View
18
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Artikel Penelitian
Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 11, Nopember 2007
Hubungan Kadar HemoglobinSebelum Transfusi dan Zat Pengikat Besi
dengan Kecepatan PertumbuhanPenderita Thalassemia Mayor
Yudith Setiati Ermaya, Dany Hilmanto, Lelani Reniarti
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin, Bandung
Abstrak: Hubungan antara thalassemia mayor dan hambatan pertumbuhan telah diketahui,
tetapi faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan belum diketahui dengan pasti.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kadar hemoglobin rata-rata sebelum transfusi
dan pemberian zat pengikat besi merupakan faktor risiko terjadinya gangguan kecepatan
pertumbuhan penderita thalassemia mayor. Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Thalassemia
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, mulai bulan Oktober 2006
sampai April 2007. Setiap subjek yang memenuhi kriteria inklusi dihitung kadar hemoglobin
rata-rata (g/dL) sebelum transfusi, optimal tidaknya pemberian zat pengikat besi kemudian
dinilai kecepatan pertumbuhannya (cm/tahun). Hubungan antara kadar hemoglobin serta
pemberian zat pengikat besi dan kecepatan pertumbuhan dicari dengan rasio odds (RO).
Sebanyak 55 subjek memenuhi kriteria inklusi, terdiri dari 30 anak laki-laki dan 25 anak
perempuan dengan usia antara 4 tahun 1 bulan sampai 9 tahun 10 bulan. Empat belas anak
mendapat transfusi saat kadar hemoglobin <7 g/dL, dan 41 anak saat kadar hemoglobin >7 g/
dL. Kadar rata-rata zat pengikat besi (45±4,95 mg/kgBB), sebanyak 46 subjek mendapat zat
pengikat besi tidak optimal dan 9 subjek optimal, 42 subjek mengalami gangguan kecepatan
pertumbuhan (<4,5 cm/tahun) dan 13 subjek tidak terganggu kecepatan pertumbuhannya
(e”4,5 cm/tahun). Hubungan kadar hemoglobin rata-rata yang rendah dan pemberian zat
pengikat besi tidak optimal dengan kecepatan pertumbuhan masing-masing adalah (RO=5,6;
p=0,117) dan (RO=0,7; p=0,727). Disimpulkan bahwa kadar hemoglobin rata-rata sebelum
transfusi dan penggunaan zat pengikat besi bukan merupakan faktor risiko yang bermakna
untuk terjadinya gangguan kecepatan pertumbuhan penderita thalassemia mayor anak.
Kata kunci: Thalassemia mayor, kadar hemoglobin rata-rata, kecepatan pertumbuhan, faktor
risiko
380
Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 11, Nopember 2007
Association of Hemoglobin Level Before Transfusion and
Iron Chelating Agents with Growth Velocity in Childhood Thalassemia Major
Yudith Setiati Ermaya, Dany Hilmanto, Lelani Reniarti
Pediatric Department-Faculty of Medicine-Padjadjaran University/
Hasan Sadikin Hospital, Bandung
Abstract: The association between thalassemia major and growth retardation has been known,
but the factors affect growth velocity remain unclear. The aim of this study was to determine mean
hemoglobin level before transfusion and iron chelating agents as risk factors for growth velocity
retardation in childhood thalassemia major. The study was conducted from October 2006 to April
2007 at the Clinic of Pediatric Thalassemia Hasan Sadikin Hospital Bandung. The subjects
meeting inclusion criteria were examined for the average hemoglobin level (g/dL) and optimalization
of iron chelating agents. Afterwards, we performed growth velocity calculation (cm/year). Asso-
ciation of hemoglobin level before transfusion and iron chelating agents with growth velocity were
analyzed by odds rasio (OR). Fifty-five subjects of 30 male and 25 female, with ages ranged from
4 years 1 month to 9 years 10 months. Fourteen subjects recived transfusion when hemoglobin
level was <7 g/dL, and 41 subjects e”7 g/dL. The average iron chelating agents administered was
(45±4,95 mg/kgBW); forty-six subjects received inoptimal iron chelating agents and nine subjects
optimal. Forty-two subjects had growth velocity retardation (<4.5 cm/year) and 13 subjects had
normal growth (e”4.5 cm/year). The association of mean hemoglobin level before transfusion
and optimalization iron chelating agents with growth velocity were, respectively, (OR=5.6; p=0.117)
and (OR=0.7; p=0.727). It was concluded that mean hemoglobin level before transfusion and
iron chelating agents are not significant risk factors for growth velocity retardation in chilhhood
thalassemia major.
