permohonan Ijin Research
Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi
Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian
xix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa dapat
mengembangkan potensi dirinya secara aktif. Unsur penting dalam pendidikan
adalah adanya proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan interaksi
antara siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Proses pembelajaran dikatakan optimal jika terdapat interaksi edukatif
antara siswa dan guru dengan memanfaatkan bahan pelajaran sebagai mediumnya
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Salah satu upaya
untuk dapat mengoptimalkan proses pembelajaran adalah penggunaan metode dan
media pembelajaran yang tepat. Seorang guru harus mampu memilih metode dan
media yang tepat sesuai dengan keadaan siswa dan bahan pelajaran yang akan
disampaikan. Penggunaan metode dan media yang tepat dapat meningkatkan
keberhasilan proses pembelajaran.
Proses pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang berpusat pada
siswa di mana siswa secara aktif dapat menemukan atau menerapkan gagasan-
gagasan mereka sendiri dan guru bertindak sebagai fasilitator yang membantu
siswa menemukan makna belajarnya sendiri.
Hasil observasi proses pembelajaran biologi di kelas X.4 SMA Al Islam
1 Surakarta dengan jumlah siswa sebanyak 38 siswa, menunjukkan bahwa 65,79%
siswa memperhatikan penjelasan guru, 18,42% siswa mencatat, 7,89% siswa
berani bertanya kepada guru, 10,53% siswa berani menjawab pertanyaan guru,
dan 5,26% siswa berani mengemukakan pendapat. Proses pembelajaran yang
demikian berjalan kurang optimal karena siswa belum terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi tersebut, dapat dipahami bahwa
masalah yang ada pada kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta adalah rendahnya
aktivitas belajar siswa.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tindak lanjut dari hasil observasi awal di kelas X.4 SMA Al Islam 1
Surakarta, maka dilakukan observasi lanjutan dengan menggunakan indikator
aktivitas belajar siswa. Hasil observasi lanjutan tersebut menunjukkan bahwa
65,79% siswa membaca buku yang relevan dengan materi, 71,05% siswa
memperhatikan penjelasan guru, 52,63% siswa yang memperhatikan penjelasan
teman saat diskusi dan presentasi, 39,47% siswa berani mengemukakan pendapat,
26,32% siswa berani bertanya, 52,63% siswa berdiskusi aktif dengan siswa lain
dalam kelompok, 13,16% siswa memberi saran atas permasalahan yang ada,
21,05% siswa berani menanggapi pernyataan orang lain, 52,63% siswa
mendengarkan orang lain (guru dan teman) saat berbicara, dan 18,42% siswa
mencatat, 18,42% siswa membuat rangkuman materi pembelajaran, 63,16% siswa
mengerjakan tugas yang diberikan guru, dan 63,16% mengingat materi yang telah
diajarkan. Hasil observasi lanjutan menguatkan bahwa aktivitas belajar siswa
kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta rendah.
Penyebab rendahnya aktivitas belajar siswa kelas X.4 SMA Al Islam 1
Surakarta adalah metode yang digunakan belum berpusat pada aktivitas siswa.
Selain itu, penggunaan sumber belajar berupa buku teks belum membuat siswa
aktif dalam proses pembelajaran.
Salah satu cara untuk dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa adalah
dengan penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil
penelitian sebagai sumber belajar. Pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan
metode pembelajaran berkelompok di mana siswa bekerja dalam kelompok kecil
yang beranggotakan 4-5 siswa heterogen untuk dapat memahami suatu konsep.
Metode pembelajaran ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis,
mendengarkan, dan berbicara. Pemahaman konsep dapat dicapai dengan cara
diskusi dan saling bertukar pemikiran antar anggota kelompok. Pembelajaran
kooperatif Jigsaw juga dapat menumbuhkan sikap kerjasama yang baik karena
siswa dituntut untuk dapat berinteraksi dan berintegrasi secara aktif dengan
teman-teman satu kelompoknya. Metode pembelajaran kooperatif Jigsaw melatih
siswa untuk dapat mencari dan menggali informasi yang dibutuhkannya sendiri
sehingga diharapkan nantinya siswa aktif belajar.
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Modul merupakan cara pengorganisasian materi pembelajaran yang
memperhatikan urutan penyajian materi dan mengacu pada upaya untuk
menunjukkan kepada siswa keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur dan prinsip
yang terkandung dalam materi pembelajaran. Modul dapat meningkatkan aktivitas
belajar karena siswa dirangsang untuk mempelajari atau membaca modul sebelum
pembelajaran di kelas. Modul hasil penelitian yang digunakan dalam
pembelajaran biologi siswa kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta membahas
tentang pemanfaatan air lindi dari limbah organik rumah tangga dengan Boisca
sebagai pupuk organik cair yang terdapat pada pokok bahasan Limbah.
Kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam pembelajaran dengan modul hasil
penelitian adalah menganalisis jenis-jenis limbah dan daur ulang limbah serta
membuat produk daur ulang limbah.
Penggunaan modul hasil penelitian dapat mengoptimalkan pembelajaran
kooperatif Jigsaw pada pokok bahasan Limbah. Kolaborasi tersebut dapat
merangsang siswa untuk lebih aktif belajar dalam pembelajaran biologi. Siswa
dapat membaca dan mempelajari modul sebelum proses pembelajaran
berlangsung sehingga saat diskusi dalam pembelajaran kooperatif Jigsaw, siswa
dapat bertukar pemikiran dan saling melengkapi informasi. Adanya modul lebih
efektif meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu pembelajaran.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka judul penelitian ini:
“Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw disertai Modul Hasil
Penelitian untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar pada Pokok Bahasan
Limbah Siswa Kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini adalah apakah penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai
modul hasil penelitian pada pokok bahasan limbah dapat meningkatkan aktivitas
belajar pada pembelajaran biologi siswa kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta?
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang diuraikan di atas maka tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar
siswa kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta melalui penggunaan pembelajaran
kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian pada pokok bahasan limbah.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diupayakan mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Biologi.
b. Memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga siswa lebih
berpartisiasi dalam pembelajaran.
2. Bagi Guru
Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru untuk menerapkan
alternatif metode pembelajaran dan sumber belajar lain yakni berupa modul hasil
penelitian yang mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar.
3. Bagi Sekolah dan Instansi Pendidikan Lainnya
Meningkatkan kualitas proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran
biologi melalui peningkatan aktivitas belajar siswa.
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw disertai Modul Hasil Penelitian
a. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
1) Pembelajaran Kooperatif
Tilaar (2006: 176) berpendapat bahwa cara belajar indoktriner dan
menghafal pada saat ini tidak tepat lagi. Siswa harus belajar mandiri dalam artian
dapat mencari sendiri informasi yang diperlukan dengan disertai tuntunan guru
bila diperlukan. Belajar mandiri di sini tidak berarti bahwa siswa harus bekerja
seorang diri tetapi bisa juga belajar dalam kelompok.
Sanjaya (2008: 309) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan
atau kelompok kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai
latar belakang kemampuan akademis, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda
(heterogen). Menurut Slavin (2009: 4) pembelajaran kooperatif merujuk pada
berbagai macam metode pembelajaran, siswa bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi
pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran
kooperatif menekankan pada kerjasama siswa dalam kelompok. Siswa diharapkan
dapat saling membantu, saling berdiskusi dan berargumentasi untuk mengasah
pengetahuan yang mereka miliki dan dapat mengatasai kesenjangan dalam
pemahaman diantara siswa. Hal tersebut sesuai dengan teori Vygotsky dalam
Katminingsih (2009: 95) yang memandang bahwa pengetahuan dikonstruksi
secara kolaboratif antar individual sehingga lebih menekankan pada penerapan
teknik saling tukar gagasan antar individual.
Prinsip penting dari teori Vygotsky adalah Zone of Proximal
Development (ZPD) dan Scaffolding. ZPD menurut Sukra Warpala (2003)
mengandung suatu pengertian bahwa anak memiliki kemampuan memecahkan
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
masalah secara berbantuan (oleh guru, orang dewasa, atau teman sebaya yang
lebih berkompeten), tetapi masalah tersebut masih berada dalam jangkauan anak.
Selanjutnya, scaffolding menurut Katminingsih (2009: 98) berarti memberi
bantuan yang besar kepada seorang anak selama tahap awal pembelajaran dan
kemudian mengurangi bantuan tersebut secara bertahap lalu memberikan
kesempatan pada anak tersebut untuk mengambil alih tanggung jawab setelah
mampu mengerjakan sendiri. Scaffolding dalam pembelajaran berarti upaya guru
untuk membimbing siswa dalam upayanya mencapai suatu keberhasilan.
Katminingsih (2009: 103) mengutarakan bahwa pandangan Vygotsky
mendukung strategi pembelajaran menggunakan kelompok kerjasama,
memberikan kesempatan terjadinya interaksi antar teman sebaya sehingga siswa
berani mengajukan pertanyaan di luar wilayah kesenangan (zone of comfort). Hal
ini dapat memaksimalkan siswa dalam belajar dan menjembatani ZPD mereka.
Ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Rohman (2009: 186) adalah
adanya tujuan kelompok, akuntabilitas diri, kesempatan yang sama untuk berhasil,
kompetisi antar kelompok, adanya spesialisasi tugas dan adaptasi kebutuhan
individu. Lie (2008: 31) mengemukakan bahwa ada lima unsur model
pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan agar dapat mencapai hasil yang
maksimal, yaitu: a) saling ketergantungan positif; b) tanggung jawab
perseorangan; c) tatap muka; d) komunikasi antar anggota; e) evaluasi proses
kelompok.
Saling ketergantungan positif dalam pembelajaran kooperatif akan
muncul karena pembelajaran dalam bentuk kelompok dan keberhasilan kelompok
bergantung pada usaha yang dilakukan setiap anggotanya. Tanggung jawab
perseorangan merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama, karena
keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya maka setiap anggota
kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap
kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi untuk
saling mengenal, menghargai perbedaan, menerima satu sama lain, memanfaatkan
kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing. Komunikasi antar anggota
menjadi penting karena keberhasilan suatu kelompok juga tergantung pada
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kesediaan para anggota untuk saling mendengarkan dan kemampuannya
mengutarakan pendapat. Evaluasi proses kerja kelompok bertujuan agar kinerja
kelompok ke depannya lebih efektif.
Metode pembelajaran kooperatif dapat digunakan secara efektif pada
setiap tingkatan kelas dan untuk mengajarkan berbagai macam mata pelajaran
(Slavin, 2009: 4). Lebih lanjut Slavin (2009: 5) mengutarakan bahwa penggunaan
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus
dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima
kekurangan diri dan orang lain serta dapat meningkatkan rasa harga diri.
Pembelajaran kooperatif dapat menumbuhkan kesadaran bahwa siswa perlu
belajar untuk berpikir, menyelesaikan masalah, mengintegrasikan serta
mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan mereka.
Proses pembelajaran kooperatif berlangsung dalam beberapa fase, yaitu:
diawali dengan penyampaian tujuan dan memotivasi siswa, penyajian informasi,
pengorganisasian siswa ke dalam bentuk kelompok belajar, pembimbingan
kelompok, diakhiri dengan evaluasi dan ditutup dengan pemberian penghargaan
(Rohman, 2009: 186-187). Lebih lanjut Nurhadi (2002) menyebutkan sintaks atau
tingkah laku mengajar pembelajaran kooperatif seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif
Fase-fase Perilaku Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang
ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi siswa belajar
Fase 2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa
dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan
bacaan
Fase 3
Mengorganisasikan siswa ke
dalam kelompok-kelompok
belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien
Fase 4
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
mereka
Fase 5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentag materi
yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Fase-fase Perilaku Guru
Fase 6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai
baik upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok
Menurut Slavin (2009: 11) metode yang termasuk dalam pembelajaran
kooperatif adalah : metode Student Team Achievement Division (STAD), metode
Jigsaw, metode Group Investigation (GI), metode struktual (Think-Pair-Share
dan Numbered Head Together ). Menurut Lie (2008), ada 14 teknik dalam
pembelajaran kooperatif, yaitu: a) mencari pasangan; b) bertukar pasangan; c)
berfikir-berpasangan-berempat; d) berkirim salam dan soal; e) kepala bernomor; f)
kepala bernomor terstruktur; g) dua tinggal dua tamu; h) keliling kelompok; i)
kancing gemrincing; j) keliling kelas; k) lingkaran kecil lingkaran besar; l) tari
bamboo; m) Jigsaw; n) bercerita berpasangan.
2) Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Jigsaw merupakan model pembelajaran kerja sama di mana siswa
ditempatkan ke dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan enam orang
untuk mengerjakan bahan akademis yang telah dipecah menjadi bagian-bagian
untuk masing-masing anggota (Slavin, 2009: 27). Trianto (2007: 56)
mengemukakan bahwa Jigsaw telah dikembangkan dan diujicoba oleh Elliot
Aroson dan teman-teman dari Universitas Texas, dan diadopsi oleh Slavin dan
teman-teman di Universitas John Hopkins.
Lie (2008: 69) menyatakan bahwa Jigsaw menggabungkan kegiatan
membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara. Jigsaw bisa pula digunakan
dalam beberapa mata pelajaran seperti ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan
sosial, matematika, agama, dan bahasa serta cocok untuk semua kelas atau
tingkatan. Kam-wing (2004: 94) berpendapat bahwa terdapat empat hal yang
membuat pembelajaran kooperatif Jigsaw berhasil, yaitu heterogenitas kelompok,
tanggung jawab masing-masing anggota, penghargaan kelompok dan adanya
kesempatan yang sama dalam meraih kesuksesan.
Kelebihan kooperatif Jigsaw sesuai dengan hasil penelitian Hanze dan
Berger (2007: 38) dibanding dengan pembelajaran konvensional, yaitu siswa
mempelajari pengetahuan yang lebih spesifik dengan adanya pembagian materi
Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif (Lanjutan)
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan diskusi kelompok ahli. Siswa menjadi lebih aktif terlibat dalam pembelajaran
dan dapat menarik perhatian siswa. Kelebihan lainnya, siswa menjadi lebih
berkompeten, mandiri dan mempererat hubungan sosial antar siswa dalam kelas.
Pembelajaran Kooperatif Jigsaw juga terbukti dapat meningkatkan prestasi siswa.
a) Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Kam-wing (2004: 93) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif
Jigsaw dilakukan dalam lima tahapan. Tahap pertama, membaca dilanjutkan
dengan diskusi kelompok ahli. Tahap selanjutnya adalah laporan masing-masing
anggota kelompok ahli terhadap kelompok asal kemudian dilakukan tes dan
tahapan terkhir adalah pemberian penghargaan.
Beberapa tahapan pembelajaran kooperatif Jigsaw dalam Slavin (2009:
238-244) adalah sebagai berikut :
(1) Tahap Persiapan
Tahap persiapan dalam pembelajaran kooperatif Jigsaw meliputi
penentuan dan pembagian materi, pembagian siswa ke dalam kelompok asal,
penentuan pembagian siswa ke dalam kelompok ahli dan penentuan skor awal.
Pembagian materi berupa topik-topik bahasan disesuaikan dengan bahan
yang akan dipelajari. Pembagian siswa ke dalam kelompok secara acak sehingga
didapat kelompok yang heterogen dalam jenis kelamin dan kemampuan akademis.
Lie (2008: 41) mengelompokkan siswa berdasarkan heterogenitas kemampuan
akademis di mana satu kelompok terdiri dari satu orang berkemampuan akademis
tinggi, dua orang dengan kemampuan akademis sedang, dan satu lainnya dengan
kemampuan akademis kurang. Lebih lanjut Lie (2008: 42) menjelaskan cara
pengelompokkan heterogenitas berdasarkan kemampuan akademis sebagai
berikut: (a) mengurutkan siswa berdasarkan kemampuan akademis; (b)
membentuk kelompok pertama dengan kriteria seperti di atas; dan (c) membentuk
kelompok selanjutnya.
Pembagian siswa ke dalam kelompok ahli disesuaikan dengan materi
yang didapat oleh masing-masing anggota kelompok asal. Masing-masing
anggota kelompok asal dengan materi yang sama akan bergabung dalam
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kelompok ahli. Trianto (2007: 53) menyebutkan bahwa penentuan skor awal dapat
menggunakan nilai ulangan sebelumnya.
(2) Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pembelajaran kooperatif Jigsaw terdiri dari beberapa
kegiatan pengajaran yaitu: membaca, diskusi kelompok ahli, laporan kelompok,
tes dan rekognisi kelompok.
Kegiatan membaca dilakukan oleh siswa yang telah memperoleh topik
ahli untuk menemukan informasi yang terdapat dalam topiknya. Kegiatan diskusi
kelompok ahli dilakukan oleh siswa dengan keahlian yang sama bertemu dan
berdiskusi dalam kelompok ahli. Pada tahap ini seluruh siswa dengan topik ahli 1
berkumpul pada meja 1 dan seluruh siswa dengan topik ahli 2 berkumpul dengan
meja 2 dan seterusnya untuk topik ahli yang lain. Pelaksanaan diskusi diperlukan
satu pemimpin diskusi yang bertugas memoderatori diskusi, menunjuk anggota
kelompok yang mengangkat tangan dan berusaha untuk memastikan tiap anggota
ikut berpartisipasi. Alokasi waktu kegiatan sekitar 20 menit untuk dapat saling
bertukar informasi dan tiap anggota kelompok harus mencatat poin yang
didiskusikan. Saat siswa berdiskusi, guru meluangkan waktu dengan tiap
kelompok secara bergantian.
Kegiatan laporan kelompok dilakukan setelah siswa kelompok ahli
kembali ke kelompok asalnya dan bertugas mengajar teman-temannya. Masing-
masing anggota diberi waktu untuk menelaah dan mempelajari materi yang telah
didapat dalam diskusi kelompok ahli sebelum disampaikan pada teman-temannya.
Selanjutnya masing-masing ahli diberi kesempatan menyampaikan informasi pada
teman yang lain.
Kegiatan tes berupa kuis-kuis individual yang mencakup semua topik.
Kegiatan terakhir berupa rekognisi kelompok. Kelompok yang memperoleh skor
tertinggi akan mendapat penghargaan. Penghitungan skor berdasarkan kemajuan
skor individual dan skor kelompok, penghitungan skor secara rinci dalam Slavin
(2009: 159-160) adalah sebagai berikut:
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(a) Penghitungan poin kemajuan
Tujuan dari dibuatnya skor/ poin kemajuan adalah untuk memungkinkan
semua siswa memberikan poin maksimal bagi kelompok, berapa pun tingkat
kinerja sebelumnya. Siswa mengumpulkan poin untuk kelompok berdasarkan
tingkat dimana skor kuis (persentase yang benar) melampaui skor awal.
