View
214
Download
18
Category
Preview:
DESCRIPTION
BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH
Citation preview
MAKALAH PEMAHAMAN TINGKAH LAKU
NAMA : WIDYANTI INDRIASTUTI (1551400056)
: HANTARI FAJAR S (1551400057)
: SENA ARDI P (1551400058)
: ODHA MUHAMMAD FAUZI (1551400059)
: FATWA MUFTI SARI (1551400061)
LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang di ciptakan Alloh SWT dari padda
makhluk yang lain. Manusia mempunyai bahasa yang mampu untuk mengkomunikasikan
informasi dan jalan pikiran untuk di sampaikan pada orang lain sehingga manusia dapat
berinteraksi dan bersosialisasi dengan manusia lainnya.
Dalam berhubungan dengan orang lain maka akan timbul adanya tingkah laku yang berbeda-
beda antara satu orang dengan orang lainnya. Perbedaan tingkah laku atau perilaku ini, terjadi
karena pembentukan tingkah laku yang berbeda-beda. Adanya banyak factor penentu tingkah
laku yang akan membentuk kepribadian seseorang seperti adanya factor dari keturunan
maupun dari factor luar seperti lingkungan masyarakat, lingkungan budaya, teman bermain
dan sebagainya.
Sebagai seorang konselor perlu adanya pengetahuan tentang perbedaan individu, dan
perbedaan tingkah laku agar dapat memberikan layanan bantuan secara optimal karena
pemahaman tingkah laku menjadi suatu kebutuhan yang tidak dapat di tinggalkan, karena
pemahaman tingkah laku menjadi modal utama dalam upaya pemberian bantuan.
Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses pendidikan,
maka seorang konselor harus mampu menggunakan pendekatan yang tepat agar dapat
mengarahkan anak pada perubahan tingkah laku yang positif.
Perkembangan kepribadian individu dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya faktor
hereditas dan lingkungan. Faktor hereditas yang mempengaruhi kepribadian antara lain :
bentuk tubuh, cairan tubuh, dan sifat-sifat yang diturunkan oleh orang tua. Adapun faktor
lingkungan antara lain : lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat. Disamping itu,
meskipun kepribadian seseorang itu relatif konstan., kenyataannya sering ditemukan
perubahan kepribadian. Perubahan itu terjadi dipengaruhi oleh fakor penggangguan fisik dan
lingkungan.
Keluarga dipandang sebagai penentu utama penbentukan kepribadian anak. Alasannya adalah
(1) keluarga adalah kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak, (2) anak
hanya menghabiskan waktunya hanya di lingkungan keluarga, dan (3) para anggota keluarga
merupakan “ signifiakan people” bagi penbentukan kepribadian anak.
Di samping itu, keluarga juga dipandang sebagai lembaga yang dapat memenuhi kebutuhan
insan, terutama bagi pengembangan ras manusia. Melalui perlakuan dan perawatan yang baik
dari orang tua, anak dapat memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik-biologis, maupun
kebutuhan sosio-psikologisnya. Apalagi anak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
dasarnya, maka anak cenderung berkembang menjadi seorang pribadi yang sehat.
Perlakuan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan
yang diberikan kepada anak, baik nilai agama maupun sosial budaya merupakan faktor yang
kondusif untuk mempersiapkan anak untuk menjadi pribadi dan menjadi masyarakat yang
sehat dan produktif.
Suasana keluarga sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak. Seorang anak dapat
dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang harmonis dan agamis, yaitu suasana yang
memberikan kasih sayang, perhatian dan bimbingan dalam agama, maka perkembangan
kepribadian anak tersebut cenderung positif, sehat. Sedangkan perkembangan anak yang
dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang broken home, kurang harmonis, orang tua
bersikap keras kepada anak, atau tidak memperhatikan nilai-nilai agama, maka
perkembangan kepribadiannya cenderung mengalami distoris atau mengalami kelainan dalam
penyesuaian dirinya.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat di identivikasikan masalah sebagai berikuut:
1. Apakah ada pengaruh yang positif antara pemahaman tingkah laku pada pembimbing
atau kokselor?
2. Apakah ada pengaruh yang positif antara pemahaman tingkah laku dengan pemberian
bimbingan terhadap tingkah laku anak?
3. Apakah ada pengaruh positif secara bersama-sama antara layanan bimbingan
konseling terhadap perubahan tingkah laku anak?
4. Apa saja teori-teori tentang asumsi dasar?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi kepribadian?
TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui arah pengaruh antara konselor dengan pemahaman individu.
2. Untuk mengetahui arah pengaruh konselor dalam pemberian layanan pada individu.
3. Untuk mengetahui arah pengaruh pemberian layanan bimbingan konseling terhadap
perubahan tingkah laku anak.
4. Untuk mengetahui apa saja teori asumsi dasar
5. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi kepribadian
MANFFAT
Manfaat penulisan dalam makalah ini adalah untuk penulis dan pembaca adalah untuk
menambah ilmu pengetahuan tentang Pendidikan dan sangat pentingnya pendidikan bagi
setiap warganegara, guna memecahkan permasalahan hidup yang mereka emban.
PEMBAHASAN
1) Pengertian Bimbingan Dan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari ‘guidance’ dan ‘counseling’
dalam bahasa inggris. Shertzer dan Stone (1971: 40) mengartikan bimbingan sebagai
“process of helping an individual to understabd himselfand his world ( proses
pemberian bantuan kepada inividu agar mampu memahami diri dan lingkungannya).
ASCA ( American school counselor association) mengemukakan bahwa: konseling
adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan
dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan
pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu kliennya mengatasi masalah-
masalahnya.
Ø Tujuan Bimbingan dan Konseling
1) Agar individu dapat merencanakan kegiatan penyelesaian studi perkembangan
karir, dankehidupannya di masa yang akan dating.
2) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang di miliki seoptimal
mungkin.
3) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendiikan,masyarakat serta lingkungan
kerjanya.
4) Mengatasi segala kesulitan studi,pendidikan,masyarakat maupun kerja.