Key words: Thalassemia major, mean hemoglobin level, growth velocity, risk factor
Pendahuluan
Thalassemia mayor masih merupakan masalah di bidang
hematologi oleh karena tingginya angka kejadian serta
berbagai akibat yang ditimbulkan oleh penyakit ini. Gen
pembawa sifat thalassemia mayor di negara-negara
mediterania seperti Italia, Yunani, Malta, Sardinia, dan Cyprus
berkisar antara 10-16%; sedangkan di Asia seperti Cina,
Malaysia, dan Indonesia berkisar antara 3-10%.1-7 Sementara
itu kunjungan penderita thalassemia mayor di Rumah Sakit
Hasan Sadikin Bandung menunjukkan peningkatan yaitu
rata-rata 330 penderita setiap bulannya pada tahun 2002
menjadi 460 penderita pada tahun 2006 dengan angka
kunjungan penderita baru thalassemia mayor rata-rata 35
orang per tahun.8
Berbagai masalah dapat timbul pada penderita
thalassemia mayor, yaitu akibat transfusi darah berulang,
anemia kronik, atau akibat penyakitnya sendiri.9 Salah satu
masalah penting yang dapat terjadi pada penderita thalas-
semia mayor adalah hambatan pertumbuhan.10-11 Gangguan
pertumbuhan tersebut dapat terjadi akibat pemberian
transfusi yang tidak benar, deposit hemosiderin pada organ-
organ yang berperan dalam pertumbuhan, atau karena tidak
mendapat zat pengikat besi yang baik.12-13 Selain itu, terdapat
Hubungan Kadar Hemoglobin Sebelum Transfusi
bukti bahwa mempertahankan kadar hemoglobin sebelum
transfusi yang cukup tinggi, yaitu antara 9,5-10 g/dL berperan
dalam mengurangi kemungkinan hambatan pertumbuhan
tulang.14 Hambatan pertumbuhan dapat disebabkan oleh
penurunan kecepatan pertumbuhan, hambatan pertumbuhan
tersebut dinilai dengan mengukur kecepatan pertumbuhan.
Pada anak normal kecepatan pertumbuhan mempunyai nilai
yang hampir sama pada usia 4-10 tahun, yaitu berkisar antara
5-6 cm per tahun.15 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah kadar hemoglobin rata-rata sebelum transfusi dan
penggunaan zat besi dapat menjadi faktor risiko terjadinya
gangguan kecepatan pertumbuhan pada thalassemia mayor
anak berusia antara 4-10 tahun.
Metode
Penelitian ini merupakan suatu penelitian analitik dengan
rancangan longitudinal yang berlangsung sejak Oktober 2006
sampai April 2007. Penelitian ini mendapatkan persetujuan
dari Komite Etik RS Hasan Sadikin. Subjek penelitian adalah
penderita thalassemia mayor yang datang ke klinik Thalas-
semia Bagian Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Hasan
Sadikin Bandung, berusia 4–10 tahun, serta telah mendapat
transfusi darah secara berulang dan zat pengikat besi
381
Hubungan Kadar Hemoglobin Sebelum Transfusi
Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 11, Nopember 2007
(desferoksamin). Kriteria eksklusi adalah penderita yang
mengidap penyakit kronik lain, seperti tuberkulosis paru.
Besarnya sampel diambil berdasarkan koefisien korelasi yang
secara klinik bermakna antara kecepatan pertumbuhan dan
kadar hemoglobin maupun dosis desferoksamin, yaitu r =0,4
dengan memilih taraf kepercayaan 95% dan power test 80%
diperlukan sedikitnya 47 sampel.15 Pada penelitian ini
didapatkan jumlah 55 pasien yang bersedia menjadi res-
ponden penelitian.
