228
PENDAHULUAN PERTEMUAN 1

Manajemen Produksi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Modul Manajemen Produksi Semester 5 BSI

Citation preview

Page 1: Manajemen Produksi

PENDAHULUAN

PERTEMUAN 1

Page 2: Manajemen Produksi

Kegiatan Wajib Jurusan

Untuk mendapat nilai tugas 20% dari mata

kuliah Manj. Produksi dan Operasi,

mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti

kegiatan jurusan melalui kunjungan Studi ke

Beberapa Perusahaan (PT. Sinar Sosro, PT.

Cocacola, PT. Battary ABC, PT. Indofood

Sukses Makmur) Informasi dapat dilihat di

mading mahasiswa.

Page 3: Manajemen Produksi

A. FUNGSI DAN SISTEM PRODUKSI

Secara tradisional organisasi sebuah perusahaan baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa umumnya dibagi atas beberapa fungsi yaitu fungsi pemasaran, fungsi produksi fungsi keuangan, dan fungsi adaministrasi umum.

Fungsi pemasaran merupakan fungsi yang diberi tugas dan bertanggung jawab untuk menciptakan permintaan terhadap produk yang dihasilkan atau disediakan oleh perusahaan melalui aktivitas penjualan dan pemasaran.

Page 4: Manajemen Produksi

Fungsi produksi diserahi tugas dan bertanggung jawab untuk melakukan aktivitas perubahan dan pengolahan sumber daya produksi, menjadi keluaran barang atau jasa sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya.

Fungsi keuangan diserahi tugas dan bertanggung jawab untuk mencari dana yang dibutuhkan dan selanjutnnya mengatur penggunaan dana itu untuk membiayai kegiatan perusahaan

Fungsi administrasi umum dan personalia diserahi tugas dan tanggung jawab untuk menjalan segala aktivitas utnuk menunjang kegiatan operasi perusahaan serta melengkapi perusahaan dengan sumber daya manusia

Page 5: Manajemen Produksi

SISTEM PRODUKSI

• Pada masa lalu pengertian produksi hanya dikaitkan dengan unit usaha fabrikasi yaitu yang menghasilkan barang – barang nyata seperti mobil, perabot, semen dsb, namun pengertian produksi pada saat ini menjadi semakin meluas. Produksi sering diartikan sebagai aktivitas yang ditujukan untuk meningkatkan nilai masukan (input) menjadi keluaran (output). Dengan demikian maka kegiatan usaha jasa seperti dijumpai pada perusahaan angkutan, asuransi, bank, pos, telekomunikasi, dsb menjalankan juga kegiatan produksi.

Page 6: Manajemen Produksi

Masukan :

Bahan

Tenaga kerja

Modal

Keahlian

Energi

Informasi

Proses

Keluaran :

Barang

Jasa

Informasi

Umpan balik

Gambar : Model umum fungsi produksi

Page 7: Manajemen Produksi

POLA KEGIATAN USAHA PRODUKSI/INDUSTRI

7

Product

Idea R & D Product

Design

Product

Manu-

facture

Production Planning

& Control Product

Selling

Market

Page 8: Manajemen Produksi

RUANG LINGKUP

• Perencanaan sistem

produksi

Sistem pengendalian

produksi

Sistem informasi

produksi

Perencanaan produksi Pengendalian proses

produksi

Struktur organisasi

Perencanaan lokasi

produksi

Pengendalian bahan

baku

Produksi atas dasar

pesanan

Perencanaan letak

fasilitas produksi

Pengendalian tenaga

kerja

Produksi untuk

persediaan

Perencanaan

lingkungan kerja

Pengendalian biaya

produksi

Perencanaan standar

produksi

Pengendalian kualitas

pemeliharaan

Page 9: Manajemen Produksi

B. BEBERAPA KONSEP DASAR

untuk mendalami pemahaman terhadap manajemen produksi dan operasi maka terdapat beberapa konsep dasar yang terkait antara lain:

1. Proses manajemen

Istilah proses manajemen berkaitan dengan sejumlah aktivitas yang perlu diambil dalam usaha menentukan

a. Sistim nilai dan tujuan

b. Struktur organisasi

c. Desain

d. Perencanaan

e. Pengendalian atas operasi

Page 10: Manajemen Produksi

2. Misi pokok organisasi atau perusahaan

Misi pokok organisasi biasanya diturunkan dari visi organisasi atau perusahaan bersangkutan. Misi pokok pada dasarnya menunjukkan alasan alasan mengenai pendirian atau pembentukan suatu oraganisasi.

3. Tujuan

Didalam suatu organisasi atau perusahaan menjalankan misi pokoknya maka organisasi atau perusahaan yang bersangkutan harus pula merumuskan tujuan yang hendak dicapai.

Page 11: Manajemen Produksi

4. Target

Target adalah sasaran yang telah ditentukan untuk dicapai, sejalan dengan itu target merupakan pendefinisian secara spesifik dari tujan yang akan dicapai.

C. MANAJEMEN OPERASIONAL (PRODUKSI DAN OPERASI):

1. PENAMAAN DAN PERKEMBANGANNYA

Manajemen produksi dan operasi memiliki beberapa penamaan yaitu manajemen pabrik, manajemen produksi dan manajemen operasional.

Page 12: Manajemen Produksi

Pada dasarnya Manajemen produksi mengkaji tata produksi barang dan belum menaruh perhatian pada produksi jasa. Namun demikian orientasi manajemen produksi sudah lebih luas daripada manajemen pabrik.

Manajemen operasional lahir sejak 1970 an hingga sekarang. Sasaran yang hendak dicapai manajemen operasional ialah mewujudkan efisiensi ekonomi dalam proses produksi baik barang maupun jasa, kualitas yang tinggi, dapat diserahkan kepasar dalam waktu yang cepat, dan peralatan produksi dapat segera dialihkan untuk mengerjakan produk lain.

Page 13: Manajemen Produksi

Maka pada dasarnya manajemen operasional mengkaji produksi barang dan jasa sedangkan manajemen pabrik dan manajemen produksi hanya mengkaji produksi barang saja.

2. PENGERTIAN

Manajemen operasional dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pengkoordinasian, penggerakan dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa yang berhubungan dengan proses pengolahan masukan menjadi keluaran dengan nilai tambah yang lebih besar.

Page 14: Manajemen Produksi

Tujuan manajemen operasional yaitu

1. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk menghasilkan keluaran sesuai yang diharapkan oleh pasar.

2. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk menghasilkan keluaran secara efisien.

3. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk mampu menghasilkan nilai tambah atau manfaat yang semakin besar

4. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk dapat menjadi pemenang dalam setiap kegiatan persaingan.

5. Mengarahkan organisasi atau perusahaan agar keluaran yang dihasilkan atau disediakan semakin disukai oleh pelanggan

Page 15: Manajemen Produksi
Page 16: Manajemen Produksi

MANAJEMEN OPERASI DALAM E-BUSINESS

Definisi E-Business

E-Business merupakan kegiatan berbisnis di Internet yang tidak saja meliputi pembelian, penjualan dan jasa, tapi juga meliputi pelayanan pelanggan dan kerja sama dengan rekan bisnis (baik individual maupun instansi).

Fungsi E- Bussiness yaitu untuk mensupport bagian dari marketing, produksi, accounting, finance, dan human resource management. Proses transaksi online memegang peranan yang sangat penting pada e-business. Yang termasuk proses transaksi online adalah :

•1. Data entry

•2. Transaction processing

•3. Database maintenance (organization’s databases)

•4. Document and report generation

•5. Inquiry processing (Proses pemerikasan)

Page 17: Manajemen Produksi

PENDUKUNG KEPUTUSAN e-BUSINESS

Pendukung Keputusan Dalam e-Business

Untuk dapat sukses dalam E-Business dan E-Commerce, perusahaan memerlukan system informasi yang dapat mendukung bermacam-macam informasi dan membuat keputusan yang diperlukan oleh manajer dan seorang profesional bisnis. Level of managerial decision making yang harus ddidukung oleh teknologi informasi adalah :

Strategic Management

Dewan direksi,komite eksekutif yang mengembangkan sasaran keseluruhan, strategi, kebijakan, dan tujuan sebagai bagian dari proses perencanaan stratejik. Mereka juga melakukan monitor terhadap kinerja stratejik perusahaan dan keseluruhan arah politik, ekonomi, dan lingkungan persaingan.

Page 18: Manajemen Produksi

Tactical Management

Para menajer yang mengembangkan rencana jangka pendek dan menengah, penjadwalan, anggaran,merinci kebijakan, prosedur, dan tujuan bisnis bagi subunitnya. Mengalokasikan sumber daya dan memonitor kinerja subunitnya.

Operational Management

Mengembangkan rencana jangka pendek seperti jadwal produksi mingguan. Mengatur penggunaan sumber daya dan kinerja tugas sesuai dengan prosedur dan anggaran.

Page 19: Manajemen Produksi

Sasaran Manajemen Operasi

19

Menghasilkan produk dengan:

- Tepat jumlah

- Tepat kualitas

- Tepat waktu

- Tepat biaya (hemat biaya)

- Fleksibilitas

Page 20: Manajemen Produksi

STRATEGI OPERASI

PERTEMUAN 2

Page 21: Manajemen Produksi

A. Perumusan Strategi

Strategi pada dasarnya merupakan penerjemahan visi perusahaan kedalam rumusan kebijakkan jangka panjang untuk dijadikan pedoman dalam menggerakan perusahaan ketujuan yang telah direncanakan dengan konsisten serta untuk membuat keputusan yang relevan mengenai pemberdayaan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Untuk mendukung pelaksanaan strategi operasi perlu memberdayakan 5 P manajemen operasional yaitu

1. People (Sumber Daya Manusia)

2. Plant (Pabrik dan peralatan produktif)

3. Parts (Bahan baku, Bahan penolong& komponen produk)

4. Processes (Metode pengolahan atau teknologi industri)

5. Planning and Control System (perencanaan & pengendalian)

Page 22: Manajemen Produksi

Strategi perusahaan

Penjabaran visi

dan misi dibidang

operasi

Pengadaan infrastruktur

Penjabaran

proses operasi

jangka panjang

Strategi

operasi

Gambar : Keberadaan Strategi Operasi Perusahaan

Page 23: Manajemen Produksi

Bagan Proses Perumusan Strategi

STRATEGI BISNIS

PESAING

KEKUATAN PERUSAHAAN

SUMBER DAYA PERUSAHAAN

LINGKUNGAN

BUDAYA PERUSAHAAN

KELEMAHAN PERUSAHAAN

PELANGGAN

STRATK

EGI

LITBANG

STRATEGI

PEMASAR

AN

STRATE

GI

OPERASI

STRATEGI

KEUANGA

N

Page 24: Manajemen Produksi

KERANGKA STRATEGI BISNIS

1. Biaya (Cost)

Berproduksi dengan biaya yang efisien dengan produktifitas

tinggi.

2. Mutu (Quality)

Efektifitas mutu sebagai faktor keunggulan bersaing

3. Keandalan penyampaian produk (Delivery)

Untuk menyelenggarakan koordinasi dan menjadwalkan

sistem produksi yg efektif dan mennjamin produksi tepat

waktu dimana waktu produksi merupakan dimensi yang

menentukan dalam era “ time-based competition”

4. Tanggap terhadap perubahan (Flexibility)

Kemampuan manajemen operasi untuk mengadaptasi segala

perubahan bisnis.

Page 25: Manajemen Produksi

KERANGKA STRATEGI OPERASI

1. Misi operasi sesuai dengan penetapan sasaran spesifik

perusahaan, apakah prioritas pada cost, quality atau

flexibilitas.

2. Distinctive Competence adalah berkonsentrasi pada

kemampuan operasi yang terbaik, karena tidak mungkin

melakukan semua dengan baik pada waktu yang

bersamaan.

3. Operation Objective harus ditunjukkan dengan cara

kuantitatif sehingga dapat diukur tingkat keberhasilannya.

4. Operation Policies adalah bagaimana tujuan operasi

dapat dicapai melalui kebijaksanaan operasi yang meliputi

mutu, proses, kapasitas, pengelolaan inventory dan

sumber daya manusia.

