View
238
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
ANALISIS PENERAPAN GREEN ACCOUNTING UNTUK
MENGETAHUI ENVIRONMENTAL COST EFFICIENCY
(Studi pada PT Coca Cola Bottling Indonesia
Tanjung Bintang Lampung Selatan)
Skripsi
Oleh
ILHAM ARIF WIJAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
ANALISIS PENERAPAN GREEN ACCOUNTING UNTUK MENGETAHUI
ENVIRONMENTAL COST EFFICIENCY
(Studi pada PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung
Selatan)
Oleh
Ilham Arif Wijaya
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penerapan konsep green
accounting yang dilaksanakan PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang
Lampung Selatan berdasarkan proses program pengelolaan lingkungan dan
aktivitas sosial perusahaan. Penelitian ini juga berupaya mengidentifikasi
perlakuan akuntansi atas alokasi biaya lingkungan dan sosial sebagai model
pelaporan sukarela (voluntary report) berbasis green accounting yang
berpedoman pada ISO 26000 untuk mengetahui persentase nilai efisiensi biaya
lingkungan dalam menciptakan keefektifan alokasi biaya untuk program
lingkungan dan sosial perusahaan serta mewujudkan sustainability perusahaan,
kualitas kinerja lingkungan, dan peningkatan economic benefit.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus jenis multiple
case (holistic). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan telah
menerapkan konsep green accounting walaupun alokasi biayanya belum
disesuaikan dengan jenis kategori biayanya. Penelitian ini menghasilkan
pelaporan biaya lingkungan dan sosial yang menunjukkan bahwa persentase
alokasi biaya lingkungan dan sosial pada perusahaan yang diteliti terjadi alokasi
biaya yang efisien dan efektif dari kurun waktu 2015-2017.
Hal ini didasarkan atas faktor pengelolaan lingkungan yang menggunakan
teknologi tepat guna dan modern, pengolahan limbah daur ulang melalui 3R
(reduce, reuse, recycle), serta komitmen program Corporate Social Responsibilty
yang dilaksanakan perusahaan. Dari nilai efisiensi biaya lingkungan ini kemudian
dialokasikan untuk alokasi biaya program sosial yang menjadikan biaya ini
semakin efektif. Hal ini tentunya menjadikan perusahaan memperoleh kualitas
environmental performance, image, dan economic benefit yang semakin baik serta
mempermudah branding produk perusahaan ke seluruh masyarakat. Selanjutnya,
bagi pihak manajer penting sebagai pengambilan keputusan dalam mencapai
sustainability bisnis perusahaan yang semakin baik dalam jangka panjang dan
memberikan kepuasan bagi stakeholder.
___________
Kata Kunci : green accounting, voluntary report, ISO 26000, efisiensi, 3R
(reduce, reuse, recycle), corporate social responsibilty,
environmental performance, economic benefit, stakeholder.
ABSTRACT
ANALYSIS OF IMPLEMENTATION OF GREEN ACCOUNTING TO
DETERMINE ENVIRONMENTAL COST EFFICIENCY
(Study on PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung
Selatan)
By
Ilham Arif Wijaya
This study aims to identify the application of the green accounting concepts
implemented by PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang South
Lampung that is based on the process of environmental management programs
and corporate social activities. This study also attempts to identify the accounting
treatment of environmental and social cost allocation in voluntary report as a
green accounting model based on ISO 26000 to determine the percentage of
environmental cost efficiency values in creating the effectivity of cost allocation
for corporate environmental and social programs and realizing company's
sustainability, quality of environmental performance, and improvement of
economic benefits.
The method used in this study was a multiple case (holistic) case study. The
results of this study indicate that the company has applied the concept of green
accounting even though the allocation of costs has not been adjusted to the type of
cost category. This study resulted an environmental and social cost report showing
the percentage of environmental and social costs allocated by the companies under
study that occurred as an efficient and effective cost allocation from the 2015-
2017 period.
That was based on environmental management factors that use appropriate and
modern technology, processing recycled waste through 3R (reduce, reuse,
recycle), as well as the commitment of the Corporate Social Responsibility
program implemented by the company. From that value of environmental cost
efficiency, the values then was allocated to the cost allocation of social programs
that made these costs more effective. This certainly makes the company obtain
better quality environmental performance, image, and economic benefits, as well
as facilitate the branding of the company's products throughout the community.
Furthermore, it is important for managers to make decisions in achieving the
sustainability of the company's business that is getting better in the long term and
providing satisfaction to stakeholders.
___________
Keywords : green accounting, voluntary report, ISO 26000, efficiency, 3R
(reduce, reuse, recycle), corporate social responsibilty,
environmental performance, economic benefit, stakeholder.
ANALISIS PENERAPAN GREEN ACCOUNTING UNTUK MENGETAHUI
ENVIRONMENTAL COST EFFICIENCY
(Studi pada PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung
Selatan)
Oleh
ILHAM ARIF WIJAYA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap Ilham Arif Wijaya yang dilahirkan di Wonokarto
pada 7 Juni 1996. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara,
dari Bapak Rahmadi (alm) dan Ibu Turiyah. Penulis memiliki
seorang kakak perempuan bernama Risza Syafitri Yani, S.Pd. dan
seorang adik perempuan bernama Alvina Kurnia Putri.
Pada tahun 2002, penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) di
TK Roudlatul Jannah. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan oleh penulis pada
tahun 2008 di SD Negeri 2 Tambahrejo. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
ditempuh oleh penulis di SMP Negeri 1 Gadingrejo dan diselesaikan pada tahun
2011. Kemudian, penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di
SMA Negeri 1 Gadingrejo hingga tahun 2014.
Penulis terdaftar sebagai Mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur SNMPTN. Selain itu, pada
tahun 2016 penulis terpilih sebagai LO (Liaison Officer) dalam kegiatan
Simposium Nasional Akuntansi (SNA) yang merupakan kegiatan tahunan yang
diselenggarakan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai perwujudan kepedulian
akuntan terhadap pembangunan bangsa dan negara Indonesia. Di tahun yang sama,
penulis ikut serta dalam kegiatan AFEBI (Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Indonesia) dan terpilih sebagai LO (Liaison Officer) yang dilaksanakan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis sebagai tuan rumah.
Penulis juga terdaftar sebagai anggota Bidang Satu (Bidang Keilmuan) HIMAKTA
periode 2015/2016 dan penulis juga terdaftar sebagai BOARD of ECC’s Unila
periode 2015/2016. Kemudian penulis juga mendapatkan penghargaan sebagai Juara
3 ABSA (Accounting Best Student Award) yang diselenggarakan oleh HIMAKTA
pada tahun 2015. Selanjutnya penulis kembali memperoleh juara 3 sebagai
Mahasiswa Berprestasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis tahun 2016. Pada tahun 2016,
penulis melaksanakan kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) Tematik di Desa Rama
Dewa, Kec. Seputih Raman, Kab. Lampung Tengah.
Pada periode 2017, penulis menjabat sebagai wakil ketua umum di UKM U PIK M
RAYA Universitas Lampung. Selain itu, penulis menjadi delegasi perwakilan dari
Universitas Lampung dalam perlombaan MTQ Mahasiswa Nasional ke-15 tahun
2017 di Malang Jawa Timur yang diselenggarakan oleh Kemenristek Dikti,
Universitas Brawijaya, dan Universitas Negeri Malang.
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat yang telah
diberikan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Kupersembahkan karyaku ini untuk:
Kedua orang tuaku
Bapak Rahmadi (Alm) dan Ibu Tutur Ismiyati
Saudaraku
Risza Syafitri Yani, S.Pd. dan Alvina Kurnia Putri
Terima kasih untuk doa yang tiada pernah putus
Terima kasih untuk pengorbanan dan perjuangan yang kalian berikan
Terima untuk kasih sayang yang sungguh luar biasa selama ini
Terima kasih untuk semua yang tak mungkin terbalas apapun
Rasanya sejuta ucapan terima kasih tidaklah cukup, untuk menggantikan
segalanya yang kalian berikan
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan kalian dan semoga kalian
senantiasa diberikan nikmat sehat, iman, dan rahmat-Nya
Aamiin.
Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan semangat, motivasi, dan doa.
Seluruh sahabat dan teman-teman yang telah memberikan semangat dan doa.
Para Pendidik Tanpa Tanda Jasa yang Kuhormati
Serta
Almamaterku tercinta Universitas Lampung.
MOTTO
“ Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan”
(QS. Al Insyirah : 6)
“Sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain”
(Muhammad SAW)
“Letakanlah harapanmu sepenuhnya kepada Allah, karena Dia tidak akan sesekali
mengecewakan hamba-Nya”
(Haslinda Alias)
“Menyia-nyiakan waktu lebih buruk dari kematian. Karena kematian memisahkanmu
dari dunia, sementara menyia-nyiakan waktu memisahkanmu dari Allah”
(Imam bin Al Qayim)
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui”
(QS. Al Baqarah: 216)
“Jagalah Shalatmu, Dzikirmu, Shalawatmu, dan Sedekahmu InsyaaAllah Allah SWT
Merahmati Urusan Dunia dan Akhiratmu”
(Ilham Arif Wijaya)
SANWACANA
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah yang telah diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Penerapan
Green Accounting untuk Mengetahui Environmental Cost Efficiency (Studi pada
PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan”, sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak yang telah diperoleh penulis dapat membantu
mempermudah proses penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini dengan segala
kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tulus
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Ibu Susi Sarumpaet, S.E., M.B.A., Ph.D., Akt., selaku Dosen Pembimbing 1
dan Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah
memberikan waktu, ilmu, kritik, saran, masukkan, dan semangat untuk penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Prof. Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt., selaku Dosen Penguji Utama yang
telah memberikan ilmu, kritik, saran, pengalaman, motivasi yang membangun
selama proses penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Dewi Sukmasari, S.E., M.S.A., CA., Akt. selaku Pembimbing Akademik selama
masa perkuliahan yang banyak memberikan ilmu, kritik, saran, kesan, dan
motivasi yang sangat membangun.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan pembelajaran berharga bagi penulis selama
menempuh program pendidikan S1.
8. Seluruh Staf Akademik, Administrasi, Tata Usaha, para pegawai, serta staf
keamanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
banyak membantu baik selama proses perkuliahan maupun penyusunan
skripsi, terima kasih atas segala kesabaran dan bantuan yang telah diberikan.
9. Bapak Rahmadi (Alm) yang menjadi penyemangatku serta motivasi terbesarku
dan Ibu Turiyah yang selalu mendoakan, memberikan semangat, dan perhatian
untuk menyelesaikan studi ini. Terima kasih atas kasih sayang dan pengorbanan
yang telah kalian berikan kepadaku.
10. Kakakku tersayang Risza Syafitri Yani, S.Pd. dan Adikku Alvina Kurnia Putri
yang selalu memberi semangat dan mendoakanku untuk dapat menyelesaikan
studi ini.
11. Sahabat terkasih Pejuang Skripsi, Faisal Fachrurrozi, Rifqi Idham, Ahmad
Aminudin, Bagus Setyawan, Dwiki Yogistiawan, Amin Sobri, Faqiha Rasyid
Fanani, Nabila Choirunnisa, Annisa Nadhila, Finky Eka Gesta Karinda, Bela
Cahya Kusuma, Melianatika, Sartika Panji Wulandari, Dina Purwitasari, Tri
Adinda Anggraini, Eka Setia Ningrum, Ismatul Umi Siti Roziqoh, Ninda
Pangastuti, dan Dinda Nila Sari. Terima kasih yang selalu mendoakan, memberi
semangat dan perhatian, serta untuk canda tawa kebersamaan kita selama ini.
Sukses selalu sahabat-sahabatku.
12. Teman-teman terbaikku Bujang dan Gadis Akuntansi 2014. Terima kasih untuk
dukungan, semangat, dan kebersamaan kita selama ini.
13. Seluruh keluarga besar Mahasiswa/i Akuntansi yang tidak dapat disebutkan satu
per satu. Terimakasih atas kebersamaan dan canda tawa selama masa kuliah.
Sukses selalu untuk kalian semua.
14. Keluarga KKN Desa Rama Dewa Kec. Seputih Raman Kab. Lampung Tengah,
Kak Reza, Bang Dimas, Mbak Fitri, Ifat, Annisa, dan Aminatur. Terima kasih
untuk kerja sama dan pengalaman hidup selama 40 hari. Semoga kalian semua
akan menjadi orang-orang yang suskes dikemudian hari.
15. Kelurga besar UKM U PIK M RAYA Unila, Forum GenRe Pringsewu, dan
Forum GenRe Lampung yaitu Rizky Legowo, Andiko, Nopa, Deni, Melan,
Dwanda, Mbak Erika, dan semuanya yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
Terima kasih untuk semangat, doa, dan perhatian yang telah kalian berikan
selama ini.
16. Keluarga besar Kafilah MTQ Mahasiwa Nasional Universitas Lampung yang
sangat luar biasa memberika dedikasi, ilmu, pengalaman, pergaulan, dan contoh
kepribadian yang baik selama ini. Semoga kalian semua sukses.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan semoga
Allah SWT memberikan rahmat, berkah, dan hidayah-Nya untuk kita semua.
