View
244
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru
1/25
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur kehadirat Allah Swt untuk rahmat, bimbingan dan hidayah-Nya, makalah
ini akhirnya dapat diselesaikan dalam tepat waktu dan tidak lupa penyusunmengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu referensi, acuan maupun
pedoman bagi pembaca dalam mempelajari tentang peran militer dalam politik di masa orde
lama dan orde baru.
arapan penyusun, semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca.Penyususn mengakui bahwa makalah ini belum sempurna. !leh
karena itu, tim penyusun berharap kepada pembaca supaya dapat memeberi masukkan serta
komentar yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini, sehingga penyusun dapat
memperbaiki susunan maupun isi dari makalah ini menjadi lebih baik untuk ke depannya.
Pekanbaru, " April "#$%
Penulis
7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru
2/25
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
BAB I...........................................................................................................................
PENDAHULUAN...........................................................................................................
1.1. Latar Belakang.................................................................................................
1.2. Rumusan asala!............................................................................................
1.". Tu#uan Penul$san...............................................................................................
1.%. an&aat Penul$san............................................................................................
1.'. et()(l(g$ Penul$san........................................................................................
BAB II..........................................................................................................................
PEBAHASAN.............................................................................................................
2.1. La!$rn*a Tentara Nas$(nal In)(nes$a................................................................
2.1. Asal+mula Peranan P(l$t$k Tentara....................................................................
2.2. Tentara se,aga$ Kekuatan P(l$t$k 1-%'+1-'....................................................
2.2.1. asa Dem(kras$ Parlementer....................................................................
2.2.2. TNI+AD )an /atu!n*a Ka,$net Al$................................................................
2.2.". un0uln*a $l$ter se,aga$ Kekuatan P(l$t$k a)a asa Trans$s$
1-'+1-'-..........................................................................................................
2.2.%. P(l$t$k setela! RI Kem,al$ ke Un)ang Un)ang Dasar 1-%'.......................
2.". Kr$s$s Nas$(nal 1-'+1- )an Ben$! D(m$nas$ P(l$t$k 3le! $l$ter................
2.".1. Ku)eta Ber)ara! )an PKI..........................................................................
2.".2. Tam$ln*a /en)eral S(e!art( se,aga$ F$gure+Hea) TNI+AD.......................
2.".". Gerakan "4 Setem,er D$gagalkan.........................................................
2.%. Surat Per$nta! 11 aret..............................................................................
2.'. Penge,$r$an Parta$+Parta$ P(l$t$k......................................................................
BAB III.......................................................................................................................
PENUTUP..................................................................................................................
".1. Kes$mulan.....................................................................................................
7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru
3/25
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru
4/25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu organ yang perlu dimiliki pemerintah suatu Negara adalah militer,
yang merupakan suatu kelompok orang-orang yang diorganisir dengan disiplin untuk
melakukan pertempuran, yang diperbedakan dari orang-orang sipil. &iner
mengemukakan tujuan pokok adanya militer dalam suatu Negara yaitu' untuk
bertempur dan memenangkan peperangan guna mempertahankan dan memelihara
eksistensi Negara.$&ungsi militer di dalam Negara adalah melakukan tugas dibidang
pertahanan dan keamanan, yang disebut (fungsi militer).Sedangkan tugas tugas di
luar bidang pertahanan dan keamanan negara menjadi tugas golongan sipil."
Akan tetapi, kaum militer di Negara berkembang dalam kadar yang berbeda-beda dan
dengan *ariasi yang bermacam-macam melakukan fungsi sosial dan politik, memikul
tugas-tugas sipil, bahkan memegang peranan politik yang dominan melebihi kaum
sipil. Ada beberapa sebab yang mendorong militer secara aktif memasuki arena politik
dan memainkan peranan politik.&actor-faktor ini lebih terletak pada kehidupan politik
atau system politik, bukan pada militer, dan dikelompokkan menjadi tiga. +Pertama,
rangkaian-sebab yang menyangkut adanya ketidakstabilan system politik. eadaan
seperti ini akan menyebabkan terbukanya kesempatan dan peluang yang besar untuk
menggunakan kekerasan di dalam kehidupan politik. System politik yang peka ini
pula yang paling sering mengakibatkan timbulnya hal-hal yang mendikreditkan
pemerintahan sipil.
edua, rangkaian-sebab yang bertalian dengan kemampuan golongan militer untuk
mempengaruhi atmosfir kehidupan politik, bahkan untuk memperoleh peranan-
peranan politik yang menentukan.alam beberapa hal, dominasi militer di dalam
politik justru (diundang) atau dipermudah oleh golongan sipil.al ini dilakukan
karena militer diperlukan untuk menghadapi musuh dari luar atau guna mengatasi
pergolakan di dalam negeri.apasitas militer dalam mempengaruhi kehidupan politik
bergantung pada kecakapan, perlengkapan dan persenjataan yang dimilikinya.Namun
1S.E5 F$ner.The Man On Horseback: The Role of the Military in
Politics. 6Ne7 8(rk5 N.8.9 Fre)er$0k. A. Praeger5 1-2:5 !al. .
2 8a!*a A. u!a$m$n. Perkem,angan $l$ter )alam P(l$t$k )$
In)(nes$a 1-%'+1-'.68(g*akarta9 Ga#a! a)a Un$;ers$t* Press5
244':5 Hal. 2.
"/(!n P. L(;ell )an a$rs9 Un$;ers$t* (& Br$t$s!
