View
133
Download
6
Category
Preview:
Citation preview
DASAR-DASAR MINERALOGIMineral
Definisi mineral didasarkan pada 5 ketentuan umum yaitu :
1. merupakan mineral alami. 2. umumnya anorganik. 3. mempunyai sifat fisis dan kimia tetap4. berupa unsur tunggal atau persenyawaan yang tetap5. homogen (tidak dapat diurai dengan proses fisis)6. Dapat berupa padat, cair (HgS, H2O) dan gas (H2S, CO2, CH4)
← mineral adalah elemen atau komponen kimiawi yang umumnya kristalin dan terbentuk sebagai hasil dari proses geologi (Nickel, E. H., 1995).
← Mineral adalah bahan alam yang umumnya anorganik dengan komposisi kimia dan kondisi fisik yang tertentu (O' Donoghue, 1990).
←Benda padat homogen terdapat di alam terbetun secara anorganik, mempunyai komposisi kimia tertentu & mempunyai susunan atom yg teratur (L.G. Berry & B. Mason, 1959)
←Bahan padat dgn struktur homogen mempunyai kompisisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yg anorganik (Whitten & J.R.V. Brooks, 1972) zat atau bahan yg homogen mempunyai komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan bukan hasil suatu kehidupan (A.W.R. Potter & H. Robinson, 1977)
←← Secara umum mineral adalah zat atau benda yang terbentuk oleh
proses alam, biasanya bersifat padat serta tersusun atas komposisi kimia tertentu. Mineral pada umumnya anorganik.
klasifikasi mineral yang biasa digunakan adalah klasifikasi dari Dana, yang
mendasarkan pada kemiripan komposisi kimia dan struktur kristalnya,
yaitu:
a. Unsur (native element), hanya memiliki satu unsur kimia, sifat
dalam umumnya mudah ditempa dan/atau dapat dipintal, seperti
emas, perak, tembaga, arsenik, bismuth, belerang, intan, dan grafit.
b. Mineral sulfida atau sulfosalt, merupakan kombinasi antara logam
atau semi-logam dengan belerang (S), misalnya galena (PbS), pirit
(FeS2), proustit (Ag3AsS3), dll
c. Oksida dan hidroksida, merupakan kombinasi antara oksigen atau
hidroksil/air dengan satu atau lebih macam logam, misalnya
magnetit (Fe3O4), goethit (FeOOH).
d. Haloid, dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogenida yang
elektronegatif, seperti Cl, Br, F, dan I. Contoh mineralnya: halit
(NaCl), silvit (KCl), dan Fluorit (CaF2).
e. Nitrat, karbonat dan borat, merupakan kombinasi antara
logam/semilogam dengan anion komplek, CO3 atau nitrat, NO3 atau
borat (BO3). Contohnya: kalsit (CaCO3), niter (NaNO3), dan borak
(Na2B4O5(OH)4 . 8H2O).
f. Sulfat, kromat, molibdat, dan tungstat, dicirikan oleh kombinasi
logam dengan anion sulfat, kromat, molibdat, dan tungstat.
Contohnya: barit (BaSO4), wolframit ((Fe,Mn)Wo4)
g. Fosfat, arsenat, dan vanadat, contohnya apatit (CaF(PO4)3),
vanadinit (Pb5Cl(PO4)3)
h. Silikat, merupakan mineral yang jumlah meliputi 25% dari
keseluruhan mineral yang dikenal atau 40% dari mineral yang
umum dijumpai. Kelompok mineral ini mengandung ikatan antara Si
dan O. Contohnya: kuarsa (SiO2), zeolit-Na (Na6[(AlO2)6(SiO2)30] .
24H2O).
