View
224
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem
Sistem dapat mendukung kegiatan perekonomian, diantaranya manufaktur,
perusahaan dagang, jasa dan lain-lain. Model dari sistem ini adalah masukan,
pengolahan dan keluaran. Sistem ini dapat dikembangkan hingga menyertakan
media penyimpanan sehingga memudahkan proses pengolahan.
A. Pengertian Sistem
Komponen yang terlibat dalam sistem ini berada dalam satu lingkungan
sama ataupun berasal dari lingkungan luar, bekerja sama untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya. Terdapat dua kelompok pendekatan didalam
mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang
menekankan pada komponen atau elemennya (Hutahaean, 2015:2).
Menurut Mahatmyo (2016:5) sistem adalah “suatu rangkaian yang terdiri
dari berbagai elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu”.
Sedangkan menurut Mulyani (2016:2) menyatakan bahwa “sistem bisa diartikan
sebagai sekumpulan subsistem, komponen ataupun elemen yang saling bekerja
sama dengan tujuan yang sama untuk menghasilkan output yang sudah ditentukan
sebelumnya”.
Maka dari itu, sistem dapat diartikan sebagai kumpulan dari elemen,
komponen, prosedur atau subsistem yang saling berhubungan, berinteraksi dan
bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
9
B. Karakteristik Sistem
Sistem memiliki karakteristik-karakteristik tertentu yang membedakan
suatu sistem dengan sistem lainnya. Karakteristik-karakteristik sistem ini (Mulyani,
2016:4), diuraikan sebagai berikut:
1. Sistem mempunyai komponen-komponen
Komponen-komponen sistem biasanya berupa subsistem baik berupa fisik
maupun abstrak. Subsistem sebenarnya adalah sistem, biasanya merupakan
sebuah sistem lebih kecil dari sistem yang mempunyai lingkungannya. Namun
tidak menutup kemungkinan subsistem bisa lebih kompleks atau lebih besar
dari pada sistem yang menjadi lingkungannya.
2. Komponen-komponen sistem harus saling terintegrasi (saling berhubungan)
Dalam melakukan pekerjaannya, komponen-komponen dalam sistem harus
saling berintegrasi satu sama lain. Seperti layaknya sekumpulan pekerja
bangunan yang membangun sebuah gedung, mereka saling terintegrasi satu
sama lain.
3. Sistem mempunyai batasan sistem
Batasan sistem ini memberikan gambaran sebagai pemisah antara lingkup
sistem dengan jelas dengan batas luar sistem. Semakin sedikit batas sistem maka
semakin kompleks sistem tersebut, begitu juga sebaliknya.
4. Sistem mempunyai tujuan yang jelas
Sistem juga harus mempunyai tujuan. Tujuan sistem merupakan target atau
hasil akhir yang sudah dirancang oleh pembuat sistem dimana tujuan ini
menjadi titik koordinat komponen-komponen sistem dalam bekerja sehingga
tujuan dari sistem tersebut bisa dicapai.
10
5. Sistem mempunyai lingkungan
Lingkungan luar sistem adalah lingkungan diluar batas-batas sistem, sedangkan
lingkungan dalam sistem adalah lingkungan yang mewadahi komponen-
komponen (subsistem) yang ada di dalam sistem.
6. Sistem mempunyai input, proses, output
Untuk mencapai tujuannya, sistem memerlukan input dari pengguna sistem.
Input tersebut menjadi parameter sebagai bahan baku untuk pengolahan data.
proses input parameter oleh pengguna sistem biasa disebut dengan proses
triggering (pemicu sistem). Tanpa pemicu, sistem tidak akan berjalan. Input
tersebut kemudian melewati proses pengolahan untuk mendapatkan output atau
keluaran sesuai dengan apa yang diinginkan atau telah ditentukan sebelumnya.
C. Jenis Sistem
Sistem digolongkan menjadi beberapa jenis sistem. Penggolongan jenis
sistem ini bertujuan agar pengklasifikasian sistem dapat dibedakan dengan jelas.
Adapun jenis sistem yang telah diklasifikasikan (McLeod & Schell dalam Mulyani,
2016:9), diuraikan sebagai berikut:
1. Transaction processing system (TPS)
Transaction processing system adalah sebuah sistem yang didesain untuk
mengolah transaksi yang tidak hanya terbatas pada database atau file system
namun juga melakukan pengolahan beberapa operasi transaksi dimana semua
transaksi harus berhasil atau semua transaksi harus dibatalkan.
2. Management information system (MIS)
Management information system adalah sebuah sistem yang sudah
terkomputerisasi yang melakukan pengolahan data agar bisa digunakan oleh
11
orang yang membutuhkannya. Management information system juga
memberikan kemudahan bagi para pengolah data dalam pengisian dan
mendapatkan keluaran.