Page 26: Manajemen Produksi

Model Strategi Operasi

Consistent pattern of decisions

Internal

analysis

External

analysis

Mission

Distinctive

Competence

Objectives

(cost, quality, flexibility, delivery)

Policies

(process, quality systems, capacity,

and inventory)

Operations Strategy

Corporate and

business strategy

Functional strategies in

marketing, finance,

engineering, human

resources, and

information systems

Results

Page 27: Manajemen Produksi

B. Dimensi Daya Saing

Dimensi daya saing perusahaan meliputi :

1. Dimensi Kualitas (Quality Orientation )

2. Dimensi Biaya (Cost Minimization Orientation )

3. Dimensi Kecepatan Menyerahkan (Speed of Delivery)

4. Dimensi keandalan penyerahan (Reliability of Delivery)

C. Pengukuran Kinerja Operasi

Untuk mengetahui derajat keberhasilan dalam

melaksanakan strategi operasi yang sudah disusun, maka

perlu melakukan pengukuran atas produktivitas, efesiensi

dan efektivitas pelaksanaan kegiatan operasi.

Page 28: Manajemen Produksi

• Produktivitas adalah rasio keluaran (output) terhadap

masukan (input) atau “output : input” dan bertujuan menilai

kinerja proses produksi dilihat dari sisi keluaran proses.

• Efisiensi adalah rasio masukan (input) terhadap keluaran

proses (output) atau “input : output” dan bertujuan untuk

menilai kinerja proses produksi dilihat dari sisi masukan.

• Efektivitas adalah ukuran kinerja yang menunjukkan

hubungan antara tujuan (target) dengan keluaran yang

direalisir (Realization) dan kinerja operasi yang menyatakan

derajat keberhasilan meralisir target yang telah ditetapkan.

Page 29: Manajemen Produksi

Strategi berdasarkan Siklus Produk

Page 30: Manajemen Produksi

• Kurva tersebut dibagi menjadi tiga segmen besar: pengenalan dan penggunaan dini, penerimaan dan pertumbuhan pasar, dan pematangan dan penjenuhan pasar.

• Sesudah penjenuhan pasar, permintaan mungkin tetap tinggi atau menurun; atau keluaran diperbaiki dan dimulai pada kurva pertumbuhan yang baru.

• Strategi bisnis suatu perusahaan harus cocol dengan tahap-tahap siklus produk/jasa.

• Jika perusahaan kuat dalam inovasi seperti Hewlett Packart perusahaan mungkin hanya fokus pada tahap perkenalan kemudian menjualnya. Seandainya kekuatan ada pada produksi tinggi yang berbiaya rendah, perusahaan tersebut harus berpegang pada produk yang sudah terbukti.

Page 31: Manajemen Produksi

Misalkan penggunaan masukan senilai Rp 1.000.000 menghasilkan 100 Unit keluaran, maka:

1. Produktivitas Sistem : 100 = 0,0001

1.000.000

artinya setiap Rp 1,00 masukan yang dipergunakan menghasilkan 1/10,000 unit keluaran.

2. Efisiensi Produksi : 1.000.000 = 10.000

100

Artinya untuk membuat 1 unit produk dibutuhkan masukan senilai Rp 10.000,00

Page 32: Manajemen Produksi

Untuk mengukur Produktivitas dapat dipakai pendekatan sebagai berikut :

a. Produktivitas total = Keluaran total

Masukan Total

b. produktivitas parsial = Keluaran total

Masukan Tertentu

Produktivitas Tenaga kerja = Keluaran total

Masukan SDM

Produktivitas Modal = Keluaran total

Masukan Modal

Produktivitas Energi = Keluaran total

Energi

Page 33: Manajemen Produksi

C. Produktivitas Beberapa masukan = Keluaran Total

Energi + SDM + Modal

Misalkan Sebuah perusahaan mempunyai data produksi sebagai berikut

a. Biaya upah = Rp 10.000.000

b. Modal = Rp 35.000.000

c. Biaya Energi = Rp 2.500.000

d. Biaya bahan baku = Rp 20.000.000

e. Biaya overhead = Rp 7.500.000

Biaya Total Rp 75.000.000

Keluaran 1,000 Unit dengan nilai Rp 100.000.000

Maka produktivitas total = 100.000.000 = 1,33 Unit

75.000.000

Page 34: Manajemen Produksi

Dan Produktivitas Modal = 100.000.000 = 2.86 unit

35.000.000

Produktivitas SDM dan Energi = 100.000.00 = 8 Unit

10.000.000 + 2.500.000

Page 35: Manajemen Produksi

PERAMALAN

DAN PERENCANAAN AGREGAT

PERTEMUAN 3

Page 36: Manajemen Produksi

Kompetensi Pokok bahasan

Setelah mengikuti pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan mampu:

• Melakukan perencanaan produksi, dalam upaya memenuhi kebutuhan konsumen.

• Memprediksi kebutuhan yang diperlukan dalam proses produksi.

• Mengerti tahapan dalam peramalan.

• Menentukan metode peramalan yang tepat.

Page 37: Manajemen Produksi

Rencana Agregat

3

Rencana

Aggregate

Company top level plans Ditributor Distributor

Pengecer

Konsumen Akhir

Pabrik

Page 38: Manajemen Produksi

Top level

Midle Level

Lower Level

Rencana jangka

panjang dan strategis

2-10 tahun

Penggunaan proporsi

yang dominan

Terkait jangka menengah,6-

18 bulan terkait dengan

jadwal induk produksi,

rencana pengadaan

masukan

Terkait operasi jangka

pendek 1-3 bulan ,

pelaksanaan jadwal

produksi, alokasi tenaga

kerja

Merumuskan keputusan

strategis mengenai ;

pemilihan jenis produk,

pemilihan lokasi, penentuan

kapasitas

Merumuskan

keputusan takttis untuk

merealisir rencan

agregat ,

Memelihara sediaan,

SDM dan dana

Menjalankan

keputusan

bidang

produksi

Tabel Hubungan level manajemen dengan fungsi utama

serta kewenangan dan tugas

Page 39: Manajemen Produksi

Perencanaan Tugas dan Tanggung Jawab

5

Page 40: Manajemen Produksi

A. PERAMALAN DAN KEGUNAANNYA

Peramalan pada dasarnya merupakan proses pengestimasian permintaan dimasa mendatang dikaitkan dengan aspek kuantitas, kualitas, waktu terjadinya, dan lokasi yang membutuhkan produk barang dan jasa yang bersangkutan.

Dilihat dari waktunya peramalan dibedakan atas tiga macam yaitu:

1. Peramalan jangka panjang (Long-term Forecasting )

2. Peramalan jangka menengah (Intermediate Forecasting)

3. Peramalan jangka pendek (Short-term Forecasting )

Perbedaan menurut jangka waktu ini berpengaruh pada jenis metode atau alat peramalan yang sesuai serta manfaat atau kegunaan dapat dipenuhi.

Page 41: Manajemen Produksi

B. TIPE METODE PERAMALAN

1. Metode kualitatif

Metode kualitatif adalah metode penaksiran permintaan

berdasarkan prakiraan secara subjektif atau opini pembuat

ramalan.

Metode kualitatif terdiri dari beberapa jenis aplikasi yaitu:

a. Metode akar rumput

Metode peramalan yang memanfaatkan data taksiran

penjualan dari para aparatur penjualan dan wiraniaga dari

seluruh wilayah pemasaran perusahaan dalam perhitungan

dan penetapan ramalan permintaan dimasa yang akan

datang.

Page 42: Manajemen Produksi

b. Metode Riset Pasar

Pengamatan yang dilakukan dipasar untuk mengumpulkan data prospek permintaan data dimasa yang akan datang, baik dengan menggunakan metode survei wawancara maupun cara lain.

c. Kesepakatan Panel

Metode pembuatan ramalan yang dilakukan melalui diskusi panel yang bebas untuk melakukan tukar pikiran di antara berbagai partisipan misalnya para eksekutif perusahaan , wiraniagawan atau pelanggan perusahaan.

Page 43: Manajemen Produksi

d. Analogi Historis

Cara penaksiran jumlah permintaan terhadap produk

tertentu, khususnya terhadap produk baru, dengan

mempertimbangkan pengalaman dan kondisi yang sama

dari produk lainnya di masa yang lalu.

e. Metode Delphi

Metode penaksiran jumlah permintaan dimasa yang

akan datang dengan memanfaatkan opini dari beberapa

pakar dengan latar belakang keahlian yang berbeda.

Page 44: Manajemen Produksi

2. Metode Analisis Deret berkala

Metode analisis deret berkala (time series analysis) Merupakan metode pembuatan ramalan yang berangkat dari asumsi, bahwa data historis yang lalu dapat dipakai untuk meramalkan volume kegiatan dimasa yang akan datang.

Metode ini terdiri dari atas beberapa jenis aplikasi yaitu:

a. Metode Rata Rata Bergerak Sederhana

Metode peramalan kegiatan yang mengacu pada jumlah titik waktu tertentu yang bergerak secara sistematis, jumlah kegiatan selama titik waktu yang bersangkutan dibagi dengan jumlah titik waktu yang dimaksud.

Page 45: Manajemen Produksi

Rumus:

Ft= At-1+ At-2+ At-3…....+ At-n

n

Dimana :

Ft = Ramalan kegiatan pada priode ke t

n = Jumlah Priode

At-1 = Kegiatan pada priode sebelumnya

At-1, At-2, At-3 = Aktivitas pada dua, tiga dan n periode sebelumnya

Contoh:

Sebuah perusahaan memiliki volume penjualan dalam beberapa minggu ,maka berapakah ramalan pada minggu Ke 7 dengan menggunakan rata rata bergerak pada n = 3

Page 46: Manajemen Produksi

Minggu Permintaan

1

2

3

4

5

6

7

125

120

130

115

120

125

120

Tabel : Volume penjualan Produk

Minggu

Actual

demand

N=3

Jumlah Ft

1

2

3

4

5

6

7

125

120

130

115

120

125

120

375

365

365

360

125.00

121.67

121.67

120.00

Tabel : peramalan permintaan

dengan rata rata bergerak

Page 47: Manajemen Produksi

Maka Untuk N=3 pada minggu ke 7 ramalan permintaannya

sebagai berikut :

F7 = 125 + 120 +115 = 120.00

3

b. Rata Rata Bergerak Tertimbang

Metode peramalan volume kegiatan atau permintaan

dimasa yang akan datang yang mengacu kepada jumlah

titik waktu yang bergerak secara sistematis dan probabilita

keberulangan kembali setiap kegiatan dalam priode yang

dicakup, nilai ramalan sama dengan hasil kali antara bobot

dengan nilai kegiatan yang bersangkutan.

Page 48: Manajemen Produksi

Rumus :

Ft = w1 At-1 + w2 At-2 + w3 At-3 +…….+ wn At-n

Dimana:

wi = bobot probabilita

At-1 = volume permintaan pada waktu yang lalu

At-2 , At-3, wn At-n = volume permintaan dua, tiga atau n priode yang lalu

Ft = ramalan permintaan

Contoh Diketahui

n=3 dan Wt-1 = 0.5 Wt-2 = 0.3 Wt-3 = 0.2

Maka ramalan permintaan pada minggu ke 7 untuk n=3

F7 = 0.49 (125) + 0.3 (120) + 0.2 (115)

= 62.5 + 36 + 23 =121.50

Page 49: Manajemen Produksi

c. Penghalusan Eksponensial

Metode peramalan dimana data kegiatan yang terakhir dianggap memiliki probabilita yang lebih besar untuk berulang daripada data kegiatan sebelumnya.

d. Metode Regresi dan Korelasi

Metode Regresi adalah metode peramlan jangka panjang yang menghubungkan suatu variabel dependen dengan satu atau beberapa variabel independen, selanjutnya metode korelasi merupakan metode untuk mengukur keeratan hubungan antara variabel dependen dan independen.

e. Proyeksi Trend

Metode peramalan kegiatan untuk masa yang akan datang yang dilakukan dengan menarik garis lurus pada suatu diagram sebar.