Tabel 2. Poin Kemajuan
Skor Kuis/ tes Poin Kemajuan
Lebih dari 10 poin di bawah skor awal
10 – 1 poin di bawah skor awal
Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal
Lebih dari 10 poin di atas skor awal
Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal)
5 poin
10 poin
20 poin
30 poin
30 Poin
(b) Penghitungan skor kelompok
Penghitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menghitung poin
kemajuan dari masing-masing anggota kelompok lalu dijumlahkan kemudian
dibagi dengan jumlah anggota kelompok.
(c) Merekognisi prestasi kelompok
Tiga macam penghargaan untuk kelompok yang baik diberikan
berdasarkan pada rata-rata skor kelompok. Ketiga macam penghargaan tersebut
dapat dilihat dalam Tabel 3.
Tabel 3. Penghargaan Kelompok
Sepuluh langkah praktis penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw
menurut Aronson (2005) yaitu: 1) membentuk kelompok Jigsaw beranggotakan 5-
6 siswa. Kelompok heterogen berdasarkan jenis kelamin, etnik, ras, dan
kemampuan; 2) menunjuk satu siswa sebagai pemimpin di setiap kelompok; 3)
membagi materi ajar menjadi 5-6 bagian; 4) memberi potongan materi berbeda
Kriteria (rata-rata skor kelompok) Penghargaan
15
16
17
KELOMPOK BAIK
KELOMPOK SANGAT BAIK
KELOMPOK SUPER
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pada masing-masing anggota dan memastikan siswa fokus pada materinya
sendiri; 5) memberi waktu pada siswa untuk membaca materi minimal 2 kali dan
tidak perlu dihafalkan; 6) membentuk kelompok ahli dengan cara mengumpulkan
anggota kelompok Jigsaw dengan potongan materi yang sama kemudian memberi
waktu pada kelompok ahli untuk berdiskusi dan mempersiapkan materi yang akan
disampaikan pada kelompok Jigsaw; 7) menginstruksikan siswa untuk kembali
lagi ke kelompok Jigsaw; 8) masing-masing anggota memaparkan materi
bagiannya pada kelompok Jigsaw; 9) guru berkeliling untuk memantau jalannya
diskusi dan membantu kelompok yang mengalami kesulitan; 10) memberikan tes
di akhir pembelajaran.
Keseluruhan Penjelasan Kelompok Kelompok Belajar
Kelompok Belajar Bersama
1 1 1 1
2 2 2 2
3 3 3 3
Gambar 1. Skema Pelaksanan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Silberman (2004: 194)
b. Modul Hasil Penelitian
1) Pengertian Modul
Modul menurut Mulyasa (2005: 148) adalah suatu proses pembelajaran
mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematis,
operasional dan terarah untuk digunakan oleh siswa, disertai dengan pedoman
penggunaannya untuk para guru. Menurut Winkel (2007: 472), modul merupakan
satuan program belajar mengajar yang terkecil, yang dipelajari oleh siswa sendiri
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
secara perorangan atau diajarkan oleh siswa kepada dirinya sendiri (self-
instructional).
Nasution (1988: 205) merumuskan pengertian modul sebagai suatu unit
yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar
yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan
secara khusus dan jelas. Pengertian modul menurut Majid (2006: 176) adalah
sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri
tanpa atau dengan bimbingan guru.
Berdasarkan uraian di atas dapat diartikan bahwa modul adalah salah
satu sumber belajar yang disusun secara sistematis, operasional, dan terarah
sehingga mudah dipahami siswa dan melatih siswa untuk dapat belajar mandiri.
2) Pembelajaran dengan Modul
Menurut Suwarno (2006: 90-92), pembelajaran dengan sistem modul
memiliki karakteristik sebagai berikut :
a) Setiap modul harus memberikan informasi dan petunjuk pelaksanaan yang
jelas tentang apa saja yang harus dilakukan oleh siswa, bagaimana melakukan
dan sumber belajar apa yang harus digunakan.
b) Modul merupakan pembelajaran individual, sehingga mengupayakan untuk
melibatkan sebanyak mungkin karakteristik siswa. Dalam setiap modul harus
: (1) memungkinkan siswa mengalami kemajuan belajar sesuai dengan
kemampuannya; (2) memungkinkan siswa mengukur kemajuan belajar yang
telah diperoleh; dan (3) memfokuskan siswa pada tujuan pembelajaran yang
spesifik dan dapat diukur.
c) Pengalaman belajar pada modul disediakan untuk membantu siswa mencapai
tujuan pembelajaran seefektif dan seefisien mungkin, serta memungkinkan
siswa untuk melakukan pembelajaran secara aktif, tidak sekedar membaca
dan mendengar tapi lebih dari itu, modul memberikan kesempatan untuk
bermain peran (role playing), simulasi dan berdiskusi.
d) Materi pembelajaran disajikan secara logis dan sistematis, sehingga siswa
dapat mengetahui kapan dia memulai dan mengakhiri suatu modul, serta tidak
menimbulkan pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan atau dipelajari.
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e) Setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan belajar
siswa, terutama untuk memberikan umpan balik bagi siswa dalam mencapai
ketuntasan belajar .
Berdasarkan uraian di atas dapat diartikan bahwa pembelajaran dengan
modul merupakan pembelajaran yang bersifat informatif, individual dan mandiri
menuntut siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, sedangkan tugas
guru dalam pembelajaran ini adalah mengorganisasi dan mengatur proses
pembelajaran sehingga tercipta situasi pembelajaran yang kondusif serta
membantu siswa yang mengalami kesulitan saat memahami isi modul atau
melaksanakan tugas (Mulyasa, 2005: 151). Dengan demikian penggunaan
pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian diharapkan mampu
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran modul menurut Santyasa (2009: 9) adalah
sebagai berikut:
a) Modul dibagikan kepada siswa paling lambat seminggu sebelum pembelajaran.
b) Penerapan modul dalam pembelajaran menggunakan metode diskusi model
pembelajaran kooperatif konstruktivistik.
c) Pada setiap akhir unit pembelajaran dilakukan tes penggalan, tes sumatif dan
tugas-tugas latihan yang terstruktur .
d) Hasil tes dan tugas yang dikerjakan siswa dikoreksi dan dikembalikan dengan
feedback yang terstruktur paling lambat sebelum pembelajaran unit materi ajar
berikutnya.
e) Memberi kesempatan kepada siswa yang belum berhasil menguasai materi ajar
berdasarkan hasil analisis tes penggalan dan sumatif, diperkelompokbangkan
sebagi hasil diagnosis untuk menyelenggarakan program remidial pada siswa
di luar jam pembelajaran.
3) Komponen Modul
Komponen-komponen yang terdapat di dalam modul seperti yang
diungkapkan oleh Mulyasa (2005: 149-150) terdiri atas:
a) Lembar kegiatan siswa
b) Lembar kerja
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c) Kunci lembar kerja
d) Lembar soal
e) Lembar jawaban; dan
f) Kunci jawaban
Berbagai komponen tersebut selanjutnya dikemas dalam format modul
sebagai berikut.
a) Pendahuluan; yang berisi deskripsi umum, seperti materi yang disajikan,
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang akan dicapai setelah belajar,
termasuk kemampuan awal yang harus dimiliki untuk mempelajari modul
tersebut.
b) Tujuan Pembelajaran; berisi tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai
siswa setelah mempelajari modul. Dalam bagian ini dimuat pula tujuan
terminal dan tujuan akhir, serta kondisi untuk mencapai tujuan.
c) Tes Awal; yang digunakan untuk menetapkan posisi siswa dan mengetahui
kemampuan awalnya, untuk menentukan dari mana ia harus memulai belajar,
dan apakah perlu untuk mempelajari atau tidak modul tersebut.
d) Pengalaman Belajar; yang berisi rincian materi untuk setiap tujuan
pembelajaran khusus, diikuti dengan penilaian formatif sebagai balikan bagi
siswa tentang tujuan belajar yang dicapainya.
e) Sumber Belajar; berisi tentang sumber-sumber belajar yang dapat ditelusuri
dan digunakan oleh siswa.
f) Tes Akhir; instrumen yang digunakan dalam tes akhir sama dengan yang
digunakan dalam tes awal, hanya lebih difokuskan pada tujuan terminal setiap
modul.
Penyusunan modul dengan memperhatikan komponen-komponen yang
telah diuraikan di atas dilakukan agar diperoleh modul yang lengkap dan
terstruktur sehingga mempermudah siswa dalam mempelajari materi.
4) Penyusunan Modul Hasil Penelitian
Modul yang digunakan dalam penelitian merupakan modul yang disusun
berdasarkan hasil penelitian pemanfaatan air lindi dengan Boisca sebagai pupuk
organik cair. Modul hasil penelitian digunakan sebagai bahan ajar untuk
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menunjang pembelajaran pada pokok bahasan Limbah dalam pembelajaran
kooperatif Jigsaw.
Raharjo (2009) mendefinisikan air lindi sebagai cairan hasil peruraian
sampah organik menjadi senyawa organik sederhana dengan kandungan BOD
berkisar 1500 mg/l, jauh di atas baku mutu yang disyaratkan. Lebih lanjut
dijelaskan Slamet, bahwa meresapnya air lindi ini ke dalam tanah akan mencemari
tanah dan air tanah, dan efek negatif yang paling dikhawatirkan adalah
tercemarnya sumur-sumur air minum penduduk. Hadisuwito (2007: 17)
mengemukakan bahwa pada dasarnya limbah cair dari bahan organik bisa
dimanfaatkan menjadi pupuk sebab limbah cair banyak mengandung unsur hara
(NPK) dan bahan organik lainnya.
Kandungan unsur dalam air lindi sesuai dengan penelitian Astuti (2008:
32) terhadap air lindi dari TPA Putri Cempo Mojosongo Surakarta antara lain
Phospat (PO4) 0,95 mg/l, Nitrat (NO3) 900 mg/l, Boron 1,97 mg/l, Ammonia
(NH4) 168 mg/l, Tembaga (Cu) 1,96 mg/l, Mangan (Mn) 3,10 mg/l, Seng (Zn)
0,23 mg/l, Klorida (Cl) 837 mg/l, Nitrit (NO2) 27 mg/l, Sisa klor (Cl2) 1,41 mg/l,
dan Sulfida (H2S) 0,096 mg/l. Penelitian lain oleh Arbain, Mardana dan Sudana
(2008: 63) menyatakan bahwa kandungan air lindi di TPA Suwung di desa
Pedungan Denpasar antara lain phospat 88,37mg/l, nitrat 75,10 mg/l, nitrit 1,58
mg/l, NH3 629,03 mg/l, besi 16,20 mg/l, klorida 2556 mg/l, sulfat 439,19 mg/l.
Kandungan unsur air lindi berbeda-beda jenis dan besar nilainya sesuai
dengan jenis limbahnya. Unsur-unsur kimia yang terkandung dalam air lindi
merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk tanaman. Pemanfaatan air lindi sebagai pupuk organik dapat
mengurangi dampak pencemaran lingkungan yang dapat mengganggu kesehatan,
pupuk dari air lindi ini dapat difungsikan sebagai pengganti pupuk kimia yang
selama ini digunakan oleh masyarakat. Keunggulan utama dari pupuk organik dari
air lindi ini adalah terdiri dari bahan-bahan organik yang aman terhadap
lingkungan.
Salah satu metode yang memanfaatkan air lindi hasil pembusukan
sampah organik menjadi pupuk organik cair adalah dengan metode komposter
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang dikembangkan oleh Sukamto Hadisuwito. Metode ini praktis, sederhana dan
dapat dilakukan di rumah sendiri. Peralatan yang digunakan antara lain tong
komposter, sprayer, alat-alat untuk memotong sampah seperti pisau dan talenan
serta bioaktivator Boisca. Cara pembuatan pupuk organik cair dari air lindi (POC
Lindi) dengan menggunakan bioaktivator Boisca sangatlah mudah yaitu dengan
menambahkan 1 tutup botol cairan Boisca ke dalam botol air lindi yang
merupakan hasil dekomposisi sampah organik kemudian didiamkan selama
semalam. Penggunaan POC Lindi pada tanaman adalah dengan mencampur 1 liter
POC Lindi dengan 5 liter air.
Boisca menurut Hadisuwito (2007: 39) merupakan bioaktivator khusus
untuk pembuatan pupuk cair dari limbah organik rumah tangga. Lebih lanjut
Hadisuwito memaparkan bahwa Boisca adalah kultur bakteri yang berfungsi
untuk menjaga keseimbangan mikroorganisme di dalam lingkungan hidup. Boisca
dapat menekan mikroorganisme yang merugikan secara opkelompokal. Bakteri
indegenious mampu mengurai bahan organik dalam waktu singkat menjadi
senyawa sederhana yang dibutuhkan tanaman. Kekuatan dekomposisinya dapat
mengubah limbah padat/cair menjadi bahan yang bermanfaat bagi lingkungan.
Bioaktivator ini berfungsi untuk membantu mempercepat proses pengomposan.
Penelitian Rilawati (2009: 41) menyatakan bahwa Boisca mengandung
bakteri pelarut phospat, bakteri penambat N, alkohol dan gula dengan kadar
8,81%. Lebih lanjut Rilawati (2009: 41-42) menyatakan bahwa adanya bakteri
pelarut phospat dalam Boisca dapat menambah kandungan unsur hara P dalam air
lindi melalui proses mineralisasi, sedangkan bakteri penambat N dalam Boisca
menambah kandungan unsur hara N sementara adanya kandungan alkohol dan
gula dalam Boisca berfungsi sebagai media hidup bagi bakteri sehingga bakteri
tersebut dapat hidup dan berkembang biak.
Berdasarkan uraian di atas, fokus penelitan pemanfaatan air lindi dengan
Boisca sebagai pupuk orgaik cair untuk mengetahui besar kadar penambahan
Boisca pada pembuatan POC Lindi agar dapat menghasilkan pupuk dengan
kandungan unsur N, P, dan K yang maksimal. Selanjutnya, pupuk dengan
kandungan hara terbesar diujicobakan pada tanaman bayam untuk mengetahui
17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pengaruh penggunaan POC Lindi terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman bayam
berupa pertumbuhan tinggi batang, jumlah daun, dan berat segar saat panen.
Penelitian pemanfaatan air lindi dengan Boisca sebagai pupuk orgaik cair
dilaksanakan pada bulan Februari - April 2010. Pelaksanaan penelitian dilakukan
secara bertahap meliputi pembuatan air lindi dengan metode pengomposan aerob,
pembuatan pupuk organik cair dari air lindi (POC Lindi) dengan metode
fermentasi, uji kadar Nitrogen (N), Phospor (P), dan Kalium (K) pada POC Lindi
dan ujicoba POC Lindi dengan kadar N, P, dan K terbesar pada tanaman bayam.
Pelaksanaan penelitian mulai dari pembuatan air lindi hingga pembuatan
POC Lindi dan ujicoba POC Lindi pada tanaman bayam dilakukan di desa
Kedunggudel kecamatan Sukoharjo. Sedangkan, pelaksanaan uji kadar N, P, dan
K pada POC Lindi dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian UNS.
Hasil uji kadar N, P, dan K pada POC Lindi menyatakan bahwa POC
Lindi yang terbuat dari air lindi ditambahkan 2% bioaktivator Boisca mempunyai
kandungan unsur N, P, dan K terbesar. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian
Rilawati (2009) bahwa Boisca mengandung bakteri pelarut phospat dan bakteri
penambat nitrogen sehingga semakin besar konsentrasi penambahan Boisca maka
pupuk yang dihasilkan semakin kaya akan unsur N, P dan K. Mikroorganisme
yang ada pada biaktivator Boisca membantu memecah unsur-unsur hasil
dekomposisi sampah sehingga memperkaya kandungan nutrisi yang dibutuhkan
tanaman.
POC Lindi dengan kadar unsur N, P, dan K terbesar selanjutnya
diujicobakan pada tanaman bayam untuk mengetahui pengaruhnya pada
pertumbuhan bayam khususnya tinggi batang, jumlah daun dan berat basah saat
panen. Sebagai data pembanding digunakan juga pupuk NPK kimia dan kontrol/
tanpa pupuk.
Hasil pengamatan pertumbuhan tinggi batang tanaman bayam, jumlah
daun dan berat basah saat panen kemudian dianalisis menggunakan analisis
varians. Hasil analisis varians terhadap pertumbuhan tinggi batang dan jumlah
daun tanaman bayam tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perlakuan tanpa pemupukan, dipupuk POC Lindi dan dipupuk NPK kimia. Hal ini
dapat dikarenakan oleh seragamnya media tanam yang digunakan. Media tanam
sebelumnya telah dicampur dengan kompos, dengan demikian sudah terdapat
nutrisi yang mencukupi untuk perkembangan vegetatif tanaman.
Hasil analisis varians terhadap berat basah saat panen menunjukkan
adanya perbedaan yang signifikan antara perlakuan tanaman bayam tanpa
pemupukan, dipupuk POC Lindi dan dipupuk NPK kimia. Setelah itu dilanjutkan
dengan uji lanjut anava (Uji Scheffe) untuk mengetahui rerata pasangan yang
mempunyai perbedaan signifikan. Hasil dari Uji Scheffe menunjukkan bahwa
pemupukan dengan POC lindi berbeda nyata dengan kontrol (tanpa pemupukan),
pemupukan NPK kimia tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan
terhadap kontrol dan pemupukan POC lindi tidak berbeda nyata dengan NPK
kimia.
Uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan pupuk
organik akan memberikan hasil yang tidak jauh berbeda dengan penggunan pupuk
kimia. Hadisuwito (2007: 23-28) menyebutkan keunggulan pupuk organik yaitu:
1) menyehatkan lingkungan karena pupuk organik merupakan hasil daur ulang
dari sampah organik; 2) revitalisasi produktivitas tanah yakni dapat membantu
memperbaiki struktur tanah, meningkatkan permeabilitas tanah, meningatkan
jumlah serta aktivitas mikroorganisme tanah dan mengurangi ketergantungan
lahan pada pupuk anorganik; 3) menekan biaya usaha tani karena harga pupuk
organik lebih murah dari pada pupuk anorganik; 4) meningkatakan kualitas
produk karena pada dasarnya tanaman yang diberi bubuk organik lebih
berkualitas.
