View
114
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akhlak terhadap diri sendiri pada dasarnya mutlak diperlukan oleh semua
manusia utamanya bagi seluruh umat muslim. Seorang muslim adalah pemimpin
bagi dirinya sendiri. Siapapun dia, seorang muslim tentu akan dimintai
pertanggungjawaban atas apa yang telah diperbuat terhadap dirinya sendiri. Oleh
karena itulah, Islam memandang bahwa setiap muslim harus menunaikan etika dan
akhlak yang baik terhadap dirinya sendiri, sebelum ia berakhlak yang baik terhadap
orang lain. Dan ternyata hal ini sering dilalaikan oleh kebanyakan kaum muslimin.
Secara garis besar, akhlak seorang muslim terhadap dirinya dibagi menjadi
tiga bagian yaitu: terhadap fisiknya, terhadap akalnya, dan terhadap hatinya. Karena
memang setiap insan memiliki tiga komponen tersebut dan kita dituntut untuk
memberikan hak kita terhadap diri kita sendiri dalam ketiga unsur yang terdapat
dalam dirinya tersebut. Namun, tanpa disadari seseorang telah berakhlak tidak baik
pada dirinya sendiri. Misalnya saja merokok, seorang perokok bisa dikatakan
berakhlak tidak baik pada dirinya sendiri. Karena dengan merokok, lama kelamaan
akan menyebabkan paru-paru menjadi rusak dan hal itu sama artinya dengan kita
tidak menjaga tubuh kita dengan baik atau berakhlak tidak baik pada diri sendiri.
Ada satu hal yang kerap kali dilakukan oleh seseorang yang menurut pelakunya
adalah hal biasa namun hal tersebut juga termasuk akhlak tidak baik pada diri sendiri
yaitu begadang. Orang yang tidur terlalu larut malam sehingga hal itu dapat
menyebabkan daya tahan tubuh berkurang.
Jadi, sebagai manusia atau sebagai seorang muslim yang baik hendaklah kita
selalu berakhlak baik dalam hal apapun. Karena sesungguhnya, Allah SWT
menciptakan manusia dengan tujuan utama penciptaannya adalah untuk beribadah.
Ibadah dalam pengertian secara umum yaitu melaksanakan segala perintah dan
menjauhi segala larangan-Nya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Manusia
(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 1
AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI
diperintahkan-Nya untuk menjaga, memelihara, dan mengembangkan semua yang
ada untuk kesejahteraan dan kebahagiaan hidup. Dan Allah SWT sangat membenci
manusia yang melakukan tindakan merusak yang ada. Karena Allah SWT membenci
tindakan yang merusak maka orang yang cerdas akan meninggalkan perbuatan itu,
menyadari bahwa jika melakukan perbuatan terlarang akan berakibat pada
kesengsaraan hidup di dunia dan terlebih-lebih lagi di akhirat kelak, sebagai tempat
hidup yang sebenarnya. Untuk itulah materi akhlak terhadap diri sendiri ini sangatlah
penting untuk dipahami, dipelajari dan diteladani.
Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.
(H.R.Muslim)
Mengingat Rasulullah SAW, diutus untuk memperbaiki akhlak manusia dan
orang-orang yang terbaik ialah orang-orang yang paling baik akhlaknya. Maka dalam
hal ini kita dituntut untuk melakukan hal-hal yang terpuji dalam hidup ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian akhlak terhadap diri sendiri?
2. Apa saja macam-macam akhlak terhadap diri sendiri itu?
3. Bagaimana Cara Memelihara Akhlak Terhadap Diri Sendiri?
4. Apa saja bentuk-bentuk akhlak terpuji terhadap diri sendiri itu?
5. Apa saja manfaat akhlak terhadap diri sendiri?
C. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Agar pembaca dapat memahami tentang arti dan pentingnya akhlak terhadap
diri sendiri.
(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 2
AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI
2. Agar kita sebagai umat muslim senantiasa berakhlak baik dalam hal apapun
karena Allah SWT menciptakan kita pada dasarnya untuk menjadi kholifah di
bumi.
3. Agar pembaca senantiasa ingat kepada Allah SWT dan berakhlak baik
terhadap diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari.
D. Manfaat Penulisan
1. Sebagai penambah wawasan tentang apa itu akhlak terhadap diri sendiri serta
pentingnya akhlak tehadap diri sendiri bagi kehidupan.
