Menulis Karya Ilmiah 1

Preview:

DESCRIPTION

tjak basori

Citation preview

BasoriBalai Bahasa Provinsi Kalimantan

Tengah

Karya tulis ilmiah adalah tulisan yang mengandung kebenaran secara objektif karena didukung oleh informasi dan/atau fakta yang benar dan disajikan dengan

penalaran serta analisis yang berdasarkan metode ilmiah.

Karya ilmiah adalah laporan tertulis yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

CIRI-CIRI KARYA ILMIAH YANG BAIK

KEBARUAN (TIMELINESS

)

KEDEKATAN (PROXIMITY)

CUATAN (PROMINEN

CE)

KEANEHAN (UNUSUALN

ESS)

DAYA PIKAT (HUMAN

INTEREST)

KONSEKUENSI

(CONSEQUENCE)

KONVENSI

Bahasa

Penomoran

Bahan & Perwajah

an

BAHAN & PERWAJAHAN

Bahan

a.Ukuran kertas : A4 (21 × 29,7 cm).

b.Jenis kertas : HVS 70 s.d. 80 gram.

c.Kertas doorslag berwarna (sesuai dengan warna yang telah ditentukan oleh lembaga atau instansi)

Perwajahan

a. pias atas 4 cm,b. pias bawah 3 cm,c. pias kiri 4 cm, dand. pias kanan 3 cm.

PENOMORAN

1.Angka Romawi besar (I, II, III, IV, dan seterusnya) digunakan untuk penomoran bab dalam penelitian.

2.Huruf kapital yang diikuti tanda titik (A., B., C., dan seterusnya) digunakan untuk penomoran subbab tingkat pertama.

3.Angka Arab yang diikuti tanda titik (1., 2., 3., dan seterusnya) digunakan untuk penomoran subbab tingkat kedua.

4.Huruf kecil yang diikuti tanda titik (a., b., c., dan seterusnya) digunakan untuk penomoran subbab tingkat ketiga.

PENOMORAN

5.Penulisan subbab dalam sistem angka (digital) dilakukan dengan menjajarkan angka sesuai dengan nomor subbabnya. Misalnya (1.1 menunjukkan bab pertama subbab 1, dst.)

6.Perlu diperhatikan oleh para penulis apabila akan menggunakan sistem digital (angka) sebaiknya jangan lebih dari empat digit.

7.Angka Romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya) digunakan untuk penomoran halaman unsur tambahan dalam karya tulis.

PENOMORAN

8.Angka Arab (1, 2, 3, dan seterusnya) digunakan untuk penomoran halaman unsur utama penelitian mulai BAB I PENDAHULUAN sampai dengan halaman daftar pusta ka, lampiran, atau indeks (kalau ada).

9.Pada halaman yang bertajuk (kata pengantar, daftar isi, bab pendahuluan, bab-bab isi, dan daftar pustaka) nomor halaman diletakkan pada pias bawah bagian tengah dengan jarak 2 (dua) sentimeter dari tepi kertas.

BAHASA

JelasTerpenuhinya unsur-unsur kalimat menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah itu memenuhi persyarat-an kaidah tata bahasa.

LugasBentuk dan pilihan kata serta susunan kalimat dalam karya ilmiah hanya memungkinkan satu pilihan tafsiran, yaitu tafsiran yang sesuai dengan maksud penulis.

KomunikatifApa yang

ditangkap pembaca sama dengan yang dimaksud penulis. Wacana dapat menjadi komunikatif jika disajikan secara logis dan bersis tem.

JENIS

Artikel

Skripsi, Tesis, Disertasi

KERANGKA UMUMJUDUL

ABSTRAK

PENDAHULUAN

ISI

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

TAHAP PENYUSUNAN

PERSIAPAN

• TOPIK• JUDUL• KERANGKA

DATA

• PUSTAKA• NARASUMBE

R• LAPANGAN• LABORATORI

UM

ORGANISASI

• PENGELOMPOKAN

• PENGONSEPAN

TOPIK

DEKAT

MENARIK

TERBATAS

FAKTUAL

PRINSIP-PRINSIP ILMIAH

KEPUSTAKAAN

JUDUL

FRASA JELAS

MENARIK

SESUAI

1. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) untuk Meningkatkan Keaktifan dan Penguasaan Konsep Matematika

2. Penerapan Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Kinerja Ilmiah pada Mata Pelajaran IPA

3. Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa

4. Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan Melalui Model Pembelajaran Amati Petakan Informasikan Kembangkan (APIK)

