View
36
Download
1
Category
Preview:
DESCRIPTION
diare
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare didefinisikan sebagai peningkatan dari frekuensi tinja atau
konsistensinya menjadi lebih lunak sehingga dianggap abnormal oleh ibunya. Untuk
keperluan diagnosis, secara epidemiologis dalam masyarakat, diare didefinisikan
sebagai berak lembek cair sampai cair 3-5 kali perhari. (1)
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebihdari 3 kali perhari,
disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah
yang berlangsung kurang dari satu minggu. (2)
Diare adalah penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di negara
berkembang. Sekitar 80 % kematian yang berhubungan dengan diare terjadi pada 2
tahun pertama kehidupan. Penyebab utama kematian karena diare adalah dehidrasi
sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinja.(1)
Faktor resiko diare dalam peningkatan penularan secara enteropatogen seperti
tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama kehidupan bayi, tidak
memadainya air bersih, pencemaran air oleh tinja, kurangnya sarana kebersihan,
kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk, penyiapan dan penyimpanan
makanan yang tidak higienis dan cara penyampihan yang tidak baik, gizi buruk,
imunodefisiensi, berkurangnya keasaman lambung, menurunnya motilitas usus,
menderita campak dalam 4 minggu terakhir dan faktor genetik.(3)
B. Tujuan
Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui cara mendiagnosis dan
mengelola pasien dengan Diare Akut Dehidrasi tidak berat sekaligus untuk
mengevaluasi tindakan yang telah diberikan dengan kepustakaan yang ada, sehingga
dapat dijadikan media belajar yang baik bagi mahasiswa.
1
C. Manfaat
Penulisan laporan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa kedokteran
untuk belajar menegakkan diagnosis, melakukan pengelolaan dan mengetahui
komplikasi yang terjadi pada penderita Diare Akut Dehidrasi tidak berat.
2
BAB II
PENYAJIAN KASUS
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : An. Z
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 4 tahun
Alamat : Jl. Genuk Semarang
Masuk RSDK : 19 Juli 2015
Keluar RSDK : 24 Juli 2015
No CM : C5104904
IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ayah : Tn R
Umur : 32 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh antar barang
Nama Ibu : Ny S
Umur : 33 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
B. DATA DASAR
1. Anamnesis
Alloanamnesis dengan ibu penderita pada tanggal 22 Juli 2015 pukul 15.15
WIB di bangsal C1LI.
Keluhan utama : Mencret
Riwayat Penyakit Sekarang :
- Kurang lebih empat belas jam sebelum masuk rumah sakit anak panas
tidak diukur dengan pengukur suhu, tidak menggigil, panas turun saat
diberi obat penurun panas, tidak mimisan, bintik merah di tubuh tidak
ada, gusi tidak berdarah, tidak kejang, tidak sesak nafas, tidak batuk,
3
tidak pilek, mencret 3 kali sebanyak ¼ cangkir, cair, warna kuning,
sedikit ampas, tidak ada lendir, tidak ada darah, tidak berbau asam,
nyemprot, kembung. Muntah sebanyak empat kali @1/4 cangkir,
sesudah minum susu, isi seperti apa yang dimakan dan diminum. Mata
cowong disangkal, anak rewel.
- Kurang lebih 2 jam anak mencret tiga kali, @ ¼ cangkir, cair, sedikit
ampas, tidak ada darah, tidak ada lendir, tidak berbau asam, nyemprot,
kembung, muntah sekali sebanyak 1/4 cangkir, isi seperti apa yang
dimakan dan diminum. Anak makin lemah, tampak kehausan, mata
cowong. Buang air kecil warna kuning jernih, satu kali dalam sehari,
tidak ada darah. Kemudian dibawa ke IGD RSDK.
Riwayat Penyakit Dahulu
- Anak lahir pada umur kehamilan 6 bulan.Anak lahir biru.Setelah lahir
anak dibantu ventilator dirawat di PICU selama 14 hari
dengandindikasi BBLR dan asfiksia.
- Kurang lebih 3 tahun yang lalu saat anak umur 1 tahun sanak demam,
mencret lima kali sehari @1/4 cangkir, cair, warna
kekuningan ,sedikit ampas,tidak ada darah, tidak berbau
asam,nyemprot. Kadang muntah setiap diberikan susu, rewel, tampak
kehausan. Anak sering batuk batuk, suara nafas grok, anak tampak
sesak. Anak dibawa ke RSDK dan di rawat inap selama satu minggu.
- Kurang lebih 2,5 tahun yang lalu pada saat anak umur 1,5 tahun
datang dengan keluhan demam, mencret lima kali sehari @1/4
cangkir, cair, warna kekuningan ,sedikit ampas,tidak ada darah, tidak
berbau asam,nyemprot. Kadang muntah setiap diberikan susu, rewel,
tampak kehausan. Anak kadang merasa sesak nafas, suara nafas grok.
Dan dirawat inap di RSDK selama 5 hari.
- Kurang lebih 2 tahun yang lalu saat anak umur 2 tahun selama 5 jam
anak panas, mencret lima kali sehari @1/4 cangkir, cair, warna
kekuningan ,sedikit ampas,tidak ada darah, tidak berbau
asam,nyemprot. Anak tidak ada respon dengan lingkungan sekitar,
4
tidak sadarkan diri, mata mendelik ke atas, tidak ada gerak teratur dan
berulang. Anak dibawa ke IGD RSDK. Anak dirawat di bangsal selam
5 hari.
- Kurang lebih 1 tahun yang lalu pada saat anak umur 3 tahun demam
tinggi selama 4 hari , demam turun dengan obat penurun panas namun
demam kembali, tidak mimisan, gusi tidak berdarah, pteqi tidak ada,
ruam merah tidak ada. Anak tampak lemas, tidak diare, tidak muntah,
kadang sesak, nafas berbunyi grok, kadang batuk dengan dahak putih.
Anak dibawa ke RSDK dan rawat selama 4 hari. Dan pada
pemeriksaan didapatkan demam dengue.
- Kurang lebih enam bulan yang lalu selam 2 hari anak demam tinggi
disertai penurunan kesadaran. Mata mendelik keatas. Kejang
berlangsung selama ±10 detik, sebelum dan setelah kejang anak sadar.
Anak dibawa ke RSDK dan dirawat di PICU selama satu minggu.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti ini.
Riwayat Sosial Ekonomi
Ayah penderita bekerja sebagai buruh antar di perusahaan pengiriman.
Ibu penderita bekerja sebagai ibu rumah tangga. Penghasilan rata-rata ±
Rp 1.000.000,00. Menanggung 2 orang anak. Biaya pengobatan
ditanggung ayah penderita.
5
Kriteria BPS:Jumlah skor <10 = miskin. Keluarga ini termasuk dalam
keluarga miskin menurut kriteria BPS. Kesimpulan: Keluarga tidak miskin
menurut BPS.
Riwayat PrenatalPemeriksaan kehamilan di Puskesmas lebih dari 4 kali, TT dua kali,
penyakit kehamilan disangkal. Obat-obatan yang diminum selama
kehamilan vitamin dan tablet tambah darah.
Riwayat Kelahiran dan Kehamilan Ibu Penderita
No Kehamilan dan Persalinan Umur
1.
2.
Laki laki, aterm (37 minggu), spontan, rumah sakitBBL :2800 g, PB : lupa Perempuan, preterm(24 minggu), spontan, rumah sakit, BBL : 1000 g, PB : 33 cm
6 tahun
4 tahun
Riwayat Postnatal
Anak dirawat di rumah sakit dengan inkubator dan ventilator selama 14
hari BB setelah keluar lupa. Anak sering sakit dan dirawat di RS.
Riwayat Keluarga Berencana
Saat ini ibu penderita belum mengikuti program KB karena ingin punya
anak lagi
Riwayat Imunisasi
BCG : 1x ( 0 bulan ), scar (+)
Kesan : Imunisasi dasar tidak lengkap sesuai umur.
Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan :
Berat badan lahir 1000 gram, panjang badan lahir 33 cm, berat badan
sekarang 12 kg,lingkar kepala 41 cm (mesosefal).
Perkembangan :
Senyum 2 bulan, Miring 3 bulan, tengkurap 6 bulan, Duduk (-),
Gigi keluar (+), merangkak (-), berdiri (-), berjalan (-), sekolah (-),
makan/minum sendiri (-),gosok gigi (-)
KPSP usia 48 bulan : anak tidak dapat melakukan seluruh poin perintah.
6
Kesan : perkembangan dan pertumbuhan tidak sesuai umur.
Riwayat makan dan minum :
0 bulan – 6 bulan susu SGM 12 x 40ml. Habis
6 bulan – 12 bulan susu SGM 8 x ±120ml. Habis
12 bulan- 1 tahun susu SGM 8 x ±120ml + bubur serelac 3x ½ mangkok
1 tahun – sekarang susu SGM 8 x ±120ml + bubur serelac 3x ½ mangkok
/ nasi lunak + sayur sop + telur rebus
- Riwayat perubahan pola makan dan perubahan susu tidak ada. Anak
diberikan susu formula sejak lahir. Air minum berasal dari air keran
dan dimasak sampai mendidih, keluarga dan tetangga tidak ada yang
sakit diare.
Kesan : ASI tidak eksklusif
kualitas kurang dan kuantitas kurang.
2. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pada tanggal 22 Juni 2015 pukul 15.30 WIB
Anak perempuan, 4 tahun , BB: 12 kg, PB : 82 cm
a. Keadaan Umum: sadar, aktif, rewel, tanda
dehidrasi (-),sesak nafas (-)
b. Tanda Vital : HR : 120 x / menit,
N : isi dan tegangan cukup, reguler
RR : 32 x / menit, reguler
t : 37,5°C
c. Status Internus
Kepala : mesosefal , LK = 43 cm
Rambut : coklat, tidak mudah dicabut
Kulit : sianosis (-), ikterik (-), turgor kembali lambat (-)
Mata : cekung (-), conjungtiva palpebra, sklera ikterik (-)
Hidung : sekret (-), nafas cuping (-)
Telinga : discharge (-)
Mulut : bibir kering (-), selaput lendir kering (-), sianosis (-)
7
Tenggorok : T1-1, faring hiperemis (-)
Leher : simetris, pembesaran nnll (-/-)
Dada :
Paru : Inspeksi : simetris statis dinamis, retraksi (-)
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : SD: Vesikuler
ST : Hantaran -/-, Wheezing -/-,
Ronkhi +/-
Jantung : Inspeksi : Ictus cordis tak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC IV 1 cm medial
Linea Medio Clavicular Sinistra
Perkusi : sulit dinilai
Auskultasi : Bunyi jantung I-II normal, bising (-), gallop
(-).
Abdomen : Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus (+) meningkat
Perkusi : timpani
Palpasi : supel,
Hepar tidak teraba
Lien :S0
Genital : perempuan, hiperemis (-)
Kelenjar : pembesaran kelenjar (-)
Ekstremitas : superior inferior
Sianosis – / – – / –
Akral dingin – / – – / –
Oedem – / – – / –
Capillary refill < 2 ” < 2”
Tonus normotoni normotoni
Klonus -/- -/-
Reflek fisiologis + / + + / +
8
Reflek patologis - / - - / -
Anus : ekskoriasi (-)
3. Pemeriksaan Laboratoriu
Darah rutin : (tanggal 24 Juli 2015)
Hb : 11.9 g % (N)4
Ht : 33,80 %
Leukosit : 8.320 /mm3
Trombosit : 166.000 /mm3
Eritrosit : 4.050.000/mm3
MCV : 83,60 fl
MCH : 29,30 fl
MCHC : 35,30 g/dl
Kesan : normal
Elektrolit
Natrium 139 mmol/L
Kalium 3.3 mmol/L
Clorida 122 mmol/L
Faeces rutin (tanggal 20 Juli 2015)
Makroskopis
Warna kuning
Konsistensi cair
Mikroskopis
Ascaris -
Ankilostoma -
Trikiuris -
Oxyuris -
Kista -
Entamoeba
E.Histolitika -
E.Coli -
9
Sisa makanan
Lemak +
Karbohidrat -
Protein -
Daging -
Tumbuhan -
Sel
Eritrosit 0-1 / LPB
Leukosit -
Epitel -
Lain- lain
Bakteri ++
4. Pemeriksaan Antropometri
Perempuan, umur 4 tahun, BB = 12 kg, PB = 94 cm, t = 37 °C
Cross sectional
WAZ = - 1.98, HAZ = 2.00 , WHZ = -0,83 BMI =
Kesan : Berat badan normal, perawakan normal, gizi baik
Longitudinal
BBL : 1000 gram
PBL : lupa
BB :12 kg
BB bulan lalu : 12 kg
Kesan : flat of growth
C. DAFTAR MASALAH
10
No. Masalah Aktif Tanggal No Masalah Pasif Tanggal1.
2.
3.
4.
.
Demam => 3
Muntah =>3
Diare Akut dengan dehidrasi tidak beratGlobal Dev. Delay
20-7-2015
20-7-2015
20-7-2015
20-7-20153.
4.5.
ASI tidak ekslusif
Anak lahir prematurImunisasi dasar tidak lengkap
7-8-2011
7-8-2011
D. DIAGNOSIS
1. Diagnosis Banding
1. Diare Akut pasca Dehidrasi tidak berat
DD :Diare akut dehidrasi tidak berat karena infeksi
Diare akut dehidrasi tidak berat karena non infeksi
2. Gizi baik ,Perawakan normal
3. Global developmental delay
2.Diagnosis Sementara
1. Diare Akut pasca Dehidrasi tidak berat
2. Gizi baik, perawakan normal 3. Global developmental delay
E. PENATALAKSANAAN
Kebutuhan24 jam
Cairan1100
Kalori1080
Protein14.4
Infus D5 ½ Ns480/20/5 tetes/menit
480 81,6 -
Nasi 3x sehari 150 900 38
Susu 3x 200 ml SGM 3 600 396 8.4
Total 1230 1377.6 46,4
AKG (%) 111.81 % 127.5 % 322 %
F. RENCANA PEMECAHAN MASALAH
11
1. Diare Akut dengan dehidrasi ringan sedang
Dx : Subjektif : -
Objektif : Feses rutin
Tx : Infus D5 ½ Ns 960 / 40 / 10 tetes/menit
Peroral :
- Parasetamol syrup 1 cth / 8 jam
- Zinc 20 mg /24 jam
- Oralit 100 cc tiap mencret
Mx : Keadaan umum, tanda vital, frekuensi, volume dan konsistensi diare,
tanda dehidrasi, tanda syok.
Ex : - Memberitahukan kepada orang tua mengenai keadaan anak dan
pemeriksaan yang akan dilakukan.
- Memberi oralit 100 cc setiap kali mencret.
- Menjelaskan agar ibu memberikan oralit sesendok teh tiap 1-2
menit sampai habis, apabila anak muntah maka dihentikan
dahulu + 10 menit lalu dilanjutkan lagi tetapi lebih lambat
misalnya sesendok tiap 2-3 menit.
- Menjelaskan pada ibu perlunya menjaga kebersihan diri dan alat-
alat makan/minum (dot) dengan cara cuci tangan sebelum
membuat susu dan menggunakan alat-alat makan/minum yang
sudah dicuci bersih atau direbus dahulu.
- Menjelaskan kepada ibu mengenai tanda-tanda dehidrasi seperti
rewel, kehausan, mata cekung, menangis tidak keluar air mata,
bibir kering. Bila anak diare disertai muntah berulang, anak
tampak kehausan sebaiknya segera dibawa ke Rumah Sakit atau
poliklinik terdekat (penting bila setelah pulang dari RSDK anak
sakit lagi )
- Menganjurkan menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan
pribadi contohnya tidak membuang sampah sembarangan, buang
air besar di jamban, mencuci tangan sebelum membuat susu atau
setelah membuang kotoran.
