View
251
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
i
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA DISPLAY MATERI PERMASALAHAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN PENANGGULANGANNYA SISWA KELAS VIII SMPN 10 SEMARANG
TAHUN AJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Dea Halimatus Syadiah
3201412028
JURUSAN GEOGRAFI FAKUTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017
ii
iii
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dan karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 9 Februari 2017
Penulis
Dea Halimatus Syadiah
NIM. 3201412028
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
� Niatkan segala sesuatu yang dijalani hanya karena Allah SWT.
� Jangan banyak-banyak mencari banyak, tapi banyak-banyaklah mencari
berkah. (KH. A Mustofa Bisri)
PERSEMBAHAN
1. Allah SWT atas nikmat kesempatan dan karunia yang luar biasa.
2. Kedua orang tua, Bapak Achmad Tobroni dan Ibu Sri Hermijati.
3. Adikku Denny Aulia Fathul Munir dan Nur Muhammad Hermawan yang
tiada hentinya memberikan motivasi, semangat dan doa.
4. Sahabat dan teman-teman terdekat yang selalu memberikan semangat,
terima kasih atas doa dan dukungannya.
5. Almamaterku. Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri
Semarang.
vi
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
“Efektivitas Pembelajaran Menggunakan Media Display Materi Permasalahan
Lingkungan Hidup dan Penanggulangannya Siswa Kelas VIII SMPN 10 Semarang
Tahun Ajaran 2016/2017”. Keberhasilan dalam menyusun skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini
dengan rendah hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial atas ijin yang
telah diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
3. Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si., Ketua Jurusan Geografi atas ijin yang
telah diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
4. Drs. Saptono Putro, M.Si., Dosen Pembimbing pertama yang telah mendukung
serta memberikan bimbingan dan arahan yang bermanfaat.
5. Ariyani Indrayati, S.Si, M.Sc., Dosen Pembimbing kedua yang telah
mendukung serta memberikan bimbingan dan arahan yang bermanfaat.
6. Sriyanto, S.Pd, M.Pd., Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan
arahan.
7. Erwan Rachmat, S.Pd, M.Pd., Kepala SMPN 10 Semarang yang telah
memberikan ijin penelitian dalam pelaksanaan skripsi ini.
vii
8. Tin Rahayu Wigiyanti, S.Pd., Guru pengampu mata pelajaran IPS SMPN 10
Semarang yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian.
9. Teman sekaligus saudaraku diperantauan Mia, Nova, Siska, Gina, Rina, Anis,
Uni, Hurip, Teman-teman Markutil, dan teman lainnya yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu.
10. Keluarga besar UKM Pencak Silat Universitas Negeri Semarang.
11. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Geografi 2012.
Semoga amal baik dari semua pihak mendapat balasan setimpal dari Allah
SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca pada umumnya, dan bagi mahasiswa pendidikan geografi pada khususnya.
Semarang, 9 Februari 2017
Penulis,
viii
SARI
Syadiah, Dea Halimatus. 2017. Efektivitas Pembelajaran Menggunakan Media Display Materi Permasalahan Lingkungan Hidup dan Penanggulangannya Siswa Kelas VIII SMPN 10 Semarang Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi. Jurusan
Geografi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Drs.
Saptono Putro, M.Si, Ariyani Indrayati, S.Si, M.Sc., 181 halaman.
Kata Kunci : Efektivitas, Media, Display Class.
Kelas merupakan central of learning (pusat pembelajaran) karena kelas
memiliki peran penting dalam proses pembelajaran untuk menentukan keberhasilan
belajar peserta didik. Display kelas merupakan tampilan pada ruang kelas dengan
berbagai karya kreativitas peserta didik atau guru serta media visual lainnya yang
menunjang dalam proses pembelajaran di kelas. Adanya display kelas sangat
membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan
untuk: (1) mengetahui efektivitas pembelajaran menggunakan display materi
permasalahan lingkungan hidup dan penanggulangannya dilihat dari aktivitas
siswa; (2) mengetahui efektivitas pembelajaran menggunakan display materi
permasalahan lingkungan hidup dan penanggulangannya dilihat dari respon siswa;
(3)mengetahui efektivitas pembelajaran menggunakan display materi permasalahan
lingkungan hidup dan penanggulangannya dilihat dari hasil belajar siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian Pre Experiment Design dengan desain
penelitian One Group Pretest and Posttest. Populasi penelitian yaitu kelas VIII dan
sampel penelitiannya yaitu kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII A
sebagai kelas kontrol (pembanding). Teknik pengambilan data menggunakan
angket, observasi, tes, dan dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan
analisis deskriptif persentase, uji t-test sampel berkorelasi dan uji gain.
Hasil penelitian ini yaitu aktivitas belajar siswa kelas eksperimen mendapat
nilai 73% dengan kriteria aktif. Respon siswa kelas eksperimen mendapat nilai 81%
dengan kriteria baik. Nilai rata-rata pretest siswa kelas kontrol yaitu 66,89 dan
kelas eksperimen yaitu 65,73. Setelah mendapatkan pembelajaran dan dilaksanakan
posttest, kelas kontrol mendapat nilai rata-rata 79,00 dengan 27 siswa tuntas
(84,38%), dan 5 siswa tidak tuntas (15,63%). Sedangkan dikelas eksperimen
mendapat nilai rata-rata 83,75 dengan 28 siswa tuntas (93,33%) dan 2 siswa tidak
tuntas (6,67%).
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang ingin disampaikan penulis yaitu
sekolah perlu melengkapi sarana dan prasarana sebagai tempat untuk mendukung
guru dalam men-display dan display kelas harus dikelola agar tidak menjadi
“sampah display”. Cara yang bisa dilakukan antara lain: disimpan dalam gudang
jika sudah lewat materi yang telah di ajarkan, dibuat pameran produk, dikembalikan
kepada siswa, atau menjadi sampel untuk sekolah lain yang membutuhkan.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ ii
PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iii
PERNYATAAN ................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v
PRAKATA ........................................................................................................... vi
SARI ..................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 6
1.4.1. Manfaat Teoritis ................................................................................. 6
1.4.2. Manfaat Praktis .................................................................................. 7
1.5. Batasan Istilah ............................................................................................... 8
1.5.1. Efektivitas ........................................................................................... 8
1.5.2. Display Kelas ...................................................................................... 8
1.5.3. Aktivitas Belajar ................................................................................. 8
1.5.4. Respon Belajar .................................................................................... 9
1.5.5. Hasil Belajar ........................................................................................ 9
1.5.6. Materi Permasalahan Lingkungan Hidup dan Penanggulangannya ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR 2.1. Efektivitas Pembelajaran ............................................................................... 12
2.1.1. Hasil Belajar ....................................................................................... 13
2.1.2. Aktivitas Belajar ................................................................................. 14
2.1.2.1. Tingkat Keaktifan Siswa ...................................................... 16
2.1.3. Respon Siswa ...................................................................................... 17
2.2. Media Pembelajaran ...................................................................................... 18
2.2.1. Pengertian Media Pembelajaran ......................................................... 18
2.2.2. Manfaat Media Pembelajaran ............................................................. 19
2.2.3. Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran ...................................... 20
x
2.3. Display Kelas ................................................................................................ 22
2.3.1. Display Poster ..................................................................................... 25
2.3.2. Display Papan Buletin ........................................................................ 26
2.4. Pembelajaran IPS Materi Permasalahan Lingkungan Hidup dan
Penanggulangannya ...................................................................................... 28
2.4.1. Unsur-unsur Lingkungan Hidup ......................................................... 29
2.4.2. Kerusakan Lingkungan Hidup ............................................................ 30
2.4.3. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup ................................................ 31
2.5. Hasil Penelitian Relevan ............................................................................... 33
2.6. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................ 41
3.2. Populasi Penelitian ........................................................................................ 41
3.3. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ..................................................... 42
3.4. Variabel Penelitian ........................................................................................ 44
3.5. Desain Penelitian ........................................................................................... 44
3.6. Prosedur Penelitian ........................................................................................ 45
3.6.1. Tahap Persiapan / Pra Penelitian ........................................................ 45
3.6.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 46
3.6.3. Tahap Pasca Penelitian ....................................................................... 47
3.7. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 47
3.7.1. Metode Dokumentasi ......................................................................... 48
3.7.2. Metode Observasi ............................................................................... 48
3.7.3. Metode Angket ................................................................................... 49
3.7.4. Metode Tes ......................................................................................... 49
3.8. Validitas dan Reliabilitas Alat ...................................................................... 50
3.8.1. Validitas .............................................................................................. 50
3.8.2. Reliabilitas .......................................................................................... 52
3.8.3. Taraf Kesukaran Butir Soal ................................................................ 53
3.8.4. Daya Pembeda Soal ............................................................................ 55
3.9. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 57
3.9.1. Analisis Aktivitas Belajar Siswa ........................................................ 57
3.9.1.1. Tahap Skoring ...................................................................... 58
3.9.1.2. Menentukan Parameter ......................................................... 59
3.9.2. Analisis Respon Siswa ....................................................................... 61
3.9.3. Analisis Hasil Belajar Siswa .............................................................. 64
3.9.3.1. Uji Normalitas ...................................................................... 64
3.9.3.2. Uji Homogenitas .................................................................. 65
3.9.3.3. Uji Perbedaan Rata-rata (Uji t) ............................................. 66
3.9.3.4. Uji Peningkatan Hasil Belajar .............................................. 67
3.9.3.5. Uji Ketuntasan Hasil Belajar ................................................ 68
xi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambara Umum Obyek Penelitian ............................................................... 69
4.1.1. Lokasi Penelitian ................................................................................ 69
4.1.2. Visi dan Misi ...................................................................................... 71
4.1.3. Kondisi dan Fasilitas Sekolah ............................................................ 71
4.1.4. Daftar Tenaga Pengajar dan Staf Tata Usaha (TU) ........................... 75
4.1.5. Data Siswa dan Siswi ......................................................................... 76
4.1.6. Kurikulum Sekolah ............................................................................ 76
4.2. Proses Pembelajaran Siswa Kelas Eksperimen & Kelas Kontrol ................. 77