Page 50: Manajemen Produksi

Karakteristik trend

Komponen Amplitudo Penyebab

Seasonal 12 bulan Liburan, musim, perioda finansial

Cyclical 3-5 tahun Ekonomi nasional, perubahan politik

Bisnis 1-5 tahun Pemasaran, kompetisi, performance

Product life cycle

1-5 tahun, makin pendek

Substitusi produk

Page 51: Manajemen Produksi
Page 52: Manajemen Produksi

3. Metode Kausal

Metode Kausal terdiri dari

1. Analisis Regresi dan korelasi

2. Proyeksi Trend

3. Model Ekonometrik

Metode untuk menerangkan prilaku gejala ekonomi

4. Model input-output

Untuk mengukur hubungan keterkaitan masukan dan

keluaran

5. Indikator penentu

Analisis untuk menaksir perubahan suatu sektor

6. Model Simulasi

Metode peramalan yg mempergunakan aplikasi komputer

Page 53: Manajemen Produksi

PEMILIHAN LOKASI

PERTEMUAN 4

Page 54: Manajemen Produksi

A. PERTIMBANGAN PEMILIHAN LOKASI

Dervitsiotis berpandangan bahwa bahwa pemilihan lokasi

berada ditangan top management sebuah perusahaan

baik pada usaha pabrik maupun usaha jasa, dalam

pemilihan lokasi itu, manajemen puncak perlu

memperhitungkan pertimbangan berikut ini:

1. Lokasi itu berkaitan dengan investasi jangka panjang

yang sangat besar jumlah yang berhadapan dengan

kondisi kondisi yang penuh ketidakpastian.

2. Lokasi itu menentukan kerangka pembatas atau kendala

operasi yang permanen (mencangkup undang undang,

tenaga kerja, masyarakat dan lain lain) dan kendala itu

mungkin sulit dan mahal untuk dirubah .

3. Lokasi mempunyai akibat yang signifikan dengan posisi

kompetitif perusahaan.

Page 55: Manajemen Produksi

PENENTUAN LOKASI

Faktor Lokasi Contoh bisnis yang Terpengaruh

TRANPORTASI

FAKTOR MANUSIA

FAKTOR FISIK

Kedekatan dengan pasar

Kedekatan dengan bahan baku

Tersedianya alternatif transportasi

Pasokan tenaga kerja

Peraturan setempat

Kondisi kehidupan masyarakat

Pasokan air

Energi

Limbah berbahaya

Perusahaan mobil, hotel

Perusahaan bahan peledak, bengkel las

Semua bisnis

Perusahaan roti, binatu, hotel, jasa lainnya

Perusahaan pertambangan

Perusahaan batu bara, toko pengecer

Perusahaan kertas

Perusahaan alumunium, kimia, pupuk

Semua bisnis

Sumber: Boone & Kurtz, Pengantar Bisnis, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, .2002 H. 425 PAB -Manajemen Operasi dan Persediaan. M.Judi Mukzam

Page 56: Manajemen Produksi

MEMILIH TATA LETAK FASILITAS

Tata letak (lay out) yaitu rencana penempatan dan susunan

peralatan yang akan digunakan sehingga memudahkan

aliran kerja dan menciptakan kenyamanan kerja.

Alma (2009:232) beberapa faktor pertimbangan rencana lay

out ialah:

1. Keadaan proses produksi, jika hanya menghasilkan satu

macam produk, maka letak mesin dibuat berurutan

2. Tipe produksi, bila produksi massal perlu disediakan

gudang,

3. Bentuk mesin yang digunakan

4. Persyaratan penerangan dan tenagas listrik

5. Kemungkinan ekspansi

PAB -Manajemen Operasi dan

Persediaan. M.Judi Mukzam

Page 57: Manajemen Produksi

Berbagai pertimbangan dalam pemilihan lokasi harus dilakukan oleh usahawan, pertimbangan yang ada menurut Russel dan taylor ( 2000), Chase , Aquilano dan Jacobs ( 2001) adalah sebagai berikut

1. Perencanaan Jangka Panjang Perusahaan

Berkaitan dengan rencana jangka panjang perusahaan, maka manajemen perusahaan perlu mempertimbangkan kemungkinan memperluas areal jika dimasa yang akan datang perusahaan akan melakukan ekspansi atau peningkatan kapasitas.

2. Kedekatan Dengan Sumber Bahan

Hubungan dengan bahan baku yang akan diolah.

3. Kedekatan Dengan Pasar

perusahaan industri yang cendrung memilih lokasi atas pertimbangan kedekatan dengan pasar (Proximity to Market )

Page 58: Manajemen Produksi

4. Iklim Bisnis

Mendorong terciptanya iklim bisnis yang kondusif dan memiliki keunggulan komperatif serta keunggulan kompetitif.

5 Biaya Total Produksi

Mendorong usaha industri maupun jasa untuk memilih lokasi yang akan meminimumkan biaya operasi.

6. Ketersediaan Infrastruktur

Perusahaan industri maupun jasa sangat memerlukan dukungan berbagai macam prasarana, sarana dan prasarana seperti itu akan menjadi insentif dalam pemilihan lokasi.

7. Ketersediaan Tenaga Kerja dan Kualitas Tenaga Kerja

Dilokasi harus tersedia pasokan tenaga kerja yang diperlukan oleh usahawan pabrik dan jasa, baik dari sisi jumlahnya maupun dari sisi mutunya.

Page 59: Manajemen Produksi

8. Ketersediaan Pembekal

Pembekal adalah mitra usahawan dalam mengelola bisnisnya dan menjadi daya tarik dalam pemilihan lokasi.

9. Kebijaksanaan Pemerintah dan Resiko Politik

Usahawan industri akan menghadapi resiko politik, baik dalam memilih negara penempatan lokasi pabriknya, maupun kebijakkan penyelenggara negara dilokasi yang bersangkutan terhadap pengelolaan dimasa mendatang.

10. Zona Perdagangan Bebas

Beberapa negara menujukkan wilayah tertentu dinegaranya sebagai kawasan perdagangan bebas dengan berbagai insentif pajak didalamnya.

Page 60: Manajemen Produksi

11. Blok Perdagangan

Kolaborasi beberapa negara dikawasan tertentu untuk membentuk blok perdagangan. Negara yang menjadi peserta perjanjian akan berusaha memilih lokasi dikawasan itu dalam upaya untuk mendapatkan insentif sebagai negara peserta dan mendapatkan peluang pasar yang baru.

12. Keamanan

Faktor Keamanan merupakan faktor yang sangat dipertimbangkan oleh pengusaha dalam pemilihan lokasi. Tanpa jaminan keamanan, usahawan akan ragu ragu menanamkan modalnya didaerah yang bersangkutan.

13. Aturan Lingkungan

Semakin sadar masyarakat akan kelestarian lingkungan, maka isu lingkungan menjadi penting dalam pemilihan lokasi.

Page 61: Manajemen Produksi

14. Penerimaan Masyarakat Lokal

Penerimaan masyarakat lokal terhadap kehadiran industri atau perusahaan disuatu daerah juga penting untuk diperhatikan, penerimaan masyarakat akan menjadi jaminan terhadap keamanan dan kestabilan bisnis dimasa datang.

15. Keunggulan Bersaing

Keunggulan bersaing diciptakan pada suatu home base dengan disertai rumusan strategi tertentu, produk inti dan teknologi proses diciptakan serta kebijakkan produksi.

B. METODE PEMILIHAN LOKASI

Metode yang lazim dijumpai dalam praktik mencangkup metode pemeringkatan faktor (Factor Rating Method), metode median sederhana (Simple Median Method), metode pusat titik berat (Center of Gravity Method),aplikasi metode transportasi (Transportation Method).

Page 62: Manajemen Produksi

1. Factor Rating Method

Apabila kita menghadapi berbagai alternatif lokasi,

maka kita harus mempertimbangkan setiap aspek dan

membandingkan faktornya untuk setiap alternatif lokasi

tersebut, pertama kita harus menetapkan cara

menentukan urutannya. Pengurutannya dapat dilakukan

dengan mempergunakan skor dan dapat pula

menggunakan nilai mutlak dari indikator yang bersangkutan.

Indikator lokasi yang bersifat kualitatif misalnya

diberikan indeks nilai Baik Sekali ( A) Bobot 5, Baik ( B )

Bobot 4, Netral ( C) Bobot 3, Tidak Baik ( D) Bobot 2,

Page 63: Manajemen Produksi

No Indikator Lokasi Darerah

A

Darerah

B

Darerah

C

1

2

3

4

5

6

Keamanan

Penerimaan masyarakat

Insentif Pemerintah Lokal

Ketersediaan Air

Ketersediaan Listrik

Ketersediaan dan mutu

sarana perhubungan

A

C

B

A

B

B

A

A

A

B

B

A

A

B

C

C

B

A

Nilai Faktor 25 28 24

Tabel : Perbandingan Nilai Indikator Alternatif Lokasi

Page 64: Manajemen Produksi

Maka tabel diatas menunjukkan bahwa untuk

pertimbangan faktor kualitatif, maka urutan

pertimbangan adalah kota B, kota A, dan Kota C, maka

lebih baik memilih kota B sebagai pilihan dengan urutan

tertinggi, kemudian kota A, dan kota C.

2. Pusat Titik Berat (Center of Gravity Method)

Metode ini berangkat dari asumsi, biaya angkutan

bahan sama besarnya perunit dengan angkutan atas

keluaran yang dihasilkan, dan tidak ada tambahan atas

biaya angkutan akibat volume pengiriman keluaran atau

penerimaan masukan yang tidak memenuhi kapasitas

sarana angkutan yang bersangkutan.

Page 65: Manajemen Produksi

Misalkan kapala wilayah Dolog mempertimbangkan lokasi

yang ideal untuk gudang akumulasi dan distribusi beras.

Diperoleh data jarak dan volume beras yang akan

diakumulasi dalam tabel berikut ini

No Sumber Bahan Volume

( Ton)

Jarak ke X

(Km)

Jarak keY

(Km)

1

2

3

4

5

Kabupaten A

Kabupaten B

Kabupaten C

Kabupaten D

Kabupaten E

400

250

300

325

525

50

75

125

175

150

125

250

150

50

75

Total 1.800

Page 66: Manajemen Produksi

Cx= 400 ( 50) + 250( 75) +300 ( 125) +325 ( 175) +525 (150)

1.800

Cx= 211.875 = 117.71

1.800

Cx= 400 ( 125) + 250( 250) +300 ( 150) +325 ( 50) +525 (75)

1.800

Cx= 213.125 = 118.40

1.800

Dengan demikian lokasi gedung wilayah yang optimal ialah

pada koordinat (X;Y) = (117.71;118.40)

Page 67: Manajemen Produksi

3. Metode Median Sederhana (Simple Median Method)

Hasil analisis simple median relatif sama dengan center of gravity method, tetapi simple median dapat dipakai untuk menghitung biaya angkutan jika biaya angkutan satuan berbeda antara sumber bahan yang satu dengan yang lainnya.

4. Transportation Method

Metode transportasi adalah bentuk khusus dari program linear yang dirancang untuk mendistribusikan produk dari beberapa sumber (pabrik atau gudang wilayah) kebeberapa daerah tujuan (daerah Pemasaran) dengan biaya distribusi yang minimum atau kontribusi yang maksimum.

Page 68: Manajemen Produksi

Kapasitas pabrik / thn 100.000 unit, dgn estimasi jam kerja /thn =48 minggu diserhanakan kapasitas aktual/minggu 2.083 unit.

TOTAL BIAYA =

BIAYA TETAP + (BIAYA BERUBAH X VOLUME) a. Lokasi Bandung.

Total biaya = Rp.40.000.000,- + (Rp. 100.000,- x 2.083) =

= Rp 248.333,000,-

b. Lokasi Padang.

Total biaya = Rp.80.000.000,- + (Rp. 60.000,- x 2.083) =

= Rp 204.980.000,-

a. Lokasi Jakarta.

Total biaya = Rp.100.000.000,- + (Rp. 50.000,- x 2.083) =

= Rp 204.150.000,-

Lokasi yg dipilih adalah Jakarta karena paling ekonomis.

Page 69: Manajemen Produksi

Contoh:

Membangun pabrik transformator ditetapkan dengan

pendekatan titik impas (BEP). Kriteria yang dipilih

meliputi harga tanah, upah pegawai, yg ditentukan

dengan biaya tetap dan biaya berubah.

Kapasitas pabrik direncanakan 100.000 unit trafo

daya / tahun. Harga jual trafo Rp. 180.000,- /unit.

