View
10
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1.1 Sejarah Sinjjkat Perusahaan
PT United Automobile 90 Utama merupakan perusahaan swasta yang
berbentuk perseroan terbatas. Perusahaan ini bergerak di bidang jasa transport
pelayanan masyarakat. Perusahaan ini merupakan saiah satu anak cabang dari induk
perusahaan UMC {United Motor Company Group) yang bergerak di bidang mobil,
spare part/svku cadang, hotel, kredit, leasing. PT United Automobile 90 Utama
didirikan pada tanggal 10 Juli 1995, dan perusahaan ini berlokasi di Sidoarjo
tepatnya di Jalan Raya Waru 55 A Waru.
Pendirian PT United Automobil 90 Utama diprakarsai oleh Bapak Yupito
Muntono. Permulaan usahanya dimulai dengan menggunakan 40 unit mobil (sekitar
tahun 1995) dan sampai sekarang berkembang menjadi kurang lebih 300 unit mobil
(sekitar tahun 1997) dengan jumlah sopir kurang lebih 600 orang. Pangsa
pasar/daerah pemasarannya adalah untuk golongan menengah ke atas.
1.2 Lokasi Perusahaan
PT United Automobile 90 Utama berlokasi di temp at yang cukup strategis
yaitu di JaJan Raya Waru 55 A Warn - Sidoarjo. Ada beberapa aiasan yang
mendasari perusahaan daJam memilih lokasi perusahaan tersebut, antara lain:
33
http:www.petra.ac.idhttp://dewey.petra.ac.id/dgt_directory.php?display=classificationhttp://digilib.petra.ac.id/help.htlm
34
a Merupakan investasi sendiri dalam arti merupakan tanah milik sendiri sehingga
ingin memanfaatkannya untuk mengembangkan usaha
b. Tidak terletak di pusat kota, tetapi di pinggir kota sehingga tidak mengurangi
keindahan kota dan polusinya tidak akan mengganggu masyarakat.
c. Tanah di lokasi tersebut masih cukup luas, sehingga untuk waktu yang akan
datang memungkinkan bagi perusahaan untuk memperluas usahanya
d. Di lokasi tersebut juga sudah terdapat fasilitas kebutuhan perusahaan, seperti
instalasi listrik dan air minum.
1.3 Tujuan Perusahaan
Pada dasarnya setiap bentuk perusahaan yang didirikan adaJah untuk
mencapai suatu tujuan, baik tujuan jangka panjang. Demikian juga halnya dengan
PT United Automobil 90 Utama, mempunyai tujuan yang dapat dibedakan atas dasar
waktu adalah sebagai berikut :
a Tujuan Jangka Pendek
Dalam pencapaian tujuan jangka pendek biasanya kurang dari sahi tahun dan di
pakai sebagai sarana dalam mencapai tujuan jangka panjang. Adapun yang
menjadi tujuan jangka pendek perusahaan adalah :
1) Berusaha mencapai tingkat laba maksimum yang memungkinkan bagi
perusahaan untuk memperluas operasionalnya;
2) Berusaha mencapai target yang ditetapkan guna memenuhi keiinginan dan
kepuasaan konsumen ;
3) Menjaga kelangsungan serta kelancaran proses produksi dengan
35
memperhatikan dan mengendalikan biaya yang digunakan untuk menjalankan
aktivitasnya
b. Tujuan Jangka Panjang
Tujuan jangka panjang yaitu tujuan perusahaan untuk jangka waktu yang relatif
lama yang biasanya lebih dari 5 tahun. Tujuan jangka panjang yang akan dicapai
oleh perusahaan adalah sebagai berikut.
1) Meningkatkan kualitas pelayanan yang dihasilkan serta menetapkan harga
yang sesuai, hal ini dikarenakan untuk menghadapi pesaing dari perusahaan
sejenis;
2) Memperluas aktivitasnya dengan mengadakan ekspansi yaitu dengan
penambahan unit mobil sehingga diharapkan hasil yang dicapai dapat
ditingkatkan.
1.4 Proses Pelayanan Taksi
Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa PT United Automobil 90
Utama merupakan perusahaan jasa, dimana tidak tnenghasilkan produk seperti pada
kebanyakan perusahaan lainnya Tetapi yang dihasilkan oleh penisahaan ini adalah
jasa yang layanan taksi. Setiap konsumen yang menggunakan jasa penisahaan ini
pasti menginginkan suatu layanan yang optimal, dan konsumen tentu berharap agar
keinginan itu dapat terpenuhi dan terpuaskan.
Mengingat perusahaan bergerak di bidang layanan jasa, maka perusahaan
menekankan layanan jasa taksi yang maksimal. Karena itu, penisahaan menitik
beratkan perhatiannya pada pemberian layanan jasa kepada konsumen agar
36
konsumen merasa puas terhadap layanan yang diberikan.
Adapun proses dan pelayanan taksi tersebut dapat dilakukan dengan empat
cara yaitu :
a. Operator - Pengemudi taksi - Penumpang
Penumpang menelpon ke nomer telepon pemesanan taksi, kemudian telepon
tersebut diterima oleh operator bagian pemesanan taksi meluncur menuju ke
penumpang sesuai dengan tempat dan alamat yang dituju.
b. Datang ke pangkalan - Penumpang
Penumpang datang ke pangkalan, kemudian penumpang menyuruh pengemudi/
sopir menuju ke tempat dan alamat yang dituju.
c. Pengemudi/ sopir - Penumpang (yang sedang menunggu)
Pengemudi/ sopir berada di jalan (tidak di pangkalan) datang penumpang dan
memberhentikannya. Kemudian penumpang menyuruh pengemudi/ sopir menuju
ke tempat dan alamat yang dituju.
d. Pesan - Janji sopir/ pengemudi - Penumpang
Penumpang memesan lewat telepon, telepon (di sini berarti penumpang janji
kepada operator hari dan jam, kapan dijemput, dimana dan akan pergi/ diantar
ke tempat tujuan).
1.5 Stniktur organisasi perusahaan
Organisasi adalah suatu saranayang penting bagi perusahaan guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dan untuk mencapainya suatii perusahaan hanis
memiliki stniktur organisasi yang baik. Karena dengan strukuii organisasi yang
37
baik, maka aktivitas perusahaan akan berjalan lancar.
Struktur organisasi merupakan unsur yang penting dari perusahaan yang
menggambarkan suatu bagan dan susunan masing-masing bagian sehingga
kesimpangsiuran dan kesaJahan dalam menjalankan tugas akan dapat dihindari.
Selain itu dengan penataan struktur organisasi yang tepat akan menghasilkan
efisiensi dan efektivitas tenaga kerja, waktu dan biaya PT United Auotomobil 90
Utama merupakan suatu bentuk organisasi yang puncak pimpinannya dipegang oleh
pemilik perusahaan sendiri dan semua seksi/ bagian akan bertanggung jawab
kepada pimpinan perusahaan. Sedang bentuk organisasi yang ada pada perusahaan
ini adalah bentuk organisasi garis/ iini dan bentuk organisasi fimgsional.
1.5.1 Bentuk Organisasi Garis/Lini
Dalam organisasi ini wewenang mengalir dari pimpinannya kepada para
bawahannya, sehingga sampai pada para pekerja di dalam perusahaan, tugas dan
perintah yang berasal dari direktur diberikan kepada pimpinan bagian, mandor-
mandor untuk kemudian diteruskan kepada para pekerja (dalam hai ini sopir). Tiap
orang bawahan mempunyai seorang atasan yang mengatur pekerjaannya dan
bertanggung jawab kepadanya
Hubungan orang-orang ini berjalan dari puncak organisasi sampai pada
penyelenggara terbawah melalui surat garis lurus.