4.2.1. Pembelajaran di Kelas Eksperimen ................................................... 79
4.2.2. Pembelajaran di Kelas Kontrol .......................................................... 85
4.3. Hasil Penelitian Efektivitas Pembelajaran Menggunakan Media Display
Dilihat Dari Aktivitas Siswa ......................................................................... 87
4.4. Hasil Penelitian Efektivitas Pembelajaran Menggunakan Media Display
Dilihat Dari Respon Siswa ........................................................................... 92
4.5. Hasil Penelitian Efektivitas Pembelajaran Menggunakan Media Display
Dilihat Dari Hasil Belajar Siswa .................................................................. 95
4.5.1. Uji Normalitas .................................................................................... 96
4.5.2. Uji Homogenitas ................................................................................ 97
4.5.3. Uji Perbedaan Rata-rata (Uji T) ......................................................... 98
4.5.4. Peningkatan Hasil Belajar .................................................................. 100
4.5.5. Ketuntasan Hasil Belajar .................................................................... 101
4.6. Pembahasan ................................................................................................... 102
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ................................................................................................... 112
5.2. Saran .............................................................................................................. 113
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 114
LAMPIRAN ........................................................................................................ 118
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Penelitian Yang Relevan ..................................................................... 36
Tabel 3.1. Jumlah Siswa Kelas VIII SMPN 10 Semarang ................................... 42
Tabel 3.2. Jadwal Pelajaran IPS Kelas VIII SMPN 10 Semarang ....................... 43
Tabel 3.3. Nilai Rata-rata Ulangan Harian Terpadu (UHT) ................................ 43
Tabel 3.4. Rekapitulasi Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba .......................... 52
Tabel 3.5. Rekapitulasi Hasil Analisis Tingkat Kesukan Soal Uji Coba ............. 54
Tabel 3.6. Rekapitulasi Hasil Daya Pembeda Soal Uji Coba ............................... 56
Tabel 3.7. Indikator Aktivitas Belajar Siswa ....................................................... 58
Tabel 3.8. Kriteria Penilaian Tingkat Keaktifan Siswa ....................................... 60
Tabel 3.9. Kriteria Penilaian Tingkat Respon Belajar Siswa ............................... 63
Tabel 4.1. Jumlah Siswa SMPN 10 Semarang Tahun Ajaran 2016/2017 ........... 76
Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 77
Tabel 4.3. Hasil Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen ............................... 88
Tabel 4.4. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ................................ 91
Tabel 4.5. Hasil Respon Belajar Siswa Kelas Eksperimen .................................. 92
Tabel 4.6. Rekapitulasi Respon Belajar Siswa Kelas Eksperimen ...................... 94
Tabel 4.7. Hasil Nilai Pretest dan Posttest .......................................................... 95
Tabel 4.8. Uji Normalitas Pretest dan Posttest .................................................... 96
Tabel 4.9. Uji Homogenitas Pretest dan Posttest ................................................ 97
Tabel 4.10. Uji T Data Pretest ............................................................................. 99
Tabel 4.11. Uji T Data Posttest ............................................................................ 100
Tabel 4.12. Peningkatan Hasil Belajar ................................................................. 100
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale .................................................... 22
Gambar 2.2. Kerangka Berpikir ........................................................................... 42
Gambar 4.1. Peta Lokasi SMPN 10 Semarang .................................................... 70
Gambar 4.2. Display Poster Tema “Letusan Gunung Berapi” ............................. 80
Gambar 4.3. Display Poster Tema “Banjir” ......................................................... 80
Gambar 4.4. Aktivitas Diskusi Kelas Eksperimen ............................................... 82
Gambar 4.5. Aktivitas Men-display Kelas Eksperimen ....................................... 83
Gambar 4.6. Papan Buletin dan Hasil Karya Siswa di Dalamnya ....................... 83
Gambar 4.7. Kegiatan Posttest di Kelas Eskperimen .......................................... 84
Gambar 4.8. Kegiatan Pembelajaran Kelas Kontrol ............................................ 85
Gambar 4.9. Aktivitas Diskusi Kelas Kontrol ..................................................... 86
Gambar 4.10. Kegiatan Posttest di Kelas Kontrol ............................................... 86
Gambar 4.11. Kriteria Tingkat Keaktifan Belajar Siswa Kelas Eksperimen ........ 90
Gambar 4.12. Kriteria Respon Belajar Siswa Kelas Eksperimen ........................ 93
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba ............................................... 118
Lampiran 2. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol .................................................. 119
Lampiran 3. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ............................................ 120
Lampiran 4. Daftar Nama Guru dan Karyawan SMPN 10 Semarang ................. 121
Lampiran 5. Silabus Pembelajaran ....................................................................... 123
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen .................. 125
Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ........................ 131
Lampiran 8. Kisi-kisi Soal Uji Coba .................................................................... 137
Lampiran 9. Kunci Jawaban Soal Uji Coba ......................................................... 138
Lampiran 10. Soal Uji Coba.................................................................................. 139
Lampiran 11. Analisis Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran, dan Daya
Beda Soal Uji Coba ...................................................................... 145
Lampiran 12. Kisi-kisi Instrumen Pretest ............................................................ 147
Lampiran 13. Kunci Jawaban Pretest .................................................................. 148
Lampiran 14. Kisi-kisi Soal Instrumen Posttest .................................................. 149
Lampiran 15. Kunci Jawaban Posttest ................................................................. 150
Lampiran 16. Daftar Nama Kelompok Diskusi Siswa Kelas Eksperimen ........... 151
Lampiran 17. Daftar Nama Kelompok Diskusi Siswa Kelas Kontrol ................. 152
Lampiran 18. Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Siswa ................ 153
Lampiran 19. Pedoman Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ................... 154
Lampiran 20. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ................................... 157
Lampiran 21. Kisi-kisi Instrumen Angket ........................................................... 158
Lampiran 22. Lembar Angket Respon Siswa ...................................................... 160
Lampiran 23. Rekapitulasi Data Aktivitas Belajar Siswa ..................................... 162
Lampiran 24. Rekapitulasi Data Respon Belajar Siswa........................................ 163
Lampiran 25. Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .............. 164
Lampiran 26. Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............ 165
Lampiran 27. Uji Normalitas Hasil Pretest Kelas Kontrol ................................... 166
Lampiran 28. Uji Normalitas Hasil Pretest Kelas Eksperimen ........................... 167
Lampiran 29. Uji Normalitas Hasil Posttest Kelas Kontrol ................................. 168
Lampiran 30. Uji Normalitas Hasil Posttest Kelas Eksperimen ........................... 169
Lampiran 31. Uji Homogenitas Data Pretest ........................................................ 170
Lampiran 32. Uji Homogenitas Data Posttest ...................................................... 171
Lampiran 33. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Hasil Pretest ............................ 172
Lampiran 34. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Hasil Posttest ......................... 174
Lampiran 35. Uji Ketuntasan Hasil Belajar Kelas Eksperimen ........................... 176
Lampiran 36. Uji Ketuntasan Hasil Belajar Kelas Kontrol .................................. 178
Lampiran 37. Uji Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol ........................................ 180
Lampiran 38. Surat Ijin Penelitian ....................................................................... 181
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik
supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan
dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang
memungkinkannya untuk berfungsi dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008:3).
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh manusia dalam
mengembangkan potensi yang ada pada diri manusia itu sendiri. Pendidikan
merupakan sesuatu yang penting dan harus dimiliki oleh setiap manusia. Berbagai
cara manusia menempuh pendidikannya, baik melalui pembelajaran formal dan non
formal yang di dalamnya terdapat sebuah take and give yaitu belajar (Anni, 2006:1).
Belajar dan mengajar merupakan hal yang sangat penting dalam proses
pembelajaran. Menurut Mursell dalam Slameto (2010:33), mengajar digambarkan
sebagai mengorganisasikan belajar, sehingga belajar menjadi bermakna bagi siswa.
Bermakna yang dimaksud adalah adanya proses mengajar yang seimbang dengan
keadaan siswa, sehingga tugas pelajar adalah memahami hubungan pengetahuan itu
sebagai kesatuan. Jadi, dalam mengajar perlu adanya koordinasi diantara guru dan
siswa sehingga muncul situasi yang diharapkan siswa akan belajar dengan efektif.
Sebagai seorang pendidik, guru harus mampu menciptakan proses pembelajaran yang
2
berhasil, dimana siswa dapat memahami apa yang telah diterimanya dan
kemudian mengamalkannya dalam kehidupan nyata di masyarakat. Oleh karena itu
guru harus berusaha menciptakan lingkungan belajar yang kondusif serta
menyenangkan agar siswa termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Kelas merupakan central of learning (pusat pembelajaran) karena kelas
memiliki peran penting dalam proses pembelajaran untuk menentukan keberhasilan
belajar peserta didik (Yuwono, 2015:3). Lingkungan belajar yang kondusif dalam
kelas memiliki kontribusi yang positif dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran
secara optimal. Salah satu bagian dari menciptakan suasana kelas yang edukatif dan
menyenangkan adalah dengan adanya media pembelajaran. Media pembelajaran
adalah sarana atau alat yang digunakan untuk menampilkan, menyampaikan
informasi atau materi pelajaran dari pemberi pesan ke penerima pesan (Sanaky,
2013:25). Menurut Criticos (1996) dalam Daryanto (2012:4), media merupakan salah
satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju
komunikan.
Saefuddin (2015) menyebutkan bahwa display classroom (display kelas) atau
yang lebih dikenal dengan pajangan kelas adalah salah satu dari berbagai macam
media pembelajaran. Display kelas merupakan tampilan pada ruang kelas dengan
berbagai karya kreativitas peserta didik atau guru serta media visual lainnya yang
menunjang dalam proses pembelajaran di kelas. Display classroom umumnya berupa
karya kerajinan dua atau tiga dimensi yang di tempel di dinding dan dipajang di meja
khusus. Karya dua dimensi yang ditempel berupa hasil karya seni rupa dan kerajinan
3
yang dibuat oleh peserta didik, guru atau secara bersama-sama seperti gambar,
lukisan, anyaman dan wallpaper-wallpaper tentang tema suatu pembelajaran tertentu.
Adapun karya tiga dimensi yang ditampilkan berupa patung, maket, model-model
geometri, kerajinan tanah liat, serta karya-karya tiga dimensi lainnya.
Kondisi fisik kelas memiliki potensi untuk mendukung konsentrasi dan
penghayatan peserta didik dalam belajar. Pada beberapa sekolah, ruangan kelas di
desain dengan memanfaatkan pajangan kelas sebagai pelengkap sarana pembelajaran.
Ruangan diatur sedemikian rupa agar muncul suatu kenyamanan dalam belajar,
sehingga suasana ruangan kelas menjadi lebih hidup dan membangkitkan minat serta
motivasi belajar bagi siswanya. Dalam kenyataan di lapangan masih banyak sekolah
yang ruang kelasnya belum dimanfaatkan secara maksimal untuk membuat suasana
belajar siswanya menjadi lebih menyenangkan. Dinding-dinding kelas dibiarkan
kosong, tanpa ada sentuhan display kelas.