12
- Menganjurkan untuk menggunakan air bersih untuk membuat
susu, air harus dimasak sampai mendidih.
- Memberitahu ibu cara melakukan sterilisasi dot yang benar.
2. Gizi baik, perawakan normal.
Dx : Subyektif : -
Objektif : pengukuran tinggi badan, berat badan
Rx : Diet nasi 3x sehari
Susu SGM 3x 200ml
Mx : akseptabilitas diet
Berat badan
Tinggi badan
Ex : - menjelaskan pada orang tua pasien tentang status
gizi pasien
- Menjelaskan pada orang tua pasien bahwa pasien
akan diberi diet nasi 3x/hari dan susu 3x 200 ml supaya
gizi tercukupi
-Menjelaskan kepada orang tua pasien untuk
memantau status gizi pasien bahwa status gizi
berpengaruh pada prognosis.
4. Global developmental delay
Dx : Subyektif : -
Objektif : denver 2
Rx : Stimulasi sensorik dan motorik serta emosional dari
orang tua untuk meningkatkan kemampuan anak sesuai dengan
usianya saat stabil atau sehat.
13
Mx :
- Konsul ke bagian tumbuh kembang anak.
- Periksa ulang status perkembangan anak dengan KPSP
Ex : -menjelaskan pada orang tua pasien tentang status
perkembangan anak dan tatalaksanan yang akan dilakukan.
- menjelaskan pada orang tua pasien bahwa anak perlu
distimulasi oleh orang tua secara sensorik, motorik dan
emosional.
14
G. PERJALANAN PENYAKIT
Tanggal KeluhanKeadaan
umumTanda vital Pemeriksaan Fisik Laboratorium Assesment Terapi
22/07/15 15.15
Mencret cair, warna kuning, ampas (+), 4 @1/4 cangkir, nyemprot (+), lendir (-), darah(-), bau asam (-). Kulit sekitar anus lecet dan merah(-), perut kembung (-), muntah (+), 5x @ ¼ cangkir, seperti yang dimakan dan diminum
Sadar, aktif, rewel, tanda dehidrasi (+), mata cekung (+).
N: 124x/mntisi dan tegangancukupRR: 32x/mntt: 37,8C
Kepala: mesosefalMata: cekung (-), air mata
(+), conjunctiva palpebra anemis (-), sklera ikterik (-)
Hidung: nafas cuping (-)Mulut: kering (-) sianosis (-)Tenggorok: T1-1, hiperemis
(-).Leher:pembesaran nnll(-)Dada: simetris, retraksi(-) Jantung: dalam batas
normal. Paru: suara dasar vesikuler,
suara tambahan -/-Abdomen: cembung, tidak
lemas, turgor kembali cepat, bising usus (+)meningkat.H/L tak teraba
Ekstremitas: dalam batas normal
Hb : 11,27gr/dlHt : 30,20%Lekosit : 12700/mm3
Trombosit :152 000 /mm3
Eritrosit :4.300.000 /mm3
MCV : 82,10 flMCH : 27,10 pgMCHC : 33,30 gr/dlKesan: dalam batas normal
Feses rutinBau : khas : KhasKonsisten : lunakWarna : kuning
: HijauDarah : (-)Lendir : (-)Telur cacing : (-)
: Amoeba tropozoit : (-)Sisa pencernaan : (-)Protein : (-)Lemak : (+)Karbohiodrat : (-)Bakteri : (-)Lekosit : (-) Eritrosit : (-)Bakteri : (++)
- Diare akut dengan pasca dehidrasi tidak berat
-baik
- Infus D5 ½ Ns 480/20/5 tetes/mnt
- Zinc 20 mg/24jam- Oralit 100cc tiap
mencret- Paracetamol 1
cth/8jam
Program :Pengawasan KU, TV, jumlah, frekuensi dan konsistensi mencret,tanda dehidrasi, tanda syok, feses rutin.
15
Tanggal KeluhanKeadaan
umumTanda vital Pemeriksaan Fisik Laboratorium Assesment Terapi
23-07-15
07.00
Mencret 4x @1/4 cangkir, cair,kuning, ampas (+), darah(-), lendir(-), nyemprot (+), bau asam(-), muntah (-), panas (-), anak mau minum
Tidur, tanda dehidrasi (-)
HR: 100x/mntN: isi dan tegangan cukupRR: 30x/mntT: 37,5 C
Kepala: mesosefal,Mata: cekung (-), air mata
(+), conjunctiva palpebra anemis (-), sklera ikterik (-)
Hidung: nafas cuping (-)Mulut: kering (-) sianosis (-)Tenggorok: T1-1, hiperemis
(-).Leher:pembesaran nnll(-)Dada: simetris, retraksi(-) Jantung: dalam batas
normal. Paru: suara dasar vesikuler,
suara tambahan -/-Abdomen: cembung, tidak
lemas, turgor kembali cepat, bising usus (+) normal.H/L tak teraba
Ekstremitas: dalam batas normal
-Diare akut tanpa tanda dehidrasi
Tetap
Diuresis = 2cc/kgBB/jam
16
Tanggal KeluhanKeadaan
umumTanda vital Pemeriksaan Fisik Laboratorium Assesment Terapi
23/05/05 12.00
Mencret 2x @1/4 cangkir, kuning, lembek, ampas (+), nyemprot (-), lendir (-), darah (-), bau asam (-). Panas (-), muntah (-)., anak ngompol 6 x
Sadar, aktif, tanda dehidrasi (-)
HR:100 x/mnt N : isi dan tegangan cukupRR: 30 x/mnt t : 37C
Kepala: mesosefal,Mata: cekung (-), air mata
(+), conjunctiva palpebra anemis (-), sklera ikterik (-)
Hidung: nafas cuping (-)Mulut: kering (-) sianosis (-)Tenggorok: T1-1, hiperemis
(-).Leher:pembesaran nnll(-)Dada: simetris, retraksi(-) Jantung: dalam batas
normal. Paru: suara dasar vesikuler,
suara tambahan -/-Abdomen: cembung, tidak
lemas, turgor kembali cepat, bising usus (+) normal.H/L tak teraba
Ekstremitas: dalam batas normal
- Diare akutTanpa Tanda Dehidrasi
Infus D5 ½ 480/20/5 tetes
paracetamol 1 cth/8
jamZinc 20 mg /24 jamoralit 100 cc/mencret
Program :Pengawasan KU, TV, jumlah, frekuensi dan konsistensi mencret,tanda dehidrasi, tanda syok,
23/06/05 Mencret(-), berak Sadar, aktif, HR:96x/mnt Kepala: mesosefal, Diare akut Infus D5 ½ 480/20/5
17
Tanggal KeluhanKeadaan
umumTanda vital Pemeriksaan Fisik Laboratorium Assesment Terapi
15.00 lembek 1x , kuning, ampas (+), lendir (-),darah (-) nyemprot (+), bau asam (-), muntah (-), panas (-)
tanda dehidrasi (-)
N:isi dan tegangan cukupRR:30x/mntt: 370C
HR:100x/
Mata: cekung (-), air mata (+), conjunctiva palpebra anemis (-), sklera ikterik (-)
Hidung: nafas cuping (-)Mulut: kering (-) sianosis (-)Tenggorok: T1-1, hiperemis
(-).Leher:pembesaran nnll(-)Dada: simetris, retraksi(-) Jantung: dalam batas
normal. Paru: suara dasar vesikuler,
suara tambahan -/-Abdomen: cembung, tidak
lemas, turgor kembali cepat, bising usus (+) meningkat.H/L tak teraba
Ekstremitas: dalam batas normal
Kepala: mesosefal,
tanpa tanda dehidrasi
tetes Paracetamol 1
cth/8jam
Zinc 20 mg/ 24jamOralit 100cc / mencretProgram :Pengawasan KU, TV, jumlah, frekuensi dan konsistensi mencret,tanda dehidrasi, tanda syok,
18
Tanggal KeluhanKeadaan
umumTanda vital Pemeriksaan Fisik Laboratorium Assesment Terapi
24-7-1509.00
Mencret(-), berak lembek 2x , kuning, ampas (+), lendir (-),darah (-) nyemprot (-), bau asam (-), muntah (-),,
Sadar, aktif, tanda dehidrasi (-)
mntN:isi dan tegangan cukupRR:30x/mntt: 370C
Mata: cekung (-), air mata (+), conjunctiva palpebra anemis (-), sklera ikterik (-)
Hidung: nafas cuping (-)Mulut: kering (-) sianosis (-)Tenggorok: T1-1, hiperemis
(-).Leher:pembesaran nnll(-)Dada: simetris, retraksi(-) Jantung: dalam batas
normal. Paru: suara dasar vesikuler,
suara tambahan -/-Abdomen: cembung, tidak
lemas, turgor kembali cepat, bising usus (+) meningkat.H/L tak teraba
Ekstremitas: dalam batas normal
Diare akut tanpa tanda dehidrasi
Infus D5 ½ 480/20/5 tetes
Paracetamol 3x1/2 cth\
Zinc
Oralit 100cc/menret
Diet tetap
Program :Pengawasan KU, TV, jumlah, frekuensi dan konsistensi mencret,tanda dehidrasi, tanda syok,
19
H. LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH (02 Agustus 2015 pukul 18.00 WIB)
1. Keadaan Rumah
Status rumah : rumah milik nenek penderita
Ukuran : 8,5 x 12 m, tidak ada halaman
Teras rumah : ada
Dinding rumah : tembok
Lantai rumah : keramik
Ruangan : ruang tamu ukuran 4 x 3 m2, ruang keluarga ukuran 3 x 3
m2, 2 ruang tidur ukuran 3 x 3 m2, dapur ukuran 2 x 3 m2,
kamar mandi I ukuran 1,5 x 2 m2, kamar mandi II ukuran
2x2 m2 tempat mencuci ukuran 2 x 2,5 m2, gudang ukuran
2 x 3 m2.
