View
29
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
MASYARAKAT, SEJARAH, DAN BUDAYA
SUKU KUBITN
DI DESA BEDAHA TAHUN 1943-1998
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra
Program Studi Sejarah
Oleh
Fransiska Sri Astuti
NIM 144314003
PROGRAM STUDI SEJARAH
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
Saya memang seorang yang melangkah dengan lambat, tetapi saya tidak akan
pernah berjalan mundur ke belakang.
Abraham Lincoln.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN
Skripsi berjudul “ Masyarakat, Sejarah, dan Budaya Suku Kubitn di Desa Bedaha
Tahun 1843-1998” ini saya persembahkan untuk kedua orang tua tersayang yang
telah memberikan kesempatan yang besar kepada saya untuk menuntut ilmu di
tanah perantauan. Karya ini juga saya dipersembahkan untuk almamater Program
Studi Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.
LEMBAR PERSEMBAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Fransiska Sri Astuti. Masyarakat, Sejarah, dan Budaya Suku Kubitn di
Desa Bedaha Tahun 1943-1998. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Sejarah,
Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab tiga pokok permasalahan.
Pertama bagaimana sejarah orang Kubitn di Desa Bedaha. Kedua mengapa jumlah
populasi masyarakat Kubitn menurun pada tahun 1998. Ketiga bagaimana strategi
masyarakat Kubitn mempertahankan kebudayaannya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan menggunakan metode
pengumpulan data berupa wawancara dan studi pustaka. Analisis dilakukan
dengan mengelompokkan, mengaitkan, memandingkan, dan interpretasi terhadap
data yang sudah berhasil dikumpulkan.
Hasil penelitian menunjukan, bahwa pada tahun 1943 masyarakat Kubitn
berpindah dari desa Jelutung ke Bedaha. Kedua populasi masyarakat Kubitn
menurun pada tahun 1998 karena mencari nafkah, studi diluar pulau, dan menikah
dengan orang luar Kubitn. Ketiga sebagai sebuah jawaban dari tantangan,
masyarakat Kubitn mempertahankan kebudayaan beduda betempa, nginyah,
nyangkai, kinyah begal, dan kinyah belangkai dengan tidak membiarkan
kebudayaan luar masuk.
Kata kunci: Sejarah, Suku Kubitn, Desa Bedaha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Frasiska Sri Astuti. Masyarakat, Sejarah, dan Budaya Suku Kubitn di
Desa Bedaha Tahun 1943-1998. Thesis. Yogyakarta: Study Program of History,
Faculty of Letters, Sanata Dharma University, 2018.
This research purpose to answer three issues. First, how the history of
ethnic Kubitn in Bedaha Village. Second, why the population of ethnic Kubitn
descend. Third, how the ethnic of Kubitn preserve their culture.
This research used qualitative method and collecting data such as the
interview and library study. Analyses done with the category, attachment,
comparing and interpretation for the whole data.
The result of this research showed that, in 1943 the Kubitn’s society
moved from the Jelutung to Bedaha. Second, the population of Kubitn’s society
had been descended in 1998 because they were looking for subsistence, studied in
another island, and got married with another tribe. Third, as a response of the
challenge, the Kubitn’s society maintained the culture of beduda betempa,
nginyah, nyangkai, kinyah begal, and kinyah belangkai by disallowing the entry
of another culture.
Keywords: History, Kubitn Tribe, Bedaha Village.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Dalam proses penulisan skripsi ini penulis sempat ragu dalam melakukan
penelitian, dikarenakan penulis tidak tahu apa yang ingin digali dari masyarakat
Kubitn yang ada di Desa Bedaha, akan tetapi setelah melakukan penelitian dan
wawancara dengan masyarakat setempat penulis banyak mendapat informasi-
informasi yang semakin menarik untuk ditulis, sehingga lebih yakin dalam
menulis topik yang berjudul “ Masyarakat, Sejarah, dan Budaya Suku Kubitn
di Desa Bedaha Tahun 1943-1998”.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menerima bantuan,
semangat, dukungan dan doa dari berbagai pihak yang sangat mendukung penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu dengan rendah hati penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan bunda Maria, atas berkat dan penyertaan-Nya
kepada saya dari awal kuliah sampai penulisan skripsi.
2. Kedua orang tua saya Apak dan Umak yang selalu mendoakan, agar
kuliahnya cepat selesai dan terima kasih atas cintanya yang begitu besar,
sayang kalian berdua.
3. Kedua adik saya Esti dan Riyan, terima kasih atas doa, dukungan, dan
cintanya. Tetap semangat dalam berjuang, Love you.
4. Narasumber saya Ai Mambang selaku mantan kepala dusun Bedaha 1.
5. Umboh Atol, selaku mantan kepala dusun Bedaha 2.
6. Inik Unggal, selaku mantan guru sekolah rakyat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Inik Nyata, selaku pengurus adat desa Bedaha yang telah membantu saya
dalam mendapatkan sumber.
8. Bapak Drs. Silverio R. L. Aji Sampurno. M. Hum. Selaku dosen
pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan selalu
menyemangati saat revisi. Sehat selalu ya pak, Tuhan memberkati.
9. Bapak Hb Hery Santosa, M. Hum. Selaku Ketua Jurusan Program Studi
Sejarah, yang sudah membimbing dan banyak memberikan masuk-
masukan kepada saya.
10. Segenap Dosen Jurusan Sejarah Universitas Sanata Dharma: Hb Hery
Santosa, M. Hum, Drs. Silverio R. L. Aji Sampurna, M. Hum, Dr. Yerry
Wirawan, Heri Priyatmoko, M.A., Dr. Baskara T. Wardaya, S.J., Heri
Setyawan, SJ., dan Ibu Dra. Lucia Juningsih, M. Hum. Terima kasih atas
segala pelajaran dan bimbingan selama perkuliahan.
11. Mas Doni staf sekretariat jurusan sejarah, terima kasih karena selalu
membantu dan mempermudah segala urusan kampus.
12. Keluarga besar di Bedaha yang selalu mendukung saya selama penelitian
sampai pada penulisan skripsi ini selesai, sayang kalian.
13. Suster Gaby yang selama ini selalu membantu saya, menyemangati dan
selalu mendoakan agar saya cepat selesai. Semoga Tuhan selalu
memberkati suster.
14. Romo BMS Suryosudarma, SJ, didikan dan motivasi yang luar biasa
membuat saya selalu bangga bisa bertemu dengan romo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
15. Botur (Rosma) patner terbaik dari sekolah dasar sampai kuliah dan selalu
bersama-sama saat penulisan skripsi, terima kasih untuk kebersamaan
yang luar biasa, sayang Botur.
16. Teman-teman angkatan 2014 Tiur, Omi, Hendy, Vendy, Bimo, Mas
Berang, Ara, Fajar, Katon, Gustan, dan Gerard. Terima kasih atas
kebersamaannya selama perkuliahan dan selalu mendukung satu sama
lain.
17. Kakak tingkat Herpan Rico, Bang Bito, Kak Yasmin, Bang Luiz, Bang
Kevin Rinangga, Mas Penyik, Mas Wowok, Mbak Popon, dan Bang Amor
Semangat dan dukungan kalian sangat membantu aku.
18. Nunung (Sukma), Yohana, Claudia, Laili, Sondang, dan teman-teman
sejarah yang tidak bisa saya sebut namanya satu persatu-satu, terima kasih
atas dukungan kalian.
19. Ewaldus Lando Saparung, Ignatia Dita Sucianti (Mak e), Oyon, Geka,
Wulan, Tiwek, teman-teman yang selalu membantu selama di Jogja Love
You.
20. Pet (Monica Dessy Manullang ) dan Nam (Sri Asnita Sihotang) duo Batak
selalu menjadi penghibur dan penyemangat ketika lagi stress, sayang
kalian berdua.
21. Mas Tri dan Mas Hasan, terima kasih atas semangat, dukungan, cinta, dan
doanya agar cepat selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
LEMBAR MOTTO ................................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xv
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….xvi
DAFTAR PETA .................................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
GLOSARIUM ....................................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Batasan Masalah .......................................................................................... 3
C. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
D.Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................................... 5
E.Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 5
F.Kerangka Teori……………………………………………………………..7
G.Metode Penelitian ........................................................................................ 8
H. Sistematika Penulisan ................................................................................. 9
BAB II DESKRIPSI KECAMATAN SERAWAI
A. Letak Geografis ...................................................................................... 11
B. Penduduk Kecamatan Serawai .................................................................. 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
C. Mata Pencaharian Masyarakat Bedaha...................................................... 18
D. Ladang Berpindah ..................................................................................... 22
E. Sejarah Suku Kubitn .................................................................................. 27
F. Sejarah Desa Bedaha ................................................................................. 28
G. Sejarah Umbung dan Budaya Mengumbung ............................................. 30
H. Adat Istiadat Masyarakat Kubitn .............................................................. 34
1. Adat pernikahan ........................................................................................ 35
2. Adat Mati Beranak .................................................................................... 37
3. Adat Perceraian ......................................................................................... 39
BAB III KEBUDAYAAN SUKU KUBITN
A. Definisi Kebudayaan .............................................................................. 41
1. Bahasa ........................................................................................................ 42
2. Sistem Kepercayaan ................................................................................... 45
3. Sistem Kekerabatan ................................................................................... 47
4. Peralatan dan Teknologi ............................................................................ 50
5. Ilmu Pengetahuan ...................................................................................... 53
6. Kesenian..................................................................................................... 56
7. Mata Pencaharian Hidup ............................................................................ 62
BAB IV MASYARAKAT KUBITN DI BEDAHA PADA PERIODE 1943-1998
A. Populasi Masyarakat Kubitn .................................................................. 64
1. Kelahiran (fertilitas) .................................................................................. 64
2. Kematian (mortalitas) ................................................................................ 64
3. Migrasi (Mobilitas) ................................................................................... 65
B. Perubahan Kebudayaan Masyarakat Kubitn .......................................... 66
C. Menurunnya Populasi Masyarakat Kubitn ............................................. 72
D. Strategi Masyarakat Kubitn Dalam Mempertahankan Kebudayaan ...... 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 76
B. SARAN .................................................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 81
BUKU ................................................................................................................... 81
LAMPIRAN .......................................................................................................... 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Banyaknya Sekolah Menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan
Serawai Tahun 2010................................................................17
Tabel 3.2. Daftar Jenis Kayu......................................................................55
Tabel 4.3. Perubahan Kebudayaan Lokal yang di Pengaruhi oleh
Kebudayaan Luar.....................................................................70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR PETA
Gambar 2.1. Peta Kabupaten Sintang..............12
Gambar 2.2. Peta Kecamatan Serawai.............13
Gambar 2.3. Peta Desa Bedaha........................16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Tiang sandung suku Kubitn………………………………...82
Lampiran 2:Lokasi tempat suku Kubitn pertama pindah di nanga
Bedaha...................................................................................83
Lampiran 3: Lunju (Tombak) alat berburu.................................................83
Lampiran 4: Beliung, alat yang digunakan oleh masyarakat ketika berburu
hewan di hutan.........................................................................84
Lampiran 5: Sumpit , alat yang digunakan saat berburu............................84
Lampiran 6: Tengkalang digunakan untuk menyimpan kayu bakar, dan
hasil ladang..............................................................................85
Lampiran 7: Rojut, alat yang digunakan untuk menyimpan padi dan jenis
sayuran.....................................................................................85
Lampiran 8: Takin, alat yang digunakan untuk menyimpan padi dan jenis
sayuran.....................................................................................86
Lampiran 9: Tempajang, alat yang digunakan untuk menyimpan padi di
lumbung...................................................................................86
Lampiran 10: Tanggui darek (caping) digunakan saat upacara darok.......87
Lampiran 11: Tempayan, alat yang digunakan untuk menyimpan beras...88
Lampiran 12: Ragak, wadah yang digunakan untuk mencuci sayur..........88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
Lampiran 13: Capan, alat yang digunakan untuk menampin padi dan
beras.........................................................................................89
Lampiran 14: Layan, alat yang digunakan ketika menjemur padi atau
singkongyang sudah diparut........................................................89
Lampiran 15: Tikar, alas tempat tiidur.......................................................90
Lampiran 16: Jagan, alat yang digunakan untuk memisahkan antara padi
dan ampasnya………………………………………………..90
Lampiran 17: Speed boat, alat transportasi………………………………91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
GLOSARIUM
Gupung : Bekas ladang yang luasnya lebihdari 50 Meter
Peori : Kerja sama di ladang dengan jumlah masyarakat
yang sangat banyak.
Gana : Hantu penjaga hutan dan sungai.
Ngorak : Kegiatan tolong-menolong yang dilakukan pada
saat musim menanam padi dan musim panen.
Pulut Ngena’k : Masa pengambilan ketan untuk emping
Kukul : Kukul dari pohon kayu besar yang digunakan
sebagai dinding rumah atau pondok.
Pongkal : Nama tempat pemandian
Pukak panduk : Sisa-sisa kayu yang sudah dibakar ditengah ladang
Laki injam : Suami pinjaman
Kula’k : Alat takaran padi
Makan asam : Upacara tujuh bulanan
Moyang jelaki / Betinak : Moyang laki-laki/ betinak
Umboh jelaki / Betinak : Sapaan kepada orang tua dari kakek/ nenek
Ai / Nenak : Kakek / nenek
Apak / Umak : Bapak / ibu
Umak Uwa / Pak Uwa : Sapaan kepada bibi atau paman yang paling tua
Umak Ongah : Sapaan kepada Bibi yang nomor dua
Umak Usu : Sapaan kepada Bibi yang paling bungsu
Inik Usu : Sapaan untuk Nenek paling bungsu
Ucuk : Cucu
Nakan : Sapaan untuk keponakan laki-laki atau perempuan
Barat : Ladang kecil yang dikhususkan untuk menanam
berbagai jenis sayur-sayuran.
Lunju : Peralatan berburu berupa tombak
Seropang : Peralatan berburu yang berbentuk tombak tetapi
memiliki tiga mata yang sangat tajam
Catu : Sendok yang terbuat dari batok kelapa
Parak : Sebuah tempat yang dibuat diatas perapian,
biasanya digunakan untuk menyimpan kayu bakar,
ikan dan daging yang diasap.
Salai : Proses pengasapan daging ikan supaya awet
Panjuk : Alat perangkap binatang buruan
Belian : Upacara atau ritual penyembuhan orang sakit
Betopau : Permainan bola api yang terbuat dari kelapa dan
dimainkan saat menjaga jenazah dirumah duka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat Kalimantan merupakan suku asli yang mendiami pulau
Borneo, dengan keanekaragaman suku dan budaya yang terdapat didalamnya.
Dalam catatan buku karangan Ch. F.H. Duman tahun 1924 tertulis bahwa suku
Dayak merupakan penduduk asli pulau Kalimantan, pada mulanya mereka
menduduki atau mendiami tepi sungai Kapuas dan laut Kalimantan. Kedatangan
melayu dari Sumatera dan dari tanah Semenanjung Malaka, membuat mereka
semakin terdesak ke hulu sungai1. Selain itu suku lain juga tidak ketinggalan
datang dan menetap di daerah Kalimantan seperti Tiongoa, Bugis, dan Jawa,
mereka berdagang dan menguasai Kalimantan, hingga penduduk asli
terpinggirkan2.
Masyarakat Kalimantan terdiri dari ratusan sub suku dan beberapa suku
besar seperti Kenyah, Ngaju, Apu Kayan, Iban, Klemantan, Murut, Punan, dan
Uud Danum. Dari ratusan sub suku yang terdapat di Kalimantan, Kubitn
merupakan suku yang terdapat di Desa Bedaha Kalimantan Barat dan menjadi
fokus penelitian.
1 J.U. Lontaan. Sejarah Hukum dan Adat Istiadat Kalimantan Barat. Jakarta:
Bumirestu. Hlm. 48.
2 Ibid., hlm. 48.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Kubitn, Kuhin, Kubing dan Kuhing adalah penyebutan nama untuk suku
Kubitn yang pada mulanya hanya terdapat di Jelutung, Kabupaten Melawi. Mata
pencaharian masyarakat hanya mengandalkan ladang dan berburu untuk
memenuhi kebutuhan. Sistem berladang masyarakat berpindah-pindah, sehingga
menyebabkan setiap tahunnya mereka harus mencari lahan baru untuk membuka
ladang. Sistem ladang berpindah menyebabkan masyarakat kehabisan lahan dan
lahan yang tersisa sudah ditumbuhi hutan ilalang yang sangat subur,
menyebabkan padi tidak bisa tumbuh dengan baik. Keterbatasan lahan terpaksa
membuat mereka harus mencari lahan baru dan supaya masyarakat tetap bisa
bertahan hidup, maka mereka harus pindah.
Pada tahun 1943, 7 kepala keluarga (KK) orang Kubitn yaitu Gonok,
Rajang, Dana, Udal, Putoi, Rangkai dan Santang dipindahkan dari Jelutung
menuju Begori mereka hidup dan berbaur dengan masyarakat setempat. Untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka bekerja diladang milik masyarakat
dengan mendapat imbalan berupa padi dan sayur-sayuran. Setelah beberapa bulan
menetap di Begori mereka mendapat tanah dan lahan untuk bercocok tanam dari
masyarakat Begori. Lahan dan tanah pemberian tersebut mulai dari nanga3
Bedaha sampai tanah Bedaha. Setelah mendapatkan lahan untuk berladang
mereka mulai membuka ladang dan mencari nafkah ditanah nanga Bedaha. Ketika
sudah berladang di nanga Bedaha, mereka tidak pulang ke Begori dengan alasan
ingin menjaga ladang dari binatang buas. Perpindahan mereka di Nanga Bedaha
3 Nanga adalah muara sungai Bedaha yang saling bertemu antara sungai Bedaha
dan sungai melawi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
disetujui oleh masyarakat Begori. Setelah pindah di Bedaha mereka menjalani
kehidupan dengan baik, bisa bercocok tanam dan membuat ladang seluas-luasnya,
karena mereka sudah memiliki lahan. Perlahan-lahan mereka membuat rumah
yang masih sederhana terbuat dari kayu yang belum diolah dengan baik. Seiring
bertambahnya keluarga maka mereka pindah ke Bedaha dan meninggalkan nanga
Bedaha. Alasan mereka pindah dari nanga Bedaha menuju Bedaha karena mereka
tidak ingin menebang segala jenis tanaman yang terdapat didalam kebun tersebut.