7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru
5/25
tidak dapat dipastikan adanya hubungan langsung antara kemampuan berpolitik kaum
militer dengan tingkah-laku politik militer.
etiga, rangkaian-sebab yang berhubungan dengan political perspectiveskaum
militer./ang paling menonjol dari perspektif politik mereka adalah peranan dan status
mereka di masyarakat, dan juga persepsi mereka terhadap kepemimpinan kaum sipil
dan terhadap system politik secara keseluruhan. alam suatu keadaan di mana
kepemimpinan politik sipil dianggap oleh mereka itu tidak beres, korup, lemah dan
tidak mampu melaksanakan tugas-tugas pokok pemerintahan maka drongan untuk
melakukan inter*ensi ke dalam politik oleh golongan militer akan besar.0
Pada Negara di mana lembaga militer relati*e telah berkembang mantap dan sudah
memiliki pola perkembangan tersendiri, para perwiranya tidak mau mengambil
tindakan politik yang berarti, atau tidak mau mengambil-alih kekuasaan
pemerintahan. Alasan mereka biasanya adalah partispasi mereka secara intensif di
dalam politik akan mengancam profesionalisme kemiliteran mereka.%
1erdapat alasan subyektif yang mendorong militer memasuki dunia politik, hal ini
disebut mood.Ada dua elemen dalam hal ini. Satu, kaum militer menyadari dirinya
memiliki kekuatan tidak terkalahkan di dalam masyarakatnya sehingga mereka
merasa tidak akan ada yang mampu mencegah tindakannya. ua, berkaitan dengan
yang pertama, yaitu adanya perasaan dendam atau rasa kecewa pada kalangan militer
terhadap rakyat sipil karena harga-dirinya yang tinggi tadi merasa tersinggung oleh
kelompok masyarakat lainnya atau pemerintaha sipil.2adi hal ini sepenuhnya
menyangkut hal pikologis.
1.2. Rumusan asala!
3erdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan rumusan
masalahnya sebagai berikut' "Baga#mana Peran serta #l#ter $alam P%l#t#k $#
asa &r$e Lama $an &r$e Baru '(
1.). Tu*uan Penul#san
Adapun tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut'
$. 4akalah ini ditulis dengan tujuan untuk pengumpulan tugas mata
kuliah Sistem Politik 5ndonesia.
% I,$).
' I,$).
Samuel P. Hunt$ngt(n. The Soldier and the State: The Theory and
Politics of Civil-Military Relations. 6
7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru
6/25
". 6ntuk mengetahui peran militer dalam politik di masa orde lama dan
orde baru.
1.+. an,aat Penul#sanPenulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai'
$. 3ahan informasi dan kajian bagi akademisi terkait peran militer dalam
politik di masa orde lama dan orde baru, khususnya mahasiswa
ubungan 5nternasional se-5ndonesia.
". 4anfaat praktis' di mana dalam manfaat praktisnya penulisan makalah
ini diharapkan untuk mengajukan penelitian selanjutnya seperti'
penulisan tugas-tugas selanjutnya, proposal dan skripsi.
1.-. et%$%l%g# Penul#sanalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode kepustakaan.
7ara-cara yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah studi pustaka' dalam
metode penulisan ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan penulisan
makalah ini seperti' majalah berita, buku referensi, artikel, jurnal dan berbagai jenis
buku lainnya, serta berbagai sumber dari internet yang berhubungan dengan militer
dan politik di masa orde lama dan orde baru serta sesuai dengan tema makalah ini.
7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru
7/25
BAB II
PEBAHASAN
2.1. La!#rna Tentara Nas#%nal In$%nes#a
Proklamasi emerdekaan 5ndonesia, tanggal $8 Agustus $90, adalah sumberdaripada seluruh tatanan dan kehidupan politik bagi 5ndonesia sebagai Negara
baru.Sehari setelah pernyataan kemerdekaan itu, Panitia Persiapan emerdekaan
5ndonesia mulai mengadakan tiga kali sidang untuk membicarakan hal-hal yang urgen
sehubungan dengan telah berdirinya :eublik 5ndonesia.
alangan pemuda dan pejuang bersenjata mempunyai anggapan yang kuat,
bahwa adalah suatu kelambatan dan kesalahan besar yang dilakukan pimpinan
kemerdekaan, bahwa Proklamasi emerdekaan itu tidak serta merta juga disertai
dengan pernyataan atau dekrit oleh pimpinan Negara dan re*olusi untuk menjadikan
bekas-bekas eiho dan P;1A menjadi tentara nasional sebagai Angkatan Perang
Negara yang merupakan aparat *ital yang menentukan tegak rubuhnya serta timbul
tenggelamnya Negara.8
1N5 adalah tentara yang menciptakan diri sendiri
2.1. Asal/mula Peranan P%l#t#k Tentara
Persepi tentara mengenai dirinya sebagai kekuatan politik berasal dari perbedaan yang
kabur tentang fungsi militer dan fungsi politik dalam masa perang kemerdekaan
melawan 3elanda.Sifat perjuangan itu bersifat politik sekaligus militer.Para pemudayang waktu itu mngangkat senjata melawan 3elanda tidak didorong oleh keinginan
untuk membina karir dalam kehidupan militer, tetapi oleh semangat patriotic yang
dinyatakan terhadap republik yang telah diproklamasikan oleh para politisi dari
kalangan nasionalis.Watak perjuangan tersebut selanjutnya telah memperkuat
kecondongan golongan militer ke soal-soal politik.1iadanya tradisi yang apolitis di
8a!*a A. u!a$m$n5 (. 0$t.5 !al. 22+2".