Mata pelajaran IPS merupakan gabungan dari beberapa bidang ilmu
pengetahuan yaitu Geografi, Ekonomi, Sejarah, dan Sosiologi. Keempat bidang ilmu
tersebut diajarkan secara terpadu dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
maupun Kurikulum 2013 di SMP/MTS. Pembelajaran IPS pada hakikatnya adalah
pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan siswa mengenali dan memahami
gejala sosial dan kehidupan untuk menghadapi permasalahan yang timbul sebagai
akibat adanya pengaruh lingkungan. Salah satu masalah yang dihadapi dalam
pelajaran IPS adalah adanya kecenderungan pengelolaan belajar mengajar yang
dilakukan oleh guru lebih berorientasi kepada proses menghafal materi pelajaran
4
dengan pola komunikasi satu arah yaitu dari guru kepada siswa. Guru cenderung
menggunakan metode ceramah bervariasi yaitu perpaduan antara ceramah, tanya
jawab dan diskusi. Hal ini dikarenakan materi pelajaran sangat banyak. Sementara
aktivitas siswa menjadi rendah karena siswa hanya duduk dan mendengarkan
penjelasan guru. Hal tersebut akan membuat minat belajar siswa pada mata pelajaran
IPS rendah dan dampaknya hasil belajar akan rendah juga.
Pembelajaran IPS yang berlangsung di SMPN 10 Semarang masih
menggunakan pembelajaran konvensional yaitu masih menggunakan metode
ceramah, guru hanya bercerita didepan kelas. Guru dalam menyampaikan materi
dengan bercerita sambil duduk didepan kelas dan beberapa kali berdiri untuk
menuliskan materinya dipapan tulis, sedangkan siswa diperintahkan untuk mencatat
materi yang disampaikan oleh guru, biarpun materi tersebut sudah ada didalam buku
paket pelajaran mereka dan guru hanya mendiktekan untuk ditulis kembali oleh
siswa, kemudian sisa waktu pembelajarannya adalah tanya jawab, itu pun tidak ada
siswa yang mau bertanya.
Pembelajaran yang seperti itu membuat siswa merasa jenuh, bosan dan
cenderung pasif dalam mengikuti proses pembelajaran. Akibatnya pelajaran IPS
kurang disukai oleh siswa karena mereka masih beranggapan bahwa pelajaran IPS
adalah pelajaran yang banyak sekali bacaan-bacaan, istilah-istilah, hafalan, sehingga
materi yang sudah mereka pelajari dan hafalkan tidak akan bertahan lama untuk
diingat. Satu hal yang seharusnya disadari ketika seorang guru mengembangkan
pembelajaran IPS adalah IPS lebih dari sekedar kumpulan fakta atau konsep, karena
5
dalam IPS juga terdapat kumpulan proses yang dapat diaplikasikan serta
dikembangkan dalam kehidupan nyata.
Pembelajaran IPS pada pokok bahasan permasalahan lingkungan hidup dan
penanggulangannya dapat memanfaatkan display kelas sebagai sarana pembelajaran.
Pada materi ini terdapat penjelasan mengenai lingkungan yang mengkaji unsur-unsur
pembentuk lingkungan, manfaat serta kerusakan lingkungan di sekitar kita. Guru
akan sangat terbantu jika dapat memanfaatkan display kelas dalam pembelajaran.
Selain karena lebih efisien, display kelas juga sangat berperan menghidupkan suasana
menyenangkan di dalam kelas.
Berdasarkan hasil pengalaman peneliti selama Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL) dan hasil observasi awal di SMPN 10 Semarang, fakta menunjukan bahwa
minimnya ketersediaan media belajar yang digunakan dan kurangnya keahlian guru
dalam membuat media pembelajaran yang menarik juga menjadi salah satu faktor
yang membuat guru lebih banyak mengajar dengan metode konvensional atau
ceramah. Pembelajaran IPS yang dilaksanakan cenderung kepada pembahasan
bersifat text book oriented (berpusat pada buku) sehingga terkesan pada bidang ini
terdiri atas materi hafalan saja. Selain itu, ruangan kelas baik di kelas VII, VIII dan
IX display kelas/pajangan kelasnya belum dimanfaatkan untuk kepentingan
pembelajaran, seperti: peta; gambar pahlawan; tulisan-tulisan yang terkait dengan
pembelajaran; dan juga hasil karya siswa. Padahal, keberadaan display kelas tersebut
dimanfaatkan untuk pembelajaran.
6
Peneliti dalam penelitian ini ingin mengetahui efektivitas pembelajaran
menggunakan dilihat dari aktivitas, respon dan hasil belajar siswa. Berdasarkan
uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul:
”Efektivitas Pembelajaran Menggunakan Media Display Materi Permasalahan
Lingkungan Hidup dan Penanggulangannya Siswa Kelas VIII SMPN 10 Semarang
Tahun Ajaran 2016/2017”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana efektivitas pembelajaran menggunakan media display materi
permasalahan lingkungan hidup dan penanggulangannya dilihat dari aktivitas
siswa kelas VIII di SMPN 10 Semarang tahun ajaran 2016/2017?
2. Bagaimana efektivitas pembelajaran menggunakan media display materi
permasalahan lingkungan hidup dan penanggulangannya dilihat dari respon
belajar siswa kelas VIII di SMPN 10 Semarang tahun ajaran 2016/2017?
3. Bagaimana efektivitas pembelajaran menggunakan media display materi
permasalahan lingkungan hidup dan penanggulangannya dilihat dari hasil belajar
siswa kelas VIII di SMPN 10 Semarang tahun ajaran 2016/2017?
7
1.3 Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang
tersebut diatas, maka tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut tujuan diadakanya
penelitian ini untuk:
1. Mengetahui efektivitas pembelajaran menggunakan media display materi materi
permasalahan lingkungan hidup dan penanggulangannya dilihat dari aktivitas
siswa kelas VIII di SMPN 10 Semarang tahun ajaran 2016/2017.
2. Mengetahui efektivitas pembelajaran menggunakan media display materi materi
permasalahan lingkungan hidup dan penanggulangannya dilihat dari respon
siswa kelas VIII di SMPN 10 Semarang tahun ajaran 2016/2017.
3. Mengetahui efektivitas pembelajaran menggunakan media display materi materi
permasalahan lingkungan hidup dan penanggulangannya dilihat dari hasil belajar
siswa kelas VIII di SMPN 10 Semarang tahun ajaran 2016/2017.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun praktis. Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini antara lain sebagai
berikut.
1.4.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap guru IPS
SMPN 10 Semarang tentang penggunaan display kelas dalam pembelajaran IPS dan
diharapkan dapat memberikan informasi dalam dunia pendidikan khususnya tentang
8
display kelas serta dapat dijadikan rujukan bagi perkembangan ilmu pendidikan dan
penelitian sejenisnya.
1.4.2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini meliputi manfaat bagi peneliti, bagi
sekolah, bagi guru, dan juga bagi siswa.
1. Manfaat Bagi Peneliti
Menambah pengalaman dan pengetahuan peneliti dalam melakukan penelitian
dan memperkaya wawasan peneliti dalam dunia pendidikan, khususnya dalam
penggunaan display (pajangan kelas) untuk pembelajaran IPS di sekolah.
2. Manfaat Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi SMPN 10 Semarang untuk
meningkatkan sarana dan prasarana khususnya terkait display (pajangan kelas) di
masing-masing kelas.
3. Manfaat Bagi Guru
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi Guru di SMPN 10 Semarang
dalam penggunaan display untuk menunjang pembelajaran IPS yang lebih efektif.
4. Manfaat Bagi Siswa
Meningkatkan minat belajar dan motivasi siswa di SMPN 10 Semarang dalam
mengikuti pelajaran IPS.
9
1.5 Batasan Istilah
Agar tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda dari pembaca maka perlu
adanya penegasan istilah. Adapun penegasan istilah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1.5.1. Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata efektif yang artinya dapat membawa hasil,
berhasil guna (tentang usaha, tindakan). Sedangkan menurut Suprijono (2014)
efektivitas pembelajaran merujuk pada budaya dan berhasil guna seluruh komponen
pembelajaran yang diorganisir untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran
efektif mencakup keseluruhan tujuan pembelajaran baik yang berdimensi mental,
fisik, maupun sosial. Jadi efektivitas adalah keaktifan, daya guna, adanya kesesuaian
dalam suatu kegiatan orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju.
Evektifitas dalam penelitian ini adalah keberhasilan pembelajaran dengan
menggunakan media display yang dilihat dari aktivitas, respon dan hasil belajar pada
materi permasalahan lingkungan hidup dan penanggulangannya kelas VIII di SMPN
10 Semarang tahun ajaran 2016/2017.
1.5.2. Display Kelas
Dalam buku “Kelasnya Manusia” menurut Chatib dan Fatimah (2014:48)
display berarti segala benda yang secara visual dapat terlihat dan dirasakan oleh
pancaindra, serta dapat memberikan stimulus positif terhadap emosi siswa. Dalam
penelitian ini display kelas dibatasi hanya pada pajangan kelas berupa poster dan
10
papan bulletin, yang digunakan dalam pembelajaran IPS materi pokok permasalahan
lingkungan hidup dan penanggulanganya.
1.5.3. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan kegiatan-kegiatan yang dikukan oleh siswa secara
umum seperti kegiatan belajar mengajar. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas,
tanpa aktivitas proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik.
Aktivitas belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar
siswa dalam aktivitas visual (visual activities), aktivitas lisan (oral activities),
aktivitas mendengarkan (listening activities), aktivitas menulis (writing activities),
dan aktivitas emosional (emotional activities) siswa selama proses pembelajaran.
Masing-masing dari kelima jenis aktivitas belajar tersebut terbagi menjadi 4 tingkat
keaktifan yaitu Sangat aktif (SA), Aktif (A), Kurang aktif (KA), dan Tidak aktif
(TA).
1.5.4. Respon Belajar
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 838) menyebutkan bahwa respon adalah
tanggapan, reaksi, jawaban terhadap suatu gejala, atau peristiwa yang terjadi. Respon
siswa merupakan salah satu faktor yang penting untuk menentukan keberhasilan
belajar. Kurangnya respon positif siswa pada pelajaran akan menghambat proses
pembelajaran. Dalam penelitian ini respon belajar yang dimaksud yaitu respon siswa
terhadap proses pembelajaran dan respon siswa terhapat media yang digunakan.
Respon dalam penelitian ini terbagi menjadi empat tingkat respon belajar yaitu Baik
sekali (BS), Baik (B), Kurang baik (KB), dan Tidak baik (TB).