38
1.5.2 Bentuk Organisasi Fungsional
Yaihi struktur yang mendasarkan fungsi-iungsi yang ada dalam perusahaan.
Dengan adanya struktur organisasi dapat diketahui dengan jelas tugas, wewenang
dan tanggung jawab dan masing-inasing tingkatan yang ada dalam organisasi.
Berikut ini bagan struktur organisasi dan penjelasan tugas, wewenang dan tanggung
jawab dari masing-masing jabatan.
1.6 Jumlah Karyawan dan Pengemudi/Sopir Taksi
Rincian jumlah karyawan dan sopir di PT United Automobil 90 Utama
adalah sebagai berikut,
a. Karyawan ada 75 orang dengan rincian :
1) Bagian General Manager ada 1 orang.
2) Bagian operasional ada 2 orang dan dengan asisten manajemen operasional
ada 1 orang
a) Staf khusus ada 6 orang
b) Pengawas ada 4 orang
3) Bagian kepala bagian operasional ada 2 orang
a) Buser ada 3 orang
b) Operator ada 11 orang
c) Pengoperasian ada 6 orang
d) Personalia dan umum ada 3 orang yang terdiri dari operator sebanyak 3
orang, satpam sebanyak 7 orang dan office boy sebanyak 3 orang
e) Produktivitas ada 5 orang
39
i) Pangkalan ada 2 orang
4) Bagian manajer keuangan ada 1 orang
5) Bagian kabag administrasi keuangan ada 2 orang
a) Argo data ada 4 orang
b) EDP ada 3 orang
c) Administrasi ada 1 orang
d) Kasir ada 3 orang
e) KD ada 2 orang
b. Untuk pengemudi sopir taksi secara keseluruhan ada sekitar 600 orang.
1.7 Sistem Upah, Tunjangan, dan Insentif
Sistem upah, tunjangan, dan insentif yang diberlakukan perusahaan adalah
sebagai berikut:
a Upahgaji
Sistem upah yang ditetapkan oleh PT United Auotomobil 90 Utama adalah
bulanan bagi karyawan yang besarnya variatif yang disesuaikan dengan UMR
yang ada Rp 150.000,00 dan dalam pericembangannya sekarang sudah ada 2
lapis di atas yaitu sebesar Rp 200.000,00, sedangkan untuk sopir pengemudi
taksi upah dan gaji diberikan setiap minggu yang didasarkan atas argo meteran,
setoran yang di setor, dan premi (untuk kejelasannya lihat insentif).
b. Tunjangan
PT United Automobil 90 Utainajuga memberikan tunjangan-tunjangan baik bagi
karyawan maupun kepada pengemudi sopir taksi.
40
Tunjangan-tunjangan tersebut antara lain :
1) Bagi karyawan
a) Tunjangan hari tua
b) Tunjangan tahunan (tunjangan hari lebaran)
c) Tunjangan pengobatan
2) Bagi pengemudi sopir taksi
Tunjangan kemulusan Rp 50.000,-
Tunjangan hadir Rp 25.000,-
Tunjangan kesehatan Rp 25.000,-
Rp 100.000,-
Tunjangan pengganti beras Rp 10.000,-
Perkecualian :
Bagi sopir pengemudi untuk mendapatkan Rp 100.000,- maka perlu dibutuhkan
syarat-syarat penuh yang meliputi :
1) Lima belas kupon
Maksudnya 15 x hadir untuk perhitungan dalam 1 bulan = 31 hari
2) Empat belas kupon
Maksudnya 14 x hadir untuk perhitungan dalam 1 bulan = 30 hari
Sedang apabila dalam 1 bulan kupon yang didapat kurang dari 15 kupon dan
kurang dari 14 kupon (hanya untuk selisih 1 hari saja, misainya kupon yang
didapat 14 dan 13), maka hanya mendapat uang Rp 75.000,-
41
a. Insentif
PT United Automobil 90 Utama juga memberikan insentif dan hanya diberikan
kepada pengemudi/sopir, dimana pemberian insentif tersebut sebagai salah satu
alat untuk memotivasi sopir pengemudi untuk bekerja lebih giat
Insentif yang diberikan ini berupa premi. Premi dari perusahaan ini juga
merupakan gaji bagi pengemudi sopir taksi.
Dimana perhitungannya adaiah .
Ketentuan :
RpO - R p 89.000,- = 15% preminya
Rp 89.000.- - Rp 109.000,- = 30% preminya
> Rp 109.000,- = 70% preminya
Contoh :
Apabila setoran yang diberikan Rp 125.000,- maka ketentuannya adaiah:
Rp 89.000,- x 15% = Rp 13.350,-
Rp 20.000,-x 30% =Rp 6.000,-
Rp 16.000,- x 70% = Rp 11.200,-
Total Insentif = Rp 30.550,-
1.8 Sistem Pembagian Kerju
Lama kerja di penisahaan ini adaiah 7 hari kerja dalam satu rninggu (bagi
sopir/pengemudi) sedangkan 6 hari kerja dalam satu rninggu (bagi karyawan).
42
a. Bagi karyawan
1) Hari Senin sampai dengan hari Jum'at : 08.00 - 16.00
2) Istirahat 1 (satu) jam : 12.00 - 13.00
3)HariSabtu : 08.00-13.00
4) Hari Minggu : Libur
Untuk karyawan yang dinas rega/shift
1) Hari Senin sampai dengan Jumat
Shift I : 06.00-14.00
Shift H : 14.00-22.00
Shift m : 22.00-06.00
2) Istirahat 1 (satu) jam
3) Hari sabtu
Shift : 06.00-11.00
Shift E : 11.00-16.00
Shiftm. : 16.00-21.00
b. Bagi Pengemudi / sopir taksi
Lama kerja di perusahaan ini adalah 7 hari kerja dalam satu minggu. Tujuh hari
kerja tersebut adalah senin sampai minggu.
1.9 Ijin Tidak Masuk dan Cuti
Dalam perusahaan ini setiap karyawan dan pengemudi/sopir taksi yang
bekerja dalam satu tahiin secara terns menenis tidak terputus, karyawan tersebut
berhak untuk cuti tahunan atau istiraliat tahunan paling banyak 12 (dua belas) hari
43
kerja (P.P. no. 21 / 1954). Sedang pada dasarnya hak cuti tahunan dalam satu tahun
tersebut dibagi menjadi 2 (dua) periode ;
a. Periode I : 6 (enam) hari kerja pada hari Idul Fitri
b. Periode II: 6 (enam) hari kerja pada akliir Desember
(Apabila hari Idul Fitri jatuh pada bulan Desember, maka cuti tahunannya
diadakan satu kali periode dengan jumlah 12 (dua belas) hari kerja).
Selain itu bagi karyawan dan pengemudi / sopir taksi wanita diberikan cuti haid,
hamil, dan keguguran kandungan dengan ketentuan ) pasal 34 dari peraturan
perusahaan) yaitu :
1) Karyawan wanita tidak diwajibkan bekerja pada hari pertama dan kedua haid
dengan catatan wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada atasannya
dengan penuh upah.
2) Karyawan wanita diberi istirahat selama 1 '/2 bulan (satu setengah bulan)
sebelum saatnya ia melahirkan anak dan 1 Yi (satu setengah bulan) setelah
melahirkan anak atau gugur kandungan.
3) Permohonan cuti hamil harus disampaikan paling lambat 10 (sepuluh) hari
sebelum cuti tersebut dimulai, disertai surat keterangan dokter / bidan yang
menangani kehamilannya
2. ANALISISDATA
Sebelum dijelaskan secara lebih mendalam, perlu diuraikan terlebih dahulu
baliwa penelitian ini hanya digunakan untuk meneliti penganili upah insentif dan
motivasi terhadap produktivitas kerja sopir Taksi Star. Proses pengumpulan data
44
pada penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner, yang disebarkan
ke 200 responden yaitu para sopir Taksi Star. Populasi pada penelitian ini ada
sebanyak sekitar 600 sopir, dan sampel yang digunakan adalah sebanyak 200 sopir.
