View
231
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
1/59
1
HASIL PENELITIAN
HUBUNGAN KUALITAS DIET DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL
PADA TRIMESTER I DAN II DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS
Oleh:
Abdul Rahim Abdul Rauf 100100283
Nabilah Saroni 100100287
Nurul Erma Susanti 100100295
Khamisah Ghazali 100100386
Muhibbuddin Muhammad Isa 100100393
Nikmah Siregar 100100358
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
2/59
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena oleh
penyertaan-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan penelitian ini, dengan judul
HUBUNGAN KUALITAS DIET DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL
PADA TRIMESTER I & II DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS. Penelitian
ini dibuat dalam rangka penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang menjadi salah
satu persyaratan dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.Pengerjaan penelitian ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh rasa hormat kami mengucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing kami, Ibu Sri Lestari, SP, M.Kes., yang
telah mendukung, membimbing dan memberi masukan selama penyusunan
penelitian ini.
Kami menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan,
baik dari segi materi maupun penulisannya. Oleh karena itu, dengan kerendahan
hati, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
penelitian ini sehingga dapat lebih disempurnakan.
Medan, Mei 2015
Peneliti
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
3/59
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 3
1.3 Tujuan Umum ............................................................................. 3
1.4 Tujuan Khusus ............................................................................ 3
1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 5
2.1 Diet Seimbang ............................................................................. 5
2.1.1. Definisi Diet Seimbang ................................................... 5
2.1.2. Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Makanan .......... 5
2.2 Status Gizi Ibu Hamil ................................................................. 72.2.1. Definisi Status Gizi ......................................................... 7
2.2.2. Pedoman Umum Gizi Seimbang ..................................... 7
2.2.3. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil .............................................. 8
2.2.4. Pengukuran Status Gizi Pada Ibu Hamil ......................... 13
2.2.5. Hubungan Kualitas Diet Dan Status Gizi Ibu Hamil ...... 15
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ...... 18
3.1 Kerangka Konsep ........................................................................ 18
3.2 Definisi Operasional .................................................................... 19
3.3 Hipotesis ...................................................................................... 19
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................ 21
4.1 Metode Penelitian ....................................................................... 21
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 21
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
4/59
3
4.3 Populasi dan Sampel ................................................................... 21
4.3.1. Populasi ............................................................................. 214.3.2. Sampel .............................................................................. 21
4.4 Pengumpulan Data ...................................................................... 21
4.4.1. Jenis Data .......................................................................... 21
4.4.2. Cara Pengambilan Data .................................................... 22
4.5 Langkah- Langkah Penelitian ..................................................... 22
4.5.1. Instrumen Peneltian .......................................................... 22
4.5.2. Alat-Alat Penelitian .......................................................... 22
4.6 Pengolahan dan Analisa Data ...................................................... 22
BAB V HASIL PENELITIAN ..................................................................... 23
5.1 Hasil Penelitian ........................................................................... 23
5.1.1 Lokasi Penelitian ................................................................ 23
5.1.2 Diskripsi Karakteristik Responden .................................... 23
5.1.3 Tabulasi Silang .................................................................. 285.2 Hasil Uji Analisa ......................................................................... 32
5.3 Pembahasan ................................................................................ 35
5.3.1. Tingkat Pendidikan ........................................................... 35
5.3.2. Sosio Ekonomi .................................................................. 36
5.3.3 Tingakat Pengetahuan ....................................................... 36
5.3.4 Pola Makan ........................................................................ 37
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 38
6.1 Kesimpulan ................................................................................. 38
6.2 Saran ........................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 40
LAMPIRAN
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
5/59
1
BAB I
PENDAHULUAN
Gizi memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan selama
siklus hidup manusia. Status gizi dapat diartikan sebagai keadaan tubuh akibat konsumsi
makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Berdasarkan pengertian diatas, status gizi ibu hamil
berarti keadaan akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi sewaktu hamil
(Sunita Almatsier, 2008).
Ibu hamil memiliki kebutuhan makanan yang berbeda dengan ibu yang tidak hamil.
Kebutuhan makanan dilihat bukan hanya dalam porsi tetapi harus ditentukan pada mutu
zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi (Muslihah dkk, 2013).
Selama kehamilan, janin mendapat nutrisi utama dari ibunya melalui plasenta, untuk itu
ibu hamil harus mendapat gizi yang cukup untuk dirinya sendiri dan janinnya. Maka bagi
ibu hamil kualitas maupun jumlah makanan yang biasanya cukup untuk kesehatannya
harus ditambah dengan zat-zat gizi dan energi agar pertumbuhan janin berjalan dengan
baik. Status gizi dan kualitas diet ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin
dalam kandungan. Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, maka
WHO menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 kkal sehari pada trimester I, 350 kkal
sehari pada trimester II dan III. Sementara di Indonesia, ditentukan angka kebutuhan
energy 285 kkal perhari selama kehamilan. Patokan ini berlaku bagi mereka yang tidak
merubah kegiatan fisik selama hamil (Nasional Pangan dan Gizi VI, 1998).
WHO melaporkan anemia merupakan masalah gizi utama pada ibu hamil di dunia.
Prevalensi anemia adalah paling tinggi di Asia Tenggara yaitu sebanyak 65% (MOST, 2004).
Selain itu masalah gizi yang paling utama adalah kurangnya konsumsi vitamin D. Sekitar
40-60% dari populasi di Amerika mengalami defisiensi besi termasuklah ibu hamil (WHO,
2008). Penelitian di Cina menunjukkan jumlah zat gizi yang dikonsumsi ibu hamil di
perdesaan masih rendah dibandingkan dengan ibu hamil di perkotaan. Kebutuhan
protein yang terpenuhi oleh ibu hamil di perdesaan adalah 71,6% dibandingkan dengan
86,9% di perkotaan, konsumsi gizi Vitamin A hanya 65,2% terpenuhi ibu hamil di
perdesaan dibandingkan di perkotaan yaitu 94,3% (Haoyue Gao et al., 2013 ).
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
6/59
2
Masalah gizi seimbang di Indonesia masih merupakan masalah yang cukup berat.
Kekurangan atau kelebihan gizi pada masa hamil dapat berakibat kurang baik bagi ibu dan
janin. Oleh karena itu masukan gizi pada ibu hamil sangat menentukan kesehatan janin
yang dikandungnya. Antara masalah gizi utama di Indonesia ialah Kurang Energi Protein
(KEP), Anemia Gizi, Kurang Vitamin A, dan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). Di
Indonesia banyak terjadi kasus Kekurangan Energi Kronis (KEK) yang disebabkan karena
adanya ketidakseimbangan asupan gizi, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak
tercukupi. Hal tersebut mengakibatkan perubahan tubuh baik fisik maupun mental tidak
sempurna seperti seharusnya (Depkes RI, 2003). Didapatkan prevalensi ibu hamil yang
mengalami Kurang Energi Kronik (KEK) diperkirakan sebesar 13,6%. Ibu hamil dengan KEK
akan berisiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) (Riskesdas, 2007).
Kualitas diet pada ibu hamil dapat dipengaruhi pelbagai faktor antaranya faktor
psikososial, stres, tingkat ekonomi, dan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pola
makan dan asupan gizi yang sesuai dikonsumsi waktu hamil. Ibu hamil yang memiliki
tingkat ekonomi rendah lebih cenderung memiliki asupan gizi dan pola makan yang tidak
seimbang. Tingginya proporsi sumber karbohidrat dan rendahnya ketersediaan protein
hewani Secara umum penyebab kekurangan gizi pada ibu hamil karena tingkat
pengetahuan yang rendah menyebabkan ibu tidak mengerti cara pemenuhan nutrisi yang
dibutuhkan ibu hamil selama kehamilannya (Fowles, 2012).
Menurut penelitian yang dilakukan di Boston tahun 2005 menunjukkan bahwa ibu
hamil dengan kurang gizi dapat melahirkan bayi lahir mati, meninggal setelah beberapa
hari lahir, dan bayi lahir dengan kecacatan (Anastasia et al., 2013). Selain itu, kekurangan
gizi seperti vitamin A dan D, zat besi dan asam lemak dapat mempengaruhi sistem imun
tubuh ibu hamil (Ramakrishnan et al., 2012).
Di Sumatera Utara tahun 2001 terdapat 77,9% ibu hamil yang tidak memenuhi
asupan gizi yang benar terutama dalam mengkonsumsi zat besi, sehingga menyebabkan
ibu menderita anemia (Riskesdas, 2007). Zat besi sangat dibutuhkan oleh ibu hamil untuk
mencegah terjadinya anemia dan menjaga pertumbuhan janin secara optimal.