Bandarlampung, 7 September 2018
Penulis,
Ilham Arif Wijaya
NPM. 1411031058
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
ABSTRAK
ABSTRACT
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
RIWAYAT HIDUP
PERSEMBAHAN
MOTTO
SANWACANA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR BAGAN
DAFTAR DIAGARAM
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Permasalahan ................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 7
1.5 Batasan Masalah............................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 9
2.1 Landasan Teori ........................................................................... 9
2.1.1 Teori Legitimasi ................................................................ 9
2.1.2 Teori Stakeholder .............................................................. 10
2.1.3 Teori Regulasi ................................................................... 11
2.2 Akuntansi Lingkungan ............................................................... 12
2.2.1 Pengertian Akuntansi Lingkungan .................................... 12
2.3 Biaya Lingkungan ...................................................................... 13
2.3.1 Pengertian Biaya Lingkungan ........................................... 13
2.3.2 Kategori Biaya Lingkungan .............................................. 14
2.4 Laporan Biaya Lingkungan ........................................................ 18
2.5 Tujuan Akuntansi Lingkungan ................................................... 20
2.6 Pentingnya Akuntansi Lingkungan ............................................ 20
2.7 Fungsi dan Peran Akuntansi Lingkungan .................................. 22
2.8 Manfaat Akuntansi Lingkungan ................................................. 24
2.9 Keuntungan Ekonomi dari dari Kegiatan Konservasi
Lingkungan ................................................................................ 25
2.10 Penelitian Terdahulu ................................................................. 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 28
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................. 28
3.2 Studi Kasus ................................................................................ 29
3.3 Penentuan Lokasi Penelitian ...................................................... 32
3.4 Jenis Sumber Data ...................................................................... 35
3.5 Metode Pengumpulan Data ........................................................ 38
3.6 Metode Analisis Data ................................................................. 41
3.7 Teknik Keabsahan Data ............................................................. 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 50
4.1 Gambaran Umum ....................................................................... 50
4.1.1 PT Coca Cola Bottling Indonesia ...................................... 50
4.1.2 PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang
Lampung Selatan ............................................................... 52
4.1.3 Visi dan Misi PT Coca Cola Bottling Indonesia ............... 53
4.1.4 Struktur Organisasi PT Coca Cola Bottling Indonesia
Tanjung Bintang Lampung Selatan ................................... 54
4.1.5 Kebijakan Corporate Social Responsibility PT Coca Cola
Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung
Selatan ............................................................................... 57
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................... 60
4.2.1 Kebijakan Green Accounting PT Coca Cola Bottling
Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan ................. 60
4.2.2 Pengelolaan Limbah PT Coca Cola Bottling Indonesia
Tanjung Bintang Lampung Selatan .................................. 67
4.2.3 Corporate Social Responsibility PT Coca Cola Bottling
Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan ................. 78
4.3 Pembahasan Penelitian .............................................................. 88
4.3.1 Penerapan Green Accounting di PT Coca Cola Bottling
Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan ................. 89
4.3.2 Environmental Cost Efficiency PT Coca Cola Bottling
Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan ................. 100
4.3.3 Program Pemanfaatan Nilai Ekonomis Limbah Sampah
Melalui 3R (Reduce, Reuse, Recycle) PT Coca Cola
Bottling Indonesia Tanjung Bintan Lampung
Selatan .............................................................................. 111
4.3.4 Ringkasan Laporan Efisiensi Biaya Lingkungan
(Environmental Cost Efficiency) PT Coca Cola Bottling
Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan ................. 115
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 123
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 123
5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................... 125
5.3 Saran ............................................................................................ 126
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Format laporan biaya lingkungan berdasarkan International
Guidance Document : Environmental Management Accounting ........... 19
2. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 26
3. Rincian Paradigma Triangulasi............................................................... 49
4. Elemen Biaya-biaya PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung
Bintang Lampung Selatan 2015-2017 .................................................... 65
5. Hasil Evaluasi Tahapan Perlakuan Alokasi Biaya Lingkungan
PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang
Lampung Selatan .................................................................................... 66
6. Laporan Pencapaian Coca Cola Forest - Lampung Plant ....................... 84
7. Klasifikasi Biaya Lingkungan dan Sosial yang Dikeluarkan
PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan
dari tahun 2015-2017 .............................................................................. 91
8. Estimasi Potensi Nilai Ekonomis Limbah Sampah Utuh PT Coca Cola
Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan
per Hari ................................................................................................... 111
9. Estimasi Potensi Nilai Ekonomis Daur Ulang 3R (Reduce, Reuse,
Recycle) Limbah Sampah PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung
Bintang Lampung Selatan per Hari ........................................................ 112
10. Keterangan Nomor Kategori Biaya Berdasarkan Grafik 4.1 .................. 116
11. Keterangan Nomor Kategori Biaya Berdasarkan Grafik 4.2 .................. 117
12. Laporan Efisiensi Biaya Lingkungan (Environmental Cost Efficiency)
PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang
Lampung Selatan .................................................................................... 120
13. Laporan Efektivitas Alokasi Biaya Sosial (Social Cost Effectivity)
PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang
Lampung Selatan .................................................................................... 122
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
1. Hubungan Fungsi Akuntansi Lingkungan .............................................. 23
2. Alur Konservasi Lingkungan .................................................................. 26
3. Alir Proses Penelitian ............................................................................. 34
4. Paradigma Proses Triangulasi................................................................. 48
5. Struktur Organisasi PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung
Bintang Lampung Selatan....................................................................... 56
6. Waste Water Treatment Plant PT Coca Cola Bottling Indonesia
Tanjung Bintang Lampung Selatan ........................................................ 77
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Halaman
1. Road Map Pendidikan Ekonomi Lingkungan Konservasi
Coca Cola Forest Lampung .................................................................... 82
2. Deskripsi Laporan CSR Berbasis Green Accounting PT
Coca Cola Tanjung Bintang Lampung Selatan ...................................... 90
3. Road Map Project Konservasi Coca Cola Forest Lampung .................. 93
4. Diagram Alur Sustainability Schedule PT Coca Cola Bottling
Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan ........................................ 94
5. Alur Proses Hubungan Limbah Sampah, Program 3R (Reduce,
Reuse, Recycle), dan Potensinya ............................................................. 114
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
1. Persentase Alokasi Biaya Lingkungan PT Coca Cola Bottling
Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan Tahun 2015-2017 .......... 115
2. Persentase Alokasi Biaya Sosial PT Coca Cola Bottling Indonesia
Tanjung Bintang Lampung Selatan Tahun 2015-2017 ........................... 116
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Hasil Daur Ulang Limbah Padat Berupa Botol Minuman Menjadi
Pot Tanaman ........................................................................................... 69
2. Lingkungan PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang
Lampung Selatan yang Bersih dan Bebas Polusi ................................... 71
3. Lingkungan PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang
Lampung Selatan yang Bersih dan Bebas Polusi ................................... 71
4. Proses Pengelolaan Limbah Cair ............................................................ 73
5. Lay Out Kawasan Konservasi Coca Cola Forest - Lampung Plant....81
6. Kawasan Konservasi Coca Cola Forest - Lampung Plant...................... 80
7. Bibit Tanaman di Coca Cola Forest - Lampung Plant ........................... 81
8. Program Rencana Kerja Zone 1 PT Coca Cola Bottling Indonesia
Tanjung Bintang Lampung Selatan ........................................................ 84
9. Implementasi Program Kerja CSR di Zone 1 - Lampung Plant 2017 .... 85
10. Salah Satu Pemberitaan dan Liputan Positif dari Berbagai
Media di Indonesia untuk Coca Cola Forest Lampung .......................... 87
11. Salah Satu Penghargaan CCBI Lampung mendapatkan
peringkat Gold Award dalam LCA 2016 ................................................ 88
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Elemen Biaya-biaya Lingkungan PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung
Bintang Lampung Selatan 2015-2017.
2. Hasil Evaluasi Tahapan Perlakuan Alokasi Biaya Lingkungan PT Coca Cola
Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan.
3. Klasifikasi Biaya Lingkungan yang Dikeluarkan PT Coca Cola Bottling
Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan dari tahun 2015-2017.
4. Estimasi Potensi Nilai Ekonomis Limbah Sampah Utuh PT Coca Cola
Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan per Hari.
5. Estimasi Potensi Nilai Ekonomis Daur Ulang 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
Limbah Sampah PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang
Lampung Selatan per Hari.
6. Laporan Efisiensi Biaya Lingkungan (Environmental Cost Efficiency)PT
Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan.
7. Laporan Efektivitas Biaya Sosial (Social Cost Effectivity) PT Coca Cola
Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan.
8. Struktur Organisasi PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang
Lampung Selatan.
9. Waste Water Treatment Plant PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung
Bintang Lampung Selatan.
10 Road MapPendidikan Ekonomi Lingkungan Konservasi Coca Cola Forest
Lampung.
11. Diagram Alur Sustainability Schedule PT Coca Cola Bottling Indonesia
Tanjung Bintang Lampung Selatan.
12. Alur Proses Hubungan Limbah Sampah, Program 3R (Reduce, Reuse,
Recycle), dan Potensinya.
13. Persentase Biaya Lingkungan PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung
Bintang Lampung Selatan Tahun 2015-2017.
14. Persentase Alokasi Biaya Sosial PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung
Bintang Lampung Selatan Tahun 2015-2017.
15. Daftar Wawancara.
16. Wawancara dengan Informan ke-1.
17. Wawancara dengan Informan ke-2.
18. Wawancara dengan Informan ke-3.
19. Daftar Narasumber/Informan.
20. Hasil Daur Ulang Limbah Padat Berupa Botol Minuman Menjadi Pot
Tanaman.
21. Lingkungan PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung
Selatan yang Bersih dan Bebas Polusi.
22. Lingkungan PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung
Selatan yang Bersih dan Bebas Polusi.
23. Proses Pengelolaan Limbah Cair.
24. Proses Pengelolaan Limbah Cair.
25. Kawasan Konservasi Coca Cola Forest - Lampung Plant.
26. Bibit Tanaman di Coca Cola Forest - Lampung Plant.
27. Penyemaian Bibit Tanaman di Coca Cola Forest – Lampung Plant.
28. Proses Pengelolaan Pupuk Kompos dari Sampah Daun atau Organik dan
Limbah Teh.
29. Triangulasi.
30. Laporan Biaya Lingkungan dan Sosial PT Coca Cola Bottling Indonesia
Tanjung Bintang Lampung Selatan 2015-2017.
31. Laporan CSR Tahunan Coca Cola Lampung Plant 2017.
32. Surat Pengantar Penelitian dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
33. Surat Konfirmasi Penelitian dari PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung
Bintang Lampung Selatan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi lingkungan merupakan pos modern dari akuntansi sosial sebagai
bentuk tanggung jawab sosial. Pada akuntansi lingkungan menunjukkan biaya riil
atas input dan proses bisnis, memastikan dalam mengukur biaya kualitas dan jasa
serta mengidentifikasi biaya yang tersembunyi dan meningkatkan performance
industri di bidang pengelolaan lingkungan. Pengidentifikasian biaya ini dilakukan
dengan cara menilai kegiatan dan manfaat pengelolaan lingkungan dari sudut
pandang biaya. Tujuan dari akuntansi lingkungan adalah dipatuhinya perundangan
perlindungan lingkungan untuk menemukan efisiensi yang mengurangi kerusakan
lingkungan (Sari et al., 2013).
Dengan tujuan untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi, berbagai usaha
dilakukan oleh perusahaan, di antaranya berproduksi menggunakan teknologi
modern, pengurangan biaya, melakukan merger dan akuisisi, dan penggunaan
sumber daya yang lebih murah. Upaya-upaya tersebut dilakukan untuk
memberikan hasil maksimal bagi stakeholder. Saat ini, perusahaan dituntut tidak
hanya mengutamakan pemilik dan manajemen, tetapi juga seluruh pihak yang
terkait, seperti karyawan, konsumen, serta masyarakat dan lingkungan. Hal ini
karena keberadaan perusahaan tidak terlepas dari kepentingan berbagai pihak.
2
Salah satunya adalah dukungan lingkungan. Seringkali usaha peningkatan
produktivitas dan efisiensi mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan, berupa
pencemaran udara, air, dan pengurangan fungsi tanah. Pelestarian lingkungan di
samping bermanfaat bagi masyarakat di sekitar juga bermanfaat bagi perusahaan
secara jangka panjang (Kusumaningtias, 2013).
Pada era pergerakan perusahaan ke arah green company, kalangan industri tidak
hanya dituntut untuk sebatas pengolahan limbah, tetapi tuntutan masyarakat
(konsumen) lebih jauh lagi yaitu agar proses produksi suatu barang mulai dari
pengambilan bahan baku sampai ke pembuangan suatu produk setelah dikonsumsi
(digunakan) tidak merusak lingkungan (Idris, 2012).
Dalam ruang lingkup internal, green accounting mempunyai suatu peran penting
yang dapat memberikan sebuah motivasi bagi manajer untuk mengurangi biaya
lingkungan yang ditimbulkan, sehingga akan berpengaruh terhadap suatu
keputusan yang akan menjadi dasar eksistensi perusahaan dimasa yang akan
datang.
Konsep green (environmental) accounting, akuntansi lingkungan sebenarnya
sudah mulai berkembang sejak 1970-an di Eropa. Akibat tekanan lembaga-
lembaga bukan pemerintah dan meningkatnya kesadaran lingkungan di kalangan
masyarakat yang mendesak agar perusahaan-perusahaan bukan sekedar
berkegiatan industri demi bisnis saja, tetapi juga menerapkan pengelolaan
lingkungan yang baik. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi pengelolaan
lingkungan dengan melakukan penilaian kegiatan lingkungan dari sudut pandang
biaya (environmental cost) dan manfaat atau efek (economic benefit), serta
3
menghasilkan efek perlindungan lingkungan (environmental protection) (Almilia
dan Wijayanto, 2007). Secara singkat, green accounting dapat memberikan
informasi mengenai sejauh mana organisasi atau perusahaan memberikan
kontribusi positif maupun negatif terhadap kualitas hidup manusia dan
lingkungannya (Belkaoui, 2000 dalam Komar, 2004).
Belkaoui dan Ronald (1991) dalam Idris (2012) menjelaskan bahwa budaya
merupakan faktor utama yang mempengaruhi perkembangan struktur bisnis dan
lingkungan sosial, yang pada akhirnya akan mempengaruhi akuntansi.