2. Sebagai pemacu dalam melaksanakan akhlak baik terhadap diri sendiri, yang
sering kali dilupakan bahwa hal itu merupakan hal yang penting.
3. Sebagai referensi, sehingga baik penulis maupun pembaca dapat lebih
menghargai diri sendiri dalam menjalani kehidupan di dunia.
(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 3
AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AKHLAK PADA DIRI SENDIRI
Menurut etimologi kata akhlak berasal dari bahasa Arab bentuk اخالق
jamak dari mufradnya khuluq خلق yang berarti “budi pekerti”.
Sedangkan menurut terminologi : kata “budi pekerti”, budi adalah yang ada
pada manusia, berhubungan dengan kesadaran yang didorong oleh pemikiran, ratio.
Budi disebut juga karakter. Pekerti adalah apa yang terlihat pada manusia karena
didorong oleh perasaan hati yang disebut behaviour. Jadi, budi pekerti adalah
perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada karsa dan tingkah laku
manusia.
Adapun Yang dimaksud dengan akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap
seseorang terhadap diri pribadinya baik itu jasmani sifatnya atau ruhani. Manusia
dapat diperbaiki akhlaknya dengan menghilangkan akhlak-akhlak tercela. Di sinilah
terletak tujuan pokok agama, yakni mengajarkan dan menawarkan sejumlah nilai
moral atau akhlak mulia agar mereka menjadi baik dan bahagia dengan melatih diri
untuk melakukan hal yang terbaik. Iman tidak akan sempurna kecuali dengan
menghiasi diri dengan Akhlak.
Manusia sebagai makhluk Allah mempunyai kewajiban terhadap dirinya
sendiri. Namun bukan berarti kewajiban ini lebih penting daripada kewajiban kepada
Allah. Dikarenakan kewajiban yang pertama dan utama bagi manusia adalah
mempercayai dengan keyakinan yang sesungguhnya bahwa “Tiada Tuhan melainkan
Allah”. Keyakinan pokok ini merupakan kewajiban terhadap Allah sekaligus
merupakan kewajiban manusia bagi dirinya untuk keselamatannya.
(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 4
AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI
Manusia mempunyai kewajiban kepada dirinya sendiri yang harus
ditunaikan untuk memenuhi haknya. Kewajiban ini bukan semata-mata untuk
mementingkan dirinya sendiri atau menzalimi dirinya sendiri. Dalam diri manusia
mempunyai dua unsur, yakni jasmani (jasad) dan rohani (jiwa). Selain itu manusia
juga dikaruniai akal pikiran yang membedakan manusia dengan makhluk Allah yang
lainnya. Tiap-tiap unsur memiliki hak di mana antara satu dan yang lainnya
mempunyai kewajiban yang harus ditunaikan untuk memenuhi haknya masing-
masing.
Sesuatu yang membahayakan jiwa bisa bersifat fisik atau psikis. Misalnya
kita melakukan hal-hal yang bisa membuat tubuh kita menderita. Seperti; terlalu
banyak bergadang, sehingga daya tahan tubuh berkurang, merokok, yang dapat
menyebabkan paru-paru kita rusak, mengkonsumsi obat terlarang dan minuman
keras yang dapat membahyakan jantung dan otak kita. Untuk itu kita harus bisa
bersikap atau beraklak baik terhadap tubuh kita.
Selain itu sesuatu yang dapat membahayakan diri kita itu bisa bersifat psikis.
Misalkan iri, dengki , munafik dan lain sebagainya. Hal itu semua dapat
membahayakan jiwa kita, semua itu merupakan penyakit hati yang harus kita hindari.
Hati yang berpenyakit seperti iri dengki munafiq dan lain sebagainya akan sulit
sekali menerima kebenaran, karena hati tidak hanya menjadi tempat kebenaran, dan
iman, tetapi hati juga bisa berubah menjadi tempat kejahatan dan kekufuran. Untuk
menghindari hal tersebut di atas maka kita dituntut untuk mengenali berbagai macam
penyakit hati yang dapat merubah hati kita, yang tadinya merupakan tempat kebaikan
dan keimanan menjadi tempat keburukan dan kekufuran. Seperti yang telah
dikatakan bahwa diantara penyakit hati adalah iri dengki dan munafik. Maka kita
harus mengenali penyakit hati tersebut.