Kementerian Kesehatan menganjurkan agar ibu hamil mengonsumsi paling sedikit 90 pil
zat besi selama kehamilannya (Depkes RI, 2005). Berdasarkan data Riskesdas 2013,
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
7/59
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
8/59
4
per minggu ibu hamil di kecamatan Medan Amplas.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ibu Hamil
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengetahuan bagi ibu hamil tentang
kualitas diet dan status gizi selama kehamilan di Kecamatan Medan Amplas.
2. Bagi Peneliti
Sebagai referensi bagi perpustakaan atau sebagai bahan acuan bagi penelitian
tentang kualitas diet dan status gizi pada ibu hamil.
3. Masyarakat
Sebagai masukan dan informasi yang diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran kepada masyarakat khususnya kepada ibu hamil di
Indonesia.
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
9/59
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diet Seimbang
2.1.1. Definisi Diet Seimbang
Diet seimbang maupun gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang
mengandung zat –zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh,
dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik,
kebersihan, dan berat badan (BB) ideal. Prinsip Gizi Seimbang divisualisasi sesuai dengan
budaya dan pola makan setempat. Di Indonesia dalam bentuk tumpeng dengan
nampannya yang untuk selanjutnya akan disebut sebagai “Tumpeng Gizi Seimbang” (TGS).
TGS dirancang untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis dan jumlah
yang tepat, sesuai dengan berbagai kebutuhan menurut usia (bayi, balita, remaja, dewasa
dan usia lanjut), dan sesuai keadaan kesehatan (hamil, menyusui, aktivitas fisik, sakit).
(Hermawan & Ayu, 2009)
Tumpeng Gizi Seimbang (TGS) menggambarkan 4 prinsip Gizi Seimbang: Aneka
ragam sesuai kebutuhan, kebersihan, aktivitas fisik, dan memantau berat badan ideal. TGS
terdiri atas beberapa potongan tumpeng: satu potongan besar, dua potongan sedang, dua
potongan kecil, dan di puncak terdapat potongan terkecil. Luasnya potongan TGS
menunjukkan porsi makanan yang harus dikonsumsi setiap orang per hari. TGS yang
terdiri atas potongan-potongan itu dialasi oleh air putih. Artinya, air putih merupakan
bagian terbesar dan zat gizi esensial bagi kehidupan untuk hidup sehat dan aktif.
(Hermawan & Ayu, 2009)
2.1.2. Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Makanan
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil terdiri dari: (Aisyah
et al, 2013)
1. Faktor Langsung
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
10/59
6
a. Keterbatasan ekonomi, yang berarti tidak mampu membeli bahan makanan
yang berkualitas baik, sehingga mengganggu pemenuhan gizi.
b. Produk pangan, dimana jenis dan jumlah makanan di Negara tertentu atau
daerah tertentu biasanya berkembang dari pangan setempat untuk jangka
waktu yang panjang sehingga menjadi sebuah kebiasaan turun-temurun.
c. Sanitasi makanan (penyiapan, penyajian, penyimpanan) hendaknya jangan
sampai membuat kadar gizi yang terkandung dalam bahan makanan menjadi
tercemar atau tidak higienis dan mengandungkuman penyakit.
d. Pembagian makanan dan pangan masyarakat Indonesia umumnya masih
dipengaruhi oleh adat atau tradisi. Misalnya, masih ada kepercayaan bahwa
ayah adalah orang yang harus diutamakan dalam segala hal termasuk
pembagian makanan keluarga.
e. Pengetahuan gizi yang kurang, prasangka buruk pada bahan makanan
tertentu, salah persepsi tentang kebutuhan dan nilai gizi suatu makanan
dapat mempengaruhi status gizi seseorang.
f. Pemenuhan makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja akan
berakibat pemenuhan gizi menurun atau berlebih.
g. Pantangan pada makanan tertentu, sehubungan dengan makanan yang
dipandang pantas atau tidak untuk dimakan. Tahayul dan larangan yang
beragam didasarkan pada kebudayaan daerah yang berlainan. Misalnya, ada
sebagian masyarakat yang masih percaya ibu hamil tidak boleh makan ikan.
h. Selera makan juga akan mempengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan gizi.
Selera makan dipicu oleh 6nergy tubuh (missal dalam keadaan lapar) atau
pun dipicu oleh pengolahan serta penyajian makanan.
2. Faktor Tidak Langsung
a. Pendidikan keluarga
Faktor pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan menyerap
pengetahuan tentang gizi yang diperolehnya melalui berbagai informasi.
b. Faktor budaya
Masih ada kepercayaan untuk melarang memakan makanan tertentu yang
jika dipandang dari segi gizi, sebenarnya sangat baik bagi ibu hamil.
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
11/59
7
c. Faktor fasilitas kesehatan
Fasilitas kesehatan sangat penting untuk menyokong status kesehatan dan
gizi ibu hamil, dimana sebagai tempat masyarakat memperoleh informasi
tentang gizi dan informasi kesehatan lainnya, bukan hanya dari segi kuratif,
tetapi juga preventif dan rehabilitative
2.2 Status Gizi Ibu Hamil
2.2.1 Definisi Status Gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan
antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan utilisasinya. (Sedioetama, 2010)
2.2.2. Pedoman Umum Gizi Seimbang
Sebagai alat memberikan penyuluhan pangan dan gizi kepada masyarakat luas
dalam rangka memasyarakatkan gizi seimbang, pada tahun 1995 Direktorat Gizi Depkes
telah mengeluarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Pedoman ini disusun ddalam
rangka memenuhi salah satu rekomendasi Konferensi Gizi Internasional di Roma pada
tahun 1992 untuk mencapai dan memelihara kesehatan dan kesejahteraan gizi
(Nutritional Well-Being) semua penduduk yang merupakan prasyarat untuk
pembangunan sumber daya manusia. PUGS merupakan penjabaran lebih lanjur dari
pedoman ‘4 Sehat 5 Sempurna’ yang memuat pesan pesan berkaitan dengan pencegahan
baik masalah gizi kurang, maupun masalah gizi lebih yang selama 20 tahun terakhir telah
mulai menampakkan diri di Indonesia. (Almatsier S, 2004)
PUGS memuat tiga belas pesan dasar yang diharapkan dapat digunakan masyarakat
luas sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari hari yang seimbang dan
aman guna mencapai dan mempertahan status gizi dan kesehatan yang optimal. Ketiga
belas pesan dasar tersebut adalah sebagai berikut: (Almatsier S, 2004)
1. Makanlah aneka ragam makanan
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
12/59
8
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan energi
5. Gunakan garam beriodium
6. Makanlah makanan sumber zat besi
7. Berikan asi kepada bayi sampai umur empat belas bulan
8. Biasakan makan pagi
9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya
10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
11. Hindari minum-minuman beralkohol
12. Makanlah makanan aman bagi kesehatan
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas
Gambar 2.1 Pedoman menu seimbang berbentuk kerucut
2.2.3 Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
Kebutuhan gizi yang mendasar selama proses kehamilan meliputi: (Hermawan & Ayu,
2009)
1. Energi
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
13/59
9
Energi penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, plasenta, jaringan
payudara, cadangan lemak, serta untuk metabolism. Pada trimester pertama
kehamilan, ibu membutuhkan tambahan energi sebesar 180 kkal per hari
dibandingkan dengan sebelum hamil. Karena itu, meski pada masa ini
umumnya ibu hamil mengalami gejalan morning sickness, asupan makanan
harus diupayakan tetap terjaga. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah
mengonsumsi makanan padat gizi berporsi kecil dengan intensitas makan lebih
sering. Sementara itu, pada trimester kedua dan ketiga, ibu hamil membutuhkan
tambahan energi 300kkal per hari dibandingkan dengan sebelum hamil.
Pertambahan energi ini disebabkan oleh peningkatan laju metabolism basal.
Selain itu, tambahan energi juga diperlukan untuk menjaga ketersediaan
cadangan protein, pertamabahan energi ini terutama diperlukan pada 20 minggu
terakhir dari masa kehamilan, yaitu ketika pertumbuhan janin berlangsung
sangat pesat. Menurut Recommeded Daily Allowances ibu hamil memerlukan
energi sebanyak 2400 kkal sepanjang masa kehamilan.
2. Protein
Penambahan protein selama kehamilan tergantung kecepatan pertumbuhan
janinnya. Kebutuhan protein pada trimester satu hingga trimester dua kurang
dari 6 gram tiap harinya, sedangkan pada trimester tiga sekitar 10 gram tiap
harinya. Wanita yang sedang hamil membutuhkan penambahan 17 gram tiap
hari. Kebutuhan protein bisa didapat dari nabati maupun hewani. Sumber
hewani seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu. Sedangkan sumber nabati
seperti tahu, tempe dan kacang-kacangan Protein digunakan untuk:
pembentukan jaringan baru baik plasenta dan janin, pertumbuhan dan
diferensiasi sel, pembentukan cadangan darah dan persiapan masa menyusui.