Subjek yang memenuhi kriteria inklusi dihitung kadar
hemoglobin rata-rata (g/dL) sebelum transfusi dan optimal
tidaknya pemberian zat pengikat besi. Kadar hemoglobin rata-
rata sebelum transfusi dibagi dalam dua kelompok, yaitu
subjek dengan kadar hemoglobin rata-rata <7 g/dL dan >7 g/
dL, pemberian zat pengikat besi juga dibagi 2 kelompok, yaitu
kelompok optimal (penderita mendapat desferoksamin 25-35
mg/kgbb/24 jam subkutan selama 8 jam sehari, lima kali
seminggu) dan tidak optimal jika mendapatkan desferoksamin
tidak sesuai dosis dan lama pemberian. Karakteristik umum
yang penderita dinilai adalah jenis kelamin, usia penderita,
usia penegakan diagnosis serta berat badan penderita,
sedangkan karakteristik khusus seperti, volume darah yang
telah diterima, volume darah (mL/kgbb), jarak antara transfusi,
penggunaan zat pengikat besi, kadar Hb rata-rata sebelum
transfusi, dan tinggi badan. Variabel tergantung yang diamati
adalah kecepatan pertumbuhan yang dihitung dengan rumus
kalender desimal. Untuk anak berusia 4 tahun ke atas,
kecepatan pertumbuhan dalam cm per tahun dapat dinilai
dengan menghitung penambahan tinggi badan dalam selang
waktu enam bulan dibandingkan dengan perubahan usia
desimalnya. Seorang anak balita dinyatakan mengalami
gangguan kecepatan pertumbuhan jika kecepatan pertum-
buhan <4,5 cm/tahun.16,17
Untuk menilai apakah kadar hemoglobin rata-rata
sebelum transfusi dan status pemberian zat pengikat besi
merupakan faktor risiko terjadinya gangguan kecepatan
pertumbuhan, dilakukan analisis regresi logistik untuk
mendapatkan nilai rasio odds (RO).
Hasil
Selama periode penelitian didapatkan 55 penderita
thalassemia mayor memenuhi kriteria inklusi, terdiri dari 30
(54,5%) anak laki-laki dan 25 (45,5%) anak perempuan. Usia
penderita pada penelitian ini antara 4 tahun 1 bulan dan 9
tahun 10 bulan. Diagnosis thalassemia mayor sebagian besar
ditegakkan sebelum usia 12 bulan, yaitu sebanyak 76,4%.
Secara umum karakteristik subjek penelitian diperlihatkan
pada Tabel 1.
Tabel 2 memperlihatkan berbagai gambaran mengenai
data penderita thalassemia mayor yang datang ke Bagian
Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Hasan Sadikin. Dari tabel
tersebut terlihat bahwa sebagian besar penderita (83,6%)
tidak mendapatkan zat pengikat besi secara optimal. Kadar
Tabel 1. Karakteristik Umum Penderita Thalassemia Mayor di
Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
Karakteristik n=55
Jenis kelamin*
Laki-laki 30 (54,5%)
Perempuan 25 (45,5%)
Usia penderita (tahun-bulan)
Rentang 4,1 -9,10
Usia penegakan diagnosis (bulan)*
<12 bulan 42 (76,4%)
>12 bulan 13 (23,6%)
Rentang 3–20
Berat badan (kg)
Rentang 11-24
* Jumlah pasien
hemoglobin rata-rata sebelum transfusi pada subjek penelitian
antara 5,3-8,8 g/dL dengan jumlah terbanyak (74,5%)
mendapat transfusi pada kadar hemoglobin >7 g/dL.
Sebanyak 76,4% subjek penelitian mengalami gangguan
kecepatan pertumbuhan, yaitu: memiliki kecepatan
pertumbuhan di bawah 4,5 cm per tahun (rata-rata 3,8±1,01
cm per tahun), sedangkan 23,6% memiliki kecepatan
pertumbuhan yang normal, yaitu >4,5 cm per tahun.
Tabel 2. Karakteristik Khusus Penderita Thalassemia Mayor
Karakteristik khusus n=55
Volume darah yang telah diterima (mL)
Rentang 6000-60.000
Volume darah (mL/kgbb) • 12,6±1,14
Rentang 10-14,8
Jarak antara transfusi*
<2 minggu 13 (23,6%)
>2 minggu 42 (76,4%)
Penggunaan zat pengikat besi (mg/kgbb)• 45±4,95
Tidak optimal* 46 (83,6%)
Optimal* 9 (16,4%)
Rentang 32-55
Kadar Hb rata-rata sebelum transfusi (g/dL) • 7,3±0,81
<7g/dL* 14 (25,5%)
>7 g/dL* 41 (74,5%)
Rentang 5,3-8,8
Tinggi badan (cm)
Rentang pengukuran 1 93,5-128
Rentang pengukuran 2 95-129,5
Kecepatan pertumbuhan (cm/tahun) • 3,8±1,01
Gangguan pertumbuhan* 42 (76,4%)
Normal* 13 (23,6%)
Rentang 1,8-6,0
* Jumlah pasien • Rata-rata
Hubungan univariat antara kadar hemoglobin rata-rata
sebelum transfusi dan pemberian zat pengikat besi dengan
kecepatan pertumbuhan diperlihatkan pada Tabel 3.