Setelah menetap di Desa Bedaha dan keluarga yang semakin bertambah
maka mereka membuat sebuah rumah panjang dimana bisa menampung keluarga
dan bisa berkumpul bersama. Masyarakat Kubitn menyebut rumah panjang
tersebut adalah laman botang4. Seiring bertambahnya masyarakat Kubitn, mereka
mempunyai adat istiadat dan kebudayaan tersendiri, akan tetapi adat istiadat yang
mereka miliki tidak jauh berbeda dengan orang Melahui.
Masyarakat, sejarah, dan budaya suku Kubitn di Desa Bedaha tahun 1943-
1998 dipilih karena belum pernah ditulis atau diteliti.
B. Batasan Masalah
Pada tahun 1943, 7 kepala keluarga (KK) orang Kubitn yang berasal dari
kampung Jelutung menuju ke Begori. Setelah beberapa bulan tinggal di Begori
masyarakat memberi mereka tanah di nanga Bedaha untuk bercocok tanam dan
berladang. Memiliki ladang membuat mereka tidak kembali ke Begori karena
4 Laman Botang merupakan rumah adat atau rumah panjang suku asli
Kalimantan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
harus menjaga ladang, sehinggaa akhirnya mereka pindah dan menetap di Bedaha.
Pada tahun 1943 inilah yang menjadi awal perpindahan orang Kubitn di Bedaha.
Diakhiri pada tahun 1998 dikarenakan mengalami krisis ekonomi, banyak
masyarakat Kubitn yang menganggur dan pada akhirnya membuat mereka harus
pergi mencari lapangan pekerjaan di desa lain atau kota dengan tujuan
memperbaiki kehidupan agar menjadi lebih baik, dan mereka yang pergi dari
Bedaha biasanya akan menikah dimana tempat mereka bekerja dan menetap di
daerah tersebut sehingga mereka tidak kembali ke Bedaha. Menetap di daerah
perantauan dan bergabung dengan suku yang lebih dominan membuat mereka
lebih mengikuti suku yang dominan dan menghilangkan suku asli mereka
sehingga pada akhirnya mengakui diri sebagai suku dominan ditempat mereka
berada.
Objek penelitian hanya akan meneliti mengenai suku Kubitn yang
bertempat tinggal di Desa Bedaha, Kecamatan Serawai Kalimantan Barat. Ini
berarti objek penelitian tersebut hanya akan meneliti tentang sejarah dan
kebudayaan pada masyarakat Kubitn.
C. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas dapat dibuat rumusan masalah sebagai
berikut:
a. Bagaimana sejarah orang Kubitn di Desa Bedaha?
b. Mengapa jumlah populasi masyarakat Kubitn menurun pada tahun 1998?
c. Bagaimana strategi masyarakat Kubitn mempertahankan kebudayaannya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
D.Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah memberi pengetahuan
kepada masyarakat luas dan dunia pendidikan tentang masyarakat, sejarah dan
budaya suku Kubitn yang terdapat di Bedaha, Kecamatan Serawai,
Kalimantan Barat.
Bagi masyarakat Kubitn penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan
bagaimana kebudayaan dan adat istiadat yang terdapat didalam masyarakat
supaya dilestarikan dan mempertahankan adat dan kebudayaannya.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat Kubitn dan masyarakat luas tentang bagaimana sejarah suku
Kubitn dengan jumlah populasi penduduk yang sangat sedikit dari suku
lainnya dan perlu mempertahankan keberadaanya.
E.Tinjauan Pustaka
Sampai penulisan ini dilakukan, belum ada sebuah buku pun yang menulis
tentang “ Masyarakat, Sejarah, dan Budaya Suku Kubitn”. Namun ada buku-buku
terkait yang membahas tentang etnis yang ada di Kalimantan seperti:
Buku yang ditulis Mariati yang berjudul Menata Identitas Suku Dayak
Suang Ensilat buku ini menjelaskan tentang sejarah awal suku Dayak Suang
Ensilat, hukum-hukum adat yang dianut oleh masyarakat beserta aturan dan tutur
kata dalam perbuatannya sehari-hari. Selanjutnya buku ini juga menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
bagaimana suku Dayak memanfaatkan kekayaan alam yang mereka miliki dan
bagaimana masyarakatnya mengolah kekayaan alam tersebut. Kegiatan atau
pekerjaan mereka sehari-hari yaitu hanya dengan mengolah ladang.
Buku yang ditulis Pandil Sastro Wardoyo, et al. dengan judul Sistem
Gotong Royong Dalam Masyarakat Pedesaan Daerah Kalimantan Barat. Buku
ini menjelaskan bagaimana kegiatan tolong menolong yang dilakukan masyarakat
Dayak di pedesaan dalam bidang ekonomi dan mata pencaharian, dalam kegiatan
kemasyarakatan, kegiatan religi dan kepercayaan yang hidup dalam masyarakat.
Buku yang ditulis oleh Surjani Aloy, et al. dengan judul Mozaik Dayak:
Keberagaman Subsuku dan Bahasa Dayak di Kalimantan Barat. Buku ini
menjelaskan tentang gambaran sekilas Kalimantan Barat dan memuat berbagai hal
yang berkaitan dengan asal usul subsuku, penyebarannya, bahasa, dan adat tradisi
masyarakat setempat. Selain itu pada bab tiga dalam buku ini menyinggung
sedikit tentang penyebaran permukiman masyarakat Kubitn yang ada di
Kecamatan Serawai.
Buku yang ditulis Simon Takdir yang berjudul Austronesia Dayaka
Tentang Kelompok Suku Saloka Dayaka Borneo. Dalam buku ini menjelaskan
tentang subsistensi penunjang ladang berpindah dalam masyarakat Saloka, cara
masyarakat memanfaatkan alam sekitarnya, berburu dan meramu cara lama yang
masih diterapkan oleh masyarakat suku Saloka. Pada buku ini juga menjelaskan
tentang bentuk kekerabatan dan istilah kekerabatan dalam masyarakat suku
Saloka. Dari beberapa referensi yang digunakan belum ada satupun buku yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
membahas tentang suku Kubitn akan tetapi beberapa kebudayaan yang
masyarakat miliki hampir sama seperti adat istiadat, sistem kekerabatan, religi,
dan hukum adat.
F.Kerangka Teori
Dalam kajian sejarah, penggunaan landasan teori dimaksudkan untuk
mengidentifikasikan fakta sejarah menjadi klasifikasi-klasifikasi tertentu sehingga
penyusunan narasi sejarah dapat lebih kronologis dan sistematis. Penelitian ini
menggunakan teori identitas.
Menurut Erik Hamburger Erikson , seperti yang dikutip oleh Gusti Yasser
Arafat yang berjudul Formalasi Agama: Studi Kasus Pada Religi Balian Dalam
Masyarakat Adat Suku Dayak Maratus di Kalimantan Selatan 1970-1980.
Identitas merujuk kepada keseluruhan kompleks dan multidemesi dimana individu
dan masyarakat saling berkait5. Identitas merupakan penunjuk bahwa terdapat
sesuatu yang unik pada diri seseorang dalam lingkup lingkungannya yang berarti
diri seseorang itu mempunyai nilai dan ciri yang merupakan esensi pribadinya.
Dalam bukunya Erik H. Erikson menulis identitas sebagai berikut:
Identitas adalah konfigurasi intergratif dari masa lampau dengan masa sekarang dan dari
yang didalam dan yang diluar, dalam suatu keseluruhan baru: siapakah aku ini, siapa dan
siapa saya ini semenjak dahulu. Secara ilmiah identitas merupakan suatu proses, sebuah
sintesis “ego” yang sebagaian besar berlangsung secara tidak sadar dan yang
mengintergrasikan berbagai macam diri atau aspek diri si individu kedalam perspektif
5 Gusti Yasser Arafat. “Formalasi Agama: Studi Kasus Pada Religi Balian
Dalam Masyarakat Adat Suku Dayak Maratus di Kalimantan Selatan 1970-1980”.
Skripsi. Tidak diterbitkan. Universitas Sanata Dharma: 2007. Hlm. 24.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
disentral yang baru, seraya menentukan sendiri orientasi diri dengan kembali
mensintesiskan sisa identifikasi6.
Erikson mengemukan bahwa identitas adalah sesuatu yang berkembang,
dinamis, tidak statis. Hal ini terjadi secara berkala mulai dari terlahir hingga
dewasa. Proses ini adalah proses pencarian identitas diri yang ingin merasa
dirinya sebagai pribadinya sendiri oleh orang lain, masyarakat dan
lingkungannya7.
G.Metode Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Desa Bedaha, Kecamatan Serawai
Kabupaten Sintang yang merupakan desa tempat orang Kubitn tinggal.
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode sejarah,
menurut Kuntowijoyo penelitian sejarah mempunyai lima tahap yaitu pemilihan
topik, pengumpulan sumber, verifikasi data atau kritik sumber, interpretasi atau
analisis data dan penulisan8.
Dalam penelitian ini “Masyarakat, Sejarah dan Budaya Suku Kubitn di
Desa Bedaha tahun 1943-1998” menggunakan sumber lisan dan tertulis. Sumber
lisan dilakukan dengan metode wawancara pada masyarakat suku Kubitn di
Bedaha. Selanjutnya sebagai data-data pendukung menggunakan sumber-sumber
6 Ibid., hlm. 21.
7Ubed Abdillah. Politik Identitas Etnis: Pergulatan Tanda Tanpa Identitas.
Magelang: Indonesiatera, 2002. Hlm. 34-35.
8 Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2013. Hlm.
69.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
tertulis seperti buku, jurnal, majalah, koran, artikel di internet dan sumber-sumber
pendukung lainnya yang terkait.
Metode pencarian data, sumber tertulis akan diperoleh dari buku dan
jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian. Studi pustaka dilakukan di Institut
Dayakologi Pontianak, Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan Barat dan
Perpustakaan Sanata Dharma.
Setelah sumber-sumber terkumpul, selanjutnya dilakukan pemilahan
yang bertujuan untuk melihat mana sumber yang layak dipakai sebagai bahan
kajian penelitian. Kemudian untuk menguji kebenaran dan akurasi atau ketepatan
sumber-sumber tersebut menggunakan cara kritik ekstern atau yang lebih dikenal
dengan metode verifikasi (keabsahan sumber).
Tahapan selanjutnya setelah sumber-sumber tersebut diuji tingkat
kebenarannya (vadilitas), kemudian dikumpulkan menjadi satu dan diinterpretasi
untuk menemukan kesimpulan sehingga data-data tersebut dapat dipercaya9.
H. Sistematika Penulisan
Penelitian ini akan disusun dalam lima bab, dengan sistematika sebagai
berikut:
BAB 1 merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II berisi tentang Deskripsi Kecamatan Serawai dan Sejarah Kubitn
9 Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya,
1995. Hlm. 99.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB III berisi tentang kebudayaan Kubitn yang akan diuraikan dalam
beberapa sub bab: bahasa, kepercayaan, ilmu pengetahuan, teknologi,sistem
kekerabatan dan kesenian.
BAB IV menurunnya jumlah populasi masyarakat dan bagaimana cara suku
Kubitn mempertahankan keberadaan kebudayaannya.
BAB V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
DESKRIPSI KECAMATAN SERAWAI
A. Letak Geografis
1. Kabupaten Sintang
Sintang merupakan kabupaten yang terletak dibagian timur
provinsi Kalimantan Barat dengan ibu kota di Sintang. Secara
geografis terletak antara 1005’ Lintang Utara sampai 0046’ Lintang
Selatan dan antara 110050’ Bujur Barat sampai 113020’ Bujur Timur.
Luas wilayah Sintang seluruhnya adalah 21.635 km2 atau 14,74% dari
luas provinsi Kalimantan Barat10. Adapun batas-batas Kabupaten
Sintang adalah sebagai berikut:
1. Bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Melawi dan Provinsi
Kalimantan Tengah.
2. Bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Kapuas Hulu dan
Serawak, Malaysia Timur.
3. Bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Sanggau dan dan
Kabupaten Sekadau.
4. Bagian timur berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah.
10 BPK RI : Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat.
http://pontianak.bpk.go.id/?page_id=533. Diunduh 30 Desember 2018. Pukul 22.43 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Gambar: 2.1. Peta Kabupaten Sintang
Sumber: https://infonusa.files.wordpress.com/2015/05/kabupaten-
sintang.jpg?w=840. Diunduh 2 Januari 2019. Pukul 22.53 WIB.
2. Kecamatan Serawai
Kecamatan Serawai merupakan salah satu kecamatan dengan ibu kota
Kabupaten Sintang. Kecamatan Serawai terletak diantara 00020’’ Lintang Selatan
sampai 00440’’ Lintang Selatan dan 1120200 Bujur Timur sampai 1120510’’ Bujur
Timur. Secara geografis Kecamatan Serawai berbatasan dengan beberapa wilayah
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kayan Hulu
Sebelah Selatan berbatasan dengan provinsi Kalimantan Tengah
Sebelah Timur berbatasan Kecamatan Ambalau
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Melawi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Luas wilayah Kecamatan Serawai adalah 2.135,5 Km2 atau 9,83 persen dari luas
wilayah Kabupaten Sintang11. Kecamatan Serawai merupakan kecamatan yang
terdiri dari 24 desa atau kelurahan yaitu Baras Nabu, Bedaha, Begori, Buntut
Ponte, Karya Jaya, Merako Jaya, Nanga Mentatai, Nanga Riyoi, Nanga Segulang,
Nanga Jelundung, Nanga Bihe, Nanga Tekungai, Nanga Serawai, Pagar Lebata,
Tahai Permai, Tanjung Raya, Tontang, Gurung Senghiang, Rantau Malam,
Mentajoi, Sawang Senghiang, Teluk Harapan, Tunas Harapan,dan Tanjung
Harapan12. Dari 24 desa atau kelurahan yang terdapat di Kecamatan Serawai Desa
Bedaha merupakan tempat permukiman masyarakat Kubitn.
11 BPS Kecamatan Serawai dalam Angka 2011.
12 www.nomor.net/_kodepos.php?_i=desa-kodepos&daerah=Kecamatan-Kab.-
Sintang&jobs=Sintang&urut=&asc=000010&sby=000000&no1=2&prov=Serawai+(Nan
ga+Serawai). Diunduh 20 Mei 2018. Jam 20.40 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Gambar: 2.2.
Peta Kecamatan Serawai
Sumber: Dokumentasi Pribadi, tanggal 4 April 2018.
3. Desa Bedaha
Bedaha merupakan sebuah desa dengan ibu kota kecamatannya
adalah Nanga Serawai, dan ibu kota kabupatennya adalah Sintang. Desa
Bedaha sendiri memiliki luas wilayahnya 1.739,64 Ha, dengan batas
wilayah adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan desa Tanjung Raya
Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Gurung Sengiang
Sebelah Barat berbatasan dengan desa Batu Ketebung
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Begori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Penduduk desa Bedaha merupakan masyarakat dengan mayoritas sukunya
adalah suku Kubitn, sementara mata pencaharian utama masyarakat adalah
berladang dan menyadap karet.
Gambar: 2.3. Peta Bedaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
B. Penduduk Kecamatan Serawai
Serawai merupakan ibu kota kecamatan yang memiliki 24 desa atau
kelurahan. Mayoritas penduduk di Kecamatan Serawai adalah orang-orang Dayak.
Orang Jawa, Flores dan Madura adalah penduduk pendatang yang datang ke
Kalimantan untuk mencari pekerjaan sampai akhirnya para pendatang ini menuju
Kecamatan Serawai untuk bekerja sebagai guru, buruh bangunan dan orang
Madura yang kebanyakan berjualan pakaian. Orang Jawa yang memanfaatkan
lahan yang luas untuk perkebunan sayur.
Selain orang Jawa, Flores dan Madura sebagai pendatang di ibu kota
kecamatan banyak orang-orang Tionghoa dan Melayu. Orang-orang Tionghoa
yang menguasai perdagangan dan orang Melayu yang mempunyai
perkampungannya sendiri disebut kampung melayu.
Seiring berkembangnya Kecamatan Serawai, maka pada tahun 2010
fasilitas pendidikan pun telah cukup memadai dengan tersedianya sarana
pendidikan sampai pada tingkat atas yaitu terdapat 25 SD Negeri, 7 SLTP yang
terdiri 4 SLTP Swasta dan 3 SLTP Negeri dan 2 SLTA Negeri13.
13 BPS Sintang dalam angka tahun 2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Tabel: 2.1.
Banyaknya Sekolah Menurut Tingkat Pendidikan
Di Kecamatan Serawai
No
Desa
Tingkat Pendidikan
TK SD SLTP SLTA
Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri
1 Baras Nabun
1
1
2 Nanga Jelundung
1
3 Nanga Riyoi
2
4 Buntut Ponte
1
5 Nanga Segulang
1
6 Nanga Mentatai
1
7 Nanga Serawai 2
5 2 1
2
8 Bedaha
1
9 Begori
2
10 Pagar Lebata
11 Tontang
1 1 1
12 Karya Jaya
1
13 Tanjung Raya
1
14 Tahai Permai
1
15 Merako Jaya
1 1
16 Sawang Senghiang
1
17 Tunas Harapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Tabel: 2.2. Lanjutan
18 Teluk Harapan
1
19 Gurung Senghiang
20 Tanjung Harapan
1
21 Rantau Malam
1
22 Mentajoi
1
23 Nanga Bihe
24 Nanga Tekungai
2010 2
25 4 3
2
2009 2
25 3 3
2
2008 2
25 3 3
2
Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sintang 2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah bangunan sekolah yang ada di
Kecamatan Serawai pada tahun 2010 sudah sangat mencukupi. Hampir disetiap
desa sudah memiliki sekolah dasar dengan jumlah penduduk 21.922 orang.
Perkembangan dan kemajuan yang memadai tidak hanya pada sarana
pendidikkan akan tetapi prasarana kesehatan juga tersedia. Dibangunnya sebuah
puskesmas di Kecamatan Serawai pada tahun 2008-2010 yang dibantu oleh tenaga
medis sebanyak 2 orang, perawat dan bidan 18 orang, serta adanya dokter umum
sebanyak 2 orang14.