3. Lemak
Lemak dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin selama dalam
kandungan sebagai kalori utama. Lemak merupakan sumber tenaga dan untuk
pertumbuhan jaringan plasenta. Selain itu, lemak disimpan untuk persiapan ibu
sewaktu menyusui. Kadar lemak akan meningkat pada kehamilan tirmester III.
4. Karbohidrat
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
14/59
10
Sumber utama untuk tambahan kalori yang dibutuhkan selama kehamilan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin adalah karbohidrat. Jenis karbohidrat
yang dianjurkan adalah karbohidrat kompleks seperti roti, serelia, nasi dan
pasta. Karbohidrat kompleks mengandung vitamin dan mineral serta
meningkatkan asupan serat untuk mencegah terjadinya konstipasi.
5. Vitamin
Wanita hamil membutuhkan lebih banyak vitamin dibandingkan wanita tidak
hamil. Kebutuhan vitamin diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan janin serta proses diferensiasi sel. Kebutuhan vitamin meliputi:
a. Asam Folat
Asam folat merupakan vitamin B yang memegang peranan penting dalam
perkembangan embrio. Asam folat juga membantu mencegah neural tube
defect , yaitu cacat pada otak dan tulang belakang. Kekurangan asam folat
dapat menyebabkan kehamilan prematur, anemia, cacat bawaan, bayi
dengan berat bayi lahir rendah (BBLR), dan pertumbuhan janin terganggu.
Kebutuhan asam folat sekitar 600-800 miligram. Ibu hamil dianjurkan
mengkonsumsi asam folat sebesar 5 mg/kg/hr (200 mg). Asam folat dapat
didapatkan dari suplemen asam folat, sayuran berwarna hijau, jeruk, buncis,
kacang-kacangan dan roti gandum.
b. Vitamin A
Vitamin A mempunyai fungsi untuk penglihatan, imunitas, pertumbuhan
dan perkembangan embrio. Kekurangan vitamin A menyebabkan kelahiran
prematur dan berat badan lahir rendah. Sumber vitamin A antara lain: buah-
buahan, sayuran warna hijau atau kuning, mentega, susu, kuning telur dan
lainnya.
c. Vitamin B
Vitamin B1, vitamin B2, niasin dan asam pantotenat yang dibutuhkan untuk
membantu proses metabolisme. Vitamin B6 dan B12 diperlukan untuk
membentuk DNA dan sel-sel darah merah. Vitamin B6 berperan dalam
metabolisme asam amino.
d. Vitamin C
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
15/59
11
Vitamin C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari kerusakan
dan dibutuhkan untuk membentuk kolagen serta menghantarkan sinyal ke
otak. Vitamin C juga membantu penyerapan zat besi di dalam tubuh. Ibu
hamil disarankan mengkonsumsi 85 miligram per hari. Sumber vitamin C
didapat dari tomat, jeruk, strawberry, jambu biji dan brokoli.
e. Vitamin D
Vitamin D berfungsi mencegah hipokalsemia, membantu penyerapan
kalsium dan fosfor, mineralisasi tulang dan gigi serta mencegah
osteomalacia pada ibu. Sumber vitamin D terdapat pada susu, kuning telur
dan dibuat sendiri oleh tubuh dengan bantuan sinar matahari.
f. Vitamin E
Vitamin E berfungsi untuk pertumbuhan sel dan jaringan serta integrasi sel
darah merah. Selama kehamilan wanita hamil dianjurkan mengkonsumsi 2
miligram per hari.
g. Vitamin K
Kekurangan vitamin K dapat mengakibatkan gangguan perdarahan pada
bayi. Pada umumnya kekurangan vitamin K jarang terjadi, karena vitamin
K terdapat pada banyak jenis makanan dan juga disintesis oleh bakteri usus.
6. Mineral
Wanita hamil juga membutuhkan lebih banyak mineral dibandingkan sebelum
hamil. Kebutuhan mineral diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan janin serta proses diferensiasi sel. Kebutuhan mineral antara
lain:
a. Zat Besi
Kebutuhan zat besi akan meningkat 200-300 miligram dan selama
kehamilan yang dibutuhkan sekitar 1040 miligram. Zat besi dibutuhkan
untuk memproduksi hemoglobin, yaitu protein di sel darah merah yang
berperan membawa oksigen ke jaringan tubuh. Selain itu, zat besi penting
untuk pertumbuhan dan metabolism energi dan mengurangi kejadian
anemia. Defisiensi zat besi akan berakibat ibu hamil mudah lelah dan rentan
infeksi, resiko persalinan prematur dan berat badan bayi lahir rendah. Untuk
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
16/59
12
mencukupi kebutuhan zat besi, ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi 30
miligram tiap hari. Efek samping dari zat besi adalah konstipasi dan nausea
(mual muntah). Zat besi baik dikonsumsi dengan vitamin C, dan tidak
dianjurkan mengkonsumsi bersama kopi, the, dan susu. Sumber alami zat
besi dapat ditemukan pada daging merah, ikan, kerang, unggas, sereal, dan
kacang-kacangan.
b. Zat Seng
Zat seng digunakan untuk pembentukan tulang selubung syaraf tulang
belakang. Resiko kekurangan seng menyebabkan kelahiran prematur dan
berat bayi lahir rendah. Kebutuhan seng pada ibu hamil sekitar 20 miligram
per hari. Sumber makanan yang mengandung seng antara lain: kerang,
daging, kacang-kacangan, sereal.
c. Kalsium
Ibu hamil membutuhkan kalsium untuk pembentukan tulang dan gigi,
membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi, serta
mengantarkan sinyal syaraf, kontraksi otot dan sekresi hormon. Kebutuhan
kalsium ibu hamil sekitar 1000 miligram per hari. Sumber kalsium didapat
dari ikan teri, susu, keju, udang, sarden, sayuran hijau dan yoghurt.
d. Yodium
Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi yodium sekitar 200 miligram dalam
bentuk garam beryodium. Kekurangan yodium dapat menyebabkan
hipotirodisme yang berkelanjutan menjadi kretinisme.
e. Fosfor
Fosfor berperan dalam pembentukan tulang dan gigi janin serta kenaikan
metabolisme kalsium ibu. Kekurangan fosfor akan menyebabkan kram pada
tungkai.
f. Fluor
Fluor diperlukan tubuh untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Kekurangan
fluor menyebabkan pembentukan gigi tidak sempurna. Fluor terdapat dalam
air minum.
g. Natrium
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
17/59
13
Natrium berperan dalam metabolisme air dan bersifat mengikat cairan
dalam jaringan sehingga mempengaruhi keseimbnagan cairan tubuh pada
ibu hamil. Kebutuhan natrium meningkat seiring dengan meningkatnya
kerja ginjal. Kebutuhan natrium ibu hamil sekitar 3,3 gram per minggu.
Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang
sering kali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti zat
besi dan kalsium. Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-
kira 84.000 kalori selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini perlu tambahan ekstra
sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama hamil. Ibu hamil dianjurkanmengkonsumsi makanan yang beraneka ragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan
yang satu akan dilengkapi oleh zat gizi dari makanan lainnya.
2.2.4. Pengukuran Status Gizi Pada Ibu Hamil
Status gizi ibu hamil dapat di ukur dengan beberapa cara:
1. Timbang berat badan
Kenaikan Berat Badan sebagai ukuran sekaligus pengawasan bagi
kecukupan gizi ibu hamil bisa dilihat dari kenaikan berat badannya. Pertambahan
berat badan ibu merupakan pencerminan dari status gizi ibu hamil. Bertambahnya
berat badan ibu sangat berarti sekali bagi kesehatan ibu dan janin. (Sitorus,1999)
Penambahan berat badan ibu semasa kehamilan menggambarkan laju
pertumbuhan janin dalam kandungan. Pada usia kehamila n trimes ter I
laju pertambahan berat badan ibu belum tampak nyata karena pert umbu han janin belum pesat , tetapi memasuki usia kehamilan trimester II
laju pertumbuhan janin mulai pesat dan pertambahan berat badan ibu juga mulai
pesat (Sjahmien Moehji, 2003)
Depkes RI (2000), menganjurkan kenaikan normal bagi ibu hamil
sebesar 7-12 Kg.Yang perlu diketahui bahwa bertambahnya berat karena hasil
konsepsi yaitu janin, plasenta, dan cairan amnion.