382
Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 11, Nopember 2007
Hubungan Kadar Hemoglobin Sebelum Transfusi
Tabel 3. Hubungan Univariat Antara Kadar Hb Rata-rata Sebelum Transfusi dan Pemberian Zat Pengikat Besi
dengan Kecepatan Pertumbuhan pada Anak yang Menderita Thalassemia Mayor
Variabel Kecepatan pertumbuhan Total Nilai p Rasio odds
<4,5 cm >4,5 cm
n=42 n=13
Kadar hemoglobin (g/dL)
<7 13 (23,6%) 1 (1,8%) 14(25,5%) 0,117 5,6 (0,7-48,1)
>7 29 (52,7%) 12 (21,8%) 41(74,5%)
Pemberian zat pengikat besi
Tidak optimal 35 (63,6%) 11 (20%) 46 (83,6%) 0,727 0,7 (0,1-4,2)
Optimal 7 (12,7%) 2 (3,6%) 9 (16,4%)
Diskusi
Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa kadar hemo-
globin rata-rata dan penggunaan zat pengikat besi pada saat
penderita mendapatkan transfusi bukan merupakan faktor
risiko terjadinya gangguan kecepatan pertumbuhan pada
penderita thalassemia mayor. Pada penelitian ini ditemukan
76,4% penderita mengalami gangguan kecepatan pertum-
buhan. Risiko terjadinya gangguan kecepatan pertumbuhan
penderita thalassemia mayor anak dengan kadar hemoglo-
bin rata-rata sebelum transfusi <7 g/dL adalah 5,6 kali
dibandingkan penderita dengan kadar hemoglobin >7 g/dL
tetapi secara statistik hubungan tersebut tidak bermakna.
Penelitian yang dilakukan di Iran menunjukkan adanya
hubungan antara kadar hemoglobin rata-rata sebelum
transfusi dan kecepatan pertumbuhan. Hasil penelitian
tersebut memperlihatkan bahwa semakin rendah kadar he-
moglobin rata-rata sebelum transfusi maka kecepatan
pertumbuhan semakin berkurang.13 Penelitian di India juga
memperlihatkan bahwa pasien dengan kadar hemoglobin rata-
rata yang rendah sebelum transfusi (<7,4 g/dL) dapat
mengalami gangguan kecepatan pertumbuhan.12 Hasil
serupa didapatkan oleh Auda et al; bahwa kadar hemoglo-
bin rata-rata sebelum transfusi (rasio odds 1,3; p=0,513)
bukan merupakan faktor risiko terjadinya stunted.18
Perbedaan hasil penelitian kami dengan penelitian
Saxena dan Pooya et al., mungkin disebabkan adanya per-
bedaan dalam pengambilan dan pengelompokan sampel.
Subjek yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian kami
diambil dari kelompok usia yang dianggap memiliki kecepatan
pertumbuhan (cm per tahun) yang sama yaitu kelompok usia
4 sampai dengan 10 tahun, sedangkan penelitian sebelumnya
mengambil subjek penelitian dari semua kelompok usia,
sehingga kecepatan pertumbuhan pun akan berbeda.12, 13
Seperti diketahui kecepatan pertumbuhan pada anak
normal 4-10 tahun adalah 5-6 cm per tahun. Seorang anak
dinyatakan memiliki gangguan pertumbuhan bila pada usia
3 tahun hingga pubertas memiliki kecepatan pertumbuhan di
bawah 4,5 cm per tahun. Terdapat dua faktor penting yang
berperan dalam kecepatan pertumbuhan seorang anak yaitu
genetik dan lingkungan atau biopsikososial.19 Selain kadar
hemoglobin sebelum transfusi, faktor-faktor yang dianggap
berperan terhadap kecepatan pertumbuhan seorang anak
adalah tinggi badan pada saat pertama kali pengukuran,
penggunaan zat pengikat besi, volume darah rata-rata yang
diterima saat dilakukan transfusi, dan keteraturan transfusi.12-
13 Seorang anak yang menderita thalassemia mayor dan
mendapatkan transfusi berulang akan menyebabkan
terjadinya deposit besi (hemosiderosis) pada sistem endokrin,
termasuk pada kelenjar tiroid. Penggunaan zat pengikat besi
pada penderita thalassemia mayor dapat mengurangi deposit
besi pada kelenjar tiroid, sehingga diharapkan dapat mem-
perbaiki pertumbuhan penderita.2,20
Penelitian sebelumnya menunjukkan penderita thalas-
semia mayor yang menggunakan dosis zat pengikat besi tidak
optimal memiliki risiko sebesar 2,6 kali dibandingkan yang
optimal untuk terjadinya stunted.18 Meskipun demikian hasil
penelitian kami menunjukkan penggunaan zat pengikat besi
yang tidak optimal bukan merupakan faktor risiko terjadinya
gangguan kecepatan pertumbuhan. Hasil ini dapat di-
sebabkan oleh jumlah subjek penelitian yang tidak seimbang
antara yang menggunakan zat pengikat besi secara optimal
dan tidak optimal. Penelitian kami menunjukkan jumlah subjek
yang menggunakan zat pengikat besi secara optimal
sebanyak sembilan orang, sedangkan yang tidak optimal
sebanyak 41 orang.
