View
36
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
Study Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 1
PERTEMUAN KE ENAM – STUDI KELAYAKAN BISNIS
ANALISIS ASPEK PEMASARAN
Jonggi Parlindungan.BBA.CFA.SE.MM
A. Definisi Pemasaran
Philip Kotler dan Paul N Bloom (Jonggi Parlindungan, 1997, hlm 14*)
memberikan pengertian pemasaran sebagai berikut : Pemasaran adalah analisis,
perencanaan, implementasi dan pengendalian atas program yang dirancang
dengan cermat untuk menciptakan pertukaran nilai yang dilakukan secara
sukarela dengan pasar sasaran demi tercapainya tujuan - tujuan organisasi.
Pemasaran itu sangat mengandalkan pada perancangan penawaran organisasi
dilihat dari segi kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penggunaan
penetapan harga, komunikasi, distribusi yang efektif untuk menginformasikan,
memotivasi dan melayani pasar tersebut.
B. Analisis Kelayakan Bisnis Aspek Pemasaran
Pengkajian aspek pasar berfungsi menghubungkan manajemen suatu
organisasi dengan pasar yang bersangkutan melalui informasi. Dengan perolehan
informasi tersebut memungkinkan menjadi lebih mengenal pasar terutama ketika
diikuti dengan keputusan pencipataan produk dan pengenalan produk ke pasar.
Dengan kata lain kebutuhan informasi yang terukur dapat tersediakan dan
dampak lebih jauh keputusan dan yang dibuat menjadi lebih kuat serta sistimatis
untuk jangka panjang.
Sebagai contoh : McDonalds Indonesia berusaha mengali informasi
yang luas mengenai kesukaan rasa masyarakat Indonesia, maka perusahaan
Study Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 2
tersebut mengeluarkan produk seperti burger dengan rasa saus sate (Juli 2016)
dan beberapa produk dengan tambahan nasi (berbeda dengan McDonalds negara
lain yang mengunakan kentang).
Gambar : Sumber Data Pada Pengkajian Aspek Pasar
Ada istilah yang berlaku di kalangan pebisnis (wirausahawan) bahwa dari seribu kali mendengar
maka lebih baik datang dan melihat langsung apa sebenarnya yang terjadi. Artinya seorang
pebisnis dididik bisa memahami dan mengerti pasar langsung ke akar masalahnya yaitu
langsung terjun kepasar.
SUMBER DATA
CATATAN
INTERNAL
SUMBER
EKSTERNAL
Pemerintah
Asosiasi bisnis &
usaha
Penerbitan
Swasta
Studi dan Sensus
DATA
PRIMER
Survey Pasar
Penelitian
Eksperiman
DATA SEKUNDER
Umpan Balik
Informasi Biaya
Laporan Distributor
Umpan Balik
Kegiatan pemasaran
Study Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 3
Gambar : Proses Pengkajian Aspek Pasar
C. Marketing Environment / Lingkungan Pemasaran
Lingkungan Pemasaran (Marketing Environement) adalah suatu perubahan
terdiri dari para pelaku dan kekuatan - kekuatan di luar pemasaran yang mempengaruhi
kemampuan manajemen pemasaran untuk mengembangkan dan memelihara hubungan yang
sukses dengan pelanggan sasarannya.
Secara umum Lingkungan Pemasaran ada 2 (dua) yaitu :
a. LINGKUNGAN MIKRO -> kekuatan - kekuatan yang dekat mempengaruhi kemampuan
melayani pelanggan, perusahaan, pemasok, perusahaan jalur pemasaran, pasar
pelanggan, pesaing dan masyarakat.
b. LINGKUNGAN MAKRO -> kekuatan sosial yang lebih besar yang mempengaruhi
lingkungan mikro - kekuatan demografis, ekonomi, alam, tekhnologi, politik dan budaya.