KOTA BIAYA TETAP/

MINGGU

BIAYA BERUBAH/

UNIT

BANDUNG Rp. 40.000.000.- Rp. 100.000.-

PADANG Rp. 80.000.000.- Rp. 60.000.-

JAKARTA Rp. 100.000.000.- Rp. 50.000.-

Page 70: Manajemen Produksi

Kapasitas pabrik / thn 100.000 unit, dgn estimasi jam kerja /thn =48 minggu diserhanakan kapasitas aktual/minggu 2.083 unit.

TOTAL BIAYA =

BIAYA TETAP + (BIAYA BERUBAH X VOLUME) a. Lokasi Bandung.

Total biaya = Rp.40.000.000,- + (Rp. 100.000,- x 2.083) =

= Rp 248.333,000,-

b. Lokasi Padang.

Total biaya = Rp.80.000.000,- + (Rp. 60.000,- x 2.083) =

= Rp 204.980.000,-

a. Lokasi Jakarta.

Total biaya = Rp.100.000.000,- + (Rp. 50.000,- x 2.083) =

= Rp 204.150.000,-

Lokasi yg dipilih adalah Jakarta karena paling ekonomis.

Page 71: Manajemen Produksi

Desain Produk

PERTEMUAN 5

Page 72: Manajemen Produksi

• Kunci sukses : pengembangan dan desain produk yang baik mutunya

• Peluang maksimum jika fokus pada spesialisasi dan pertahankan mutu

– Contoh: Honda fokus pada mesin, Intel fokus pada chip komputer

• Siklus produk cenderung makin pendek, perlu inovasi

• Agar produk baru sukses di pasar, Manajer operasi hrs menjalin

komunikasi dengan baik kepada :

– Konsumen

– Pengelola produk

– Proses

– Pemasok

• Strategi produk yg efektif menghubungkan keputusan yang berkaitan

dengan produknya dengan investasi, pangsa pasar, siklus hidup

produk dan lini produk

• Tujuan keputusan produk : mengembangkan dan

mengimplementasikan strategi produk yg sesuai dengan permintaan

pasar dengan keuntungan yang kompetitif

• Tujuan dari materi ini : memahami cara membuat keputusan produk

yang efektif

Pengantar

Page 73: Manajemen Produksi

Munculnya Produk Baru

• Lima faktor yang mempengaruhi peluang pasar : – Perubahan ekonomi : jangka pj kekayaan masyarakat; jk pndk : merubah

siklus dan harga

– Perubahan sosiologi dan demografi : merubah ukuran rumah, apartemen

dan mobil

– Perubahan teknologi : memungkinkan segala sesuatu berubah

– Perubahan politik : perubahan persetujuan perdagangan, tarif dan kontrak

pemerintah

– Perubahan lain-lain : muncul dari dinamika pasar, standar profesi, pemasok

dan penyalur

• Manajer operasi harus menyadari faktor-faktor tersebut dan

mengantisipasi perubahan terhadap adanya peluang untuk

: produk baru, volume produk dan bauran produk

Seleksi Barang dan Jasa

Page 74: Manajemen Produksi

Kehidupan Suatu Produk

Siklus hidup produk (product life-cycle) terdiri atas 4 fase :

– Perkenalan

– Pertumbuhan

– Kedewasaan

– Penurunan

Siklus hidup berbeda-beda antar produk :

– Beberapa jam saja : Koran

– Satu minggu : Tabloid

– Beberapa bulan : mode

– Beberapa tahun : (silahkan beri contoh)

– Beberapa dekade : (silahkan bericontoh)

• Tugas Manajer Operasi : mendesain sistem yg dapat membantu

mengenalkan produk baru dengan sukses.

• Organisasi perlu terus-menerus memperkenalkan produk baru agar

dapat bertahan hidup.

Seleksi Barang dan Jasa

Page 75: Manajemen Produksi

Tahapan dalam Pengembangan Produk

Ide sumber : perubahan lingkungan teknologi, demografi, ekonomi, politik, dsb Syarat pasar

Spesifikasi

fungsional

Spesifikasi produk

Review desain

Uji pasar

Pengenalan produk

Berhasil ?

Pendekatan untuk pemuasan kebutuhan

Cara kerja produk

Pembuatan produk

Pembuatan produk yg ekonomis & mutu

Memenuhi kebutuhan pasar ?

Distribusi ke konsumen

Evaluasi

Ke

lom

po

k P

en

ge

mb

an

ga

n P

rod

uk

K

elo

mp

ok

De

sa

in M

an

ufa

ktu

r &

Re

ka

ya

sa

Page 76: Manajemen Produksi

A. PERENCANAAN PRODUK BARANG

Perencanaan sebuah sistem produksi sangat tergantung pada rancang bangun produk. Meskipun jenis produk bermacam macam, tetapi dapat dikelompokkan menjadi 4 kriteria persaingan sebagai berikut :

1. Produk yang bercorak sesuai dengan keinginan pelanggan dimana rancang bangun produk disesuaikan dengan spesifikasi pelanggan.

Page 77: Manajemen Produksi

Produk seperti itu dinamakan sebuah Custom Product dan

tidak dismpan sebagai persediaan karena dibuat

berdasarkan pesanan.

Ciri ciri Custom Product sebagai berikut:

a. Keunikan, tidak sama dengan produk lain

b. Produk pesanan, dibuat bila hanya ada pesanan

c. Bermutu, kualitas menjadi keinginan pelanggan

d. Proses produksi hanya dapat menyesuaikan diri

untuk memproduksi pesanan

Page 78: Manajemen Produksi

2. Produk yang bercorak sesuai dengan satu

spesifikasi tertentu atau satu standar tertentu.

Produk seperti itu disebut “Highly Standardize

Product” dan dibuat bukan berdasarkan pesanan

pelanggan tetapi semata-mata untuk mengisi

gudang persediaan contoh pelat baja, komoditi gula

dan minyak.

Antara Custom Product dan Highly Standardize

Product terdapat banyak produk campuran atau

Mixed Product.

Page 79: Manajemen Produksi

Produk campuran tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor faktor sebagai berikut:

a. Variety (Keaneka ragaman)

b. Fleksibilitas (Kemampuan penyesuaian)

c. Moderate Cost (Harga yang bersaing)

d. Dependability of Suply (Kemampuan penyampaian produk tepat waktu)

Ada tiga pertimbangan pokok yang mendasari gagasan pembuatan produk baru yaitu:

1. Pertimbangan pasar

2. Pertimbangan Teknologi

3. Pertimbangan antar fungsi yang ada di perusahaan.

Page 80: Manajemen Produksi

Munculnya Produk Baru

• Lima faktor yang mempengaruhi peluang pasar :

– Perubahan ekonomi : jangka pj kekayaan masyarakat; jk

pndk : merubah siklus dan harga

– Perubahan sosiologi dan demografi : merubah ukuran rumah,

apartemen dan mobil

– Perubahan teknologi : memungkinkan segala sesuatu

berubah

– Perubahan politik : perubahan persetujuan perdagangan, tarif

dan kontrak pemerintah

– Perubahan lain-lain : muncul dari dinamika pasar, standar

profesi, pemasok dan penyalur

• Manajer operasi harus menyadari faktor-faktor

tersebut dan mengantisipasi perubahan

terhadap adanya peluang untuk : produk baru,

volume produk dan bauran produk

Page 81: Manajemen Produksi

Daur Hidup Produk (Product Life Cycle)

Daur hidup produk mengikuti tahapan tahapan sebagai

berikut :

1. Tahap perkenalan

2. Tahap pertumbuhan

3. Tahap tingkat dewasa dan kematangan

4. Tahapan menurun

Tahapan Pengembangan Produk Baru

Tahapan tahapan yang harus dilakukan dalam penciptaan

produk baru yaitu sebagai berikut:

1. Kreasi, Gagasan atau Ide.

2. Pemilihan Rancangan Produk

Page 82: Manajemen Produksi

Siklus Hidup Produk

Page 83: Manajemen Produksi

B. RANCANG BANGUN PRODUK JASA

Ada 4 Unsur yang harus dipertimbangkan dalam usaha merancang bangun produk jasa yaitu

1. Pelanggan

2. Para Pekerja

3. Misi, Sasaran dan Strategi

4. System dan Prosedur

Tahapan Rancangan Produk Jasa

1. Strategi Pelayanan

2. Rancang bangun produk jasa

3. Rancangan sistem penyampaian

4. Pengukuran kinerja

Page 84: Manajemen Produksi

KEGIATAN OPERASI DALAM SEKTOR JASA

14

Perbedaan Barang dan Jasa

Ciri – ciri Barang Ciri – ciri Jasa

Produk berwujud Produk tidak berwujud

Produk bisa dijual kembali Poduk sulit dijual kembali

Produk bisa disimpan Umumnya tidak bisa disimpan

Produksi biasanya terpisah dari

konsumsi

Produksi dan konsumsi umumnya

terjadi bersamaan

Pengukuran mutu lebih mudah Banyak aspek mutu yang sulit

diukur

Penjualan berbeda dengan produksi Penjualan merupakan bagian dari

jasa

Interaksi pelanggan rendah Interaksi pelanggan tinggi

Page 85: Manajemen Produksi

KEGIATAN OPERASI DALAM SEKTOR JASA

15

Perbedaan Barang dan Jasa

Aspek-aspek Operasi Industri Barang Industri Jasa

Desain produk Produk berwujud Produk tidak berwujud

Kualitas Lebih Obyektif Lebih subyektif

Proses Konsumen tidak

terlibat dlm proses

Konsumen secara

langsung terlibat dalam

proses

Lay out Cenderung fokus pada

efisiensi

Fokus pada pelayanan

kepada konsumen

SDM Fokus pada keahlian

teknis

Diperlukan kemampuan

hubungan antar

manusia

Persediaan Produk jadi bisa

disimpan sebagai

persediaan

Produk jasa tidak bisa

disimpan

Page 86: Manajemen Produksi

16

Produk Barang Maupun Jasa

• Membutuhkan teknologi

• Memiliki kualitas, produktivitas, &

response issues

• Memerlukan forecast demand

• Memerlukan kapasitas, layout, & lokasi

• Memiliki customers, suppliers,

scheduling and staffing issues

• Manufacturing memberikan services

• Services memberikan tangible goods © Wiley 2010

Page 87: Manajemen Produksi

Kombinasi produk barang dan jasa

17

Mobil

Komputer

Restoran

Reparasi Mobil Perawatan rumah

sakit Pendidikan

Jasa Konseling

Barang Jasa

Page 88: Manajemen Produksi

Computer Aided Design/CAD dan

Computer Aided Manufacture

Desain produk sangat diperkaya dengan

penggunaan CAD. Saat digunakan,

perekayasa desain (perancang/desainer)

memulai dengan mengembangkan sketsa

kasar atau, hanya ide saja. Setelah

perancang merasa puas dengan desainnya,

sketsa itupun menjadi bagian dari ‘database’

media elektronik

Page 89: Manajemen Produksi

Manfaat pendekatan CAD dan CAM

adalah

• Mutu produksi.

• Waktu desain yang lebih pendek.

• Penurunan Biaya Produksi.

• Ketersediaan database.

• Kisaran baru kemampuan.

Page 90: Manajemen Produksi

MENATA LETAK FASILITAS

PERTEMUAN 6

Page 91: Manajemen Produksi

A. PENTINGNYA PERENCANAAN TATA LETAK Tata letak ( layout ) merupakan keputusan strategis

operasional yang turut menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang. Tata letak yang baik akan memberikan konstribusi terhadap peningkatan produktivitas perusahaan. Hal itu disebabkan oleh adanya kelancaran arus faktor faktor produksi yang akan diproses. Disamping itu, karyawan yang terlibat secara langsung dalam pemrosesan dapat bergerak lebih leluasa tanpa kekhawatiran akan kemungkinan tertimpa kecelakaan.

Tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kecakupan kapasitas, kelancaran proses, fleksibilitas operasi, dan biaya handling bahan serta untuk kenyamanan kerja.

Page 92: Manajemen Produksi

PERENCANAAN TATA LETAK

MERUPAKAN RENCANA PENYUSUNAN MESIN & PERALATAN (FASILITAS)

PRODUKSI, DISUATU PABRIK (LAY OUT) GUNA MEMPERLANCAR PROSES

PRODUKSI. SUSUNAN TERSEBUT AKAN MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM

HAL: 1) EFISIENSI PERUSAHAAN; 2) PEMBENTUKAN LABA PERUSAHAAN; & 3)

KELANGSUNGAN PERUSAHAAN.

