View
19
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
31
Universitas Kristen Petra
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah singkat perusahaan
PT Chopindo Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang manufaktur pengolahan kayu berkualitas tinggi yaitu menghasilkan produk
sumpit, stick ice cream, dan sendok untuk pasar Indonesia dan luar negeri seperti
Jepang, Malaysia, dan Thailand. Perusahaan ini beridiri pada tahun 1985 dan
berlokasi di Kejapanan, Gempol, Pasuruan, Jawa Timur. Pengolahan kayu
menjadi sesuatu yang bermanfaat adalah keahlian utamanya. PT Chopindo
Sejahtera adalah produsen pengolahan kayu nomor satu di Indonesia dan memiliki
jalur produksi terbesar dan pelopor dalam industri
4.1.2 Profil Perusahaan
Nama : PT. Chopindo Sejahtera
Alamat : Jl. Raya Kejapanan KM. 37, Gempol, Pasuruan, Jawa Timur
Bidang Usaha : Manufaktur Pengolahan Kayu
No. Telepon : (0343) 852192
4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi
“To be the best wood processing manufacturer in Indonesia”
(Menjadi produsen pengolahan kayu terbaik di Indonesia)
2. Misi
“To put our customer needs and satisfactions first”
(Untuk menempatkan kebutuhan dan kepuasan pelanggan terlebih dahulu)
“To maintain best and high quality products at all time”
Menjaga produk terbaik dan berkualitas tinggi setiap saat.
“To improve our methodologies through regular research and
development”
(Untuk memperbaiki metodologi melalui penelitian dan pengembangan
regular)
32
Universitas Kristen Petra
4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT Chopindo Sejahtera dapat dilihat pada Gambar 4.1
di bawah ini:
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Chopindo Sejahtera
Sumber: PT Chopindo Sejahtera
Komisaris
Direktur
Manajer
Umum
Wakil
Manajer
Manajer
Pemasaran
Manajer
Divisi 1 (P&P)
Manajer
Divisi 2
Pembukuan Manajer
Keuangan Personalia
Penjualan
Pemasaran
Adm.
Penjualan
Koor. Listrik
Koor. Mekanik
Kasi P&P
2 Oven
Molen
Kasi
P&P 1
Karu
Ketel
Karu
Oven/
Molen
Karu
Roll/Rajang
Kontrol
Kualitas
Teknik
Kasi
FS
T. Mesin
O. Mesin
Karu FS
Karu
Gudang
Adm.
Gudang FS
Pembelian
Bahan
Baku
Pembelian
Pengupahan
Koor.
Kebersihan
Satpam
Adm.
Personalia
33
Universitas Kristen Petra
4.1.5 Job Description
Job Description Direktur
1. Menandatangani kontrak kerja
2. Menetapkan kebijakan di dalam perusahaan
3. Mengambil keputusan mengenai hasil rapat
4. Memberikan wewenang kepada departemen lain dan memeriksa hasil
kinerja tiap akhir bulan
Job Description Komisaris
1. Bertanggung jawab mengawasi di dalam perusahaan terkait kinerja
operasional perusahaan
2. Memberi nasehat atau masukan di dalam perusahaan terkait kinerja
operasional perusahaan
Job Description Manajer Pemasaran
1. Membuat perencanaan penjualan bulanan
2. Menghubungi customer untuk melaksanakan penawaran lebih lanjut
3. Mengontrol penjualan produk ke customer
4. Melaksanakan tugas lain-lain yang diberikan oleh atasan
5. Membantu kontrol penagihan piutang
6. Membantu kontrol stock barang
Job Description Manajer Divisi 1 Preparation and Process (P&P)
1. Mengatur, mengelola dan mengawasi penerimaan bahan baku sesuai
standart yang telah ditentukan
2. Mengatur, mengelola dan mengawasi proses gergaji bahan dan proses
godok sesuai standart yang telah ditentukan
3. Mengatur, mengelola dan mengawasi proses roll dan Rajang sesuai
standart ukuran yang telah ditentukan
4. Mengatur, mengelola dan mengawasi proses oven/molen
5. Melaksanakan tugas lain-lain yang diberikan oleh atasan
Job Description Manajer Divisi 2
1. Mengatur, mengola dan mengawasi penerimaan bahan dari molen dan
proses kopyok sesuai standart yang telah ditentukan
34
Universitas Kristen Petra
2. Mengatur, mengelola, dan mengawasi proses sortir sesuai standart yang
telah ditentukan
3. Mengatur, mengelola, dan mengawasi proses bungkus untuk produk
bungkus sesuai standart ukuran yang telah ditentukan
4. Mengatur, mengelola dan mengawasi proses stamping
5. Mengatur, mengelola dan mengawasi prosis stamping promo
6. Mengatur, mengelola dan mengawasi proses packing
7. Mengatur, mengelola dan mengawasi penyerahan dan penempatan barang
jadi di gudang barang jadi
8. Melaksanakan tugas lain-lain yang diberikan atasan
Job Description Pembukuan
1. Melakukan pengaturan administrasi keuangan perusahaan
2. Menyusun dan membuat laporan keuangan perusahaan
3. Menyusun dan membuat laporan perpajakan perusahaan
4. Menyusun dan membuat anggaran pendapatan dan pengeluaran
perusahaan secara periodik
Job Description Manajer Keuangan
1. Mengajukan kontrak pembelian bahan ke perhutani
2. Mengatur, mengelola dan mengawasi pemeriksaan kualitas bahan baku
yang akan di beli dari perhutani
3. Mengatur pembelian dan investasi
4. Mengatur dan mengontrol pembiayaan perusahaan seefisien mungkin
5. Merencanakan, mengatur dan mengontrol anggaran pendapatan dan
pengeluaran perusahaan
Job Description Personalia
1. Melakukan kegiatan rekrutmen tenaga kerja
2. Mengatasi pelanggaran karyawan dan memberikan sanksi sesuai ketentuan
3. Melakukan pembinaan terhadap karyawan sesuai PKB
4. Mengatur, mengelola dan mengawasi security
5. Melakukan pengawasan dalam pengelolaan upah karyawan
6. Melaksanakan tugas lain-lain yang diberikan oleh atasan
35
Universitas Kristen Petra
4.1.6 Analisis Struktur Organisasi
Struktur organisasi di dalam PT. Chopindo Sejahtera belum dapat
dikatakan taat pada bentuk yang ditetapkan dalam Undang-undang nomer 40
tahun 2007. Dikarenakan tidak sesuai dengan struktur organisasi yang ditetapkan
dalam undangundang nomer 40 tahun 2007. Struktur organisasi dalam PT.
Chopindo Sejahtera jabatan tertinggi adalah komisaris dan membawahi direktur,
manajer umum, dan wakil manajer, namun struktur tersebut tidak sesuai dengan
UU no 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas dimana dalam peraturan tersebut
posisi dewan Direksi dan Komisaris adalah setara dan posisi teratas adalah RUPS.
Jika dilihat berdasarkan UU no 40 tahun 2007 bahwa struktur perusahaan dalam
bentuk perseroan terbatas atau PT memiliki RUPS, Dewan Direksi, Minimal satu
Dewan Komisaris, serta beberapa cabang direktur lainnya. Sedangkan di dalam
PT. Chopindo Sejahtera jabatan tertinggi adalah Komisaris membawahi Direktur
dan beberapa cabang lainnya, dan tidak ada RUPS sebagai jabatan tertinggi di
perusahaan sehingga dapat dikatakan bahwa struktur perusahaan tidak sesuai
dengan peraturan yang di tetapkan pemerintah.
4.2 Identifikasi Narasumber
Dalam mengumpulkan data terkait penerapan Good Corporate
Governance (GCG) pada PT Chopindo Sejahtera dalam penelitian ini digunakan
teknik wawancara. Wawancara dilakukan dengan narasumber, dimana narasumber
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang berkepentingan
dalam perusahaan. Dalam menentukan narasumber, digunakan teknik purposive
sampling yaitu dipilih berdasarkan dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.
Adapun narasumber yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Manajer Divisi 2
Narasumber pertama adalah Nico Handinata selaku Manajer Divisi 2,
narasumber pertama dibutuhkan karena narasumber sudah bekerja di
subjek penelitian selama 32 tahun sehingga mengetahui kondisi dan
kinerja operasional perusahaan, melalui narasumber pertama dapat
diperoleh data dan informasi terkait implementasi prinsip-prinsip GCG.
2. Manajer Keuangan dan Pembelian
36
Universitas Kristen Petra
Narasumber kedua adalah Tjoa Mie Hoeng selaku Manajer Keuangan dan
Pembelian, narasumber kedua dibutuhkan karena narasumber sudah
bekerja di subjek penelitian selama 32 tahun dan merupakan anggota
keluarga dari pemimpin perusahaan sehingga mengetahui kinerja dan
keuangan perusahaan sehingga melalui narasumber kedua dapat diperoleh
data dan informasi terkait implementasi prinsip-prinsip GCG.
3. Document Control
Narasumber kedua adalah Aini selaku Document Control, narasumber
ketiga dibutuhkan karena merupakan rekomendasi dari manajer divisi 2
dan mengetahui data dokumen di perusahaan apakah sudah akurat dan up
to date sehingga melalui narasumber ketiga dapat diperoleh data dan
informasi terkait implementasi prinsi-prinsip GCG.
