View
20
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
IMPLEMENTASI EKSTRAKURIKULER SAINS TERHADAP PENGETAHUAN SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Nama : Serli Nurjanah T. A
NIM : 2014820075
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
i
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Skripsi, Juli 2018
Serli Nurjanah T. A
2014820075
IMPLEMENTASI EKSTRAKURIKULER SAINS TERHADAP PENGETAHUAN PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
xv + 84 hal., 4 Tabel, 11 Gambar, 14 Lampiran
ABSTRAK
Adanya implementasi ekstrakurikuler sains terhadap pengetahuan siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dikarenakan kurangnya kegiatan praktek lapangan, sehingga dalam pemahaman materi ilmu pengetahuan alam siswa kurang memahami materi tersebut, maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Implementasi Ekstrakurikuler Sains terhadap Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar Negeri Bojonggenteng dengan menggunakan jenis kualitatif. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan ekstrakurikuler sains yang menjadikan pengetahuan siswa tentang materi Ilmu Pengetahuan Alam meningkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan ekstrakurikuler sains di SDN Bojonggenteng menjadikan perkembangan pengetahuan siswa bertambah, hal ini dibuktikan dengan jawaban wawancara guru dan siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa guru ekstrakurikuler dapat memanfaatkan adanya ekstrakurikuler sains sebagai wadah untuk mengetahui sejauh mana siswa dalam pemahaman materi ilmu pengetahuan alam. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat kepada pihak-pihak terkait seperti kepala sekolah, guru, dan siswa serta peneliti selanjutnya.
Kata Kunci: Ekstrakurikuler Sains, Siswa, Ilmu Pengetahuan Alam
Daftar Pustaka: 20 (2002-2016)
ii
.
iii
iv
v
vi
vii
PERSEMBAHAN
Yang utama dari segalanya
Rasa syukur kepada Allah Subhanahu WaTa’ala. Taburan cinta
dan kasih sayang-Mu telah memberikan kekuaatan,
membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan
cinta. Atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan,
akhirmya skripsi yang sederhana ini dapat terselasaikan dan
salam selalu terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW.
Bapak dan Mamah ku Tercinta
Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada
terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada Bapak dan
Mamahku Tercinta serta kakakku Ari Hermawan, S.Pd yang
telah memberikan kasih sayang, segala dukungan baik
motivasi, materil, dan tak lupa doa yang tiada henti dan cinta
kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin ku balas dengan
selembar kertas sekalipun. Semoga ini menjadi awal untuk
membuat bapak dan mamah bangga terhadapku.
My best friends
Buat sahabatku Anisa Dianti, Novi Aryanti dan tak lupa teman
seperjuangan Damayanti Celara, Indy Kartikasari,
Chairunnipah, Lisa Hastuti, Siti Sulastri, Fauziah, dan masih
banyak lagi mohon maaf tidak bisa menyebutkan satu persatu,
terima kasih motivasi, doa dan yang selalu menyemangati dan
memotivasi agar selesai nya karya kecil ini terima kasih
Serta kepada semua pihak yang sudah membantu selama
penyelesaian tugas akhir ini, semoga Allah membalas kebaikan
kalian semua.
viii
MOTTO
ه لينإن الل ك ( يحب المتهوه )
"Sehingga Allah mencintai orang
orang yang bertawakkal."
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT segala limpahan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Shalawat
serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, serta kepada ummatnya yang selalu
melaksanakan ajarannya.
Skripsi ini sengaja penulis ajukan sebagai salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dalam penulisan skripsi ini tentu masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, untuk itu penulis ingin menyampaikan
permohonan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini, terutama kepada :
1. Bapak Dr. Iswan, M. Si., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Jakarta, yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti studi di fakultas ini.
2. Bapak Azmi Al Bahij, M.Si., Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan dorongan dan
arahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan
tepat waktu.
3. Ibu Dr. Zulfitria, M.Pd.,pembimbing skripsi yang telah mengarahkan
dan meluruskan jalan pikiran penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Rosyana, S.Pd, Kepala Sekolah SD Negeri Bojonggenteng
Sukabumi yang telah memberikan izin peneliti untuk melakukan
penelitian skripsi di sekolah tersebut.
x
5. Bapak dan Mamah, orang tua penulis, yang telah memberikan
semangat baik moril maupun materil dalam melanjutkan studi di
Universitas ini.
6. Teman-teman PGSD 2014, khususnya kelas BSD, terimakasih
untuk kebersamaan selama kurang lebih 4 tahun ini. Selamat
berjuang teman, selamat menempuh pintu gerbang yang
sesungguhnya telah menanti kalian di depan. Semoga kalian
semua selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Aamiin
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang
telah memberikan bantuan dan dukungan serta semangat kepada
penulis dalam rangka penyelesaian studi dan penyusunan skripsi
ini.
Akhirnya dengan segala ketulusan hati yang bersih dan ikhlas,
penulis berdoa semoga segala amal baik yang telah mereka berikan
mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin.
Jakarta, Juli 2018
Penulis
xi
DAFTAR ISI
ABSTRAK......................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI..................... iii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................ iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI........................................... v
FAKTA INTEGRITAS....................................................................... vi
PERSEMBAHAN.............................................................................. vii
MOTTO............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR........................................................................ ix
DAFTAR ISI...................................................................................... xi
DAFTAR TABEL.............................................................................. Xiii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................... Xiv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................... Xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B. Fokus Masalah....................................................................... 4
C. Rumusan Masalah................................................................ 4
D. Tujuan Penelitian................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian................................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Ekstrakurikuler…………………………………….. 7
a. Pengertian Ekstrakurikuler………............................... 7
b. Tujuan dan Fungsi Ekstrakurikuler …......................... 8
c. Prinsip Ekstrakurikuler................................................ 10
xii
2. Hakikat Pengetahuan………………………………………. 11
a. Pengertian Pengetahuan…......................................... 11
b. Jenis – jenis Pengetahuan……………………………… 12
c. Hakikat dan Sumber Pengetahuan……………………. 16
3. Pembelajaran IPA…………………………………………... 20
a. Pengertian IPA…………………………………………… 20
b. Karakteristik Pembelajaran IPA................................... 22
c. Tujuan Pembelajaran IPA………………………………. 23
d. Cakupan Materi IPA di Sekolah Dasar……………...... 24
e. Keterampilan IPA……………………..………………… 26
f. Materi Pembelajaran IPA…......................................... 27
B. Kerangka Berpikir................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian................................................ 33
B. Metode Penelitian.................................................................. 34
C. Desain Penelitian................................................................... 35
D. Subjek Data............................................................................ 38
E. Teknik Pengumpulan Data..................................................... 38
F. Teknik Analisis Data............................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Identitas Sekolah…………………..................................... 45
2. Visi dan Misi Sekolah……………………………………….. 45
3. Identitas Guru dan Siswa…………………………………… 46
B. Hasil Analisis Data 46
xiii
C. Interpretasi Hasil Data............................................................ 78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................ 81
B. Saran.................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 84
LAMPIRAN....................................................................................... 84
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian................................................... 33
Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru ………………………. 39
Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Siswa………………………. 41
Tabel 4.1 Daftar informan yang di Wawancarai................................... 46
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir.......................................................... 29
Gambar 4.1 Pelaksanaan ekstrakurikuler sains................................ 50
Gambar 4.2 Kesiapan siswa sebelum pelaksanaan ekstrakurikuler Sains
di mulai…………………………………………….
53
Gambar 4.3 Silabus dan proses Siswa mengajukan pertanyaan pada
saat pelaksanaan eksperimen……………………
57
Gambar 4.4 Contoh bahan dan alat yang digunakan untuk
eksperimen pada materi gerak benda…………………
59
Gambar 4.5 Siswa melakukan percobaan / eksperimen yang telah
dicontohkan guru ekstrakurikuler……………………….
62
Gambar 4.6 Siswa melakukan percobaan / eksperimen yang telah
dicontohkan guru ekstrakurikuler………………………
63
Gambar 4.7 Guru melakukan contoh sebuah simulasi gerak benda 66
Gambar 4.8 Siswa melakukan percobaan yang sudah dicontohkan 88
Gambar 4.9 Siswa antusias ingin mencoba percobaan yang
dicontohkan guru…………………………………………
70
Gambar 4.10 Lembar pengamatan siswa……………………………. 74
Gambar 4.11 Komunikasi Siswa dengan guru ekstrakurikuler sains 77
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Berita Acara Penulisan Skripsi......................................... 86
Lampiran 2 Surat Bimbingan Skripsi................................................... 87
Lampiran 3 Kartu Menyaksikan Sidang.............................................. 88
Lampiran 4 Kartu Bimbingan Skripsi................................................... 89
Lampiran 5 Pedoman Wawancara Guru dan Siswa........................... 90
Lampiran 6 Surat Keterangan Validasi................................................ 92
Lampiran 7 Surat penelitian dari FIP................................................... 92
Lampiran 8 Surat Balasan Penelitian dari Sekolah............................. 94
Lampiran 9 Dokumentasi................................................................... 95
Lampiran 10 Profil Sekolah………………………................................. 97
Lampiran 11 Surat keterangan ujian komprehensif............................. 98
Lampiran 12 Surat bebas pinjaman perpustakaan.............................. 100
Lampiran 13 Surat keterangan bebas tunggakan............................... 101
Lampiran 14 Riwayat Hidup Penulis................................................... 102
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada tingkat Sekolah Dasar merupakan fondasi
bagi pendidikan pada jenjang selanjutnya sehingga para pendidik di
Sekolah Dasar memiliki tanggung jawab yang sangat besar bagi
terlaksananya pembelajaran yang bermakna agar para siswa dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Ilmu
Pengetahuan Alam diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk
memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah
yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara
bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat
SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran saling berkaitan
(Sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat) yang diarahkan pada
pengalaman pembelajaran untuk merancang dan membuat suatu
karya melalui penerapan konsep IPA dalam kompetensi berkerja
ilmiah secara bijaksana.
Di sekolah menyampaikan materi ajar pada mata pelajaran
IPA berupa teori-teori saja tanpa ada kegiatan eksperimen (praktik
lapangan), disebabkan terbatasnya waktu dan tempat yang ada di
sekolah sehingga pemahaman peserta didik hanya sebatas teori.
2
Pada bidang akademik yang bertujuan menambah pengetahuan
peserta didik, namun tak sedikit peserta didik yang belum memahami
dengan jelas tentang tujuan pembelajaran tersebut. Banyaknya materi
ajar yang disampaikan secara teori saja dan sedikitnya pengadaan
praktik eksperimen tentang materi tersebut.
Menurut F. James Rutherford dalam Gibasa (2012: 1) Sains
atau IPA bukan daftar fakta dan prinsip yang harus dipelajari dengan
cara dihafal. Sains adalah cara melihat dunia dan mengajukan
pertanyaan. Pada saat ini disetiap sekolah sudah banyak di sediakan
ektrakurikuler yang beragam yang dapat di pilih oleh setiap pelajar.
Banyaknya ekstrakurikuler yang ada dapat menjadi pilihan para siswa
untuk mengikutinya sesuai minat dan kemampuan yang
ada pada dirinya.
Menurut Djojosoediro (2006: 66) bahwa Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, secara prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan
3
pada kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar
secara ilmiah.
Sekolah Dasar Negeri Bojonggenteng Sukabumi merupakan
salah satu contoh Sekolah Dasar yang peduli akan pentingnya
penerapan pembelajaran IPA secara langsung. Penerapan
pembelajaran tersebut didasarkan pada minat siswa utamanya dalam
bidang IPA yaitu dengan mengadakan kegiatan penunjang berupa
ektrakurikuler sains yang dilaksanakan sekali dalam seminggu.
Hal yang melatar belakangi tercetusnya gagasan tersebut
adalah kendala waktu yang terbatas dan banyaknya materi yang
harus diselesaikan dalam pembelajaran kurikuler, menjadikan siswa
hanya memahami suatu konsep secara singkat dan kurang
mendalam. Selain itu, padatnya aktivitas pembelajaran dalam kelas
kurikuler yang menjadikan siswa merasa jenuh juga melatar belakangi
terbentuknya kegiatan ekstrakurikuler sains sebagai sarana rekreasi.