1.MENILAI
SITUASI
2. PROGRAM
PENGKAJIAN
3. MENGUMPULKAN
DATA dan INFORMASI
4.ANALISIS dan
PERAMALAN
a.Memahami
Enviroment Pasar.
b. Indentifikasi
Kesempatan.
c.Indentifikasi
hambatan.
a.Menentukan
lingkup usaha.
b.Merencanakan
pangsa pasar
c.Posisi
menghadapi
persaingan
a.Data Primer
b.Data Sekunder
c.Sumber Internal
d.Survei Pasar
a.Metode
analisis dan
peramalan
b.Proyeksi
kecendrungan
Study Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 4
Keterangan GAMBAR : ORGANISASI dan LINGKUNGANNYA
Pemilik, Karyawan, Lingkungan fisik, Dewan direksi dan budaya adalah LINGKUNGAN INTERNAL
Kompetitor, Pembuat aturan, Partner strategis, Pemasok dan Konsumen adalah LINGKUNGAN TUGAS
Dimensi INTERNASIONAL, Dimensi Politik hukum, Dimensi Sosial budaya, Dimensi Ekonomi, dan
Dimensi Teknologi adalah LINGKUNGAN UMUM
LINGKUNGAN TUGAS dan LINGKUNGAN UMUM merupakan LINGKUNGAN EKSTERNAL
D. Hukum Permintaan Dan Penawaran
HUKUM PERMINTAAN (Demand) adalah ketika jumlah atau quantity yang ditawarkan
terjadi peningkatan maka harga akan terjadi penurunan. Adapun HUKUM PENAWARAN
(Supply) menyatakan bahwa apabila harga suatu komoditas naik maka jumlah komoditas
yang ditawarkan akan meningkat, dengan catatan biaya variabel tetap.
Study Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 5
GAMBAR : Pergerakan Permintaan (Demand) dari Do Ke Penurunan D1, dan Kenaikan yaitu D2
Pada contoh gambar diatas terjadi perubahan pergerakan dari permintaan yang
menurun menjadi permintaan yang meningkat. Dalam pergerakan naik dan turun ini sangat
dipengaruhi oleh faktor quantity (jumlah) barang yang tersedeia di pasar, yaitu ketika jumlah
barang tersedia melimpah, maka harga cengkeh terjadi penurunan.
Namun jika informasi bahwa komoditi cengkeh ditemukan anti virus yang bisa
menyembuhkan sejenis penyakit langka dan termasuk bisa menjaga kesegaran cengkeh maka
memungkinkan permintaan (demand) cengkeh di pasaran akan terjadi kenaikan atau berpindah
dari Do D2.
Study Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 6
Gambar : Penawaran (Supply) dari So ke Penurunan yaitu S1, dan Kenaikan yaitu S2
Selanjutnya gambar diatas terlihat jelas bagaimana pergerakan kurva penawaran terjadi dari So ke S1
yang bersifat penurunan dan kenaikan ke S2, Secara ringkas kurva penawaran memperlihatkan apa yang
terjadi dengan kuantitas barang yang ditawarkan ketika harganya berubah, dengan menganggap selurh
faktor penentu lainnya konstan. Dan jika faktor - faktor tertentu maka telah menyebabkan terjadi
perubahan atau pergerakkan penawaran.
Study Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 7
Gambar : Kurva Keseimbangan antara Permintaan dan Penawaran serta kondisi terjadinya Excess Supply dan
Excess Demand
Selanjutnya Gambar Titik Equilibirium, memperlihatkan kondisi excess supply
adalah kondisi dimana penawaran dianggap berlebihan atau berada dalam kondisi yang
melimpah tanpa terkendali. Adapun excess demand merupakan kondisi dimana situasi yang
dialami adalah kelebihan permintaan atau kondisi dimensi permintaan itu adalah terjadi dalam
jumlah banyak.
Sebagai Pebisnis juga perlu memahami tentang faktor - faktor eksternal yang
mempengaruhi perusahaan dalam permintaan produk, seperti :
Perkembangan ekonomi nasional, regional, dan internasional.
Pertumbuhan penduduk dan daya beli.
Pertambahan jumlah konsumen sasaran.
Perubahan tekhnologi.
Perkembangan fasilitas infrastruktur publik.
Posisi produk dalam siklus kehidupan produk.
Peraturan pemerintah.
Study Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 8
E. Marketing Mix / Bauran Pemasaran
F.