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
18/59
14
Jaminan terbaik dari konsumsi kalori yang cukup selama hamil adalah
peningkatan berat badan sesuai dengan pertambahan usia kehamilan. Menurut Prenatal
Nutrition Guidelines for Health Professionals yang dipublikasi oleh Kementrian Kesehatan
Kanada, standar peningkatan berat badan menurut trimester adalah seperti berikut
dengan catatan peningkatan berat badan pada trimester pertama adalah 0.5-2.2 kg (1.1-
4.4 lbs): (Kementrian Kesehatan Kanada, 2010)
Pre-pregnancy BMI
Mean rate of weight gain in
2nd and 3rd trimester
Recommended total
weight gain
kg/week lb/week kg lbs
BMI
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
19/59
15
Antropometri yang paling sering digunakan untuk menilai status gizi ibu hamail yaitu
LLA (Lingkar Lengan Atas). Pengukuran LLA adalah salah satu cara untuk mengetahui
resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Wanita Usia Subur (WUS). Tujuan pengukuran
LLA mencakup masalah WUS baik ibu hamil maupun calon ibu, masyarakat umum dan
peran petugas lintas sektoral (Depkes RI, 2008). Adapun tujuan tersebut adalah :
a. Mengetahui resiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk
menepis wanita yang mempunyai resiko melahirkan Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR).
b. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperandalam pencegahan dan penanggulangan KEK.
c. Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan
peningkatan kesejahteraan ibu dan anak
d. Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi
WUS yang menderita KEK.
e. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang
menderita KEK.
Ambang batas LLA WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila
ukuran LLA kurang 23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan
diperkirakan akan melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). BBLR mempunyai resiko
kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak (I
Dewa Nyoman, 2002)
2.2.5. Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
Pengaturan zat gizi selama kehamilan mulai dari trimester pertama, trimester kedua,
sampai trimester ketiga perlu diperhatikan. Beberapa tujuan pengaturan gizi selama
kehamilan adalah: (Hermawan & Ayu, 2009)
1. Ibu hamil dan janin tercukupi kebutuhan zat gizinya (energi, protein bernilai
biologi tinggi, vitamin, mineral, dan cairan).
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
20/59
16
2. Status gizi ibu hamil normal sehingga dapat menjalani kehamilan dengan
baik dan aman, serta bayi yang dilahirkan sehat secara fisik dan mental.
3. Makanan yang dikonsumsi membentuk lebih banyak jaringan tubuh, bukan
lemak.
4. Masalah kurangnya asupan makanan karena mual dan muntah dapat
teratasi.
5. Masalah ibu hamil yang menderita diabetes, anemia, hipertensi dapat diatur
makanannya sehingga tidak menyulitkan selama kehamilan.
Pada kehamilan trimester pertama umur kehamilan 0-3 bulan umumnya timbul
keluhan-keluhan seperti rasa mual, ingin muntah, pusing-pusing, selera makan
berkurang sehingga timbul kelemahan dan malas beraktivitas. Pada saat ini belum
diperlukan tambahan kalori, protein, mineral serta vitamin yang berarti karena janin
belum tumbuh dengan pesat dan kebutuhan gizi dapat disamakan dengan keadaan
sebelum hamil, tetapi yang perlu diperhatikan adalah bahwa ibu hamil harus tetap
makan agar tidak terjadi gangguan pencernaan, bentuk makanan biasa, dan untuk
menghindari rasa mual dan muntah porsi makanan kecil akan tetapi frekuensi makan
sering. Energi serta gizi pada saat seperti ini hanya diperlukan untuk memelihara
kesehatan serta vitalisnya, disampng tentunya mensuplai kebutuhan janin yang
sedang diproses. Asupan makanan pada ibu hamil trimester pertama sebaiknya
makanan dipilih yang mudah dicerna, buah-buahan segar dan sayuran hijau, porsi
makanan sedikit, tetapi dengan frekuensi sering, bila kurang selera makan nasi, dapat
diganti dengan kentang, macaroni, mie atau jajanan lain yang bergizi. (David H & Etti
S, 2013).
Pada trimester kedua mulai dibutuhkan tambahan kalori untuk pertumbuhan
serta perkembangan janin serta untuk mempertahankan kesehatan si ibu. Pada saat
ini muntah sudah berkurang atau tidak ada, nafsu makan bertambah, perkembangan
janin sangat pesat bukan saja tubuhnya tetapi juga susunan saraf otak (kurang lebih
90%). Oleh karena pertumbuhan janin yang pesat di mana jaringan otak menjadi
perhatian utama maka ibu hamil memerlukan protein dan zat gizi lain seperti
galaktosa yang ada pada susu sehingga dianjurkan untuk minum susu 400 cc. Yang
perlu diperhatikan pada trimester kedua ini adalah hendaknya lebih banyak memakan
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
21/59
17
bahan makanan sumber protein (zat pembangun), agar janin mengalami
pertumbuhan yang baik. Bahan makanan sumber protein adalah ikan, daging, telur,
kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tempe, tahu, dan lainlain. Selain
protein, zat-zat pengatur juga diperlukan. Vitamin dan mineral merupakan zat
pengatur yang banyak terdapat pada buah dan sayuran. Perlu diperhatikan, bila ibu
mengalami bengkak-bengkak pada kaki, hendaknya konsumsi garam dan makanan
perlu dikurangi. Bahan makanan yang banyak mengandung garam antara lain Instansi
Noodle, Margarine, mentega, kecap, dan lain-lain. Untuk itu bahan makanan tersebut
hendaknya dibatasinya. (David H & Etti S, 2013)
Trimester ketiga, pada saat ini nafsu makan sudah baik sekali cenderung untuk
merasa lapar terus menerus sehingga perlu diperhatikan agar tidak terjadi
kegemukan. Pada masa ini diperlukan makanan dengan nilai biologis yang tinggi serta
memadai untuk mencukupi segala yang dibutuhkan. Secara garis besar makanan pada
trimester ketiga sama dengan makanan pada trimester kedua, tetapi hendaknya
jangan terlalu banyak, agar ibu terhindar dari kegemukan. (David H & Etti S, 2013)
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
22/59
18
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
kerangka konsep dalam penelitian “Hubungan Kualitas Diet dengan Status Gizi Ibu Hamil
Pada Trimester I dan II di Kecamatan Medan Amplas” dapat digambarkan sebagai berikut:
Variabel Independen Variabel Dependen
Pendidikan
Status Ekonomi
Pengetahuan
Pola makan
Status Gizi
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
23/59
19
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
24/59
20
3.2 Definisi Operasional
Sesuai dengan masalah, tujuan, dan model penelitian, maka yang menjadi
variabel dalam penelitian beserta dengan definisi operasionalnya sebagai berikut:
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Instrumen Hasil Skala
Pengetahuan Suatu pemahaman ibu hamil
tentang makanan yang
meliputi pengetahuan ibu
tentang pola makan, dan
jenis makanan yang
dikonsumsi ibu hamil
wawancara kuesioner 1. Baik: 76-100%
2. Cukup: 56-75%
3. Kurang: 41-
55%
4. Tidak baik:
2400 kkal
Ordinal
Status
Ekonomi
Suatu keadaan yang
menunjukan pada
kemampuan finansial
keluarga dan perlengkapan
material yang dimiliki
wawancara kuesioner 1. < Rp1 juta
2. Rp1juta-
Rp2,5juta
3. > Rp2,5juta
Ordinal
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
25/59
21
3.3. Hipotesis
Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya maka hipotesis yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
Ada hubungan antara kualitas diet dengan status gizi ibu hamil.
Status gizi Status gizi adalah keadaan
tubuh yang merupakan
hasil akhir dari
keseimbangan antara zat
gizi yang masuk ke dalam
tubuh dan utilisasinya
Pengukuran
langsung
Meteran
Alat
penimbang
1.LLA:
- 23,5 = normal
2.Berdasarkn
peningkatan
selama kehamilan
- Normal- 0,2-
0,5kg/minggu
-Kurang
0,5kg/minggu
Ordinal
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
26/59
22
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik, yaitu dengan menggunakan
desain cross sectional untuk mengumpulkan data penelitian pada saat itu juga atau
bersamaan. Dengan satu kali pengamatan pada rentang waktu tertentu, dapat
menganalisis sejauh mana Hubungan Kualitas diet dengan Status Gizi pada Ibu
Hamil Pada Trimester I dan II di Kecamatan Medan Amplas.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dan dilaksanakan di
Kecamatan Medan Amplas.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Kecamatan Medan Amplas.
4.3.2. Sampel
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 orang yang terdiri dari ibu hamil
trimester I dan II di Kecamatan Medan Amplas. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah total sampling.
4.4. Pengumpulan Data
4.4.1 Jenis Data
Jenis data adalah data primer yang meliputi identitas responden pengetahuan,
tingkat pendidikan, pola makan, asupan gizi, status ekonomi, indeks massa tubuh dan
lingkar lengan ibu hamil. Data ini diperoleh dengan cara wawancara dan pengkuran
langsung pada ibu hamil.