Konsekuensi dari wacana akuntansi sosial dan lingkungan ini pada akhirnya
memunculkan konsep Socio Economic Environmental Accounting (SEEC) yang
sebenarnya merupakan penjelasan singkat pengertian Triple Bottom Line, yaitu
pelaporan akuntansi ke publik tidak saja mencakup kinerja ekonomi tetapi juga
kinerja lingkungan dan sosialnya.
Namun dalam praktiknya, banyak sekali industri atau perusahaan-perusahaan
ataupun instansi pemerintahan yang sepertinya belum efektif dalam menerapkan
akuntansi lingkungan itu sendiri. Disadari atau tidak, kebanyakan dari
perusahaan-perusahaan tersebut menyampingkan resiko kerusakan lingkungan
dan mengutamakan tingkat pembangunannya. Jika itu sudah terjadi dan limbah
produksi suatu perusahaan tidak bisa dikelola dengan baik oleh pihak perusahaan,
maka nantinya pasti akan merusak lingkungan di sekitarnya apalagi jika limbah
tersebut mengandung zat-zat berbahaya bagi makhluk hidup. Bagi pihak
perusahaan, hal ini sangatlah penting bahwa pihak perusahaan harus mengelola
terlebih dahulu limbah-limbah yang mengandung zat-zat berbahaya itu sebelum
4
membuangnya agar tidak mencemari dan membahayakan suatu lingkungan di
sekitar perusahaan beroperasi. Sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan dalam
mengatasi masalah limbah hasil operasional perusahaan dengan cara melakukan
pengelolaan limbah operasional perusahaan tersebut dengan cara sistematis
melalui proses yang memerlukan biaya yang khusus sehingga perusahaan
melakukan pengalokasian nilai biaya tersebut dalam pencatatan keuangan
perusahaannya. Maka dari itu, dalam kaitannya dengan teori legitimasi sangat
penting bagi perusahaan atau organisasi karena adanya batasan-batasan yang
ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial, dan reaksi terhadap batasan
tersebut yang dapat mendorong pentingnya analisis perilaku organisasi dengan
memperhatikan kondisi lingkungan. Kemudian hal ini juga menjadi informasi dan
penilaian bagi pihak luar, karena dalam teori stakeholder bahwa suatu perusahaan
atau organisasi sangat membutuhkan peran dari pihak luar, seperti masyarakat dan
lingkungan sekitar sehingga sebuah perusahaan sangat bergantung pada dukungan
stakeholder-nya, dan juga regulasi atau peraturan yang baik yang harus dipatuhi
oleh suatu perusahaan.
Perusahaan yang dijadikan objek penelitian ini adalah PT Coca Cola Bottling
Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan. Adapun alasan yang
melatarbelakangi melakukan penelitian di PT Coca Cola Bottling Indonesia
Tanjung Bintang Lampung Selatan adalah perusahaan ini merupakan perusahaan
yang bergerak di bidang industri produksi minuman ringan yang banyak
menghasilkan limbah. Visi dari PT Coca-Cola Bottling Indonesia adalah menjadi
perusahaan produsen minuman terbaik di Asia Tenggara. Hal ini sesuai dengan
komitmen PT Coca Cola Bottling Indonesia yaitu menjadi perusahaan yang
5
berwawasan kualitas, kesehatan, dan keselamatan kerja serta lingkungan.
Komitmen tersebut diwujudkan dengan adanya Quality Management System dan
Environment Management System untuk menjamin tidak adanya pencemaran
lingkungan akibat dari proses produksi dari perusahaan. Dalam setiap proses
produksi pasti menghasilkan produk sampingan berupa limbah yang apabila tidak
ditangani dengan baik maka akan berdampak negatif bagi lingkungan. Limbah
yang dihasilkan oleh PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung
Selatan yaitu limbah padat dan cair. Limbah padat yang dihasilkan berasal dari
kemasan botol yang rusak atau pecah, sedotan, crawn cap, closure perform,
kemasan bahan baku, kemasan bahan penunjang, dan barang-barang bekas dari
kegiatan lainnya (seperti bekas mesin produksi, pompa, ban bekas, dan sampah
padat lainnya). Kemudian limbah cair yang meliputi kandungan padatan
tersuspensi (TTS), konsentrat (consentrate), air proses pencucian botol, daya
hantar listrik, serta kimiawi limbah cair lainnya seperti Biology Oxidaton Demand
(BOD), Chemical Oxidation Demand (COD), senyawa organik dan anorganik,
keasaman air, alkalinitas (basa), dan oksigen yang terlarut. Berdasarkan
banyaknya jenis limbah dan tingginya jumlah limbah yang dihasilkan terus
meningkat, maka perusahaan memiliki peran dan tanggung jawab dengan
melaksanakan berbagai program terkait pengelolaan limbah seperti Eco-Uniform,
Coca-cola Bins, Big Drop & Small Drop Project, Water For Life, dan Coca Cola
Forest sebagai salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. Seiring
proses pengolahan limbah terdapat alokasi biaya-biaya pengolahan limbah yang
harus dikeluarkan oleh PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang
6
Lampung Selatan. Kemudian adanya efisiensi atas penggunaan biaya lingkungan
untuk pengelolaan limbah perusahaan.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti akan mencoba untuk menganalisis
bagaimana penerapan green accounting, efisiensi biaya material dari output
produk dan nonproduk, efisiensi biaya kontrol limbah dan emisi, efisiensi biaya
pencegahan dan pengelolaan lingkungan perusahaan sebagai tanggung jawab
sosial perusahaan dalam pengelolaan limbah baik itu limbah cair berbahaya
maupun limbah padat yang dihasilkan oleh perusahaan yang bergerak di bidang
industri minuman, dengan judul “Analisis Penerapan Green Accounting untuk
Mengetahui Environmental Cost Efficiency” (Studi pada PT Coca Cola Bottling
Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan).
1.2 Rumusan Permasalahan
1. Bagaimana penerapan green accounting yang dilakukan oleh PT Coca
Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan?
2. Bagaimana efisiensi biaya material dari output produk pada PT Coca Cola
Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan?
3. Bagaimana efisiensi biaya material dari output nonproduk pada PT Coca
Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan?
4. Bagaimana efisiensi biaya kontrol limbah dan emisi pada PT Coca Cola
Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan?
5. Bagaimana efisiensi biaya pencegahan dan pengelolaan lingkungan pada
PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan?
7
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penerapan green accounting yang dilakukan oleh
perusahaan sebagai dasar pengungkapan serta pelaporan permasalahan dan
perbaikan lingkungan dalam menciptakan keterbukaan sosialnya;
2. Untuk mengetahui perlakuan biaya lingkungan (environmental cost) pada
sistem penyajian informasi laporan keuangan untuk pengelolaan limbah
yang dihasilkan akibat proses produksi di PT Coca Cola Bottling
Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan;
3. Untuk mengetahui bagaimana PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung
Bintang Lampung Selatan meningkatkan efisiensi biaya lingkungannya;
4. Untuk mengetahui PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang
Lampung Selatan dalam memberikan tanggung jawab sosial dan
pemberdayaan kepada masyarakat.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :
1. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan tentang konsep akuntansi
lingkungan (green accounting) yang merupakan konsep baru dalam
akuntansi;
2. Bagi perusahaan, sebagai bahan pertimbangan PT Coca Cola Bottling
Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan dalam menjalankan operasi
usahanya terutama masalah efisiensi biaya lingkungan dalam kaitannya
dengan kepedulian dan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan,
khususnya dalam hal pengelolaan limbah sisa operasional di
8
lingkungannya. Kemudian sebagai gambaran bagi karyawan maupun
lingkungan masyarakat secara umum di sekitar objek penelitian dalam
menilai kepedulian dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap
lingkungannya;
3. Bagi kalangan akademis, hasil penelitian ini akan menambah wawasan dan
pengetahuan tentang lingkungan hidup dalam ruang lingkup akuntansi.
1.5 Batasan Masalah
Agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian maka peneliti memberikan batasan-
batasan sebagai ruang lingkup penelitian yaitu :
1. Objek penelitian adalah pada PT Coca Cola Bottling Indonesia, yaitu salah
satu perusahaan multinasional yang bergerak di bidang industri minuman.
Terletak di Tanjung Bintang Lampung Selatan;
2. Aspek sosial yang dimaksud adalah lingkungan dalam hal pengelolaan
limbah serta urusan lingkungan yang berpotensi menimbulkan gangguan
lingkungan di dalam atau di luar wilayah operasional kegiatan PT Coca
Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Legitimasi
Teori legitimasi adalah teori yang berfokus pada interaksi antara perusahaan dan
masyarakat. Teori legitimasi merupakan salah satu teori yang banyak disebutkan
dalam akuntansi sosial dan lingkungan (Tilling, 2004). Konsep legitimasi
menunjukkan adanya suatu kontrak sosial di mana perusahaan bertanggung jawab
terhadap harapan atau tuntutan masyarakat (Kuznetsov dan Kuznetsova, 2008).
Legitimasi penting bagi perusahaan atau organisasi karena adanya batasan-batasan
yang ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial, dan reaksi terhadap
batasan tersebut dapat mendorong pentingnya analisis perilaku organisasi dengan
memperhatikan lingkungan. Hal ini dapat dianggap bahwa suatu perusahaan yang
bergerak di bidang sosial dan lingkungan sadar akan keberlangsungan hidupnya.
Perusahaan yang peduli dengan keberlangsungan hidupnya akan memperhatikan
citranya, karena citra perusahaan berhubungan dengan sudut pandang masyarakat
dalam mempersepsikan atau menilai perusahaan atas pemenuhan tanggung
jawabnya. Hal ini menunjukan bahwa dalam menjalankan kontrak sosial,
perusahaan haruslah menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku agar
tanggung jawab yang dilakukan dapat berjalan dengan selaras.
10
Kesadaran perusahaan akan adanya hubungan dengan lingkungan sosial secara
tidak langsung dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan itu. Hidayati
dan Murni (2009) menyatakan bahwa untuk bisa mempertahankan kelangsungan
hidupnya, perusahaan mengupayakan sejenis legitimasi atau pengakuan baik dari
investor, kreditor, konsumen, pemerintah maupun masyarakat sekitar. Legitimasi
perusahaan akan diperoleh, jika terdapat kesamaan antara hasil dengan yang
diharapkan oleh masyarakat dari perusahaan, sehingga tidak ada tuntutan dari
masyarakat. Perusahaan dapat melakukan pengorbanan sosial sebagai refleksi dari
perhatian perusahaan terhadap masyarakat. Dengan demikian, legitimasi dapat
mendukung keberlangsungan hidup perusahaan. Hal ini sejalan dengan teori
legitimasi yang menyatakan bahwa perusahaan memiliki kontrak dengan
masyarakat untuk menjalankan kegiatan yang sesuai dengan keadilan. Teori
legitimasi menyatakan bahwa organisasi harus secara terus menerus mencoba
untuk meyakinkan bahwa mereka melakukan kegiatan sesuai dengan batasan dan
norma-norma masyarakat (Rustiarini, 2011).
2.1.2 Teori Stakeholder
Teori Stakeholder adalah teori yang berfokus pada hubungan antara organisasi
atau perusahaan dan stakeholder. Stakeholder sendiri merupakan individu,
sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan
maupun secara parsial yang memiliki hubungan serta kepentingan terhadap
perusahaan. Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang
digunakan perusahaan. Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan tidak
beraktivitas hanya untuk kepentingan pemilik saham, melainkan juga bagi semua
11
stakeholder lainnya (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah,
masyarakat, analis, dan pihak lain) (Ghozali dan Chariri, 2007). Hal ini
menunjukan bahwa suatu perusahaan atau organisasi sangat membutuhkan peran
dari pihak luar, seperti masyarakat dan lingkungan sekitar sehingga sebuah
perusahaan sangat bergantung pada dukungan stakeholder-nya.
Ghozali dan Chariri (2007) mengatakan bahwa kelangsungan hidup perusahaan
tergantung pada dukungan stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari
sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Makin
powerful stakeholder, makin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi.
Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara perusahaan
dengan stakeholder-nya.
Dalam teori stakeholder dinyatakan bahwa perusahaan harus bertanggung jawab
terhadap semua pihak yang terkena dampak dari kegiatannya. Dengan kata lain,
perusahaan tidak hanya bertanggung jawab kepada pemilik saham saja, melainkan
juga bertanggung jawab kepada semua stakeholder lain yang memiliki andil bagi
perusahaan dan juga yang terkena dampak dari operasi perusahaan. Teori
stakeholder juga menyatakan bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab sosial
yang mengharuskan mereka untuk mempertimbangkan kepentingan semua pihak
yang merasakan dampak aktivitas operasinya.
2.1.3 Teori Regulasi
Teori regulasi disampaikan oleh Stigler (1971) yang mengatakan bahwa aktivitas
seputar peraturan menggambarkan persaudaraan di antara kekuatan politik dari
kelompok berkepentingan (eksekutif atau industri) sebagai sisi permintaan
12
(demand) dan legislatif sebagai supply. Teori ini berpendapat bahwa dibutuhkan
aturan-aturan atau ketentuan dalam akuntansi. Pemerintah dibutuhkan peranannya
untuk mengatur ketentuan-ketentuan terhadap apa yang harus dilakukan
perusahaan untuk menentukan informasi. Ketentuan diperlukan agar semuanya
baik pemakai maupun penyaji mendapatkan informasi yang sama dan seimbang.
Menurut Scott (2009) terdapat dua teori regulasi yaitu public interest theory dan
interest group theory. Public interest theory menjelaskan bahwa regulasi harus
dapat memaksimalkan kesejahteraan sosial dan interest group theory menjelaskan
bahwa regulasi adalah hasil lobi dari beberapa individu atau kelompok yang
mempertahankan dan menyampaikan kepentingan mereka kepada pemerintah.
Teori regulasi menunjukkan hasil dari tuntutan publik atas koreksi terhadap
kegagalan pasar. Dalam teori ini kewenangan pusat termasuk badan pengawas
regulator diasumsikan memiliki kepentingan terbaik di hati masyarakat.
