29
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan diuraikan gambaran tentang Industri Kecil dan Menengah ( IKM) komponen elektronika yang ada. Data primer diperoleh dari Industri Kecil dan Menengah (IKM) komponen elektronika serta wawancara langsung dengan stakeholder. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait, dalam hal ini Departemen Perindustrian (Direktorat ILMEA, Direktorat IKM dan Direktorat Elektronika), Dinas Perindustrian (Propinsi Jawa Barat, Sukabumi, Depok, Bekasi ), Biro Pusat Statistik ( BPS ), serta sumber lainnya. 4.1 PENGUMPULAN DATA 4.1.1 Definisi Industri Kecil Industri kecil masuk dalam batasan industri kecil, menurut Undang-undang No.9 tahun 1995 tentang usaha kecil, maka batasan industri kecil didefinisikan sebagai berikut : ” Industri kecil adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah-tangga maupun suatu badan, bertujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk diperniagakan secara komersial, yang mempunyai kekayaan bersih (diluar tanah dan bangunan) paling banyak Rp 200 juta, dan mempunyai nilai penjualan pertahun sebesar Rp 1 miliar atau kurang ”. Industri dan Dagang Mikro (ID-mikro) : 1-4 orang Industri dan Dagang Kecil (ID-kecil) : 5-19 orang Industri dan Dagang Menengah (ID-menengah ) : 20-99 orang Industri dan Dagang Besar (ID-besar) : 100 orang keatas Berdasarkan legalitas usahanya, industri kecil dibagi menjadi industri kecil formal dan industri kecil nonformal Industri kecil formal adalah industri kecil yang telah mendapatkan legalitas usaha berupa Tanda Daftar Industri (TDI) Industri kecil nonformal, adalah industri kecil yang memiliki investasi (diluar tanah dan bangunan) dibawah Rp 5.000.000,- dan berdasarkan

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

  • Upload
    phamdat

  • View
    244

  • Download
    16

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini akan diuraikan gambaran tentang Industri Kecil dan Menengah (

IKM) komponen elektronika yang ada. Data primer diperoleh dari Industri

Kecil dan Menengah (IKM) komponen elektronika serta wawancara langsung

dengan stakeholder. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait, dalam hal

ini Departemen Perindustrian (Direktorat ILMEA, Direktorat IKM dan

Direktorat Elektronika), Dinas Perindustrian (Propinsi Jawa Barat, Sukabumi,

Depok, Bekasi ), Biro Pusat Statistik ( BPS ), serta sumber lainnya.

4.1 PENGUMPULAN DATA

4.1.1 Definisi Industri Kecil

Industri kecil masuk dalam batasan industri kecil, menurut Undang-undang

No.9 tahun 1995 tentang usaha kecil, maka batasan industri kecil didefinisikan

sebagai berikut : ” Industri kecil adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh

perseorangan atau rumah-tangga maupun suatu badan, bertujuan untuk

memproduksi barang atau jasa untuk diperniagakan secara komersial, yang

mempunyai kekayaan bersih (diluar tanah dan bangunan) paling banyak Rp

200 juta, dan mempunyai nilai penjualan pertahun sebesar Rp 1 miliar atau

kurang ”.

Industri dan Dagang Mikro (ID-mikro) : 1-4 orang

Industri dan Dagang Kecil (ID-kecil) : 5-19 orang

Industri dan Dagang Menengah (ID-menengah ) : 20-99 orang

Industri dan Dagang Besar (ID-besar) : 100 orang keatas

Berdasarkan legalitas usahanya, industri kecil dibagi menjadi industri kecil

formal dan industri kecil nonformal

Industri kecil formal adalah industri kecil yang telah mendapatkan

legalitas usaha berupa Tanda Daftar Industri (TDI)

Industri kecil nonformal, adalah industri kecil yang memiliki investasi

(diluar tanah dan bangunan) dibawah Rp 5.000.000,- dan berdasarkan

Page 2: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

2IV-

peraturan tidak diwajibkan memiliki legalitas usaha, kecuali atas

permintaan sendiri (Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Sukabumi, 2005)

4.1.2 Peta Profil Sentra IKM Pembuat Komponen Elektronika

Konsumsi

4.1.2.1 Peta Profil Sentra IKM Menurut Sebaran Geografis

Peta profil sentra Industri Kecil Menengah (IKM) komponen elektronik

menurut sebaran geografis dibagi atas :

a. Peta sentra IKM sebaran geografis berdasarkan jumlah perusahaan IKM

pembuat komponen elektronika

Data perusahaan IKM pembuat komponen elektronika berjumlah 562

perusahaan yang wilayah penyebaran serta prosentasenya dapat dilihat

pada Tabel 4.1

Tabel 4.1. Peta sentra IKM sebaran geografis berdasarkan jumlah perusahaanIKM pembuat komponen elektronika

No Provinsi Jumlahperusahaan

%penyebaran

1 Banten/ Tangerang 21 3,74

2 DKI Jakarta 54 9,61

3 Jawa Barat/ Bekasi 276 49,11

4 Jawa Tengah/ DI

Yogyakarta

3 0,53

5 Jawa Timur 19 3,38

6 Riau Kepulauan/ Batam 187 33,27

7 Daerah Lainnya 2 0,36

Total 562 100

Sumber : Dir-Jen ILMEA Depperin, 2006

Dari data tersebut terlihat bahwa wilayah penyebaran perusahaan IKM

banyak terdapat didaerah Jawa Barat/Bekasi yaitu sebesar 49,11 % dan

Page 3: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

3IV-

kepulauan Riau / Batam sebesar 33,27 %. Besarnya jumlah IKM di kedua

daerah disebabkan karena IKM komponen merupakan industri pendukung

bagi perusahaan elektronika dan sebahagian besar industri ini berlokasi di

kedua wilayah tersebut.

b. Peta Sentra IKM sebaran geografis berdasarkan jumlah unit usaha IKM

pembuat komponen elektronika

Dari 562 perusahaan IKM pembuat komponen elektronika, beberapa

perusahaan diantaranya memiliki lebih dari satu unit usaha sehingga total

unit usaha yang terdata berjumlah 671 seperti terlihat pada Tabel 4.2

berikut :

Tabel 4.2 Peta Sentra IKM sebaran geografis berdasarkan jumlah unit usahaIKM pembuat komponen elektronika

Unit usahaProvinsi

Jumlah prosentase

Banten/ Tangerang 24 3,58

DKI Jakarta 54 8,05

Jawa Barat/ Bekasi 276 41,13

Jawa Tengah/ DI

yogyakarta

10 1,49

Jawa Timur 19 2,83

Riau Kepulauan/ Batam 195 29,06

Daerah Lainnya 93 13,86

Total 671 100

Sumber : Dir-Jen ILMEA Depperin, 2006

Berdasarkan konsentrasi geografis, daerah Jabotabek merupakan kawasan

dengan sebaran unit usaha terbesar meliputi hampir sepertiga dari total

jumlah unit usaha. Jabotabek dan Batam adalah kawasan utama bagi unit

usaha komponen dan pendukungnya. Jawa Timur dan Banten (diluar

Tangerang) memiliki potensi untuk dikembangkan. Sementara Jawa Tengah

dan Sumatera mulai berusaha untuk menjadi kawasan baru tujuan investasi

Page 4: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

4IV-

industri komponen elektronika.

c. Peta sentra IKM sebaran geografis berdasarkan negara asal kepemilikan

usaha IKM pembuat komponen elektronika

Dari 572 perusahaan komponen elektronika dan pendukung elektronika

yang ada, hanya 427 perusahaan yang dapat diidentifikasi negara asal

modalnya, sisanya 135 perusahaan tidak berhasil diidentifikasi. Selain dari

dalam negeri sendiri, perusahaan-perusahaan tersebut berasal dari 18

negara lain, seperti Australia, Belgia, Belgia, Denmark, Jepang, dll.

