View
14
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
65
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENELITIAN
4.1 Gambaran Lokasi Penelitian
Penelitian ini di SDN Pedurungan Kidul 04
Semarang dengan alamat Jalan Blancir Pedurungan
Kidul Semarang. Data guru terdiri dari 15 orang (11
orang berstatus Pegawai Negeri Sipil dan 4 orang
berstatus wiyata bakti).
4.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilaksana-
kan dalam dua siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2.
Siklus 1 terdiri atas beberapa tahap, yaitu: (1) peren-
canaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan dan evaluasi,
dan (4) refleksi.
1. Perencanaan
Perencanaan adalah langkah awal peneliti saat akan
memulai tindakan. Agar perencanaan mudah
dipahami dan dilaksanakan maka penulis membuat
rencana tindakan sebagai berikut: (a) Merumuksan
masalah yang akan dicari solusinya. (b) Merumus-
kan tujuan penyelesaian masalah/tujuan mengha-
dapi tantangan atau tujuan melakukan inovasi atau
tindakan. (c) Merumuskan indikator keberhasilan
66
penerapan Reward dan Punishment dalam mening-
katkan disiplin guru dalam kehadiran di kelas pada
proses belajar mengajar. (d) Merumuskan langkah-
langkah kegiatan penyelesaian masalah/kegiatan
menghadapi tantangan/kegiatan melakukan tinda-
kan. (e) Mengidentifikasi warga sekolah dan atau
pihak-pihak terkait lainnya yang terlibat dalam
penyelesaian masalah atau menghadapi tantangan
atau melakukan tindakan. (f) Mengidentifikasi meto-
de pengumpulan data yang akan digunakan. (g)
Menyusun instrumen pengamatan dan evaluasi. (h)
Mengidenifikasi fasilitas yang diperlukan.
2. Pelaksanaan
Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan
melalui beberapa penilaia kegiatan, antara lain: 1)
TS (Teaching Skills) adalah guru memiliki kete-
rampilan mengajar yang baik, mencakup enam
indikator, yaitu: (a) Menggunakan gaya mengajar
yang berbeda-beda, (b) Kebanyakan siswa nilai
perkembangan anak dengan baik, (c) Mengajar
siswa sesuai kapasitas mereka, (d) Membuat
persiapan dari rumah sebelum mengajar, (e)
Mengajar materi yang sulit dengan mudah, (f)
Menjawab pertanyaan dari siswa sebaik mungkin
sehingga siswa merasa puas. 2) MS (Management
Skills) adalah keterampilan guru untuk mengatur
waktu mengajar dan tugas-tugasnya yang lain
yang ditugaskan oleh kepala sekolah dan
departemen terdiri empat indikator, yaitu: (a)
67
berbuat adil dalam memberi nilai, (b) Kegiatan
belajar mengajar di kelas tidak terpengaruh dengan
kegiatan ekstra kurikuler, (c) Selama kegitan
belajar mengajar tidak terpengaruh oleh pekerjaan
rumah, (d) Berusaha untuk mengembangkan diri.
3) DR (Discipline and Regulirity) adalah terkait
dengan keteraturan dan ketepatan waktu guru di
sekolah meliputi: (a) Datang ke kelas tepat waktu,
(b) Tidak mengerjakan pekerjaan tambahan selama
mengajar di dalam kelas, (c) Mengerjakan
pekerjaan mengajar dengan penuh tanggung
jawab, (d) Menyelesaikan silabus tepat waktu di
kelas, (e) Memelihara metoda-metoda di dalam
kelas. 4) IS (Interpersonal Skill) adalah terkait
dengan ketrampilan guru menjalin interaksi yang
baik dengan siswa,orang tua, dan rekan
sekerajanya meliputi (a) Menolong siswa yang
mengalami masalah selain masalah pendidikan, (b)
Memiliki hubungan yang baik dengan rekan
sekerja, (c) Membantu pekerjaan rekan sekerja, (d)
Menerima saran dari rekan guru untuk memecah-
kan masalah di kelas, (e) Memotivasi untuk
mengambil bagian dalam kegiatan yang lain, (f)
Menghubungi orang tua siswa untuk pengem-
bangan siswa, (g) Membantu kepala sekolah
memecahkan masalah disekolah.
3. Pengamatan dan Evaluasi
Pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti
dengan menggunakan lembar observasi selama satu
68
bulan (satu siklus), untuk semua guru yang
berjumlah 15 orang. Pengamatan dilakukan oleh
kepala sekolah. Adapun pengamatan tersebut
meliputi: (a) Teaching Skill, (b) Management Skill (c)
Disipline and Regulirity, dan (d) Interpersonal Skill.
4. Refleksi
Setelah selesai satu siklus maka diadakan refleksi
mengenai kelemahan atau kekurangan dari
pelaksanaan tindakan pada siklus pertama. Refleksi
dilaksanakan bersama-sama kolaborator untuk
menentukan tindakan perbaikan pada siklus
berikutnya. Dari hasil refleksi dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa perlu penerapan Reward dan
Punishment yang lebih tegas lagi daripada siklus
pertama, untuk itu perlu dilakukan siklus 2.
Sedangkan Siklus 2 terdiri atas beberapa tahap,
sama seperti siklus 1 yaitu: (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, (3) pengamatan dan evaluasi, dan (4)
refleksi.
1. Perencanaan
Dari hasil refleksi pada siklus pertama, peneliti
merencanakan untuk melakukan tindakan reward
dan punishment yang lebih tegas dibandingkan
dengan siklus pertama. Hal ini terlebih dulu
disosialisasikan kepada semua guru seperti pada
saat refleksi siklus. Adapun bentuk dari Reward
adalah (1) pemberian piagam, (2) Hadiah nilai DP3
yang lebih baik, (3) Pujian secara lisan dalam
69
upacara atau rapat, dan (4) Hadiah uang.
Sedangkan bentuk dari Punishment adalah (1)
Teguran secara lisan dan tulisan, (2) Nilai DP3 lebih
rendah dari yang lain, (3) Pembinaan tersendiri
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah pada
siklus yang kedua ini dilaksanakan melalui
beberapa kegiatan, antara lain: (a) Menyebarkan
lembar pengamatan seperti pada siklus 1 (b)
berkoordinasi dengan kepala sekolah yang setiap
hari seperti siklus 1 (c) dilaksanakan melalui
beberapa kegiatan pengamatan, antara lain: (a)
Teaching Skill, (b) Management Skill (c) Disipline and
Regulirity, dan (d) Interpersonal Skill.
Pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti
dengan menggunakan lembar observasi selama satu
bulan. Peneliti juga melakukan penilaian dari hasil
lembar observasi yang diberikan kepada kepala
sekolah untuk mengamati kinerja guru.
4. Refleksi
Setelah selesai pelaksanaan tindakan pada siklus
kedua maka diadakan refleksi mengenai kelemahan
atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada
siklus kedua tersebut.