11
1.5.5. Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Anni (2007:5), merupakan perubahan prilaku yang
diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perubahan perilaku tersebut
dapat berupa perubahan prilaku kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hasil belajar
dalam penelitian ini adalah hasil tes mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial yang
dilaksanakan siswa pada awal dan akhir pertemuan (pretest – posttest). Dalam
penelitian ini, hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar IPS pada materi
permasalahan lingkungan hidup dan penanggulanganya kelas VIII SMPN 10
Semarang Tahun Ajaran 2016/2017.
1.5.6. Materi Permasalahan Lingkungan Hidup dan Penanggulangannya
Materi pokok permasalahan lingkungan hidup dan penanggulangannya adalah
salah satu materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang ada dikelas VIII SMP/MTs
semester ganjil. Materi tersebut tercantum pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) pada kompetensi dasar mendeskripsikan permasalahan
lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan.
Dalam penelitian ini materi yang dikaji meliputi unsur-unsur lingkungan hidup,
kerusakan lingkungan hidup, dan upaya penanggulangannya untuk kehidupan
berkelanjutan.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
2.1. Efektivitas Pembelajaran
Deskripsi Efektivitas berasal dari kata efektif, yang artinya pengaruh atau
akibat (Poerwodarminto, W.J.S. 1997:226). Jadi, efektivitas adalah suatu keadaan
yang mengandung pengertian terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki dari
suatu perbuatan. Warsita (2008:287) menjelaskan bahwa suatu kegiatan dikatakan
efektif bila kegiatan itu dapat diselesaikan pada waktu yang tepat dan mencapai
tujuan yang diinginkan. Efektivitas menekankan pada perbandingan antara rencana
dengan tujuan yang dicapai. Oleh karena itu, efektivitas pembelajaran sering kali
diukur dengan tercapainya tujuan pembelajaran, atau dapat pula diartikan sebagai
ketepatan dalam mengelola suatu situasi.
Berkaitan dengan efektivitas pembelajaran, Dick dan Reiser (dalam Warsita,
2008:228) mengungkapkan bahwa pembelajaran efektif adalah suatu pembelajaran
yang memungkinkan peserta didik untuk belajar keterampilan spesifik, ilmu
pengetahuan, dan sikap serta membuat peserta didik senang. Sementara itu Miarso
dalam Warsita (2008: 287) mengungkapkan pembelajaran yang efektif adalah belajar
yang bermanfaat dan bertujuan bagi peserta didik melalui pemakaian prosedur yang
tepat. Pengertian ini mengandung dua indikator, yaitu terjadinya belajar pada peserta
didik dan apa yang dilakukan guru. Oleh karena itu, prosedur pembelajaran yang
13
dipakai oleh guru dan terbukti peserta didik belajar akan dijadikan fokus dalam usaha
untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Pembelajaran dikatakan efektif apabila dapat mencapai sasaran yang
diinginkan baik dari segi pelaksanaan pembelajaran yang dapat terlaksana dengan
baik maupun hasil belajar siswa yang maksimal. Menurut Sinambela (2006)
pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila tiga dari empat kriteria berikut
terpenuhi, yaitu: (1) ketercapaian ketuntasan belajar; (2) ketercapaian efektivitas
aktivitas siswa; (3) ketercapaian efektivitas kemampuan guru mengelola
pembelajaran; (4) respon positif siswa terhadap pembelajaran.
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan, dapat dikatakan bahwa efektivitas
pembelajaran adalah tingkat keberhasilan dari suatu pembelajaran tertentu sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Kriteria efektivitas
pembelajaran dalam penelitian ini meliputi: ketuntasan hasil belajar secara klasikal,
aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan respon positif siswa terhadap
pembelajaran..
2.1.1. Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Anni (2007:5), merupakan perubahan prilaku yang
diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Sudjana (2009:22)
mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dari definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan kegiatan belajar
mengajar. Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
14
siswa yang diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan
keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan
pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.
Hasil belajar dalam penelitian ini nantinya dilihat dari nilai tes yang dilakukan
peneliti untuk mengukur kemampuan siswa dalam penguasaan materi yang diajarkan,
diharapkan dengan menggunakan media display kelas dalam pembelajaran IPS dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Aspek yang diukur dalam penelitian ini adalah
aspek kognitif yang dapat dilihat dari hasil tes.
2.1.2. Aktivitas Belajar Siswa
Menurut Sanjaya (2006:134) menjelaskan bahwa aktivitas diperlukan dalam
pembelajaran karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah
laku. Oleh karena itu, setiap peristiwa pembelajaran menuntut keterlibatan
intelektual-emosional siswa melalui asimilasi dan akomodasi kognitif untuk
mengembangkan pengetahuan, tindakan serta pengalaman langsung dalam rangka
membentuk keterampilan, penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam
pembentukan sikap.
Penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pengajaran para siswa, oleh
karena: 1) para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri;
2) berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek-aspek pribadi siswa secara
integral; 3) memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa; 4) para siswa
bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri; 5) memupuk disiplin kelas dan
suasana kelas menjadi lebih interaktif; 6) mempererat hubungan sekolah dan
15
masyarakat, hubungan antara orang tua dengan guru; 7) pengajaran diselenggarakan
secara realistis dan kongkrit sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir
kritis serta menghindarkan verbalitas; 8) pengajaran disekolah menjadi hidup
sebagaimana aktivitas dalam kehidupan bermasyarakat (Hamalik, 2011:177).
Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2010:101) membuat suatu daftar macam-
macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca,
memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
b. Oral activities, seperti menyatakan merumuskan, bertanya, memberi
saran, berpendapat, diskusi, interupsi.
c. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato.
d. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,
menyalin.
e. Drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta, dan
diagram.
f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, berkebun, beternak.
g. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,
memecahkan soal, menganalisis, mengambil keputusan.
h. Emotional activities, seperti misalnya, merasa bosan, gugup, melamun,
berani, tenang.
Jenis aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah visual activities
(aktivitas visual), oral activities (aktivitas lisan), listening activities (aktivitas
mendengar), writing activities (aktivitas menulis), dan emotional activities (aktivitas
emosional). Whipple dalam Hamalik (2011:174) menggolongkan aktivitas siswa
berupa kegiatan dalam mempelajari masalah seperti berikut: 1) Mencari informasi
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan penting; 2) Mempelajari ensiklopedi dan
referensi; 3) Membawa buku-buku dari rumah dan perpustakaan; 4) Membuat catatan
16
pembelajaran; 5) Menafsirkan peta, menentukan lokasi-lokasi yang berhubungan
dengan materi pembelajaran; 6) Menilai informasi dari berbagai sumber,
menganalisis pernyataan yang bertentangan; 7) Mempersiapkan daftar bacaan yang
digunakan dalam pembelajaran. Aktivitas-aktivitas tersebut sangat mungkin untuk
dilakukan dalam pembelajaran geografi yang materinya cukup luas.
2.1.2.1 Tingkat Keaktifan Siswa
Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan
berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 2010:98).
Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktifitas, baik aktifitas fisik
maupun psikis. Aktifitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat
sesuatu, bermain maupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat
atau hanya pasif. Siswa yang memiliki aktifitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya
jiwanya bekerja sebanyak–banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka
pembelajaran.
Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkonstruksi
pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan
atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2003) aktif berarti giat; bekerja; berusaha. Keaktifan dalam
penelitian ini diartikan sebagai hal atau keadaan dimana siswa dapat aktif dalam
kelima aktivitas yang sudah disebutkan sebelumnya, yaitu visual activities (aktivitas
visual), oral activities (aktivitas lisan), listening activities (aktivitas mendengar),
writing activities (aktivitas menulis), dan emotional activities (aktivitas emosional).
17
Kelima jenis aktivitas tersebut nantinya masing-masing akan dijabarkan mengenai
tingkat keaktifannya yaitu apakah sangat aktif, aktif, kurang aktif atau tidak aktif.
2.1.3. Respon Siswa
Respon dalam Kamus Inggris - Indonesia (2003:481) berasal dari kata response
yang berarti jawaban, balasan atau tanggapan (reaction). Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2003:838) respon adalah tanggapan, reaksi, jawaban terhadap suatu gejala,
atau peristiwa yang terjadi. Bahasa diartikan sebagai reaksi jawaban atau reaksi balik.
Sedangkan respon menurut istilah merupakan suatu tanggapan dari sebuah topik
bahasan yang dilakukan oleh seorang siswa atau lebih. Respon positif siswa
merupakan gambaran reaksi yang muncul dari pembelajaran yang dilakukan oleh
guru. Guru merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi respon yang muncul dari
siswa.
Respon atau tanggapan akan memiliki pengaruh besar terhadap perilaku belajar
setiap siswa. Tanggapan siswa terhadap interaksi belajar mengajar yang sedang
berlangsung dapat dikembangkan dalam tiga hal yaitu menerima, acuh tak acuh dan
menolak.
a. Sikap yang pertama (menerima), akan menimbulkan perilaku seperti diam penuh
perhatian, ikut berpartisipasi aktif, dan mungkin akan bertanya karena kurang
jelas.
b. Sikap yang kedua (acuh tak acuh), tercermin dalam perilaku yang setengah-
setengah diantara sikap yang pertama dan ketiga.
18
c. Sedangkan sikap yang ketiga (menolak), nampak pada perilaku negatif misalnya
bermain sendiri, mengganggu teman yang lain atau bahkan mempermainkan guru
(Hidayati, 2011:12).
Respon siswa merupakan salah satu faktor yang penting untuk menentukan
keberhasilan belajar, kurangnya respon positif siswa pada pelajaran akan
menghambat proses pembelajaran. Respon siswa didapat dari angket yang berisi
pernyataan respon siswa terhadap proses pembelajaran dan media yang digunakan.
Respon siswa dikatakan positif apabila sebagian besar siswa memberikan tanggapan
yang baik pada semua aspek pernyataan.
2.2. Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan sarana penunjang dalam proses pembelajaran.
Media pembelajaran yang akan diuraikan disini yakni pengertian media
pembelajaran, manfaat media pembelajaran, dan jenis-jenis media pembelajaran.
2.2.1. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan
untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi
antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Maka dapat dikatakan bahwa bentuk
komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan pesan
(Sanaky, 2013:3). Kata Media merupakan bentuk jamak dari kata medium.Medium
dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari
pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002: Ibrahim, 1997: Ibrahim et.al., 2001).
19
Media diarahkan pada pemanfaatan lingkungan sekitar dengan berpedoman pada
media pembelajaran yang efektif dan terjangkau (Sutardji, 2010).
Media pembelajaran adalah sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat
digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi
efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran (Sanaky, 2013:4).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah
sarana komunikasi atau pengantar pesan untuk membawakan atau menyempurnakan
isi pengajaran serta dapat merangsang siswa untuk belajar.
