View
235
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan
http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 1/20
1
DASAR SANITASI TERKAIT KESEHATAN LINGKUNGAN
PADA PETERNAKAN SAPI PERAH KELOMPOK TANI WANITA
(KTW)
DUSUN JANTUR DESA GUNUNG SARIKECAMATAN BUMIAJI KOTA
BATU
LAPORAN OBSERVASI
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Kesehatan Lingkungan
Yang dibina oleh Ibu Septa Katmawanti,S.Gz.,M.Kes
Disusun Oleh :
Avi Inayatul Islamiah (140612601169)
Nilna Farichatul Wachidah (140612603601)
Restu Kurniawati (140612602675)
Sonia Rahma (140612601288)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
NOVEMBER 2015
7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan
http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 2/20
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang mana telah memberikan kami kesehatan
dan kesempatan sehingga kami dapat melakukan kunjungan ke Dinas Peternakan
dan observasi ke Kelompok Tani Wanita (KTW) yang bergerak di bidang
peternakan sapi perah tanpa mengalami suatu hambatan yang berarti.
Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Septa Katmawanti, S.Gz., M.Kes.
selaku dosen mata kuliah kesehatan lingkungan yang telah membimbing kami
dalam melakukan observasi ini. Terima kasih juga kami ucapkan kepada Dinas
Peternakan Kota Batu, khususnya Ibu Azizah yang telah mengantar kami
menemui peternak di Kota Batu dan banyak membantu dalam melakukan
observasi ini. Terima kasih kepada Ibu Kasiami yang telah berkenan untuk
menjadi narasumber dalam observasi yang kami lakukan. Terakhir, terima kasih
kepada para anggota yang telah bekerja sama tanpa lelah dalam menyelesaikan
observasi ini.
Semoga laporan observasi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dalam kesempurnaan
laporan penelitian ini.
Malang, 20 November 2015
Penulis
7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan
http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 3/20
3
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...........................................................................................1
KATA PENGANTAR ............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Sejarah Tempat Observasi.............................................................................4
1.2 Letak Tempat Observasi................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN
2.1 Gambaran Lingkungan..................................................................................5
2.2 Pengelolaan Limbah......................................................................................5
2.3 Pencemaran Lingkungan...............................................................................5
2.4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja................................................................6
2.5 Pengelolaan Sampah.....................................................................................7
2.6 Penyehatan Lingkungan Pemukiman............................................................7
2.7 Pengendalian Vektor Penyakit......................................................................8
BABIII PERBANDINGAN
3.1 Perbandingan dengan Kriteria yang Sudah Terstandar.................................9
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan......................................................................................................11
4.2 Saran............................................................................................................11
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Undang-Undang
Lampiran 2 : Dokumentasi Kegiatan
7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan
http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 4/20
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Sejarah Tempat Observasi
Peternakan sapi perah yang berada dibawah naungan Dinas Peternakan
Kota Batu, yang mana Dinas Peternakan Kota Batu sekarang tergabung di dalam
Dinas Pertanian dan Kehutanan dan dikelola oleh Kelompok Tani Wanita (KTW)
Margi Rahayu 06 ini pada awalnya terbentuk karena dilatarbelakangi oleh
perlunya pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mengelolah salah
satu komoditi khas Kota Wisata Batu yaitu susu sapi dan pemberdayaan SDM
tersebut difokuskan kepada para wanita khususnya ibu rumah tangga yang tidak
produktif secara ekonomi agar nantinya dapat membantu perekonomian keluarga.
Selain mengelola peternakan sapi perah, sebenarnya Kelompok Tani
Wanita (KTW) Margi Rahayu 06 ini juga mengelola pembibitan dan penjualan
bunga mawar beserta bonsai untuk mengoptimalkan produktivitas dari para
wanita di Desa Jantur. Ditinjau dari segi geografisnya memang lokasi peternakan
dan perkebunan tersebut berada di dataran tinggi Kota Batu yang berada di kaki
Pegunungan Banyak. Daerah tersebut memiliki iklim yang sejuk dan jauh dari
jalan raya utama sehingga paparan polusi udara sangat minim sehingga daerah
tersebut sangat cocok dipergunakan untuk beternak dan berkebun.