Perusahaan-perusahaan ini tersebar di 7 propinsi seperti terlihat pada Tabel

4.3 dibawah ini :

Tabel 4.3. Peta sebaran IKM per provinsi dan kepemilikan menurut negaraasal

Provinsi totalNegaraasal Ban

tenDKI JaBar Jawa

TengJawaTim

Kep.riau

SumUtara

Persh %

Australia 1 1 0.27Belgia 1 1 0.27Denmark 1 1 0.27Finland 1 1 0.27France 1 2 3 0.80Germany 1 3 4 1.07Hongkong 1 3 4 1.07India 2 2 0.53Italia 1 1 0.27Japan 3 3 136 1 1 46 190 50.80Korea 2 1 51 54 14.44Malaysia 5 5 10 2.67Netherland 1 1 0.27Singapore 2 10 65 77 20.59Switzerland 1 1 2 0.53Taiwan 1 3 6 1 11 2.94UK 2 2 4 1.07USA 1 1 1 4 7 1.87Sub total :identified 7 9 215 1 3 138 1 374 100.0Indonesia 4 8 14 8 19 53unidentified 1

037 47 2 8 30 1 135

Total 21 54 276 3 19 187 2 562Sumber : Dir-Jen ILMEA Depperin, 2006

Page 5: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

5IV-

4.1.2.2 Peta Sentra IKM Menurut Sebaran Kawasan Industri

Untuk provinsi dengan kawasan industri yang perusahaannya didominasi oleh

suatu negara terdapat kecenderungan untuk membentuk kluster parsial

berdasarkan pola principal (negara asal ).

a. Provinsi Jawa Barat

Perusahaan komponen elektronika asal Jepang merupakan perusahaan

yang dominan di Jawa Barat, terkonsentrasi di daerah Karawang-Bekasi.

Adapun perinciannya sbb :

Karawang Internasional Industrial City, terdapat 17 perusahaan asal

Jepang dari 18 perusahaan komponen elektronika (94,44%)

East Jakarta Industrial Park, terdapat 42 perusahaan asal Jepang dari 46

perusahaan komponen elektronika (91,3 %)

MM2100 Industrial Town, terdapat 20 perusahaan asal Jepang dari 28

perusahaan komponen alektronika (71,43 %)

Jababeka Industrial Estate, terdapat 20 perusahaan asal Jepang dari 91

perusahaan komponen elektronika (24,17 %).

Perusahaan asal Korea, merupakan terbesar kedua setelah Jepang, juga

terkonsentrasi di Bekasi terutama di 2 kawasan industri, yaitu :

Bekasi Internasional Industrial Estate, terdapat 7 perusahaan dari 15

perusahaan komponen elektronika (46,66 %)..

Jababeka Industrial Estate terdapat 33 perusahaan asal Korea dari 91

perusahaan.(36,26 %)

Adanya pengklasteran perusahaan Jepang dan Korea lebih disebabkan karena

kehadiran perusahaan elektronika konsumsi (Sanyo, Panasonic , Samsung dan

LG) di wilayah tersebut. Sementara, jumlah perusahaan nasional dikawasan

tersebut sangat tidak signifikan (masing-masing 2 perusahaan di Jababeka

Industrial Estate dan MM2100 Industrial Town).

Page 6: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

6IV-

b. Provinsi Kepulauan Riau

Perusahaan asal Jepang yang jumlahnya terbesar kedua di provinsi ini,

terkonsentrasi di Batamindo Industrial Park, Mukakuning, Batam. Di

kawasan ini terdapat 29 perusahaan asal Jepang dari 53 perusahaan

(54,72%). Perusahaan Singapore berjumlah 16 dari 53 perusahaan (

30,19%) serta tersebar di hampir semua kawasan industri di Batam.

Jumlah perusahaan Singapore sangat signifikan, kemungkinan besar

perusahaan komponen elektronika di Batam yang tak teridentifikasi negara

asalnya adalah UKM Singapura yang melakukan investasi di Batam tanpa

memanfaatkan fasilitas penanaman modal.

Seluruh perusahaan asal Jepang dan Singapore yang beroperasi di Batam

memiliki kantor di Singapore. Sebagian merupakan kantor wilayah dari

jaringan global perusahaan Jepang, sebagian merupakan kantor pusat dari

jaringan perusahaan Singapore. Adanya relokasi perusahaan- perusahaan

Jepang yang berbasis di Singapore ke Batam ikut mendorong migrasi atau

pengembangan perusahaan Singapore yang tercakup dalam jejaring

industri perusahaan Jepang di Singapore. Faktor lain yang mendukung

adalah kedekatan jarak Batam-Singapore ikut memperlancar arus

perusahaan Singapore ke Batam. Untuk daerah Bekasi, karena jaraknya

yang jauh dari Singapore, maka perusahaan Singapore yang ada disana

lebih kecil jumlahnya dibandingkan perusahaan Jepang.

Berbeda dengan Jepang, Korea tidak memiliki basis kuat di Singapore.

Sebagian besar perusahaan Korea masuk ke Indonesia secara langsung.

Keberadaan Samsung dan LG di Jabotabek menjadi daya tarik bagi

perusahaan kecil-menengah Korea untuk merelokasi atau mengembangkan

usahanya di kawasan Jabotabek. Pada umumnya perusahaan ini berbasis di

Korea dan menjadikan Indonesia sebagai satu-satunya wilayah usaha dan

pengembangan fasilitas industrinya.

Page 7: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

7IV-

4.1.3 Data Jenis Komponen dan Jumlah Unit Usaha Pembuat Komponen

Adapun data jenis komponen serta unit usaha pembuat komponen dapat

dilihat pada Tabel 4.4 dibawah ini.