? Sal$m Sa$)5 enesis of Po!er" eneral S#dir$an and The
%ndonesian Military in Politics: &'()-&'('5 S$ngaura )an /akarta9ISEAS )an Pustaka S$nar Haraan5 1--15 !al. '.
7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru
8/25
kalangan tentara lebih memudahkan para pemimpin tentara memainkan peran-peran
mereka semacam re*olusi.9
Para akademisi lulusan 3elanda yang bertolak dari paham 3arat mengindoktrinasi
agar tentara bersikap netral dalam politik, para pemimpin tentara nonprofessional
yang dilatih 2epang menganggap tidak perlu merasa enggan untuk terlibat dalam
dunia politik, sementara para pemuda yang memasuki kesatuan-keatuan laskar sering
pula menjadi anggota-anggota salah satu organisasi politik atau organisasi yang lain.
engan demikian, terdapat pemimipin-pemimpin korps termasuk beberapa komandan
yang berpandangan bahwa angkatan bersenjata adalah alat Negara yang bersifat non-
politik, sementara banyak pula yang merasa siap memasuki gelanggang perpolitikan.
ingga pada akhirnya, kejadian-kejadian antara tahun $90% dan $90> telah
memberikan pengaruh amat luas, baik terhadap system politik 5ndonesia secara
keseluruhan maupun peranan Angkatan arat di dalamnya. eadaan darurat perang
telah membuka jalan bagi perluasan yang cepat dari peranan tentara bukan saja di
bidang politik tetapi juga di bidang-bidang administrasi umum dan pengelolaan
ekonomi. Setelah membuktikan bahwa tentara adalah kekuatan yang tak mungkin
terelakkan dalam menghadapi krisis yang ditimbulkan oleh pemberontakkan,
pimpinan tentara telah menegaskan pula tuntutannya akan peran yang lebih kuat
dalam pemerintahan.
2.2. Tentara se0aga# Kekuatan P%l#t#k 1+-/1-
1entara 5ndonesia tidak pernah membatasi dirinya hanya sebagai kekuatan
militer.Para perwira beranggapan bahwa peranan mereka di bidang politik sesewaktudiperlukan, tetapi mereka tidak pernah muncul sebagai kekuatan politik yang utama di
tengah-tengah arena. Namun, sepadan dengan kelemahan kehidupan politik yang
disebabkan oleh system parlementer yang makin lama makin nyata, telah memperkuat
keyakinan di kalangan perwira-perwira militer bahwa mereka juga memiliki beban
tanggung jawab untuk campur tangan agar Negara dapat diselamatkan.$#
alam seminar pertama yang diselenggarakan pada bulan April $9%0, tentara
mencetuskan sebuah doktrin yang menyatakan bahwa angkatan bersenjata memiliki
peranan rangkap yaitu sebagai (kekuatan militer) dan (kekuatan sosial politik).
Sebagai (kekuatan sosial politik), kegiatan-kegiatan tentara meliputi bidang-bidang(ideology, politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan keagamaan).$$
- Har(l)
7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru
9/25
2.2.1. asa Dem%kras# Parlementer
Peristiwa $8 !ktober $90" serta kejadian yang mengawali dan mengakhirinya,
mungkin dapat dilihat sebagai suatu peristiwa yang paling dapat menjelaskan awal
keterlibatan kembali tentara dalam percaturan politik pada masa ini. Pada saat itu
terjadi demonstrasi di gedung parlemen, demonstrasi dilakukan oleh sekitar 0###
orang dan kemudian bertambah sampai sekitar +#.### orang?$"@. emonstrasi ini
kemudian bergerak ke istana presiden, dimana massa menuntut pembubaran parlemen
dan menggantinya dengan parlemen baru, serta menuntut segera dilaksanakannya
pemilihan umum.
Peristiwa ini dipicu oleh mosi 4anai Sophiaan, Sekretaris 2enderal PN5, yang diawali
oleh serangkaian kegiatan politik di parlemen yang menurut penilaian 1N5 telah
mencampuri teknis militer. 4osi 4anai Sophiaan bermula dari rencana 1N5 untuk
me-reorganisasi 1N5 menjadi tentara 5ndonesia yang profesional dan (to transform
the existing army into highly trained core army)?$+@. :encana ini disetujui dan
didukung oleh 4enteri amengkubuwono, namun rencana demobilisasi ini ditentang
oleh olonel 3ambang Supeno yang pada bulan 2uli $90" kemudian mendesak
kepada Presiden Sukarno untuk mengganti epala Staf Angkatan arat olonel A..
Nasution. Akibat konflik intern Angkatan arat ini, olonel 3ambang Supeno
kemudian dipecat. Sementara itu, persoalan ini ternyata telah menjadi sorotan
parlemen Komisi Pertahanansehingga akhirnya masalah ini menjadipolitical issue,
yang memancing munculnya serangkaian mosi di parlemen. 1anggal "> September
$90", ainal 3aharuddin
7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru
10/25
tanggal $ !ktober $90" muncul mosi ketiga yang dimotori oleh Sekjen PN5, 4anai
Sophiaan yang didukung oleh N6
7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru
11/25
Simatupang.?$8@ ari pertemuan tersebut terungkap bahwa tentara
7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru
12/25
merupakan manuver politik TNI ?"#@ yang gagal, karena Presiden Sukarno sampai
akhir pertemuan dengan pimpinan 1N5 menolak untuk melakukan tindakan diktator
dengan membubarkan parlemen seperti yang diharapkan oleh 1N5. Namun peristiwa
ini tidaklah hanya sampai disitu saja, masalah ini berekor panjang dikemudian hari
dan menjadi inspirasi bagi para pimpinan 1N5 untuk kembali ke dalam gelanggang
politik.
