65
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare didefinisikan sebagai peningkatan dari frekuensi tinja atau konsistensinya menjadi lebih lunak sehingga dianggap abnormal oleh ibunya. Untuk keperluan diagnosis, secara epidemiologis dalam masyarakat, diare didefinisikan sebagai berak lembek cair sampai cair 3-5 kali perhari. (1) Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebihdari 3 kali perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu. (2) Diare adalah penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di negara berkembang. Sekitar 80 % kematian yang berhubungan dengan diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Penyebab utama kematian karena diare adalah dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinja. (1) Faktor resiko diare dalam peningkatan penularan secara enteropatogen seperti tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama kehidupan bayi, tidak memadainya air bersih, pencemaran air oleh tinja, kurangnya sarana kebersihan, kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk, penyiapan dan penyimpanan makanan 1

Kasbes Donny Diare Bla

Embed Size (px)

DESCRIPTION

diare

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diare didefinisikan sebagai peningkatan dari frekuensi tinja atau

konsistensinya menjadi lebih lunak sehingga dianggap abnormal oleh ibunya. Untuk

keperluan diagnosis, secara epidemiologis dalam masyarakat, diare didefinisikan

sebagai berak lembek cair sampai cair 3-5 kali perhari. (1)

Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebihdari 3 kali perhari,

disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah

yang berlangsung kurang dari satu minggu. (2)

Diare adalah penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di negara

berkembang. Sekitar 80 % kematian yang berhubungan dengan diare terjadi pada 2

tahun pertama kehidupan. Penyebab utama kematian karena diare adalah dehidrasi

sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinja.(1)

Faktor resiko diare dalam peningkatan penularan secara enteropatogen seperti

tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama kehidupan bayi, tidak

memadainya air bersih, pencemaran air oleh tinja, kurangnya sarana kebersihan,

kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk, penyiapan dan penyimpanan

makanan yang tidak higienis dan cara penyampihan yang tidak baik, gizi buruk,

imunodefisiensi, berkurangnya keasaman lambung, menurunnya motilitas usus,

menderita campak dalam 4 minggu terakhir dan faktor genetik.(3)

B. Tujuan

Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui cara mendiagnosis dan

mengelola pasien dengan Diare Akut Dehidrasi tidak berat sekaligus untuk

mengevaluasi tindakan yang telah diberikan dengan kepustakaan yang ada, sehingga

dapat dijadikan media belajar yang baik bagi mahasiswa.

1

C. Manfaat

Penulisan laporan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa kedokteran

untuk belajar menegakkan diagnosis, melakukan pengelolaan dan mengetahui

komplikasi yang terjadi pada penderita Diare Akut Dehidrasi tidak berat.

2

BAB II

PENYAJIAN KASUS

A. IDENTITAS PENDERITA

Nama : An. Z

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 4 tahun

Alamat : Jl. Genuk Semarang

Masuk RSDK : 19 Juli 2015

Keluar RSDK : 24 Juli 2015

No CM : C5104904

IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ayah : Tn R

Umur : 32 tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Buruh antar barang

Nama Ibu : Ny S

Umur : 33 tahun

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

B. DATA DASAR

1. Anamnesis

Alloanamnesis dengan ibu penderita pada tanggal 22 Juli 2015 pukul 15.15

WIB di bangsal C1LI.

Keluhan utama : Mencret

Riwayat Penyakit Sekarang :

- Kurang lebih empat belas jam sebelum masuk rumah sakit anak panas

tidak diukur dengan pengukur suhu, tidak menggigil, panas turun saat

diberi obat penurun panas, tidak mimisan, bintik merah di tubuh tidak

ada, gusi tidak berdarah, tidak kejang, tidak sesak nafas, tidak batuk,

3

tidak pilek, mencret 3 kali sebanyak ¼ cangkir, cair, warna kuning,

sedikit ampas, tidak ada lendir, tidak ada darah, tidak berbau asam,

nyemprot, kembung. Muntah sebanyak empat kali @1/4 cangkir,

sesudah minum susu, isi seperti apa yang dimakan dan diminum. Mata

cowong disangkal, anak rewel.

- Kurang lebih 2 jam anak mencret tiga kali, @ ¼ cangkir, cair, sedikit

ampas, tidak ada darah, tidak ada lendir, tidak berbau asam, nyemprot,

kembung, muntah sekali sebanyak 1/4 cangkir, isi seperti apa yang

dimakan dan diminum. Anak makin lemah, tampak kehausan, mata

cowong. Buang air kecil warna kuning jernih, satu kali dalam sehari,

tidak ada darah. Kemudian dibawa ke IGD RSDK.

Riwayat Penyakit Dahulu

- Anak lahir pada umur kehamilan 6 bulan.Anak lahir biru.Setelah lahir

anak dibantu ventilator dirawat di PICU selama 14 hari

dengandindikasi BBLR dan asfiksia.

- Kurang lebih 3 tahun yang lalu saat anak umur 1 tahun sanak demam,

mencret lima kali sehari @1/4 cangkir, cair, warna

kekuningan ,sedikit ampas,tidak ada darah, tidak berbau

asam,nyemprot. Kadang muntah setiap diberikan susu, rewel, tampak

kehausan. Anak sering batuk batuk, suara nafas grok, anak tampak

sesak. Anak dibawa ke RSDK dan di rawat inap selama satu minggu.

- Kurang lebih 2,5 tahun yang lalu pada saat anak umur 1,5 tahun

datang dengan keluhan demam, mencret lima kali sehari @1/4

cangkir, cair, warna kekuningan ,sedikit ampas,tidak ada darah, tidak

berbau asam,nyemprot. Kadang muntah setiap diberikan susu, rewel,

tampak kehausan. Anak kadang merasa sesak nafas, suara nafas grok.

Dan dirawat inap di RSDK selama 5 hari.

- Kurang lebih 2 tahun yang lalu saat anak umur 2 tahun selama 5 jam

anak panas, mencret lima kali sehari @1/4 cangkir, cair, warna

kekuningan ,sedikit ampas,tidak ada darah, tidak berbau

asam,nyemprot. Anak tidak ada respon dengan lingkungan sekitar,

4

tidak sadarkan diri, mata mendelik ke atas, tidak ada gerak teratur dan

berulang. Anak dibawa ke IGD RSDK. Anak dirawat di bangsal selam

5 hari.

- Kurang lebih 1 tahun yang lalu pada saat anak umur 3 tahun demam

tinggi selama 4 hari , demam turun dengan obat penurun panas namun

demam kembali, tidak mimisan, gusi tidak berdarah, pteqi tidak ada,

ruam merah tidak ada. Anak tampak lemas, tidak diare, tidak muntah,

kadang sesak, nafas berbunyi grok, kadang batuk dengan dahak putih.

Anak dibawa ke RSDK dan rawat selama 4 hari. Dan pada

pemeriksaan didapatkan demam dengue.

- Kurang lebih enam bulan yang lalu selam 2 hari anak demam tinggi

disertai penurunan kesadaran. Mata mendelik keatas. Kejang

berlangsung selama ±10 detik, sebelum dan setelah kejang anak sadar.

Anak dibawa ke RSDK dan dirawat di PICU selama satu minggu.

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti ini.

Riwayat Sosial Ekonomi

Ayah penderita bekerja sebagai buruh antar di perusahaan pengiriman.

Ibu penderita bekerja sebagai ibu rumah tangga. Penghasilan rata-rata ±

Rp 1.000.000,00. Menanggung 2 orang anak. Biaya pengobatan

ditanggung ayah penderita.

5

Kriteria BPS:Jumlah skor <10 = miskin. Keluarga ini termasuk dalam

keluarga miskin menurut kriteria BPS. Kesimpulan: Keluarga tidak miskin

menurut BPS.

Riwayat PrenatalPemeriksaan kehamilan di Puskesmas lebih dari 4 kali, TT dua kali,

penyakit kehamilan disangkal. Obat-obatan yang diminum selama

kehamilan vitamin dan tablet tambah darah.

Riwayat Kelahiran dan Kehamilan Ibu Penderita

No Kehamilan dan Persalinan Umur

1.