Penyusunan modul hasil penelitian berdasarkan tujuan pembelajaran
materi pokok bahasan Limbah diperkaya dengan hasil penelitian pemanfaatan air
lindi dengan Boisca sebagai pupuk organik cair. Modul hasil penelitian dibagi
menjadi dua bagian untuk pelaksanaan dua kali pertemuan pembelajaran. Materi
modul pertama berisikan pengertian limbah, jenis-jenis limbah, parameter kualitas
limbah dan pengelolaan limbah. Modul bagian ke dua berisi materi tentang
penanganan limbah beserta contoh penanganan limbah dalam kehidupan nyata
19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
seperti pemanfaatan air lindi menjadi pupuk organik cair. Selain itu, materi modul
ke dua juga berisikan pembuatan produk hasil pemanfaatan limbah yang
dikreasikan sendiri oleh siswa. Masing-masing modul dibagi menjadi 6 bagian
topik bahasan. Pembagian modul dilakukan untuk dapat menunjang pelaksanaan
pembelajaran kooperatif Jigsaw. Modul hasil penelitian secara lengkap dapat
dilihat pada Lampiran 2.
2. Aktivitas Belajar
Definisi aktivitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 23)
adalah kegiatan atau keaktifan atau kesibukan. Belajar tanpa aktivitas merupakan
sesuatu yang mustahil. Seperti yang diungkapkan Sardiman (2007: 95) bahwa
pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.
Aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam proses pembelajaran.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Yamin (2007: 75) bahwa proses pembelajaran dalam
kelas merupakan aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
Frobel dalam Sardiman (2007: 96) mengungkapkan prinsip utama
belajar adalah siswa itu harus bekerja sendiri. Lebih lanjut Rosseau menjelaskan
bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan, pengalaman
dan penyelidikan sendiri dengan cara bekerja sendiri.
c. Prinsip Aktivitas Belajar
Prinsip aktivitas belajar menurut pandangan ilmu jiwa lama bahwa
aktivitas belajar didominasi oleh guru, sedang siswa bersifat pasif dan menerima
begitu saja. Aktivitas siswa terbatas pada mendengarkan, mencatat, menjawab
pertanyaan bila guru memberikan pertanyaan dan bekerja hanya karena
diperintahkan oleh guru. Pandangan tersebut kini telah berubah, menurut
pandangan ilmu jiwa modern siswa dianggap sebagai organisme yang mempunyai
potensi untuk berkembang dan tugas guru adalah membimbing dan menyediakan
kondisi yang optimum untuk perkembangan bakat dan potensi siswa. Ini berarti
bahwa siswa harus beraktivitas, berbuat dan harus aktif sendiri (Sardiman, 2007:
97-99).
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan
kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Slameto (1991: 87)
mengugkapkan bahwa dengan adanya aktivitas siswa sendiri, pelajaran menjadi
berkesan dan dipikirkan, kemudian diolah dan selanjutnya dikeluarkan lagi dalam
bentuk yang berbeda. Hal ini juga dapat mengakibatkan siswa menjadi bertanya,
mengajukan pendapat dan menimbulkan diskusi dengan guru.
Aktivitas belajar dikatakan optimal jika terdapat aktivitas fisik dan
aktivitas mental yang saling berkaitan. Hal ini sesuai dengan asas aktivitas yang
termasuk dalam 10 prinsip mengajar di mana guru hendaknya berusaha
membangkitkan aktivitas, baik fisik maupun mental siswa setiap proses
pembelajaran (Tim Didaktik Metodik, 1993: 25).
Manfaat penggunaan asas aktivitas dalam proses pembelajaran menurut
Hamalik (2001: 175-176), yaitu: 1) siswa mencari pengalaman sendiri dan
langsung mengalami sendiri; 2) berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh
aspek pribadi siswa secara intergral; 3) memupuk kerja sama yang harmonis antar
siswa; 4) siswa bekerja sesuai minat dan kemampuanya sendiri; 5) memupuk
disiplin kelas dan suasana belajar menjadi demokratis; 6) mempererat hubungan
sekolah dan masyarakat dan hubungan antara orang tua siswa dan guru; 7)
mengembangkan pemahaman siswa dan berpikir kritis; 8) proses pembelajaran
menjadi hidup.
d. Jenis-jenis Aktivitas Belajar
Jenis-jenis aktivitas belajar menurut Paul D. Dierich dalam Yamin (2007:
84-86) digolongkan menjadi 8 kelompok, yaitu:
1) Kegiatan-kegiatan visual (visual activities), meliputi membaca, melihat
gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan
mengamati orang lain bekerja atau bermain.
2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral activities), meliputi mengemukakan suatu
fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan, mengajukan suatu
pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara,
diskusi, dan interupsi.
3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan (listening activities), meliputi
mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi
kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) Kegiatan-kegiatan menulis (writing activities), meliputi menulis cerita,
menulis laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman,
mengerjakan tes, dan mengisi angket.
5) Kegiatan-kegiatan menggambar (drawing activities), meliputi
menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta, dan pola.
6) Kegiatan-kegiatan metrik (motor activities), meliputi melakukan
percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, menari dan
berkebun.
7) Kegiatan-kegiatan mental (mental activities), meliputi merenungkan,
mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat
hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.
8) Kegiatan-kegiatan emosional (emotional activities), meliputi minat,
membedakan, berani, tenang, gembira, dan bersemangat.
Penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil
penelitian menggabungkan beberapa kegiatan yakni visual activities, oral
activities, listening activities, writing activities dan mental activities.
B. Kerangka Berpikir
Permasalahan dalam pembelajaran biologi di kelas X.4 SMA Al Islam 1
Surakarta adalah kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Keaktifan siswa tersebut berupa aktivitas belajar siswa saat mengikuti
pembelajaran biologi. Penyebab masalah kurangnya aktivitas belajar siswa saat
pembelajaran berlangsung adalah karena metode dan sumber belajar yang
digunakan belum membuat siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Alternatif pemecahan permasalahan tersebut adalah dengan penerapan
pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian sebagai sumber
belajar. Metode pembelajaran kooperatif Jigsaw menggabungkan kegiatan
membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Kegiatan-kegiatan dalam
pembelajaran kooperatif Jigsaw ini merangsang siswa untuk belajar secara aktif.
Penggunaan modul hasil penelitian dalam pembelajaran kooperatif
Jigsaw memungkinkan meningkatkan aktivitas belajar siswa karena dirangsang
untuk mempelajari atau membaca modul sebelum pembelajaran di kelas kemudian
mendiskusikan materi dengan teman di bawah bimbingan guru. Melalui modul
pembelajaran siswa dapat berperan secara aktif dalam pembelajaran. Modul hasil
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
penelitian ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang disesuaikan dengan materi
pokok limbah.
Penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil
penelitian diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran biologi pada pokok bahasan Limbah kelas X.4 SMA Al Islam 1
Surakarta.
Alur kerangka berpikir dalam melaksanakan kegiatan penelitian secara
sederhana dapat dilihat pada Gambar 2.
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
disertai Modul Hasil Penelitian
HASIL OBSERVASI :
- Kurangnya aktivitas belajar siswa
- Kurangnya keterlibatan siswa
secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran. - Kurangnya pemahaman siswa
terhadap materi biologi.
PENYEBAB : - Metode pembelajaran yang
digunakan belum membuat siswa aktif belajar.
- Penggunaan sumber belajar berupa buku teks belum dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
PERMASALAHAN
PEMBELAJARAN:
Aktivitas belajar siswa kurang.
Jigsaw : menggabungkan kegiatan membaca, menulis,
mendengarkan dan berbicara sehingga memungkinkan
siswa aktif belajar.
Modul : merangsang siswa untuk membaca materi terlebih dahulu
sehingga siswa dapat lebih memahami materi.
TARGET :
Aktivitas belajar siswa meningkat
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH :
Pembelajaran kooperatif
Jigsaw. +
Modul hasil penelitian
“Pemanfaatan Air Lindi
dengan Boiscasebagai Pupuk
Organik Cair” sebagai sumber
belajar.
24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan
pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian. Modul sebagai
bahan pembelajaran disusun dari hasil penelitian pemanfaatan air lindi dengan
Boisca sebagai pupuk organik cair sebagai pengembangan bahan ajar pada pokok
bahasan Limbah.
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul
hasil penelitian dilakasanakan di kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul
hasil penelitian dilakukan secara bertahap meliputi tahap persiapan, penelitian,
dan penyelesaian dengan perincian masing-masing tahap sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dilaksanakan pada bulan Oktober – Desember 2010.
Pelaksanaan tahap ini meliputi observasi, identifikasi masalah, penentuan
tindakan, pengajuan judul skripsi, penyusunan proposal, penyusunan instrumen
penelitian berupa Silabus, RPP, angket, lembar observasi, dan pedoman
wawancara, seminar proposal, dan pengajuan perijinan penelitian.
b. Tahap Penelitian
Tahap penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2011.
Kegiatan pada tahap penelitian adalah pengumpulan data kegiatan yang
berlangsung di lapangan yaitu penerapan pembelajaran koopertif Jigsaw disertai
modul hasil penelitian, dan selanjutnya analisa data hasil penelitian.
c. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian dilaksanakan pada bulan Maret – April 2011. Tahap
ini meliputi kegiatan pembuatan laporan hasil penelitian penerapan pembelajaran
koopertif Jigsaw disertai modul hasil penelitian.
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
karena bertujuan untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di dalam kelas
serta meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Permasalahan tersebut ditangani
dengan tindakan berupa penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai
modul hasil penelitian dengan pokok bahasan limbah.
Penelitian tindakan kelas terdiri dari empat tahapan dasar yang saling
terkait dan berkesinambungan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting),
pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting).
Tahap perencanaan (planning) meliputi persiapan segala keperluan
pelaksanaan, mulai dari materi ajar, pembuatan bahan ajar berupa modul hasil
penelitian, rencana pelaksanaan pembelajaran termasuk di dalamnya metode
mengajar, perangkat pembelajaran, media dan teknik atau instrumen observasi.
Tahap pelaksanaan merupakan implementasi dari semua perencanaan yang
telah dipersiapkan serta melalui kolaborasi dengan guru biologi yang
bersangkutan. Pelaksana dari tindakan adalah guru dan pengamat jalannya
tindakan dalam proses pembelajaran yaitu peneliti.
Tahap pengamatan dilakukan ketika pelaksanaan tindakan berlangsung di
dalam kelas berupa pengambilan dan pengumpulan data tentang pelaksanaan
tindakan serta dampaknya terhadap proses pembelajaran. Permasalahan yang
mendapat perhatian khusus untuk diamati adalah aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran biologi pada pokok bahasan limbah.
Tahap refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan dan memproses data yang diperoleh melalui pengamatan.
Refleksi bertujuan untuk menganalisis proses, hambatan, kelebihan dan
kekurangan dari tindakan yang dilaksanakan sehingga dapat menjadi
pertimbangan untuk penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan untuk
langkah selanjutnya.
Strategi yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif kualitatif.
Strategi ini bertujuan untuk menggambarkan serta menjelaskan kenyataan di
lapangan. Kenyataan yang dimaksud adalah proses pembelajaran biologi sebelum
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan sesudah diberi tindakan berupa penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw
disertai modul hasil penelitian.
C. Data dan Sumber Data
1. Data Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi informasi tentang
aktivitas belajar siswa dari data hasil observasi, data hasil wawancara, dan angket
aktivitas belajar siswa.
2. Sumber Data
Data dalam penelitian penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw
disertai modul hasil penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber meliputi :
a. Informasi dari guru dan siswa.
b. Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran yang berupa
catatan observasi.
c. Dokumen antara lain berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), dan buku referensi mengajar berupa modul hasil penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai
modul penelitian melalui observasi, angket dan wawancara yang secara lengkap
diuraikan sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi dilaksanakan ketika proses pembelajaran biologi pada pokok
bahasan limbah yang berlangsung di kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta.
Observasi dilakukan terhadap siswa beserta proses pembelajaran yang
menyertainya. Kegiatan observasi dilakukan dalam rangka mengevaluasi
peningkatan aktivitas belajar siswa dengan dilakukannya tindakan pada setiap
siklus.
Observasi yang dilakukan diarahkan pada siswa yaitu difokuskan pada
aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran, meliputi visual activities,
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
oral activities, listening activities, writing activities dan mental activities sesuai
dengan ketentuan lembar observasi.
2. Angket
Angket aktivitas belajar siswa disusun dan diberikan kepada siswa untuk
mengetahui berbagai aspek aktivitas belajar siswa yang terkait dengan proses
pembelajaran. Sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan terhadap aspek-
aspek tersebut dalam proses pembelajaran biologi pada pokok bahasan Limbah.
Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dan sekaligus
memberikan alternatif jawaban. Penyusunan item-item angket berdasarkan
indikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Responden atau siswa hanya
dibenarkan dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan
untuk menjawab pertanyaan. Kriteria penilaian item soal angket menggunakan
skala Likert dalam Sudjana (1995:84) seperti yang tercantum pada Tabel 4.
Tabel 4 . Kriteria Penilaian Angket
Skor untuk aspek yang
dinilai
Skor
(+) (-)
(SS) Sangat setuju
(S) Setuju
(TB) Tidak berpendapat
(TS) Tidak setuju
(STS) Sangat tidak setuju
5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
3. Wawancara
Wawancara dilakukan di setiap siklus setelah proses pembelajaran
berlangsung. Narasumber dalam wawancara adalah guru dan siswa kelas X.4
SMA Al Islam 1 Surakarta. Wawancara dengan narasumber siswa dilakukan
dengan mewawancarai beberapa siswa yang dianggap mewakili siswa kelas X.4
SMA Al Islam 1 Surakarta. Materi wawancara yang diberikan berkaitan dengan
aspek-aspek aktivitas belajar siswa.
E. Validitas Data
Penelitian Tindakan Kelas menggunakan teknik triangulasi untuk
menjaga validitas data. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
triangulasi metode. Sutopo (2002: 80) menjelaskan bahwa triangulasi metode
28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dilakukan dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang
berbeda untuk mengumpulkan data sejenis. Penelitian ini menggunakan metode
pengumpulan data berupa wawancara, observasi selama proses pembelajaran
berlangsung dan pemberian angket di setiap akhir siklus.
Berikut merupakan skema triangulasi metode dalam penelitian ini :
Kuesioner/ Angket
Data Wawancara Sumber Data
Observasi
Gambar 3. Skema Trianggulasi Metode
(Sutopo, 2002: 81)
F. Teknik Analisis Data
Teknis analisis data mengacu pada model analisis Miles dan Huberman
(1992: 16-19) yang mencakup tiga komponen yaitu:
1. Reduksi data yaitu merupakan proses seleksi, pemfokusan dan
penyerdehanaan data dari lapangan melalui ringkasan atau uraian singkat,
menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas.
2. Penyajian data merupakan penyusunan informasi secara sistemik dari hasil
reduksi data mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan refleksi pada masing-
masing siklus.
3. Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat
keteraturan dan penggolongan data. Data yang diperoleh dari lapangan
disajikan dalam narasi informasi secara sistematis dan bermakna.
G. Prosedur Penelitian
Prosedur dan langkah-langkah dalam melakasakan tindakan penelitian
mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1998) dalam
Basrowi dan Suwandi (2008: 69) yang berupa model spiral. Dalam perencanaan,
Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri, yang dimulai dengan rencana,
tindakan, pengamatan, refleksi dan perencanaan kembali merupakan suatu dasar
pemecahan permasalahan. Langkah-langkah operasional penelitian meliputi tahap
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
persiapan, perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing),
refleksi (reflecting). Tahap pelaksanaan dapat diuraikan sebagai berikut :
Tahap Persiapan
1. Permintaan izin kepada kepala sekolah dan guru biologi SMA Al Islam 1
Surakarta.
2. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal mengenai keadaan kegiatan
belajar mengajar.
3. Identifikasi permasalahan dalam proses pembelajaran biologi.
Permasalahan dalam proses pembelajaran biologi telah didapat dan
diidentifikasi tahap selanjutnya akan di rencanakan pelaksanaan siklus I dan siklus
II. Pelaksanaan masing-masing siklus adalah sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan (planning)
1) Menyusun beberapa instrumen penelitian yang akan digunakan. Instrumen
penelitian tersebut terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), angket aktivitas siswa, lembar observasi siswa, media pembelajaran
berupa modul hasil penelitian, dan pedoman wawancara.
2) Menetapkan teknik pemantauan pada setiap tahapan penelitian dengan
menggunakan alat format observasi
3) Mengkonsultasikan instrumen yang telah dibuat kepada guru mata pelajaran
biologi di SMA yang digunakan dalam penelitian.
b. Tahap Tindakan (acting)
Tahap tindakan pada siklus I antara lain:
1) Guru mengkondisikan kelas agar siswa dapat membentuk kelompok asal
sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati pada pertemuan sebelumnya.
Kelas dibagi dalam 6 kelompok, tiap kelompok terdiri atas 6-7 siswa.
2) Guru meminta siswa untuk membaca dan mempelajari sub materi yang
didapatnya.
3) Guru meminta siswa untuk berkelompok dalam kelompok ahli dan
mendiskusikan sub materi yang didapatnya.
4) Guru membagikan lembar kerja diskusi kelompok ahli.
30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5) Guru mengawasi jalannya diskusi kelompok dan membantu jika ada
kelompok yang mengalami kesulitan.
6) Guru meminta siswa kembali membentuk kelompok asal dan menyampaikan
hasil diskusi dalam kelompok ahli.
7) Guru membagikan lembar kerja diskusi kelompok asal.
8) Guru menunujuk beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya.
9) Guru membagikan lembar kerja diskusi kelas dan presentasi.
10) Guru mengawasi jalannya diskusi kelas dan membantu jika ada kesulitan.
11) Guru melaksanakan tes individu.
12) Guru meminta siswa untuk menghitung kemajuan skor anggota.
13) Guru meminta siswa menghitung perolehan skor kelompok asal.
14) Guru memberikan penghargaan kelompok.
c. Tahap Observasi (Observing)
Observasi dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran.
Observasi berupa kegiatan pemantauan, pencatatan, serta pendokumentasian
segala kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran. Fokus observasi yaitu aktivitas
belajar siswa dalam pembelajaran kooperatif Jigsaw yang diamati dengan bantuan
lembar observasi. Sebagai data pendukung observasi adalah hasil wawancara
terhadap guru dan siswa, angket aktivitas belajar siswa, serta kajian dokumen
yang ada. Data yang diperoleh diinterpretasi guna mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari tindakan yang dilakukan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam observasi sebagai berikut :
1) Pelaksanan pengamatan oleh pengamat terhadap aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian yang sedang
berlangsung.
2) Mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi.
3) Mendiskusikan dengan pengamat lain terhadap hasil pengamatan setelah proses
pembelajaran selesai.