Ø Ragam Bimbingan Menurut Masalah
a) Bimbingan akademik
Yaitu bimbingan yang di arahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi
dan memecahkan masalah-masalah akademik’
b) Bimbingan Sosial-Pribadi
Yaitu bimbingan yang di arahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi
dan memecahkan masalah-masalah social-pribadi ( masalah hubungan dengan
teman,dosen,staf,penyesuaian diri dengan lingkungan).
c) Bimbingan karir
Yaitu bimbingan yang di arahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi
dan memecahkan masalah-masalah karir ( pem
Ahaman tentang jabatan dan tugas-tugas kerja,pemahaman kemampuan
diri,pengembangan karir).
d) Bimbingan keluarga.
Yaitu bimbingan yang di arahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi
dan memecahkan masalah-masalah keluarga agar terjalin harmonis, menyesuaikan
diri dengan norma keluarga,
Pengertian Tingkah Laku
Segala pekerjaan, baik itu kerjanya jasmani maupun kerjanya rohani, kita kenal
dengan istilah tingkah laku. Karena setiap tingkah laku mempunyai banyak sifat,
maka setiap tingkah laku disebut dengan banyak macam sebutan, sesuai dengan sifat
yang diketahui oleh penyebutnya
Ø Arti penting tingkah laku
Usaha-usaha untuk menyusun teori maupun konsep yang utuh dalam rangka
menjelaskan konsep yang utuh dalam rangka menjeelaskan perilaku manusia sudah
sejak lama di lakukan orang.
Meskipun berbagai usaha untuk menyusun teori maupun konsep tersebut sudah secara
terus-menerus dilakukan, akan tetapi teka-teki tentang tingkah laku manusia belum
sepenuhnya terjawab. Salah satu alasan utamanya adalah bertolak dari sifat maupun
keadaan manusia yang bersifat komplek dan unik. Dikatakan komplek karena
kehidupan manusia melibatkan berbagai aspek antara lain aspek
kognitif,afektif,pskomotor, dan social yang saling berinteraksi dan bersifat dinamis.
Manfaat pemahaman tingkah laku bagi profesi bimbingan dan konseling
1) Kemudahan untuk mengenal sifat-sifat dari individu yang di beri
bimbingan dan konseling sehingga pelayanan profesi dapat dengan
mudah diberikan.
2) Pemahaman yang utuh dan menyeluruh terhadap tingkah laku masing-
masing anak didik yang di beri bimbingan dan konseling di sekolah
sehingga petugas bimbingan konseling dapat memberikan pembinaan
yang lebih jauh terhadap hobi, bakat, dan kegemaran anak didik.
3) Pengenalan anak didik di bombing secara mendalam sehingga pada
akhirnya dapat mencegah timbulnya frustasi pada anak sehingga
pembelajaran di sekolah dapat berjalan dengan lancar.
4) Di peroleh gambaran yang utuh terhadap pribadi anak sehingga guru
pembimbing dapat dengan tepat memperlakukan dan menolong anak
didik untuk mencapai kedewasaan dan tanggung jawabnya sendiri
dengan baik.
5) Guru pembimbing dapat menghindari timbulnya adanya konflik
dengan anak didik yang dapat menghilangkan kewibawaan guru
pembimbing di mata anak didiknya.
Ø Faktor penentu kepribadian manusia
Hurlock (1990 : 237) mengemukakan beberapa penentu kepribadian yang
mempunyai pengaruh yang terbesar pada inti pola kepribadian yaitu:
a) Konsep diri
Merupakan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep ini di bagi dua
yaitu konsep diri sebenarnya dan konsep diri ideal. Konsep diri sebenarnya
merupakan konsep seseorang tentang dirinya yang sebagian besar ditentukan oleh
peran dan hubungannya dengan orang lain serta persepsinya tentang penilaian orang
lain tentang dirinya. Sedangkan konsep ideal merupakan gambaran seseorang
mengenai penampilan dan kepribadian yang didambakannya.
b) Sifat
Sifat-sifat adalah kualitas perilaku atau pola penyesuaian spesifik misalnya reaksi
terhadap frustasi, cara menghadapi masalah, perilaku agresif dan defensif, dan
perilaku terbuka atau tertutup di hadapan orang lain.
Horlock ( 1990 : 248-257 ) mengemukakan penentu-penentu kepribadian yang
berpengaruh terhadap inti pola kepribadian ada beberapa hal yaitu:
§ Pengalaman awal
§ Pengaruh budaya
§ Ciri-ciri fisik
§ Kondisu fisik
§ Keberhasilan dan kegagalan
§ Penerimaan social
§ Pengaruh keluarga
§ Tingkat penyesuaian
2) Asumsi tentang manusia dan faktor penentu kepribadian manusia
A. Asumsi dasar tentang manusia
Setiap orang termasuk didalamnya para ahli dibidang psikologi kepribadian memilki
anggapan atau asumsi dasar tentang manusia. Asumsi ini diperoleh melalui hubungan
pribadi atau pengalaman pengalaman sosial secara nyata dan pada akhirnya
mempengaruhi perspektif dan tindakan individu terhadap sesamanya.
Asumsi asumsi atau anggapan tentang manusia berdasarkan teori teori kepribadian
seperti yang dikemukakan oleh Koswara (1991:26) antara lain :
a. Kebebasan-ketidakbebasan
Kebebasan dan ketidakbebsan merupakan dua anggapan yang saling bertentangan dan
berlawanan tentang manusia. Anggapan dasar yang menyatakan manusia sebagai
mahkluk yang bebas berkehendak, bebas menentukan sikap dan bebas menentukan
arah kehidupannya sendiri adalah anggapan yang bercorak dan berdasar pada dasar
aliran dan pandangan filsafat eksistensial (maslow) dan humanistik (rogers : psikologi
humanistik).
Sedangkan dasara pandangan yang menyatakan bahwa manusia adalah sosok yang
tidak bebas yang didasari dari organisme yang tingkah lakunya dideterminasi
(ditentukan) oleh sejumlah faktor penentu. Pandangan ini berada pada aliran
psikoanalisa (freud) dan behavioristik (skinner). Dalam hal ini freud beranggapan
bahwa faktor penentu tingkah laku manusia adalah dorongan dari dalam dirinya
berupa naluri dan dorongan dorongan yang lainnya, sedangkan menurut skinnner,
penentu tingkah laku manusia adalah stimulus stimulus eksternal yang berasal dari
lingkungan.
b. Rasionalitas-irrasionalitas
Rasionalitas dan irrasionalitas ini menyangkut seberapa besar pengaruh akal terhadap
tingkah laku manusia. Komitmen yang menyatakan bahwa manusia adalah mahkluk
yang rasional dianut oleh teori kepribadian humanistik, sedangkan komitmen yang
menyatakan bahawa manusia adalah mahkluk yang tidak rasional dianut oleh aliaran
psikoanalisa yang menyatakan bahwa tingkah laku manusia sebagian besar didorong
oleh kekuatan kekuatan irrasional yang tidak disadari (naluri naluri)
c. Holisme-Elementalisme
Prinsip holistik merupakan prinsip yang berasal dari psikologi gestalt yang
menekankan bahwa suatu fenomena harus dilihat dan hanya bisa diterima sebagai
suatu totalitas atau keseluruhan. Sedangkan prinsip elementalistik menekankan bahwa
suatu hal hanya bisa dipelajari atau diterangkan dengan jalan menyelidiki aspek aspek
secara terpisah.