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
27/59
23
4.4.2. Cara Pengambilan Data
1. Data identitas responden diperoleh dengan wawancara terstruktur
menggunakan kuesioner kepada responden.
2. Data kualitas diet pada ibu hamil, diperoleh dengan wawancara terstruktur
menggunakan kuesioner kepada ibu hamil tersebut.
3. Data status gizi pada ibu hamil diperoleh dengan pengukuran langsung berat
badan dan pengukuran lingkar lengan atas pada ibu hamil.
4.5. Langkah-Langkah Penelitian
4.5.1. Instrumen Penelitian
1. Formulir identitas diri responden: Digunakan untuk mengetahui identitas
diri responden yang meliputi nama, usia kehamilan dan alamat rumah.
2. Formulir kualitas diet responden dan program Nutri Survey, digunakan
untuk mengetahui jenis dan kualitas diet ibu hamil.
3. Meteran dan alat penimbang: digunakan untuk mengetahu LILA dan berat
badan.
4. Komputer dengan program SPSS: Program SPSS digunakan untuk analisis
data.
4.5.2 Alat-Alat Penelitian
1. Buku catatan.
2. Kuesioner tentang kualitas diet pada ibu hamil3. Alat tulis
4. Alat penimbang
5. Meteran
4.6 Pengolahan dan Analisa Data
Pengolahan dan analisa data pada penelitian ini menggunakan program statistik
SPSS.
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
28/59
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
29/59
25
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Ibu dan Usia Kehamilan
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi umur dan usia kehamilan ibu hamil.
Variabel N %
Usia Ibu Hamil
< 20 Tahun 0 0
20-35 Tahun 58 96,7
>35 Tahun 2 3,3
Usia Kehamilan
Trimester ke-1 8 13,3
Trimester ke-2 25 41,7
Jumlah 60 100
Berdasarkan tabel 5.1, kelompok usia ibu hamil tertinggi terdapat pada
kelompok umur 20-35 tahun yaitu sebesar 96,7%, dan terkecil pada kelompok usia
>35 tahun yaitu sebesar 3,3%. Rata-rata atau mean umur responden yang diteliti
adalah 27 tahun dengan standar devasi 4,2 tahun (27±4,2 tahun). Ditinjau dari usia
kehamilan pada tabel 5.1, distribusi ibu hamil dengan usia kehamilan yang tertinggi
adalah pada kelompok trimester kedua yaitu sebesar 41,7%.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu.
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan pendidikan terakhir.
No. Pendidikan Terakhir N %
1. SD 4 6.70
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
30/59
26
2. SMP 13 21.7
3.SMA/SMK
42 70.0
4. Perguruan Tinggi 1 1.70
Jumlah 60 100
Ditinjau dari pendidikan ibu hamil pada tabel 5.2, diketahui bahwa sebagian besar
ibu hamil di wilayah Puskesmas Medan Amplas mendapat pendidikan terakhir dari SMA
yaitu sebanyak 42 responden (70%).
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Keluarga
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Pendapatan Keluarga per
Bulan
No. Pendapatan Keluarga per Bulan N %
1. < Rp. 1.000.000,00 juta 0 0
2. Rp. 1.000.000,00-2.500.000,00 juta 51 85.0
3. > Rp. 2.500.000,00 juta 9 9.0
Jumlah 60 100
Berdasarkan tabel 5.3, sebanyak 51 orang ibu hamil memiliki pendapatan
keluarga antara Rp. 1.000.000,00-2.500.000,00 juta dan 9 orang mempunyai pendapatan
di atas Rp. 2.500.000,00 juta.
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
31/59
27
No. Tingkat Pengetahuan N %
1. Baik 25 41.7
2. Cukup 26 43.3
3. Kurang 3 5
4. Buruk 6 10
Jumlah 60 100
Data pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa ibu hamil memiliki tingkat pengetahuan
baik sebanyak 25 orang yaitu 41.7%, 26 orang memiliki tingkat pengetahuan yang cukup
sebanyak 43.3%, 3 orang ibu hamil memiliki pengetahuan yang kurang sebanyak 5% dan
bagi tingkat pengetahuan yang buruk sebanyak 6 orang yaitu 10%. Data lengkap distribusi
jawaban kuesioner responden pada setiap pertanyaan dapat dilihat pada tabel 5.5.
Tabel 5.5 Distribusi jawaban kuesioner responden pada setiap pertanyaan
No Pertanyaan pengetahuan Jawaban responden
Benar Salah
N % N %
1. Apakah fungsi makanan? 54 90 6 10
2. Makanan yang tidak bersih dapat
menimbulkan penyakit?
36 59 24 41
3. Kekurangan vitamin A dapat
menimbulkan penyakit?
55 90,2 5 9,8
4. Makanan sumber energi terdiri dari? 41 67,2 19 32,8
5. Makanan 4 Sehat 5 Sempurna adalah? 52 85,2 18 14,8
6. Sumber protein hewani adalah? 27 44,3 33 55,7
7.Sumber protein nabati adalah?
53 86,9 7 13,1
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
32/59
28
8. Buahan-buahan yang banyak
mengandung vitamin C adalah?
37 60,7 23 39,3
9. Gizi yang dibutuhkan selama
kehamilan adalah?
32 52,5 28 47,5
10. Kekurangan gizi selama kehamilan
adalah?
38 62,3 22 37,7
Berdasarkan tabel diatas didapatkan pertanyaan yang paling banyak dijawab
benar adalah pertanyaan nomor 1 yaitu sebanyak 54 responden (90%). Sedangkan
pertanyaan yang paling banyak dijawab salah adalah pertanyaan nomor 6 yaitu sebanyak
33 responden (55,7%).
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pola Makan
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola Makan
No. Pola Makan (Energi dalam kkal) N %
1. < 2400 54 90
2. > 2400 6 10
Jumlah 60 100
Tabel 5.6 menunjukkan pola makan ibu hamil bahwan sebanyak 54 orang (90%) tidak
mempunyai energi (kkal) yang mencukupi yang diperlukan kehamilan. Sedangkan Cuma 6
orang (10%) ibu hamil yang memenuhi kriteria energi cukup.
6. Karakteristik Responden Berdasarkan Lingkar Lengan Atas (LILA)
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lingkar Lengan Atas (LILA).
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
33/59
29
No. LILA (cm) N %
1. < 23.5 26 43.3
2. ≥ 23.5 34 56.7
Jumlah 60 100
Tabel 5.7 menunjukkan LILA ibu hamil yang ≥ 23,5 cm sebanyak 34 orang yaitu 56.7%
manakala 26 orang ibu hamil memiliki LILA di < 23,5 cm sebanyak 43.3%.
7. Karakteristik Responden Berdasarkan Berat Badan
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Kenaikan Berat Badan per
Minggu.
No. Kenaikan Berat Badan per Minggu N %
1. < 0,2 kg / minggu 9 15
2. 0,2 - 0,5 kg / minggu 36 60
3. > 0,5 kg / minggu 15 25
Jumlah 60 100
Tabel 5.8 menunjukkan distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan kenaikan
berat badan per minggu. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 36 orang
(60%) ibu hamil mengalami kenaikan 0,2-0,5 kg per minggu selama kehamilan
sehingga trimester kedua.
5.1.3 Tabulasi Silang
1. Tabulasi Silang Pendidikan dengan Lingkar Lengan Atas
Tabel 5.9 Tabulasi Silang Pendidikan Dengan Lingkar Lengan Atas
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
34/59
30
LILA Total
f (%)
Pendidikan Kurang
f (%)
Normal
f (%)
Rendah
Tinggi
8 (13,3) 9 (15) 17 (18,3)
18 (30) 15 (41,7) 43 (71,7)
Total 26 (43,3) 34 (56,7) 60 (100.0)
Dari tabel 2x2 di atas, terdapat 8 (13,3%) responden yang berpendidikan
rendah memiliki lingkar lengan atas yang kurang dan 18 (30%) responden yang
berpendidikan tinggi memiliki lingkar lengan atas yang kurang.
2. Tabulasi Silang Pendidikan Dengan Peningkatan Berat Badan per Minggu
Tabel 5.10 Tabulasi Silang Pendidikan Dengan Peningkatan Berat Badan
per Minggu
Peningkatan BB/ minggu Total
f (%)
Pendidikan Kurang
f (%)
Normal
f (%)
Rendah
Atas
3 (5) 14 ( 23,3) 17 (28,3)
6 (10) 37 (61,7) 43 (71,7)
Total 9 (15) 51 (85) 60 (100.0)
Dari tabel 2x2 di atas, terdapat 3 (5%) responden yang berpendidikan rendah
mengalami peningkatan berat badan yang kurang dan 6 (10%) responden yang
berpendidikan tinggi mengalami peningkatan berat badan yang kurang.