2.2 Akuntansi Lingkungan (Green Accounting)
2.2.1 Pengertian Akuntansi Lingkungan (Green Accounting)
Akuntansi merupakan suatu ilmu yang dipengaruhi dan mempengaruhi
lingkungannya. Eksistensinya tidak bebas nilai terhadap perkembangan masa.
Metode-metode pembukuan juga terus berkembang mengikuti kompleksitas bisnis
yang semakin tinggi. Ketika kepedulian terhadap lingkungan mulai mendapat
perhatian masyarakat, akuntansi berbenah diri agar siap menginternalisasi
berbagai eksternalitas (Kusumaningtias, 2013).
Bell dan Lehman (1999) mendefinisikan akuntansi lingkungan sebagai, “Green
accounting is one of the contemporary concepts in accounting that support the
13
green movement in the company or organization by recognizing, quantifying,
measuring, and disclosing the contribution of the environment to the business
process”.
Sedangkan aktivitas dalam green accounting dijelaskan oleh Cohen dan Robbins
(2011) sebagai berikut, “Environmental accounting collects, analyzes, assesses,
and prepares reports of both environmental and financial data with a view toward
reducing environmental effect and costs. This form of accounting is central to
many aspects of governmental policy as well. Consequently, environmental
accounting has become a key aspect of green business and responsible economic
development”.
Melalui penerapan green accounting maka diharapkan lingkungan akan terjaga
kelestariannya, karena dalam menerapkan green accounting maka perusahaan
akan secara sukarela mamatuhi kebijakan pemerintah tempat perusahaan tersebut
menjalankan bisnisnya. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh De Beer dan
Friend (2005) membuktikan bahwa pengungkapan semua biaya lingkungan, baik
internal maupun eksternal, dan mengalokasikan biaya-biaya ini berdasarkan tipe
biaya dan pemicu biaya dalam sebuah akuntansi lingkungan yang terstruktur akan
memberikan kontribusi baik pada kinerja lingkungan.
2.3 Biaya Lingkungan (Environmental Cost)
2.3.1 Pengertian Biaya Lingkungan (Environmental Cost)
Biaya lingkungan adalah biaya yang ditimbulkan akibat adanya kualitas
lingkungan yang rendah, sebagai akibat dari proses produksi yang dilakukan
perusahaan. Biaya lingkungan adalah dampak yang timbul dari sisi keuangan
14
maupun nonkeuangan yang harus dipikul sebagai akibat dari kegiatan yang
mempengaruhi kualitas lingkungan (Ikhsan, 2008). Biaya lingkungan tidak hanya
mengenai informasi tentang biaya-biaya lingkungan dan informasi lainnya yang
terukur, akan tetapi juga tentang informasi material dan energi yang digunakan
(Estianto dan Purwanugraha, 2014).
2.3.2 Kategori Biaya Lingkungan (Environmental Cost)
Kategori biaya lingkungan berdasarkan International Guidance Document :
Environmental Management Accounting yang disusun oleh IFAC (2005) yaitu :
a. Biaya Material dari Output Produk (Materials Costs of Product Outputs)
Biaya yang termasuk dalam biaya material dari output produk adalah biaya
pembelian bahan yang akan dikonversi menjadi produk akhir, produk
samping, dan produk kemasan namun memiliki dampak yang
membahayakan bagi lingkungan apabila dibuang tanpa pengolahan yang
benar, yaitu :
1. Biaya Bahan Mentah dan Bahan Pembantu (Raw and Auxilary
Material);
2. Biaya Bahan Pembungkus (Packaging Materials);
3. Biaya Air (bila air adalah salah satu output produk).
b. Biaya Material dari Output Nonproduk (Materials Costs of Nonproduct
Outputs)
Biaya yang termasuk dalam biaya material dari output nonproduk adalah
biaya pembelian dan pengolahan sumber daya dan bahan lainnya yang
akan dibuang dan tidak dapat digunakan lagi atau disebut output
15
nonproduk (limbah dan emisi). Biaya yang termasuk dalam kategori biaya
material dari output nonproduk adalah :
1. Biaya Bahan Mentah dan Bahan Pembantu (Raw and Auxilary
Material);
2. Biaya Bahan Pembungkus (Packaging Materials);
3. Biaya Bahan Operasi (Operating Materials);
4. Biaya Air dan Energi (Water and Energy);
5. Biaya Pemrosesan (Material Processing Cost of NPO). Contohnya
adalah biaya depresiasi peralatan produksi.
c. Biaya Kontrol Limbah dan Emisi (Waste and Emission Control Costs)
Biaya kontrol limbah dan emisi adalah biaya untuk penanganan,
pengolahan, dan pembuangan limbah dan emisi, biaya perbaikan dan
kompensasi yang berkaitan dengan kerusakan lingkungan. Biaya yang
termasuk dalam kategori biaya kontrol limbah dan emisi adalah :
1. Depresiasi Peralatan Pengendalian Limbah;
2. Biaya Bahan Operasi (Operating Materials).
Bahan operasi yang termasuk dalam kategori biaya kontrol limbah
dan emisi berbeda dengan bahan operasi dari output nonproduk,
karena aktivitas pengelolaan limbah berbeda dengan aktivitas
produksi. Biaya yang termasuk dalam bahan operasi adalah :
a. Perlengkapan untuk menjalankan peralatan pengendalian
limbah dan polusi misalnya bahan kimia pembersih;
b. Penanganan limbah seperti kontainer pengangkut sampah;
16
c. Treatment emisi dan polusi seperti penggunaan bahan
kimia untuk penanganan limbah cair.
3. Air dan Energi (Water and Energy)
Biaya diukur berdasarkan air dan energi yang digunakan untuk
menjalankan instalasi penanganan limbah dan emisi.
4. Tenaga Internal (Internal Personnel)
Biaya tenaga internal termasuk untuk biaya gaji dan upah tenaga
penuh dan tenaga paruh waktu dalam aktivitas pengendalian
limbah dan emisi.
5. Jasa Eksternal (External Service)
Jasa eksternal adalah biaya untuk membayar tenaga dari luar
perusahaan, contohnya konsultan, pelatih, kontraktor, firma
hukum, dan lainnya yang berhubungan dengan kontrol limbah dan
emisi.
6. Biaya Perizinan dan Pajak (Taxes and Permits)
Biaya yang termasuk dalam kategori ini adalah biaya perizinan dan
pajak untuk melakukan kontrol limbah dan emisi. Contohnya biaya
perizinan pembuangan limbah padat, biaya perizinan pembuangan
limbah cair, dan biaya emisi karbondioksida.
7. Biaya Asuransi
Contoh biaya asuransi adalah biaya asuransi peralatan untuk
pengendalian limbah dan emisi.
8. Biaya Pemulihan dan Kompensasi (Remediation and
Compensation)
17
Contoh biaya pemulihan dan kompensasi adalah biaya
pembersihan tempat-tempat yang terkontaminasi oleh polusi.
d. Biaya Pencegahan dan Pengelolaan Lingkungan (Prevention and other
Environmental Management Costs)
Biaya pencegahan dan pengelolaan lingkungan adalah biaya yang timbul
karena adanya kegiatan pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif
dan biaya pengelolaan lingkungan lainnya seperti perencanaan perbaikan
lingkungan, pengukuran kualitas lingkungan, komunikasi dengan
masyarakat mengenai kesadaran lingkungan. Biaya-biaya yang termasuk
dalam kategori biaya pencegahan dan pengelolaan lingkungan adalah :
1. Depresiasi Peralatan
Peralatan yang didepresiasi adalah peralatan yang berkaitan dengan
pencegahan terjadinya polusi.
2. Biaya Bahan Operasi, Air, dan Energi (Operation Material, Water,
dan Energy)
3. Tenaga Internal (Internal Personnel)
Biaya tenaga internal termasuk untuk biaya gaji dan upah tenaga
penuh dan tenaga paruh waktu untuk :
a. Manajemen pencegahan;
b. Perencanaan dan sistem lingkungan;
c. Audit lingkungan;
d. Komunikasi lingkungan.
18
4. Jasa Eksternal (External Service)
Jasa eksternal adalah biaya untuk membayar tenaga dari luar
perusahaan seperti konsultan, kontraktor, badan sertifikasi, firma
hukum yang berkaitan dengan pencegahan dan pengelolaan
lingkungan.
5. Biaya Lainnya
Biaya yang termasuk biaya lainnya adalah biaya sosialisasi
kesadaran lingkungan dan biaya sumbangan lingkungan.
e. Biaya Penelitian dan Pengembangan (Research and Development Costs)
Biaya penelitian dan pengembangan adalah biaya yang timbul karena
adanya proyek-proyek penelitian dan pengembangan yang berhubungan
dengan isu-isu lingkungan.
f. Biaya Tak Berwujud (Less Tangible Cost)
Biaya yang termasuk kategori biaya tak berwujud adalah biaya
externalities yaitu biaya kompensasi bagi masyarakat sekitar perusahaan
atas berdirinya perusahaan, biaya untuk menjaga citra perusahaan, dan
realisasi pada stakeholder perusahaan.
2.4 Laporan Biaya Lingkungan (Environmental Cost)
Contoh format laporan biaya lingkungan berdasarkan International Guidance
Document : Environmental Management Accounting yang disusun oleh IFAC
menurut Estianto dan Purwanugraha (2014) adalah :
19
Tabel 2.1
Format laporan biaya lingkungan berdasarkan International Guidance Document :
Environmental Management Accounting.
No. Komponen Biaya Biaya (Rp) % dari Total Biaya
Lingkungan
1. Biaya Material dari Output Produk
Pembelian Bahan Baku xxx
Total Biaya Material dari
Output Produk xxx xxx
2. Biaya Material dari Output Nonproduk
Biaya Air xxx
Total Biaya Material dari
Output Nonproduk xxx xxx
3. Biaya Kontrol Limbah dan Emisi
Biaya Pengelolaan Sampah xxx
Total Biaya Kontrol Limbah
dan Emisi xxx xxx
4. Biaya Pencegahan dan Pengelolaan Lingkungan
Biaya Pengelolaan IPAL xxx
Total Biaya Pencegahan dan
Pengelolaan Lingkungan xxx xxx
5. Biaya Penelitian dan Pengembangan
Biaya Penyuluhan Kesehatan
Lingkungan xxx
Total Biaya Penelitian dan
Pengembangan xxx xxx
6. Biaya Tak Berwujud
Biaya Sertifikasi Lingkungan xxx
Total Biaya Tak Berwujud xxx xxx
Total Biaya Lingkungan xxx xxx
Total Biaya Operasional xxx xxx
Sumber : International Guidance Document : Environmental Management
Accounting oleh IFAC.
20
2.5 Tujuan Akuntansi Lingkungan (Green Accounting)
Menurut Ikhsan (2008) tujuan dan maksud dikembangkannya akuntansi
lingkungan yaitu sebagai berikut :
1. Akuntansi lingkungan merupakan alat manajemen lingkungan, sebagai
alat manajemen lingkungan. Akuntansi lingkungan digunakan untuk
menilai keefektifan kegiatan konservasi lingkungan. Data akuntansi
lingkungan juga digunakan untuk menentukan biaya fasilitas pengelolaan
lingkungan, biaya keseluruhan konservasi lingkungan, dan juga investasi
yang diperlukan untuk kegiatan pengelolaan lingkungan.
2. Akuntansi lingkungan sebagai alat komunikasi dengan masyarakat,
sebagai alat komunikasi publik, akuntansi lingkungan digunakan untuk
menyampaikan dampak negatif lingkungan, kegiatan konservasi
lingkungan, dan hasilnya kepada publik. Tanggapan dan pandangan
masyarakat digunakan sebagai umpan balik untuk mengubah pendekatan
perusahaan dalam pelestarian atau pengelolaan lingkungan.
2.6 Pentingnya Akuntansi Lingkungan (Green Accounting)
Biaya lingkungan (enviromental cost) merupakan salah satu beberapa tipe biaya
yang dikorbankan seperti halnya perusahaan memberikan barang dan jasa kepada
konsumen. Kinerja lingkungan merupakan salah satu dari beberapa ukuran
penting tentang keberhasilan perusahaan. Beberapa alasan manajemen perlu
memperhatikan biaya lingkungan dan kinerja lingkungan menurut Sudarno (2008)
antara lain :
1. Beberapa biaya lingkungan dapat dikurangi dan dieliminasi secara
signifikan sebagai hasil dari keputusan bisnis, mulai dari operasi
21
perubahan pergudangan, investasi dalam teknologi pemrosesan yang lebih
hijau, meredesain proses atau produk;
2. Biaya lingkungan (misalnya penghematan biaya lingkungan secara
potensial) dapat dikaburkan dalam akun biaya overhead atau bahkan
diabaikan;
3. Beberapa perusahaan telah menemukan bahwa biaya lingkungan dapat di-
offset dengan perolehan pendapatan melalui penjualan limbah, produk
sampingan atau cadangan polusi yang dipindahkan atau lisensi teknologi
untuk penjumlahan;
4. Manajemen biaya lingkungan yang lebih baik dapat dihasilkan dengan
mengembangkan kinerja lingkungan dan memperoleh manfaat yang
signifikan terhadap kesehatan manusia seperti halnya dalam keberhasilan
bisnis;
5. Dengan biaya lingkungan dan kinerja lingkungan, pemrosesan dan produk
dapat memperbaiki penetapan biaya produk dan penetapan harga yang
lebih tepat dan dapat membantu perusahaan dalam mendesain pemrosesan,
produk, dan jasa yang lebih ramah lingkungan dimasa depan;
6. Keunggulan kompetitif terhadap pelanggan dapat dihasilkan dari
pemrosesan, produk, dan jasa yang dapat dijelaskan dengan lingkungan
yang lebih baik;
7. Akuntansi biaya dan kinerja lingkungan dapat mendukung pengembangan
perusahaan dan operasi sistem manajemen lingkungan secara menyeluruh.
