View
46
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
REKAM MEDIS
I. IDENTIFIKASI
Nama : Ny. R
Umur : 35 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : DS 4 Lumpatan 2
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SMP
Status : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
MRS : 24 Januari 2013
II. ANAMNESIS (autoanamnesis)
Keluhan Utama : Mau melahirkan dengan darah tinggi
Riwayat Perjalanan Penyakit :
+ 9 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh perut mules yang menjalar ke
pinggang, makin lama makin sering dan kuat. Riwayat keluar darah lendir (+),
riwayat keluar air (-), riwayat darah tinggi selama kehamilan (+), riwayat darah tinggi
sebelum hamil (-), riwayat darah tinggi dalam keluarga (-). Pasien lalu pergi ke bidan
dan dibawa ke RSUD Sekayu.Riwayat sakit kepala (-), riwayat pandangan mata
kabur (-), riwayat nyeri epigastrium(-), riwayat mual muntah (-). Pasien mengaku
hamil cukup bulan dan gerakan anak masih dirasakan.
Riwayat Reproduksi :
Menarche : 13 tahun
Siklus haid : 28 hari, teratur lamanya 5 hari, banyaknya biasa
HPHT : 17 April 2012
Riwayat perkawinan : 1 kali, lamanya + 21 tahun
Riwayat penyakit yang pernah diderita : (-)
Riwayat operasi : (-)
Riwayat aborsi : (-)
Riwayat memakai kontrasepsi : (-)
1
Riwayat obstetri : G6P5A0
No Tempat
Bersalin
Tahun Hasil
Kehamilan
Jenis
Persalinan
Penyulit Nifas Anak
Sex BB KU
1. Bidan 1992 Aterm Spontan - Baik Lk 2900 Sehat
2. Bidan 1997 Aterm Spontan - Baik Lk 2800 Sehat
3. Bidan 2002 Aterm Spontan - Baik Pr 3000 Sehat
4. Bidan 2007 Aterm Spontan - Baik Lk 3000 Sehat
5. Hamil
ini
2013
Riwayat Kehamilan Lalu
Preeklampsi-eklampsia/hiperemesis : (-)
Perdarahan post partum : (-)
Penyakit-penyakit lain : (-)
Operasi yang lalu : (-)
Riwayat kehamilan sekarang
Haid : Teratur, siklus 28 hari
Banyaknya : Biasa
HPHT : 27 April 2012
Taksiran persalinan : 3 Februari 2013
Lama hamil : Aterm
Gerakan anak dirasakan : Sejak 5 bulan yang lalu
Periksa hamil : ke bidan
Riwayat Persalinan
Dikirim oleh : datang sendiri
His mulai sejak tanggal : 24 Januari 2013 jam 13.00 WIB
Darah lendir sejak tanggal : 24 Januari 2013 jam 13.00 WIB
Ketuban : +
2
III. PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 150/90 mmHg
Nadi : 88 x/mnt
Frekuensi pernafasan : 20 x/mnt
Suhu : 36,5 oC
Berat badan :
Tinggi badan :
Status gizi :
Konjunctiva palpebra pucat : -/-
Sklera ikterik : -/-
Payudara hiperpigmentasi : (+/+)
Jantung : gallop (-), murmur (-)
Paru-paru : bising nafas vesikuler normal,
wheezing (-), ronkhi (-)
Hati dan lien : sulit dinilai
Edema pretibia : (-/-)
Varises : (-/-)
Refleks fisiologis : +/+
+/+
Refleks patologis : -/-
-/-
Indeks Gestosis
Edema :
Proteinuria :
Sistol :
Diastol :
Total :
3
Status Obstetri
Pemeriksaan luar:
Tinggi fundus uteri 2 jari di bawah prosesus xyphoideus (32 cm), letak janin
memanjang, punggung kiri, terbawah kepala, penurunan 4/5, denyut jantung
janin 158 kali/menit teratur, his 2x dalam 10 menit selama 25 detik kualitas
cukup, taksiran berat janin 2945 gram.
