KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERKOTAAN

Preview:

DESCRIPTION

Analisis Manajemen Transportasi di Surabaya dilihat dari aspek suistainable, livable , dan valuable ”. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERKOTAAN. KELOMPOK IV. Aprilia Dwi M. ( 105030101111081) Sugiyanti Puji L. (105030101111084) Risna Febriyani (105030100111084) Mirza Gholami (105030100111081) - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Analisis Manajemen Transportasi di Surabaya

dilihat dari aspek suistainable, livable, dan valuable”.

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERKOTAAN

Aprilia Dwi M. (105030101111081)Sugiyanti Puji L. (105030101111084)Risna Febriyani (105030100111084)Mirza Gholami (105030100111081)Eko Setiawan (105030100111086)Widya Sari (1050301011110__) Sony Damalan (105030101111103)Wira Novia P.(105030101111043)

KELOMPOK IV

KEBIJAKAN TRANSPORTASI

TRANSPORTASI

usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut

atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain dimana di tempat lain ini

objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat

berguna untuk tujuan-tujuan tertentu

(Miro, 2005).

Perencanaan transportasi juga merupakan bagian dari perencanaan kota dan wilayah. Rencana kota tanpa

mempertimbangkan keadaan transportasi akan menghasilkan kesemrawutan lalu lintas di kemudian hari, meningkatnya Jumlah kecelakaan, pelanggaran,

menurunnya sopan-santun berlalu-lintas, serta meningkatkan pencemaran udara.

UNSUR POKOK TRANSPORTASI

1. Manusia 2. Barang 3.Kendaraan 3. Jalan 4. Organisasi

1)  Dukungan vitalitas ekonomi memungkinkan persaingan global,

produktifitas dan efisiensi.

2)   Meningkatkan keamanan pada sistem transportasi bagi

pengendara

3)   Meningkatkan aksesbilitas dan mobilitas pengangkutan bagi

masyrakat

4)   Meningkatkan perlindungan lingkungan, konservasi energi dan

memperbaiki kualitas udara.

5)   Meningkatkan integrasi dan konektifitas sistem transportasi

6)  Mempromosikan sistem manajemen dan oparasi yang efisien.

7)  Penekanan terhadap pemeliharaan sistem transportasi yang ada.

Pertimbangan dan Proses perencanaan strategis Transportasi Metropolitan

Sustainable TransportationAda akses yang dibutuhkan masyarakat agar keamanan, kesehatan

ekosistem, terjaga dengan keadilan ,Dapat menghasilkan,

mengoperasikan secara efisien, Memberikan pilihan moda trasportasi

dan mendukung pergerakan aspek ekonomi. Membatasi emisi, dan

pemborosan dalam kemampuan planet untuk menyerapnya,

meminimalkan penggunaan sumber daya yang tidak bisa diperbarui,

membatasI sumber daya alam yang dapat diperbarui. Menggunakan,

memperbarui dan meminimalkan penggunaan lahan dan produksi yang

menyebabkan kegaduhan.

MUDAH TERWUJUD MELALUI “TRANSPORTASI BERBASIS ANGKUTAN

UMUM”

Kota Surabaya berperan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berfungsi sebagai pusat pelayanan produksi, distribusi barang dan jasa dan memiliki prospek perkembangan yang sangat pesat. Selain itu di dalam PP tersebut juga menetapkan Kawasan Perkotaan Gerbangkertosusila yang terdiri dari Kawasan Perkotaan Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan termasuk di dalam Kawasan Strategis Nasional.

SURABAYA

a. Peningkatan lalu-lintas ke pusat karena dominasi akses jalan b. Sistem parkir on street c. tidak dilengkapi dengan marka jalan sehingga tidak teratur d. Belum optimalnya penggunaan jembatan penyeberangan e. Belum adanya pembatasan penggunaan kendaraan pribadi f. Akses jalan keluar dan masuk Kota Surabaya kurang lancar g. Belum optimalnya penggunaan kereta komuterh. Belum adanya sanksi atas emisi kendaraan umumi. Tidak dilengkapi ruang pejalan kakij. Beberapa ruas jalan dijadikan pasar tradisional l. tidak adanya sistem transportasi massal (Rina, 2005).

MASALAH TRANSPORTASI SURABAYA

PENINGKATAN SISTEM TRANSPORTASI

BERDASAR RENSTRADA KOTA SURABAYA

TAHUN 2002-2005

Program Peningkatan SistemTransportasi Kota

A. Optimalisasi Traffic Management Systemb. Penataan Transportasi Darat c. Pengaturan Perparkiran d. Penyediaan Sarana Prasarana Terminal

Program Optimalisasi Sarana-Prasarana Jalan &

Jembatan

a. Pemeliharaan Jalan dan jembatan b. Pembangunan Jalan dan Jembatan

a. Program pengendalian tata ruang b. Program peningkatan sistem transportasi kota c. Program peningkatan sarana dan prasarana jalan d. Program penanganan banjir e. Program penanganan kebersihanf. Program peningkatan lingkungan kota

Untuk mengurangi terjadinya penurunan

daya dukung lingkungan

Permasalahan yang tengah dihadapi kota Surabaya terutama kemacetan lalu lintas. Kemacetan muncul dipengaruhi oleh gaya hidup warga kota sendiri. Gaya hidup yang cenderung

pragmatis, konsumeris, hedonis. Kerry H,“Sociolgy in Developmnet City” (1997) menguraikan tentang terjadinya regresi sosial pada masyarakat yang sedang berkembang

menuju tatanan yang lebih modern. Masyarakat pada kondisi transisi mudah terbawa pada arus informasi sehingga mudah untuk dipengaruhi. Peningkatan kondisi jalan mengakibatkan tuntutan kendaraan yang melewatinya dalam jumlah yang

lebih besar.