C. Mata Pencaharian Masyarakat Bedaha
Wilayah Kecamatan Serawai yang memiliki 24 kelurahan atau Desa
menyebabkan mata pecaharian penduduknya beranekaragam seperti berladang,
menyadap karet, peternakan, perikanan, berdagang, dan tambang emas. Namun
mata pencaharian paling utama penduduk adalah bertani, akan tetapi pada tahun
1980-an masyarakat di Bedaha mulai mengenal adanya tanaman karet dan mata
pencaharian utama mereka bertambah yaitu menyadap karet. Sebagian besar
berdagang hanya dilakukan oleh kebanyakan penduduk yang berada di
kecamatan, sementara masyarakat yang berada di kampung hanya ada beberapa
orang saja yang berdagang. Penambangan Emas kebanyakan dilakukan oleh
masyarakat yang merasa bahwa mereka lebih mampu menghidupi keluarga hanya
dari hasil emas. Dalam penambangan emas mereka akan berkelompok mencari
14 BPS Sintang dalam angka tahun 2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dimana tanah yang bisa menghasilkan emas. Penambangan emas yang masih
ilegal membuat mereka juga harus mencarinya secara bersembunyi di hutan-hutan
belantara, akan tetapi jika mereka sudah tidak menghasilkan dari penambangan
emas maka mereka akan beralih pekerjaan seperti menyadap karet, kerja di
perusahaan sawit atau membudidaya ikan.
Mengandalkan sungai sebagai sarana transportasi seperti speed boat15 dan
kelotok16. Para pedagang yang berada di kecamatan biasanya akan berjualan
berbagai macam peralatan seperti peralatan rumah tangga, pakaian, sayur-sayuran
dan ikan serta kebutuhan pokok lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat di desa.
Para pedagang yang berjualan biasanya adalah orang-orang Jawa, Melayu dan
Madura yang bertransmigrasi, karena perdagangan yang ada di kecamatan
dikuasai oleh orang Cina, Jawa, Melayu dan Madura. Selain sebagai sarana
transportasi dan berdagang sungai juga digunakan oleh masyarakat untuk mencari
ikan.
Dalam bidang perternakan di Kecamatan Serawai masyarakatnya lebih
banyak memelihara ternak unggas seperti ayam ras, ayam buras dan babi. Ternak
hanya dilakukan oleh beberapa masyarakat yang sempat mengurus hewan
peliharaannya, sementara para petani yang bekerja seharian maka mereka hanya
berternak beberapa ekor ayam dan babi.
15 Speed boat adalah sarana transportasi jalur air. Biasanya speed boat ini mampu
menampung 8 sampai 9 orang penumpang.
16 Kelotok merupakan sarana transportasi jalur air, bentuknya seperti sampan.
Kelotok biasa disebut orang Kubitn motor air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Perdagangan merupakan sektor yang menunjang kegiatan perekonomian
di suatu daerah. Perdagangan tidak selalu berkaitan dengan pasar, akan tetapi
untuk mendapatkan penghasilan atau pekerja, masyarakat bisa menciptakan
lapangan pekerja sendiri atau membuka usaha sendiri seperti membuka rumah
makan, warung atau toko, yang bisa mendapatkan keuntungan bagi mereka.
Sarana perdagangan seperti warung dan toko banyak terdapat di kecamatan
sementara di setiap desa sangat jarang melihat warung tokoh yang berjualan.
Masyarakat di desa hanya membuat warung kecil-kecilan dan menjual beberapa
kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat setempat.
Perkebunan karet merupakan tempat mencari nafkah paling utama setelah
berladang. Setiap penduduk yang tinggal di desa mempunyai perkebunan karet,
dan untuk mencukupi kebutuhan keluarga masyarakat hanya bergantung hidup
dari hasil karet. Jika masyarakat yang tidak mempunyai perkebunan karet maka
akan bekerja di perkebunan milik orang lain dengan upah yang akan dibagi sama
rata dengan pemiliknya. Masyarakat yang bekerja sebagai petani karet biasanya
setelah selesai menyadap karet mereka akan mencari pekerjaan sampingan atau
bekerja diladang. Selain itu penduduk di Kecamatan Serawai juga ada yang
menanam kopi dan lada17. Kopi biasanya ditanam oleh masyarakat di perkebunan
agar setelah kopi bisa dipanen mereka bisa sekalian memetik kopi tersebut setelah
selesai menyadap karet. Sementara kebun lada biasanya akan ditanam masyarakat
berdekatan dengan kebun karet supaya mereka lebih enak memelihara kebun
ladanya. Walaupun penduduk banyak yang memiliki tanaman kopi diperkebunan
17 Ibid.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
karet namun masyarakat banyak yang tidak ingin memanen kopi, karena
masyarakat malas untuk mengolah kopi, dan belum ada pedagang yang ingin
membeli hasil dari panenan kopi. Kopi biasanya hanya diolah oleh mereka yang
rajin mengumpulkanya dan biasanya yang mengolah kopi tersebut adalah para
ibu-ibu dan nenek-nenek yang berpengalaman.
Berladang merupakan mata pencaharian masyarakat paling utama. Sistem
berladang masyarakat adalah ladang berpindah-pindah yang sudah ada sejak
zaman nenek moyang dahulu. Ladang merupakan lahan kering yang mulanya
dibakar agar tanah tersebut menjadi lebih subur setelah itu ditanam padi, ubi kayu,
ubi rambat dan berbagai jenis sayur-sayuran. Selain menanam sayur-sayuran ada
beberapa masyarakat yang menanam jenis kacang-kacangan seperti kacang tanah
dan kacang hijau, namun masyarakat yang menanam kacang sangat jarang ditemui
di Kecamatan Serawai. Sistem ladang yang selalu berpindah-pindah membuat
penduduk di kecamatan harus mencari lahan baru dan subur agar bisa ditanami
padi, jadi setiap tahunnya ladang masyarakat semakin jauh dari perkampungan.
Beberapa desa yang ada di Kecamatan Serawai selain memiliki ladang
masyarakat juga memiliki sawah. Sawah yang dimiliki masyarakat dikelola
sendiri dengan menggunakan alat-alat yang masih tradisional. Namun setelah
mendapat bantuan dari pemerintah penduduk desa yang memiliki sawah bisa
mengerjakan sawah dengan menggunakan alat yang lebih modern. Memiliki
sawah biasanya masyarakat akan menanam tanaman sayuran seperti kangkung,
genjer dan talas yang bisa dijadikan sayur-sayuran saat mereka bekerja disawah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
karena masyarakat di desa sangat jarang sekali membeli sayur-sayuran yang ada
di pasar kecamatan.
D. Ladang Berpindah
Ladang berpindah merupakan cara bertani yang dilakukan oleh masyarakat
Kubitn setiap tahunnya, cara bertani yang seperti ini sudah ada sejak zaman
nenek moyang mereka dahulu. Sehigga ketika mereka pindah dari Jelutung pada
tahun 1943 dan menuju desa Begori akhirnya pindah di Bedaha mereka masih
menerapkan ladang berpindang. Kehidupan bertani masyarakat Kubitn masih
bersifat nomaden, setiap tahunnnya masyarakat membongkar hutan untuk ladang
baru dan setiap tahunnya ladang perkebunan mereka semakin jauh dari kampung,
setelah beberapa tahun mungkin sepuluh tahun barulah mereka kembali ke bekas
ladang semula yang telah berhutan rimba, demikianlah cara mereka mengerjakan
ladang setiap tahun18. Maka pada tahun 1990-an masyarakat Kubitn mulai
mencari lahan baru untuk berladang yaitu di hutan rimba yang belum pernah
disentuh oleh masyarakat sekalipun, karena lahan yang ada disekitaran rumah
sudah ditanami dengan perkebunan karet. Ladang berpindah diolah mereka
dengan cara yang sederhana dan masih menggunakan tenaga mereka sendiri,
menggunakan peralatan sederhana seperti parang, beliung, kapak, dan tugal dari
kayu. Diladang mereka tidak hanya menanam padi tetapi menanam aneka ragam
tanaman yang bisa dikonsumsi, begitu seterusnya ketika masyarakat membuka
18 J. U. Lontaan. Sejarah- Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan- Barat.
Jakarta: Bumirestu, 1975. Hlm. 40.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
lahan baru maka mereka akan bercocok tanaman yang sama19. Akhirnya bekas
ladang dari hulu nanga Bedaha sampai Seguyang di jadikan gupung20. Setelah
menetap di nanga Bedaha, keluarga semakin bertambah menyebabkan mereka
harus pindah lagi ke Bedaha yang sampai pada saat ini.
Jumlah masyarakat yang semakin banyak membuat orang Kubitn di
Bedaha semakin kompak dalam hal gotong-royong melakukan pekerjaan. Mata
pencahariann utama masyarakat adalah berladang maka sistem gotong -royong
dan tolong menolong sudah menjadi sikap hidup masyarakat. Dalam proses
berladang di masyarakat Kubitn sebelum membuat ladang harus melewati
beberapa tahapan yaitu Nokap tanah, nebas, nebang, bakar ladang, nugal, mabau,
panen21
1. Nokap Tanah dilakukan selama tiga hari dan hanya dilakukan oleh orang
yang mempunyai ladang tersebut, setelah mendapatkan tanah yang cocok
untuk dijadikan ladang, maka akan dilakukan ritual adat dengan
menyembelih ayam sebagai sesajen, menyediakan telur ayam untuk
persyaratan agar ladangnya menghasilkan hasil panen yang baik dan
berlimpah.
19 Simon Takdir. Austronesia Dayaka: Tentang Kelompok Suku Saloka Dayaka
Borneo. Pontianak: Top Indonesia bekerja sama dengan PLN wilayah Kalbar, 2017. Hlm,
279.
20 Gupung adalah bekas ladang berpindah masyarakat yang luasnya lebih dari 50
meter. Tanah tersebut bisa dikatakan gupung jika ada tanaman seperti durian,
tengkawang, duku, langsat, rambutan dan sebagainya.
21 Wawancara dengan Nyata, tanggal 30 Maret 2018, di Bedaha, Kecamatan
Serawai, Kabupaten Sintang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2. Nebas adalah tahap kedua dalam pembukaan ladang, pada saat menebas
ini tidak dilakukan sendiri akan tetapi masyarakat akan secara gotong-
royong membantu dengan perori22. Sebelum menebas lahan maka salah
satu dari ketua adat akan memanggil roh-roh penjaga hutan tersebut
supaya mengijinkan membuka ladang dan menjaga supaya orang yang
nebas akan tetap aman pada saat bekerja.
3. Nebang merupakan langkah ketiga dalam pembukaan ladang. Dalam acara
menebang ini harus melakukan perori karena jika dilakukan sendiri maka
tidak akan mampu menyelesaikannya dalam waktu yang relatif singkat.
menebang adalah kegiatan menebang pohon yang besar-besar dan setelah
selesai ditebang maka akan dibiarkan sampai kayu tersebut kering.
4. Bakar ladang merupakan proses membakar rumput-rumput yang ditebas,
pohon-pohon besar yang ditebang dan sudah kering. Proses pembakaran
ladang harus meminta bantuan dari masyarakat, supaya jika api menjalar
keperkebunan milik orang lain bisa dipadamkan secara bersama-sama.
Jika api membakar perkebunan atau gupung milik orang lain maka akan
dikenakan hukum adat.
5. Nugal adalah tahap menanam benih padi setelah melewati tahapan maduk,
dalam acara menanam benih sebelum benih ditanam terlebih dahulu ketua
22 Perori merupakan kerja sama diladang dengan jumlah masyarakatnya lebih
dari lima orang, dalam peraturan perori setelah orang-orang membantu maka akan
dibalas dengan membantu orang lain bekerja diladang lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
adat akan melakukan ritual adat agar gana23 tanah tersebut menjaga ladang
dari serangan hama dan penyakit yang menyerang tanaman, minta agar
gana tanah memberikan hasil panen yang melimpah. Upacara memberi
sesajen selesai orang-orang akan bergotong royong menanam padi. Ada
salah satu kegiatan menanam padi pada masyarakat Kubitn yaitu ngorak24.
Tujuan dari ngorak adalah agar pekerjaan tersebut cepat selesai.
6. Mabau adalah kegiatan mencabut rumput liar yang bisa menggangu
pertumbuhan padi. kegiatan ini pun dilakukan secara bergotong royong .
kegiatan ini dilakukan sekitar 1,5 bulan setelah padi ditanam, tujuan dari
mabau adalah agar rumput tidak mengganggu padi dan tanaman lain
diladang. Akan tetapi jika ladang rimba aktivitas merumput sangat sedikit
bahkan terkadang tidak ada rumput25. Setelah selesai masa mabau selesai
padi akan tumbuh dengan baik akan beralih pada musim pulut ngena’k26
dan pada musim ini masyarakat Kubitn akan membuat emping serta
23 Gana merupakan hantu yang berkuasa atau penjaga hutan, jika membuka
ladang maka orang akan meminta ijin kepada penguasa tanah tersebut agar tidak marah
saat membongkar daerah kekuasaannya, dalam acara meminta ijin kepada gana harus
memberikan sesajen dengan menyembelih hewan kurban seperti ayam atau babi.
24 Ngorak merupakan kegiatan tolong yang dilakukan masyarakat pada saat
musim menanam padi dan musim panen. Orang yang ikut serta dalam ngorak biasanya
akan
berangkat pada malam hari dan saat mereka pergi sepanjang perjalanan akan menabuh
gong.
25 Edi Patebang. Hutan Darah dan Jiwa Dayak. Pontianak: Mitra Kasih, 1999.
Hlm.33.
26 Pulut ngena’k adalah masa pengambilan ketan untuk membuat emping.
Emping akan terbuat dari padi ketan yang masih setengah matang. Pada masa pulut
ngena’k masyarakat akan saling membantu menumbuk padi ketan dilesung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
merayakannya dengan membunyikan gong. Masyarakat bersyukur karena
pada masa pulut ngena’k ini mereka mengetahui seberapa banyak mereka
akan mendapat hasil panen.
7. Manyi, pada tahap ini merupakan tahap yang paling ditunggu oleh
masyarakat Kubitn. Manyi adalah proses memanen padi diladang. Pada
tahap panen padi ini dilakukan secara bergotong royong atau perori,
musim manyi ini biasanya lebih ramai karena para sanak keluarga dan
tetangga ikut serta bergotong royong untuk membantu agar panen cepat
selesai.
Ketika musim panen selesai maka masyarakat akan melakukan sebuah
upacara syukur atas panen yang melimpah. Acara tersebut adalah muat batu
kerangan27 dan semua masyarakat Kubitn akan berkumpul disatu tempat untuk
mengikuti ritual acara adat tersebut, setiap keluarga akan membawa benih hasil
panen mereka untuk diberkati oleh ketua adat. Ketika upacara ini berlangsung
semua akan berkumpul didalam satu ruang. Upacara muat batu kerangan ini
sangat meriah karena masyarakat akan menari beramai-ramai, semua gong akan
ditabuh, pada saat upacara masyarakat akan menyembelih babi atau ayam untuk
dikurbankan serta mengucap syukur kepada Tuhan karena telah memberikan hasil
panen yang begitu melimpah.
27 Muat batu kerangan merupakan upacara pengumpulan benih padi pada suatu
tempat untk diberkati oleh ketua adat, acara muat batu kerangan ini merupakan upacara
adat yang dilakukan setiap selesai panen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
E. Sejarah Suku Kubitn
Kubitn, Kubing, Kuhin dan Kuhing adalah nama suku yang terdapat di
kampung Jelutung, Kabupaten Melawi dengan jumlah penduduk 150 kepala
keluarga (KK). Kehidupan masyarakat Kubitn dari zaman nenek moyang sudah
mengenal sistem bercocok tanam dan ladang berpindah, maka mata pencaharian
orang Kubitn adalah berladang. Setiap tahunnya mereka harus mencari hutan
rimba untuk membuka ladang baru, akan tetapi tanah yang ada di Jelutung pada
saat itu sangat terbatas, semua tanah ditumbuhi oleh rumput ilalang yang sangat
subur, sehingga masyarakat tidak bisa bercocok tanam. Keadaan masyarakat
Kubitn saat itu sangat memprihatinkan, sehingga banyak orang Kubitn yang
dipindahkan dari Jelutung, mereka pindah ke Ela hilir, Menukung, Kenyuguk,
Kebebu, Mentatai dan Begori. Pindahnya 7 kepala keluarga (KK) orang Kubitn di
Begori hingga pada akhirnya mereka bisa menetap di Bedaha mempunyai sejarah
yang cukup panjang. Pada tahun 1942, 7 kepala keluarga (KK) orang Kubitn
dipindahkan dari Kampung Jelutung menuju Begori, mereka adalah Rajang, Dana,
Rangkai, Gonok, Kotoi, Mopap, dan Inau. Selama tinggal di Begori mereka
mengikuti tata cara dan kebudayaan orang Melahui. Setahun tinggal di Begori
tahun 1943 mereka dipindahkan lagi ke nanga Bedaha28, orang Begori
memberikan tanah Bedaha itu kepada 7 kepala keluarga (KK) orang Kubitn untuk
mereka bercocok tanam, kemudian mereka membuat rumah betang dengan
bangun yang masih sangat sederhana, atapnya masih menggunakan daun, lantai
28 Nanga Bedaha adalah tempat pertemuan dua buah sungai yaitu sungai Bedaha
dan sungai Melawi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
terbuat dari belahan bambu dan dinding terbuat dari kukul29. Mata pencaharian
utama masyarakat Kubitn adalah berladang, dan untuk memenuhi kebutuhan akan
makanan sehari-hari mereka akan berburu binatang dihutan atau menangkap ikan.
Saat 7 KK orang Kubitn ini tinggal di nanga Bedaha mereka mulai membuka
ladang baru dihulu nanga Bedaha sampai ditanah Bedaha, setelah itu mereka
meninggalkan bekas ladang yang lama dan membuka lahan baru yaitu di
Seguyang, saat itu mereka hanya mengolah tanah untuk bercocok tanam
disekitaran tanah Bedaha sampai Seguyang.