5. Peningkatan Kompetensi Mengubah Hasil Wawancara Menjadi Karangan Naratif Melalui Curah Gagasan dngan Pola Kooperatif Dua-Dua-Empat

KATA PENGANTAR

UNGKAPAN

SYUKUR

PENLEJASAN

TUGAS

INFORMASI ISI

INFORMASI

PROSES

UNGKAPAN TERIMA

KASIH

PENYEBUTAN

TEMPAT DAN

WAKTU

DAFTAR ISI

ABSTRAK

ABSTRAK

200-250 KATA

1 PARAGR

AF

METODOLO

GI

KATA KUNCI

MELAWAN KEKUASAAN DENGAN PUISIAgaints the Power by Poetry

 Tengsoe Tjahjono

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS, Universitas Negeri Surabaya

Kampus Lidah Wetan Surabaya, Poe-el: tengsoe@gmail.com Puisi bukan hanya berurusan dengan bentuk ekspresi dan isi, namun juga aksi, yaitu bagaimana puisi mampu terlibat membangun penyadaran bagi masyarakat tentang persoalan hidup mereka. Tulisan ini mengaji perlawanan Rendra dan Wiji Thukul terhadap kekuasaan melalui puisi. Fokus kajian adalah alasan Rendra dan Wiji Thukul melakukan perlawanan dan bagaimana konstruksi puisi perlawanan mereka. Kajian ini memakai analisis wacana kritis Fairclough yang meliputi langkah-langkah deskripsi, interpretasi, dan eksplanasi. Dari kajian itu disimpulkan bahwa Rendra dan Thukul sama-sama menulis puisi yang mengangkat keberpihakan mereka pada yang tertindas dan dimarginalkan dengan gaya dan latar pribadi yang berbeda.

Kata-Kata Kunci: puisi, perlawanan, kekuasaan, analisis wacana kritis

MELAWAN KEKUASAAN DENGAN PUISIAgaints the Power by Poetry

  Abstract: Poetry is not just dealing with the type of expression and its content, but also action, that is how poetry can engage the community to build awareness on issues of their lives. This paper try to analyze the resistance Rendra and Wiji Thukul to power through poetry. Focus of study is the reason Rendra and Wiji Thukul take the fight and how the construction of their resistance poetry. This study using Fairclough critical discourse analysis that consists of description, interpretation, and explanation. From the study, there is a conclusion that Rendra and Thukul composed a poetry that is trying to raise their getting involved in the marginal community that is expressed by different using of style and personal background. Key Words: poetry, resistance, power, critical discourse analysis 

• KEPENTINGAN• TELAAH PUSTAKA• ALASAN

LATAR BELAKANG

• UPAYA YANG DILAKUKAN

• HASIL YANG AKAN DICAPAI

TUJUAN

• PEMBATASAN MASALAH

• PEMERINCIAN MASALAH

RUANG LINGKUP

ISI (BAB I)

• PRINSIP TEORI• LANGKAH ANALISIS• ALASAN PEMILIHAN

TEORI

KERANGKA TEORI

• KRITERIA DATA• KESESUAIAN DATASUMBER

DATA

• METODE• TEKNIKMETODOLOG

I

URAIAN DATA

ANALISIS &

INTERPRETASI

BAGAN & GAMBAR

ILUSTRASI CONTOH

BAB II

BAB III

BAB III

SIMPULAN

JAWABAN ATAS

PERMASALAHAN

URAIAN BERNOMOR

SARAN

TEORETIS

PRAKTIS

1.Dalam mengutip, penulis harus menunjukkan sumber kutipan secara jelas sebagai bukti kejujuran ilmiah.

2.Pengutipan lazimnya dilakukan dengan menulis bagian yang dikutip dan disertai sumbernya atau dapat pula sumber kutipan ditulis dahulu kemudian baru diikuti kutipannya.

3.Lazimnya, kutipan dibuat untuk memperkuat argumen atau memperkuat analisis yang dilakukan penulis atau kutipan itu dijadikan dasar untuk dikritik atau dianalisis.

4.Ada dua macam pengutipan, yaitu pengutipan langsung dan pengutipan taklangsung.

PENGUTIPAN

Lain halnya dengan Supomo, dalam kaitan dengan tingkat tutur bahasa Jawa itu Sasangka (2007:93) mengatakan, “Unggah-ungguh bahasa Jawa yang secara jelas dapat dibedakan, pada prinsipnya hanya ada dua macam, yaitu unggah-ungguh yang berbentuk ngoko dan unggah-ungguh yang berbentuk krama.”