4) Membuat kesimpulan hasil pengamatan.
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Tahap Analisis dan Refleksi (reflecting)
1) Analisis
Menganalisis proses pembelajaran siklus satu, hasil observasi teman
sejawat dan tanggapan siswa pada lembar angket. Apabila aktivitas belajar siswa
dalam pembelajaran biologi meningkat maka pembelajaran dikatakan meningkat.
Namun apabila aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran biologi pada tindakan
pertama belum meningkat maka perlu dilakukan evaluasi proses pembelajaran,
agar terjadi perbaikan pada tindakan kelas berikutnya.
2) Refleksi
Kegiatan pada tahap ini adalah menganalisis proses dan dampak dari
pelaksanaan tindakan. Hasil analisis berupa kelebihan, kelemahan, ataupun
hambatan dalam pelaksanaan tindakan dijadikan penentu. Siklus kedua
diharapkan merupakan pembenahan dari siklus pertama.
e. Tahap Tindak Lanjut
Keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaan tindakan tertuang dalam
refleksi pada siklus pertama selanjutnya diadakan diskusi untuk mengambil
kesepakatan untuk pelaksanan perbaikan pada siklus kedua.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan (planning)
1) Mempersiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan dalam siklus II
2) Menetapkan teknik pemantauan pada setiap tahapan penelitian dengan
menggunakan alat format observasi
3) Mengkonsultasikan instrumen yang telah dibuat kepada guru mata pelajaran
biologi di SMA yang digunakan dalam penelitian.
b. Tahap Tindakan (acting)
Tahap tindakan pada siklus II antara lain:
1) Guru mengkondisikan kelas agar siswa dapat membentuk kelompok asal
sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati pada pertemuan sebelumnya.
Kelas dibagi dalam 6 kelompok, tiap kelompok terdiri atas 6-7 siswa.
2) Guru meminta siswa untuk membaca dan mempelajari sub materi yang
didapatnya.
32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Guru meminta siswa untuk berkelompok dalam kelompok ahli dan
mendiskusikan sub materi yang didapatnya.
4) Guru membagikan lembar kerja diskusi kelompok ahli.
5) Guru mengawasi jalannya diskusi kelompok dan membantu jika ada
kelompok yang mengalami kesulitan.
6) Guru meminta siswa kembali membentuk kelompok asal dan menyampaikan
hasil diskusi dalam kelompok ahli.
7) Guru membagikan lembar kerja diskusi kelompok asal.
8) Guru menunujuk beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya.
9) Guru membagikan lembar kerja diskusi kelas dan presentasi.
10) Guru mengawasi jalannya diskusi kelas dan membantu jika ada kesulitan.
11) Guru melaksanakan tes individu.
12) Guru meminta siswa untuk menghitung kemajuan skor anggota.
13) Guru meminta siswa menghitung perolehan skor kelompok asal.
14) Guru memberikan penghargaan kelompok.
c. Tahap Observasi (Observing)
Observasi dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran.
Observasi berupa kegiatan pemantauan, pencatatan, serta pendokumentasian
segala kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran. Fokus observasi yaitu aktivitas
belajar siswa dalam pembelajaran kooperatif Jigsaw yang diamati dengan bantuan
lembar observasi. Sebagai data pendukung observasi adalah hasil wawancara
terhadap guru dan siswa, angket aktivitas belajar siswa, serta kajian dokumen
yang ada. Data yang diperoleh diinterpretasi guna mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari tindakan yang dilakukan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam observasi sebagai berikut :
1) Pelaksanan pengamatan oleh pengamat terhadap aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian yang sedang
berlangsung.
2) Mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi.
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Mendiskusikan dengan pengamat lain terhadap hasil pengamatan setelah proses
pembelajaran selesai.
4) Membuat kesimpulan hasil pengamatan.
d. Tahap Analisis dan Refleksi (reflecting)
1) Analisis
Menganalisis proses pembelajaran siklus satu, hasil observasi teman
sejawat dan tanggapan siswa pada lembar angket. Apabila aktivitas belajar siswa
dalam pembelajaran biologi meningkat maka pembelajaran dikatakan meningkat.
Namun, apabila aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran biologi pada tindakan
pertama belum meningkat maka perlu dilakukan evaluasi proses pembelajaran,
agar terjadi perbaikan pada tindakan kelas berikutnya.
2) Refleksi
Kegiatan pada tahap ini menganalisis proses dan dampak dari
pelaksanaan tindakan. Hasil analisis berupa kelebihan, kelemahan, ataupun
hambatan dalam pelaksanaan tindakan dijadikan penentu untuk mengambil
keputusan selanjutnya.
e. Tahap Tindak Lanjut
Keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaan tindakan tertuang dalam
refleksi pada siklus kedua selanjutnya diadakan diskusi untuk mengambil
kesepakatan untuk pelaksanan perbaikan pada proses pembelajaran berikutnya.
Tindak lanjut berupa perbaikan pembelajaran diharapkan terjadi secara
terus menerus oleh guru biologi setelah kegiatan penelitian berakhir.
Prosedur jalannya penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.
H. Target Penelitian
Indikator-indikator keberhasilan penelitian adalah indikator ketercapaian
aktivitas belajar siswa dinyatakan dalam bentuk presentase. Presentase indikator
target keberhasilan penelitian menurut Mulyasa (2006: 101) adalah 75%.
Indikator keberhasilan penelitian didapat dari penjabaran aspek-aspek
aktivitas belajar siswa menjadi kata kerja yang kemudian disusun menjadi
indikator.
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 5. Aspek Aktivitas Belajar dan Kata Kerja
Aspek Kata Kerja
Visual activities membaca, memperhatikan.
Oral activities mengemukakan pendapat, bertanya,
berdiskusi, memberi saran, menanggapi
pernyataan.
Listening activities mendengarkan.
Writing activities mencatat, membuat rangkuman.
Mental activities mengerjakan, mengingat.
Kata kerja yang sudah ditentukan pada masing-masing aspek kemudian
disusun menjadi indikator keberhasilan penelitian seperti pada Tabel 6.
Tabel 6. Indikator Keberhasilan Penelitian
Aspek Indikator Akhir
Visual
activities
1. Membaca buku yang relevan dengan materi ajar.
2. Memperhatikan penjelasan guru saat
pembelajaran dengan baik.
3. Memperhatikan penjelasan teman saat diskusi
dan presentasi dengan baik.
Tiap
indikator
75%
oral
activities
1. Mengemukakan pendapat apabila mempunyai usulan ataupun pemikiran lain.
2. Bertanya apabila penyampaian materi kurang jelas.
3. Berdiskusi aktif dengan siswa lain dalam
kelompok.
4. Memberi saran atas permasalahan yang ada.
5. Menanggapi pernyataan orang lain (guru
ataupun siswa lainnya).
Tiap
indikator
75%
listening
activities
Mendengarkan orang lain (guru dan teman) saat
berbicara dengan baik.
Tiap
indikator
75%
writing
activities
1. Mencatat materi saat pembelajaran.
2. Membuat rangkuman materi pembelajaran.
Tiap
indikator
75%
mental
activities
1. Mengerjakan soal ataupun tugas yang diberikan
guru dengan tepat.
2. Mengingat materi pelajaran yang telah diajarkan
dengan baik.
Tiap
indikator
75%
Target keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan diwujudkan dalam
beberapa kali kegiatan pembelajaran, setiap pembelajaran yang menyangkut
pokok bahasan limbah dilakukan dalam beberapa siklus. Penelitian penggunaan
35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian berhenti jika target
telah tercapai.
Gambar 4 . Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Kemmis dan Mc Taggart dalam Basrowi dan Suwandi (2008:68)
Plan
Reflect
Plan
Reflect
Act & Observ
Act & Observ
Perencanaan
Penyusunan
instrument
penelitian: angket
aktivitas belajar
siswa, lembar
observasi, pedoman
wawancara,
silabus,rencana
pelaksanaan
pembelajaran,
modul hasil
penelitian
pemanfaatan air
lindi dengan Boisca
sebagai pupuk
organik cair
Pelaksanaan
Penggunaan
pembelajaran kooperatif
Jigsaw disertai modul
hasil penelitian.
------------------------------
Pengumpulan data
aktivitas belajar siswa
menggunakan instrumen
berupa angket, lembar
observasi dan pedoman
wawancara
Refleksi
Membandingkan hasil observasi
awal dengan hasil pelaksanaan
siklus I. Menganalisis kekurangan
yang terjadi.
Pelaksanaan
penggunaan
pembelajaran koopeatif
Jigsaw disertai modul
hasil penelitian
-----------------------------
Pengumpulan data
aktivitas belajar siswa
menggunakan
instrumen berupa
angket, lembar
observasi dan pedoman
wawancara.
Refleksi
Membandingkan hasil pelaksanaan
siklus I dengan siklus II. Menentukan
Langkah selanjutnya.
Tindak Lanjut
Perbaikan pembelajaran oleh guru Biologi setelah penelitian
Perencanaan
Menentukan
rencana
perbaikan
pelaksanaan
tindakan siklus
II berdasarkan
hasil refleksi
pelaksanaan
siklus I.
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data dan Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta tahun
pelajaran 2010/2011. Data dan deskrispsi sekolah beserta kelas tempat penelitian
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Data dan Deskripsi Sekolah
SMA Al Islam 1 Surakarta terletak di Jl. Honggowongso 94 Surakarta.
SMA Al Islam 1 Surakarta tergabung dalam Yayasan Perguruan Al Islam.
Sekolah ini berbeda dengan sekolah lainnya, karena selain ilmu pengetahuan, juga
mengajarkan ilmu agama. Visi yang ingin dicapai SMA Al Islam 1 Surakarta
adalah membentuk generasi tauhid, benar dan mantap dalam aqidah, berwawasan
ilmiah dan berahlak mulia.
SMA Al Islam 1 Surakarta pada tahun pelajaran 2010/2011 memiliki
siswa yang terbagi dalam 25 kelas yaitu 9 kelas X, 8 kelas XI yang terdiri dari 3
kelas XI IPA dan 5 kelas XI IPS, serta 8 kelas XII yang terdiri dari 3 kelas XII
IPA dan 5 kelas XII IPS. Jumlah siswa rata-rata tiap kelas sebanyak 35 orang.
Sejumlah siswa tersebut diasuh oleh 76 tenaga pengajar.
2. Data dan Deskripsi Kelas
Siswa kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta pada tahun pelajaran
2010/2011 ini berjumlah 38 siswa, terdiri dari 20 siswa perempuan dan 18 siswa
laki-laki. Wali kelas yang mengampu adalah Sih Minarti Hartati, S.Pd.
Ruang kelas X.4 terletak di lantai 3 sebelah timur, berukuran 8x9 meter
seimbang dengan jumlah siswa yang ada di dalamnya. Dinding ruang kelas
memiliki jendela kaca di sebelah kiri dan kanan sehingga menjadikan ruangan
kelas terang oleh sinar matahari. Inventaris kelas lengkap dan tertata dengan rapi.
Sebuah whiteboard, papan pengumuman untuk menginformasikan hal-hal penting
yang perlu diketahui siswa, dan papan peraturan terletak di depan kelas. Meja
siswa berjumlah 20 buah, meja guru berserta kursinya masing-masing satu buah.
Dinding kelas bagian belakang tertempel rapi struktur organisasi kelas, jadwal
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pelajaran, dan jadwal piket yang dibuat dengan kreatifitas siswa sendiri sehingga
terlihat menarik.
Tempat duduk siswa selalu bergantian setiap kali pertemuan. Terdapat
peraturan khusus mengenai tempat duduk siswa yang berbeda dengan sekolah
lainnya yaitu siswa laki-laki duduk di bagian depan sedangkan siswa perempuan
berada di bagian belakang.
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
Hasil observasi proses pembelajaran biologi di kelas X.4 SMA Al Islam
1 Surakarta dengan jumlah siswa sebanyak 38 siswa, menunjukkan bahwa 65,79%
siswa memperhatikan penjelasan guru, 18,42% siswa mencatat, 7,89% siswa
berani bertanya kepada guru, 10,53% siswa berani menjawab pertanyaan guru,
dan 5,26% siswa berani mengemukakan pendapat. Proses pembelajaran yang
demikian berjalan kurang optimal karena siswa belum terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi tersebut, dapat dipahami bahwa
masalah yang ada pada kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta adalah rendahnya
aktivitas belajar siswa.
Hasil observasi lanjutan menunjukkan bahwa 65,79% siswa membaca
buku yang relevan dengan materi, 71,05% siswa memperhatikan penjelasan guru,
52,63% siswa yang memperhatikan penjelasan teman saat diskusi dan presentasi,
39,47% siswa berani mengemukakan pendapat, 26,32% siswa berani bertanya,
52,63% siswa berdiskusi aktif dengan siswa lain dalam kelompok, 13,16% siswa
memberi saran atas permasalahan yang ada, 21,05% siswa berani menanggapi
pernyataan orang lain, 52,63% siswa mendengarkan orang lain (guru dan teman)
saat berbicara, dan 18,42% siswa mencatat, 18,42% siswa membuat rangkuman
materi pembelajaran, 63,16% siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru, dan
63,16% mengingat materi yang telah diajarkan. Hasil observasi lanjutan
menguatkan bahwa aktivitas belajar siswa kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta
rendah.
Penyebab rendahnya aktivitas belajar siswa kelas X.4 SMA Al Islam 1
Surakarta adalah metode yang digunakan belum berpusat pada aktivitas siswa.
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Selain itu, penggunaan sumber belajar berupa buku teks belum membuat siswa
aktif dalam proses pembelajaran.
Salah satu cara untuk dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa adalah
dengan penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil
penelitian sebagai sumber belajar. Metode pembelajaran ini menggabungkan
kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Pemahaman konsep
dapat dicapai dengan cara diskusi dan saling bertukar pemikiran antar anggota
kelompok. Metode pembelajaran kooperatif Jigsaw melatih siswa untuk dapat
mencari dan menggali informasi yang dibutuhkannya sendiri sehingga diharapkan
nantinya siswa aktif belajar.
Penggunaan modul hasil penelitian dalam pembelajaran kooperatif
Jigsaw dapat merangsang siswa untuk lebih aktif belajar dalam pembelajaran
biologi. Siswa dapat membaca dan mempelajari modul sebelum proses
pembelajaran berlangsung sehingga saat diskusi dalam pembelajaran kooperatif
Jigsaw, siswa dapat bertukar pemikiran dan saling melengkapi informasi. Adanya
modul lebih efektif meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu pembelajaran.
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Kondisi Awal (Pra Siklus)
Kondisi awal kelas sebelum perlakuan diukur dengan menggunakan
angket aktivitas belajar siswa, lembar observasi dan wawancara dengan aspek
serta indikator yang disusun menurut Yamin (2007: 84-86).
a. Hasil Angket Aktivitas Belajar Siswa
Hasil angket aktivitas belajar siswa kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta
yang berjumlah 38 siswa sebelum diterapkan pembelajaran kooperatif Jigsaw
disertai modul hasil penelitian dapat diketahui pada tabel di bawah ini.
Tabel 7. Persentase Capaian Tiap Aspek Angket Aktivitas Belajar Siswa Pra
Siklus
No Aspek Persentase Capaian Aspek
(%)
1. Visual activities 67,63
2. Oral activities 50,11
3. Listening activities 63,51
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
No Aspek Persentase Capaian Aspek
(%)
4. Writing activities 38,42
5. Mental activities 68,82
Jumlah 288,48
Rata-rata 57,70
Aspek tersebut kemudian dijabarkan menjadi indikator-indikator,
persentase capaian masing-masing indikator dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Persentase Capaian Tiap Indikator Angket Aktivitas Belajar Siswa Pra
Siklus
No. Indikator Persentase
Capaian
Indikator (%)
1. Membaca buku yang relevan dengan materi ajar. 65,79
2. Memperhatikan penjelasan guru saat pembelajaran
dengan baik. 71,32
3. Memperhatikan penjelasan teman saat diskusi dan
presentasi dengan baik. 67,63
4. Mengemukakan pendapat apabila mempunyai usulan
ataupun pemikiran lain. 55,53
5. Bertanya apabila penyampaian materi kurang jelas. 45,79
6. Berdiskusi aktif dengan siswa lain dalam kelompok. 64,74
7. Memberi saran atas permasalahan yang ada. 38,68
8. Menaggapi pernyataan orang lain (guru ataupun siswa
lainnya). 45,79
9. Mendengarkan orang lain (guru dan teman) saat
berbicara dengan baik. 63,51
10. Mencatat materi saat pembelajaran. 38,16
11. Membuat rangkuman materi pembelajaran. 38,95
12. Mengerjakan soal ataupun tugas yang diberikan guru
dengan tepat. 67,89
13. Mengingat materi pelajaran yang telah diajarkan
dengan baik. 69,74
Jumlah 733,51
Rata-rata 56,42
Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai aktivitas belajar siswa berkisar antara
38,16%-71,32%, dengan nilai rata-rata aktivitas belajar sebesar 56,42%.
Berdasarkan Tabel 8 di atas dapat diketahui bahwa terdapat beberapa indikator
yang masih berada di bawah nilai rata-rata yaitu indikator nomor 4, 5, 7 8, 10 dan
11.
Tabel 7. Persentase Capaian Tiap Aspek Angket Aktivitas Belajar Siswa Pra
Siklus
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Kondisi awal aktivitas belajar siswa kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta
juga diukur dengan lembar observasi aktivitas belajar siswa. Berikut merupakan
hasil observasi aktivitas belajar siswa kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta
sebelum diterapkan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil
penelitian dalam pembelajaran biologi.