Pembahasan

Gambaran Umum Transportasi di Surabaya

Berdasarkan prediksi (1995 - 2010), peningkatan jumlah mobil di Surabaya mencapai 169 persen, atau 6,6 persen pertahun. Sehingga jumlah mobil pada 2010 sekitar 788.463. Sedangkan

kenaikan jumlah sepeda motor sebesar 29 persen atau per tahun 1,7 persen. Pada 2010 diperkirakan sepeda motor berjumlah  933.335.  “Ketimpangan terjadi karena jumlah

angkutan umum per tahun hanya 0,9 atau hanya berjumlah 626.077. Ini sangat memberatkan bagi Surabaya yang jumlah penduduknya mencapai 4 juta. Mobilitas kendaraan bermotor tinggi, tanpa diimbangi infrastruktur jalan raya yang memadai

menimbulkan kemacetan luar biasa.

Kebijakan Transportasi darat yang telah dikeluarkan Pemerintah Surabaya

Program Peningkatan

SistemTransportasi Kota

Program Optimalisasi Sarana-Prasarana

Jalan dan Jembatan

Implementasi Program Kebijakan Transportasi

Sebelum mengetahui berbagai program kegiatan pemerintah kota Surabaya, pemkot juga melakukan

kegiatan penilaian transportasi yang rutin dijalankan untuk melakukan upaya pembuatan kebijakan transportasi

surabaya berwawasan lingkungan. Kegiatan ini merupakan kegiatan penilaian kreteria tansportasi Surabaya yang

berkelanjutan meliputi Uji emisi gratis untuk kendaraan bermotor pribadi dan Kendaraan Dinas Pemerintah Kota

Surabaya.

Penataan Ruang, distribusi dan penataan kawasan-kawasan pusat perekonomian ke seluruh wilayah kota Surabaya

penetapan lokasi penempatan Stasiun Pemantauan Kualitas Udara AmbientKegiatan Kampanye Car Free DayMengurangi jarak tempuh, waktu tempuh (travel time)Kegiatan Kampanye Penggunaan BBGProgram Langit BiruPembangunan industri di Kota Surabaya diarahkan pada industri non-polutif

Meningkatkan peran serta swasta dan dunia usaha dalam penyediaan fasilitas pengujian layak emisi gas buang

Sampai saat ini program-program kegiatan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya dalam rangka pengelolaaan kualitas udara

adalah sebagai berikut:

Manajemen Transportasi Darat Di Surabaya Dilihat Dari Aspek Suistainable, Livable Dan Valuable

Kebijakan yang pemerintah Surabaya

peningkatan transportasi yang ada di Surabya

Optimalisasi Sarana-Prasarana Jalan dan

Jembatan di Surabaya

manajemen kota Surabaya telah menerapkan manajemen yang suistainable (berkelanjutan). Hingga pada akhirnya keadaan di

Surabaya tetap saja belum layak huni (livable).

Namun sekali lagi hal ini kurang terealisasi dengan baik karena kurang kerjasama antara pihak-pihak yang terkait. Seperti dalam kasus BBG tersebut dimana sebenarnya efeknya akan sangat baik jika dapat terealisasi dengan perencanaan yang matang. Namun

sarana dan prasarana untuk BBG yang disediakan oleh pemerintah belum memadai. Sehingga keinginan untuk mewujudkan

transportasi yang suistainable, livable dan valuable belum dapat terealisasi dengan maksimal.

Setelah mengidentifikasi pokok permasalahannya, maka kami menyimpulkan bahwa pokok

permasalahan mengenai transportasi di Surabaya ini adalah dalam

pengimplementasian kebijakan belum adanya integrasi antar aktor. Baik dari pihak pemerintah, masyarakat maupun swasta. Selain itu komitmen dari para pejabat berwenang dirasa juga belum terlalu kuat. Jadi meskipun kebijakan yang sebenarnya baik namun karena kurangnya komitmen para penguasa

mengakibatkan dalam implementasinya kurang sesuai dengan kebijakan yang

telah dibuat.

Lanjutan

PENUTUP

Lalu lintas kota Surabaya tidak jauh beda dengan kota-kota besar seperti Jakarta yakni macet. Hal ini dikarenakan gaya

hidup masyarakat Surabaya yang cenderung pragmatis, konsumeris, hedonis.

Berbagai kebijakan yang telah dijalankan diantaranya meliputi Penataan Ruang, Kegiatan Kampanye Car Free Day, Mengurangi jarak tempuh, waktu tempuh (travel

time), memperlancar arus lalu-lintas sehingga menaikkan kecepatan rata-rata kendaraan melalui

managemen lalu-lintas (ATCS),

Kebijakan Implementasi

Saran

perlu kerjasama dan partisipasi citizen (masyarakat)

Sistem pemantauan emisi gas kendaraan bermotor harus lebih ditegakkan

Dari pihak pemerintah, sebaiknya membuat kebijakan untuk mengurangi gaya hidup

konsumeris, pragmatis, dan hedonis

Recommended