2.2.2. Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Oemar Hamalik (2011:15) mengemukakan bahwa pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan
minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar serta
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Daryanto (2010:5) secara
umum dapat dikatakan bahwa media mempunyai kegunaan, antara lain sebagai
berikut.
a. Mempelajari pesan agar tidak terlalu verbalistis.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra.
c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan
sumber belajar.
d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, auditori dan kinestetiknya.
20
e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan presepsi yang sama.
f. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru
(komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan),
dan tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran baik secara umum maupun khusus sebagai alat bantu
pembelajaran bagi pengajar dan bagi pembelajar. Manfaat media pembelajaran
menurut Sanaky (2013:5) adalah:
a. pengajaran akan lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar,
b. bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami
pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran
dengan baik,
c. metode pembelajaran bervariasi, tidak hanya semata-mata hanya komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar tidak bosan, dan
pengajar tidak kehabisan tenaga,
d. pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lainyang
dilakukan seperti: mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
2.2.3. Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran
Seiring dengan laju perkembangan ilmu cetak mencetak, behaviorisme,
komunikasi, dan lajunya perkembangan teknologi elektronik maka media dalam
21
perkembangannya tampil dalam berbagai jenis dan format. Pembagian jenis dan
karakteristik media pembelajaran adalah sebagai berikut.
Media pembelajaran, dilihat dari sisi aspek bentuk fisik dengan membagi jenis
dan karakteristiknya sebagai berikut.
a. Media pembelajaran dilihat dari sisi aspek bentuk fisik dengan membagi jenis
dan karakteristiknya yaitu yang pertama adalah media elektronik seperti televisi,
radio, slide, video, VCD, DVD, LCD, komputer, internet, dan lain-lain. Kedua
adalah media non-elektronik seperti buku, handout, modul, diktat, media grafis,
dan alat peraga.
b. Ada pula yang melihat dari aspek panca indera dengan membagi menjadi tiga
yaitu media audio (mendengar), media visual (termasuk media grafis), dan media
audio-visual (mendengar dan melihat).
c. Ada yang melihat dari aspek alat dan bahan yang digunakan seperti perangkat
keras (hardware) sebagai sarana yang menampilkan pesan dan perangkat lunak
(software) sebagai pesan atau informasi (Sanaky, 2013:46)
Edgar Dale dalam Sanaky (2013:47-49) menggambarkan tingkat pengalaman
dan alat-alat yang diperlukan untuk memperoleh pengalaman. Menurutnya,
pengalaman berlangsung dari tingkat yang konkrit naik menuju ketingkat yang lebih
abstrak.
22
Berdasarkan gambar 2.1 tentang kerucut pengalaman Edgar Dale, dapat dilihat
bahwa display kelas termasuk ke dalam jenis pameran. Dalam penelitian ini display
kelas yang dimaksud adalah pajangan kelas baik berupa pster dan papan buletin
dengan tema materi permasalahan lingkungan hidup dan penanggulangannya.
2.3. Display Kelas
Display dalam Chatib dan Fatimah (2013: 48) diartikan sebagai segala benda
yang secara visual dapat terlihat dan dirasakan oleh pancaindra, serta dapat
memberikan stimulus positif terhadap emosi siswa. Menurut Sampurno (2013)
“display” merupakan suatu media yang digunakan untuk memberikan informasi
penting yang digunakan sebagai penunjang pembelajaran. Sampurno juga
mengatakan bahwa display adalah menampilkan hasil karya anak didik, baik untuk di
kelasnya sendiri maupun untuk dipertontonkan pada lingkungan terbatas.
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale
Sumber: http://ensiklopediapramuka.com/
23
Display juga dapat dipahami sebagai sarana yang dimanfaatkan untuk
menampilkan gambar, kartun, poster dan objek kecil atau material belajar lainnya.
Display kelas merupakan kesan pertama yang ditangkap siswa terhadap ruang kelas
dan guru sangat berperan dalam menentukan dan menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan (Chatib & Fatimah, 2013: 63). Display kelas juga dapat dimaknai
sebagai sebuah media untuk mempercantik lingkungan belajar-mengajar dan
memberikan informasi-informasi penting berupa tempelan-tempelan gambar tokoh
pahlawan, kata-kata motivasi, hasil karya peserta didik, dan lain sebagainya. Dengan
demikian kelas akan hidup dan siswa akan menikmati belajar di dalamnya.
Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa display kelas yaitu
suatu media pajangan berbentuk dua dimensi maupun tiga dimensi yang dipajang
untuk keperluan belajar mengajar di dalam kelas yang dapat menciptakan suasana
pembelajaran menjadi aktif dan menyenangkan.
Desain kelas sangat bergantung pada tujuan proses belajar. Guru harus
menetapkan tujuannya, lalu kelas akan mengikutinya. Berbagai macam jenis display
kelas yang bisa dilakukan guru untuk membuat kelas menarik dan menyenangkan
diantaranya yaitu: manajemen zona aktivitas; manajemen barang-barang di kelas;
papan buletin; display tema kelas; display hasil karya siswa; display prestasi siswa,
display peraturan kelas; display karakter; display tokoh dan display emosi.
Kelas yang dipenuhi dengan karya/pekerjaan siswa merupakan pemandangan
yang menyenangkan karena memberi pesan kepada mereka bahwa pekerjaan dan
belajar mereka penting. Selama ini, yang menentukan pemajangan karya siswa
24
biasanya guru, bukan siswa. Menurut Clayton (2002) yang dikutip dari laman (https://
zaifbio.wordpress.com/2009/07/02/memajang-karya-siswa-kolaborasi-siswa-guru/), mengajukan
gagasan tentang pemajangan karya siswa yang melibatkan siswa, jadi merupakan
kolaborasi antara siswa dengan guru. Ia beranggapan bahwa melibatkan siswa dalam
memajang hasil pekerjaan mereka dapat meningkatkan tanggungjawab siswa dalam
perkembangan belajarnya. Mereka bisa dibiarkan bebas memilih pekerjaannya yang
akan dipajang guru, bisa juga diserahi tugas mendisain dan memajang pekerjaan di
papan bulletin (bulletin board) atau mereka bisa juga ditugasi untuk mengelola
sendiri seluruh proses mulai dari memilih, membuat tempat pajangan, dan
memeliharanya. Sharon E. Smaldo dalam bukunya Intructional Technology and
Media for Learning (Chatib & Fatimah, 2013: 63) menyebutkan perincian manfaat
display kelas yaitu sebagai berikut: 1) menyediakan acuan konkret bagi gagasan; 2)
membuat gagasan abstrak menjadi konkret; 3) memotivasi siswa; 4) mengarahkan
perhatian; 5) mengulang informasi dalam bentuk format atau bentuk yang berbeda; 6)
mengingat kembali pada pembelajaran sebelumnya; dan 7) meringankan usaha
belajar.
Jika mendapat sentuhan display seorang guru, sebuah ruang kelas akan sangat
banyak manfaatnya. Ada empat hal langkah awal dalam mendesain kelas yang perlu
diketahui guru yaitu: 1) syarat utama desain kelas; 2) tujuan; 3) pendataan barang
atau perangkat kelas; 4) tata letak atau pengaturannya.
Chatib dan Fatimah (2013:51) dikutip dari situs Scholastic.com, penulis Linda
Shalaway memberikan saran praktis dalam menata ruang kelas yaitu sebagai berikut.
25
a. Pengaturan fisik kelas, dimulai dari mengevaluasi ruang kelas, penataan
meja dan kursi, serta peletakan papan bulletin. Lalu pajanglah hasil karya
siswa.
b. Sentuhan personal, buatlah ruang kelas senyaman mungkin. Tambahkan
tanaman, karpet, bantal, atau poster-poster menarik agar siswa merasakan
bahwa ruang kelas adalah rumah kedua mereka.
c. Ciptakan area-area berbeda didalam kelas, membuat area untuk siswa
membaca buku, area kerja individual, area kerja kelompok, atau area
mendengarkan musik.
d. Menata meja dan kursi sesuai dengan tujuan belajar, untuk meningkatkan
kerja sama, guru bisa menata meja dengan cara berkelompok. Misalnya,
empat meja untuk satu kelompok. Sedangkan untuk model diskusi guru
menata meja-meja sehingga berbentuk “U”.
e. Meletakkan peralatan siswa ditempat yang terjangkau dan mudah diakses,
misalnya menyesuaikan tinggi rak dengan tinggi rata-rata anak di kelas.
Kemudian, biasakanlah siswa-siswi meletakkan kembali barang-barang
mereka pada tempatnya.
2.3.1. Display Poster
Sanaky (2013:101), poster adalah gambar dengan ukuran besar dan memberi
tekanan pada satu atau dua ide pokok yang divisualisasikan secara sederhana dan
jelas. Media poster yang baik adalah poster yang segera dapat dipahami secara cepat
oleh orang yang melihatnya.
Media poster dapat direkayasa sedemikian rupa agar dapat menarik perhatian
orang, karena penempatannya di lokasi strategis yang hanya memberikan kesempatan
sekilas, seperti di perempatan jalan, tikungan atau belokan jalan, dan tempat strategis
lainnya. Poster yang dibuat untuk pendidikan pada prinsipnya merupakan gagasan
yang diwujudkan dalam bentuk ilustrasi objek gambar yang disederhanakan dan
dibuat dengan ukuran besar (Daryanto, 2012:129).
Daryanto (2012:130) menyebutkan bahwa secara umum poster memiliki
kegunaan, yaitu sebagai berikut.
26
a. Memotivasi siswa; dalam hal ini, poster dalam pembelajaran sebagai
pendorong atau memotivasi kegiatan belajar siswa. Pesan poster tidak
berisi tentang informasi namun berupa ajakan, renungan, persuasi agar
siswa memiliki dorongan yang tinggi untuk melakukan sesuatu diantaranya
belajar, mengerjakan tugas, menjaga kebersihan, dan bekerja sama. b. Peringatan; dalam hal ini, poster berisi tentang peringatan-peringatan
terhadap suatu pelaksanaan aturan hokum, aturan sekolah atau peringatan-
peringatan tentang sosial, kesehatan bahkan keagamaan. c. Pengalaman kreatif; melalui poster, pembelajaran dapat lebih kreatif. Siswa
ditugaskan untuk membuat ide, cerita, karangan dari sebuah poster yang
dipajang. Diskusi kelas akan lebih hidup manakala guru menggunakan alat
bantu poster sebagai bahan diskusi.