PENGUTIPAN LANGSUNG

Lain halnya dengan Supomo, dalam kaitan dengan tingkat tutur bahasa Jawa itu Sasangka dalam Unggah-Ungguh Bahasa Jawa mengatakan sebagai berikut.

“Unggah-ungguh bahasa Jawa yang secara jelas dapat dibedakan, pada prinsipnya hanya ada dua macam, yaitu unggah-ungguh yang berbentuk ngoko dan unggah-ungguh yang berbentuk krama. Kedua unggah-ungguh tersebut dapat dibedakan secara jelas karena leksikon (kosakata) yang dirangkaikan menjadi sebuah untaian kalimat dalam kedua unggah-ungguh itu dapat dikontraskan satu sama lain secara tegas” (Sasangka 2007:93).

PENGUTIPAN LANGSUNG

Lain halnya dengan Supomo, dalam kaitan dengan tingkat tutur bahasa Jawa itu Sasangka (2007:93) mengatakan bahwa unggah-ungguh bahasa Jawa secara jelas dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu unggah-ungguh yang berbentuk ngoko dan unggah-ungguh yang berbentuk krama.

PENGUTIPAN TAKLANGSUNG

Catatan yang berisi keterangan terhadap suatu teks yang diletakkan di kaki halaman karangan biasa disebut catatan kaki (footnote). Jika catatan itu diletakkan di akhir bab, catatan itu disebut catatan akhir (endnote). Catatan kaki biasanya berisi keterangan terhadap teks karangan dan terletak pada kaki halaman karangan atau pada kaki halaman itu. Catatan kaki dapat berupa

(1) kutipan atau pendapat seseorang, (2) rujukan sumber kutipan, atau (3) keterangan lain terhadap teks.

CATATAN KAKI

Jika kutipan dalam catatan kaki bersumber dari buku, penulisannya adalah (a) nama penulis, (b) judul buku, (c) kota terbit buku, (d) tahun terbit, dan (e) halaman bagian yang dikutip. Nama penulis tidak dibalik, nama gelar tidak perlu ditulis, dan judul buku dicetak miring.

1 Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya (Jakarta, 2005), hlm. 114.

2 Sudaryanto, Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis (Yogyakarta, 1993), hlm. 15.

CATATAN KAKI

Jika kutipan dalam catatan kaki bersumber dari surat kabar atau majalah, penulisannya adalah (a) nama penulis, (b) judul karangan, (c) nama surat kabar atau majalah, (d) tanggal, bulan, dan tahun terbit, dan (e) halaman bagian yang dikutip. Nama penulis tidak dibalik, nama gelar tidak perlu ditulis, dan judul buku tidak dicetak miring tetapi diapit oleh petik ganda. Nama surat kabar atau majalah dicetak miring.

1 Ahmad Sembiring, “Israel: Teroris Sejati,” dalam Republika, 5 Januari 2009, hlm. 1.

CATATAN KAKI

Jika kutipan berikutnya merujuk pada sumber yang sama, kutipan pada catatan kaki itu cukup ditulis dengan menggunakan ibid (ibidem), op. cit. (opere citato), atau loc. cit. (loco citato).

CATATAN KAKI

Berbeda dengan metode padan intralingual, metode padan ekstralingual ini digunakan untuk menganalisis unsur yang bersifat ekstralingual.1 Metode ekstralingual itu digunakan untuk menghubungkan masalah bahasa dengan hal yang berada di luar bahasa. 2 Sementara itu, berbeda dengan metode padan, metode agih itu alat penentunya justru merupakan bagian dari bahasa yang bersangkutan, misalnya orang berpendapat bahwa nomina dalam bahasa Indonesia ialah kata yang dapat bergabung dengan kata ingkar tidak atau merupakan kata yang dapat bergabung dengan preposisi dan dapat menjadi objek atau subjek, orang itu berarti berada dalam jalur kerja metode agih.3 ………...4

………...5

CATATAN KAKI

1 Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya (Jakarta, 2005), hlm. 114.

2 Ibid., hlm. 120.3 Sudaryanto, Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa:

Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis (Yogyakarta, 1993), hlm. 15.

4 Mahsun, op. cit., hlm. 60.5 Sudaryanto, loc. cit.

CATATAN KAKI

Di samping catatan pustaka, catatan kaki digunakan pula untuk membuat catatan penjelas yang dimaksudkan untuk menjelaskan suatu konsep agar pembaca lebih memahami konsep yang diinginkan penulis.