3. Tabulasi Silang Sosio Ekonomi dengan Lingkar Lengan Atas
Tabel 5.11 Tabulasi Silang Sosio Ekonomi dengan Lingkar lengan Atas
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
35/59
31
LILA Total
f (%)
Sosio Ekonomi Kurang
f (%)
Normal
f (%)
< Rp.2,5 Juta
≥ Rp. 2,5 Juta
21 (35) 30 (50) 51 (85)
5 (8,3) 4 (6,7) 9 (15)
Total 26 (43,3) 34 (56,7) 60 (100.0)
Dari tabel 2x2 di atas, terdapat 21 (35%) responden yang berpendapatan
dibawah Rp 2,5 Juta memiliki lingkar lengan atas yang kurang dan 5 (8,3%)
responden yang berpendapatan ≥ Rp. 2,5 Juta memiliki lingkar lengan atas yang
kurang.
4. Tabulasi Silang Sosio Ekonomi Dengan Peningkatan Berat Badan per Minggu
Tabel 5.12 Tabulasi Silang Sosio Ekonomi Dengan Peningkatan Berat
Badan per Minggu
Peningkatan BB/ minggu Total
f (%)
Sosio Ekonomi Kurang
f (%)
Normal
f (%)
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
36/59
32
LILA Total
f (%)
Pengetahuan Kurang
f (%)
Normal
f (%)
Tidak baik
Baik
5 (8,3) 4 ( 6,7) 9 (15)
21 (35) 30 (50) 51 (85)
Total 26 (43,3) 34 (56,7) 60 (100.0)
Dari tabel 2x2 di atas, terdapat 5 (8,3%) responden dengan tingkat
pengetahuan tidak baik yang memiliki lingkar lengan atas yang kurang dan 21
(35%) responden dengan tingkat pengetahuan baik yang memiliki lingkar lengan
atas yang kurang
6. Tabulasi Silang Pengetahuan Dengan Peningkatan Berat Badan Per Minggu
Tabel 5.14 Tabulasi Silang Pengetahuan Dengan Peningkatan Berat Badan
Per Minggu
Peningkatan BB/ minggu Total
f (%)
Pengetahuan Kurang
f (%)
Normal
f (%)
Tidak baik
Baik
3 (5) 6 ( 10) 9 (15)
6 (10) 45 (75) 51 (85)
Total 9 (15) 51 (85) 60 (100.0)
Dari tabel 2x2 di atas, terdapat 3 (5%) responden dengan tingkat pengetahuan
tidak baik yang mengalami peningkatan berat badan per minggu yang kurang dan
6 (10%) responden dengan tingkat pengetahuan baik yang mengalami peningkatan
berat badan per minggu yang kurang.
7. Tabulasi Silang pola makan dengan Lingkar lengan Atas
Tabel 5.15 Tabulasi Silang pola makan dengan Lingkar lengan Atas
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
37/59
33
LILA Total
f (%)
Energi (Kkal) Kurang
f (%)
Normal
f (%)
< 2400
≥ 2400
24 (40) 30 ( 50) 54 (90)
2 (3,3) 4 (6,7) 6 (10)
Total 26 (43,3) 34 (56,7) 60 (100.0)
Dari tabel 2x2 di atas, terdapat 24 (40%) responden dengan asupan energi <
2400 Kkal yang memiliki lingkar lengan atas yang kurang dan 2 (3,3%) responden
dengan asupan energi ≥ 2400 Kkal yang memiliki lingkar lengan atas yang kurang.
8. Tabulasi Silang Pola Makan Dengan Peningkatan Berat Badan Per Minggu
Tabel 5.16 Tabulasi Silang Pola Makan Dengan Peningkatan Berat Badan
Per Minggu
Peningkatan BB/ minggu Total
f (%)
Energi (Kkal) Kurang
f (%)
Normal
f (%)
< 2400
≥ 2400
8 (13,3) 46 ( 76,7) 54 (90)
1 (1,7) 5 (8,3) 6 (10)
Total 9 (15) 51 (85) 60 (100.0)
Dari tabel 2x2 di atas, terdapat 8 (13,3%) responden dengan asupan energi <
2400 Kkal yang mengalami peningkatan berat badan per minggu yang kurang dan
1 (1,7%) responden dengan asupan energi ≥ 2400 Kkal yang mengalami
peningkatan berat badan per minggu yang kurang.
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
38/59
34
5.2 Hasil Uji Analisa
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kualitas diet dengan status
gizi ibu hamil pada penelitian ini, digunakan uji Fisher’s Exact Test.
1. Hubungan Pendidikan Dengan Ukuran Lingkar Lengan Atas
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .134a 1 .714
Continuity Correctionb .006 1 .939
Likelihood Ratio .134 1 .715
Fisher's Exact Test .777 .467
Linear-by-Linear
Association
.132 1 .717
N of Valid Cases 60
Nilai significancy atau p value yang didapat adalah 0,777 dan 0,467. Nilai ini lebih
besar 0,05 yang berarti Ho diterima, yakni tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan
Lingkar lengan atas pada ibu hamil pada penelitian ini.
2. Hubungan Pendidikan Dengan Peningkatan Berat Badan Dalam Seminggu
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .130a 1 .718
Continuity Correctionb .000 1 1.000
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
39/59
35
Likelihood Ratio .127 1 .722
Fisher's Exact Test .704 .499
Linear-by-Linear
Association
.128 1 .720
N of Valid Cases 60
Nilai significancy atau p value yang didapat adalah 0,704 dan 0,499. Nilai
ini lebih besar 0,05 yang berarti Ho diterima, yakni tidak terdapat hubungan antara
pendidikan dengan peningkatan berat badan per minggu pada ibu hamil pada
penelitian ini.
3. Hubungan Status Ekonomi Dengan Ukuran Lingkar Lengan Atas
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .644a 1 .422
Continuity Correctionb .192 1 .662
Likelihood Ratio .638 1 .424
Fisher's Exact Test .482 .328
Linear-by-Linear
Association
.633 1 .426
N of Valid Cases 60
Nilai significancy atau p value yang didapat adalah 0,482 dan 0,328. Nilai
ini lebih besar 0,05 yang berarti Ho diterima, yakni tidak terdapat hubungan antara
sosio ekonomi dengan Lingkar lengan atas pada ibu hamil pada penelitian ini.
4. Hubungan Status Ekonomi Dengan Peningkatan Berat Badan Dalam Seminggu
Chi-Square Tests
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
40/59
36
Value Df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .433a 1 .510
Continuity Correctionb .023 1 .879
Likelihood Ratio .396 1 .529
Fisher's Exact Test .612 .407
Linear-by-Linear
Association
.426 1 .514
N of Valid Cases 60
Nilai significancy atau p value yang didapat adalah 0,612 dan 0,407. Nilai
ini lebih besar 0,05 yang berarti Ho diterima, yakni tidak terdapat hubungan antara
sosio ekonomi dengan peningkatan berat badan per minggu pada ibu hamil pada
penelitian ini.
5. Hubungan Pengetahuan Dengan Ukuran Lingkar Lengan Atas
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .644a 1 .422
Continuity Correctionb .192 1 .662
Likelihood Ratio .638 1 .424
Fisher's Exact Test .482 .328
Linear-by-Linear
Association
.633 1 .426
N of Valid Cases 60
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
41/59
37
Nilai significancy atau p value yang didapat adalah 0,482 dan 0,328. Nilai
ini lebih besar 0,05 yang berarti Ho diterima, yakni tidak terdapat hubungan antara
pengetahuan dengan Lingkar lengan atas pada ibu hamil pada penelitian ini.
6. Hubungan Pengetahuan Dengan Peningkatan Berat Badan Dalam Seminggu
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 2.791a 1 .095
Continuity Correctionb 1.356 1 .244
Likelihood Ratio 2.322 1 .128
Fisher's Exact Test .125 .125
Linear-by-Linear
Association
2.745 1 .098
N of Valid Cases 60
Nilai significancy atau p value yang didapat adalah 0,125 dan 0,125. Nilai
ini lebih besar 0,05 yang berarti Ho diterima, yakni tidak terdapat hubungan antara
pengetahuan dengan peningkatan berat badan per minggu pada ibu hamil pada
penelitian ini.
7.Hubungan Pola Makan Dengan Ukuran Lingkar Lengan Atas
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .271a 1 .602
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
42/59
38
Continuity Correctionb .008 1 .931
Likelihood Ratio .278 1 .598
Fisher's Exact Test .689 .472
Linear-by-Linear
Association
.267 1 .605
N of Valid Cases 60
Nilai significancy atau p value yang didapat adalah 0.689 dan 0.472. Nilai ini lebih
besar 0,05 yang berarti Ho diterima, yakni tidak terdapat hubungan antara pola makan
dengan Lingkar lengan atas pada ibu hamil pada penelitian ini.