Pemeriksaan Dalam Vagina
Vaginal Toucher : portio lunak, medial, effacement 0 %, pembukaan 3cm,
ketuban (+), terbawah kepala, Hodge I-II, penunjuk ubun-ubun kiri depan
Pemeriksaan panggul:
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium (24 Januari 2013)
Darah Rutin :
Hb = 9,9 gr%
Ht = 32
Leukosit = 8.900
Trombosit = 207.000 mm3
Eritrosit = 3,7
Gol Darah = A
Rhesus = Positif
Urine Rutin :
Bilirubin = Negatif
B.J. = 1.005
Glukosa = Negatif
Keton = Negatif
pH = 6,0
Protein = Negatif
4
Urobilinogen = Normal
Kimia klinik :
Kalium = 4,0
Klorida = 93
Natrium = 134
Ureum = 19
Kreatinin = 0,7
Bilirubin total = 0,84
SGOT = 39
SGPT = 16
Glukosa sewaktu = 144
2. Pemeriksaan Penunjang:
USG :
Tampak janin tunggal hidup, presentasi kepala
BPD/FL = hamil 37 minggu
Plasenta korpus depan
Cairan ketuban cukup
Kesan : hamil37 minggu janin tunggal hidup, presentasi kepala
V. DIAGNOSA KERJA
G5P4A0 hamil aterm inpartu kala I fase laten dengan Hipertensi Gestasional,
janin tunggal hidup, presentasi kepala
VI. RENCANA TERAPI
Informed consent
Stabilisasi 1 jam
Observasi tanda vital ibu, His, Denyut jantung janin
Rencana partus pervaginam
IVFD assering gtt XX/menit
Inj. MgSO4 40 % 4 gr IV pelan, lanjut drip MgSO4 40 % 6 gr dalam 500 cc
asering gttXX/menit
5
Akselerasi dengan drip oksitosin 10 IU dalam asering 500 cc gtt XX/menit
Konseling Tubektomi
Kateter menetap, catat input output
Cek lab, DR, UR, KD
VII. PROGNOSIS
Quo ad vitam et fungsionam : dubia et bonam
LAPORAN PERSALINAN
6
Hari/Tanggal : Jum’at, 25 Januari 2013
Nama Pasien : Ny. R/35 tahun
Pukul 03.05 WIB, parturien tampak ingin mengedan kuat
Status present :
Keadaan Umum = sedang
Sensorium = compos mentis
Tekanan darah = 140/90 mmHg
Nadi = 88x/menit
Respiratory Rate = 20x/menit
Suhu = 36,7oC
Pada pemeriksaan Vaginal Toucher didapatkan :
Portio tidak teraba
Pembukaan lengkap
Ketuban (-), jernih, bau (-)
Terbawah kepala
Hodge III+
UUK kiri depan
D/ G5P4A0 hamil aterm Inpartu Kala II dengan Hipertensi Gestasional, janin
tunggal hidup, presentasi kepala
Th/ Pimpin persalinan
Pukul 03.15 WIB, lahir neonatus hidup, laki-laki, BB 3000 gr, PB 47 cm, A/S 9/9
Dilakukan manajemen aktif kala III
Inj. Oksitosin 10 IU (pada 1/3 paha luar)
Masase fundus uteri
Peregangan tali pusat terkendali
Pukul 03.25 WIB
Plasenta lahir lengkap
7
Kemudian dilakukan eksplorasi jalan lahir dan tidak didapatkan
diskontinuitas jaringan
Keadaan umum ibupost partum baik, perdarahan aktif (-)
Instruksi post partum :
Observasi tanda vital ibu, kontraksi, perdarahan
o Tiap 15 menit pada 1 jam pertama
o Tiap 30 menit pada 1 jam berikutnya
Asam Mefenamat 3x500 mg tab p.o.
Ciprofloxacin 2x500 mg tab p.o.
Folaplus 1x1 tab p.o.