2.

Laki laki, aterm (37 minggu), spontan, rumah sakitBBL :2800 g, PB : lupa Perempuan, preterm(24 minggu), spontan, rumah sakit, BBL : 1000 g, PB : 33 cm

6 tahun

4 tahun

Riwayat Postnatal

Anak dirawat di rumah sakit dengan inkubator dan ventilator selama 14

hari BB setelah keluar lupa. Anak sering sakit dan dirawat di RS.

Riwayat Keluarga Berencana

Saat ini ibu penderita belum mengikuti program KB karena ingin punya

anak lagi

Riwayat Imunisasi

BCG : 1x ( 0 bulan ), scar (+)

Kesan : Imunisasi dasar tidak lengkap sesuai umur.

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan :

Berat badan lahir 1000 gram, panjang badan lahir 33 cm, berat badan

sekarang 12 kg,lingkar kepala 41 cm (mesosefal).

Perkembangan :

Senyum 2 bulan, Miring 3 bulan, tengkurap 6 bulan, Duduk (-),

Gigi keluar (+), merangkak (-), berdiri (-), berjalan (-), sekolah (-),

makan/minum sendiri (-),gosok gigi (-)

KPSP usia 48 bulan : anak tidak dapat melakukan seluruh poin perintah.

6

Kesan : perkembangan dan pertumbuhan tidak sesuai umur.

Riwayat makan dan minum :

0 bulan – 6 bulan susu SGM 12 x 40ml. Habis

6 bulan – 12 bulan susu SGM 8 x ±120ml. Habis

12 bulan- 1 tahun susu SGM 8 x ±120ml + bubur serelac 3x ½ mangkok

1 tahun – sekarang susu SGM 8 x ±120ml + bubur serelac 3x ½ mangkok

/ nasi lunak + sayur sop + telur rebus

- Riwayat perubahan pola makan dan perubahan susu tidak ada. Anak

diberikan susu formula sejak lahir. Air minum berasal dari air keran

dan dimasak sampai mendidih, keluarga dan tetangga tidak ada yang

sakit diare.

Kesan : ASI tidak eksklusif

kualitas kurang dan kuantitas kurang.

2. Pemeriksaan Fisik

Dilakukan pada tanggal 22 Juni 2015 pukul 15.30 WIB

Anak perempuan, 4 tahun , BB: 12 kg, PB : 82 cm

a. Keadaan Umum: sadar, aktif, rewel, tanda

dehidrasi (-),sesak nafas (-)

b. Tanda Vital : HR : 120 x / menit,

N : isi dan tegangan cukup, reguler

RR : 32 x / menit, reguler

t : 37,5°C

c. Status Internus

Kepala : mesosefal , LK = 43 cm

Rambut : coklat, tidak mudah dicabut

Kulit : sianosis (-), ikterik (-), turgor kembali lambat (-)

Mata : cekung (-), conjungtiva palpebra, sklera ikterik (-)

Hidung : sekret (-), nafas cuping (-)

Telinga : discharge (-)

Mulut : bibir kering (-), selaput lendir kering (-), sianosis (-)

7

Tenggorok : T1-1, faring hiperemis (-)

Leher : simetris, pembesaran nnll (-/-)

Dada :

Paru : Inspeksi : simetris statis dinamis, retraksi (-)

Palpasi : stem fremitus kanan = kiri

Perkusi : sonor seluruh lapangan paru

Auskultasi : SD: Vesikuler

ST : Hantaran -/-, Wheezing -/-,

Ronkhi +/-

Jantung : Inspeksi : Ictus cordis tak tampak

Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC IV 1 cm medial

Linea Medio Clavicular Sinistra

Perkusi : sulit dinilai

Auskultasi : Bunyi jantung I-II normal, bising (-), gallop

(-).

Abdomen : Inspeksi : datar

Auskultasi : bising usus (+) meningkat

Perkusi : timpani

Palpasi : supel,

Hepar tidak teraba

Lien :S0

Genital : perempuan, hiperemis (-)

Kelenjar : pembesaran kelenjar (-)

Ekstremitas : superior inferior

Sianosis – / – – / –

Akral dingin – / – – / –

Oedem – / – – / –

Capillary refill < 2 ” < 2”

Tonus normotoni normotoni

Klonus -/- -/-

Reflek fisiologis + / + + / +

8

Reflek patologis - / - - / -

Anus : ekskoriasi (-)

3. Pemeriksaan Laboratoriu

Darah rutin : (tanggal 24 Juli 2015)

Hb : 11.9 g % (N)4

Ht : 33,80 %

Leukosit : 8.320 /mm3

Trombosit : 166.000 /mm3

Eritrosit : 4.050.000/mm3

MCV : 83,60 fl

MCH : 29,30 fl

MCHC : 35,30 g/dl

Kesan : normal

Elektrolit

Natrium 139 mmol/L

Kalium 3.3 mmol/L

Clorida 122 mmol/L

Faeces rutin (tanggal 20 Juli 2015)

Makroskopis

Warna kuning

Konsistensi cair

Mikroskopis

Ascaris -

Ankilostoma -

Trikiuris -

Oxyuris -

Kista -

Entamoeba

E.Histolitika -

E.Coli -

9

Sisa makanan

Lemak +

Karbohidrat -

Protein -

Daging -

Tumbuhan -

Sel

Eritrosit 0-1 / LPB

Leukosit -

Epitel -

Lain- lain

Bakteri ++

4. Pemeriksaan Antropometri

Perempuan, umur 4 tahun, BB = 12 kg, PB = 94 cm, t = 37 °C

Cross sectional

WAZ = - 1.98, HAZ = 2.00 , WHZ = -0,83 BMI =

Kesan : Berat badan normal, perawakan normal, gizi baik

Longitudinal

BBL : 1000 gram

PBL : lupa

BB :12 kg

BB bulan lalu : 12 kg

Kesan : flat of growth

C. DAFTAR MASALAH

10

No. Masalah Aktif Tanggal No Masalah Pasif Tanggal1.

2.

3.

4.

.

Demam => 3

Muntah =>3

Diare Akut dengan dehidrasi tidak beratGlobal Dev. Delay

20-7-2015

20-7-2015

20-7-2015

20-7-20153.

4.5.

ASI tidak ekslusif

Anak lahir prematurImunisasi dasar tidak lengkap

7-8-2011

7-8-2011

D. DIAGNOSIS

1. Diagnosis Banding

1. Diare Akut pasca Dehidrasi tidak berat

DD :Diare akut dehidrasi tidak berat karena infeksi

Diare akut dehidrasi tidak berat karena non infeksi

2. Gizi baik ,Perawakan normal

3. Global developmental delay

2.Diagnosis Sementara

1. Diare Akut pasca Dehidrasi tidak berat

2. Gizi baik, perawakan normal 3. Global developmental delay

E. PENATALAKSANAAN

Kebutuhan24 jam

Cairan1100

Kalori1080

Protein14.4

Infus D5 ½ Ns480/20/5 tetes/menit

480 81,6 -

Nasi 3x sehari 150 900 38

Susu 3x 200 ml SGM 3 600 396 8.4

Total 1230 1377.6 46,4

AKG (%) 111.81 % 127.5 % 322 %

F. RENCANA PEMECAHAN MASALAH

11

1. Diare Akut dengan dehidrasi ringan sedang

Dx : Subjektif : -

Objektif : Feses rutin

Tx : Infus D5 ½ Ns 960 / 40 / 10 tetes/menit

Peroral :

- Parasetamol syrup 1 cth / 8 jam

- Zinc 20 mg /24 jam

- Oralit 100 cc tiap mencret

Mx : Keadaan umum, tanda vital, frekuensi, volume dan konsistensi diare,

tanda dehidrasi, tanda syok.

Ex : - Memberitahukan kepada orang tua mengenai keadaan anak dan

pemeriksaan yang akan dilakukan.

- Memberi oralit 100 cc setiap kali mencret.

- Menjelaskan agar ibu memberikan oralit sesendok teh tiap 1-2

menit sampai habis, apabila anak muntah maka dihentikan

dahulu + 10 menit lalu dilanjutkan lagi tetapi lebih lambat

misalnya sesendok tiap 2-3 menit.