70
4.3 Hasil Penelitian
Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian
tindakan sekolah yang berjudul teknik reward dan
punishment pembinaan kepala sekolah dalam
memotivasi untuk meningkatkan kinerja guru di SDN
Pedurungan Kidul 04 Semarang, dapat peneliti
paparkan sebagai berikut:
Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan
dengan dua siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2, adapun
untuk siklus pertama:
4.3.1. Perencanaan
Rencana yang digunakan dalam teknik reward
dan punishment di SD Negeri Pedurungan Kidul 04
Semarang dilakukan dengan cara mengkoordinasikan
kepada semua guru untuk menentukan rencana
reward dan punishment. Kegiatan kongkritnya berupa
menyusun program reward dan punishment, serta
evaluasi pelaksanaan. Sedangkan mekanismenya
melalui rapat guru, Yaitu guru diundang untuk
mensosialisasikan program reward dan punishment
yang akan dilakukan oleh kepala sekolah.
Pelaksanaan penyusunan program perencanaan
reward dan punishment tersebut tiap awal tahun
pelajaran. Pada saat menyusun program reward dan
punishment, guru-guru memberi masukan dan saran
mengenai kegiatan reward dan punishment. Guru
71
dilibatkan penyusunan program reward dan
punishment, agar guru menjadi paham mengenai
reward dan punishment ini. Kepala sekolah selalu
memberikan reward dan punishment dalam satu
tahun.
Sarana yang digunakan dalam mendukung
program reward dan punishment antara lain: program
reward dan punishment dan buku ketentuan-
ketentuan pemberian reward dan punishment. Semua
itu dibuat dan digunakan untuk mendukung
tercapainya tujuan pemberian reward dan punishment
yaitu peningkatan mutu pendidikan agar lebih
bermakna dan bermanfaat bagi kinerja guru ke
depannya.
Perolehan hasil wawancara diketahui bahwa
reward dan punishment di SD Negeri Pedurungan
Kidul 04 Semarang, sebagai bagian dari proses
manajemen. Kegiatannya didahului dengan perencana-
an setiap awal tahun. Program perencanaan reward
dan punishment disusun oleh kepala sekolah
disampaikan kepada sasaran reward dan punishment
yaitu guru–guru. Teknik pelaksanaannya dengan
diumumkan secara lisan dalam forum pembinaan. Hal
ini dikemukakan oleh kepala sekolah, adalah sebagai
berikut:
“Rencana program yang digunakan dalam pemberian reward dan punishment di SD Negeri
Pedurungan Kidul 04 Semarang ini, caranya
dengan melakukan koordinasi kepada semua guru. Untuk menentukan rencana program reward
72
dan punishment dengan menyiapkan sarana yang
mendukung yang diperlukan”.
“Perencanaan dalam reward dan punishment di
SD ini kegiatan kongkritnya berupa menyusun program reward dan punishment, sedangkan
mekanismenya melalui rapat dewan guru”.
Mengenai perencanaan reward dan punishment di
SD Negeri Pedurungan Kidul 04 Semarang, salah satu
guru juga diwawancarai untuk mengkroscek apa yang
dikatakan oleh kepala sekolah. Seperti diungkapkan
oleh guru kelas satu mengatakan:
“Dalam perencanaan, guru juga diajak membuat kesepakatan dalam penyusunan program reward
dan punishment, karena dilibatkan, kami jadi
paham mengenai reward dan punishment ini.
reward dan punishment mendorong semangat
kami dan dapat pula sebagai koreksi apa yang telah saya lakukan”.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai perenca-
naan program reward dan punishment di SD Negeri
Pedurungan Kidul 04 Semarang dalam penyusunan
program reward dan punishment guru dilibatkan agar
dapat lebih paham mengenai pelaksanaan reward dan
punishment sehingga dapat mendorong kinerja guru.
Dalam pelaksanaan kegiatan reward dan
punishment kepala sekolah perlu menyusun program
reward dan punisment tersebut yang dalam penyu-
sunannya melibatkan semua guru di SD Negeri
Pedurungan Kidul 04 Semarang, adapun formatnya
adalah sebagai berikut:
73
Tabel 4.1 Program Reward dan Punishment di SD Negeri
Pedurungan Kidul 04 Semarang
No Nama Guru
Kls Bulan pada minggu ke
Bulan minggu ke
Bulan minggu ke
Bulan ke Ket
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Januari 2014 Februari 2014
Maret 2014 April 2014
1 R.1 1A x x x x
2 R.2 1B x x x x
3 R.3 2A x x x x
4 R.4 2B x x x x
5 R.5 3A x x x x
6 R.6 3B x x x x
7 R.7 4A x x x x
8 R.8 4B x x x x
9 R.9 5A x x x x
10 R.10 5B x x x x
11 R.11 6A x x x x
12 R.12 6B x x x x
13 R.13 Or x x x x
14 R.14 Ig x x x x
15 R.15 ag x x x x
Sumber: Data yang diolah, 2014
Perencanaan dalam reward dan punishment di
SD ini kegiatan kongkritnya berupa menyusun
program reward dan punishment, sedangkan
mekanismenya melalui rapat dewan guru. Dalam
perencanaan, guru juga diajak membuat kesepakatan
dalam penyusunan program reward dan punishment.
Kegiatan perencanaan reward dan punishment di
SD Negeri Pedurungan Kidul 04 Semarang, dibutuh-
kan sarana yang akan digunakan dalam kegiatan
reward dan punishment, Hasil wawancara dengan
74
kepala sekolah terkait sarana tersebut adalah sebagai
berikut:
“Dalam perencanaan program reward dan
punishment perlu adanya sarana yang sangat
membantu dalam menyusun laporan
mengenai hasil pantauan yang berfungsi sebagai sarana dalam pemberian reward dan
punishment, hal ini mampu melihat kinerja
guru”.
Reward dan punishment yang dilakukan oleh
kepala sekolah SD Negeri Pedurungan Kidul 04
Semarang untuk memberikan motivasi kepada guru-
guru, tujuannya agar dapat mengembangkan situasi
pembelajaran yang dilakukan guru. Selain itu juga
untuk mengkoordinasi, menstimulasi, mendorong ke
arah partumbuhan kinerja guru.
4.3.2. Pelaksanaan
Kegiatan perencanaan yang disusun kemudian
diimplentasikan untuk peningkatan kinerja guru.
Langkah kongkrit implementasi reward dan punish-
ment dilakukan dengan cara: Pemberian penghargaan
atau reward terhadap guru dan staf yang berprestasi
sehingga prestasi yang tinggi dari guru mendapat
penghargaan dari sekolah, Penghargaan dan hadiah
ditentukan berdasarkan prestasi yang diraih dan
memberikan kepada guru untuk meraihnya, tiap guru
yang mendapatkan penghargaan atas suatu prestasi
yang membanggakan diumumkan jika perlu
dirayakan, guru yang produktif dan mempunyai
75
kinerja tinggi diprioritaskan untuk menikmati kesem-
patan promosi atau pilihan program lain untuk
pengembangan karir.
Sedangkan tindakan punishment dilakukan hanya
akan terwujud jika: Tindakan punishment itu
didasarkan atas kriteria yang objektif yang sama-sama
diketahui baik oleh yang menindak maupun oleh yang
ditindak, tindakan punishment itu telah didahului oleh
tindakan-tindakan lain seperti pengarahan, teguran,
dan peringatan, bobot tindakan adil, dalam arti
dikenakan pada tingkat dan bentuk yang sama kepada
semua orang yang melakukan kesalahan serupa, dan
tindakan yang diambil bersifat mendidik. Pelaksanaan
reward dan punishment selanjutnya dikomunikasikan
dengan guru yang bersangkutan.