Jumlah sampel sebesar 200 responden ini dianggap mencukupi untuk dilakukannya
sebuah penelitian dengan teknik analisis chi square, karena jumlah ini merupakan
sepertiga dari jumlah keseluruhan sopir Taksi Star yang ada
200 responden yang menjadi sampel pada penelitian ini dipilih secara acak.
Dan dari seluruh sampel yang menjadi responden ini, tidak seluruh responden yang
menjawab daftar pertanyaan yang ada di kuesioner secara benar. Setelah hasil
kuesioner diperiksa lebih lanjut, didapati ada 8 responden yang salah dalam
pengisian kuesioner sehingga hasil dari jawaban kuesioner dari responden ini tidak
dapat digunakan dalam proses perhitungan data Mengingat hal itu, maka jumlah
responden yang memenuhi syarat untuk dianalisis adalah sebanyak 192 responden.
Berikut akan dijelaskan mengenai hasil dan analisis data, serta pembahasannya
2.1 Analisis Deskriptif dengan Data Frekuensi
Analisis deskriptif dengan data frekuensi digunakan untuk mengetahui
seberapa banyak responden menyatakan hal yang sama terhadap suatu obyek
pertanyaan atau pernyataan. Berikut adalah hasil perhitungannya:
45
2.2.1 Jenis Kelamin
TABEL 2.2.1 JENIS KELAMIN
Jenis Kelamin Pria
Wanita Total
Frekuensi 192 0
192
Persentase 100,0 0,0
100,0 Sumber : hasil kuesioner, diolah
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh responden yang bekerja
pada perusahaan ini adalah berjenis kelamin pria, yaitu sebanyak 192 orang.
2.2.2 Usia
TABEL 2.2.2 USIA
Usia
46
2.2.3 Status Marital
TABEL 2.2.3 STATUS MARITAL
Status Menikah
B. Menikah Total
Frekuensi 160 32 192
Persentase 83,3 16,7
100,0 Sumber : hasil kuesioner, diolah
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar responden yang
bekerja pada perusahaan ini memiliki status telah menikah, yaitu sebanyak 160
orang atau sebesar 83,3% dari 192 responden. Sedangkan responden yang belum
menikah berjumlah 32 orang atau sebesar 16,7%.
2.2.4 Tingkat Pendidikan
TABEL 2.2.4 TINGKAT PENDIDIKAIV
Pendidikan SD
SMP SMA
Diploma/Sarjana Total
Frekuensi 11 45 116 20 192
Persentase 5,7
23,4 60,4 10,4
100,0 Sumber : hasil kuesioner, diolah
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar responden yang
yang bekerja pada perusahaan ini memiliki pendidikan terakhir SMA, yaitu
sebanyak 116 orang atau sebesar 60,4% dari 192 orang responden. Urutan kedua
ditempati oleh responden yang memiliki pendidikan terakliir SMP, yaitu sebanyak
45 orang atau 23,4%.
47
2.2.5 Lama Bekerja
TABEL 2.2.5 LAMA BEKERJA
Lama Bekerja 1 thn Total
Frekuensi 36 59 97 192
Persentase 18,8 30,7 50,5 100,0
Sumber : hasil kuesioner, diolah
Berdasarkan tabel di atas, diketalmi bahwa sebagian besar responden yang
bekerja di penisahaan ini telah bekerja lebih dari 1 tahun, yaitu sebanyak 97 orang
atau sebesar 50,5% dari 192 orang responden. Urutan kedua, ditempati oleh
responden yang telah bekerja antara 6 bulan hingga 1 tahun, yaitu sebanyak 59 orang
atau 30,7%.
2.2.6 Frekuensi Perolehan Insentif Satu Bulan Terakhir
TA FREKUENSI PEROLEHAN I
Frekuensi Insentif Tidak Pernah
< 6 kali 6 - 1 0 kali 11 -15 kali
> 15 kali Total
J3EL 2.2.6 VSENTIF SATU BULAN TERAKHIR
Frekuensi 27 116 33 10 6
192
Persentase 14,1 60,4 17,2 5,2 3,1
100,0 Sumber : hasil kuesioner, diolah
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa frekuensi perolehan insentif
dalain satu bulan terakliir sebagian besar responden yang bekerja di penisahaan ini
adalah kurang dari 6 kali, yaitu sebanyak 116 orang atau sebesar 60,4% dari 192
orang responden. Urutan kedua ditempati oleh responden dimana frekuensi
48
perolehan insentif dalam satu bulan terakhir adalah antara 6 hingga 10 kali,
sebanyak 33 orang atau 17,2%.
2.2.7 Insentif Yang Diterima Satu Bulan Terakhir
TABEL 2.2.7 INSENTIF YANG DITERIMA SATU BULAN TERAKHIR
Insentif yang Diterima
49
bekerja karena alasan sebagai usaha pokok atau naikah utama, yaitu sebanyak 90
orang atau sebesar 46,9%. Yang beralasan bekerja di perusahaan ini karena
mencari pendapatan yang lebih tinggi di banding sebelumnya, menduduki urutan
kedua, yaitu sebanyak 52 responden atau sebesar 27,1%.
2.2.9 Faktor Pendorong
TABEL 2.2.9 FAKTOR PENDORONG
Faktor Pendorong Imbalan atas Prestasi Kerja Menarik Perusahaan Mempunyai Perhatian Besar Jenis Pekerjaan ini Menarik Tanggung jawab Sesuai dengan Pekerjaan Pekerjaan ini Menjanjikan Adanya Kebijakan Penisahaan yang Adil Perusahaan Mempcrhatikan Kesejahteraan Karyawan Upah yang Diberikan Besar Hubungan dengan Atasan Baik Lingkungan Kerjanya Baik
Total
Frekuensi 55 15 21 11 17 18 16 23 8 8
192
Persentase 28,6 7,8 10,9 5,7 8,9 9,4 8,3 12,0 4,2 4,2
100,0 Sumber : hasil kuesioner, diolah
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar responden
bekerja karena adanya faktor pendorong berupa imbalan atas prestasi kerja yang
menarik, yaitu sebanyak 55 responden atau 28,6%. Sedangkan yang bekerja karena
adanya upah yang diberikan relatif besar, berada di urutan kedua, yang dijawab
oleh sebanyak 23 orang atau sebesar 12,0%.
50
2.2 Analisis Deskriptif Dengan Skala Likert
Analisis deskriptif dengan Skala Likert dilakukan untuk mengetahui rata-
rata jawaban suatu data, daJam haJ ini yaitu pertanyaan atan pemyataan yang
menggunakan SkaJa Likert. Sebelum dijelaskan secara lebih lanjut, maka terlebih
dahulu pada bagian ini akan dijelaskan mengenai singkatan yang digunakan pada
analisis berikut ini. Tanda SS adaJah singkatan dari sangat setuju, tanda S adaJah
singkatan dari setuju, tanda TT adalah singkatan dari tidak tahu, tanda TS adalah
singkatan dari tidak setuju, dan tanda STS adalah singkatan dari sangat tidak setuju.