CATATAN PENJELAS

KALIMAT EFEKTIF DALAM PENYUSUNAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN[1]

Basori[2]

...Foucault mempertimbangkan dua hal dalam kaitan hubungan

antara pengarang dan karya sastra. Pertama, atas dasar kekuatan wacana, karangan bergerak melewati aturan, kerangka awal yang disediakan penulis. Penulis hilang karena dianggap tidak memiliki relevansi lagi[3]. Kedua, pengarang dan karyanya merupakan sejenis hubungan antara kelahiran dan kematian. Pada konsep yang pertama, karya memiliki kewajiban untuk menciptakan keabadian dengan cara membunuh penulisnya, sedangkan dalam konsep yang kedua karya menyelamatkan subjek dari kematian dengan cara menceritakannya selama bermalam-malam sebagaimana cerita seribu satu malam di Timur Tengah.

...Penggunaan penunjukan yang implisit ini merupakan konsep

pokok dalam estetika resepsi yang bermaksud untuk menerangkan, kegiatan mana yang seharusnya dikembangkan oleh pembaca agar teks tertentu dapat ditafsirkan sedemikian rupa sehingga mewujud menjadi teksnya sendiri. Tipe semacam ini juga digunakan oleh Nukila Amal dalam cerpen Rumah Siput Berlaku, Penjara Merah, dan Tuan Tanah.[4]

CATATAN PENJELAS

[1] Disampaikan dalam Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Sesuai dengan Inventarisasi Kebutuhan SDM Aparatur Inpektorat Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya, 18 Februari 2014

[2] Staf pada Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah.[3] Roland Barthes dalam esainya The Death of The Author

mengatakan bahwa ketika pengarang menulis karyanya, maka sebenarnya dia (pengarang) telah mati. Pembunuhan ”pengarang” ini dimaksudkan sebagai cara untuk membebaskan teks dari pengarang. Ada jarak antara pengarang dengan teks. Ketika teks itu terlahir, maka teks tersebut sudah terpisah dari pengarangnya. Teks tersebut sudah bukan miliknya lagi.

[4] Ketiga cerpen ini dapat Anda baca dalam Jurnal Kalam nomor 18, tahun 2001.

CATATAN PENJELAS

DAFTAR PUSTAKA

BUKU SEBAGAI ACUAN

• Damono, Sapardi Djoko• Wellek, Rene & Austin

Warren

NAMA PENGARANG

• 2010• 2011

TAHUN TERBIT

• Perahu Kertas• Theory of LiteratureJUDUL BUKU

• Jakarta • PT Wara-Wiri

TEMPAT DAN NAMA

PENERBIT

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Astuti, Dewi. 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan. Bogor: Ghalia Indonesia.

Clancy, Tom, Carl Stiner, dan Tony Koltz. 2002. Shadow Warriors: Inside the Special Forces . New York: Putnam.

Idriyantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002.  Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Alwi, Hasan, dkk.. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

MAJALAH/JURNAL SEBAGAI ACUAN

NAMA PENGARANG• Arsyad, Maidar

TAHUN TERBIT• 1981

JUDUL ARTIKEL• “Sebuah Alternatif ke Arah Peningkatan

Pengajaran Mengarang.”NAMA MAJALAH• Pengajaran Bahasa dan Sastra

NOMOR TERBITAN• No. I Tahun VII, 1981

NOMOR HALAMAN• 34

TEMPAT TERBIT• Bandung: IKIP Bandung

Arsyad, Maidar. 1981. “Sebuah Alternatif ke Arah Peningkatan Pengajaran Mengarang” Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra No. 1 Tahun VII, 1981. hal. 23—35.

Brown, Penelope & Stephen Levinson .1987. “Universals in language usage: Politeness phenomena” dalam Esther N. Goody (ed.) Questions and Politeness. Cambridge: Cambridge University Press. hal. 123—140.

Noerhadi, Toety Heraty. 1989. “Kartun dan Karikatur sebagai Wahana Kritik Sosial” dalam Majalah Ilmu-Ilmu Sosial, XVI, No. 2. hal. 78—91.

SURAT KABAR SEBAGAI ACUAN

TEMPAT TERBITJakarta

TANGGAL TERBIT17 Juli 1998

NAMA SURAT KABARKompas

JUDUL ARTIKEL“Ekonomi Indonesia Pasca-Soeharto.”

TAHUN TERBIT1998

NAMA PENGARANGSwasono, Sri-Edi

Masassya, Elvyn G. 2001. “Merosotnya Nilai Rupiah Akibat Pertikaian Politik yang Makin Meruncing. “ Dalam Republika, 12 April 2001. Jakarta

Alwasilah, Chaedar. “Rendah, Kemampuan Menulis Kaum Intelektual.” Dalam Pikiran Rakyat, 22 Oktober 2002. Bandung.