Ventilasi : di ruang tamu dan kamar tidur ada jendela kaca yang dapat
dibuka.
Pencahayaan : pencahayaan di seluruh rumah cukup.
Sumber air : sumur artesis, lancar
Kebersihan : cukup
Tempat sampah : di depan rumah, tidak tertutup dan setiap hari diambil oleh
tukang sampah.
2. Kebiasaan Sehari-hari
Ayah penderita bekerja sebagai buruh antar, ibu tidak bekerja. Makanan dan
minuman dimasak dulu sebelum dimakan, tidak biasa cuci tangan sebelum
makan. Alat makan dicuci bersih dengan air sumur artesis dan sabun cuci
piring. Mandi di kamar mandi sendiri 1-2 x sehari dengan sabun. Pakaian kotor
dicuci tiap hari. Rumah disapu 1 kali sehari. Kamar mandi dibersihkan
seminggu 3x. Sampah dibuang di tempat sampah di depan rumah yang setiap
hari diambil oleh tukang sampah. Bila ada anggota keluarga yang sakit segera
diperiksakan ke puskesmas. Memiliki 5 botol susu ukuran 200 ml.Botol rutin
dicuci setelah digunakan. Sebelum digunakan botol direbus di air mendidih.
20
3. Lingkungan
Rumah saling berdempetan dengan tetangga, tidak memiliki halaman, memiliki
teras yang ditutupi dengan lantai keramik, selokan di depan rumah mengalir
lancar. Jalan di depan rumah ditutupi aspal, kondisi lingkungan sekitar rumah
cukup bersih.
Rumah penderita berdinding tembok, jendela terdapat di ruang tamu dan ruang
tidur, dan di tempat cuci ada atap yang terbuka sehingga ventilasi dan
pencahayaan cukup. Penghuni rumah ada 4 orang : bapak, ibu dan 2 anak.
Gambar 1. Denah Rumah
2,5 m 3,5 m 2,5 m
Km.Mandi gudang 2 m
Dapur sumur 3 m
R.keluarga Km. Tidur
Gudang 4 m
KmMandi R.Tamu Km. Tidur 3 m
1 m
4. Pemeriksaan Fisik Saat Kunjungan Rumah
Tanggal 2 Agustus 2015 pukul 18.00 WIB
Perempuan, 4 tahun, BB: 12 kg, PB : 94 cm
Keluhan : mencret (-),berak 1x, lunak ,tidak ada lendir dan darah,kencing
6x/hr,kuning,jernih,jumlah cukup.
21
Kesan Umum : sadar, cukup aktif, tidak rewel, tanda dehidrasi (-).
Tanda Vital :
Nadi : 100 x/menit, isi dan tegangan cukup
RR : 30 x/menit
Suhu : 36.5C
Status Internus
Kepala : mesosefal , LK = 41 cm
UUB : cekung (-)
Rambut : hitam, tmudah dipilah.
Kulit : sianosis (-), ikterik (-), turgor kembali cepat
Mata : cekung (-), air mata (+), conjungtiva palpebra anemis (-),
sklera ikterik (-)
Hidung : sekret (-), nafas cuping (-)
Telinga : discharge (-),serumen (-)
Mulut : bibir kering (-), selaput lendir kering (-), sianosis (-)
Gigi : tumbuh
Tenggorok : T1-1, faring hiperemis (-)
Leher : simetris, pembesaran nnll (-/-)
Dada :
Paru : Inspeksi : simetris statis dinamis, retraksi (-)
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : SD: Vesikuler
ST : Hantaran -/-, Wheezing -/-, Ronkhi -/-
Jantung : Inspeksi : Ictus cordis tak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V 1 cm medial
Linea Medio Clavicular Sinistra
Perkusi : sulit dinilai
Auskultasi : Bunyi jantung I-II normal, bising (-), gallop
(-).