1.2 Letak Tempat Observasi
Tempat yang menjadi sasaran observasi kami adalah peternakan sapi perah
yang berada dibawah naungan Dinas Peternakan Kota Batu dan dikelola oleh
Kelompok Tani Wanita (KTW) Margi Rahayu 06 dibawah pimpinan dan pemantauan dari Ibu Azizah, salah satu pekerja di Dinas Peternakan Kota Batu.
Lokasi tersebut terletak di kaki Pegunungan Banyak, tepatnya di Dusun Jantur
Desa Gunung Sari Kecamatan Bumiaji Kota Batu.
7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan
http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 5/20
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Gambaran Lingkungan
Peternakan sapi perah ini berada dibawah naungan Dinas Peternakan Kota
Batu tetapi dikelola oleh Kelompok Tani Wanita (KTW) Margi Rahayu 06 yang
beranggotakan 29 orang peternak wanita. Semua anggota dari KTW tersebut
bertempat tinggal di sekitar peternakan. Oleh karena itu lingkungan peternakan
merupakan lingkungan yang padat penduduk. Lokasi dari kandang peternakan
sapi perah itu sendiri berada tepat dibelakang rumah salah seorang anggota,
sehingga jarak antara peternakan dan pemukiman sangat dekat, tidak mencapai
satu meter.
Lingkungan tempat peternakan ini memiliki udara yang sejuk dan bebas
polusi karena jauh dari hiruk pikuk kota dan pabrik-pabrik. Beberapa meter dari
peternakan juga terdapat perkebunan bunga. Lingkungan ini memang cocok untuk
beternak dan berkebun.
2.2 Pengelolaan Limbah
Peternakan sapi perah ini menghasilkan beberapa limbah seperti kotoran
sapi dan sisa makanan sapi. Untuk pengelolaan limbah-limbah tersebut para
peternak melakukannya secara mandiri. Limbah yang berupa kotoran sapi
biasanya ada yang dibuang ke sungai, langsung dijadikan pupuk dan diolah
sendiri untuk menjadi biogas menggunakan alat yang telah disediakan oleh Dinas
Peternakan Kota Batu (terdapat enam alat pengolahan biogas yang disediakanuntuk satu peternakan dengan jumlah sapi 24 ekor). Selain itu untuk limbah
makanan sapi yang tersisa biasanya langsung dijadikan pupuk juga atau dibakar.
Cara pembuatan Biogas Dari Kotoran Sapi.
Biogas kotoran sapi didapat dari dekomposisi anaerobik dengan
pertolongan mikroorganisme. Pembuatan biogas dari kotoran sapi mesti dalam
situasi anaerobik (tertutup dari angin bebas) untuk membuahkan gas yang
7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan
http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 6/20
6
beberapa besar yaitu berbentuk gas metan (yang mempunyai karakter gampang
terbakar) serta karbon dioksida, gas inilah yang
dimaksud biogas.
Sistem fermentasi untuk pembentukan biogas optimal pada suhu 30-55 C, di mana
pada suhu itu mikroorganisme dapat merombak bahan bahan organik dengan cara
maksimal. Hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri yaitu gas metan.
2.3 Pencemaran Lingkungan
Peternakan sapi perah ini menimbulkan beberapa pencemaran lingkungan
yang cukup mengganggu antara lain bau dari kotoran sapi dan limbah yang
dibuang ke sungai. Masyarakat petenak tersebut masih minim pengetahuan akan
damapak negatif dari pembuangan sampah di sungai. Mengingat jarak antara
peternakan (kandang) dan pemukiman penduduk tidak lebih dari satu meter maka
tentunya bau dari kotoran sapi sangat menyengat dan suara dari sapi-sapi tersebut
terdengar sangat jelas sehingga menimbulkan polusi suara bagi penduduk
disekitar peternakan. Di sekitar kandang juga terdapat banyak sekali lalat yang
dapat masuk ke pemukiman penduduk dan mampu menjadi vektor penyakit.
Menurut pengakuan narasumber, sebenarnya para warga di sekitar peternakan
terganggu oleh hal ini tapi mereka sudah memaklumi dan sudah terbiasa,
mengingat para warga tersebut juga berprofesi sebagai peternak.