TATA LETAK MERUPAKAN “INTEGRATED SYSTEM” ANTARA MESIN, TEMPAT

BEKERJA DAN GUDANG AGAR MEMBERIKAN SCHEDULE YG FEASIBLE UNTUK

BERBAGAI PARTS & PRODUK. JUGA MERUPAKAN “TRANSPORTATION SYSTEM”

YG MEMINDAHKAN PARTS & PRODUK TSB MELALUI SISTEM & SERVICE YG ADA

UTK. PRODUKSI, SEPERTI: TEMPAT ALAT-ALAT (TOOLS CRIBS) & MAINTENANCE

SHOP, MEDICAL FASILITIES, CAFETARIA, DLL

TATA LETAK YG BAIK, DPT DIARTIKAN SEBAGAI PENYUSUNAN YG TERATUR &

EFISIEN SEMUA FASILITAS PABRIK & BURUH (PERSONEL) YG ADA DI DLM PABRIK.

TATA LETAK MELIPUTI DI DALAM & DI LUAR PABRIK

FAKTOR-FAKTOR YG HARUS DIPERHATIKAN DLM MENGATUR TATA LETAK:

RUANGAN GERAK BAGI MATERIAL & PARA PEKERJA, RUANGAN UTK SERVICE &

REPAIR EQUIPMENT, MAUPUN PABRIKNYA SENDIRI.

Page 93: Manajemen Produksi

KERUGIAN DR TATA LETAK YG BURUK:

1) BAHAN-BAHAN DALAM PABRIK BERGERAK LAMBAT SEKALI, AKIBAT

URUTAN PROSES YG BERLIKU-LIKU

2) HANDLING COST TINGGI, KRN MAKIN BANYAK PERPINDAHAN/PENGANGKUTAN

BARANG

3) GEDUNG & TEMPAT PRODUKSI SELALU PENUH DG BAHAN-BAHAN ATAU HASIL

PRODUKSI YG SEDANG DIKERJAKAN

4) RUANGAN PRODUKSI, MESIN-MESIN & FASILITAS LAINNYA DISUSUN SECARA

TIDAK TERATUR

5) SERVICE AREA SEMPIT SEKALI & LETAKNYA TIDAK MEMUASKAN

6) BAHAN-BAHAN DALAM PROSES SERING RUSAK ATAU HILANG

7) SERING DITEMUI KEGAGALAN DALAM MENYELESAIKAN PRODUKSI AGAR TEPAT

PADA WAKTU YG TELAH DITENTUKAN

8) TEMPAT PENERIMAAN BARANG TIDAK DAPAT SEGERA DIKOSONGKAN, SHG

MEMPERLAMBAT PEMBONGKARAN BARANG-BARANG YG TIBA DI PABRIK

Page 94: Manajemen Produksi

TUJUAN PENYUSUNAN TATA LETAK YG BAIK:

1)

1) MENGURANGI JARAK PENGANGKUTAN MATERIAL & PRODUK YG TELAH JADI SHG MENGURANGI MATERIAL HANDLING

2) MEMPERHATIKAN FREKUENSI ARUS PEKERJAAN

3) MEMUNGKINKAN RUANG GERAK YG CUKUP DI SEKELILING SETIAP MESIN, AGAR DPT DIREPARASI DG MUDAH

4) MENGURANGI ONGKOS PRODUKSI

5) MEMPERTINGGI KESELAMATAN KERJA

6) MEMBERIKAN HASIL PRODUKSI YG BAIK

7) MEMBERIKAN SERVICE YG BAIK BAGI KONSUMEN

Page 95: Manajemen Produksi

8) MENGURANGI CAPITAL INVESTMENT 9) MEMPERTINGGI FLEKSIBILITAS, UTK MEMUNGKINKAN

MENGHADAPI PERUBAHAN PERMINTAAN 10) MEMPERBAIKI MORAL PEKERJA 11) MENGGUNAKAN PENGGUNAAN RUANGAN / LANTAI YG LEBIH

EFISIEN 12) MENGURANGI DELAYS (KELAMBATAN / STOPPED) DLM

PEKERJAAN 13) DAPAT MENGURANGI WORKING SHG MINIMUM 14) DPT MELAKUKAN PENGAWASAN YG LEBIH BAIK 14) MAINTENANCE (PEMELIHARAAN) LEBIH MUDAH DILAKUKAN 16) MENGURANGI MANUFACTURING CYCLES (WAKTU PRODUKSI) 17) PENGGUNAAN EQUIPMENT (PERALATAN) & FASILITAS YG BAIK

DLM PABRIK

Page 96: Manajemen Produksi

PERUBAHAN TATA LETAK

Pada umumnya perencanaan tata letak dan modifikasinya akan senantiasa diperlukan disetiap perusahaan. Kebutuhan memodifikasi itu disebabkan oleh beberapa faktor berikut:

1.Terjadinya perubahan desain produk secara terus

menerus.

2. Adanya perubahan volume permintaan.

3.Kemungkinan penggantian fasilitas agar selalu baru (Up to Date)

4. Adanya penambahan produk Baru

5.Adanya kondisi lingkungan kerja yang tidak memuaskan.

6. Resiko kecelakaan kerja dalam proses produksi

7. Kebutuhan akan penghematan biaya.

8. Perluasan lokasi pasar produk perusahaan.

Page 97: Manajemen Produksi

C. JENIS TATA LETAK Menurut Russel dan Taylor (2000) tata letak dibedakan

atas: 1. Tata letak Berorientasi Produk (Product Lay Out) Product layout lazim pula disebut Flow shop or continous

production layout adalah penataan dari mesin, fasilitas, dan peralatan produksi menurut urutan pengerjaan untuk menyelesaikan pembuatan suatu produk atau jasa yang akan diserahkan.

Page 98: Manajemen Produksi

Tata letak berorientasi produk ini dipergunakan apabila :

a. Produk yang dihasilkan adalah produk terstandarisasi

dan ragamnya terbatas, atau tidak berbeda.

b. Volume produksi tinggi.

c. Urutan proses pengerjaan tetap

d. Proses produksi bersifat kontinu atau

berkesinambungan.

Dalam tata letak produk ini pusat pusat kegiatan, mesin

mesin dan peralatan disusun sedemikian rupa sehingga

membentuk suatu lini pengerjaan yang berbentuk garis

lurus, bentuk L, atau bentuk U untuk mempersiapkan

urutan operasional yang akan menghasilkan produk.

Page 99: Manajemen Produksi

Sehubungan dengan karakteristik tata letak produk yang menghasilkan keluaran yang sama dan bersifat tetap, maka mesin yang dipergunakan adalah mesin dengan kegunaan khusus (Special Purpose Machine) sedangkan tenga kerja yang diberdayakan adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian Khusus (tenaga spesialisasi).

Tata letak yang berorientasi produk memberikan keuntungan utama yaitu:

a. Biaya variabel perunit yang rendah

b. Mempertahankan biaya penanganan bahan baku yang rendah

c. Mengurangi persediaan barang dalam proses pengerjaan

d. Memudahkan pelatihan dan pengawasan baik atas pekerja maupun manajer

Page 100: Manajemen Produksi

2. Tata Letak Process ( Process Layout )

Tata letak process (Process Layout) lazim pula disebut functional layout dan job shop layout or intermitten flow layout. Pada dasarnya, tata letak proses adalah penataan letak fasilitas dan mesin serta peralatan produksi, yang dikelompokkan menurut kesamaan fungsinya.

Ciri ciri dari tata letak ini adalah

a. Arus kegiatan pengolahan atau pengerjaan produk berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, atau antara pesanan pelanggan yang satu dengan yang lainnya.

b. Produk yang dibuat tergolong produk yang tidak terstandarisasi, spesifikasinya disesuaikan dengan permintaan pemesan atau pelanggan.

c. Volume Produksi terbatas tetapi ragamnya banyak.

Page 101: Manajemen Produksi

d. Mesin atau peralatan produksi yang dipergunakan adalah mesin atau peralatan yang multi guna (Multipurpose Machine)

e. Pelanggan yang menentukan desain atau spesifikasi produk .

Keuntungan utama dari tata letak ini adalah

fleksibilitasnya dalam menetapkan peralatan dan merekrut tenaga kerja. Apabila terjadi kerusakan salah satu mesin, maka tidak perlu menghambat seluruh proses, pekerjaan dapat ditransfer kemesin yang lain yang ada di departement yang sama.

3. Tata Letak Tetap ( Fixed Position Layout ) Tata letak tetap lazim pula disebut tata letak proyek

(Project Layout). Dalam tata letak ini, produk yang dikerjakan tetap berada diposisinya disuatu tempat pengerjaan yang ditentukan. Alat alat dan perlengkapan, bahan serta para pekerja dibawa ketempat pengerjaan produk.

Page 102: Manajemen Produksi

Pada umumnya, tata letak dengan posisi tetap menjadi rumut karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

a. Ruang gerak terbatas , Proyek harus tetap berada dilokasi pengerjaan.

b. Pada tahap tahap proses konstruksi diperlukan bahan baku yang berbeda beda, sehingga diperlukan penjadwalan yang cermat.

c. Jumlah bahan baku yang dibutuhkan bervariasi. 4. Tata Letak Ritel (Retail layout) Tata letak ritel adalah tata letak dari usaha eceran seperti

departement store dan supermarket. Tata letak harus memperhitungkan selera dan persepsi pelanggan. Tata letak harus menjamin semua pengunjung atau pelanggan akan merasa lega berada dalam bangunan, udara sejuk, cahaya lampu terang, mudah dijangkau dan lain lain.

Page 103: Manajemen Produksi

5. Tata Letak Gudang (Warehouse Layout)

Tata letak gudang sangat penting untuk diperhatikan, karena tata letak gudang yang baik akan memudahkan penanganan dan pengendalian persediaan dapat meminimumkan kerusakan barang serta memudahkan penerimaan dan penyerahan barang.

6. Tata Letak Kantor (Office layout)

Tata letak kantor bertujuan untuk menentukan posisi karyawan dan peralatan agar menjamin kelancaran arus pekerjaan dan komunikasi antar semua pegawai dan manajer yang ada. Ruangan kerja setiap karyawan harus disesuaikan luasnya dengan volume pekerjaannya.

Page 104: Manajemen Produksi

D. TATA LETAK MODERN Russel dan Taylor (2000), Render dan Heizer(2001) serta

Krajewski dan Ritzman (1987) mengemukakan bahwa tataletak terdahulu telah dikembangkan menjadi tata letak modern atau disebut Hybride Layout (tata letak hibrida). Tata letak hibrida dibedakan atas :

1. Cellular Layout Pada tata letak selular, mesin atau peralatan produksi

yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu produk dikelompokkan kedalam suatu mechine cell.

2. Flexible Manufacturing System (FMS) Tata letak ini merupakan penyempurnaan tata letak

sebelumnya yang mengintegrasikan mesin yang dipergunakan dalam pengolahan dengan alat alat material handling yang otomatis.

3. Mixed-Model Assembly Line Suatu tata letak lini rakitan yang didesain untuk

membuat lebih dari satu jenis model atau berbagai jenis produk.

Page 105: Manajemen Produksi

PERTEMUAN 7

TUGAS

Page 106: Manajemen Produksi

PENENTUAN DAN

PERENCANAAN KAPASITAS

Pertemuan 9

Page 107: Manajemen Produksi

PENGERTIAN KAPASITAS

Kapasitas (capacity) adalah hasil produksi atau

volume pemrosesan (throughput) atau jumlah

unit yang dapat ditangani, diterima, disimpan,

atau diproduksi oleh sebuah fasili-tas dalam

suatu periode waktu ter-tentu.

suatu fasilitas selama periode / selang waktu

tertentu. biasanya dinyatakan dalam unit produk

yang dihasilkan per satuan waktu.

misalnya; 100 unit TV / hari, 5 pasien / jam, dsb.

Page 108: Manajemen Produksi

• Kapasitas menentukan :

(a). Persyaratan modal shg mempe-

ngaruhi sebagian besar biaya

tetap.

(b). Menentukan apakah permintaan

dapat dipenuhi atau apakah fa-

silitas yg ada berlebihan.