F. Sejarah Desa Bedaha
Nama Bedaha diambil dari nama sungai Bedaha karena orang Kubitn
tidak tahu harus memberi nama kampungnya, maka mereka mengambil dari nama
sungai Bedaha yang pernah dijadikan mereka sebagai pongkal30. Sungai Bedaha
sendiri mempunyai cerita yang dibawa oleh orang Kubitn. Menurut cerita
masyarakat Kubitn di Bedaha, bahwa sungainya sering dimasuki oleh ikan tapah.
Ikan tapah masuk sungai Bedaha juga mempunyai musim yaitu saat musim pukak
panduk31, musim sawi ladang berbunga dan musim malang padi atau sebelum
musim panen. Ketika ikan tapah masuk kedalam sungai Bedaha maka akan ada
29 Kukul merupakan kulit dari pohon kayu besar yang dikuliti. Kayu yang dikuliti
oleh orang Kubitn biasanya adalah pohon kapuak, karena kulit dari pohon kapuak ini
sangat kokoh dan tahan lama.
30 Pongkal adalah nama tempat pemandian 7 KK orang Kubitn yang pertama
pindah di nanga Bedaha. Pongkal biasanya terletak ditepian sungai.
31 Pukak panduk adalah sisa kayu atau pohon yang dibakar saat musim membakar
ladang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
tanda-tanda seperti bunyi gemuruh yang sangat kuat, petir, dan saat malam akan
banyak laron yang mengelilingi pelita32. Ketika sudah ada tanda-tanda tersebut
maka masyarakat akan menyiapkan perlengkapan untuk menangkap ikan tapah.
Masyarakat akan bergotong royong pergi ke sungai Bedaha, setelah ikan tapah
berhasil ditangkap maka akan dibagi untuk semua masyarakat Kubitn di Bedaha,
ikan tapah akan dibagi rata walaupun ada yang tidak ikut serta mencari ikan tapah
namun aturan adat nya harus membagi sama rata apa yang telah mereka peroleh,
ikan akan dibagi dari anak-anak sampai pada orang tua dan dalam proses
pembagian walaupun anak kecil berumur satu bulan sekalipun harus tetap dibagi.
Sebelum menjadi desa Bedaha, dulunya Bedaha masih masuk dalam
wilayah orang Melona, akan tetapi karena wilayah Melona sangat luas maka
Melona memisahkan diri dari bagian wilayah Bedaha. Bedaha juga sudah
mempunyai patok wilayah sendiri dan sudah ada bagiannya sendiri.
Mayoritas masyarakat Bedaha adalah orang Kubitn. Kubitn mempunyai
arti yaitu suara besar, jika berbicara sering menggunakan kata abon untuk
mengatakan tidak33. Orang Kubitn di Bedaha mempunyai kebudayaan yaitu
beduda betempa/belonduk34, yang berisi petuah dari orang-orang tua yang sudah
32 Pelita merupakan alat penerangan yang terbuat dari botol yang di dalamnya di
isi minyak tanah dan sumbunya dibuat agak panjang agar sumbu tersebut menyentuh
minyak tanah didalam botol. Sumbu pelita terbuat dari benang atau kain bekas.
33 Wawancara dengan Naon, tanggal 30 Maret 2018, di Cepuri, Kecamatan
Serawai, Kabupaten Sintang.
34Beduda belonduk/betempa merupakan syair nyanyian yang berisi tentang
petuah-petuah hidup dan pegalaman hidupan seseorang yang sudah merasakan bagaimana
susah senangnya dalam menjalankan kehidupan. Beduda belonduk/betempa ini biasanya
bisa didengar saat upacara pernikahan dan gawai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
berpengalaman, adat istiadat yang hampir mirip dengan orang Melahui dan U’ud
Danum. Sejarah Kubitn juga tidak bisa dilepaskan dari budaya mengumbung.
G. Sejarah Umbung dan Budaya Mengumbung
Sejarah orang Kubitn di Bedaha tidak bisa lepas dari budaya
mengumbung. Sebelum 7 kepala keluarga (KK) orang Kubitn tinggal di Bedaha
menurut cerita masyarakat setempat sudah pernah ada sebuah umbung35 dan itu
sudah ada sejak tahun 1941. Menurut cerita dari narasumber orang yang pertama
kali di umbung itu adalah Dara Wanti yang diumbung selama tujuh tahun36. Akan
tetapi orang tuanya tidak ingin mengeluarkannya dari dalam umbung sebelum
orang tuanya menemukan kain sedumang damak37, akan tetapi kain tersebut tidak
ditemukan. Hingga pada akhirnya Dara Wanti terkena kutukan rumah umbung
tersebut longsor ke sungai Melawi. Rumah umbung itu longsor dikarenakan
kedua orang tua Dara Wanti tidak bisa memenuhi persyaratan yang telah
dijanjikan, sampai akhirnya rumah umbung itu menjadi batu yang berbentuk
rumah. Persyaratan orang yang dikeluarkan dari umbung harus terpenuhi maka
orang tua tidak boleh menjanjikan apa yang tidak bisa dipenuhi, karena akan
35Umbung adalah sebuah rumah, didalam rumah tersebut dibuat satu kotak kecil
yang hanya bisa menampung 7-8 orang anak perempuan. Umbung biasanya dibuat dalam
dua bentuk yaitu umbung sengiang (rumah kecil) dan umbung tepak (bentuk kotak).
36 Wawancara dengan nenek Maria Magdalena Nyata, tanggal 30 Maret 2018, di
Bedaha, Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang.
37Sedumang damak adalah kain yang dikepalkan bisa menjangkau seluruh
kampung, dan kain tersebut jika disumpit (senjata tradisional Dayak) tidak akan tembus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
bersifat fatal38. Setelah terjadi kejadian tersebut beberapa tahun kemudian budaya
mengumbung dimulai lagi yaitu setelah orang Kubitn di Bedaha mulai bertambah.
Umbung dibuat oleh orang Kubitn guna untuk memberi pendidikan kepada anak-
anak perempuan orang Kubitn. Proses pembuatan rumah umbung dibuat dengan
menggunakan kayu pilihan yaitu harus menggunakan kayu pelaik, ketika
membuat umbung orang yang ikut serta dalam proses pengerjaan maka harus di
sirau39 supaya selalu selamat dalam bekerja. Saat proses pembuatan umbung
berlangsung laki-laki yang bekerja tidak boleh berbicara sembarangan, karena
akan berbahaya.
Persyaratan anak perempuan yang masuk umbung juga harus berusia
belasan tahun ketika anak tersebut sudah bisa melilitkan sarung dibadannya,
karena menurut masyarakat Kubitn jika seorang anak perempuan sudah bisa
melilitkan kain dibadannya maka anak tersebut sudah dewasa. Tahun pertama dan
kedua ketika umbung dibuka anak-anak yang masuk umbung mereka tidak boleh
dikeluarkan sebelum satu tahun. Tahun berikutnya peraturan umbung membatasi
anak perempuan yang masuk umbung boleh dikeluar jika sudah berada dalam
umbung selama tiga bulan.
38 Wawancara dengan nenek Maria Magdalena Nyata, tanggal 30 Maret 2018, di
Bedaha, Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang.
39 Sirau adalah sebuah gelang yang talinya terbuat dari kulit kapuak dan talinya
dihiasi sebuah manik-manik sebesar jari telunjuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Persyaratan lain dalam aturan anak yang di umbung adalah orang tua dari
anak tersebut harus mencari laki injam40 untuk menggedong anak tersebut masuk
kedalam umbung. Setelah anak tersebut mendapat laki injam maka akan mendapat
tugas juga yaitu harus mencari makanan dan mengantar makanan tersebut untuk
istri sementaranya yang berada dalam umbung, mengangakat air dari sungai
Melawi untuk istrinya mandi. Ketika anak perempuan akan diantar oleh laki injam
dan orang tua nya masuk kedalam umbung maka orang tua nya akan membuat
pesta besar-besaran, persyaratan pesta tersebut harus menyembelih hewan
peliharaan seperti sapi, kerbau atau babi dan menggunakan adat orang umbung.
Selesai pesta diselenggarakan maka anak perempuan tersebut sah masuk umbung,
berada dalam umbung kecil, hanya berisi delapan orang anak maka kegiatan
mereka setiap harinya hanya merawat tubuh dengan melulur badan menggunakan
beras yang ditumbuk sebelum mandi dan sebelum tidur. Setiap paginya anak-anak
umbung diwajibkan bangun pagi sebelum matahari terbit alasannya adalah ketika
mereka mandi agar tidak terkena sinar matahari begitu hal sebaliknya jika sore
mereka tidak boleh mandi, mereka harus mandi ketika hari sudah malam. Dalam
peraturan makanan anak-anak umbung juga tidak boleh makan sembarangan,
mereka hanya makan singkong, nasi putih, ikan seluang, tengadak, somah dan
ketupat, pantangannya tidak boleh makan daging babi, sapi, rusa. Apa bila
pantangan tersebut dilanggar maka akan bersifat fatal.
40 Laki injam adalah suami pinjaman yang dicari orang tua dari anak yang akan
masuk umbung. Laki injam tersebut boleh orang yang sudah menikah atau yang belum
menikah dan bersedia menjadi suami sementara anak tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Seberapa lamanya seorang anak masuk dalam umbung itu tergantung
kemampuan biaya dari orang tua, karena biaya mengeluarkan anak dari umbung
memerlukan biaya yang sangat mahal. Pengeluaran anak dari umbung harus
mengadakan pesta semeriah mungkin karena anak yang masuk dalam umbung itu
sangat spesial dimata masyarakat baik itu orang Kubitn maupun dari suku lain .
Acara pengeluaran seorang anak dari umbung harus menggunakan adat dari
umbung yaitu menyembelih hewan peliharaan seperti sapi, kerbau dan babi,
biasanya orang tua akan menyembelih hewan peliharaannya sebanyak mungkin
karena dalam acara pengeluaran seorang anak dari dalam umbung akan didatangi
oleh orang-orang dari kampung lainnya, bahkan domang41 juga akan datang
menyaksikan acara tersebut. Orang-orang yang datang sangat penasaran dengan
anak yang akan keluar dari umbung. Sebelum dikeluarkan dari dalam umbung
para ketua adat akan melakukan ritual adat terlebih dahulu seperti di topas dudas42
dengan adat orang Kubitn, setelah itu laki injam yang mengantarkan anak tersebut
pada saat masuk umbung akan menggendong istrinya untuk dibawa ke sungai
untuk dijala menurut adat dan sesudah dijala, rambut anak tersebut akan dipotong,
alasannya adalah agar membuang sial yang melekat pada badan. Selesai
melakukan acara ritual seorang anak akan sah dikeluarkan dari dalam umbung
orang-orang akan menyaksikan betapa cantik, putih dan bersihnya kulit anak
41Domang adalah Panggilan untuk prajurit pada masa penjajahan Jepang yang
bertugas didaerah yang ingin dikuasai. Akan tetapi sekarang domang menurut orang
Kubitn di Bedaha adalah seorang polisi, prajurit atau tentara.
42 Topas dudas merupakan adat orang Kubitn untuk membuang sial, atau
membuat seseorang menjadi lebih baik, biasanya orang yang melakukan topas dudas
adalah orang tua yang disebut penopas. Pada saat topas dudas dilakukan si penopas akan
membawa ayam kampung satu ekor dan daun khusus untuk topas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
tersebut. Dahulu anak yang keluar dari umbung dianggap masyarakat perempuan
yang paling cantik dan istimewa. Keluarnya seorang anak dari umbung maka
orang akan beramai-ramai datang kerumah untuk melamarnya termasuk domang
yang banyak menikahi perempuan umbung. Jika mereka tidak mau dipinang maka
mereka akan lebih memilih untuk membantu orang tua bekerja di ladang. Proses
mengumbung sudah melekat pada masyarakat Kubitn dimana hanya anak orang-
orang mampu yang bisa merasakan masuk umbung belajar hidup mandiri, penuh
dengan kemewahan. Akhirnya umbung ditutup pada tahun 1967. Alasan pertama
rumah umbung ditutup adalah pada tahun 1956 sudah berdirinya sebuah sekolah
di Begori, sehingga membuat anak-anak sudah bisa mendapatkan pendidikan yang
lebih layak dan perlahan-lahan rumah umbung sudah jarang ada anak perempuan
yang ingin masuk umbung, sehingga terpaksa pada tahun 1967 rumah umbung
ditutup. Alasan kedua adalah biaya untuk masuk dan keluar dari dalam umbung
biayanya lebih mahal dari biaya sekolah, maka orang tua lebih memilih anaknya
mendapatkan pendidikan disekolah dari pada di umbung.
H. Adat Istiadat Masyarakat Kubitn
Adat istiadat yang dianut masyarakat Kubitn adalah adat yang tidak
tertulis. Walaupun adatnya tidak tertulis namun masyarakat tetap mentaati apa
yang telah berlaku di desa tersebut. Adat istiadat yang berlaku di masyarakat jika
dilanggar maka akan mendapat hukum adat. Hukum adat adalah cetusan jiwa
bangsa itu sendiri dan telah menjadi alam kehidupan yang ia sendiri tidak dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
menentangnya43. Denda atau hukum adat yang diberikan kepada pelaku sesuai apa
yang ditetapkan oleh ketua adat atau orang tua setempat yang mengetahui tentang
peraturan dan hukum adat.
1. Adat pernikahan
Adat pernikahan masyarakat Kubitn adalah adat pernikahan yang tidak
tertulis. Sebelum masyarakat mengenal agama dalam adat pernikahan
tidak ada nikah gereja, masyarakat hanya mengenal adanya pernikahan
adat. Pernikahan masyarakat Kubitn tidak harus menikah dengan sesama
Kubitn, masyarakat bebas memilih dengan suku atau agama lain diluar
orang Kubitn. Sebelum pasangan sah menjadi suami istri, pihak laki-laki
terlebih dahulu meminang perempuan dan meminta ijin kepada kedua
orang tua dari pihak perempuan untuk bertanya tentang adat, setelah kedua
orang tua dari pihak perempuan setuju maka dari pihak laki-laki akan
membawa kedua orang tuanya datang betanyak bepintak44. Zaman dahulu
jika seorang anak ingin menikah maka semua diatur oleh orang tua, anak
harus mengikuti semua aturan yang telah ditentukan oleh kedua orang tua
atau anak tersebut masih terkungkung aturan kedua orang tua nya.
Sebaliknya sekarang anak-anak diberi kebebasan oleh orang tuannya, tidak
terikat oleh aturan, jika antara laki-laki dan perempuan sudah merasa
43 J. U. Lontaan. Sejarah-Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat.
Jakarta: Bumirestu, 1975. Hlm. 280.
44 Betanyak bepintak adalah upacara lamaran dimana keluarga laki-laki datang
kerumah perempuan untuk melamar calon istri. Dalam upacara lamaran ini keluarga dari
laki-laki akan memberikan seserahan seperti piring yang diisi dengan beras dan satu
sarung sebagai persyaratan adat, setelah lamaran diterima maka kedua belah pihak akan
membicarakan tentang adat pernikahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
cocok maka orang tua akan menyetujui pernikahan tersebut. Adat
pernikahan dulu hanya dibayar menggunakan uang satu ringgit jika tidak
memiliki ringgit bisa diganti menggunakan padi, satu ringgit sama dengan
100 kula’k45 padi. Semua adat dibayar dengan padi, ketawa’k atau gong,
tempayan, sapi akan tetapi sapi hanya diterima dengan ulun 4. Pada tahun
1942-an masyarakat Kubitn belum mengenal alat pembayaran
menggunakan uang, mereka masih membayar adat menggunakan padi,
sapi, kerbau, gong atau tempayan. Seiring adannya rumah umbung yang
setiap satu tahun sekali atau tiga bulan sekali mengadakan pesta
pengeluaran seorang anak perempuan dari umbung maka masyarakat
Kubitn mengenal alat pembayaran berupa uang ringgit, gulden dan rupiah.
Jika membayar adat menggunakan ringgit maka akan dibayar satu ringgit.
Alat pembayaran menggunakan rupiah saat upacara adat makan asam46
dan laki-laki akan membayar satu rupiah.
Sekarang dalam upacara betanyak laki-laki akan membawa piring
dengan uang 100 ribu sebelum masyarakat Kubitn mengenal uang maka
uang tesebut akan diganti dengan padi dan jika dibayar menggunakan padi
maka akan menyerahkan padi sebanyak 1000 kula’k membawa kain, baju
satu lembar, handuk, lancung dabai atau emas sebagai pengikat kain,
ketawa’k atau gong harus keliling 5 semuanya itu wajib untuk batu tanyak.
45 Kula’k merupakan alat takaran padi atau beras. Kula’k terbuat dari kayu ulin
atau kayu yang sangat kuat, supaya bisa bertahan lama.
46 Makan asam merupakan acara tujuh bulanan pada masyarakat Kubitn, pada
saat upacara makan asam laki-laki akan membayar adat kepada sang istri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Keluarga laki-laki juga harus membawa babi untuk disembelih pada saat
acara lamaran. Selesai acara lamaran maka pada malam harinya ketua adat
akan membicarakan adat dengan mengambil piring putih, bilang ricit47
mulai dari adat petoguh48 sampai adat pesalin dan semuanya itu dikenakan
adat ulun 649 selanjutnya dengan batang adat ulun 850. Jika anak bungsu
yang menikah maka diluar adat ulun 8 pihak laki-laki akan membayar adat
seperti: pengantung tali tanggui51 ulun 1, penyarau pinang sekayuk52 ulun
1, dan pengantung tali rambai53 ulun 1 ditambah dengan adat petoguh dan
adat pesalin ulun 6, ditambah batang adat ulun 8.
2. Adat Mati Beranak
47 Bilang ricit adalah proses penghitungan adat yang dilakukan oleh tetua adat
dihadapan keluarga kedua mempelai.
48Petoguh merupakan bahasa yang digunakan masyarakat Kubitn untuk
memperkuat adat. 49 Ulun merupakan denda adat yang harus dibayar oleh seseorang, baik itu dalam
upacara adat maupun kesalahan lainnya. Ulun 6 merupakan banyaknya denda adat yang
harus dibayar. Sekarang satu ulun sama dengan lima ratus ribu. Jika seseorang didenda
adat ulun 6, maka harus membayar ulun 6 x RP.500.000= Rp. 3.000.000.
50Batang adat merupakan adat utama. Batang adat ulun 8 adalah adat utama
dengan ulun 8.