Pelaksanaan reward dan punishment di SD Negeri
Pedurungan Kidul 04 dilakukan dengan cara
wawancara kepada seluruh warga sekolah, kemudian
berkomunikasi dengan guru yang bersangkutan. Hasil
wawancara mengenai hal tersebut dikemukakan oleh
responden 2 guru kelas VI, sebagai berikut:
“Langkah kongkrit pelaksanaan reward dan
punishment yang dilakukan oleh kepala
sekolah di SD ini dengan cara pemberian
penghargaan dan insentif terhadap guru dan staf yang berprestasi sehingga prestasi yang
tinggi dari guru mendapat penghargaan dari
sekolah, Penghargaan dan hadiah ditentukan
berdasarkan prestasi yang diraih dan
memberikan kepada guru untuk meraihnya,
tiap guru yang mendapatkan penghargaan atas suatu prestasi yang membanggakan
76
diumumkan jika perlu dirayakan, guru yang
produktif dan punya kinerja tinggi
diprioritaskan untuk menikmati kesempatan promosi atau pilihan program lain untuk pengembangan karir, tindakan punishment
didahului dengan pengarahan, teguran, dan
peringatan, bobot tindakan adil, dan
tindakan yang diambil bersifat mendidik. Pelaksanaan reward dan punishment selan-
jutnya dikomunikasikan dengan guru yang bersangkutan.
Kepala sekolah dalam hal penerapan reward dan
punishment juga mengatakan:
“Dalam pelaksanaannya reward dan punish-ment dilakukan dengan cara pemberian
penghargaan dan insentif terhadap guru dan
staf yang berprestasi, penghargaan dan hadiah ditentukan berdasarkan prestasi yang
diraih, tiap guru yang mendapatkan peng-
hargaan atas suatu prestasi yang membang-
gakan diumumkan jika perlu dirayakan, guru
yang produktif dan punya kinerja tinggi diprioritaskan untuk menikmati kesempatan
promosi atau pilihan program lain untuk pengembangan karir, tindakan punishment
didahului dengan pengarahan, teguran, dan
peringatan, bobot tindakan adil, dan tinda-
kan yang diambil bersifat mendidik”.
Komunikasi kepala sekolah pada waktu akan
melakukan reward dan punishment dilakukan diawal
pembelajaran. Hal ini terungkap dalam penuturan
responden 4 guru kelas IV sebagai berikut:
“Pelaksanaan kegiatan pemberian reward dan
punishment kepada warga sekolah dilakukan
diawal pembelajaran, bagi guru yang berprestasi mendapat penghargaan dari
sekolah, dan diumumkan, selain itu juga
diberi kesempatan untuk promosi, tindakan punishment yang dilakukan didahului dengan
77
pengarahan, teguran, dan peringatan, yang
bersifat mendidik”.
Dilanjutkan lagi mengenai pelaksanaan reward
dan punishment yang dilakukan oleh kepala sekolah
juga dituturkan oleh responden 1 guru kelas 1 sebagai
berikut:
"Pada saat awal pembelajaran memberikan reward dan punishment kepala sekolah
kepada guru yang berprestasi mendapat
penghargaan dari sekolah, dan diumumkan, juga diberi kesempatan promosi, tindakan
punish-ment yang dilakukan didahului
dengan pengarahan, teguran, dan peringatan,
yang bersifat mendidik”.
Mengenai pelaksanaan reward dan punishment
yang dilakukan oleh kepala sekolah, saya kroscekkan
dengan pendapat guru. Hasil wawancara mengenai hal
itu disampaikan oleh responden 2 guru kelas II
sebagai berikut:
"Kepala sekolah dalam memberikan reward dan punishment di awal pembelajaran kepada
guru yang berprestasi dengan pemberian
penghargaan, dan diumumkan, tindakan punishment yang dilakukan kepala sekolah
dengan pengarahan, teguran, dan peringatan,
yang bersifat mendidik”.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai pelaksa-
naan reward dan punishment di SD Negeri Pedurungan
Kidul 04 Semarang diketahui bahwa kepala sekolah
juga melakukan pemberian hadiah dan teguran
mengenai kegiatan pelaksanaan pembelajaran. Hasil
wawancara dengan kepala sekolah SD Negeri
78
pedurungan kidul 04 Semarang mengenai reward dan
punishment tersebut adalah sebagai berikut:
“Selain penggunaan tehnik percakapan
pribadi juga melaksanakan secara kelompok.
Dengan mengadakan pembinaan secara
kelompok, biasanya saya tekankan pada
kegiatan pembelajaran. Pembinaan saya lakukan melalui pembinaan rutin”.
Seperti penuturan responden 4 guru kelas IV
sebagai berikut:
"Untuk pelaksanaan reward dan punishment penggunaan tehnik percakapan pribadi juga
melaksanakan secara kelompok. Pembinaan
dilakukan melalui pembinaan rutin”.
Penuturan yang disampaikan oleh responden 5
guru kelas 5 tersebut mengenai reward dan
punishment sebagai berikut:
"Reward dan punishment diumumkan setiap
hari senin pada saat upacara bendera,
sekaligus penyerahan penghargaan".
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, mengenai
pelaksanaan kegiatan reward dan punishment
diumumkan setiap hari senin. Hal tersebut sesuai
dengan yang dituturkan oleh kepala sekolah, sebagai
berikut:
"Dalam pembinaan kepada guru-guru, kepala
sekolah menyampaikan setiap hari senin pada
saat upacara bendera, sekaligus penyerahan
penghargaan”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut mengenai
pelaksanaan reward dan punishment di SD Negeri
79
Pedurungan Kidul 04 Semarang diketahui bahwa
kepala sekolah juga melakukan pemberian hadiah dan
teguran mengenai kegiatan dalam hal pelaksanaan
pembelajaran. Hasil wawancara dengan kepala
sekolah:
“Bentuk dari reward adalah dengan (1)
pemberian piagam, (2) Hadiah nilai DP3 yang
lebih baik, (3) Pujian secara lisan dalam
upacara atau rapat, dan (4) Hadiah uang. Sedangkan bentuk dari punishment adalah (1)
Teguran secara lisan dan tulisan, (2) Nilai
DP3 lebih rendah dari yang lain, (3)
Pembinaan tersendiri”.
Seperti penuturan responden 4 guru kelas IV
sebagai berikut:
“Kepala sekolah dalam pemberian reward
berupa pemberian piagam, Hadiah nilai DP3,
pujian secara lisan dalam upacara atau
rapat, dan Hadiah uang. Sedangkan untuk punishment adalah Teguran secara lisan dan
tulisan, Nilai DP3 lebih rendah dari yang lain, pembinaan tersendiri”.
Berdasarkan hasil Wawancara mengenai pelaksa-
naan reward dan punishment tersebut, kepala sekolah
dalam menyelesaikan masalah pemberian pengharga-
an dan pembinaan. Pemberian penghargaan atau
reward meliputi: untuk reward berupa pemberian
piagam, Hadiah nilai DP3, pujian secara lisan dalam
upacara atau rapat, dan Hadiah uang. Sedangkan
untuk punishment adalah Teguran secara lisan dan
tulisan, Nilai DP3 lebih rendah dari yang lain,
pembinaan tersendiri.