Berikut adalah hasil perhitungannya;
2.2.1 Imbalan Atas Prestasi Kerja Menarik
TABEL 2,2.1 IMBALAN ATAS PRESTASI KERJA JM Kategori
SS
s TT TS STS
Skor 5 4 3 2 1
Jumlah
Frekuensi 49 70 15 53 5
192 Rata-rata Tanggapan Responden
[ENARIK S X F 245 280 45 106 5
681 3,55
Sumber : hasil kuesioner, diolah
Berdasarkan tabel di atas, diketahui baliwa seluruh responden cenderung
untuk mengatakan setuju atas pernyataan baliwa imbalan atas prestasi kerja di
penisaiiaan ini menarik. HaJ ini dapat dilihat dari rata-rata tanggapan responden
afas pemyataan tersebut sebesar 3,55, atan bila dibulatkan menjadi 4, di mana skor
4 adaJah meiiyatakaii setuju. Imbalan atas prestasi ini dianggap karyawan menarik
51
karena di dalam sistem pengupahan, perusahaan rnemberikan upali tambahan kepada
karyawan berupa insentif jika karyawan mampu mencapai target setoran yang telah
ditentukan.
2.2.2 Perhatian Perusahaan terhadap Karyawan Besar
PERHATIAN PERI Kategori
SS
s TT TS
STS
LJSAHAAN TERHADAP KARYAWAN BESAR Skor
5 4 3 2 1
Jumlah
Frekuensi 21 58 25 68 20 192
Rata-rata Tanggapan Responden
S X F 105 232 75 136 20
568 2,96
Sumber : hasil kuesioner, diolah
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh responden cenderung
untuk mengalakan tidak tahu atas pernyataan bahwa perusahaan rnemberikan
perhatian yang besar kepada karyawannya. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata
tanggapan responden sebesar 2,96, atau bila dibulatkan menjadi 3, di mana skor 3
adaiah menyatakan tidak tahu. Tanggapan karyawan atas pernyataan ini cenderung
tidak tahu karena jumlah sopir taksi yang bekerja di perusahaan ini cukup banyak
(sekitar 600 orang) dan jam kerja yang diterapkan perusahaan adaiah berdasarkan
shift, sedangkan jumlah armada taksi yang dimiliki perusahaan tidak sebanyak itu.
Kondisi ini mengakibatkan sebagian karyawan masuk kerja secara rutin, dan
sebagian karyawan lainnya tidak masuk kerja secara rutin karena karyawan ini
beqjeran sebagai pengganti sopir utamayang tidak masuk kerja.
2.2.3 Jails Pekerjaan Ini Menarik
TABEL 2.2.3 JENIS PEKERJAAN INI MENARIK
Kategori SS
s TT TS
STS
Skor 5 4 3 2 1
Jumlah
Frekuensi 70 83 11 26 2
192 Rata-rata Tanggapan Responden
S X F 350 332 33 52 2
769 4,01
Sumber : hasil kuesioner, diolah
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seiuruh responden cenderung
untuk mengatakan setuju atas pemyataan bahwa jenis pekerjaan ini menarik. Hal ini
dapat dilihat dari rata-rata tanggapan responden sebesar 4,01, atau bila dibulatkan
menjadi 4, di mana skor 4 adalah menyatakan setuju. Pekerjaan ini dianggap
menarik oleh karyawan karena pekerjaan ini tidak membosankan sebab karyawan
hampir selalu berada di lapangan untuk melayani konsumen.
2.2.4 Tanggtutg Jawabnya Sesuai
TABEL 2.2.4 TANGGUNG JAWABNYA SESL
Kategori SS
s TT TS
STS
Skor 5 4 3 2 1
Jumlah
Frekuensi 41 75 21 52 3
192 Rata-rata Tanggapan Responden
FAI S X F 205 300 63 104 3
675 3,52
Sumber : hasil kuesioner, diolah
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seiuruh responden cenderung
53
untuk mengatakan setuju atas pernyataan bahwa tanggung jawabnya sesuai dengan
pekerjaan yang ada Hal ini dapat dilihat dari rata-rata tanggapan responden
sebesar 3,52, atau bila dibulatkan menjadi 4, di mana skor 4 adalah menyatakan
setuju. Karyawan inenganggap tanggung jawab yang dibebankan atasnya adalah
sesuai karena karyawan hanya bertanggung jawab atas mobil taksi yang
dikemudikannya (dalam hal ini adalah tanggung jawab atas uang setoran yang
ditetapkan), itupun jika terjadi kerusakan akan menjadi tanggungan perusaliaan.
2.2.5 Pekerjaan Ini Menjanjikan
PE1 Kategori
SS
s TT TS
s'rs Jumla
TABEL 2.2.5 KERJAAN INT MENJANJIKAN
Skor 5 4 3 2 1
i
Frekuensi 11 41 21 68 51 192
Rata-rata Tanggapan Responden
S X F 55 164 63 136 51
469 2,44
Sumber : hasil kuesioner, diolah
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh responden cenderung
untuk mengatakan tidak setuju atas pernyataan bahwa pekerjaan ini menjanjikan.
Hal ini dapat dilihat dari rata-rata tanggapan responden sebesar 2,44, atau bila
dibulatkan menjadi 2, di mana skor 2 adalah menyatakan tidak setuju. Pekerjaan ini
dianggap karyawan sebagai pekerjaan yang tidak menjanjikan karena tidak
selamanya karyawan akan menjadi sopir taksi, sedangkan upah kaiyawan sebagaj
sopir tidaklaii terlalu besar.
54
2.2.6 Kebijakan Perusahaan Adil
TABEL 2.2.6 KEBIJAKAN PERUSAHAAN ADIL
Kategori SS
s TT TS STS
Skor 5 4 3 2 1
Jural ah
Frekuensi 4 62 22 65 39 192
Rata-rata Tanggapan Responden
S X F 20
248 66 130 39
503 2,62
Sumber : hasil kuesioner, diolah
Berdasarkan tabel di alas, diketahui bahwa seluruh responden cenderung
untuk mengalakan tidak taliu alas pernyataan bahwa kebijakan yang ada adaJali adil.
Hal ini dapat dilihat dari rata-rata tanggapan responden sebesar 2,62, atau bila
dibulatkan menjadi 3, di mana skor 3 adalali menyatakan tidak taliu. Pemyaiaan ini
dijawab dengan tidak tahu karena yang menentukan kebijkana di perusahaan adalah
pimpinan, sedangkan jarak antara karyawan yang bekerja sebagai sopir dan
pimpinan terlalu jauh, sehingga sebagian besar karyawan tidak akan langsung
mengetahuinya jika ada kebijakan yang ditetapkan pimpinan.
2.2.7 Perusahaan Memperfaatikan Kesejahteraan Karyawan
PERUSAHAAJN Kategori
SS
s TT TS
STS
TA ! MEMPERHATD
Skor 5 4 3 2 1
Jural ah
BEL 2.2.7 KAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN
Frekuensi 27 68 23 54 20 192
Rata-rata Tanggapan Responden
S X F 135 272 69 108 20
604 3,15
Sumber : hasil kuesioner, diolah
55
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh responden cenderung
untuk mengatakan tidak tahu atas pernyataan bahwa perusahaan tempat mereka
bekerja memperhatikan kesejahteraan para karyawannya. Hal ini dapat dilihat dari
rata-rata tanggapan responden sebesar 3,15, atau bila dibulatkan menjadi 3, di mana
skor 3 adaJah menyatakan tidak tahu. Karyawan kurang mengetahui seberapa besar
perhatian yang diberikan pimpinan pada dirinya karena jarak pada susunan
strukturaJ antara pimpinan dan karyawan (sopir) terlalu jauh dan masih harus
melalui beberapa bawahan yang juga menjadi atasan para karyawan (sopir)
sehingga karyawan kurang bisa merasakan perhatian yang diberikan pimpinan
kepada karyawan.