Macam – macam penyakit hati yaitu :
a. Dengki. Orang pendeki adalah orang yang paling rugi. Ia tidak mendapatkan
apapun dari sifat buruknya itu. Bahkan pahala kebaikan yang dimilikinya
(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 5
AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI
akan terhapus. Islam tidak membenarkan kedengkian. Rasulullah bersabda:
“Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. Bersabda, “hati-
hatilah pada kedengkian kaerena kedengkian menghapuskan kebajikan,
seperti api yang melahap minyak.” (H.R. Abu Dawud)
b. Munafiq. Orang munafiq adalah orang yang berpura-pura atau ingkar. Apa
yang mereka ucapkan tidak sama dengan apa yang ada di hati dan
tindakannya. Adapun tanda-tanda orang munafiq ada tiga. Hal ini dijelaskan
dalam hadits, yaitu:
عنه الله رضي هريرة ابي قال: قالعن
, إذا " ثالث المنافقين ايت صلعم الله رسول
خان اؤتمن وإذا أخلف وعد وإذا كذب حدث
Dari Abu hurairoh r.a. Rasulullah berkata: ” tanda-tanda orang munafiq ada
tiga, jika ia berbicara ia berdusta, jika berjanji ia mengingkari, dan jika diberi
amanat ia berkhianat.” (H.R. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan an-Nisa’i)
B. MACAM – MACAM AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI
1. Berakhlak terhadap jasmani.
a. Menjaga kebersihan dirinya
Islam menjadikan kebersihan sebagian dari Iman. Ia menekankan
kebersihan secara menyeluruh meliputi pakaian dan juga tubuh badan dan
tempat terutama saat akan melaksanakan shalat dan ibadah kepada
ALLAH, disamping suci dari kotoran juga suci dari hadas. Rasulullah
memerintahkan sahabat-sahabatnya supaya memakai pakaian yang
bersih, baik dan rapi terutamanya pada hari Jum’at, memakai wewangian
dan selalu bersuci.
(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 6
AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI
Allah SWT berfirman :
Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah
suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri137 dari wanita di
waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci138.
Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang
diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (QS. Al Baqarah:222)
Artinya : Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya.
Sesungguh-nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari
pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada
orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bersih. (QS. At Taubah:108)
b. Menjaga makan dan minumnya.
Makan dan minum merupakan kebutuhan vital bagi tubuh manusia, jika tidak
makan dan minum dalam keadaan tertentu yang normal maka manusia akan mati.
Allah SWT memerintahkan kepada manusia agar makan dan minum dari yang
halal dan tidak berlebihan. Sebaiknya sepertiga dari perut untuk makanan, sepertiga
untuk minuman, dan sepertiga untuk udara (bernafas).
Allah SWT berfirman :
Artinya : Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan
Allah kepadamu; dan syukurilah ni'mat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja
menyembah. (QS. An Nahl:114)
c. Menjaga kesehatan
Menjaga kesehatan bagi seorang muslim adalah wajib dan merupakan bagian
dari ibadah kepada Allah SWT dan sekaligus melaksanakan anmanah dari-Nya.
(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 7
AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI
Riyadhah atau latihan jasmani sangat penting dalam penjagaan kesehatan, walau
bagaimnapun riyadhah harus tetap dilakukan menurut etika yang ditetapkan oleh
Islam. Orang mukmin yang kuat, lebih baik dan lebih dicintai Allah SWT daripada
mukmin yang lemah.
Dari sahabat Abu Hurairah, Bersabda Rasulullah, “Mu’min yang kuat lebih
dicintai Allah dari mu’min yang lemah, dan masing-masing memiliki kebaikan.
Bersemangatlah terhadap hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah
pertolongan kepada Allah dan jangan merasa malas, dan apabila engkau ditimpa
sesuatu maka katakanlah “Qodarulloh wa maa syaa’a fa’al, Telah ditakdirkan oleh
Allah dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi”. (HR. Muslim)
d. Rupa diri, Busana yang islami
Seorang muslim mestilah mempunyai rupa diri yang baik. Islam tidak pernah
mengizinkan budaya tidak senonoh, compang-camping, kusut, dan seumpamanya.
Islam adalah agama yang mempunyai rupa diri dan tidak mengharamkan yang baik.