8. Hubungan Pola Makan Dengan Peningkatan Berat Badan Dalam Seminggu
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .015a 1 .904
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .014 1 .905
Fisher's Exact Test 1.000 .640
Linear-by-LinearAssociation
.014 1 .905
N of Valid Cases 60
Nilai significancy atau p value yang didapat adalah 1,000 dan ,640. Nilai ini
lebih besar 0,05 yang berarti Ho diterima, yakni tidak terdapat hubungan antara pola
makan dengan peningkatan berat badan per minggu pada ibu hamil pada penelitian
ini.
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
43/59
39
5.3 Pembahasan
5.3.1. Tingkat pendidikan
Berdasarkan penelitian ini didapatkan tidak ada hubungan antara tingkat
pendidikan dengan status gizi pada ibu hamil di Kecamatan Medan Amplas. Hal ini
berbeza dengan penelitian yang dilakukan oleh Iwona Bojar et al, di Polandia pada tahun
2011 terdapat hubungan yang signifikan pada wanita hamil yang menjalani pendidikan
SMP dan SMA. Mereka mempunyai kualitas diet yang lebih baik dibandingkan dengan ibu
hamil yang hanya mengikuti pendidikan sampai SD saja maupun yang tidak memiliki
pendidikan. (Iwona, 2011).
5.3.2. Sosial ekonomi
Berdasarkan penelitian ini didapatkan tidak ada hubungan antara status
ekonomi dengan status gizi pada ibu hamil di Kecamatan Medan Amplas hal ini sesuai
dengan penelitian pada ahun 2013 dengan total subjek 98 orang didapati bahwa tidak
terdapat hubungan status sosial dengan status gizi (Muslihah, 2013). Namun pada
penelitian yang dilakukan oleh Fowless pada tahun 2011 di Amerika Serikat, didapati
wanita hamil dengan sosioekonomi yang rendah mempunyai pengetahuan yang lebih
akurat tentang jumlah hidangan makanan yang dianjurkan (buah-buahan, sayur-sayuran,
daging, dan produk susu) dan mengkonsumsi daging dan produk susu pada jumlah yang
lebih akurat dibandingkan dengan wanita hamil dengan status sosioekonomi yang lebih
tinggi. Ini dikarenakan pada tiap kunjungan ke bidan, wanita hamil ini diberi penjelasanyang lengkap tentang nutrisi. Sedangkan wanita hamil dengan sosioekonomi yang lebih
tinggi mengeluhkan bahwa mereka tidak lagi diberikan edukasi nutrisi selama kehamilan
setelah kunjungan pertama kehamilan di dokter kandungan pribadi
( Fowless, 2011).
5.3.3. Tingkat Pengetahuan
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
44/59
40
Dari penelitian ini tidak ditemukan hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
status gizi ibu hamil. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh anastasia et
al di puskesmas bahu kota Manado pada tahun 2013 terhadap ibu hamil dengan total
subjek 40 orang, didapati bahwa adanya hubungan pengetahuan ibu hamil dengan status
gizi selama kehamilan hasil pengetahuan baik. (Anastasia et al, 2013)
5.3.4. Pola makan
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara pola makan denganstatus gizi ibu hamil. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Fowless pada tahun
2011 di Amerika Serikat dengan 118 wanita hamil sebagai sampel. Didapati pola makan
mempengaruhi kualitas diet ibu hamil dan selanjutnya akan berefek terhadap status gizi
ibu hamil. Pola makan yang tidak baik seperti tidak makan pada waktunya dan sering
makan di restoran makanan segera sangat mempengaruhi kualitas diet. Ibu hamil yang
lebih sedikit mengkonsumsi buah-buahan dan makanan yang mengandungi total kalori
yang banyak memiliki kualitas diet yang buruk (Fowless, 2011).
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
45/59
41
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pendidikan terakhir ibu hamil paling banyak ditemukan pada tingkat SMA
yaitu sebanyak 42 orang (70%).
2. Pendapatan keluarga perbulan paling banyak ditemukan antara Rp. 1 juta –
Rp. 2.5 juta yaitu sebanyak 51 orang (85%).
3. Tingkat pengetahuan ibu hamil paling banyak ditemukan pada tingkat
cukup yaitu sebanyak 26 orang (43,3%).
4. Pola makan ibu hamil paling banyak ditemukan pada asupan energi
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
46/59
42
11. Pada penelitian ini, tidak ditemukan hubungan antara kualitas diet
(pendidikan, sosio ekonomi, pengetahuan, dan pola makan) dengan status
gizi (LILA dan peningkatan BB per minggu) pada ibu hamil di Kecamatan
Medan Amplas.
6.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dijalankan, maka dapat diungkapkan beberapa
saran yang mungkin bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini,
yaitu :
1. Bagi ibu hamil yaitu dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang
kualitas diet dan dampaknya terhadap status gizi ibu hamil.
2. Bagi petugas kesehatan agar dapat sering turun ke lapangan untuk memberikan
penyuluhan dan informasi tentang gizi yang sehat terhadap ibu yang hamil,
promosi kesihatan ini harus dilakukan secara rutin minimal sebulan sekali.
3. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat menambah baik penelitian, dengan
meningkatkan jumlah sampel dan memperpanjang periode penelitian.
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
47/59
43
DAFTAR PUSTAKA
1. Aisyah Susanti, Rusnoto, Nur Asiyah. Budaya Pantang Makan, Status
Ekonomi dan Pengetahuan Zat Gizi Ibu Hamil Trimester II dengan
Status Gizi. 2013.
2. Almatsier S. 2004.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta. Hal. 290-2
3. Anastasia et al., 2013.Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil dengan
Status Gizi Selama Kehamilan di Puskesmas Bahu Kota Manado, Ejurnal
Keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1.
4. David H. Simanjuntak dan Etti Sudaryati. 2013. Gizi Pada Ibu Hamil Dan
Menyusui. Universitas Sumatera Utara. Hal: 78-82
5. Depkes RI. 2000. Pedoman Umum Gizi Seimbang (Panduan Untuk
Petugas). Jakarta: Departemen Kesehatan
6. Depkes RI. 2005. Anemia Gizi dan Tabelt Tambah Darah (TTD) untuk
Wanita Usia Subur (WUS). Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat. Dorektorat
Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
7. Depkes RI. 2003. Program Penanggulangan Anemia pada Wanita Usia
Subur (WUS). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
8. Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta: Departemen
Kesehatan.
9. Fowles. 2011. Predictors of Dietary Quality in Low-Income Pregnant
Women: A Path Analysis, Nurs Res, 60(5): 286 – 294
10. Gao Hayue et al. 2013. Dietary Intake and Food Habits of Pregnant Women
Residing in Urban and Rural Areas of Deyang City, Sichuan Province,
China. Nutrients, Vol. 5,2933-2954
11. Hermawan, Ayu. 2009. Solusi Sehat Seputar Kehamilan. PT
Agromedia Pustaka. Jakarta
12. I Dewa Nyoman, Supariasa, et al. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
48/59
44
13. Minister of Health Canada. Prenatal Nutrition Guidelines for Health
Professionals: Gestational Weight Gain. Health Canada. 2010. Cited from:
http://www.hc-sc.gc.ca/fn-an/alt_formats/pdf/nutrition/prenatal/ewba-
mbsa-eng.pdf
14. Muslihah dkk, Kualitas Diet dan Hubungannya dengan Pengetahuan Gizi,
Status Sosial Ekonomi dan Status Gizi, Jurnal Gizi dan Pangan, Maret 2013,
8(1): 71 — 76
15. MOST, USAID Micronutrient Program. 2004. A Strategic Approach to
anemia Control Program. MOST, USAID, Micronutrient Program,
Arlington, Virginia, USA.
16. Nasional Pangan dan Gizi VI, 1998. Pangan dan Gizi Masa Depan:
Meningkatkan Produktifitas dan Daya Saing Bangsa. Jakarta.
17. Riskesdas. 2007. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
18. Riskesdas. 2013. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
19. Sediaoetama. 2010. Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jakarta: Dian
Rakjat
20. Sjahmien, Moehji. 2003 Ilmu gizi I: Penanggulangan gizi buruk. Jakarta:
Papas Sinar Sinanti Bhratara.
21. Sitorus, Ronald H. et al . 1999. Pedoman Perawatan Kesehatan Ibu dan Janin
Selama Kehamilan.
22. U.Ramakrishnan et al., 2012. Effect of Woman’s Nutrition before and
during early pregnancy on matenal and infant outcomes : A systematic
review. Blackwell Publishing Ltd, Pediatric and Perinatal Epidemiology. 26
(Suppl 1);285-301.