22
2.7 Fungsi dan Peran Akuntansi Lingkungan (Green Accounting)
Pentingnya penggunaan akuntansi lingkungan (green accounting) bagi perusahaan
atau organisasi lainnya dijelaskan dalam fungsi dan peran akuntansi lingkungan
(green accounting). Fungsi dan peran tersebut dibagi ke dalam dua bentuk. Fungsi
pertama disebut dengan fungsi internal dan fungsi kedua disebut fungsi eksternal
(Ikhsan, 2008). Masing-masing fungsi tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1. Fungsi Internal
Fungsi internal merupakan fungsi yang berkaitan dengan pihak internal
perusahaan sendiri. Pihak internal adalah pihak yang menyelenggarakan usaha,
seperti rumah tangga konsumen dan rumah tangga produksi maupun jasa lainnya.
Adapun yang menjadi aktor dan faktor dominan pada fungsi internal ini adalah
pimpinan perusahaan. Sebab pimpinan perusahaan merupakan orang yang
bertanggung jawab dalam setiap pengambilan keputusan maupun penentuan setiap
kebijakan internal perusahaan. Sebagaimana lainnya dengan sistem informasi
lingkungan perusahaan, fungsi internal memungkinkan untuk mengatur biaya
konservasi lingkungan dan menganalisis biaya dari kegiatan-kegiatan konservasi
lingkungan yang efektif dan efisien serta sesuai dengan pengambilan keputusan.
Dalam fungsi internal ini diharapkan akuntansi lingkungan berfungsi sebagai alat
manajemen bisnis yang dapat digunakan oleh manajer ketika berhubungan dengan
unit-unit bisnis (Ikhsan, 2008).
2. Fungsi Eksternal
Fungsi eksternal merupakan fungsi yang berkaitan dengan aspek pelaporan
keuangan. Pada fungsi ini faktor penting yang perlu diperhatikan perusahaan
adalah pengungkapan hasil dari kegiatan konservasi lingkungan dalam bentuk
23
data akuntansi. Informasi yang diungkapkan merupakan hasil yang diukur secara
kuantitatif dari kegiatan konservasi lingkungan. Termasuk di dalamnya adalah
informasi tentang sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan. Diharapkan dengan
publikasi hasil akuntansi akan berfungsi dan berarti bagi perusahaan-perusahaan
dalam memenuhi pertanggungjawaban serta transparansi mereka bagi para
stakeholder yang secara simultan sangat berarti untuk kepastian evaluasi dari
kegiatan konservasi lingkungan (Ikhsan, 2008).
Maka dari itu, baik fungsi internal maupun fungsi eksternal pada dasarnya
merupakan satu kesatuan utuh (holistic) yang menghubungkan antarperusahaan
dengan masyarakat maupun dengan lingkungan. Keterkaitan kedua fungsi tersebut
dijelaskan dalam gambar berikut :
Bagan 2.1
Hubungan Fungsi Akuntansi Lingkungan
Sumber : Ikhsan (2008).
Perusahaan
Fungsi Internal
Alat Manajemen
Perusahaan
Pihak Penerima
Informasi
Manajemen Berhubungan dengan
Departemen Karyawan Lokal
Masyarakat
Fungsi Eksternal
Komunikasi dengan
Masyarakat Lokal Akuntansi
Lingkungan
Digunakan Sebagai
Suatu Sistem
Informasi Lingkungan
Pihak Penerima
Informasi
Pelanggan, Rekan Bisnis,
Investor, Institusi Keuangan,
LSM, Pemerintah, Negara
24
2.8 Manfaat Akuntansi Lingkungan (Green Accounting)
Menurut Sari (2017) Akuntansi lingkungan secara spesifik mendefinisikan dan
menggabungkan semua biaya lingkungan ke dalam laporan keuangan perusahaan.
Bila biaya-biaya tersebut secara jelas teridentifikasi, perusahaan akan cenderung
mengambil keuntungan dari peluang-peluang untuk mengurangi dampak
lingkungan. Manfaat dari mengadopsi akuntansi lingkungan (green accounting)
menurut Sari (2017) yaitu :
1. Perkiraan yang lebih baik dari biaya sebenarnya pada perusahaan untuk
memproduksi produk atau jasa sehingga hal ini bermuara memperbaiki
harga dan profitabilitas;
2. Mengidentifikasi biaya-biaya sebenarnya dari produk, proses, sistem, atau
fasilitas, dan menjabarkan biaya-biaya tersebut pada tanggung jawab
manajer;
3. Membantu manajer untuk menargetkan area operasi bagi pengurangan
biaya dan perbaikan dalam ukuran lingkungan dan kualitas;
4. Membantu dengan penanganan keefektifan biaya lingkungan atau ukuran
perbaikan kualitas;
5. Memotivasi staf untuk mencari cara yang kreatif untuk mengurangi biaya-
biaya lingkungan;
6. Mendorong perubahan dalam proses untuk mengurangi penggunaan
sumber daya dan mengurangi, mendaur ulang, atau mengidentifikasi pasar
bagi limbah;
7. Meningkatkan kepedulian staf terhadap isu-isu lingkungan, kesehatan, dan
keselamatan kerja;
25
8. Meningkatkan penerimaan konsumen pada produk atau jasa perusahaan
dan sekaligus meningkatkan daya kompetitif.
2.9 Keuntungan Ekonomi dari Kegiatan Konservasi Lingkungan
Biaya sosial sering juga disebut dengan biaya atau pengeluaran tak terduga.
Padahal biaya sosial tidak selalu tidak bisa diduga. Ada banyak penelitian dalam
konsep biaya sosial, tetapi umumnya menjelaskan makna yang di tempatkan pada
biaya yang berhubungan dengan masyarakat sebagai suatu hasil dari dampak
lingkungan khusus perusahaan maupun organisasi lainnya, atau suatu entitas yang
tidak ditentukan. Mungkin memang ada biaya sosial seperti sumbangan-
sumbangan yang sifatnya benar-benar tidak terduga. Untuk menghadapi jenis-
jenis biaya sosial seperti ini, manajer dapat melakukan perkiraan berapa jumlah
batasan yang kira-kira akan dikeluarkan perusahaan mengenai kegiatan konservasi
lingkungan. Prinsipnya adalah tetap dapat membuat perkiraan (Ikhsan, 2008).
Untuk memahami perbedaan di antara biaya pribadi dan biaya sosial perlu
dilakukan ketika membahas akuntansi lingkungan (green accounting), karena
istilah-istilah umum biaya sering digunakan tidak secara konsisten yang mengacu
pada satu atau lebih dari kategori-kategori biaya. Gambar di bawah ini
menjelaskan alur biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan konservasi lingkungan.
26
Bagan 2.2
Alur Konservasi Lingkungan
Sumber : Ikhsan (2008).
2.10 Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan akuntansi lingkungan
(green accounting) di antaranya :
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No.
Nama
Peneliti
dan Tahun
Metodologi
Penelitian Hasil Penelitian
1. Dewi,
2016.
Menggunak
an metode
kualitatif
deskriptif
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah masih
banyak industri yang tidak menyadari pada
pelestarian lingkungan dan biaya, dan tidak ada
yang benar-benar menerapkan konsep akuntansi
hijau. Namun, pemilik UKM bersedia untuk
mengalokasikan biaya lingkungan jika
pemerintah membutuhkan itu.
2. Biaya konservasi lingkungan (diukur
dengan satuan rupiah)
Investasi dan biaya-biaya
berhubungan dengan pencegahan,
pengurangan, dan atau penghindaran
dampak lingkungan. Bergerak dari
kenyataan, melakukan perbaikan
yang terjadi setelah bencana dan
kegiatan lainnya.
1. Keuntungan konservasi lingkungan
(diukur dengan unik fisik)
Keuntungan diperoleh dari
pencegahan, pengurangan, dan atau
penghindaran dampak lingkungan.
Bergerak dari kenyataan,
melakukan perbaikan yang terjadi
setelah bencana dan kegiatan
lainnya.
3. Keuntungan ekonomi berhubungan dengan kegiatan konservasi
lingkungan (diukur dengan satuan rupiah)
Keuntungan terhadap laba perusahaan sebagai suatu hasil dari
kemajuan kegiatan konservasi lingkungan.
27
Lanjutan Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
No.
Nama
Peneliti
dan Tahun
Metodologi
Penelitian Hasil Penelitian
2. Utama,
2016.
Menggunakan
Metode
kualitatif
Deskriptif
Berdasarkan hasil yang didapatkan terlihat bahwa PGN
telah menerapkan akuntansi lingkungan, hal ini terlihat
pada laporan keuangan tahunan perusahaan. Informasi lain
yang didapat menunjukkan bahwa biaya lingkungan
memiliki dampak positif terhadap penerimaan dan
menunjukkan model sistem informasi akuntansi
lingkungan pada PGN.
3. Fatwadi,
2016.
Menggunakan
metode
kualitatif
deskriptif
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa RSUD Kota
Mataram telah menerapkan konsep green accounting
walaupun belum maksimal. Penelitian ini juga
menghasilkan model pelaporan berbasis green accounting
yang diharapkan mampu memberikan kepuasan semua
stakeholder.
4. Islamey,
2016.
Menggunakan
metode
kualitatif
deskriptif
Berdasarkan hasil penelitian dapat dapat diketahui bahwa
biaya-biaya pegelolaan limbah Rumah Sakit Paru Jember
terdiri atas biaya pengadaan, biaya pemeliharaan, biaya
bahan habis pakai, biaya-biaya pemeriksaan, dan biaya
pengangkutan. Rumah sakit juga telah melakukan tahapan
perlakuan akuntansi atas pengelolaan limbah yang telah
dilakukan.
Sumber : Data diolah oleh peneliti, 2018.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah tipe penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Alasan peneliti mengunakan tipe
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif karena peneliti akan mencoba
untuk menggambarkan keadaan secara obyektif yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumen-dokumen lainnya, mengenai analisis
penerapan green accounting untuk mengetahui environmental cost efficiency pada
PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan.
Pada dasarnya penelitian ini meletakkan penekanan pada subjektifitas untuk
melakukan interpretasi pada suatu persoalan yang dikajinya. Bogdan dan Taylor
(1975) mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data-data deskriptif berupa data-data tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati.
Sedangkan menurut Moleong (2009), metodelogi kualitatif adalah sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata
tertulis atau tulisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut
mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik
(utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke
29
dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari
keutuhan.
Kemudian menurut Sugiyono (2011), penelitian kualitatif merupakan metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
di mana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Data yang
dikumpulkan ialah kata-kata atau kalimat yang berasal dari hasil wawancara,
gambar, catatan di lapangan, foto, serta dokumen yang didapatkan, serta dokumen
pribadi. Metode penelitian ini dilakukan dengan kondisi yang alamiah yang
menggambarkan pada suatu fenomena yang ada dengan memaparkan data yang
didapat dengan kalimat atau kata-kata dan atau gambar.
3.2 Studi Kasus
Jenis penelitian yang akan digunakan oleh peneliti yaitu dengan pendekatan studi
kasus. Di mana peneliti akan melakukan pemeriksaan longitudional yang
mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut kasus dengan cara
yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis
informasi, dan pelaporan hasil. Diharapkan dengan menggunakan metode ini,
peneliti akan memperolah pemahaman yang mendalam terhadap objek penelitian,
yaitu mengenai analisis penerapan green accounting untuk mengetahui
environmental cost efficiency pada PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung
Bintang Lampung Selatan.
30
Menurut Bogdan dan Biklen (1982), studi kasus merupakan pengujian secara rinci
terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen
atau peristiwa tertentu. Surachmad (1982) membatasi pendekatan studi kasus
sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara
intensif dan rinci. Sementara Yin (1987) memberikan batasan yang lebih bersifat
teknis dengan penekanan pada ciri-cirinya. Berdasarkan batasan tersebut, dapat
dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi :
1. Sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen;
2. Sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas
sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan tujuan untuk
memahami berbagai kaitan yang ada.
Lebih lanjut Creswell (1998) mengemukakan beberapa karakteristik dari suatu
studi kasus yaitu : (1) Mengidentifikasi “kasus” untuk suatu studi; (2) Kasus
tersebut merupakan sebuah “sistem yang terikat” oleh waktu dan tempat; (3) Studi
kasus menggunakan berbagai sumber informasi dalam pengumpulan datanya
untuk memberikan gambaran secara terinci dan mendalam tentang respon dari
suatu peristiwa; dan (4) Menggunakan pendekatan studi kasus, peneliti akan
“menghabiskan waktu” dalam menggambarkan konteks atau setting untuk suatu
kasus. Hal ini mengisyaratkan bahwa suatu kasus dapat dikaji menjadi sebuah
objek studi (Stake, 1995).
Berdasarkan paparan di atas, dapat diungkapkan bahwa studi kasus adalah sebuah
eksplorasi dari “suatu sistem yang terikat” atau “suatu kasus/beragam kasus” yang
dari waktu ke waktu melalui pengumpulan data yang mendalam serta melibatkan
31
berbagai sumber informasi yang “kaya” dalam suatu konteks. Sistem terikat ini
diikat oleh waktu dan tempat sedangkan kasus dapat dikaji dari suatu program,
peristiwa, aktivitas, atau suatu individu. Dengan perkataan lain, studi kasus
merupakan penelitian di mana peneliti menggali suatu fenomena tertentu (kasus)
dalam suatu waktu dan kegiatan (program, event, proses, institusi atau kelompok
sosial) serta mengumpulkan informasi secara terinci dan mendalam dengan
menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama periode tertentu.