80
Hal ini dilakukan dengan mengikuti prosedur
pemberian penghargaan dan insentif terhadap guru
dan staf yang berprestasi, tiap guru yang mendapat-
kan penghargaan atas suatu prestasi yang membang-
gakan diumumkan jika perlu dirayakan, guru yang
mempunyai kinerja tinggi diprioritaskan untuk diberi
kesempatan promosi. Sedangkan tindakan punishment
didasarkan atas kriteria yang objektif dengan melalui
tindakan-tindakan pengarahan, teguran, dan peringa-
tan, bobot tindakan adil, dan tindakan yang diambil
bersifat mendidik.
4.3.3. Pengamatan dan Evaluasi
Pengamatan atau observasi dilakukan oleh
peneliti dengan menggunakan lembar observasi selama
satu bulan (satu siklus), untuk semua guru yang
berjumlah 15 orang. Selama pengamatan peneliti
dibantu atau berkolaborasi dengan kepala sekolah.
Pengamatan oleh peneliti meliputi : (a) Teaching Skill,
(b) Management Skill (c) Disipline and Regulirity, dan (d)
Interpersonal Skill.
Dari hasil rekapitulasi reward dan punishment
diperoleh data observasi sebagai berikut:
1) Guru yang memiliki TS (Teaching Skill) yaitu
ketrampilan mengajar sebanyak 5 orang guru dari
15 guru sehingga terdapat 33% guru memiliki
ketrampilan mengajar sangat rendah, 6 orang guru
81
dari 15 guru sehingga terdapat 40% guru rendah, 4
orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 20%
orang sedang dan guru yang memiliki ketrampilan
mengajar tinggi dan sangat tinggi tidak ada.
2) Guru yang memiliki MS (Manajemen Skill) yaitu
ketrampilan mengatur waktu dengan tugas lain
sebanyak 1 orang guru dari 15 guru sehingga
terdapat 7% orang guru memiliki manajemen skill
sangat rendah, 3 orang guru dari 15 guru sehingga
terdapat 20% guru rendah, 3 orang guru dari 15
guru sehingga terdapat 20% guru sedang, 5 orang
guru dari 15 guru sehingga terdapat 33% guru
tinggi, dan guru yang memiliki manajemen skill
sangat tinggi tidak ada.
3) Guru yang memiliki DR (Disipline and Regulirity)
yaitu keteraturan dan ketepatan waktu di sekolah
sebanyak 8 orang guru dari 15 guru sehingga
terdapat 53% guru sangat rendah, 4 orang guru dari
15 guru sehingga terdapat 27% guru rendah, 3
orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 20%
sedang, dan guru yang memiliki Disipline and
Regulirity tinggi dan sangat tinggi tidak ada.
4) Guru yang memiliki IS (Interpersonal Skill) yaitu
ketrampilan guru menjalin interaksi dengan orang
lain sebanyak 1 orang guru dari 15 guru sehingga
terdapat 7% guru sangat rendah, 4 orang guru dari
15 guru sehingga terdapat 27% guru rendah, 6
orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 40%
82
guru sedang, 2 orang guru dari orang guru dari 15
guru sehingga terdapat 13% guru sangat tinggi
dalam menjalin interaksi dengan pihak lain.
4.3.4. Refleksi
Setelah selesai satu siklus maka diadakan refleksi
mengenai kelemahan atau kekurangan dari pelak-
sanaan tindakan pada siklus pertama. Refleksi dilak-
sanakan bersama-sama kolaborator untuk menentu-
kan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya. Hasil
refleksi sebagai berikut: guru yang memiliki ketram-
pilan mengajar tinggi dan sangat tinggi tidak ada, guru
yang memiliki manajemen skill sangat tinggi tidak ada,
guru yang memiliki Disipline and Regulirity tinggi dan
sangat tinggi tidak ada, dan hanya terdapat 2 orang
guru sangat tinggi dalam menjalin interaksi dengan
pihak lain Dari hasil refleksi dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa perlu penerapan reward dan
punishment yang lebih tegas lagi daripada siklus
pertama.
Pelaksanaan teknik reward dan punishment pada
siklus I masih banyak kekurangan, namun demikian
berdasarkan hasil refleksi tindakan reward dan
punishment siklus I maka perlu dilakukan perbaikan
pelaksanaan teknik reward dan punishment siklus II.
Dari hasil pada siklus pertama perlu dilakukan siklus
yang kedua, yaitu:
83
4.3.5 Perencanaan
Dari hasil refleksi pada siklus pertama, peneliti
merencanakan untuk melakukan tindakan reward dan
punishment yang lebih tegas dibandingkan dengan
siklus pertama. Hal ini terlebih dulu disosialisasikan
kepada semua guru seperti pada saat refleksi siklus.
Rencana yang digunakan dalam teknik reward
dan punishment di SD Negeri Pedurungan Kidul 04
Semarang dilakukan dengan cara mengkoordinasikan
kepada semua guru untuk menentukan rencana
reward dan punishment. Kegiatan kongkritnya berupa
menyusun program reward dan punishment, serta
evaluasi pelaksanaan. Sedangkan mekanismenya
melalui rapat guru, Yaitu guru diundang untuk
mensosialisasikan program reward dan punishment
yang akan dilakukan oleh kepala sekolah.
Pelaksanaan penyusunan program perencanaan
reward dan punishment tersebut tiap awal tahun
pelajaran. Pada saat menyusun program reward dan
punishment, guru-guru memberi masukan dan saran
mengenai kegiatan reward dan punishment. Guru
dilibatkan penyusunan program reward dan
punishment, agar guru menjadi paham mengenai
reward dan punishment ini. Kepala sekolah selalu
memberikan reward dan punishment dalam satu
bulan.
Sarana yang digunakan dalam mendukung
program reward dan punishment antara lain: program
84
reward dan punishment dan buku ketentuan-
ketentuan pemberian reward dan punishment. Semua
itu dibuat dan digunakan untuk mendukung
tercapainya tujuan pemberian reward dan punishment
yaitu peningkatan mutu pendidikan agar lebih
bermakna dan bermanfaat bagi kinerja guru ke
depannya.
Perolehan hasil wawancara diketahui bahwa
reward dan punishment di SD Negeri Pedurungan
Kidul 04 Semarang, sebagai bagian dari proses
manajemen. Kegiatannya didahului dengan perencana-
an setiap awal tahun. Program perencanaan reward
dan punishment disusun oleh kepala sekolah
disampaikan kepada sasaran reward dan punishment
yaitu guru–guru. Teknik pelaksanaannya dengan
diumumkan secara lisan dalam forum pembinaan. Hal
ini dikemukakan oleh kepala sekolah, adalah sebagai
berikut:
“Rencana program yang digunakan dalam pemberian reward dan punishment di SD
Negeri Pedurungan Kidul 04 Semarang ini,
caranya dengan melakukan koordinasi
kepada semua guru. Untuk menentukan rencana program reward dan punishment
dengan menyiapkan sarana yang mendukung yang diperlukan”.