3. Virtual office system
Virtual office system merupakan pengembangan dari office automation system
yaitu mesin komputer (hardware) dan software yang digunakan untuk
membuat, mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi dan menyebarkan
informasi untuk kebutuhan perkantoran (perusahaan) secara digital untuk
mengerjakan tugas-tugas perusahaan guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
4. Decision support system (DSS)
Decision support system merupakan sebuah sistem yang membantu seorang
manajer atau sekelompok kecil manajer untuk memecahkan sebuah
permasalahan.
5. Enterprise resource planning (ERP) system
ERP system merupakan sistem yang terkomputerisasi yang melibatkan seluruh
resource manajemen dalam sebuah perusahaan.
D. Informasi
Model sistem bertugas sebagai masukan, kemudian mengolah masukan
tersebut menjadi keluaran. Keluaran inilah yang dikenal sebagai informasi yang
bagi pengguna sistem sebagai dasar pengambilan atau pendukung keputusan
(Hutahaean, 2015:9).
Informasi adalah sumber daya bisnis yang sangat penting bagi perusahaan
dalam pengambilan keputusan (Mahatmyo, 2016:1). Sedangkan Mulyani (2016:12)
12
mengemukakan bahwa “informasi merupakan data yang sudah diolah yang
ditujukan untuk seseorang, organisasi ataupun siapa saja yang membutuhkan”.
Maka dari itu informasi dapat diartikan sebagai kumpulan data yang telah
diolah menjadi bentuk yang lebih berguna yang ditujukan untuk pemakai informasi
dan dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Informasi memiliki kriteria-kriteria tertentu agar informasi tersebut dapat
dikategorikan sebagai informasi yang memiliki nilai atau berguna. Adapun kriteria
informasi (Romney & Steinbart dalam Mulyani, 2016:13), diuraikan sebagai
berikut:
1. Relevan
Informasi bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya
dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan,
serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
2. Andal
Informasi harus bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan
material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi.
3. Lengkap
Informasi disajikan selengkap mungkin, yaitu mencakup semua informasi yang
dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.
4. Tepat waktu
Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam
pengambilan keputusan.
13
5. Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam informasi manajemen keuangan dinyatakan
dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para
pengguna.
6. Dapat diverifikasi
Informasi dapat disajikan dalam informasi manajemen keuangan dapat diuji,
dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda,
hasilnya tetap menunjukan simpulan yang tidak berbeda jauh.
7. Dapat diakses
Informasi tersedia pada saat dibutuhkan dan dengan format yang dapat
digunakan.
E. Sistem Informasi
Sistem dapat dikolaborasikan dengan teknologi yang dikenal dengan sistem
informasi. Sistem informasi ini menyajikan berbagai fitur baru seperti kemudahan
dalam pengolahan data dan waktu yang cepat untuk mengakses informasi
(Hutahaean, 2015:13).
Sistem informasi adalah gabungan dari pemanfaatan software, hardware
dan infrastruktur yang kuat dan didukung oleh sumber daya manusia yang ahli
untuk menciptakan suatu sistem yang di dalamnya dapat mengumpulkan,
memasukkan, mengontrol dan memproses data untuk mendapatkan hasil berupa
laporan dan informasi lainnya yang mendukung tujuan dari organisasi atau
perusahaan (Maulana & Purwaningtias, 2016).
14
Mahatmyo (2016:6) menyatakan bahwa “sistem informasi (information
system) adalah serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses
menjadi informasi dan didistribusikan ke pengguna”.
Maka dari itu, sistem informasi merupakan kumpulan komponen, elemen,
prosedur, manusia dan komputer yang saling berinteraksi serta bekerja sama untuk
menghasilkan informasi yang berguna bagi penggunanya.
Komponen-komponen yang ada di dalam sistem informasi ini biasa dikenal
dengan istilah blok bangunan (building block). Adapun penjelasan dari blok
bangunan ini (Hutahaean, 2015:13), diuraikan sebagai berikut:
1. Blok masukkan (input block)
Blok masukan merupakan blok yang bertugas dalam input data agar masuk ke
dalam sistem informasi. Blok masukan bertugas dalam merekam data yang akan
dimasukkan, biasanya berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Blok model (model block)
Blok model terbentuk dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik
yang memproses data input dan data, tersimpan di basis data dengan cara yang
sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Blok keluaran (output block)
Sistem informasi menghasilkan keluaran (output) yaitu informasi yang
berkualitas dan berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua
pemakai sistem.