Abdomen : Inspeksi : datar
22
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, turgor kulit kembali cepat
Hepar dan lien tidak teraba
Genital : perempuan, OUE hperemis (-)
Kelenjar : pembesaran kelenjar (-)
Ekstremitas : superior inferior
Sianosis – / – – / –
Akral dingin – / – – / –
Anemis – / – – / –
Capillary refill < 2 ” < 2”
23
I. BAGAN PERMASALAHAN
Lingkungan- perumahan- higiene sanitasi
AgentPerilaku
- makanan - dot
Infeksi enteral
HOST 4 tahunPerempuan Diare
Dehidrasi
Intervensi :- kuratif- Preventif- Promotif- Rehabilitatif Asuh
Asih
Asah
Tumbuh Kembang Optimal
Perbaikan
24
BAB III
PEMBAHASAN
1. DIARE AKUT DEHIDRASI RINGAN SEDANG
A. Definisi
Diare didefinisikan sebagai peningkatan dari jumlah tinja dan
penurunan konsistensi tinja dari lembek cair sampai cair, dengan atau tanpa
darah dan atau tanpa lendir di dalam tinja , dimana manifestasi klinik yang
utama adalah kehilangan air dan elektrolit melalui saluran cerna. Untuk
keperluan diagnosis, secara epidemiologis dalam masyarakat, diare
didefinisikan sebagai berak lembek cair sampai cair 3-5 kali perhari (Seminar
Rehidrasi Nasional, 1982). (3) Berdasarkan waktunya, diare dibagi menjadi
diare akut dan diare kronik. Diare kronik adalah diare yang melanjut hingga 2
minggu atau lebih.(1,2)
Pembagian diare menurut Depkes meliputi diare tanpa tanda
dehidrasi, dehidrasi ringan sedang, dan dehidrasi berat.3 Dehidrasi terjadi bila
cairan yang keluar lebih banyak daripada cairan yang masuk.1 Diare tanpa
tanda dehidrasi terjadi jika kehilangan cairan < 5% BB, diare dehidrasi ringan
sedang jika kehilangan cairan 5 – 10% BB, dan diare dehidrasi berat jika
kehilangan cairan > 10% BB. 1 Penilaian dehidrasi ringan sedang atau berat
menurut WHO apabila ditemukan satu tanda, ditambah satu atau lebih tanda
lainnya. (1)
25
Gejala dehidrasi menurut kriteria WHO 1992 adalah sebagai berikut:(1)
DEHIDRASI BERAT GEJALATANPA TANDA
DEHIDRASIDEHIDRASI
RINGAN-SEDANG
* LESU, LUNGLAI, ATAU TIDAK
SADARKEADAAN UMUM BAIK, SADAR
* GELISAH, LEKAS MARAH
SANGAT CEKUNG DAN KERING
MATA NORMAL CEKUNG
TIDAK ADA AIR MATA ADABERKURANG /
TIDAK ADASANGAT KERING MULUT & LIDAH BASAH KERING
* MALAS MINUM, TIDAK BISA MINUM
RASA HAUS MINUM BAIK, TIDAK HAUS
* HAUS, INGIN MINUM BANYAK
* KEMBALI SANGAT LAMBAT
TURGORKEMBALI CEPAT
* KEMBALI LAMBAT
Pada pasien ini, dari anamnesis didapatkan bahwa anak muntah dan
mencret selama 5 hari. 8 jam sebelum masuk Rumah sakit anak mencret 4x @ ¼
cangkir, cair, warna kuning, ampas sedikit, tidak ada darah, tidak ada lendir,
tidak berbau asam, nyemprot, kulit anus tidak lecet dan tidak merah. Muntah 5
kali @1/4 cangkir,sesudah minum susu, isi seperti yang dimakan dan diminum.,
tidak nyemprot. Anamnesis ini mendukung ke arah diagnosa diare akut karena
terdapat perubahan konsistensi feses menjadi lebih lunak (cair) dan frekuensinya
menjadi lebih sering yang berlangsung selama 5 hari. Pada anamnesis maupun
pemeriksaan yang dilakukan, ditemukan keadaan umum rewel, mata cekung, air
mata ada tapi berkurang, mulut kering, turgor kulit kembali lambat. Maka
menurut kriteria WHO, penderita ini digolongkan sebagai dehidrasi ringan
sedang.
B. Etiologi
Etiologi pada diare terdiri dari beberapa faktor, yaitu faktor psikis, makanan,
konstitusi dan infeksi.(1,2,3)
.1. Faktor psikis
Pada faktor psikis, keadaan depresi atau stress emosional yang lainnya,
melalui susunan syaraf vegetatif dapat mengganggu saluran cerna dengan
26
meningkatnya peristalstik usus sehingga terjadi diare.(1,3) Diare karena faktor psikis
jarang pada bayi dan anak kecil, sehingga kemungkinan diare karena faktor psikis
pada penderita ini sangat kecil.
2. Faktor makanan
Makanan merupakan penyebab diare non-infeksi yang paling sering. Makanan
yang dapat menyebabkan diare antara lain:
- makanan yang busuk yang mengandung racun.
- makanan yang tidak sesuai dengan umur bayi.
- perubahan susunan makanan yang mendadak, hal ini sering terjadi pada
bayi. (3)
3. Faktor konstitusi
Faktor konstitusi yaitu kondisi saluran cerna yang dijumpai pada keadaan
intoleransi laktosa, malabsorbsi lemak dan intoleransi protein. Malabsorbsi
merupakan gangguan transportasi mukosa yang abnormal yang disebabkan oleh satu
atau lebih substansi spesifik yang akan menyebabkan ekskresi feses dari nutrisi yang
dicerna. Malabsorbsi dapat terjadi pada penyakit gangguan pancreas, empedu dan
gangguan usus (seperti kerusakan mukosa usus, gangguan motilitas usus, perubahan
ekologi bakteri usus, tindakan post operatif usus) . Di samping itu malabsorbsi dapat
terjadi karena gangguan metabolisme kongenital, malnutrisi, defisiensi imunitas dan
faktor emosi (6,8). Pada pasien ini, faktor konstitusi dapat disingkirkan karena tidak
terdapat faktor-faktor tersebut diatas selain itu malabsorbsi biasanya terjadi pada
diare kronis.(ijo,orange)
4. Faktor infeksi
Faktor infeksi merupakan penyebab yang paling sering, baik infeksi bakteri
gram negatif dan gram positif, virus dan parasit. Infeksi dapat berupa infeksi enteral
dan parenteral. Infeksi enteral merupakan infeksi di usus yang dapat disebabkan oleh
virus (terbanyak ialah rota virus), bakteri (shigella, vibrio cholera, ETEC, EIEC,
salmonella) dan parasit (amuba, giardia dan cacing).Virus menyebabkan 50% dari
kasus diare pada anak (3). Infeksi parenteral merupakan infeksi diluar usus yang
27
memacu aktivitas saraf parasimpatis sehingga dapat mempengaruhi saluran cerna
berupa peningkatan sekresi sehingga terjadi diare. Beberapa infeksi yang sering
disertai diare adalah infeksi saluran nafas, infeksi saluran kemih, campak dan lain-
lain (1,2).
Pada kasus ini tidak mengarah pada etiologi faktor psikis, faktor makanan,
faktor konstitusi dan faktor infeksi parenteral tetapi lebih mengarah pada faktor
infeksi enteral karena virus. Hal ini dapat diketahui dari hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan perjallanan penyakit.
a. Anamnesis :
- anak panas tinggi disertai muntah dan mencret 6 kalidalam sehari dengan
konsistensi cair
- tidak ada batuk , pilek
-feces nyemprot
b. Pemeriksaan Fisik:
- Keadaan Umum : sadar
- Tanda Vital : suhu 37,50C (setelah diberi paracetamol di UGD)
- Status Praesens:
Telinga : discharge (-)
Hidung : sekret (-)
Tenggorok : T1-1, faring hiperemis (-), vaskular injeksi (-),
Granulasi (-)
Leher : simetris, pembesaran nnll (-)
c. Pemeriksaan penunjang
- pemeriksaan darah : lekositosis (-)
- pemeriksaan feses :
28
makroskopis: cair,warna kuning ,ampas sedikit ,lendir (-), darah (-), bau
asam (-)
mikroskopis : sisa pencernaan: protein (-), lemak (-), karbohidrat (-),bakteri
(++),lekosit(-), eritrosit (-)
d. Perjalanan penyakit: anak dirawat selama 6 hari,diberikan Infus D5 ½ 480/20/5
tetes,Paracetamol 1cth/8 jam,tablet Zinc 20 mg/24jam dan Oralit 100cc/menret
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksan penunjang, dan
perjalanan penyakitnya kasus ini mengarah pada infeksi enteral oleh karena virus.
Sebagian besar diare virus disebabkan oleh rotavirus .(2)
Rotavirus adalah ikosahedron helai ganda, seperti roda yang mengandung 11
segmen RNA helai ganda . diameter dengan mikroskop elektron sekitar 80 nm.