Tabel 9. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Aspek Hasil Observasi Aktivitas Belajar
Siswa Pra Siklus
No Aspek Persentase Capaian Aspek (%)
1. Visual activities 63,16
2. Oral activities 30,53
3. Listening activities 52,63
4. Writing activities 18,42
5. Mental activities 63,16
Jumlah 227,89
Rata-rata 45,58
Aspek tersebut kemudian dijabarkan menjadi indikator-indikator,
persentase capaian tiap indikator pada hasil observasi aktivitas belajar siswa pra
siklus dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Indikator Hasil Observasi Aktivitas
Belajar Siswa Pra Siklus
No. Indikator Persentase
Indikator (%)
1. Membaca buku yang relevan dengan materi ajar. 65,79
2. Memperhatikan penjelasan guru saat pembelajaran
dengan baik. 71,05
3. Memperhatikan penjelasan teman saat diskusi dan
presentasi dengan baik. 52,63
4. Mengemukakan pendapat apabila mempunyai usulan
ataupun pemikiran lain. 39,47
5. Bertanya apabila penyampaian materi kurang jelas. 26,32
6. Berdiskusi aktif dengan siswa lain dalam kelompok. 52,63
7. Memberi saran atas permasalahan yang ada. 13,16
8. Menaggapi pernyataan orang lain (guru ataupun
siswa lainnya). 21,05
9. Mendengarkan orang lain (guru dan teman) saat
berbicara dengan baik. 52,63
10. Mencatat materi saat pembelajaran. 18,42
11. Membuat rangkuman materi pembelajaran. 18,42
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
No. Indikator Persentase
Indikator (%)
12. Mengerjakan soal ataupun tugas yang diberikan guru
dengan tepat. 63,16
13. Mengingat materi pelajaran yang telah diajarkan
dengan baik. 63,16
Jumlah 557,89
Rata-rata 42,91
Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai aktivitas belajar siswa pada saat
pembelajaran pra siklus berkisar antara 13,16%-71,05%, dengan nilai rata-rata
aktivitas belajar sebesar 42,91%. Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa
terdapat beberapa indikator yang bernilai di bawah rata-rata yaitu indikator nomor
4, 5, 7, 8, 10 dan 11.
Aktivitas belajar siswa rendah diperkirakan karena penggunaan metode
pembelajaran yang belum berpusat pada aktivitas siswa. Selain itu penggunaan
sumber belajar yang berupa buku teks, belum mampu meningkatkan keaktifan
siswa.
c. Hasil Wawancara Aktivitas Belajar Siswa
Hasil wawancara dengan guru dan sejumlah siswa kelas X.4 SMA Al
Islam 1 Surakarta sebelum diterapkan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai
modul hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1) Hasil Wawancara Guru
Hasil wawancara dengan guru dapat diketahui bahwa selama ini belum
pernah menerapkan pembelajaran kooperatif Jigsaw dalam proses pembelajaran
biologi. Metode pembelajaran yang biasa diterapkan adalah ceramah dan diskusi
kelompok, namun ceramah lebih sering digunakan. Metode ini membuat siswa
cenderung pasif dan hanya mengandalkan penjelasan guru. Siswa juga terlihat
bosan dengan metode ini. Sumber belajar yang biasanya digunakan adalah catatan
dari guru, buku teks, dan informasi dari internet. Berdasarkan hasil wawancara
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode dan sumber belajar
selama ini kurang dapat membuat siswa akif belajar selama proses pembelajaran
berlangsung.
Tabel 10. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Indikator Hasil Observasi Aktivitas
Belajar Siswa Pra Siklus
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Hasil Wawancara Siswa
Hasil wawancara siswa menunjukkan bahwa siswa merasa bosan dengan
metode yang sering diterapkan guru sehingga siswa memilih untuk ramai sendiri
dan sebagian merasa mengantuk. Siswa juga merasa kurang lengkap terhadap
sumber belajar berupa buku teks. Selain itu juga didapat informasi aktivitas
belajar siswa saat proses pembelajaran pra siklus sebagai berikut :
Tabel 11. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Aspek Hasil Wawancara Aktivitas
Belajar Siswa Pra Siklus
No Aspek Persentase Aspek (%)
1. Visual activities 60
2. Oral activities 34
3. Listening activities 50
4. Writing activities 20
5. Mental activities 60
Jumlah 224
Rata-rata 44,80
Aspek tersebut kemudian dijabarkan menjadi indikator-indikator, nilai
persentase capaian indikator berdasarkan jumlah jawaban ya atas pertanyaan yang
ada dalam lembar wawancara secara rinci dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Indikator Hasil Wawancara Aktivitas
Belajar Siswa Pra Siklus
No. Indikator Persentase
Indikator (%)
1. Membaca buku yang relevan dengan materi ajar. 60
2. Memperhatikan penjelasan guru saat pembelajaran
dengan baik. 70
3. Memperhatikan penjelasan teman saat diskusi dan
presentasi dengan baik. 50
4. Mengemukakan pendapat apabila mempunyai usulan
ataupun pemikiran lain. 40
5. Bertanya apabila penyampaian materi kurang jelas. 30
6. Berdiskusi aktif dengan siswa lain dalam kelompok. 50
7. Memberi saran atas permasalahan yang ada. 20
8. Menaggapi pernyataan orang lain (guru ataupun siswa
lainnya). 30
9. Mendengarkan orang lain (guru dan teman) saat
berbicara dengan baik. 50
10. Mencatat materi saat pembelajaran. 20
11. Membuat rangkuman materi pembelajaran.
20
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
No. Indikator Persentase
Indikator (%)
12. Mengerjakan soal ataupun tugas yang diberikan guru
dengan tepat. 60
13. Mengingat materi pelajaran yang telah diajarkan
dengan baik. 60
Jumlah 560
Rata-rata 43,08
Tabel 12 menyatakan bahwa nilai aktivitas belajar siswa pada saat
pembelajaran pra siklus berkisar antara 20%-70%, dengan nilai rata-rata aktivitas
belajar sebesar 43,08%. Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa terdapat
beberapa indikator yang bernilai di bawah rata-rata yaitu indikator nomor 4, 5, 7,
8, 10 dan 11.
d. Validitas Data
Validitas data dalam penelitian diperlukan untuk mengecek keabsahan
data. Bachtiar (2010) menyatakan bahwa data yang dinyatakan valid melalui
triangulasi akan memberikan keyakinan terhadap peneliti tentang keabsahan
datanya, sehingga tidak ragu dalam pengambilan kesimpulan terhadap penelitian
yang dilakukan. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik
triangulasi metode yang membandingkan antara hasil analisis angket, hasil
observasi dan hasil wawancara siswa mengenai aktivitas belajar saat proses
pembelajaran. Supardi (2007: 129) mengatakan bahwa validasi data dengan
menggunakan teknik triangulasi dilakukan dengan cara membandingkan informasi
dari beberapa cara pengamatan, jika hasilnya sama maka informasi tersebut
dinyatakan valid.
Data tiap indikator dari hasil angket, hasil observasi aktivitas belajar
siswa serta hasil wawancara akan disajikan dalam bentuk grafik untuk melihat
pola yang dihasilkan. Berdasarkan pola yang terbentuk dapat dianalisis
kecenderungannya, jika pola yang dihasilkan sama maka data tersebut dapat
dikatakan valid sehingga dapat dianalisis dan digunakan untuk menarik
kesimpulan. Grafik validitas data kegiatan pra siklus secara lebih jelas dapat
diketahui pada Gambar 5.
Tabel 12. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Indikator Hasil Wawancara Aktivitas
Belajar Siswa Pra Siklus
44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 5. Grafik Validitas Data Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus
Berdasarkan Gambar 5, dapat diketahui bahwa terdapat kesamaan pola
grafik antara hasil angket, hasil observasi dan hasil wawancara pada kegiatan pra
siklus sehingga data tersebut dapat dikatakan valid. Sesuai dengan penjelasan
tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa data penelitian kegiatan pra siklus
menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta
kurang, sehingga akan dilakukan tindakan dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Tindakan
tersebut berupa penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil
penelitian pada pokok bahasan Limbah.
Pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat digunakan untuk meningkatkan
aktivitas belajar siswa karena dalam proses pembelajaran tersebut
menggabungkan kegiatan membaca, menulis, berbicara dan mendengarkan.
Proses pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian dapat
diuraikan sebagai berikut :
1) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6-7
siswa. Kelompok yang terbentuk ini disebut kelompok asal.
2) Masing-masing siswa dalam kelompok asal mendapatkan potongan materi atau
topik ahli yang berbeda-beda (materi terdapat dalam modul yang dibagian tiap
0
50
100
150
200
250
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Perse
nta
se C
ap
aia
n (
%)
Indikator Aktivitas Belajar
Hasil wawancara
Hasil Observasi
Hasil Angket
45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
siswa). Siswa dalam kelompok asal bertugas untuk membaca dan mempelajari
materi yang didapatnya.
3) Masing-masing siswa dalam kelompok asal dengan materi yang sama akan
berkumpul menjadi satu kelompok ahli. Kelompok ahli ini bertugas untuk
mendiskusikan materi dan memahami materi yang didapat kemudian
menuliskan hasil diskusinya dalam lembar kerja diskusi kelompok ahli.
Masing-masing kelompok ahli bertanggung jawab untuk mempelajari materi
yang didapat sebaik-baiknya karena nantinya masing-masing anggota
kelompok ahli bertugas untuk menjelaskan materi tersebut kepada teman
kelompok asalnya.
4) Meminta siswa kembali ke kelompok asalnya dan kemudian masing-masing
anggota kelompok asal menyampaikan hasil diskusi kelompok ahli secara
bergantian. Siswa lainnya bertugas untuk mendengarkan dan mencatat
penjelasan siswa lain dalam lembar kerja diskusi kelompok asal.
5) Menunjuk beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompok asal. Kelompok lain bertugas untuk mendegarkan presentasi,
bertanya jika belum paham dan mencatat hasil diskusi kelas dan presentasi
dalam lembar kerja diskusi kelas dan presentasi.
6) Melaksanakan tes individu kemudian menghitung kemajuan skor tiap anggota
yang selanjutnya dikumpulkan untuk dapat menghitung perolehan skor
kelompok asal.
7) Memberikan penghargaan pada kelompok asal dengan perolehan skor tertinggi.
Modul merupakan salah satu sumber belajar yang disusun secara
sistematis, operasional, dan terarah sehingga mudah dipahami siswa dan melatih
siswa untuk dapat belajar mandiri.
Modul hasil penelitian yang digunakan dalam pembelajaran biologi kelas
X. 4 SMA Al Islam 1 Surakarta membahas tentang pengertian limbah, jenis-jenis
limbah, parameter kualitas limbah, penanganan limbah dan pengelolaan limbah.
Pembahasan hasil penelitian pada modul ini meliputi pengelolaan limbah yang
berupa pemanfaatan air lindi yang berasal dari hasil pembusukan sampah organik
rumah tangga dengan penambahan Boisca sebagai pupuk organik cair.
46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Peran guru dalam pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil
penelitian meliputi mengorganisasikan, mengatur, serta mengawasi jalannya
kegiatan pembelajaran sedangkan siswa dituntut untuk berperan secara aktif
dalam proses pembelajaran dalam rangka mengali informasi yang dibutuhkan.
Adanya aktivitas siswa sendiri dalam menggali informasi yang dibutuhkan
menjadikan proses pembelajaran berkesan dan dipikirkan, kemudian diolah dan
selanjutnya dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda sehingga dapat
mengakibatkan siswa menjadi bertanya, mengajukan pendapat dan menimbulkan
diskusi. Penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil
penelitian diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yang meliputi
aspek visual activities, oral activities, listening activities, writing activities dan
mental activities.
Indikator yang menunjukkan aktivitas belajar siswa meliputi membaca
buku yang relevan dengan materi ajar, memperhatikan penjelasan guru saat
pembelajaran dengan baik, memperhatikan penjelasan teman saat diskusi dan
presentasi dengan baik, mengemukakan pendapat apabila mempunyai usulan
ataupun pemikiran lain, bertanya apabila penyampaian materi kurang jelas,
berdiskusi aktif dengan siswa lain dalam kelompok, memberi saran atas
permasalahan yang ada, menanggapi pernyataan orang lain (guru ataupun siswa
lainnya), mendengarkan orang lain (guru dan teman) saat berbicara dengan baik,
mencatat materi saat pembelajaran, membuat rangkuman materi pembelajaran,
mengerjakan soal ataupun tugas yang diberikan guru dengan tepat dan mengingat
materi pelajaran yang telah diajarkan dengan baik.
Pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian akan
diterapkan dalam beberapa siklus untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi
di kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta berdasarkan hasil observasi awal yang
telah dilakukan. Perubahan yang terjadi akibat pengaruh pelaksanaan tindakan
akan dievaluasi dengan pemberian angket aktivitas belajar kepada siswa dan
penggunaan lembar observasi untuk menuliskan hasil pengamatan yang dilakukan
oleh observer, serta wawancara guru dan siswa untuk lebih menguatkan hasil
angket dan observasi.
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa siklus dan penelitian akan
diakhiri jika indikator aktivitas belajar siswa telah mencapai target yang
ditentukan yaitu 75%. Pembahasan masing-masing siklus dapat diuraikan seperti
di bawah ini.
2. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Siklus I dilakukan dalam 1 kali pertemuan yaitu 2x45 menit. Perencanaan
tindakan untuk siklus I meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Penyusunan modul.
2) Penyusunan silabus dengan pokok bahasan Limbah.
3) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pertemuan 1.
4) Memperbanyak modul hasil penelitian.
5) Menyiapkan angket aktivitas belajar siswa sama seperti yang digunakan dalam
pra siklus.
6) Penyusunan lembar observasi aktivitas belajar siswa.
7) Penyusunan pedoman wawancara.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pertama terdiri dari 1 kali pertemuan dengan
alokasi waktu 2x45 menit. Pada pertemuan sebelumnya guru telah membagi siswa
ke dalam 6 kelompok, membagi topik ahli dan guru telah memberi penjelasan
tentang langkah pembelajaran kooperatif Jigsaw kemudian guru juga telah
membagikan modul hasil penelitian untuk masing-masing siswa. Materi pada
pertemuan siklus I mengenai limbah, jenis-jenis limbah, limbah B3 dan parameter
kualitas limbah.
Guru membuka pembelajaran kemudian langsung mengkondisikan siswa
untuk membentuk kelompok asal sesuai dengan ketentuan. Selanjutnya siswa
membaca modul sesuai dengan materi atau topik ahlinya masing-masing.
Kemudian guru mengintruksikan siswa untuk membuat kelompok ahli, kegiatan
dalam kelompok ahli adalah mendiskusikan topik ahli yang didapat dan
memahami materi tersebut. Siswa menuliskan hasil diskusi kelompok ahli dalam
48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lembar kerja diskusi kelompok ahli. Kegiatan berikutnya, guru meminta siswa
untuk kembali ke kelompok asalnya dan melakukan diskusi kelompok asal.
Diskusi kelompok asal berupa laporan masing-masing anggota secara bergantian.
Tugas siswa dalam kegiatan ini adalah menjelaskan hasil diskusi kelompok ahli
kepada teman satu kelompoknya, anggota yang tidak menjelaskan bertugas untuk
mendengarkan dan menuliskan penjelasan temannya dalam lembar kerja diskusi
kelompok asal.
Kegiatan selanjutnya adalah diskusi kelas dan presentasi. Guru menunjuk
beberapa kelompok asal untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Kelompok yang tidak presentasi bertugas mendengarkan presentasi temannya,
bertanya jika ada hal yang kurang paham, berpendapat, memberi saran ataupun
menanggapi pendapat siswa lain. Selain itu, masing-masing kelompok juga
mengisi lembar kerja diskusi kelas dan presentasi. Guru memantau jalannya
diskusi dan membantu siswa apabila terdapat kesulitan. Guru juga berkeliling tiap
kelompok untuk memastikan diskusi siswa dapat berjalan dan mengarahkan siswa
jika pembahasan siswa keluar dari materi yang tengah dibahas.
Kegiatan akhir berupa tes individu, siswa diminta untuk mengerjakan tes
individu kemudian menghitung kemajuan skor anggota dan selanjutnya
menggabungkan kemajuan skor anggota menjadi perolehan skor kelompok asal.
Kelompok asal dengan perolehan skor tertinggi mendapatkan penghargaan dari
guru.
c. Observasi dan Evaluasi Tindakan
Observasi terhadap aktvitas belajar siswa dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan dengan cara pengamatan
langsung menggunakan lembar observasi yang diisi oleh observer dan penyebaran
angket aktivitas belajar siswa. Setiap siswa diminta mengisi angket yang bersifat
tertutup pada setiap akhir siklus. Hasil penelitian proses pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian
pada pokok bahasan Limbah siswa kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta dapat
diketahui sebagai berikut :
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Hasil Angket Aktivitas Belajar Siswa
Hasil angket aktivitas belajar siswa setelah penggunaan pembelajaran
kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian pada pokok bahasan Limbah
dalam pembelajaran biologi siklus I sebagai berikut:
Tabel 13. Persentase Tiap Aspek Angket Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dan
Siklus I
No Aspek Persentase Aspek (%)
Pra Siklus Siklus I
1. Visual activities 67,63 77,84
2. Oral activities 50,11 69,08
3. Listening activities 63,51 75,86
4. Writing activities 38,42 69,19
5. Mental activities 68,82 79,73
Jumlah 288,48 371,69
Rata-rata 57,70 74,34
Aspek tersebut kemudian dijabarkan menjadi indikator-indikator,
persentase tiap indikator pada angket aktivitas belajar siswa siklus I dapat dilihat
pada Tabel 14.
Tabel 14. Persentase Tiap Indikator Angket Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus
dan Siklus I
No. Indikator Persentase Indikator (%)
Pra Siklus Siklus I
1. Membaca buku yang relevan dengan
materi ajar. 65,79 76,49
2. Memperhatikan penjelasan guru saat
pembelajaran dengan baik. 71,32 81,62
3. Memperhatikan penjelasan teman
saat diskusi dan presentasi dengan
baik. 67,63 76,76
4. Mengemukakan pendapat apabila
mempunyai usulan ataupun
pemikiran lain. 55,53 77,03
5. Bertanya apabila penyampaian
materi kurang jelas. 45,79 68,92
6. Berdiskusi aktif dengan siswa
laindalam kelompok. 64,74 78,38
7. Memberi saran atas permasalahan
yang ada. 38,68 58,65
8. Menaggapi pernyataan orang lain
(guru ataupun siswa lainnya).
45,79 62,43
50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
No. Indikator Persentase Indikator (%)
Pra Siklus Siklus I
9. Mendengarkan orang lain (guru dan
teman) saat berbicara dengan baik. 63,51 75,86
10. Mencatat materi saat pembelajaran. 38,16 70,41
11. Membuat rangkuman materi
pembelajaran. 38,95 66,76
12. Mengerjakan soal ataupun tugas
yang diberikan guru dengan tepat. 67,89 83,78
13. Mengingat materi pelajaran yang
telah diajarkan dengan baik. 69,74 75,68
Jumlah 733,51 952,75
Rata-rata 56,42 73,29
2) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa setelah penggunaan
pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian pada pokok
bahasan Limbah dalam proses pembelajaran pra siklus dan siklus sebagai berikut :
Tabel 15. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Aspek Hasil Observasi Aktivitas
Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I
No Aspek Persentase Aspek (%)
Pra Siklus Siklus I
1. Visual activities 63,16 76,58
2. Oral activities 30,53 61,62
3. Listening activities 52,63 72,97
4. Writing activities 18,42 59,46
5. Mental activities 63,16 100
Jumlah 227,89 369,55
Rata-rata 45,58 73,91
Aspek tersebut kemudian dijabarkan menjadi indikator-indikator,
persentase jumlah jawaban ya untuk tiap indikator pada hasil observasi aktivitas
belajar siswa pra siklus dan siklus I dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Indikator Hasil Observasi Aktivitas
Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I
No. Indikator Persentase Indikator (%)
Pra Siklus Siklus I
1. Membaca buku yang relevan dengan
materi ajar. 65,79 75,68
2. Memperhatikan penjelasan guru saat
pembelajaran dengan baik.