Swasono, Sri-Edi. 1998. “Ekonomi Indonesia Pasca-Soeharto”. Dalam Kompas, 17 Juli 1998. Jakarta.

Warsito, Tulus. 2007. “Motif Korea Utara Nodong Barat”. Dalam Koran Tempo, 17 Februari 2007. Jakarta.

ANTOLOGI SEBAGAI ACUAN

• Subagja, Sheva J.

NAMA PENGARANG

• 2008

TAHUN TERBIT

• “Stilopragmatik.”

JUDUL ARTIKEL

• Andrei Arshavin

NAMA PENYUNTING/EDITOR

• Pragmatics

JUDUL ANTOLOGI

• London: Basic Blackwell

TEMPAT TERBIT DAN NAMA PENERBIT

Brace, C.L. and Tracer. 1992. “Craniofacial Continuity and Change: a Comparison of Late Pleistocence and Recent Europe and Asia”. Dalam T. Azakawa, K. Aoki dan T. Kimura (Ed.). The Evolution and dispersal of Modern Humans in Asia. Tokyo: Hokusen-Sha Publishing Co.

Prasojo, R. 2000. “Mengintip Sistem Pasar Bebas”. Dalam Iqbal Geraldine (Ed.). 2000. Prospek Ekonomi Global. Jakarta: Djambatan.

BUKU TERJEMAHAN SEBAGAI ACUAN

• Samarin, William J.NAMA PENGARANG

• 1986TAHUN TERBIT

• Ilmu Bahasa LapanganJUDUL TERJEMAHAN

• J.S. BaduduNAMA PENERJEMAH

• Field Linguistics: A Guide to Linguistics Field Work.

JUDUL ASLI

• YogyakartaTEMPAT TERBIT (TERJEMAHAN)

• KanisiusNAMA PENERBIT

Jones, W.P. 2006. Penulisan Makalah Ilmiah dan Laporan. Diterjemahkan oleh Agus Salim dari buku Writing Scientific Papers and Reports. Jakarta: Djambatan.

Samarin, William J. 1988. Ilmu Bahasa Lapangan. terjemahan J.S. Badudu dari buku Field Linguistics: A Guide to Linguistics Field Work. Yogyakarta: Kanisius.

Schimmel, Annemarie. 1986. Dimensi Mistik dalam Islam. Terjemahan oleh Sapardi Djoko Damono dkk. dari Mystical Dimension of Islam (1975). Jakarta: FSUI.

INTERNET SEBAGAI ACUAN

NAMA PENGARA

NGKruschke, J.K. and A.L. Bradley.

TAHUN TERBIT 1995

JUDUL ARTIKEL

“Extensions to the Delta Rule of Associative Learning (Indiana University Cognitive Research

Report No. 14).”ALAMAT LAMAN http://www.Indiana.edu/~krusch

ke/deltarule_abstract.html

WAKTU UNDUH 21/10/2010

Kruschke, J.K. and A.L. Bradley. 1995. “Extensions to the Delta Rule of Associative Learning (Indiana University Cognitive Research Report No. 14). Abstrak diunduh dari http://www.Indiana.edu/~kruschke/deltarule_abstract.html, 21/10/2000.

Bezlova , Antoaneta. 2001."China to Formalize One-Child Policy." Asia Times Online. 24 May 2001. Diunduh dari http://www.atimes.com/china/CE24Ad02.html /10/10/2005.

http://www.Indiana.edu/~kruschke/deltarule_abstract.html, 21/10/2000.

NASKAH (SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, LAPORAN)SEBAGAI ACUAN

NAMA PENGARANG• Kurniati, Ai.

TAHUN TERBIT• 2010

JUDUL NASKAH• Mekanisme Penciptaan Humor

dalam Wacana Humor Sunda.”

NAMA KOTA• Bandung

JENIS NASKAH DAN NAMA LEMBAGA • Tesis• Universitas Padjadjaran

Basori. 2000. “Naskah Tasawuf: Suntingan Teks dan Analisis Isi.” Surabaya: Skripsi Universitas Airlangga.

Kurniati, Ai. 2010. “Mekanisme Penciptaan Humor dalam Wacana Humor Sunda.” Bandung: Tesis Universitas Padjadjaran.

Subagja, Sheva Jyestafsyana. 2010. “Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah.” Bandung: Diktat Mata Kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah Universitas Islam Bandung.

TERIMA KASIH