2.2.8 Upah Yang Diberikan Besar
u Kategori
SS
s TT TS
STS
TABE PAH YANG DII
Skor 5 4 3 2 1
Jumlah
L 2.2.8 lERJKAN BESAR
Frekuensi 13 34 20 81 44 192
Rata-rata Tanggapan Responden
S X F 65 136 60 162 44
467 2,43
Sumber : hasii kuesioner, diolah
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh responden cenderung
untuk mengatakan tidak setuju atas pernyataan bahwa upah yang diberikan adaJah
relatif besar. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata tanggapan responden sebesar 2,43,
atau bila dibulatkan menjadi 2, di mana skor 2 adalah menyatakan tidak setuju.
56
Karyawan menyatakan tidak setuju atas pernyataan ini karena upah dasar seorang
karyawan yang bekerja sebagai sopir tidak sebesar upah karyawan yang bekerja di
bagian kantor perusahaan. Karena itu, untuk mengimbanginya perusahaan
memberikan insentif sebagai upah tambahan kepada karyawan yang mampu
mencapai target setoran tertentu yang ditetapkan perusahaan.
2.2.9 Hubungan Dengan Pihak Atasan Baik
TABEL 2.2.9 HUBUNGAN DENGAN PIHAK ATASA]
Kategori SS
s TT TS
STS
Skor 5 4 3 2 1
Jumlah
Freknensi 17 58 34 69 14
192 Rata-rata Tanggapan Responden
VBAK S X F
85 232 102 138 14
571 2,97
Sumber : hasil kuesioner, diolah
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh responden cenderung
untuk mengatakan tidak tahu atas pernyataan bahwa hubungan karyawan dengan
pihak atasan adalah baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata tanggapan responden
sebesar 2,97, atau biia dibulatkan menjadi 3, di rnana skor 3 adalah menyatakan
tidak tahu. Tanggapan karyawan atas pernyataan ini cenderung tidak tahu karena
jumlah sopir taksi yang bekerja di perusahaan ini cukup banyak (sekitar 600 orang)
dan jam kerja yang diterapkan perusahaan adalah berdasarkan shift, sedangkan
jumlah armada taksi yang dimiliki perusahaan tidak sebanyak itu. Kondisi ini
mengakibatkan sebagian karyawan terus masuk kerja sehingga karyawan mengetahui
57
sampai sejauh mana hubungan antara atasan dengan karyawan, dan sebagian
karyawan tidak masuk kerja secara rutin karena karyawan ini berperan sebagai
pengganti sopir utama yang tidak masuk kerja, akibatnya, karyawan kurang
mengetahui sampai sejauh mana hubungan antara atasan dengan karyawan.
2.2.10 Lingkungan Kerja Baik
TABEL 2.2.10 LINGKUNGAN KERJA BAIK
Kategori SS
s TT TS
STS
Skor 5 4 3 2 1
Jumlah
Frekuensi 56 62 13 61 0
192 Rata-rata Tanggapan Responden
S X F 280 248 39 122 0
689 3,59
Sumber : hasil kuesioner, diolah
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh responden cenderung
untuk mengatakan setuju atas pernyataan bahwa lingkungan kerja yang ada di
perusahaan adaiah baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata tanggapan responden
sebesar 3,59, atau bila dibulalkan menjadi 4, di mana skor 4 adaiah menyatakan
setuju. Lingkungan kerja dianggap baik oleh karyawan karena yang menjadi
lingkungan kerja karyawan (sopir) ini adaiah rekan kerja lainnya yang juga bekerja
sebagai sopir taksi, dimana di antara para karyawan ini terdapal banyak persamaan.
Kondisi ini menyebabkan karyawan merasa berada di lingkungannya sendiri.
58
2.2.11 Rata- Rata Tanggapan Respond en
TABEL 2.2.11 RATA-RATA TANGGAPAN RESPONDEN
Variabel 1. Imbalan atas prestasi kerja menarik 2. Perhatian perusahaan kepada karyawan besar 3. Jeni s pekerj aan ini menarik 4. Tanggung jawab sesuai dengan pekerj aan 5. Pekerj aan ini menj anj ikan 6. Kebijakan perusahaan adil 7. Perusahaan memperhatikan kesejahteraan
karyawan 8. Upah yang diberikan besar 9. Hubungan dengan pihak atasan baik 10. Lingkungan kerjanya baik Rata-Rafa Tanggapan Keseluruhan
Rata-Rata Tanggapan 3,55 (setuju) 2,96 (tidak tahu) 4,01 (setuju) 3,52 (setuju) 2,44 (tidak setuju) 2,62 (tidak tahu) 3,15 (tidak tahu)
2,43 (tidak setuju) 2,97 (tidak tahu) 3,59 (setuju) 3,12 (tidak tahu)
Sumber : hasil kuesioner, diolah
2.3 Analisis Ketergantungan Antar Faktor
Analisis deskriptif dengan melihat ketergantungan antar faktor melalui
analisis Chi Square digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua faktor yang
terdiri dari berbagai jenis/macam/elemen/kategori, serta untuk mengetahui sifat dari
ketergantungan antar faktor tersebut. Berikut adalah hasil perhitungannya:
2.3.1 Faktor Alasan Bekerja Dengan Frekuensi Perolehan Insentif
Mengingat terbatasnya jumlah responden, maka dilakukan penggabungan sel.
Sel-sel yang akan digabungkan tersebut adaJah kategori faktor frekuensi perolehan
insentif
Faktor frekuensi perolehan insentif diringkas menjadi 3 kategori atau
bagian, yaitu kategori tidak pernah, kurang dari 6 kali, dan lebih besar sania dengan
59
6 kali. Kategori lebih besar sama dengan enam kali merupakan penggabungan tiga
kategori, yaitu kategori antara 6 hingga 10 kali, 11 hingga 15 kali, dan lebih besar
dari 15 kali.
Berikut adalah hasil perhitungannya:
TABEL 2.3.1 FAKTOR ALASAN BEKERJA DENGAN FREKUENSI PEROLEHANINSENTIF
Alasan Bekerja
Usaha Sarnpingan Mencari Pendapatan yang Lebih Tinggi
Usaha Pokok Batu Loncatan
Total
Frekuensi Peroiehan Insentif Tdk Pemah
4 5 13 5 27
< 6 kali 16 35 55 10 116
2 6 kali 8 12 22 7
49
Total
28 52 90 22 192
Sumber : hasil kuesioner, diolah
Ho : Tidak ada ketergantungan antara faktor alasan bekerja dengan frekuensi
peroiehan insentif
Hi : Ada ketergantungan antara faktor alasan bekerja dengan frekuensi peroiehan
insentif
X2 hitung (Chi Square hitung) = 3,803. Untuk memperoleh %2 tabel,
digunakan a = 5% dan df = 6, maka %2 tabel (Chi Square tabel) = 12,592
Uji Hipotesis:
Mengingat %2 hitung
60
Mengingat upah yang diterima karyawan adalah upah dasar dan besarnya upah
tersebut tidak dapal mencukupi kebutuhan karyawan, maka pimpinan perusahaan
berusaha merangsang karyawan agar bersedia bekerja dengan iebih bersemangat
dan bergairah dengan memberikan pendapatan tambahan berupa insentif jika
karyawan mampu mencapai target setoran yang telah ditetapkan. Dengan demikian,
karyawan akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi target setoran, namun
karyawan tidak selalu memperoleh insentif karena besai" kecilnya pendapatan dari
pelanggan taksi sangat terganrung pada kondisi di lapangan. Jadi, perolehan insentif
tidak selalu terjadi sehingga wajar saja jika antara faktor alasan bekerja karyawan
tidak ada hubungan atau ketergantungan dengan faktor frekuensi perolehan insentif
2.3.2 Faktor Alasan Bekerja Dengan JumJah Total Insentif Yang Diterima
Mengmgat terbatasnyajumlah responden, maka dilakukan penggabungan sel.