51 Pengantung tali tanggui merupakan adat tempat penggantungan caping.
Caping dahulunya sering dipakai oleh perempuan Kubitn untuk pergi keladang atau ke
sungai saat mandi.
52 Penyirau pinang sekayuk artinya tempat untuk mengikat satu pohon pinang,
akan tetapi didalam adat orang Kubitn merupakan adat yang diberikan oleh pihak laki-
laki kepada saudara istri yang paling tua.
53Pengantung tali rambai merupakan adat untuk anak yang bungsu untuk
menggantikan air susu, dan adat ini diberikan oleh suami kepada istrinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Setelah laki-laki dan perempuan sudah sah menjadi pasangan
suami istri dan sedang mengandung, ketika kandungan sudah berusia tujuh
bulan harus megadakan upacara makan asam. Upacara makan asam ini
tidak boleh dilanggar karena jika tidak melakukan upacara makan asam
maka menurut kepercayaan masyarakat Kubitn anak yang dikandung akan
cacat atau meninggal begitu sebaliknya dengan ibu yang sedang
mengandung juga akan mengalami petaka yang buruk. Upacara makan
asam hanya dilakukan ketika seorang ibu mengandung anak pertama.
Mati salah atau beranak adalah istri meninggal ketika sedang
melahirkan. Penyebab istri meninggal biasanya banyak pantangan yang
dilanggar ketika sedang mengandung atau tidak mengadakan upacara
makan asam ketika kandungan sudah berusia tujuh bulan. Saat istri
melahirkan dan meninggal maka sang suami akan dikena adat. Adat mati
salah atau mati beranak adalah dua kali lipat dari adat pernikahan, karena
adat kematian lebih besar dari pernikahan, harus membayar pati manusia.
Di adat pernikahan ulun 8 maka adat mati salah adalah ulun 64 dan adat
pati ulun 2054. Tidak hanya membayar adat 64 ulun, sang suami juga harus
membayar adat yang berupa benda berharga seperti gong, tempayan, dan
sapi. Saat upacara pemakaman sang suami mengurus dan membiayai
pemakaman maka berapa jumlah biaya yang dikeluarkan akan dipotong
dengan adat.
54 Pati merupakan jiwa raga manusia. Pati ulun 20 merupakan adat yang
didendakan untuk membayar jiwa raga manusia dan akan dikenakan ulun 20. Denda adat
pati biasanya jika seseorang membunuh orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3. Adat Perceraian
Perceraian antara kedua suami istri baik itu perceraian yang
dikehendaki maupun tidak dikehendaki, terlebih dahulu suami istri harus
membicarakannya secara baik-baik kepada kedua orang agar orang tua
mengetahui apa permasalahan yang terjadi dalam rumah tangga. Setelah
orang tua mengetahui permasalahannya, hal pertama yang dilakukan oleh
orang tua adalah menasehati, jika suami istri tersebut masih tetap ingin
bercerai juga maka tindakan selanjutnya adalah diserahkan kepada
pengurus adat untuk menindak lanjut permasalahannya. Setelah suami istri
dan keluarga bertemu dengan pengurus adat maka terlebih dahulu mencari
permasalahannya. Jika suami muang55 istri dengan alasan yang tidak jelas
atau suami muang istri karena suami selingkuh atau ingin menikah lagi
maka suami akan dikenakan adat pemuang. Jika pada saat nikah suami
belum membayar adat maka sebelum bercerai harus membayar adat
pernikahan ditambah dengan pemuang ulun 8. Apa bila istri menceraikan
suami maka istri akan dikenakan adat dan membayar adat kepada suami,
namun pada saat nikah suami belum melunasi adat maka istri akan muang
suami dengan membayar menggunakan adat yang belum dibayar.
Pembayaran adat pada saat nikah jarang sekali dibayar sampai lunas
karena adat yang begitu mahal maka suami akan membayar adatnya pada
setelah hidup bersama atau setelah menikah, tetapi bila sudah menikah
maka adat tersebut tidak akan dibayar suami.
55 Muang adalah suami menceraikan istri atau istri menceraikan suami .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB III
KEBUDAYAAN SUKU KUBITN
A. Definisi Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddayah, bentuk
jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Jadi budaya adalah daya dari budi
yang berupa cipta, karsa dan rasa sementara kebudayaan itu sendiri merupakan
hasil dari cipta, karsa dan rasa56.
Pengertian kebudayaan sendiri memiliki banyak pengertian dari para ahli
misalnya Edwar B. Tylor mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan
kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, moral, adat,
dan berbagai kemampuan serta kebiasaan yang di peroleh manusia sebagai
anggota masyarakat57. Sementara Cliffort Geertz mendefinisikan kebudayaan
sebagai suatu sistem simbol dari makna-makna yang diturun alihkan secara
historis dengannya manusia menyampaikan, melestarikan, dan mengembangkan
pengetahuan 58.
56 Koentjaraningrat. Pengantar Antropologi. Jakarta: P. D. Akasara, 1969. Hlm.
76.
57 Hari Poerwanto. Kebudayaan dan Lingkungan Dalam Perspektif Antropologi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000. Hlm. 52.
58 Sugeng Pujileksono. Pengantar Antropologi: Memahami Realitas Sosial
Budaya. Malang: Intrans Publishing, 2016. Hlm. 25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Jadi kebudayaan adalah sesuatu yang diperoleh masyarakat dengan
anggota kelompoknya dalam kehidupan bermasyarakat seperti ilmu pengetahuan,
kesenian, teknologi, sistem kekerabatan, bahasa, adat istiadat dan religi.
Semuanya itu diperoleh masyarakat dengan kerja sama yang begitu kompleks
supaya terciptanya suatu kehidupan masyarakat dengan adanya kebudayaan.
Setelah kebudayaan tersebut mereka peroleh, masyarakat akan mewujudkannya
dalam kehidupan, menyampaikannya dan mengembangkan pengetahuan yang
mereka miliki serta mewarisi simbol-simbol dan makna kebudayaan secara turun
menurun. Setelah kebudayaan tersebut sudah diwarisi, bagaimana masyarakat
selanjutnya berusaha untuk melestarikan dan menjaga kebudayaan yang sudah
diwarisi secara turun temurun tidak akan tergeser oleh perkembangan zaman yang
semakin modern.
Ketujuh unsur kebudayaan yang ada di dalam masyarakat Kubitn adalah
sebagai berikut:
1. Bahasa
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dengan orang lain dengan
adanya bahasa bisa mempermudah seseorang atau orang lain untuk berkomunikasi
dengan manusia lainnya yang berbeda bahasa. Selain mempermudah untuk
berkomunikasi dengan orang lain bahasa juga bisa mempermudah dalam
menyampaikan informasi yang dibutuhkan, bahasa juga digunakan seseorang
untuk menyampaikan ide, gagasan, konsep atau perasaan kepada orang lain59.
59 Josep Jaro R, et al. “Uji Akurasi Penerjemah Bahasa Indonesia- Dayak Taman
dengan Penandaan Kata Dasar dan Imbuhan”. Dalam Jurnal Edukasi dan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Bahasa bisa membantu manusia dalam memahami simbol khususya simbol
verbal dalam pemikiran dan berkomunikasi, dan diantara semua bentuk simbol
bahasa merupakan simbol yang paling rumit, halus, dan berkembang60. Indonesia
memiliki berbagai macam bahasa misalnya bahasa Kubitn, Manyaan, Jawa,
Melayu, Bugis, Minangkabau, Sunda, dan Madura. Walaupun Indonesia memiliki
berbagai macam bahasa namun Indonesia memiliki satu bahasa pemersatu yaitu
bahasa Indonesia, yang mempermudah orang untuk berkomunikasi.
Kalimantan Barat merupakan suatu pulau yang ada di Indonesia, yang
dihuni oleh masyarakat mayoritas suku Dayak dengan beraneka ragam bahasa.
Setiap suku atau daerah memiliki bahasa yang berbeda namun walaupun setiap
berbeda bahasa, ada beberapa kosa kata bahasa yang sama. Apa bila antara daerah
satu dengan yang lainnya tidak saling mengerti bahasa masing-masing maka
mereka akan menggunakan bahasa Melayu.
Orang Kubitn di Bedaha memiliki satu bahasa induk yaitu bahasa Uud
Danum. Bahasa Uud Danum merupakan bahasa induk karena merupakan suku
pertama yang mendiami wilayah tersebut dan Kubitn merupakan suku yang
berada dibawahnya. Dalam konteks keseharian mereka memiliki bahasa sendiri
yaitu bahasa Kubitn. Bahasa Uud Danum digunakan ketika mereka bertemu
dengan suku Uud Danum. Anak-anak yang lahir di Desa Bedaha harus bisa
bahasa Kubitn, mereka hanya menggunakan bahasa melayu saat bertemu dengan
Informatika. http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jepin/article/view/16520. Diunduh Jumat
2018. Pukul 23.50 WIB.
60 Ibid., hlm. 156.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
teman-teman yang berbeda bahasa. Bahasa Kubitn digunakan mereka saat
berbicara dengan sesama dan orang tua. Bahasa Kubitn sepintas bahasanya
hampir mirip dengan bahasa Limbai61. Bahasa Kubitn sering menggunakan kata
abon untuk mengatakan tidak.
Masyarakat Kubitn di Bedaha jika bertemu dengan orang Dohoi ataupun
Cihie mereka akan menggunakan bahasa Dohoi dan Cihie62. Walaupun bahasa
Kubitn dengan bahasa Limbai hampir sama, namun dalam pengucapan bahasa
Kubitn lebih jelas dan kedengaran agak kasar. Dalam bahasa Kubitn dikenal
dengan istilah bahasa halus dan bahasa kasar. Bahasa halus digunakan oleh orang
yang lebih muda atau anak-anak dalam bertutur kata kepada orang yang lebih tua,
misalnya kata duan hanya boleh digunakan untuk memanggil atau sapaan kepada
orang yang lebih tua, nyogak atau makan digunakan untuk menawarkan makan
kepada orang yang lebih tua. Sementara bahasa kasar digunakan untuk sepantaran
atau teman pergaulan, misalnya ikau atau kau. Jika memanggil orang yang lebih
tua dengan panggilan kau, maka akan langsung ditegur karena orang itu dianggap
tidak sopan. Orang tua harus mengajarkan anak-anaknya mulai dari sejak kecil
supaya ketika seorang anak terbiasa menggunakan bahasa yang lebih sopan.
61 Walaupun bahasanya hampir mirip dengan bahasa Limbai namun diantara
kedua bahasa tersebut memiliki dialek yang berbeda. Penggunaan bahasa Kubitn lebih
tegas dan kasar sementara bahasa Limbai mempunyai dialek bahasa yang lembut dan jika
mereka berbicara setiap kata yang dikeluarkan selalu diayun. Misalnya bahasa Kubitn
mengatakan “bunsik” untuk menyatakan tidak ada, bahasa Limbai akan mengatakan
“bonšek”. Walaupun terdapat perbedaan dialek antara “u” “i” dan “o” “e” namun
memiliki arti yang sama.
62 Surjani Aloy, et al. Mozaik Dayak Keberagaman Subsuku dan Bahasa Dayak
di Kalimantan Barat. Pontianak: Institut Dayakologi, 2008. Hlm. 214.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
2. Sistem Kepercayaan
Jauh sebelum agama ada, Indonesia sudah memiliki religi atau
kepercayaan asli yaitu animisme dan dinamisme63. Mereka menyadari akan
adanya kekuatan lain diluar kemampuan mereka, alam di sekitar yang mempunyai
kekuatannya masing-masing. Kepercayaan masyarakat berhubungan erat dengan
lingkungan sekitarnya seperti hewan, tumbuh-tumbuhan, air, bumi, dan udara64.
Masyarakat Kubitn menganut kepercayaan animisme yaitu masyarakat
percaya bahwa roh-roh nenek moyang yang telah mendahului mereka masih ada
dan hidup disekitar mereka. Kepercayaan masyarakat bahwa setiap hutan, sungai
dan pohon yang besar merupakan tempat tinggal roh nenek moyang, oleh sebab
itu masyarakat percaya bahwa roh-roh tersebut akan menjaga dan melindungi
mereka jika masyarakat bisa menjaga dan melindungi alam sekitar, sebaliknya
roh-roh tersebut akan menggangu dan memberi kesialan jika masyarakat merusak
dan tidak menghormati alam sekitarnya65.
Selain menganut kepercayaan animisme masyarakat Kubitn juga
menganut kepercayaan dinamisme, masyarakat percaya bahwa semua benda yang
63 Animisme adalah kepercayaan terhadap roh nenek moyang baik yang berada di
darat, laut, sungai dan gunung mempunyai kekuatan masing-masing. Dinamisme adalah
kepercayaan yang menyakini bahwa semua benda-benda baik yang hidup maupun mati
mempunyai daya dan kekuatan gaib.
64 Femeir Liadi.“Penelusuran Kepercayaan Suku Dohoi (Anak Suku Ot Danum)
di Tumbang Samba Kabupaten Katingan Kalimantan Tengah”. Dalam Palita: journal of
social religion research.
http://ejournal.iainpalopo.ac.id/index.php/palita/article/view/114. Diunduh 11 Juni 2018.
Pukul 23.05 WIB.
65 Wawancara dengan Mambang, tanggal 24 Maret 2018, di Laman Gunung,
Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
berada disekitar memiliki kekuat gaib, oleh sebab itu masyarakat harus bisa
menjaga dan menghormati semua benda, baik benda hidup maupun benda mati.
Masyarakat percaya bahwa sebuah batu yang dimiliki oleh seorang dukun mampu
menyembuhkan berbagai penyakit66.
Masyarakat masih percaya dengan cerita mitos yang terjadi dialam
semesta yang mereka tempati. Mitos bukanlah sekedar cerita, tetapi melalui mitos
yang hidup didalam masyarakat di Kalimantan dapat diungkap rahasia yang
mendasari dan melatarbelakangi sikap serta perilaku masyarakat, keberadaan
mitos diyakini kebenarannya, dianggap suci, mengandung hal-hal ajaib67. Percaya
jika pohon besar memiliki penghuni seperti kayu ara68 dimana sampai saat ini
masih diyakini oleh masyarakat masih memiliki penghuni. Kayu ara ini biasanya
tumbuh di hutan belantara, ditepian sungai, jika ingin menebang kayu ara maka
mereka harus melakukan upacara terlebih dahulu agar tidak ada bencana yang
akan menimpa anggota keluarga. Biasanya mereka tidak akan pernah melanggar
apa yang telah dilarang. Semua tempat yang dianggap sakral tidak akan pernah
diganggu gugat oleh masyarakat, jika mereka melanggar maka akan mendapat
petaka. Kepercayaan atau keyakinan itu direpresentasikan lewat sikap dan tingkah
66Ibid.
67 Ibid.
68 Kayu ara (Ficus Annulata sp) merupakan tumbuhan sejenis pohon beringin
jika pohonnya sudah terlalu tua akarnya akan meliliti pohonnya sendiri, daun agak kecil
dan berbuah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
laku manusia baik dari sesuatu yang maha dasyat dan maha besar yang bisa
mengubah sikap, mengubah hidup serta kematian69.
Setelah adanya penyebaran agama Katolik dan masuk di kecamatan
Serawai pada tahun 1950 perlahan-lahan agama Katolik mulai menyebarkan misi
di kampung-kampung salah satunya desa Bedaha, sehingga masyarakat Kubitn
mulai mengenal agama. Saat masyarakat mengenal agama mereka juga tidak
meninggalkan kepercayaan yang sudah melekat pada diri mereka, masyarakat
percaya dengan adanya agama dan Tuhan yang selalu menyelamatkan.
Masyarakat percaya bahwa segala sesuatu sudah rencanakan Tuhan Yang Maha
Kuasa. Diluar kemampuan mereka bukan roh jahat yang mengatur akan tetapi
mereka percaya bahwa Tuhan yang sudah mengaturnya. Meskipun masyarakat
sudah mempunyai agama, mereka masih tetap percaya bahwa roh leluhur masih
tetap ada dan selalu ada disekitar mereka. Misalnya orang yang meninggal setelah
dikuburkan menurut kepercayaan masyarakat bahwa arwah tersebut selama tujuh
hari masih tinggal dirumah, namun setelah tujuh hari arwah tersebut akan
mengetahui bahwa sudah meninggal.
3. Sistem Kekerabatan
Kekerabatan adalah lembaga yang bersifat umum dalam masyarakat dan
memainkan peranan penting pada aturan tingkah laku hubungan sosial. Unsur-
69 Ibid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
unsurnya ialah keturunan, perkawinan, hak, dan kewajiban serta istilah-istilah
kekerabatan70.
Masyarakat Dayak adalah masyarakat bebas struktur atau egaliter yang
menganut sistem kekerabatan bilateral. Kekerabatan bilateral adalah garis
keturunan yang tidak membedakan antara garis keturunan baik dari piha ibu
maupun pihak ayah. Anak perempuan maupun anak laki-laki akan mendapat
perhatian dan perlakuan yang sama baik dari orang tua maupun dari kerabat ayah
dan kerabat ibu71.
Dalam masyarakat Kubitn juga menganut sistem kekerabatan bilateral
masyarakat juga menganggap antara laki-laki dan perempuan itu sama. Perbedaan
antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat Kubitn terlihat dalam
pembagian waris misalnya dalam pembagian perkebunan atau tanah anak
perempuan akan mendapatkan hak waris sedikit lebih banyak dari anak laki-laki,
jika anak perempuan tersebut tinggal dengan orang tuanya. Begitu hal sebaliknya
jika anak laki-laki yang tinggal di rumah orang tuanya akan mendapat warisan
lebih banyak. Pembagian warisan ada yang mendapatkan sedikit lebih banyak
dengan alasan bahwa akan menghidupi kedua orang tuanya. Dalam sistem bekerja
masyarakat Kubitn tidak akan membedakan antara laki-laki dan perempuan
mereka akan saling membantu misalnya dalam proses pembuatan ladang yang
70 S. Budhisantoso. Sistem Kekerabatan dan Pola Pewarisan. Jakarta: Pustaka
Grafika Kita, 1988. Hlm. 21.
71 Wilis Maryanto. Pola Penguasaan dan Kepemilikan Tanah dalam Pesekutuan
Hukum Masyarakat Dayak Kanayatn di Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak.