Mengacu pada kondisi yang demikian, untuk itulah
ektrakurikuler sains dibentuk sebagai wadah bagi siswa yang memiliki
minat belajar, bermain dan berkarya dengan sains. Ekstrakurikuler
sains terbentuk dengan maksud agar siswa tidak hanya mendapatkan
pengetahuan berupa materi IPA secara teori saja, tetapi dapat berpikir
lebih kritis dan lebih obyetik dalam menanggapi eksperimen yang
dilakukan di kegiatan ekstrakurikuler sains tersebut.
4
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini menjadi hal yang
penting untuk dilakukan, dimana peneliti mencoba mengungkap
bagaimana pelaksanaan kegiatan ektrakurikuler sains kaitannya
dengan pengembangan pengetahuan siswa pada matapelajaran IPA
di SD Negeri Bojonggenteng. Oleh karena itu, dengan
mempertimbangkan hal di atas maka peneliti membuat judul
Implementasi Ekstrakurikuler Sains Terhadap Pengetahuan
Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
B. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penelitian ini
difokuskan pada masalah Implementasi ektrakurikuler sains terhadap
pengetahuan siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
materi gerak benda.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ektrakurikuler sains di SD Negeri
Bojonggenteng Sukabumi?
2. Bagaimana perkembangan pengetahuan dan sikap ilmiah siswa
terhadap proses sains melalui kegiatan ektrakurikuler sains?
5
3. Bagaimana implementasi ektrakurikuler sains terhadap
pengetahuan siswa dalam mata pelajaran IPA?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan
sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan ektrakurikuler sains
di SD Negeri Bojonggenteng Sukabumi.
b. Mengetahui proses praktik lapangan pada mata pelajaran IPA.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui perkembangan pengetahuan dan sikap ilmiah
siswa terhadap proses sains melalui kegiatan ektrakurikuler
sains.
b. Mengetahui implementasi ektrakurikuler sains terhadap
pengetahuan siswa dalam matapelajaran IPA.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat diantaranya sebagai berikut:
6
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini mempunyai arti penting akan informasi tentang
upaya yang dilakukan dalam mengatasi keterbatasannya
pengetahuan eksperimen siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pembaca
Membuka wawasan baru untuk mengetahui upaya yang
dilakukan guru untuk mengatasi keterbatasannya pengetahuan
eksperimen peserta didik. Serta menambah wawasan dalam
memahami materi ajar yang telah disampaikan guru melalui adanya
kegiatan ekstrakurikuler sains.
b. Bagi Penulis
Menambah wawasan baru dan dapat menyampaikan
suatu informasi tentang upaya menyeimbangi antara
pengetahuan teori dengan diadakannya praktik yang ada di
kegiatan ekstrakurikuler sains.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Ekstrakurikuler
a. Pengertian Ekstrakurikuler
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 81A tahun 2013 tentang implementasi
kurikulum pedoman kegiatan ekstrakurikuler (2013: 122),
Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh
siswa di luar jam belajar kurikulum dan dilakukan di bawah
bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan
kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan siswa yang lebih luas
atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum. Berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan (2008: 4), kegiatan
ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan.
Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa
baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
Ektrakurikuler adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan diluar
jam kurikuler, sebagai wadah untuk mengembangkan kepribadian,
bakat, minat dan kemampuan siswa.
8
Mengacu pada pengertian ekstrakurikuler di atas, dapat
disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler sains merupakan
kegiatan pembelajaran di luar jam kurikuler yang
memfokuskan mengkaji hal yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan alam.
Tujuan diadakannya kegiatan ekstrakurikuler sains
adalah menanamkan konsep pengetahuan sains terhadap
siswa yang berorientasi pada peningkatan kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
b. Tujuan dan Fungsi Ekstrakurikuler
Tujuan dan fungsi kegiatan dalam ekstrakurikuler dijelaskan
oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2013: 123), yaitu
sebagai berikut :
1) Fungsi
Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan
memiliki fungsi pengembangan, social, rekreatif, dan
persiapan karir.
a) Fungsi pengembangan, yakni bahwa kegiatan
ekstrakurikuler berfungsi untuk mendudkung
perkembangan personal siswa melalui perluasan minat,
pengembangan potensi, dan pemberian kesempatan
untuk pembentukan karakter dan pelatihan
kepemimpian.
9
b) Fungsi social, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
rasa tanggung jawab social siswa. Kompetensi social
dikembangkan dengan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk memperluas pengalaman
social, praktek keterampilan social, dan internalisasi
nilai moral dan nilai social.
c) Fungsi rekreatif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler
dilakukan dalam suasana rileks, menggembirakan, dan
menyenangkan sehingga menunjang proses
perkembangan siswa. Kegiatan ekstrakurikuler harus
dapat menjadikan kehidupan atau atmosfer sekolah
lebih menantang dan lebih menarik bagi siswa.
d) Fungsi persiapan karir, yakni bahwa kegiatan
ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan
kesiapan karir siswa melalui pengembangan kapasitas.
2) Tujuan
Tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pada
satuan pendidikan adalah:
a) Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
10
b) Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan
bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi
menuju pembinaan manusia seutuhnya.
c. Prinsip Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan
dikembangkan dengan prinsip sebagai berikut:
1) Bersifat individual, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler
dikembangkan sesuai dengan potensi, bakat, dan minat
siswa masing – masing.
2) Bersifat pilihan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler
dikembangkan sesuai dengan minat dan diikuti oleh siswa
secara sukarela.
3) Keterlibatan aktif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler
menuntut keikutsertaan siswa secara penuh sesuai
dengan minat dan pilihan masing – masing.
4) Menyenangkan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler
dilaksanakan dalam suasana yang menggembirakan bagi
siswa.
5) Membangun etos kerja, yakni bahwa kegiatan
ekstrakurikuler dikembangkan dan dilaksanakan dengan
prinsip membangun semangat siswa untuk berusaha dan
bekerja dengan baik dan giat.
11
6) Kemanfaatan social, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler
dikembangkan dan dilaksanakan dengan tidak melupakan
kepentingan masyarakat.
2. Hakikat Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo dalam Taufik (2010: 3) bahwa
pengetahuan adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu :
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
pendidikan, pengalaman orang lain, media massa maupun
lingkungan.
Sedangkan Popper dalam Gregory (2002: 8) bahwa
pengetahuan adalah suatu langkah yang lebih jauh lagi dari
teknologi sedikitnya mensyaratkan adanya suatu upaya untuk
menjelaskan dan memahami. Ilmu pengetahuan berurusan
dengan dunia alamiah maka kita mencari kesadaran untuk
membedakan antara alamiah dengan supranatural, dan hasrat
untuk memberi penjelasannya hanya menggunakan faktor –
faktor alamiah dan tidak menganggap adanya campur tangan
dari para dewa, misalnya : ilmu pengetahuan diekspresikan
12
dalam teori ; ilmu pengetahuan juga dicirikan dengan
pemanfaatan matematika, percobaan, dan pengamatan.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa pengetahuan adalah suatu istilah yang dipergunakan
untuk menuturkan apabila seseorang mengenal sesuatu.
Suatu hal yang menjadi pengetahuannya adalah selalu terdiri
atas unsur yang mengetahui dan yang diketahui serta
kesadaran mengenai hal yang ingin diketahuinya itu. Oleh
karena itu, pengetahuan selalu menuntut adanya subjek yang
mempunyai kesadaran untuk mengetahui tentang sesuatu dan
objek yang merupakan sesuatu yang dihadapinya sebagai hal
yang diketahuinya. Jadi bisa dikatakan pengetahuan adalah
hasil pengetahuan manusia terhadap sesuatu, atau segala
perbuatan manusia untuk memahami suatu objek yang
dihadapinya,atau hasil usaha manusia untuk memahami suatu
objek tertentu.
b. Jenis-Jenis Pengetahuan
Plato dalam Burhanudin (2013: 4) bahwa jenis
pengetahuan itu dibagi menurut tingkatan-tingkatan
pengetahuan sesuai dengan karakteristik objeknya.
Pembagiannya adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan Eikasia (Khayalan)
13
Pengetahuan yang objeknya berupa bayangan atau
gambaran. Pengetahuan ini isinya adalah hal-hal yang
berhubungan dengan kesenangan atau kesukaan serta
kenikmatan manusia. Pengetahuan dalam tingkatan ini
misalnya seseorang yang mengkhayal bahwa dirinya pada
saat tertentu mempunyai rumah yang mewah,besar dan
indah,serta dilengkapi dengankendaraan dan lain-
lainsehingga khayalannya itu terbawa mimpi. Di dalam
mimpinya, ia betul-betul merasa mempunyai dan
menempati rumah itu. Apabila seseorang dalam keadaan
sadar dan menganggap bahwa khayal dan mimpinya betul-
betul berupa fakta yang ada dalam dunia kenyataan.
2. Pengetahuan Pistis (Substansial)
Pengetahuan mengenai hal-hal yang tampak dalam
dunia kenyataan atau hal-hal yang dapat diindrai langsung.
Objek pengetahuan pistis biasanya disebut zooya karena
isi pengetahuan semacam ini mendekati suatu keyakinan
(kepastian yang bersifat sangat pribadi atau kepastian
subjektif) dan pengetahuan ini mengandung nilai
kebenaran apabila mempunyai syarat-syarat yang cukup
bagi suatu tindakan mengetahui, misalnya mempunyai
pendengaran yang baik,penglihatan yang normal, serta
indra yang normal.
14
3. Pengetahuan Dianoya (matematik)
Pengetahuan ini ialah tingkatan yang ada didalamnya
sesuatu tidak hanya terletak pada bagaimana cara
berfikirnya. Contoh yang dituturkan oleh plato tentang
pengetahuan ini ialah para ahli matematika atau
geometri,dimana objeknya adalah matematik yakni
sesuatu yang harus diselidiki dengan akal budi dengan
melalui gambar-gambar,diagram kemudian ditarik
hipotesis. Hipotesis ini diolah terus hingga sampai pada
kepastian. Dengan demikian dapat dituturkan bahwa
bentuk pengetahuan tingkat dianoya ini adalah
pengetahuan yang banyak berhubungan dengan masalah
matematik atau kuantitas entah luas,isi,jumlah,berat
yang semata-mata merupakan kesimpulan dari hipotesis
yang diolah oleh akal pikir karenanya pengetahuan ini
disebut pengetahuan pikir.
4. Pengetahuan Noesis (filsafat)
Plato menerangkan tentang pengetahuan ini adalah
hampir sama dengan pengetahuan pikir, tetapi tidak lagi
menggunakan pertolongan gambar,diagram melainkan
dengan pikiran yang sungguh-sungguh abstrak. Tujuannya
adalah untuk mencapai prinsip-prinsip utama yang isinya
hal-hal yang berupa kebaikan, kebenaran, dan keadilan.
15
Jenis - jenis pengetahuan menurut Burhanuddin (2013: 2)
pengetahuan yang dimiliki manusia itu ada empat yaitu:
1. Pengetahuan Biasa adalah pengetahuan yang dalam filsafat
dikatakan dengan istilahcommon sense, dan sering diartikan
dengan good sense, karena seseorang memiliki sesuatu di
mana ia menerima secara baik.
2. Pengetahuan Ilmu adalah ilmu sebagai terjemahan
dari science. Dalam pengertian yang
sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu
pengetahuan alam.
3. Pengetahuan Filsafat, pengetahuan manusia itu ada tiga
yaitu pengetahuan sains,pengetahuan filsafat dan
pengetahuan mistik.Pengetahuan filsafat ialah pengetahuan
yang berdasarkan logika. Pengetahuan yang diperoleh dari
pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif.
Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas
dan kedalaman kajian tentang sesuatu. kalau ilmu hanya
pada satu bidang pengetahuan yang sempit ,filsafat
membahas hal yang lebih luas dan mendalam. Filsafat
biasanya memberikan pengetahuan yang reflektif dan kritis,
sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup
menjadi longgar kembali.
16
4. Pengetahuan Agama adalah pengetahuan yang hanya
diperoleh dari Tuhan lewat para utusan-Nya. Pengetahuan
agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk
agama. Pengetahuan mengandung beebrapa hal yang
pokok, yaitu ajaran tentang cara berhubungan dengan tuhan,
yang sering juga disebut dengan hubungan vertical dan cara
berhubungan dengan sesame manusia, yang sering juga
disebut dengan hubungan horizontal.
c. Hakikat Dan Sumber Pengetahuan
1) Hakikat Pengetahuan
Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan mental
(mental state). Mengetahui sesuatu adalah menyusun
pendapat tentang suatu objek, dengan kata lain menyusun
gambaran tentang fakta yang ada di luar akal. Ada dua teori
untuk mengetahui hakikat pengetahuan, yaitu:
a. Realisme
Teori ini mempunyai pandangan realistis terhadap
alam. Pengetahuan menurut realisme adalah gambaran
yang sebenarnya dari apa yang ada di alam nyata (dari
fakta atau hakikat). Pengetahuan atau gambaran yang
ada dalam akal adalah dari yang asli yang ada diluar akal.