Gambar : Empat P dalam Bauran Pemasaran
PRODUCT
1)Jenis Produk,2) Mutu,
Rancangan, 3)Ciri-ciri,
4)Nama merk, 5)Kemasan,
6)Ukuran, 7)Service,
8)Garansi kembali
PROMOTION
1)Periklanan, 2)Penjualan
personal, 3)Promosi penjualan,
4)Hubungan Masyarakat
PLACE
1)Saluran, 2)Cakupan,3)Pilihan,
4)Lokasi, 5)Persediaan
6)Pengakutan, 7)Logistik
PRICE
1)Harga tercantum, 2)Discount
harga,3)Kelonggaran,4)Periode
5)Pembayaran, 6)Batas kredit
Pelanggan Sasaran
Posisi Yang
Diharapkan
Study Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 9
G. Contoh Soal Metode Moving Average
Penjualan Keripik Singkong Mak Cik pada usaha Bapak Anwar di Bandung selama satu tahun
2017 dapat kita lihat sebagai berikut :
Bulan Penjualan (Kg)
Januari 65
Februari 72
Maret 76
April 70
Mei 85
Juni 86
Juli 90
Agustus 82
September 94
Oktober 92
November 90
Desember 93
Dari data diatas dapat menghitung rata - rata penjualan dalam 1 (satu) tahun dengan rumus
yang mudah yaitu :
= ∑
N
= 65 + 72 + 76 + 70 + 85 + 86 + 90 + 82 + 94 + 92 + 90 + 93
12
= 995 / 12 = 82,91666 = 82,92
Study Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 10
H. Contoh Soal Analisis Forecasting
Perhatikan soal dan data tabel PT. KOPI KAPAL API INDONESIA
Tahun Penjualan (Kg)
2006 1.100
2007 1.250
2008 1.380
2009 1.420
2010 1.500
2011 1.580
2012 1.640
Berdasarkan data dari Penjualan Bubuk Kopi PT. KOPI KAPAL API Indonesia diatas maka :
a. Hitunglah penjualan bubuk kopi PT.KOPI KAPAL API untuk tahun 2013, 2014, 2015 dan
2016 dengan mempergunakan analisa deret waktu regeresi sederhana dan
b. Hitunglan juga koefisien Penentu ( )
Study Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 11
JAWABAN :
1) Untuk menjawab soal diatas, mari kita membuat tabel Koefisien Regresi penjualan
bubuk kopi PT.KOPI KAPAL API.
Penjualan Bubuk Kopi PT.KOPI KAPAL API
Tahun Sales /Y (Kg) X X.Y
2006 1.100 0 0 1.210.000 0
2007 1.250 1 1 1.562.500 1.250
2008 1.380 2 4 1.904.400 2.760
2009 1.420 3 9 2.016.400 4.260
2010 1.500 4 16 2.250.000 6.000
2011 1.580 5 25 2.496.400 7.900
2012 1.640 6 36 2.689.600 9.840
Total / ∑ 9.870 21 91 14.129.300 32.010
Untuk Kolom X nilai bersifat diurutkan dari 0, 1, 2, 3, dst nya.