Manifestasi klinis infeksi rotavirus khas mulai sesudah masa inkubasi kurang dari 48
jam dengan demam ringan sampai sedang dan muntah disertai dengan mulainya tinja
cair yang sering. Muntah dan demam khas mereda pada hari kedua sakit tetapi diare
sering berlanjut selama 5-7 hari. Tinja bebas darah dan lekosit. Walaupun angka sel
darah putih mungkin cukup naik akibat stress, tidak ada pergeseran ke kiri yang jelas
terlihat pada enteritis bakteri invasif.Pada kebanyakan kasus diagnosis yang
memuaskan dapat dibuat atas dasar tanda klinis dan epidemiologis,kasus yang lebih
tidak jelas dapat dipelajari dengan mikroskop elektron, elektroforesis RNA ,
hibridisasi asam nukleat dan assay reaksi rantai polimerase.(4,6)
. Beberapa jenis virus seperti Rotavirus, berkembangbiak dalam epitel villi
usus halus, menyebabkan kerusakan epitel dan pemendekan villi. Hilangnya sel- sel
villi yang secara normal mempunyai fungsi absorbsi dan penggantian sementara oleh
sel epitel berbentuk kripta yang belum matang, menyebabkan usus mensekresi air
dan elektrolit.(1)Gangguan fungsi absorbsi akibat kerusakan mukosa usus ini
menyebabkan adanya intoleransi karbohidrat, lemak dan protein, hal ini terbukti dari
pemeriksaan feses didapatkan adanya sisa-sisa pencernaan protein,lemak dan
29
karbohidrat Kerusakan villi dapat juga dihubungkan dengan hilangnya enzim
dissakaridase menyebabkan berkurangnya absorbsi disakarida terutama laktosa.(1)
D. Komplikasi
Komplikasi diare adalah
1. Dehidrasi
2. Imbalance elektrolit
3. Asidosis
a. Dehidrasi terjadi bila cairan yang dikeluarkan lebih banyak daripada yang
masuk. Hal ini disebabkan oleh berak yang berlebihan, muntah, dan
penguapan karena demam. Pengeluaran cairan tubuh sangat dipengaruhi oleh
jumlah, frekuensi, dan komposisi elektrolit tinja. Dehidrasi merupakan
keadaan yang berbahaya karena menyebabkan penurunan volume darah,
kolaps kardiovaskuler, dan kematian bila tak ditangani dengan tepat. 1,6
Salah satu gejala dehidrasi adalah sindroma syok(syok hipovolemi),
kegagalan sirkulasi darah yang berlangsung lama dan menyebabkan
gangguan sirkulasi perifer, dimana kegagalan ini akan mempengaruhi
metabolisme sel sehingga akan timbul kenaikan sisa-sisa asam metabolik dan
akan menimbulkan asidosis metabolik yang ditandai dengan adanya nafas
kussmaul.
b. Imbalance elektrolit
Karena terjadi pergeseran cairan intraseluler ke ruang interstisial,
maka terjadi pergeseran ion K+ dari dalam sel ke ruang interstitial pula.
Penurunan kadar ion K+ ini menyebabkan tonus sel dan jaringan menurun.
Keadaaan hipokalemia yang sangat berat dapat menimbulkan gejala ileus
paralitikus atau arritmia kordis Kadang-kadang, keadaan hipokalemia ini
timbul pada proses rehidrasi , hal ini kadang disebabkan oleh pemberian
cairan yang terlalu cepat, sehingga sebagian ion K+ akan terdesak keluar sel,
sehingga timbul keadaan hipokalemia sehingga perut menjadi kembung dan
30
bunyi usus berkurang atau menghilang.
c. Asidosis
Pada saat diare, sejumlah besar bicarbonat dapat hilang melalui tinja.1
Pengeluaran bicarbonat bersama-sama tinja, akan menaikkan konsentrasi ion
H+ sehingga menyebabkan pH turun.(1,2)
E. Pengelolaan
Pedoman pengelolaaan diare meliputi 4 aspek, yaitu : rehidrasi,
dietetik, medikamentosa, dan edukasi.
1. Aspek rehidrasi
Penderita diare cair mengeluarkan tinja yang mengandung ion Na, Cl,
K, Ca dan bikarbonat. Semua komplikasi diare akut disebabkan karena
kehilangan air dan elektrolit melalui tinja, juga melalui muntah dan panas.
Kehilangan ini menyebabkan dehidrasi, asidosis dan kekurangan kalium.(1,2)
Terapi cairan ditujukan untuk mempertahankan atau menggantikan
komposisi dan volume normal cairan tubuh. Terapi cairan terdiri atas tiga
kategori: rehidrasi (deficit replacement), rumatan (maintenance), dan
tambahan (supplemental replacement of ongoing losses). Defisit replacement
ditujukan untuk menggantikan kehilangan cairan dan elektrolit yang hilang
secara abnormal per kgBB, misalnya akibat penyakit. Terapi rumatan
(maintanance) ditujukan untuk fungsi metabolisme basal dan menggantikan
cairan dan elektrolit tubuh yang hilang secara fisiologis, misalnya feses, renal
water losses, dan insensibble water losses. Insensible water losses meningkat
12,5% setiap kenaikan 1ºC, sedangkan terapi tambahan (supplemental
replacement) diberikan jika ada indikasi, sebagai tambahan terhadap
maintanance dan deficit, berdasarkan perkiraan akan berlanjutnya kehilangan
cairan dan elektrolit.(4,8)
Tujuan dalam pengelolaan rehidrasi yang disebabkan diare adalah
untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat dan
31
kemudian mengganti cairan yang hilang sampai diarenya berhenti.
Kehilangan cairan dapat diganti baik melalui oral maupun parenteral. (2,3)
Pada dehidrasi ringan sedang terjadi kehilangan cairan 5-10% BB,
sehingga dilakukan rencana terapi B yaitu rehidrasi oral dengan oralit 75
ml/kgBB dipantau selama 3 jam pertama.(1)
Jumlah oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama :
Umur (BB tidak diketahui) < 4 bulan 4-12 bulan 12-24 bulan 2-5 tahun
Berat badan <6 kg 6- <10 kg 10 - <12 kg 12-19 kg
Dalam ml 200-400 400-700 700-900 900-1400
Bila sudah tidak ada dehidrasi, ganti ke rencana A, yaitu dengan
memberikan oralit 50-100ml/tiap kali mencret. Bila masih masuk dehidrasi
ringan sedang, ulangi pemberian oralit. Bila tidak juga teratasi atau terdapat
penyulit seperti muntah, demam, dan kejang maka cairan dapat diberikan
lewat jalur intravena.(1)
. Pada penderita ini terjadi dehidrasi ringan sedang, sehingga jumlah
cairan yang hilang menurut derajat dehidrasi pada anak 4 tahun adalah
sebesar 155 ml/kgBB/hari.(8)Angka ini didapat berdasarkan perhitungan:
Keterangan:
1. PWL (Previous water loss): yaitu jumlah cairan yang telah hilang melalui
diare dan atau muntah
2. NWL (Normal water loss): yaitu banyaknya cairan yang hilang melalui
keringat, urin dan pernapasan
3. CWL (Concomitan water losses) : yaitu cairan yang hilang melalui tinja
dan muntah yang masih terus berlangsung.(2,8)
Jadi kebutuhan cairan yang diperlukan untuk mengganti kehilangan cairan
pada pasien ini adalah adalah 155 ml x 12 kg = 1860 ml/hari
Jumlah cairan = PWL+ NWL+ CWL
32
Anak umur 4 tahun, BB 12 kg. Untuk memenuhi kebutuhan cairan, dipilih infus Infus
D5 % 480/20/5 tpm karena mempunyai kandungan elektrolit yang hampir sama jenis dan
jumlahnya dengan elektrolit yang hilang (elektrolit dalam feses) akibat diare non
kolera. Pada hari pertama diberikan D5 ½ NS 5 tetes per menit dan oralit 100 cc/
mencret. Kebutuhan cairan sebagian diberikan melalui infus, sebagian peroral dan
secara keseluruhan telah memenuhi kebutuhannya, karena jumlah cairan yang masuk
adalah 156.6 %. Alasan pemberian infus pada pasien ini adalah adanya muntah yang
menghambat pemberian asupan makanan dan karena dikhawatirkan akan jatuh pada
keadaan dehidrasi berat.
2. Aspek dietetik
Selama anak diare, terdapat gangguan gizi yang disebabkan intake
dan absorbsi yang kurang, dan metabolisme yang terganggu. Untuk
memenuhi kebutuhan cairan, selain dari infus juga tetap diberikan ASI karena
dengan pemberian ASI akan memperpendek masa diare, mempunyai nilai
gizi tinggi dan mudah dicerna, serta mengandung factor proteksi : antibody,
sel-sel darah putih, enzim dan hormon yang melindungi permukaan usus bayi
terhadap invasi mikroorganisme patogen dan protein asing.(2) Selain itu juga
pemberian oralit tiap mencret bila anak mau minum.