- Menjelaskan pada ibu perlunya menjaga kebersihan diri dan alat-

alat makan/minum (dot) dengan cara cuci tangan sebelum

membuat susu dan menggunakan alat-alat makan/minum yang

sudah dicuci bersih atau direbus dahulu.

- Menjelaskan kepada ibu mengenai tanda-tanda dehidrasi seperti

rewel, kehausan, mata cekung, menangis tidak keluar air mata,

bibir kering. Bila anak diare disertai muntah berulang, anak

tampak kehausan sebaiknya segera dibawa ke Rumah Sakit atau

poliklinik terdekat (penting bila setelah pulang dari RSDK anak

sakit lagi )

- Menganjurkan menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan

pribadi contohnya tidak membuang sampah sembarangan, buang

air besar di jamban, mencuci tangan sebelum membuat susu atau

setelah membuang kotoran.

12

- Menganjurkan untuk menggunakan air bersih untuk membuat

susu, air harus dimasak sampai mendidih.

- Memberitahu ibu cara melakukan sterilisasi dot yang benar.

2. Gizi baik, perawakan normal.

Dx : Subyektif : -

Objektif : pengukuran tinggi badan, berat badan

Rx : Diet nasi 3x sehari

Susu SGM 3x 200ml

Mx : akseptabilitas diet

Berat badan

Tinggi badan

Ex : - menjelaskan pada orang tua pasien tentang status

gizi pasien

- Menjelaskan pada orang tua pasien bahwa pasien

akan diberi diet nasi 3x/hari dan susu 3x 200 ml supaya

gizi tercukupi

-Menjelaskan kepada orang tua pasien untuk

memantau status gizi pasien bahwa status gizi

berpengaruh pada prognosis.

4. Global developmental delay

Dx : Subyektif : -

Objektif : denver 2

Rx : Stimulasi sensorik dan motorik serta emosional dari

orang tua untuk meningkatkan kemampuan anak sesuai dengan

usianya saat stabil atau sehat.

13

Mx :

- Konsul ke bagian tumbuh kembang anak.

- Periksa ulang status perkembangan anak dengan KPSP

Ex : -menjelaskan pada orang tua pasien tentang status

perkembangan anak dan tatalaksanan yang akan dilakukan.

- menjelaskan pada orang tua pasien bahwa anak perlu

distimulasi oleh orang tua secara sensorik, motorik dan

emosional.

14

G. PERJALANAN PENYAKIT

Tanggal KeluhanKeadaan

umumTanda vital Pemeriksaan Fisik Laboratorium Assesment Terapi

22/07/15 15.15

Mencret cair, warna kuning, ampas (+), 4 @1/4 cangkir, nyemprot (+), lendir (-), darah(-), bau asam (-). Kulit sekitar anus lecet dan merah(-), perut kembung (-), muntah (+), 5x @ ¼ cangkir, seperti yang dimakan dan diminum

Sadar, aktif, rewel, tanda dehidrasi (+), mata cekung (+).

N: 124x/mntisi dan tegangancukupRR: 32x/mntt: 37,8C

Kepala: mesosefalMata: cekung (-), air mata

(+), conjunctiva palpebra anemis (-), sklera ikterik (-)

Hidung: nafas cuping (-)Mulut: kering (-) sianosis (-)Tenggorok: T1-1, hiperemis

(-).Leher:pembesaran nnll(-)Dada: simetris, retraksi(-) Jantung: dalam batas

normal. Paru: suara dasar vesikuler,

suara tambahan -/-Abdomen: cembung, tidak

lemas, turgor kembali cepat, bising usus (+)meningkat.H/L tak teraba

Ekstremitas: dalam batas normal

Hb : 11,27gr/dlHt : 30,20%Lekosit : 12700/mm3

Trombosit :152 000 /mm3

Eritrosit :4.300.000 /mm3

MCV : 82,10 flMCH : 27,10 pgMCHC : 33,30 gr/dlKesan: dalam batas normal

Feses rutinBau : khas : KhasKonsisten : lunakWarna : kuning

: HijauDarah : (-)Lendir : (-)Telur cacing : (-)

: Amoeba tropozoit : (-)Sisa pencernaan : (-)Protein : (-)Lemak : (+)Karbohiodrat : (-)Bakteri : (-)Lekosit : (-) Eritrosit : (-)Bakteri : (++)

- Diare akut dengan pasca dehidrasi tidak berat

-baik

- Infus D5 ½ Ns 480/20/5 tetes/mnt

- Zinc 20 mg/24jam- Oralit 100cc tiap

mencret- Paracetamol 1

cth/8jam

Program :Pengawasan KU, TV, jumlah, frekuensi dan konsistensi mencret,tanda dehidrasi, tanda syok, feses rutin.

15

Tanggal KeluhanKeadaan

umumTanda vital Pemeriksaan Fisik Laboratorium Assesment Terapi

23-07-15

07.00

Mencret 4x @1/4 cangkir, cair,kuning, ampas (+), darah(-), lendir(-), nyemprot (+), bau asam(-), muntah (-), panas (-), anak mau minum

Tidur, tanda dehidrasi (-)

HR: 100x/mntN: isi dan tegangan cukupRR: 30x/mntT: 37,5 C

Kepala: mesosefal,Mata: cekung (-), air mata

(+), conjunctiva palpebra anemis (-), sklera ikterik (-)

Hidung: nafas cuping (-)Mulut: kering (-) sianosis (-)Tenggorok: T1-1, hiperemis

(-).Leher:pembesaran nnll(-)Dada: simetris, retraksi(-) Jantung: dalam batas

normal. Paru: suara dasar vesikuler,

suara tambahan -/-Abdomen: cembung, tidak

lemas, turgor kembali cepat, bising usus (+) normal.H/L tak teraba

Ekstremitas: dalam batas normal

-Diare akut tanpa tanda dehidrasi

Tetap

Diuresis = 2cc/kgBB/jam

16

Tanggal KeluhanKeadaan

umumTanda vital Pemeriksaan Fisik Laboratorium Assesment Terapi

23/05/05 12.00

Mencret 2x @1/4 cangkir, kuning, lembek, ampas (+), nyemprot (-), lendir (-), darah (-), bau asam (-). Panas (-), muntah (-)., anak ngompol 6 x

Sadar, aktif, tanda dehidrasi (-)

HR:100 x/mnt N : isi dan tegangan cukupRR: 30 x/mnt t : 37C

Kepala: mesosefal,Mata: cekung (-), air mata

(+), conjunctiva palpebra anemis (-), sklera ikterik (-)

Hidung: nafas cuping (-)Mulut: kering (-) sianosis (-)Tenggorok: T1-1, hiperemis

(-).Leher:pembesaran nnll(-)Dada: simetris, retraksi(-) Jantung: dalam batas

normal. Paru: suara dasar vesikuler,

suara tambahan -/-Abdomen: cembung, tidak

lemas, turgor kembali cepat, bising usus (+) normal.H/L tak teraba

Ekstremitas: dalam batas normal

- Diare akutTanpa Tanda Dehidrasi

Infus D5 ½ 480/20/5 tetes

paracetamol 1 cth/8

jamZinc 20 mg /24 jamoralit 100 cc/mencret

Program :Pengawasan KU, TV, jumlah, frekuensi dan konsistensi mencret,tanda dehidrasi, tanda syok,

23/06/05 Mencret(-), berak Sadar, aktif, HR:96x/mnt Kepala: mesosefal, Diare akut Infus D5 ½ 480/20/5

17

Tanggal KeluhanKeadaan

umumTanda vital Pemeriksaan Fisik Laboratorium Assesment Terapi

15.00 lembek 1x , kuning, ampas (+), lendir (-),darah (-) nyemprot (+), bau asam (-), muntah (-), panas (-)

tanda dehidrasi (-)

N:isi dan tegangan cukupRR:30x/mntt: 370C

HR:100x/

Mata: cekung (-), air mata (+), conjunctiva palpebra anemis (-), sklera ikterik (-)