Maka berdasarkan hasil diatas adalah :
Total Y = 9.870
Total = 91 Total X = 21
Total = 14.129.300 Total X.Y = 32.010
2) TAHAP KEDUA adalah menghitung dan dengan rumus sebagai berikut
= ∑ = 21 / 7 = 3
n
dan selanjutnya = ∑ = 9.870 / 7 = 1.410
n
Study Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 12
3) TAHAP KETIGA
b = ∑XY - ∑Y = 32.010 - 3 (9.870) = 32.010 - 29.610 = 2400 =
∑ - ∑X 91 - 3 (21) 91 - 63 28
4) TAHAP KEEMPAT
a = - b. = 1.410 - 85,71 (3)
= 1.410 - 257,13 =
5) TAHAP KELIMA adalah menghitung estimasi atau forecast penjualan untuk tahun 2013,
2014, 2015 dan 2016, dengan mempergunakan rumus :
Y = a + b. X
Dimana nilai X untuk masing - masing tahun adalah :
Tahun X Nilai Berikutnya
2013 7
2014 8
2015 9
2016 10
Nilai X diatas bersifat pengurutan seperti yang terlihat di tabel tahap pertama. Maka
selanjutnya kita dapat menghitung
Tahun 2013 = 1.152.87 + 85, 71 (7)
= 1.152.87 + 599,97 = 1.752.84
Tahun 2014 = 1.152,87 + 85,71 (8) = 1,838,55
Tahun 2015 = 1.152,87 + 85,71 (9) = 1,924,26
Tahun 2016 = 1,152,87 + 85,71 (10) = 2.009,97
6) TAHAP KEENAM adalah menghitung Koefisien Penentu atau dengan
mempergunakan rumus dibawah ini : (HATI - HATI DAN PERHATIKAN)
= 1 - ∑
∑
b =
85,7
1
a = 1.152,87
Study Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 13
Untuk menghitung koefisien penentu maka terlebih dahulu hitunglah yaitu
∑ , ∑ dan ∑ ....dan selanjutnya
∑ = ∑ - n ( ) = 91 - 7 ( )
= 91 - 7 (9) = 28
∑ = ∑ - n ( ) = 14.129.300 - 7 ( )
= 14.129.300 - 7 (1.988.100) = 212.600
∑ = ∑ - (∑ ) = 212.600 - ( ) (28)
= 212.600 - (7.346.20) (28) = 6.906,4
Maka selanjutnya KITA dapat menghitung Koefisien Pertama atau
= 1 - ∑ = 1 - 6.906,4 = 1 - 0,0325 =
∑ 212.600
Jadi berdasarkan hasil perhitungan Koefisien Penentu atau = 0,97 atau mendekati 1. Maka
artinya Koefisien Penentu atau adalah semakin SANGAT BAIK / SANGAT KUAT.
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 s/d 0,199 Sangat Lemah
0,20 s/d 0,399 Lemah
0,40 s/d 0,599 Sedang
0,60 s/d 0,799 Kuat
0,80 s/d 1,00 Sangat Kuat
Sumber : Prof. Sugiyono (Jonggie Parlindungan, Tesis UPN “Veteran” Jakarta, 2015, hlm 97). Tabel ini boleh
digunakan untuk Skripsi, dengan dicantumkan nama sumbernya. Hak Cipta FE - UPN “Veteran” Jakarta.
0,9675
dibulatkan 0,97
Study Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 14
I. Bentuk Grafik Trend Dalam Perspespektif Analisis Time Series
GAMBAR PERTAMA
Gambar : Grafik Dengan Pergerakan Trend Yang Terus Mengalami Kenaikan
Pada gambar diatas terlihat bahwa garis trend cenderung dalam posisi yang akan
terus mengalami kenaikan. Kondisi ini bisa terjadi pada perusahaan yang daya minat publik
pada perusahaan semakin lama meningkat. Dimana ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti
publik (Masyarakat Investor) percaya pada kinerja perusahaan selama ini.
Kondisi Pergerakan Trend yang terus meningkat / terus naik, menyebabkan
perusahaan mampu memberi keuntungan penjualan. Sehingga jika kondisi tersebut dapat
dipertahankan mampu membuat perusahaan mendapat keuntungan dan mengalokasikannya
sebagai cadangan (simpanan) dalam rangka menghadapi terjadinya kondisi yang tidak terduga
(fluktuatif) di kemudian hari.
Study Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 15
GAMBAR KEDUA
Gambar Dengan Pergerakan Trend Yang Terus Mengalami Penurunan
Gambar diatas memperlihatkan grafik seperti terjadi karena kepercayaan publik terhadap
produk mengalami penurunan, dan jika ini tidak dapat diantisipasi memungkinkan garis trend
penurunan tersebut mencapai titik terendah. Cara mengantisipasi yang dapat dilakukan
perusahaan dalam mengatasi trend penurunan, yaitu :
a. Perusahaan melakukan evaluasi kinerja secara keseluruhan dan menetapkan kontrol
pekerjaan setiap waktu.
b. Penegakan kedisiplinan kinerja perlu dibangun, serta menyelesaikan berbagai
permasalahan yang bersifat jangka pendek maupun memiliki kemungkinan
permasalahan jangka panjang.
c. Melakukan kebijakan efisiensi dan efektivitas kerja secara serius atau komprehensif.