Untuk pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh pembuangan limbah
ke sungai ini juga berbahaya. Selain merusak keseimbangan ekosistem sungai,
limbah juga dapat merusak kualitas air sungai dan menjadi sarang penyakit bagi
warga yang menggunakan air sungai tersebut.
2.4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di peternakan sapi perah ini masih
belum memenuhi syarat yang memadai. Ketika proses pemerahan susu sapi,
peternak masih enggan menggunakan sarung tangan yang berfungsi sebagai Alat
Pelindung Diri (APD) bertujuan untuk menjaga sterilisasi dan kualitas susu.
Peternak masih beranggapan bahwa memakai sarung tangan akan meperlambat
proses pemerahan susu. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) juga masih belum
7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan
http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 7/20
7
dilaksanakan oleh peternak sehingga peternak sering mengalami kecelakaan
akibat kerja seperti halnya sapi yang menendang peternak saat memerah susu.
Dilihat dari segi kebersihan kandang sapi juga masih belum dikatakan memadai.
Bagian lantai kandang terlihat lembab akibat air minum dan air yang digunakan
untuk memandikan sapi dan kotoran sapi terlihat di beberapa susut-sudut kandang
dapat memicu Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan bahaya Akibat Kerja (BAK)
yang dapat berupa pekerja yng terpeleset atau penyakit yang mengganggu saluran
pernapasan bagi masyarakat sekitar peternakan.
2.5 Pengelolaan Sampah
Sampah yang biasanya dihasilkan dari peternakan sapi perah ini ialah
berupa tebon (sisa makanan sapi perah). Faktor yang mempengaruhi kuantitas dari
sampah itu sendiri yaitu dari banyaknya jumlah sapi yang ada. Semakin banyak
sapi yang dipelihara, semakin banyak pula sampah sisa pakan ternak yang
terbuang. Pengelolaan dari sampah tebon tersebut yaitu dibakar langsung dan
biasanya dibuat pupuk hijau.
Berikut adalah cara pembuatan pupuk hijau organik:
Hijau daun dalam hal ini tebon dan sampah dapur dicacah dan dibasahi.
Campurkan dedak halus atau bekatul dengan hijau daun. Cairkan gula pasir atau
gula merah dengan air. Masukkan bakteri ke dalam air. Campurkan dengan cairan
gula pasir atau gula merah. Aduk hingga rata. Cairan bakteri dan gula disiramkan
pada campuran hijau daun/sampah+bekatul. Aduk sampai rata, kemudian
digundukkan/ditumpuk hingga ketinggian 15-20 cm dan ditutup rapat. Dalam
waktu 3-4 hari pupuk hijau sudah jadi dan siap digunakan.
2.6 Penyehatan Lingkungan Pemukiman
Keaadan lingkungan sekitar pemukiman sangat padat dan dekat dengan
kandang hewan ternak dapat dikatakan kurang sehat. Limbah ternak masih
mengandung nutrisi atau zat padat yang potensial untuk mendorong kehidupan
jasad renik yang menimbulkan pencemaran. Limbah dalam bentuk kering pun
dapat menimbulkan pencemaran yaitu dengan menimbulkan debu. Salah satu
akibat dari pencemaran air ialah meningkatnya kadar nitrogen sebagai polutan ,
7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan
http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 8/20
8
dimana kehadirannya dapat menimbulkan penurunan kualitas perairan akibat
terjadinya proses eutrofikasi, penurunan konsentrasi oksigen terlarut sebagai hasil
proses nitrifikasi. Penyehatan lingkungan di peternakan sapi perah di Dusun
Jantur Desa Gunung Sari Kecamatan Bumiaji Kota Batu yang mayoritas
memelihara ternak sapi dilakukan dengan cara pengalihan fungsi limbah ternak
menjadi biogas. Penyehatan lingkungan ini dilakukan oleh semua kepala warga di
dusun tersebut dengan bantuan para istri maupun anaknya. Akan tetapi proses
pengolahan limbah yang dilakukan belum maksimal disebabkan terbatasnya
waktu karena faktor kesadaran dari individu yang masih belum bisa menajemen
waktu dengan baik. Tidak ada masyarakat lain yang terdampak dari limbah karena
mereka sudah terbiasa terpapar dengan polutan seperti polusi udara seperti bau
tidak sedap serta lalat yang bertebaran.