Prinsip holistik menjadi dasar dari teori kepribadian yang dikemukakan freud dan
maslow, sedangkan prinsip elementalisme menjadi dasar dari teori kepribadian
behavioristik yang berpandangan bahwa kepribadian adalah sekumpulan tingkah laku
yang dipelajari sehingga penyelidikan tingkah laku dilakukan secara bagian (per
elemen).
d. Konstitusionalisme-enviromrntalisme
Pandangan konstitusional menyatakan bahwa pada hakikatnya manusia sudah
memilki sifat bawaan yang dibawa sejak lahir. Sedangkan pandangan
enviromentalisme menyatakan bahwa hakikatnya sifat sifat manusia ditentukan oleh
pengalaman pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Teori kepribadian yang
tergolong memiliki pandangan konstitusionalisme tentang manusia antara lain
hippokrates, freud, maslow dll. Sedangkan teori kepribadian yang berpola
enviromentalisme adalah skinner, pavlov dan tokoh tokoh aliran behaaviorisme.
e. Berubah-tak berubah
Yang dipersoalkan dari anggapan dasar ini adalah tentang kemungkinan berubah-tak
berubahnya kepribadian individu di sepanjang hidupnya. Pandangan bahwa manusia
merupakan individu yang berubah berada pada aliran behaviorisme. Dalam
behaviorisme, tingkah laku dipusatkan pada bagaimana suatu tingkah laku bisa
diubah, dibentuk, atau dikendalikan. Selain itu, maslow juga berpandangan yang sama
dan menganggap bahwa kepribadian selalu ada dalam perubahan menuju taraf yang
lebih tinggi, sehingga maslow berpandangan bahwa manusia adalah sosok yang
berubah.
Pandangan bahwa manusia merupakan individu yang tidak berubah dianut oleh teori
kepribadian psikoanalisa yang berpandangan deterministik tentang pribadi manusia.
Pandangan deterministik manusia menyatakan bahwa manusia ditentukan oleh faktor
faktor tertentu yang dibawa sejak lahir berupa naluri dan dorongan dorongan.
f. Subjektivitas-objektivitas
Pandangan yang menyatakan bhwa manusia merupakn individu yang hidup dalam
pengalaman yang subjektif yang dianut oleh aliran humanistik yang menyatakan
bahwa dunia batin atau dunia subjektif manusia merupakan faktor penentu dasar
manifestasi perilaku manusia. Dalam hal ini tingkah laku terutama ditentukan oleh
pemahaman atas dunia subjektifnya.
Pandangan objektif dianut oleh aliran kepribadian yang tergabung dalam teori
behavioristik yang menentang gagasan bahwa manusia mmerupakan individu yang
hidup dalam pengalaman yang subjektif. Gagasan tersebut tidaklah relevan dalam
upaya ilmiah mempelajari manusia. Sebab manusia hanya dapat diselidiki tentang
tingkah lakunya melalui pengukuran secara objektif.
g. Proaktif-reaktif
Pandangan proaktif manusia adalah berupa keyakinan bahwa sumber penyebab dari
seluruh tingkah laku manusia berada dalam diri manusia itu sendiri. Pandangan
proaktif tentang tingkah laku manusia dianut oleh sigmund freud yang menyatakan
bahwa seluruh tingkah laku manusia didorong oleh penyebab dari dalam diri manusia
itu sendiri yang sebagian besar tidak disadari serta dianut pula oleh pengikut aliran
humanistik yang memandang bahwa manusia adalah mahkluk yang sadar dan bebas
betingkah laku.
Pandangan reaktif tentang tingkah laku manusia menyakini bahwa tingkah laku
manusia ditentukan oleh faktor yang berasal dari luar yaitu dri lingkungan. Jadi,
pandangan reaktif diyakini sebagai respon atau reaksi terhadap stimulus eksternal.
Pandangan ini dianut oleh aliran behavioristik.
h. Homestatis-heterostatis
Konsep homestatis dan konsep heterostatis adalah dua konsep yang berbeda tentang
motivasi. Konsep homestatis adalah konsep yang bersumber pada keseimbangan
(equlibrium) yang menerangkan bahwa tingkah laku manusia terutama digerakkan
kearah pengurangan ketegangan karna adanya ketidakseimbangan sampai terjadi
keseimbangan yang optimal. Konsep homeostatis (freud) menyatakan bahwa seluruh
tingkah laku manusia ditunjukkan untuk mengurangi ketengangan karna
memunjaknya energi naluriah. Konsep ini berada pada aliran behaviorisme diantara
tokohnya dollard dan miller.
Konsep heterostatis menyatakan bahwa tingkah laku manusia tidak digerakkan oleh
kekuatan kekuatan internal seperti naluri dengan tujuan untuk mencapai
keseimbangan, melainkan sebagai hasil atau pengaruh dari kekuatan eksternal.
Konsep heterostatis (maslow) menyatakan bahwa manusia digerakkan oleh kebutuhan
kebutuhan secara berjenjang terus menerus sampai mencapai kebutuhan tertinggi,
bukan untu mencapai keseimbangan optimal pada titik tertentu.
i. Dapat diketahui-tidak dapat diketahui
Pandangan ini saling bertolak belakang dlam pandangannya terhadap manusia. Pada
kelompok yang mempercayai bahwa pengetahuan tentang manusia dapat diketahui
didasari atas kepercayaan bahwa manusia dapat dengan mudah diketahui dan
dipahami karna pda dasarnya manusia bertingkah laku menurut hukum hukum alam,
sama halnya dengan mahkluk hidup lainnya. Pandangan ini oleh aliran psikoanalisis
dan behaviorisme.