Table 1. Mineral yang umum dijumpai pada batuan volkanik
_________________________________________________________________ Mineral berwarna terang (formula) Mineral berwarna gelap(formula)__________________________________________________________________
Feldspar: Olivine (Mg,Fe)2SiO4Plagioclase (Ca,Na)AlSi3O8 Pyroxene:Orthoclase KAlSiO8 Hypersthene Mg,Fe)SiO3Anorthoclase (K,Na)AlSi3O8 Pigeonite (Mg,Fe)SiO3Quartz SiO2 Augite Ca(Mg,Fe)Si2O6(Al,Fe)2O3Nepheline NaAlSiO4 Biotite K(Mg,Fe)3AlSi3O10(OH)2
Magnetite Fe3O4Hematite Fe2O3
Komposisi kimia
Sistem kristal Nama mineral
Ca Co3 Rombohedral Kalsit
Ca Co3 Ortorombik Aragonit
PbS Isometrik Galena
Fe2O3 Rombohedral Hematit
Fe2O4 Isometrik Magnetit
NaCl Isometrik Halit
CaSO4 Ortorombik Anhidrit
CaSO4 . 2H2O Monoklin Gipsum
C Isometrik Intan
C Heksagonal Grafit
FeS2 Isometrik Pyrit
FeS Heksagonal Pyrotit
Identifikasi MineralIdentifikasi mineral dapat dilakukan berdasarkan sifat-sifat fisik mineral, diantaranya :
I. Kekerasan (hardness)Merupakan sifat ketahanan mineral terhadap goresan. Parameter yang biasa digunakan adalah Skala Mohs. Untuk standar kekerasan biasa digunakan 10 pembagian skala dimana skala 1 adalah mineral paling lunak dan skala 10 adalah mineral paling keras.
Tabel 2. Skala MohsNama Mineral Rumus Kimia Kekerasa
nKeterangan
Talk Mg3Si4O10(OH)2 1 Ditekan jariGypsum CaSO42H2O 2 Digores kuku
Kalsit CaCO3 3 Menggoges kukuFlourit CaF2 4 PerungguApatit Ca5(FCl)(PO4)3 5 Pisau baja
Ortoklas/Felspar
KAlSi3O8 6 Kikir
Kuarsa SiO2 7 BajaTopaz (Al2F)2SiO4 8 Baja dapat digores
Corundum Al2O3 9 Baja dapat digoresDiamond C 10 Semua benda dapat
digores
Catatan : 1 – 2 dapat digores dengan kuku 3 – 5 dapat digores dengan paku 6 – 9 dapat digores dengan kaca 10 dapat menggores semua benda
Gambar 2. Hubungan belahan dan kekerasan mineralII. Berat jenis
Cara pengukuran berat jenis mineral ada bermacam-macam, diantaranya dengan menimbang mineral tersebut dan memperbandingkannya dengan volume. ρ = m/v ρ = massa jenis m = berat (gr) v = volume (cm3)
Tabel 3. berat jenis mineralMassa Jenis Klasifikasi Contoh
< 2,7 Ringan Kuarsa2,7 – 3,0 Sedang Mika3,1 – 3,3 Berat Tourmalin3,4 – 4,0 Amat berat Olivin
> 4,0 Teramat berat Zircon
III. Kilap (luster)Kenampakan permukaan mineral Yang ditunjukkan oleh pantulan cahaya yang diterima. Dibagi menjadi :
1. Kilap Logam --------- pada mineral-mineral mengandung logam Mineral-mineral berindeks bias 3 atau lebih
contoh : Galena, Sulphide, Pirit2. Kilap bukan Logam
Mineral-mineral berindeks bias kurang dari 2,5a. Kilap kaca (vitreous luster)
memberikan kesan seperti kaca misalnya: kalsit, kuarsa, halit.b. Kilap intan (adamantine luster)
memberikan kesan cemerlang seperti intan, contohnya intan, zirconc. Kilap sutera (silky luster)
memberikan kesan seperti sutera, umumnya terdapat pada mineral yang
mempunyai struktur serat, seperti asbes, aktinolit, gipsumd. Kilap damar (resinous luster)
memberikan kesan seperti damar, contohnya: sfalerit dan resine. Kilap mutiara (pearly luster)
memberikan kesan seperti mutiara atau seperti bagian dalam dari kulit
kerang, misalnya talk, dolomit, muskovit, dan tremolit.f. Kilap lemak (greasy luster)
menyerupai lemak atau sabun, contonya talk, serpenting. Kilap tanah (earthy) atau kirap guram (dull)
kenampakannya buram seperti tanah, misalnya: kaolin, limonit, bentonit.