2.7 Pengendalian Vektor Penyakit
Jumlah ternak di peternakan ini sebanyak 24 jenis sapi perah. Sistem
pemeliharan ternak sapi yakni berada diruang tertutup dan berada di pekarangan
belakang rumah. Penyakit yang sering menyerang sapi adalah hematitis,
kembung, dan mencret. Selama pemeliharaan di peternakan ini belum pernah ada
kasus Kejadian Luar Biasa yang menyebabkan kematian sapi yang cukup banyak,
hanya saja kematian yang tinggi biasanya terjadi pada anak sapi yang masih
berumur 2 sampai 4 bulan yang diakibatkan kurang bisa beradaptasi di lingkungan
tersebut. Sedangkan untuk kematian jenis sapi perah dewasa yang sering terjadi
disebabkan oleh penyakit cacing hati. Pengendalian dari vektor penyakit yang
dilakukan adalah dengan vaksinasi sebanyak 4 bulan sekali, serta vaksinasi untuk
mencegah penyakit cacing hati diberikan vaksinasi barsiolosis setiap 6 bulansekali.
7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan
http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 9/20
9
BAB III
PERBANDINGAN
3.1 Perbandingan dengan Kriteria yang Sudah Terstandar
No. Variabel yang
dibandingkan
Kondisi di lapangan Kondisi Ideal
1. Pengelolaan
Limbah
Di peternakan sapi perah
ini limbah dikelola secara
mandiri dengan cara diolah
menjadi biogas, menjadi
pupuk, dibakar, dan
dibuang ke sungai
PERMEN Lingkungan
Hidup No. 11 tahun 2009
Pasal 2 Ayat 1-4 tentang
Baku Mutu Air Limbah
Untuk Peternakan
2. K3 K3 di peternakan ini masih
belum memenuhi syarat.
Saat memerah susu,
peternak tidak
menggunakan sarung
tangan, sering terjadi
kecelakaan kerja seperti
sapi menendang peternak
saat memerah susu. Selain
itu, kondisi kandang juga
lembab dan terdapat
kotoran sapi di sudut-
sudutnya, sehinggamengganggu dalam
bekerja.
1) UU No. 6 Tahun 1967
Pasal 20 tentang
Kesejahteraan Hewan
3. Pengelolaan
sampah
Sampah dikelola mandiri
yaitu dengan cara dibakar
dan diolah menjadi pupuk
hijau.
UU RI NO. 18 Tahun 2008
Pasal 3-7 tentang
Pengelolaan Sampah.
4 Penyehatan Penyehatan lingkungan UU No. 6 Tahun 1967 Pasal
7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan
http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 10/20
10
Lingkungan
Pemukiman
pemukiman di peternakan
ini dilakukan dengan
mengolah limbah menjadi
biogas dan pupuk. Tetapi
kegiatan tersebut belum
dilakukan dengan
maksimal karena
keterbatasan alat dan
waktu.
9 ayat 4 : Usaha-usaha
peternakan diadakan
dengan tidak mengganggu
ketenteraman masyarakat
umum.
5. Pengendalian
Vektor Penyakit
Pengendalian dari vektor
penyakit yang dilakukan
adalah dengan vaksinasi
sebanyak 4 bulan sekali,
serta vaksinasi untuk
mencegah penyakit cacing
hati diberikan vaksinasi
barsiolosis setiap 6 bulan
sekali.
UU No. 6 Tahun 1967 pasal
20 ayat 1-4 tentang
Penolakan. Pencegahan,
Pemberantasan, dan
Pengobatan penyakit hewan
ternak.
7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan
http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 11/20
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Peternakan sapi perah berada dibawah naungan Dinas Peternakan Kota
Batu tetapi dikelola oleh Kelompok Tani Wanita (KTW) Margi Rahayu 26 yang
berada di Dusun jantur desa Gunung Sari Kecamatan Bumi Aji Kota Batu terletak
di daerah yang beriklim sejuk dan bebas polusi namun padat penduduk. Jarak
antara kandang dan pemukiman tidak lebih dari satu meter.