Hal ini tidak ubahnya seperti gambaran yang terdapat
17
dalam sebuah foto. Dengan demikian, relisme
berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar dan
tepat bila sesuai dengan kenyataan.
b. Idealisme
Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk
mendapatkan pengetahuan yang benar-benar sesuai
dengan kenyataan adalah mustahil. Pengetahuan
adalah proses psikologis yang bersifat subjektif. Oleh
karena itu, pengetahuan bagi seorang idealis hanya
merupakan gambaran subjektif bukan gambaran
objektif tentang realitas. Subjektif dipandang sebagai
suatu yang mengetahui, yaitu dari orang yang
membuat gambaran tersebut. Karena itu,
pengetahuan menurut teori ini tidak menggambarkan
hakikat kebenaran. Yang diberikan hanyalah
gambaran menurut pendapat atau pengelihatan
orang yang mengetahui.
2) Sumber Pengetahuan
Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber
pengetahuan antara lain:
a. Empirisme
18
Empirisme adalah aliran filsafat yang berpendapat
bahwa pengetahuan bersumber dari pengalaman,
sehingga pengenalan indrawi merupakan pengenalan
yang paling jelas dan sempurna.
b. Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar
kepastian pengetahuan. Pengetahuan diukur dengan
akal. Manusia memperoleh pengetahuan melalui
kegiatan merangkap objek.
Para penganut rasionalisme yakin bahwa
kebenaran dan kesesatan terletak dalam ide dan
bukunya di dalam diri barang sesuatu. Jika kebenaran
mengandung makna mempunyai ide yang sesuai
dengan yang menunjuk kepada kenyataan, kebenaran
hanya dapat ada di dalam pikiran kita dan hanya dapat
diperoleh dengan akal budi saja.
c. Intuisi
Intuisi adalah hasil dari revolusi pemahaman yang
tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi
berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya.
Pengembangan kemampuan ini (intuisi) memerlukan
suatu usaha. Ia juga mengatakan bahwa intuisi adalah
19
suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak dan
bukan pengetahuan yang nisbi.
Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan.
Sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan secara intuisi
tidak dapat diandalkan. Pengetahuan intuisi dipergunakan
sebagai hipotesa bagi analisis selanjutnya dalam
menentukan benar tidaknya pernyataan yang dikemukakan.
Kegiatan intuisi dan analisis bisa bekerja saling membantu
dalam menemukan kebenaran. Bagi Nietzchen intuisi
merupakan “inteligensi yang paling tinggi” dan bagi Maslow
intuisi merupakan “pengalaman puncak” (peak experience).
d. Wahyu
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh
Allah kepada manusia lewat perantaraan para nabi. Para
nabi memperoleh pengetahuan dari Tuhan tanpa upaya,
tanpa bersusah payah, tanpa memerlukan waktu untuk
memperolehnya.
Wahyu Allah (agama) berisikan pengetahuan, baik
mengenai kehidupan seseorang yang terjangkau oleh
pengalaman, seperti latar belakang dan tujuan penciptaan
manusia, dunia, dan segenap isinya serta kehidupan di
akhirat nanti.
20
3. Pembelajaran IPA
a. Pengertian IPA
IPA merupakan pengetahuan tentang alam semesta dengan
segala isinya yang membahas gejala-gejala alam berdasarkan hasil
percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini
sebagaimana dikemukakan oleh Gibasa (2012: 4) bahwa IPA
merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan
kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku
umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen.
Poin – poin eksakta dalam IPA merangsang rasa ingin tahu, logika,
berpikir kritis, dan kreativitas sehingga sangat baik bagi
perkembangan anak.
Menurut Depdiknas (2006: 484) “IPA berhubungan dengan
cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan”.
Hal senada di ungkapkan oleh Harianti (2010: 4) bahwa IPA
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengertian yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan dan
harus diingat proses terjadinya.
21
Sedangkan Powler dalam Samatowa (2016: 3)
mengungkapkan bahwa IPA membahas tentang gejala – gejala
alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil
percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.
Sebagaimana ungkapannya bahwa IPA merupakan ilmu yang
tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari
hasil observasi dan eksperimen/sistematis (teratur) artinya
pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri,
satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan
sehingga seluruhnya merupakan suatu kesatuan yang utuh,
sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya
berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara
eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau
konsisten. Jadi sains adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai
objek dan menggunakan metode ilmiah.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA
adalah cara berpikir untuk memperoleh pemahaman tentang alam
dan sifat-sifatnya, cara menyelidiki bagaimana fenomena alam
dapat dijelaskan, sebagai batang tubuh pengetahuan yang
dihasilkan dari keingintahuan manusia.
b. Karakteristik Pembelajaran IPA
Menurut Djojosoediro (2006: 67) menyatakan bahwa
karakteristik IPA yaitu:
22
1) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan cara mencari
tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-
fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan
dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di
dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA
diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman
yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
2) IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk
memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan
masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan
IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak
berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI
diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas
(Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang
diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan
23
membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan
kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
3) Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri
ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting
kecakapan.
c. Tujuan Pembelajaran IPA
Tujuan utama dari pengajaran IPA pada lingkungan SD
adalah agar siswa memahami pengertian IPA yang saling berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari serta memahami lingkungan alam,
lingkungan fisik, dan mampu menerapkan metode ilmiah yang
sederhana dan bersikap ilmiah dalam memecahkan masalah yang
dihadapi dengan menyadari kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pembelajaran IPA di sekolah dasar adalah untuk menumbuhkan
kesadaran sejak dini akan pentingnya menjaga, memelihara, dan
melestarikan lingkungan alam, dapat meningkatkan keyakinannya
akan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, mengembangkan konsep IPA
yang bermanfaat dalam kehidupannya sehari-hari, serta sebagai
pengetahuan dasar untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.
24
d. Cakupan materi IPA di Sekolah Dasar
Menurut Tiarani (2015: 1) bahwa ruang lingkup mata
pelajaran Sains meliputi dua aspek: Kerja ilmiah dan
Pemahaman Konsep dan Penerapannya. Kerja ilmiah
mencakup: penyelidikan/penelitian, berkomunikasi ilmiah,
pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah, sikap
dan nilai ilmiah; sedangkan Pemahaman Konsep dan
Penerapannya. mencakup: Makhluk hidup dan proses
kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya
dengan lingkungan, serta kesehatan; Benda/materi, sifat-sifat
dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas; Energi dan
perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana; Bumi dan alam semesta
meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit
lainnya; serta Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat
(salingtemas) yang merupakan penerapan konsep sains dan
saling keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi dan
masyarakat melalui pembuatan suatu karya teknologi
sederhana termasuk merancang dan membuat. Kelimanya
merupakan dasar bidang fisika, kimia, dan biologi.
Meskipun area tersebut merupakan materi pembelajaran
IPA, belajar tidak hanya melibatkan masalah pengetahuan.
Pembelajaran IPA terutama lebih menekankan aspek proses
25
bagaimana siswa belajar dan efek dari proses belajar tersebut
bagi perkembangan siswa itu sendiri. Pembelajaran IPA
melibatkan keaktifan siswa, baik aktivitas fisik maupun
aktivitas mental, dan berfokus pada siswa, yang berdasar
pada pengalaman keseharian siswa dan minat siswa.
Pembelajaran IPA di SD mempunyai tiga tujuan utama :
mengembangkan keterampilan ilmiah, memahami konsep
IPA, dan mengembangkan sikap yang berdasar pada nilainilai
yang terkandung dalam pembelajarannya.
e. Keterampilan IPA
Menurut Mabrur (2013: 11) bahwa Keterampilan proses
IPA yang diberikan kepada anak usia SD harus dimodifikasi
dan disederhanakan sesuai tahap perkembangan kognitifnya.
Struktur kognitif anak berbeda dengan struktur kognitif
ilmuwan. Proses dan perkembangan belajar anak Sekolah
Dasar memiliki kecenderungan belajar dari hal-hal konkrit,
memandang sesuatu yang dipelajari sebagai satu kesatuan
yang utuh, terpadu dan melalui proses manipulatif. Oleh
karena itu, keterampilan proses IPA yang diberikan kepada
anak usia SD harus dimodifikasi dan disederhanakan sesuai
tahap perkembangan kognitifnya. Keterampilan proses IPA
yang harus dikembangkan meliputi: (1) observasi, (2)
klasifikasi, (3) interpretasi, (4) prediksi, (5) hipotesis, (6)
26
mengendalikan variabel, (7) merencanakan dan
melaksanakan penelitian, (8) inferensi, (9) aplikasi, dan (10)
komunikasi (Hendro Darmodjo dan Kaligis, 2006: 11). Menurut
Rezba et.al 1995 (dalam Patta Bundu, 2006: 12) keterampilan
dasar proses sains untuk tingkat sekolah dasar meliputi
keterampilan mengamati (observing), mengelompokkan
(clasifying), mengukur (measuring), mengkomunikasikan
(communicating), meramalkan (predicting), dan menyimpulkan
(inferring).
f. Materi Pembelajaran IPA
1) Gerak Benda
Menurut Priyono (2008: 105) menjelaskan gerak benda
sebagai berikut:
Gerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Benda tak
hidup pun dapat bergerak jika ada yang menggerakkannya.
Contohnya, anak berlari, burung terbang, katak melompat, bola
menggelinding karena ditendang, air mengalir dari tempat yang
tinggi ke tempat yang lebih rendah, dan sebagainya. Mengapa
benda dapat bergerak? Benda dapat bergerak karena ada
tenaga yang menggerakkannya.
a) Gerak Benda Dipengaruhi oleh Bentuk Benda
Bentuk benda mempengaruhi gerak benda? Oleh karena
bentuk bulat, bola plastik bergerak menggelinding. Adapun
27
bolak kayu bergerak meluncul karena berbentuk balok. Pada
bidang miring, bola plastik bergerak lebih cepat dibandingkan
balok kayu. Dengan demikian, bentuk benda berpengaruh
terhadap gerak benda.
b) Gerak Benda Dipengaruhi oleh Ukuran Benda
Mengapa suatu benda dapat bergerak? Meskipun diberi
tenaga yang sama, setiap benda memiliki gerak yang berbeda.
Ada benda yang bergerak cepat, ada pula yang bergerak
lambat. Contohnya balok A meluncur lebih cepat dari pada
balok B. Hal itu disebabkan luas permukaan setuhan balok A
dengan bidang miring lebih kecil dibanding balok B. Jika luas
permukaan sentuhan balok lebih kecil, maka hanbatan oleh
papan landasan lebih kecil pula. Dengan demikian, ukuran
memengaruhi gerak benda.
4. Sikap Ilmiah
a. Pengertian Sikap Ilmiah
Sikap Ilmiah Sebagai Sebuah Karakter Ilmuwan Sains.
Sikap menurut Wiinkel dalam (Hendracipta, 2016: 111)
merupakan suatu kecenderungan untuk menerima atau
menolak suatu obyek tersebut sebagai obyek yang berharga
atau baik dan obyek yang tidak berharga atau tidak baik.
Berdasarkan pada pengertian di atas pada dasarnya sikap
28
bukan merupakan suatu perilaku, tetapi merupakan suatau
kecenderungan atau prediposisi dari perilaku.
Menurut Rumanta (2007: 1) Praktikum IPA di SD ini
terdiri dari topik – topik praktikum makhluk hidup, makanan,
mekanika, kalor, gelombang, optic, listrik, magnet, serta bumi
dan alam semesta.
Menurut Ayat Al-Quran Surat Yunus : 101 Ayat ke 101
انظروا ماذا في السماوات والرض وما تغني اليات
والنذر عن قوم ل يؤمنون
Artinya:
Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi.
Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang
memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman". (10:
101)
Berdasarkan pendapat dari Rumanta, dapat
disimpulkan bahwa di SD melakukan praktikum mengenai
materi makhluk hidup. Demikian juga dari ayat Al-Quran surat
29
Yunus, menjelaskan bahwa apa yang ada dilangit dan ada
dibumi semua bermanfaat, jika manusia memperhatikannya
dengan baik. Jika tidak, maka manusia sungguh tidak
memnfaatkannya. Sehingga, dengan adanya ilmu
pengetahuan alam, manusia bisa memahami dari setiap
aspeknya.
B. Kerangka Berpikir
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan diluar
jam pelajaran yang dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah
untuk menampung serta mengembangkan bakat dan minat yang
dimiliki peserta didik dalam berbagai bidang sehingga dapat
menambah pengalaman belajar, membentuk kepribadian yang
mampu menghadapi permasalahan di masyarakat dan
perkembangan zaman.
30
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Rendahnya pengetahuan siswa
kelas 3 pada Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam
Keterbatasan waktu, tempat dan
metode yang digunakan guru
pada mata pelajaran IPA
Pembelajaran eksperimen pada
ekstrakurikuler sains
Kegiatan Pembelajaran
ekstrakurikuler sains:
• Menarik perhatian dan
motivasi siswa
• Siswa aktif
• Pengalaman langsung
Perkembangan pengetahuan siswa
pada mata pelajaran IPA dan
terbentuknya sikap ilmiiah.
31
Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler, dapat menjadi
wadah untuk pengembangan potensi siswa dalam bidang
akademik maupun non akademik. Jadi, dalam hal ini pembelajaran
IPA yang ada di Sekolah Dasar cukup memicu untuk dijadikannya
ekstrakurikuler yaitu ekstrakurikuler Sains, yang dimana kegiatan
ini berfungsi sebagai wadah eksperimen siswa dalam mewujudkan
keingin tahuan siswa terhadap materi-materi IPA.
Ekstrakurikuler sains bertujuan agar siswa mengetahui
materi IPA (gerak benda) dengan nyata, karena adanya praktik
lapangan yang dilakukan. Sikap ilmiah dalam diri siswa pun
tumbuh seiring berjalannya praktik dan eksperimen.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Bojonggenteng
Sukabumi, pada tahun ajaran 2017 - 2018 untuk mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam. Penelitian ini dilakukan pada saat jam
belajar mengajar selesai yaitu pada jam non akademik
(ekstrakurikuler).
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini di laksanakan sejak bulan Desember 2017 sampai
April 2018. Jadwal pelaksanaan penelitian di sajikan pada tabel berikut:
33
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No
Jenis
kegiatan
Bulan
Nov Des Jan Feb-
April
jul Agust
us
1 Penyusunan
proposal
2 Penyusunan
instrument
3 Uji coba
instrument
4 Pengumpulan
data
5 Analisis data
6 Penyusunan
laporan
7 Sidang skripsi
8 Revisi skripsi
34
B. Metode Penelitian
Permasalah dalam penelitian ini yang telah dikaji merupakan
masalah yang bersifat sosial. Sehingga peneliti memilih menggunakan
metode penelitian kualitatif untuk mencari, memperoleh, dan
menganalisis data hasil dari observasi yang dilakukan penelitian.
Menurut Sugiyono (2011: 8) bahwa metode penelitian kualitatif
yaitu metode penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada
kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode
etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan
untuk penelitian bidang antropologi budaya. Serta didukung oleh hasil
wawancara peneliti dan narasumber atau pihak terkait penelitian.
Menurut Moleong (2013: 186) bahwa wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua
pihak, yaitu wawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan
ini. Penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur antara peneliti
dengan yang diteliti. Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada
guru dan siswa.
Selain wawancara untuk dapat mengumpulkan data peneliti
melakukan observasi, seperti observasi tempat, suasana, informan,
aktifitas, perasaan, benda, waktu dan tujuan. Penelitian ini juga
menggunakan metode dokumentasi, untuk mengumpulkan data yang
sesungguhnya. Sehingga obyek penelitian dalam penelitian kualitatif
yang diobservasi menurut Spradley dalam Sugiyono (2015: 229)
35
dinamakan situasi social, yang terdiri atas tiga komponen yaitu place
(tempat), actor (pelaku), dan activities (aktifitas).
C. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Dalam hal ini
menurut Moleong (2013: 280) bahwa suatu penelitian kualitatif yang
dilakukan perlu adanya tahapan-tahapan penelitian yang disusun
secara sistematis, agar proses terlaksananya penelitian berjalan
dengan sistematis pula. Adapun tahapn-tahapannya yaitu :
a. Tahap Pra-lapangan
Pada tahapan ini peneliti melakukan beberapa langkah,
diantaranya :
1) Menyusun rancangan penelitian
Pada tahap ini, peneliti membuat usulan proposal
yang telah didiskusikan dengan dosen pembimbing dan
mahasiswa. Pembuatan proposal ini berlangsung sekitar
satu bulan dengan berjalannya diskusi yang terus-
menerus bersama dosen pembimbing dan mahasiswa.
2) Memilih lapangan penelitian
Peneliti memilih SD Negeri Bojonggenteng karena
peneliti membantu dalam proses kegiatan ekstrakurikuler
Sains sebagai Guru Pendamping.
3) Menjajaki dan Menilai Tempat Kejadian Peristiwa (TKP)
36
Pada tahap ini peneliti memperoleh gambaran
umum tentang situasi atau proses kegiatan ektrakurikuler
Sains dan pengaruh terhadap proses bertambahnya
wawasan peserta didik.
4) Memilih dan Memanfaatkan Informan
Pada tahap ini peneliti memilih seorang informan
yang merupakan guru kelas dan guru ektrakurikuler
Sains, dengan begitu peneliti mengumpulkan data
tentang karakteristik hasil belajar dari informan tersebut.
5) Menyiapkan Perlengkapan Penelitian
Tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu
atau kebutuhan yang akan dipergunakan dalam
penelitian ini.
6) Tahap Lapangan
Pada tahap lapangan ini, peneliti langsung
mengamati dan mengumpulkan data. Dengan cara
menjalin hubungan yang akrab dengan subyek yang
diteliti. Pada teknik pengumpulan data, peneliti
melakukan wawancara, observasi, pengamatan atau
menyaksikan sendiri proses kegiatan tersebut.
7) Tahap Analisis Data
Setelah data terkumpul, peneliti menganalisis data
untuk disusun dalam laporan. Analisa data merupakan
37
suatu tahap mengorganisasikan dan mengurutkan data
ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar agar
dapat memudahkan dalam menentukan tema yang
sesuai dengan data. Pada tahap ini data yang diperoleh
dari berbagai sumber, dikumpulkan, diklasifikasikan dan
analisa dengan komparasi konstan.
8) Tahap Penulisan Laporan
Penulisan laporan merupakan hasil akhir dari suatu
penelitian, sehingga dalam tahap akhir ini peneliti
mempunyai pengaruh terhadap hasil penulisan laporan.
Penulisan laporan yang sesuai dengan prosedur
penulisan yang baik karena menghasilkan kualitas yang
baik pula terhadap hasil penelitian.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh
peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian
adalah siswa – siswa kelas 3 dan guru ekstrakurikuler Sains di SD
Negeri Bojonggenteng Sukabumi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan
peneliti untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada
38
penelitian kali ini peneliti memilih jenis penelitian kualitatif maka
data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas dan spesifik.
Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2012: 225) bahwa
pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan
mencatat langsung terhadap objek penelitian, yaitu dengan
mengamati kegiatan-kegiatan pada eksperimen dilakukan
oleh guru ekstrakurikuler dan peserta didik.
b. Wawancara dan Dokumentasi
Wawancara yang dilakukan anatara peneliti dan
peserta didik serta peneliti dengan guru ektrakurikuler.
Dengan menanyakan bagaimana pengaruh adanya
ekstrakurikuler di SDIT pada perkembangan wawasan
peserta didik tersebut. Serta melakukan penggambilan
gambar, dengan memfoto keadaan peserta didik ketika
kegiatan ektrakurikuler berlangsung.
c. Kisi – kisi Instrumen Penelitian
39
Tabel 3.2 Kisi – Kisi Instrumen Pedoman Wawancara Guru
Variabel Aspek Indikator Pertanyaan
Ektrakurikuler Sains
Pengetahuan Ekstrakurikul
er Sains
1. Siswa mengetahui tentang informasi data pelaksanaan ekstrakurikuler sains
1. Menurut Ibu guru apakah yang dimaksud dengan Ekstrakurikuler Sains?
2. Sudah berapa alama ekstrakurikuler sains ini diadakan di Sekolah?
3. Apa tujuan diadakan ekstrakurikuler sains?
4. Apakah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sains penting bagi siswa?
2. Ketertarikan Siswa terhadap Ekstrakurikuler sains
5. Bagaimana ketertarikan siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler sains?
6. Apakah ada perbedaan antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sains dengan yang tidak mengikutinya?
2. Langkah - langkah
pelaksanaan Ekstrakurikul
er Sains
3. Persiapan guru tentang ekstrakurikuler sains
7. Bagaimana persiapan Ibu guru dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sains?
4. Teknik atau metode yang dilakukan ketika ekstrakurikuler sains
8. Apa saja teknik atau metode yang dilakukan Ibu guru dalam melakukan contoh eksperimen?
9. Apakah ada kesulitan dalam memberikan contoh eksperimen kepada siswa?
5. Keberhasilan siswa dalam pelaksanaan ekstrakurikuler sains
10. Bagaimana keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sains?
40
6. Keaktifan dan pemahaman siswa pada saat ekstrakurikuler sains berlangsung
11. Apakah siswa bersungguh - sungguh dalam pelaksanaan eksperimen?
Pengetahuan
3. Materi IPA tentang "Gerak Benda"
7. Siswa menguasai materi gerak benda yang dilakukan eksperimen pada ekstrakurikuler sains
12. Apakah siswa menguasai materi yang sudah dilakukan eksperimen?
4. Sikap siswa
terhadap materi IPA
tentang "Gerak Benda"
8. Sikap ilmiah siswa setelah melakukan eksperimen
13. Apakah setelah melakukan eksperimen siswa mengajukan pertanyaan?
9. Keaktifan siswa pada pelaksanaan ekstrakurikuler sains berlangsung
14. Apakah siswa aktif ketika pelaksanaan ekstrakurikuler sain?
15. Apa saja hasil yang siswa ungkapkan ketika selesai melakukan eksperimen?
5. Kreativitas siswa
terhadap Ekstrakurikul
er sains
10. Siswa mengerjakan tugas yang diarahkan guru
16. Bagaimana kreativitas siswa ketika diarahkan mengerjakan tugas?
17. Apakah siswa percaya diri ketika mengungkapkan hasil dari eksperimen yang telah dilakukan?
11. komunikasi siswa dengan guru pada saat pelaksanaan ekstrakurikuler sains berlangsung
18. Bagaimana komunikasi siswa dengan guru dalam pelaksanaan ekstrakurikuler sains?
19. Apakah ada pengulangan materi pada saat ekstrakurikuler sains?
20. Apakah hasil belajar siswa meningkat setelah mengikuti ekstrakurikuler sains pada mata pelajaran IPA?
41
Tabel 3.3
Kisi - Kisi Pedoman Wawancara Siswa
Variabel Aspek Indikator Pertanyaan
Ekstrakuri
kuler
Sains
1. Pengetahuan
Ekstrakurikuler
Sains
1. Sisiwa
mengetahui
tentang
ekstrakurikuler
sains
1. Menurut Kamu apakah yang
dimaksud dengan
Ekstrakurikuler sains?
2. Sudah berapa lama kamu
mengikuti ekstrakurikuler
sains?
3. Bagaimana perasaan kamu
dengan adanya ekstrakurikuler
sains?
2. Ketertarikan
Siswa terhadap
ekstrakurikuler
Sains
4. Apakah kamu berminat
mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler sains?
5. Apakah kamu merasakan
perbedaan antara belajar pada
saat KBM dengan kegiatan
ekstrakurikuler sains?
2. Langkah -
langkah
pelaksanaan
ekstrakurikuler sains
3. Persiapan
guru terhadap
eksperimen
yang dilakukan
6. Bagaimana penjelasan guru
terhadap materi yang
dilakukan eksperimen di
ekstrakurikuler sains?
7. Bagaimana persiapan kamu
dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler sains?
42
8. Apakah pada saat memulai
eksperimen kamu mengajukan
pertanyaan?