Hidung: nafas cuping (-)Mulut: kering (-) sianosis (-)Tenggorok: T1-1, hiperemis

(-).Leher:pembesaran nnll(-)Dada: simetris, retraksi(-) Jantung: dalam batas

normal. Paru: suara dasar vesikuler,

suara tambahan -/-Abdomen: cembung, tidak

lemas, turgor kembali cepat, bising usus (+) meningkat.H/L tak teraba

Ekstremitas: dalam batas normal

Kepala: mesosefal,

tanpa tanda dehidrasi

tetes Paracetamol 1

cth/8jam

Zinc 20 mg/ 24jamOralit 100cc / mencretProgram :Pengawasan KU, TV, jumlah, frekuensi dan konsistensi mencret,tanda dehidrasi, tanda syok,

18

Tanggal KeluhanKeadaan

umumTanda vital Pemeriksaan Fisik Laboratorium Assesment Terapi

24-7-1509.00

Mencret(-), berak lembek 2x , kuning, ampas (+), lendir (-),darah (-) nyemprot (-), bau asam (-), muntah (-),,

Sadar, aktif, tanda dehidrasi (-)

mntN:isi dan tegangan cukupRR:30x/mntt: 370C

Mata: cekung (-), air mata (+), conjunctiva palpebra anemis (-), sklera ikterik (-)

Hidung: nafas cuping (-)Mulut: kering (-) sianosis (-)Tenggorok: T1-1, hiperemis

(-).Leher:pembesaran nnll(-)Dada: simetris, retraksi(-) Jantung: dalam batas

normal. Paru: suara dasar vesikuler,

suara tambahan -/-Abdomen: cembung, tidak

lemas, turgor kembali cepat, bising usus (+) meningkat.H/L tak teraba

Ekstremitas: dalam batas normal

Diare akut tanpa tanda dehidrasi

Infus D5 ½ 480/20/5 tetes

Paracetamol 3x1/2 cth\

Zinc

Oralit 100cc/menret

Diet tetap

Program :Pengawasan KU, TV, jumlah, frekuensi dan konsistensi mencret,tanda dehidrasi, tanda syok,

19

H. LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH (02 Agustus 2015 pukul 18.00 WIB)

1. Keadaan Rumah

Status rumah : rumah milik nenek penderita

Ukuran : 8,5 x 12 m, tidak ada halaman

Teras rumah : ada

Dinding rumah : tembok

Lantai rumah : keramik

Ruangan : ruang tamu ukuran 4 x 3 m2, ruang keluarga ukuran 3 x 3

m2, 2 ruang tidur ukuran 3 x 3 m2, dapur ukuran 2 x 3 m2,

kamar mandi I ukuran 1,5 x 2 m2, kamar mandi II ukuran

2x2 m2 tempat mencuci ukuran 2 x 2,5 m2, gudang ukuran

2 x 3 m2.

Ventilasi : di ruang tamu dan kamar tidur ada jendela kaca yang dapat

dibuka.

Pencahayaan : pencahayaan di seluruh rumah cukup.

Sumber air : sumur artesis, lancar

Kebersihan : cukup

Tempat sampah : di depan rumah, tidak tertutup dan setiap hari diambil oleh

tukang sampah.

2. Kebiasaan Sehari-hari

Ayah penderita bekerja sebagai buruh antar, ibu tidak bekerja. Makanan dan

minuman dimasak dulu sebelum dimakan, tidak biasa cuci tangan sebelum

makan. Alat makan dicuci bersih dengan air sumur artesis dan sabun cuci

piring. Mandi di kamar mandi sendiri 1-2 x sehari dengan sabun. Pakaian kotor

dicuci tiap hari. Rumah disapu 1 kali sehari. Kamar mandi dibersihkan

seminggu 3x. Sampah dibuang di tempat sampah di depan rumah yang setiap

hari diambil oleh tukang sampah. Bila ada anggota keluarga yang sakit segera

diperiksakan ke puskesmas. Memiliki 5 botol susu ukuran 200 ml.Botol rutin

dicuci setelah digunakan. Sebelum digunakan botol direbus di air mendidih.

20

3. Lingkungan

Rumah saling berdempetan dengan tetangga, tidak memiliki halaman, memiliki

teras yang ditutupi dengan lantai keramik, selokan di depan rumah mengalir

lancar. Jalan di depan rumah ditutupi aspal, kondisi lingkungan sekitar rumah

cukup bersih.

Rumah penderita berdinding tembok, jendela terdapat di ruang tamu dan ruang

tidur, dan di tempat cuci ada atap yang terbuka sehingga ventilasi dan

pencahayaan cukup. Penghuni rumah ada 4 orang : bapak, ibu dan 2 anak.

Gambar 1. Denah Rumah

2,5 m 3,5 m 2,5 m

Km.Mandi gudang 2 m

Dapur sumur 3 m

R.keluarga Km. Tidur

Gudang 4 m

KmMandi R.Tamu Km. Tidur 3 m

1 m

4. Pemeriksaan Fisik Saat Kunjungan Rumah

Tanggal 2 Agustus 2015 pukul 18.00 WIB

Perempuan, 4 tahun, BB: 12 kg, PB : 94 cm

Keluhan : mencret (-),berak 1x, lunak ,tidak ada lendir dan darah,kencing

6x/hr,kuning,jernih,jumlah cukup.

21

Kesan Umum : sadar, cukup aktif, tidak rewel, tanda dehidrasi (-).

Tanda Vital :

Nadi : 100 x/menit, isi dan tegangan cukup

RR : 30 x/menit

Suhu : 36.5C

Status Internus

Kepala : mesosefal , LK = 41 cm

UUB : cekung (-)

Rambut : hitam, tmudah dipilah.

Kulit : sianosis (-), ikterik (-), turgor kembali cepat

Mata : cekung (-), air mata (+), conjungtiva palpebra anemis (-),

sklera ikterik (-)

Hidung : sekret (-), nafas cuping (-)

Telinga : discharge (-),serumen (-)

Mulut : bibir kering (-), selaput lendir kering (-), sianosis (-)

Gigi : tumbuh

Tenggorok : T1-1, faring hiperemis (-)

Leher : simetris, pembesaran nnll (-/-)

Dada :

Paru : Inspeksi : simetris statis dinamis, retraksi (-)

Palpasi : stem fremitus kanan = kiri

Perkusi : sonor seluruh lapangan paru

Auskultasi : SD: Vesikuler

ST : Hantaran -/-, Wheezing -/-, Ronkhi -/-

Jantung : Inspeksi : Ictus cordis tak tampak

Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V 1 cm medial

Linea Medio Clavicular Sinistra

Perkusi : sulit dinilai

Auskultasi : Bunyi jantung I-II normal, bising (-), gallop

(-).

Abdomen : Inspeksi : datar

22

Auskultasi : bising usus (+) normal

Perkusi : timpani

Palpasi : supel, turgor kulit kembali cepat

Hepar dan lien tidak teraba

Genital : perempuan, OUE hperemis (-)

Kelenjar : pembesaran kelenjar (-)

Ekstremitas : superior inferior

Sianosis – / – – / –

Akral dingin – / – – / –

Anemis – / – – / –

Capillary refill < 2 ” < 2”

23

I. BAGAN PERMASALAHAN

Lingkungan- perumahan- higiene sanitasi

AgentPerilaku

- makanan - dot

Infeksi enteral

HOST 4 tahunPerempuan Diare

Dehidrasi

Intervensi :- kuratif- Preventif- Promotif- Rehabilitatif Asuh

Asih

Asah

Tumbuh Kembang Optimal

Perbaikan

24

BAB III

PEMBAHASAN

1. DIARE AKUT DEHIDRASI RINGAN SEDANG

A. Definisi

Diare didefinisikan sebagai peningkatan dari jumlah tinja dan

penurunan konsistensi tinja dari lembek cair sampai cair, dengan atau tanpa

darah dan atau tanpa lendir di dalam tinja , dimana manifestasi klinik yang

utama adalah kehilangan air dan elektrolit melalui saluran cerna. Untuk

keperluan diagnosis, secara epidemiologis dalam masyarakat, diare

didefinisikan sebagai berak lembek cair sampai cair 3-5 kali perhari (Seminar

Rehidrasi Nasional, 1982). (3) Berdasarkan waktunya, diare dibagi menjadi

diare akut dan diare kronik. Diare kronik adalah diare yang melanjut hingga 2

minggu atau lebih.(1,2)