Tabel 4.4. Jenis komponen dan unit usaha pembuat komponen elektronika

PerusahaanKategori dan sub kategori produk komponen

dan pendukung lokal Asing Tak teriden-tifikasi

Jumlah

Active Components Crystals, oscillators, filter 1 5 1 7 Integrated circuits - 4 1 5 Optoelectronics components - 1 - 1 Transistors, diodes, tubes - 1 - 1

Sub total 1 11 2 14Pasive Components

Capacitors - 7 - 7Wires , cables, assemblies 1 15 2 18Inductors, transformer, coils 2 23 4 29Resistor 1 6 1 8

Sub total 4 51 7 62Electromechanical Components

Accoustic component 4 7 2 13Circuit & heat protection component - 2 1 3Magnets - 1 - 1Motors and mechanism 1 10 1 12elays and keyboards - 1 - 1Sensors and transducer - 2 - 2Switches - 3 1 4

Subtotal 5 26 5 36Interconnect components

Connector - 4 - 4 Plugs, jacks, sockets - 3 - 3Subtotal - 7 - 7

Sub assemblies & parts Optoelectronics display - 4 1 5 Printed circuit boards - 4 1 5 Parts 21 164 49 234 Power, batteries and accessories - 13 - 13 Subassembly module 23 125 75 223Sub total 44 310 126 480

Production equipment and supplies Production machineries & equip. - 13 3 16 Production measuring & testing eq. - 1 - 1 Manufacturing material & supplies 5 41 9 55Sub total 5 55 12 72Total 59 460 152 671

( Sumber : Dir-Jen ILMEA Depperin, 2006)

Page 8: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

8IV-

4.1.4 Penentuan Industri

Industri yang menjadi objek penelitian adalah industri kecil menengah

komponen elektronik yang tersebar pada beberapa wilayah sebagai berikut :

a. Daerah Bandung sebanyak 13 industri

b. Daerah Sukabumi sebanyak 6 industri

c. Daerah Depok sebanyak 4 industri

d. Daerah Jakarta sebanyak 1 industri

e. Daerah Bekasi sebanyak 1 industri

f. Daerah Tegal sebanyak 7 industri

Data-data industri tersebut diperoleh dari Dinas Perindustrian, perusahaan

elektronik serta informasi dari pengusaha.

Kendala yang dihadapi pada saat survey adalah banyaknya industri yang saat

ini tidak berproduksi lagi karena selama ini mereka mendapatkan order dari

perusahaan besar seperti Toshiba. Setelah Toshiba mengalihkan lokasi

produksinya kenegara lain, maka banyak perusahaan yang gulung tikar atau

beralih membuat produk lain.

Survey penelitian dilakukan terhadap 32 industri untuk memenuhi

persyaratan jumlah sampel besar, yaitu suatu sampel dikatakan sampel besar

jika jumlah anggotanya minimal 30 buah. Sampel besar akan menjadi

penduga yang lebih baik bagi populasi dibandingkan sampel kecil (< 30),

karena sampel besar akan memiliki sifat dan karakteristik yang relatif sama

dengan sifat dan karakteristik populasi. Sehingga dengan demikian

kesimpulan yang dihasilkan bisa berlaku untuk seluruh populasi.

Mengingat bahwa produk yang dihasilkan oleh IKM komponen elektronik

sangat beragam, karena itu sebagai batasan dalam penelitian adalah produk

dominan yang menggunakan proses sejenis.

Page 9: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

9IV-

4.1.5 Profil Responden

Berdasarkan kuisoner mengenai data umum responden seperti yang terdapat

pada lampiran A, karakteristik pengusaha yang menjadi responden dapat

dilihat pada pie chart pada Gambar 4.1 sampai Gambar 4.4 dibawah ini.

Kepemilikan perusahaan

perseorangan50%

cv13%

pd9%

pt28%

Gambar 4.1. Grafik Kepemilikan perusahaan

Tahun berdiri perusahaan

1960-19703%

1981-199022%

1991-200056%

2001-sekarang6%

1971-198013%

Gambar 4.2. Grafik tahun berdiri perusahaan

Page 10: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

10IV-

Tingkat Pendidikan

sd3%

smp9%

sla/s tm51%

diploma9%

sarjana25%

pas casarjana3%

Gambar 4.3. Grafik tingkat pendidikan pengusaha

Jumlah tenaga kerja

1-4 orang9%

5-19 orang51%

20-99 orang40%

Gambar 4.4 . Grafik jumlah tenaga kerja

4.1.6. Jenis Produk yang Dihasilkan oleh IKM Komponen Elektronik

Berdasarkan survey yang dilakukan, produk-produk yang dihasilkan oleh

IKM sangat bervariasi. Selanjutnya untuk memudahkan dalam interpretasi

data produk-produk tersebut dikelompokkan. Adapun pengelompokan produk

dilakukan sesuai dengan klasifikasi industri yang ada. Klasifikasi industri

yang digunakan adalah berdasarkan pada International Standard Industrial

Classification of All Economic Activities (ISIC) atau Klasifikasi Baku

Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). Dalam suatu perusahaan KBLI

Page 11: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

11IV-

ditentukan berdasarkan produksi utamanya, yaitu jenis komoditi yang

dihasilkan dengan nilai paling besar. Apabila suatu perusahaan menghasilkan

2 jenis komoditi atau lebih dengan nilai yang sama, maka produksi utama

adalah komoditi yang dihasilkan dengan kuantitas terbesar (BPS, 2002).

Rincian lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Pengelompokan produk IKM berdasarkan ISIC

No ISIC Uraian

1 25192 Barang-barang dari karet untuk keperluan industri

2 28920 Jasa industri untuk pekerjaan logam dan barang dari logam

3 29302 Peralatan rumah tangga dengan menggunakan arus listrik

4 31103 P Pengubah tegangan, pengubah arus dan pengontrol tegangan

5 31300 Kabel listrik dan telpon

6 31509 Komponen lampu listrik

7 32200 Alat komunikasi

8 32300 Radio, TV, alat rekam suara, gambar dan sejenisnya

9 36999 Pengolahan lain yang belum tergolong dimanapun

10 37100 Daur ulang barang-barang logam

( Sumber : Biro Pusat Statistik, 2002)

4.1.7 Identifikasi Data Komponen Teknologi

Dari hasil kuisoner yang diperoleh, dilakukan identifikasi terhadap komponen

teknologi pada IKM. Identifikasi dimulai dengan tingkat kecanggihan

teknologi, state of the art, selanjutnya akan diolah dengan menggunakan

metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan bantuan software Expert

Choices sehingga diperoleh koefisien kontribusi komponen teknologi.

4.1.7.1 Identifikasi Tingkat Kecanggihan

Identifikasi tingkat kecanggihan didasarkan pada data generik dari ESCAP.

Kuisoner tingkat kecanggihan dapat dilihat pada lampiran A. Berdasarkan

survey lapangan diperoleh gambaran sebagai berikut :

Page 12: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

12IV-

a. Tingkat kecanggihan komponen technoware

Industri kecil menengah komponen elektronik berada pada batas bawah 1

dan batas atas 8, artinya bahwa ada pekerjaan yang dilakukan masih

menggunakan tangan (fasilitas manual). Sebagian besar industri

menggunakan fasilitas tenaga penggerak (power utilities) dan fasilitas

multiguna. Tetapi ada juga yang sudah menggunakan fasilitas

komputerisasi sehingga memungkinkan operator untuk mengontrol

fasilitas.

b. Tingkat kecanggihan komponen humanware

Industri memiliki batas bawah 1 dan batas atas 7, artinya tingkat

pendidikan terendah pada industri ini adalah sekolah dasar bahkan ada

yang tidak menamatkannya. Kebanyakan mereka belajar secara otodidak.