4. Blok teknologi (technology block)
Teknologi digunakan merupakan kotak alat dalam sistem informasi. Teknologi
digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan
15
mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran berupa informasi dan
membantu pengendalian dari sistem secara menyeluruh. Blok teknologi
perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) yang dioperasikan
oleh teknisi (brainware).
5. Blok basis data (database block)
Basis data (database) merupakan media untuk menyimpan data yang saling
berhubungan satu sama lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan
dapat dipergunakan kembali, diperlukan perangkat lunak untuk
memanipulasinya.
6. Blok kendali (control block)
Sistem informasi memiliki kontrol kendali untuk menanggulangi gangguan-
gangguan terhadap sistem apabila terlanjur terjadi kesalahan maka dapat
langsung diantisipasi atau diatasi.
F. Basis Data
Data-data yang terkumpul harus melewati proses pengolahan data
memerlukan media media penyimpanan dan dapat dimanipulasi atau digunakan
kembali ke dalam basis data (Yanto, 2016:11).
Menurut Lubis (2016:2) menyatakan bahwa “basis data merupakan
gabungan file data yang dibentuk dengan hubungan/relasi yang logis dan dapat
diungkapkan dengan catatan serta bersifat independen”. Sedangkan Rosa &
Shalahuddin (2015:43) mengemukakan bahwa “sistem basis data adalah sistem
terkomputerisasi yang tujuan utamanya adalah memelihara data yang sudah diolah
atau informasi dan membuat informasi tersedia saat dibutuhkan”.
16
Dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa basis data merupakan media
penyimpanan untuk menyimpan data-data yang saling berhubungan, dapat
dimanipulasi dan digunakan kembali.
1. Structured Query Language (SQL)
Bahasa yang digunakan untuk memanipulasi basis data adalah structured query
language (SQL). Structured query language ini terdiri dari sekumpulan
perintah khusus yang digunakan untuk mengakses data dalam database
relational. Menurut Rosa & Shalahuddin (2015:46) “SQL (Structured Query
Language) adalah bahasa yang digunakan untuk mengelola data pada
RDBMS”. Sedangkan menurut Subagia (2018:67), “structure query language
(SQL) merupakan bahasa yang banyak digunakan dalam berbagai produk
database”. Maka dari itu structured query language (SQL) dapat diartikan
sebagai bahasa pemrograman standar yang banyak digunakan untuk mengolah
atau memanipulasi data yang terdapat pada aplikasi basis data. Pengaksesan
data pada database management system (DBMS) dengan structured query
language (SQL) yang secara umum terdiri dari empat (4) hal (Rosa &
Shalahuddin, 2015:47), yaitu:
a. Memasukkan data (insert)
Perintah yang digunakan untuk menambah atau memasukkan data pada
basis data.
b. Mengubah data (update)
Perintah yang digunakan untuk mengubah atau memperbaharui data pada
basis data.
c. Menghapus data (delete)
17
Perintah yang digunakan untuk menghapus data pada basis data.
d. Menampilkan data (select)
Perintah yang digunakan untuk menampilkan data pada basis data.
2. MySQL
Aplikasi basis data yang sering digunakan di kalangan programmer adalah
MySQL karena perangkat lunak ini bersifat terbuka (open source) dan berjalan
di berbagai sistem operasi. MySQL merupakan software database open source
yang sering digunakan untuk mengolah basis data yang menggunakan bahasa
SQL (Subagia, 2018:67). Sedangkan menurut Solichin (2016:85), “MySQL
adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (bahasa
Inggris: database management system) atau DBMS yang multithread, multi-
user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia”. Jadi MySQL adalah
merupakan sebuah perangkat lunak yang dapat mengelola basis data (DBMS)
yang bersifat open source dan sebagai sumber pengolahan data.
G. Metode Pengembangan Perangkat Lunak (Model Prototype)
Metode pengembangan perangkat lunak dikenal sebagai suatu kerangka
kerja yang digunakan untuk menstrukturkan, merencanakan, dan mengendalikan
proses pengembangan suatu sistem informasi. Banyak ragam kerangka kerja yang
telah dikembangkan selama ini, yang masing-masing memiliki kekuatan dan
kelemahan sendiri-sendiri (Muharto & Ambarita, 2016:104).
Model pengembangan perangkat lunak yang digunakan ini menggunakan
model prototype. Menurut Yurindra (2017:47) model prototype adalah “suatu
proses yang memungkinkan developer membuat sebuah model software, metode
ini baik digunakan apabila client tidak bisa memberikan informasi yang maksimal
18
mengenai kebutuhan yang diinginkannya”. Sedangkan, menurut Rosa &
Shalahuddin (2015:33), “model prototipe cocok digunakan untuk menggali
spesifikasi kebutuhan pelanggan secara lebih detail tetapi beresiko tinggi terhadap
membengkaknya biaya dan waktu proyek”.