Serta menghidari berbagai bentuk resiko (risk management) yang bisa membahayakan
perusahaan.
d. Perusahaan harus menerapkan kebijakan dengan konsep yang bersifat aplikatif
berdasarkan situasi dan kondisi yang terjadi pada saat ini, dalam arti setiap kebijakan
memiliki analisa yang bersifat logis baik dari segi keuangan dan non keuangan.
Study Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 16
e. Membangun kerjasama dengan berbagai mitra bisnis dalam konteks memperkuat usaha
perusahaan secara jangka panjang. Contoh : PT.Aqua Golden Missisippi (Indonesia) dan
Danone International (Perancis).
GAMBAR TIGA
Gambar : Grafik Dengan Penurunan Trend Yang Bersifat Fluktuatif
Kondisi gambar diatas memperlihatkan pergerakan yang bersifat flutuatif seperti ini disebabkan
oleh berbagai hal seperti :
a. Faktor Internal Perusahaan Itu Sendiri
b. Faktor Eksternal yang disebabkan oleh kondisi ekonomi domestik dan international.
Faktor eksternal bisa disebabkan oleh berbagai kondisi seperti :
1) Inflasi domestik / international
2) Kerusuhan sosial
3) Instabilitas Politik
4) Bencana Alam
Study Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 17
5) Gagal Panen, dan lain sebagainya.
Jika kondisi fluktuatif disebakan oleh faktor eksternal, maka sebaiknya perusahaan tidak
melakukan tindakan yang bersifat melawan kondisi dan situasi pasar (Dont Fight The Tape).
Artinya kebijakan dan keputusan yang bersifat tidak pasti, maka sebaiknya tidak dilakukan atau
lebih baik menerapkan “Wait and See” saja. Contoh : Pada saat perusahaan ingin melakukan
ekspansi bisnis dan membutuhkan dana, serta berkeinginan untuk menjual saham preferred
(saham utama) maka memperhitungkan berbagai kondisi yang mungkin timbul pada saat
saham tersebut dijual adalah sesuatu yang sangat penting.
GAMBAR KEEMPAT
Gambar : Grafik Dengan Pergerakan Trend yang Bersifat Fluktuatif dengan Kecenderungan
akan Mengalami Kenaikan
Gambar diatas, menjelaskan kondisi pergerakan yang bersifat fluktuatif namun ada
kecenderungan akan terus mengalami kenaikan, dimana kondisi seperti ini bisa disebabkan oleh
berbagai hal seperti :
a. Kondisi yang bersifat terkendali namun mampu memberi keyakinan bahwa perusahaan
benar - benar terkendali.
b. Kondisi berfluktuatif dengan kecenderungan akan mengalami kenaikan memungkinkan
akan stabil, dimana publik (Masyarakat Investor) memiliki kepercayaan (TRUST) pada
Study Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 18
perusahaan semakin baik, dan perusahaan melakukan kebijakan discloure
(Keterbukaan) yang sistematis dan terkendali.
c. Kondisi Fluktuatif dengan kecenderungan seperti ini biasaya bersifat jangka pendek
(Short Term) , namun jika tidak diatasi dengan cepat dan sistematis mampu memberi
kesan membingungkan kepada publik atau pihak yang berminat pada saham
perusahaan tersebut.
d. Manajemen perusahaan dalam masa flutuatif tersebut berusaha kuat untuk
mempertahankan posisi agar dapat terus mengalami kenaikan dan jika kondisi flutuatif
ini tidak hilang maka ada beberapa dana akan terkuras untuk mempertahankan kondisi
fluktuatif yang mengalami kenaikan tersebut.
Contoh : Pada saat Krisis Moneter, Pada Bisnis Surat Kabar harus dapat
mempertahankan penjualan surat kabar. Dimana harga bahan baku kertas mengalami
kenaikkan. Disisi lain menaikkan harga jual surat kabar kepada konsumen akan
mengalami permasalahan sendiri, tetapi disisi lain penjualan mengalami peningkatan.