71,05 78,38
Tabel 14. Persentase Tiap Indikator Angket Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus
dan Siklus I
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
No. Indikator Persentase Indikator (%)
Pra Siklus Siklus I
3. Memperhatikan penjelasan teman
saat diskusi dan presentasi dengan
baik.
52,63 75,68
4. Mengemukakan pendapat apabila
mempunyai usulan ataupun
pemikiran lain.
39,47 75,68
5. Bertanya apabila penyampaian materi
kurang jelas. 26,32 56,76
6. Berdiskusi aktif dengan siswa
laindalam kelompok. 52,63 72,97
7. Memberi saran atas permasalahan
yang ada. 13,16 48,65
8. Menaggapi pernyataan orang lain
(guru ataupun siswa lainnya). 21,05 54,05
9. Mendengarkan orang lain (guru dan
teman) saat berbicara dengan baik. 52,63 72,97
10. Mencatat materi saat pembelajaran. 18,42 64,86
11. Membuat rangkuman materi
pembelajaran. 18,42 54,05
12. Mengerjakan soal ataupun tugas yang
diberikan guru dengan tepat. 63,16 100
13. Mengingat materi pelajaran yang
telah diajarkan dengan baik. 63,16 100
Jumlah 557,89 929,73
Rata-rata 42,91 71,52
3) Hasil Wawancara Aktivitas Belajar Siswa
Hasil wawancara siswa tentang penggunaan pembelajaran kooperatif
Jigsaw disertai modul hasil penelitian dalam pembelajaran biologi diperoleh
informasi sebagai berikut:
Tabel 17. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Aspek Hasil Wawancara Aktivitas
Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I
No Aspek Persentase Aspek (%)
Pra Siklus Siklus I
1. Visual activities 60 73,33
2. Oral activities 34 62
3. Listening activities 50 70
4. Writing activities 20 65
5. Mental activities 60 85
Jumlah 224 355,33
Rata-rata 44,80 71,07
Tabel 16. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Indikator Hasil Observasi Aktivitas
Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I
52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Aspek tersebut kemudian dijabarkan menjadi indikator-indikator,
persentase jumlah jawaban ya untuk tiap indikator pada hasil observasi aktivitas
belajar siswa pra siklus dan siklus I dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Indikator Hasil Wawancara Aktivitas
Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I
No. Indikator Persentase Indikator (%)
Pra Siklus Siklus I
1. Membaca buku yang relevan dengan
materi ajar. 60 70
2. Memperhatikan penjelasan guru saat
pembelajaran dengan baik. 70 80
3. Memperhatikan penjelasan teman
saat diskusi dan presentasi dengan
baik.
50 70
4. Mengemukakan pendapat apabila
mempunyai usulan ataupun
pemikiran lain.
40 70
5. Bertanya apabila penyampaian materi
kurang jelas. 30 60
6. Berdiskusi aktif dengan siswa
laindalam kelompok. 50 70
7. Memberi saran atas permasalahan
yang ada. 20 50
8. Menaggapi pernyataan orang lain
(guru ataupun siswa lainnya). 30 60
9. Mendengarkan orang lain (guru dan
teman) saat berbicara dengan baik. 50 70
10. Mencatat materi saat pembelajaran. 20 70
11. Membuat rangkuman materi
pembelajaran. 20 60
12. Mengerjakan soal ataupun tugas yang
diberikan guru dengan tepat 60 90
13. Mengingat materi pelajaran yang
telah diajarkan dengan baik. 60 80
Jumlah 560 900
Rata-rata 43,08 69,23
4) Validitas Data
Grafik validitas data tiap indikator dari hasil angket, hasil observasi serta
hasil wawancara aktivitas belajar pada pelaksanaan siklus I dapat dilihat pada
Gambar 6.
53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 6. Grafik Validitas Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
Gambar 6 menunjukkan adanya kesamaan pola grafik antara hasil
angket, hasil observasi dan hasil wawancara pada kegiatan siklus I. Hal ini berarti
bahwa terdapat kesesuaian antara hasil analisis angket, hasil observasi dan hasil
wawancara terhadap aktivitas belajar siswa. Berdasarkan analisis tersebut, dapat
disimpulkan bahwa data penelitian tersebut valid. Selanjutnya, data dapat
dianalisis dan digunakan untuk menarik kesimpulan. Analisis dan refleksi hasil
kegiatan siklus I secara lebih jelas dapat diketahui di bawah ini.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan
1) Hasil Angket Aktivitas Belajar Siswa
Data Tabel 14 menujukkan bahwa nilai aktivitas belajar siswa dalam
proses pembelajaran pada siklus I antara 58,65% - 83,78% dengan rata-rata
73,29%. Nilai tersebut menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan nilai
capaian pada kegiatan pra siklus.
Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat tingkat kenaikan nilai tiap aspek pada
angket aktivitas belajar siswa yang disajikan dalam bentuk diagram pada Gambar
7.
0
50
100
150
200
250
300
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Per
sen
tase
Ca
pa
ian
(%
)
Indikator aktivitas Belajar
Hasil wawancara
Hasil Observasi
Hasil Angket
54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 7. Diagram Kenaikan Persentase Skor Tiap Aspek Angket Aktivitas
Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I
Data Tabel 14 menunjukkan tingkat kenaikan nilai tiap indikator pada
angket aktivitas belajar siswa yang akan disajikan dalam bentuk diagram seperti
pada Gambar 8.
Gambar 8. Diagram Kenaikan Persentase Skor Tiap Indikator Angket Aktivitas
Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I
Berdasarkan Gambar 8, dapat diketahui bahwa persentase skor untuk
semua indikator mengalami kenaikan walaupun nilai kenaikannya tidak sama
untuk masing-masing indikator. Pertambahan persentase skor untuk tiap indikator
0
20
40
60
80
100
1 2 3 4 5
Per
sen
tase
Ca
pa
ian
(%
)
Aspek Aktivitas Belajar
Pra Siklus
Siklus I
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Per
sen
tase
Ca
pa
ian
(%
)
Indikator Aktivitas Belajar
Pra Siklus
Siklus I
55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
di atas menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap penggunaan pembelajaran
kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian pada pokok bahasan Limbah.
Pertambahan skor paling tinggi terdapat pada indikator ke 10 yaitu sebesar
32,25%, sedangkan pertambahan terendah terdapat pada indikator ke 13 yaitu
sebesar 5,94%. Pertambahan terbesar pada indikator ke 10 menunjukkan bahwa
dengan penerapan pembelajaran tersebut dapat meningkatkan aktivitas mencatat
siswa. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul
penelitian yang diterapkan dilengkapi lembar kerja siswa di setiap kegiatan
diskusi. Sesuai dengan pendapat Lie (2008:69) bahwa dalam pembelajaran
kooperatif Jigsaw menggabungkan beberapa kegiatan sekaligus, salah satunya
adalah menulis. Kegiatan menulis, dalam hal ini adalah mencatat hasil diskusi
dalam lembar kerja dimaksudkan untuk mempermudah siswa dalam memahami
materi secara utuh.
Uraian di atas sejalan dengan hasil penelitian Hellyana (2009) yang
menyebutkan bahwa penerapan metode kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan
keaktifan belajar aspek writing activities. Pada siklus I nilai skor indikator Baik:
45.45% dan Cukup: 54.55%, naik menjadi nilai skor indikator Baik: 56.82% dan
Cukup: 43.18%, pada siklus II.
Pelaksanaan siklus I menyebabkan ada beberapa indikator aktivitas
belajar siswa yang telah memenuhi target sebesar 75% yaitu pada indikator 1, 2,
3, 4, 6, 9, 12 dan 13. Indikator lainnya belum memenuhi target sehingga akan
dilakukan tindakan siklus II.
2) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Data Tabel 16 menunjukkan hasil observasi secara langsung terhadap
aktivitas belajar siswa yang berkisar antara 48,65% - 100% dengan nilai rata-rata
kelas 71,52%. Nilai tersebut menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan
nilai capaian pada kegiatan pra siklus.
Meningkatnya nilai semua indikator pada siklus I ini karena adanya
pengaruh positif penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil
penelitian. Sesuai dengan teori Vygotsky dalam Katminingsih (2009: 102) yang
menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan kelompok kerjasama akan
56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
memberikan kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi dengan temannya sehingga
siswa dapat memaksimalkan diri dalam belajar. Menurut Lie (2008:69)
pembelajaran kooperatif Jigsaw ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis,
mendengarkan dan berbicara. Penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw
memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat aktif dalam pembelajaran. Siswa
dapat lebih aktif membaca, berdiskusi, mengutarakan pendapat, memberi saran
terhadap permasalahan yang ada, menanggapi pendapat orang lain, mendengarkan
penjelasan orang lain, memperhatikan orang lain dan menulis dalam rangka
menggali informasi yang dibutuhkan karena memang pembelajaran ini
mengutamakan kektifan siswa bukan hanya mengandalkan informasi yang
diberikan oleh guru. Pembelajaran ini menuntut siswa untuk benar-benar aktif
dalam menggali informasi yang dibutuhkan. Informasi tersebut tidak hanya
digunakan untuk diri sendiri, namun masing-masing siswa juga mempunyai
tanggung jawab untuk dapat memberikan informasi tersebut kepada teman satu
kelompoknya. Tanggung jawab individu ini nantinya akan berperan penting dalam
pengumpulan poin kelompok, di mana kelompok dengan perolehan poin terbesar
akan mendapatkan penghargaan dari guru.
Pengalaman belajar atau materi yang terdapat dalam modul membantu
siswa untuk menggali informasi dan memahami materi. Kegiatan membaca di
awal pembelajaran dimaksudkan agar siswa berusaha menggali informasi yang
ada dalam modul kemudian dijadikan bekal untuk dapat saling bertukar informasi
saat diskusi berlangsung. Kegiatan diskusi ini memberi kesempatan siswa untuk
dapat memanfaatkan informasi-informasi lain dari temannya sehingga dapat
melengkapi dan memahami materi secara utuh. Selain itu, beberapa hal baru
menyangkut hasil penelitian laboratorium akan memicu munculnya pertanyaan
dalam benak siswa sehingga terjadi kegiatan bertanya, menjawab, mengutarakan
pendapat, memberi saran, menanggapi pendapat melalui diskusi.
Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat tingkat kenaikan nilai tiap aspek hasil
observasi aktivitas belajar siswa yang disajikan dalam bentuk diagram pada
Gambar 9.
57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 9. Diagram Kenaikan Persentase Skor Tiap Aspek Hasil Observasi
Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I
Gambar 9 menunjukkan adanya peningkatan persentase skor hasil
observasi aktivitas belajar siswa tiap aspek pada kegiatan pra siklus dan siklus I.
Peningkatan persentase pada aspek visual activities dari 63,16% menjadi 76,58%,
aspek oral activities meningkat dari 30,53% menjadi 61,62%, aspek listening
activities meningkat dari 52,63% menjadi 72,97%, aspek writing activities dari
skor 18,42% menjadi 59,46% dan aspek mental activities meningkat dari 63,16%
menjadi 100%.
Data Tabel 16 yang menunjukkan tingkat kenaikan nilai tiap indikator
hasil observasi aktivitas belajar siswa akan disajikan dalam bentuk diagram pada
Gambar 10.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 2 3 4 5
Per
sen
tase
Ca
pa
ian
(%
)
Aspek aktivitas Belajar
Pra Siklus
Siklus I
58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 10. Diagram Kenaikan Persentase Skor Tiap Indikator Hasil Observasi
Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I
Gambar 10 menunjukkan bahwa persentase skor semua indikator
meningkat, walaupun tingkat kenaikannya berbeda-beda untuk tiap indikator.
Namun, ada beberapa indikator yang mempunyai nilai capaian di bawah 75%
terutama pada kegiatan lisan dan menulis. Hal ini dikarenakan siswa belum
terbiasa dengan metode ini sehingga ada siswa yang merasa malu untuk berbicara
baik bertanya, mengeluarkan pendapat ataupun menjawab pertanyaan saat
berdiskusi. Selain itu kurang maksimalnya pembagian waktu menyebabkan
alokasi waktu kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan diskusi kelas dan presentasi
kurang. Kegiatan presentasi hanya cukup untuk satu presentator sehingga hanya
sedikit siswa yang mempunyai kesempatan bertanya, mengutarakan pendapat,
memberi saran dan menanggapi pendapat dalam forum kelas. Selanjutnya, terjadi
peningkatan dalam kegiatan menulis namun belum mencapai target yang
diinginkan. Hal ini dikarenakan siswa tidak terbiasa dengan kegiatan tersebut
sehingga siswa sebagian merasa enggan untuk melakukannya.
Berdasarkan analisa di atas, perlu dilakukan perbaikan pada
pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian pada siklus II agar
peningkatan aktivitas belajar dapat memenuhi target.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Perse
nta
se C
ap
aia
n (
%)
Indikator Aktivitas Belajar
Pra Siklus
Siklus I
59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Hasil Wawancara Aktivitas Belajar Siswa
Hasil wawancara dengan guru dan siswa tentang pelaksanaan
pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian dilaksanakan
setelah pelaksanaan tindakan siklus I. Bersadarkan hasil wawancara tersebut
diperoleh informasi sebagai berikut:
a) Hasil Wawancara Guru
Hasil wawancara dengan guru menyatakan bahwa siswa terlihat antusias
terhadap metode yang diterapkan. Penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw
disertai modul dapat meningkatkan aktivitas membaca siswa, hampir seluruh
siswa lebih terdorong untuk membaca saat pembelajaran berlangsung. Menurut
guru hal ini disebabkan karena metode ini menuntut siswa untuk mengumpulkan
informasinya sendiri bukan dari penjelasan guru. Perhatian siswa terhadap
penjelasan guru maupun siswa lainnya juga terlihat meningkat.
Keterlibatan siswa dalam diskusi meningkat terutama kemampuan
berkomukasi siswa dalam hal mengemukakan pendapat, menanggapai pendapat
dan bertanya. Guru mengungkapkan bahwa siswa yang biasanya pasif dalam
pembelajaran mulai berani berbicara. Aktivitas mendengarkan siswa juga
meningkat kemungkinan besar ini terjadi karena pembelajaran kooperatif Jigsaw
ini menuntut siswa untuk mendengarkan penjelasan siswa lain jika siswa tersebut
menginginkan untuk mendapatkan materi secara utuh. Aktivitas siswa dalam
membuat rangkuman dan mencatat juga meningkat walaupun belum semuanya
melakukan hal tersebut, kegiatan mencatat menjadi satu kesatuan untuk
memudahkan siswa memahami materi. Kemampuan siswa dalam mengingat dan
mengerjakan soal juga meningkat terlihat dari hasil tes yang bagus. Siswa
merespon modul hasil penelitian yang diberikan dengan baik karena menurut guru
siswa tertarik dengan gambar-gambar yang ditampilkan di modul. Selain itu
mereka juga terlihat antusias dengan hal-hal baru.
b) Hasil Wawancara Siswa
Hasil wawancara dengan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran
kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian diperoleh informasi bahwa
pembelajaran ini mendorong siswa untuk membaca buku yang relevan dengan
60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
materi ajar (70%) karena berkeinginan untuk mendalami materi agar dapat
dibagikan kepada temannya. Siswa terdorong untuk memperhatikan penjelasan
guru saat pembelajaran dengan baik (80%) dan memperhatikan penjelasan teman
saat diskusi dan presentasi (70%) karena siswa merasa bahwa penjelasan tersebut
penting untuk mereka dengarkan agar dapat melengkapi informasi yang
didapatnya.
Pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian juga
dapat mendorong siswa untuk berdiskusi secara aktif (70%) karena siswa merasa
senang dan tertarik dengan kegiatan berdiskusi dengan siswa lain, menurutnya
dengan berdiskusi dapat saling bertukar pendapat dan informasi untuk saling
melengkapi. Siswa juga merasa terdorong untuk berkomunikasi dengan siswa lain
secara aktif seperti mengemukakan pendapat (70%), bertanya apabila kurang jelas
(60%), memberi saran atas permasalahan yang ada (50%), menaggapi pernyataan
orang lain (60%). Selanjutnya, metode tersebut dapat mendorong siswa untuk
menghargai orang lain dengan mendengarkan orang lain saat berbicara (70%).
Siswa merasa terdorong untuk mencatat materi saat pembelajaran (70%) dan
membuat rangkuman materi pembelajaran (60%) untuk lebih memudahkan dalam
menjelaskan materi kepada siswa lain. Selain itu, dalam kemampuan berpikir
metode ini membuat siswa mampu mengerjakan soal ataupun tugas yang
diberikan guru dengan tepat (90%) dan mengingat materi pelajaran yang telah
diajarkan dengan baik (80%).
Penggunaan modul hasil penelitian mendapat respon yang cukup bagus
dari siswa. Siswa berpendapat bahwa modul yang diberikan lebih mudah
dipahami karena ringkas namun rinci. Siswa merasa tertarik karena dalam modul
tersebut siswa mendapatkan informasi baru yang berupa hasil penelitian.
Informasi ini dapat menimbulkan keingintahuan siswa untuk mempelajari modul
secara mendalam sehingga dapat membuat siswa aktif menggali informasi yang
ada dalam modul tersebut dengan caranya masing-masing.
Hasil analisis angket, lembar observasi dan hasil wawancara
menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul
hasil penelitian pada siklus I dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Namun,
perlu diketahui bahwa belum seluruh indikator mencapai target yang diinginkan.
61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Untuk dapat memenuhi target tersebut maka akan dilakukan tindakan berikutnya
pada siklus II.
Kekurangan yang dijumpai pada pelaksanaan siklus I adalah sebagai
berikut :
1) Alokasi waktu untuk tiap sesi kegiatan diskusi kurang tepat (tidak sesuai
dengan alokasi waktu dalam RPP) sehingga mengganggu kegiatan selanjutnya
dan berdampak pada kurang optimalnya proses pembelajaran.
2) Siswa masih kesulitan dalam menghitung kemajuan skor anggota dan
penentuan perolehan skor kelompok asal sehingga mengganggu pelaksanaan
langkah pembelajaran selanjutnya.