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa model prototipe merupakan model
dari metode pengembangan perangkat lunak yang digunakan untuk menjabarkan
kebutuhan pelanggan secara lebih detail karena pelanggan sering kali kesulitan
menyampaikan kebutuhannya secara detail tanpa melihat gambaran yang jelas
tetapi beresiko tinggi terhadap pembengkakan biaya dan waktu proyek.
Model prototipe ini memiliki beberapa tahapan dalam pelaksanaannya.
Tahapan dari model prototipe (Rosa & Shalahuddin, 2015:32), diuraikan sebagai
berikut:
1. Mendengarkan pelanggan
Model prototipe dimulai dari mengumpulkan kebutuhan pelanggan terhadap
perangkat lunak yang akan dibuat.
2. Membangun atau memperbaiki mock-up
Setelah mendengarkan kebutuhan pelanggan, maka dibuatlah program prototipe
agar pelanggan lebih terbayang dengan apa yang sebenarnya diinginkan.
Program prototipe biasanya merupakan program yang belum jadi dan
menyediakan tampilan dengan simulasi alur perangkat lunak sehingga tampak
seperti perangkat lunak yang sudah jadi.
3. Pelanggan melihat atau menguji mock-up
Program prototipe ini dievaluasi oleh pelanggan atau user sampai ditemukan
spesifikasi yang sesuai dengan keinginan perusahaan.
19
Mock-up yang dimaksud pada tahapan prototipe di atas, adalah sesuatu yang
digunakan sebagai model desain yang digunakan untuk mengajar, demonstrasi,
evaluasi desain, promosi atau keperluan lain. Mock-up disebut sebagai prototipe
apabila perangkat lunak tersebut menyediakan atau mampu mendemonstrasikan
sebagian besar fungsi sistem perangkat lunak dan memungkinkan pengujian desain
sistem perangkat lunak (Rosa & Shalahuddin, 2015:32).
2.2. Teori Pendukung
Ilustrasi rancangan sistem dapat dimodelkan dan didokumentasikan dengan
baik. Alat bantu yang digunakan dalam pemodelan sistem terdiri dari entity
relationship diagram (ERD), logical record structure (LRS), unified modelling
language (UML) yang terdiri dari activity diagram, use case diagram, class
diagram dan sequence diagram.
A. Kontrol Pengolahan Hasil Produksi
Pengontrolan merupakan salah satu bagian penting dalam kegiatan
produksi. Pengontrolan termasuk ke dalam fase untuk memantau dan mengontrol
kemajuan produksi. Setiap perkembangan penyelesaian tugas dicatat untuk dasar
laporan kemajuan produksi (Hendini, 2016).
Tahap pelaksanaan produksi sering tidak dilaksanakan sesuai dengan jadwal
atau instruksi, bahkan ketika tahap perencanaan telah mapan dengan menggunakan
metode analisis yang tepat dan tinggi, namun pelaksanaannya tidak sesuai harapan.
Maka dari itu diperlukan pengontrolan untuk kegiatan produksi (Nur & Suyuti,
2017:153).
20
Pengontrolan hasil produksi meliputi pembelian bahan baku, pengendalian
persediaan, penjadwalan, pengendalian produksi dan pengendalian mutu yang
bertujuan untuk mengarahkan produksi ke dalam suatu aliran yang memberikan
hasil dengan jumlah biaya yang seminimal mungkin dan waktu secepat mungkin
(Rafsandjani & Firdian, 2017:97).
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
kontrol pengolahan hasil produksi adalah berbagai kegiatan dan metode yang
dignakan oleh majemen perusahaan untuk mengelolah, mengatur, mengkoordinir,
dan mengarahkan proses produksi (peralatan, bahan baku, mesin, tenaga kerja) ke
dalam suatu arus aliran yang memberikan hasil dengan jumlah biaya yang
seminimal mungkin dan waktu yang secepat mungkin.
B. Penjualan
Perusahaan melakukan penjualan bertujuan untuk mencari pembeli,
mempengaruhi, dan memberi pembeli agar kebutuhan sesuai dengan produksi yang
ditawarkan serta mengadakan perjanjian yang ditawarkan serta mengadakan
perjanjian mengenai harga yang dapat menguntungkan kedua belah pihak
(Indrajani, 2015:62).
Menurut Hery (2016:40) “Penjualan merupakan total jumlah yang
dibebankan kepada pelanggan atas barang dagangan yang dijual perusahaan”.