4. Sikap ilmiah
siswa pada pra
eksperimen
9. Apa saja materi yang sudah
dilakukan pada percobaan
(eksperimen) ?
10. Apakah ada kesulitan
dalam mengikuti contoh guru
dalam melakukan
eksperimen?
5. Keaktifan dan
pemahaman
siswa pada saat
ekstrakurikuler
sain
berlangsung
11. Apakah kamu mengerti
dengan eksperimen yang
sudah dilakukan?
6. Sikap ilmiah
siswa setelah
melakukan
eksperimen
12. Apakah kamu menjelaskan
data sesuai dengan hasil
eksperimen?
Pengetahu
an
3. Materi IPA
tentang "Gerak
Benda"
7. Siswa
menguasai
materi Gerak
Benda yang
dilakukan
eksperimen
pada
ekstrakurikuler
sains
13. Apakah kamu bersungguh
- sungguh dalam pelaksanaan
eksperimen?
14. Apakah setelah melakukan
eksperimen kamu mengajukan
pertanyaan?
15. Apakah kamu menguasai
materi yang dilakukan
eskperimen?
43
4. Sikap siswa
terhadap materi IPA
"Gerak Benda"
8. Sikap siswa
dan
pengetahuan
siswa terhadap
informasi
ekstrakurikuler
sains
16. Apa saja hasil yang kamu
ungkapkan ketika selesai
melakukan eksperimen?
5. Kreativitas Siswa
terhadap
ekstrakurikuler sains
9. Siswa
mengerjakan
tugas yang
diarahkan guru
17. Bagaimana sikap kamu
ketika diarahkan mengerjakan
tugas dan mengungkapkan
pendapat tentang proses
eksperimen?
10. Keaktifan
siswa pada
pelaksanaan
ekstrakurikuler
sains
18. Apakah kamu percaya diri
ketika mengungkapkan hasil
dari eksperimen yang telah
dilakukan?
11. Komunikasi
siswa dengan
guru pada saat
pelaksanaan
ekstrakurikuler
sains
berlangsung
19. Bagaimana komunikasi
kamu dengan guru dalam
pelaksanaan ekstrakurikuler
sains?
20. Apakah hasil belajar kamu
meningkat setelah mengikuti
ekstrakurikuler sains terhadap
mata pelajaran IPA?
F. Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi
pengamatan dari pelaksaan siklus penelitian dianalisis secara
44
deskriptif dengan menggunakan teknik presentase untuk melihat
kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran IPA.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan
menggunakan model analisis data kualitatif. Model analisis data kualitatif
menurut Moleong (2013: 78) yaitu “analisis data yang dimulai dengan
menelaah data sejak pengumpulan data sampai seluruh data
terkumpul”.
Tahap analisis tersebut diuraikan sebagai berikut :
1. Menelaah data yang terkumpul.
2. Reduksi data, meliputi pengkategorian dan pengklasifikasian.
3. Menyajikan data, dilakukan dengan cara mengorganisasikan data
yang telah direduksi.
Analisis data dilakukan terhadap data yang telah direduksi
baik data perencanaan, pelaksanaan, maupun data evaluasi.
Analisis data dilakukan dengan cara terpisah-pisah. Hal ini
dimaksudkan agar dapat ditemukan berbagai informasi yang
spesifik dan terfokus pada berbagai informasi yang mendukung
pembelajaran dan yang menghambat pembelajaran. Dengan
demikian pengembangan dan perbaikan atas berbagai
kekurangan dapat dilakukan tepat pada aspek yang bersangkutan.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Identitas Sekolah
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Bojonggenteng
Tengah yang beralamat di Kp. Bojonggenteng Rt 07/03 Desa
Bojonggenteng Kecamatan Bojonggenteng Kabupaten Sukabumi.
Telp. (0266) 6622500. Sekolah ini didirikan pada tahun 1981,
memiliki luas tanah + 1500 m2 , terdiri dari 2 gedung yaitu gedung
sekolah dan gedung kantor. Gedung sekolah terdiri dari 6 ruang
kelas, 1 ruang perpustakaan, dan 2 toilet siswa. gedung kantor
terdiri dari ruang kepala sekolah, ruang tamu, ruang guru, dapur
dan WC guru.
2. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi
Terwujudnya hasil pendidikan dan lulusan yang berkualitas,
mandiri, kompetitif, sehat lahir bathin dan berakhlak mulia.
b. Misi
Penyelenggaraan pendidikan dengan mengacu pada standar
pelayanan minimal (SPM).
46
didik hanya sebatas teori. Pada bidang akademik yang
bertujuan menambah pengetahuan peserta didik, namun tak
sedikit peserta didik yang belum memahami dengan jelas
tentang tujuan Penyelenggaraan pendidikan dengan memberi
kesempatan dengan seluas – luasnya pada peserta didik dalam
hal pengembangan kemampuan, keterampilan, serta minat.
3. Identitas Guru dan Siswa
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Bojonggenteng
Tengah Sukabumi, melibatkan beberapa orang yang diantaranya
berjumlah 1 orang guru dan 5 orang siswa kelas 3 SD.
Tabel 4.1
Daftar Informan yang di Wawancara
No Nama Sebagai
1. SH Guru Ekstrakurikuler Sains
2. HS Siswa Kelas 3A
3. JL Siswa Kelas 3B
4. FJ Siswa Kelas 3A
5. DA Siswi Kelas 3B
6. AY Siswi Kelas 3B
47
B. Hasil Analisis Data
1. Pengetahuan ekstrakurikuler sains
a. Pelaksanaan Ekstrakurikuler
1) Observasi
Observasi di laksanakan pada tanggal 23 dan 25
November 2017 jam 07.00 - selesai di SD Negeri
Bojonggenteng. Dan mendapatkan izin dari kepala Sekolah
Dasar Negeri Bojonggenteng untuk melakukan penelitian
kegiatan ekstrakurikuler sains dikelas 3. Peneliti melakukan
penelitian ke semua sudut sekolah dengan cukup baik.
Mengamati kegiatan ekstrakurikuler sains dari awal sampai
akhir. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti melakukan
observasi ke seluruh sudut gedung SD Negeri
Bojonggenteng dan menemui kelas yang akan dilaksanakan
kegiatan ekstrakurikuler yaitu kelas 3. Kegiatan
ekstrakurikuler sains sudah diadakan dua tahun yang lalu.
Fokus utama peneliti tertuju pada ruang kegiatan
ekstrakurikuler sains di ruang kelas 3 tertata dengan cukup
rapih, mulai dari penempatan meja dan bangku, penempelan
hasil kreasi anak - anak ditempel rapi didinding dan hasil
beberapa eksperimen sains yang sudah dilakukan
sebelumnya. Ekstrakurikuler sains dilaksanakan di ruangan
kelas 3 atau pun di ruangan lainnya. Tetapi dalam penelitian
48
pelaksanaan ekstrakurikuler juga sering dilaksanakan di luar
ruangan seperti dilapangan upacara atau lapangan serba
guna.
2) Wawancara
Kegiatan selanjutnya setelah peneliti melakukan
kunjungan langsung dan melakukan pengamatan, peneliti
sebelum melakukan wawancara, peneliti meminta izin
terlebih dahulu kepada kepala sekolah untuk memberikan
kesempatan kepada guru maupun siswa. Wawancara
dilakukan pada hari Kamis tanggal 25 Januari 2018 di
Sekolah Dasar Negeri Bojonggenteng, setelah peneliti
meminta izin terlebih dahulu kepada kepala sekolah untuk
melakukan penelitian. Sehingga peneliti di berikan izin untuk
melakukan penelitian dan mewawancarai guru
ekstrakurikuler sains yang bernama Ibu SH. di Sekolah
Dasar Negeri Bojonggenteng. Hasil wawancara yang di
lakukan peneliti, adalah sebagai berikut:
Wawancara Guru (SH)
1. Pewawancara : Menurut Ibu guru/siswa apakah yang dimaksud
dengan Ekstrakurikuler Sains?
Responden SH : Ekstrakurikuler sains adalah kegiatan
49
pembelajaran IPA yang dilakukan diluar jadwal KBM.
2. Pewawancara : Sudah berapa lama ekstrakurikuler sains ini
diadakan di sekolah?
Responden SH : Sudah 2 tahun
3. Pewawancara : Apa tujuan diadakan ekstrakurikuler sains ?
Responden SH : Untuk mengetahui sampai dimana
kemampuan siswa tentang mata pelajaran IPA, karena
waktu KBM siswa kebanyakan diberikan teori daripada
praktiknya.
4. Pewawancara : Apakah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
sains sangat penting bagi siswa?
Responden SH : Penting, mengingat kebutuhan
pengetahuan siswa terhadap mata pelajaran ilmu
pengetahuan alam.
Wawancara Siswa (HS, JL, FJ, DA dan AY)
1. Pewawancara : Menurut Kamu apakah yang dimaksud
dengan Ekstrakurikuler sains?
Responden HS, JL, FJ : Pelajaran IPA yang dilaksanakan
setelah pulang sekolah, yang ada eksperimennya.
50
3) D
o
k
u
m
e
n
t
a
s
i
Responden DA dan AY : Kegiatan ekstrakurikuler yang
belajar eksperimen IPA
2. Pewawancara: Sudah berapa lama kamu mengikuti
ekstrakurikuler sains?
Responden HS, JL, FJ, DA dan AY : ikut dari awal naik ke kelas
3
3. Pewawancara : Bagaimana perasaan kamu dengan
adanya ekstrakurikuler sains?
Responden HS, DA dan AY : Seru banget, setiap minggu
selalu menantikan eksperimen yang baru.
Responden JL dan FJ : Seru, menarik, jadi saya bisa suka
sama pelajaran IPA
51
Gambar 4.1 Pelaksanaan ekstrakurikuler sains
Pembahasan :
Berdasarkan hasil observasi, wawancara (guru dan siswa) dan
dokumentasi Peneliti menyimpulkan bahwa ekstrakurikuler sains adalah
kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang dilaksanakan diluar
jam belajar, yaitu sesudah jam belajar selesai. SD Negeri Bojonggenteng
mengadakan ekstrakurikuler sains selama 2 tahun. Itu artinya sudah
banyak eksperimen yang dilaksanakan oleh guru ekstrakurikuler dan siswa
– siswa. Tujuan diadakannya ekstrakurikuler sains yaitu untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam hal bereksperimen khususnya materi IPA.
Sehingga siswa sangat dianjurkan untuk mengikutin kegiatan
ekstrakurikuler sains.
Kegiatan ekstrakurikuler sains sangat memberikan
ketertarikan siswa untuk mengikutinya, karena pada setiap
percobaan nya siswa di berikan kesempatan untuk melakukan
percobaannya dengan mandiri. Tidak hanya itu, setelah selesai
52
melaksanakan percobaan siswa boleh membawa pulang hasil
percobaan tersebut. Sehingga siswa mengalami perasaan senang.
b. Ketertarikan siswa terhadap ekstrakurikuler sains
1) Observasi
Pelaksanaan ekstrakurikuler sains diadakan di sekolah SD
Negeri Bojonggenteng membuat siswa tertarik untuk
mengikutinya. Di dalam pelaksanaannya ada eksperimen
tentang berbagai teori Ilmu Pengetahuan alam dengan
menggunakan bahan – bahan atau alat – alat yang mudah dicari.
Dalam kegiatan ekstrakurikuler sains yang dilaksanakan di luar
jam pelajaran dengan menggunakan metode eksperimen, anak-
anak sangat menikmati contoh eksperimen yang di berikan oleh
guru, siswa merasa senang, lebih semangat belajar dan aktif
saat menggunakan alat atau bahan eksperimen.
2) Wawancara
Wawancara Guru (SH)
1. Pewawancara : Bagaimana ketertarikan siswa dalam
mengikuti ekstrakurikuler sains?
Responden SH : Sangat antusias mengikutinya.
2. Pewawancara : Apakah ada perkembangan pada siswa
sebelum dan sesudah mengikuti ekstrakurikuler sains?
Responden SH : Tentu ada perkembangan, siswa yang
sudah mengikuti ekstrakurikuler sains setidaknya tahu tentang
53
wujud asli dari setiap materi yang diajarkan ketika KBM.
Contohnya, pada materi gerak benda. Siswa yang sudah
mengikuti ekstrakurikuler sains jadi faham bagaimana
terjadinya gerak pada suatu benda. Sedangkan siswa
sebelum mengikuti ekstrakurikuler sains, tidak terlalu faham
dengan proses terjadinya gerak pada benda.