2.2.2. TNI/AD $an 4atu!na Ka0#net Al#
Pada tanggal " 4ei $900, seminggu setelah onferensi Asia Afrika digelar, SA
3ambang Sugeng mengundurkan diri dari jabatannya, didorong oleh
ketidakmampuannya melaksanakan amanat Piagam /ogya sebagai buntut dari
penyelesaian peristiwa $8 !ktober. 6ntuk menduduki jabatan tersebut, kabinetberketetapan akan mengangkat salah satu perwira dari (kelompok anti $8 !ktober)
dan segera mengajukan calon-calonnya, namun pimpinan 1N5 A menjelang akhir
4ei menegaskan bahwa pengisian dan pengangkatan SA harus didasarkan pada
senioritas dan kecakapan sejalan dengan kepentingan militer."$1etapi kemudian
kabinet Ali memutuskan untuk mengangkat olonel 3ambang 6tojo menjadi SA
yang baru, yang sebenarnya pada saat itu senioritasnya masih rendah. Pimpinan 1N5
menolak keputusan tersebut, dan menganacam akan melakukan boycott terhadap
pengangkatan 3ambang 6tojo apabila tetap akan dilaksanakan. Pada hari
pengangkatan olonel 3ambang 6tojo dengan suatu upacara pelantikan sebagai
SA, dengan pangkat 4ayor 2enderal, Pimpinan 1N5 dan para perwira yang
diundang memboikotnya atas perintah Pejabat SA ulkifli Cubis, dan Cubis
menolak untuk menyerahkan otoritasnya kepada 3ambang 6tojo. Pemerintah
kemudian melalui menteri pertahanan 4r. 5wa usuma Sumantri atas instruksi dari
Presiden Sukarno bertindak dengan memecat Cubis dari segala jabatannya. olonel
24L$!at em,a!asan er$st$7a 1 3kt(,er se0ara lengka a)a
karangan Her,ert Fe$t!5 The *ilo+o Cabinet,5 !al 14+12. L(u$s
F$s0!er erna! menan*akan #uga er$st$7a $n$ kea)a a*(r
/en)eral A.H. Nasut$(n a)a tanggal 1? e$ 1-'?5 )an Nasut$(n
)alam $nter;$e7 mengatakan5 ,a!7a er$st$7a terse,ut a)ala!
se,aga$ half a co#+5 L$!at L(u$s F$s0!er5 (. 0$t.5 !al 21 )an 2?-.
21L$!at )(kumen P$agam keutu!an Angkatan Darat Reu,l$k
In)(nes$a )alam ,uku Se#ara! Tentara Nas$(nal In)(nes$a5 /akarta5a,es TNI5 Buku Ke)ua5 1---.
7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru
13/25
Cubis tidak menggubris pemecatan itu dengan menyatakan bahwa dia didukung oleh
seluruh perwira omandan 1eritorium, serta seluruh pimpinan 1N5. Akhirnya
timbullah polemik dimana para pimpinan 1N5 disatu pihak dan Pemerintah di pihak
yang lain tetap berkeras pada keputusan masing-masing. Sementara itu, ternyata
keputusan politik pemerintah terhadap 1N5 A itu ditentang oleh partai-partai, dan
bahkan partai-partai pemerintah di Parlemen mengajukan mosi tidak percaya atas
keputusan tersebut, serta menuntut agar menteri-menterinya ditarik dari kabinet.
anya PN5 dan P5-lah yang tetap mendukung keputusan tersebut, dan menyuarakan
dalam media massa tentang adanya bahaya diktator militer.""
arena masalah ini berlarut-larut, maka pada tanggal $+ 2uli $900, menteri
5wa usuma Sumantri mengundurkan diri, sehingga mengakibatkan krisis politik
yang demikian hebat dan memaksa Ali Sastroamidjojo menyerahkan mandatnya
kembali kepada Pejabat Presiden 4ohammad atta pada tanggal " 2uli
$900."+Walaupun apabila dilihat dari mekanisme sistem politik kabinet Ali jatuh
karena partai-partai politik dan parlemen, namun pada hakikatnya momentum
jatuhnya kabinet Ali adalah karena Angkatan arat. an sejak saat itulah Angkatan
arat secara de facto merupakan suatu kekuatan politik yang mulai aktif memainkan
peranannya.
2.2.). un5ulna #l#ter se0aga# Kekuatan P%l#t#k 3a$a asa Trans#s# 1-6/
1-
Profesor &iner berpendapat mengenai peranan politik yang mungkin dimiliki oleh
4iliter, bahwa sekalipun militer memiliki political strenght, namun 4iliter sebagai
suatu institusi menderitapolitical weaknessyang lebih besar, yaitu bahwa walaupun
militer pada suatu ketika telah merupakan suatu kekuatan politik de facto
7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru
14/25
kaum sipil tidak mau mengakui keadaan itu, dan kewibawaannya tidak diakui kaum
sipil.