Sesetengah orang yang menghiraukan rupa diri memberikan alasan tindakannya
sebagai zuhud dan tawadhuk. Ini tidak dapat diterima karena Rasulullah yang
bersifat zuhud dan tawadhuk tidak melakukan begitu. Islam tidak melarang umatnya
menggunakan nikmat Allah kepadanya asalkan tidak melampau dan takabbur.
Manusia mempunya budi, akal dan kehormatan, sehingga bagian-bagian badannya
ada yang harus ditutupi (aurat) karena tidak pantas untuk dilihat orang lain. Dari segi
kebutuhan alaminya, badan manusia perlu ditutup dan dilindungi dari gangguan
bahaya alam sekitarnya, seperti dingin, panas, dll. Karena itu Allah SWT
memerintahkan manusia menutup auratnya dan Allah SWT menciptakan bahan-
bahan di alam ini untuk dibuatb pakaian sebagai penutup badan.
Allah SWT berfirman :
Artinya : Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu
pakaian untuk menutup 'auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian
(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 8
AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI
takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-
tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS. Al A’raf:26)
2. Berakhlak terhadap akalnya
a. Memenuhi akalnya dengan ilmu
Menuntut ilmu merupakan salah satu kewajiban bagi setiap muslim, sekaligus
sebagai bentuk akhlak seorang muslim. Muslim yang baik, akan memberikan porsi
terhadap akalnya yakni berupa penambahan pengetahuan dalam sepanjang hayatnya.
Sebuah hadits Rasulullah SAW menggambarkan :
( ماجه ) ابن رواه كل مسلم على فريضة العلم طلبArtinya : “Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu
Majah)
Seorang mu’min, tidak hanya mencari ilmu dikarenakan sebagai satu
kewajiban, yang jika telah selesai kewajibannya maka setelah itu sudah dan
berhenti. Namun seorang mu’min adalah yang senantiasa menambah dan menambah
ilmunya, kendatipun usia telah memakan dirinya. Menuntut ilmu juga tidak terbatas
hanya pada pendidikan formal akademis namun dapat dilakukan di mana saja, kapan
saja dan dengan siapa saja.
Akhlak Muslim ialah menjaganya agar tidak rusak dengan mengambi
sesuatu yang memabukkan dan menghayalkan. Islam menyuruh supaya
membangun potensi akal hingga ke tahap maksimum, salah satu cara memanfaatkan
akal ialah mengisinya dengan ilmu.
Ilmu fardh ‘ain yang menjadi asas bagi diri seseorang muslim hendaklah
diutamakan karena ilmu ini mampu dipelajari oleh siapa saja, asalkan dia berakal dan
cukup umur. Pengabaian ilmu ini seolah-olah tidak berakhlak terhadap akalnya.
(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 9
AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI
b. . Memiliki Spesialisasi ilmu yang dikuasai
Setiap muslim perlu mempelajari hal-hal yang memang sangat urgen dalam
kehidupannya. Menurut Dr. Muhammad Ali Al-Hasyimi (1993 : 48), hal-hal yang
harus dikuasai setiap muslim adalah : Al-Qur'an, baik dari segi bacaan, tajwid dan
tafsirnya; kemudian ilmu hadits; sirah dan sejarah para sahabat; fikih terutama yang
terkait dengan permasalahan kehidupan, dan lain sebagainya. Setiap muslim juga
harus memiliki bidang spesialisasi yang harus ditekuninya. Spesialisasi ini tidak
harus bersifat ilmu syariah, namun bisa juga dalam bidang-bidang lain, seperti
ekonomi, tehnik, politik dan lain sebagainya. Dalam sejarahnya, banyak diantara
generasi awal kaum muslimin yang memiliki spesialisasi dalam bidang tertentu.
Rasulullah pernah menyuruh Zaid bin Tsabit supaya belajar bahasa Yahudi
dan Syiria. Abdullah bin Zubair adalah antara sahabat yang memahami kepentingan
menguasai bahasa asing, beliau mempunyai seratus orang khadam yang masing-
masing bertutur kata berlainan, dan apabila berhubungan dengan mereka, dia
menggunakan bahasa yang dituturkan oleh mereka.
c. Mengajarkan Ilmu pada Orang Lain
Termasuk akhlak muslim terhadap akalnya adalah menyampaikan atau
mengajarkan apa yang dimilikinya kepada orang yang membutuhkan ilmunya.
