View
251
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 1
SPESIFIKASI TEKNIS
I. SYARAT UMUM
I.1 Ruang Lingkup Pekerjaan
a. Maksud dari kontrak ini adalah untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana
diidentifikasi pada gambar dan uraian dalam daftar penawaran.
b. Jenis dan uraian pekerjaan, jenis dan mutu bahan ,jenis dan jumlah peralatan
tertentu yang digunakan, jadwal waktu pelaksanaan ,persyaratan teknis khusus
gambar rencana dan berbagai ketentuan teknis lainnya adalah sebagaimana
tercantum dalam lampiran dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat diisahkan
dari RKS ini.
c. Volume tiap jenis pekerjaan yang dibuat oleh perencana atau pemilik pekerjaan yang
tercantum dalam RKS ini merupakan volume ancar-ancar (estimasi ) bagi kontraktor
yang bersangkutan dan mengikat dalam pengajuan penawaran.Volume actual
dilapangan akan dilakukan perhitungan bersama dilapangan melalui Mutual Cek.
( MC.0 %).
d. Bilamana hasil tidak memenuhi syarat spesifikasi serta harus diperbaiki, maka
seluruh biaya atas perbaikan tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor.
I.2 Lokasi Pekerjaan
Adapun Jenis Kegiatan dan Lokasi Pekerjaan adalah :
Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu . Yang terletak di desa
Lumbewe Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur.
I.3 Jalan Masuk Kedaerah Kerja
Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja ialah menggunakan jalan-jalan setempat yang
ada yang berhubungan dengan jalan raya yang berdekatan dengan daerah proyek.
Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 2
Kontraktor hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan yang
berhubungan dengan arah angkutan umum dan bertanggung jawab terhadap kerusakan
yang diakibatkan atas penggunaan jalan tersebut.
I.4 Gambar – Gambar Yang Dimiliki Kontraktor
a. Semua gambar- gambar yang disiapkan oleh kontrakror adalah semua gambar-
gambar yang telah ditandatangani oleh direksi, dan apabila ada perubahan harus
diserahkan kepada pihak direksi untuk mendapat persetujuan sebelum pelaksanaan
dimulai.
b. Kontraktor harus menggunakan gambar kontrak sebagai dasar untuk mempersiapkan
gambar-gambar pelaksanaan.
c. Selama masa pelaksanaan , kontraktor harus memelihara satu set gambar yang
dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan,dimana gambar tersebut
memperlihatkan perubahan yang sudah dikerjakan sesuai dengan kontrak.
I.5 Foto Proyek
a Kontraktor diwajibkan membuat photo proyek sesuai dengan kemajuan pekerjaan
(pada saat 0 %, 50 % dan 100 %)
b Foto proyek memperhatikan kemajuan pekerjaan, ciri-ciri tertentu pekerjaan,
peralatan atau hal-hal yang menarik perhatian lainnya sehubungan dengan
pekerjaan lingkungan harus dibuat sesuai tahap angsuran pembayaran pekerjaan
yang ditentukan dalam kontrak.
c Foto proyek tiap tahap tersebut di atas dibuat 3 (tiga) set dilampirkan pada saat
pengambilan angsuran sesuai dengan tahapan angsuran.
d Pengambilan titik pandang diusahakan harus tetap/sama dan setiap pemotretan
sesuai dengan petunjuk pengawas/Direksi pekerjaan.
e Foto setiap tahap ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat, dan
penempatan dalam album ditentukan pengawas.
I.6 Penyelesaian Pekerjaan
a. Pekerjaan harus mencakup semua elemen yang walaupun tidak diuraikan secara
khusus dalam spesifikasi dan gambar-gambar, tetap diperlukan agar hasil pekerjaan
dapat berfungsi dengan baik secara keseluruhan sesuai dengan kontrak.
Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 3
b. Pemborong harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan atau secara keseluruhan
sesuai dengan sepesifikasi teknis yang bersangkutan.
c. Dalam hal ini sesuatu dari pekerjaan selama pengujian tidak memenuhi syarat,
pemborong dengan biaya sendiri harus mengadakan perbaikan-perbaikan, sampai
dalam pengujian ulang berhasil secara memuaskan.
