View
244
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Kelurahan Perumnas Way Kandis
4.1.1. Luas wilayah
Kelurahan Perumnas Way Kandis merupakan salah satu
kelurahan yang berada di Kecamatan Tanjung Senang yang memiliki
luas total 275 Ha dan dengan jumlah penduduk sebanyak 14.460
jiwa ( laki-laki 7.394 dan perempuan 7.066 ). Pada tahun 2011 di
Kelurahan Segalamider terdapat 1494 akseptor KB.
Batas-batas wilayah Kelurahan Kuripan sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Kelurahan Gunung Terang
b. Sebelah Selatan : Kelurahan Susunan Baru
c. Sebelah Barat : Kelurahan Langkapura
d. Sebelah Timur : Kelurahan Gedung Air dan Kelurahan
Kamenanti
4.1.2. Demografi
Kelurahan Segalamider terbagi menjadi 3 lingkungan yang
terdiri dari Lingkungan 1, Lingkungan 2, dan Lingkungan 3.
Kelurahan Segalamider juga terbagi menjadi 33 RT dimana
Lingkungan 1 terdiri dari 9 RT, Lingkungan 2 terdiri dari 15 RT,
dan Lingkungan 3 terdiri dari 9 RT. Sedangkan di bidang kesehatan
38
Kelurahan Segalamider memiliki satu puskesmas pembantu dan 13
posyandu.
Jumlah penduduk di masing-masing Lingkungan di
Kelurahan Segalamider pada tahun 2011 adalah sebagai berikut :
Lingkungan 1
Jumlah penduduk : 4.009
Lingkungan 2
Jumlah penduduk : 6.647
Lingkungan 3
Jumlah penduduk : 3.804
Pada Bulan Juni 2011, Kepala Desa Kelurahan Segalamider
dijabat oleh Bapak. Badawi, Kepala Lingkungan 1 dijabat oleh
Bapak Hasan, dan Ketua RT 004 dijabat oleh Bapak Riduan.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Analisis Univariat
4.2.1.1. Pemakaian Alat Kontrasepsi
Tabel 4.1Pemakaian Alat Kontrasepsi
di RT 004, Lingkungan I, Kelurahan Segalamider Tahun 2011
Pemakaian
Alat Kontrasepsi
Frekuensi Persentase (%)
a. Memakai
b. Tidak
memakai
60
15
80
20
Total 75 100
39
Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui bahwa responden
yang memakai alat KB sebanyak 60 responden atau 80%,
sedangkan responden yang tidak memakai alat KB sebanyak 15
responden atau 20%, sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu-ibu
yang memakai alat kontrasepsi lebih banyak daripada yang tidak
memakai alat kontrasepsi.
4.2.1.2. Umur Ibu
Tabel 4.2Umur Ibu
di RT 004, Lingkungan I, Kelurahan Segalamider Tahun 2011
Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui bahwa bahwa
kelompok umur responden dewasa muda sebanyak 6 responden
atau 8% sedangkan kelompok umur responden dewasa tua
sebanyak 69 responden atau 92%, sehingga dapat disimpulkan
bahwa umur ibu dewasa muda lebih sedikit dibandingkan umur ibu
dewasa penuh.
Umur Ibu Frekuensi Persentase (%)
a. Dewasa Muda
b. Dewasa Penuh
6
69
8
92
Total 75 100
40
4.2.1.3. Jumlah Anak Dalam Keluarga
Tabel 4.3 Jumlah Anak Dalam Keluarga
di RT 004, Lingkungan I, Kelurahan Segalamider Tahun 2011
Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui bahwa responden
yang mempunyai jumlah anak cukup sebanyak 45 responden atau
60% sedangkan responden yang mempunyai jumlah anak banyak
sebanyak 30 responden atau 40%, sehingga dapat disimpulkan
bahwa jumlah anak dalam keluarga yang berjumlah ≤ 2 lebih
banyak daripada jumlah anak dalam keluarga yang berjumlah > 2.
Jumlah Anak Frekuensi Persentase (%)
a. Cukup
b. Banyak
45
30
60
40
Total 75 100
41
4.2.1.4. Tingkat Pendidikan Ibu
Tabel 4.4 Tingkat Pendidikan Ibu
di RT 004, Lingkungan I, Kelurahan Segalamider Tahun 2011
Berdasarkan tabel 4.4 diatas diketahui bahwa tingkat
pendidikan responden yang tinggi sebanyak 59 responden atau
78,7% sedangkan tingkat pendidikan responden yang rendah
sebanyak 16 responden atau 21,3%, sehingga dapat disimpulkan
bahwa tingkat pendidikan ibu yang tinggi lebih banyak daripada
tingkat pendidikan ibu yang rendah.
Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
a. Tinggi
b. Rendah
59
16
78.7
21.3
Total 75 100
42
4.2.1.5. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Program KB
Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Program KB
di RT 004, Lingkungan I, Kelurahan Segalamider Tahun 2011
Berdasarkan tabel 4.5 diatas diketahui bahwa mayoritas
responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik tentang
Keluarga Berencana (KB) sebanyak 46 responden atau 61,3% dan
hanya 29 responden atau 38,7% yang mempunyai tingkat
pengetahuan kurang baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa
tingkat pengetahuan ibu tentang KB yang baik lebih banyak
daripada tingkat pengetahuan ibu tentang KB yang kurang baik.
Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
a. Baik
b. Kurang baik
46
29
61.3
38.7
Total 75 100
43
4.2.1.6. Dukungan Dari Keluarga Mengenai Program KB
Tabel 4.6 Dukungan Dari Keluarga Mengenai Program KB
di RT 004, Lingkungan I, Kelurahan Segalamider Tahun 2011
Berdasarkan tabel 4.6 diatas diketahui bahwa keluarga yang
mendukung responden sebanyak 56 responden atau 74,7%
sedangkan keluarga yang tidak mendukung responden sebanyak 19
responden atau 25,3%, sehingga dapat disimpulkan bahwa
dukungan dari keluarga mengenai program KB lebih banyak
daripada keluarga yang tidak mendukung.
Dukungan Keluarga Frekuensi Persentase (%)
a. Mendukung
b. Tidak Mendukung
56
19
74.7
25.3
Total 75 100
44
4.2.1.7. Tingkat Kesejahteraan Keluarga
Tabel 4.7 Tingkat Kesejahteraan Keluarga
di RT 004, Lingkungan I, Kelurahan Segalamider Tahun 2011
Berdasarkan tabel 4.7 diatas diketahui bahwa tingkat
kesejahteraan keluarga responden yang tinggi sebanyak 56
responden atau 74,7% sedangkan tingkat kesejahteraan keluarga
responden yang rendah sebanyak 19 responden atau 25,3%,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kesejahteraan keluarga
yang tinggi lebih banyak daripada tingkat kesejahteraan yang
rendah.
Tingkat Kesejahteraan Frekuensi Persentase (%)
a. Tinggi
b. Rendah
56
19
74.7
25.3
Total 75 100
45
4.2.2 Analisis Bivariat
Tabel 4.8Analisis Hubungan Variabel Dependen dan Variabel Independen
Variabel
KB
Total P-value OR CIYa Tidak
N % n % N %
Umur Ibu
0,055 0,211 0,419-2,250Dewasa muda 3 50% 3 50% 6 100%
Dewasa penuh 57 82,6% 12 17,4% 69 100%
Jumlah Anak Dalam
Keluarga
0,077 0,306 0,078-1,195Cukup 33 73,3% 12 26,7% 45 100%
Banyak 27 90% 3 10% 30 100%
Tingkat Pendidikan
Ibu
0,001 7,429 2,111-26,141Tinggi 52 88,1% 7 11,9% 59 100%
Rendah 8 50% 8 50% 16 100%
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Program KB
0,477 1,511 0,482-4,736Baik 38 82,6% 8 17,4% 46 100%
Kurang baik 22 75,9% 7 24,1% 29 100%
Dukungan Dari Keluarga
0,005 5,091 1,523-17,019Mendukung 49 87,5% 7 12,5% 56 100%
Tidak Mendukung
11 57,9% 8 42,1% 19 100%
Tingkat Kesejahteraan
0,005 5,091 1,523-17,019Tinggi 49 87,5% 7 12,5% 56 100%
Rendah 11 57,9% 8 42,1% 19 100%
46
4.2.2.1 Deskripsi Tabel Analisis Bivariat
1. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 6 orang ibu-
ibu yang berusia dewasa muda didapatkan ada 3 orang yang
memakai alat kontrasepsi dan 3 orang yang tidak memakai alat
kontrasepsi. Sedangkan dari 69 orang ibu-ibu yang berusia
dewasa penuh didapatkan 57 orang memakai alat kontrasepsi
dan 12 orang tidak memakai alat kontrasepsi. Hasil analisis data
juga diperoleh p value = 0,055 dan OR = 0,211.
2. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 45 keluarga
yang mempunyai jumlah anak ≤ 2 didapatkan 33 keluarga yang
memakai alat kontrasepsi dan 12 orang yang tidak memakai alat
kontrasepsi. Sedangkan keluarga yang mempunyai jumlah anak
> 2 didapatkan 30 keluarga dan 27 orang memakai alat
kontrasepsi dan 3 orang tidak memakai alat kontrasepsi. Hasil
analisis data juga diperoleh p value = 0,077 dan OR = 0,306.
3. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 59 orang ibu-
ibu yang tingkat pendidikannya tinggi didapatkan 52 orang
memakai alat kontrasepsi dan 7 orang tidak memakai alat
kontrasepsi. Sedangkan dari 16 orang ibu-ibu yang tingkat
pendidikannya rendah didapatkan 8 orang memakai alat
kontrasepsi dan 8 orang tidak memakai alat kontrasepsi. Hasil
analisis data juga diperoleh p value = 0,001 dan OR = 7,429.
4. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 46 orang ibu-
ibu yang tingkat pengetahuannya baik tentang program KB
47
didapatkan 38 orang memakai alat kontrasepsi dan 8 orang
tidak memakai alat kontrasepsi. Sedangkan dari 29 orang ibu-
ibu yang tingkat pengetahuannya kurang baik tentang program
KB didapatkan 22 orang memakai alat kontrasepsi dan 7 orang
tidak memakai alat kontrasepsi. Hasil analisis data juga
diperoleh p value = 0,477 dan OR = 1,511.
5. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 56 keluarga
yang mendukung ibu-ibu mengenai program KB didapatkan 49
orang memakai alat kontrasepsi dan 7 orang tidak memakai alat
kontrasepsi. Sedangkan 19 keluarga yang tidak mendukung ibu-
ibu mengenai program KB didapatkan 11 orang memakai alat
kontrasepsi dan 8 orang tidak memakai alat kontrasepsi. Hasil
analisis data juga diperoleh p value = 0,005 dan OR = 5,091.
6. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 56 keluarga
yang tingkat kesejahteraannya tinggi didapatkan 49 orang
memakai alat kontrasepsi dan 7 orang tidak memakai alat
kontrasepsi. Sedangkan 19 keluarga yang tingkat
kesejahteraannya rendah didapatkan 11 orang memakai alat
kontrasepsi dan 8 orang tidak memakai alat kontrasepsi. Hasil
analisis data juga diperoleh p value = 0,005 dan OR = 5,091.
4.3. Pembahasan
1. Umur Ibu
Pada penelitian ini, penulis ingin mengetahui apakah umur seseorang
berpengaruh terhadap pemakaian alat kontrasepsi dengan membaginya
48
dalam 2 kriteria, yaitu dewasa muda dan dewasa penuh. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari 6 orang ibu dewasa muda 3 orang
memakai alat kontrasepsi dan dari 69 orang dewasa penuh 57 orang
memakai alat kontrasepsi. Hasil analisis data diperoleh p value =
0,055, sedangkan tingkat kesalahan (R) pada penelitian ini adalah 5%
(0,05). Dari data tersebut didapatkan p value > R. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara umur ibu dengan
pemakaian alat kontrasepsi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian oleh
Masnon yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara umur ibu
dengan pemakaian alat kontrasepsi dimana proporsi pemakaian alat
kontrasepsi umur dewasa penuh relatif sama dengan dewasa muda. Hal
ini juga sesuai dengan buku BKKBN yang menyatakan ibu dewasa
muda memakai alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan, dan ibu
dewasa penuh memakai alat kontrasepsi agar tidak hamil lagi.
2. Jumlah Anak Dalam Keluarga
Pada penelitian ini, penulis ingin mengetahui apakah jumlah anak
dalam keluarga berpengaruh terhadap pemakaian alat kontrasepsi
dengan membaginya dalam 2 kriteria, yaitu cukup dan banyak. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari 45 keluarga dengan jumlah anak
cukup 33 keluarga memakai alat kontrasepsi dan dari 30 keluarga
dengan jumlah anak banyak 27 keluarga memakai alat kontrasepsi.
Hasil analisis data diperoleh p value = 0,306 sedangkan tingkat
kesalahan (R) pada penelitian ini adalah 5% (0,05). Dari data tersebut
didapatkan p value > R. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
49
pengaruh antara jumlah anak dalam keluarga dengan pemakaian alat
kontrasepsi karena proporsi pemakaian alat kontasepsi antara keluarga
dengan jumlah anak cukup dan banyak relatif sama. Hal ini tidak
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Andro, et.al dimana pada
dasarnya alat kontrasepsi dapat digunakan baik bagi pasangan yang
ingin mengontrol fertilitas atau menunda kehamilan maupun bagi
mereka yang karena berbagai alasan tidak menginginkan anak lagi.