Gambar 2. Macam-macam kilapIV. WarnaAdalah kesan mineral jika terkena cahaya.
Warna mineral dapat dibedakan menjadi dua:1. idiokromatik
bila warna mineral selalu tetap, umumnya dijumpai pada mineral-mineral yang tidak tembus cahaya (opaque) Sulfur --------- kuning
Magnetit ------ hitam
Pirit ----------- kuning loyang
2. alokromatik
bila warna mineral tidak tetap dapat berubah-ubah, tergantung dari material pengotornya. Umumnya terdapat pada mineral-mineral yang tembus cahaya, seperti kuarsa, kalsit. Halite --------- abu-abu, biru, kuning, coklat
Kuarsa --------- violet (amethyst), merah muda, coklat-hitam
Faktor yang mempengaruhi warna :a. Kompiosisi kimia
Chlorite - hijauAlbite --- Putih
b. Struktur kristal dan ikatan atomIntan - tak berwarna -- IsometricGraphite -- hitam -- hexagonal
c. Pengotoran dari mineralSilika -- tak berwarna -- Jasper - merah
Chalsedon kecoklatan
V. Belahan (Cleavage)Adalah kenampakan mineral berdasarkan kemampuannya membelah melalui bidang-bidang belahan yang rata dan licin. Bidang belahan umumnya sejajar dengan bidang tertentu dari mineral tersebut. Kecenderungan mineral untuk memebelah diri pada satu arah tertentu atau lebih dan membentuk bidang belahan.
Belahan dibagi berdasarkan bagus tidaknya permukaan bidang belahan,
yaitu :
a. Sempurna (perfect), bila bidang belahan sangat rata, bila pecah
tidak melalui bidang belahan agak sukar (kalsit, galena, halite)
b. Baik (good), bidang belahan rata, tetapi tidak sebaik yang
sempurna, masih dapat pecah pada arah lain (felspar, diopsit)
c. Jelas (distinct), bidang belahan jelas, tetapi tidak begitu rata,
dapat dipecah pada arah lain dengan mudah (hornblende,
staurolite)
d. Tidak jelas (indistinct), dimana kemungkinan untuk membentuk
belahan dan pecahan akibat adanya tekanan adalah sama besar
(Platina, emas)
e. Tidak sempurna (imperfect), dimana bidang belahan sangat tidak
rata, sehingga kemungkinan untuk membentuk belahan sangat
kecil daripada untuk membentuk pecahan (apatit, casiterit).
Contoh : Muscovit dan biotit, mempunyai kecenderungan untuk membelah diri
satu arah, dimana dapat terbelah menjadi lempeng-lempeng tipis. Augite, mempunyai belahan dua arah tegak lurus Hornblende, mempunyai belahan dua arah membentuk sudut 124. Kalsit, mempunyai belahan tiga arah yang saling tidak tegak lurus.
Gambar 10. Belahan pada mineral dengan system tertentu
VI. Pecahan (Fracture)Adalah kemampuan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak
rata dan
tidak teratur.
Pecahan dapat dibedakan menjadi:
a. pecahan konkoidal, bila memperlihatkan gelombang yang
melengkung di permukaan atau seperti botol atau kulit bawang.
(kuarsa, obsidian)
b. pecahan berserat/fibrus(splintery), bila menunjukkan
kenampakan seperti serat, contohnya asbes, augit;
c. pecahan tidak rata (uneven), bila memperlihatkan permukaan
yang tidak teratur dan kasar, misalnya pada garnet;
d. pecahan rata (Even), bila permukaannya rata dan cukup halus,
contohnya: mineral lempung;
e. pecahan runcing, bila permukaannya tidak teratur, kasar, dan
ujungnya runcing-runcing, contohnya mineral kelompok logam
murni;
f. tanah(earthy), bila kenampakannya seperti tanah, contohnya
mineral lempung.