Selanjutnya John Creswell mengungkapkan bahwa apabila kita akan memilih
studi untuk suatu kasus, dapat dipilih dari beberapa program studi atau sebuah
program studi dengan menggunakan berbagai sumber informasi yang meliputi :
observasi, wawancara, materi audio-visual, dokumentasi dan laporan. Konteks
kasus dapat “mensituasikan” kasus di dalam setting-nya yang terdiri dari setting
fisik maupun setting sosial, sejarah atau setting ekonomi. Sedangkan fokus di
dalam suatu kasus dapat dilihat dari keunikannya, memerlukan suatu studi (studi
kasus intrinsik) atau dapat pula menjadi suatu isu (isu-isu) dengan menggunakan
kasus sebagai instrumen untuk menggambarkan isu tersebut (studi kasus
instrumental). Ketika suatu kasus diteliti lebih dari satu kasus hendaknya mengacu
pada studi kasus kolektif.
Menurut John Creswell, pendekatan studi kasus lebih disukai untuk penelitian
kualitatif. Seperti yang diungkapkan oleh Patton (2002), bahwa ke dalaman dan
detail suatu metode kualitatif berasal dari sejumlah kecil studi kasus. Oleh karena
itu, penelitian studi kasus membutuhkan waktu lama yang berbeda dengan disiplin
ilmu-ilmu lainnya.
32
Adapun analisis studi kasus yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan
menggunakan studi kasus kemasyarakatan (community study) yang dipusatkan
pada suatu lingkungan tetangga atau masyarakat sekitar (komunitas) perusahaan.
3.3 Penentuan Lokasi Penelitian
Penetapan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja atau berdasarkan
pertimbangan dan tujuan dari penelitian (purposive). Menurut Sugiyono (2011),
purposive atau lokasi penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tertentu dan diambil berdasarkan tujuan penelitian. Penelitian ini dilakukan di PT
Coca Cola Bottling Indonesia yang berada di alamat Jl. Ir. Sutami km 13, Desa
Sukanegara, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan.
Alasannya karena, PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung
Selatan merupakan salah satu perusahaan multinasional yang bergerak di bidang
produksi minuman ringan (soft drink) terbesar di Provinsi Lampung yang
melayani pasar Sumatera Bagian Selatan yang meliputi Lampung, Bengkulu,
Palembang, dan Bangka sehingga dapat mewakili perusahaan-perusahaan besar di
Provinsi Lampung. Kemudian PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang
Lampung Selatan berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 8 hektar di mana 70%
dari total luasan lahan dipergunakan sebagai zona produksi dan 30% lainnya
sebagai ruang terbuka hijau yang dilengkapi kanal resapan air sepanjang 2000
meter, di kawasan konservasi ini (Coca Cola Forest) terpasang titik sumur sumber
air sebagai bahan baku pembuatan produk. Selain itu, perusahaan tersebut
tentunya memiliki potensi dampak sosial yang sangat besar antara lain masalah
limbah dan lingkungan sekitar.
33
Berdasarkan laporan kegiatan CSR Lampung Plant periode 2015-2017
perusahaan juga memiliki komitmen dalam hal pengelolaan limbah dan
lingkungan yang baik setiap tahunnya dengan melaksanakan berbagai kegiatan
Corporate Social Responsibility dengan memberdayakan masyarakat zone 1 yang
mengutamakan pada 4 (empat) aspek yaitu, lingkungan, sosial, pendidikan, dan
ekonomi. Hal ini juga dibuktikan dengan berbagai penghargaan dan pemberitaan
atau liputan positif dari berbagai media di Indonesia untuk Coca Cola Forest
Lampung Plant hampir setiap tahunnya.
Sesuai dengan penjelasan di atas, maka PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung
Bintang Lampung Selatan dalam pelaksanaan kegiatan lingkungan dan sosialnya,
tentunya mengeluarkan alokasi untuk biaya pengolahan lingkungan dan
limbahnya. Artinya di sini akan mempermudah bagi peneliti untuk
mengidentifikasi bagaimana penerapan green accounting dan pengalokasian
biaya-biaya lingkungan tersebut yang menjadi bahan pengukuran efisiensi biaya
lingkungan yang dialokasikan. Sehingga dengan pengukuran ini akan memberikan
keefektifan atau tidak menjadi bahan pertimbangan perusahaan mengambil
keputusan strategis yang lebih baik dalam pengelolaan lingkungannya.
34
Bagan 3.1
Alir Proses Penelitian
Sumber : Suryanto et al., (2005).
START
Research Question
1. Informasi yang sudah
dikumpulkan
2. Informasi dan data yang
dibutuhkan
Research Design
Menentukan metode yang
dibutuhkan
Research Question
Terjawab
Research Analysis
1. Keakuratan data yang
diperoleh
2. Pengolahan data
Strategi yang cocok
Kesimpulan
Penelitian
Laporan
Data Primer :
1. Penelitian
pendahuluan
2. Penelitian
lapangan :
wawancara;
dokumentasi;
survei
lapangan.
Data Sekunder :
1. Sejarah perusahaan;
2. Struktur organisasi;
3. Peraturan
pelaksanaan green
accounting;
4. Dokumen :
Pengelolaan
limbah;
Biaya material
dari output produk
dan nonproduk;
Biaya kontrol
limbah dan emisi;
Biaya pencegahan
dan pengelolaan
lingkungan;
Program kegiatan
lingkungan sosial;
Data statistik
biaya lingkungan;
Laporan keuangan
atas biaya
lingkungan.
Pengolahan Data
Secara :
Pengolahan data
kualitatif
deskriptif
35
3.4 Jenis dan Sumber Data
Penentuan sumber data yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan
teknik purposive sampling yang dinamakan criterian based selection (Rubin,
1995). Secara bahasa purposive berarti sengaja. Sehingga purposive sampling
secara sederhana diartikan sebagai teknik pengambilan sampel secara sengaja. Di
mana peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena berdasarkan
pertimbangan atau kriteria tertentu. Dengan purposive sampling diharapkan
kriteria sampel yang diperoleh benar-benar sesuai dengan penelitian yang akan
dilakukan.
Dalam penelitian ini, ada beberapa kriteria untuk menjadi narasumber penelitian,
di antaranya : (1) Terlibat langsung dalam program Corporate Social
Responsibility atau pengelolaan limbah dan konservasi lingkungan, salah satunya
yaitu Coca Cola Forest; (2) Merupakan bagian dari masyarakat sekitar pabrik
(zone 1) yang mengangkat isu lingkungan di sekitar pabrik PT Coca Cola Bottling
Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan; (3) Merupakan bagian dari pihak
yang memiliki kepentingan untuk meredakan isu lingkungan yang bersifat negatif
bagi PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan.
Berdasarkan kriteria di atas, peneliti menentukan beberapa narasumber yang
sesuai dengan kriteria penelitian, yaitu : (1) Public Relations Manager PT Coca
Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan selaku penanggung
jawab program pengelolaan lingkungan perusahaan; (2) Tokoh lingkungan selaku
pendukung pelaksanaan program; (3) Para Petani Coca Cola Forest sebagai
perwakilan dari masyarakat di sekitar area pabrik PT Coca Cola Bottling
36
Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan yang terlibat langsung dalam
pelaksanaan program. Penentuan narasumber berdasarkan kriteria penelitian
dilakukan dengan tujuan untuk memilih informan yang dianggap mengetahui
informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk mencari
sumber data yang lengkap.
Selain berdasarkan informasi dari berbagai narasumber yang terkait, selebihnya
adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu :
1. Data Primer
Data primer merupakan data utama yang diperlukan peneliti. Data primer
dalam penelitian ini diperoleh dari lapangan penelitian, baik yang diperoleh
dari pengamatan langsung maupun wawancara kepada informan. Data
utama dalam penelitian ini berupa kata-kata dan tindakan informan serta
peristiwa-peristiwa tertentu yang berkaitan dengan permasalahan penelitian
sebagai hasil pengumpulan yang dilakukan peneliti sendiri selama berada di
lokasi penelitian. Dalam penentuan informan ditentukan secara sengaja
dikarenakan untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan tujuan dari
penelitian. Informan tersebut ditentukan dengan pertimbangan yang ada,
serta yang memiliki kedudukan yang terbaik sehingga dapat memberikan
informasi yang akurat sesuai dengan topik penelitian yang dilakukan oleh
peneliti. Pada penelitian ini, peneliti melakukan wawancara ke lokasi
perusahaan PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung
Selatan.
37
2. Data Sekunder
Merupakan data yang diperlukan untuk melengkapi data primer yang
didapat. Data sekunder bukan data yang didapat langsung oleh peneliti,
melainkan telah melalui tangan kedua dan seterusnya. Data sekunder dapat
berupa data-data tertulis seperti monografi, laporan kegiatan, notulensi
rapat, dokumen resmi, dan sebagainya yang terkait. Data sekunder adalah
data yang diperoleh dari kepustakaan dilakukan dengan mencari kerangka
referensi dan landasan teori baik dalam buku, peraturan-peraturan, maupun
sumber-sumber lainnya yang relevan. Menurut Sekaran (2009), data
sekunder adalah data yang diperoleh melalui sumber yang ada. Data
sekunder yang digunakan peneliti antara lain :
1. Sejarah perusahaan;
2. Struktur organisasi perusahaan;
3. Peraturan terkait pelaksanaan penerapan akuntansi lingkungan;
4. Dokumen mengenai pengelolaan limbah, biaya material dari output
produk dan nonproduk, biaya kontrol limbah dan emisi, biaya
pencegahan dan pengelolaan lingkungan, program kegiatan
lingkungan sosial, data statistik biaya lingkungan, dan laporan
keuangan atas biaya lingkungan.
5. Dokumen data statistik terkait biaya yang dikeluarkan perusahaan
untuk lingkungan;
6. Dokumen laporan keuangan perusahaan mengenai bagaimana
penyajian atas alokasi biaya lingkungan perusahaan;
38
3.5 Metode Pengumpulan Data
Patton (2002) menyajikan 3 (tiga) jenis data. Pertama, data yang diperoleh melalui
wawancara yang mendalam (indepth) dengan menggunakan pertanyaan open-
ended. Data yang diperoleh berupa persepsi, pendapat, perasaan, dan
pengetahuan. Kedua adalah data yang diperoleh melalui pengamatan
(observation). Data yang diperoleh berupa gambaran yang ada di lapangan dalam
bentuk sikap, tindakan, pembicaraan, interaksi interpersonal, dan lain-lain. Ketiga
adalah dokumen, dokumen berupa material yang tertulis yang tersimpan.
Dokumen dapat berupa memorabilia atau korespondensi. Ada juga dokumen yang
berupa audiovisual. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dapat meliputi
sebagai berikut :
a. Pengamatan (Observation)
Proses obervasi dimulai dengan mengidentifikasi tempat yang hendak
diteliti. Setelah tempat penelitian diidentifikasi, dilanjutkan dengan
membuat pemetaan, sehingga diperoleh gambaran umum tentang sasaran
penelitian. Kemudian peneliti mengidentifikasi siapa yang akan diobservasi,
kapan, berapa lama, dan bagaimana. Lantas peneliti menetapkan dan men-
design cara merekam wawancara tersebut. Wawancara yang sudah direkam
harus dijaga dan di tempatkan di tempat yang baik, sehingga kualitas suara
partisipan tetap terjamin, karena intinya akan diputar kembali dan didengar
berkali-kali untuk dianalisis (Raco, 2010). Nasution (2003) menyatakan
bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya
dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang
diperoleh melalui observasi.
39
Peneliti melakukan observasi berarti peneliti secara langsung melakukan
pengamatan terhadap segala aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan
pengelolaan lingkungan dan limbah serta penerapan akuntansi lingkungan
(green accounting) pada PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang
Lampung Selatan. Data-data yang dihasilkan dari wawancara maupun
dokumentasi nantinya akan dicocokkan dengan observasi. Sehingga data-
data yang didapat dari wawancara maupun dokumentasi nantinya bisa
mendukung ketika observasi dilakukan peneliti.
b. Wawancara (Interview)
Teknik wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu.
Menurut Stainback (1998) menyatakan bahwa, interviewing provide the
resercher a means to gain a deeper understanding of how the perticipant
interpret a situation or phenomenon than can be gained through
observation alone. Jadi dengan wawancara, maka akan mengetahui hal-hal
yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi
dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui
observasi. Dalam penelitian ini teknik wawancara dilakukan dengan
wawancara terstruktur (structured interview) dengan menggunakan panduan
wawancara yang setiap informan diberi pertanyaan yang sama sesuai
dengan panduan wawancara tersebut. Informan yang diwawancarai adalah
orang yang memiliki keterkaitan dengan penerapan green accounting,
pengelolaan lingkungan, dan limbah di PT Coca Cola Bottling Indonesia
Tanjung Bintang Lampung Selatan. Proses wawancara dilakukan terhadap
Public Relations Manager atau bagian penanggung jawab pengelolaan
40
lingkungan, limbah, dan sosial perusahaan, Farmer Leader atau Ketua
Petani di PT Coca Cola Forest, karyawan perusahaan, dan konsumen atau
warga sekitar perusahaan (zone 1).
c. Dokumentasi (Documentation)
Menurut Arikunto (2006), dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan
data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, notulen, rapot, agenda, dan sebagainya. Sedangkan menurut
Sugiyono (2011), metode pengumpulan data dengan dokumentasi adalah
mengadakan penelitian yang bersumber pada dokumen atau barang-barang
tertulis dan pengumpulan data melalui dokumen akan memperkuat
kredibilitas hasil penelitian dari wawancara. Di dalam pelaksanaanya,
peneliti menggunakan beberapa dokumen seperti dokumen mengenai
pengelolaan limbah, biaya material dari output produk dan nonproduk,
biaya kontrol limbah dan emisi, biaya pencegahan dan pengelolaan
lingkungan, program kegiatan lingkungan sosial, data statistik biaya
lingkungan, laporan keuangan atas biaya lingkungan yang bersumber dari
tempat penelitian yaitu pada PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung
Bintang Lampung Selatan.