3) Sejumlah siswa masih merasa enggan untuk mencatat hasil diskusi dalam
lembar kerja yang ada.
Agar pelaksanaan siklus II dapat berjalan lebih optimal dan dapat
meningkatkan indikator aktivitas belajar hingga mencapai target, maka harus
dilakukan upaya perbaikan pelaksanaan tindakan pada siklus II yaitu:
1) Guru menjelaskan kembali cara penghitungan skor untuk kemajuan anggota
dan perolehan skor kelompok sebelum pelaksanaan tindakan siklus II sehingga
saat pelaksanaan siklus II siswa sudah tidak menemui kesulitan.
2) Guru megontrol jalannya tiap kegiatan diskusi sesuai dengan alokasi waktu
yang telah ditentukan sehingga pembelajaran dapat optimal.
3) Guru meminta setiap siswa untuk mengumpulkan lembar kerja siswa.
3. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi tindakan siklus I, maka
perencanaan pelaksanaan siklus II meliputi:
1) Tindak lanjut dari refleksi siklus I, alokasi waktu untuk tiap sesi kegiatan
diskusi kurang tepat atau melebihi waktu yang telah ditentukan. Pertemuan
selanjutnya, guru sebagai koordinator jalannya diskusi megontrol jalannya tiap
kegiatan diskusi sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan sehingga
pembelajaran dapat optimal.
62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Berdasarkan refleksi tindakan siklus I yaitu adanya kesulitan siswa dalam
menghitung kemajuan skor anggota dan penentuan perolehan skor kelompok
asal, maka akan dijelaskan kembali cara penghitungan skor untuk kemajuan
anggota dan perolehan skor kelompok sebelum pelaksanaan tindakan siklus II
sehingga saat pelaksanaan siklus II siswa sudah tidak menemui kesulitan dan
pembelajaran menjadi optimal.
3) Hasil refleksi tindakan siklus I berikutnya adalah masih terdapat sejumlah
siswa yang merasa enggan untuk mencatat ataupun menuliskan hasil diskusi
pada lembar kerja. Tindak lanjut dari refleksi tersebut adalah guru menuntut
siswa untuk mengumpulkan lembar kerja.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan siklus II ini merupakan hasil refleksi pelaksanaan siklus I.
Tindakan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I bertujuan untuk mengetahui
kekurangan pada tindakan pertama dan selanjutnya akan diperbaiki di siklus II.
Materi pada pertemuan siklus II mengenai penanganan dan pengelolaan limbah.
Tindakan siklus II sama seperti pelaksanaan siklus I, tetapi guru lebih
mengkoordinir alokasi waktu untuk setiap kegiatan sesuai dengan alokasi waktu
pada rencana pembelajaran sehingga pembelajaran berlangsung optimal. Siswa
tidak lagi merasa kesulitan dalam menghitung perolehan skor karena guru telah
menjelaskan lagi cara penghitungan skor sebelum pelaksanaan tindakan siklus II.
Tindakan terakhir sebelum menutup pembelajaran, guru menginstruksikan siswa
untuk mengumpulkan lembar kerja yang telah dikerjakan. Lembar kerja ini dapat
dijadikan dokumentasi penelitian untuk memudahkan dalam mengetahui aktivitas
siswa selama pembelajaran, khususnya aktivitas menulis.
c. Observasi dan Evaluasi Tindakan
Observasi pada tindakan kedua ini masih sama halnya pada tindakan
pertama yaitu meliputi observasi aktivitas belajar siswa dalam proses
pembelajaran biologi. Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung
menggunakan lembar observasi yang diisi oleh observer, penyebaran angket
aktivitas belajar siswa dan wawancara. Setiap siswa diminta mengisi angket dan
lembar wawancara di setiap akhir siklus. Berdasarkan hasil penelitian proses
63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai
modul hasil penelitian pada pokok bahasan Limbah dapat diketahui nilai sebagai
berikut :
1) Hasil Angket Aktivitas Belajar Siswa
Hasil angket aktivitas belajar siswa setelah penggunaan pembelajaran
kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian pada pokok bahasan Limbah
dalam pembelajaran biologi siklus II sebagai berikut:
Tabel 19. Persentase Tiap Aspek Angket Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus,
Siklus I dan Siklus II
No Aspek Persentase Aspek (%)
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1. Visual activities 67,63 77,84 82,64
2. Oral activities 50,11 69,08 79,84
3. Listening activities 63,51 75,86 82,07
4. Writing activities 38,42 69,19 85,23
5. Mental activities 68,82 79,73 83,78
Jumlah 288,48 371,69 413,55
Rata-rata 57,70 74,34 82,71
Aspek tersebut kemudian dijabarkan menjadi indikator-indikator, capaian
tiap indikator pada angket aktivitas belajar siswa pra siklus, siklus I dan siklus II
dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Persentase Tiap Indikator Angket Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus,
Siklus I dan Siklus II
No. Indikator Persentase Indikator (%)
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1. Membaca buku yang
relevan dengan materi ajar. 65,79 76,49 80,95
2. Memperhatikan penjelasan
guru saat pembelajaran
dengan baik.
71,32 81,62 86,76
3. Memperhatikan penjelasan
teman saat diskusi dan
presentasi dengan baik.
67,63 76,76 81,89
4. Mengemukakan pendapat
apabila mempunyai usulan
ataupun pemikiran lain.
55,53 77,03 78,11
5. Bertanya apabila
penyampaian materi
kurang jelas.
45,79 68,92 78,65
64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
No. Indikator Persentase Indikator (%)
Pra Siklus Siklus I Siklus II
6. Berdiskusi aktif dengan
siswa laindalam kelompok. 64,74 78,38 83,78
7. Memberi saran atas
permasalahan yang ada. 38,68 58,65 78,92
8. Menaggapi pernyataan
orang lain (guru ataupun
siswa lainnya).
45,79 62,43 79,73
9. Mendengarkan orang lain
(guru dan teman) saat
berbicara dengan baik.
63,51 75,86 82,07
10. Mencatat materi saat
pembelajaran. 38,16 70,41 87,70
11. Membuat rangkuman
materi pembelajaran. 38,95 66,76 80,27
12. Mengerjakan soal ataupun
tugas yang diberikan guru
dengan tepat. 67,89 83,78 85,41
13. Mengingat materi pelajaran
yang telah diajarkan
dengan baik. 69,74 75,68 82,16
Jumlah 733,51 952,75 1066,40
Rata-rata 56,42 73,29 82,03
2) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa setelah penggunaan
pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian pada pokok
bahasan Limbah dalam proses pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklus II
sebagai berikut :
Tabel 21. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Aspek Hasil Observasi Aktivitas
Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No Aspek Persentase Aspek (%)
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1. Visual activities 63,16 76,58 81,98
2. Oral activities 30,53 60,54 77,30
3. Listening activities 52,63 72,97 83,78
4. Writing activities 18,42 59,46 93,24
5. Mental activities 63,16 100 100
Jumlah 227,89 369,55 436,31
Rata-rata 45,58 73,91 87,26
Tabel 20. Persentase Tiap Indikator Angket Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus,
Siklus I dan Siklus II
65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Aspek tersebut kemudian dijabarkan menjadi indikator-indikator, jumlah
jawaban ya untuk tiap indikator pada hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus
II dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Indikator Hasil Observasi Aktivitas
Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No. Indikator Persentase Indikator (%)
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1. Membaca buku yang relevan
dengan materi ajar. 65,79 75,68 81,08
2. Memperhatikan penjelasan
guru saat pembelajaran
dengan baik.
71,05 78,38 83,78
3. Memperhatikan penjelasan
teman saat diskusi dan
presentasi dengan baik.
52,63 75,68 81,08
4. Mengemukakan pendapat
apabila mempunyai usulan
ataupun pemikiran lain.
39,47 75,68 78,38
5. Bertanya apabila
penyampaian materi kurang
jelas.
26,32 56,76 75,68
6. Berdiskusi aktif dengan siswa
laindalam kelompok. 52,63 72,97 81,08
7. Memberi saran atas
permasalahan yang ada. 13,16 48,65 75,68
8. Menaggapi pernyataan orang
lain (guru ataupun siswa
lainnya).
21,05 54,05 75,68
9. Mendengarkan orang lain
(guru dan teman) saat
berbicara dengan baik.
52,63 72,97 83,78
10. Mencatat materi saat
pembelajaran. 18,42 64,86 94,59
11. Membuat rangkuman materi
pembelajaran.
18,42 54,05 91,89
12. Mengerjakan soal ataupun
tugas yang diberikan guru
dengan tepat.
63,16 100 100
13. Mengingat materi pelajaran
yang telah diajarkan dengan
baik.
63,16 100 100
Jumlah 557,89 924,32 1102,70
Rata-rata 42,91 71,10 84,82
66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Hasil Wawancara Aktivitas Belajar Siswa
Hasil wawancara yang dilakukan terhadap sejumlah siswa setelah
tindakan siklus II tentang penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai
modul hasil penelitian pada pokok bahasan Limbah mendapat informasi sebagai
berikut :
Tabel 23. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Aspek Hasil Wawancara Aktivitas
Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No Aspek Persentase Aspek (%)
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1. Visual activities 60 73,33 83,33
2. Oral activities 34 62 82
3. Listening activities 50 70 80
4. Writing activities 20 65 85
5. Mental activities 60 85 85
Jumlah 224 355,33 415,33
Rata-rata 44,80 71,07 83,07
Aspek tersebut kemudian dijabarkan menjadi indikator-indikator, jumlah
jawaban ya untuk tiap indikator pada hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus
II dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Indikator Hasil Wawancara Aktivitas
Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No. Indikator Persentase Indikator (%)
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1. Membaca buku yang relevan
dengan materi ajar. 60 70 80
2. Memperhatikan penjelasan guru
saat pembelajaran dengan baik. 70 80 90
3. Memperhatikan penjelasan
teman saat diskusi dan
presentasi dengan baik.
50 70 80
4. Mengemukakan pendapat
apabila mempunyai usulan
ataupun pemikiran lain.
40 70 80
5. Bertanya apabila penyampaian
materi kurang jelas. 30 60 80
6. Berdiskusi aktif dengan siswa
laindalam kelompok. 50 70 90
7. Memberi saran atas
permasalahan yang ada.
20 50 80
67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
No. Indikator Persentase Indikator (%)
Pra Siklus Siklus I Siklus II
8. Menaggapi pernyataan orang
lain (guru ataupun siswa
lainnya).
30 60 80
9. Mendengarkan orang lain (guru
dan teman) saat berbicara
dengan baik.
50 70 80
10. Mencatat materi saat
pembelajaran. 20 70 90
11. Membuat rangkuman materi
pembelajaran. 20 60 80
12. Mengerjakan soal ataupun tugas
yang diberikan guru dengan
tepat.
60 90 90
13. Mengingat materi pelajaran
yang telah diajarkan dengan
baik.
60 80 80
Jumlah 560 900 1080
Rata-rata 43,08 69,23 83,08
4) Validitas Data
Gambar 11 merupakan grafik validitas data tiap indikator dari hasil
angket, hasil observasi serta hasil wawancara aktivitas belajar pada pelaksanaan
siklus.
Gambar 11. Grafik Validitas Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
0
50
100
150
200
250
300
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Per
sen
tase
Cap
aia
n (
%)
Indikator Aktivitas Belajar
Hasil Wawancara
Hasil Observasi
Hasil Angket
Tabel 24. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Indikator Hasil Wawancara Aktivitas
Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan grafik pada Gambar 11 dapat dilihat bahwa terdapat
kesamaan pola grafik antara hasil angket, hasil observasi dan hasil wawancara
pada kegiatan siklus II. Hal ini berarti bahwa terdapat kesesuaian antara hasil
analisis angket, hasil observasi dan hasil wawancara terhadap aktivitas belajar
siswa. Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa data penelitian tindakan siklus II
tersebut valid dan menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa
dengan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan II
1) Hasil Angket Aktivitas Belajar Siswa
Data Tabel 20 menunjukkan bahwa nilai aktivitas belajar siswa pada
proses pembelajaran siklus II berkisar antara 78,65% - 87,70% dengan nilai rata-
rata sebesar 82,03%. Nilai tersebut menunjukkan adanya peningkatan nilai jika
dibandingkan dengan nilai pada pra siklus dan siklus I baik nilai tiap indikator
maupun rata-rata. Secara umum kisaran persentase capaian indikator pada siklus
II mengalami peningkatan sebesar 8,74% jika dibandingkan dengan nilai pada
siklus I. Peningkatan tersebut dapat terjadi karena hampir seluruh indikator
mengalami peningkatan nilai capaian. Persentase capaian nilai pada siklus II lebih
tinggi dibanding pada siklus I, karena pada pelaksanaan siklus II lebih optimal dan
terarah sesuai dengan perbaikan dari pelaksanaan sebelumnya. Tindakan pada
siklus II secara umum telah memenuhi target yang ditetapkan sebelumnya.
Perubahan persentase capaian tiap aspek yang terjadi pada kegiatan pra
siklus, siklus I, dan siklus II dapat terlihat pada Gambar 12 di bawah ini.
Gambar 12. Diagram Kenaikan Persentase Skor Tiap Aspek Angket Aktivitas
Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
0
20
40
60
80
100
1 2 3 4 5Per
sen
tase
Ca
pa
ian
(%
)
Aspek Aktivitas Belajar
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Data Tabel 20 yang menunjukkan adanya kenaikan nilai tiap indikator
pada angket aktivitas belajar siswa dapat disajikan dalam bentuk diagram seperti
pada Gambar 13.
Gambar 13. Diagram Kenaikan Persentase Skor Tiap Indikator Angket Aktivitas
Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Gambar 13 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan persentase capaian
pada setiap indikator. Pertambahan persentase untuk tiap indikator tidak sama, ada
yang tinggi ada pula yang rendah. Pertambahan skor angket tertinggi terdapat
pada indikator ke 7 sebesar 20,27%. Indikator ke 7 merupakan indikator memberi
saran atas permasalahan yang ada, kegiatan ini pada siklus II meningkat secara
signifikan karena materi yang disajikan dalam pertemuan siklus II ini berupa
pemanfaatan limbah dan siswa diminta membuat produk hasil daur ulang dari
limbah botol dan sedotan plastik. Hal inilah yang menyebabkan siswa saling
bertukar informasi dan memberi saran untuk dapat menghasilkan barang yang
berguna dari sampah. Produk daur ulang buatan siswa mempunyai nilai tersendiri
yang dapat mempengaruhi perolehan skor kelompok.
Nilai rata-rata indikator aktivitas belajar siswa terus meningkat dari pra
siklus, siklus I dan Siklus II. Peningkatan terjadi dari pra siklus sebesar 56,42 %
meningkat pada siklus I menjadi 73,29% dan pada siklus II meningkat lagi
menjadi 82,03%. Nilai rata-rata capaian indikator aktivitas belajar siswa pada
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Per
sen
tase
Ca
pa
ian
(%
)
Indikator Aktivitas Belajar
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
siklus II telah melampaui target yang ditentukan yaitu sebesar 75%. Peningkatan
nilai aktivitas belajar siswa dari kegiatan pra siklus, siklus I dan siklus II dapat
dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Diagram Kenaikan Rata-rata Persentase Capaian Indikator Angket
Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan Gambar 14 dapat dilihat bahwa terjadi adanya peningkatan
nilai aktivitas belajar siswa dari siklus ke siklus. Hal ini terjadi akibat penggunaan
pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian dalam proses
pembelajaran biologi khususnya pada pokok bahasan Limbah. Penggunaan
pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa
karena dalam pembelajaran tersebut memberikan peluang bagi siswa untuk dapat
terlibat secara aktif dalam pembelajaran dalam bentuk kegiatan membaca,
menulis, mendengarkan dan berbicara. Kegiatan tersebut dapat lebih optimal
karena adanya modul hasil penelitian yang diberikan pada siswa. Hughes (1992)
dalam Marcedes (2009: 5) yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran
menggunakan modul, siswa bertugas untuk merespon secara aktif dalam
interaksinya dengan modul. Hal tersebut berarti bahwa siswa dituntut untuk lebih
aktif menggali informasi dalam modul melalui kegiatan membaca, kemudian
didiskusikan dalam kelompok.
Penjelasan di atas sejalan dengan penelitian Jaka Santosa (2009: 19)
menyatakan bahwa optimalisasi penggunaan modul dapat meningkatkan aktivitas
0
20
40
60
80
100
56.42
73.29
82.03
Perse
nta
se C
ap
aia
n (
%)
Rata-rata Indikator Angket Aktivitas Belajar
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
siswa dalam belajar. Selanjutnya, hasil penelitian Luthfi (2009) menyatakan
bahwa penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran khususnya keaktifan berdiskusi dan kerja sama siswa.
2) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Data Tabel 22 dapat menunjukkan bahwa nilai aktivitas belajar siswa
berdasarkan hasil observasi secara langsung pada proses pembelajaran berkisar
antara 75,68% - 100% dengan nilai rata-rata sebesar 84,82%. Nilai tersebut secara
umum mengalami peningkatan dibanding dengan nilai pada siklus I sebesar
71,10%.
Peningkatan nilai capaian tiap indikator pada siklus II terjadi karena
pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian dalam proses
pembelajaran berlangsung lebih optimal jika dibanding dengan pembelajaran pada
siklus I. Hal ini dikarenakan guru dan siswa bekerja sama untuk memperbaiki
kekurangan yang ada di siklus I. Guru menjelaskan kembali tentang langkah-
langkah pembelajaran kooperatif Jigsaw sehingga siswa telah memahami benar
langkah tersebut, dengan demikian siswa telah mengerti tugas dan tanggung
jawabnya dalam pembelajaran ini dengan baik.
Siswa berusaha untuk memanfaatkan apa yang tersedia di dekatnya
sebagai sumber informasi. Siswa lebih aktif membaca modul untuk menggali
informasi dan sebagai bekal pengetahuan untuk berdiskusi dengan siswa lain.
Kegiatan diksusi, baik diskusi kelompok maupun diskusi kelas siswa lebih aktif
memperhatikan dan mendengarkan penjelasan temannya karena siswa merasa
mempunyai kepentingan untuk melengkapi informasi yang diperolehnya sehingga
mendapatkan materi utuh. Siswa juga lebih aktif dalam berkomunikasi dengan
temannya meliputi mengutarakan pendapat, menanggapi pendapat, bertanya dan
memberikan saran terhadap permasalahan yang ada dengan tujuan untuk
memperoleh informasi selengkap-lengkapnya. Kerjasama positif antar siswa
dalam satu kelompok ini muncul karena siswa merasa mempunyai kepentingan
dan keinginan yang sama yaitu memperoleh nilai terbaik dalam tes individu di
akhir pembelajaran dan memenangkan kompetisi.