Unsur-unsur poster yang dikutip dari laman kemdikbud
(https://belajar.kemdikbud.go.id/) antara lain sebagai berikut.
a. Gambar, ilustrasi,sketsa, foto atau warna yang mecolok sesuai dengan ide yang
hendak disampaikan.
b. Pernyataan berupa frase, klausa, atau kalimat yang efektif, sugestif dan
komunikatif.
c. Tulisan dibuat berukuran besar dan mudah dilihat. Tulisan atau kalimat poster
disesuaikan dengan gambar.
2.3.2. Display Papan Buletin
Papan buletin (bulletin board) adalah suatu tempat atau halaman papan yang
khusus digunakan untuk mempertunjukan contoh-contoh dari pekerjaan siswa,
gambar-gambar, kartu poster-poster dan objek-objek atau material belajar yang
lainnya (Rahayu, 2015:19). Papan buletin dapat diisi dengan informasi verbal
maupun nonverbal. Menurut Rahayu (2015:20), fungsi papan buletin ialah selain
27
menerangkan sesuatu, juga dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian dalam
waktu tertentu.
Menurut Chatib & Fatimah (2013:80) papan buletin nantinya akan menjadi
tempat banyak display, seperti memajang beberapa tugas siswa dan rutinitas piket
kelas, jadwal kegiatan, atau bahkan peraturan kelas. Papan buletin cocok digunakan
untuk mata pelajaran yang membutuhkan informasi berupa bagan, gambar, diskusi,
dan pelajaran-pelajaran yang materinya membutuhkan proses dan tahapan-tahapan.
Sesuai untuk menginformasikan hasil karya, hasil pemikiran, dan hasil diskusi. Papan
buletin tidak hanya menampilkan hasil karya/kerja siswa, namun juga sebagai salah
satu faktor berkembangnya kreativitas siswa untuk memanfaatkannya terutama dalam
proses pembelajaran dikelas.
Berdasarkan penyataan Chatib & Fatimah, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa papan buletin termasuk ke dalam media visual dan dapat disebut juga sebagai
media pajangan. Papan buletin dapat digunakan tidak hanya di dalam kelas tetapi juga
di tempat-tempat umum. Media ini berisikan informasi dan ditampilkan secara
menarik sehingga orang-orang yang lewat dan melihat media ini tertarik untuk
sejenak membaca informasi yang ada didalamnya. Papan buletin dalam penelitian ini
berisi informasi-informasi tentang kerusakan lingkungan dan hasil diskusi kelompok
yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran materi permasalahan lingkungan hidup
dan penanggulangannya.
28
2.4. Pembelajaran IPS Materi Permasalahan Lingkungan Hidup dan
Penanggulangannya
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP/MTs merupakan salah
satu mata pelajaran yang wajib ditempuh oleh peserta didik SMP dan MTs
sebagaimana yang di ungkapkan oleh Sapriya (2009) dalam Oktaviana (2014:14)
bahwa IPS pada kurikulum sekolah (satuan pendidikan), pada hakikatnya merupakan
mata pelajaran wajib sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 37 yang berbunyi bahwa
“kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat ilmu pengetahuan sosial”.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang mengkaji
tentang isu-isu sosial dengan unsur kajiannya dalam konteks peristiwa, fakta, konsep,
dan generalisasi. Tema yang dikaji dalam IPS adalah fenomena-fenomena yang
terjadi di masyarakat baik di masa lalu, masa sekarang, dan kecenderungannya di
masa-masa mendatang. Pada jenjang SMP/MTs, mata pelajaran IPS memuat materi
Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik
diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan
bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai (Mulyasa, 2008:125).
Pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu materi pada pokok bahasan
permasalahan lingkungan hidup dan penanggulangannya kelas VIII semester gasal di
SMPN10 Semarang tahun ajaran 2016/2017.
Materi pokok permasalahan lingkungan hidup dan penanggulangannya
merupakan materi yang penting dipelajari untuk mengajarkan dan mengenalkan
29
tentang lingkungan hidup agar siswa peduli terhadap lingkungan disekitarnya. Materi
ini diajarkan di SMP/MTs pada kelas 8 semester ganjil.
2.4.1. Unsur-unsur Lingkungan Hidup
Menurut Undang-Undang No 4 Tahun 1982, lingkungan hidup merupakan
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunya yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Berdasarkan pengertian
tersebut, lingkungan hidup tersusun dari berbagai unsur yang saling berhubungan satu
sama lain, yaitu unsur biotik, abiotik, dan sosial budaya.
Lingkungan hidup mempunyai unsur-unsur untuk menunjang kehidupan
makhluk hidup dibumi yaitu unsur biotik, unsur abiotik dan unsur sosial budaya.
Unsur biotik adalah unsur-unsur makhluk hidup atau benda yang dapat menunjukkan
ciri-ciri kehidupan, seperti bernapas, memerlukan makanan, tumbuh, dan berkembang
biak. Unsur biotik terdiri atas manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Secara umum,
unsur biotik meliputi produsen, konsumen, dan pengurai.
Kebalikan dari unsur biotik, unsur abiotik adalah unsur-unsur alam berupa
benda mati yang dapat mendukung kehidupan makhluk hidup, yang termasuk unsur
abiotik adalah tanah, air, cuaca, angin, sinar matahari, dan berbagai bentuk bentang
lahan. Sedangkan unsur sosial budaya merupakan bentuk penggabungan antara cipta,
rasa, dan karsa manusia yang disesuaikan atau dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
30
alam setempat, yang termasuk unsur sosial budaya adalah adat istiadat serta berbagai
hasil penemuan manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.4.2. Kerusakan Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup mempunyai keterbatasan, baik dalam hal kualitas maupun
kuantitasnya. Dengan kata lain, lingkungan hidup dapat mengalami penurunan
kualitas dan penurunan kuantitas. Penurunan kualitas dan kuantitas lingkungan ini
menyebabkan kondisi lingkungan kurang atau tidak dapat berfungsi lagi untuk
mendukung kehidupan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Kerusakan lingkungan
hidup dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Berdasarkan penyebabnya, kerusakan
lingkungan dapat dikarenakan proses alam dan karena aktivitas manusia. Kerusakan
lingkungan hidup yang terjadi karena proses alam, bentuknya bermacam-macam dan
tidak bisa dihindari, seperti kerusakan yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi,
gempa bumi, tsunami, angin topan/puting beliung, dan sebagainya. Sedangkan
kerusakan lingkungan hidup yang terjadi karena ulah manusia terdapat 3 bentuk
kerusakan yaitu:
1. Kerusakan Lingkungan Lahan
Hal yang menyebabkan rusaknya lingkungan lahan hingga menjadi lahan kritis
antara lain penenbangan liar yang dilakukan masyarakat maupun pengusaha yang
berakibat lahan menjadi gundul sehingga terjadi banjir dan tanah longsor. Selain
itu banyak hewan yang akan kehilangan habitat aslinya.
2. Kerusakan Lingkungan Air
31
Hal utama yang menjadi penyebab kerusakan lingkungan air adalah pembuangan
limbah yang mengakibatkan pencemaran air. Baik limbah cair maupun limbah
padat yang berasal dari industri atau rumah tangga dibuang kesungai atau saluran
air sehingga menyebabkan air menjadi tercemar dan tidak layak digunakan untuk
kebutuhan hidup manusia.
3. Kerusakan Lingkungan Udara
Penyebab kerusakan lingkungan udara adalah pembuangan limbah gas mesin
yang mengakibatkan pencemaran udara. Contohnya di kota-kota besar dan
kawasan industri.
2.4.3. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup
Usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab kita
sebagai manusia. Dalam hal ini, usaha pelestarian lingkungan hidup tidak hanya
merupakan tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tanggung jawab bersama
antara pemerintah dengan masyarakat. Pada pelaksanaannya, Beberapa kebijakan
yang telah dikeluarkan pemerintah tersebut, antara lain meliputi hal-hal berikut ini.
a. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
b. Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 148/11/SK/4/1985 tentang
Pengamanan Bahan Beracun dan Berbahaya di Perusahaan Industri.
c. Peraturan Pemerintah (PP) Indonesia Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
32
d. Pembentukan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup pada tahun 1991.
Selain itu, usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup dapat dilakukan dengan
cara: 1) melakukan pengolahan tanah sesuai kondisi dan kemampuan lahan, serta
mengatur sistem irigasi atau drainase sehingga aliran air tidak tergenang; 2)
memberikan perlakuan khusus kepada limbah, seperti diolah terlebih dahulu sebelum
dibuang, agar tidak mencemari lingkungan; 3) melakukan reboisasi pada lahan-lahan
yang kritis, tandus dan gundul, serta melakukan sistem tebang pilih atau tebang tanam
agar kelestarian hutan, sumber air kawasan pesisir/pantai, dan fauna yang ada di
dalamnya dapat terjaga; 4) melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perilaku
para pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) agar tidak mengeksploitasi hutan
secara besar-besaran.
Upaya yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk pelestarian lingkungan hidup
antara lain: 1) pelestarian tanah (tanah datar, tanah miring/perbukitan), upaya
pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakan kegiatan menanam
pohon atau penghijauan kembali (reboisasi); 2) Pelestarian udara, upaya yang dapat
dilakukan antara lain menggalakan penanaman pohon atau tanaman disekitar kita,
mengurangi pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon, mengupayakan
pengurangan gas sisa pembakaran baik pembakaran hutan maupun pembakaran
mesin; 3) pelestarian hutan, upaya yang dapat dilakukan yaitu melarang pembabatan
hutan secara berlebihan, reboisasi, menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang
pohon, dan menerapkan sanksi yang berat bagi yang melanggar; 4) pelestarian laut
dan pantai, seperti melarang penggunaan bahan peledak dalam menangkap ikan,
33
melarang pengambiln batu karang, melakukan reklamasi pantai dengan menanam
kembali tanaman bakau di sekitar pantai; 5) pelestarian flora dan fauna, upaya yang
dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna diantaranya adalah
mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa, melarang perburuan liar, dan
menggalakkan kegiatan penghijauan.
2.5. Hasil Penelitian Relevan
Penelitian terdahulu memiliki fungsi sebagai gambaran dan sebagai sumber
dalam penelitian. Penelitian yang akan dilakukan memiliki perbedaan dengan
penelitian-penelitian terdahulu diantaranya variabel penelitian, tempat/lokasi
penelitian, waktu dan populasi penelitian. Penelitian yang relevan diantaranya sebagai
berikut.