Sel-sel yang akan digabungkan tersebut adalah kategori faktor jumlah total insentif
yang diterima dalam 1 bulan terakhir.
Faktor jumlali total insentif diringkas menjadi 3 kategori atau bagian, yaitu
kurang dari Rp 150.000, Rp 150.000 hingga kurang dari Rp 200.000, dan lebih
besar sama dengan Rp 200.000. Kategori lebih besar sama dengan Rp 200.000
terdiri dari kategori Rp 200.000 hingga kurang dari Rp 250.000 dan kategori lebih
besar sama dengan Rp 250.000.
Berikut adalah hasil perhihingannya
61
TABEL 2.3.2 FAKTOR ALASAN BEKERJA DENGAN
JUMLAH TOTAL INSENTIF YANG DITERTMA Alasan Bekerja
Usaha Sampingan Mencari Pendapatan yang
Lebih Tinggi Usaha Pokok
Batu Loncatan Total
Jumlah Total Insentif < Rp 150 rb
16
32 58 12
118
Rp ISO rb - < Rp 200 rb 5
9 20 10 44
£ Rp 200 rb
7
11 12 0
30
Total
28
52 90 22 192
Sumber : hasil kuesioner, diolah
Ho: Tidak ada ketergantungan antara faktor alasan bekerja dengan jumlah total
insentif yang diterima
Hi : Ada ketergantimgan antara faktor alasan bekerja dengan jumlah total insentif
yang diterima
%2 hitung (Chi Square hitung) = 12,641. Untuk memperoleh x2 tabel,
digunakan a = 5% dan df = 6, maka x tabel (Chi Square tabel) = 12,592
Uji Hipotesis:
Mengingat %2 hitung>x2 tabel (12,641>12,592), maka Ho ditolak, dengan
kata lain terdapat ketergantungan antara faktor alasan bekerja dengan jumlah total
insentif Untuk mengetahui seberapa kuat ketergantungan antara 2 faktor tersebut,
maka dilakukan uji korelasi sebagai berikut:
C = x2 +«
12,641
12,641 + 192 = 0,249
Mengingat jumlah bans (r) * jumlah kolom (c), maka upper limit adalah
sebagai berikut:
62
= jES^a. i(i^+pza. o,,» V r c V 4 3
C 0,249 rt „ „ — = — = 0,273
UL 0,913
Mengingat C/UL sebesar 0,273
63
frekuensi perolehan insentif.
Faktor pendorong daJam bekerja diringkas menjadi 4 kategori besar, yaitu
imbaJan atas prestasi dan upah kerja menarik, kebijakan perusahaan adil, pekerjaan
ini menarik, serta lingkungan kerja baik. Kategori imbaJan atas prestasi dan upah
kerja menarik merupakan gabungan dari dua kategori, yaitu imbalan atas prestasi
kerja menarik dan upah yang diberikan besar. Kategori kebijakan perusahaan adil
merupakan gabungan beberapa kategori yang terdiri dari perusahaan mempunyai
perhatian yang besar kepada karyawannya, adanya kebijakan perusahaan yang adil,
serta perusahaan memperhatikan kesejahteraan karyawannya Kategori pekerjaan
ini menarik merupakan gabungan dari tiga kategori, yaitu kategori jenis pekerjaan
ini menarik, tanggung jawabnya sesuai dengan pekerjaannya, dan pekerjaan ini
menjanjikan. Sedangkan kategori terakhir yaitu lingkungan kerja baik merupakan
gabungan dua kategori, yaitu kategori hubungan dengan atasan terjalin baik dan
lingkungan kerjanya baik.
Faktor frekuensi perolehan insentif tetap digabung atau diringkas menjadi 3
bagian seperti padapoin 1.
Berikut adalah hasil perhitungannya:
TABEL 2.3.3 FAKTOR PENDORONG DENGAN FREKUENSI PEROLEHAN INSENTIF
Faktor Pendorong
Imbalan Prestasi dan Upah KerJ8 Menarik Kebijakan Perusahaan Adil
Pekerjaan ini Menarik Lingkungan Kerja Baik
Total
Frekuensi Tdk Peniah
7 7 10 3 27
'erolehan Insentif < 6 kali
38 34 31 13 116
2:6 kail 33 8 8 0
49
Total
78 49 49 16 192
Suniber hasil kuesioner, diolah
64
Ho : Tidak ada ketergantungan antara faktor pendorong dengan frekuensi
perolehan insentif
Hi : Ada ketergantungan antara faktor pendorong dengan frekuensi perolehan
insentif
%" hitung (Chi Square hiding) = 22,668. Untuk memperoleh x label,
digunakan a = 5% dan df = 6, maka %2 tabeJ (Chi Square tabel) = 12,592
Uji Hipotesis:
Mengingat x2 hitung>x2 tabel (22,668>12,592), maka Ho ditolak, dengan
kata lain terdapat ketergantungan antara faktor pendorong dengan frekuensi
perolehan insentif Untuk mengetahui seberapa kuat ketergantungan antara 2 faktor
tersebut, maka dilakukan uji korelasi sebagai berikut:
c t*L nv^r \Z2+n V 22,668+ 192
Mengingat jumlah baris (r) * jumlah kolom (c), maka upper limit adalah
sebagai berikut:
M = / (^ +
65
tambahan berupa insentif jika karyawan mampu memenuhi target setoran yang
ditetapkan. Sementara itu, hampir seluruh karyawan ternyata sudah pernah
menerima insentif, hanya saja frekuensinya tidak sama Lemahnya hubungan antara
kedua faktor ini disebabkan karena frekuensi perolehan insentif karyawan tidak
menentu sebab haJ ini, sebagaimana dijelaskan di bahasan di atas, sangat tergantung
padakondisi di lapangan, akibatnya, frekuensinya perolehan insentif masing-masing
karyawan adalah tidak sama
2.3.4 Faktor Pendorong Dengan Jumlah Total Insentif Vang Diterima
Mengingat terbafasnya jumlah responden, maka dilakukan penggabungan sel.
Sel-sel yang akan digabungkan tersebut adalah kategori faktor pendorong dengan
jumlah total insentif yang diterima daJam satu bulan terakhir.
Berikut adalah hasil perhitungannya:
FA JTJMLAK
Faktor Pendorong
Imbalan Prestasi dan Upah Kerja Menarik
Kebijakan Perusahaan Adil Pekerjaan ini Menarik Lingkungan Kerja Baik
Total
TABEL 2.3.4 JKTOR PENDORONG DENGAN [ TOTAL INSENTIF YANG DITERIMA
Jumlah Total Insentif
66
X hifung (Chi Square hifung) = 22,477. Untuk memperoleh %' tabel,
digunakan a = 5% dan df = 6, maka %2 tabel (Chi Square tabel) = 12,592
Uji Hipotesis:
Mengingat %2 hitung>x2 tabel (22,477>12,592), maka Ho ditolak, dengan
kata lain terdapat ketergantungan antara faktor pendorong dengan jumlah total
insentif Untuk mengetahui seberapa kuat ketergantungan antara 2 faktor tersebut,
makadilakukan uji korelasi sebagai berikut:
\ l ^ - + « V 22,477+192
Mengingat jumlah baris (r) # jumlah kolom (c), maka upper limit adalah
sebagai berikut:
at = frz*> + 913
• £ = H» =0,355 UL 0,913
Mengingat C/UL, yaitu 0,355
67
2.3.5 Faktor Lama Kerja Dengan Alasan Bekerja
TABEL 2.3.5 FAKTOR LAMA KERJA DENGAN ALASAN BEKERJA Alasan Bekerja
Usaha Sampingan Mencari Pendapatan yang Lebih Tinggi
Usaha Pokok Batu Loncatan
Total
1 thn 12 25 54 6
97
Total
28 52 90 22 192
Sumber : hasil kuesioner, diolah
Ho : Tidak ada ketergantungan antara faktor lama kerja dengan alasan bekerja
Hi : Ada ketergantungan antara faktor lama kerja dengan alasan bekerja
X2 hitung (Chi Square hitung) = 14,388. Untuk memperoleh %2 tabel,
digunakan &, — 5% dan ttf— 6, maka x* tabel {Chi Square tabel) — 12,592
Uji Hipotesis:
Mengingat %2 hitung>x2 tabel (14,388>12,592), maka Ho ditolak, dengan
kata lain terdapat ketergantungan antara faktor lama bekerja dengan alasan bekerja.