Mengenai perencanaan reward dan punishment di
SD Negeri Pedurungan Kidul 04 Semarang, salah satu
guru juga diwawancarai untuk mengkroscek apa yang
85
dikatakan oleh kepala sekolah. Seperti diungkapkan
oleh guru kelas satu mengatakan:
“Dalam perencanaan, guru juga diajak
membuat kesepakatan dalam penyusunan
program reward dan punishment, karena
dilibatkan, kami jadi paham mengenai reward dan punishment ini. reward dan
punishment mendorong semangat kami dan
dapat pula sebagai koreksi apa yang telah
saya lakukan”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dalam
perencanaan program reward dan punishment di SD
Negeri Pedurungan Kidul 04 Semarang guru dilibatkan
dalam penyusunan program, untuk formatnya adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.3 Program Reward dan Punishment di SD Negeri
Pedurungan Kidul 04 Semarang
No Nama Guru
Kls Bulan pada minggu ke
Bulan minggu ke
Bulan minggu ke
Bulan ke Ket
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Januari 2014 Feb. 2014 Maret 2014 April 2014
1 R.1 1A x x x x
2 R.2 1B x x x x
3 R.3 2A x x x x
4 R.4 2B x x x x
5 R.5 3A x x x x
6 R.6 3B x x x x
7 R.7 4A x x x x
8 R.8 4B x x x x
9 R.9 5A x x x x
10 R.10 5B x x x x
11 R.11 6A x x x x
12 R.12 6B x x x x
13 R.13 Or x x x x
14 R.14 Ig x x x x
15 R.15 ag x x x x
Sumber: Data yang diolah, 2014
86
Perencanaan dalam reward dan punishment di SD
ini kegiatan kongkritnya berupa penyusunan program
reward dan punishment, sedangkan mekanismenya
melalui rapat dewan guru. Dalam perencanaan, guru
juga diajak membuat kesepakatan dalam penyusunan
program reward dan punishment.
Kegiatan perencanaan reward dan punishment di
SD Negeri Pedurungan Kidul 04 Semarang,
dibutuhkan sarana yang akan digunakan dalam
kegiatan reward dan punishment. Sarana meliputi
program reward dan punishment, buku ketentuan
reward dan punishment dan buku pantauan, Hasil
wawancara dengan kepala sekolah terkait sarana
tersebut adalah sebagai berikut:
“Sarana yang digunakan dalam mendukung
program reward dan punishment antara lain program reward dan punishment, buku
ketentuan reward dan punishment dan buku
pantauan”.
“Dengan adanya sarana ini sangat membantu
saya dalam menyusun laporan mengenai
hasil pantauan, artinya buku-buku tersebut
yang berfungsi sebagai sarana dalam pemberian reward dan punishment, hal ini
mampu melihat kinerja guru”.
Reward dan punishment yang dilakukan oleh
kepala sekolah SD Negeri Pedurungan Kidul 04
Semarang untuk memberikan motivasi kepada guru-
guru, tujuannya agar dapat mengembangkan situasi
pembelajaran yang dilakukan guru. Selain itu juga
untuk mengkoordinasi, menstimulasi, mendorong ke
87
arah partumbuhan kinerja guru disamping untuk
memperbaiki proses.
4.3.6 Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah pada
siklus yang kedua ini dilaksanakan melalui beberapa
kegiatan, antara lain: (a) Menyebarkan lembar
pengamatan seperti pada siklus 1 (b) Berkoordinasi
dengan kepala sekolah yang setiap hari seperti siklus
1 (c) dilaksanakan melalui beberapa kegiatan peng-
amatan, antara lain: (a)
Teaching Skill, (b) Management Skill (c) Disipline
and Regulirity, dan (d) Interpersonal Skill.
Pengamatan atau observasi dilakukan oleh
peneliti dengan menggunakan lembar observasi selama
satu bulan. Peneliti juga melakukan penilaian dari
hasil lembar observasi yang diberikan kepada kepala
sekolah untuk mengamati kinerja guru. Kegiatan
perencanaan yang disusun kemudian diimplentasikan
untuk peningkatan kinerja guru. Langkah kongkrit
implementasi reward dan punishment dilakukan
dengan cara: Pemberian penghargaan atau reward
meliputi: mengikuti prosedur pemberian penghargaan
dan insentif terhadap guru dan staf yang berprestasi
sehingga prestasi yang tinggi dari guru mendapat
penghargaan dari sekolah, penghargaan dan hadiah
ditentukan berdasarkan prestasi yang diraih dan
memberikan kepada guru untuk meraihnya, tiap guru
88
yang mendapatkan penghargaan atas suatu prestasi
yang membanggakan diumumkan jika perlu
dirayakan, guru yang produktif dan punya kinerja
tinggi diprioritaskan untuk menikmati kesempatan
promosi atau pilihan program lain untuk pengem-
bangan karir.
Sedangkan tindakan punishment dilakukan hanya
akan terwujud jika: tindakan punishment itu
didasarkan atas kriteria yang objektif yang sama-sama
diketahui baik oleh yang menindak maupun oleh yang
ditindak, tindakan punishment itu telah didahului oleh
tindakan-tindakan lain seperti pengarahan, teguran,
dan peringatan, bobot tindakan adil, dalam arti
dikenakan pada tingkat dan bentuk yang sama kepada
semua orang yang melakukan kesalahan serupa, dan
tindakan yang diambil bersifat mendidik. Pelaksanaan
reward dan punishment selanjutnya dikomunikasikan
dengan guru yang bersangkutan.
Pelaksanaan reward dan punishment di SD Negeri
Pedurungan Kidul 04 dilakukan dengan cara
wawancara dengan warga sekolah, kemudian
berkomunikasi dengan guru yang bersangkutan. Hasil
wawancara mengenai hal tersebut dikemukakan oleh
responden 4 guru kelas VI, sebagai berikut:
“Langkah kongkrit pelaksanaan reward dan
punishment yang dilakukan oleh kepala
sekolah di SD ini dengan cara pemberian penghargaan dan insentif terhadap guru dan
staf yang berprestasi sehingga prestasi yang
tinggi dari guru mendapat penghargaan dari
sekolah, Penghargaan dan hadiah ditentukan
89
berdasarkan prestasi yang diraih dan
memberikan kepada guru untuk meraihnya,
tiap guru yang mendapatkan penghargaan atas suatu prestasi yang membanggakan
diumumkan jika perlu dirayakan, guru yang
produktif dan punya kinerja tinggi dipriori-
taskan untuk menikmati kesempatan promo-
si atau pilihan program lain untuk pengem-bangan karir, tindakan punishment didahului
dengan pengarahan, teguran, dan peringatan,
bobot tindakan adil, dan tindakan yang
diambil bersifat mendidik. Pelaksanaan reward dan punishment selanjutnya dikomu-
nikasikan dengan guru yang bersangkutan.”
Kepala sekolah dalam hal penerapan reward dan
punishment juga mengatakan:
“Dalam pelaksanaannya reward dan punish-
ment dilakukan dengan cara pemberian
penghargaan dan insentif terhadap guru dan
staf yang berprestasi, penghargaan dan
hadiah ditentukan berdasarkan prestasi yang
diraih, tiap guru yang mendapatkan peng-hargaan atas suatu prestasi yang membang-
gakan diumumkan jika perlu dirayakan, guru
yang produktif dan punya kinerja tinggi
diprioritaskan untuk menikmati kesempatan
promosi atau pilihan program lain untuk pengembangan karir, tindakan punishment
didahului dengan pengarahan, teguran, dan
peringatan, bobot tindakan adil, dan tinda-
kan yang diambil bersifat mendidik”.