Mobilisasi (jalan)
Vulva hygiene (setiap setelah BAB, BAK, dan mandi)
ASI sesuai kebutuhan
IVFD asering gtt XX/menit
Lanjut drip MgSO4 40 % 6 gr dalam 500 cc asering gtt XXV/menit sampai
24 jam post partum
Kateter menetap,catat input output
Rencana tubektomi
Follow Up (25 Januari 2013)
Keluhan : habis melahirkan dengan darah tinggi
Status present : tampak sakit sedang
8
KU : sedang Sense : Compos Mentis
TD : 140/80mmHg N : 82 kali/menit
T : 36,5o C RR : 20 kali/menit
Status Obstetri
Pemeriksaan luar:
Tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik (+), perdarahan aktif (-),
lokia rubra (+), vulva tenang
Diagnosa : P5A0 Post post partum spontan dengan Hipertensi Gestasional hari
perawatan ke I
Penatalaksanaan :
Observasi tanda vital ibu, kontraksi, perdarahan
Mobilisasi (jalan)
Diet biasa
Vulva hygiene (tiap setelah BAB, BAK, dan mandi)
ASI sesuai kebutuhan
IVFD asering gttXX/menit
Lanjut drip MgSO4 40 % 6gr dalam 500 cc asering gtt XXV/menit
sampai 24jam post partum
Kateter menetap, catat input output
Asam mefenamat 3x500 mg tab p.o.
Ciprofloxacin 2x500 mg tab p.o.
Folaplus 1x1 tab p.o.
Rencana tubektomi pukul 13.30 WIB
Follow Up (26 Januari 2013)
Keluhan : habis melahirkan dengan darah tinggi
Status present : tampak sakit sedang
KU : sedang Sense : Compos Mentis
9
TD : 130/80mmHg N : 86 kali/menit
T : 36,7o C RR : 20 kali/menit
Status Obstetri
Pemeriksaan luar:
Tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik (+), perdarahan aktif (-),
lokia rubra (+), vulva tenang, luka operasi tertutup verban
Diagnosa : P5A0 Post post partum spontan hari perawatan ke II
Penatalaksanaan :
Observasi tanda vital ibu, kontraksi, perdarahan
Mobilisasi (jalan)
Diet biasa
Vulva hygiene (tiap setelah BAB, BAK, dan mandi)
ASI sesuai kebutuhan
Aff infus
Aff kateter
Asam mefenamat 3x500 mg tab p.o.
Ciprofloxacin 2x500 mg tab p.o.
Folaplus 1x1 tab p.o.
Rencana pulang → bila keadaan ibu baik
BAB II
PERMASALAHAN
1. Apakah diagnosis pada kasus ini sudah tepat?
2. Apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah tepat?
10
3. Apakah faktor predisposisi hipertensi gestasional pada penderita ini?
4. Bagaimana prognosis pada pasien ini ?
BAB IV
ANALISIS KASUS
Pada tanggal 24 Januari 2013, Ny. R berusia 35 tahun, alamat DS 4
Lumpatan 2, pekerjaan ibu rumah tangga datang ke RSUD Sekayu dengan
11
keluahan utama mau melahirkan dengan darah tinggi. Sejak + 9 jam sebelum masuk
rumah sakit, pasien mengeluh perut mules yang menjalar ke pinggang, makin lama makin
sering dan kuat. Riwayat keluar darah lendir (+), riwayat keluar air (-), riwayat darah
tinggi selama kehamilan (+), riwayat darah tinggi sebelum hamil (-), riwayat darah tinggi
dalam keluarga (-). Pasien lalu pergi ke bidan dan dibawa ke RSUD Sekayu. Riwayat
sakit kepala (-), riwayat pandangan mata kabur (-), riwayat nyeri epigastrium(-), riwayat
mual muntah (-). Pasien mengaku hamil cukup bulan dan gerakan anak masih dirasakan.
Pada pemeriksaan fisik awal didapatkan keadaan umum tampak sakit
sedang, kesadaran kompos mentis, tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 88 x/mnt,
frekuensi pernafasan 20 x/mnt, suhu 36,5 oC. Pada pemeriksaan luar tinggi fundus
uteri 2 jari di bawah prosesus xyphoideus (32 cm), letak janin memanjang,
punggung kiri, terbawah kepala, penurunan 4/5, denyut jantung janin 158
kali/menit teratur, his 2x dalam 10 menit selama 25 detik kualitas cukup, taksiran
berat janin 2945 gram.