.
3. Aspek medikamentosa
Pada dasarnya pengobatan yang diberikan meliputi 3 aspek:2
1. pengobatan simtomatik
2. pengobatan suportif termasuk rehidrasi dan tranfusi
3. pengobatan kausal(2,3)
Obat anti diare tidak perlu diberikan karena tidak satupun obat tersebut
memberi efek positif pada patofisiologi diare. Hal tersebut justru
memperlambat motilitas usus dan dapat memperpanjang enteritis karena
infeksi.(2)Sebagian besar kasus diare tidak memerlukan pengobatan dengan
antibiotika. Antibiotika hanya diperlukan pada sebagian kecil penderita
misalnya kolera, shigella, karena penyebab terbesar diare pada anak adalah
virus. Kecuali pada bayi dibawah usia 2 bulan karena potensi terjadinya
33
sepsis oleh karena bakteri mudah mengadakan translokasi kedalam sirkulasi,
atau pada anak atau bayi yang menunjukkan secara klinis gejala yang
beratserta berulang atau diare dengan darah dan lendir yang jelas atau gejala
sepsis.(4,10).Oleh karena itu pemberian antibiotik pada pasien ini sebenarnya
kurang bermanfaat. Pemberian vitamin B kompleks berfungsi sebagai
roboransia untuk meningkatkan imunitas saluran cerna.
4. Aspek edukasi
- ASI tetap diberikan
- Memberi oralit 100 cc setiap kali mencret.
Menjelaskan agar ibu memberikan oralit sesendok teh tiap 1-2 menit
sampai habis, apabila anak muntah maka dihentikan dahulu + 10 menit
lalu dilanjutkan lagi tetapi lebih lambat misalnya sesendok tiap 2-3 menit.
- Menjelaskan pada ibu perlunya menjaga kebersihan diri dan alat-alat
makan/minum (dot) dengan cara cuci tangan sebelum membuat susu dan
menggunakan alat-alat makan/minum yang sudah dicuci bersih atau
direbus dahulu.
- Menjelaskan kepada ibu mengenai tanda-tanda dehidrasi seperti rewel,
kehausan, mata cekung, menangis tidak keluar air mata, bibir kering. Bila
anak diare disertai muntah berulang, anak tampak kehausan sebaiknya
segera dibawa ke Rumah Sakit atau poliklinik terdekat (penting bila
setelah pulang dari RSDK anak sakit lagi )
- Menganjurkan menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan pribadi
contohnya tidak membuang sampah sembarangan, buang air besar di
jamban, mencuci tangan sebelum membuat susu atau menbuang kotoran.
- Menganjurkan untuk menggunakan air bersih untuk membuat susu, air
harus dimasak sampai mendidih.
- Memberitahu ibu cara melakukan sterilisasi dot yang benar.
Perlu juga memberikan nasehat kepada orang tua untuk secara optimal
untuk mencukupi kebutuhan dasar untuk anak tumbuh kembang yang
meliputi:
34
- Asuh : memenuhi kebutuhan akan pangan/gizi, papan/pemukiman yang
layak, perawatan dasar kesehatan yang antara lain: penimbangan
anak yang teratur, dan pengobatan segera saat sakit.
- Asih : memberikan kasih sayang dan perhatian pada penderita untuk
mempercepat kesembuhan dan mencegah berulangnya sakit.
- Asah : memberikan stimulasi mental dan psikososial dengan alat
pengasah edukatif yang dapat berupa gambar dan suara.
II. GIZI BAIK, PERAWAKAN NORMAL
A. DiagnosaCara interpretasi status gizi berdasarkan kombinasi berat badan terhadap
panjang badan, berat badan terhadap umur, dan panjang badan terhadap umur
menurut baku Z-score (status gizi)
Status gizi menurut z-score
WAZ = - 1.98, HAZ = 2 , WHZ = -0,83 BMI = -0.65
Kesan: Berat baik, perawakan normal ,gizi baik
B. Terapi
Gizi baik dengan berat badan 12 kg , umur 4 tahun, maka kebutuhan cairan
selama 24 jam yang dibutuhkan anak sebesar 1100 ml/24 jam. Kebutuhan kalori
sebesar 90 kkalx 12 = 1080 kkal/24 jam. Kebutuhan protein 1.2 gr x 12 = 14,4 gr/24
jam. Selama dirawat anak diberikan diet nasi 3x sehari dan susu SGM 3x 200cc
sehari..
35
SARAN
Saran yang diberikan kepada orang tua sewaktu anak akan pulang adalah :
1. Orang tua agar memberikan oralit bila terjadi diare dan kontrol ke poliklinik
RSDK setelah seminggu pulang.
2. Menganjurkan ibu untuk membeli susu formula yang sudah difortifikasi dengan
zat besi
3. Menganjurkan untuk melengkapi imunisasi dasar untuk mencegah timbulnya
penyakit terutama penyakit infeksi.
4. Menganjurkan agar membawa anak ke posyandu / puskesmas setiap bulan secara
teratur agar dapat memantau kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan anak.
5. Menjaga kebersihan, cuci tangan setelah buang air kecil/besar dan sebelum
makan, air minum dimasak sampai mendidih, persiapan alat makan dan minum
yang bersih, pengolahan makanan yang bersih untuk mencegah terjadinya diare.
6. Menganjurkan ibu untuk mengikuti program KB
7. Memberitahu ibu tentang cara sterilisasi dot yang benar
PROGNOSIS
Prognosis penderita diare akut dehidrasi ringan sedang pada umumnya baik,
bila rehidrasi berhasil serta ditunjang dengan refeeding dan penanganan faktor
penyebab.
Pada kasus ini pasien dengan diagnosis awal diare akut dehidrasi ringan
sedang, gizi baik, telah dilakukan rehidrasi dan dehidrasi dapat diatasi 4 jam
kemudian. Diet yang diberikan sesuai dengan kebutuhan anak 4 tahun dan harus
mendapat perhatian dan diberikan edukasi terhadap keluarga terutama ibu untuk
telaten memberikan diet yang tepat. Sehingga prognosis untuk penderita ini adalah
prognosis untuk kehidupan ad bonam, untuk penyakit dubia ad bonam dan untuk
fungsi ad bonam.
36
BAB IV
RINGKASAN
Seorang anak perempuan 4 tahun kurang lebih empat belas jam anak panas,
tidak menggigil, panas turun saat diberi obat penurun panas, tidak mimisan, pteqi
tidak ada, gusi tidak berdarah, tidak kejang, tidak sesak nafas, tidak batuk, tidak
pilek, mencret satu kali sebanyak ¼ cangkir, cair, warna kuning, sedikit ampas, tidak
ada lendir, tidak ada darah, tidak berbau asam, nyemprot, kembung. Muntah
sebanyak empat kali @1/4 cangkir, sesudah minum susu, isi seperti apa yang
dimakan dan diminum, tidak nyemprot.
Kurang lebih 2 jam anak mencret tiga kali, @ ¼ cangkir, cair, sedikit ampas, tidak
ada darah, tidak ada lendir, tidak berbau asam, nyemprot, kembung, muntah sekali
sebanyak 1/4 cangkir, isi seperti apa yang dimakan dan diminum. Anak makin
lemah, tampak kehausan, mata cowong. Kemudian dibawa ke IGD RSDK.. .
Di IGD RSDK bayi didiagnosa sebagai Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
dan sudah diberikan cairan infus. Kencing terakhir ½ jam yang lalu di UGD RSDK.