Unuik mengetahui seberapa kuat ketergantungan antara 2 faktor tersebut, maka
dilakukan uji korelasi sebagai berikut:
C- 2? 14,388 }Z2+n VH388+192 = 0,264
Mengingat jumlah baris (r) * jumlah kolom (c), maka upper limit adalah
sebagai berikut:
V r c V 4 3 913
C 0>264 „ „„„ — = - = 0,289 UL 0,913
68
Mengingal C/UL adalah sebesar 0>289
69
Mengingat x ' h'tang*^2 *akel (10,980
70
TABEL 2.3.7 FAKTOR ALASAN BEKERJA DENGAN SIKAP TERHADAP UP AH
Alasan Bekerja
Us aha Sarnpingan Mencari Pendapatan yang Lebih Tinggi
Usaha Pokok Batu Loncatan
Total
Upah yang Diberikan Besar s 8 13 18 8
47
TT 0 11 9 0
20
TS 20 28 63 14 125
Total
28 52 90 22 192
Suniber : hasi! kuesioner, diolali
Ho : Tidak ada ketergantungan antara faktor alasan bekerja dengan sikap
feriadap: upaiii
Hi :; Adafefergsiiftingani mtmai&Mm'aJbsani Idfeerp dteirigaiiisikapiferibdap itpali
X'! hibtng; (Chi' Squaw: biitbngji ~ 14,7116;., Utotuk: mempeiwieb x'2: tabel,
digpnakma::=:5%i dtaiidf- 6i. mafcai-|,2'tebeII(Cft* Spamteljel}!^ 112,592
CJjji Mipotesis:
Mbragkgat x2' hiteig>x2: ^ ^ (I4I,!70W>,12,5f2^ maka Kfc dftoiUk; dengan
katai IlaiBiferdkfsJ feferganfangaii: antara! faktor allasan feekerja.dengan sikap i ferhadap
upafii HJntuk iDiengetahui se:berap:a.liiat:fete:irgai'itimgara!;aiitMa:2 faktor tesebut,, maka
dilakukani up farrfasi isebagai iarifcit:
C = .% 14:706
ix*+*'- "1141,70:6:+ 1192 = 0^267
Mlengpgat jumlaUi baiis (ir) * jumlaltkoloin (p% makai upper: limit adalaft.
sebagai berikui:
kr-2)i(c-2) fe*-2)l (3-2) JL " t €: _ 01,267'
£.*Z.'" 0L91I3
/ 4 3 0i9i:
0 292
71
Mengingat C/UL, yaitu 0,289
72
Ho : Tidak ada ketergantungan antara faktor frekuensi perolehan insentif dengan
sikap terhadap kebijakan penisahaan
Hi : Ada ketergantungan antara faktor frekuensi perolehan insentif dengan sikap
terhadap kebijakan penisahaan
X2 hitung (Chi Square hitung) = 12,066. Untuk memperoleh %2 tabel,
digunakan a = 5% dan df = 4, maka %2 tabel (Chi Square tabel) = 9,488
Uji Hipotesis:
Mengingat jf hitung>x2 tabel (12,066>9,488), maka Ho ditolak, dengan kata
lain terdapat ketergantungan antara faktor frekuensi perolehan insentif dengan sikap
terhadap kebijakan penisahaan yang adil. Untuk mengetahui seberapa kuat
ketergantungan antara 2 faktor tersebut, maka dilakukan uji korelasi sebagai berikut:
V * ' + « V12,066 + 192
Mengingat jumlah baris (r) = jumlah kolom (c), maka upper limit adalah
sebagai berikut:
£. = 2 ^ = 0,298 UL 0,816
Mengingat CVUL, yaitu 0,298
73
dirasakan adil oleh karyawan, maka frekuensi perolehan insentif yang diterima
karyawan seharusnya lebih sering dibandingkan apa yang telah diperoleh. Tapi
pada kenyataannya, frekuensi perolehan insentif yang diterima karyawan temyata
tidak sering, hal ini disebabkan frekuensi perolehan insentif tidak hanya dipengaruhi
oleh kebijakan perusahaan, tapi juga oleh faktor-faktor lainnya (pada pembahasan
di atas disebutkan bahwa frekuensi perolehan insentif tergantung pada kondisi di
lapangan). Lemahnya hubungan antara kedua faktor ini sedikit banyak disebabkan
kaiena adanya krisis moneter yang sangat berpengaruh pada tingkat pendapatan
(omzet) yang dicapai karyawan.
2.3.9 Faktor Jumlah Total Insentif Yang Diterima Dengan Sikap Terhadap Kebijakan Perusahaan
TABEL 2.3.9 FAKTOR JUMLAH TOTAL INSENTIF YANG DITERIMA DENGAN SIKAP
TERHADAP KEBIJAKAN PERUSAHAAN Kebijakan
Perusahaan Adil s
TT TS
Total
Jumlah Total Insentif < Rp 150 rb
26 15 77 118
Rp 150 rb - < Rp 200 rb 23 5 16 44
£Rp200rb 17 2 11 30
Total
66 22 104 192
Sumber : hasil kuesioner, diolah
Ho: Tidak ada ketergantungan antara faktor jumlah total insentif yang diterima
dengan sikap terhadap kebijakan perusahaan
Hi : Ada ketergantungan antara faktor jumlah total insentif yang diterima dengan
sikap terhadap kebijakan penisahaan
X2 hitting (Chi Square hitting) = 21,377. Untuk memperoleh %2 tabel,
digtinakan a = 5% dan df = 4, maka x2 tabel (Chi Square tabel) = 9,488
74
Uji Hipotesis:
Mengingat % hitung>x tabel (21,377>9,488), maka Ho ditolak, dengan kata
lain terdapat ketergantungan antara faktor jumlah total insentif yang diterima dengan
sikap terhadap kebijakan perusahaan. Untuk mengetahui seberapa kuat
ketergantungan antara 2 faktor tersebut, maka dilakukan uji korelasi sebagai berikut:
„ / X2 1 21,377 % „ „ C= I—f— = / - — =0,3 J 7
\X + « V 21,377+ 192
Mengingat jumlah baris (r) = jumlah kolom (c), maka upper limit adalah
sebagai berikut:
C 0 317
tt£ 0,816
Mengingat C/UL, yaitu 0,388
75
2.3.10 Faktor Lama Kerja Dengan Frekuensi Perolehan Insentif
Mengingat terbatasnya jumlah responden, maka dilakiikan penggabimgan sel.
Sel-sel yang akan digabungkan tersebut adalah kategori faktor frekuensi perolehan
insentif
Faktor frekuensi perolehan insentif diringkas menjadi 4 kategori atau
bagian, yaihi kategori tidak pernah, kurang dari 6 kali, antara 6 hingga 10 kali, dan
lebih besar 10 kali. Kategori lebih besar sama dengan 10 kali merupakan
penggabimgan dua kategori, yaitu kategori antara 11 hingga 15 kali, dan lebih besar
dari 15 kali.