Wawancara Siswa (HS, JL, FJ, DA dan AY)
1. Pewawancara : Apakah kamu berminat mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler sains?
Responden HS, JL, FJ, DA dan AY : Iya minat banget
2. Pewawancara : Apakah kamu merasakan perbedaan antara
belajar pada saat KBM dengan kegiatan ekstrakurikuler sains?
Responden HS dan JL: Iya merasakan, kalau saat belajar dikelas
hanya menjelaskan materi saja. Pratek eksperimennya sedikit
Responden FJ dan AY: Iya beda, kalau di kelas pada jam
pelajaran IPA itu sedikit jenuh soalnya tidak belajar eksperimen
Responden DA: iya, kalau belajar biasa itu materi aja tapi kalau di
ekskul sains itu ada eksperimennya
54
3) Dokumentasi
Gambar 4.2 Kesiapan siswa sebelum pelaksanaan ekstrakurikuler sains dimulai
Pembahasan :
Berdasarkan hasil observasi, wawancara (guru dan siswa) dan
dokumentasi Peneliti menyimpulkan bahwa siswa sangat tertarik
untuk mengikuti ekstrakurikuler sains. Setelah mengikuti
ekstrakurikuler sains, siswa menjadi tahu tentang eksperimen,
sedangkan siswa sebelum mengikuti ekstrakurikuler sains terkadang
sulit untuk memahami materi IPA, sehingga terdapat perbedaan
pada keduanya.
Siswa sangat berminat untuk mengikuti ekstrakurikuler sains.
Sehingga belajar pada saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di
kelas dan belajar pada pelaksanaan ekstrakurikuler sains memiliki
perbedaan, salah satunya yaitu adanya suatu percobaan yang
dilakukan terhadap materi IPA. Dengan begitu pada KBM, siswa
tidak dipertemukan dengan metode eksperimen, hanya
dipertemukan di ekstrakurikuler sains.
55
2. Langkah – langkah pelaksanaan ekstrakurikuler sains
a. Persiapan guru ekstrakurikuler sains terhadap proses
eksperimen
1) Observasi
Pada saat peneliti tiba di sekolah pukul 07:00 WIB.
Saat itu seluruh siswa masuk ke dalam kelas dan
melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Kebetulan
pada saat melakukan penelitian yaitu pada jadwal pelajaran
tematik, yang memuat materi IPA nya. Sambil menunggu
jadwal pelaksanaan ekstrakurikuler yaitu pada jam setelah
jam pulang sekolah. Peneliti mengamati proses KBM
tersebut, dimana peneliti menemukan permasalahan yang
diangkat sebagai judul penelitian ini. Yaitu proses
pembelajaran yang membuat sebagian siswa merasa jenuh
dengan penjelasan guru tentang teori saja. Sedangkan pada
jam ekstrakurikuler sains dimulai, siswa seperti ada motivasi
untuk belajar teori tersebut dengan metode eksperimen.
Terlihat siswa sangat menikmati proses pelaksanaan
eksperimen yang di contohkan guru dan siswa mulai
mengikuti eksperimen tersebut.
Untuk mengetahui sejauh mana siswa mengetahui
maksud diadakan ekstrakurikuler sains, peneliti melanjutkan
56
mewawancarai beberapa siswa kelas menggunakan strategi
tanya jawab dan mewawancarai guru ekstrakurikuler sains.
Alat dan bahan yang digunakan saat pelaksanaan
eksperimen IPA seperti dari bahan plastik dan kayu.
Sementara benda yang dipakai ketika peneliti melakukan
penelitian yaitu bola yang kecil dan besar serta kayu sebagai
penopangnya.
2) Wawancara
Wawancara Guru (SH)
1. Pewawancara : Bagaimana persiapan Ibu guru dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sains?
Responden SH : Mempersiapkan materi, alat – alat
atau bahan yang akan digunakan untuk melaksanakan
ekstrakurikuler sains, serta memilih dan
mempersiapkan tempatnya yang strategis.
Tapi, sering dilaksanakan di kelas ketika jam KBM
selesai.
Wawancara Siswa (HS, JL, FJ, DA dan AY)
1. Pewawancara : Bagaimana penjelasan guru terhadap
materi yang dilakukan eksperimen di ekstrakurikuler
sains?
57
Responden JL dan AY : iya guru menjelaskan dulu,
sebelum eksperimen dimulai
Responden HS, FJ dan DA : iya mengerti, penjelasan
gurunya ngerti soalnya guru ngejelasin dulu.
2. Pewawancara : Bagaimana persiapan kamu dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sains?
Responden HS dan AY : Baca materi yang akan
dilakukan percobaan
Responden FJ, JL dan DA : bantu guru siapin bahan
– bahan eksperimen
3. Pewawancara : Apakah pada saat memulai
eksperimen kamu mengajukan pertanyaan?
Responden HS, FJ dan AY : kadang – kadang sih
Responden DA dan JL : iya sering nanya.
58
3) Dokumentasi
Gambar 4.3 Silabus dan proses Siswa mengajukan pertanyaan pada saat pelaksanaan eksperimen
Pembahasan :
Berdasarkan hasil observasi, wawancara (guru dan siswa)
dan dokumentasi peneliti menyimpulkan bahwa sebelum
pelaksanaan ekstrakurikuler sains dimulai, guru menyiapkan alat
dan bahan untuk eksperimen yang akan dilaksanakan.
Penjelasan guru cukup dimengerti oleh siswa, dilihat dari hasil
ungkapan siswa tentang suatu percobaan yang sudah dilakukan.
Sebelum pelaksanaan ekstrakurikuler sains dimulai, sebagian
siswa ada yang membaca materi, ada yang membantu guru
menyiapkan bahan atau alat untuk eksperimen, dan ada juga
yang tidak mempersiapkan apapun. siswa mengajukan
pertanyaan ketika pelaksanaan eksperimen dimulai, baik
menanyakan tentang tema, tujuan, dan bahan – bahan apa saja
yang digunakan eksperimen tersebut.
59
b. Teknik atau metode yang dilakukan ketika ekstrakurikuler
sains
1) Observasi
Metode yang digunakan guru ekstrakurikuler sains
yaitu ceramah, eksperimen dan demonstrasi. Guru
memberikan contoh percobaan kemudian siswa mengikuti
apa yang dicontohkan oleh guru. Metode eksperimen
merupakan metode yang sering dilakukan oleh guru
ekstrakurikuler sains.
2) Wawancara
Wawancara Guru
1. Pewawancara: Apa saja teknik atau metode yang
dilakukan ibu guru dalam melakukan contoh eksperimen?
Responden SH : Menggunakan metode ceramah,
eksperimen, dan demonstrasi.
2. Pewawancara : Apakah ada kesulitan dalam memberikan
contoh eksperimen kepada siswa?
Responden SH : Tidak, karena sebelum memberikan
contoh kepada siswa, saya lakukan percobaan itu dirumah
terlebih dahulu. Jadi, saya sudah faham dengan
60
percobaan yang akan dilaksanakan ketika jam
ekstrakurikuler tersebut.
Wawancara Siswa (HS, JL, FJ, DA dan AY)
1. Pewawancara : Apa saja materi yang sudah dilakukan
pada percobaan/eksperimen?
Responden HS, FJ, JL,, DA dan AY : Banyak, seperti
gerak benda, listrik, elastisitas karet
2. Pewawancara : Apakah ada kesulitan dalam mengikuti
contoh guru dalam melakukan eksperimen?
Responden HS, JL, dan AY : Kadang – kadang, tapi pas
udah nanya diajarin lagi sama ibunya jadi nggak sulit lagi
Responden FJ dan DA : Ada. Kalau materinya susah
sama bahannya yang rusak.
61
3) Dokumentasi
Gambar 4.4 Contoh bahan dan alat yang digunakan untuk eksperimen pada materi gerak benda
Pembahasan :
Berdasarkan hasil observasi, wawancara (guru dan siswa)
dan dokumentasi peneliti menyimpulkan bahwa teknik atau
metode yang dilakukan guru dalam percobaan yaitu metode ceramah,
metode eksperimen dan demonstrasi. Sebelum pelaksanaan
ekstrakurikuler sains dimulai, guru melakukan percobaan di
rumah terlebih dahulu. Materi IPA yang sudah dilakukan
percobaan sudah banyak, Siswa mayoritas menjawab materi
gerak benda, listrik, dan bunyi. Dengan begitu, materi tersebutlah
yang mereka senangi, karena yang paling diingat diantara materi
IPA lainnya. yang menjawab ada kesulitan hanya sebagian
siswa, karena pada saat siswa merasa kesulitan, siswa langsung
meminta bantuan atau bertanya kepada guru ekstrakurikuler
62
sains. Sehingga kesulitan dalam pelaksanaan eksperimen
sangat jarng ditemui oleh siswa.
c. Keberhasilan dan keaktifan siswa dalam pelaksanaan
ekstrakurikuler sains
1) Observasi
Pada pelaksanaan ekstrakurikuler sains, keaktifan
siswa menjadi salah satu yang dilihat guru untuk
menentukan keberhasilan dari pelaksanaan eksperimen
pada ekstrakurikuler sains. Keaktifan siswa ditunjukan oleh
beberapa siswa yang sering bertanya kepada guru
ekstrakurikuler sains saat pelaksanaan eksperimen. Siswa
yang kurang mengerti langsung mengajukan pertanyaan
kepada guru ekstrakurikuler sains. Proses pelaksanaan
ekstrakurikuler sains siswa mengikutinya dengan baik,
dimulai dari demonstrasi guru hingga pengerjaan tugas
siswa.
63
2) Wawancara
Wawancara Guru
1. Pewawancara : Bagaimana keberhasilan dan siswa
dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sains?
Responden SH : Siswa dapat mengikuti ekstrakurikuler
sains dengan baik, dan siswa bisa memahami dari materi
yang dilakukan eksperimen tersebut.
Wawancara Siswa (HS, JL, FJ, DA dan AY)
1. Pewawancara : Apakah kamu mengerti dengan
eksperimen yang sudah dilakukan?
Responden HS, FJ, dan DA : Iya ngerti
Responden JL dan AY : Kadang – kadang
64
3) Dokumentasi
Gambar 4.5 Siswa melakukan percobaan / eksperimen yang telah dicontohkan guru ekstrakurikuler
Pembahasan :
Berdasarkan hasil observasi, wawancara (guru dan siswa) dan
dokumentasi peneliti menyimpulkan bahwa kesuksesan ekstrakurikuler
sains dapat dilihat dari pemahaman siswa terhadap suatu percobaan
yang telah dilakukan. Sehingga bisa mengungkapkan kembali materi
IPA yang sudah dilakukan percobaan. Siswa mengerti dengan proses
atau hasil dari suatu eksperimen yang dilakukan. Sekalipun siswa
pernah tidak mengerti.
d. Keaktifan dan pemahaman siswa pada saat ekstrakurikuler
sains berlangsung
1) Observasi
Pelaksanaan eksperimen dimulai, siswa
mendengarkan dengan baik apa yang dijelaskan guru
ekstrakurikuler sains. Setelah itu, siswa diarahkan guru
untuk menirukan apa yang dicontohkan guru di depan kelas.
Pemahaman siswa dilihat dari keberhasilan siswa dalam
65
mencoba eksperimen atau percobaan yang ditugaskan guru
ekstrakurikuler sains.
2) Wawancara
Wawancara Guru
1. Pewawancara : Apakah siswa bersungguh - sungguh
dalam pelaksanaan eksperimen?
Responden SH : Ya, bersungguh – sungguh
Wawancara Siswa (HS, JL, FJ, DA dan AY)
1. Pewawancara : Apakah kamu menjelaskan data sesuai
dengan hasil eksperimen?
Responden HS, AY, FJ, dan JL : Sesuai eksperimen
Responden DA :Iya sesuai apa yang dijelaskan ibu
66
3) Dokumentasi
Gambar 4.6 Siswa melakukan percobaan / eksperimen yang telah dicontohkan guru ekstrakurikuler
Pembahasan :
Berdasarkan hasil observasi, wawancara (guru dan siswa)
dan dokumentasi peneliti menyimpulkan bahwa siswa dapat
mengikuti ekstrakurikuler sains dengan bersungguh – sungguh.
siswa mengungkapkan hasil ekperimen sesuai dengan kejadian
yang terjadi pada proses eksperimen tersebut. Dengan begitu
siswa sudah menerapkan sikap ilmiah yaitu bersikap jujur.