Pada masa transisi di dalam kehidupan politik di 5ndonesia ini 1entara
Nasional 5ndonesia melalui 4ayor 2enderal A. . Nasution sebagai SA, menitik
beratkan tindakannya untuk mengurangi, dan bahkan untuk menghilangkan kerapuhan
politis yang merupakan kelemahan paling fundamentil yang ada pada 1N5. an
2enderal Nasution menitik beratkan usahanya untuk mendapatkan legitimacy atau
(dasar hukum) bagi 1N5 untuk melakukan peranan-peranan non-militer dalam hal ini
peranan politik yang selama ini belum dimiliki 1N5.
Pada bulan !ktober $90%, Presiden Sukarno menawarkan alternatif sistem
pemerintahan (emokrasi 1erpimpin), yang merupakan konsepsinya sendiri yang
kemudian pada tanggal "$ Pebruari $908, Sukarno mengemukakan konsepnya
dihadapan pimpinan-pimpinan organisasi sipil dan militer di 5stana Negara?"@.
6sulan-usulan Sukarno dalam rangka pelaksanaan ide emokrasi 1erpimpin adalah
pertama, dibentuk kabinet baru yang mencakup semua partai besar G termasuk P5,
kedua, dibentuk suatu badan penasehat tertinggi yang anggotanya terdiri dari seluruh
wakil golongan fungsionil di dalam masyarakat?"0@. Akibat konsepsi yang
dilemparkan oleh 3ung arno tersebut, timbullah reaksi pro dan kontra yang luar
biasa dikalangan masyarakat dan terutama di kalangan partai-partai politik, sehingga
muncul polarisasi antara dua kekuatan yang pro Sukarno maupun yang kontra
Sukarno. 3ahkan daerah-daerah sudah banyak yang kemudian semakin keras
menentang pemerintah pusat dan diantaranya menyatakan daerah kekuasaannya
dalam keadaan darurat perang?"%@. 4elihat pimpinan pusat 1N5 yang terus berdiam
diri sehubungan dengan gagasan politik Sukarno, hal bagi Sukarno menunjukkan
keinginan 1N5 secara tersirat untuk (mendapatkan lebih banyak porsi kekuasaan).
Sehingga ketika 2enderal Nasution tidak berhasil mengkompromikan kaum daerah
2% Sama$ )$ s$n$5 t$n)akan Pres$)en Sukarn( )engan t$)ak !an*a
mengun)ang arta$ (l$t$k5 namun #uga mengun)ang $!ak m$l$ter5
menun#ukkan kea)a k$ta ,a!7a m$l$ter tela! mem$l$k$ kekuatan
(l$t$k )$kalangan $m$nan nas$(nal la$nn*a5 7alauun ,elum
mem$l$k$ aa *ang )$namakan S.E. F$nerA#thority
2' Ka,$net $n$ )$usulkan ,ernama Ka,$net G(t(ng R(*(ng5 )an
,a)an enase!at *ang )$maksu) (le! Sukarn(5 )$usulkan ,ernama
De7an Nas$(nal. L$!at K(nses$ Bung Karn(5 Pen#ulu! Agama9D$sek$tar K(nses$ Bung Karn(5 D#akarta5 1-'5 !al '+.
7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru
15/25
dengan pusat, dan lalu mendesak Presiden Sukarno agar menyatakan seluruh wilayah
negara berlaku (keadaan darurat perang), Sukarno-pun lalu mendesak Perdana
4enteri Ali, yang pada saat itu memng tidak mampu lagi menghadapi tantangan yang
ada, untuk menyetujui peraturan negara dalam keadaan darurat perang. Sehingga
pada tanggal $ 4aret $908, sesaat sebelum Perdana 4enteri Ali menyerahkan
mandatnya kembali kepada Presiden, dia menandatangani sebuah dekrit yang
menatakan (keadaan darurat perang) untuk seluruh negara. Pada hari itu juga
Presiden Sukarno mengumumkan Negara dalam keadaan daruratHbahaya perang, atau
S.!.3?"8@.
S!3 inilah yang akhirnya memberikan dasar hukum legitimacy kepada militer, untuk
melakukan tindakan-tindakan non-militer khususnya tindakan politik.
Setelah kabinet Ali kedua jatuh, Presiden menunjuk Suwirjo untuk membentuk
kabinet, namun upaya inipun gagal sehingga akhirnya Sukarno menunjuk dirinya
sendiri sebagai (warganegara Sukarno) menjadi formatir guna membentuk suatu
kabinet darurat. Sukarno berhasil membentuk kabinet dengan 5r. juanda
artawidjaja sebagai Perdana 4enteri merangkap sebagai 4enteri Pertahanan, dan
kabinet tersebut diberi nama abinet erja. alam proses pemilihan anggota abinet
erja tersebut, terlihat dengan kentara bahwa militer telah dijadikan landasan utama
oleh pemerintah, dengan mengurangi peranan partai-partai politik serta parlemen, dan
2 Pangl$ma K(man)( Daera! $l$ter II5 Letnan K(l(nel
ent#e Sumual *ang mem,a7a!$ 7$l*a! Sula7es$5 Nusa Tenggara
)an aluku men*atakan t$n)akan menetakan 7$la*a!n*a )alam
)arurat erang a)ala! suatu gerakan *ang )$namakann*a
Per#uangan Semesta 6Permesta: 5 *ang tuntutann*a !am$r sama
)engan gerakan ara Pangl$ma $l$ter )$ Sumatera5 *a$tu se0ara
ters$rat meng!arakan agar Cak$l Pres$)en Hatta )$kem,al$kan
a)a &ungs$ emer$nta!an *ang )(m$nan.