4.3 Hasil Uji Validitas
Berdasarkan hasil wawancara dapat ditemukan data dan informasi
yang kategorisasikan kemudian dilakukan triangulasi sumber dengan hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Transparancy (Transparansi)
No. Topik Analisis Validitas
1. Penyampaian visi
dan misi
Hasil wawancara dengan ketiga
narasumber dan hasil observasi konsisten
menunjukkan bahwa kurang terlihat
penyampaian visi dan misi secara langsung
kepada karyawan
Valid
2. Sarana akses
informasi
konsumen
Hasil wawancara dengan ketiga
narasumber dan hasil observasi konsisten
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
sarana informasi yang dapat diakses
konsumen melalui website
Valid
3. Penyampaian
informasi dari
atasan ke bawahan
Hasil wawancara dengan ketiga
narasumber dan hasil observasi konsisten
menunjukkan bahwa penyampaian
informasi dari atasan ke bawahan
dilakukan secara berjenjang
Valid
4. Informasi yang
perlu dan tidak
Hasil wawancara dengan ketiga
narasumber dan hasil observasi konsisten Valid
37
Universitas Kristen Petra
No. Topik Analisis Validitas
perlu diakses di
dalam atau diluar
perusahaan
menunjukkan bahwa perusahaan selalu
menyampaikan informasi sesuai batasan-
batasan dan hak-haknya
5. Penyampaian
informasi kepada
organisasi-
organisasi lain
Hasil wawancara dengan ketiga
narasumber dan hasil observasi konsisten
menunjukkan bahwa informasi mengenai
perusahaan disampaikan ke organ-organ
lain secara terbuka melalui papan
pengumuman, surat, atau meeting
Valid
6. Proses
pengambilan
keputusan
perusahaan
Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
konsisten menunjukkan bahwa
pengambilan keputusan dilakukan secara
musyawarah melalui meeting namun
tentunya melalui kebijakan direktur
Valid
7. Buku pedoman
mengenai SOP
sebagai patokan
Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
dan hasil observasi konsisten menunjukkan
bahwa perusahaan sudah memiliki SOP
dalam menjalankan tiap bagian pekerjaan
Valid
8. Sanksi pelanggaran
SOP Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
dan konsisten menunjukkan bahwa setiap
ada pelanggaran SOP sanksinya sudah
disesuaikan dengan ketentuan yang dibuat
oleh kepersonaliaan atau HRD
Valid
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Accountability (Akuntabilitas)
No. Topik Analisis Validitas
1. Bentuk struktur
organisasi
perusahaan
Hasil wawancara dengan ketiga
narasumber dan hasil observasi konsisten
menunjukkan bahwa struktur organisasi
sudah disusun dengan menyesuaikan
kebutuhan dan sudah tertulis dalam berkas
bersama dengan job description
Valid
2. Rangkap pekerjaan
pada divisi
Hasil wawancara dengan ketiga
narasumber dan hasil observasi konsisten
menunjukkan bahwa tidak ada divisi
tertentu yang melakukan rangkap
pekerjaan, semua sudah ada tugas dan
tanggung jawab masing-masing
Valid
3. Kesesuaian
pemberian tugas
dengan
kemampuan
Hasil wawancara dengan ketiga
narasumber dan hasil observasi konsisten
menunjukkan bahwa perusahaan memberi
tugas dan tanggung jawab sesuai dengan
Valid
38
Universitas Kristen Petra
No. Topik Analisis Validitas
karyawan kemampuan organ perusahaan atau
karyawan
4. Pengukuran kinerja
karyawan Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
konsisten menunjukkan bahwa perusahaan
menggunakan performance assessment
untuk melakukan penilaian kinerja, dan di
awal tiap karyawan diberi training, namun
hanya dilakukan sebatas evaluasi dari
pengawas
Valid
5. Reward and
punishment pada
pencapaian target
Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
konsisten menunjukkan bahwa perusahaan
menetapkan adanya reward yang diberikan
jika karyawan mencapai target dan
punishment jika karyawan masih tidak
mencapai target setelah diberikan
peringatan
Valid
6. Pembentukan audit
internal
Hasil wawancara dengan ketiga
narasumber dan hasil observasi konsisten
menunjukkan adanya tim audit internal
untuk memelihara pengendalian internal
yang efektif agar dapat mencapai tujuan
Valid
7. Proses audit Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
konsisten menunjukkan bahwa perusahaan
melakukan proses audit dengan cara silang
departemen
Valid
8. Evaluasi dari hasil
audit
Hasil wawancara dengan ketiga
narasumber konsisten menunjukkan bahwa
yang berhak melakukan evaluasi dari hasil
audit adalah kepala departemen yang
dikenakan audit
Valid
9. RUPS
Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
konsisten menunjukkan bahwa perusahaan
tidak memiliki RUPS rutinan tapi hanya
ada tinjauan manajemen
Valid
10. Code of Conduct
Hasil wawancara dengan ketiga
narasumber dan hasil observasi konsisten
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
code of conduct dan selalu disosialisasikan Valid
11. Pelanggaran Code
of Conduct
Hasil wawancara dengan ketiga
narasumber dan hasil observasi konsisten
menunjukkan adanya sanksi karyawan
yang melanggar code of conduct
Valid
39
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Responsibility (Responsibilitas)
No. Topik Analisis Validitas
1. Penanganan
polusi atau
limbah
Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
dan hasil observasi konsisten menunjukkan
bahwa perusahaan menghasilkan limbah
hasil penggodogan kayu dan cara
penanganannya dengan menggunakan
instalasi pengolahan air limbah dengan
proses aerasi
Valid
2. Upaya memenuhi
tanggung jawab
kepada
masyarakat
sekitar
Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
dan hasil observasi konsisten menunjukkan
adanya instalasi B3 dan instalasi air limbah
yang mengubah air limbah menjadi air
bersih
Valid
3. Kecelakaan kerja Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
dan hasil observasi konsisten menunjukkan
bahwa dalam kegiatan perusahaan jarang
terjadi kecelakaan kerja
Valid
4. Asuransi kerja Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
dan hasil observasi konsisten menunjukkan
bahwa seluruh karyawan sudah dijamin
asuransi kerja dengan didaftarkan pada
BPJS Ketenagakerjaan
Valid
5. Gaji Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
dan hasil observasi konsisten menunjukkan
bahwa gaji yang diberikan kepada karyawan
sudah sesuai standart UMK dan jabatan atau
kinerjanya
Valid
6. Cuti Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
dan hasil observasi konsisten menunjukkan
bahwa karyawan memiliki hak cuti sesuai
dengan aturan yang ada
Valid
7. Kekecewaan
konsumen
Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
konsisten menunjukkan bahwa pernah ada
konsumen yang kecewa tetapi bukan karena
pelayanan melainkan karena kualitas produk
Valid
8. Tanggungjawab
kepada konsumen
Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
dan hasil observasi konsisten menunjukkan
bahwa dalam memenuhi kebutuhan
konsumen perusahaan memberikan produk
terbaik dan pelayanan yang menyenangkan
dan melalui program CSR
Valid
9. Sanksi
pelanggaran Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
konsisten menunjukkan bahwa jika ada Valid
40
Universitas Kristen Petra
No. Topik Analisis Validitas
karyawan karyawan yang melakukan tindakan
melanggar hukum saat bekerja maka akan
diberi tindakan sesuai sanksi-sanksi yang ada
oleh personalia melalui security
10. Perusahaan dalam
memenuhi
tanggung
jawabnya kepada
negara
Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
dan hasil observasi konsisten menunjukkan
bahwa perusahaan melakukan pembayaran
pajak tepat waktu
Valid
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Independency (Independensi)
No. Topik Analisis Validitas
1. Organisasi
perusahaan yang
bertanggung
jawab kepada
organisasi lain
Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
dan hasil observasi konsisten menunjukkan
bahwa tidak ada organisasi di perusahaan
yang bertanggung jawab kepada organisasi
lain
Valid
2. Pekerjaan sama
pada organisasi
perusahaan
Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
dan hasil observasi konsisten menunjukkan
bahwa tidak ada organ perusahaan yang
melakukan pekerjaan sama karena sudah
memiliki jobdesk masing-masing
Valid
3. Benturan
kepentingan
antara stakeholder
dan shareholder
Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
konsisten menunjukkan bahwa tidak pernah
terjadi benturan kepentingan Valid
4. Pengambilan
keputusan selain
pemegang saham
Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
dan hasil observasi konsisten menunjukkan
bahwa tidak ada anggota keluarga yang
tidak ikut memiliki saham tapi ikut
mengambil keputusan dalam perusahaan
Valid
5. Peraturan
pemerintah
Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
dan hasil observasi konsisten menunjukkan
bahwa pemerintah mengatur tentang
peraturan ketenagakerjaan dan lain-lain
Valid
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Fairness (Kewajaran atau Kesetaraan)
No. Topik Analisis Validitas
1. Hak pemegang
saham untuk
Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
dan hasil observasi konsisten menunjukkan Valid
41
Universitas Kristen Petra
No. Topik Analisis Validitas
mengarahkan
perusahaan
bahwa setiap pemegang saham memiliki hak
untuk mengarahkan perusahaan ke arah yang
lebih baik
2. Perusahaan
dalam
memperlakukan
shareholders
Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
dan hasil observasi konsisten menunjukkan
bahwa perusahaan memperlakukan para
shareholders dengan menjamin hak-haknya
terpenuhi dan diperlakukan secara adil
Valid
3. Kebijakan
stakeholders
maupun
shareholders
Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
konsisten menunjukkan bahwa ada kebijakan
yang mengatur mengenai stakeholders
maupun shareholders
Valid
4. Pelibatan
stakeholders
maupun
shareholders
dalam
Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
dan hasil observasi konsisten menunjukkan
bahwa perusahaan sudah melibatkan para
stakeholders maupun shareholders dalam
mengambil setiap keputusan
Valid
5. Jabatan tinggi
dijabat selain
keluarga
Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
dan hasil observasi konsisten menunjukkan
bahwa ada orang diluar keluarga pemilik yang
menjabat jabatan tinggi
Valid
6. Mekanisme
proses
perekrutan
Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
konsisten menunjukkan bahwa proses
rekrutmen melalui tes dan wawancara serta
harus memenuhi kriteria seperti umur dan
pendidikan
Valid
7. Tahapan jenjang
karir Hasil wawancara dengan ketiga narasumber
konsisten menunjukkan bahwa ada tahapan
jenjang karir, untuk karyawan yang berprestasi
diberi kesempatan yang sama untuk promosi
jabatan
Valid
4.4 Temuan data dalam Implementasi Prinsip-prinsip Good Corporate
Governance pada PT Chopindo Sejahtera
Untuk mengetahui bagaimana implementasi GCG pada PT Chopindo
Sejahtera (Subjek Penelitian), maka peneliti mencari data tertulis dengan cara
melakukan wawancara kepada pihak yang kompeten dan memiliki wewenang
dalam perusahaan yaitu kepada Manajer Divisi 2, Manajer Keuangan dan
Pembelian, dan Document Control. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui
implementasi GCG yaitu apa saja yang diimplementsikan dan yang tidak
42
Universitas Kristen Petra
diimplementasikan di subjek penelitian melalui prinsip-prinsip transparency
(transparansi), accountability (akuntabilitas), responsibility (responsibilitas),
independency (independensi), dan fairness (kewajaran atau kesetaraan).
4.4.1 Transparency (Transparansi)
Transparansi dalam praktik GCG merupakan keterbukaan dalam
melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam
mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan. Prinsip
transparansi ini berkaitan dengan kualitas informasi yang disampaikan
perusahaan. Dalam implementasi GCG, terdapat prinsip dasar dalam transparansi
yaitu perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan
cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan, untuk
menjaga objektivitas dalam menjalankan bisnis. Perusahaan harus mengambil
inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang diisyaratkan oleh
peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan
keputusan oleh dewan direksi dan pemangku kepentingan lainnya.
Prinsip transparansi berkaitan dengan kualitas informasi yang
disampaikan perusahaan. Terkait dengan transparansi, subjek penelitian telah
menyediakan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat
diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan ataupun
konsumen sesuai dengan haknya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
dengan beberapa narasumber menunjukkan bahwa perusahaan memiliki sarana
informasi yang dapat diakses oleh konsumen dengan mudah, seperti terlihat pada
hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 2 selaku Manajer Keuangan
dan Pembelian yang menunjukkan bahwa perusahaan memiliki website untuk
memberikan kemudahan akses konsumen memperoleh informasi terkait dengan
perusahaan yang terlihat pada kutipan wawancara berikut ini.