3. Materi IPA tentang Gerak Benda
a. Siswa menguasai materi gerak benda yang dilakukan
eksperimen pada ekstrakurikuler sains
1) Observasi
Peneliti meneliti proses pelaksanaan ekstrakurikuler
sains pada materi gerak benda. Guru ekstrakurikuler
menjelaskan materi gerak benda. Setelah itu guru
mencontohkan dengan menggunakan alat (Kayu) sebagai
67
penopang, bola besar dan bola kecil. Dimana materi
tersebut menentukan gerak pada bola besar dan kecil jika
diluncurkan secara bersamaan untuk menentukan bola
manakah yang akan sampai ke permukaan. Materi gerak
benda kelas tiga merupakan materi yang harus dilakukan
eksperimen, agar siswa tidak berpikir secara abstrak.
2) Wawancara
Wawancara Guru
1. Pewawancara : Apakah siswa menguasai materi yang
sudah dilakukan eksperimen?
Responden SH : Sebagian siswa sudah memahami
materi yang dilakukan percobaan, sehingga ketika
eksperimen dilakukan siswa dengan mudah memahami
percobaan tersebut.
Wawancara Siswa (HS, JL, FJ, DA dan AY)
1. Pewawancara : Apakah kamu bersungguh - sungguh
dalam pelaksanaan eksperimen?
Responden HS, JL, FJ, DA dan AY : Iya sungguh –
sungguh
68
2. Pewawancara : Apakah setelah melakukan eksperimen
kamu mengajukan pertanyaan?
Responden HS dan Ay : Kadang – kadang
Responden JL, FJ, dan DA : Kalau tidak mengerti aku
bertanya
3. Pewawancara : Apakah kamu menguasai materi yang
dilakukan eskperimen?
Responden HS, FJ dan DA : Sebagian mengerti
Responden JL dan AY : Ada yang tidak mengerti, tapi
pas udah dijelaskan di eksperimen, jadi ngerti
69
3) Dokumentasi
Gambar 4.7 Guru melakukan contoh sebuah simulasi gerak benda
Pembahasan :
Berdasarkan hasil observasi, wawancara (guru dan siswa)
dan dokumentasi peneliti menyimpulkan bahwa sebagian siswa
ada yang sudah memahami materi dan ada yang belum
memahami materinya. Siswa bersungguh – sunggih dalam
pelaksanaan eksperimen. Sehingga siswa dapat memahami setiap
kejadian yang terjadi dalam proses eksperimen. Siswa jika tidak
mengerti ketika proses ekperimen selesai siswa akan
mengajukan pertanyaan. Tetapi ada juga siswa yang aktif
bertanya meskipun dia sudah memehami materi tersebut. Ada
siswa yang menjawab mengerti pada materi yang dilakukan
eksperimen, ada juga yang menjawab pemahaman materinya
hanya sebagian, dan ada yang mengerti jika di jelaskan lagi oleh
guru ekstrakurikuler nya.
70
4. Sikap siswa terhadap materi IPA tentang gerak benda
a. Sikap ilmiah siswa setelah melakukan eskperimen
1) Observasi
Peneliti meneliti sikap siswa pada pelaksanaan
ekstrakurikuler sains yaitu baik, dimana siswa bertanggung jawab
terhadap tugas yang diberikan guru ekstrakurikuler sains. Jika ada
materi gerak benda yang belum dipahami siswa mencoba untuk
mengajukan pertanyaan kepada guru ekstrakurikuler sains. Saling
menghargai pendapat setiap siswa.
2) Wawancara
Wawancara Guru
1. Pewawancara : Apakah setelah melakukan eksperimen
siswa mengajukan pertanyaan?
Responden SH : Beberapa siswa mengajukan
pertanyaan.
Wawancara Siswa (HS, JL, FJ, DA dan AY)
1. Pewawancara : Apa saja hasil yang kamu ungkapkan
ketika selesai melakukan eksperimen?
Responden HS : Menjelaskan apa yang terjadi ketika
eksperimen dilakukan
71
Responden JL : Perubahan benda ketika dilakukan
eksperimen
Responden FJ : Pengetahuan tentang IPA
Responden DA : Materi IPA yang dilakukan percobaan
Responden AY : Materi IPA, contohnya menjelaskan
hasil dari suatu percobaan yang telah dilakukan.
3) Dokumentasi
Gambar 4.8 Siswa melakukan percobaan yang sudah dicontohkan guru, siswa yang lain memperhatikannya
Pembahasan:
Berdasarkan hasil observasi, wawancara (guru dan siswa)
dan dokumentasi peneliti menyimpulkan bahwa setelah
melakukan eksperimen, Hasil yang siswa ungkapkan ketika
selesai eksperimen dilakakukan yaitu mengungkapkan materi
IPA yang dilakukan eksperimen tersebut. Materi IPA yang
72
dilakukan eksperimen pada saat peneliti melakukan penelitian
adalah materi gerak benda. Dimana guru ekstrakurikuler sains
melakukan contoh percobaan terhadap benda (bola) kecil dan
besar yang di gelindingkan secara bersamaan, dan siswa
diarahkan untuk mengamati perbedaan gerak pada kedua bola
tersebut.
b. Keaktifan siswa pada pelaksanaan ekstrakurikuler sains
berlangsung
1) Observasi
Setelah siswa melakukan percobaan, namun ada
proses yang tidak siswa pahami. Siswa langsung mengajukan
pertanyaan kepada guru ekstrakurikuler sains. Selain itu,
siswa yang sudah memahami dan mengerti membantu
temannya yang belum memahami dengan cara
mengungkapkan pendapatnya di depan kelas. Hasil dari
pengamatan siswa di ungkapkan di depan kelas dengan
diperhatikan oleh guru ekstrakurikuler sains dan teman –
temannya.
73
2) Wawancara
Wawancara Guru
1. Pewawancara : Apakah siswa aktif ketika pelaksanaan
ekstrakurikuler sains?
Responden SH : Siswa sangat antusias
2. Pewawancara : Apa saja hasil yang siswa ungkapkan
ketika selesai melakukan eksperimen?
Responden SH : Siswa dapat menarik kesimpulan dari
percobaan yang dilakukan dan merasa senang karena
menambah pengalaman dan pengetahuan tentang
pembelajaran IPA.
Wawancara Siswa (HS, JL, FJ, DA dan AY)
1. Pewawancara : Apa saja hasil yang kamu ungkapkan ketika
selesai melakukan eksperimen?
Responden HS, DA dan AY: Materi IPA yang dilakukan
percobaan
Responden JL dan FJ: Perubahan benda ketika
dilakukan eksperimen
74
3) Dokumentasi
Gambar 4.9 Siswa antusias ingin mencoba percobaan yang dicontohkan guru ekstrakurikuler sains
Pembahasan :
Berdasarkan hasil observasi, wawancara (guru dan siswa)
dan dokumentasi peneliti menyimpulkan bahwa beberapa siswa
mengajukan pertanyaan. Artinya, siswa aktif di dalam
pelaksanaan ekstrakurikuler sains. Siswa sangat antusias
terhadap pelaksanaan ekstrakurikuler sains yang diadakan di
sekolah. Setelah selesai eksperimen siswa dapat menyampaikan
kesimpulan dari suatu percobaan yang telah dilaksanakan, serta
siswa merasakan senang terlebih ketika siswa telah berhasil
menyelesaikan tugasnya dengan baik dan mendapatkan
pengalaman atau pengetahuan tentang materi IPA yang sudah
dilakukan eksperimen.
Hasil yang siswa ungkapkan ketika selesai eksperimen
dilakakukan yaitu mengungkapkan materi IPA yang dilakukan
75
eksperimen tersebut. Materi IPA yang dilakukan eksperimen
pada saat peneliti melakukan penelitian adalah materi gerak
benda. Dimana guru ekstrakurikuler sains melakukan contoh
percobaan terhadap benda (bola) kecil dan besar yang di
gelindingkan secara bersamaan, dan siswa diarahkan untuk
mengamati perbedaan gerak pada kedua bola tersebut.
5. Kreativitas siswa terhadap ekstrakurikuler sains
a. Siswa mengerjakan tugas yang diarahkan guru
1) Observasi
Setelah guru memberikan contoh suatu percobaan, guru
memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan
percobaan secara mandiri. Siswa melakukan percobaan
dengan sangat senang. Siswa mengerjakan tugas dengan
materi gerak benda. Yaitu dengan mengamati bola besar
dan kecil yang diluncurkan secara bersamaan diatas
permukaan bidang miring.
76
2) Wawancara
Wawancara Guru
1. Pewawancara : Bagaimana kreativitas siswa ketika
diarahkan mengerjakan tugas?
Responden SH : Siswa dapat mengikuti percobaan yang
sudah dicontohkan oleh saya.
2. Pewawancara : Apakah siswa percaya diri ketika
mengungkapkan hasil dari eksperimen yang telah
dilakukan?
Responden SH : Siswa merasa percaya diri
Wawancara Siswa (HS, JL, FJ, DA dan AY)
1. Pewawancara : Bagaimana sikap kamu ketika diarahkan
mengerjakan tugas dan mengungkapkan pendapat tentang
proses eksperimen?
Responden HS, DA dan AY: Mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru, trus udah itu dijelaskan lagi sama aku apa
yang terjadi ketika eksperimen tersebut.
Responden JL dan FJ: Mengerjakan percobaan yang
sudah dicontohkan guru
77
3) Dokumentasi
Gambar 4.10 Lembar pengamatan siswa
Pembahasan :
Berdasarkan hasil observasi, wawancara (guru dan siswa)
dan dokumentasi peneliti menyimpulkan bahwa siswa dapat
mengikuti percobaan yang telah dicontohkan guru sebelumnya dengan
78
berbagai macam kreativitas yang dimiliki siswa. Siswa
mengungkapkan hasil eksperimen yang telah dilakukan dengan
lancar dan percaya diri. Sikap siswa ketika diarahkan
mengerjakan tugas dan mengungkapkan pendapat tentang
proses eksperimen oleh guru eksperimen yaitu siwa langsung
mengerjakan tugas yang di arahkan guru. Sikap demikian
merupakan salah satu sikap ilmiah, yang dimana siswa bersikap
responsible.
b. Komunikasi siswa dengan guru pada saat pelaksanaan
ekstrakurikuler sains berlangsung
1) Observasi
Implementasi ekstrakurikuler sains sangat penting diikuti
oleh siswa, guna mengembangkan pengetahuan siswa
tentang materi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Dengan begitu, siswa akan belajar eksperimen dan bisa
meningkatkan hasil belajar khususnya pada mata pelajaran
ilmu pengetahuan alam. Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler
sains sangat menyukai setiap kali percobaan atau eksperimen
yang di lakukan. Dengan adanya eksperimen, siswa dengan
mudah memahami materi IPA, dan daya tangkap siswa pun
sangat tanggap setiap kali guru ekstrakurikuler sains
memberikan pertanyaan kepada siswa.
79
2) Wawancara
Wawancara Guru
1. Pewawancara : Bagaimana komunikasi siswa dengan
guru dalam pelaksanaan ekstrakurikuler sains?
Responden SH : Sangat baik sekali komunikasi antara
siswa dengan guru.
2. Pewawancara : Apakah ada pengulangan materi pada
saat ekstrakurikuler sains?
Responden SH : Iya ada, ketika ekstrakurikuler sains
dimulai, saya selalu menanyakan kepada siswa materi
yang sudah diajarkan ketika pertemuan sebelumnya,
tujuannya agar kita tau pemahaman siswa terhadap
materi atau percobaan yang sudah dilakukan sebelumnya.
3. Pewawancara : Apakah hasil belajar siswa meningkat
setelah mengikuti ekstrakurikuler sains pada mata
pelajaran ilmu pengetahuan alam?
Responden SH : Iya, ada peningkatan.
Wawancara Siswa (HS, JL, FJ, DA dan AY)
1. Pewawancara : Apakah kamu percaya diri ketika
mengungkapkan hasil dari eksperimen yang telah
80
dilakukan?
Responden HS, DA dan AY: Iya percaya diri
Responden JL dan FJ: Kadang – kadang
2. Pewawancara : Bagaimana komunikasi kamu dengan
guru dalam pelaksanaan ekstrakurikuler sains?