Pekerja berada pada kemampuan untuk mengoperasikan, memasang serta

merawat fasilitas. Untuk level supervisi dan manager beberapa memiliki

pendidikan yang cukup, bahkan ada yang berpendidikan S2.

c. Tingkat kecanggihan komponen inforware

Tingkat kecanggihan infoware berada pada kisaran 1-5. Informasi pada

industri biasanya hanya berupa pada cara-cara bagaimana menggunakan

fasilitas. Itupun secara tidak tertulis. Akan tetapi ada juga industri yang

memiliki informasi mengenai cara menggunakan fasilitas secara efektif.

d. Tingkat kecanggihan komponen orgaware.

Tingkat kecanggihan komponen orgaware berada pada kisaran 1-7.

Sebagian besar industri merupakan perusahaan kecil yang dipimpin sendiri

dengan modal kecil dan jumlah tenaga kerja sedikit. Beberapa menjadi

subkontrak perusahaan besar, bahkan ada perusahaan yang mampu dalam

bidang usaha spesialisasi tertentu.

4.1.7.2 Data State of The Art

Penilaian state of the art dari komponen teknologi yang ada pada sektor

Industri Kecil Menengah (IKM) komponen elektronika dilakukan

berdasarkan metode Teknometrik dari ESCAP, yaitu dengan menilai :

Page 13: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

13IV-

Technoware

Penilaian dilakukan dengan menganalisis fasilitas proses produksi yang

digunakan pada industri kecil. terdapat pada perusahaan. Mengingat

beragamnya produk yang dihasilkan, maka untuk memudahkan dalam

analisis penilaian dilakukan berdasarkan produk dominan yang

menggunakan proses sejenis. Rata-rata proses pembuatan produknya

sederhana, hanya membutuhkan beberapa tahap untuk menghasilkan

produk. Sebagai contoh pembuatan transformer, yaitu pemotongan,

penggulungan, pengelakan dan pengujian akhir. Meskipun demikian ada

juga produk tertentu yang menggunakan peralatan/ teknologi tinggi.

Umumnya mesin yang digunakan masih manual dan membutuhkan

operator untuk mengendalikan operasinya.

Humanware

Umumnya ketrampilan tenaga kerja diperoleh melalui pengalaman

langsung atau bahkan belajar secara otodidak. Hubungan yang bersifat

kekeluargaan memungkinkan adanya kerjasama yang baik sehingga lebih

mempercepat proses peningkatan ketrampilan dan kreatifitas.

Inforware

Penguasaan informasi pada Industri kecil Menengah (IKM) komponen

elektronika masih terbatas pada informasi parsial yang hanya terbatas

pada lingkungan perusahaan saja.

Orgaware

Secara umum, Industri Kecil Menengah (IKM) komponen elektronika

masih belum memiliki managemen yang baik serta berorientasi masa

depan. Kebanyakan hanya untuk memenuhi kebutuhan saat ini serta

berorientasi jangka pendek.

4.1.7.3 Data Intensitas Komponen Teknologi

Data bobot intensitas teknologi diperoleh dengan menggunakan kuisoner

yang terdapat pada lampiran A. Hasil dari kuisoner tersebut digunakan untuk

mencari rata-rata geometrik dari tiap-tiap komponen teknologi sebagaimana

Page 14: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

14IV-

yang terdapat pada lampiran B.

4.1.8 Analisis Kondisi Internal dan Eksternal

Berdasarkan hasil kuisoner untuk analisis kondisi internal dan eksternal

seperti yang terdapat pada lampiran A, diperoleh hasil sebagai berikut :

4.1.8.1 Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan pada industri kecil menengah komponen

elektronik terbagi atas beberapa jenis, yaitu :

a. Plat besi/ baja, Stainless Steel Bar , Besi Cor dan Kuningan Scrub

Untuk plat besi ada 2 jenis yaitu yang lokal dan impor. Khusus untuk plat

lokal yang berukuran 120x240 cm dengan ketebalan 7 mm harganya adalah

Rp. 110.000,. sedangkan untuk plat impor untuk ukuran yang sama harganya

Rp. 180.000. Dari segi kualitas plat impor lebih baik dibandingkan plat lokal

mengingat sifatnya yang yang regas dan lentur sehingga mudah untuk

dibentuk. Selain itu pengusaha juga bisa mendapatkan bahan baku berupa

potongan-potongan plat yang merupakan sisa dari industri karoseri.

Potongan-potongan plat ini merupakan plat impor yang berasal dari Jepang.

Potongan plat ini bervariasi ukurannya sehingga pengusaha bisa memilih

sesuai kebutuhan. Ada yang berukuran 20x20 cm , 30x100 cm atau 50x100

cm , dsb. Harganya relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan plat

lembaran yaitu sebesar Rp 6000/kG atau Rp 7500/kG. Adanya perbedaan

harga ini memungkinkan pengusaha untuk memilih bahan baku sesuai yang

diinginkan dan juga dapat menekan biaya produksi. Meskipun demikian

beberapa pengusaha menyatakan meskipun mereka sudah berusaha

memperoleh bahan baku dengan harga serendah mungkin, seringkali justru

harga produk impor yang sejenis jauh lebih murah dibandingkan dengan

harga produk yang dihasilkan oleh IKM. Plat besi umumnya digunakan untuk

membuat casing dari produk elektronik, seperti VCD, amplifier untuk sound

system, dsb.

Page 15: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

15IV-

Untuk daerah Bandung dan sekitarnya, pengusaha bisa memperoleh bahan

baku didaerah Pasteur, Banceuy ( untuk bahan lokal ), Cikapundung, Lingkar

Selatan atau melalui distributor khusus didaerah Pasir Koja yang menjual

bahan baku dengan harga yang lebih murah serta bervariatif jenisnya. Selain

itu pengusaha dapat membeli bahan baku berupa potongan plat sisa industri

karoseri pada pengumpul di jalan Bogor yang khusus menjual bahan tersebut.

Selain itu ada juga pengusaha yang membeli dari toko khusus logam dengan

pertimbangan dapat memilih dengan harga yang lebih rendah.

Bahan baku plat besi dibeli oleh pengusaha secara tunai jika pembelian

dilakukan dalam partai kecil ( 1-5 kg), sedangkan jika pembelian dalam partai

besar ( 100-200 kg atau 1-2 ton), maka pembayaran boleh dilakukan setelah

satu bulan terhitung sejak penerimaan barang. Ini dilakukan dengan

menggunakan giro dan dikenakan biaya tambahan sebesar 10% tapi ada juga

penjual yang tidak mengenakan biaya tambahan lagi.. Hal ini dapat terjadi

karena telah terjalinnya hubungan yang baik serta tingkat kepercayaan yang

tinggi antara penjual dengan pengusaha.