3. Tingkat Pendidikan Ibu
Pada penelitian ini, penulis ingin mengetahui apakah tingkat
pendidikan ibu berpengaruh terhadap pemakaian alat kontrasepsi
dengan membaginya dalam 2 kriteria, yaitu tinggi dan rendah. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari 59 orang ibu yang tingkat
pendidikannya tinggi 52 orang memakai alat kontrasepsi dan dari 16
orang ibu yang tingkat pendidikannya rendah 8 orang memakai alat
kontrasepsi. Hasil analisis data diperoleh p value = 0,001 sedangkan
tingkat kesalahan (R) pada penelitian ini adalah 5% (0,05). Dari data
tersebut didapatkan p value < R. Hal ini menunjukkan bahwa ada
pengaruh antara tingkat pendidikan ibu dengan pemakaian alat
kontrasepsi, dimana tingkat pendidikan ibu yang tinggi berpeluang
7,429x memakai alat kontrasepsi dibandingkan tingkat pendidikan ibu
yang rendah (OR: 7,429). Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Notoatmodjo dimana orang dengan pendidikan
tinggi akan memberi respon yang lebih rasional terhadap informasi
yang datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin
50
akan mereka peroleh dari pendidikan kesehatan, sehingga ibu yang
tingkat pendidikannya tinggi menanggapi program pemerintah melalui
program KB dan ibu yang tingkat pendidikannya rendah kurang
menanggapi program pemerintah melalui program KB.
4. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Program KB
Pada penelitian ini, penulis ingin mengetahui apakah tingkat
pengetahuan ibu tentang program KB berpengaruh terhadap
pemakaian alat kontrasepsi dengan membaginya dalam 2 kriteria, yaitu
baik dan kurang baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 46
orang ibu dengan tingkat pengetahuan baik 38 orang memakai alat
kontrasepsi, dan dari 29 orang ibu dengan tingkat pengetahuan kurang
baik 22 orang memakai alat kontrasepsi. Hasil analisis data diperoleh
p value = 0,477 sedangkan tingkat kesalahan (R) pada penelitian ini
adalah 5% (0,05). Dari data tersebut didapatkan p value > R. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara tingkat pengetahuan
ibu tentang program KB dengan pemakaian alat kontrasepsi karena
proporsi pemakaian alat kontrasepsi antara ibu dengan tingkat
pengetahuan baik dan kurang baik relatif sama. Hal ini tidak sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo dimana
pengetahuan akan berdampak terhadap perilaku seseorang, artinya
seharusnya ibu dengan pengetahuan baik akan memakai alat
kontrasepsi sedangkan ibu dengan tingkat pengetahuan kurang baik
tidak akan memakai alat kontrasepsi.
5. Dukungan Dari Keluarga Mengenai Program KB
51
Pada penelitian ini, penulis ingin mengetahui apakah dukungan
keluarga mengenai program KB berpengaruh terhadap pemakaian alat
kontrasepsi dengan membaginya dalam 2 kriteria, yaitu mendukung
dan tidak mendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 56
orang ibu yang mendapat dukungan dari keluarga 49 orang memakai
alat kontrasepsi dan dari 19 orang ibu yang tidak mendapat dukungan
dari keluarga 11 orang memakai alat kontrasepsi. Hasil analisis data
diperoleh p value = 0,005 sedangkan tingkat kesalahan (R) pada
penelitian ini adalah 5% (0,05). Dari data tersebut didapatkan
p value < R. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh antara
dukungan dari keluarga mengenai program KB dengan pemakaian alat
kontrasepsi, dimana ibu yang didukung oleh keluargany berpeluang
5,091x memakai alat kontrasepsi dibandingkan ibu yang tidak
didukung oleh keluarganya (0R: 5,091). Hal ini sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh Dagun dimana dukungan keluarga terutama
dukungan yang didapatkan dari suami akan menimbulkan ketenangan
batin dan perasaan senang dalam diri isteri, sehingga ibu yang
mendapat dukungan dari keluarga merasa nyaman jika memakai alat
kontrasepsi misalnya jika terjadi efek samping maka dia tidak menjadi
yang dipersalahkan dan ibu yang tidak mendapat dukungan merasa
takut memakai alat kontrasepsi karena takut keharmonisan dengan
suaminya akan terganggu, misalnya suami mengeluh tentang benang
IUD.