“Kami memiliki situs web sendiri di www.chopindo.co.id yang bisa
memberikan informasi kepada konsumen agar mudah diakses oleh
konsumen juga dimana dalam website ada informasi mengenai
43
Universitas Kristen Petra
perusahaan dan produk yang ditawarkan, kemudian juga ada nomor
telepon yang bisa dihubungi oleh konsumen.”1
Hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 2 selaku
Manajer Keuangan dan Pembelian sejalan dengan hasil wawancara yang
dilakukan dengan Narasumber 3 selaku Document Control yang terlihat dalam
kutipan wawancara berikut ini.
“Iya ada, kan perusahaan ini punya website sendiri di
www.chopindo.co.id, disitu konsumen bisa melihat produk-produk yang
kami jual, kemudian juga bisa melihat partner perusahaan juga ada
kontak yang dapat memudahkan konsumen menghubungi perusahaan..”2
Demikian juga dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan
Narasumber 1 selaku Manajer Divisi 2 yang menunjukkan hal serupa bahwa
penyampaian informasi kepada konsumen dapat lebih mudah dengan adanya
website yang dimiliki oleh perusahaan, seperti terlihat pada kutipan wawancara
berikut ini.
“salah satune kami punya situs web sendiri di www.chopindo.co.id yang
mana website itu di buat agar dapat menginformasikan mengenai
perusahaan dan produk yang ditawarkan, trus melalui nomor telepon juga
bisa, konsumen dapat menghubungi bagian marketing langsung.”3
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa narasumber
menunjukkan bahwa perusahaan telah memberikan informasi kepada konsumen
dengan menyediakan adanya website. Dalam hal transparansi, subjek penelitian
juga menyediakan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat
diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai dengan
haknya, seperti halnya informasi yang diberikan oleh pimpinan kepada bawahan
dilakukan secara berjenjang. Hal ini terlihat dari hasil wawancara yang dilakukan
1 Tjoa Mie Hoeng, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 14.00 WIB di PT Chopindo Sejahtera
2 Ainin, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 13.00 WIB di PT Chopindo Sejahtera
3 Nico Handinata, Wawancara, Selasa 14 November 2017 pukul 18.00 WIB di Kediaman bapak Nico
44
Universitas Kristen Petra
dengan Narasumber 2 selaku Manajer Keuangan dan Pembelian yang terlihat pada
kutipan wawancara berikut ini.
“Informasi dari atasan ke bawahan dilakukan secara berjenjang jadi
kalau direktur mau ngasih instruksi ke karyawan ya lewat manajer dulu
baru ke kepala bagian dan begitu juga sebaliknya.”4
Dari hasil wawancara terlihat bahwa informasi yang diberikan dari
atasan kepada bawahan dilakukan secara berjenjang. Hasil wawancara yang
dilakukan dengan Narasumber 2 selaku Manajer Keuangan dan Pembelian sejalan
dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 3 selaku Document
Control yang terlihat pada kutipan wawancara berikut ini.
“Informasi disampaikan sesuai jenjangnya, misal kalau dari atasan ke
bawahan ya dari direktur dulu ke manajer baru ke bawahan, ya begitu
sebaliknya.”5
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 3
selaku Document Control terlihat bahwa perusahaan menerapkan keterbukaan
informasi namun memperhatikan hak-hak dalam penyampaian informasi. Hal ini
juga didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 1
selaku Manajer Divisi 2 yang terlihat pada kutipan wawancara berikut ini.
“Gini untuk menyampaikan informasi dari atasan ke bawahan dilakuno
secara berjenjang sesuai dengan jabatanne, misal dari direktur nih iya ke
bagian manajer nanti manajer itu isa menyampaikan ke kepala bagiane.”6
Kemudian hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 1
selaku Manajer Divisi 2 yang menambahkan bahwa informasi yang diberikan oleh
perusahaan melalui meeting, briefing, surat perintah atau pemberitahuan, seperti
terlihat pada kutipan wawancara berikut ini.
4 Tjoa Mie Hoeng, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 14.00 WIB di PT Chopindo Sejahtera
5 Ainin, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 13.00 WIB di PT Chopindo Sejahtera
6 Nico Handinata, Wawancara, Selasa 14 November 2017 pukul 18.00 WIB di Kediaman
bapak Nico
45
Universitas Kristen Petra
“penyampaian informasi kayak gitu bisa dilakukan dengan adanya
meeting produksi, atau lek gak orang bisa nyebut e briefing, surat
perintah atau pemberitahuan.”7
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 1 selaku
Manajer Divisi 2 terlihat bahwa perusahaan selalu menyampaikan informasi
kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Selain itu informasi dalam perusahaan
juga disampaikan ke organisasi lain secara terbuka seperti terlihat pada kutipan
wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 1 selaku Manajer Divisi 2 berikut
ini.
“Nah kalau memang informasi itu penting ya harus disampaikan secara
terbuka, biasanya kita ini melakukan sosialisasi melalui papan
pengumuman, surat pemberitahuan lek ngak ya pertemuan.”8
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 1 selaku
Manajer Divisi 2 terlihat bahwa informasi penting dalam perusahaan selalu
disampaikan secara terbuka dengan sosialisasi melalui surat pemberitahuan atau
pertemuan. Hasil wawancara tersebut didukung dengan hasil wawancara yang
dilakukan dengan Narasumber 2 selaku Manajer Keuangan dan Pembelian yang
terlihat pada kutipan wawancara berikut ini.
“Informasi-informasi penting yang perlu disampaikan kepada organ-
organ lain ya harus disampaikan secara terbuka dengan sosialisasi
biasanya bisa lewat surat pemberitahuan atau juga langsung dilakukan
pertemuan atau meeting.”9
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 2
selaku Manajer Keuangan dan Pembelian sejalan dengan hasil wawancara yang
dilakukan dengan Narasumber 3 selaku Document Control yang terlihat pada
kutipan wawancara berikut ini.
7 Nico Handinata, Wawancara, Selasa 14 November 2017 pukul 18.00 WIB di Kediaman
bapak Nico
8 Nico Handinata, Wawancara, Selasa 14 November 2017 pukul 18.00 WIB di Kediaman
bapak Nico
9 Tjoa Mie Hoeng, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 14.00 WIB di PT
Chopindo Sejahtera
46
Universitas Kristen Petra
“Informasi mengenai perusahaan disampaikan melalui sosialisasi secara
terbuka bisa melalui pemberitahuan bisa juga melalui meeting dan bisa
lewat papan pengumuman.”10
Informasi dalam perusahaan dikomunikasikan sesering mungkin
berdasarkan kondisi dan masalah yang terjadi dalam perusahaan dengan melihat
siapa saja yang berhak untuk mendapatkan informasi tersebut. Dalam hal ini yang
berhak mendapatkan informasi adalah semua karyawan, stakeholder, shareholder,
konsumen hingga masyarakat luas. Hanya saja masalah laporan keuangan hanya
boleh diketahui oleh orang-orang tertentu dalam perusahaan. Hal ini dapat dilihat
dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 3 selaku Document
Control dalam kutipan wawancara berikut ini.
“Pada para pemegang saham, kami selalu menyampaikan informasi
laporan keuangan, ya intinya informasi selalu disampaikan kepada orang-
orang terkait. Kalau data internal yang rahasia kan nda mungkin boleh
konsumen tahu, jadi ya gitu ada batasan-batasannya.”11
Hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 3 selaku
Document Control didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan
Narasumber 1 selaku Manajer Divisi 2 yang terlihat pada kutipan wawancara
berikut ini.
“kalau pemegang saham itu kami selalu menyampaikan laporan keuangan
secara terbuka dan tepat waktu.”12
Demikian juga dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan
Narasumber 2 selaku Manajer Keuangan dan Pembelian yang terlihat pada
kutipan wawancara berikut ini.
10 Ainin, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 13.00 WIB di PT Chopindo
Sejahtera
11 Ainin, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 13.00 WIB di PT Chopindo
Sejahtera
12 Nico Handinata, Wawancara, Selasa 14 November 2017 pukul 18.00 WIB di Kediaman bapak Nico
47
Universitas Kristen Petra
“untuk laporan keuangan perusahaan selalu menyampaikan kepada para
pemegang saham, manager juga karyawan tapi untuk karyawan ini ya
tidak semua karena sifatnya rahasia.”13
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa
perusahaan menyampaikan laporan keuangan kepada pemegang saham, manager
terkait, namun tidak semua orang boleh mengetahui karena laporan keuangan
bersifat rahasia. Tidak hanya itu, laporan keuangan yang disajikan bersifat jelas,
akurat dan mudah diakses sewaktu-waktu oleh pihak yang berkepentingan sesuai
dengan haknya.
Dalam transparansi, karyawan sebagai salah satu elemen dalam
perusahaan perlu untuk mengetahui visi dan misi perusahaan. Pentingnya visi dan
misi perusahaan bertujuan untuk dapat membantu mencapai tujuan perusahaan.
Dalam hal ini subjek penelitian telah memiliki visi dan misi yang tertulis juga
diletakkan pada belakang ID Card masing-masing juga ada pada spanduk yang
ditempel di area produksi agar karyawan dapat selalu mengerti visi dan misi yang
ingin dicapai oleh perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada hasil wawancara yang
dilakukan dengan Narasumber 1 selaku Manajer Divisi 2 yang terlihat pada
kutipan wawancara berikut ini.
“Nah disini kami ada banner yang ditempel di area produksi. Kemudian
agar karyawan dapat mengingat visi dan misi kami juga memasukkan visi
dan misi nde belakangnya ID card, masing-masing karyawan kan memiliki
ID card toh jadi bisa dibaca disitu. Tapi iya itu nde sini masih kurang
dalam penyampaian secara langsung kepada para karyawan.”14
Hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 1 selaku
Manajer Divisi 2 sejalan dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan
Narasumber 2 selaku Manajer Keuangan dan Pembelian yang terlihat pada
kutipan wawancara berikut ini.
13 Tjoa Mie Hoeng, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 14.00 WIB di PT Chopindo Sejahtera
14 Nico Handinata, Wawancara, Selasa 14 November 2017 pukul 18.00 WIB di Kediaman bapak Nico
48
Universitas Kristen Petra
“Banyak cara salah satunya dengan adanya spanduk yang dipasang di
area produksi serta memasukkan kedalam ID Card agar karyawan selalu
ingat visi dan misi perusahaan.”15
Akan tetapi Narasumber 2 selaku Manajer Keuangan dan Pembelian
menambahkan bahwa jarang mensosialisasikan secara lisan visi dan misi kepada
karyawan, seperti terlihat pada kutipan wawancara berikut ini.
“kami kurang dalam mensosialisasikan atau menyampaikan secara
langsung kepada karyawan, kan beda ya secara tertulis dengan lisan
mungkin akan lebih diingat secara lisan.”16
Hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 2 selaku
Manajer Keuangan dan Pembelian sejalan dengan hasil wawancara yang
dilakukan dengan Narasumber 3 selaku Document Control yang terlihat pada
kutipan wawancara berikut ini.