Firman Allah SWT :
Artinya : “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki
yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan828 jika kamu tidak mengetahui” (An-Nahl:43)
(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 10
AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI
d. Mengamalkan Ilmu dalam Kehidupan
Diantara tuntutan dan sekaligus akhlak terhadap akalnya adalah
merealisasikan ilmunya dalam “alam nyata.” Karena akan berdosa seorang yang
memiliki ilmu namun tidak mengamalkannya.
Firman Allah SWT :
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan
sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu
mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Shaff)
3. Berakhlak Terhadap Jiwa
Manusia pada umumnya tahu sadar bahwa jasad perlu disucikan selalu,
begitu juga dengan jiwa. Pembersihan jiwa beda dengan pembersihan jasad. Ada
beberapa cara membersihkan jiwa dari kotorannya, antaranya:
a. Bertaubat dan Menjauhkan Diri dari Dosa Besar
Taubat adalah meninggalkan seluruh dosa dan kemaksiatan, menyesali
perbuatan dosa yang telah lalu dan berkeinginan teguh untuk tidak mengulangi lagi
perbuatan dosa tersebut pada waktu yang akan datang.
Allah SWT berfirman :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan
taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan
menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan
Nabi dan orang-orang mu'min yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar
di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb
kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya
Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. At-Tahrim : 8)
(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 11
AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI
Adapun yang termasuk dosa-dosa besar diantaranya :
Syirik
Kufur
Nifak
Riddah
Fasik
Berzina dan menuduh orang lain berzina
Membunuh manusia
Bersumpah palsu
b. Bermuraqabah
Muraqabah adalah rasa kesadaran seorang muslim bahwa dia selalu diawasi
oleh Allah SWT. Dengan demikian dia tenggelam dengan pengawasan Allah dan
kesempurnaan-Nya sehingga ia merasa akrab, merasa senang, merasa berdampingan,
dan menerima-Nya serta menolak selain Dia.1[9]
Firman Allah SWT :
رقيبا عليكم الله انArtinya : “Sesungguhnya Allah itu maha mengawasimu.” (QS. An-Nisa : 1)
c. Bermuhasabah
Yang dimaksud dengan muhasabah adalah menyempatkan diri pada suatu
waktu untuk menghitung-hitung amal hariannya. Apabila terdapat kekurangan pada
yang diwajibkan kepadanya maka menghukum diri sendiri dan berusaha
memperbaikinya. Kalau termasuk yang harus diqadha maka mengqadhanya. Dan
bila ternyata terdapat sesuatu yang terlarang maka memohon ampun, menyesali dan
berusaha tidak mengulangi kembali. Muhasabah merupakan salah satu cara untuk
memperbaiki diri, membina, menyucikan, dan membersihkannya.
Firman Allah SWT :
1
(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 12
AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr : 18)
d. Mujahadah
Mujahadah adalah berjuang, bersungguh-sungguh, berperang melawan hawa
nafsu. Hawa nafsu senantiasa mencintai ajakan untuk terlena, menganggur,
tenggelam dalam nafsu yang mengembuskan syahwat, kendatipun padanya terdapat
kesengsaraan dan penderitaan. Jika seorang Muslim menyadari bahwa itu akan
menyengsarakan dirinya, maka dia akan berjuang dengan menyatakan perang
kepadanya untuk menentang ajakannya, menumpas hawa nafsunya.
Firman Allah SWT :
Artinya : “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena
sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang
diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi
Maha Penyanyang.” (QS. Yusuf : 53)
C. CARA MEMELIHARA AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI
Cara untuk memelihara akhlak terhadap diri sendiri antara lain :
1) Sabar, yaitu perilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari
pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya.Sabar
diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika
ditimpa musibah.
2) Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak
bisa terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan
perbuatan. Syukur dengan ucapan adalah memuji Allah dengan bacaan
(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 13
AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI
alhamdulillah, sedangkan syukur dengan perbuatan dilakukan dengan
menggunakan dan memanfaatkan nikmat Allah sesuai dengan aturan-Nya.
3) Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya,
orang tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk melahirkan ketenangan
jiwa, menjauhkan dari sifat iri dan dengki yang menyiksa diri sendiri dan
tidak menyenangkan orang lain.
4) Shidiq, artinya benar atau jujur. Seorang muslim harus dituntut selalu berada
dalam keadaan benar lahir batin, yaitu benar hati, benar perkataan dan benar
perbuatan.