Pontianak: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional, 2002. Hlm. 26.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
pada saat para laki-laki menebang kayu maka perempuan juga ikut membantu
menebang kayu, dalam pekerjaan mencabut rumput diladang maka laki-laki juga
ikut mencabut rumput. Pekerjaan didalam rumah apa bila memasak adalah
pekerjaan istri sebagai ibu rumah tangga, lain halnya dengan masyarakat Kubitn
suami juga boleh memasak bahkan terkadang gantian memasak antara suami dan
istri, jika suami memasak maka istri akan membersihkan rumah. Menurut
masyarakat Kubit antara laki-laki dan perempuan itu sama tidak ada perbedaan,
mereka harus saling membantu sama lain untuk meriangankan suatu pekerjaan.
Apa bila pekerjaan laki-laki sangat berat perempuan biasanya akan segera
membantu, seberat apapun pekerjaan tetap dibantu agar pekerjaan menjadi lebih
ringan dan cepat selesai72.
Pada sistem pernikahan dalam masyarakat Kubitn tidak boleh menikah
dengan sesama yang masih ada hubungan pertalian darah. Jika antara lawan jenis
yang ingin menikah dengan sesama anggota keluarga yang masih ada hubungan
pertalian darah maka akan dikenakan ulun yang berlaku dalam masyarakat.
Pernikahan boleh dilakukan jika garis keturunan sudah sangat jauh maka boleh
dilakukan, karena hubungan pertalian darah juga sudah tidak setebal hubungan
darah pada keturunan pertama sampai keempat, bahkan dimasyarakat Kubitn
biasanya orang tua akan lebih senang jika mendapat menantu dari keturunan yang
masih ada pertalian darah, maksudnya agar kekeluargaan mereka terjalin lebih
erat lagi.
72 Wawancara dengan Mambang, tanggal 24 Maret 2018, di Laman Gunung,
Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Istilah Sapaan Kekerabatan dalam Masyarakat Kubitn:
1. Moyang jelaki, betinak : Moyang laki-laki, perempuan
2. Umboh jelaki, betinak : istilah sapaan kepada orang tua dari kakek, nenek
3. Ai dan Nena’k : kakek dan nenek
4. Apak dan umak : bapak dan ibu
5. Umak uwa dan pak uwa : Sapaan kepada bibi yang lebih tua
6. Umak Ongah : Panggilan untuk bibi nomor dua
7. Umak Usu : Panggilan untuk bibi yang paling bungsu
8. Inik Usu : panggilan untuk nenek atau kakek yang paling bungsu
9. Ucuk : cucu laki-laki atau perempuan
10. Nakan : Panggilan untuk keponakan laki-laki atau perempuan
4. Peralatan dan Teknologi
Peralatan dan teknologi ada karena kemampuan dan akal dari manusia
untuk menciptakan dan memproduksi suatu produk untuk mempertahankan
kelangsungan hidup. Sebelum mengenal peralatan dan teknologi yang canggih
para leluhur suku Kubitn masih menggunakan peralatan sederhana untuk
menunjang pekerjaan mereka. Peralatan sederhana yang mereka miliki masih
terbuat dari batu yang diasah sedemikin rupa supaya menjadi tajam seperti
beliung.
Beliung digunakan masyarakat untuk menebang pohon besar saat
berladang atau memotong dahan kayu untuk dijadikan kayu bakar. Parang dan
beliung merupakan peralatan pertanian yang dimiliki masyarakat. Cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
masyarakat mengolah alam masih sangat sederhana, mereka tidak akan merusak
hutan walaupun ladang berpindah dengan sistem tebang dan bakar, namun setelah
itu mereka akan merawat bekas ladangnya dengan baik supaya bisa dijadikan
perkebunan. Bekas ladang biasanya akan dibersihkan lagi untuk dijadikan barat73
untuk menanam berbagai jenis sayur-sayuran, demikianlah masyarakat Kubitn
mengolah bekas ladang, segala jenis sayuran bisa mereka dapatkan dari alam yang
menyediakan berbagai macam sayur-sayuran. Untuk memperoleh binatang hasil
buruan hewan didarat maupun diair mereka mempunyai peralatan berburu seperti
sumpit, pukat, panjuk, tekalak, seropang, jala, dan lunju74. Alat-alat tersebut
merupakan peralatan yang digunakan atau dibawa saat mereka berburu didarat
maupun di air.
Selain peralatan penunjang pertanian dan berburu dalam hal peralatan
dirumah mereka juga masih menggunakan peralatan yang masih sangat sederhana,
akan tetapi mereka sudah mengenal periuk dan wajan untuk memasak, mereka
masak menggunakan tungku yang terbuat dari batu, tungku akan didirikan
sebanyak tiga buah agar bisa menahan beban saat masak. Masyarakat belum
mengenal ember sebagai wadah penyimpanan air, mereka hanya menggunakan
labuk75 sebagai wadah air minum dan air memasak, sendok nasi dan sayur
73 Barat merupakan ladang yang khusus untuk menanam jenis sayur-sayuran dan
jagung.
74 Lunju merupakan peralataan berburu berupa tombak.
75 Labuk merupakan jenis tumbuhan berbuah yang ada di masyarakat Kubit dan
bisa dijadikan sayur saat masih kecil setelah buahnya sudah menjadi tua bisa sebagai
wadah air dan sebagai wadah tempat menyimpan jenis bibit sayur-sayuran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
menggunakan catu76. Disetiap rumah akan menyediakan tempat untuk
mengawetkan daging atau ikan yang disebut parak77. Daging dan ikan yang masih
segar akan di salai78 dalam parak, proses penyalaian hanya menggunakann asap
dari api saat memasak. Kegunaan parak selain sebagai tempat untuk
mengawetkan daging dan ikan, juga bisa sebagai tempat menyimpan kayu bakar
yang masih basah agar bisa digunakan.
Masyarakat Kubitn mempunyai teknologi yang masih terbuat dari
peralatan yang masih sederhana yaitu sampan. Sampan merupakan transportasi
yang digunakan masyarakat untuk melewati jalur perairan, sementara di darat
masyarakat akan berjalan kaki. Sampan digunakan masyarakat untuk pergi ke
ladang yang melewati sungai melawi, kebun atau pergi kekampung lainnya.
Tenaga penggerak sampan adalah manusia dengan mengayuhkan dayung supaya
sampan berjalan sesuai arah yang dituju. Setelah mengenal sampan sebagai alat
transportasi air, tahap selanjutnya mereka mengenal alat transportasi yang
menggunakan tenaga mesin sebagai tenaga penggerak yaitu motor air atau
kelotok, longboat, tempel dan speed boat.
Seiring perkembangan yang semakin canggih masyarakat Kubitn mulai
mengenal peralatan berburu binatang di darat maupun di air seperti lunju, sumpit,
76 Catu merupakan sendok yang terbuat dari batok kelapa dan diukir sedemikian
rupa agar lebih halus.
77 Parak merupakan sebuah tempat yang dibuat diatas perapian atau tungku
tempat memasak. Parak biasanya terbuat dari kayu yang tahan dan biasanya juga terbuat
dari bambu yang dibelah. Jika parak yang terbuat dari bambu yang dibelah maka hanya
untuk menyimpan daging dan ikan.
78 Salai merupakan proses pengasapan daging atau ikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
seropang, panjuk, peralatan pemancingan, bubu, jala, dan lain-lainnya. Peralatan
berladang yang semula masyarakat masih menggunakan alat-alat tradisional
sekarang masyarakat sudah mengenal alat-alat seperti parang yang digunakan oleh
masyarakat untuk memotong kayu, ranting serta dahan pohon pada saat berladang,
selain digunakan sebagai peralatan berladang parang juga mempunyai fungsi lain
yaitu untuk membunuh binatang buruan atau binatang buas, sebagai alat untuk
memotong kayu sebagai kayu bakar, dan lain sebagainya. Kapak yang digunakan
oleh masyarakat sebagai alat untuk memotong kayu yang berukuran besar. Pacul,
cangkul dan arit sebagai peralatan dalam proses membuat ladang.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat dan modern membuat
masyarakat Kubitn harus menggunakan teknologi modern itu untuk mempercepat
dan mempermudah pekerjaan misalnya memotong kayu yang semula masyarakat
Kubitn menggunakan parang, perlahan-lahan mereka sudah mulai menggunakan
senso (chainsaw), sampan sebagai alat transportasi air berpindah menggunakan
long boat, dan speed boat, pelita sebagai alat penerangan menjadi lampu listrik.
5. Ilmu Pengetahuan
Masyarakat Kubitn memiliki pengetahuan tersendiri agar mereka bisa
bertahan hidup, pengetahuan mereka berkaitan dengan alam dan tumbuh-
tumbuhan, hewan, peralatan dan senjata, musim, serta cara pengobatan dan
penyembuhan secara tradisional. Semua pengetahuan diperoleh dari pengalaman,
intuisi, wahyu maupun percobaan yang mereka lakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Pengetahuan tentang peralatan dan senjata sudah ada sejak zaman leluhur,
mereka mengetahui bagaimana cara pembuatan dan penggunaan senjata dengan
melakukan berbagai percobaan, hingga pada akhirnya mereka bisa menciptakan
senjata sendiri misalnya lunju dan sumpit yang merupakan senjata tradisonal
masyarakat. Lunju dan sumpit merupakan peralatan berburu yang dibuat oleh
mereka sendiri.
Pengetahuan tentang tumbuhan seperti sayur-sayuran yang bisa dijadikan
masyarakat sebagai sayur untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
Tumbuha sayur-sayuran seperti pakis, sawi uma, genjer, kangkung, daun
singkong, daun semangka, daun mentimun. Tumbuhan liar dihutan yang diketahui
dan bisa dimasak akan dijadikan oleh masyarakat sebagai sayur.
Jauh sebelum masyarakat mengenal adanya tenaga medis dan kesehatan
masyaraat Kubitn sudah mengenal cara penyembuhan dan pengobatan secara
tradisional. Penyembuhan secara tradisional misalnya masyarakat akan percaya
dengan dukun untuk menyembuh berbagai macam penyakit. Masyarakat percaya
bahwa dukun merupakan utusan dari para leluhur mereka dan dipercaya untuk
menyembuh berbagai penyakit. Dalam proses penyembuhan berbagai penyakit
dukun tidak akan meminta upah atau imbalan karena saat sang dukun menerima
mantra dan kepercayaan dari leluhur, mereka berjanji akan mengobati pasien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
secara suka rela. Masyarakat akan memberi imbalan ketika seseorang yang sakit
dan disembuhkan dengan cara belian79.
Pengetahuan yang berkaitan dengan alam misalnya masyarakat Kubitn
akan mengetahui kapan musim berladang yang baik maka mereka akan melihat
dari cahaya bintang, karena dahulu masyarakat belum mengenal sistem
penanggalan dan kalender. Masyarakat akan melihat dari cahaya bintang tiga dan
tujuh, jika bintang bercahaya tiga keluar dan cahaya bintangnya terang ditengah
maka pertengahan bulan merupakan bulan yang baik untuk membuka ladang,
sebaliknya jika cahaya bintang yang keluar dan terang diujungnya maka musim
berladang yang baik adalah diakhir bulan, akan tetapi jika bintang tiga yang
keluar dan cahayanya sangat redup maka bulan tersebut masyarakat sudah
terlambat untuk membuka ladang. Pengetahuan tentang waktu masyarakat juga
akan melihat dari tanda-tanda alam seperti ayam berkokok sebanyak tiga kali saat
subuh maka masyarakat akan mengetahui bahwa pada saat itu jarum jam sudah
menunjukan pukul 03.00, saat jam 12.00 siang maka masyarakat akan mengetahui
dari tanda-tanda alam bahwa cuaca akan terasa sangat panas, jika waktu
menunjukkan pukul 15.00 maka matahari berpindah posisinya sudah mengarah ke
seberang sungai atau kampung80. Pengetahuan tentang cuaca dan musim
masyarakat Kubitn akan mendengar dari suara hewan-hewan yang ada di sekitar
79 Belian merupakan ritual penyembuhan penyakit. Dalam masyarakat Kubitn
belian biasanya hanya dilakukan kepada seseorang yang mengalami penyakit yang sudah
sangat parah.
80 Wawancara dengan Naon, tanggal 31 Maret 2018, di Desa Cepuri, Kecamatan
Serawai, Kabupaten Sintang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
misalnya burung keruak bersuara pada malam hari maka masyarakat akan
mengetahui bahwa akan terjadi musim kemarau, suara raung atau laron
berterbangan di sekitaran lampu maka akan terjadi musim penghujan dan air
sungai akan pasang.
Tidak hanya mengetahui tentang cara penyembuhan, pengobatan dan
pengetahuan tentang alam masyarakat Kubitn juga banyak mengetahui tentang
tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, dan hewan. Masyarakat juga mengenal pohon
yang bisa bermanfaat misalnya untuk membuat rumah, sampan, pondok dan
perlengkapan lainnya.
Jenis pohon atau kayu yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk membuat
rumah yaitu :
Tabel: 3.3. Daftar Jenis kayu
NO Nama Jenis Kayu
1. Tebelian (Eusideroxylon swageri)
2. Tengkawang (Shorea macrophylla)
3. Meranti (Shorea roxburghii)
4. Kemunting (Rhodomyrtus tomentosa)
5. Keladan (Dipterocarpus gracillis)
6. Berangan (Castanopsis)
7. Durian (Durio zibethinus)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Jenis-jenis pohon diatas dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kepentingan
membuat rumah, sampan, dan keperluan lainnya81
6. Kesenian
Seperti masyarakat suku lain yang mempunyai berbagai macam kesenian,
masyarakat Kubitn juga mempunyai kesenian mulai dari seni tari, seni anyaman,
permainan rakyat dan seni musik. Kesenian yang mereka miliki sudah ada sejak
zaman leluhur dan secara turun temurun diwariskan, sehingga sampai sekarang
kesenian yang mereka miliki dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Kubitn.
Kesenian yang ada dalam masyarakat Kubitn seperti:
a. Seni Anyaman
Anyaman merupakan bagian dari seni dalam masyarakat Kubitn,
mereka membuat berbagai anyaman yang terbuat dari bahan-bahan yang
sudah disediakan alam untuk mereka seperti rotan (Calamus axillaris),
bambu (Bambusa sp), kajang (Pandanus amaryllifolius), dan bemban
(Donax canniformis). Semua jenis anyaman yang terdapat didalam rumah
tangga pada masyarakat Kubitn terbuat dari keempat bahan diatas.
Beberapa jenis anyaman biasanya dikerjakan oleh kaum perempuan,
biasanya kaum perempuan akan membuat anyaman seperti :
81 Disimpulkan oleh penulis dari hasil wawancara dengan Naon, Atol, dan
Mambang, op. cit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
- Tikar digunakan sebagai ala tidur. Anyaman tikar terbuat dari daun
kajang (Pandanus amaryllifolius) dan digunakan sebagai alas tidur,
sebelum masyarakat Kubitn mengenal kasur.
- Layan, digunakan untuk alas duduk dirumah dan digunakan untuk
menjemur padi saat musim panen tiba. Anyaman yang terbuat dari
daun kajang (Pandanus amaryllifolius)
- Tempajang, digunakan oleh masyarakat Kubitn untuk mengangkat
padi dari ladang. anyaman yang terbuat dari daun kajang (Pandanus
amaryllifolius) berukuran besar dan agak tinggi dari rojut, tempajang
Tempajang tidak boleh digunakan untuk mengangkat beban yang
sangat berat, dan hanya digunakan untuk menyimpan padi.
- Takin digunakan saat musim panen dan dibawa ketengah ladang untuk
menympan padi selain itu takin juga bisa dijadikan wadah
penyimpanan sayuran hasil dari ladang. Anyaman yang terbuat dari
rotan (Calamus axillaris), bambu (Bambusa sp) atau bemban (Donax
canniformis) bentuknya hampir menyerupai tempajang akan tetapi
lebih pendek, dasarnya dianyam persegi empat, tingginya kira-kira 1
meter.
- Rojut digunakan tempat menyimpan padi. Anyaman yang terbuat dari
daun kajang (Pandanus amaryllifolius), berbentuk bulat, tinggi kira-
kira 1 meter dan berbentuk lebar.
- Ronjung digunakan masyarakat Kubint saat pergi menyadap karet
sebagai tempat meyimpan pesok dan mencari ikan disungai. Anyaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
yang terbuat dari rotan (Calamus axillaris) dan bemban (Donax
canniformis) bentuknya bulat, dasarnya dianyam persegi empat.
- Pengayak atau jagan kegunaannya adalah untuk memisahkan beras
dengan sekam. Anyaman yang terbuat dari rotan (Calamus axillaris),
berbentuk bundar.
- Capan merupakan alat yang digunakan untuk membersihan beras atau
padi. Capan terbuat terbuat dari bambu (Bambusa sp) atau bemban
(Donax canniformis). Selain untuk membersihkan padi atau beras
capan juga memiliki banyak kegunaan.
Dalam masyarakat Kubitn ada beberapa jenis anyaman yang
dikerjakan oleh laki-laki dan tidak bisa dianyam oleh kaum perempuan
misalnya tengkalang, lesung dan alu bubu, kedua jenis anyaman tersebut
tidak pernah dikerjakan oleh perempuan.
b. Permainan tradisional
Permainan tradisional merupakan jenis permainan yang dimainkan
oleh anak-anak pada masyarakat Kubitn. Jenis permainan bermacam-
macam mulai dari gasing, senapan kocok, main sepak, main guli atau
kelereng, main buah karet, kaki kuda, dan lain-lainya. Pada saat anak-anak
sedang melakukann permainan tradisional biasanya orang tua akan
sesekali ikut bermain memeriahkan permainan. Sekarang permainan
tradisional yang biasanya dimainkan oleh anak-anak telah mennjadi
permainan yang dilombakan saat upacara gawai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Selain permainan tradisional yang anak-anak mainkan, dalam
upacara menjaga jenazah dirumah selama tiga hari tiga malam pun
masyarakat Kubitn mempunyai permainan seperti betopau, bekiyau, main
bubu, dan bebukung82.
c. Seni Rupa
Masyarakat Kubitn juga memiliki seni rupa yang telihat pada seni
pahat dan patung yang didominasi motifmotif hias setempat yang banyak
mengambil ciri alam dan roh leluhur serta digunakan dalam upacara adat.