“Hmm sejauh ini jarang menyampaikan langsung kepada karyawan visi
dan misi apa, tapi sudah ada dalam bentuk tertulisnya.”17
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 2 selaku
Manajer Keuangan dan Pembelian dan Narasumber 3 selaku Document Control
menunjukkan bahwa perusahaan kurang menyampaikan visi dan misi yang
dimiliki oleh perusahaan secara langsung atau lisan agar dapat diingat oleh
karyawan, karena penyampaian secara lisan kemungkinan diingat lebih besar.
Dalam implementasi GCG yang baik juga perlu adanya penerapan
Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai pedoman atau acuan untuk
melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja.
Dengan adanya SOP pegawai akan tahu dengan jelas peran dan tanggung
jawabnya karena dalam SOP sudah menerangkan dengan jelas alur tugas masing-
masing. Dengan dibuatnya SOP yang baku, maka tugas atau pekerjaan pegawai
15 Nico Handinata, Wawancara, Selasa 14 November 2017 pukul 18.00 WIB di Kediaman bapak Nico
16 Tjoa Mie Hoeng, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 14.00 WIB di PT Chopindo Sejahtera
17 Ainin, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 13.00 WIB di PT Chopindo Sejahtera
49
Universitas Kristen Petra
akan lebih lancar karena masing-masing sudah ada pedomannya, selain itu juga
ketika ada kasus penyelewengan atau penyalahgunaan wewenang, SOP ini juga
bisa dijadikan sebagai dasar hukum yang kuat. Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan dengan beberapa narasumber menunjukkan bahwa dalam perusahaan
telah memiliki SOP yang sesuai dengan masing-masing kegiatan seperti terlihat
pada kutipan wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 2 selaku Manajer
Keuangan dan Pembelian berikut ini.
“setiap aktivitas seperti aktivitas keuangan, produksi dan lain-lainnya itu
semua ada SOPnya masing-masing dan memang itu dibuat sebagai
patokan karyawan dalam bekerja.”18
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 2 selaku
Manajer Keuangan dan Pembelian menunjukkan bahwa setiap aktivitas dalam
perusahaan memiliki SOP yang dapat digunakan oleh karyawan sebagai patokan
karyawan dalam bekerja. Setiap SOP dalam masing-masing aktivitas harus ditaati
oleh semua karyawan seperti terlihat pada kutipan wawancara yang dilakukan
dengan Narasumber 1 selaku Manajer Divisi 2 berikut ini.
“Ya seluruh kegiatan dalam perusahaan sudah ada pedoman SOP
masing-masing, jadi sudah ada master prosedur standar yang
diberlakukan di lingkungan perusahaan dan itu harus ditaati oleh setiap
karyawan yang bekerja disini.”19
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 1
selaku Manajer Divisi 2 terlihat bahwa adanya SOP pada masing-masing kegiatan
dalam perusahaan harus ditaati oleh semua karyawan. Selain itu, setiap
pelanggaran yang dilakukan memiliki konsekuensi yaitu sanksi yang sudah
ditentukan oleh bagian kepersonaliaan, seperti terlihat pada kutipan wawancara
yang dilakukan oleh Narasumber 1 selaku Manajer Divisi 2 berikut ini.
18 Tjoa Mie Hoeng, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 14.00 WIB di PT
Chopindo Sejahtera
19 Nico Handinata, Wawancara, Selasa 14 November 2017 pukul 18.00 WIB di Kediaman
bapak Nico
50
Universitas Kristen Petra
“Ya setiap pelanggaran pasti ada sanksinya ya dan itu sudah disesuaikan
dengan ketentuan yang dibuat oleh kepersonaliaan/HRD.”20
Hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 1 selaku
Manajer Divisi 2 juga sejalan dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan
Narasumber 2 selaku Manajer Keuangan dan Pembelian yang menyatakan bahwa
sejauh ini telah ditentukan sanksi oleh bagian HRD (Human Resources
Development) pada tiap-tiap pelanggaran.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui wawancara dapat
disimpulkan secara keseluruhan bahwa implementasi GCG pada subjek penelitian
sudah sesuai dengan prinsip transparansi, akan tetapi kurang dalam penyampaian
visi dan misi secara lisan kepada para karyawan.
4.4.2 Accountability (Akuntabilitas)
Akuntabilitas dalam praktik GCG menggambarkan kejelasan fungsi,
struktur, sistem, dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan
perusahaan terlaksana secara efektif. Oleh karena itu, perusahaan harus dikelola
secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap
memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain.
Demikian halnya pada subjek penelitian yang memiliki struktur organisasi yang
sesuai dengan kebutuhan dalam menjalankan kegiatan operasional, seperti terlihat
pada hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 3 selaku Document
Control pada kutipan wawancara berikut ini.
“Struktur organisasi disusun untuk memenuhi kebutuhan dalam
menjalankan kegiatan operasional perusahaan.”21
Hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 3 selaku
Document Control sejalan dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan
Narasumber 2 selaku Manajer Keuangan dan Pembelian yang menyebutkan
20 Nico Handinata, Wawancara, Selasa 14 November 2017 pukul 18.00 WIB di Kediaman
bapak Nico
21 Ainin, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 13.00 WIB di PT Chopindo Sejahtera
51
Universitas Kristen Petra
bahwa struktur organisasi telah disusun menyesuaikan kebutuhan dan dibuat
secara tertulis beserta job description seperti terlihat pada kutipan wawancara
berikut ini.
“Struktur organisasi disusun dengan menyesuaikan kebutuhan dan itu
sudah ada tertulis demikian juga dengan job desk pada masing-masing
jabatan yang juga diatur tugas, wewenang dan tanggung jawab tiap
jabatan.”22
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 2 selaku
Manajer Keuangan dan Pembelian dapat dijelaskan bahwa perusahaan telah
memenuhi prinsip akuntabilitas. Hal ini juga didukung dengan hasil wawancara
yang dilakukan dengan Narasumber 1 selaku Manajer Divisi 2 yang terlihat pada
kutipan wawancara berikut ini.
“Struktur organisasi sudah disusun dan digambarkan pada bagan yang
bisa dilihat pada ruangan, itu gede, namun juga tertulis dalam berkas
bersama dengan jobdesk nya.”23
Berdasarkan hasil wawancara tersebut terlihat adanya struktur
organisasi yang dimiliki oleh subjek penelitian disusun sesuai kebutuhan yang
juga mengatur job description atau tugas maupun wewenang masing-masing
karyawan, sehingga tidak ada karyawan yang melakukan rangkap pekerjaan. Hal
ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa
narasumber seperti kutipan wawancara dengan Narasumber 2 selaku Manajer
Keuangan dan Pembelian berikut ini.
“Ya sesuai pekerjaan masing-masing semua tidak ada rangkap pekerjaan
kan sudah ada job desk itu tadi jadi semuanya sudah punya tugas masing-
masing.”24
Hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 2 selaku
Manajer Keuangan dan Pembelian sejalan dengan hasil wawancara yang
22 Tjoa Mie Hoeng, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 14.00 WIB di PT Chopindo Sejahtera
23 Nico Handinata, Wawancara, Selasa 14 November 2017 pukul 18.00 WIB di Kediaman bapak Nico
24 Tjoa Mie Hoeng, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 14.00 WIB di PT Chopindo Sejahtera
52
Universitas Kristen Petra
dilakukan dengan Narasumber 1 selaku Manajer Divisi 2 yang terlihat pada
kutipan wawancara berikut ini.
“Gak ada karena memang sudah sesuai dengan jabatannya, jadi masing-
masing karyawan sudah diberikan tugasnya sesuai dengan jabatannya.”25
Demikian juga dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan
Narasumber 3 selaku Document Control yang menunjukkan tidak adanya rangkap
tugas, karena masing-masing karyawan telah memiliki tugas dan tanggung jawab
sesuai dengan jabatannya. Disamping itu, perusahaan juga menentukan tugas dan
tanggung jawab karyawan sesuai dengan kemampuannya, seperti terlihat pada
hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 3 selaku Document Control
berikut ini.
“Sudah sesuai dengan kemampuan para karyawan masing-masing, kan ya
memang pas merekrut karyawan harus memenuhi kualifikasi-
kualifikasinya.”26
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 3 selaku
Document Control terlihat bahwa pemberian tugas telah menyesuaikan
kemampuan masing-masing karyawan, terlebih karyawan telah memenuhi
kualifikasi perekrutan. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan
dengan Narasumber 2 selaku Manajer Keuangan dan Pembelian yang terlihat pada
kutipan wawancara berikut ini.
“Tentu saja, perusahaan merekrut karyawan tentu ada kualifikasi yang
harus dipenuhi oleh karyawan dan dalam proses seleksi dan rekrutmen itu
karyawan yang melamar diseleksi kemampuan dan skillnya apakah sesuai
dengan kebutuhan jabatan yang akan diisi ini.”27
Dalam implementasi prinsip akuntabilitas, perusahaan harus memiliki
adanya sistem penilaian kinerja. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
25 Nico Handinata, Wawancara, Selasa 14 November 2017 pukul 18.00 WIB di Kediaman bapak Nico
26 Ainin, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 13.00 WIB di PT Chopindo Sejahtera
27 Tjoa Mie Hoeng, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 14.00 WIB di PT Chopindo Sejahtera
53
Universitas Kristen Petra
dengan beberapa narasumber menunjukkan bahwa perusahaan telah melakukan
penilaian terhadap kinerja karyawan, seperti terlihat pada kutipan wawancara
yang dilakukan dengan Narasumber 1 selaku Manajer Divisi 2 berikut ini.
“Penilaian karyawan diukur pas awal masuk tes rekrutmen atau masa job
training, dan evaluasi dari pengawas atau atasan.”28
Dari hasil wawancara tersebut terlihat bahwa penilaian kinerja
dilakukan dari awal masuk, kemudian dilakukan job training dan juga penilaian
dari pengawas atau atasan ketika bekerja. Hasil wawancara tersebut sejalan
dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 2 selaku Manajer
Keuangan dan Pembelian yang terlihat pada kutipan wawancara berikut ini.
“sudah ada yang namanya performance assessment yaitu untuk
melakukan penilaian kinerja, tapi hanya sebatas melalui evaluasi dari
supervisor atau atasan, tapi di awal tiap karyawan di beri masa training
juga disitu juga dilakukan penilaian apakah karyawan ini mampu atau
tidak.”29
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 2
selaku Manajer Keuangan dan Pembelian terlihat bahwa perusahaan telah
memiliki sistem penilaian kinerja, namun penilaian tersebut hanya sebatas
dilakukan oleh pengawas. Hal ini didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan
dengan Narasumber 3 selaku Document Control yang terlihat pada kutipan
wawancara berikut ini.