Penelitian Yuwono (2015) ini bertujuan untuk menggambarkan persepsi guru
tentang display kelas, pengetahuan guru tentang display kelas dan implementasi
display kelas. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode survey
deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian Yuwono,
peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari
hubungan variabel itu dengan variabel lain. Oleh karena itu, Yuwono berusaha
mendeskripsikan persepsi dan pengetahuan guru tentang display kelas di sekolah
dasar. Hasil penelitian menunjukan persepsi guru tentang display kelas memiliki
persepsi pada kategori baik dengan skor rata-rata 4,1. Kemudian pengetahuan guru
terkait display kelas dapat dikatakan kurang sekali, hal tersebut berdasarkan skor rata-
34
rata yaitu 49,54. Sedangkan implementasi display kelas di sekolah dasar dikatakan
cukup, hal ini ditunjukan berdasarkan hasil analisis angket yaitu diperoleh skor rata-
rata sebesar 0,61.
Penelitian Rahayu (2015) dengan variabel bebas yaitu media pembelajaran
papan buletin sedangkan variabel terikat yaitu hasil belajar IPA ini menggunakan
metode quasi eksperiment dengan desain penelitian menggunakan pretest-posttest
control group design. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive
sampling, sampel penelitian berjumlah 30 siswa kelas eksperimen dan 30 siswa kelas
kontrol. Instrument penelitian berupa test hasil belajar yang telah diuji validitas dan
reliabilitasnya sedangkan untuk analisis data peneliti menggunakan uji-t. Hasil
penelitian Rahayu menunjukan bahwa pembelajaran IPA menggunakan media papan
buletin memperoleh pencapaian yang baik, terdapat pengaruh penggunaan media
pembelajaran papan bulletin terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV MIN Ciputat
dengan hasil posttest kelas eksperimen yaitu 79,8 dan hasil uji-t yaitu 3,09>239
Penelitian Rusdiana (2014: 2-5) dengan meneliti tentang penggunaan media
papan bulletin dalam pembelajaran IPS. Jenis penelitian Rusdiana adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dengan
rancangan penelitian yang dilakukan dalam tiga siklus. Subjek penelitiannya yaitu
guru dan siswa kelas IVA yang berjumlah 30 siswa. Dalam hal ini, Rusdiana
menggunakan teknik analisis data dengan cara deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes berupa evaluasi akhir, dan
angket. Pada kegiatan pembelajaran aktivitas guru mengalami peningkatan dengan
35
skor rata-rata siklus I pertemuan pertama 70% dan pertemuan ke dua 71,66%, siklus
II pertemuan pertama 86,66% dan pertemuan kedua 91,66%; siklus III pertemuan
pertama 90% dan pertemuan kedua 96,66%. Aktivitas siswa selama proses
pembelajaran mengalami peningkatan dengan skor rata-rata pada siklus I pertemuan
pertama 72,91% dan pertemuan kedua 77,08%. Pada siklus II pertemuan pertama
85,41% dan pertemuan kedua 87,5%; pada siklus III pertemuan pertama 94% dan
pertemuan kedua 95,83%. Pada hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan
dengan skor rata-rata pada siklus I 60,35% pada siklus II 84,66% dan % pada siklus
III 95%.
36
Tabel 2.1. Penelitian Yang Relevan Penulis,
Tahun dan Judul
Tujuan Variabel Metode Penelitian Hasil Penelitian
Femmy
Rahayu
(Skripsi 2015)
“Pengaruh
Penggunaan
Media
Pembelajaran
Papan Buletin
Terhadap
Hasil Belajar
IPA Siswa
Kelas IV MIN
Ciputat”
Untuk
mengetahui
pengaruh
penggunaan
media
pembelajaran
papan bulletin
terhadap hasil
belajar IPA pokok
bahasan bumi dan
alam semesta
pada siswa kelas
IV MIN Ciputat
Variabel
bebas (X)
dalam
penelitian ini
adalah media
pembelajaran
papan buletin
sedangkan
variabel
terikat (Y)
adalah hasil
belajar IPA
Metode yang
digunakan
adalah quasi eksperimen. Desain
penelitian
yang
digunakan
adalah
pretest-posttest control group design.
Hasil pembelajaran IPA
menggunakan media
papan bulletin
memperoleh pencapaian
yang baik, terdapat
pengaruh penggunaan
media pembelajaran
papan bulletin terhadap
hasil belajar IPA siswa
kelas IV MIN Ciputat
dengan hasil post test
kelas eksperimen yaitu
79,8 dan hasil uji-t yaitu
3,09>239.
Nova Lanzha
Rusdiana
(Artikel
Skripsi 2014)
“ Penggunaan
Media Papan
Buletin Dalam
Pembelajaran
IPS Untuk
Meningkatkan
Hasil Belajar
Siswa Kelas
IVA Sekolah
Dasar”
1) Bagaimanakah
aktivitas guru
dalam
pembelajaran
IPS dengan
menerapkan
dengan
menggunaan
media papan
buletin untuk
meningkatkan
hasil belajar
siswa kelas IVA
SDSN Ketegan
Kecamatan
Taman
Kabupaten
Sidoarjo?
2) Bagaimanakah
aktivitas siswa
dalam
pembelajaran IPS
dengan
menggunaan
media papan
buletin untuk
meningkatkan
hasil belajar
Variabel
bebasnya
yaitu
penggunaan
media papan
buletin,
sedangakan
variabel
terikatnya
yaitu
aktivitas
guru,
aktivitas
siswa dan
hasil belajar
siswa
Penelitian ini
merupakan
penelitian
tindakan
kelas (PTK)
dengan
menggunakan
teknik
deskriptif
kuantitatif
dengan
rancangan
penelitian
yang
dilakukan
dalam tiga
siklus. Subjek
dalam
penelitian ini
guru dan
siswa Kelas
IVA
Semester II
di SDSN
Ketegan
TamanSidoarj
o Tahun
Pelajaran
Pada kegiatan
pembelajaran aktivitas
guru mengalami
peningkatan dengan
skor rata-rata siklus I
pertemuan pertama
70% pertemuan ke dua
71,66%, siklus II
pertemuan pertama
86,66% pertemuan
kedua 91,66% dan siklus
III pertemuan pertama
90% pertemuan kedua
96,66%.
Aktivitas siswa selama
proses pembelajaran
mengalami peningkatan
dengan skor rata-rata
pada siklus I
pertemuan pertama
72,91% pada
pertemuan kedua
77,08%, pada siklus II
pertemuan pertama
85,41% pada
pertemuan kedua
87,5% pada siklus III
pertemuan
37
kelas IVA SDSN
Ketegan
Kecamatan
Taman
Kabupaten
Sidoarjo?
3) Bagaimanakah
hasil belajar
siswa dalam
pembelajaran IPS
dengan
menggunaan
media papan
buletin untuk
meningkatkan
hasil belajar kelas
IVA
SDSN Ketegan
Kecamatan
Taman
Kabupaten
Sidoarjo?
4) Bagaimanakah
kendala siswa
terhadap media
papan buletin
untuk
meningkatkan
hasil belajar
kelas IVA
SDSN Ketegan
Kecamatan
Taman
Kabupaten
Sidoarjo?
2012/2013
yang
berjumlah 30
siswa dengan
jumlah laki-
laki 16 dan
perempuan
14. Dalam hal
ini, peneliti
menggunakan
teknik analisis
data dengan
cara deskriptif
kuantitatif
dan kualitatif.
Instrumen
pengambilan
data dalam
penelitian ini
menggunakan
lembar
observasi,
lembar tes dan
pedoman
wawancara.
Teknik
pengumpulan
data
menggunakan
observasi, tes
berupa
evaluasi
akhir, dan
angket
pertama 94%
pertemuan kedua
95,83%. Pada hasil
belajar siswa juga
mengalami peningkatan
dengan skor rata-rata
pada siklus I 60,35%
pada siklus II 84,66%
dan % pada
siklus III 95%.
Dengan menggunakan
media papan bulletin
siswa bisa belajar
dengan senang. Dari
hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa
menggunakan media
papan bulletin dapat
meningkatkan hasil
belajar siswa kelas
IVA pada mata
pelajaran IPS di SDSN
Restu Indra
Yuwono,
Santhy
Hawanti &
Supriatna
(Artikel
Skripsi 2015)
“Persepsi Dan
Pengetahuan
Guru Tentang
1. Menggambarkan
persepsi guru
tentang displaykelas
2. Menggambarkan
pengetahuan guru
tentang display
kelas dan 3.
Mengetahui
bagaimana
implementasi
Pengetahuan
guru tentang
display kelas
disekolah
dasar
Metode survei
deskriptif
dengan
menggunakan
pendekatan
kuantitatif.
Teknik
sampling
yang
digunakan
dalam
1. persepsi guru tentang
display kelasdisimpulkan
bahwa guru memiliki
persepsi pada kategori
baik dengan skor rata-
rata 4,1
2. Pengetahuan guru
tentang display kelas
dikatakan kurang sekali,
hal itu berdasarkan skor
rata-rata yaitu 49,54
38
Display Kelas
Di Sekolah
Dasar”
display kelas penelitian ini
menggunakan
probaility sampling
yaitu dengan
teknik simple random sampling.
3. implementasi display
kelas di sekolah dasar
masih dikatakan cukup,
hal ini ditunjukan
berdasarkan hasil
analisis angket diperoleh
skor rata-rata 0,61
Kukuh Indarto
(Skripsi 2016)
“Penggunan
Booklet
Gerakan
Tanah Untuk
Sumber Daya
Pada
Pembelajaran
Geografi
Materi
Pedosfer Kelas
X SMA
Ma’arif
Karangmoncol
Kabupaten
Purbalingga
Tahun 2016”
1. Mengetahui
aktivitas belajar
siswa dalam
proses
pembelajaran
Geografi
menggunakan
booklet gerakan
tanah sebagai
sumber belajar
2. Mengetahui
tanggapan/respon
siswa belajar
siswa dalam
proses
pembelajaran
Geografi
menggunakan
booklet gerakan
tanah sebagai
sumber belajar
3. Mengetahui
hasil belajar
kognitif siswa
dalam proses
pembelajaran
Geografi
menggunakan
booklet gerakan
tanah sebagai
sumber belajar
Aktivitas
siswa, respon
belajar siswa,
dan hasil
belajar siswa
dalam proses
pembelajaran
dengan
menggunaka
n media
booklet
sebagai
sumber
belajar
Jenis
penelitian
yang
digunakan
adalah
penelitian
deskripsi.
Populasi pada
teknik ini
adalah semua
siswa kelas X
di SMA
Ma’arif
Karangmonco
l. Teknik
pengambilan
sampel
menggunakan
purposive.
Metode
pengumpulan
data pada
penelitian ini
adalah
observasi,
dokumentasi,
angket dan
test.