Beberapa cara pengelolaan limbah dan sampah sudah benar yaitu
dilakukan dengan mengolahnya menjadi biogas dan pupuk, tetapi terkadang
pengelolaan dilakukan dengan membakar langsung atau membuangnya ke sungai.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di peternakan ini juga belum
memenuhi syarat. Peternak tidak pernah memakai Alat Pelindung Diri (APD) saat
memerah susu sapi, akibatnya sering terjadi kecelakaan kerja. Selain itu, kondisi
lingkungan yanitu lantai kandang sapi terlihat lembab dan terdapat kotoran sapi di
sudut kandang, hal ini tentunya mengganggu peternak saat memerah susu sapi.
Penyehatan lingkungan di peternakan sapi perah di ini dilakukan dengan
cara pengalihan fungsi limbah ternak menjadi biogas. Akan tetapi proses
pengolahan limbah yang dilakukan belum maksimal disebabkan terbatasnya
waktu karena faktor kesadaran dari individu yang masih belum bisa menajemen
waktu dengan baik.
Pengendalian dari vektor penyakit yang dilakukan adalah dengan vaksinasi
sebanyak 4 bulan sekali, serta vaksinasi untuk mencegah penyakit cacing hati
diberikan vaksinasi barsiolosis setiap 6 bulan sekali.
4.2 Saran
Bagi para peternak tersebut, sebaiknya kebersihan, keselamatan dan
kesehatan kerja baik dari sisi lingkungan dan dari sisi pekerja hendaknya lebih
dioptimalkan . Pengelolaan limbah dan sampah cukup baik, tapi mengingat
dampak dari pembuangan di sungai dan pembakaran limbah yang merugikan,
lebih baik semua sampah dan limbah dijadikan pupuk atau biogas.
7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan
http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 12/20
12
LAMPIRAN 1 : Undang Undang
1. Peraturan Untuk Pengolahan Limbah
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 11 tahun 2009 Pasal 2
Tentang Baku Mutu Air Limbah Untuk Peternakan
(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan peternakan sapi dan babi wajib menaati baku
mutu air limbah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(2) Bagi usaha dan/atau kegiatan peternakan sapi dan babi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) yang:
a. telah beroperasi sebelum ditetapkannya Peraturan Menteri ini, berlaku baku
mutu air limbah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan wajib memenuhi
baku mutu air limbah sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan
Menteri ini paling lama tanggal 1 Januari tahun 2014;
b. beroperasi setelah diberlakukannya Peraturan Menteri ini, berlaku baku mutu
air limbah sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Menteri ini.
(3) Baku mutu air limbah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) juga
diberlakukan bagi usaha dan/atau kegiatan peternakan sapi dan babi yang
membuang air limbahnya ke laut;
(4) Baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan peternakan sapi dan babi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan kadar maksimum,
kuantitas air limbah maksimum dan beban pencemaran maksimum.
2. UU Untuk K3
UU No. 6 Tahun 1967 Pasal 22Tentang Kesejahteraan Hewan.
Untuk kepentingan kesejahteraan hewan, maka dengan Peraturan Pemerintah
ditetapkan ketentuan-ketentuan tentang:
a. Tempat dan perkandangan;
b. Pemeliharaan dan perawatan;
c. Pengangkutan;
d. Penggunaan dan pemanfaatan;
7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan
http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 13/20
13
e. Cara pemotongan dan pembunuhan;
f. Perlakuan dan pengayoman yang wajar oleh manusia terhadap hewan.
3. Peraturan Untuk Pengelolaan SampahUU RI NO. 18 Tahun 2008
Pasal 3
Pengelolaan sampah diselenggarakan berdasarkan asas tanggung jawab, asas
berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan,
asas keselamatan, asas keamanan, dan asas nilai ekonomi.
Pasal 4
Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan
kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.