Page 109: Manajemen Produksi

Jika kapasitas terlalu besar, sebagi-an

fasilitas akan menganggur dan akan

terdapat biaya tambahan yang dibebankan

pada produksi yg ada.

• Tujuan perencanaan kapasitas :

pencapaian tingkat utilitas tinggi dan

tingkat pengembalian investasi yg tinggi,

penetapan ukuran fasilitas sangatlah

menentukan.

Page 110: Manajemen Produksi

A Perencanaan kapasitas merupakan bagian dari

keputusan strategis jangka panjang. Perencanaan

kapasitas dirumuskan berdasarkan hasil peramalan

permintaan dimasa mendatang. Peramalan biasanya

diikuti dengan studi tentang kapasitas produksi

perusahaan saingan.

Dalam Perencanaan kapasitas ada beberapa faktor

yang perlu mendapatkan perhatian yaitu sebagai berikut :

1. Perubahan volume permintaan beserta intensitas atau

kecepatan perubahannya

2. Besarnya biaya oportunitas yang mungkin timbul.

3. Ketersediaan dana

4. Besarnya biaya penyimpanan

Page 111: Manajemen Produksi

Jenis – jenis Kapasitas

1. Design capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu pabrik yang

dirancang

2. Rated capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang

menunjukkan bahwa fasilitas secara teoritik mempunyai kemampuan

memproduksinya

3. Standard capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang

ditetapkan sebagai “sasaran” pengoperasian bagi manajemen, supervisi dan

para operator mesin

4. Actual/operating capacity, yaitu tingkat keluaran rata-rata per satuan

waktu selama periode-periode waktu yang telah lewat

5. Peak capacity, yaitu jumlah keluaran per satuan waktu yang dapat dapat

dicapai melalui maksimasi keluaran, dan mungkin dilakukan dengan kerja

lembur, menambah tenaga kerja, menghapus penundaan-penundaan,

mengurangi jam istirahat, dll

Page 112: Manajemen Produksi

KAPASITAS DESAIN DAN KAPASITAS

EFEKTIF

1.Kapasitas desain (design capacity)

adalah output maksimum sistem secara

teoritis pada suatu periode waktu tertentu

dgn kondisi ideal.

Kapasitas desain biasanya dinyata-kan

dlm tingkatan tertentu spt jlh bahan baku

yg dapat diproduksi se-tiap minggu, setiap

bulan, atau setiap tahun.

Page 113: Manajemen Produksi

Banyak perusahaan, pengukuran ka-

pasitas dapat dilakukan secara langsung,

yaitu jumlah maksimum dari unit yg

diproduksi dlm suatu waktu tertentu.

Contoh : banyak tempat tidur (rumah

sakit), jlh anggota aktif (dlm sebuah

gereja), ukuran ruang kelas (sekolah).

Page 114: Manajemen Produksi

Organisasi lain menggunakan waktu kerja

total yg tersedia sebagai sebuah

pengukuran kapasitas kese-luruhan.

2. Kapasitas efektif : kapasitas yang

diperkirakan dapat dicapai oleh pe-

rusahaan dgn keterbatasan operasi yg

ada sekarang.

Page 115: Manajemen Produksi

Kapasitas efektif biasanya lebih ren-dah

dari kapasitas desain, karena fasilitas

yang ada mungkin telah di-rencanakan

untuk versi produk sebelumnya atau

ukuran bauran pro-duk yg berbeda yg

sekarang sedang diproduksi.

Page 116: Manajemen Produksi

Pengukuran Kapasitas

1. Utilitas : % kapasitas desain yang

sesunguhnya telah dicapai.

2. Efisiensi : % kapasitas efektif yang

sesungguhnya telah dicapai

(%)desain Kapasitas

OutputUtilitas

(%)efektif Kapasitas

Output Efisiensi

Page 117: Manajemen Produksi

CONTOH

• Perusahaan Sari Roti memiliki pabrik yang

memproduksi roti “Deluxe” untuk sarapan dan

ingin memahami kapasitasnya dgn lebih baik.

Tentukan kapasitas desain (utilitas) dan kapasitas

efktif (efisiensi), jika

• fasilitas memproduksi = 148.000 roti,

• kapasitas efektif pabrik = 175.000 roti.

• beroperasi 7 hari/ minggu dgn 3 giliran kerja

masing-masing 8 jam/hari.

• dirancang utk mem-produksi roti isi kacang hijau

dan keju dgn tingkat output = 1.200 roti/jam.

Page 118: Manajemen Produksi

Penyelesaian

Kapasitas desain =(7hari x 3giliran kerja x 8)x (1.200 roti/jam) =201.600 roti.

%4,73600.201

000.148

desainKapasitas

OutputUtilitas

%6,84000.175

000.148

EfektifKapasitas

OutputEfisiensi

Page 119: Manajemen Produksi

CONTOH-2

• Manajer produksi menetapkan output yg

diperkirakan dari lini produksi kedua bagi

departemen penjualan. Kapasitas efektif lini

kedua = 175.000 roti. Lini pertama berope-rasi

dgn tingkat efisiensi 84,6% (spt contoh-1),

sedangkan output lini kedua akan lebih sedikit

drpd lini pertama karena pekerja yg tersedia

baru direkrut shg efisiensi yg diperkirakan tdk

lebih dari 75%. Berapa output yg diper-kirakan

• Penyelesaian :

Output =(kapasitas efektif)(efisiensi)

=(175.000)(0,75)=131.250 roti.

Page 120: Manajemen Produksi

B.Perencanaan Kapasitas

adalah keputusan perencanaan strategis jangka panjang yang ditujukan untuk mengadakan seluruh sumber daya produktif yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk dapat dipakai menghasilkan level produksi tertentu.

Strategi perencanaan kapasitas ini menurut Russel dan Taylor (2000) dibedakan atas tiga tipe yaitu sebagai berikut:

1. Capacity lead strategy

Suatu strategi pengembangan kapasitas yang bersifat agresif dan dimaksudkan untuk mengantisipasi pertumbuhan permintaan dimasa mendatang.

2. Capacity lag strategy

Suatu strategi pengembangan kapasitas yang bersifat konservatif, peningkatan kapasitas dilakukan setelah terjadi peningkatan permintan pasar.

Page 121: Manajemen Produksi

3. Average Capacity Strategy

Strategi kapasitas rata rata, suatu strategi pengembangan kapasitas yang diselaraskan dengan rata rata peningkatan estimasi permintaan. Strategi ini bersifat moderat.

Besarnya volume peningkatan kapasitas sangat ditentukan oleh beberapa faktor yaitu:

1. Estimasi volume permintaan dan perkiraan jumlah permintaan yang dapat dilayani oleh perusahaan.

2.Tujuan strategis yang akan dicapai, yaitu tujuan pengembangan, peningkatan mutu layanan kepada pelanggan, atau tujaun persaingan.

3. Biaya dari ekspansi dan biaya operasi sesudah ekspansi.

Page 122: Manajemen Produksi

Kapasitas tak terpakai sebagai konsekuensi dari ekspansi lazim pula disebut sebagai cadangan kapasitas ( capacity Cushion ) capacity cushion merupakan porsi kapasitas yang dinyatakan dalam persen yang saat ini menjadi sediaan kapasitas tidak terpakai yang dimaksudkan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diperkirakan dimasa yang akan datang.

Rumus : Rasio Pemakaian Kapasitas = Kapasitas Terpakai x 100 % Kapasitas terpasang Misalkan sebuah pabrik semen memiliki kapasitas

terpasang 2.600.000 ton pertahun dan yang terpakai dalam tahun berjalan hanya 2.000.000 ton maka berapakah tingkat penggunaan kapasitasnya.

Page 123: Manajemen Produksi

Rasio Pemakaian kapasitas = 2.000.000 x100 % =76.9 %

2.600.000

Rumus : Capacity Utilization Rate = Kapasitas terpakai x 100 %

Kapasitas pada best operating level

Misalkan kapasitas terpasang sebuah pabrik terigu

adalah 5.000.000 ton, Pemakaian biaya rata rata

minimum 75 % dan pemakaian kapasitas dalam tahun

berjalan adalah 2.500.000 ton maka tingkat penggunaan

kapasitas (Capacity utilization rate, CUR) adalah

CUR = 2.500.000 = 66.7 %

0.75 (5.000.000)

Page 124: Manajemen Produksi

C. METODE PERENCANAAN KAPASITAS 1. Pemakaian Metode Program Linear Program linear adalah analisis yang cocok diterapkan

dalam penyusunan rencana agregat. 2. Analisis Dengan Decision Tree Analisis yang dipakai jika kondisi yang dihadapi adalah

probabilistik artinya nilai variabel tidak terdefinisi secara unik, pada dasar nya metode ini adalah model skematik yang dipakai mengevaluasi alternatif melalui beberapa tahapan yang berurutan sedangkan probabilita kejadian dan konsekuensi setiap kejadian diketahui.

3. Analisis dengan Trial dan Error Perencanaan kapasitas dengan metode ini merupakan

alokasi kebutuhan kapasitas berdasarkan pertimbangan intuitif rasional dengan mempertimbangkan manfaat dan resiko pilihan alokasi dalam usaha menemukan alokasi yang optimal.

Page 125: Manajemen Produksi

PENGENDALIAN

PERSEDIAAN

Pertemuan 10

Page 126: Manajemen Produksi

A. PENGENDALIAN SEDIAAN INDEPENDEN

Ada tiga hal yang harus diperhatikan oleh manajer

pabrikasi dalam menangani persediaan:

1. Memelihara sumber pasokan.

2. Memelihara material

3. Pemanfaatan yang tepat waktu.

Pengelolaan Persediaan mempunyai arti penting

karena :

1. Inventori (persediaan) merupakan investasi yang

membutuhkan modal besar.

2. Mempengaruhi pelayanan kepelanggan

3. Mempunyai Pengaruh Pada fungsi lain.

Page 127: Manajemen Produksi

Inventory adalah persediaan yang digunakan sebagai sarana

produksi atau untuk memuaskan dan memenuhi

permintaan pelanggan.

Termasuk dalam inventory adalah:

1. Bahan baku/bahan mentah (Raw Materials)

2. Barang dalam proses/barang setengah jadi

3. Barang jadi

Tujuan utama dari persediaan adalah menghubungkan

pemasok dengan pabrik.

Page 128: Manajemen Produksi

MANAJEMEN PERSEDIAAN

PERSEDIAAN:

BAHAN / BARANG YG DISIMPAN & AKAN DIGUNAKAN UTK MEMENUHI TUJUAN

TERTENTU MISAL UTK PROSES PRODUKSI / PERAKITAN, UNTUK DIJUAL

KEMBALI & UTK SUKU CADANG DR SUATU PERALATAN / MESIN

BENTUK PERSEDIAAN:

a) BAHAN MENTAH

b) BAHAN PEMBANTU

c) BARANG DALAM PROSES

d) BARANG JADI

e) SUKU CADANG

PERSEDIAAN MERUPAKAN SUMBER DANA YG MENGANGGUR,

KRN. SEBELUM PERSEDIAAN DIGUNAKAN BERARTI DANA YG

TERKAIT DI DALAMNYA TIDAK DAPAT DIGUNAKAN

Page 129: Manajemen Produksi

B. TUJUAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN

Pengadaan sediaan umumnya ditujukkan untuk memenuhi hal hal berikut:

1. Untuk Memelihara Independensi Operasi

2. Untuk memenuhi tingkat permintaan yang bervariasi

3. Untuk menerima manfaat ekonomi atas pemesanan bahan dalam jumlah tertentu

4. Untuk menyediakan suatu perlindungan terhadap variasi dalam waktu penyerahan bahan baku.

5. Untuk menunjang fleksibilitas penjadwalan produksi.

Page 130: Manajemen Produksi

BIAYA-BIAYA YG TIMBUL DARI ADANYA PERSEDIAAN:

1) BIAYA PEMESANAN (ORDERING COST):

YI. BIAYA YG DIKELUARKAN UTK PEMESANAN, TERMASUK BIAYA YI:

a. BIAYA ADMINISTRASI PEMBELIAN & PENEMPATAN ORDER (COST OF PLACING ORDER)

b. BIAYA PENGANGKUTAN & BONGKAR MUAT (SHIPING & HANDLING COST)

c. BIAYA PENERIMAAAN

d. BIAYA PEMERIKSAAN

2) BIAYA YG TERJADI DR ADANYA PERSEDIAAN (INVENTORY CARRYING

COST).