Secara umum, bahan baku plat besi mudah diperoleh dipasaran , jika sekali-

kali pengusaha mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan baku biasanya

disebabkan karena pada saat yang bersamaan terjadi lonjakan permintaan

untuk bahan tersebut. Seperti pada saat ini pemerintah sedang mencanangkan

program pemakaian kompor gas, maka dengan demikian permintaan bahan

baku plat akan meningkat sehingga pengusaha biasanya akan mendapatkan

kesulitan untuk memperoleh plat besi disebabkan pasokan dari industri (

Krakatau Steel ) tidak mencukupi kebutuhan.

Bahan baku yang akan digunakan membutuhkan perlakuan khusus untuk

mencegah pengkaratan. untuk plat besi dilakukan pelapisan. Ada 3 jenis

pelapisan, yaitu:

menggunakan Zink

Page 16: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

16IV-

menggunakan Nikel

menggunakan Nikel-Krom

Perlakuan tersebut memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk mencegah

pengkaratan. Adapun perbedaannya adalah untuk plat besi yang dilapisi oleh

Zink warnanya kusam sedangkan untuk plat besi yang dilapisi oleh Ni/ Ni-Cr

warnanya mengkilat.

Untuk proses pelapisan biasanya pengusaha menggunakan jasa pengusaha

lain dengan alasan bahwa mereka tidak memiliki peralatan untuk

mengerjakannya selain itu biaya untuk melapisi tidak terlalu mahal. Tetapi

ada juga pengusaha yang sudah memiliki peralatan tersebut, sehingga mereka

bisa mengerjakannya sendiri.

Pada umumnya pengusaha tidak melakukan penstokan bahan baku plat,

jikapun ada maksimal hanya 10% dari pesanan yang akan dikerjakan untuk

antisipasi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam proses

produksi.Selain itu faktor lain adalah proses pengkaratan yang lambat laun

akan terjadi sehingga akan menurunkan mutu produk yang dihasilkan. Akan

tetapi ada juga pengusaha yang melakukan penstokan bahan baku plat dengan

alasan untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan baku dengan asumsi

bahwa bahan baku tidak akan mengalami penurunan kualitas selama satu

tahun kedepan karena telah diberi perlakuan khusus.

Stainless steel bar sampai saat ini masih diimpor dari luar negri. Pengusaha

biasanya memesan pada supplier lokal, tapi ada juga pengusaha yang

memperoleh pasokan bahan baku Stainless steel bar impor dari perusahaan

yang memaklunkan produknya dan pengusaha mendapatkan jasa atas biaya

untuk pembuatan produk tersebut. Stainless steel bar biasanya digunakan

untuk membuat shaft motor dari pompa air elektrik.

Besi cor merupakan produk jadi komponen tapi masih dalam bentuk kasar.

Page 17: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

17IV-

Pengusaha memperoleh berdasarkan pesanan dari pengusaha lain dari daerah

Ceper. Besi cor tersebut kemudian akan diproses lebih lanjut ( dibor,

dihaluskan, dsb) sehingga dihasilkan produk komponen yang memenuhi

spesifikasi dari perusahaan besar yang memaklunkan komponen tersebut.

Besi cor digunakan sebagai bahan baku untuk membuat break wheel yang

merupakan komponen dari mesin cuci.

Kuningan merupakan logam yang memiliki kandungan tembaga 60-80%.

Kuningan bukan merupakan bahan galian tambang seperti halnya emas dan

perak, sehingga ketersediaannya dipasaran sulit diprediksi. Pengusaha

biasanya membeli kuningan scrub dari lapak-lapak yang merupakan sisa

industri yang menggunakan kuningan untuk proses produksinya ( industri

kran, sendok, dsb), rumah tangga. Harga kuningan scrub bisa mencapai Rp

40.000/Kg. Kuningan scrub ini harus dijaga supaya tidak tercampur dengan

logam-logam lain yang memiliki titik lebur lebih tinggi. Karena itu, sebelum

diproses, kuningan scrub membutuhkan perlakuan khusus yaitu proses

magnetisasi yang bertujuan untuk memisahkan antara bahan kuningan dengan

bahan-bahan non kuningan. Selanjutnya kuningan scrub ini akan mengalami

proses peleburan pada suhu tinggi sebelum akhirnya dicetak . Produk yang

dihasilkan dari kuningan scrub ini adalah impeler untuk pompa air elektrik.

b. Karet Alam dan Karet Sintetik.

Bahan baku lain yang digunakan adalah karet alam dan karet sintetik

biasanya berupa lembaran. Pengusaha memesan bahan langsung dari pabrik

yang berlokasi di Bandung, yaitu PT. Sinar Jaya , PT Caturindo Agung Jaya

dan PT. King Rubber. Bahan karet alam terutama digunakan hanya untuk

produk yang bersifat sebagai penahan, misalnya sebagai suspention untuk

mesin cuci. Sedangkan karet sintetik bersifat tahan panas, tahan gesek dan

tahan oli, umumnya digunakan untuk bagian mesin, misalnya untuk seal

compressor AC. Harga bahan baku karet alam Rp 6000/Kg, sedangkan harga

karet sintetik berkisar antara 27.000 – 36.000/ Kg tergantung kualitasnya.

Page 18: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

18IV-

Bahan baku karet biasanya diuji kekerasannya, keregasan serta ketebalannya

dengan menggunakan hardness machine. Bahan baku karet harus disimpan

ditempat yang teduh dan tidak boleh terkena panas. Untuk bahan baku karet

pengusaha tidak melakukan penyetokan dengan alasan bahwa kapanpun

diperlukan selalu tersedia. Malah akan lebih baik jika karet yang digunakan

masih baru mengingat bahwa jika disimpan lama karet akan berubah sifat

menjadi keras sehingga sulit untuk dicairkan dan dicetak. Pengusaha juga

tidak menyukai untuk melakukan penyetokan produk dengan alasan bahwa

jika produk disimpan lebih dari 1 bulan maka akan berjamur. Tetapi ada juga

pengusaha yang melakukan penyetokan bahan baku karet dengan alasan

untuk mengerjakan pesanan yang berikutnya agar tepat waktu.

c. Kawat dan Plat Tembaga serta Kawat Nikelin

Untuk bahan baku kawat tembaga semuanya merupakan produk impor, yaitu

berasal dari Cina (TW) dan dari Inggris (Supreme). Harga kawat tembaga

buatan Cina lebih murah yaitu Rp. 97.000/Kg, sedangkan untuk Supreme

adalah Rp 107.000/Kg. Semakin kecil ukuran diameter kawat semakin

mahal harganya. Sebagai perbandingan untuk kawat berdiameter 0,9 cm

harganya Rp 100.000-103.000/Kg, sedangkan yang berdiameter 0,1 cm

harganya Rp 110.000/Kg. Pengusaha lebih menyukai kawat tembaga buatan

Inggris karena lebih tahan panas sehingga kualitas produk yang dihasilkan

lebih baik.