Pada pemeriksaan dalam didapatkan bahwa portio lunak, posisi medial,
effacement 0 %, pembukaan 3 cm, ketuban (+), terbawah kepala, penurunan
Hodge I-II, penunjuk ubun-ubun kiri depan dan pada pemeriksaan panggul
menunjukkan kesan luas.
Diagnosis pada parturien ini dalah G5P4A0 hamil aterm inpartu kala I fase
laten dengan Hipertensi Gestasional, janin tunggal hidup, presentasi kepala.
Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaanfisik, dan
pemeriksaan penunjuang.
Jumlah kehamilan, paritas, dan abortus didapatkan dari hasil anamnesis.
Parturien mengakukehamilan ini adalah kehamilan yang
Dari anamnesis diketahui bahwa penderita mempunyai keluhan utama mau
melahirkan dengan perdarahan dari kemaluan. Perdarahan terjadi saat ± 8 jam
sebelum masuk rumah sakit yang keluar dari kemaluan, berwarna merah segar,
12
banyaknya 2 kali ganti celana dalam. Penderita juga mengaku pernah dirawat di
RSUD Bari pada bulan November 2012 karena perdarahan dari kemaluan.
Penderita mengaku hamil cukup bulan dan gerakan anak masih dirasakan.
Berdasarkan anamnesis ini, kemungkinan diagnosis mengarah pada perdarahan
anterpartum pada kehamilan lanjut yang meliputi plasenta previa, solusio plasenta,
dan rupture uteri. Diagnosis solutio plasenta dapat disingkirkan, karena
pendarahan yang disebabkan oleh solutio plasenta biasanya didahului oleh trauma,
darahnya berwarna merah tua dan disertai nyeri perut yang terus menerus.
Dari hasil pemeriksaan fisik pada tanggal 4 Januari 2013, dari status
present penderita didapatkan keadaan umum sakit sedang, compos mentis,
Tekanan darah 110/70 mmHg. Nadi 92 x/menit. Frekuensi napas 20 x/menit. Suhu
36,8 ºC, Konjunctiva palpebra pucat (+). Temuan pemeriksaan ini dapat
menyingkirkan diagnosis rupture uteri yang khas terutama pada rupture uteri
komplit dengan tanda-tanda syok hipovolemik yang menonjol dengan ditandai
tekanan darah yang menurun, nadi yang cepat, kelihatan anemis, dan kesulitan
bernafas yang dapat berhubungan dengan nyeri abdomen akibat robekan rahim
yang mengikutsertakan peritoneum viserale robek dan merangsang ujung saraf
sensoris. Sehingga dari anamnesis dan pemeriksaan fisik kemungkinan diagnosis
pasien ini lebih mengarah ke plasenta previa dengan ciri khasnya yang menonjol
yaitu pendarahan yang keluar melalui vagina berwarna merah segar dan tanpa
disertai rasa nyeri.
Perdarahan uterus yang keluar melalui vagina pada plasenta previa terjadi
karena pada saat pembentukan segmen bawah rahim, isthmus uteri melebar, maka
plasenta berimplantasi akan mengalami laserasi akibat pelepasan pada desidua,
begitu pula saat serviks mendatar dan membuka. Pada tempat laserasi akan terjadi
perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal yaitu dari ruangan intervilus
plasenta. Perdarahan relatif dipermudah dan diperberat oleh karena segmen bawah
rahim dan serviks yang rapuh dan mudah robek akibat tidak mampu berkontraksi
dengan kuat karena otot yang dimilikinya sangat minimal sehingga pembuluh
darah tidak dapat berkontriksi secara sempurna. Pembentukan segmen bawah
13
rahim secara bertahap, akan menimbulkan laserasi baru yang akan kembali
menyebabkan perdarahan. Perdarahan akan berhenti bila terjadi pembekuan.
Dari Pemeriksaan luar obstetri didapatkan tinggi fundus uteri 3 jari di
bawah prosesus xyphoideus (32 cm), letak janin memanjang, punggung kiri,
terbawah kepala, penurunan 4/5, detak jantung janin 142 kali/menit teratur, his 3x
dalam 10 menit selama 30 detik kualitas cukup, taksiran berat janin 2945 gram.