2 Kea)aan Darurat Perang )$)asarkan a)a statuta #aman H$n)$a
Belan)a *a$tu Regeling o+ den Staat van Oorlog en belegatau
,erart$ Peraturan Negara )alam Ba!a*a )an Perang5 *ang la$mn*a
)$s$ngkat S3B. Pasal " )ar$ S3B $tu antara la$n mem,er$kan
kekuasaan kea)a $l$ter untuk men*$mang )ar$ erun)ang+
un)ngan *ang a)a guna mengam,$l suatu t$n)akan )alam suatu
kea)aan )arurat *ang memaksa5 aaun )an ,aga$manaun
ma0amn*a $tu l$!at Dan$el S. Le;5 The transition to #ided
e$ocracy: %ndonesian Politics" &')-&')'" (n(gra! Ser$es5
7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru
16/25
sebaliknya selaras dengan naiknya peranan politik Presiden dan Angkatan arat?">@.
engan dasar S!3 ini pula abinet juanda membentuk suatu ewan Nasional,
yang keanggotaannya didasarkan pada golongan fungsionil, sehingga militer terutama
1N5-A yang juga termasuk dalam golongan ini sangat mendukung adanya ewan
Nasional. Sukarno beranggapan bahwa ewan Nasional ini merefleksikan seluruh
masyarakat 5ndonesia berkedudukan lebih tinggi dari kabinet yang hanya mewakili
parlemen?"9@.
Atas dasar S!3 ini Angkatan arat yang dimotori oleh 2enderal Nasution, lebih
berkesempatan memasuki arena politik, dan berusaha merenggangkan hubungan
partai politik dengan kalangan fungsional yang merupakan inti perjuangannya.
Nasution mendirikan berbagai organisasi yang berlabelkan 3adan erja Sama, seperti
3S-P4
7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru
17/25
hanya sementara, sehingga menjadi peranan politik yang memuaskan baik misi dan
ambisi kaum elite-1N5.
2.2.+. P%l#t#k setela! RI Kem0al# ke Un$ang Un$ang Dasar 1+-
Selaras dengan dua tujuan yang telah ditetapkan pimpinan Angkatan arat
sebelumnya, Nasution mengusulkan kepada Presiden untuk mengusahakan
mengurangi ketegangan diantara partai-partai politik, dan perlunya suatu peraturan
yang membatasi jumlah partai. emudian kepada ewan Nasional, Nasution juga
mengusulkan agar seluruh pegawai negeri dilarang memasuki suatu partai politik,
termasuk di dalamnya adalah anggota militer dan polisi. Sebagai implikasinya ia
mengusulkan agar wakil-wakil militer harus ditunjuk untuk duduk di parlemen, serta
badan-badan pemerintahan lainnya. 5nilah yang merupakan hal kunci dari pemikiranNasution untuk mengurangi ketidakstabilan peranan politik 1N5 dan kemudian
memberikan kedudukan tetap dalam pemerintahan. unci pokok yang kedua,
menurut Nasution, berdasarkan pengalaman re*olusi, 5ndonesia selalu membutuhkan
kepemimpinan yang secure dan stabil. al ini menurutnya hanya dicapai dengan
66 $90. ita dapat menganalisis tentang latar belakang pengusulan
diberlakukannya kembali 66 $90 bagi 1N5 baik secara konstitusional maupun
secara politis. Pertama, dalam 66 $90 ada pasal tertentu yang bisa ditafsirkan
guna membentuk golongan fungsional. edua, guna membubarkan onstituante
yang dianggap suatu perang ideologi partai?+#@. 1erhadap usul-usul Nasution di
ewan Nasional itu, sekalipun ada yang mendukung, namun sebagian besar menolak
dan tidak mau menerimanya.
Namun pada saat berikutnya, berawal dari pemberitaan pers yang berturut-
turut tentang beberapa kudeta militer di luar negeri, kemudian hingga Nasution
memberikan ceramahnya pada peringatan ari 6lang 1ahun Akademi 4iliter
Nasional di 4agelang pada tanggal $" Nopember $90>, yang oleh disebut pidato
(jalan tengah)?+$@, issue tentang wakil golongan fungsional gagasan Nasution itu
"4 8a!*a A. u!a$m$n5 Perkem,angan )alam P(l$t$k )$ In)(nes$a
1-%'+1-5 Pener,$t Ga)#a! a)a Un$;ers$t* Press5 1-?25 !al 14?.
"1 P$)at( /alan Tenga! Nasut$(n a)a $nt$n*a men*atakan ,a!7a
TNI+AD t$)ak ,$sa meng$kut$ t$ngka! laku kaum m$l$ter )$ Amer$ka
Lat$n *ang mema$nkan eranan (l$t$k se0ara langsung5 teta$ t$)ak
ula akan meruakan suatu $nst$tus$ *ang as$& )alam (l$t$kse,aga$mana m$l$ter )$ Er(a ,arat5 maka TNI+AD akan men0ar$
7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru
18/25
memperoleh kemajuan yang berarti.+"Namun pidato middle way Nasution, sungguh
telah memberikan dampak psikologis yang menguntungkan bagi 1N5, dimana
memberikan pilihan yang sulit bagi ewan Nasional' apakah 1N5 akan diberi
kesempatan, atau 1N5 akan dipaksa untuk (merebut) kesempatan itu. Akhirnya pada
sidang tanggal "$-"+ Nopember $90>, ewan Nasional menyetujui 1N5 diakui
sebagai golongan fungsional Angkatan 3ersenjata :epublik 5ndonesia. ewan
Nasional kemudian mengambil keputusan untuk kembali memakai 66 $90
sebagai sistem pelaksanaan emokrasi 1erpimpin nantinya, dan keputusan ini lalu
diajukan kepada abinet juanda. an pada tanggal $9 &ebruari $909, kabinet
dengan suara bulat menyetujui keputusan tersebut serta mengucapkan keputusan
kembali ke 66 $90 di depan sidang pleno P: pada tanggal " 4aret $909.