Sedangkan menurut Abdullah & Tantri (2016:3) “penjualan adalah bagian dari
promosi dan promosi adalah salah satu bagian dari keseluruhan sistem pemasaran”.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
penjualan merupakan penyerahan suatu barang atau jasa dari pihak kepada pihak
lainnya dengan mendapatkan ganti uang dari pihak tersebut. Penjualan merupakan
21
sumber dari pendapatan perusahaan, dimana semakin besar penjualan maka mampu
menguntungkan perusahaan dengan pendapatan yang semakin besar pula.
Penjualan juga termasuk ke dalam bagian sistem pemasaran.
C. Entity Relationship Diagram (ERD)
Pemodelan rancangan basis data dapat didokumentasikan atau digambarkan
dengan entity relationship diagram (ERD). Entity relationship diagram (ERD)
menggambarkan suatu rancangan basis data yang memiliki relasi antar entitasnya.
Teknik ini sering digunakan karna entitas, atribut dan relasi serta derajat relasinya
digambarkan dengan jelas (Pratama, Sihombing & Putra, 2014).
Lubis (2016:31) menyatakan bahwa “ERD menjadi salah satu pemodelan
data konseptual yang paling sering digunakan dalam proses pengembangan basis
data bertipe relasional”. Sedangkan Rosa & Shalahuddin (2015:53) menyatakan
bahwa “ERD adalah bentuk paling awal dalam melakukan perancangan basis data
relasional. Jika menggunakan OODMBS maka perancangan ERD tidak perlu
dilakukan”.
Maka dari itu, entity relationship diagram (ERD) dapat diartikan sebagai
bentuk awal dari perancangan basis data relasional yang menggambarkan entitas,
atribut, relasi dan derajat relasi yang sering digunakan dalam proses pengembangan
basis data.
Teknik pemodelan rancangan basis data dengan entity relationship diagram
(ERD) ini terdiri dari beberapa simbol atau komponen yang memiliki fungsi
tertentu. Maksud symbol atau komponen ini (Chen dalam Rosa & Shalahuddin
(2015:50), dijelaskan sebagai berikut.
22
Tabel II.1.Komponen Entity Relationship Diagram (ERD)
No. Notasi Komponen Keterangan
1.Entitas/entity
Entitas merupakan data inti yangakan disimpan, bakal tabel padabasis data, benda yang memilikidata dan harus disimpan datanyaagar dapat diakses oleh aplikasikomputer. Penamaan entitasbiasanya lebih ke kata benda danbelum merupakan nama tabel.
2.Atribut Field atau kolom data yang
butuh disimpan dalam suatuentitas.
3. Atribut kunciprimer
Field atau kolom data yangbutuh disimpan dalam suatuentitas dan digunakan sebagaikunci akses record yangdiinginkan, biasanya berupa id.Kunci primer dapat lebih darisatu kolom, asalkan kombinasidari beberapa kolom tersebutdapat bersifat unik (berbedatanpa ada yang sama).
4.Atribut
multinilai/multivalue
Field atau kolom data yangbutuh disimpan dalam suatuentitas yang dapat memiliki lebihdari satu.
5. RelasiRelasi yang menghubungkanantar entitas, biasanya diawalidengan kata kerja.
6. Asosiasi/association
Penghubung antara relasi danentitas dimana di keduaujungnya memiliki multiplicitykemungkinan jumlahpemakaian. Kemungkinanjumlah maksimumketerhubungan antara entitassatu dengan entitas yang laindisebut dengan kardinalitas.Misalkan ada kardinalitas 1 ke Natau sering disebut dengan one tomany menghubungkan entitas Adan entitas B.
Sumber: Rosa & Shalahuddin (2015:50)
nama_entitas
nama_atribu
t
nama_rel
asi
nama_kunci_primer
nama_atribu
t
N
23
D. Logical Record Structure (LRS)
Teknik lain yang dapat digunakan untuk memodelkan rancangan rancangan
basis data selain entity relationship diagram (ERD) adalah logical record structure
(LRS). ERD dan LRS ini mempunyai fungsi yang sama, perbedaannya hanya
bentuk penyajian gambar (Lubis, 2016:38).
LRS merupakan hasil transformasi diagram E-R (ERD) menggunakan
aturan aturan tertentu. Aturan-aturan tersebut yaitu: (1) setiap entity akan diubah ke
dalam bentuk sebuah kotak dengan nama entity berada di luar kotak dan atribut
berada di dalam kotak, (2) sebuah relasi kadang disatukan dalam sebuah kotak
bersama entity, kadang dipisah dalam sebuah kotak tersendiri (Ladjamudin,
2013:159). LRS merupakan representasi dari struktur record-record pada tabel.