I.7 Material bahan bangunan
a. Semen
Kualitas semen PC yang diguanakan sekualitas semen Tonasa, dengan mutu
yang baik dan digunakan untuk bahan konstruksi beton maupun konstruksi
lainnya.
Semen yang dipakai harus dari jenis yang disetujui dan yang dalam segala hal
memenuhi syarat yag ditetapkan dalam peratuaran Semen Indonesia. Dalam
pengangkutan semen harus terlindung dari hujan dan diterimakan dalam
zak(kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus
disimpan didalam lubang yang cukup ventilasinya. Dan tidak terkena air,
ditempatakan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dan lantai.
Semen harus bersifat kekal bersih, tidak mengandung bahan-bahan yang
merusak kwalitasnya, dan mempengaruhi kekuatan dan kelas konstruksi beton
pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap karat dan baja tulangan.
Agregat dalam segala hal harus memenuhi syarat yang harus ditentukan dalam
PBI 1971.
b. Agregat Kasar / Split / Koral
Agregat kasar / split / koral harus keras dan bersih, tidak mengandung bahan –
bahan yang merusakan kwalitasnya dan mempengaruhi kekuatan dan kelas
konstruksi beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap karat
dan baja tulangan. Agregat dalam segala hal harus memenuhi syarat yang
ditentukan dalam PBI 1971.
c. Air
Air untuk adukan dan merawat beton harus bersih dan bebas dan bahan –
bahan yang merusak atau yang mempengaruhi daya lekat semen. Air untuk
pembuatan dan perawatan beton atau baja tulangan, dalam hal ini sebaiknya
dipakai air bersih yang dapat diminum, bebas minyak, asam alkali, garam –
garam dan bahan organic.
Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 4
Apabila terdapat keraguan mengenai kualitas air, kontraktor diharuskan untuk
mengirim contoh air itu ke laboratorium sampai seberapa jauh air itu
mengandung zat – zat yang dapat merusak atau baja tulangan. Dalam hal
demikian pekerjaan beton harus di haentikan sampai didapat keputusan yang
pasti mengenai air yang dapat dipakai untuk konstruksi beton, dan
bagaimanapun juga penghentiaan pekerjaan ini tidak membebaskan
Kontraktor dari waktu pelaksanaan seluruh pekerjaan yang di tetapkan.
d. Tulangan
Baja tulangan harus dari baja lunak polos atau diprofilkan dengan tegangan
lebih 2.400 kg/cm², bahan – bahan tersebut dalam segala hal memenuhi
ketentuan – ketentuan PBI 1971 untuk baja tulangan 1122,standar Jepang
kelas S > R 22. baja tulangan harus di simpan di udara terbuka untuk jangka
lama. Cara pembongkaran besi tulangan harus menurut PBI 1971 kecuali
ditunjuk lain kepada gambar.
Anyaman besi harus kokoh sehingga tidak berubah tempat selama
pengecoran. Selimut beton harus cukup tebal, dan untuk itu harus di buat
ganjal – ganjal ( tahu beton ) dari semen pasir campuran 1:2 dengan tulangan
harus disatukan sama lain dengan kawat kecuali jika direksi menginstruksikan
penggunaan las.
Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, baja tulangan harus bebas dari
minyak, kotoran, cat, karat bahan lain yang merusak.
Semua tulangan harus dipasang dengan posisi yang tepat sehigga tidak dapat
berubah atau bergeser pada waktu pengecoran ditumbuk – tumbuk atau
dipadatkan. Baja tulangan dan penutup beton tingginya harus sama dan
teratur untuk maksud mana pemakaian – pemakaian jarak beton yang telah di
setujui dapat di pakai.
e. Acuan/Cetakan Beton/Papan Bekisting
Semua beton yang dibangun harus teguh,alat-alat dan usaha-usaha yang
sesuai dan cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan
dari beton yang telah selesai harus tersedia.
Semua cetak harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya sehingga
dicegah pengembangan atau lain-lain gerakan selama penulangan beton.