Responden JL : Suka malu buat bertanya
Responden HS, DA, AY dan FJ : iya baik banget
3. Pewawancara : Apakah hasil belajar kamu meningkat
setelah mengikuti ekstrakurikuler sains terhadap mata
pelajaran ilmu pengetahuan alam?
Responden AY : Ada perubahan
Responden HS, DA, AY, dan FJ : Iya ada perkembangan
81
3) Dokumentasi
Gambar 4.11 Komunikasi Siswa dengan guru ekstrakurikuler sains
Pembahasan :
Berdasarkan hasil observasi, wawancara (guru dan siswa)
dan dokumentasi peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi
siswa dengan guru dalam pelaksanaan ekstrakurikuler sains
sangatlah baik, karena guru sering memberikan kesempatan
siswa untuk mengungkapkan apa yang siswa rasakan, baik
ketika pelaksanaan dimulai atau ketika telah selesai
dilaksanakan. Guru melakukan pengulangan materi pertemuan
sebelumnya, dengan tujuan agar guru dapat mengetahui memori
pemahaman siswa setelah melakukan percobaan pada
pertemuan sebelumnya. Secara tidak langsung guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengingatkan
materinya. Setelah mengikuti ekstrakurikuler sains siswa
82
mempunyai peningkatan hasil belajar, khususnya pada mata
pelajaran ilmu pengetahuan alam.
Siswa mengungkapkan hasil eksperimen dengan jujur,
namun ada beberapa yang menjawab kurang percaya diri.
Komunikasi siswa dengan guru terjalin dengan baik. Karena
komunikasi sangat penting dalam suatu kegiatan belajar
mengajar. Jika komunikasi yang terjalin antara pengajar dan
siswa baik maka proses transfer ilmu berjalan baik pula.
Sedangkan jika komunika yang terjalin kurang baik, maka proses
transfer ilmu sudah dipastikan kurang maksimal. hasil belajar
siswa khususnya pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam
meningkat setelah mengikuti ekstrakurikuler sains. Dilihat dari
pengetahuan siswa ketika menjawab soal latihan atau ujian
kenaikan kelas. Dari informan semua menjawab adanya
peningkatan pada hasil belajar khususnya mata pelajaran ilmu
pengetahuan alam. Bisa dipastikan hampir semua siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler sains mengalami peningkatan hasil
belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
C. Interpretasi Penelitian
Interpretasi hasil penelitian yang dimaksud peneliti adalah
hasil akhir dari analisis data yang telah dilakukan, yang kemudian akan
ditafsirkan secara menyeluruh. Dimana hasilnya bahwa Implementasi
83
ekstrakurikuler sains terhadap pengetahuan siswa pada mata
pelajaran ilmu pengetahuan alam di SD Negeri Bojonggenteng
berjalan dengan cukup baik. Oleh karena itu, peneliti menafsirkan dari
beberapa teknik pengambilan data yang telah peneliti lakukan,
diantaranya yaitu teknik observasi. Adapun hasil observasi yang
peneliti lakukan di Sekolah Dasar Negeri Bojonggenteng Sukabumi
dengan mengikuti proses kegiatan pelaksanaan eksperimen pada
ekstrakurikuler sains. Peneliti mengobservasi tempat, waktu, suasana
dan proses rangkaian pelaksanaan eksperimen.
Dari hasil wawancara guru tentang implementasi
ekstrakurikuler sains terhadap pengetahuan siswa pada mata
pelajaran ilmu pengetahuan alam bahwa guru ekstrakurikuler sains
menjawab pertanyaan wawancara sesuai dengan apa yang dijalani
guru selama pelaksanaan ekstrakurikuler sains dan peneliti pun ikut
menjalani prosesnya. Sehingga peneliti yakin dengan jawaban
wawancara tersebut. Dimana secara jelas guru ekstrakurikuler sains
menjelaskan dan menggambarkan sesuai dengan para ahli yaitu
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menekankan pengalaman
langsung untuk mendapatan pembelajaran yang lebih bermakna.
Kompetensi agar peserta didik mampu memahami materi ilmu
pengetahuan alam melalui proses “mencari tahu” dan “berbuat” pada
suatu eksperimen atau percobaan.
84
Keterampilan mengajar Ilmu Pengetahuan Alam pada kelas 3
SD lebih menekankan pada keterampilan proses yaitu keterampilan
observasi, keterampilan mengklasifikasi, mengukur dan mengkait.
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses kegiatan belajar dimana
guru menjadi fasilitator untuk memberikan dorongan pengalaman
langsung memberikan materi yang akan disampaikan melalui kegiatan
yang menyenangkan dan suatu eksperimen atau percobaan. Memberi
penekanan kuat pada pemecahan masalah sebagai suatu usaha
kolaboratif serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja
secara mandiri menghasilkan output yang baik melalui suatu
eksperimen atau percobaan.
Dengan demikian dalam implementasi ekstrakurikuler sains terhadap
pengetahuan siswa pada mata pelajaran sangat memberikan peningkatan
kepada siswa khususnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu
pengetahuan siswa. Selain dibuktikan dengan hasil belajar siswa, sikap
ilmiah siswa pun bisa terbentuk seiring berjalannya proses eksperimen yang
dilakukan pada pelaksanaan ekstrakurikuler sains.
85
BAB V
PENUTUP
A. kesimpulan
Berdasarkan data yang telah di kumpulkan dan dianalisis mengenai
implementasi ekstrakurikuler sains di sekolah dasar negeri Bojonggenteng,
dapat disimpulkan bahwa implementasi ekstrakurikuler sains terhadap
pengetahuan siswa pada mata pelajaran IPA pada kelas 3 (tiga) SD Negeri
Bojonggenteng Tengah dengan menggunakan metode eksperimen
membantu dalam pengembangan pengetahuan siswa. Hal tersebut dapat
dilihat dari proses pelaksanaan ekstrakurikuler sains yang dimana di
dalamnya terdapat eksperimen dari salah satu materi ajar yaitu tentang
gerak benda. Perkembangan pemahaman konsep dan sikap menghargai
siswa pada setiap tindakan dapat diakui berhasil oleh guru ekstrakurikuler
dan siswa itu sendiri. Siswa sudah bisa melakukan tugas masing-masing di
setiap eksperimen yang telah diarahkan oleh guru ekstrakurikuler sains.
Perkembangan pengetahuan siswa juga dapat dilihat dari setiap
pengulangan materi sebelumnya atau pada saat penutup kegiatan
eksperimen. Sikap saling menghargai antara siswa saat kerja kelompok
maupun kerja mandiri. Sehingga penerapan ekstrakurikuler sains membantu
proses perkembangan pengetahuan siswa pada mata pelajaran ilmu
pengetahuan alam.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti
mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
a. Bagi Sekolah
Untuk sekolah agar lebih memperbanyak kegiatan yang
dapat merangsang rasa ingin tahu siswa dalam pemecahan
masalah.
86
b. Bagi Guru
Untuk Guru agar memperluas ide dan inovasi dalam
menggunakan metode pembelajaran eksperimen khususnya pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi teman-teman yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut
ataupun menerapkan media ini saat mengajar agar lebih menarik.
d. Bagi Pembaca
Bagi para pembaca apabila memiliki minat untuk menulis
atau meneliti tentang penelitian ini, penulis harapkan dapat meneliti
lebih dalam dan lebih baik lagi mengenai penelitian ini.
e. Bagi Orang Tua
Bagi orang tua agar mengenalkan metode eksperimen
khususnya pada pelajaran IPA dalam kehidupan sehari – hari agar
siswa masih bisa mengulang lagi materi yang telah diajarkan guru
ekstrakurikuler sains di sekolah, sehingga orang tua bisa
memantau kegiatan eksperimen di rumah.
87
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan terjemahannya. 2008. Departemen Agama RI. Bandung: Diponegoro.
Burhanuddin, Afid. 21 Mei 2013. Filsafat Ilmu. (Online)
(afidburhanuddin.wordpress.com, diakses 21 Mei 2013). Djojosoediro, Wasih.2006.Kurikulum IPA SD (KTSP). Jakarta: Modul KTSP. Gibasa. 2012. Membuat Anak Gemar dan Pintar IPA. Jakarta :Transmedia
Pustaka.
Gregory, Andrew. 2002. Eureka Lahirnya Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta. Jendela.
Harianti, Deasi. 2010. Cara Ampuh Memahami Pelajaran IPA SD kelas 4,
5,6 dengan metode Memory Power. Jakarta : PT Tangga Pustaka. Hendracipta, Nana. 2016. Menumbuhkan Sikap Ilmiah Siswa Sekolah Dasar
Melalui Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri. Journal of Education Volume 2 Nomber 1, (Nana Hendracipta.wordpress.com, diakses Maret 2016)
Hidayati, Umi. 2011. Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah
Remaja (KIR) Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Sikap Ilmiah Siswa MAN Brebes 1. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Isti, Tiarani Rakhmatika. 2015. Pengaruh Aktivitas Belajar dan Kreativitas Belajar
Terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Juwangi Boyolali Tahun Ajaran 2014/2015.Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diakses 18 Desember 2016.
Mabrur.2013. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Surabaya: UIN Surabaya. Moleong, Lexy. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Bandung. Mukhlish. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 39 Tahun
2008. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Nuh, Mohammad. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
Nomor 63 Tahun 2014. Jakarta: Kemendikbud. Umam, Khairul. 2013. Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi
Sains dan Prilaku Sosial Pelajar. Kuala: UNK.
88
Priyono, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 3 untuk SD dan MI Kelas III. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Rumanta, Maman. 2007.Praktikum IPA di SD. Jakarta. Universitas Terbuka Saka, Ambo. 2008. Ilmu Pengetahuan Dasar Pendidikan Disiplin Ilmu. Jakarta.
Ganeca Exact. Samatowa Usman, 2016. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, Jakarta : Indeks Sugiyono.2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta. Taufik, Mohamad. 2010. Asal – usul Pengetahuan dan Hakekat Pengetahuan.
Bogor: MB-IPB
89
90
91
92
DOKUMENTASI
Guru ekstrakurikuler melakukan simulasi eksperimen materi gerak benda
Siswa melakukan eksperimen materi gerak benda
93
Peneliti melakukan wawancara bersama guru ekstrakurikuler sains
Peneliti meminta izin kepada Kepala Sekolah SD Negeri Bojonggenteng untuk melakukan Observasi dan Penelitian
94
Peneliti melakukan wawancara bersama Siswa
95
96
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Serli Nurjanah T. A
Tempat, Tanggal Lahir : Sukabumi, 06 September 1996
Agama : Islam
Asal :Kp. Pamatutan RT 20/RW 08. Desa Bojonggenteng
Kecamatan Bojonggenteng Kabupaten Sukabumi
Provinsi Jawa Barat
No Hp : 085720789719
Riwayat Keluarga
Orang Tua : a. Ayah : Unang
b. Ibu : Sri Hartini, S.Pd
Saudara Kandung : a. Kakak : Yuli Herawati, S.Pd
Ari Hermawan, S.Pd
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri Bojong genteng Tengah, Sukabumi, tamat
tahun 2008
97
2. MTs. AL-Mashuriyyah Sukabumi, tamat tahun 2011
3. SMA Negeri 1 Parungkuda Sukabumi, tamat tahun 2014
4. Diterima di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Jakarta, tahun 2014
Riwayat Pekerjaan
1. Guru Pendamping Ekstrakurikuler Di SD IT Al-Azkar
2. Guru Bidang Studi Bahasa Inggris di SD Negeri
Bojonggenteng
3. Guru Privat Bahasa Inggris di HALIMA
4. Guru Bimbel di HIAMA
Riwayat Organisasi
1. OSIS menjabat Ketua bidang Kesenian
2. PASKIBRA menjabat Bendahara
3. PMR menjabat Sekretaris
4. Pencak Silat sebagai anggota
5. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah menjabat Ketua
bidang Media dan Komunikasi
6. UKM Dakwah Kampus Ulil Albab Universitas
Muhammadiyah Jakarta menjabat Sekretaris Umum dan Wakil Ketua
bidang Humas
7. Resimen Mahasiswa UMJ sebagai anggota
Riwayat Pelatihan
1. Darul Arqam Dasar IMM
2. Latihan Instruktur Dasar IMM
3. Latihan Kepemimpinan Dasar UKM
Lembaga Dakwah Kampus
Recommended