itambah dengan deadlock-nya onstituante sejak bulan &ebruari $909 dalam rangka
merumuskan serta memutuskan dasar negara, akhirnya dengan dukungan dari 1N5
Presiden Sukarno pada tanggal 0 2uli $909 mengeluarkan ekrit yang antara lain
menyatakan pembubaran onstituante dan pemberlakuan kembali 66 $90
7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru
19/25
2.). Kr#s#s Nas#%nal 1-/1 $an Ben#! D%m#nas# P%l#t#k &le! #l#ter
4eletusnya peristiwa (Derakan +# September) pada tanggal $ September $9%0,
merupakan suatu turning point dalam perkembangan politik nasional
5ndonesia.Selama :epublik 5ndonesia berdiri, kejadian ini adalah yang paling
mengancam eksistensi dan keutuhan Negara./ang paling penting dalam hubungan ini
ialah bahwa krisis yang ditimbulkan oleh Derakan +# September telah menjadi
momentum yang membuka pintu selebar-lebarnya kepada 1N5-A untuk kemudian
memegang peranan politik dan pemerintahan.
2.).1. Ku$eta Ber$ara! $an PKI
4enjelang fajar tanggal $ !ktober $9%0, enam orang perwira tinggi dari
Pimpinan 1N5-A diculik dan kemudian dibunuh dalam suatu suasana (pesta para
harum bungaK di Cubang 3uaya, di daerah dalam kompleks Pangkalan 6dara A6:5
alim Perdana usuma.++
PAS6AN 3imassakti yang dipimpin apten Suradi telah menguasai pusat jaringan
komunikasi dan siaran pusat
7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru
20/25
1idak lama setelah Derakan +# September dilancarkan, Aidit kemudian tertangkap di
Surakarta. Sebelum ditembak mati, .N. Aidit menerangkan, bahwa pelaksanaan
kudeta itu memang dipersiapkan P5, namun sebenarnya baru akan dilancarkan pada
tahun $98#. 4enurut pengakuan Aidit, rencana P5 untuk melakukan kudeta itu
dilakukan terlalu tergesa-gesa sebab rencan itu telah bocor dan sampai diketahui oleh
Angkatan arat.+0
2.).2. Tam3#lna 4en$eral S%e!art% se0aga# F#gure/Hea$ TNI/AD
Pergolakan yang ditimbulkan oleh (Derakan +# September) etlah menampilkan
seorang 2enderal yang sebelum meletusnya peristiwa itu kurang dikenal dalam
percaturan politik di 5ndonesia, seorang 2enderal yang hampir sepenuhnya memainkan
kecakapannya di bidang militerJ 4ayor 2enderal Soeharto.
2.).). Gerakan )7 Se3tem0er D#gagalkan
Ada dua factor pokok yang menggagalkan kudeta (Derakan +#
September).Pertama, anak buah Cetnan olonel 6ntung tidak berhasil menculik dan
membinasakan 2enderal A.. Nasution.Nasution adalah seorang perwira senior yang
masih bertugas aktif dalam bidang militer dan berpengalaman dalam memimpin
strategi gerilya, yang justru telah pula memimpin 1N5, Angkatan arat khususnya
dalam memasuki arena percaturan politk.&actor kedua, para perencana dan pimpinan (Derakan +# September)
mengabaikan 2enderal Soeharto sebagai Panglima omando 7adangan Strategis
Angkatan arat
7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru
21/25
lain-lain yang merupakan lawan utama pimpinan Angkatan arat.al ini
menunjukkan bahwa Presiden tidak berniat untuk menerima tuntutan Angkatan arat
untuk peran dominan dalam pemerintahan. Pengangkatan menteri pertahanan dan
keamanan member indikasi bahwa ia akan mengisolasi pimpinan Angkatan arat
dengan harapan baha Soeharto akan menerima kdudukan sebagai bawahan.
Soeharto menyadari semakn merenggangnya keterikatan para pendukung
presiden dalam kalangan Angkatan arat, dan merupakan obsesi baginya untuk
menghindari tindakan terlalu awal yang dapat membalikkan situasi, menjadikan
perwira-perwira pro-Soekarno merasa perlu untuk menyatakan berpihak kepada
presiden melaan pimpinan Angkatan arat. 2alan yang dipilih yakni member restu
kepada sekelompok perwira yang sangat anti-Soekarno yang member dukungan
kepada para mahasiswa untuk menciptakan suasan anarkis di ibu kota. Setelah situasi
mulai tidak terkendali, presiden merasa perlumeminta bantuan Soeharto yang
dianggap moderat untuk memulihkan keamanan daripada membiarkan sekelompok
tentara yang ekstrim mendapatkan kemenangan.