Dimana tabel-tabel tersebut terbentuk dari hasil himpunan antar entitas pada ERD
(Pratama, Sihombing & Putra, 2014).
Maka dari itu logical record structure (LRS) merupakan teknik
penggambaran basis data yang mentransformasikan ERD ke LRS melalui proses
kardinalitas.
Kardinalitas yang dimaksud yaitu himpunan bilangan yang menunjukkan
banyaknya jumlah relasi. Aturan pokok dalam proses kardinalitas terdiri dari tiga
(3) kardinalitas (Ladjamudin, 2013:159) yaitu:
1. One to One
kardinalitas diarahkan di entity dengan jumlah atribut yang lebih sedikit.
2. One to Many
Relasi harus diagbungkan dengan entity pada pihak many, dan tidak perlu
melihat banyak sedikitnya pada entity tersebut.
24
3. Many to Many
Yaitu proses kardinalitas pada relationship berubah status menjadi file
konektor, sehingga baik entity maupun relasi akan menjadi struktur record
sendiri.
E. Unified Modeling Language (UML)
Untuk mengembangkan teknologi perangkat lunak, diperlukan sebuah alat
untuk memodelkan perangkat lunak yang akan dibuat dan perlu adanya standarisasi
agar orang awam dapat mengerti pemodelan perangkat lunak. Maka dari itu
dikembangkanlah unified modelling language (UML). Penggunaan UML ini hanya
berfungsi untuk melakukan pemodelan (Maulana, 2014).
Menurut Rosa & Shalahuddin (2015:137), “UML merupakan bahasa visual
untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan
diagram dan teks-teks pendukung”. UML merupakan metodologi dalam
mengembangkan sistem berorientasi objek dan juga merupakan alat untuk
mendukung pengembangan sistem (Hendini, 2016).
Maka dari itu, unified modelling language (UML) dapat diartikan sebagai
sebuah bahasa standar atau alat yang digunakan untuk memodelkan pembangunan
perangkat lunak menggunakan symbol-simbol tertentu. Kategori unified modelling
language (UML) yang digunakan dalam perancangan sistem ini terdiri dari activity,
use case, class dan sequence diagram.
F. Activity Diagram
Activity diagram digunakan untuk menggambarkan kelakuan atau kegiatan
sistem yang dirancang. Activity diagram tergolong ke dalam kategori behavior
diagram dan bagian dari unified modelling language (Hendini, 2016).
25
Rosa & Shalahuddin (2015:161) mengemukakan bahwa:Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow (alirankerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yangada pada perangkat lunak. Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwadiagram aktivitas menggambarkan aktivita sistem bukan apa yangdilakukan oleh aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem.
Activity diagram merupakan diagram yang menerangkan tentang aktifitas-
aktifitas yang dapat dilakukan oleh seorang entity atau pengguna yang akan
diterapkan pada aplikasi (Meilinda, 2016).
Maka dari itu, activity diagram dapat diartikan sebagai diagram yang
menggambarkan rancangan proses bisnis dimana setiap urutan aktivitas yang
digambarkan merupakan proses bisnis sistem yang didefinisikan.
Untuk memodelkan activity diagram diperlukan simbol-simbol, setiap
simbol yang digunakan ini memiliki deskripsi tertentu. Berikut ini adalah simbol-
simbol yang ada pada activity diagram (Rosa & Shalahuddin, 2015:162).
Tabel II.2.Simbol Activity Diagram
No. Simbol Deskripsi1. Status awal Status awal aktivitas sistem, sebuah
diagram aktivitas memiliki sebuah statusawal.
2. AktivitasAktivitas yang dilakukan sistem, aktivitasbiasanya diawali dengan kata kerja.
3. Percabangan/decisionAsosiasi percabangan dimana jika adapilihan aktivitas lebih dari satu.
4. Penggabungan/join Asosiasi penggabungan dimana lebih darisatu aktivitas digabungkan menjadi satu.
5. Status akhir Status akhir yang dilakukan sistem, sebuahdiagram aktivitas memiliki sebuah statusakhir.
6. Swimlane Memisahkan organisasi bisnis yangbertanggung jawab terhadap aktivitas yangterjadi.
Sumber: Rosa & Shalahuddin (2015:162)
26
G. Use Case Diagram
Use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam
sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi
tersebut. Use case diagram juga tergolong ke dalam behavior diagram atau diagram
tingkah laku (Meilinda, 2016).