Motif dan patung yang dibuat mempunyai arti dan fungsinya tersediri.
Seni rupa berupa pahatan temaduk yang dibuat oleh tukang pahat sesuai
dengan karakter seseorang yang sudah meninggal dan itu menggambarkan
bagaimana kehidupannya sebelum meninggal.
d. Seni Tari
Seni tari merupakan suatu gerakan yang berirama yang diciptakan
oleh manusia untuk mengekpresikan perasaannya dan bisa
82 Betopau merupakan permainan bola api yang terbuat dari kelapa yang sudah
tua dan dibakar setelah itu orang-orang akan memainkan bola api tersebut seperti
permainan bola, permainan ini dilakukan setiap menjaga jenazah. Bekiyau merupakan
permainan yang dilakukan oleh beberapa orang tua dengan tujuan pada saat lampu atau
pelita dimatikan orang-orang akan melihat bahwa mereka akan membawa hantu masuk
kedalam rumah dan akan mengangkat peti jenazah, permainan ini hanya beberapa detik
dilakukan. Bebukung adalah permainan dengan menggunakan topeng yang terbuat dari
dahan dan daun kelapa, setelah itu para bukung akan berjoget didepan peti jenazah. Main
bubu merupakan permainan yang menggunakan bubu atau perangkap ikan, permainan ini
harus mempunyai pawang karena saat ditimang bubu tersebut akan bergoyang sendiri dan
menurut kepercayaan masyarakat bahwa bubu tersebut sedang dimainkan oleh para arwah
leluhur mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
membangkitkan perasaan orang lain untuk terlibat didalamnya. Seni tari
dalam masyarakat Kubitn mempunyai arti tersendiri dalam setiap gerak
tarian mempunyai arti dan makna, bahwa mereka sedang menghormati
leluhur. Tarian yang masyarakat Kubitn miliki berbeda dengan tarian pada
masyarakat suku lain. Tarian yang ada di masyarakat Kubitn adalah tari
ngajan dan tari nyangkai. Tari nganjan dilakukan saat upacara kematian
dan tari nyangkai dilakukan saat upacara kematian, akan tetapi sebelum
tari nyangkai terlebih dahulu melakukan tari nganjan. Tari nyangkai tidak
hanya dilakukan saat upacara kematian namun tari nyangkai juga bisa
dilakukan saat sedang belian penyembuhan orang sakit. Saat melakukan
tari nganjan dan tari nyangkai akan dilakukan oleh masyarakat Kubitn
secara bersama-sama, akan tetapi antara laki-laki dan perempuan akan
dipisah, karena gerakan antara laki-laki dan perempuan berbeda. Musik
yang digunakan masyarakat Kubitn saat melakukan tari nganjang dan tari
nyangkai hanya dari bunyian gong yang ditabuh oleh beberapa orang
penabuh.
e. Seni Musik
Masyarakat Kubitn mengenal adanya musik sejak zaman leluhur,
mereka mempelajari musik dengan menggunakan alat-alat tradisional
seperti sape, kecapi, dan gong. Masyarakat Kubitn hanya mempunyai tiga
alat musik tersebut. Akan tetapi alat musik yang sering digunakan sampai
saat ini gong. Kecapi hanya digunakan oleh masyarakat Kubitn saat aada
upacara tertentu dan saat sedang berkumpul, namun sekarang alat-alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
musik tersebut sudah tidak ada lagi karena kurangnya kesadaran dari
masyarakat untuk melestarikannya.
7. Mata Pencaharian Hidup
Masyarakat Kubitn merupakan masyarakat yang mayoritas
pekerjaannya adalah sebagai petani, sebelum adanya perkebunan karet
masyarakat hanya bertahan hidup dengan mengandalkan ladang. Keadaan
ekonomi masyarakat sangat buruk, rumah yang mereka tempati masih terbuat
dari kulit kayu, atap yang terbuat dari daun kayu dan lantai dari bambu,
masyarakat tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan baik.
Keadaan semakin memburuk ketika memasuki tahun 1943 masyarakat Kubitn
mengalami kelaparan karena hasil dari ladang tidak mampu memenuhi
kebutuhan hidup mereka dan masyarakat juga tidak memiliki persedian padi
dilumbung, tanaman singkong juga tidak menghasilkan panen yang banyak,
terpaksa masyarakat harus menghemat persedian yang mereka miliki. Ditahun
1943 juga masyarakat membuat ladang singkong yang sangat luas. Melewati
tahun 1943 masyarakat Kubitn tidak mengalami kelaparan karena ladang
singkong yang mereka miliki menghasilkan panenan yang begitu melimpah83.
Setelah perekonomian dan kehidupan mulai membaik, masyarakat
mulai membuka ladang seluas-luasnya sehingga mereka tidak pernah merasa
kekurangan. Seiringnya waktu masyarakat pun mulai mengenal adanya
83 Wawancara dengan Naon, tanggal 31 Maret 2018, di Desa Cepuri, Kecamatan
Serawai, Kabupaten Sintang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
perkebunan karet, sehingga masyarakat hidup tidak hanya bergantung dari hasil
ladang, mereka bergantung hidup dari dua penghasilan yaitu hasil dari ladang
dan karet, sehingga masyarakat tidak pernah mengalami kelaparan. Perlahan-
lahan masyarakat secara bergotong royong membangun rumah betang yang
mereka tempati dan sudah terbuat dari papan dan atapnya sudah terbuat dari
kayu ulin. Kehidupan masyarakat didalam rumah betang pun menjadi lebih
baik84.
84 Setelah perekonomian lumayan membaik masyarakat sudah bisa memenuhi
kebutuhan masing-masing, pada tahun 1956 secara gotong-royong masyarakat
membangun sebuah sekolah yaitu Sekolah Rakyat atau SR. Walaupun sudah ada sekolah
didirikan masyarakat belum mengerti tentang pendidikan dan pentingnya sebuah
pendidikan. Anak-anak lebih memilih membantu orang tua bekerja diladang dan bekerja
diperkebunan karet. Pada tahun 1990 masyarakat sudah sadar akan pendidikan, anak-anak
mendapat dukungan dari orang tua untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih
tinggi. Sehingga sampai sekarang orang tua dan anak-anak mulai menyadari akan
pentingnya pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB IV
MASYARAKAT KUBITN DI BEDAHA PADA
PERIODE 1943-1998
A. Populasi Masyarakat Kubitn
Pertumbuhan penduduk merupakan suatu perubahan populasi
sewaktu-waktu dan bisa dihitung sebagai perubahan jumlah individu dalam
sebuah populasi. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah :
1. Kelahiran (fertilitas)
Fertilitas adalah istilah demografi yang diartikan sebagai hasil
reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita.
Fertilitas juga mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan
reproduksi wanita85. Kelahiran juga dipengaruhi oleh beberapa faktor
pendukung antara lain menikah diusia muda dan tidak melaksanakan
program keluarga berencana
2. Kematian (mortalitas)
Dalam pandangan masyarakat kematian senantiasa mempunyai nilai
negatif dan kematian dianggap suatu peristiwa yang perlu dicegah dan
ditunda. Oleh sebab itu usaha untuk menyembuhkan berbagai macam
penyakit pun dilakukan agar bisa memperpanjang umur dan menunda
kematian, akan tetapi kematian juga merupakan sebuah peristiwa yang
85 Sri Harjati Hatmadja. Dasar-dasar Demografi. Jakarta: Lembaga Demografi
F.E.U.I, 1981. Hlm. 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
tidak bisa dihindari oleh manusia. Tingkat dan taraf kematian antara
masyarakat kota dan pedesaan juga sering dijadikan perbedaan. Angka
kematian di kota lebih rendah jika dibandingkan daerah pedesaan, hal ini
terjadi karena kebanyakan sosial ekonomi masyarakat di kota lebih baik
dibandingkan dengan daerah pedesaan86. Faktor lain yang bisa
mempengaruhi kematian adalah tidak menjaga kesehatan, kurangnya
sarana kesehatan antara lain puskesmas, klinik, apotik, kemiskinan yang
berlebihan mengakibatkan banyak masyarakat yang kekurangan gizi,
bencana alam, pola makan yang tidak teratur dan wabah penyakit.
3. Migrasi (Mobilitas)
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap
dari suatu tempat ke tempat lain, dari desa ke kota. Motivasi utama orang
melakukan perpindahan dari daerahnya (pedesaan) ke perkotaan adalah
motif ekonomi. Motif tersebut berkembang karena adanya ketimpangan
ekonomi antar daerah. Kondisi yang paling dirasakan menjadi
pertimbangan rasional dimana individu melakukan mobilitas ke kota
adalah adanya harapan untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi
dari pada yang diperoleh di desa87.
86 Masri Singarimbun. Faktor-faktor Sosial dan Kebudayaan yang
Mempengaruhi Fertilitas dan Mortalitas. Yogyakarta: Bulak Sumur, 1978. Hlm. 13-14.
87Didit Purnomo. Fenomena Migrasi Tenaga Kerja dan Perannya Bagi
Pembangunan Daerah Asal: Studi Empiris di Kabupaten Wonogiri. Jurnal Pembangunan.
http://journals.ums.ac.id/index.php/JEP/article/viewFile/810/536. Diunduh 20 September
2018. Pukul 23.58 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Populasi masyarakat Kubitn juga dipengaruhi oleh tiga faktor
pertumbuhan penduduk seperti kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan
migrasi. Angka kelahiran dalam masyarakat Kubitn yang semakin bertambah,
sehingga setelah anak-anak tumbuh dewasa mereka berlomba-lomba untuk
melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, sehingga membuat anak-
anak dari suku Kubitn banyak yang melanjutkan pendidikan di kota, setelah
mendapat pendidikan yang tinggi kebanyakan dari mereka tidak ingin kembali
kedaerahnya. Sementara anak-anak yang tingkat pendidikannya hanya sampai di
SD-SMA biasanya kebanyakan dari mereka akan bermigrasi dari desa ke kota.
Menurut Surjani Aloy, et al.88 Pada tahun 1998 jumlah populasi
masyarakat Kubitn yang terdapat di Menukung, Belimbing, Nanga Pinoh, dan
Bedaha adalah 4.654 jiwa.
B. Perubahan Kebudayaan Masyarakat Kubitn
Kebudayaan merupakan unsur yang penting dalam proses pembangunan
suatu bangsa. Pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kondisi hidup
manusia supaya menjadi lebih baik, adanya pembangunan membawa perubahann
dalam diri manusia, masyarakat dan lingkungan hidupnya89.
88 Surjani Aloy, et al. Mozaik Dayak: Keberagaman Subsuku Dan Bahasa Dayak
di Kalimantan Barat. Pontianak: Institut Dayakologi, 2016. Hlm. 215
89Rowland B. F. Pasaribu. Kebudayaan dan Masyarakat.
http://eprints.dinus.ac.id/14516/1/%5bMateri%5d_Bab_04_kebudayaan_dan_masyarakat.
pdf. Diunduh Selasa 18 September 2018. Pukul 12.54 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Setiap masyarakat yang hidup dalam satu lingkup kebudayaan yang
berbeda, dimanapun akan selalu mengalami perubahan. Ada tiga sebab perubahan
yaitu:
1. Perubahan yang berasal dari masyarakat dan lingkungannya sendiri, misalnya
perubahan jumlah dan komposisi. Perubahan yang berasal dari masyarakat itu
sendiri memiliki peranan penting karena masyarakat merupakan pemeran
utama dalam setiap lingkungan. Selain itu perubahan dalam jumlah penduduk
yang semakin meningkat membuat menambahnya tingkat kebutuhan dalam
suatu masyarakat, sementara masyarakat setempat tidak memiliki penghasilan
yang cukup untuk menghidupi keluarga, karena lapangan kerja utama
masyarakat di desa hanya pada bidang pertanian dan pekerbunan.
Keterbatasan lapangan pekerjaan membuat masyarakat setempat mencari
lapang pekerjaan.
2. Perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang
hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan
masyarakat dan kebudayaan lain cenderung untuk berubah secara lebih cepat,
hal ini dikarenakan banyaknya pengaruh dari kebudayaan luar yang telah
mereka terima, sehingga perubahan dalam lingkungan masyarakat pun akan
cepat terjadi.
3. Adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru khususnya teknologi
baru dan inovasi90. Perkembangan zaman membuat masyarakat pedesaan
menjadi lebih cepat menyerap dan menerima segala sesuatu yang masuk
90 Ibid., hlm. 97-98.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
dalam kebudayaan mereka. Masyarakat bahkan lebih cepat mengikuti inovasi
yang mereka lihat dari kebudayaan asing. Sehingga menyebabkan perubahan
kebudayaan dalam suatu masyarakat akan lebih cepat, khusunya dalam
bidang teknologi yang semula masyarakat hanya mengenal sampan sebagai
alat transportasi beralih ke speed boat, motor sebagai kendaraan darat.
Ada empat bentuk peristiwa perubahan kebudayaan yaitu :
a. Cultural lag yaitu perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagian
dalam kebudayaan suatu masyarakat. Cultural lag juga dapat diartikan
sebagai bentuk ketinggalan kebudayaan yaitu selang waktu antara saat
benda itu diperkenalkan pertama kali dan saat benda itu diterima
secara umum sampai masyarakat menyesuaikan diri terhadap benda
tersebut.
b. Cultural survival yaitu suatu konsep untuk menggambarkan suatu
praktik yang telah kehilangan fungsi pentingnya seratus persen, yang
tetap hidup dan berlaku semata-mata hanya diatas landasan adat
istiadat semata-mata. Jadi cultural survival adalah suatu cara
tradisional yang tak mengalami perubahan sejak dahulu hingga
sekarang.
c. Pertentangan kebudayaan yaitu proses pertentangan antara budaya
yang satu dengan budaya yang lain. Konflik budaya terjadi akibat
terjadinya perbedaan kepercayaan atau keyakinan antara anggota
kebudayaan yang satu dengan yang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
d. Guncangan kebudayaan (cultural shock) yaitu proses guncangan
kebudayaan sebagai akibat terjadinya perpindahan secara tiba-tiba dari
suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya91.
Dalam masyarakat Kubitn perubahan kebudayaan sudah banyak
dipengaruhi oleh kebudayaan asing, masyarakat setempat sudah mulai mengikuti
arus perkembangan zaman, sehingga tanpa disadari perlahan-lahan kebudayaan
lokal yang mereka miliki mulai terpengaruh seperti:
91 Ibid., hlm. 98.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel: 4.4. perubahan kebudayaan lokal yang dipengaruhi oleh kebudayaan luar.
No Unsur Kebudayaan Budaya Asli Budaya Luar Perubahan Budaya
1 Kepercayaan/ Religi Masyarakat menganut
sistem kepercayaaan
animisme dan dinamisme.
sistem kepercayaan kepada
roh- roh leluhur, benda-
benda pusaka dan kekuatan
gaib yang ada disekitaran
lingkungan mereka.
Katolik, Kristen, dan
Islam.
Percaya kepada Tuhan yang
berkuasa.
2 Kesenian (musik) Beduda betempa/ belonduk,
kinyah begal, kinyah
belangkai, dan nginyah.
Musik kerungut dari
Kalimantan Tengah.
Adanya musik karungut ketika
acara adat pernikahan dan darok.
3 Perlengkapan hidup Anyaman: tikar, layan,
Karpet produk yang berasal
dari Turki.
Masyarakat lebih menggunakan
Karpet, tas, ember, keranjang,
nampan, dan baskom.
Tengkalang, rojut, ronjung,
capan, tanggui, jagan,
penampik dan tempajang.
Tas, ember, keranjang,
nampan, baskom, dan
produk lokal lainnya dari
Indonesia.
Masyarakat menggunakan bahan
dari plasstik
4 Ilmu pengetahuan Nenek moyang masyarakat
Kubitn telah mengenalkan
pengetahuan secara turun
temurun tentang gejala
alam, perubahan musim
kemarau
Kalender yang dikenalkan
oleh orang Barat yaitu
Belanda dan jam dinding
yang pertama kali
diperkenallkan oleh
negara Pennsylvania.
Masyarakat mengenal kalender
dan jam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
No Unsur Kebudayaan Budaya Asli Budaya Luar Perubahan Budaya
Cara pengobatan tradisonal
percaya akan kekuatan
dukun.
Pengobatan modern;
dokter, perawat dan bidan.
Menggunakan pengobatan modern
dokter, perawat, dan bidan.
5 Teknologi Peralatan berburu
contohnya lunju (tombk)
dan sumpit.
Teknologi senjata modern,
seperti senjata api.
Alat berburu menggunakan sejata
api
Alat untuk menyalakan api
masyarakat menggunakan
gesekan dari batu.
Korek Api
Mulai mengenal korek api gas
Alat transportasi manual
seperti rakit bambu, sampan
atau perahu.
Transportasi modern Transportasi air seperti speed boat,
long boat, kelotok, dan mesin Cis.
6 Bahasa Masyarakat Kubitn memiliki
satu bahasa daerah yaitu
bahasa Kubitn. Anak-anak
dari balita sampai tua harus
tahu bahasa Kubitn.
Bahasa Melahui, Uud
Danum, Limbai, dan
Melayu.
Adanya percampuran bahasa
Melahui, Uud Danum, Limbai, dan
Melayu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
C. Menurunnya Populasi Masyarakat Kubitn
Serawai merupakan sebuah ibu kota kecamatan yang terdiri dari 24 desa
dengan jumlah penduduknya mencapai 21.922 jiwa92.
Populasi masyarakat Kubitn pada tahun 1943 tidak terlalu banyak
karena pada saat masyarakat Kubitn pindah dari kampung Jelutung hanya
berjumlah 7 kepala keluarga (KK). Setelah menetap di Nanga Bedaha dan tidak
memiliki lahan disekitaran rumah tempat bercocok tanam, akhirnya mereka
pindah ke hulu Nanga Bedaha dan kampungnya dinamakan Bedaha. Setelah
menetap di Desa Bedaha pada tahun 1998 populasi masyarakat Kubitn mengalami
penurunan karena banyaknya masyarakat Kubitn yang pergi merantau dan ketika
mereka merasa hidup didaerah perantauan lebih nyaman maka mereka akan
membawa keluarga yang ada di desa Bedaha supaya mengikuti mereka pergi
merantau, menikah dengan masyarakat suku dominan membuat mereka
meninggalkan sukunya dan pada akhirnya mengakui diri sebagai suku yang lebih
dominan, sertanya adanya faktor kematian yang bisa menyebabkan menurunnya
jumlah populasi.b
Kebudayaan yang masyarakat miliki seperti dalam tujuh unsur kebudayaan
yaitu bahasa, mata pencaharian, kepercayaan, ilmu pengetahuan, peralatan dan
teknologi, sistem kekerabatan, dan kesenian yang sudah dijelaskan pada bab 3.