TABEL 2.3.10 FAKTOR LAMA KERJA DENGAN FREKUENSI PEROLEHAN INSENTIF
Frekunsi Perolehan Insentif
Tidak Pemah < 6 kali
6 - 1 0 kali > 10 kali
Total
Lama Bekerja < 6 b l n
7 23 2 4 36
6 bin - 1 thn 13 36 7 3
59
>1 thn 7 57 24 9
97
Total
27 116 33 16
192
Sumber : hasil kuesioner, diolah
Ho : Tidak ada ketergantungan antara faktor lama kerja dengan frekuensi
perolehan insentif
Hi : Ada ketergantungan antara faktor lama kerja dengan frekuensi perolehan
insentif
X hitung (Chi Square hitung) — 14,972. Untuk memperoleh % tabel,
digunakan a - 5% dan df= 6, maka %2 tabel (Chi Square tabel) = 12,592
Uji Hipotesis:
Mengingat x2 hitung>% tabel (14,972>12,592), maka Ho ditolak, dengan
76
kata lain terdapat ketergantungan antara faktor lama bekerja dengan frekuensi
perolehan insentif Untuk mengetahui seberapa kuat ketergantungan antara 2 faktor
tersebut, maka dilakukan uji korelasi sebagai berikut:
\%2+n \l 14,972+ 192
Mengingat jumlaJi ban's (r) # jumlali kolom (c), maka upper limit adalah
sebagai berikut:
V r c V 4 3
C 0 769 JL = ^21 = 0,294 £/Z 0,913
Mengingat C/UL adalah sebesar 0,294
77
2.3.11 Faktor Lama Kerja Dengan Jumlah Total Insentif Yang Diterima
TABEL 2.3.11 FAKTOR LAMA KERJA DENGAN JUMLAH TOTAL INSENTIF
YANG DITERIMA Jumlah Total
Insentif x2 tabel (10,256>9,488), maka Ho ditolak, dengan kata
lain terdapat ketergantungan antara faktor lama bekerja dengan jumlah total insentif
yang diterima Untuk mengetahui seberapa kuat ketergantungan antara 2 faktor
tersebut, maka dilakukan uji korelasi sebagai berikut:
C z2 1Q256
\%' +n yi0,256+192 0,225
Mengingat jumlah baris (r) = jumlah kolom (c), maka upper limit adalah
sebagai berikut:
78
ra,.fcjLteia-Mw
C 0,225 = 0,276
UL 0,816
Mengingat C/UL adalah sebesar 0,276
79
total insentif yang diterima
X hitung (Chi Square hitung) = 107,321. Untuk memperoleh x" tabel,
dignnakan a = 5% dan df = 4, maka %2 tabel (Chi Square tabel) = 9,488
Uji Hipotesis:
Mengingat %2 hihing>%2 isb^l (107,321>9,488), maka Ho ditolak, dengan
kala lain terdapat ketergantungan antara faktor frekuensi perolehan insentif dengan
jumlah total insentif yang diterima. Untuk mengetahui seberapa kuat ketergantungan
antara 2 faktor tersebut, maka dilakukan uji korelasi sebagai berikut:
/ y2 i 107 321
C = J-f— = J ' - - 0,599
Mengingat jumlah baris (r) = jumlah kolom (c), maka upper limit adalah
sebagai berikut:
_^=M?£ = o,733 UL 0,816
Mengingat C/UL, yaJtu 0,733>0,7, maka sifat ketergantungan antar faktor
tersebut adalah kuat. Faktor perolehan insentif berjaJan seiring dengan faktor jumlah
total insentif yang diterima. Semakin sering frekuensi insentif yang diterima
karyawan, maka semakin besar pula jumlah total insentif yang diterima
Berdasarkan pada penjelasan ini, maka adalah suatu hal yang wajar jika faktor
frekuensi perolehan insentif memiliki hubiingan atau ketergantungan yang erat atau
kuat dengan jumlah total insentif yang diterima.
80
2.4 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis
2.4.1 Pembahasan Hubungan antai Variabd Demografi
Pada hubungan antar status dengan jenis kelamin ini bahwa 100%
pengemudi Taksi Star berjenis kelamin pria dan sebanyak 160 orang atau sebesar
83,3% dari 192 responden telah menikali. Sebagian besar pengemudi yang sudah
niem'kah ini lebih berproduktivitas karena pada kebutuhan pengemudi yang sudah
menikah lebih besar, sehingga menuntut mereka untuk lebih meningkatkan
pendapatan. Sedangkan pada hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat
pendidikan dapat dilihat sebagian besar pendidikan akhirnya SMA dan sebagian
besar juga telah bekerja lebih dari 1 tahun. Hal ini juga memberikan indikasi bahwa
dengan bekerja lebih lama di perusahaan tersebut diharapkan akan mendapat lebih
besar pendapatan, dengan demikian otomatis mereka dituntut untuk meningkatkan
produktivitasnya.
2.4.2 Pembahasan Hubungan antara Motivasi dengan Frekuensi Peroiehan Insentjf Selama 1 Bulan Terakhir
Pada hubungan antara motivasi dengan frekuensi peroiehan insentif adalah
bahwa sebagian besar pengemudi mempunyai motivasi bekerja sebagai usaha
pokok/ utama dan sebagian besar lagi adalah untuk mencari pendapatan yang lebih
tinggi. Sedangkan frekuensi peroiehan insentif yang diberikan perusahaan selama 1
bulan terakhir adalah kurang dari 6 kali dengan jumlah Rp 150.000,- sampai
Rp 200.000,-.
Hal ini perlu diteliti lebih lanjut apakah faktor motivasi berpengaruh
terhadap frekuensi perolehan insentif selama t bulan terakhir dan apakah mungkin
seseorang akan terniolivasi untuk bekerja/ meningkalkan produktivitasnya dengan
perolehan insentifhya
2.4.3 Pembahasan Hubungan antara Perolehan Insentif dengan Sikap terhadap Kebijakan Perusahaan
Pada hubungan antara perolehan insentif dengan sikap terhadap kebijakan
perusahaan dilihat baliwa para pengemudi taksi pada dasarnya setuju dengan
kebijakan yang dibuat perusahaan. Di lain sisi, frekuensi perolehan insentif kurang
dari 6 kali. Jika kebijakan yang dibuat perusahaan dirasa setuju, maka frekuensi
perolehan insentif yang diterima pengemudi taksi seharusnya lebih sering
dibandingkan apa yang telah diperoleh. Tapi kenyataannya, frekuensi perolehan
insentif yang diterima karyawan ternyata tidak sering, hal ini disebabkan frekuensi
perolehan insentif tidak hanya dipengarulii oleh kebijakan perusahaan tapi juga
faktor-faktor lain (pada pembahasan dikatakan bahwa frekuensi perolehan insentif
tergantung pada kondisi lapangan). Jadi dalam hal ini lemahnya hubungan antara
kedua faktor ini sedikit banyak dipengarulii oleh adanya krisis moneter yang sangat
berpengaruh pada tingkat pendapatan (pmzet) yang dicapai pengemudi taksi.
2.4.4 Pembahasan Hubungan antara Frekuensi Perolehan Insentif dengan Jumlah Total Insentif yang Diterima
Pembahasan hubungan antara frekuensi perolehan insentif dengan jumlah
total insentif yang diterima adalali baliwa frekuensi perolehan insentif berjalan
seiring dengan fakta jumlah total insentif yang diterima Seniakm senng frekuensi
82
insentif yang diterima pengemudi, maka semakin besar pula jumlah total insentif
yang diterima.
Dari analisa dapat dilihat bahwa faktor perolehan frekuensi insentif
memiliki hubungan dan pengaruli yang kuat terhadap jumlah total insentif yang
diterima.
UK Petra Logo: Master Index: Help: Back to TOC:
Recommended