Dokumen tersebut juga ada di antaranya berupa gambaran umum
perusahaan, peraturan terkait penerapan akuntansi lingkungan (green
accounting), data terkait biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
lingkungan seperti pengelolaan limbah, biaya material dari output produk
dan nonproduk, biaya kontrol limbah dan emisi, biaya pencegahan dan
41
pengelolaan lingkungan, data statistik biaya lingkungan, laporan keuangan
atas biaya lingkungan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan. Studi
literatur dengan membaca dan memahami buku-buku terkait juga termasuk
dalam metode dokumentasi ini.
3.6 Metode Analisis Data
Analisis data di sini berarti mengatur secara sistematis bahan hasil wawancara dan
observasi, menafsirkannya, dan menghasilkan suatu pemikiran, pendapat, teori
atau gagasan yang baru. Inilah yang disebut hasil temuan atau findings. Findings
dalam analisis kualitatif berarti mencari dan menemukan tema, pola, konsep,
insights, dan understanding. Semuanya diringkas dengan istilah “penegasan yang
memiliki arti” (statements of meanings) (Raco, 2010).
Miles dan Huberman (1992), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Serangkaian prosedur analisis data
dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang komponen melalui
serangkaian proses sistematis. Prosedur analisis data dalam penelitian ini meliputi
berikut ini :
1. Koleksi Data
Koleksi data merupakan tahapan dalam proses penelitian yang penting,
karena hanya dengan mendapatkan data yang tepat maka proses penelitian
akan berlangsung sampai peneliti mendapatkan jawaban dari perumusan
masalah yang sudah ditetapkan. Data yang kita cari harus sesuai dengan
42
tujuan penelitian. Hal yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan dan
menganalisa data yang telah diperoleh yaitu dari proses identifikasi,
pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan dengan cara
membandingkan antara hasil wawancara dengan data dokumentasi
perusahaan yang berupa data pengelolaan limbah, biaya material dari output
produk dan nonproduk, biaya kontrol limbah dan emisi, biaya pencegahan
pengelolaan lingkungan, program kegiatan lingkungan sosial, data statistik
biaya lingkungan, laporan keuangan atas biaya lingkungan dan pedoman
kebijakan perusahaan untuk pengelolaan limbahnya.
Data yang diperoleh dari wawancara, observasi, maupun analisis dokumen
diverifikasi melalui perbandingan antara data yang diperoleh dengan
metode-metode tersebut. Tujuan dilakukan langkah ini adalah untuk
mengetahui dan memastikan apa saja biaya lingkungan yang dikeluarkan
oleh perusahaan dan bagaimana nilai efisiensi atas alokasi penggunaan
biaya lingkungan (environmental cost) tersebut untuk pengelolaan limbah
menyangkut identifikasi, pengakuan, pengukuran, penyajian, dan
pengungkapannya di laporan keuangan perusahaan.
2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasi data sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan
finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Reduksi data atau proses
transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai laporan
43
akhir lengkap tersusun. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup
banyak, kompleks, dan rumit. Untuk itu perlu dicatat secara rinci dan teliti.
Kemudian segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.
3. Penyajian Data
Miles dan Huberman (1992), menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kulitatif adalah dengan
teks yang bersifat naratif. Melalui penyajian data maka akan memudahkan
untuk memahami apa yang terjadi di lapangan pada saat pengumpulan data
yang dilakukan oleh peneliti untuk merencanakan kerja selanjutnya. Dalam
penelitian kualitatif ini, penyajian data diwujudkan dalam bentuk uraian
singkat atau teks naratif selain itu dapat berupa grafik, matriks, network
(jaringan kerja), gambar, dan bagan.
4. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Hubberman (1992) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi, yaitu
menyiapkan dari temuan-temuan penelitian untuk dijadikan suatu
kesimpulan penelitian. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat
yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti
yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan, mengumpulkan
data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
44
kredibel. Oleh karena itu, kesimpulan harus diverifikasi selama penelitian
berlangsung.
Kesimpulan ini adalah atas hasil pembahasan tentang penerapan akuntansi
lingkungan (green accounting) pada PT Coca Cola Bottling Indonesia
Tanjung Bintang Lampung Selatan untuk mengetahui seberapa besar nilai
efisiensi dari alokasi biaya lingkungan dan pengelolaan limbah perusahaan
yang dihasilkan dari aktivitas bisnis perusahaan. Apabila hasil analisa masih
banyak perbedaan-perbedaan dengan standar akuntansi lingkungan (green
accounting) dan undang-undang yang ada, belum optimalnya nilai efisiensi
dari biaya lingkungan (environmental cost) yang digunakan untuk
pengelolaan limbah, maka peneliti akan memberikan saran atau masukkan
yang diperlukan.
Tujuan dilakukan langkah ini adalah untuk membantu memberi informasi
kepada perusahaan beberapa pilihan untuk lebih mengembangkan praktik
penerapan akuntansi lingkungan (green accounting) di perusahaan tersebut
sesuai dengan standar dan undang-undang yang mendukung pada saat ini
kemudian memberikan informasi terkait alokasi penggunaan biaya
lingkungan (environmental cost) agar menghasilkan nilai efisiensi biaya
lingkungan yang lebih optimal dan efektif.
3.7 Teknik Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan aspek standar validitas dan reliabilitas dari data yang
diperoleh. Reliabilitas dapat dilakukan dengan melakukan atau menerapkan
prosedur yang akan ditetapkan (Kirk dan Miller, 1986). Sedangkan derajat
45
kepercayaan atau kebenaran suatu penilaian akan ditentukan oleh standar apa
yang digunakan. Sugiyono (2011), dalam penelitian kualitatif data dapat
dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti
dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan beberapa kriteria yang diungkapkan oleh Moleong
(2009) dalam pemeriksaan data, yaitu :
a. Teknik Pemeriksaan Kredibilitas Data (Credibility)
Kriteria ini berfungsi : pertama, melaksanakan inkuiri sedemikian rupa
sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai. Kedua,
mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan
pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti. Pada
teknik ini kriteria derajat kepercayaan diperiksa dengan beberapa teknik
pemeriksaan, yaitu :
1) Triangulasi
Menurut Wiliam Wiersma dalam Sugiyono (2007), “Triangulation is
qualitative cross-validation. It asseses the sufficiency of the data
according to the convergence of multiple data source or multiple data
collection procedures.” Sedangkan menurut Moleong (2005), bahwa
triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui
sumber lainnya.
46
Tringulasi berupaya untuk mengecek kebenaran data dan
membandingkan dengan data yang diperoleh dengan sumber lainnya.
Menurut Denzim dan Licoln (2009), membedakan empat macam
triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yamg memanfaatkan
penggunaan yaitu, triangulasi sumber, metode, penyidik, dan teori.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengecekan data melalui
beberapa sumber lain dengan melakukan wawancara ke beberapa
informan yakni Public Relations Manager atau bagian pengelolaan
lingkungan dan limbah perusahaan, Farmer Leader atau Ketua Petani
di Coca Cola Forest, Karyawan Perusahaan, dan konsumen atau
warga sekitar perusahaan. Selain itu peneliti melakukan triangulasi
dengan membandingkan data yang diperoleh melalui sumber
wawancara, observasi di lapangan, dan dokumentasi. Kemudian data
yang diperoleh dari beberapa sumber tersebut dideskripsikan,
dikategorikan, dan akhirnya diminta kesepakatan (member check)
untuk mendapatkan kesimpulan.
2) Kecukupan Referensial
Kecukupan referensial adalah mengumpulkan berbagai bahan-bahan,
catatan-catatan, atau rekaman-rekaman yang dapat digunakan sebagai
referensi dan patokan untuk menguji sewaktu diadakan analisis dan
penafsiran data. Metode kecukupan referensial pada penelitian ini
dilakukan dengan mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan
penelitian, baik melalui dokumen, catatan, foto, dan rekaman yang
digunakan untuk mendukung analisis dan penafsiran data.
47
b. Teknik Pemeriksaan Keteralihan Data (Transferability)
Teknik ini dilakukan dengan menggunakan uraian rinci, yaitu dengan
melaporkan hasil penelitian seteliti dan secermat mungkin yang
menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan. Derajat
keteralihan dapat dicapai lewat uraian yang cermat, rinci, tebal, atau
mendalam serta adanya kesamaan konteks antara pengirim dan penerima.
Upaya untuk memenuhi hal tersebut, peneliti melakukannya melalui
tabulasi data (terlampir) serta disajikan oleh peneliti dalam hasil dan
pembahasan.
c. Teknik Pemeriksaan Kebergantungan (Dependability)
Kebergantungan merupakan substitusi reliabilitas dalam penelitian
nonkualitatif. Dalam penelitian kualitatif, uji kebergantungan dilakukan
dengan melakukan pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian.
Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi
bisa memberikan data. Peneliti seperti ini perlu diuji dependability-nya.
Mengecek apakah hasil penelitian ini benar atau tidak dilakukan baik itu
proses mendapatkan data, dan proses analisis yang dilakukan, maka peneliti
selalu mendiskusikannya dengan pembimbing.
d. Kepastian Data (Confirmability)
Penelitian kualitatif uji kepastian data, menguji kepastian (comfirmability)
berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang ada dalam
penelitian, jangan sampai proses tidak ada tetapi hasilnya ada. Proses
penelitian dengan mengumpulkan data di lapangan baik itu data pada saat
48
wawancara, data berupa dokumen, rekaman, dan foto. Derajat ini dapat
dicapai melalui audit atau pemeriksaan yang cermat terhadap seluruh
komponen dan proses penelitian serta hasil penelitiannya dan dilakukan
oleh pengujian hasil penelitian adalah pembimbing skripsi.
Pada penelitian ini, peneliti memakai teknik pemeriksaan menggunakan teknik
triangulasi dengan membandingkan data yang diperoleh melalui sumber
wawancara, observasi di lapangan, dan dokumentasi mengenai proses penerapan
green accounting untuk mengetahui environmental cost efficiency. Selanjutnya
yang perlu dilakukan adalah bagaimana mendesain proses triangulasi untuk
meyakinkan data tersebut. Proses triangulasi perlu dirancang dengan paradigma
yang benar sebagaimana filosofis triangulasi dilahirkan. Proses tersebut dapat
dilihat pada bagan berikut :
Bagan 3.2
Paradigma Proses Triangulasi
Sumber : Bachtiar, (2010).
Planning Triangulation
Communication Results
Conducting Triangulation
49
Tabel 3.1
Rincian Paradigma Proses Triangulasi
Which part of the process? What steps are involved?
Planning Triangulation
Identify key question
Ensure question is answerable/actionable
Identify sources and gather background
information
Refine research question (as needed)
Conducting Triangulation
Gather data/reports
Observations from individual data sets
Note trends across data sets and develop
hypoteses
Check hypoteses and identify additional data
to be captured
Summarize findings and draw conclusion
Communicating Results Present result and recommendations
Outline next steps based on findings
Sumber : Bachtiar, (2010).
Keberhasilan untuk mendapatkan kesimpulan penelitian yang tepat, sangat
dipengaruhi oleh keabsahan data yang diperoleh. Oleh karena itu, triangulasi
sangat diperlukan untuk meyakinkan validitas data. Triangulasi merupakan
metode sintesa data terhadap kebenarannya dengan menggunakan metode
mengumpulkan data yang lain atau paradigma triangulasi. Data yang dinyatakan
valid melalui triangulasi akan memberikan keyakinan terhadap peneliti tentang
keabsahan datanya, sehingga tidak ragu dalam pengambilan keputusan terhadap
penelitian yang dilakukan.
123
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Pelaksanaan konsep green accounting PT Coca Cola Bottling Indonesia
Tanjung Bintang Lampung Selatan menjadi suatu alat untuk menilai alokasi
biaya lingkungan dan sosial yang lebih efektif dan efisien yang dapat
menjadi informasi untuk pengambilan keputusan bagi manajer agar
perusahaan memperoleh feed back yang menghasilkan economic benefit
atau value added terhadap kelangsungan bisnis perusahaan. Kemudian
dalam pelaksanaannya green accounting perlu dipublikasikan kepada semua
pihak yang berkepentingan.
2. PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan telah
melaksanakan konsep green accounting untuk meminimalisir dampak
negatif yang ditimbulkan dari aktivitas operasionalnya. Meskipun demikian
biaya yang dikeluarkan belum diidentifikasi dan dikelompokkan secara
tepat sesuai kategori biaya lingkungannya. Biaya-biaya tersebut masih
bercampur dengan biaya-biaya jenis lainnya dalam akun sejenis sehingga
stakeholder kesulitan dalam mengidentifikasi biaya lingkungan yang telah
dikeluarkan oleh PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang
Lampung Selatan dalam satu periode tertentu.
124
3. Implementasi konsep green accounting dalam perspektif semua partisipan
eksternal menunjukkan bahwa PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung
Bintang Lampung Selatan telah melaksanakan konsep tersebut dengan baik
yang dilihat dari berbagai program CSR dan pengelolaan limbah perusahaan
yang telah dilaksanakan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan
perusahaan itu sendiri. Meskipun demikian, partisipan mengharapkan agar
pihak perusahaan terus konsisten dan komitemen dalam meningkatkan
komunikasi dan pemberdayaan dengan masyarakat sekitar.
4. Pelaporan CSR berbasis green accounting merupakan salah satu sarana
yang dapat digunakan untuk tujuan tersebut. Melalui laporan tersebut, PT
Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan dapat
menjelaskan biaya lingkungan yang telah dikeluarkan selama satu tahun,
keuntungan konservasi, dan manfaat ekonomi serta mewujudkan potensi
peningkatan kinerja dan pelindungan lingkungan serta reputasi perusahaan
dari kegiatan konservasi lingkungan. Dari hasil penelitian bahwa perusahaan
telah mengalokasikan biaya lingkungan secara efisien. Di mana efisiensi
atau penghematan biaya tersebut dialokasikan untuk peningkatan kualitas
program CSR perusahaan. Selain itu, pelaksanaan CSR yang berpedoman
pada ISO 26000 juga dapat dilaporkan. Pelaporan ini diharapkan mampu
menjamin kesejahteraan kepentingan semua stakeholder dan mampu
membuat perusahaan semakin legitimate sesuai dengan stakeholder dan
legimacy theory.