Sejak mengalami krisis ekonomi tahun 1997, beberapa kepala keluarga
(KK) dari masyarakat Kubitn pergi meninggalkan Desa Bedaha untuk mencari
pekerjaan dan memenuhi kebutuhan hidup. Pada 1998 beberapa masyarakat
92 BPS Kecamatan Serawai dalam Angka 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Kubitn yang merantau dan merasa hidup mereka lebih terjamin, mereka kemudian
membawa sanak saudara untuk mengikuti mereka agar bisa memperbaiki hidup
menjadi lebih baik. Menetap dan bekerja di desa atau kota membuat mereka
mendapatkan pasangan hidup di daerah tersebut sehingga membuat mereka tidak
kembali dan menetap didaerah perantauan hal ini dikarenakan mengikuti pasangan
hidup mereka. Menetap di daerah perantauan dan bergabung dengan suku yang
lebih dominan membuat mereka lebih mengikuti suku yang dominan dan
menghilangkan suku asli mereka sehingga pada akhirnya mengakui diri sebagai
suku dominan ditempat mereka berada.
Dilihat dari jumlah populasinya suku Kubitn merupakan suku yang paling
sedikit jumlah penduduknya. Dalam penelitian yang berfokus di desa Bedaha
jumlah masyarakat Kubitn di Desa Bedaha hanya 851 jiwa93, banyaknya jumlah
tersebut merupakan penggabungan dari Bedaha Gurung Sengiang dan Bedaha
Laman Randu94. Faktor penyebab menurunnya jumlah masyarakat Kubitn
menurun disebabkan yang pertama banyaknya perkawinan campur antara suku-
suku lain sehingga mereka tidak banyak yang megakui dirinya sendiri orang
Kubitn. Kedua penyebab menurunnya jumlah masyarakat Kubitn adalah jarang
adanya pernikahan dengan sesama suku Kubitn, karena jika ada pernikahan antar
sesama orang Kubitn dalam satu desa maka keluarga tersebut akan dicemooh oleh
masyarakat, hal ini dikarenakan dalam satu desa pertalian saudara itu masih
93 Catatan sebelumnya disebutkan jumlah suku Kubitn yang berada di
Menukung, Belimbing, Nanga Pinoh, dan Bedaha yang berada di Kecamatan
Serawai sebanyak 4.654 jiwa.
94 Monografi Desa Bedaha tahun 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
sangat dekat, walaupun ingin menikah dengan sepupu ke lima atau ke enam,
masyarakat akan sangat menghindarinya. Ketiga jumlah suku Kubitn yang sedikit
membuat jarang adanya pertemuan dengan masyarakat Kubitn yang ada di desa
lain, sehingga menyebabkan sangat jarang ditemukan orang Kubitn menikah
dengan sesama Kubitn.
D. Strategi Masyarakat Kubitn Dalam Mempertahankan
Kebudayaan
Produk kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Kubitn seperti beduda
betempa95, ngiyah, nyangkai, kinyah begal, kinyah belangkai96 kesenian dan
anyaman sudah sangat jarang ditemukan dalam masyarakat Kubitn. Hal ini
dikarenakan hasil dari produk kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat sudah
dipengaruhi oleh masyarakat asing.
Salah satu strategi yang dilakukan oleh masyarakat untuk mempertahankan
hasil dari produk kebudayaan asli yang mereka miliki adalah tidak membiarkan
beduda betempa, nginyah, nyangkai, kinyah begal, dan kinyah belangkai, hilang
dan terlupakan karena adanya pengaruh luar yang masuk kedalam masyarakat
setempat. Para orang tua dalam masyarakat Kubitn sekarang telah mengajarkan
kepada generasi muda agar bisa membuat berbagai anyaman yang terbuat dari
95 Beduda betempa penjelasannya ada pada bab 2
96 Ngiyah, nyangkai, kinyah begal, dan kinyah belangkai merupakan nama dan
jenis tarian yang ada dalam masyarakat Kubitn. Nginyah atau kinyah artinya menari atau
berjoget.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
rotan (Calamus axillaris), bambu (Bambusa sp.), kajang (Pandanus sp.), dan
bemban (Donax canniformis) dari berbagai produk kebudayaan seperti anyaman
yaitu tikar, layan, ronjung, capan, rojut, tengkalang, bubu, ronjung, dan lain
sebagainya, mereka jual di Kecamatan Serawai dan Desa lain yang membutuhkan
dan terkadang mereka menerima pesanan dari orang-orang desa lain97. Ada
beberapa orang tua ketika ada upacara adat di desa mereka akan beduda betempa
supaya anak-anak yang ada disekitaran bisa mendengar kisah dan cerita dari
perjalanan hidupnya dengan baik serta supaya generasi penerus juga tertarik
dengan adanya budaya beduda betempa.
97 Wawancara dengan Mambang, tanggal 24 Maret 2018, di Desa Laman
Gunung, Kecamatan Serawai, Kabupate n Sintang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Masyarakat, Sejarah, dan Budaya
Suku Kubitn di Desa Bedaha Tahun 1943-1998. Secara keseluruhan dapat
disimpulkan.
Kubing, Kuhing, Kuhin, dan Kubitn adalah penyebutan nama untuk
suku Kubitn yang awalnya hanya terdapat di Desa Jelutung, Kabupaten
Melawi. Matapencaharian masyarakat adalah hanya dengan mengandalkan
ladang berpindah yang merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang
mereka. Setiap tahunnya mereka membuat ladang berpindah dan setiap
tahunnya juga mereka harus mencari hutan rimba untuk membuka ladang baru,
akan tetapi pada saat itu hutan yang dimiliki oleh masyarakat sangat terbatas,
lahan yang masih tersedia pun sudah ditumbuhi oleh rumput ilalang liar
sehingga tanahnya tidak akan subur lagi untuk menanam padi. Kehabisan lahan
untuk bercocok tanam membuat masyarakat menjadi gelisah akan pemenuhan
kebutuhan sehari-hari.
Pada tahun 1943, 7 kepala keluarga (KK) orang Kubitn dipindahkan
dari Jelutung menuju Begori, setelah beberapa bulan menetap di Begori mereka
mendapatkan lahan dari masyarakat yaitu tanah di nanga Bedaha, sehingga
mereka bisa membuka ladang dan berkebun. Memiliki ladang dan perkebunan
yang jauh dari kampung membuat mereka harus pindah dan menetap di nanga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Bedaha. Ketika mereka menetap di nanga Bedaha dan jumlah keluarga yang
semakin banyak membuat mereka harus pindah kehulu nanga Bedaha yaitu
tanah Bedaha.
Bedaha adalah nama yang diambil dari nama sebuah sungai yaitu
sungai Bedaha, dimana sungai Bedaha mempunyai cerita bahwa setiap musim
pukak panduk, musim sawi ladang berbunga dan musim malang padi atau
sebelum musim panen, akan ada ikan tapah yang masuk kedalam sungai
Bedaha tersebut. Ketika ada ikan tapah yang masuk kedalam sungai Bedaha
maka masyarakat akan bergotong-royong menangkap ikan tersebut dan hasil
dari tangkapan akan mereka bagi sama rata dengan masyarakat setempat.
Mayoritas masyarakat Kubitn di Bedaha adalah orang Kubitn yang
jika berbicara sering menggunakan kata abon untuk mengatakan tidak ada.
masyarakat Kubitn juga memiliki kebudayaan yaitu beduda betempa/beloduk
yang isinya berupa petuah dan nasehat dari orang tua. Selain itu masyarakat
mempunyai budaya mengumbung. Mengumbung adalah memasukan seorang
anak perempuan yang sudah bisa melilitkan sarung dibadanya, kedalam sebuah
rumah umbung. Rumah umbung ini berukuran kecil dan bisa menampung
sebanyak 8 orang anak, rumah umbung ini berbentuk persegi. Ketika orang tua
ingin memasukan seorang anak perempuannya kedalam umbung maka dari
pihak orang tua aka mengadakan sebuah pesta adat terlebih dahulu. Setelah
anak perempuan tersebut masuk kedalam umbung maka orang tuanya akan
mencari laki injam untuk mencari makanan, untuk istri sementaranya.
Makanan anak-anak yang berada didalam umbung pun tidak boleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
sembarangan mereka hanya makan nasi putih, singkong, ikan seluang,
tengadak, somah, dan ketupat. Setelah waktunya anak tersebut keluar dari
umbung maka orang tua akan mengadakan pesta adat secara besar-besaran dan
acara adat tersebut harus menyembelih, kerbau, sapi, dan babi karena seorang
anak perempuan yang keluar dari umbung dianggap anak yang spesial atau
istimewa dan acara tersebut akan ditonton oleh orang-orang dari berbagai desa.
Selain adanya budaya mengumbung masyarakat Kubitn di Bedaha
mempuyai adat istiadat yang tidak tertulis dan masyarakat tetap mentaati adat
tersebut. Kebudayaan adalah sesuatu yang diperoleh masyarakat dengan
anggota kelompoknya dalam kehidupan bermasyarakat seperti ilmu
pengetahuan, kesenian, teknologi, sistem kekerabatan, bahasa, adat istiadat dan
religi. Dalam masyarakat Kubitn juga terdapat tujuh unsur kebudayaan seperti:
bahasa, religi/kepercayaan, sistem kekerabatan, peralatan dan teknologi, ilmu
pengetahuan, mata pencaharian hidup, dan kesenian.
Faktor penyebab menurunnya jumlah masyarakat Kubitn disebabkan
yang pertama banyaknya perkawinan campur antara suku-suku lain sehingga
mereka tidak banyak yang megakui dirinya sendiri orang Kubitn. Kedua
penyebab menurunnya jumlah masyarakat Kubitn adalah jarang adanya
pernikahan dengan sesama suku Kubitn, karena jika ada pernikahan antar
sesama orang Kubitn dalam satu desa maka keluarga tersebut akan dicemooh
oleh masyarakat, hal ini dikarenakan dalam satu desa pertalian saudara itu
masih sangat dekat, walaupun ingin menikah dengan sepupu ke lima atau ke
enam, masyarakat akan sangat menghindarinya. Ketiga adalah pindahnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
beberapa anggota keluarga dari Bedaha dengan tujuan mencari nafkah di desa
lain atau pergi ke kota untuk menjadi buruh dengan harapan bisa
memperbaiki hidup. Ketika mereka merasa hidup lebih baik dari sebelumnya,
mereka membawa saudara-saudaranya untuk mengikuti mereka pergi
merantau dan akhirnya tidak kembali ke Bedaha dikarenakan sudah
berkeluarga ditempat lain. Banyaknya anak-anak yang menempuh pendidikan
diluar dan ketika lulus tidak ingin kembali kedaerah asalnya.
Salah satu strategi masyarakat Kubitn mempertahankan produk
kebudayaannya adalah tidak membiarkan kebudayaan luar masuk dan
mencampuri kebudayaan lokal masyarakat, beduda betempa/belonduk, harus
dipelajari oleh generasi penerus, belajar mencintai dan menyukai kesenian
daerah seperti ayaman tikar, layan, rojut, takin, belansai, capan, ronjung,
tengkalang, bakul, musik, dan alat tradisonal. Berpartisipasi dalam kegiatan
pelestarian budaya dan upacara adat di desa.
B. SARAN
Berdasarkan tulisan di atas, penduduk desa Bedaha semakin menurun, dan
ini juga menujukkan bahwa populasi suku Kubitn semakin berkurang, dan
kemungkinan akan punah. Sehubungan dengan hal itu, ada baiknya warga suku
Kubitn memikirkan kembali untuk mempertahankan keberadaannya agar tidak
punah.
Saran yang bisa didiberikan adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
1. Masyarakat harus bisa menggali potensi yang ada dalam masyarakat
Kubitn sehingga banyak masyarakat yang kembali ke desa tersebut.
2. Produk kebudayaan dan adat istiadat yang ada dalam masyarakat Kubitn
perlu dilestarikan, jangan sampai kebudayaan luar masuk dan mengusai
kebudayaan asli masyarakat.
3. Masyarakat Kubitn dan generasi penerus harus mengetahui bagaimana
sejarah suku Kubitn dan sejarah suku Kubitn juga belum pernah ditulis.
4. Generasi muda yang menempuh pendidikan di luar daerah, harus ingin
kembali ke Bedaha agar bisa membangun desa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Budhisantoso. S. Sistem Kekerabatan dan Pola Pewarisan. Jakarta: Pustaka
Grafika Kita, 1988.
BPS Kecamatan Serawai dalam Angka 2011.
BPS Sintang dalam angka tahun 2011
Monografi Desa Bedaha tahun 2017
Edi Patebang. Hutan Darh dan Jiwa Dayak. Pontianak: Mitra Kasih, 1999.
Hamburger Erikson, Erik. Jati Diri, Kebudayaan dan Sejarah: Pemahaman
dan Tanggung Jawab. Flores: LPBAJ, 2001.
Hari Poerwanto. Kebudayaan dan Lingkungan Dalam Perspektif Antropologi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000.
J.U. Lontaan. Sejarah Hukum dan Adat Istiadat Kalimantan Barat. Jakarta:
Bumi Restu, 1975.
Koentjaraningrat. Pengantar Antropologi. Jakarta: P. D. Aksara, 1969.
Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2013.
-------------.Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang
Budaya, 1995.
Mariati. Menata Identitas Suku Dayak Suang Ensilat. Yogyakarta: TTP
2008.
Maryanto Wilis. Pola Penguasaan dan Kepemilikan Tanah dalam Pesekutuan
Hukum Masyarakat Dayak Kanayatn di Kecamatan Sengah Temila
Kabupaten Landak. Pontianak: Balai Kajian Sejarah dan Nilai
Tradisional, 2002.
Simon Takdir. Austronesia Dayaka: Tentang Kelompok Suku Saloka Dayaka
Borneo. Pontianak: Top Indonesia bekerja sama dengan PLN
wilayah Kalbar, 2017.
Singarimbun, Masri. Faktor-faktor Sosial dan Kebudayaan yang
Mempengaruhi Fertilitas dan Mortalitas. Yogyakarta: Bulak
Sumur, 1978.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Sugeng Pujileksono. Pengantar Antropologi: Memahami Realitas Sosial
Budaya. Malang: Intrans Publishing, 2016.
Surjani Aloy, et al. Mozaik Dayak: Keberagaman Subsuku dan Bahasa Dayak
di Kalimantan Barat. Pontianak: Institut Dayakologi, 2016.
Sri Harjati Hatmadja. Dasar-dasar Demografi. Jakarta: Lembaga Demografi
F.E.U.I, 1981.
Ubed Abdillah. Politik Identitas Etnis: Pergulatan Tanda Tanpa Identitas.
Magelang: Indonesiatera, 2002.
Wardoyo Sastro, et al. Sistem Gotong Royong Dalam Masyarakat Pedesaan
Daerah
Kalimantan Barat, Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1983.
JURNAL
Josep Jaro R, et al. “Uji Akurasi Penerjemah Bahasa Indonesia- Dayak Taman
denganPenandaan Kata Dasar dan Imbuhan”. Dalam Jurnal
Edukasi dan penelitian informatika.
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jepin/article/view/1652
Diunduh Jumat 2018. Pukul 23.50 WIB.
Liadi, Femeir.“Penelusuran Kepercayaan Suku Dohoi (Anak Suku Ot Danum)
diTumbang Samba Kabupaten Katingan Kalimantan Tengah”.
Dalam Palita: journal of social religion research.
hhttp://ejournal.iainpalopo.ac.id/index.php/palita/article/view/114.
Diunduh 11 Juni 2018. Pukul 23.05 WIB.
Didit Purnomo. Fenomena Migrasi Tenaga Kerja dan Perannya Bagi Pembangunan
Daerah Asal: Studi Empiris di Kabupaten Wonogiri. Jurnal
Pembangunan.
http://journals.ums.ac.id/index.php/JEP/article/viewFile/810/536.
Diunduh 20 September 2018. Pukul 23.58 WIB.
WEBSITE
http://etheses.uin-malang.ac.id/2620/5/09410051_Bab_2.pdf. Diunduh 8
Agustus 2018. Pukul 12.14 WIB
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/42544/Chapter%20II.p
df?sequence=4. Diunduh 08 Agustus 2018. Pukul 13.56 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
BPK RI : Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat.
http://pontianak.bpk.go.id/?page_id=533. Diunduh 30 Desember
2018. Pukul 22.43 WIB.
WAWANCARA
No.
Nama
Usia
Pekerjaan dulu
Pekerjaan
sekarang
Alamat
1.
Mambang
80 Tahun
Kepala Dusun
Petani
Laman Gunung,
Desa Gurun
Sengiang.
2. Magdalena
Nyata
65 Tahun Penyusun Adat
Kampung.
Petani Dusun Laman
Randu, Desa
Bedaha 2.
3.
Atol
72 Tahun
Kepala Dusun
Petani
Dusun Batu
Lubang
Seladang, Desa
Bedaha 1
4. Naon 76 Tahun Guru Sekolah
Rakyat
Petani Desa Cepuri
Batu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
LAMPIRAN
Gambar: 1 Bekas tiang sandung suku Kubitn pada tahun 1943
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Gambar: 2. Lokasi tempat Suku Kubitn pertama pindah di Nanga Bedaha
Gambar:3. Lunju (tombak)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Gambar: 4. Beliung
Gambar :5. Sumpit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Gambar : 6.Tengkalang
Gambar : 7. Rojut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Gambar : 8. Takin
Gambar : 9.Tempajang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Gambar : 10. Tanggui darek (Caping)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Gambar: 11. Tempayan
Gambar: 12. Ragak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Gambar: 13. Capan
Gambar: 14. Layan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Gambar: 15. Tikar
Gambar: 16. Jagan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Gambar: 17. Speed boat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Recommended