Semua cetakan harus menggunakan kayu-kayu atau papan berkwalitas
baik.untuk menghendaki ketebalan cetakan yang sama dan rapih dianjurkan
Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 5
untuk memakai multi-plek dengan rangka penguat kayu/perancah kelas III
yang disesuaikan penggunaannya.
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa dapat dicegah dari
kerusakan-kerusakan dan dapat mempermudah penumbukan pada waktu
pemadatan adukan mortar beton tanpa.
Cetakan haruslah sesuai dengan berbagai bentuk,bidang-bidang batas-batas
dan ukuran dari beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar atau seperti
ditetapkan oleh direksi.rencana cetakan harus mendapat persetujuan dari
direksi sebelum pembuatan dimulai, tetapi persetujuan yang demikian tidak
akan mengurangi tanggung jawab kontraktor terhadap keserasian bentuk
maupun terhadap perlunya perbaikan, yang mungkin dapat timbul pada waktu
pemakaian.
Untuk mempermudah pada waktu pembongkaran cetakan hendaknya
digunakan pelepas cetakan dari merek yang sudah disetujui atau minyak
pelumas beton. Bila diinginkan suatu permukaan yang baik dan halus
kontraktor boleh membuat lapisan rata dengan diberi lapisan plester semen,
dengan bator terbuka tanpa plestean.
f. Adukan beton/ Mortar beton/ Luluh
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-
masing bahan pembentukan beton. Perlengkapan tersebut dan cara
pengerjaannya selalu harus mendapat persetujuan oleh Direksi.
Beton harus dibentuk dari semen Portland, pasir, kerikil/ batu pecah, air
seperti yang ditentukan sebelumnya, semuanya dicampur dalam
perbandingan yang serasi dan diolah sebaik- baiknya sampai pada kekentalan
yang baik / tepat.
Untuk beton mutu “ Bo “ campuran yang biasa untuk pekerjaan non structural
dengan perbandingan semen Portland terhadap jumlah pasir dan agregat
kasar tidak boleh kurang dari 1PC : 3 PS : 5 KR. Banyak semen untuk tiap 1 m³
beton harus paling kurang 225 kg.
Komposisi adukan beton harus diawasi dengan seksama,baik volume maupun
berat dan masing –masing bahan campuran.bahan-bahan dan ketentuan yang
tidak memenuhi syarat-syarat teknis harus disingkirkan jauh dan tempat
pekerjaan.proporsi yang ditentukan dalam pasal ini adalah ukuran minimal,jadi
tidak diijinkan untuk dikurangi.
Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 6
h. Agregat Halus
Adukan untuk alat-alat yang digunakan untuk mencampur adukan harus
sedemikian agar muda ditentukan dan diawasi seteliti mungkin mengenai
jumlah campuran yang terpisah yang tercampur pada adukan dan harus
menurut persetujuaan Direksi.jika mesin pengaduk (mixer) dipergunakan,maka
waktu pencampurannya sesudah semua campuran berada dalam alat
pencampuran,kecuali untuk airnya dalam jumlah penuh tidak boleh kurang dari
2 menit adukan harus hanya dalam jumlah yang sesuai kebutuhan untuk segera
digunakan sampai 30 menit sesudah penambahan air.penumpukan ulang atas
adukan harus dibersihkan dan dicuci tiap akhir hari kerja.
1.9 Tenaga Kerja/Buruh Bangunan Dan TenagaAhli
a.dalam pelaksanaan pekerjaan agar diupayakan tidak cenderung menggunakan alat
berat,sehinga lebih banyak menyerap tenaga kerja/kuli bangunan yang
diutamakan diambil dari penduduk/setempat yang menganggur atau terkena
PHK.untuk keperluan tersebut pejabat setempat.
b.Tenaga Pelaksana dan tenaga ahli yang namanya tercntum dalam lampiran surat
penawarnharus bertanggung jawab di lapangan selama proyek dilaksanakan.
Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 7
II. SYARAT –SYARAT UMUM TEKNIK
1 Penyerahan Lapangan
Sebelum pekerjaan dimulai PIHAK PERTAMA menyerahkan lapangan yang telah siap
untuk dilaksanakan kepada PIHAK KEDUA
2 Titik Tetap
2.1 Sebelum pekerjaan dimulai direksi akan menentukan titik tetap lapangan yang
ketinggiannya akan diberikan secara tertulis pada PIHAK KEDUA
2.2 Titik tetap ini akan merupakan titik utama dalam pelaksanaan pekerjaan dan
digunakan sebagai dasar untuk menentukan titik duga ( peil-peil ) pada sumbu
tanggul dan bangunan-bangunan lainnya .
2.3 Selama pelaksanaan , pemborong diwajibkan untuk menjaga dan mencegah
kemungkinan kemungkinan rusaknya / berobahnya titik tetap.
2.4 Jika merasa perlu , direksi dapat memerintahkan kepada pemborong untuk
mengadakan pengecekan peil titik tetap lainnya.
3. PEMBERSIHAN LAPANGAN
3.1 Pemborong harus membersihkan lapangan kerja sebelum pekerjaan dimulai dari
semua tumbuhan , termasuk pohon-pohon , akar-akaran dan lain-lain pada tempat
pekerjaan.
3.2 Semua hasil pembongkaran / pembersihan tersebut dibuang ketempat yang
ditunjuk oleh direksi.
3.3 Ukuran ukuran daerah yang akan dibersihkan tercantum pada gambar – gambar
rencana atau ditentukan oleh direksi pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
4. PENGUKURAN DAN PEMASANGAN PROPIL
4.1 Pemborong wajib menyediakan juru ukur yang cakap , alat ukur dan alat alat
pembantu lainnya untuk melakukan pengukuran pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
4.2 Dalam segala hal sebelum mulai melaksanakan pekerjaan , pemborong harus
melakukan pekerjaan penentua elevasi , pemasangan propil dan mengambil
ketingian dari Benc Mark ( BM ) atau titik reverensi yang disetujui direksi.
4.3 Profil untuk tanggul dan galian saluran harus dipasang pada tiap-tiap jarak
maximum 50 meter.
Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 8
III. SYARAT-SYARAT KHUSUS TEKNIK
1. PEKERJAAN TANAH
1.1 Pembersihan lapangan
Tim pelaksana harus membersihkan lapangan kerja untuk saluran , jalanan dan
bangunan yang ada dari tumbuhan dan tanaman yang dapat menghambat/
mempengaruhi kualitas pekerjaan tanah seperti membongkar akar-akar , mengisi
lubang-lubang dengan tanah dan dipadatkan ( sesuai petunjuk direksi )
1.2 Galian tanah
Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran
dan ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar , atau menurut ukuran ketinggian
lain yang mungkin akan diperintahkan oleh direksi. Galian saluran menggunakan
alat Excavator.
1.4 Timbunan tanah
Tim pelaksana harus menggunakan tanah timbunan dari material yang baik untuk
timbunan atas persetujuan direksi dan melaksanakan pemadatan sesuai petunjuk
direksi.
1.5 Penggalian dan pembuangan
Galian tanah bangunan yang tidak digunakan lagi harus dibuang / dibersihkan dan
dibawa ketempat yang ditunjuk oleh direksi atau di luar tanggul.
1.6 Pekerjaan Pengalihan Air ( Dewatering ) :
a. Dalam melaksanakan pekerjaan yang sifatnya berhubungan dengan air , perlu
dilakukan pengalihan air untuk dapat memperlancar pekerjaan.
b. Dalam Skala Besar kontraktor harus menggunakan Excavator dalam membuat
tanggul sementara untuk mengalihkan air kedaerah yang aman.
c. Kontraktor Juga harus menyiapkan Mesin Pompa untuk mengeringkan air
rembesan.
2. PEKERJAAN PASANGAN BATU
2.1 B a t u
- Batu yang dipakai seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau batu yang
bersih dan keras
- Batu diambil dari sumber yang dekat / mudah diperoleh dan disetujui oleh
direksi
Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 9
- Ukuran batu harus memperlihatkan batasan berat seperti ukuran maximum
diameter 15 x 25 cm dengan berat ± 25 Kg.