Pada tanggal $$ 4aret sidang cabinet lengkap berlangsung di
2akarta.4ahasiswa kembali turun ke jalan menghalangi lalu lintas, walaupun ada
gangguan tersebut, semua menteri dapat hadir.Namun Soeharto tidak menghadiri
pertemuan tersebut dikarenakan sakit tenggorokan ringan. Saat pertemuan
berlangsung, sebuah nota yang bertuliskan bahwa sekelompk pasukan tak dikenal
telah mengepung depan istana, telah diberikan kepada presiden melalui ajudannya.
4engetahui hal tersebut, presiden, Subandrio dan 7haerul Saleh pergi meninggalkan
istana menggunakan helicopter.
4engetahui hal tersebut, Soeharto memerintahkan Amir 4achmud, 4ayor
2enderal 4ohamad /usuf
7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru
22/25
2.-. Penge0#r#an Parta#/Parta# P%l#t#k
4unculnya Angkatan arat ke posisi dominan yang tak tertandingi dalam
pemerintahan disambut hangat oleh sebagian kecil kalangan politik sipil, sebagian
besar lainnya menerima hal itu sebagai hal yang tak terhindarkan.Pemerintahan
Angkatan arat bermaksud menjamin iklim politik yang lebih stabil.
Walaupun Angkatan arat memperketat penguasaannya atas pemerintahan
pada tahun $9%%-$9%8, partai-partai politik tetap mewakili kekuatan-kekuatan yang
sesungguhnya dalam masyarakat.terlepas dari peranan yang semakin kecil dari partai-
partai non-komunis di dalam percaturan politik di 2akarta pada masa emokrasi
1erpimpin, massa di pedesaan tetap menganggap diri anggota salah satu partai politik.
Pemimpin-pemimpin Angkatan arat kemudian memperbaiki strateginya
terhadap partai-partai politik dalam pertengahan tahun $9%8, yakni mereka tidak
terlampau memperhatikan pembersihan parta-partai dari pendukung !rde Cama, tapi
lebih sibuk menggalang basis kerja samadi mana partai-partai tidak akan menentang
peranan utama Angkatan arat.
Penasihat-penasihat presiden Soeharto agak ragu-ragu dan merasa tidak
pastitentang diadakannya pemilihan umum pada tahun $98$ seperti yang
direncanakan 4P:S, dan presiden tidak menjelaskan kepada pemimpin-pemimpin
partai apakah pemilihan akan benar-benar dilaksanakan, sampai bulan !ktober $9%9.
alam memutuskan untuk melanjutkan pemilu, pemerintah menerima
pandangan bahwa hasil pemilu hanya akan memperkuat status Buo parlemen yang
kira-kira %# persen dari kursinya diduduki oleh wakil-wakil partai. Walaupun
pemerintah merencanakan untuk mengembangkan Sekretariat 3ersama Dolongan
arya, pemerintah tidak telalu berharap dapat menciptakan mesin pemilihan yang
benar-benar dapat menyusutkan art-arti pemerintahan yang telah mapan.
1indakan-tindakan yang dilakukan oleh pemrintah dan Angkatan arat untuk
memperkuat Dolkarternyata lebih efektif dari perkiraan semula.Pada tanggal 0 2uli
$980, Dolkar mencatat kemenangan yang meyakinkan, memenangkan %",>L suara
yaitu "+% dari kursiyang diperebutkan, sehingga memberikan mayoritas luar biasa
dalam P: bagi pemerintah. emenangan Dolkar secara drastic telah mengurangi
kemampuan beroposisidari organisasi-organisasi sipil terhadap regim tentara.
1erlepas dari keberhasilan dalam pemilu, Dolkar pada dasarnya adalah hasil
ciptaan para penguasa militer dan tidak dapat dipisahkan identitasnya dari mereka.Dolkar yang tidak berlandaskan suatu organisasi partai dan tidak memiliki akar sama
7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru
23/25
sekali di masyarakat, adalah sebuah federasi yang majemuk yang dimobilisasi pihak
tentara secara temporer dengan maksud untuk melemahkan kedudukan partai-partai
politik.
7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru
24/25
BAB III
PENUTUP
).1. Kes#m3ulan
Angkatan arat 5ndonesia berbeda dengan Angkatan arat pada umumnya
yang telah merebut kekuasaan politik, karena tidak pernah sebelumnya menganggap
diri sebagai suatu organisasi yang tidak berpolitik. ari awal sejarahnya dalam tahun
$90 sebagai tentara gerilya yang memerangi kembalinya kekuasaan penjajah
3elanda sampai konsolidasi kekuasaan politiknya di bawah !rde 3aru, para perwira
Angkatan arat 5ndonesia senantiasa melibatkan dirinya ke dalam masalah-masalah
politik dan hampir sepanjang masa itu dengan giat memainkan peran politik yang
penting.Walaupun kekuasaan militer terhadap pemerintahan nampaknya tak
tertandingi, namun tampak adanya tanda-tanda bahwa posisi kelompok jenderal-
jenderal (politik) dan (uang) semakin tidak mantap. Apabila jenderal-jenderal
Angkatan $90 yang telah berjuang telah mencapai usia pension, suatu generasi baru
dari perwira-perwira dengan latar belakang pendidikan akademis telah tampil pada
posisis-posisi tingkat menengah.
7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru
25/25
DAFTAR PUSTAKA
F$ner5 S. 61-2:. The Man On Horse3ack: The Role of The Military inPolitics.Ne7 8(rk5 N.89 Fre)er$0k. A. Praeger.
L(;ell5 /. P.5 K$m5 a$rs9 Un$;ers$t* (& Br$t$s!
Recommended