Diagnosis inpartu dapat ditegakkan bila ada his yang teratur minimal dua kali
dalam 10 menit lamanya 20 detik, adanya pendataran dan pembukaan cerviks dan
disertai dengan keluarnya darah lendir. Pada kasus ini pasien sudah inpartu
dengan didapatkannya riwayat perut mules yang menjalar ke pinggang hilang
timbul makin lama makin sering dan kuat (+), dan dari pemeriksaan didapatkan
his 3x dalam 10 menit selama 30 detik kualitas cukup dari pemeriksaan luar,
sedangkan pendataran dan pembukaan cerviks tidak dapat dinilai karena tidak
dilakukan vagina toucher. Vagina toucher tidak dilakukan karena ditakutkan dapat
terjadi pendarahan yang lebih berat yang disebabkan tindakan tersebut. Keluarnya
darah lendir tidak dapat dinilai karena adanya pendarahan pervaginam sehingga
mengaburkan apakah sudah keluar darah lendir atau belum.
Diagnosis janin tunggal hidup presentasi kepala diperoleh dari diketahui
dari pemeriksaan luar yaitu leopold I-III. Untuk mengetahui apakah janin masih
hidup digunakan fetoskope untuk mendengar DJJ dan didapatkan DJJ 142
x/menit.
Dari pemeriksaan dalam menggunakan Inspekulo didapatkan Portio livide,
OUE terbuka diameter ± 3 cm, flour (-), fluxus (+) darah aktif, Erosi(-), Laserasi
(-), Polip (-). Portio livide menunjukkan tanda kehamilan sedangkan OUE yang
terbuka dengan diameter ± 3 cm, fluxus (+) dan terdapat perdarahan aktif dapat
menunjang diagnosis plasenta previa.
Dari pemeriksaan laboratorium darah didapatkan Hb sebesar 7,9 g%,
Leukosit 8.700 mm3 dan Trombosit 353.000 mm3. Berdasarkan hasil laboratorium
tersebut, didapatkan nilai Hb kurang dari normal. Secara klinis Hb rendah disebut
anemia. Anemia pada kasus ini tampak secara klinis dari konjungtiva yang pucat.
14
Kadar Hb yang rendah dapat disebabkan oleh asupan gizi yang kurang, ditambah
perdarahan yang dialami.
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, maka
pasien ini didiagnosis dengan HAP karena plasenta previa disertai anemia sedang.
Penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat yaitu berupa perbaikan
keadaan umum, Observasi tanda vital ibu, His, DJJ, tanda-tanda perdarahan, dan
Resusitasi cairan IVFD RL gtt XX/menit sampai keadaan stabil. Rencana USG
dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis plasenta previa dan usia kehamilan
secara pasti supaya dapat dilakukan penatalaksanaan selanjutnya.
Penatalaksanaan pada kasus plasenta previa ada dua macam yaitu
ekspektatif dan aktif. Kedua penatalaksanaan ini mempunyai indikasi masing-
masing. Penatalaksaan ekspektatif dilakukan yaitu pada pendarahan yang sedikit
Hb >8 gr % usia kehamilan <37 minggu, janin hidup dan belum inpartu.
Sedangkan penatalaksanaan aktif dilakukan bila keadaan umum jelek dan syok,
usia kehamilan >37 minggu atau TBJ >2500gram, inpartu dan janin mati. Pada
pasien ini dilakukan penatalaksanaan aktif (terminasi kehamilan) karena pada
kasus ini kehamilan sudah aterm atau sudah mencapai usia kehamilan >37
minggu, adanya perdarahan aktif, janin hidup dan inpartu. Penatalaksanaan
terminasi kehamilan dilakukan secara perabdominam berupa Seksio Sesaria
Transperitonealis Profunda. Dari riwayat obstetri penderita didapatkan G6P5A0,
sehingga untuk mencegah kehamilan berikutnya maka dilakukan kontrasepsi
mantap berupa tubektomi Pameroy. Transfusi darah dilakukan untuk
meningkatkan kadar Hb.