72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Uraian di atas sejalan dengan pendapat Lie (2008:69) yang
mengungkapkan bahwa dengan pembelajaran kooperatif Jigsaw siswa dapat
saling bekerja sama dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak
kesempatan untuk mengolah informasi. Selain itu, Lie juga mengungkapkan
bahwa pembelajaran ini dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi siswa.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Haetami dan Supriadi (2008)
sesuai dengan hasil penelitiannya bahwa penerapan pembelajaran kooperatif
Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa untuk setiap siklus dari rerata
65,1 % pada siklus I menjadi rerata 89,0 % pada siklus II. Selanjutnya, Partadjaja
dan Sulastri (2007: 73) dalam penelitiannya menyatakan bahwa dengan penerapan
pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan skor aktivitas belajar
mahasiswa dari skor 7,37 pada siklus I menjadi 10,2 pada siklus II.
Materi yang disajikan dalam pembelajaran siklus II ini menimbulkan
banyak keingintahuan siswa karena membahas tentang pemanfaatan limbah yang
dapat diaplikasikan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Informasi hasil
penelitian yang tertera dalam modul juga banyak menimbulkan pertanyaan dalam
benak siswa sehingga dalam pelaksanaan diskusi, kelas menjadi hidup karena
siswa berusaha untuk mendapatkan jawaban dengan caranya masing-masing.
Perubahan persentase capaian tiap aspek yang terjadi pada hasil observasi
kegiatan pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15. Diagram Kenaikan Persentase Skor Tiap Aspek Hasil Observasi
Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
0
20
40
60
80
100
1 2 3 4 5
Per
sen
tase
Ca
pa
ian
(%
)
Aspek Aktivitas Belajar
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Data Tabel 22 yang menunjukkan tingkat kenaikan nilai tiap indikator
hasil observasi aktivitas belajar siswa akan disajikan dalam bentuk diagram
seperti pada Gambar 16.
Gambar 16. Diagram Kenaikan Persentase Skor Tiap Indikator Hasil Observasi
Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan Gambar 15 dan Gambar 16 di atas dapat dilihat bahwa
terdapat beberapa indikator yang terus mengalami kenaikan walaupun tingkat
kenaikan tersebut berbeda-beda untuk tiap indikator. Peningkatan persentase rata-
rata indikator berdasarkan hasil observasi secara langsung terhadap aktivitas
belajar siswa dari pra silkus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada diagram
Gambar 17.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Perse
nta
se c
ap
aia
n (
%)
Indikator Aktivitas Belajar
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 17. Diagram Kenaikan Rata-rata Persentase Capaian Indikator Hasil
Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Diagram pada Gambar 17 menunjukkan rata-rata capaian indikator
aktivitas belajar siswa meningkat berturut-turut dari pra siklus sebesar 42,91%,
siklus I sebesar 71,10% dan Siklus II sebesar 84,82%. Tindakan siklus II telah
memenuhi target yang ditetapkan sebelumnya.
3) Hasil Wawancara Aktivitas Belajar Siswa
Hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru dan sejumlah siswa
setelah tindakan siklus II tentang penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw
disertai modul hasil penelitian pada pokok bahasan Limbah mendapat informasi
sebagai berikut :
a) Hasil Wawancara Guru
Hasil wawancara pasca pelaksanaan tindakan siklus II dengan guru
diperoleh informasi bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai
modul hasil penelitian dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Aktivitas
belajar siswa pada siklus II ini meningkat jika dibandingkan pada tindakan siklus
I. Guru mengungkapkan bahwa siswa sudah lebih mengerti tugas dan peran serta
masing-masing dalam pembelajaran tersebut. Perhatian siswa terhadap penjelasan
orang lain lebih meningkat karena materi yang disajikan menarik. Guru merasa
senang dengan pembelajaran pada siklus ini, menurutnya kelas menjadi hidup
dengan berbagai pertanyaan yang muncul apalagi waktu untuk diskusi kelas lebih
0
20
40
60
80
100
42.91
71.1
84.82
Per
sen
tase
Ca
pa
ian
(%
)
Rata-rata Capaian Indikator Aktivitas Belajar
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lama dibanding saat siklus I. Aktivitas menulis siswa meningkat karena guru
mengharuskan siswa untuk mengumpulkan lembar kerja. Sementara aktivitas
mengerjakan soal dan mengingat materi pembelajaran meningkat terlihat dari
hasil nilai tes individu yang lebih baik dibanding pada siklus I.
Penggunaan modul hasil penelitian yang diterapkan mendapatkan respon
yang bagus dari siswa, siswa terlihat antusias dengan adanya hasil penelitian
tentang pengelolaan limbah dan pemanfaatan limbah yang merupakan hal baru
bagi siswa. Hal tersebut juga menimbulkan banyak pertanyaan dari siswa akibat
rasa keingintahuan siswa sehingga diskusi berlangsung menarik.
b) Hasil Wawancara Siswa
Hasil wawancara dengan siswa tentang penggunaan pembelajaran
kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian diperoleh informasi bahwa
pembelajaran yang telah dilakukan dapat mendorong siswa untuk membaca buku
yang relevan dengan materi ajar (80%), memperhatikan penjelasan guru saat
pembelajaran (90%), memperhatikan penjelasan teman saat diskusi dan presentasi
(80%), mengemukakan pendapat (80%), bertanya (80%), berdiskusi aktif (90%),
memberi saran atas permaslahan yang ada (80%), menaggapi pernyataan orang
lain (80%), mendengarkan orang lain saat berbicara (80%), mencatat (90%),
membuta rangkuman (80%), mengerjakan soal ataupun tugas yang diberikan guru
dengan tepat (90%) dan mengingat materi pelajaran yang telah diajarkan dengan
baik (80%).
Persentase capaian nilai pada siklus II lebih tinggi dibanding pada siklus
I, karena pada pelaksanaan siklus II lebih optimal dari pelaksanaan sebelumnya.
Hasil wawancara menyatakan bahwa siswa merasa lebih aktif dalam pembelajaran
baik dalam kegiatan membaca, memperhatikan orang lain, berdiskusi,
berkomunikasi (bertanya, mengemukakan pendapat, memberi saran, dan
menanggapi pernyataan), mendengarkan penjelasan orang lain, mencatat dan
memahami materi. Siswa juga merespon dengan baik adanya modul, siswa
mengaku lebih mudah memahami materi dengan adanya contoh- contoh nyata
yang ada dalam modul, selain itu siswa mengaku mendapat pengetahuan baru
dalam usaha pengelolaan dan pemanfaatan limbah.
76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Meningkatnya nilai aktivitas belajar siswa dari siklus ke siklus juga tidak
terlepas dari peran serta guru yang berhasil menerapkan pembelajaran kooperatif
Jigsaw disertai modul hasil penelitian dengan baik serta didukung dengan adanya
refleksi dan perbaikan proses pelaksanaan tindakan pada tiap siklusnya.
Kam-wing (2004: 96) menyebutkan beberapa kunci keberhasilan dalam
menerapkan pembelajaran kooperatif Jigsaw. Untuk mencapai keberhasilan dalam
menerapkan pembelajaran kooperatif Jigsaw maka guru harus mampu
mengkoordinir siswa dan memastikan bahwa siswa benar-benar telah mengerti
langkah-langkah pembelajaran kooperatif Jigsaw, terakhir guru harus
menyediakan waktu bagi siswa untuk memahami konsep belajar bersama.
Analisis yang dilakukan pada tiap indikator yang diukur dari hasil angket
aktivitas belajar siswa, lembar observasi aktivitas belajar siswa, serta hasil
wawancara dapat diketahui bahwa rata-rata capaian indikator untuk setiap aspek
yaitu aspek visual activities oral activities, listening activities, writing activities
dan mental activities telah mencapai target yang ditentukan. Hal ini berarti bahwa
tindakan penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil
penelitian untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa sudah berhasil dan
mencapai target yang telah ditentukan.
Hanze dan Berger (2006: 38) menyatakan beberapa keunggulan
pembelajaran kooperatif Jigsaw di mana siswa merasa lebih menguasai
pembelajaran, lebih mandiri dalam artian siswa mampu menggali informasi yang
dibutuhkan sendiri secara aktif dengan cara membaca dan berdiskusi dengan
temannya, dan dengan pembelajaran ini dapat memupuk hubungan sosial antar
siswa. Keunggulan pembelajaran kooperatif Jigsaw tersebut sesuai dengan teori
perkembangan Vygotsky dalam Sukra Warpala (2003) bahwa pengetahuan
dibangun melalui proses interaksi sosial yaitu interaksi siswa dengan anggota
komunitasnya yang lebih mumpuni. Interaksi tersebut dapat menciptakan
terjadinya pemrosesan informasi. Selain itu, Katminingsih (2009 : 95)
menyatakan Vygotsky meyakini bahwa pembelajaran terjadi saat siswa bekerja
menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun masih dalam jangkauan
kemampuannya. Teori Vygotsky menjadikan seorang siswa tertantang untuk
77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
melakukan aktivitas di atas tingkat perkembangan yang dimilikinya. Kegiatan
interaksi sosial siswa baik dengan guru maupun dengan temannya pada
pembelajaran kooperatif Jigsaw terjadi saat kegiatan diskusi. Pembelajaran
kooperatif Jigsaw memberi kesempatan masing-masing siswa untuk dapat
menjadi seorang ahli dan lebih mumpuni dengan adanya pembagian topik ahli dan
diskusi kelompok ahli, sehingga siswa menjadi saling menghargai dan merasa
saling membutuhkan. Menurut Sukra Warpala (2003), hal tersebut akan
berpengaruh positif terhadap motivasi, presetasi akademik, penghargaan diri,
perbaikan sikap, dan terutama siswa menjadi terdorong untuk belajar dan berpikir,
sehingga pada akhirnya siswa menjadi aktif belajar saat pembelajaran
berlangsung.
Penggunaan modul pembelajaran berdasarkan hasil penelitian Sunyoto
(2006: 37) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Selanjutnya, Sunyoto
mengungkapkan bahwa adanya peningkatan prestasi belajar dalam pembelajaran
menggunakan modul merupakan akibat dari keterlibatan siswa secara aktif dalam
berpikir dan berupaya mencari jawaban yang sesuai untuk setiap permasalahan
yang ada. Adanya keaktifan siswa saat pembelajaran tersebut, menyebabkan
tumbuhnya motivasi belajar yang tinggi sehingga akhirnya akan berpengaruh pada
prsetasi belajar. Penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan
penggunaan modul pembelajaran siswa menjadi lebih aktif terutama dalam rangka
mengumpulkan informasi yang dibutuhkan.
Berdasarkan uraian di atas dapat memperkuat hasil penelitian bahwa
penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian pada
pokok bahasan Limbah dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X.4
SMA Al Islam 1 Surakarta.
78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan
pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian pada pokok
bahasan Limbah dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X.4 SMA Al
Islam 1 Surakarta.
B. IMPLIKASI
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini secara toeritis dapat digunakan sebagai :
a. Sumbangan pemikiran kepada guru dalam upaya meningkatkan kualitas proses
pembelajaran, khususnya aktivitas belajar siswa.
b. Sumber acuan bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian sejenis.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada proses
pembelajaran biologi pada pokok bahasan Limbah dalam rangka meningkatkan
kualitas pembelajaran khususnya meningkatkan aktivitas belajar siswa.
C. SARAN
1. Bagi Guru
a. Guru hendaknya memahami langkah-langkah pembelajaran kooperatif Jigsaw
sebelum pembelajaran tersebut diterapkan sehingga proses pembelajaran dapat
berjalan optimal.
b. Guru hendaknya bisa mengkoordinir kelas dan menciptakan suasana belajar
yang optimal.
c. Guru hendaknya memberikan informasi tambahan selain dari buku paket untuk
dapat menambah wawasan siswa.
79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya lebih aktif membaca untuk menambah pengetahuan.
b. Siswa hendaknya dapat memanfaatkan kesempatan untuk saling bertukar
pemikiran dengan temannya dalam diskusi kelompok.
c. Siswa hendaknya memperhatikan dan mendengarkan penjelasan temannya
untuk mendapatkan materi secara utuh.
d. Siswa hendaknya lebih aktif mencatat informasi yang dibutuhkan agar dapat di
buka kembali saat lupa.
3. Bagi Peneliti
a. Peneliti hendaknya lebih cermat dalam menentukan pembagian alokasi waktu
agar proses pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat berjalan optimal.
b. Peneliti hendaknya menyesuaikan penjelasan yang terdapat dalam modul
pembelajaran dengan kondisi siswa sehingga materi lebih mudah dimengerti
dan dipahami oleh siswa.
Semoga hasil penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dengan
penelitian yang lebih mendalam serta dapat memberikan manfaat dan sumbangan
pemikiran bagi guru.
80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. 2006. Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung : PT Remja Rosdakarya.
Aceng Haetami dan Supriadi. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada
Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Kendari : P.MIPA FKIP
Universitas Haluoleo.
Anita Lie. 2008. Cooperetive Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-ruang Kelas. Jakarta : PT Gramedia.
Arbain, NK. Mardana & IB. Sudana. 2008. ”Pengaruh Air Lindi Tempat
Pembuangan Akhir Sampah Suwung terhadap Kualitas Air Tanah
Dangkal di Kelurahan Pedungan Kota Denpasar”. Ecotrophic. 3 (2),
55-60.
Arif Rohman. 2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta :
Laksbang Mediatama.
Aronson, Elliot. 2005. Jigsaw Classroom. Online. http://www.jigsaw.org, diakses
tanggal 7 April 2010.
Bachtiar S. Bachri. 2010. ” Meyakinkan Validitas Data melalui Triangulasi pada
Penelitian Kualitatif ”. Jurnal Teknologi Pendidikan. 10 (1), 46-62.
Dwi Astuti. 2008. ”Analisis Kualitas Air Lindi di Tempat Pembuangan Akhir
Sampah Putri Cempo Mojosongo Surakarta”. Jurnal kesehatan. 1, 29-
37.
Dyah Rilawati. 2009. Kajian Penggunaan BOISCA untuk Pemanfaatan Air Lindi
(Leachate) menjadi Pupuk Cair. Tesis. Surakarta : Program Studi Ilmu
Lingkungan Pasca Sarjana UNS.
E. Mulyasa. 2005. Implementasi Kurikulum 2004, Panduan Pembelajaran KBK.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
. 2006. Kurikulum Berbasis Kompentensi, Konsep, Karakteristik,
Implementasi dan Inovasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
H. A. R. Tilaar. 2006. Manajemen Pendidikan Nasional, Kajian Pendidikan Masa
Depan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Hanze, Martin dan Roland Berger. 2007. ”Cooperative learning, motivational
effects, and student characteristics: An experimental study comparing
cooperative learning and direct instruction in 12th grade physics
classes”. Elsevier learning and Instruction. 17, 29-41.
Hellyana Kartika Fatma. 2009. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif
Model Jigsaw sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi
Belajar Siswa kelas XI pada Mata Diklat Ekonomi di SMA Batik 1
81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi. Surakarta : Universitas
Sebelas Maret.
H. B. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS Press.
H. M. Basrowi dan Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor :
Penerbit Ghalia Indonesia.
I Wayan Santyasa. 2009. Metode Penelitian Pengembangan dan Teori
Pengembangan Modul. Makalah Disajikan dalam Pelatihan Bagi Para
Guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK Tanggal 12-14 Januari 2009, Di
Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung. Bali : Universitas
Pendidikan Ganesha.
I Wayan Sukra Warpala. 2003. ”Implementasi Pendekatan Pembelajaran
Kontekstual dalam Pengajaran IPA di Sekolah Dasar dengan
Menggunakan LKS Berbasis Masalah”. Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. 3.
Jaka Santosa. 2009. ”Optimalisasi Penggunaan Modul untuk Meningkatkan
Penguasaan materi Integral Bagi Siswa Kelas XII IPA-3 SMA Negeri 1
Surakarta pada Semester Gasal Tahun Pelajaran 2007/2008”. ISSN:
1979-6161. 2 (1), 13-19.
Kam-wing, Chan. 2004. “Using Jigsaw in Teacher Education Programmes”.
Hong Kong Teacher’s Center Journal. 3, 91-97.
Luthfi Hafshah Humaidah. 2009. Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
melalui Optimalisasi Penggunaan Modul Hasil Penelitian pada Pokok
Bahasan Pelsetarian Lingkungan pada Siswa Kelas X.6 SMA Batik 1
Surakarta. Skripsi. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
Macarandang, Marcedes A. 2009. ”Evaluation of Proposed Set of Modules in
Principles and Methods of Teaching”. E-International Scientific
Research Journal. 1(1), 1-24.
Martinis Yamin. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta : Gaung Persada Press.
Miles, Mattew B. dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.
Jakarta : UI Press.
Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :
Rosdakarya.
Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual (CTL). Jakarta : Depdiknas.
Oemar Hamalik. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
S. Nasution. 1988. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta
: PT Bina Aksara
Sardiman A. M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Silberman, Melvin. L. 2004. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif.
Bandung : Penerbit Nusa Media.
Slameto.1991. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS).
Jakarta : Bumi Aksara.
Slamet Raharjo. 2009. ”Perbaikan Pengelolaan Sampah di Indonesia”. Inovasi
Online. 14 (21).
Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik. Bandung
: Penerbit Nusa Media.
. 2009. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta : PT
Indeks.
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta : Bumi Aksara.
Sukamto Hadisuwito. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. Jakarta : Agro Media
Pustaka.
Sunyoto. 2006. ”Efektivitas Penggunaan Modul Pembelajaran Interaktif untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMK Bidang Keahlian Teknik
Mesin ”. Jurnal PTM. 6 (1), 33-39.
Tim Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya. 1993. Pengantar Didaktik
Metodik Kurikulum PBM. Jakarta : Raja Granfindo Persada.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta : Balai Pustaka.
Tjok Rai Partadjaja dan Made Sulastri. 2007. ”Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan Penalaran
Mahasiswa pada Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar”. Jurnal Pendidikan
dan Pengembangan Pendidikan. 1(1), 65-77.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher.
Wiji Suwarno. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : Ar Ruzz Media.
Wina Sanjaya. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran, Teori dan Praktik
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta :
Kencana Prenada Media Group.
Winkel, W. S. 2007. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo.
Yuni Katminingsih. 2009. ”Vygotsky dan Teorinya dalam Mempengaruhi Desain
Pembelajaran Matematika”. Cakrawala Pendidikan. 11(1), 93-105.
83
Recommended