Sedangkan
teknik analisis
yang
digunakan
adalah
deskriptif
presentase
Berdasarkan hasil
penelitian disimpulkan
bahwa aktivitas belajar
siswa selama
pembelajaran
menggunakan media
booklet gerakan tanah
menunjukan hasil dalam
kategori baik dengan
rata-rata nilai 82,96%;
kemudian
tanggapan/respon yang
diberikan siswa
termasuk dalam kategori
baik sekali dengan rata-
rata nilai 85,75%;
sedangkan untuk hasil
belajar kognitif siswa
terhadap pembelajaran
memiliki nilai rata-rata
81,00 dan memiliki
persentase ketuntasan
secara keseluruhan
85,71%
Sumber: Femmy Rahayu (2015), Nova Lanzha Rusdiana (2014), Restu Indra
Yuwono, Santhy Hawanti & Supriatna (2015), Kukuh Indarto (2016).
39
2.6. Kerangka Berpikir
Mengembangkan kompetensi siswa perlu adanya perubahan pembelajaran yang
berfokus pada guru (teacher centered) ke pembelajaran yang berfokus pada siswa
(student centered). Pembelajaran yang berfokus pada siswa bermaksud untuk
mengajak siswa ikut secara aktif dalam pembelajaran yang berlangsung serta
diperlukan kemampuan dalam pemikiran kritis, sistematis, logis dan kreatif.
Guru mempunyai peran penting dalam menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan dan menarik untuk aktivitas belajar sehingga pembelajaran dapat
bermakna. Display kelas merupakan kesan pertama yang ditangkap siswa terhadap
ruang kelas dan guru sangat berperan dalam menentukan dan menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan (Chatib & Fatimah, 2013:63). Oleh karena itu,
penggunaan display kelas dibutuhkan dalam pembelajaran, dalam hal ini display
kelas yang dimaksud adalah pajangan kelas berupa papan buletin dan poster.
Berdasarkan yang dikemukakan di latar belakang masalah, di ketahui bahwa
pembelajaran IPS yang dilaksanakan cenderung kepada pembahasan bersifat text
book oriented (berpusat pada buku) sehingga terkesan pada bidang ini terdiri atas
materi hafalan saja serta minimnya ketersediaan media belajar yang digunakan dan
kurangnya keahlian guru dalam membuat media pembelajaran yang menarik menjadi
salah satu faktor yang membuat guru lebih banyak mengajar dengan metode
konvensional atau ceramah. Selain itu, ruangan kelas baik di kelas VII, VIII dan IX
display kelas/pajangan kelasnya belum dimanfaatkan untuk kepentingan
pembelajaran, Dalam penelitian ini peneliti membandingkan aktivitas belajar, respon
40
belajar dan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan display dengan kelas
yang tidak menggunakan display saat proses pembelajaran. Sebelum memulai
penelitian di adakan pretest untuk mengetahui aspek kognitif siswa, kemudian masuk
pada tahap pembelajaran materi permasalahan lingkungan hidup, dan terakhir
dilakukan posttest untuk mengetahui hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan.
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Sumber: Data Primer Penelitian 2016
Aktivitas siswa yang
meliputi:
� Aktivitas visual
� Aktivitas lisan
� Aktivitas mendengar
� Aktivitas menulis
� Aktivitas emosional
Respon Positif
Siswa
� Respon terhadap
pembelajaran
� Respon terhadap
media
Efektivitas Pembelajaran menggunakan display Kelas.
� Model pembelajaran konvensional,
� Pembelajaran berpusat pada buku,
� Media pembelajaran kurang memadai,
� Guru belum memanfaatkan display kelas untuk kepentingan
pembelajaran, sehingga bagi siswa ruangan kelas terasa
membosankan dan tidak mendukung suasana dalam belajar.
Penggunaan display dalam pembelajaran
Hasil Belajar
Kognitif
� Ketuntasan
belajar
klasikal
Afektif Psikomotorik
112
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama penelitian, dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut.
1. Aktifitas siswa selama proses pembelajaran IPS materi permasalahan lingkungan
hidup dan penanggulangannya dengan menggunakan display kelas berupa poster
dan papan buletin di kelas eksperimen masuk dalam kriteria aktif dengan
perolehan nilai rata-rata sebesar 73%. Sehingga pembelajaran dengan
menggunakan media display berupa poster dan papan buletin dilihat dari
aktivitas siswanya yang meliputi aktivitas visual, lisan, mendengar, menulis, dan
emosional sudah efektif.
2. Respon siswa kelas eksperimen dalam proses pembelajaran IPS materi
permasalahan lingkungan hidup dan penanggulangannya dengan menggunakan
display kelas berupa poster dan papan buletin masuk dalam kriteria baik sekali
dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 81%. Sehingga pembelajaran dengan
menggunakan media display berupa poster dan papan buletin dilihat dari respon
siswa yang meliputi respon terhadap pembelajaran dan respon terhadap media
yang digunakan sudah efektif.
113
3. Hasil belajar siswa kelas eksperimen setelah mengikuti pembelajaran IPS materi
permasalahan lingkungan hidup dan penanggulangannya dengan menggunakan
display kelas berupa poster dan papan buletin memiliki nilai rata-rata pretest
sebesar 65,73 dan nilai rata-rata posttest sebesar 83,75. Untuk persentase
ketuntasan klasikal mendapatkan hasil 93,33% dengan peningkatan sebesar 0,53
masuk dalam kriteria sedang. Maka hasil belajar siswa dalam pembelajaran
menggunakan media display kelas berupa poster dan papan buletin pada materi
permasalahan lingkungan hidup dan penanggulangannya sudah efektif.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama penelitian, saran yang dapat
dikemukakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Display pada setiap kelas adalah hasil kreatifitas guru dan siswa kelas tersebut,
sehingga untuk mendapatkan hasil yang maksimal diperlukan waktu yang
bertahap untuk menyusun, menata dan mengatur ruangan kelas. Oleh karena itu
guru harus mampu menyalurkan kreatifitas dan ide-idenya.
2. Sekolah perlu melengkapi kelengkapan sarana dan prasarana sebagai tempat
untuk mendukung guru dalam men-display kelas.
3. Display kelas harus dikelola agar tidak menjadi “sampah display”. Cara yang
bisa dilakukan antara lain: disimpan dalam gudang jika sudah lewat materi yang
telah di ajarkan, dibuat pameran produk, dikembalikan kepada siswa, atau
menjadi sampel untuk sekolah lain yang membutuhkan.
114
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina Tri, dkk. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK
Universitas Negeri Semarang.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
-----. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Chatib, Munif dan Irma Nurul Fatimah. 2013. Kelasnya Manusia: Memaksimalkan Fungsi Otak Belajar Dengan Manajemen Display Kelas. Bandung: Kaifa.
Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani
Sejahtera.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta:
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Elawati, Rizka Pipit. 2014. Manajemen Display Kelas Sebagai Alternatif Dalam Membangun Selera Belajar Anak Tunalaras. Bandung: UPI.
(Online)https://www.academia.edu/7083295/MANAJEMEN_DISPLA
Y_KELAS_SEBAGAI_ALTERNATIF_DALAM_MEMBANGUN_S
ELERA_BELAJAR_ANAK_TUNALARAS (diakses tanggal 11 Mei
2016)
Echols, John M & Hassan Sadily. 2003. Kamus Inggris – Indonesia. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
115
Fikri, Ahmad. 2007. Memaknai Pajangan Hasil Karya Siswa.
https://sahabatguru.wordpress.com/2007/09/18/memaknai-pajangan-
hasil-karya-siswa/ (di akses tanggal 30 Mei 2016).
Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
----- 2008. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
----- 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hamid, Huzaifah. 2009. Memajang Karya Siswa Kolaborasi Siswa-Guru.
(Online) https://zaifbio.wordpress.com/2009/07/02/memajang-karya-
siswa-kolaborasi-siswa-guru/ (di akses 18 Mei 2016)
Khanifatul, 2012. Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Khoir, Binti Ni’matul dan Alif Fingka Junarni. 2012. Keterampilan Mengelola Kelas. Malang: Universitas Negeri Malang (Online)
https://areknerut.wordpress.com/2012/12/30/keterampilan-mengelola-
kelas/ (diakses tanggal 10 Mei 2016)
Mulyasa, E. 2008a. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
-----. 2008b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Permana, Johar. 2001. Pengelolaan Kelas Dalam Rangka Proses Belajar Mengajar. Bandung: Disajikan dalam Bahan Training of Trainers (TOT) Nasional Pelatihan Supervisi Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah
dan Tsanawiyah Basic Education Poject (BEP).
116
Rahayu, Femmy. 2015. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Papan Buletin Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV MIN Ciputat. Skripsi. Jakarta: UIN Jakarta.
Rusdiana, Nova Lanzha. 2014. Penggunaan Media Papan Buletin Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV A Sekolah Dasar. Artikel Skripsi. Surabaya: PGSD FIP Universitas
Negeri Surabaya.
Rusyan, H.A. Tabrani. 2013. Membangun Guru Berkualitas. Jakarta: PT
Pustaka Dinamika.
Rumah Belajar. 2016. Unsur-unsur poster. (Online)
https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver=11
&idmateri=476&mnu=Materi5&kl=7 (diakses 7 November 2016).
Sampurno, Agus. 2013. Display sebagai Sarana Belajar dan memperkuat penampilan Fisik di Kelas. (Online)
https://gurukreatif.wordpress.com/?app-download=ios (diakses tanggal
9 April 2016).
Saefuddin, Usep. 2015. Display Classroom. (Online) http://guraru.org/guru-
berbagi/display-classroom/ (diakses tanggal 3 Juni 2016).
Sanaky, Hujair AH. 2013. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta:
Kaukaba Dipantara.
Sardiman, A.M. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
117
----- 2010. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&d). Bandung: Alfabeta.
-----. 2014. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sutardji, 2010. ‘Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Mata Pelajaran IPS SMP
Melalui Pengajaran Profesional & Pembelajaran Bermakna’. Dalam
Jurnal Geografi. Vol. 7. No. 1. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Tim Penyusun. 2015. Panduan Penulisan Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu
SosialUniversitas Negeri Semarang.
Usman, Uzer. 2013. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Widodo, Rokhmat. 2015. Efektivitas Model Cooperative Learning Teknik Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Geografi Pada Siswa Kelas X SMA N 1 Bergas Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Semarang: FIS
Universitas Negeri Semarang.
Yuwono, Restu Indra; Santhy Hawanti, dan Supriatna. 2015. Persepsi Dan Pengetahuan Guru Tentang Display Kelas Di Sekolah Dasar.Artikel
Ilmiah Skripsi. Purwokerto: FKIP Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.
Recommended