Pembagian diare menurut Depkes meliputi diare tanpa tanda

dehidrasi, dehidrasi ringan sedang, dan dehidrasi berat.3 Dehidrasi terjadi bila

cairan yang keluar lebih banyak daripada cairan yang masuk.1 Diare tanpa

tanda dehidrasi terjadi jika kehilangan cairan < 5% BB, diare dehidrasi ringan

sedang jika kehilangan cairan 5 – 10% BB, dan diare dehidrasi berat jika

kehilangan cairan > 10% BB. 1 Penilaian dehidrasi ringan sedang atau berat

menurut WHO apabila ditemukan satu tanda, ditambah satu atau lebih tanda

lainnya. (1)

25

Gejala dehidrasi menurut kriteria WHO 1992 adalah sebagai berikut:(1)

DEHIDRASI BERAT GEJALATANPA TANDA

DEHIDRASIDEHIDRASI

RINGAN-SEDANG

* LESU, LUNGLAI, ATAU TIDAK

SADARKEADAAN UMUM BAIK, SADAR

* GELISAH, LEKAS MARAH

SANGAT CEKUNG DAN KERING

MATA NORMAL CEKUNG

TIDAK ADA AIR MATA ADABERKURANG /

TIDAK ADASANGAT KERING MULUT & LIDAH BASAH KERING

* MALAS MINUM, TIDAK BISA MINUM

RASA HAUS MINUM BAIK, TIDAK HAUS

* HAUS, INGIN MINUM BANYAK

* KEMBALI SANGAT LAMBAT

TURGORKEMBALI CEPAT

* KEMBALI LAMBAT

Pada pasien ini, dari anamnesis didapatkan bahwa anak muntah dan

mencret selama 5 hari. 8 jam sebelum masuk Rumah sakit anak mencret 4x @ ¼

cangkir, cair, warna kuning, ampas sedikit, tidak ada darah, tidak ada lendir,

tidak berbau asam, nyemprot, kulit anus tidak lecet dan tidak merah. Muntah 5

kali @1/4 cangkir,sesudah minum susu, isi seperti yang dimakan dan diminum.,

tidak nyemprot. Anamnesis ini mendukung ke arah diagnosa diare akut karena

terdapat perubahan konsistensi feses menjadi lebih lunak (cair) dan frekuensinya

menjadi lebih sering yang berlangsung selama 5 hari. Pada anamnesis maupun

pemeriksaan yang dilakukan, ditemukan keadaan umum rewel, mata cekung, air

mata ada tapi berkurang, mulut kering, turgor kulit kembali lambat. Maka

menurut kriteria WHO, penderita ini digolongkan sebagai dehidrasi ringan

sedang.

B. Etiologi

Etiologi pada diare terdiri dari beberapa faktor, yaitu faktor psikis, makanan,

konstitusi dan infeksi.(1,2,3)

.1. Faktor psikis

Pada faktor psikis, keadaan depresi atau stress emosional yang lainnya,

melalui susunan syaraf vegetatif dapat mengganggu saluran cerna dengan

26

meningkatnya peristalstik usus sehingga terjadi diare.(1,3) Diare karena faktor psikis

jarang pada bayi dan anak kecil, sehingga kemungkinan diare karena faktor psikis

pada penderita ini sangat kecil.

2. Faktor makanan

Makanan merupakan penyebab diare non-infeksi yang paling sering. Makanan

yang dapat menyebabkan diare antara lain:

- makanan yang busuk yang mengandung racun.

- makanan yang tidak sesuai dengan umur bayi.

- perubahan susunan makanan yang mendadak, hal ini sering terjadi pada

bayi. (3)

3. Faktor konstitusi

Faktor konstitusi yaitu kondisi saluran cerna yang dijumpai pada keadaan

intoleransi laktosa, malabsorbsi lemak dan intoleransi protein. Malabsorbsi

merupakan gangguan transportasi mukosa yang abnormal yang disebabkan oleh satu

atau lebih substansi spesifik yang akan menyebabkan ekskresi feses dari nutrisi yang

dicerna. Malabsorbsi dapat terjadi pada penyakit gangguan pancreas, empedu dan

gangguan usus (seperti kerusakan mukosa usus, gangguan motilitas usus, perubahan

ekologi bakteri usus, tindakan post operatif usus) . Di samping itu malabsorbsi dapat

terjadi karena gangguan metabolisme kongenital, malnutrisi, defisiensi imunitas dan

faktor emosi (6,8). Pada pasien ini, faktor konstitusi dapat disingkirkan karena tidak

terdapat faktor-faktor tersebut diatas selain itu malabsorbsi biasanya terjadi pada

diare kronis.(ijo,orange)

4. Faktor infeksi

Faktor infeksi merupakan penyebab yang paling sering, baik infeksi bakteri

gram negatif dan gram positif, virus dan parasit. Infeksi dapat berupa infeksi enteral

dan parenteral. Infeksi enteral merupakan infeksi di usus yang dapat disebabkan oleh

virus (terbanyak ialah rota virus), bakteri (shigella, vibrio cholera, ETEC, EIEC,

salmonella) dan parasit (amuba, giardia dan cacing).Virus menyebabkan 50% dari

kasus diare pada anak (3). Infeksi parenteral merupakan infeksi diluar usus yang

27

memacu aktivitas saraf parasimpatis sehingga dapat mempengaruhi saluran cerna

berupa peningkatan sekresi sehingga terjadi diare. Beberapa infeksi yang sering

disertai diare adalah infeksi saluran nafas, infeksi saluran kemih, campak dan lain-

lain (1,2).

Pada kasus ini tidak mengarah pada etiologi faktor psikis, faktor makanan,

faktor konstitusi dan faktor infeksi parenteral tetapi lebih mengarah pada faktor

infeksi enteral karena virus. Hal ini dapat diketahui dari hasil anamnesis,

pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan perjallanan penyakit.

a. Anamnesis :

- anak panas tinggi disertai muntah dan mencret 6 kalidalam sehari dengan

konsistensi cair

- tidak ada batuk , pilek

-feces nyemprot

b. Pemeriksaan Fisik:

- Keadaan Umum : sadar

- Tanda Vital : suhu 37,50C (setelah diberi paracetamol di UGD)

- Status Praesens:

Telinga : discharge (-)

Hidung : sekret (-)

Tenggorok : T1-1, faring hiperemis (-), vaskular injeksi (-),

Granulasi (-)

Leher : simetris, pembesaran nnll (-)

c. Pemeriksaan penunjang

- pemeriksaan darah : lekositosis (-)

- pemeriksaan feses :

28

makroskopis: cair,warna kuning ,ampas sedikit ,lendir (-), darah (-), bau

asam (-)

mikroskopis : sisa pencernaan: protein (-), lemak (-), karbohidrat (-),bakteri

(++),lekosit(-), eritrosit (-)

d. Perjalanan penyakit: anak dirawat selama 6 hari,diberikan Infus D5 ½ 480/20/5

tetes,Paracetamol 1cth/8 jam,tablet Zinc 20 mg/24jam dan Oralit 100cc/menret

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksan penunjang, dan

perjalanan penyakitnya kasus ini mengarah pada infeksi enteral oleh karena virus.

Sebagian besar diare virus disebabkan oleh rotavirus .(2)

Rotavirus adalah ikosahedron helai ganda, seperti roda yang mengandung 11

segmen RNA helai ganda . diameter dengan mikroskop elektron sekitar 80 nm.