VII. Daya Tahan Terhadap Pukulan (Tenacity)
Daya Tahan mineral terhadap pemecahan, pembengkokan,
penghancuran dan pemecahan. Macamnya :
a. Brittle, mineral mudah hancur menjadi tepung halus
(kalsit, kuarsa, hematit)
b. Sectile, mineral mudah terpotong pisau tapi tidak
berkurang menjadi tepung (gypsum)
c. Malleable, mineral jika ditempa palu menjadi pipih (Au,
Ag)
d. Ductile, mineral jika ditarik tambah panjang dan jika
dilepaskan tidak kembali seperti semula (copper, olivine)
e. Flexible, mineral dapat dilengkungkan dengan mudah
(Talk, mika)
f. Elastic, mineral merenggang jika ditarik dan jika
dilepaskan kembali seperti semula (muscovite, hematite
tipis)
IIX. Gores (streak)Merupakan warna asli dari mineral apabila mineral ditumbuk sampai halus.Merupakan warna mineral dalam bentuk serbuk yaitu dengan menggoreskan mineral pada keping porselen kasar.Contoh :
Warna kuning pada Pirit bila diasah memberi gores warna hitam Warna kehitaman pada Hematit bila diasah memberi gores warna
merah hati Gores tidak berwarna pada Biotit
Gores berwarna putih pada orthoklas
IX. Sifat KemagnetanSemua mineral menunjukkan sifat magnetis meskipun untuk mengukurnya membutuhkan alat yang khusus.Terbagi atas :
a. Paramagnetit (magnetit), mineral mempunyai gaya tarik terhadap magnet (magnetit, pyrotit)
b. Diamagnetit (nonmagnetit), mineral mempunyai gaya tolak terhadap magnet
X. Derajat KetransparananSifat ini tergantung pada kemempuan mineral mentransmisikan cahaya. Dibedakan atas :
a. Opaque mineral, mineral tdk tembus cahaya meskipun dalam bentuk helaian yang tipis (logam mulia, belerang)
b. Transparent mineral, mineral tembus pandang seperti kaca biasa (batu-batu kirstal)
c. Translucent mineral, tembus cahaya taoi tidak tembus pandang (kalsdon, gypsum, opal)
d. Mineral-mineral tidak tembus pandang dalam bentuk pecahan tetapi tembus cahaya pada lapisan tipis (feldspar, karbonat, silica)
KRISTALOGRAFI
Kristalografi adalah suatu cabang dari mineralogi yang mempelajari sIstem-sistemkristal.
Suatu kristal dapat didefinisikan sebagai padatan yang secara esensial mempunyai pola difraksi tertentu (Senechal, 1995 dalam Hibbard,2002).
KRISTALBahan padat homogen, biasanya anisotrop dan tembus air serta menuruti hukum-hukum ilmu pasti sehingga susunan bidang-bidangnya mengikuti hokum geometri, jumlah dan kedudukan dari bidangnya tertentu dan teratur.
Bahan padat homogen :a. Tidak termasuk didalamnya cair dan gasb. Tidak dapat diuraikan menjadi senyawa lain yang lebih sederhana
dengan proses fisika
A. Geometri kristalografi
Sumbu Kristalografi : Suatu garis lurus yang dibuat melalui pusat kristal.
Kristal mempunyai bentuk 3D (panjang, lebar dan tinggi)
Sudut Kristalografi :
Sudut ά > yang dibentuk antara sb b dan sb c
Sudut β > yang dibentuk sb a dan sb c
Sudut γ > yang dibentuk antara sb b dan sb a
Gambar 2. 7 Prinsip letak bidang kristal terhadap sumbu
B. Sistem kristalografiSistem kristalografi dibagi menjadi 7 sistem didasarkan pada :
1. Perbandingan panjang sumbu-sumbu kristalografi2. Letak atau posisi sumbu-sumbu kristalografi3. Jumlah sumbu kristalografi4. Nilai sumbu C atau Sb Vertikal
7 Sistem Kristal :
1. Sistem Regulair/isometric/ kubus/kubik/tesseral* Jumlah sumbu kristalnya 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. * Masing-masing sumbu sama panjangnya.(sb a = b = c) - Disebut jg sb a* sudut α = β = γ
2. Sistem tetragonal/Quadratic
Sb a = b ≠ cSb a = b -- sb aSb c lebih panjang --columnar/panjangSb c lebih pendek -- stout/gemuk
sudut α = β = γ = 90º
scheelite
3. Sistem rombic/ orthorombis/ prismatic /trimetric
4. Sistem heksagonal
Sistem ini mempunyai empat sumbu kristal sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu yang lain.