2.2 Adukan / Campuran
- Jika tidak ditentukan lain , adukan untuk pekerjaan pasangan harus dibuat dari
semen portland dan pasir seperti ditentukan dalam gambar untuk tiap jenis
pekerjaan dengan perbandingan 1 : 4 atau sesuai dengan rencana .
- Seman dan pasir diaduk rata diatas tempat yang kedap air dan adukan dibolak
balik 3 kali sampai rata baru diberi air yang cukup. Kemudan diaduk sampai
rata.
- Air harus bersih dari lumpur .
2.3 Alas dan sambungan
Setiap batu pasangan harus seluruhnya dibasahi dan disiram dengan air lebih
dahulu sebelum dipasang dan harus diletakkan dengan alasnya tegak lurus kepada
arah tegangan pokok ( horisontal ) . setiap batu harus diberi alas adukan , semua
sambungan diisi padat dengan adukan pada waktu pekerjaan berlangsung. Tebal
adukan tidak lebih dari 5 cm, serta tidak boleh ada batu berhimpit satu sama
lainnya tanpa ada spesi yang cukup tebalnya.
Sambungan atau lanjutan pasangan batu yang telah mengering / mengeras harus
dibersihkan dan disiram dengan air semen sebelum pasangan batu dilanjutkan.
2.4 Pipa peresapan
Tembok tembok penahan , pasangan miring dan yang ditentukan oleh direksi
harus dipasangi pipa peresapan atau pipa drainase.
2.5 Perlindungan perawatan
Pekerjaan pasangan tidak boleh dilaksanakan pada hujan yang deras atau hujan
yang cukup lama yang dapat mengakibatkan adukan larut. Adukan yang larut
akibat hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan pasangan dilanjutkan.
Pekerjaan pekerjaan yang tidak boleh berdiri diatas pasangan batu atau pasangan
batu kosong yang belum kuat ikatan adukannya atau atas persetujuan / perintah
direksi
3 PEKERJAAN PLESTERAN
Apabila di permukaan pasangan batu kali yang ada maupun yang baru harus diplester
dengan adukan 1Pc : 2 pasir untuk plesteran voeg (siar) dan 1Pc : 3 pasir untuk plesteran
top pasangan, campuran untuk pekerjaan plesteran harus memenuhi syarat untuk bahan
dan campuran. Pekerjaan plesteran dikerjakan dengan ketebalan 1,5 cm. Apabila tidak
Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 10
diperintahkan lain, pasangan harus diplester pada bagian atas dari diding / top pasangan
dan 0.10 m dibawah tepi diding / lis.
4. PEKERJAAN RABAT BETON (K125)
a. Ketebalan rabat lantai 5 cm b. Komposisi campuran beton 1 Semen : 3 Pasir : 5 Kerikil
5. PEKERJAAN BETON
1. Ketentuan umum
a. Persyaratan – persyaratan kontruksi beton, istilah teknik dan atau syarat- syarat
pelaksanaan pekerjaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam segala
hal yang menyangkut pekerjaan beton dan struktur beton harus sesuai dengan
standar- standar yang berlaku yaitu :
1) Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung ( SK SNI T-15-
1991).
2) Peraturan umum bahan bangunan Indonesia (PUBI, 1982).
3) Standar industri Indonesia ( SII ).
4) Peraturan pembebasan Indonesia untuk gedung, 1983.
5) Peraturan perencanaan tahan gempa untuk gedung (PPTGUG, 1983).
6) American society of testing material (ASTM).
b. Pelaksana wajib melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan presisi
tinggi, sebagaimana tercantum di dalam persyaratan teknis ini, gambar-gambar
rencana, dan atau instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh konsultan pengawas.
c. Semua material yang digunakan di dalam pekerjaan ini harus merupakan
material yang kualitasnya teruji dan atau dapat dibuktikan memenuhi
ketentuan yang disyaratkan.
d. Penyedia barang / jasa wajib melakukan pengujian beton yang akan digunakan
di dalam pekerjaan ini.
e. Seluruh material yang oleh pengawas dinyatakan tidak memenuhi syarat harus
segera dikeluarkan dari lokasi proyek dan tidak diperkenankan menggunakan
kembali.
2. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang diatur di dalam persyaratan teknis ini meliputi seluruh
pekerjaan beton / struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana :
a. Pekerjaan beton / struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana,
termasuk di dalamnya pengadaan bahan, upah, pengujian yang berhubungan
dengan pekerjaan tersebut.
b. Pengadaan, detail, fabrikasi dari pemasangan semua penulangan (
renforcement ) dan bagian- bagian dari pekerjaan lain yang tertanam dalam
beton.
Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 11
c. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian dan
perawatan beton, dan semua jenis pekejaan yang lain menunjang menunjang
pekerjaan beton.
b. Bahan- bahan
a. Semen
Semen yang digunakan adalah semen Portland tipe I dan hasil produksi dalam
negeri. Semen harus disimpan sedemikian rupa hingga mencegah terjadinya
kerusakan bahan atau pengotoran oleh bahan lain. Penyimpanan semen
terhindar dari basah atau kemungkinan lembab, terjamin tidak tercampur
dengan bahan lain.
Urutan penggunaan semen harus sesuai dengan urutan kedatangan semen
tersebut dilokaSI pekerjaan.
b. Agregat kasar
Agregat untukbeton harus memenuhi seluruh ketentuan berikut ini :
1) Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052- 80
tentang “ mutu dan cara Uji agregat beton”. Bila tidak tercakup di dalam SII
0052- 80, maka agregat tersebut harus memenuhi ketentuan ASTM
“Specification for Concrete Aggregates”.
2) Atas persetujuan pengawas, agregat yang tidak memenuhi persyaratan
butir a., dapat digunakan asal disertai bukti bahwa berdasarkan pengujian
khusus dan atau pemakaian nyata. Agregat tersebut dapat menghasilkan
beton yang kekuatan, keawetan, dan ketahanannya memenuhi syarat.
3) Di dalam segala hal, ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar
harus tidak melebihi syarat- syarat sebagai berikut :
Seperlima jarak terkecil antara b samping dari cetakan beton.
Sepertiga dari tebal plat.
¾ jarak besih minimum antar batang tulangan, atau bekas batang
tulangan.
Penyimpangan dari batasan- batasan ini diijinkan jika menurut penilaian
tenaga ahli, kemudahan pekerjaan,dan metode konsolidasi beton adalah
sedemikian hingga dijamin tidak akan terjadi sarang kerikil atau rongga.
d. Air
Air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi ketentuan-
ketentuan sebagai berikut :
1) Jika mutunya meragukan harus dianalisis secara kimia dan evaluasi
mutunya menurut tujuan pemakaiannya.
2) Harus bersih, tidak mengandung Lumpur. Minyak dan benda terapung
lainnya, yang dapat dilihat secara visual.
3) Tidak mengandung benda- benda tersuspensi lebih dari 2 gramliter
4) Tidak mengandung garam- garam yang dapat larut dan dapat merusak
beton ( asam-asam, zat organic, dan sebagainya) lebih dari 15 gram/ liter.
Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 12
Kandungan kloida ( c1 ) tidak lebih dari 500 ppm dan senyawa sulfat (
sebagai SO3) tidak lebih dari 100 ppm.
5) Jika dibandingkan dengan kuat tekan adukan yang menggunakan air suling
maka penurunan kekuatan adukan beton dengan air yang digunakan tidak
lebih dari 5%.
d. Baja tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1) Tidak boleh mengandung serpih- serpih, lipatan-lipatan, reaksi-reaksi,
gelombang- gelombang, celah- celah yang dalam, atau berlapis-lapis.
2) Hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan saja.
3) Kualitas dan diameter nominal dari baja tulangan yang digunakan harus
dibuktikan dengan sertifikat pengujian laboratorium yang pada prinsipnya
menyatakan nilai kuat-leleh dan berat per meter panjang dari baja
tulangan yang dimaksudkan.