Manifestasi klinis infeksi rotavirus khas mulai sesudah masa inkubasi kurang dari 48

jam dengan demam ringan sampai sedang dan muntah disertai dengan mulainya tinja

cair yang sering. Muntah dan demam khas mereda pada hari kedua sakit tetapi diare

sering berlanjut selama 5-7 hari. Tinja bebas darah dan lekosit. Walaupun angka sel

darah putih mungkin cukup naik akibat stress, tidak ada pergeseran ke kiri yang jelas

terlihat pada enteritis bakteri invasif.Pada kebanyakan kasus diagnosis yang

memuaskan dapat dibuat atas dasar tanda klinis dan epidemiologis,kasus yang lebih

tidak jelas dapat dipelajari dengan mikroskop elektron, elektroforesis RNA ,

hibridisasi asam nukleat dan assay reaksi rantai polimerase.(4,6)

. Beberapa jenis virus seperti Rotavirus, berkembangbiak dalam epitel villi

usus halus, menyebabkan kerusakan epitel dan pemendekan villi. Hilangnya sel- sel

villi yang secara normal mempunyai fungsi absorbsi dan penggantian sementara oleh

sel epitel berbentuk kripta yang belum matang, menyebabkan usus mensekresi air

dan elektrolit.(1)Gangguan fungsi absorbsi akibat kerusakan mukosa usus ini

menyebabkan adanya intoleransi karbohidrat, lemak dan protein, hal ini terbukti dari

pemeriksaan feses didapatkan adanya sisa-sisa pencernaan protein,lemak dan

29

karbohidrat Kerusakan villi dapat juga dihubungkan dengan hilangnya enzim

dissakaridase menyebabkan berkurangnya absorbsi disakarida terutama laktosa.(1)

D. Komplikasi

Komplikasi diare adalah

1. Dehidrasi

2. Imbalance elektrolit

3. Asidosis

a. Dehidrasi terjadi bila cairan yang dikeluarkan lebih banyak daripada yang

masuk. Hal ini disebabkan oleh berak yang berlebihan, muntah, dan

penguapan karena demam. Pengeluaran cairan tubuh sangat dipengaruhi oleh

jumlah, frekuensi, dan komposisi elektrolit tinja. Dehidrasi merupakan

keadaan yang berbahaya karena menyebabkan penurunan volume darah,

kolaps kardiovaskuler, dan kematian bila tak ditangani dengan tepat. 1,6

Salah satu gejala dehidrasi adalah sindroma syok(syok hipovolemi),

kegagalan sirkulasi darah yang berlangsung lama dan menyebabkan

gangguan sirkulasi perifer, dimana kegagalan ini akan mempengaruhi

metabolisme sel sehingga akan timbul kenaikan sisa-sisa asam metabolik dan

akan menimbulkan asidosis metabolik yang ditandai dengan adanya nafas

kussmaul.

b. Imbalance elektrolit

Karena terjadi pergeseran cairan intraseluler ke ruang interstisial,

maka terjadi pergeseran ion K+ dari dalam sel ke ruang interstitial pula.

Penurunan kadar ion K+ ini menyebabkan tonus sel dan jaringan menurun.

Keadaaan hipokalemia yang sangat berat dapat menimbulkan gejala ileus

paralitikus atau arritmia kordis Kadang-kadang, keadaan hipokalemia ini

timbul pada proses rehidrasi , hal ini kadang disebabkan oleh pemberian

cairan yang terlalu cepat, sehingga sebagian ion K+ akan terdesak keluar sel,

sehingga timbul keadaan hipokalemia sehingga perut menjadi kembung dan

30

bunyi usus berkurang atau menghilang.

c. Asidosis

Pada saat diare, sejumlah besar bicarbonat dapat hilang melalui tinja.1

Pengeluaran bicarbonat bersama-sama tinja, akan menaikkan konsentrasi ion

H+ sehingga menyebabkan pH turun.(1,2)

E. Pengelolaan

Pedoman pengelolaaan diare meliputi 4 aspek, yaitu : rehidrasi,

dietetik, medikamentosa, dan edukasi.

1. Aspek rehidrasi

Penderita diare cair mengeluarkan tinja yang mengandung ion Na, Cl,

K, Ca dan bikarbonat. Semua komplikasi diare akut disebabkan karena

kehilangan air dan elektrolit melalui tinja, juga melalui muntah dan panas.

Kehilangan ini menyebabkan dehidrasi, asidosis dan kekurangan kalium.(1,2)

Terapi cairan ditujukan untuk mempertahankan atau menggantikan

komposisi dan volume normal cairan tubuh. Terapi cairan terdiri atas tiga

kategori: rehidrasi (deficit replacement), rumatan (maintenance), dan

tambahan (supplemental replacement of ongoing losses). Defisit replacement

ditujukan untuk menggantikan kehilangan cairan dan elektrolit yang hilang

secara abnormal per kgBB, misalnya akibat penyakit. Terapi rumatan

(maintanance) ditujukan untuk fungsi metabolisme basal dan menggantikan

cairan dan elektrolit tubuh yang hilang secara fisiologis, misalnya feses, renal

water losses, dan insensibble water losses. Insensible water losses meningkat

12,5% setiap kenaikan 1ºC, sedangkan terapi tambahan (supplemental

replacement) diberikan jika ada indikasi, sebagai tambahan terhadap

maintanance dan deficit, berdasarkan perkiraan akan berlanjutnya kehilangan

cairan dan elektrolit.(4,8)

Tujuan dalam pengelolaan rehidrasi yang disebabkan diare adalah

untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat dan

31

kemudian mengganti cairan yang hilang sampai diarenya berhenti.

Kehilangan cairan dapat diganti baik melalui oral maupun parenteral. (2,3)

Pada dehidrasi ringan sedang terjadi kehilangan cairan 5-10% BB,

sehingga dilakukan rencana terapi B yaitu rehidrasi oral dengan oralit 75

ml/kgBB dipantau selama 3 jam pertama.(1)

Jumlah oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama :

Umur (BB tidak diketahui) < 4 bulan 4-12 bulan 12-24 bulan 2-5 tahun

Berat badan <6 kg 6- <10 kg 10 - <12 kg 12-19 kg

Dalam ml 200-400 400-700 700-900 900-1400

Bila sudah tidak ada dehidrasi, ganti ke rencana A, yaitu dengan

memberikan oralit 50-100ml/tiap kali mencret. Bila masih masuk dehidrasi

ringan sedang, ulangi pemberian oralit. Bila tidak juga teratasi atau terdapat

penyulit seperti muntah, demam, dan kejang maka cairan dapat diberikan

lewat jalur intravena.(1)

. Pada penderita ini terjadi dehidrasi ringan sedang, sehingga jumlah

cairan yang hilang menurut derajat dehidrasi pada anak 4 tahun adalah

sebesar 155 ml/kgBB/hari.(8)Angka ini didapat berdasarkan perhitungan:

Keterangan:

1. PWL (Previous water loss): yaitu jumlah cairan yang telah hilang melalui

diare dan atau muntah

2. NWL (Normal water loss): yaitu banyaknya cairan yang hilang melalui

keringat, urin dan pernapasan

3. CWL (Concomitan water losses) : yaitu cairan yang hilang melalui tinja

dan muntah yang masih terus berlangsung.(2,8)

Jadi kebutuhan cairan yang diperlukan untuk mengganti kehilangan cairan

pada pasien ini adalah adalah 155 ml x 12 kg = 1860 ml/hari

Jumlah cairan = PWL+ NWL+ CWL

32

Anak umur 4 tahun, BB 12 kg. Untuk memenuhi kebutuhan cairan, dipilih infus Infus

D5 % 480/20/5 tpm karena mempunyai kandungan elektrolit yang hampir sama jenis dan

jumlahnya dengan elektrolit yang hilang (elektrolit dalam feses) akibat diare non

kolera. Pada hari pertama diberikan D5 ½ NS 5 tetes per menit dan oralit 100 cc/

mencret. Kebutuhan cairan sebagian diberikan melalui infus, sebagian peroral dan

secara keseluruhan telah memenuhi kebutuhannya, karena jumlah cairan yang masuk

adalah 156.6 %. Alasan pemberian infus pada pasien ini adalah adanya muntah yang

menghambat pemberian asupan makanan dan karena dikhawatirkan akan jatuh pada

keadaan dehidrasi berat.