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa walaupun sebagian
besar penderita thalassemia mengalami hambatan per-
tumbuhan, namun status penggunaan zat pengikat besi bukan
merupakan faktor risiko gangguan kecepatan pertumbuhan
pada anak yang menderita thalassemia mayor. Kadar hemo-
globin rata-rata yang rendah sebelum transfusi meningkatkan
risiko terjadinya gangguan kecepatan pertumbuhan, tetapi
secara statistik hubungan tersebut tidak bermakna.
Daftar Pustaka
1. Angastiniotis M, Modell B. Global epidemiologyof hemoglobin
disorder. Ann N Y Acad Sci 1998;850:251-9.
2. Olivieri N, Brittenham GM. Iron-chelating therapy and the treat-
ment of thalassemia. Blood 1997;89(3):739-61.
3. Yaish HM. Beta thalassemia. Cited 2006 September 5. Available
from: http://www.emedicine/PED/topic2231.html
383
Hubungan Kadar Hemoglobin Sebelum Transfusi
Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 11, Nopember 2007
4. Lawson JP. Thalassemia. 2004. Cited 2006 March 21. Available
from: http://www.emedicine/PED/.html
5. Takeshita K. Thalassemia beta. 2005. Cited 2006 March 15.
Available from: http://www. emedicine.co.html
6. Bojanowski J. Thalassemia. 2006. Cited 2006 September 5. Avail-
able from: http://www.healthAtoZ.
7. Oirolo K, Vichinsky E. Hemoglobin disorder. In: Behrman R,
Kligman R, Jeson H, editors. Nelson textbook of pediatrics. 17th
ed. Philadelphia: Saunders; 2004.p.1630-4.
8. Data statistik RSHS. Data morbiditas tahun 2002 -2006.
9. Oerter K, Kamp GA, Munson PJ. Multiple hormon deficiencies
in children with hemochromatosis. J Clin End Metab
1992;76(2):357-61.
10. Kwan EYW, Lee ACW, Li AMC. A cross-sectional study of growth,
puberty and endocrine function in patients with thalassemia major
in Hong Kong. J Pediatr Child Health 1995;31:83-7.
11. Lanzkowsky P. Pediatric hematology and oncology. 2nd ed.
New York: Churchill livingstone; 1995.
12. Saxena A. Growth retardation in thalassemia major patient. Int
J Hum Genet 2003;3(4):237-46.
13. Pooya A, Karimi M, Immanieh. Growth retardation in children
with thalassemia major. Haematology 2004;7(4):493-6.
14. Lokeshwar MR. Modern trend in management of thalassemia.
Cited 2006 September 5. Available from: http:// www.
periatriconcall.com.
15. Mardiono B, Moeslichan S, Sastroasmoro S, Budiman I, Purwanto
S. Perkiraan besar Sampel. In: Sastroasmoro S, Ismail S, editors.
Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. 2nd ed. Jakarta: Sagung
Seto; 2002.p.259-86.
16. Moses S. Linear growth velocity. Cited September 5, 2006. Avai-
lable from: http://www.familypracticenotebook.com.
17. Narendra BM, Penilaian pertumbuhan dan perkembangan anak.
In: Narendra BM, Sularyo T, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IG,
editors. Tumbuh kembang dan remaja. 1st ed. Jakarta: Sagung
seto; 2002.p.95-105.
18. Auda R. Pengaruh berbagai faktor risiko terhadap gangguan tumbuh
dan status gizi pada penderita thalassemia mayor [tesis]. Bandung:
Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Universitas Padjadjaran; 2006.
19. Larsen R, Kronenberg H. Normal and aberrant growth. In: Larsen
P, editor. Williams textbook of endocrinology. 3rd ed. Philadel-
phia: Saunders; 2003.p.1038-46
20. Styne D. Abnormal growth. In: Hiscock TY, Wagner NT, Parker
EA, editors. Pediatric endocrinology. Philadelphia: Lippincott
Williams and Wilkins; 2004.p.44-57.
ES
384
Recommended