Untuk tembaga plat tersedia pilihan buatan lokal atau impor. Tembaga plat

berukuran panjang 6 m, lebar 3 cm dan ketebalan 5 cm. Untuk ukuran yang

sama harga plat tembaga lokal Rp 450.000 sedangkan plat tembaga impor Rp

650.000;. Pengusaha lebih mneyukai plat tembaga impor karena plat tembaga

lokal tidak tahan panas selain itu terlalu keras sehingga pada saat proses

produksi sering merusak mesin.

Bahan baku yang akan digunakan membutuhkan perlakuan khusus untuk

Page 19: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

19IV-

mencegah pengkaratan. Untuk kawat tembaga misalnya harus dilapisi dengan

pernis dan pengusaha dapat melakukannya sendiri.

Pengusaha juga tidak melakukan penyetokan bahan baku plat dan kawat

tembaga, jikapun ada maksimal hanya 10% dari pesanan yang akan

dikerjakan untuk antisipasi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam

proses produksi. Alasan utama pengusaha untuk tidak melakukan penyetokan

bahan baku adalah karena IKM umumnya membuat produk berdasarkan

pesanan dan produk yang dibuat tidak selalu sama jenisnya sehingga bahan

baku yang digunakan akan berbeda pula. Seperti bahan baku untuk membuat

transformer berupa kawat tembaga akan berbeda diameternya untuk masing-

masing produk (televisi, radio, dll).

Kawat Nikelin merupakan kawat yang tahan panas untuk jangka waktu yang

lama serta tidak mudah patah, sehingga digunakan untuk membuat kumparan

listrik seperti pada produk magic jar. Hingga saat ini kawat nikelin masih

merupakan produk impor dari Jepang, harganya berkisar antara Rp 5 jt/Kg.

Bahan lain yang digunakan adalah aluminium foil untuk pelapisnya, bahan ini

mudah diperoleh dipasaran karena merupakan produk lokal.

d.Biji Plastik dan PVC

Biji plastik digunakan untuk bahan baku pembuatan pesawat telepon ataupun

mesin fax. Biji plastik ini juga harus dijaga kelembabannya supaya proses

pencetakan mudah dilakukan selain itu produk yang dihasilkan tidak

memiliki cacat. PVC adalah bahan baku untuk pembuatan produk magic jar.

e.Partikel board dan NDF

Partikel board merupakan ampas/ sisa dari pabrik tebu yang diolah kemudian

dipress sehingga membentuk lembaran. Sedangkan NDF berasal dari sisa

karton/ kardus yang diolah serta dipress serta membentuk lembaran juga.

Pengusaha membeli partikel board di daerah Cibadak atau Madiun, Jawa

Page 20: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

20IV-

Timur. Partikel board memiliki beberapa kualitas, yaitu :

grade A (kualitas baik) dengan harga Rp.55.000/lbr

grade B (kualitas sedang) dengan harga Rp 50.000/lbr

grade C (kualitas rendah) dengan harga Rp 45.000/lbr

Partikel board ini digunakan untuk membuat box speaker aktive CD/VCD.

Kualitas partikel board lebih baik dibandingkan NDF. Biasanya untuk

tampilan muka boks speaker aktive menggunakan NDF karena lebih licin,

sedangkan partikel board untuk bagian sisi-sisinya.

4.1.8.2 Peralatan / Mesin

Peralatan yang dimiliki oleh pengusaha bervariasi tergantung pada produk

yang dibuat, antara lain : mesin potong, mesin las, mesin bubut, mesin press,

mesin freis, mesin ponds, mesin gulung, dsb. Untuk mesin jenis tertentu ada

juga yang buatan lokal, namun menurut pengusaha kualitasnya lebih rendah

dari mesin impor. Untuk mesin tertentu yang tidak tersedia dipasar lokal,

maka pengusaha mengimpor dari luar. Mesin-mesin tersebut umumnya

berasal dari Cina, Taiwan, Jepang. Untuk pembelian mesin-mesin impor,

barang diterima setelah 3-6 bulan terhitung sejak dipesan .

Untuk produk yang tidak membutuhkan tingkat kepresisian tinggi, pengusaha

menggunakan mesin buatan Cina karena harganya lebih murah. Sebagai

contoh mesin bubut buatan Cina harganya sekitar 18 juta , jauh lebih murah

dibandingkan mesin bubut Jepang yang berkisar antara Rp 30-40 juta.

Pengusaha membeli mesin bekas seperti mesin penekuk dengan kondisi 70-

80% dengan alasan bahwa produk yang akan dibuat tidak membutuhkan

kepresisian tinggi. Pembelian mesin baru dilakukan oleh pengusaha jika

produk yang dihasilkan membutuhkan kepresisian yang tinggi. Sebagian

pengusaha bahkan mampu membuat mesin peralatan sederhana seperti mesin

pemotong tangan (hand press) dan mesin penekuk. Jika terjadi kerusakan

pada mesin, ada pengusaha yang mampu membuat sparepartsnya sendiri.

Page 21: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

21IV-

4.1.8.3 Tenaga Kerja

Tenaga kerja pada IKM sebagian besar berpendidikan SD, SMP, SLA/STM.

Ada juga yang berpendidikan Diploma , S1 bahkan ada juga yang S2.

Pekerja umumnya berasal dari masyarakat yang berdomisili disekitar IKM,

tapi ada juga yang berasal dari daerah sekitar Bandung seperti Majalaya dan

Subang. Untuk perusahaan menengah biasanya dilakukan training terhadap

pekerja baru selama 2 minggu selanjutnya akan dimonitor selama 3 bulan dan

merupakan masa percobaan. Sedangkan pada industri kecil pekerja baru

biasanya dilatih dan dimonitor. Tergantung kepada kerumitan proses

pembuatan produk, tapi biasanya setelah 1 bulan mereka akan terlatih dan

dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik.

Sistem pembayaran upah pekerja bervariasi, ada sistem harian, bulanan, dan

sistem borongan. Untuk sistem harian, bagi pekerja pemula upahnya sebesar

Rp 15.000/hari ditambah uang makan sebesar Rp 6000/hari. Jika bekerja

lembur Rp 3000/jam. Ada juga pengusaha yang memberikan upah sebesar Rp

25000/hari dengan tanggungan makan serta penginapan. Untuk sistem

borongan, biasanya dilakukan perkelompok dengan sistem pembagian upah

ditentukan oleh ketua regunya. Sebagai ilustrasi untuk pengerjaan produk

karet pengusaha memberikan upah sebesar Rp 40/ buah. Jika pekerja bisa

mengerjakan sebesar 1000 buah/ hari, maka upah yang mereka terima adalah

Rp 40.000/hari.

4.1.8.4 Perolehan Teknologi

Industri kecil umumnya merupakan industri keluarga yang turun temurun,

sehingga secara langsung teknologi yang telah ada mampu dikuasai oleh

anak-anaknya. Ada pekerja yang belajar secara otodidak selanjutnya

berdasarkan pengalaman mereka dapat melakukan pekerjaan dengan baik,

bahkan ada yang kemudian membuka usaha sendiri. Ada juga pengusaha

yang secara khusus mendatangkan pekerja yang berasal dari daerah tertentu

yang telah dikenal memiliki keahlian pada bidang tertentu, seperti dari Pati

Page 22: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

22IV-

yang dikenal ahli untuk masalah peleburan dan pemasakan logam kuningan

atau sengaja mendatangkan pekerja dari Garut yang ahli dalam bidang

perkaretan untuk membantu dalam proses produksi.