2. Aspek dietetik

Selama anak diare, terdapat gangguan gizi yang disebabkan intake

dan absorbsi yang kurang, dan metabolisme yang terganggu. Untuk

memenuhi kebutuhan cairan, selain dari infus juga tetap diberikan ASI karena

dengan pemberian ASI akan memperpendek masa diare, mempunyai nilai

gizi tinggi dan mudah dicerna, serta mengandung factor proteksi : antibody,

sel-sel darah putih, enzim dan hormon yang melindungi permukaan usus bayi

terhadap invasi mikroorganisme patogen dan protein asing.(2) Selain itu juga

pemberian oralit tiap mencret bila anak mau minum.

.

3. Aspek medikamentosa

Pada dasarnya pengobatan yang diberikan meliputi 3 aspek:2

1. pengobatan simtomatik

2. pengobatan suportif termasuk rehidrasi dan tranfusi

3. pengobatan kausal(2,3)

Obat anti diare tidak perlu diberikan karena tidak satupun obat tersebut

memberi efek positif pada patofisiologi diare. Hal tersebut justru

memperlambat motilitas usus dan dapat memperpanjang enteritis karena

infeksi.(2)Sebagian besar kasus diare tidak memerlukan pengobatan dengan

antibiotika. Antibiotika hanya diperlukan pada sebagian kecil penderita

misalnya kolera, shigella, karena penyebab terbesar diare pada anak adalah

virus. Kecuali pada bayi dibawah usia 2 bulan karena potensi terjadinya

33

sepsis oleh karena bakteri mudah mengadakan translokasi kedalam sirkulasi,

atau pada anak atau bayi yang menunjukkan secara klinis gejala yang

beratserta berulang atau diare dengan darah dan lendir yang jelas atau gejala

sepsis.(4,10).Oleh karena itu pemberian antibiotik pada pasien ini sebenarnya

kurang bermanfaat. Pemberian vitamin B kompleks berfungsi sebagai

roboransia untuk meningkatkan imunitas saluran cerna.

4. Aspek edukasi

- ASI tetap diberikan

- Memberi oralit 100 cc setiap kali mencret.

Menjelaskan agar ibu memberikan oralit sesendok teh tiap 1-2 menit

sampai habis, apabila anak muntah maka dihentikan dahulu + 10 menit

lalu dilanjutkan lagi tetapi lebih lambat misalnya sesendok tiap 2-3 menit.

- Menjelaskan pada ibu perlunya menjaga kebersihan diri dan alat-alat

makan/minum (dot) dengan cara cuci tangan sebelum membuat susu dan

menggunakan alat-alat makan/minum yang sudah dicuci bersih atau

direbus dahulu.

- Menjelaskan kepada ibu mengenai tanda-tanda dehidrasi seperti rewel,

kehausan, mata cekung, menangis tidak keluar air mata, bibir kering. Bila

anak diare disertai muntah berulang, anak tampak kehausan sebaiknya

segera dibawa ke Rumah Sakit atau poliklinik terdekat (penting bila

setelah pulang dari RSDK anak sakit lagi )

- Menganjurkan menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan pribadi

contohnya tidak membuang sampah sembarangan, buang air besar di

jamban, mencuci tangan sebelum membuat susu atau menbuang kotoran.

- Menganjurkan untuk menggunakan air bersih untuk membuat susu, air

harus dimasak sampai mendidih.

- Memberitahu ibu cara melakukan sterilisasi dot yang benar.

Perlu juga memberikan nasehat kepada orang tua untuk secara optimal

untuk mencukupi kebutuhan dasar untuk anak tumbuh kembang yang

meliputi:

34

- Asuh : memenuhi kebutuhan akan pangan/gizi, papan/pemukiman yang

layak, perawatan dasar kesehatan yang antara lain: penimbangan

anak yang teratur, dan pengobatan segera saat sakit.

- Asih : memberikan kasih sayang dan perhatian pada penderita untuk

mempercepat kesembuhan dan mencegah berulangnya sakit.

- Asah : memberikan stimulasi mental dan psikososial dengan alat

pengasah edukatif yang dapat berupa gambar dan suara.

II. GIZI BAIK, PERAWAKAN NORMAL

A. DiagnosaCara interpretasi status gizi berdasarkan kombinasi berat badan terhadap

panjang badan, berat badan terhadap umur, dan panjang badan terhadap umur

menurut baku Z-score (status gizi)

Status gizi menurut z-score

WAZ = - 1.98, HAZ = 2 , WHZ = -0,83 BMI = -0.65

Kesan: Berat baik, perawakan normal ,gizi baik

B. Terapi

Gizi baik dengan berat badan 12 kg , umur 4 tahun, maka kebutuhan cairan

selama 24 jam yang dibutuhkan anak sebesar 1100 ml/24 jam. Kebutuhan kalori

sebesar 90 kkalx 12 = 1080 kkal/24 jam. Kebutuhan protein 1.2 gr x 12 = 14,4 gr/24

jam. Selama dirawat anak diberikan diet nasi 3x sehari dan susu SGM 3x 200cc

sehari..

35

SARAN

Saran yang diberikan kepada orang tua sewaktu anak akan pulang adalah :

1. Orang tua agar memberikan oralit bila terjadi diare dan kontrol ke poliklinik

RSDK setelah seminggu pulang.

2. Menganjurkan ibu untuk membeli susu formula yang sudah difortifikasi dengan

zat besi

3. Menganjurkan untuk melengkapi imunisasi dasar untuk mencegah timbulnya

penyakit terutama penyakit infeksi.

4. Menganjurkan agar membawa anak ke posyandu / puskesmas setiap bulan secara

teratur agar dapat memantau kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan anak.

5. Menjaga kebersihan, cuci tangan setelah buang air kecil/besar dan sebelum

makan, air minum dimasak sampai mendidih, persiapan alat makan dan minum

yang bersih, pengolahan makanan yang bersih untuk mencegah terjadinya diare.

6. Menganjurkan ibu untuk mengikuti program KB

7. Memberitahu ibu tentang cara sterilisasi dot yang benar

PROGNOSIS

Prognosis penderita diare akut dehidrasi ringan sedang pada umumnya baik,

bila rehidrasi berhasil serta ditunjang dengan refeeding dan penanganan faktor

penyebab.

Pada kasus ini pasien dengan diagnosis awal diare akut dehidrasi ringan

sedang, gizi baik, telah dilakukan rehidrasi dan dehidrasi dapat diatasi 4 jam

kemudian. Diet yang diberikan sesuai dengan kebutuhan anak 4 tahun dan harus

mendapat perhatian dan diberikan edukasi terhadap keluarga terutama ibu untuk

telaten memberikan diet yang tepat. Sehingga prognosis untuk penderita ini adalah

prognosis untuk kehidupan ad bonam, untuk penyakit dubia ad bonam dan untuk

fungsi ad bonam.

36

BAB IV

RINGKASAN

Seorang anak perempuan 4 tahun kurang lebih empat belas jam anak panas,

tidak menggigil, panas turun saat diberi obat penurun panas, tidak mimisan, pteqi

tidak ada, gusi tidak berdarah, tidak kejang, tidak sesak nafas, tidak batuk, tidak

pilek, mencret satu kali sebanyak ¼ cangkir, cair, warna kuning, sedikit ampas, tidak

ada lendir, tidak ada darah, tidak berbau asam, nyemprot, kembung. Muntah

sebanyak empat kali @1/4 cangkir, sesudah minum susu, isi seperti apa yang

dimakan dan diminum, tidak nyemprot.

Kurang lebih 2 jam anak mencret tiga kali, @ ¼ cangkir, cair, sedikit ampas, tidak

ada darah, tidak ada lendir, tidak berbau asam, nyemprot, kembung, muntah sekali

sebanyak 1/4 cangkir, isi seperti apa yang dimakan dan diminum. Anak makin

lemah, tampak kehausan, mata cowong. Kemudian dibawa ke IGD RSDK.. .

Di IGD RSDK bayi didiagnosa sebagai Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang

dan sudah diberikan cairan infus. Kencing terakhir ½ jam yang lalu di UGD RSDK.