Menurut Rosa & Shalahuddin (2015:155), “use case atau diagram use case
merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan
dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor
dengan sistem informasi yang akan dibuat”. Use case diagram digunakan untuk
mendeskripsikan tipikal interaksi antara pengguna dengan sistem informasi
(Maulana, 2014).
Maka dari itu, use case diagram dapat diartikan sebagai alat bantu
pemodelan yang digunakan untuk menggambarkan tingkah laku (behavior) dari
sudut pandang luar sistem yang mendeskripsikan interaksi antara aktor dengan
fungsionalitas (use case) dari sistem informasi yang dirancang atau dibuat.
Pemodelan use case diagram memerlukan simbol-simbol, setiap simbol
yang digunakan ini memiliki deskripsi tertentu. Berikut ini adalah simbol-simbol
yang ada pada use case diagram (Rosa & Shalahuddin, 2015:156).
Tabel II.3.Simbol Use Case Diagram
No. Simbol Deskripsi1. use case Fungsionalitas yang disediakan sistem
sebagai unit-unit yang saling bertukarpesan antar unit atau aktor, biasanyadinyatakan dengan kata kerja di awalfrase nama use case.
27
No. Simbol Deskripsi2. Aktor/actor Orang, proses, atau sistem lain yang
berinteraksi dengan sistem informasiyang akan dibuat di luar sisteminformasi yang akan dibuat itu sendiri,walaupun simbol dari aktor adalahgambar orang, tapi aktor belum tentumerupakan orang, biasanya dinyatakanmenggunakan kata benda di awal frasenama aktor.
3. Asosiasi/association Komunikasi antara aktor dan use caseyang berpartisipasi pada use case atauuse case memiliki interaksi denganaktor.
4. Ektensi/extend Relasi use case tambahan ke sebuah usecase dimana use case yang ditambahkandapat berdiri sendiri walaupun tanpa usecase tambahan itu, mirip dengan prinsipinheritance pada pemrogramanberorientasi objek, biasanya use casetambahan memiliki nama depan yangsama dengan use case yangditambahkan, contoh:
Arah panah mengarah pada use caseyang ditambahkan, biasanya use caseyang menjadi extend-nya merupakanjenis yang sama dengan use case yangmenjadi induknya.
4. Generalisasi/generalization Hubungan generalisasi dan spesialisasi(umum-khusus) antara dua buah usecase dimana fungsi yang satu adalahfungsi yang lebih umum dari yanglainnya, contoh:
<< extend >>
28
No. Simbol Deskripsi
Arah panah mengarah pada use caseyang menjadi generalisasinya (umum).
5. Menggunakan/include/uses Relasi use case tambahan ke sebuah usecase dimana use case yang ditambahkanmemerlukan use case ini untukmenjalankan fungsinya atau sebagaisyarat dijalankan use case ini.Ada dua sudut pandang yang cukupbesar mengenai include di use case:
Include berarti use case yangditambahkan akan selaludipanggil saat use case tambahandijalankan, missal pada kasusberikut:
Include berarti use case yangtambahan akan selalu melakukanpengecekan apakah use caseyang ditambahkan telah berjalansebelum use case tambahandijalankan, missal pada kasusberikut:
<< include >>
<< include >>
29
No. Simbol Deskripsi
Kedua interpretasi di atas dapat dianutsalah satu satu atau keduanya tergantungpada pertimbangan dan interpretasi yangdibutuhkan.
Sumber: Rosa & Shalahuddin (2015:156)
H. Class Diagram
Diagram kelas dibuat agar para pembuat program atau programmer
membuat kelas-kelas sesuai dengan rancangan yang ada di dalam diagram kelas
sehingga antara dokumentasi perancangan dan perangkat lunak sinkron. Kelas
terdiri dari atribut yang mendeskripsikan variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu
kelas dan operasi atau metode yang menjelaskan tentang fungsi-fungsi yang
dimiliki oleh kelas (Hendini, 2016).
Menurut Rosa & Shalahuddin (2015:141), “diagram kelas atau class
diagram menggambarkan struktur sistem dari segini pendefinisian kelas-kelas yang
akan dibuat untuk membangun sistem”. Class diagram merupakan diagram yang
digunakan untuk pengembangan perangkat lunak berorientasi objek yang
menggambarkan perilaku dan terdiri dari kumpulan class dan relasinya (Mulyani,
2016:114).
Maka dari itu, class diagram dapat diartikan sebagai sebuah pemodelan
mengenai kelas yang berisikan variabel-variabel dan fungsi-fungsi yang sesuai
dengan kebutuhan sistem.
<< include >>
30
Pemodelan class diagram memerlukan simbol-simbol, setiap simbol yang
digunakan ini memiliki deskripsi tertentu. Berikut ini adalah simbol-simbol yang
ada pada class diagram (Rosa & Shalahuddin, 2015:146).