5) Amanah, artinya dapat dipercaya. Sifat amanah memang lahir dari kekuatan
iman. Semakin menipis keimanan seseorang, semakin pudar pula sifat
amanah pada dirinya. Antara keduanya terdapat ikatan yang sangat erat
sekali. Rosulullah SAW bersabda bahwa “ tidaj (sempurna) iman seseorang
yang tidak amanah, dan tidak (sempurna) agama orang yang tidak
menunaikan janji.” ( HR. Ahmad )
6) Istiqamah, yaitu sikap teguh dalam mempertahankan keimanan dan keislaman
sekalipun menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan. Perintah
supaya beristiqamah dinyatakan dalam Al-Quran pada surat Al- Fushshilat
ayat 6 yang artinya “ Katakanlah bahwasanya aku hanyalah seorang manusia
seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan
Yang Maha Esa, maka istiqamahlah menuju kepada-Nya dan mohonlah
ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang
bersekutukan-Nya.”
7) Iffah, yaitu menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik dan memelihara
kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan, merusak, dan
menjatuhkannya. Nilai dan wibawa seseorang tidak ditentukan oleh kekayaan
(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 14
AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI
dan jabatannya dan tidak pula ditentukan oleh bentuk rupanya, tetapi
ditentukan oleh kehormatan dirinya.
8) Pemaaf, yaitu sikap suka member maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa
ada sedikitpun rasa benci dan keinginan untuk membalas. Islam mengajarkan
kita untuk dapat memaafkan kesalahan orang lain tanpa harus menunggu
permohonan maaf dari yang bersalah.
9) Saja’ah berarti berani, Menjadi orang yang berani itu sangat sulit tapi bisa
untuk dilakukan, Orang yang saja’ah akan bisa mengatakan kebenaran
dengan lantang, Dia juga tidak akan mudah menyerah walau banyak onak dan
duri yang menghadang perjalanannya.Rasulullah adalah orang yang sangat
pemberani beliau selalu maju lebih awal pada saat perang.
10) Al-Haya' ( Rasa malu) tidak datang kecuali dengan kebaikan." Sesungguhnya
di antara fenomena keseimbangan dan tanda-tanda kesempurnaan dalam
tarbiyah bahwa engkau menemukan seorang mukmin yang kuat, teguh,
bersifat malu, beradab dan tenang.
D. BENTUK- BENTUK AKHLAK TERPUJI TERHADAP DIRI SENDIRI
1. Berilmu
a. Nilai positif berilmu bagi diri sendiri:
Memperoleh kepuasan batin
Dapat mencapai taraf hidup yang lebih baik
Dapat melaksanakan ajaran agama secara benar
Dapat menambah keimanan kepada Allah SWT
Memperoleh pahala di sisi Allah SWT
Terangkat derajatnya
b. Nilai positif berilmu bagi orang lain:
Memberi jalan terang dalam memberi petunjuk, pengarahan, dan saran
Tempat orang bertanya dalam mengatasi masalah
(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 15
AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI
Dapat membantu orang lain dalam menyelesaikan persoalannya
c. Membiasakan bersikap berilmu:
Memiliki semangat untuk menguasai ilmu tentang hal-hal yang belum
diketahui
Rajin mendatangi lembaga-lembaga ilmu untuk memperoleh tambahan
ilmu
Rajin mendatangi pengajian untuk memperoleh ilmu keagamaan
Cukup ringan mengeluarkan biaya demi tercapainya suatu ilmu
Gemar bergaul dengan orang yang berilmu untuk mendapatkan tambahan
ilmu
2. Kerja keras
a. Nilai positif kerja keras:
Terpuji dalam pandangan Allah SWT
Terpuji dalam pandangan sesama manusia
Dapat diharapkan mencapai hasil yang maksimal sehingga lebih semangat
Tercukupinya kebutuhan hidup karena Allah memberikan rahmat untuk
hambanya yang mau berusaha
Memperoleh kepercayaan dari sesama manusia
b. Membiasakan bersikap kerja keras:
Selalu menyadari bahwa hasil dari jerih payahnya sendiri lebih terpuji dan
mulia daripada menerima pemberian orang lain
Islam memuji sikap kerja keras dan mencela meminta-minta
Memiliki semboyan tidak suka mempersulit orang lain
Menyadari sepenuhnya bahwa memberi lebih mulia daripada meminta