Pada pemeriksaan fisik bayi laki-laki ,umur 4 tahun, berat badan 12 kg,

panjang badan 94 cm. Kesan umum bayi sadar, kurang aktif, rewel, tampak

kehausan, ada tanda dehidrasi, tidak sesak nafas, terpasang infus. Pada pemeriksaan,

kepala didapatkan ubun-ubun besar cekung, mata cekung, mulut kering, turgor kulit

kembali lambat.

Pada pemeriksaan abdomen datar, turgor kembali lambat, bising usus (+)

meningkat. Pemeriksaan tinja ditemukan Sudan III (++) dan Clini test (+) .

Penderita didiagnosis diare akut dehidrasi ringan sedang, gizi baik, dan

hiperkalemi, dirawat di bangsal gastroenterologi selama 5 hari. Dalam perjalanan

penyakit, penderita didiagnosa diare akut tanpa tanda dehidrasi karena infeksi virus

enteral. Selama dirawat mendapatkan pengelolaan baik medikamentosa, dietetik

maupun keperawatan.

Prognosis pada penderita ini adalah ad bonam.

37

DAFTAR PUSTAKA

1. Direktur Jendral PPM & PLP.Buku ajar diare.Jakarta:Departemen

Kesehatan Republik Indonesia:1990;1-25.

2. Suharyono.Gastroenteologi anak praktis.Jakarta:Balai Penerbit

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia:1998; 51-76.

3. Sudigbia I. Pengantar diare akut anak diare kronik: suatu pengenalan

awal. Penatalaksana diatetik penderita diare anak, Semarang 26 September

1991,: Badan penerbit FK UNDIP: 1991; 1-28.

4. Nicholson F,Pesca A.Pengujian laboratorium dan nilai rujukan pada

bayi dan anak-anak. Dalam:Wahab S,editor.Nelson ilmu kesehatan anak,edisi

15.Jakarta:EGC:1999; 2:242-244.

5. Rotavirus diarrhea. Available from URL:HYPERLINK

http://www.cdc.gov/nip/disease/rota/rotavirus.htm#top

6. Bass M.Rotavirus dan agen-agen virus gastroenteritis lain.

Dalam:Wahab S,editor.Nelson ilmu kesehatan anak,edisi

15.Jakarta:EGC:1999;1:1125-1127.

7. Roy CC, Sylverman A. Pediatric Clinical Gastroenterology, 4th ed.

Missouri : Mosby, 1995 ; 228-232.

8. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. Gastroenterologi. Dalam : Anak Buku Kuliah Ilmu Kesehatan I.

Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia:

1985;278-310.

9. Muchtadi D.Gizi untuk bayi: ASI, susu formula dan makan

tambahan.Jakarta: Pustaka sinar harapan.1994:61.

10. Suparto P.Managemen diare pada bayi dan anak. Available from

URL:HYPERLINK http://www.pediatric.com/kanal.php?pg=buletin&id=10

11. Supariasa N.Penilaian status gizi.Jakarta:EGC.2001:69-76.

38

12. Adelman D,Solhung J.Patofisiologi cairan tubuh dan terapi cairan.

Dalam:Wahab S,editor.Nelson ilmu kesehatan anak,edisi

15.Jakarta:EGC:2001;2:242-244.

13. Guyton,Hall.Ginjal dan cairan tubuh. Dalam:Buku ajar fisiologi

kedokteran,edisi 9.Jkarta:EGC:2003;469-476.

39

LAMPIRAN 1

Kriteria Sosial Ekonomi menurut BPS (Badan Pusat Statistik)

1. Jumlah anggota keluarga (4) ( skor : 0 )

2. Luas lantai bangunan :

a. < 8 m 2 per kapita

b. > 8 m2 per kapita (skor : 0)

2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terluas :

a. Bambu/ rumbia/ kayu berkualitas rendah/ tembok tanpa diplester

b. Semen / keramik / kayu berkualitas tinggi (skor : 1)

3. Jenis dinding bangunan tempat tinggal terluas :

a. Bambu/ rumbia/ kayu berkualitas rendah

b. Tembok / kayu berkualitas tinggi (skor : 1)

4. Fasilitas untuk buang air besar :

a. Bersama/ umum/ lainnya

b. Sendiri (skor:1)

5. Sumber air minum :

a. Sumur atau mata air tak terlindungi/ sungai/ air hujan

b. Air kemasan /ledeng/pompa/sumur atau mata air terlindungi (skor : 1)

6. Sumber penerangan utama :

a. Bukan listrik

b. Listrik (PLN/non PLN) (skor : 1)

7. Jenis bahan bakar untuk memasak sehari-hari :

a. K ayu/ arang/ minyak tanah

b. Gas/ listrik (skor : 0)

8. Berapa kali dalam seminggu rumah tangga membeli daging/ susu/ ayam :

40

a. Tidak pernah membeli/ satu kali (skor : 1)

b. Dua kali atau lebih

9. Berapa kali sehari biasanya rumah tangga makan :

a. Satu kali/ dua kali (skor : 0)

b. Tiga kali atau lebih

10. Berapa stel pakaian baru dalam setahun biasanya dibeli oleh/ untuk setiap/

sebagian besar anggota keluarga :

a. Tidak pernah membeli /satu kali (skor : 0)

b. Lebih dari satu kali

11. Apabila ada anggota keluarga yang sakit apakah mampu berobat ke Puskesmas

atau Poliklinik :

a. Ya (skor : 1)

b. Tidak

12. Lapangan pekerjaan utama kepala rumah tangga :

a. Tidak bekerja/ pertanian padi/ palawija

b. Perkebunan/ peternakan/ perikanan/ industri/ perdagangan/ angkutan/ jasa

lainnya (skor : 1)

13. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan kepala keluarga :

a. SD/ MI ke bawah/ SLTP

b. SLTAke atas (skor : 0)

14. Apakah keluarga memiliki barang-barang berikut yang masing-masing bernilai

paling sedikit Rp 500.000,- :

a. Tidak ada

b. Tabungan/emas/TV berwarna/ternak/sepeda motor (skor : 1)

16.Apakah rumah tangga pernah menerima kredit UKM/KUKM setahun lalu?

a. Tidak

b. Ya (skor: 0)

Jumlah skor : 9

41

Kriteria BPS:Jumlah skor <10 = miskin, jumlah skor ≥ 10 = tidak miskin.

Keluarga ini termasuk dalam keluarga miskin menurut kriteria BPS.

Kesimpulan: Keluarga tidak miskin menurut BPS.

Lampiran 2

Usia 48 bulan

No.

Pertanyaan Jawaban Skor

1. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3 m?

Gerak kasar Ya Tidak

2. Setelah makan, apakah anak mencuci dan mengeringkan tangannya dengan baik sehingga anda tidak perlu mengulanginya?

Sosialisasi dan kemandirian

Ya Tidak

3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan beri anak anda kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 2 detik atau lebih?

Gerak kasar Ya Tidak

4. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di lantai. Apakah anak dapat melompati panjang kertas inidengan mengangkat kedua kakinyasecara bersamaan tanpa didahului lari?

Gerak kasar Ya Tidak

42

5 Jangan membantu anak dan jangan menyebut lingkaran. Suruh anak menggambar seperti contohini kertas kososng yang tersedia. Dapatkah anak menggambar lingkaran?

Contoh :

Jawab YA bila ia menggambar seperti ini:

Jawab TIDAK bila ia menggambar seperti

ini:

Gerak kasar Ya Tidak

6. Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut? Kubus yang digunakan ukuran 2,5 - 5 cm.

Gerak halus Ya Tidak

7. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau permainan lain dimana ia ikut bermain dan mengikuti aturan bermain?

Sosialisasi dan kemandirian

Ya Tidak

8. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos kaki tanpa di bantu? (Tidak termasuk kemandirian memasang kancing, gesper atau ikat pinggang)

Sosialisasi dan kemandirian

Ya Tidak

9. Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu? Jawab TIDAK jika ia hanya menyebutkan sebagian namanya atau ucapannya sulit dimengerti

Bicara dan bahasa

Ya Tidak

43

LAMPIRAN 3

Kamar 1 Kamar 2

Dapur Ruang tamu

44

Sumur Teras

Kamar mandi 2 Dapur

45

46