“Hanya sebatas evaluasi dari supervisor atau atasan dengan performance
assessment untuk melakukan penilaian kinerja30
Dengan adanya penilaian kinerja, maka perusahaan juga menetapkan
adanya reward dan punishment kepada karyawan terkait dengan pencapaian target
yang ditentukan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa
28 Nico Handinata, Wawancara, Selasa 14 November 2017 pukul 18.00 WIB di Kediaman bapak Nico
29 Tjoa Mie Hoeng, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 14.00 WIB di PT Chopindo Sejahtera
30 Ainin, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 13.00 WIB di PT Chopindo
Sejahtera
54
Universitas Kristen Petra
narasumber menunjukkan bahwa karyawan yang melebihi target akan
mendapatkan reward, sedangkan karyawan yang tidak mencapai target akan
menerima peringatan. Penilaian tersebut terlihat dari evaluasi yang dilakukan,
seperti hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 2 selaku Manajer
Keuangan dan Pembelian yang terlihat pada kutipan wawancara berikut ini.
“Ya dari evaluasi dan penilaian yang dilakukan itu kan bisa terlihat mana
yang mencapai target dan mana yang kurang, nah yang kurang mencapai
target ini tentu ada tindak lanjut dari perusahaan namun masih memberi
kesempatan pada beberapa peringatan. Kalau tetap tidak mencapai target
ya akan ada kebijakan sendiri dari pimpinan.”31
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 2 selaku
Manajer Keuangan dan Pembelian terlihat bahwa hasil evaluasi dapat digunakan
sebagai penilaian yang mana pencapaian target akan memberikan reward kepada
karyawan, sedangkan karyawan yang tidak mencapai target akan diberikan
peringatan. Hasil ini didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan
Narasumber 1 selaku Manajer Divisi 2 yang terlihat pada kutipan wawancara
berikut ini.
“Karyawan yang melebihi target dan yang gak mampu mencapai target ya
akan masuk dalam catatan pengawas atau atasan, sedangkan untuk
karyawan yang gak mampu mencapai target akan mendapatkan tindakan
lanjutan dari pengawas atau atasan.”32
Hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 1 selaku
Manajer Divisi 2 didukung dengan kutipan wawancara yang dilakukan dengan
Narasumber 3 selaku Document Control berikut ini.
“Ya kalau mencapai target dapat reward, kalau tidak sampai sudah
peringatan berkali-kali ya ada punishment tersendiri.”33
31 Tjoa Mie Hoeng, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 14.00 WIB di PT
Chopindo Sejahtera
32 Nico Handinata, Wawancara, Selasa 14 November 2017 pukul 18.00 WIB di Kediaman bapak Nico
33 Ainin, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 13.00 WIB di PT Chopindo Sejahtera
55
Universitas Kristen Petra
Dari hasil wawancara dengan beberapa narasumber menunjukkan
bahwa dalam mengaplikasikan akuntabilitasnya, perusahaan menerapkan sistem
reward dan punishment dengan menetapkan kebijakan mengenai reward dan
sanksi bagi karyawan. Perusahaan menerapkan reward dan punishment secara adil
sesuai prestasi atau tingkat kesalahan pekerja. Contoh kasus punishment yang
pernah terjadi adalah ada karyawan baru yang sering sekali cuti sehingga harus di
ambil keputusan untuk mengeluarkan karyawan tersebut, Namun masih
ditemukan bahwa adanya kesalahan karyawan yang masih ditolerir oleh
perusahaan.
Dalam implementasi akuntabilitas, diperlukan pedoman perilaku
(Code of Conduct) yang dapat menjadi acuan bagi seluruh pihak yang ada dalam
perusahaan dan semua karyawan dalam menerapkan nilai-nilai (values) dan etika
bisnis melalui pedoman kode etik dalam perusahaan. Hal ini didukung dengan
pedoman pokok pelaksanaan akuntabilitas yang tertulis dalam Pedoman
Pelaksanaan GCG (KNKG, 2016), yang disebutkan bahwa dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya, setiap organisasi perusahaan dan semua karyawan
harus berpegang pada pedoman perilaku (code of conduct) yang telah disepakati.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan narasumber
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki code of conduct dan tata tertib
perusahaan yang disosialisasikan kepada karyawan melalui pertemuan rapat
sosialisasi dengan karyawan dan papan pengumuman, seperti terlihat pada hasil
wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 1 selaku Manajer Divisi 2 dalam
kutipan wawancara berikut ini.
“Perusahaan ada kode etik, sosialisasinya ya melalui tempelan di jalur
masuk karyawan dan melalui pertemuan rapat sosialisasi dengan
karyawan.”34
Hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 1 selaku
Manajer Divisi 2 sejalan dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan
Narasumber 2 selaku Manajer Keuangan dan Pembelian yang terlihat dalam
kutipan wawancara berikut ini.
34 Nico Handinata, Wawancara, Selasa 14 November 2017 pukul 18.00 WIB di Kediaman
bapak Nico
56
Universitas Kristen Petra
“Ya pasti punya, karena dengan itu bisa mengatur semua tata cara atau
perilaku perusahaan terhadap pemangku kepentingannya. Dan juga
mengatur bagaimana prilaku karyawan dalam berinteraksi dengan
sesama karyawan. Nah disini kami biasanya mensosialisasikan dengan
ditempelkan kemudian juga pada rapat atau meeting juga
mensosialisasikannya.”35
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 2 selaku
Manajer Keuangan dan Pembelian terlihat bahwa perusahaan telah menganggap
penting pedoman perilaku perusahaan, karena dapat mengatur perilaku karyawan
dalam berinteraksi dengan karyawan. Hasil wawancara ini didukung oleh hasil
wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 3 selaku Document Control yang
terlihat pada kutipan wawancara berikut ini.
“untuk mengatur perilaku perusahaan terhadap pemangku
kepentingannya serta prilaku karyawan dalam berinteraksi dengan
sesama karyawan.”36
Untuk menegakkan code of conduct, perusahaan memiliki sanksi yang
diterapkan sesuai peraturan atau prosedur kepersonaliaan, seperti terlihat pada
kutipan wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 1 selaku Manajer Divisi 2
yang terlihat pada kutipan wawancara berikut ini.
“Karyawan yang melanggar aturan ya akan dikenakan tindakan sesuai
peraturan yang ditentukan dan atau sesuai prosedur kepersonaliaan.”37
Hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 1 selaku
Manajer Divisi 2 didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan
Narasumber 2 selaku Manajer Keuangan dan Pembelian yang terlihat pada
kutipan wawancara berikut ini.
35 Tjoa Mie Hoeng, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 14.00 WIB di PT
Chopindo Sejahtera
36 Ainin, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 13.00 WIB di PT Chopindo
Sejahtera
37 Nico Handinata, Wawancara, Selasa 14 November 2017 pukul 18.00 WIB di Kediaman bapak Nico
57
Universitas Kristen Petra
“Kalau karyawan melanggar ya bisa ada sanksi yang ditegakkan, karena
semua pelanggaran ada sanksi masing-masing yang memang sudah diatur
oleh bagian kepersonaliaan.”38
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 2 selaku
Manajer Keuangan dan Pembelian terlihat bahwa adanya sanksi yang diberikan
kepada karyawan yang melanggar code of conduct. Hal ini menunjukkan bahwa
subjek penelitian telah menjalankan prinsip akuntabilitas dengan adanya sanksi-
sanksi kepada setiap pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan. Contoh code of
conduct di perusahaan adalah himbauan untuk mengindari memberi atau
menerima suap dari perseroan lain. Contoh Tata Tertib perusahaan adalah
mentaati jam kerja perusahaan dan melakukan check in pada waktu masuk kerja
dan check out pada waktu pulang kerja.
Dalam implementasi akuntabilitas, diperlukan pelaksanaan forum
RUPS di dalam perusahaan. RUPS merupakan bagian penting dalam struktur
organisasi perusahaan karena dengan RUPS maka keputusan yang dibuat oleh
perusahaan adalah persetujuan dari seluruh pemanku kepentingan dan pemegang
saham.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa
narasumber menunjukkan bahwa perusahaan tidak melakukan RUPS, seperti
terlihat pada hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 1 selaku
Manajer Divisi 2 yang terlihat pada kutipan wawancara berikut ini.
“Perusahaan gak melakukan RUPS tapi melaksanakan tinjauan
manajemen.”39
Hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 1 selaku
Manajer Divisi 2 didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan
Narasumber 2 selaku Manajer Keuangan dan Pembelian yang terlihat pada
kutipan wawancara berikut ini.
38 Tjoa Mie Hoeng, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 14.00 WIB di PT Chopindo Sejahtera
39 Nico Handinata, Wawancara, Selasa 14 November 2017 pukul 18.00 WIB di Kediaman
bapak Nico
58
Universitas Kristen Petra
“Kami tidak memiliki RUPS rutinan, tapi kami hanya melakukan tinjauan
manajemen.”40
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui wawancara dapat
disimpulkan secara keseluruhan bahwa implementasi Good Corporate
Governance pada subjek penelitian sudah sesuai dengan prinsip akuntabilitas,
hanya masih tidak adanya forum RUPS dan struktur organisasi yang sesuai
dengan UU PT. Dengan demikian perlu menjadi perhatian manajemen untuk
memperbaiki beberapa hal yang masih terjadi dan menghambat terwujudnya GCG
yang efektif.
4.4.3 Responsibility (Responsibilitas)
Prinsip ini merupakan bentuk pertanggung jawaban seluruh internal
stakeholders kepada para eksternal stakeholders lainnya. Berdasarkan pedoman
GCG diketahui bahwa prinsip dasar dari pertanggungjawaban adalah perusahaan
harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung
jawab terhadap masyarakat dan lingkungan.
Berdasarkan pengukuran penerapan prinsip pertanggungjawaban
berdasarkan CSR (Corporate Social Responsibility) diketahui bahwa subjek
penelitian sudah melaksanakan CSR baik untuk lingkungan, karyawan, maupun
masyarakat. Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi penting dan
relevan bagi perusahaan untuk menjaga hubungan baik dengan lingkungan dan
masyarakat yang secara langsung maupun tidak, mengingat perusahaan yang
menghasilkan limbah dalam proses produksi, seperti terlihat pada hasil
wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 1 selaku Manajer Divisi 2 pada
kutipan wawancara berikut ini.
“Proses produksi di perusahaan pasti menghasilkan limbah hasil
penggodokan kayu, ya penanganannya dengan menggunakan instalasi
pengolahan air limbah dengan proses Aerasi, sehingga air limbah yang
keluar dari perusahaan sudah dinyatakan sebagai air yang aman.”41
40 Tjoa Mie Hoeng, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 14.00 WIB di PT
Chopindo Sejahtera
41 Nico Handinata, Wawancara, Selasa 14 November 2017 pukul 18.00 WIB di Kediaman bapak Nico
59
Universitas Kristen Petra
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 1 selaku
Manajer Divisi 2 didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan
Narasumber 3 selaku Document Control yang terlihat pada kutipan wawancara
berikut ini.