Sedangkan konsep tidak dapat diketahui menyatakan bahwa manusia sebagai pribadi
yang tidak diketahui didasari oleh keyakinan bahwa manusia tidak bisa diketahui
sepenuhnya melalui upaya ilmiah karna bagaimanapun, manusia adalah mahkluk yang
unik yang tidak dapat disamakan keberadaan dan tingkah lakunya dengan mahkluk
mahkluk lainnya. Pandangan ini dianut oleh maslow dan teori humanistik.
B. Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian
Secara garis besar ada dua faktor utama yang mempengaruhi perkembangan
kepribadian, yaitu faktor hereditas (genetika) dan faktor lingkungan (environment).
1) Faktor Genetika (Pembawaan)
Pada masa konsepsi, seluruh bawaan hereditas individu dibentuk dari 23 kromosom
dari ibu, dan 23 kromosom dari ayah. Dalam 46 kromosom tersebut terdapat beribu-
ribu gen yang mengandung sifat fisik dan psikis individu atau yang menentukan
potensi-potensi hereditasnya. Dalam hal ini, tidak ada seorang pun yang mampu
menambah atau mengurangi potensi hereditas tersebut.
Pengaruh gen terhadap kepribadian, sebenarnya tidak secara langsung, karena yang
dipengaruhi gen secara tidak secara langsung adalah (1) kualitas sistem syaraf, (2)
keseimbangan biokoimia tubuh, dan (3) struktur tubuh.
Lebih lanjut dapat dikemukakan, bahwa fungsi hereditas dalam kaitannya dengan
perkembangan kepribadian adalah (1) sebagai sumber bahan mentah kepribadian
seperti fisik, intelegensi, dan temperamen (2) membatasi perkembangan kepribadian
dan mempengaruhi keunikan kepribadian.
Dalam kaitan ini Cattel dkk., mengemukakan bahwa “kemampuan belajar dan
penyesuaian diri individu dibatasi oleh sifat-sifat yang inheren dalam organisme
individu itu sendiri”. Misalnya kapasitas fisik (perawakan, energy, kekuatan, dan
kemenarikannya), dan kapasitas intelegtual (cerdas, normal, atau terbelakang).
Meskipun begitu batas-batas perkembangan kepribadian, bagaimanapun lebih besar
dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Contohnya: seorang anak laki-laki yang tubuhnya kurus, mungkin akan
mengembangkan “self concept” yang tidak nyaman, jika dia berkembang dalam
kehidupan sosial yang sangat menghargai nilai-nilai keberhasilan atletik, dan
merendahkan keberhasilan dalam bidang lain yang diperolehnya. Sama halnya dengan
wanita yang wajahnya kurang, dia akan merasa rendah diri apabila berada dalam
lingkungan yang sangat menghargai wanita dari segi kecantikan fisiknya.
Ilustrasi diatas menunjukkan, bahwa hereditas sangat mempengaruhi “konsep diri”
individu sebagai dasar sebagai individualitasnya, sehingga tidak ada orang yang
mempunyai pola-pola kepribadian yang sama, meskipun kembar identik.
Menurut C.S. Hall, dimensi-dimensi temperamen : emosionalitas, aktivitas,
agresivitas, dan reaktivitas bersumber dari plasma benih (gen) demikian halnya
dengan intelegensi.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh hereditas terhadap kepribadian, telah banyak
para ahli yang melakukan penelitian dengan menggunakan metode-metode tertentu.
Dalam kaitan ini, Pervin (1970) mengemukakan penelitian-penelitian tersebut.
a) Metode Sejarah (Riwayat) Keluarga
Galton (1870) telah mencoba meneliti kegeniusan yang dikaitkan dengan sejarah
keluarga. Temuan penelitiannya manunjukkan bahwa kegeniusan itu berkaitan erat
dengan keluarga. Temuan ini bukti yang mendukung teori hereditas tentang
kegeniusan individu.
b) Metode Selektivitas Keturunan
Tryon (1940) menggunakan pendekatan ini dengan memilih tikus-tikus yang pintar,
cerdas “bright”, dengan yang bodoh “dull”. Ketika tikus-tikus dari kedua kelompok
tersebut dikawinkan, ternyata keturunannya mempunyai tingkat kecerdasan yang
berdistribusi normal.
c) Penelitian terhadap Anak Kembar
Newman, Freeman, dan Halzinger (1937) telah meneliti kontribusi hereditas yang
sama terhadap tinggi dan berat badan, kecerdasan dan kepribadian. Mereka
menempatkan 19 pasangan kembar identik dalam pemeliharaan yang terpisah, 50
pasangan kembar identik dalam pemeliharaan yang sama, dan 50 pasangan kembar
“fraternal” dalam pemeliharaan yang sama juga.
Hasilnya menunjukkan bahwa kembar identik yang dipelihara terpisah memiliki
kesamaan satu sama lainnya dalam tinggi dan berat badan, serta kecerdasannya.
Demikian juga kembar identik yang dipelihara bersama-sama, ternyata lebih
mempunyai kesamaan dari pada kembar “faternal”
d) Keragaman Konstitusi (Postur) Tubuh
Hippocrates menyakini bahwa temperamen manusia dapat dijelaskan bardasarkan
cairan-cairan tubuhnya. Kretsvhmer telah mengklasifikasikan postur tubuh individu
pada tiga tipe utama, dan satu tipe campuran. Pengklasifikasian ini didasarkan pada
penelitiannya terhadap 260 orang yang dirawatnya. Berikut ini adalah tipe
pengklasifian tubuh menurut Kretschmer.
Tipe Piknis (Stenis): pendek, gemuk, perut besar, dada dan bahunya bulat.
Tipe Asthenis (Leptoshom): tinggi dan ramping, perut kecil, dan bahu sempit.
Tipe Atletis: postur tubuhnya harmonis (tegap, bahu lebar, perut kuat, otot
kuat).
Tipe Displastis: tipe penyimpangan dari tiga bentuk di atas.
Tipe-tipe ini berkaitan dengan: (1) gangguan mental, seperti tipe piknis berhubungan
dengan manik depresif, dan asthenis. (2) karaktritis individu yang normal, seperti tipe
piknis mempunyai sifat-sifat bersahabat dan tenang, sedangkan asthenis bersifat
serius, tenang dan senang menyendiri.
2) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi kepribadian diantaranya keluarga,
kebudayaan, dan sekolah.
a) Keluarga
Keluarga dipandang sebagai penentu utama dalam pembentukan kepribadian anak.
Alasannya adalah (1) keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi
pusat identifikasi anak, (2) anak banyak menghabiskan waktunya di lingkungan
keluarga, dan (3) para anggota keluarga merupakan “significant people” bagi
pembentukan kepribadian anak.
Baldwin dkk. (1945), telah melakukan penelitian tentang pengaruh pola asuh orang
tua terhadap kepribadian anak. Pola asuh orang tua itu ternyata ada yang demokratis
dan juga authoritarian. Orang tua yang demokratis ditandai dengan prilaku (1)
menciptakan iklim kebebasan, (2) bersikap respek terhadap anak, (3) objektif, dan (4)
mengambil keputusan secara rasional.
Anak yang dikembangkan dalam iklim demokratis cenderung memiliki cirri-ciri
kepribadian: labih aktif, lebih bersikap sosial, lebih memiliki harga diri, dan lebih
konstruktif dibandingkan dengan anak yang dikembangkan dalam iklim authoritarian.
b) Kebudayaan
Kluckhohn berpendapat bahwa kebudayaan meregulasi (mengatur) kehidupan kita
dari mulai lahir sampai mati, baik disadari maupun tidak disadari. Kebudayaan
mempengaruhi kita untuk mengikuti pola-pola perilaku tertentu yang telah dibuat
orang lain untuk kita.
Sehubungan dengan pentingnya kebudayaan sebagai faktor penentu kepribadian,
muncul pertanyaan: Bagaimana tipe dasar kepribadian masyarakat itu terjadi? Dalam
hal ini Linton (1945) mengemukakan tiga prinsip untuk menjawab pertanyaan
tersebut. Tiga prinsip tersebut adalah (1) pengalaman kehidupan dalam awal keluarga,
(2) pola asuh orang tua terhadap anak, dan (3) pengalaman awal kehidupan anak
dalam masyarakat.
c) Sekolah
Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi kepribadian anak. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi di antaranya sebagai berikut:
Iklim emosional kelas.
Sikap dan prilaku guru.
Disiplin.
Prestasi belajar.
Penerimaan teman sebaya.
Dari penjelasan di atas, ada juga faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian
seseorang, yaitu faktor internal dan eksternal.
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri. Faktor
internal ini biasanya merupakan faktor genetis atau bawaan. Faktor genetis
maksudnya adalah faktor yang berupa bawaan sejak lahir dan merupakan pengaruh
keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki oleh salah satu dari kedua orang tuanya
atau bisa jadi gabungan atau kombinasi dari sifat kedua orang tuanya. Oleh karena itu,
sering kita mendengar istilah “ buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya”. Misalnya,
sifat mudah marah yang dimiliki oleh sang ayah bukan tidak mungkin akan menurun
pula pada anaknya.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut. Faktor eksternal
ini biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari lingkungan seseorang mulai dari
lingkungan terkecilnya, yakni keluarga, teman tetangga, sampai dengan pengaruh dari
barbagai madia audiovisual seperti TV, VCD dan internet, atau media cetak seperti
koran, majalah dan lain sebagainya.
Lingkungan keluarga, tempat seorang anak tumbuh dan berkembang akan sangat
berpengaruh terhadap kepribadian seorang anak. Terutama dari cara orang tua
mendidik dan membesarkan anaknya. Sejak lama peran sebagai orang tua sering kali
tidak dibarengi oleh pemahaman mendalam tentang kepribadian. Akibatnya,
mayoritas orang tua hanya bisa mencari kambing hitam –bahwa si anaklah yang tidak
beres- ketika terjadi hal-hal negatif mengenai prilaku keseharian anaknya.seorang
anak yang memiliki prilaku demikian sesungguhnya meniru cara berpikir dan
perbuatan yang sengaja atau tidak sengaja yang dilakukan oleh orang tua mereka.
Contoh orang tua sering memerintahkan anaknya, “ tolong nanti kalau ada telepon,
bilang ayah dan ibu sedang tidak ada dirumah, karena ayah dan ibu akan tidur “.
Peristiwa ini adalah suatu pendidikan kepada anak bahwa berbohong boleh atau halal
dilakukan. Akibatnya anak juga melakukan prilaku bohong kepada orang lain
termasuk pada orang tua yang mencontohinya. Jika perbuatan bohong yang dilakukan
anak memperoleh kepuasan atau kenikmatan, minimal tidak memperoleh hukuman,
maka perbuatan bohong itu akan dikembangkan lebih lanjut oleh anak tersebut.
Bahkan mungkin saja daya bohong itu akan menjadi suatu kesenangan dan dapat juga
menjadi suatu keahlian yang lama-kelamaan menjadi kepribadiannya. Demikian juga
prilaku positif dan negatif lain yang terperaktikkan di lingkungan rumah.
Menurut Levine (2005) menjadi orang tua sesungguhnya merupakan proses yang
dinamis. Situasi keluarga acap kali berubah. Tidak ada yang bersifat mekanis dalam
proses tersebut. Akan tetapi, dengan memahami bahwa kepribadian mengaktifkan
energy, mengembangkan langkah demi langkah, serta menyadari semua implikasi
setiap langkah terhadap diri anak, para orang tua secara perlahan akan mampu
menumpuk rasa percaya diri pada diri anak.
Selanjutnya, Levine (2005) menegaskan bahwa kepribadian orang tua akan
berpengaruh terhadap caraorang tua tersebut dalam mendidik dan membesarkan
anaknya yang pada gilirannya juga berpengaruh pada kepribadian si anak tersebut.