DISEBUT JUGA SEBAGAI BIAYA MENGADAKAN PERSEDIAAN (STOCK

HOLDING COST), BIAYA INI BERHUBUNGAN DG TINGKAT RATA-RATA

PERSEDIAAN YG SELALU ADA DI GUDANG, SEHINGGA BESARNYA

BERVARIASI TERGANTUNG JUMLAH BARANG DI GUDANG.

YG TERMASUK DALAM BIAYA INI :

Page 131: Manajemen Produksi

a) BIAYA PERGUDANGAN (STORAGE COST) TERDIRI DARI:

- BIAYA SEWA GUDANG

- UPAH & GAJI TENAGA PENGAWAS & PELAKSANA PERGUDANGAN

- BIAYA PERALATAN MATERIAL HANDLING DI GUDANG

- BIAYA ADMINISTRASI GUDANG, DLL

b) PAJAK KEKAYAAN ATAS INVESTASI DLM PERSEDIAAN UTK JANGKA WAKTU SATU TAHUN, DIHITUNG ATAS DASAR INVESTASI DR PERSEDIAAN RATA-RATA SELAMA) SATU TAHUN

c) RISIKO KETINGGALAN JAMAN / MENJADI TUA

d) KERUSAKAN

e) KECURIAN

f) TURUNNYA NILAI / HARGA BARANG DALAM PERSEDIAAN

g) BUNGA ATAS MODAL YG DIINVESTASIKAN DLM INVENTORY UTK MENGGANTI

HILANGNYA KESEMPATAN MENGGUNAKAN MODAL TSB. DLM INVESTASI LAIN

SHG DISEBUT SBG. COST OF FORGONE INVESTMENT OPPORTUNITY

Page 132: Manajemen Produksi

3) BIAYA KEKURANGAN PERSEDIAAN (OUT OF STOCK COST)

YI. BIAYA TAMBAHAN YG DIKELUARKAN SBB:

a) PELANGGAN MEMINTA / MEMESAN SUATU BARANG

SEDANGKAN BARANG / BAHAN YG DIBUTUHKAN TDK

TERSEDIA

b) PENGIRIMAN KEMBALI PESANAN (ORDER)

4) BIAYA YG BERHUBUNGAN DG KAPASITAS (CAPACITY

ASSOCIATED COST), TERDIRI DARI:

a) BIAYA KERJA LEMBUR

b) BIAYA LATIHAN

c) BIAYA PEMBERHENTIAN KERJA

d) BIAYA PENGANGGURAN (IDLE TIME COST)

BIAYA INI TERJADI KARENA ADANYA PENAMBAHAN /

PENGURANGAN KAPASITAS PRODUKSI

ADA TIGA HAL YG MENYEBABKAN TERJADINYA PERSEDIAAN:

1) TERTUNDANYA PENJUALAN

2) KEHILANGAN PENJUALAN

3) KEHILANGAN PELANGGAN

Page 133: Manajemen Produksi

C. ASUMSI DASAR PERSEDIAAN OPTIMUM

Persediaan optimum akan dicapai pada titik keseimbangan antara biaya penyimpanan dan biaya pemesanan.

Rumus :

Q2 = 2 DS dan Q opt = 2 DS

H H

Total Persediaan (TC) = Biaya Variabel + Biaya Tetap

TC= D (S) + D (H)

Q 2

TIC= D (S) + D (H) + DC

Q 2

Page 134: Manajemen Produksi

Ket: TC = Biaya Total Sediaan

DS/Q = Biaya Pemesanan

QH/2 = Biaya Penyimpanan

DC = Harga dari sediaan yang diperlukan selama

satu tahun

TIC = Biaya Variabel Persediaan

Contoh :

Sebuah perusahaan memerlukan sediaan sebanyak

15.000 unit pertahun biaya pemesanan Rp. 500.00

perorder dan biaya peyimpanan Rp 60.00 perunit

pertahun, harga sediaan per unit Rp 100.00 hitunglah

berapa besar kuantitas pemesanan yang optimal , dan

berapa pula biaya variabel sediaan dan biaya total

sediaan.

Page 135: Manajemen Produksi

Q opt = 2 DS

H

= 2 x 15.000 x 500

60

= 250.000

= 500 Unit

TIC = D (S) + D (H) + DC

Q 2

= (15.000 / 500) x Rp 500 + ( 500/2)x Rp60.00 = Rp30.000,00

TC = D (S) + D (H)

Q 2

= Rp 15.000 +Rp15.000+15.000(Rp100.00) = Rp1.530.000,00

Biaya Rata rata sediaan =Rp 1.530.000,00/15.000 unit = Rp102,00

Page 136: Manajemen Produksi

D. PENGENDALIAN PERSEDIAAN TIPE DEPENDEN

Persediaan tipe dependen ini lazim disebut Material Requirements Planing (MRP).

MRP dapat diartikan sebagai sebuah metode perencanaan dan pengendalian material (bahan baku, parts, komponen dan sub komponen) yang terkait pada unit produksi yang akan dihasilkan disertai dengan penentuan jadwal dan unit yang harus dipesan, dan penentuan kapan pesanan itu harus diterima.

Page 137: Manajemen Produksi

Unsur penting dalam MRP yaitu:

1. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedulling, MPS)

2 Status Persediaan (Inventory Record)

3. Struktur Produk (Bill Of Material, OM)

4. Waktu Tenggang (Lead Time)

E. PENYUSUNAN MRP

Russel dan Taylor (2000) Heizer dan Render (2004) serta Krajewski dan Ritzman (2005) menyebutkan ada tiga macam metode penetapan jumlah unit yang harus dipesan, ketiga metode itu adalah:

Page 138: Manajemen Produksi

1. Fixed Order Quantity (FOQ)

Metode yang dimaksudkan untuk memelihara

jumlah unit yang dipesan tetap sama. Dapat pula

menggunakan metode empiris yaitu metode EOQ

(Economic Order Quantity).

2. Periodic Order Quantity (POQ)

Pada penentuan unit pesanan berdasarkan priode

tetap maka jumlah unit yang dipesan perorder

dapat saja berbeda setiap kali melakukan pemesanan

tetapi selang waktu penyampaian order tetap sama.

Page 139: Manajemen Produksi

3. Lot For Lot (L4L)

Pada metode ini unit yang diorder disesuaikan dengan jumlah kebutuhan bersih dalam priode yang bersangkutan.

D. PENGEMBANGAN MRP

Pengaitan aspek aspek seperti kapasitas produksi, harga masukan, giliran kerja (shift), dan keuangan perusahaan, telah mendorong terjadinya pengembangan MRP.

Page 140: Manajemen Produksi

Pengembangan yang dimaksud adalah

1. Capacity Requirement Planing

CRP adalah suatu sistem terkomputerisasi yang merancang proyeksi beban dari rencana material yang ditentukan kepada kapasitas suatu sistem, sekaligus mengidentifikasi beban yang kurang dan beban yang terlalu berat.

2. MRP II

MRP II lazim disebut Manufacturing Resource Planing yaitu suatu bentuk aplikasi komputer yang mengintegrasikan pengendalian bahan (komponen dan sub komponen) dengan biaya sumber daya lain yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu keluaran dan dinilai dalam suatu satuan uang.

Page 141: Manajemen Produksi

3. ERP (Enterprise Resource Planing)

MRP II yang berbasis komputer ini menjadi

landasan untuk menyusun rencana sumber daya

perusahaan (Enterprise ResourcePlaning).

Pengembangannya menjadi ERP akan memudahkan

perusahaan menyusun rencana anggaran belanja dan

pendapatan perusahaan.

Page 142: Manajemen Produksi

MANAJEMEN MUTU

Pertemuan 11

Page 143: Manajemen Produksi

A. PENDAHULUAN

Berbagai macam definisi mutu dari berbagai sumber:

1. Mutu adalah suatu atribut penting dan merupakan

pembeda suatu produk atau seseorang terhadap

produk atau orang lainnya.

2.Mutu adalah suatu derajat atau kelas dari

keunggulan atau kekayaan kebendaan.

3. Mutu adalah karakteristik dari suatu produk yang

menggambarkan hakikat individual yang nyata dari

produk yang bersangkutan.

4. Mutu adalah status sosial yang tinggi.

Page 144: Manajemen Produksi

MUTU ?

Mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya

(full customer satisfaction). Suatu produk

bermutu apabila dapat memberi kepuasan

sepenuhnya kepada konsumen (Feigenbaum)

Mutu adalah suatu kondisi dinamis yang

berhubungan dengan produk, manusia, proses

dan tugas serta lingkungan yang memenuhi

atau melebihi harapan pelanggan

Page 145: Manajemen Produksi

DIMENSI MUTU

• Performa

• Keistimewaan (feature)

• Keandalan (reliability)

• Konformasi (conformance)

• Daya tahan (durability)

• Kemampuan pelayanan (service ability)

• Estetika

• Kualitas yang dirasakan (perceived

quality)

Page 146: Manajemen Produksi

B. MANAJEMEN MUTU

Tahap perkembangan sistem manajemen mutu dapat

dibedakan dalam lima tahapan yakni :

1. Quality Inspection Era

Pada era ini tanggung jawab atas mutu diletakkan

pada quality inspector atau product inspector.

2. Statistical Quality Control (SQC) Era

Dalam era ini tanggung jawab atas mutu diletakkan

pada engineering department.

Page 147: Manajemen Produksi

3. Quality Assurance Era

Dalam era ini ditandai dengan implementasi total quality control (TQC), total quality management (TQM) dan quality control circle (QCC) dan tanggung jawab atas mutu diletakkan pada semua orang, semua jabatan , dan semua proses.

4. Strategic Quality Era

Dalam era ini dilakukan peningkatan TQM Dan QCC serta impelemntasi yang mengacu pada bakuan mutu nasional dan internasional

Page 148: Manajemen Produksi

Bakuan mutu internasional bermarkas dijenewa

Yaitu Internasional Organization for Standarization

(ISO), selain itu juga dikenal acuan mutu yang ada

diamerika serikat yaitu MBNQA (Malcolm Baldridge

National Quality Award ) dan diIndonesia dikenal

SNI-19-9000.

5. Quantum Leap Quality Era

Suatu falsafah mutu yang berusaha mewujudkan

peningkatan mutu secara dramatis, tanggung jawab

mutu terletak pada semua orang, semua

jabatan,dan semua proses dalam perusahaan

terutama para inovator.

Page 149: Manajemen Produksi

C. PENGELOLAAN MUTU PRODUK DIINDONESIA

Untuk mengefektifkan pengelolaan mutu diIndonesia, melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no 15 Tahun 1991, pemerintah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai standar mutu yang digunakan diIndonesia dan menunjuk menteri negara Riset dan Teknnologi/Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi selaku Ketua Dewan Standarisasi Nasional (DSN). Kemudian pemerintah membentuk Badan Standarisasi Nasional (BSN).

Page 150: Manajemen Produksi

BSN memiliki visi untuk menjadikan SNI (Standar

Nasional Indonesia) menjadi faktor penguat daya saing,

pelancar transaksi perdagangan, serta pelindung

berbagai kepentingan, baik perusahaan maupun

konsumen.

Untuk mewujudkan visi itu maka BSN menetapkan

misi sebagai berikut

1. Mengoordinasikan pengembangan kebijakkan serta

peraturan perundang undangan mengenai

standarisasi nasional.

2. Mengembangkan dan mensosialisasikan SNI

Page 151: Manajemen Produksi

3. Mengembangkan penilaian kesesuaian;

4. meningkatkan persepsi masyarakat tentang

kegunaan standar.

5. Memfasilitasi dan meningkatkan pertisipasi

masyarakat dalam standarisasi nasional.

6. Mewakili kepentingan Indonesia dalam berbagai

forum standarisasi mutu ditingkat regional dan

internasional.

Page 152: Manajemen Produksi

D. TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

DAN IMPLEMETASINYA

TQM adalah satu set aktivitas yang tersusun secara sistematis dan dilaksanakan oleh keseluruhan organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien agar organisasi mampu menyediakan produk dan jasa pada tingkatan mutu yang dapat memuaskan para pelanggan pada waktu dan harga yang sesuai.