“Ya tentu ada, kan kami melakukan aktivitas produksi yang menghasilkan
limbah hasil penggodokan kayu, tapi menanganinya ya dengan
menggunakan instalasi pengolahan air limbah dengan proses aerasi
sebagai bentuk CSR juga kan.”42
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 3
selaku Document Control menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan limbah
dalam proses produksi dari hasil penggodokan kayu, sehingga CSR menjadi
sangat penting sebagai bentuk upaya GCG yang lebih baik. Dalam hal ini,
perusahaan memiliki upaya-upaya dalam CSR seperti terlihat dari hasil
wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 2 selaku Manajer Keuangan dan
Pembelian dalam kutipan wawancara berikut ini.
“Hmmm CSR ya, jadi kalau bicara CSR kami memiliki instalasi B3 dan
instalasi air limbah yang mengubah air limbah menjadi air bersih sebagai
bukti kepedulian kami pada lingkungan.”43
Hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 2 selaku
Manajer Keuangan dan Pembelian sejalan dengan hasil wawancara yang
dilakukan dengan Narasumber 3 selaku Document Control yang terlihat pada
kutipan wawancara berikut ini.
“Ya itu tadi kami menerapkan CSR yang memiliki instalasi B3 dan
instalasi air limbah yang mengubah air limbah menjadi air bersih.”44
42 Ainin, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 13.00 WIB di PT Chopindo Sejahtera
43 Tjoa Mie Hoeng, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 14.00 WIB di PT Chopindo Sejahtera
44 Ainin, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 13.00 WIB di PT Chopindo Sejahtera
60
Universitas Kristen Petra
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 3 selaku
Document Control menunjukkan bahwa perusahaan memiliki instalasi B3 yang
mengubah air limbah menjadi air bersih sebagai bentuk penerapan CSR. Hal ini
didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 1 selaku
Manajer Divisi 2 yang terlihat pada kutipan wawancara berikut ini.
“Perusahaan memiliki instalasi B3 dan instalasi air limbah yaa sebagi
bukti kepedulian perusahaan pada lingkungan gitu sih.”45
Dalam implementasi prinsip responsibilitas, subjek penelitian juga
menaati undang-undang terkait perlindungan konsumen yang dilakukan dengan
terus memberikan produk terbaik dan pelayanan yang menyenangkan. Selain itu,
perusahaan juga melakukan program CSR, seperti terlihat dari hasil wawancara
yang dilakukan dengan Narasumber 2 selaku Manajer Keuangan dan Pembelian
yang terlihat pada kutipan wawancara berikut ini.
“Yang dilakukan perusahaan sejauh ini dalam memenuhi tanggung
jawabnya adalah dengan melakukan program CSR, dan disitu kami
memiliki beberapa program-program dan kebijakan yang harus dipenuhi
dalam CSR.”46
Selain itu dalam implementasi prinsip responsibilitas, perusahaan
harus mematuhi semua undang-undang yang telah ditetapkan pemerintah seperti
undang-undang ketenagakerjaan. Ketaatan perusahaan terhadap undang-undang
ketenagakerjaan yaitu dengan cara menerapkan upah minimum yang ditetapkan
oleh pemerintah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan
Narasumber 1 selaku Manajer Divisi 2 menunjukkan bahwa perusahaan telah
memberikan gaji sesuai dengan standar Upah Minimum Kota atau Kabupaten
(UMK). Hasil ini didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan
Narasumber 3 selaku Document Control yang terlihat pada kutipan wawancara
yang dilakukan dengan berikut ini.
45 Nico Handinata, Wawancara, Selasa 14 November 2017 pukul 18.00 WIB di Kediaman bapak Nico
46 Tjoa Mie Hoeng, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 14.00 WIB di PT Chopindo Sejahtera
61
Universitas Kristen Petra
“Perusahaan menentukan gaji masing-masing karyawan sesuai dengan
UMK dan jabatan tentunya.”47
Hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 3 selaku
Document Control sejalan dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan
Narasumber 2 selaku Manajer Keuangan dan Pembelian yang terlihat pada
kutipan wawancara berikut ini.
“Kami menentukan gaji sesuai dengan UMK dan tentunya disesuaikan
dengan kinerja pada masing-masing karyawan.”48
Berdasarkan hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa perusahaan
telah mentaati peraturan perundangan terkait dengan ketenagakerjaan seperti
menentukan gaji sesuai dengan UMK, namun juga tetap mempertimbangkan
kinerja masing-masing karyawan tersebut. Selain itu, perusahaan juga telah
mematuhi undang-undang ketenagakerjaan terkait pemberian cuti sebagai bentuk
pertanggung jawaban. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan
Narasumber 3 selaku Document Control menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki kebijakan cuti yang harus diambil oleh karyawan. Hasil wawancara
tersebut didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 2
selaku Manajer Keuangan dan Pembelian yang terlihat pada kutipan wawancara
berikut ini.
“Ya tentu ada, kami memiliki aturan yang mengatur waktu cuti karyawan,
dan mereka memiliki jatah cuti masing-masing yang memang harus
digunakan, waktu cuti yang diberikan sesuai kepentingannya, namun
dalam satu bulan ada batasannya.”49
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 2 selaku
Manajer Keuangan dan Pembelian menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
aturan cuti yang diberikan pada para karyawan, namun memiliki batasan
47 Ainin, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 13.00 WIB di PT Chopindo Sejahtera
48 Tjoa Mie Hoeng, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 14.00 WIB di PT Chopindo Sejahtera
49 Tjoa Mie Hoeng, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 14.00 WIB di PT Chopindo Sejahtera
62
Universitas Kristen Petra
pengambilan cuti dalam satu bulan. Hasil wawancara ini diperkuat dengan hasil
wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 1 selaku Manajer Divisi 2 yang
menyebutkan struktur batasan waktu cuti berikut ini.
“Iya karyawan memiliki hak cuti, yaitu pada waktu pekerja sendiri
menikah, yaitu selama 3 hari terus pada waktu pernikahan anak pekerja,
yaitu selama 2 hari terus pada waktu istri melahirkan yaitu selama 2 hari
terus pada waktu pembaptisan anak pekerja, yaitu selama 2 hari terus
pada waktu mengkhitankan anak pekerja, yaitu selama 2 hari terus pada
waktu anggota keluarga meninggal, entah suami atau istri, orang tua atau
mertua, anak atau menantu dikasih cuti selama 2 hari dan hak cuti bisa
diambil setelah hari H yaitu besok atau lusanya, terus apalagi ya ohh itu
pada waktu anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia yaitu
dikasih cuti selama 1 hari.”50
Selain itu, subjek penelitian juga memberikan jaminan pemeliharaan
kesehatan bagi karyawan melalui BPJS Ketenagakerjaan yang dilaksanakan
berdasarkan surat keputusan direksi tersebut telah sesuai dengan ketentuan UU
No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS, PT. Jamsostek berubah menjadi BPJS
Ketenagakerjaan. Hal ini terlihat dari hasil wawancara yang dilakukan dengan
Narasumber 1 selaku Manajer Divisi 2 yang terlihat pada kutipan wawancara
berikut ini.
“Semua karyawan sudah diikutsertakan dalam anggota BPJS
Ketenagakerjaan ya sebagai asuransi pekerja.”51
Hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 1 selaku
Manajer Divisi 2 sejalan dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan
Narasumber 2 selaku Manajer Keuangan dan Pembelian yang terlihat pada
kutipan wawancara berikut ini.
“Sudah, kami memberikan kepada seluruh karyawan dan buruh dalam
asuransi kesehatan yang semua karyawan dan buruh didaftarkan pada
BPJS Ketenagakerjaan.”52
50 Nico Handinata, Wawancara, Selasa 14 November 2017 pukul 18.00 WIB di Kediaman
bapak Nico
51 Nico Handinata, Wawancara, Selasa 14 November 2017 pukul 18.00 WIB di Kediaman bapak Nico
63
Universitas Kristen Petra
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 2 selaku
Manajer Keuangan dan Pembelian menunjukkan bahwa perusahaan telah
menjamin karyawan dengan asuransi kerja, meskipun jarang terjadi kecelakaan
kerja di perusahaan karena telah menjalankan pekerjaan sesuai dengan prosedur,
instruksi kerja dan SOP, seperti terlihat pada hasil wawancara yang dilakukan
dengan Narasumber 2 selaku Manajer Keuangan dan Pembelian yang terlihat pada
kutipan wawancara berikut ini.
“Jarang sekali terjadi kecelakaan kerja disini karena kami memang
memiliki prosedur-prosedur, instruksi kerja dan SOP yang harus dipenuhi
juga, ada alat pelindung diri yang digunakan untuk menjamin
keselamatan kerja.”53
Hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 2 selaku
Manajer Keuangan dan Pembelian sejalan dengan hasil wawancara yang
dilakukan dengan Narasumber 1 selaku Manajer Divisi 2 yang terlihat pada
kutipan wawancara berikut ini.
“Kecelakaan kerja jarang terjadi, karena karyawan tertib menggunakan
alat pelindung diri, disediakan instruksi kerja tiap mesin gitu.”54
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa
meskipun jarang terjadi kecelakaan kerja, namun perusahaan tetap memberikan
adanya asuransi sebagai bentuk pertanggung jawaban kepada karyawan.
Selain itu dalam implementasi prinsip responsibilitas, perusahaan
harus mematuhi semua undang-undang yang telah ditetapkan pemerintah seperti
undang-undang perpajakan, dimana perusahaan diwajibkan selalu taat dalam
membayar pajak tepat waktu. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa
subjek penelitian telah taat membayar pajak dengan selalu membayar pajak
52 Tjoa Mie Hoeng, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 14.00 WIB di PT Chopindo Sejahtera
53 Tjoa Mie Hoeng, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 14.00 WIB di PT Chopindo Sejahtera
54 Nico Handinata, Wawancara, Selasa 14 November 2017 pukul 18.00 WIB di Kediaman bapak Nico
64
Universitas Kristen Petra
dengan tepat waktu, seperti terlihat pada hasil wawancara yang dilakukan dengan
Narasumber 3 selaku Document Control dalam kutipan wawancara berikut ini.
“Mematuhi semua peraturan-peraturan yang diberlakukan oleh
pemerintah khususnya peraturan terkait dengan pajak yang mana kita
harus taat membayar pajak dan tidak boleh telat.”55
Hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 3 selaku
Document Control didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan
Narasumber 2 selaku Manajer Keuangan dan Pembelian yang terlihat pada
kutipan wawancara berikut ini.
“memperhatikan peraturan perundangan seperti pembayaran pajak itu
harus dilakukan dan harus tepat waktu.”56
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 2 selaku
Manajer Keuangan dan Pembelian menunjukkan bahwa perusahaan selalu
memperhatikan peraturan perundangan salah satunya dengan memenuhi ketepatan
pembayaran pajak. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan
dengan Narasumber 1 selaku Manajer Divisi 2 yang terlihat pada kutipan
wawancara berikut ini.