Sb a ≠ b ≠ cSb c adalah sumbu terpanjang (sb basal/vertical)Sb b adalah sb macroSb a adalah sumbu terpendek (sb brachy)
sudut α = β = γ = 90º
Sb a = b = d ≠ c
Sumbu a, b, dan d masing-masing saling membentuk sudut 120º satu terhadap yang lain
Sumbu a, b, dan d mempunyai panjang yang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek
(umumnya lebih panjang).
GAMBAR 4: vanadinit, dan kuarsa
5. Sistem trigonal/rhombohedral Beberapa ahli memasukkan sistem ini ke dalam sistem
heksagonal Demikian pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya bila pada trigonal setelah terbentuk
bidang dasar, yang berbentuk segienam kemudian dibuat segitiga degan menghubungkan dua titik sudut yang
melewati satu titik sudutnya.
kalsit
6. Sistem monoklin/oblique/clinorombic
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya.
Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b; b tegak lurus terhadap c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b yang
paling pendek.
Sb a ≠ b ≠ cSb a = sb clinoSb cb = sb ortho
sudut α = γ = 90º β ≠ 90º
mineral krokoit
7. Sistem triklin
Sistem ini mempunyai tiga sumbu yang satu dengan lainnya tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.
Sb a ≠ b ≠ c sudut α ≠ β ≠ γ ≠
90º
rodokrosit.
3. Unsur-unsur simetri kristal
Dari masing-masing sistem kristal dapat dibagi lebih lanjut menjadi klas-klas kristal yang jumlahnya 32 klas. Penentuan klas-klas kristal tergantung dari banyaknya unsur-unsur simetri yang terkandung di dalamnya. Unsur-unsur simetri tersebut meliputi:
1. bidang simetri
2. sumbu simetri3. pusat simetri
3.1 Bidang simetri
Bidang simetri adalah bidang bayangan yang dapat membelah kristal menjadi dua bagian yang sama, dimana bagian yang satu merupakan pencerminan dari yang lain. Bidang simetri ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri aksial dan bidang simetri menengah.
1. Bidang simetri aksial bila bidang tersebut membagi kristal melalui dua sumbu utama (sumbu kristal).a. bidang simetri vertikal, yang melalui sumbu vertikal
b. bidang simetri horisontal, yang berada tegak lurus terhadap sumbu2. Bidang simetri menengah adalah bidang simetri yang hanya melalui
satu sumbu kristal. Bidang simetri ini sering pula dikatakan sebagai bidang siemetri diagonal.
3.2 Sumbu simetri
Sumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat menembus pusat kristal, dan bila kristal diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran penuh akan didapatkan beberapa kali kenampakan yang sama. Sumbu simetri dibedakan menjadi tiga, yaitu gire, giroide dan sumbu inversi putar. Ketiganya dibedakan berdasarkan cara mendapatkan nilai simetrinya.
1. Gire, atau sumbu simetri biasa, cara mendapatkan nilai simetrinya adalah dengan memutar kristal pada porosnya dalam satu putaran penuh. Bila terdapatdua kali kenampakan yang sama dinamakan digire, bila tiga trigire (4),empat tetragire (3), heksagire (9) dan seterusnya.
2. Giroide adalah sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai simetrinya dengan memutar kristal pada porosnya dan memproyeksikannya pada bidanghorisontal. Dalam gambar, nilai simetri giroide disingkat tetragiroide dan heksagiroide.
3. Sumbu inversi putar adalah sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai simetrinya dengan memutar kristal pada porosnya dan mencerminkannya melalui pusat kristal. Penulisan nilai simetrinya dengan cara menambahkan bar pada angka simetri itu.