Ada Sembilan tipe kepribadian orang tua dalam membesarkan anaknya yang juga
dapat berpengaruh pada kepribadian si anak, yaitu sebagai berikut :
a. Penasihat moral, terlalu menekankan pada perincian, analisis dan moral.
b. Penolong, terlalu mengutamakan kebutuhan anak dengan mengabaikan akibat
dari tindakan si anak.
c. Pengatur, selalu ingin bekerja sama dengan si anak dan menciptakan tugas-
tugas yang akan membantu memperbaiki keaadan.
d. Pemimipin, selalu berupaya untuk selalu berhubungan secara emosional
dengan anak-anak dalam setiap keadaan dan mencari solusi kreatif bersama-
sama.
e. Pengamat, selalu mencari sudut pandang yang menyeluruh, berupaya
mengutamakan objektifitas dan perspektif.
f. Pencemas, selalu melakukan tanya jawab mental dan terus bertanya-tanya ,
ragu-ragu dan memiliki gambaran terburuk bahkan meraka sampai yakin
bahwa anak merka benar-benar memahami situasi.
g. Penghibur, selalu menerapakan gaya yang selalu santai.
h. Pelindung, cenderung untuk mengambil alih tanggung jwab dan bersikap
melindungi, berteriak pada si anak akan tetapi kemudian melindunginnya dari
ancaman yang datang.
i. Pendamai, dipengaruhi kepribadian mereka yanag selalu menghindar dari
konflik.
Berdasarkan Sembilan kepribadian orang tua dalam mendidik anakanya secara
moralitas, maka tampaknya tiga tipe yang sejalan dalam pembentukan kepribadian
melalui peningkatan pertimbangan moral, yaitu tipe pengatur, pengamat dan
pencemas. Pembentukan kepribadian melalui peningkatan pertimbangan moral
menghendaki orang tua di lingkungan rumah tangga bertindak sebagai teman yang
dapat bakerja sama dengan anak-anak mereka dalam menyelesaikan segala tugas guna
memperbaiki keadaan sosial maupun fisik. Kepribadian orang tua sebagai pengamat
yang menggunakan sudut pandang menyeluruh dan objektif akan membantu cara
berpikir moral anak kearah yang luas, objektif, dan menyeluruh. Demikian juga,
kepribadian orang tua tipe pencemas yang selalu membawa anak untuk berdiskusi,
bertanya jawab, dan mengajak berpikir dalam menghadapi tantangandan konflik
adalah sejalan dengan teori perkembangan moral kognitif dalam peningkatan
perkembangan moral guna pembentukan kepribadian yang baik bagi anak-anak. [3]
Dari beberapa uraian di atas muncul tiga aliran utama yang saling bertentangan
mengenai fenomena tentang faktor kepribadian[4], yaitu :
1. Aliran Nativisme
Aliran ini dipelopori oleh Schoupenhouer yang berpendapat bahwa faktor pembawaan
itu lebih kuat dari pada faktor yang datang dari luar. Aliran ini didukung oleh aliran
Naturalisme yang ditokohi oleh J.J. Rousseau yang berpendapat bahwa: segala yang
suci dari tangan tuhan, rusak di tangan manusia. Anak manusia itu sejak lahir, ada di
dalam keadaan yang suci, tetapi karena dididik oleh manusia, malah menjadi rusak. Ia
bahkan kenal dengan segala macam kejahatan, penyelewengan, korupsi, mencuri, dan
sebagainya.
2. Aliran Empirisme
Aliran ini dipelopori oleh jhon locke, dengan tabula rasanya. Aliran Empieisme
berpendapat bahwa anak sejak lahir, masih bersih seperti tabula rasa, dan baru akan
berisi bila ia menerima sesuatu dari luar, lewat alat inderanya. Karena itu pengaruh
dari luarlah yang lebih kuat daripada pembawaan manusia.
Aliran ini diperkuat oleh J.F. Herbart dengan teori psikologi asosiasinya, yang
berpendapat bahwa jiwa manusia sejak dilahirkan itu masih kosong. Baru akan berisi
apabila alat indranya telah dapat menangkap sesuatu, yaitu jiwa. Di dalam kesadaran
ini, hasil tangkapan itu tadi meninggalkan bekas. Bekas ini disebut tanggapan. Makin
lama alat indera yang dapat menangkap rangsangan dari luar ini makin banyak dan
semuanya itu meninggalkan tanggapan. Di dalam tanggapan ini saling tarik menarik
dan tolak menolak. Yang bertarik menarik adalah tanggapan yang sejenis, sedangakan
tolak menolak adalah tanggapan yang tidak sejenis.
3. Aliran Convergensi
Aliran ini dipelopori oleh itu W. Stern, mengajukan teorinya, yang terkenal dengan
teori perpaduan, atau teori convergensi, yang berpendapat bahwa kekuatan itu
sebenarnya berpadu menjadi satu. Keduanya saling memberikan pengaruh. Bakat
yang ada pada anak, ada kemungkinan tidak akan berkembang kalau tidak
dipengaruhi oleh segala sesuatu yang ada disekitar lingkunganya. Demikian pula
pengaruh dari lingkungan juga tidak akan berfaedah apabila tidak ada yang
menanggapi di dalam jiwa manusia.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan yang di berikan
oleh seseorang yang berwenang kepada individu atau kelompok individu yang
mengalami masalah agar mendapatkan kebahagiaan dalam hidupnya (dalam
lingkungan sosialnya).
Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses
pendidikan. Seorang konselor harus mempunnyai kompetensi-kompetensi baik dalam
teori maupun praktik. Salah satu kompetensi yang harus di miliki oleh seorang
konselor yaitu mengerti pemahaman tingkah laku.
Ada pengaruh yang positif dan signifikan seorang pembimbing atau seorang konselor
dalam memahami pemahaman tingkah laku karena dengan seorang konselor
memahami pemahaman individu maka pembimbingan akan mudah memahami sifat-
sifat anak yang akan di beri bimbingan, dapat memperoleh pemahaman yang utuh
pada pribadi anak sehingga seorang pembimbing dapat dengan tepat memperlakukan
dan menolong anak didiknya mencapai kedewasaan dan tanggung jawabnya sendiri
dengan baik.
Seorang konselor dalam pemberian layanan kepada anak didik atau klien dengan
memahami tingkah laku maka ada pengaruh yang positif antara pemberian layanan
bimbingan konseling yaitu tepat dalam memberikan layanan dan penanganan pada
klien sehingga klien mampu mengarahkan perubahan dan mengembangkan pada anak
didik tentang tingkah laku yang positif.
Beberapa faktor yang memepengaruhi kepribadian yaitu faktor hereditas atau genetika
yang meliputi unsur fisik yang diturunkan oleh orang tua seperti bentuk tubuh, cairan
tubuh, dan sifat-sifat yang diturunkan dari orang tua. Selanjutnya faktor lingkungan
yaitu antara lain lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat. Di samping itu, meski
kepribadian seseorang itu relatif konstan, kenyataannya sering ditemukan perubahan
kepribadian. Perubahan itu terjadi dipengaruhi oleh faktor gangguan fisik dan
lingkungan.