“Perusahaan tentu mendukung penuh peraturan yang berlaku di negara
republik Indonesia ya, salah satune taat bayar pajak, tepat waktu, karena
kami juga sudah memiliki konsultan pajak yang setiap minggu
mengontrol.”57
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 1
selaku Manajer Divisi 2 menunjukkan bahwa perusahaan telah memenuhi prinsip
pertanggung jawaban dengan mematuhi peraturan perundangan khususnya terkait
dengan pemenuhan pajak dengan membayarnya tepat waktu tanpa ada masalah
karena adanya konsultan pajak yang setiap minggu mengontrol dan mengawasi
aktivitas perpajakan dalam perusahaan.
55 Ainin, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 13.00 WIB di PT Chopindo Sejahtera
56 Tjoa Mie Hoeng, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 14.00 WIB di PT Chopindo Sejahtera
57 Nico Handinata, Wawancara, Selasa 14 November 2017 pukul 18.00 WIB di Kediaman bapak Nico
65
Universitas Kristen Petra
Subjek penelitian telah menaati undang-undang di antaranya undang-
undang perpajakan, perlindungan konsumen, lingkungan, dan ketenagakerjaan.
Dengan mematuhi undang-undang ini, maka perusahaan dapat dikatakan telah
menjalankan prinsip responsibilitas.
4.4.4 Independency (Independensi)
Kemandirian dalam praktik GCG menggambarkan keadaan dimana
perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh
atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan dengan ketiga narasumber menunjukkan bahwa sejauh
ini perusahaan sudah dikelola secara profesional tanpa benturan dan pengaruh dan
tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan undang-undang
yang berlaku. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan dengan
Narasumber 1 selaku Manajer Divisi 2 yang terlihat pada kutipan wawancara
berikut ini.
“Sejauh ini gak pernah ada seh benturan kepentingan karena kami
melakukan pengelolaan Perseroan secara independen, tidak saling
mendominasi, dan tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu, nah itu
memang dilakukan dengan harapan dapat terhindar dari benturan
kepentingan antara stakeholder dan shareholder.”58
Hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 1 selaku
Manajer Divisi 2 didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan
Narasumber 2 selaku Manajer Keuangan dan Pembelian yang terlihat pada
kutipan wawancara berikut ini.
“Tidak pernah terjadi benturan kepentingan sejauh ini sudah sesuai
koridornya masing-masing karena memang kami mengikuti aturan
58 Nico Handinata, Wawancara, Selasa 14 November 2017 pukul 18.00 WIB di Kediaman bapak Nico
66
Universitas Kristen Petra
perseroan yang mengelola perusahaan secara independen dan tentunya
tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu.”59
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa narasumber
menunjukkan bahwa tidak pernah terjadi benturan kepentingan antar stakeholder
dan shareholder. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa
narasumber menunjukkan bahwa tidak ada anggota keluarga yang tidak ikut
memiliki saham tapi ikut mengambil keputusan dalam perusahaan, namun ada
anggota keluarga yang memang menjabat sebagai direktur dan komisaris. Hal ini
mengindikasikan adanya keadaan perusahaan yang dikelola oleh anggota keluarga
dan menunjukkan bahwa perusahaan belum dapat dikelola secara profesional.
4.4.5 Fairness (Kewajaran atau Kesetaraan)
Dalam implementasi GCG perusahaan harus senantiasa
memperhatikan kepentingan dewan direksi dan pemangku kepentingan lainnya
berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan. Kewajaran disini berkaitan dengan
keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul
berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam
hal ini, setiap pemegang saham memiliki hak untuk mengarahkan perusahaan,
seperti terlihat pada hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 1 selaku
Manajer Divisi 2 berikut ini.
“Ya tentu saja, karena memang dalam peraturan hukum perseroan sudah
seharuse gitu kalau pemegang saham memiliki hak untuk mengarahkan
perusahaan kearah lebih baik, kan kalau perusahaan untung pemegang
saham juga metik keuntungannya kan.”60
Hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 1 selaku
Manajer Divisi 2 sejalan dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan
Narasumber 2 selaku Manajer Keuangan dan Pembelian yang terlihat pada
kutipan wawancara berikut ini.
59 Tjoa Mie Hoeng, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 14.00 WIB di PT Chopindo Sejahtera
60 Nico Handinata, Wawancara, Selasa 14 November 2017 pukul 18.00 WIB di Kediaman bapak Nico
67
Universitas Kristen Petra
“Iya memang, khususnya pada pemegang saham mayoritas yang memang
memiliki hak untuk itu apa namanya hmm dalam pengambilan keputusan
tentu untuk kebaikan perusahaan kedepannya dan justru perusahaan terus
mendorong partisipasi pemegang saham dalam pengambilan keputusan
tentang isu-isu penting.”61
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 2 selaku
Manajer Keuangan dan Pembelian menunjukkan bahwa para pemegang saham
memiliki hak yang sama untuk pengambilan keputusan guna mengarahkan
perusahaan kearah lebih baik lagi. Hal ini didukung dengan pernyataan
Narasumber 3 selaku Document Control yang menyatakan bahwa khususnya pada
pemegang saham mayoritas memiliki hak untuk mengambil keputusan demi
kebaikan perusahaan kedepannya. Dalam memenuhi prinsip kewajaran,
perusahaan juga selalu memperlakukan para pemegang saham dengan adil dan
setara seperti terlihat pada kutipan wawancara yang dilakukan dengan
Narasumber 1 selaku Manajer Divisi 2 berikut ini.
“Sejauh ini, ya sudah cukup baik dalam memperlakukan para
shareholders yang mana perusahaan selalu berupaya menjamin agar hak-
hak para pemegang saham terpenuhi dan memperlakukan para pemegang
saham secara adil dan setara.”62
Hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 1 selaku
Manajer Divisi 2 sejalan dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan
Narasumber 2 selaku Manajer Keuangan dan Pembelian yang terlihat pada
kutipan wawancara berikut ini.
“Kalau sepengamatan saya memang para pemegang saham sudah
diperlakukan baik dengan selalu berupaya untuk menjamin hak-hak
pemegang saham terpenuhi serta memperlakukan semua pemegang saham
secara setara termasuk dalam memberikan informasi yang akurat dan
61 Tjoa Mie Hoeng, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 14.00 WIB di PT Chopindo Sejahtera
62 Nico Handinata, Wawancara, Selasa 14 November 2017 pukul 18.00 WIB di Kediaman
bapak Nico
68
Universitas Kristen Petra
tepat waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.”63
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 2 selaku
Manajer Keuangan dan Pembelian menunjukkan bahwa para pemegang saham
telah diperlakukan dengan baik dengan menjamin semua hak-hak para pemegang
saham dapat terpenuhi termasuk memberikan informasi yang akurat dan tepat
waktu sesuai peraturan perundang-undangan. Narasumber 3 selaku Document
Control menambahkan bahwa perusahaan cukup baik memperlakukan para
pemegang saham dengan tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan.
Untuk mendukung terciptanya GCG yang efektif, subjek penelitian
juga melakukan upaya untuk mendorong semua staff menyampaikan ide atau
gagasan termasuk para stakeholders maupun shareholders, seperti terlihat pada
hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 1 selaku Manajer Divisi 2
pada kutipan wawancara berikut ini.
“Iya karena memang mereka memiliki hak untuk itu, tapi memang tidak
semua pemangku kepentingan memiliki kedudukan yang sama, sehingga
dalam pengambilan keputusan tetap mempertimbangkan para
stakeholders maupun shareholders.”64
Hasil wawancara yang dilakukan dengan Narasumber 1 selaku
Manajer Divisi 2 sejalan dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan
Narasumber 2 selaku Manajer Keuangan dan Pembelian yang menyatakan bahwa
dalam pengambilan keputusan, perusahaan melibatkan para pemangku
kepentingan maupun para pemegang saham.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, bahwa subjek penelitian
sudah sesuai menjalankan prinsip kewajaran kepada direktur,komisaris maupun
karyawannya, hal itu dapat membantu dalam menciptakan Good Corporate
Governance yang efektif.
63 Tjoa Mie Hoeng, Wawancara, Kamis 30 November 2017 pukul 14.00 WIB di PT
Chopindo Sejahtera
64 Nico Handinata, Wawancara, Selasa 14 November 2017 pukul 18.00 WIB di Kediaman
bapak Nico
69
Universitas Kristen Petra
4.5 Analisis Implementasi Prinsip-prinsip Good Corporate Governance
pada PT Chopindo Sejahtera
4.5.1 Transparency (Transparansi)
Prinsip transparency (transparansi) dapat dilihat dari penyampaian
visi dan misi, kemudahan sarana akses informasi, penyampaian informasi dari
atasan ke bawahan, penyampaian informasi yang perlu dan tidak perlu diakses di
dalam ataupun diluar perusahaan, penyampaian informasi kepada organisasi lain,
proses pengambilan keputusan perusahaan, adanya Standar Operasional
Perusahaan (SOP) sebagai patokan subjek penelitian dalam menjalankan seluruh
kegiatan operasional. Sesuai dengan panduan KNKG (2006) yang menjelaskan
bahwa, transparansi menekankan pada perusahaan yang harus menyediakan
informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan
dipahami oleh pemangku kepentingan. Demikian juga dengan Sutedi (2011) yang
menjelaskan bahwa, transparansi yaitu penyediaan informasi yang memadai,
akurat, dan tepat waktu kepada stakeholders. Dalam hal sarana dan penyampaian
informasi, subjek penelitian telah menyampaikan informasi yang mudah diakses
oleh konsumen melalui adanya website, juga penyampaian informasi kepada
organisasi lain dilakukan secara terbuka melalui papan pengumuman, surat atau
pada saat meeting.
Selain itu penyampaian informasi dalam internal juga dilakukan
secara terbuka terlihat dari penyampaian dari atasan ke bawahan yang dilakukan
secara berjenjang, namun subjek penelitian menyampaikan informasi sesuai
batasan-batasan dan hak-haknya. Kemudian prinsip transparansi juga terlihat pada
pengambilan keputusan yang dilakukan secara musyawarah melalui meeting
namun tetap melalui kebijakan direktur, seperti halnya KNKG (2006) yang
mengungkapkan bahwa, perusahaan harus mengambil inisiatif untuk
mengungkapkan tidak hanya masalah yang diisyaratkan oleh peraturan
perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk mengambil keputusan
pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya.
Subjek penelitian masih belum maksimal mengimplementasikan GCG
melalui prinsip transparansi yang terlihat dari kurangnya sosialisasi atau
penyampaian visi dan misi secara langsung kepada karyawan, namun lebih
70
Universitas Kristen Petra
dilakukan secara tertulis yang terdapat pada spanduk atau banner dan juga ID
Card pada masing-masing karyawan. Disisi lain, visi dan misi merupakan hal
yang penting agar proses bisnis dalam perusahaan terarah.