Komunikasi kepala sekolah pada waktu akan
melakukan reward dan punishment dilakukan diawal
pembelajaran. Hal ini terungkap dalam penuturan
responden 4 guru kelas IV sebagai berikut:
“Kepala sekolah dalam memberikan reward
dan punishment, bagi guru yang berprestasi
mendapat penghargaan dari sekolah, dan
diumumkan, juga diberi kesempatan promo-
90
si, tindakan punishment yang dilakukan
didahului dengan pengarahan, teguran, dan
peringatan, yang bersifat mendidik”.
Dilanjutkan lagi mengenai pelaksanaan reward
dan punishment yang dilakukan oleh kepala sekolah
juga dituturkan oleh responden 1 guru kelas 1 sebagai
berikut:
"Pada saat memberikan reward dan punish-ment kepala sekolah kepada guru yang
berprestasi mendapat penghargaan dari
sekolah, dan diumumkan, juga diberi kesem-patan promosi, tindakan punishment yang
dilakukan didahului dengan pengarahan,
teguran, dan peringatan, yang bersifat
mendidik”.
Mengenai pelaksanaan reward dan punishment
yang dilakukan oleh kepala sekolah, saya kroscekkan
dengan pendapat guru. Hasil wawancara mengenai hal
itu disampaikan oleh responden 2 guru kelas II
sebagai berikut:
"Kepala sekolah dalam memberikan reward dan punishment kepada guru yang berpres-
tasi dengan pemberian penghargaan, dan diumumkan, tindakan punishment yang
dilakukan dengan pengarahan, teguran, dan
peringatan, yang bersifat mendidik”.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai pelaksa-
naan reward dan punishment di SD Negeri Pedurungan
Kidul 04 Semarang diketahui bahwa kepala sekolah
juga melakukan pemberian hadiah dan teguran
mengenai kegiatan pelaksanaan pembelajaran. Hasil
wawancara dengan kepala sekolah SD Negeri
91
Pedurungan Kidul 04 Semarang mengenai reward dan
punishment tersebut adalah sebagai berikut:
“Selain penggunaan tehnik percakapan
pribadi juga melaksanakan secara kelompok.
Dengan mengadakan pembinaan secara ke-
lompok, biasanya saya tekankan pada kegia-
tan pembelajaran. Pembinaan saya lakukan melalui pembinaan rutin”.
Seperti penuturan responden 4 guru kelas IV
sebagai berikut:
"Untuk pelaksanaan reward dan punishment penggunaan tehnik percakapan pribadi juga
melaksanakan secara kelompok. Pembinaan
dilakukan melalui pembinaan rutin”.
Penuturan yang disampaikan oleh responden 5
guru kelas 5 di atas mengenai reward dan punishment
sebagai berikut:
"Reward dan punishment diumumkan setiap
hari senin pada saat upacara bendera, sekaligus penyerahan penghargaan".
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, yang dila-
kukan kepala sekolah. Hal tersebut sesuai dengan
yang dituturkan oleh kepala sekolah, sebagai berikut:
"Dalam pembinaan kepada guru-guru, kepala
sekolah menyampaikan setiap hari senin pada
saat upacara bendera, sekaligus penyerahan
penghargaan”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut sesuai
dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti menge-
nai pelaksanaan reward dan punishment di SD Negeri
Pedurungan Kidul 04 Semarang diketahui bahwa
92
kepala sekolah juga melakukan pemberian hadiah dan
teguran mengenai kegiatan pelaksanaan pembelajar-
an. Hasil wawancara dengan kepala sekolah:
“Bentuk dari reward adalah dengan (1)
pemberian piagam, (2) Hadiah nilai DP3 yang
lebih baik, (3) Pujian secara lisan dalam upacara atau rapat, dan (4) Hadiah uang. Sedangkan bentuk dari punishment adalah (1)
Teguran secara lisan dan tulisan, (2) Nilai
DP3 lebih rendah dari yang lain, (3)
Pembinaan tersendiri”.
Seperti penuturan responden 4 guru kelas IV
sebagai berikut:
“Kepala sekolah dalam pemberian reward
berupa pemberian piagam, Hadiah nilai DP3,
pujian secara lisan dalam upacara atau
rapat, dan Hadiah uang. Sedangkan untuk Punishment adalah Teguran secara lisan dan
tulisan, Nilai DP3 lebih rendah dari yang lain,
pembinaan tersendiri”.
Berdasarkan hasil Wawancara tersebut sesuai
dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti
mengenai pelaksanaan reward dan punishment
tersebut, kepala sekolah dalam menyelesaikan
masalah pemberian penghargaan dan pembinaan.
Pemberian penghargaan atau reward meliputi:
mengikuti prosedur pemberian penghargaan dan
insentif terhadap guru dan staf yang berprestasi, tiap
guru yang mendapatkan penghargaan atas suatu
prestasi yang membanggakan diumumkan jika perlu
dirayakan, guru yang mempunyai kinerja tinggi
diprioritaskan untuk diberi kesempatan promosi.
93
Sedangkan tindakan punishment didasarkan atas
kriteria yang objektif dengan melalui tindakan-
tindakan pengarahan, teguran, dan peringatan, bobot
tindakan adil, dan tindakan yang diambil bersifat
mendidik.
4.3.7 Pengamatan dan Evaluasi
Dari hasil pengamatan serta rekap dari tingkat
kinerja guru pada pelaksanaan pemberian reward dan
punishment pada siklus kedua dapat dilihat pada tabel
yang terlampir. Dari hasil rekapitulasi kinerja guru
diperoleh data:
1) Guru yang memiliki TS (Teaching Skill) yaitu
ketrampilan mengajar sebanyak 2 orang guru dari
15 guru sehingga terdapat 13% guru guru memiliki
ketrampilan mengajar sangat rendah, 2 orang guru
dari 15 guru sehingga terdapat 13% guru rendah, 6
orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 40%
orang sedang, 3 orang guru dari 15 guru sehingga
terdapat 20% guru tinggi dan 2 orang guru dari 15
guru sehingga terdapat 13% guru yang memiliki
ketrampilan mengajar sangat tinggi.
2) Guru yang memiliki MS (Manajemen Skill) yaitu
ketrampilan mengatur waktu dengan tugas lain
sebanyak 1 orang guru dari 15 guru sehingga
terdapat 7% orang guru memiliki manajemen skill
rendah, 3 orang guru dari 15 guru sehingga
terdapat 20% guru rendah, 3 orang guru dari 15
94
guru sehingga terdapat 20% guru tinggi, 8 orang
guru dari 15 guru sehingga terdapat 53% sangat
tinggi sedangkan guru yang memiliki manajemen
skill sangat rendah tidak ada.
3) Guru yang memiliki DR (Disipline and Regulirity)
yaitu keteraturan dan ketepatan waktu di sekolah
sebanyak 2 orang guru dari 15 guru sehingga
terdapat 13% guru sangat rendah, 1 orang guru dari
15 guru sehingga terdapat 7% guru rendah, 1 orang
guru dari 15 guru sehingga terdapat 7% sedang, 6
orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 40%
tinggi, 5 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat
33% guru yang memiliki keteraturan dan ketepatan
waktu yang sangat tinggi.