125
5. PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan
melaksanakan program pengelolaan daur ulang limbah sampah atau
program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) bersama warga Zone 1 dengan
memanfaatkan potensi nilai ekonomis dari hasil daur ulang sampah daun
yang dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk komopos yang bisa diberdayakan
untuk tanaman di Coca Cola Forest tanpa harus membeli pupuk dari pihak
luar sehingga meringankan dan menghemat biaya pengeluaran untuk pupuk
yang tentunya biaya tersebut bisa dialokasikan kepengeluaran yang lain.
Manfaat yang diperoleh dari perusahaan adalah peningkatan citra
perusahaan, kualitas lingkungan, pendapatan, dan efisiensi biaya lingkungan
sedangkan bagi masyarakat (zone 1) adalah peningkatan pendapatan
secaramandiri, keterampilan, dan lingkungan tidak tercemar. Kemudian
pemanfaatan botol bekas yang diolah menjadi barang jadi seperti pot
tanaman yang tentunya menambah nilai ekonomis yang lebih besar
dibandingkan dijual dengan hasil limbah sampah utuh.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan peneliti dalam penyusunan skripsi ini adalah :
1. Terbatasnya perolehan data yang dapat diakses oleh peneliti karena seperti
data laporan keuangan perusahaan serta nominalnya karena privasi PT Coca
Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung Selatan.
126
5.3 Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka peneliti memberikan beberapa saran,
yaitu:
1. Diharapkan PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung
Selatan dalam penerapan konsep green accouting harus sesuai dengan
standar dan format yang terperinci yaitu dengan diidentifikasi dan
dikelompokkan secara tepat sesuai dengan kategori biaya agar dalam
pelaporan biaya lingkungannya mudah untuk dipahami oleh pihak
manajemen dan stakeholder sebagai suatu langkah pengambilan keputusan
yang berkaitan dengan isu lingkungan.
2. Diharapkan PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung
Selatan membuat analisis mengenai efisiensi biaya lingkungan untuk dapat
melihat alokasi biaya yang terbaik dan agar dapat mempermudah melihat
potensi ekonomis yang diperoleh dari proses kegiatan lingkungan yang
dilaksanakan.
3. Diharapkan PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung
Selatan agar dapat merinci semua alokasi biaya secara lebih komplek dan
memisahkan setiap elemen biaya lingkungan berdasarkan kategori biaya
operasioanal dan nonoperasional serta mengukur persentase alokasi biaya
lingkungan yang dikeluarkan dengan biaya operasional dan nonoperasional
perusahaan sehingga terlihat berapa besar alokasi biaya lingkungan yang
dikeluarkan untuk masing-masing jenis biaya lingkungan tersebut
berdasarkan jenis biaya operasional atau nonoperasional.
127
4. Diharapkan PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung
Selatan memaksimalkan potensi ekonomis dari pengelolaan daur ulang
sampah melalui program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) bersama masyarakat,
agar bukan hanya perusahaan yang dapat menikmati potensi ekonomis dan
tetapi warga juga dapat berkarya dan terampil dalam proses pengelolaan
limbah sampah menjadi barang yang bermanfaat dan berpotensi ekonomis
yang baik serta menciptakan efisiensi biaya lingkungan yang lebih baik dari
kualitas pengelolaan limbah sampah yang baik.
5. Diharapkan PT Coca Cola Bottling Indonesia Tanjung Bintang Lampung
Selatan mengungkapkan pelaporan biaya lingkungannya kepada publik agar
menjadi sumber informasi bagi para stakeholder dan menciptakan
transparansi dalam alokasinya biaya lingkungannya.
6. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar menambah jumlah perusahaan
yang diteliti agar kinerja lingkungan antarperusahan dapat dibandingkan.
7. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar mengembakan isu akuntansi
lingkungan yang lebih variatif agar mendapatkan ide penelitian yang lebih
kreatif.
8. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya menambah jumlah variabel penelitian
yang diteliti dari setiap perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
A Chariri dan Imam Ghozali. 2007. Teori Akuntansi. Semarang : Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Almilia, Luciana Spica, dan Wijayanto, Dwi. 2007. Pengaruh
Environmental Performance dan Environmental Disclosure
Terhadap Economic Performance. Proceedings The 1st Accounting
Conference. Depok, 7-9 November 2007.
Arikunto S. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto S. 2006. Metodelogi Penelitian. Yogyakarta : Bina Aksara.
Asmaranti Yuztitya dan Lindrianasari. 2014. Comparation of Greenhouse
Gas Emission Disclosure Before and After Enactment of the
Indonesia Act No. 17 of 2004. Issues in Social & Environmental
Accounting. Vol. 8, No. 4, Pages : 225-234.
Bachtiar, S. Bachri. 2010. Jurnal Kurikulum Teknologi Pendidikan.
Universitas Negeri Surabaya. Vol. 10 No.1, Pages : 40-46.
Bell, F. dan Lehman, G. 1999. Recent Trends in Environment Accounting:
How Green Are Your Account. Accounting Forum.
Bogdan dan Taylor, 1975 dalam J. Moleong, Lexy. 1989. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung : Remadja Karya.
Bogdan, Robert C. dan Biklen Kopp Sari, 1982, Qualitative Research for
Education: An Introduction to Theory and Methods. Allyn and
Bacon, Inc. : Boston London.
Cohen, N., dan P. Robbins. 2011. Green Business : An A-to-Z Guide.
Thousand Oaks. California : SAGE Publications Inc.
Creswell, J. 1998. Qualitative Inquiry and Research Design. Choosing
Among Five Traditions. Sage Pub.
De Beer, P., dan F. Friend. 2005. Environmental Accounting : A
Management Tool for Enhancing Corporate Environmental and
Economic Performance, Ecological Economics 58 (2006) Pages :
548-560.
Deegan, C. and Rankin, M. 1996. Do Australian companies report
environmental news objectively? Accounting, Auditing and
Accountability Journal, Vol. 9 No. 2, Pages : 50-67.
Denzin & Lincoln. 2009. Handbook of Qualitative Research. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Dewi, Santi Rahma. 2016. Pemahaman dan Kepedulian Penerapan Green
Accounting: Studi Kasus Ukm Tahu di Sidoarjo. Sidoharjo :
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Sidoharjo.
Dokumen Profil Perusahaan PT Coca Cola Bottling Indonesia. 2018.
Estianto, Genzha Barcelona Dan Purwanugraha, Andre. 2014. “Analisis
Biaya Lingkungan Pada RSUD Dr. Moewardi Surakarta”.
Yogyakarta : Universitas Atma Jaya.
Farah Dina, Lindriansari, dan Yuztitya Asmaranti. 2016. Environmental
Management Activity toward Financial Performance in Indonesian
Mining Companies. International Journal of Environment and
Sustainability. Vol. 5, No. 1, Pages : 76-85.
Fatwadi, Lilik Handajani, dan Nur Fitriah. 2016. Voluntary Report
Berbasis Green Accounting (Studi pada RSUD Kota Mataram).
Malang: Jurnal Akuntansi Multiparadigma (JAMAL). Vol. 7, No.
3, Pages : 370-387.
Gray, R., Kouhy, R. and Lavers S. 1995. Corporate Social and
Environmental Reporting: A Review of the Literature and a
Longitudinal Study of UK Disclosure. Accounting, Auditing &
Accountability Journal. Vol. 8, Pages : 47-77.
Haninun, Lindrianasari, dan Angrita Denziana. 2018. The effect of
environmental performance and disclosure on financial
performance. International Journal of Trade and Global Markets.
Inderscience Publishers (IEL). Vol. 11, Pages : 138-148.
Hansen, Don R. Mowen, Maryanne M. 2009. Manajerial Accounting:
Akuntansi Manajemen, 8th. Jakarta : Salemba Empat.
Hansen dan Mowen. 2005. Management Accounting (Buku 2). Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
Hidayati Nuur N., dan Murni Sari. 2009. Pengaruh Pengungkapan CSR
Terhadap Earning Responses Coefficient pada Perusahaan High
Profit. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, No. 2 (1), Pages : 1-8.
Idris. 2012. Akuntansi Lingkungan Sebagai Instrumen Pengungkapan
Tanggung Jawab Perusahaan Terhadap Lingkungan di Era Green
Market. Universitas Negeri Padang/ idris_unp@yahoo.co.id.
Ikhsan, Arfan. 2008. Akuntansi Lingkungan dan Pengungkapannya. Graha
Ilmu, Jakarta.
Ikhsan, Arfan. 2009. Akuntansi Manajemen Lingkungan. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
International Federation of Accountants (IFAC). 2005. International
Guidance Document : Environmental Management Accounting.
New York, USA.
Islamey, Fika Erisya. 2016. Perlakuan Akuntansi Lingkungan Terhadap
Pengelolaan Limbah pada Limbah pada Rumah Sakit Paru Jember.
Jember : Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Jember. Juli 2016.
Kirk, J. & Miller, M. L. 1986. Reliability and Validity in Qualitative Research,
Beverly Hills, CA, Sage Publications.
Komar, Seful. 2004. Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial (Social
Responsibility Accounting) dan Korelasinya dengan Akuntansi
Islam. Media Akuntansi. Edisi 42/Tahun XI, Pages : 54-58.
Kuznetsov, A. dan Kuznetsova, O. 2008. Gaining Competitiveness
Through Trust: The Experience of Russia. European Journal of
International Management, No. 2 (1), Pages : 22-38.
Kusumaningtias, Rohmawati. 2013. Green Accounting, Mengapa Dan
Bagaimana? Surakarta : Proceeding Seminar Nasional dan Call
For Papers Sancall Universitas Negeri Surabaya.
Laporan Corporate Social Responsibility Periode Kegiatan 2016-2017 PT
Coca Cola Bottling Indonesia Lampung Plant.
Lindrianasari. 2017. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kinerja
Lingkungan Perusahaan di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Bisnis.
Vol. 8, No.1, Pages : 159-172.
Luttu, A. 2013. Pengertian Akuntansi Lingkungan. Diunduh tanggal 22
Maret 2018. https://www.scribd.com.
Miles, B. Mathew dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif
Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. Jakarta : UIP.
Lexy J. Moleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Lexy J. Moleong. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. (Edisi Revisi).
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Munn. 1999. A System View of Accounting for Waste, First Edition.
Nixxon and Schinitte Universiteitt Press. Bonn.
Nasution. 2003. Metode Research. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Patton, M. Q. 2002. Qualitative Research and Evaluation Methods. 3rd
ed. Sage Pub.
Raco, J.R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Jenis Karakteristik dan
Keunggulanya. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Rubin, I.M., Kolb, D.A., and Osland, J. S. 1995. The Organization
Behaviour Reader. 6th Ed. New Jersey : Prantice Hall.
Rustiarini, Niwayan. 2011. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham pada
Pengungkapan Corporate Social Responsibility. Jurnal Akuntansi
dan Bisnis, Vol. 1, Pages : 89-90.
Sahlan, Asmaun, dan Angga Teguh Prasetyo. 2012. Desain Pembelajaran
Berbasis Pendidikan Karakter. Yogyakarta : Arruz Media.
Sari Susiana, Sudjana Nengah, Azizah D.F. 2013. Penerapan Akuntansi
Lingkungan untuk Mengoptimalkan Tanggung Jawab Industri
Gula. Malang : Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 2, Pages :
152-161.
Sarumpaet, Susi. 2016. The manager’s decision in acknowledging and
disclosing environmental liability & 58; A Behavioral Model.
Journal of Economics, Business & Accountancy. Vol. 19, Pages :
191-204.
Sarumpaet Susi, Nelwan M.L., Dewi D.N. 2017. The value relevance of
environmental performance : evidence from Indonesia. Social
Responsibility Journal. Vol. 13, Pages : 817-827.
Sekaran, Uma. 2009. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Buku 1.
Jakarta: Salemba Empat.
Sudarno, 2008. Akuntansi Lingkungan Sebagai Alat Manajemen Bisnis.
Jurnal Akuntansi Universitas Jember. Vol. 5 No.1, Pages : 92-96.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Alfabeta.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Alfabeta.
Suryanto Ari Doddy dan Susilowati Diana. 2005. Kajian Potensi
Ekonomis dengan Penerapan 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle)
pada Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kota Depok.
Proceeding, Seminar Nasional PESAT.
Susan Stainback and William Stainback. 1998. Understanding &
Conducting Qualitative Research. Kendall/Hunt Publishing
Company, Dubuque, Iowa.
Stigler, G. 1971. The Theory of Economic Regulation. Bell Journal of
Economics and Management Science 3. Chicago : Rand
Corporation.
Stake, R.E. 1995. The Art of Case Study Research. Thousand Oaks, CA :
Sage Publications.
Tilling, M. V. 2004. Refinements to Legitimacy Theory in Social and
Environmental Accounting. Commerce Researce Paper Series No.
04-06. Diambil kembali pada 28 Februari 2018.
Utama, Anak Agung Gde Satia. 2016. Akuntansi Lingkungan Sebagai
Suatu Sistem Informasi: Studi pada Perusahaan Gas Negara
(PGN). Departemen Akuntansi Universitas Airlangga : Jurnal
Bisnis dan Manajemen. Vol. 6 (1), Pages : 89-100.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah.
William R. Scott. 2009. Financial Accounting Theory. Fifth Eition.
Pearson Prentice Hall : Toronto.
Yin, R.K. 1987. Case Study Research : Design and Methods. Beverly
Hills, CA : Sage Publication.
www.coca-colaamatil.co.id
Recommended