Tabel II.4.Simbol Class Diagram
No. Simbol Deskripsi
1.Kelas
Kelas pada struktur sistem.
2. Antarmuka/interfaceSama dengan konsep interface dalampemrograman berorientasi objek.
3. Asosiasi/association Relasi antar kelas dengan makna umum,asosiasi biasanya juga disertai denganmultiplicity.
4. Asosiasi berarah/directedassociation Relasi antar kelas dengan makna kelas
yang satu digunakan oleh kelas yanglain, asosiasi biasanya juga disertaidengan multiplicity.
5. GeneralisasiRelasi antar kelas dengan maknageneralisasi-spesialisasi (umumkhusus).
6. Kebergantungan/dependencyRelasi antar kelas dengan maknakebergantungan antar kelas.
7. Agregasi/aggregationRelasi antar kelas dengan makna semua-bagian (whole part).
Sumber: Rosa & Shalahuddin (2015:156)
31
I. Sequence Diagram
Untuk menggambarkan alur dari perangkat lunak yang dibuat dapat
dijelaskan menggunakan sequence diagram. Sequence diagram ini memiliki kaitan
erat dengan use case diagram yaitu semakin banyak use case yang didefinisikan
maka sequence diagram yang harus dibuat juga semakin banyak (Hendini, 2016).
Rosa & Shalahuddin (2015:165) mengemukakan bahwa:Diagram sekuen menggambarkan kelakuan objek pada use case denganmendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan danditerima oleh objek. Oleh karena itu untuk menggambarkan diagram sekuenmaka harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use casebeserta metode-metode yang dimiliki kelas yang diinstansiasi menjadi objekitu.
Sequence diagram merupakan UML yang menggambarkan interaksi antar
objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya)
berupa message yang digambarkan terhadap waktu (Meilinda, 2016:149).
Maka dari itu, sequence diagram dapat diartikan sebagai alat pemodelan
rancangan sistem yang menggambarkan alur atau urutan sistem yang
bersinkronisasi dengan use case diagram untuk mendeskripsikan waktu hidup
objek dan message yang dikirm atau diterima oleh objek tersebut.
Pemodelan sequence diagram memerlukan simbol-simbol, setiap simbol
yang digun65akan ini memiliki deskripsi tertentu. Berikut ini adalah simbol-simbol
yang ada pada sequence diagram (Rosa & Shalahuddin, 2015:165).
Tabel II.5.Simbol Sequence Diagram
No. Simbol Deskripsi1. Aktor Orang, proses, atau sistem lain yang
berinteraksi dengan sistem informasi yangakan dibuat di luar sistem informasi yangakan dibuat itu sendiri, jadi walaupunsimbol dari aktor adalah gambar orang, tapiaktor belum tentu merupakan orang,menggunakan kata benda.
32
No. Simbol Deskripsi2 Garis hidup/lifeline Menyatakan kehidupan suatu objek.
3. Objek
Menyatakan objek yang berinteraksi pesan.
4. Waktu aktif Menyatakan objek dalam keadaan aktif danberinteraksi, semua yang terhubung denganwaktu aktif ini adalah sebuah tahapan yangdilakukan di dalamnya, misalnya:
Maka cekStatusLogin() dan open()dilakukan di dalam metode login()Aktor tidak memiliki waktu aktif.
5. Pesan tipe createMenyatakan suatu objek membuat objekyang lain, arah panah mengarah pada objekyang dibuat.
6. Pesan tipe call Menyatakan suatu objek memanggiloperasi/metode yang ada pada objek lainatau dirinya sendiri,
Arah panah mengarah pada objek yangmemiliki operasi/metode, karena inimemanggil operasi/metode makaoperasi/metode yang dipanggil harus adapada diagram kelas sesuai dengan kelasobjek yang berinteraksi.
8. Pesan tipe send Menyatakan bahwa suatu objekmengirimkan data/masukan/informasi keobjek lainnya, arah panah mengarah padaobjek yang dikirimi.
1: nama_metode()
1: masukan
33
No. Simbol Deskripsi9. Pesan tipe return Menyatakan bahwa suatu objek yang telah
menjalankan suatu operasi atau metodemenghasilkan suatu kembalian ke objektertentu, arah panah mengarah pada objekyang menerima kembalian.
10 Pesan tipe destroy Menyatakan suatu objek mengakhiri hidupobjek yang lain, arah panah mengarah padaobjek yang diakhiri, sebaiknya jika adacreate maka ada destroy
Sumber: Rosa & Shalahuddin (2015:165)
1: keluaran
Recommended