Pasal 5
Pemerintah dan pemerintahan daerah bertugas menjamin terselenggaranya
pengelolaan sampah yang baik dan berwawasan lingkungan sesuai dengan tujuan
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Pasal 6
Tugas Pemerintah dan pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
terdiri atas:
a. menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
pengelolaan sampah;
b. melakukan penelitian, pengembangan teknologi pengurangan, dan penanganan
sampah;
c. memfasilitasi, mengembangkan, dan melaksanakan upaya pengurangan,
penanganan, dan pemanfaatan sampah;
d. melaksanakan pengelolaan sampah dan memfasilitasi penyediaan prasarana dan
sarana pengelolaan sampah;
e. mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengolahan
sampah;
f. memfasilitasi penerapan teknologi spesifik lokal yang berkembang pada
masyarakat setempat untuk mengurangi dan menangani sampah; dan
g. melakukan koordinasi antarlembaga pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha
agar terdapat keterpaduan dalam pengelolaan sampah.
7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan
http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 14/20
14
Pasal 7
Dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah, Pemerintah mempunyai
kewenangan:
a. menetapkan kebijakan dan strategi nasional pengelolaan sampah;
b. menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria pengelolaan sampah;
c. memfasilitasi dan mengembangkan kerja sama antardaerah, kemitraan, dan
jejaring dalam pengelolaan sampah;
d. menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, dan pengawasan kinerja pemerintah
daerah dalam pengelolaan sampah; dan
e. menetapkan kebijakan penyelesaian perselisihan antardaerah dalam pengelolaan
sampah.
4. UU Untuk Pengendalian Vektor
UU No. 6 Tahun 1967 Pasal 20
Tentang Penyakit hewan.
Ayat
(1) Penolakan penyakit hewan meliputi kegiatan-kegiatan penolakan masuknya
suatu penyakit hewan ke dalam wilayah Republik Indonesia.
(2) Pencegahan penyakit hewan meliputi:
a. karantina;
b. pengawasan lalu-lintas hewan;
c. pengawasan atas impor dan ekspor hewan;
d. pengebalan hewan;
e. pemeriksaan dan pengujian penyakit;
f. tindakan hygiene.(3) Pemberantasan penyakit hewan meliputi usaha-usaha:
a. penutupan suatu daerah tertentu untuk keluar dan masuknya hewan;
b. pembatasan bergerak dari hewan di daerah itu;
c. pengasingan hewan sakit atau yang tersangka sakit;
d. pembinasaan hewan hidup atau mati, yang ternyata dihinggapi penyakit
menular.
(4) Pengobatan penyakit hewan meliputi usaha-usaha:
7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan
http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 15/20
15
a. pengawasan dan pemeriksaan hewan;
b. penyediaan obat-obatan dan immum-sera oleh Pemerintah atau swasta, baik
dari dalam maupun luar negeri;
c. urusan-urusan pemakaian obat-obatan dan immum-sera.
7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan
http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 16/20
16
LAMPIRAN 2: Dokumentasi Kegiatan
Gambar 2.1 Pintu Masuk Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu. Diambil
sewaktu observasi tahap awal guna meminta izin kepada dinas terkait.
Gambar 2.2 Kegiatan wawancara di rumah narasumber. Ibu Kasiami sebagai
narasumber (Kiri), Ibu Azizah petugas lapangan dari Dinas Peternakan Kota Batu
(kanan)
7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan
http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 17/20
17
Gambar 2.3 Anggota kelompok terlihat antusias dalam bertanya, mencatat, dan
merekam hal-hal yang disampaikan oleh narasumber
Gambar 2.4 Jarak antara kandang sapi dan rumah warga yang sangat dekat.
Kandang sapi (kiri) rumah warga (kanan)
7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan
http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 18/20
18
Gambar 2.5 sapi-sapi yang berada di dalam peternakan dan kondisi lantai kandang
yang lembab
7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan
http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 19/20
19
Gambar 2.6 Suasana di dalam peternakan
Gambar 2.7 Makanan sapi yang berserakan di sudut kandang
7/25/2019 Observe Kesling dinas Peternakan
http://slidepdf.com/reader/full/observe-kesling-dinas-peternakan 20/20
20
Gambar 2.8 Narasumber dan seluruh anggota kelompok berfoto bersama di dalam
peternakan sapi
Recommended