4. Beton dan Adukan beton struktur
a. Sebelum memulai pekerjaan beton struktur, penyedia barang/jasa
membuat trial mix design dengan tujuan untuk mendapatkan proporsi
campuran yang menghasilkan kuat tekan target beton seperti yang
disyaratkan.
b. Kuat tekan target beton yang disyaratkan di dalam pekerjaan ini ( fc ) tidak
boleh kurang dari 20 Mpa. Kuat tekan ini harus dibuktikan dengan sertifikat
pengujian dari laboratorium bahan bangunan yang telah disetujui konsultan
pengawas.
c. Benda uji yang dimaksud adalah slinder beton dengan diameter 150 mm
dan tinggi 300 mm yang untuk setiap 10 m3 produksi adukan beton harus
diwakili minimal dua buah benda uji. Tata cara pembuatan benda uji
tersebut harus mengikuti ketentuan yang terdapat dalam standar metode
pembuatan dan perawatan benda uji di laboratorium ( SK SNI M-62- 1990-
03 ).
d. Jika hasil uji kuat tekan beton menunjukkan bahwa kuat tekan target beton
yang dihasilkan tidak memenuhi syarat, maka proporsi campuran adukan
beton tersebut tidak dapat digunakan, dan penyedia barang/jasa ( dengan
persetujuan pengawas ) harus membuat proporsi campuran yang baru,
sedemikian hingga kuat tekan target beton yang disyaratkan dapat dicapai.
e. Setiap ada perubahan jenis bahan yang digunakan, pelaksana wajib
melakukan trial mix design dengan bahan-bahan tersebut, dan melakukan
pengujian laboratorium untuk memastikan bahwa kuat tekan beton yang di
hasilkan memenuhi kuat tekan yang disyaratkan.
5. Pengadukan dan alat aduk
a. Pelaksana wajib menyediakan peralatan dan perlengkapan yang dimiliki
ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah takaran masing-
Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 13
masing bahan beton. Seluruh peralatan perlengkapan dan tata cara
pengadukan harus mendapatkan persetujuan pengawas.
b. Pengaturan pengangkutan dan cara penakaran yang dilakukan, harus
mendapatkan persetujuan pengawas seluruh operasi harus dikontrol/
diawasi secara kontinyu oleh pengawas.
c. Pengadukan harus dilakukan dengan mesin adukan beton ( concrete
mixer).sebelum digunakan, mesin aduk ini harus benar-benar kosong,dan
harus dicuci terlebih dahulu bila tidak digunakan lebih dari 30 menit.
d. Selain ketentuan tersebut di dalam bulir 5. c di atas, maka pengadukan
beton dilapangan harus mengikuti ketentuan berikut ini :
Harus dilakukan di dalam suatu mesin aduk dari tipe yang telah
disetujui pengawas.
Mesin aduk harus berputar pada suatu kecepatan yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuat mesin aduk tersebut.
Pengadukan harus diteruskan sedikitnya 1,5 menit setelah semua
material yang dimasukkan kedalam drum aduk, kecuali jika dapat
dibuktikan/ ditunjukkan bahwa dengan waktu pengadukan yang
menyimpang dari ketentuan ini masih dapat dihasilkan beton yang
memenuhi syarat.
6. Pengangkutan adukan
a. Pengangkutan beton dari tempat pengadukan ke tempat penyimpanan
akhir ( sebelum di tuang ) atau kehilangan material.
b. Alat angkut yang digunakan harus mampu menyediakan beton di tempat
penyimpanan akhir dengan lancer tanpa mengakibatkan pemisahan bahan
yang telah dicampur dan tanpa hambatan yang dapat mengakibatkan
hilangnya plasfisitas beton antara pengangkutan yang berurutan.