4) Guru yang memiliki IS (Interpersonal Skill) yaitu
ketrampilan guru menjalin interaksi dengan orang
lain sebanyak 1 orang guru dari 15 guru sehingga
terdapat 7% guru rendah, 3 orang guru dari 15 guru
sehingga terdapat 20% guru sedang, 7 orang guru
dari 15 guru sehingga terdapat 40% guru sedang, 4
orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 33%
guru tinggi dan 2 orang guru dari 15 guru sehingga
terdapat 13% guru sangat tinggi dalam menjalin
interaksi dengan pihak lain.
95
4.3.8 Refleksi
Setelah selesai pelaksanaan tindakan pada siklus
kedua maka diadakan refleksi mengenai kelemahan
atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada
siklus kedua tersebut. Dari hasil observasi dan data
yang diperoleh, dapat diartikan bahwa tindakan pada
siklus 2 dinyatakan berhasil, karena terdapat 2 orang
guru dari 15 guru sehingga terdapat 3% guru yang
memiliki ketrampilan mengajar sangat tinggi, 8 orang
guru dari 15 guru sehingga terdapat 53% sangat tinggi
sedangkan guru yang memiliki manajemen skill sangat
rendah tidak ada, 5 orang guru dari 15 guru sehingga
terdapat 33% guru yang memiliki keteraturan dan
ketepatan waktu yang sangat tinggi, dan 2 orang guru
dari 15 guru sehingga terdapat 13% guru sangat tinggi
dalam menjalin interaksi dengan pihak lain.
Dari hasil pengamatan serta rekap dari tingkat
kinerja guru pada pelaksanaan pemberian reward dan
punishment pada perubahan hasil dari siklus satu ke
siklus kedua dapat dilihat pada table terlampir
berikut. Dari tabel di atas didapatkan hasil penelitian
siklus 1 dan siklus 2 disimpulkan bahwa:
1) Guru yang memiliki TS (Teaching Skill) yaitu
ketrampilan mengajar ada perbedaan sebanyak 20%
guru guru memiliki ketrampilan mengajar sangat
rendah, 27% guru rendah, 13% orang sedang, 20%
guru tinggi, 13% guru yang memiliki ketrampilan
mengajar sangat tinggi.
96
2) Guru yang memiliki MS (Manajemen Skill) yaitu
ketrampilan mengatur waktu dengan tugas lain
sebanyak 0% orang guru memiliki manajemen skill
rendah, 7% guru rendah, 20% guru sedang, 20%
sangat tinggi sedangkan guru yang memiliki
manajemen skill sangat rendah 53%..
3) Guru yang memiliki DR (Disipline and Regulirity)
yaitu keteraturan dan ketepatan waktu di sekolah
sebanyak 40% guru sangat rendah, 20% guru
rendah, 13% sedang, 40% tinggi, 13% guru yang
memiliki keteraturan dan ketepatan waktu yang
sangat tinggi.
4) Guru yang memiliki IS (Interpersonal Skill) yaitu
ketrampilan guru menjalin interaksi dengan orang
lain sebanyak 7% guru rendah , 20% guru sedang,
20% guru sedang, 27% guru tinggi dan 20% guru
sangat tinggi dalam menjalin interaksi dengan pihak
lain.
Dari hasil observasi dan data yang diperoleh,
kinerja guru sebelum dilakukan tindakan sebagian
besar guru yang memiliki ketrampilan mengajar,
manajemen, keteraturan dan ketepatan waktu dan
guru dalam menjalin interaksi dengan pihak lain
masih rendah. Sedangkan setelah dilakukan tindakan
guru sudah banyak yang memiliki ketrampilan
mengajar, manajemen, keteraturan dan ketepatan
waktu dan guru dalam menjalin interaksi dengan
pihak lain.
97
Berdasarkan data tersebut, maka dalam peneli-
tian ini dapat diakhiri sampai pada siklus ke 2 karena
dalam siklus kedua dengan adanya teknik reward dan
punishment sudah ada peningkatan terhadap kinerja
guru.
4.3.9 Faktor Yang Mempengaruhi Reward dan
Punishment Terhadap Kinerja Guru Di SDN
Pedurungan Kidul 04 Semarang
Faktor Yang Mempengaruhi Reward dan Punish-
ment Terhadap Kinerja Guru Di SDN Pedurungan
Kidul 04 Semarang seperti yang dikemukakan oleh
responden 1 guru kelas 1 sebagai berikut:
“Dalam pemberian reward dan punishment
terdapat faktor yang mempengaruhi yaitu
faktor internal yang mencakup motivasi,
kemampuan dan minat kerja, dan faktor
eksternal yang mencakup lingkungan kerja, ketersediaan sarana dan prasarana serta
kesejahteraan guru”.
Responden 2 guru kelas 2 SDN Pedurungan Kidul
4 juga menambahkan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi reward dan punishment Terhadap
Kinerja Guru Di SDN Pedurungan Kidul 04 Semarang
sebagai berikut:
“Faktor pemberian reward dan punishment
yaitu motivasi guru dalam mengajar,
kemampuan guru yang berbeda-beda, minat kerja, lingkungan kerja, sarana yang
mendukung dalam bekerja, dan yang tidak
ketinggalan kesejahteraan guru.”
98
Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan
oleh responden 4 guru kelas IV sebagai berikut:
“Pelaksanaan pemberian reward dan
Punishment dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal yang meliputi keinginan dan
kebutuhan yang melatarbelakangi guru
dalam bekerja, kemampuan keilmuannya, minat dalam mengajar, keadaan lingkungan
sekitar, sarana prasarana yang memadai,
serta gaji guru.”
Hasil wawancara tersebut memberikan informasi
bahwa Faktor Yang Mempengaruhi Reward dan
Punishment Terhadap Kinerja Guru Di SDN
Pedurungan Kidul 04 Semarang diantaranya:
1. Faktor Internal
Sebagaimana ditegaskan diatas bahwa faktor
internal yang mempengaruhi kinerja mencakup
beberapa aspek yaitu:
a. Motivasi. Motivasi disini dipahami secara luas
termasuk minat guru, motivasi kerja dapat
diartikan sebagai keinginan atau kebutuhan
yang melatar belakangi seseorang sehingga ia
terdorong untuk bekerja. Motivasi mencakup
upaya, pantang mundur, dan sasaran. Motivasi
melibatkan keinginan seseorang untuk
menunjukkan kinerja.
b. Kemampuan. Kemampuan yang dimiliki sese-
orang berbeda-beda. Seorang guru tentu saja
kemampuan melaksanakan pembelajaran dipe-
ngaruhi oleh kapasitas keilmuan yang dimiliki
99
misalnya jenjang pendidikan atau kualifikasi
pendidikannya, pengalaman mengajarnya, dan
materi yang diajarkan apakah sesuai latar
belakang ilmu yang dimiliki atau tidak.
c. Minat juga mempengaruhi kinerja. Minat
merupakan dorongan dari dalam diri yang
menyebabkan seseorang melakukan sesuatu
aktivitas. Minat ini bukan merupakan bawaan
atau tidak dibawa sejak lahir. Semakin
berminat guru pada mata pelajaran atau
profesinya, maka semakin besar peluang untuk
meningkatkan kinerjanya dan sebaliknya
semakin kurang berminat, maka kinerjanya
kemungkinan semakin rendah. Jadi, minat ini
sangat besar pengaruhnya terhadap kinerja
bahkan prestasi guru dalam melaksanakan
tugasnya sebagai pendidik dipengaruhi oleh
minat.