Penyebab plasenta previa pada pasien ini diduga karena vaskularisasi
desidua berkurang. Hal ini sebagai akibat proses radang yang bisa disebabkan
karena faktor multiparitas dan usia lebih dari 30 tahun. Prognosis pada pasien ini
adalah dubia. Masih diperlukan observasi terhadap perdarahan yang terjadi.
Prognosis ibu dan anak pada plasenta previa dewasa ini lebih baik jika
dibandingkan dengan masa lalu. Hal ini berkaitan dengan diagnosis yang lebih
dini dan tidak invasif dengan USG disamping ketersediaan transfusi darah dan
infus cairan telah ada di hampir semua rumah sakit kabupaten.
15
BAB V
KESIMPULAN
1. Diagnosis pada kasus ini sudah tepat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang yaitu adanya HAP karena plasenta previa
disertai anemia sedang.
2. Penyebab plasenta previa pada pasien ini diduga karena vaskularisasi
desidua berkurang. Hal ini sebagai akibat proses radang yang bisa
disebabkan karena faktor multiparitas dan usia lebih dari 30 tahun.
3. Penatalaksaan pada kasus ini sudah tepat, karena tindakan yang dilakukan
berupa perbaikan keadaan umum, Observasi tanda vital ibu, His, DJJ, tanda-
tanda perdarahan, dan Resusitasi cairan IVFD RL gtt XX/menit sampai
keadaan stabil. Kemudian dilanjutkan terminasi kehamilan, karena
kehamilan sudah aterm, inpartu, adanya perdarahan aktif, dan janin hidup.
16
4. Prognosis pada pasien ini adalah dubia. Masih diperlukan observasi
terhadap perdarahan yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonymous. 1998. Premature Rupture of Membranes. No. 1. American
College of Obstetricians and Gynecologists Practice Bulletin: USA.
(http:/medical-library/journals/e_publish/secure/log.html, diakses 2 Januari
2013).
2. Prawiroharjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo. Jakarrta 2008; h 495-502.
3. Anonymous. 2004. Premature Rupture of Membranes (PROM) / Preterm
Premature Rupture of Membranes (PPROM). University of Virginia: USA.
(http://www.healthsystem.virginia.edu/uvahealth/peds_hrpregnant/online.cfm,
diakses 2 Januari 2013).
4. Bryant-Greenwood G, Millar L K. 2000. Human Fetal Membranes: Their
Preterm Premature Rupture. University of Hawaii, Honolulu: Hawaii.
17
(http://www.biolreprod.org/cgi/content/full/63/6/1575/b, diakses 2 Januari
2013).
5. Chen P. 2001. Premature Rupture Of Membranes. Obstetrics and Gynecology,
University of Pennsylvania School of Medicine: USA.
(http://www.umm.edu/medref/index.html, diakses 2 Januari 2013).
6. Elva J A, Hasibuan S. 2006. Ketuban Pecah Dini Pada Persalinan Preterm.
Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/RS
Dr. Sardjito Jogjakarta: Jogjakarta.
(http://obgin-ugm.com/dokumen/KPDPP.pdf, diakses 2 Januari 2013).
7. Greenwald J. 1993. Premature Rupture of Membranes: Diagnostic and
Management Strategies. American Family Physician: USA.
(http://www.findarticles.com/p/articles/mi_m3225/is_n2_v48/ai_13280763,
diakses 2 Januari 2013).
8. Moegni E, Ocviyanti D, Wibowo N. 2006. Ketuban Pecah Dini Dan
Infeksi Intrapartum. Catatan Kuliah Obstetri dan Ginekologi FK UI: Jakarta.
(http://www.geocities.com/Yosemite/Rapids/1744/cklmenu.html, diakses 2
Januari 2013).
9. Odunsi K, Rinaudo P. 2006. Premature Rupture of the Fetal Membranes.
Vol.2. No 4. Yale-New Haven Hospital: England.
(http://hygeia.org/poems17.htm, diakses 2 Januari 2013).
18
Recommended