6. Tingkat Kesejahteraan Keluarga
52
Pada penelitian ini, penulis ingin mengetahui apakah tingkat
kesejahteraan keluarga berpengaruh terhadap pemakaian alat
kontrasepsi dengan membaginya dalam 2 kriteria, yaitu tinggi dan
rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 56 keluarga yang
tingkat kesejahteraannya tinggi 49 memakai alat kontrasepsi dan dari
19 keluarga yang tingkat kesejahteraannya rendah 11 orang memakai
alat kontrasepsi. Hasil analisis data diperoleh p value = 0,005
sedangkan tingkat kesalahan (R) pada penelitian ini adalah 5% (0,05).
Dari data tersebut didapatkan p value < R. Hal ini menunjukkan bahwa
ada pengaruh antara tingkat kesejahteraan keluarga dengan pemakaian
alat kontrasepsi, dimana ibu yang tingkat kesejahteraannya tinggi
berpeluang 5,091x memakai alat kontrasepsi dibandingkan ibu yang
tingkat kesejahteraannya rendah (OR: 5,091). Hal ini sesuai dengan
penelitian Darmawan yang menyebutkan bahwa kepadatan penduduk
dan tingkat sosial ekonomi yang rendah mempunyai hubungan yang
erat dengan kesehatan masyarakat, sehingga keluarga dengan tingkat
kesejahteraan tinggi mampu membeli alat kontrasepsi sedangkan
keluarga dengan tingkat kesejahteraan rendah lebih memiliki prioritas
lain untuk memenuhi kebutuhannya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
53
Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Dari 75 reponden didapatkan 60 orang (80%) memakai alat
kontrasepsi.
2. Proporsi umur ibu dewasa penuh ( > 25 tahun – belum menopause)
sebanyak 69 orang (92%).
3. Proporsi jumlah anak yang cukup ( ≤ 2 ) sebanyak 45 keluarga (60%).
4. Proporsi tingkat pendidikan ibu yang tinggi (lulus SMP) sebanyak 59
orang (78.7%).
5. Proporsi tingkat pengetahuan ibu tentang KB yang baik ( > mean )
sebanyak 46 orang (61.3%).
6. Proporsi keluarga yang mendukung program KB sebanyak 56 orang
(74.7%).
7. Proporsi tingkat kesejahteraan keluarga yang tinggi
( > Rp 865.000 ) sebanyak 56 orang (74.7%).
8. Ada pengaruh antara tingkat pendidikan ibu dengan pemakaian alat
kontrasepsi (p value: 0,001 dan OR: 7,429).
9. Ada pengaruh antara dukungan keluarga mengenai program KB dengan
pemakaian alat kontrasepsi (p value: 0,005 dan OR: 5,091).
10. Ada pengaruh antara tingkat kesejahteraan keluarga dengan pemakaian
alat kontrasepsi (p value: 0,005 dan OR: 5,091).
11. Faktor-faktor yang tidak mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi
yaitu umur ibu, jumlah anak, dan tingkat pengetahuan ibu tentang
program KB.
54
5.2. Saran
1. Bagi Ibu-ibu
Bagi ibu-ibu yang sudah memakai alat kontrasepsi diharapkan
untuk terus menggunakannya dan selalu menambah pengetahuannya
melalui penyuluhan-penyuluhanatau literatur-literatur terbaru tentang alat
kontrasepsi, bagi ibu-ibu yang ingin memakai alat kontrasepsi diharapkan
untuk mencari informasi tentang alat kontrasepsi tersebut terlebih dahulu
dan disesuaikan dengan karakteristik pemakai sehingga alat kontrasepsi
dapat dipakai dengan aman dan nyaman, dan bagi ibu-ibu yang belum
menggunakan alat kontrasepsi diharapkan tertarik dan menggunakan alat
kontrasepsi dalam kehidupan berkeluarga demi tercapainya program
pemerintah melalui program KB ini.
2. Bagi Keluarga
Dukungan dari keluarga sangat dibutuhkan terutama dari suami
sehingga ibu-ibu diperbolehkan untuk menggunakan alat kontrasepsi, dan
diharapkan keluarga-keluarga merencanakan jumlah anak yang mereka
inginkan demi tercapainya program pemerintah melalui program KB ini.
3. Bagi Masyarakat
Dukungan dari masyarakat sangat dibutuhkan terutama untuk
menambah pengetahuan ibu-ibu tentang berbagai macam alat kontrasepsi
melalui penyuluhan-penyuluhan yang diadakan di lingkungan kelurahan
setempat.
4. Bagi Instansi Terkait
Melalui penelitian ini dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan
ibu, dan tingkat kesejahteraan keluarga berpengaruh dalam pemakaian alat
55
kontrasepsi, dan ini menjadi tugas dan tanggung jawab dari pemerintah
untuk menaikkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) melalui program
Wajib Belajar Sembilan Tahun dan menaikkan taraf kehidupan warganya.
Recommended