23. World Health Organization (WHO). WHO Global Database on Anaemia.
Geneva, World Health Organization, 2008.
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
49/59
45
Lampiran
pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
SD 4 6.7 6.7 6.7
SMP 13 21.7 21.7 28.3
SMA 42 70.0 70.0 98.3
PT 1 1.7 1.7 100.0
Total 60 100 100.0
Pendapatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1jt-2,5jt 51 85.0 85.0 85.0
>2,5 9 15.0 15.0 100.0
Total 60 100 100.0
Peng_kEl
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1.00 6 10.0 10.0 10.0
2.00 3 5.0 5.0 15.0
3.00 26 43.3 43.3 58.3
4.00 25 41.7 41.7 100.0
Total 60 100 100.0
Energikkal
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1.00 54 90.0 90.0 90.0
2.00 6 10.0 10.0 100.0
Total 60 100 100.0
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
50/59
46
q1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1 1.6 1.6 1.6
1 54 88.5 88.5 90.2
0 3 4.9 4.9 95.1
0 1 1.6 1.6 96.7
0 2 3.3 3.3 100.0
Total 61 100.0 100.0
q2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1 36 60.7 60.7 60.7
0 22 36.1 36.1 96.7
0 1 1.6 1.6 98.4
0 1 1.6 1.6 100.0
Total 60 100.0 100.0
q3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1 55 91.8 91.8 91.8
0 1 1.6 1.6 93.4
0 2 3.3 3.3 96.7
0 2 3.3 3.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
51/59
47
q4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1 41 68.9 68.9 68.9
0 11 18.0 18.0 86.9
0 4 6.6 6.6 93.4
0 4 6.6 6.6 100.0
Total 60 100.0 100.0
q5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
0 5 9.8 9.8 9.8
1 52 85.2 85.2 95.1
0 3 4.9 4.9 100.0
Total 60 100.0 100.0
q6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1 27 45.9 45.9 45.9
0 1 1.6 1.6 47.5
0 30 49.2 49.2 96.7
0 2 3.3 3.3 100.0Total 60 100.0 100.0
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
52/59
48
q7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
0 5 9.8 9.8 9.8
1 53 86.9 86.9 96.7
0 2 3.3 3.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
q8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
0 3 6.6 6.6 6.6
0 20 32.8 32.8 39.3
1 37 60.7 60.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
q9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
0 9 16.4 16.4 16.4
0 18 29.5 29.5 45.9
1 32 52.5 52.5 98.4
0 1 1.6 1.6 100.0
Total 60 100.0 100.0
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
53/59
49
q10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
0 7 13.1 13.1 13.1
1 38 62.3 62.3 75.4
0 5 8.2 8.2 83.6
0 10 16.4 16.4 100.0
Total 60 100.0 100.0
pengetahuan * BBds Crosstabulation
BBds Total
1 2
pengetahuan
1
Count 3 6 9
% within pengetahuan 33.3% 66.7% 100.0%
% within BBds 33.3% 11.8% 15.0%
2
Count 6 45 51
% within pengetahuan 11.8% 88.2% 100.0%
% within BBds 66.7% 88.2% 85.0%
Total
Count 9 51 60
% within pengetahuan 15.0% 85.0% 100.0%
% within BBds 100.0% 100.0% 100.0%
Pengetahuan * LILA Crosstabulation
LILA Total
1 2
Pengetahuan
1Count 5 4 9
% within Pengetahuan 55.6% 44.4% 100.0%
2Count 21 30 51
% within Pengetahuan 41.2% 58.8% 100.0%
TotalCount 26 34 60
% within Pengetahuan 43.3% 56.7% 100.0%
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
54/59
50
pengetahuan * BBds Crosstabulation BBds Total
1 2
pengetahuan
1
Count 3 6 9
% within pengetahuan 33.3% 66.7% 100.0%
% within BBds 33.3% 11.8% 15.0%
2
Count 6 45 51
% within pengetahuan 11.8% 88.2% 100.0%
% within BBds 66.7% 88.2% 85.0%
Total
Count 9 51 60
% within pengetahuan 15.0% 85.0% 100.0%
% within BBds 100.0% 100.0% 100.0%
pendidikan * BBds Crosstabulation
BBds Total
1 2
pendidikan
1Count 3 14 17
% within pendidikan 17.6% 82.4% 100.0%
2Count 6 37 43
% within pendidikan 14.0% 86.0% 100.0%
TotalCount 9 51 60
% within pendidikan 15.0% 85.0% 100.0%
pendidikan * LILA Crosstabulation
LILA Total
1 2
pendidikan
1Count 8 9 17
% within pendidikan 47.1% 52.9% 100.0%
2Count 18 25 43
% within pendidikan 41.9% 58.1% 100.0%
TotalCount 26 34 60
% within pendidikan 43.3% 56.7% 100.0%
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
55/59
51
Pengetahuan * LILA Crosstabulation
LILA Total
1 2
Pengetahuan
1Count 5 4 9
% within Pengetahuan 55.6% 44.4% 100.0%
2Count 21 30 51
% within Pengetahuan 41.2% 58.8% 100.0%
TotalCount 26 34 60
% within Pengetahuan 43.3% 56.7% 100.0%
SosioEconomi * BB Crosstabulation
BB Total
1 2
SosioEconomi
1Count 7 44 51
% within SosioEconomi 13.7% 86.3% 100.0%
2Count 2 7 9
% within SosioEconomi 22.2% 77.8% 100.0%
TotalCount 9 51 60
% within SosioEconomi 15.0% 85.0% 100.0%
SosioEconomi * LILA Crosstabulation
LILA Total
1 2
SosioEconomi
1Count 21 30 51
% within SosioEconomi 41.2% 58.8% 100.0%
2Count 5 4 9
% within SosioEconomi 55.6% 44.4% 100.0%
TotalCount 26 34 60
% within SosioEconomi 43.3% 56.7% 100.0%
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
56/59
52
PolaMakan * BB Crosstabulation
BB Total
1 2
PolaMakan
1Count 8 46 54
% within PolaMakan 14.8% 85.2% 100.0%
2Count 1 5 6
% within PolaMakan 16.7% 83.3% 100.0%
TotalCount 9 51 60
% within PolaMakan 15.0% 85.0% 100.0%
PolaMakan * LILA Crosstabulation
LILA Total
1 2
PolaMakan
1Count 24 30 54
% within PolaMakan 44.4% 55.6% 100.0%
2Count 2 4 6
% within PolaMakan 33.3% 66.7% 100.0%
TotalCount 26 34 60
% within PolaMakan 43.3% 56.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .015a 1 .904
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .014 1 .905
Fisher's Exact Test 1.000 .640
Linear-by-Linear
Association
.014 1 .905
N of Valid Cases 60
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .90.
b. Computed only for a 2x2 table
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
57/59
53
Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .271a 1 .602
Continuity Correctionb .008 1 .931
Likelihood Ratio .278 1 .598
Fisher's Exact Test .689 .472
Linear-by-Linear
Association
.267 1 .605
N of Valid Cases 60
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.60.
b. Computed only for a 2x2 table
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .433a 1 .510
Continuity Correctionb
.023 1 .879
Likelihood Ratio .396 1 .529
Fisher's Exact Test .612 .407
Linear-by-Linear
Association
.426 1 .514
N of Valid Cases 60
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.35.
b. Computed only for a 2x2 table
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .644a 1 .422
Continuity Correctionb .192 1 .662
Likelihood Ratio .638 1 .424
Fisher's Exact Test .482 .328
Linear-by-Linear
Association
.633 1 .426
N of Valid Cases 60
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
58/59
54
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.90.
b. Computed only for a 2x2 table
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .130a 1 .718
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .127 1 .722
Fisher's Exact Test .704 .499
Linear-by-Linear
Association
.128 1 .720
N of Valid Cases 60
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.55.
b. Computed only for a 2x2 table
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .134a 1 .714
Continuity Correctionb .006 1 .939
Likelihood Ratio .134 1 .715
Fisher's Exact Test .777 .467
Linear-by-Linear
Association
.132 1 .717
N of Valid Cases 60
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.37.
b. Computed only for a 2x2 table
8/20/2019 Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Ibu Hamil
59/59
55
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 2.791a 1 .095
Continuity Correctionb 1.356 1 .244
Likelihood Ratio 2.322 1 .128
Fisher's Exact Test .125 .125
Linear-by-Linear
Association
2.745 1 .098
N of Valid Cases 60
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.35.
b. Computed only for a 2x2 table
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .644a
1 .422Continuity Correctionb .192 1 .662
Likelihood Ratio .638 1 .424
Fisher's Exact Test .482 .328
Linear-by-Linear
Association
.633 1 .426
N of Valid Cases 60
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.90.
b. Computed only for a 2x2 table
Recommended