Pada pemeriksaan fisik bayi laki-laki ,umur 4 tahun, berat badan 12 kg,
panjang badan 94 cm. Kesan umum bayi sadar, kurang aktif, rewel, tampak
kehausan, ada tanda dehidrasi, tidak sesak nafas, terpasang infus. Pada pemeriksaan,
kepala didapatkan ubun-ubun besar cekung, mata cekung, mulut kering, turgor kulit
kembali lambat.
Pada pemeriksaan abdomen datar, turgor kembali lambat, bising usus (+)
meningkat. Pemeriksaan tinja ditemukan Sudan III (++) dan Clini test (+) .
Penderita didiagnosis diare akut dehidrasi ringan sedang, gizi baik, dan
hiperkalemi, dirawat di bangsal gastroenterologi selama 5 hari. Dalam perjalanan
penyakit, penderita didiagnosa diare akut tanpa tanda dehidrasi karena infeksi virus
enteral. Selama dirawat mendapatkan pengelolaan baik medikamentosa, dietetik
maupun keperawatan.
Prognosis pada penderita ini adalah ad bonam.
37
DAFTAR PUSTAKA
1. Direktur Jendral PPM & PLP.Buku ajar diare.Jakarta:Departemen
Kesehatan Republik Indonesia:1990;1-25.
2. Suharyono.Gastroenteologi anak praktis.Jakarta:Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia:1998; 51-76.
3. Sudigbia I. Pengantar diare akut anak diare kronik: suatu pengenalan
awal. Penatalaksana diatetik penderita diare anak, Semarang 26 September
1991,: Badan penerbit FK UNDIP: 1991; 1-28.
4. Nicholson F,Pesca A.Pengujian laboratorium dan nilai rujukan pada
bayi dan anak-anak. Dalam:Wahab S,editor.Nelson ilmu kesehatan anak,edisi
15.Jakarta:EGC:1999; 2:242-244.
5. Rotavirus diarrhea. Available from URL:HYPERLINK
http://www.cdc.gov/nip/disease/rota/rotavirus.htm#top
6. Bass M.Rotavirus dan agen-agen virus gastroenteritis lain.
Dalam:Wahab S,editor.Nelson ilmu kesehatan anak,edisi
15.Jakarta:EGC:1999;1:1125-1127.
7. Roy CC, Sylverman A. Pediatric Clinical Gastroenterology, 4th ed.
Missouri : Mosby, 1995 ; 228-232.
8. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Gastroenterologi. Dalam : Anak Buku Kuliah Ilmu Kesehatan I.
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia:
1985;278-310.
9. Muchtadi D.Gizi untuk bayi: ASI, susu formula dan makan
tambahan.Jakarta: Pustaka sinar harapan.1994:61.
10. Suparto P.Managemen diare pada bayi dan anak. Available from
URL:HYPERLINK http://www.pediatric.com/kanal.php?pg=buletin&id=10
11. Supariasa N.Penilaian status gizi.Jakarta:EGC.2001:69-76.
38
12. Adelman D,Solhung J.Patofisiologi cairan tubuh dan terapi cairan.
Dalam:Wahab S,editor.Nelson ilmu kesehatan anak,edisi
15.Jakarta:EGC:2001;2:242-244.
13. Guyton,Hall.Ginjal dan cairan tubuh. Dalam:Buku ajar fisiologi
kedokteran,edisi 9.Jkarta:EGC:2003;469-476.
39
LAMPIRAN 1
Kriteria Sosial Ekonomi menurut BPS (Badan Pusat Statistik)
1. Jumlah anggota keluarga (4) ( skor : 0 )
2. Luas lantai bangunan :
a. < 8 m 2 per kapita
b. > 8 m2 per kapita (skor : 0)
2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terluas :
a. Bambu/ rumbia/ kayu berkualitas rendah/ tembok tanpa diplester
b. Semen / keramik / kayu berkualitas tinggi (skor : 1)
3. Jenis dinding bangunan tempat tinggal terluas :
a. Bambu/ rumbia/ kayu berkualitas rendah
b. Tembok / kayu berkualitas tinggi (skor : 1)
4. Fasilitas untuk buang air besar :
a. Bersama/ umum/ lainnya
b. Sendiri (skor:1)
5. Sumber air minum :
a. Sumur atau mata air tak terlindungi/ sungai/ air hujan
b. Air kemasan /ledeng/pompa/sumur atau mata air terlindungi (skor : 1)
6. Sumber penerangan utama :
a. Bukan listrik
b. Listrik (PLN/non PLN) (skor : 1)
7. Jenis bahan bakar untuk memasak sehari-hari :
a. K ayu/ arang/ minyak tanah
b. Gas/ listrik (skor : 0)
8. Berapa kali dalam seminggu rumah tangga membeli daging/ susu/ ayam :
40
a. Tidak pernah membeli/ satu kali (skor : 1)
b. Dua kali atau lebih
9. Berapa kali sehari biasanya rumah tangga makan :
a. Satu kali/ dua kali (skor : 0)
b. Tiga kali atau lebih
10. Berapa stel pakaian baru dalam setahun biasanya dibeli oleh/ untuk setiap/
sebagian besar anggota keluarga :
a. Tidak pernah membeli /satu kali (skor : 0)
b. Lebih dari satu kali
11. Apabila ada anggota keluarga yang sakit apakah mampu berobat ke Puskesmas
atau Poliklinik :
a. Ya (skor : 1)
b. Tidak
12. Lapangan pekerjaan utama kepala rumah tangga :
a. Tidak bekerja/ pertanian padi/ palawija
b. Perkebunan/ peternakan/ perikanan/ industri/ perdagangan/ angkutan/ jasa
lainnya (skor : 1)
13. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan kepala keluarga :
a. SD/ MI ke bawah/ SLTP
b. SLTAke atas (skor : 0)
14. Apakah keluarga memiliki barang-barang berikut yang masing-masing bernilai
paling sedikit Rp 500.000,- :
a. Tidak ada
b. Tabungan/emas/TV berwarna/ternak/sepeda motor (skor : 1)
16.Apakah rumah tangga pernah menerima kredit UKM/KUKM setahun lalu?
a. Tidak
b. Ya (skor: 0)
Jumlah skor : 9
41
Kriteria BPS:Jumlah skor <10 = miskin, jumlah skor ≥ 10 = tidak miskin.
Keluarga ini termasuk dalam keluarga miskin menurut kriteria BPS.
Kesimpulan: Keluarga tidak miskin menurut BPS.
Lampiran 2
Usia 48 bulan
No.
Pertanyaan Jawaban Skor
1. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3 m?
Gerak kasar Ya Tidak
2. Setelah makan, apakah anak mencuci dan mengeringkan tangannya dengan baik sehingga anda tidak perlu mengulanginya?
Sosialisasi dan kemandirian
Ya Tidak
3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan beri anak anda kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 2 detik atau lebih?
Gerak kasar Ya Tidak
4. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di lantai. Apakah anak dapat melompati panjang kertas inidengan mengangkat kedua kakinyasecara bersamaan tanpa didahului lari?
Gerak kasar Ya Tidak
42
5 Jangan membantu anak dan jangan menyebut lingkaran. Suruh anak menggambar seperti contohini kertas kososng yang tersedia. Dapatkah anak menggambar lingkaran?
Contoh :
Jawab YA bila ia menggambar seperti ini:
Jawab TIDAK bila ia menggambar seperti
ini:
Gerak kasar Ya Tidak
6. Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut? Kubus yang digunakan ukuran 2,5 - 5 cm.
Gerak halus Ya Tidak
7. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau permainan lain dimana ia ikut bermain dan mengikuti aturan bermain?
Sosialisasi dan kemandirian
Ya Tidak
8. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos kaki tanpa di bantu? (Tidak termasuk kemandirian memasang kancing, gesper atau ikat pinggang)
Sosialisasi dan kemandirian
Ya Tidak
9. Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu? Jawab TIDAK jika ia hanya menyebutkan sebagian namanya atau ucapannya sulit dimengerti
Bicara dan bahasa
Ya Tidak
43
Recommended