Selain itu jika pengusaha membeli peralatan/ mesin khusus dari perusahaan

lain, biasanya akan dilakukan training/pelatihan kepada pekerja sehingga

secara tidak langsung telah terjadi proses transfer teknologi pada IKM. Selain

itu ada juga pengusaha yang mendapatkan pelatihan dari perguruan tinggi

seperti ITB (untuk mesin dan kewirausahaan), UNPAD (managemen),

PINDAD ( proses pembuatan gambar) serta Departemen Perindustrian berupa

praktik pembuatan produk).

4.1.8.5 Produk

a. Harga Produk

Secara umumnya produk-produk IKM memiliki harga yang cukup kompetitif

di pasaran, tetapi kalah bersaing dengan produk Cina yang sejenis di pasaran.

Faktor harga ini juga yang menyebabkan banyak konsumen beralih untuk

membeli produk impor tersebut. Tingginya harga produk terkait terutama

disebabkan oleh penggunaan bahan baku impor . Selain daripada itu karena

pengerjaannya banyak yang masih manual sehingga waktu penyelesaian

menjadi lebih lama, akibatnya biaya produksi akan lebih tinggi. Faktor lain

yang mungkin terjadi adalah adanya kebiasaan di kalangan pengusaha untuk

memberikan tips kepada pengangkut barang dari toko, meskipun itu tidak

termasuk dalam struktur harga bahan baku hal ini secara tidak langsung turut

membebani pengusaha karena akan meningkatkan biaya produksi serta

mengurangi profit pengusaha.

b. Kualitas

Dari segi kualitas, produk IKM tidak kalah dibandingkan dengan produk

impor. Bahkan untuk produk-produk tertentu perusahaan memberikan

jaminan atas kualitas produk yang telah dibeli oleh konsumen, sehingga

Page 23: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

23IV-

apabila produk tidak berfungsi dengan baik atau terjadi kerusakan pada

produk , maka konsumen dapat mengirimkan barangnya kembali dan

pengusaha akan memperbaiki bila terjadi kerusakan atau bahkan mengganti

dengan produk baru.

4.1.8.6 Pasar

Sejak terjadi krisis moneter dan pengurangan pegawai pada industri-industri

besar,. Banyak diantara mereka yang beralih profesi dengan membuka usaha

sendiri, terutama pada industri komponen. Sementara pada saat yang

bersamaan industri elektronika juga berkurang karena kalah bersaing dengan

produk impor terutama yang berasal dari Cina. Akibatnya terjadi penurunan

permintaan terhadap produk-produk IKM. Pasar yang semakin menurun

ditambah dengan banyaknya pemain-pemain baru mengakibatkan terjadi

persaingan yang tidak sehat antar sesama pengusaha, seperti misalnya ada

pengusaha-pengusaha tertentu yang berani menurunkan harga dengan tujuan

untuk merebut pasar.

Pengusaha mendapatkan pesanan bervariasi, antara 5-7 order setiap bulan,

bahkan ada yang setiap hari mendapat pesanan dari konsumen secara

perorangan. Pengusaha juga kadang kala mendapatkan pesanan dari

pengusaha lain yang sejenis (subkontrak). Subkontrak ini dilakukan bila pada

saat yang bersamaan sedang mengerjakan pesanan yang jumlahnya banyak

sehingga tidak mampu untuk dikerjakan sendiri atau karena adanya

keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki. Tetapi ada juga

pengusaha yang tidak mau mensubkontrakkan order dengan alasan bahwa

seringkali kualitas produk yang dihasilkan lebih rendah, sehingga akan

merusak nama baik pengusaha tersebut, akibatnya konsumen akan berpikir

ulang untuk memberikan order lagi.

Cara pembayaran dari konsumen biasanya dilakukan setelah satu bulan

pembeli memperoleh barang, bahkan untuk hal-hal tertentu bisa dipercepat

Page 24: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

24IV-

menjadi 2 minggu. Ini terjadi apabila penjual bahan baku menginginkant

masa pembayaran bahan baku dipercepata. Sistem pembayaran seperti ini

juga yang menyulitkan pengusaha, terutama pada saat terjadi kenaikan jumlah

pesanan. Meskipun modal sudah dinaikkan 3x lipat dari modal awal tetap saja

tidak bisa mencukupi untuk menutupi biaya produksi bagi order berikutnya.

Produk-produk yang dihasilkan oleh IKM komponen elektronika dibagi atas

segmen pasar sebagai berikut :

Pasar umum melalui toko-toko atau langsung kepada konsumen baik

rumah tangga maupun sesama IKM seperti transformer , speaker

aktive, UPS , telpon dan faks , impeler pompa, dll..

Pasar BUMN dan instansi Pemerintah sesuai dengan pesanan atau

kontrak pembelian maupun kontrak kerja. Produk yang dipasarkan

seperti telpon dan faks.

Pasar perusahaan industri besar yang dilayani oleh industri kecil

sebagai pemasok dagang, vendor maupun sub-kontraktor. Barang-

barang yang dipasarkan terutama berdasarkan job-order antara lain

transformer, suspension dan seal (terbuat dari karet) untuk mesin

cuci, box speaker aktive , metal parts untuk VCD dan DVD, rotor hift

untuk pompa air, dan lain-lain

4.1.8.7 Distribusi

Pengusaha umumnya berusaha untuk menyelesaikan pesanan produk tepat

waktu. Sebagian pengusaha malah ada yang berusaha untuk mempercepat

pekerjaannya dari tenggat waktu perjanjian, misalnya pesanan akan

diselesaikan dalam tempo 3 bulan, maka pengusaha akan menyelesaikan

dalam tempo 2,5 bulan sehingga produk lebih cepat diterima oleh konsumen

dalam waktu 2 minggu. Selain itu kecepatan pengantaran produk ke

konsumen juga menjadi pertimbangan oleh pengusaha karena menyangkut

kepercayaan yang diberikan oleh konsumen. Akan tetapi ada juga pengusaha

yang kadang-kadang tidak bisa menyelesaikan pesanan secara tepat waktu

Page 25: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

25IV-

dengan alasan ketidak tersediaan bahan baku dipasaran. Atau pada saat yang

bersamaan mereka juga sedang mengerjakan pesanan sebelumnya, sehingga

terjadi over kapasitas akibatnya pengiriman produk ke konsumen melebihi

tenggat waktu perjanjian.

4.1.8.8 Promosi

Sebagian besar pengusaha tidak pernah mengikuti pameran industri kecil.

Ada beberapa alasan yang menyebabkannya selain karena tidak adanya

informasi, tidak menjual produk jadi, juga karena adanya rasa solidaritas

yang tinggi antar sesama pengusaha. Untuk kasus tertentu bahkan ada

pengusaha yang pernah mengikuti pameran industri kemudian dikucilkan

oleh sesama pengusaha.