3.3 Pusat simetri
Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila kita dapat membuat garis bayangan tiap-tiap titik pada permukaan kristal menembus pusat kristal dan akan menjumpai titik yang lain pada permukaan di sisi yang lain dengan jarak yang sama terhadap pusat kristal pada garis bayangan tersebut. Atau dengan kata lain, kristal
mempunyai pusat simetri bila tiap bidang muka kristal tersebut mempunyai pasangan dengan kriteria bahwa bidang yang berpasangan tersebut berjarak sama dari pusat kristal, dan bidang yang satu merupakan hasil inversi melalui pusat kristal dari bidang pasangannya.
Gambar 11. Klasifikasi mineral yang lebih lunak dibanding mineral gelas
Gambar 11. Klasifikasi mineral yang lebih keras dibanding mineral gelas
Bowen’s Reaction Series
Seri Reaksi Bowen menggambarkan proses pembentukan mineral pada saat pendinginan magma dimana ketika magma mendingin, magma tersebut mengalami reaksi yang spesifik. Dan dalam hal ini suhu merupakan faktor utama dalam pembentukan mineral.
Tahun 1929-1930, dalam penelitiannya Norman L. Bowen menemukan bahwa :
a. mineral-mineral terbentuk dan terpisah dari batuan lelehnya (magma) dan mengkristal sebagai magma mendingin (kristalisasi fraksional).
b. Suhu magma dan laju pendinginan menentukan ciri dan sifat mineral yang terbentuk (tekstur, dll).
c. laju pendinginan yang lambat memungkinkan mineral yang lebih besar dapat terbentuk.
Seri Reaksi Bowen
1. Deret Continuous
a. Deret ini mewakili pembentukan feldspar plagioclase. b. Dimulai dengan feldspar yang kaya akan kalsium (Ca-feldspar,
CaAlSiO)
c. berlanjut reaksi dengan peningkatan bertahap dalam pembentukan natrium yang mengandung feldspar (Ca–Na-feldspar, CaNaAlSiO) sampai titik kesetimbangan tercapai pada suhu sekitar 9000C.
d. Saat magma mendingin dan kalsium kehabisan ion, feldspar didominasi oleh pembentukan natrium feldspar (Na-Feldspar, NaAlSiO) hingga suhu sekitar 6000C feldspar dengan hampir 100% natrium terbentuk.
2. Deret Discontinuous
a. deret ini mewakili formasi mineral ferro-magnesium silicate b. satu mineral berubah menjadi mineral lainnya pada rentang
temperatur tertentu dengan melakukan reaksi dengan sisa larutan magma.
c. Diawali dengan pembentukan mineral Olivine yang merupakan satu-satunya mineral yang stabil pada atau di bawah 18000C.
d. Ketika temperatur berkurang Pyroxene menjadi stabil (terbentuk).
e. mineral yang mengandung kalsium (CaFeMgSiO) terbentuk pada 11000C
f. pada kisaran suhu 9000C Amphibole terbentuk. Sampai pada suhu magma mendingin di 6000C Biotit mulai terbentuk.
g. Bila proses pendinginan yang berlangsung terlalu cepat, mineral yang telah ada tidak dapat bereaksi seluruhnya dengan sisa magma yang menyebabkan mineral yang terbentuk memiliki rim (selubung).
h. Rim tersusun atas mineral yang telah terbentuk sebelumnya, misal Olivin dengan rim Pyroxene.
i. Deret ini berakhir dengan mengkristalnya Biotite dimana semua besi dan magnesium telah selesai dipergunakan dalam pembentukan mineral.
3. Apabila kedua jalur reaksi tersebut berakhir dan seluruh besi, magnesium, kalsium dan sodium habis, secara ideal yang tersisa hanya potassium, aluminium dan silica. Semua unsur sisa tersebut akan bergabung membentuk Othoclase Potassium Feldspar. Dan akan terbentuk mika muscovite apabila tekanan air cukup tinggi. Sisanya, larutan magma yang sebagian besar mengandung silica dan oksigen akan membentuk Quartz (kuarsa).
Gambar 1. Mineral-mineral penyusun batuan (Bowen’s Reaction Series)
Deret Continuous
Recommended