Dalam menyikapi faktor-faktor tersebut muncul tiga aliran utama mengenai faktor
kepribadian yaitu aliran Nativisme yang dipelopori oleh Schoupenhouer yang
mengungkapkan bahwa faktor pembawaan itu lebih kuat dari faktor yang datang dari
luar, kemudian aliran Empirisme yang dikemukakan oleh John Locke yang
berpendapat bahwa faktor dari luar itu lebih kuat karena manusia dilahirkan itu
diandaikan seperti tabula rasa yang masih kosong dan akan terisi bila manusia
menerima sesuatu dari luar, berbeda dengan keduanya, W. Stern mengemukakan teori
Convergensi atau teori perpaduan yaitu faktor pembawaan tidak akan berkembang
jika tidak dipengaruhi oleh faktor dari luar, begitu sebaliknya faktor dari lingkungan
tidak akan dapat berpengaruh apabila tidak ada yang menanggapi dari dalam jiwa
manusia.
DAFTAR PUSTAKA
W. Sarwono, Sarlito, Pengantar psikologi Umum, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2010.
Sujanto, Agus, Psikologi Kepriadian, Jakarta: PT Bumi Aksara, 1997.
Samsyu, Yusuf dan Juntika Nurihsan, Teori Kepriadian, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008.
Wikipedia Bahasa Indonesia.
arozin, Muh dan Fathiyah, K.N. 2004. Pemahaman tingkah laku. Jakarta:PT Rineka
Cipta.
Yusuf, S. dan Nurihsan, A.J. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
http://muozhaick.blogspot.co.id/2013/03/asumsi-dasar-tentang-manusia.html
SOAL-SOAL
NAMA : ODHA MUHAMMAD FAUZI
NIM : 1551400059
PRODGI : BK 1 C
1. Bagaimana cara membedakan pemakaian perkataan kepribadian menurut Whiterington?
2. Menurut koswara teori kepribadian ada berapa jenis? Sebutkan
3. Jelaskan yang di mkasud dengan faktor kepribadian di dalam faktor keturunan ?
4. jelaskan kebebasan-ketidakbebasan dalam asumsi dasar manusia menurut Koswara
JAWAB
1. Secara populer kepribadian adalah kesan yang ditimbulkan olh sifat-sifat lahiriah
seseorang, misalnya cara berpakaian, sifat jasmaniah, daya pikat, dll. Para sarjana psikologi
lebih memperhatikan arti yang lebih dalam dan luas, yang meliputi pula sifat-sifat yang khas,
yang unik, yang selamanya ada pada orang yang bersangkutan, tetapi tidak selalu tampak
pada observasi sepintas lalu yang dilakukan pertama kali.
2. - Variabilitas,2 . Nilai heuristik, -. Konsistensi internal,
- Kehematan, -Keluasan ( comprehensiveness ), -Signifikansi Fungsi.
3. Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah,
gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologi adalah
karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial,
dipengaruhi oleh siapa orangtua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologi, psikologi,
dan psikologis bawaan dari individu.
4. Kebebasan dan ketidakbebsan merupakan dua anggapan yang saling bertentangan dan
berlawanan tentang manusia. Anggapan dasar yang menyatakan manusia sebagai mahkluk
yang bebas berkehendak, bebas menentukan sikap dan bebas menentukan arah kehidupannya
sendiri adalah anggapan yang bercorak dan berdasar pada dasar aliran dan pandangan filsafat
eksistensial (maslow) dan humanistik (rogers : psikologi humanistik).
SOAL-SOAL
NAMA : SENA ARDI P
NIM : 1551400058
PROGDI : BK 1 C
1. Apakah arti penting pemahaman tingkah laku?
2. Apa yang dimaksud Psikologi kepribadian menurut koswara?
3. Apa manfaat mempelajari teori kepribadian?
4. Jelaskan faktor lingkungan dalam faktor penentu kepribadian
JAWABAN
1. Upaya untuk mendapatkan pemahaman atas tingkah laku manusia tidak sekedar upaya
untuk melampiaskan rasa ingin tahu manusia saja, akan tetapi bahkan menjadi suatu
kewajiban bagi manusia itu sendiri untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan
meningkatkan kualitas kehidupannya di masa-masa selanjutnya
2. merupakan salah satu bidang dalam psikologi yang mempelajari prilaku manusia secara
total dan menyeluruh.
3. -. Mempermudah untuk mengenalikarakter (kepribadian) seseorang/klienketika proses
layanan bimbingan dan konseling dilakukan. Mengenali kepribadian seorang klien sangat
penting dalam dunia konseling dikarna kanpemahaman mengenai kepribadian menjadi pokok
utama untuk pemberianl ayanan.
-. Dengan mempelajari dan memperdalam ilmu tentang kepribadian terutama
beberapa teori penunjang, makateori-teori tersebut mudah untuk diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari mengenai gejala-gejala yang ada pada diri seseorang, beserta
pendekatan yang digunakan juga dapat mendapatkan solusi atau jalan keluar dari permasalah
yang ada.
- Memudahkan untuk melakukan uji atau mengukur kepribadian seseorang dengan
menggunakan beberapa teknik pengukuran kepribadian, sehingga analisis tentang
kepribadian bukan hanya melalui visual saja akan tetapi dapat dibuktikan secara ilmiah dan
teoritis.
- Memudahkan dalam melakukan analisis kepribadian melalui pendekatan teori-teori
kepribadian.
4. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai
contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke
generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga
ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh
pada kultur yang lain
SOAL-SOAL
NAMA : HANTARI FAJAR S
NIM : 1551400057
KELAS : BK 1 C
1. Jelaskan fungsi deskriptif dalam teori kepribadian
2. Apakah pengertian kepribadian?
3. Jelaskan Rasionalitas-irrasionalitas menurut koswara
4 . Jelaskan faktor kondisi situasional dalam faktor penentu kepribadian
JAWABAN
1. Fungsi deskriptif (menjelaskan atau menggambarkan) merupakan fungsi teori kepribadian
dalam menjelaskan atau menggambarkan perilaku atau kepribadian manusia secara rinci,
lengkap, dan sistematis. Pertanyaan-pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana seputar
perilaku manusia dijawab melalui fungsi deskriptif.