3. Kreatif, produktif, inovatif
(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 16
AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI
a. Nilai positif kreatif, produktif, inovatif:
Dapat mengikuti perkembangan zaman
Memperoleh hasil yang cukup banyak dari karyanya
Tercukupi kebutuhan hidupnya
Memperoleh kepuasan batin
Bertambah banyaknya hubungan persaudaraan
b. Membiasakan bersikap kreatif, produktif, inovatif:
Berusaha untuk menciptakan lapangan kerja baru
Berusaha mengembangkan kemampuan yang dimiliki
Mengutamakan kualitas produk dengan harga yang terjangkau di pasaran
Memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Selalu mengadakan evaluasi hasil usahanya
Memiliki tekad bahwa besok harus lebih baik dari hari ini
E. MANFAAT AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI
1. Berakhlak terhadap jasmani:
a. jauh dari penyakit karena sering menjaga kebersihan
b. tubuh menjadi sehat dan selalu bugar
c. menjadikan badan kuat dan tidak mudah lemah
2. Berakhlak terhadap akalnya:
a. memperoleh banyak ilmu
b. dapat mengamalkan ilmu yang kita peroleh untuk orang lain
c. membantu orang lain
d. mendapat pahala dari Allah SWT
3. Berakhlak terhadap jiwa:
(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 17
AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI
a. selalu dalam lindungan Allah SWT
b. jauh dari perbuatan yang buruk
c. selalu ingat kepada Allah SWT
BAB III
KESIMPULAN
(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 18
AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI
A. Kesimpulan
Dari pembahasan tentang akhlak terhadap diri sendiri maka dapat
disimpulkan bahwa:
Akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri pribadinya
baik itu jasmani sifatnya atau ruhani.
Akhlak terhadap diri sendiri dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu
akhlak terhadap jasmani, akhlak terhadap akal, dan akhlak terhadap jiwa.
Cara untuk memelihara akhlak terhadap diri sendiri yaitu : sabar, shidiq,
tawaduk, syukur, istiqamah, iffah, pemaaf dan amanah,Al-haya,saja’ah
Bentuk-bentuk akhlak terpuji terhadap diri sendiri adalah berilmu, kerja
keras, kreatif, produktif, dan inovatif.
Manfaat akhlak terhadap diri sendiri:
a. Berakhlak terhadap jasmani
b. Berakhlak terhadap akalnya
c. Berakhlak terhadap jiwa
B. Saran
Dengan adanya pembahasan tentang akhlak terhadap diri sendiri ini
diharapkan pembaca dapat menentukan sikap yang baik terhadap dirinya
sehingga jasmani dan ruhaninya tetap terjaga.
Akan lebih baik apabila setiap manusia senantiasa melakukan akhlak terpuji
bagi dirinya sendiri dengan demikian manusia akan bisa menjadi insan kamil.
Semoga pembaca lebih berusaha untuk memahami dan menerapkan akhlak-
akhlak kharimah utamanya akhlak terhadap dirinya sendiri sehingga
kehidupannya selalu disertai dengan kebahagiaan.
Demikian makalah ini kami susun, semoga dengan membaca makalah ini
dapat dijadikan pedoman kita dalam melangkah dan bias menjaga akhlak
terhadap diri sendiri. Apabila ada kekurangan dalam penulisan makalah ini,
kami mohon maaf yang setulus-tulusnya.
DAFTAR PUSTAKA
(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 19
AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI
Rahmat Djatnika.1996. Sistem Etika Islami : Akhlak Mulia.Jakarta: Pustaka
Panjimas.
Miftah Faridl.1997.Etika Islam: Nasehat Islam untuk Anda.Bandung:
Pustaka.
Abu Bakar Jabir El Jazairi.1993.Pola Hidup Muslim (Minhajul Muslim):
Etika.Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Rikza Maulan, akhlak terhadap diri sendiri. Dalam alamat :
http://www.slideshare.net/rilamaulida04/akhlak-2 kamis, 12.04.13.58
Agung Kusuma Sikum bang, akhlak terhadap diri sendiri. Dalam alamat :
http://azemmutawakkil.multiply.com/journal/item/6?&show_interstitial=1&u=
%2Fjournal%2Fitem. Kamis,12 April 2012 jam 12.00 WIB
(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 20
Recommended