2. Faktor Eksternal
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa
ada beberapa faktor eksternal yang dapat mem-
pengaruhi kinerja diantaranya:
a. Lingkungan kerja. Merupakan keadaan bahan,
peralatan, proses produksi, cara dan sifat
pekerjaan serta keadaan lainnya di sekitar
tempat kerja yang dapat mempengaruhi
keselamatan dan kesehatan kerja.
100
b. Ketersediaan saran dan prasarana. Semakin
lengkap sarana, maka semakin besar kemung-
kinan terjadi penigkatan produktivitas kerja.
Guru yang ditunjang dengan sarana pembela-
jaran yang memadai, berpotensi meningkatkan
kinerjanya. Bahkan sarana yang tidak berhubu-
ngan langsung dengan pembelajaran dapat
mempengaruhi kinerja guru, misalnya di suatu
sekolah yang tidak memiliki kelengkapan WC
yang memadai, dapat menye-babkan guru
terlambat memulai pembelajaran artinya kinerja
guru terganggu.
c. Kesejahteraan guru berpengaruh terhadap
kinerja. Hal ini tentu semakin terasa bagi guru
yang belum berstatus PNS karena guru non PNS
juga memiliki imbalan atau penghasilan yang
terbatas dibandingkan dengan guru yang sudah
PNS apalagi guru yang sudah berstatus
tersertifikasi.
4.4 Pembahasan
Berdasarkan teori dan kajian penelitian terdahulu
dalam melakukan teknik reward dan punishment
pembinaan kepala sekolah dalam memotivasi untuk
meningkatan kinerja guru di SDN Pedurungan Kidul
04 Semarang dilakukan dengan dua siklus.
101
Pihak sekolah mempersiapkan berbagai macam
persiapan keterkaitan dengan teknik reward dan
punishment, baik program perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan evaluasi serta refleksi agar dapat
memotivasi guru untuk lebih meningkatkan kinerja-
nya. Perencanaan reward dan punishment di SD
Pedurungan Kidul 04 Semarang dibuat oleh kepala
sekolah yang disusun di awal pembelajaran dengan
disosialisasikan melalui rapat dewan guru.
Perencanaan merupakan langkah-langkah yang
penting untuk mencapai suatu keberhasilan. Apabila
rencana pembelajaran disusun secara baik akan
menjadikan tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Menurut Siswanto (2007: 42)
perencanaan adalah proses dasar yang digunakan
untuk memilih tujuan dan menentukan cakupan
pencapaiannya. Menurutnya, merencanakan berarti
mengupayakan penggunaan sumberdaya manusia
(human resources), sumber daya alam (natural
resources), dan sumberdaya lainnya (other resources)
untuk mencapai tujuan.
Untuk menjamin terwujudnya pelaksanaan teknik
reward dan punishment untuk meningkatkan kinerja
guru diperlukan adanya faktor internal dan faktor
internal yang dapat mempengaruhi reward dan
punishment diantaranya seperti yang dikemukakan
oleh Indrafachrudi (2000: 52) membagi faktor yang
mempengaruhi kinerja ke dalam dua kategori yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.
102
Menurut Arikunto (2008: 9) mengemukakan
penjelasan perencanaan dari masing-masing fungsi
adalah sebagai berikut: Perencanaan adalah proses
mempersiapkan serangkaian pengambilan keputusan
untuk dilakukannya tindakan dalam mencapai tujuan-
tujuan organisasi dengan atau tanpa menggunakan
sumber-sumber yang ada. Aspek-aspek perencanaan
meliputi: a) apa yang akan dilakukan, b) siapa yang
harus melakukan, c) kapan dilakukan, d) dimana
dilakukan, e) bagaimana melakukan, dan f) apa saja
yang perlu dilakukan agar tercapai tujuannya secara
maksimal.
Pelaksanaan reward dan punishment kepala
sekolah dalam teknik pemberian penghargaan dan
pembinaan. Pemberian penghargaan atau reward
meliputi: untuk reward berupa pemberian piagam,
Hadiah nilai DP3, pujian secara lisan dalam upacara
atau rapat, dan Hadiah uang. Sedangkan untuk
punishment adalah Teguran secara lisan dan tulisan,
Nilai DP3 lebih rendah dari yang lain, pembinaan
tersendiri.
Hal ini dilakukan dengan mengikuti prosedur
pemberian penghargaan dan insentif terhadap guru
dan staf yang berprestasi, tiap guru yang mendapat-
kan penghargaan atas suatu prestasi yang membang-
gakan diumumkan jika perlu dirayakan, guru yang
mempunyai kinerja tinggi diprioritaskan untuk diberi
kesempatan promosi. Sedangkan tindakan punishment
didasarkan atas kriteria yang objektif dengan melalui
103
tindakan-tindakan pengarahan, teguran, dan peringa-
tan, bobot tindakan adil, dan tindakan yang diambil
bersifat mendidik.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Black (2003: 8) Tafe head teachers
discourse brokers at the management teaching
interface, yang mengemukakan bahwa kepala sekolah
harus mempunyai strategi dalam memberikan reward
dan punishment terhadap guru. Kepala sekolah
merupakan kunci dalam pengelolaan tersebut. Banyak
kegiatan guru dipengaruhi oleh reward dan punish-
ment yang diberikan oleh kepala sekolah. Kegiatan
reward dan punishment ini untuk meningkatkan
kinerja guru dalam pendidikan. reward dan punish-
ment ini mampu mempengaruhi kinerja guru secara
berkelanjutan. Dijelaskan lebih dalam lagi mengenai
pengelolaan guru dan staf, sarana dan prasarana,
hubungan masyarakat dengan sekolahan, pengelolaan
kesiswaan dan kurikulum, hal tersebut dalam rangka
pendayagunaan sumber daya secara optimal. Pada
intinya adalah pada faktor utama dikelola dengan baik
maka komponen-komponen yang lain akan terimbas
juga. Dengan demikian apabila faktor semangat guru
sudah termotifasi dengan baik maka semua yang
berkaitan dengan tugas guru akan berhasil secara
optimal.
Penelitian ini berbeda dengan Rucinski and Hazi
(2007: 3) Reward dan punishment as Professional
Development: Compatible or Strange Bedfellows in the
104
Policy Quest for Increased Student Achievement, yang
mengemukakan bahwa reward dan punishment terse-
but merupakan usaha evaluasi guru yang berguna
untuk meningkatkan kualifikasi guru sebagai tenaga
pengajar. Prosesnya berlangsung secara berjangka
atau bertahap yang dilakukan dalam rangka pening-
katan pembelajaran siswa di kelas melalui guru yang
diberi reward dan punishment. Dijelaskan pula bahwa
kinerja guru dikembangkan melalui pemberian reward
dan punishment.
Recommended