7. Penempatan beton yang akan dituang
a. Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin ke cetakan
akhir untuk mencegah terjadinya segregasi karena penanganan kembali
atau pengaliran adukan.
b. Pelaksanaan penuangan beton harus dilaksanakan dengan suatu
kecepatan penuangan sedemikian hingga beton selalu dalam keadaan
plastis dan dapat mengalir dengan mudah ke dalam hingga di antara
tulangan.
c. Beton yang telah mengeras sebagian dan/ atau telah dikotori oleh material
asing, tidak boleh dituang ke dalam cetakan.
d. Beton setengah mengeras yang ditambah air atau beton yang diaduk
setelah mengalami pengerasan tidak boleh dipergunakan kembali.
e. Beton yang tuang harus dipadatkan dengan alat yang tepat secara
sempurna dan harus diusahakan secara maksimal agar dapat mengisi
sepenuhnya daerah sekitar tulangan dan barang yang tertanam dan
kedaerah pojok acuan.
8. perawatan beton
Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 14
a. Jika digunakan dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton tersebut
harus dipertahankan di dalam kondisi lembab paling sedikit 72 jam, kecuali
jika uji perawatan yang dipercepat.
b. Jika tidak digunakan semen dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton
harus dipertahankan dalam kondisi lembab paling sedikit 168 jam setelah
penuangan, kecuali jika dilakukan perawatan dipercepat sebagaimana
disebutkan di pembuatan rencana campuran beton normal ( SK SNI T-15-
1990-07).
9. Cetakan beton
a. Di dalam segala hal, cetakan beton ( termasuk penyangganya ) harus
direncanakan sedemikian rupa hingga dapat dibuktikan bahwa penyangga
dan cetakan tersebut mampu menerima gaya-gaya yang diakibatkan oleh
penuh beton.
b. Cetakan harus sesuai dengan bentuk ukuran dan batas-batas bidang dari
hasil beton yang direncanakan, serta tidak bocor dan harus cukup kaku
untuk mencegah terjadinya perpindahan tempat atau kelongsoran dan
penyangga.
c. Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada lekukan,
lubang-lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada cetakan diusahakan lurus
dan rata dalam arah horizontal maupun vertical ; terutama pada permukaan
beton yang tidak difinish ( exposed concrete ).
7 . PEKERJAAN PEMBERSIHAN
Pihak Kontrator harus melaksanakan pembersihan rutin lokasi daerah kerja dari
tumpukan-tumpukan bahan sisa, sampah dan kotoran lainnya. Semua sisa bahan yang
tidak terpakai harus diangkat keluar lokasi.
Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 15
IV. PENUTUP
1 . SANKSI
1. Keterlambatan Pekerjaan akibat kekurangan bahan , tenaga kerja, alat sepunuhnya
menjadi tanggung jawab kontraktor.
2. Kelalaian terhadap perintah / instruksi direksi dengan pengawas lapangan
mengakibatkan sanksi dapat diberlakukan
3. Pekerjaan yang tidak terima oleh direksi dan pengawas lapangan dapat dibongkar untuk
dibangun kembali sesuai dengan spesifikasi dengan biaya kontraktor.
4. Kerusakan fasilitas umum akibat kelalaian kontraktor menjadi tanggung jawab
sepenuhnya dari kontraktor pelaksana.
5. Kerusakan – kerusakan kepemilikan pribadi/orang perorangan seperti pagar penduduk
dan semacamnya merupakan tanggung jawab kontraktor.
2 . CATATAN LAIN – LAIN DAN KETERANGAN TAMBAHAN
1. Setiap kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan harus dinyatakan dalam berita acara dan
ditandatangani oleh pelaksana dan direksi harian ( Pengawas Lapangan).
2. Bila ada perbedaan antara ketentuan – ketentuan dan syarat – syarat ini dengan
gambar, maka ketentuan – ketentuan dan syarat – syarat ini yang menentukan.
3. Hal-hal yang belum diatur dalam Rencana Kerja dan Syarat-syrat (RKS) ini, akan diatur
dalam Surat Perjanjian Peborongan Pekerjaan (Kontrak).
4. Semua batasan (devinisi) dan ketentuan-ketentuan dalam RKS ini berlaku pula untuk
kontrak
5. RKS ini merupakan dokumen lelang yang tidak terpisahkan dengan Surat Perjanjian
Pekerjaan (Kontrak)
Recommended