Kondisi seperti ini Pemilik Perusahaan (Direktur / Owner) bersama para manajer harus
mampu menjaga dan mempertahankan penerbitan surat kabar. Perlunya sikap tegas
untuk memecat beberapa karyawan yang tidak layak untuk dipertahankan. Jika
melakukan pemecatan karyawan, maka hubungan dengan manajemen perusahaan
bersifat struktural. Namun jika perusahaan mempertahankan para karyawan secara
habis - habisan, maka manajemen perusahaan telah menumbuhkan semangat kecintaan
tinggi pada diri karyawan kepada perusahaan.
Study Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 19
J. Life Cycle Product Dan Pergerakan Trend
Gambar : Daur Hidup Produk (Product Life Cycle)
I. Pada Fase I adalah masa perkenalan suatu perusahaan dalam meluncurkan
produknya ke pasaran. Pada Fase ini konsumen mulai melihat produk tersebut
dalam bentuk iklan di berbagai media, maupun yang datang langsung ke tempat
penjualan produk.
II. Pada Fase II adalah masa pertumbuhan pada saat produk yang diciptakan oleh
perusahaan tersebut telah masuk ke pasaran dan mulai memiliki nilai perhatian
kepada publik dan publik mulai menyukai produk tersebut dan telah terjadi
loyalitas konsumen pada produk tersebut.
III. Pada Fase III adalah dimana produk perusahaan telah mencapai kematangan dan
kedewasaan yaitu produk perusahaan telah masuk ke benak konsumen dan para
konsumen telah mengenal produk tersebut memiliki kualitas dan nilai di
pasaran, seperti produk HONDA, SONY, PHILIPS,HONDA, TOYOTA dan
sebagainya.
IV. Pada Fase IV adalah masa penurunan penjualan (atau bisa pula tingkat kejenuhan
konsumen) suatu produk. Pada fase inilah bagi suatu perusahaan perlu
melakukan antisipasi terhadap dampak yang akan timbul bagi perusahaan yang
bersangkutan baik dampak langsung kepada kondisi finansial perusahaan
maupun dampak tidak langsung yaitu pandangan publik terhadap produk
tersebut. Contoh : Produk Merek NOKIA (Filandia), dimana masyarakat merasa
Study Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 20
jenuh dengan fitur produk tersebut, dan sekarang masyarkat sangat menyukai
fitur yang mudah dan menyenangkan pada produk telepon pintar SAMSUNG
(Korea Selatan).
K. Permasalahan Dan Solusi Dalam Bidang Pemasaran
Ada beberapa solusi secara umum yang bisa diterapkan dalam usaha menciptakan daya
saing produk, serta memecahkan berbagai persoalan di bidang pemasaran, yaitu :
a. Menghidari Keputusan yang jauh dari konsep perencanaan dan rencana bisnis boleh
direvisi jika memang dirasakan alasan tersebut benar - benar layak untuk dilakukan.
Secara realita memang ilmu marketing fleksibel dan mengikuti kondisi pasar
sehingga seorang pebisnis harus memahami pergerakan pasar dengan cepat.
b. Menghidari keputusan yang tidak tepat sasaran. Setiap keputusan promosi diikuti
dengan sejumlah dana yang harus dikeluaarkan dengan pengharapan akan diperoleh
sejumlah turnover (perputaran) finansial di kemudian hari dalam bentuk
peningkatan penjualan.
c. Menciptakan sistem distribusi atau order penjualan dengan sistem just in time
(tepat waktu) sehingga effisiensi dan efektivitas bisa diciptakan.
d. Menghindari terjadinya tindakan FRAUD dalam bidang marketing. FRAUD adalah
tindakan kecurangan yang dilakukan dengan sengaja yang bertujuan untuk
mengambil keuntungan dari tindakan kecurangan tersebut. Seperti menjual barang
promosi (barang contoh), menaikkan harga dengan alasan kelangkaan padahal tidak
ada kelangkaan, menyimpan stock barang seperti sembako pada 1 bulan sebelum
hari raya Idul Fitri, agar mendapatkan keuntungan harga tinggi, dan sebagainya.
* Peranan Promosi Dalam Usaha Meningkatkan Volume Penjualan Produk Ban Bus/Truck DI
PT.Bridgestone Tire Indonesia, Jonggi Parlindungan, Skripsi : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi -
IBEK (Universitas Timbul Nusantara) Jakarta..
Recommended