4.2 PENGOLAHAN DATA

4.2.1. Teknologi

Pengolahan data teknologi berdasarkan kriteria generik dari ESCAP. Dengan

menilai batasan dari tiap-tiap komponen teknologi serta state of the art

komponen teknologi, diperoleh nilai koefisien kontribusi teknologi (TCC)

yang menentukan posisi teknologi dari masing-masing industri. Data mentah

dari penilaian kandungan dapat dilihat pada lampiran B.

4.2.1.1 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran yang

mengindikasikan stabilitas dan kekonsistenan alat ukur. Pengukuran yang

mempunyai reliabilitas yang tinggi berarti bahwa pengukuran tersebut

mampu memberikan hasil yang konsisten (reliable) dan dapat memberikan

hasil yang relatif sama jika pengukuran dilakukan lebih dari satu kali pada

waktu yang berbeda (Sekaran, 2002).

Tinggi rendahnya reliabilitas secara empiris ditunjukkan oleh suatu angka

yang disebut koefisien reliabilitas. Pengujian keandalan alat ukur

menggunakan koefisien keandalan -Cronbach. Secara teoritis, besarnya

Page 26: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

26IV-

koefisien reliabilitas berkisar antara 0-1,00. Besarnya koefisien reliabilitas

minimal yang harus dipenuhi oleh suatu alat ukur adalah 0,70 (Yosi, 2003).

Koefisien reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat ukur dapat dipercaya. Bila terdapat suatu alat ukur yang digunakan

dua kali untuk mengukur sesuatu yang sama dan hasil kedua pengukuran

adalah sama maka alat ukur tersebut dikatakan reliabel. Nilai reliabilitas dari

alat ukur yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.6 .

Tabel 4.6 Nilai reliabilitas dari alat ukur

Variabel Nilai -Cronbach

Technoware 0,719

- pekerja 0,731

- supervisi 0,779

- manager 0,726

Humanware

- staf litbang 0,735

Inforware 0,723

Orgaware 0,793

4.2.1.2 Bobot Teknologi

Nilai Kontribusi Komponen Teknologi

Nilai Kontribusi Komponen Teknologi berdasarkan pengelompokan industri

seperti yang terdapat pada lampiran , memperlihatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7 Nilai Kontribusi Teknologi dari Masing-masing Kelompok Industri

Nilai Komponen TeknologiKelompokIndustri

NamaPerusahaan

T H I OPD. PLT 0.33 0.41 0.25 0.33ISIC 25912Home Ind. 1 0.25 0.41 0.19 0.24PT. F 0.36 0.41 0.28 0.39PD. GM 0.31 0.39 0.20 0.23PD. SW 0.29 0.38 0.20 0.22CV. ACK 0.35 0.38 0.25 0.38

ISIC 28920

PD. IT 0.23 0.40 0.16 0.22

Page 27: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

27IV-

PD. AT 0.37 0.53 0.25 0.3PD. LHMI 0.33 0.43 0.24 0.37CV. GLT 0.31 0.42 0.25 0.41PD. PGM 0.31 0.37 0.24 0.32CV. PK 0.31 0.47 0.26 0.5CV. R 0.31 0.36 0.21 0.43PT. JS 0.48 0.54 0.26 0.61PT. ABS 0.24 0.40 0.26 0.36ISIC 29320UD. JBS E 0.24 0.49 0.19 0.31PT. SJ 0.31 0.40 0.24 0.34PD. HT 0.32 0.40 0.20 0.31

ISIC 31103

PD. S 0.30 0.42 0.21 0.36ISIC 31300 PT. CM 0.24 0.42 0.28 0.42

PD. PPE 0.23 0.34 0.23 0.24ISIC 31509PT. CBP 0.25 0.47 0.28 0.39PT. EDPN 0.60 0.52 0.39 0.77ISIC 32200PT. NRA 0.33 0.46 0.26 0.19

ISIC 32200 PD. DE 0.33 0.47 0.25 0.32PD. JM 0.23 0.37 0.18 0.24PD. JR 0.23 0.37 0.19 0.34

ISIC 36999

Home Ind. 2 0.23 0.37 0.20 0.24PT. PCIN 0.44 0.40 0.39 0.54UD. IL 0.30 0.41 0.21 0.35UD. DS 0.28 0.38 0.20 0.23

ISIC 37100

UD RJ 0.29 0.38 0.20 0.32

Nilai Intensitas Kontribusi Teknologi.

Penggunaan rata-rata geometrik dilakukan dengan pertimbangan bahwa tipe

dari masing-masing komponen teknologi yang terdapat pada Industri Kecil

Menengah (IKM) komponen elektronika tidak jauh berbeda sehingga

pendekatan yang digunakan adalah nilai rata-ratanya. Berdasarkan hasil

perhitungan dengan menggunakan nilai rata-rata geometrik diperoleh hasil

untuk intensitas kontribusi ( ) dari masing-masing kelompok industri

sebagai berikut:

Tabel 4.8 Nilai Intensitas Komponen Teknologi untuk Masing-masingKelompok Industri

Page 28: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

28IV-

Nilai Intensitas Kontribusi TeknologiKelompok Industri

βt βh βi βo

ISIC 25192 0.292 0.294 0.289 0.118

ISIC 28920 0.319 0.262 0.234 0.185

ISIC 29302 0.526 0.165 0.158 0.151

ISIC 31103 0.364 0.272 0.228 0.137

ISIC 31300 0.414 0.268 0.166 0.152

ISIC 31509 0.329 0.289 0.195 0.187

ISIC 32200 0.265 0.233 0.281 0.222

ISIC 32300 0.410 0.216 0.198 0.176

ISIC 36999 0.333 0.266 0.252 0.149

ISIC 37100 0.328 0.224 0.236 0.212

Koefisien Kontribusi Teknologi

Nilai Koefisien Kontribusi Teknologi untuk masing-masing kelompok industri

dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut :

Tabel 4.9 Koefisien Kontribusi Teknologi Masing-masing Kelompok Industri

Kelompok Industri Nama Perusahaan Koefisien KontribusiTeknologi (TCC)

Home Industri 1 0.26ISIC 25192PT PLT 0.32CV ACK 0.33PD GM 0.25PD IT 0.24PT F 0.35PT SW 0.26PD AT 0.35PT JS 0.44CV R 0.31CV GLT 0.33PD PGM 0.29PT PK 0.35

ISIC 28920

LHMI 0.31PT ABS 0.31ISIC 29302UD. JBS E 0.27

Page 29: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

29IV-

PT SJ 0.31PT HT 0.30

ISIC 31103

PD S 0.31ISIC 31300 PT CM 0.31ISIC 31509 PT PPE 0.25

PT CBP 0.33PT EDPN 0.56ISIC 32200PT NRA 0.30

ISIC 32300 PD DE 0.33PD JM 0.24PD JR 0.26

ISIC 36999

Home Industri 2 0.25UD IL 0.29UD DS 0.26UD RJ 0.28

ISIC 37100

PT PCIN 0.41