2. Kepribadian (personality) bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk oleh proses
sosialisasi, relasi-relasi. Kepribadian merupakan kecenderungan psikologis seseorang untuk
melakukan tingkah laku sosial tertentu, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan
berkehendak maupun perbuatan serta rasa keingin untuk memiliki.
3. Rasionalitas dan irrasionalitas ini menyangkut seberapa besar pengaruh akal terhadap
tingkah laku manusia. Komitmen yang menyatakan bahwa manusia adalah mahkluk yang
rasional dianut oleh teori kepribadian humanistik, sedangkan komitmen yang menyatakan
bahawa manusia adalah mahkluk yang tidak rasional dianut oleh aliaran psikoanalisa yang
menyatakan bahwa tingkah laku manusia sebagian besar didorong oleh kekuatan kekuatan
irrasional yang tidak disadari (naluri naluri)
4. Kondisi situsional dapat mempengaruhi efek dari faktor-faktor keturunan dan lingkungan
terhadapa kepribadian. Kepribadian seseorang meskipun relatif stabil dan konsisten, namun
dapat berubah pada situasi-situasi yang berbeda. Tuntutan yang berbeda pada situasi yang
berbeda dapat menimbulkan reaksi dan aspek yang berbeda pada kepribadian seseorang. Oleh
karena itu, sebaiknya tidak melihat corak kepribadian secara terisolasi, tetapi juga
mengetahui bahwa situasi-situasi tertentu lebih relevan dari situasi-situasi lain dalam
mempengaruhi kepribadian sehingga dapat dilihat adanya perbedaan-perbedaan individual
yang signifikan.
SOAL-SOAL
NAMA : WIDYANTI INDRIASTUTI
NIM : 1551400056
KELAS : BK 1 C
1. Sebutkan 1 manfaat dan pemahaman tingkah laku bagi profesi bimbingan dan konseling
2. Jelaskan tentang Holisme-Elementalisme
3. Jelaskan Faktor penentu kepribadian menurut sujanto
4. Apakah yang di maksud dengan Homestatis-heterostatis
JAWABAN
1. Kemudahan untuk mengenal sifat-sifat dari individu atau anak didik yang diberi bimbingan
dan konseling sehingga pada akhirnya profesi dapat dengan mudah diberikan
2. Prinsip holistik merupakan prinsip yang berasal dari psikologi gestalt yang menekankan
bahwa suatu fenomena harus dilihat dan hanya bisa diterima sebagai suatu totalitas atau
keseluruhan. Sedangkan prinsip elementalistik menekankan bahwa suatu hal hanya bisa
dipelajari atau diterangkan dengan jalan menyelidiki aspek aspek secara terpisah.
Prinsip holistik menjadi dasar dari teori kepribadian yang dikemukakan freud dan maslow,
sedangkan prinsip elementalisme menjadi dasar dari teori kepribadian behavioristik yang
berpandangan bahwa kepribadian adalah sekumpulan tingkah laku yang dipelajari sehingga
penyelidikan tingkah laku dilakukan secara bagian (per elemen).
3. Kekuatan dari dalam yang sudah dibawa sejak lahir, berwujud benih, bibit atau sering juga
disebut kemampuan kemampuan dasar. Dan 2. Kekuatan dari luar, faktor lingkungan.
4. Konsep homestatis dan konsep heterostatis adalah dua konsep yang berbeda tentang
motivasi. Konsep homestatis adalah konsep yang bersumber pada keseimbangan (equlibrium)
yang menerangkan bahwa tingkah laku manusia terutama digerakkan kearah pengurangan
ketegangan karna adanya ketidakseimbangan sampai terjadi keseimbangan yang optimal.
Konsep homeostatis (freud) menyatakan bahwa seluruh tingkah laku manusia ditunjukkan
untuk mengurangi ketengangan karna memunjaknya energi naluriah. Konsep ini berada pada
aliran behaviorisme diantara tokohnya dollard dan miller.
Konsep heterostatis menyatakan bahwa tingkah laku manusia tidak digerakkan oleh kekuatan
kekuatan internal seperti naluri dengan tujuan untuk mencapai keseimbangan, melainkan
sebagai hasil atau pengaruh dari kekuatan eksternal. Konsep heterostatis (maslow)
menyatakan bahwa manusia digerakkan oleh kebutuhan kebutuhan secara berjenjang terus
menerus sampai mencapai kebutuhan tertinggi, bukan untu mencapai keseimbangan optimal
pada titik tertentu.
SOAL-SOAL
NAMA : FATWA MUFTI SARI
NIM :1551400061
KELAS : BK 1 C
1. Sebutkan psikologi kepribadian dalam kajiannya berusaha menjelaskan perilaku manusia
dalam bentuk apa saja
2. Jelaskan fungsi prediktif dalam teori kepribadian
3. Jelaskan pengalaman awal dalam penentu kepribadian yang berpengaruh dalam inti
kepribadian
4. Apa saja yang mempengaruhi aspek kondisi fisik ?
JAWABAN
1. Penggambaran dan penjelasan perbedaan individual dengan berbagai cara,Sintesis dan
proses yang mempengaruhi interaksi individu dengan ligkungannya ke dala kesatuan
terintegrasi manusia secara total.
2. Teori kepribadian selain harus bisa menjelaskan tentang apa, mengapa, dan bagaimana
tingkah laku manusia sekarang, juga harus bisa memperkirakan apa, mengapa, dan
bagaimana tingkah laku manusia di kemudian hari. Dengan demikian teori kepribadian harus
memiliki fungsi prediktif.
3. Pentingnya pengalaman awal untuk perkembangan kepribadian opertama tama ditekankan
oleh freud yang menemukan bahwa diantara pasien dewasa banyak yang memilki
pengalamam yang tidak membahagiakan pada masa anak anak. Trauma kelahiran atau
kejutan psikologis yang terjadi bila bayi dipisahkan dari ibunya mempunyai pengaruh yang
lama pada kepribadian dengan jalan membuat individu merasa tidak aman.
4. kesehatan umum dan cacat jasmani. Kesehatan yang baik memungkinkan seseorang ikut
serta dalam kegiatan kelompoknya sehingga lebih diterima oleh kelompok dan pada akhirnya
menentukan konsep diri positif yaitu sebagai individu yang diterima dengan baik oleh
lingkungan.
Recommended