Berdasarkan delapan fokus topik yang dikaji diatas, diperoleh hasil
analisis bahwa subjek penelitian sudah baik dalam menjalankan prinsip
transparency. Satu dari delapan fokus topik masih belum terlaksanakan terlihat
dari penyampaian visi dan misi yang masih kurang dalam penyampaian secara
langsung.
4.5.2 Accountability (Akuntabilitas)
Prinsip accountability (akuntabilitas) dapat dilihat dari struktur
organisasi, rangkap pekerjaan, kesesuaian tugas dengan kemampuan karyawan,
kinerja karyawan, pencapaian target, pembentukan audit internal dan proses audit
pada subjek penelitian, forum RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan code
of conduct. Menurut KNKG (2006) perusahaan harus dapat mempertanggung
jawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus
dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan
tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan
lain.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diketahui bahwa subjek
penelitian telah memiliki struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan dan
sudah tertulis beserta job description, sehingga tugas dan tanggung jawab masing-
masing divisi secara jelas, terarah dan tidak terjadi rangkap pekerjaan pada divisi.
Selain itu, pemberian tugas dan tanggung jawab juga sudah sesuai dengan
kemampuan masing-masing organisasi.
Dalam struktur organisasi yang ada pada subjek penelitian tidak
pernah menyelenggarakan forum RUPS dan hanya mengadakan tinjauan
manajemen. RUPS sebagai organ perusahaan merupakan wadah para pemegang
saham untuk mengambil keputusan penting yang berkaitan dengan modal yang
ditanam dalam perusahaan, dengan memperhatikan ketentuan anggaran dasar dan
peraturan perundang-undangan (KNKG 2006). Selain itu struktur organisasi
subjek penelitian masih belum sesuai dengan UU PT no 40 tahun 2007.
71
Universitas Kristen Petra
Dalam hal akuntabilitas yang menuntut perusahaan harus dapat
mempertanggung jawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar, subjek
penelitian melakukan penilaian kinerja dari awal masuk, kemudian job training
dan juga penilaian dari pengawas atau atasan ketika bekerja. Demikian juga dalam
penerapan reward and punishment yang dilakukan untuk memberikan
penghargaan kepada karyawan yang mencapai target namun juga memiliki
punishment yang diberikan jika karyawan masih tidak mencapai target setelah
diberikan peringatan, disisi lain Whittaker dalam BPKP (2000) menjelaskan
bahwa, pengukuran kinerja dapat dijadikan alat oleh manajemen untuk
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas.
Dalam akuntabilitas, subjek penelitian memiliki tim audit internal
untuk memelihara pengendalian internal yang efektif agar dapat mencapai tujuan,
yang mana proses audit dilakukan dengan cara silang departemen dan yang berhak
melakukan evaluasi dari hasil audit adalah kepala departemen yang dikenakan
audit. Hal ini didukung Sutedi (2011) yang menjelaskan bahwa, setiap hal yang
dilakukan oleh perusahaan dalam rangka kegiatan perusahaan itu harus dilaporkan
atau harus diketahui oleh stakeholders, itu semua adalah bentuk
pertanggungjawaban dari perusahaan kepada stakeholders.
Dalam mengimplementasikan prinsip akuntabilitas, subjek penelitian
memiliki code of conduct yang mengatur semua tata cara atau perilaku perusahaan
terhadap pemangku kepentingannya dan juga mengatur bagaimana perilaku
karyawan dalam berinteraksi dengan sesama karyawan. Code of conduct dalam
subjek penelitian selalu disosialisasikan kepada karyawan. Kode etik dalam suatu
perusahaan penting karena pada setiap profesi apapun, kode etik yang ditetapkan
oleh lembaga professional akan menambah nilai bagi profesi tersebut (Sawyer, et
al., 2005).
Secara keseluruhan menunjukkan bahwa subjek penelitian telah
mengimplementasikan GCG sesuai prinsip akuntabilitas, hanya subjek penelitian
perlu menyesuaikan struktur organisasi perusahaan sesuai dengan UU PT no 40
tahun 2007 dengan harapan dapat melaksanakan forum RUPS.
Berdasarkan delapan fokus topik yang dikaji diatas, diperoleh hasil
analisis bahwa subjek penelitian sudah baik dalam menjalankan prinsip
72
Universitas Kristen Petra
accountability. Dua dari delapan fokus topik masih belum terlaksanakan terlihat
dari struktur organisasi yang belum sesuai dengan UU PT no 40 tahun 2007, dan
belum melaksanakan forum RUPS.
4.5.3 Responsibility (Responsibilitas)
Prinsip responsibility (responsibilitas) dapat dilihat dari CSR
(Corporate Social Responsibility) kepada masyarakat, tanggung jawab kepada
karyawan, tanggung jawab kepada konsumen dan kepatuhan perusahaan terhadap
hukum. Hal ini mengacu pada KNKG (2006) yang menjelaskan bahwa
perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan
tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara
kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai
good corporate citizen.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diketahui bahwa subjek
penelitian telah menjalankan tanggung jawab kepada masyarakat sekitar dengan
menerapkan program CSR sesuai dengan UU no 32 Tahun 2009, mengingat
kegiatan produksi perusahaan yang menghasilkan polusi atau limbah. Dalam hal
ini, subjek penelitian memiliki instalasi B3 dan instalasi air limbah yang
mengubah air limbah menjadi air bersih. Hal ini sejalan dengan Wibisono (2007)
yang menyatakan bahwa, prinsip responsibility sebagai salah satu dari prinsip
GCG merupakan prinsip yang mempunyai hubungan yang dekat dengan CSR.
Penerapan CSR merupakan salah satu bentuk implementasi dari konsep GCG
sebagai entitas bisnis yang bertanggung jawab terhadap masyarakat dan
lingkungannya.
Dalam hal tanggung jawab kepada karyawan, subjek penelitian telah
memberikan jaminan keselamatan kerja dan memberikan asuransi kerja melalui
BPJS Ketenagakerjaan. Selain itu subjek penelitian juga memberikan gaji yang
sudah disesuaikan dengan standar Upah Minimum Kota atau Kabupaten (UMK)
serta memberikan cuti sesuai dengan aturan yang ada.
Subjek penelitian juga menunjukkan tanggung jawab kepada
konsumen dalam implementasi prinsip responsibilitas yang terlihat dari
pemenuhan kebutuhan konsumen dengan memberikan produk terbaik dan
73
Universitas Kristen Petra
pelayanan yang menyenangkan juga melalui program CSR. Selain itu, dalam
implementasi responsibilitas subjek penelitian juga memenuhi tanggung jawab
kepada Negara dengan mematuhi hukum yang berlaku salah satunya dengan
melakukan pembayaran pajak secara tepat waktu. Hal ini sejalan dengan Zarkasy
(2008) yang menyebutkan bahwa, perusahaan harus mematuhi peraturan
perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat
dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka
panjang.
Berdasarkan empat fokus topik yang dikaji diatas, diperoleh hasil
analisis bahwa subjek penelitian sudah sangat baik dalam menjalankan prinsip
responsibility dengan memenuhi tanggung jawabnya kepada lingkungan,
konsumen, karyawan, dan negara.
4.5.4 Independency (Independensi)
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan
menunjukkan bahwa tidak ada organisasi di perusahaan yang bertanggung jawab
kepada organisasi lain, juga tidak ada organisasi perusahaan yang melakukan
pekerjaan sama karena sudah memiliki jobdesk masing-masing. Selain itu dalam
mengimplementasikan prinsip independency (independensi), subjek penelitian
tidak terlihat adanya benturan kepentingan antara stakeholder dan shareholder.
yang sejalan dengan pernyataan Zarkasy (2008) bahwa, dalam menerapkan
prinsip independensi perusahaan harus dikelola secara independen sehingga
masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat
diintervensi oleh pihak lain. Masing-masing organisasi perusahaan harus
menghindari terjadinya dominasi oleh pihak manapun, tidak terpengaruh oleh
kepentingan tertentu, bebas dari benturan kepentingan dan dari segala pengaruh
atau tekanan, sehingga pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif.
Kemudian juga tidak ada anggota keluarga yang tidak ikut memiliki
saham tapi ikut mengambil keputusan dalam perusahaan, juga pemerintah hanya
mengatur tentang peraturan ketenagakerjaan dan lain-lain tidak ikut mengambil
keputusan di dalam operasional perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa subjek
penelitian telah melaksanakan GCG sesuai prinsip independency, sejalan dengan
74
Universitas Kristen Petra
KNKG (2006) yang menjelaskan bahwa, untuk melancarkan pelaksanaan prinsip
GCG, Perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing
organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh
pihak lain.
Berdasarkan lima fokus topik yang dikaji diatas, diperoleh hasil
analisis bahwa subjek penelitian sudah sangat baik dalam menjalankan prinsip
independency dengan tidak pernah adanya benturan kepentingan antar stakeholder
dan shareholder.
4.5.5 Fairness (Kewajaran Atau Kesetaraan)
Prinsip fairness (kewajaran atau kesetaraan) dapat dilihat dengan
adanya kesetaraan bagi seluruh pemegang saham dan kesempatan jenjang karir
yang sama. Menurut KNKG (2006) dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan
harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa subjek penelitian
memperlakukan para pemegang saham secara adil dan setara dengan menjamin
seluruh hak-haknya, sejalan dengan KNKG (2006) yang menyatakan bahwa,
perusahaan harus memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada pemangku
kepentingan sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada
perusahaan. Dalam hal ini, subjek penelitian memberikan kesempatan setiap
pemegang saham untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi
kepentingan perusahaan guna mengarahkan perusahaan ke arah yang lebih baik,
sejalan dengan KNKG (2006) yang menyatakan bahwa, perusahaan harus
memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan untuk memberikan
masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan perusahaan. Hal ini
didukung dengan Zarkasy (2008) yang menyatakan bahwa, dalam melaksanakan
kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang
saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kesetaraan dan
kewajaran.
Disamping itu, dalam implementasi prinsip fairness subjek penelitian
telah melakukan proses rekrutmen sesuai peraturan melalui tes dan wawancara
75
Universitas Kristen Petra
dan harus memenuhi beberapa kualifikasi. Selain itu juga terdapat tahapan jenjang
karir untuk karyawan yang berprestasi dengan memberi kesempatan yang sama
untuk promosi jabatan, seperti KNKG (2006) yang menjelaskan bahwa,
perusahaan harus memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan
karyawan, berkarir, dan melaksanakan tugasnya secara professional tanpa
membedakan suku, agama, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik.
Berdasarkan tiga fokus topik yang dikaji diatas, diperoleh hasil
analisis bahwa subjek penelitian sudah sangat baik dalam menjalankan prinsip
fairness yang terlihat dengan adanya kesetaraan bagi seluruh pemegang saham
dan kesempatan jenjang karir yang sama.
Recommended