Defenisi TQM tersebut mengandung unsur unsur pokok sebagai berikut :

1. Aktivitas Sistematis, berarti aktivitas yang diorganisasi untuk mencapai misi (tujuan) perusahaan yang didukung oleh kepemimpinan manajemen yang kuat dan yang dipandu oleh visi strategi jangka menengah, dan jangka panjang serta strategi mutu yang sesuai.

Page 153: Manajemen Produksi

2. Yang dilaksanakan oleh keseluruhan organisasi

untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien,

berarti melibatkan semua orang pada semua tingkat

dan semua bagian agar mencapai sasarn bisnis

dengan cepat dan secara efesien.

3. Tujuan Perusahaan mengacu pada jaminan

perolehan laba jangka panjang yang sesuai melalui

kepuasan yang diperoleh pelanggan secara

konsisten dan terus menerus.

4. Menyediakan, mengacu pada aktivitas yang

memproduksi produk dan jasa untuk

menyampaikannya kepada pelanggan.

Page 154: Manajemen Produksi

5. Produk dan Jasa meliputi produk olahan pabrikasi

(produk jadi dan komponenserta material setengah

jadi) sistem, perangkat lunak,energi, informasi dll.

6. Mutu, mengacu pada kegunaan, keselamatan dan

keandalan.

7. Pelanggan, meliputi para pembeli dan juga para

pemakai, konsumen dan pihak lain yang

memanfaatkannya.

Ciri ciri TQM adalah:

1. Fokus Organisasi ialah untuk memuaskan

kebutuhan pelanggan:

Page 155: Manajemen Produksi

2. Mengembangkan dan memberdayakan potensi

sumber daya manusia yang dimiliki organisasi

secara sempurna.

3. Melibatkan semua personil organisasi untuk

menemukan cara terbaik dalam melaksanakan

peran atau fungsinya.

4. Mengelola proses bisnis secara keseluruhan.

5. Pengelolaan organisasi yang didasarkan fakta serta

menggunakan data dan informasi.

6. Memberikan nilai tambah kepada masyarakat

sekaligus mencapai sasaran finansial.

Page 156: Manajemen Produksi

Sejalan dengan ciri-ciri diatas maka ada tiga macam

komponen manajerial TQM yaitu

1. Sistem penjamin mutu (Quality Assurance System)

2. Teknik dan Peralatan Mutu.

3. Kerja tim (Team work)

Tujuan TQM menurut David H. Luthy (1997) ialah

untuk mewujudkan permintaan jangka panjang dari

masing masing daerah pemasaran, karena hal

tersebut akan menciptakan uang, sedangkan mutu

didefinisikan sebagai kecocokan produk atau jasa

dengan pengharapan pelanggan.

Page 157: Manajemen Produksi

MANFAAT TQM

P

E

R

B

A

I

K

A

N

M

U

T

U

Memperbaiki

Posisi

persaingan

Meningkatkan

Pangsa pasar

Harga yg

Lebih tinggi

Meningkatkan

penghasilan

Mengurangi

Biaya operasi

Meningkatkan

laba

Meningkatkan

Keluaran yg

Bebas dari

kerusakan

Page 158: Manajemen Produksi

Biaya mutu dapat digolongkan menjadi

empat golongan, yaitu:

1. Biaya pencegahan (prevention cost)

• Biaya untuk meninjau produk baru

• Biaya perencanaan mutu

• Biaya pelatihan untuk memelihara performa mutu

• Biaya audit mutu

• Biaya pengendalian proses

• Biaya untuk mengoperasikan sistem data mutu

• Biaya rancangan proses atau produk

Page 159: Manajemen Produksi

2. Biaya kegagalan internal

• Rework

• Pengujian kembali

• Penghentian operasi

• Bahan sisa

• Penghasilan yang hilang

• Lembur akibat kerusakan produk

3. Biaya Penelaahan mutu

• Biaya inspeksi

• Biaya pengujian

• Perbaikan alat uji

• Evaluasi atas persediaan

Page 160: Manajemen Produksi

4. Biaya kegagalan eksternal

• Complaint adjustment

• Returned material

• Warranty charges

• Allowances

Page 161: Manajemen Produksi

MANAJEMEN SUMBER DAYA

MANUSIA FUNGSI OPERASIONAL

Pertemuan 12

Page 162: Manajemen Produksi

A. PENDAHULUAN

Sekalipun disebuah industri sudah ada

departemen sumber daya manusia (SDM) yang

mengurusi segala sesuatu yang berhubungan dengan

penarikan, seleksi, penempatan, pemberdayaan,

penggajian, pengembangan, dan pensiunan

pegawai.namun masih diperlukan fungsi khusus yang

menangani SDM dibagian pabrikasi. Fungsi SDM yang

khusus mengurusi SDM pabrik dikenal sebagai bagian

personalia pabrik.

Page 163: Manajemen Produksi

Manajemen SDM perusahaan adalah kegiatan manajemen atau pengelolaan atas semua personil atau SDM perusahaan.

Manajemen

SDM

perusahaan

Manajemen

produksi/

operasi

Departemen riset

pengembangan

MSDM

pabrik

Gambar : Diagram Ven Posisi manajemen SDM Pabrik

Page 164: Manajemen Produksi

Manajemen operasi/produksi fungsi utamanya terutama berkaitan dengan pengolahan dan pengembangan produk.

Departemen riset dan pengembangan bertugas untuk menangani kegiatan penelitian pada umumnya dan penelitian untuk pengembangan produk dan produk baru.

Manajemen SDM pabrik adalah fungsi manajemen sumber daya manusia yang secara khusus mengemban tugas untuk menangani segala sesuatu yang berhubungan dengan pemanfaatan SDM perusahaan diunit pabrikasi

Page 165: Manajemen Produksi

Menurut Dervitsiotis (1984) tugas yang harus dilaksanakan dipabrik dapat dibedakan atas tiga macam karakteristik yaitu

1. Sepenuhnya dilaksanakan oleh tenaga manusia

2. Sepenuhnya dilaksanakan oleh mesin

3.Tugas dilaksanakan melalui kombinasi antara manusia dan mesin.

B. DESAIN PEKERJAAN

Desain pekerjaan berhubungan dengan penentuan spesifikasi tugas tugas yang terkandung dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh seorang tenaga kerja , baik untuk pekerjaan fisik penuh ataupun dengan mempergunakan mesin atau peralatan lainnya.

Page 166: Manajemen Produksi

Maka tugas pertama yang harus diselesaikan oleh manajer departemen SDM atau manajer bagian SDM pabrik ialah melaksanakan analisis pekerjaaan (Job analysis) dan uraian Pekerjaan (Job description).

Job analysis adalah merupakan proses menguraikan pekerjaan untuk mendapatkan komponen, tugas, tuntutan fisik dan mental, alat dan perlengkapan yang dipakai, jam dan kondisi kerja serta hubungannya dengan pekerjaan lain untuk membuat spesifikasi pekerjaan.

Dan job description merupakan pernyataan tertulis mengenai hasil analisis pekerjaan yang menggariskan kerangka umum dari tanggung jawab dan ciri utama pekerjaan atau jabatan.

Page 167: Manajemen Produksi

Proses Perencanaan SDM

Perencanaan Stratejik

Perencanaan

Sumber Daya Manusia

Meramalkan

Kebutuhan Sumber

Daya Manusia

Membandingkan

Kebutuhan dan

Ketersediaan

Meramalkan

Ketersediaan

Sumber Daya

Manusia

Permintaan

=

Penawaran

Tidak Ada Tindakan

Surplus Karyawan

Penarikan Karyawan Terbatas,

Pengurangan Jam

Kerja, Pensiun Dini, Pemberhentian,

Perampingan

Kekurangan

Karyawan

Rekrutmen

Seleksi

LINGKUNGAN INTERNAL

LINGKUNGAN EKSTERNAL

Page 168: Manajemen Produksi

C. KOMPONEN DESAIN PEKERJAAN

Menurut Russel dan Taylor (2000), Chase dan

Aquilano (1995) Dervitsiotis (1984) serta Render dan

Heizer (2001) pada dasarnya ada enam komponen

dari desain pekerjaan yang harus diperhatikan yaitu:

1. Spesialisasi pekerjaan dari tenaga kerja

2. Perluasan pekerjaan (Job enlargement)

3. Aspek Psikologis pekerjaan

4. Kelompok kerja yang mandiri

5. Motivasi dan sistem insentif

6. Ergonomis dan cara cara kerja.

Page 169: Manajemen Produksi

D. PENGUKURAN KINERJA

Pengukuran kinerja diperlukan untuk menentukan hasil kerja yang dicapai oleh seorang pekerja atau sekelompok pekerja. Hasil kerja yang dimaksud terikat pada lamanya waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan. Semakin pendek waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pengerjaan satu unit tugas maka akan semakin banyak hasil kerja yang dapat diselesaikan dan sebaliknya.

Page 170: Manajemen Produksi

Dengan demikian setiap pekerja harus mengetahui waktu normal dan waktu standar yang ditentukan oleh perusahaan untuk menyelesaikan pengerjaan satu unit keluaran.

Pada dasarnya waktu standar ( Standart Time ) adalah siklus waktu yang diperlukan oleh seorang tenaga kerja untuk menyelesaikan satu unit operasi atau kegiatan dengan mempergunakan metode kerja yang dianjurkan sesudah memperhitungkan keluangan waktu yang diizinkan untuk melakukan kegiatan pribadi yang dibolehkan seperti ketoilet dan melemaskan otot ditempat duduk.

Page 171: Manajemen Produksi

Selanjutnya juga dikenal waktu normal (Normal

Time ) yaitu waktu rata rata yang secara normal dapat

dicapai oleh tenaga kerja pada umumnya untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan atau bagian dari

pekerjaan dengan mempergunakan metode kerja yang

dianjurkan.

Dengan membandingkan waktu aktual (Actual Time)

untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan waktu

normal tersebut, maka kita dapat menemukan level

kinerja seseorang (performance rating).

Page 172: Manajemen Produksi

Tenaga

kerja

Waktu normal

(mnt)

Waktu aktual

(mnt)

Level kinerja

A

B

C

D

9.9

9.9

9.9

9.9

9.0

10.0

11.0

9.0

110%

99 %

90 %

110 %

Rata-rata 9.9 9.75 101.54 %

Contoh Tabel : Waktu Aktual, Waktu Normal, dan Level Kinerja

Pada tabel menunjukkan bahwa level kinerja rata

rata dari empat orang pekerja adalah 101.54 %,

waktu aktual rata rata 9.75 menit perunit dan waktu

normal rata rata adalah 9.9 menit perunit

Page 173: Manajemen Produksi

Rumus : Tn = t (1+ r) dan Ts = Tn

1- Allowence time

Ket:

Tn = Waktu Normal

Ts = Waktu Standar

t = Waktu pengerjaan rata-rata

r = Level Kinerja – 1

Untuk contoh diatas maka r = 101.54 – 1 = 0.0154

100

Tn = 9.75 (1+ 0.0154) = 10.78 Menit

Bila kelonggaran waktu (Allowence time ) adalah 15 % maka Ts = 10.78 =12.68 menit

1 - 0.15

Page 174: Manajemen Produksi

Standar kerja diperlukan untuk menentukan hal hal berikut:

1. Kandungan tenaga kerja untuk satu unit produk yang diproduksi.

2. Kebutuhan untuk menentukan jumlah pekerja yang dibutuhkan oleh organisasi atau pabrik.

3. Estimasi biaya dan waktu sebelum produksi dilakukan.

4. Banyaknya operator yang diperlukan dan keseimbangan beban kerja dilini pengerjaan.

5. Produksi yang diinginkan.

6. Dasar dari rencana sistem insentif

7. Efisiensi SDM Pabrik

Page 175: Manajemen Produksi

2008/2009 15

TANTANGAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

EKSTERNAL

1. PERUBAHAN YANG CEPAT

2. KERAGAMAN TENAGA KERJA

3. GLOBALISASI

4. PERATURAN PEMERINTAH

5. PERKEMBANGAN PEKERJAAN

6. KEKURANGAN TENAGA KERJA TERAMPIL

INTERNAL

1. POSISI ORGANISASI DALAM BISNIS YANG KOMPEETITIF

2. FLEKSIBILITAS

3. PENGURANGAN TENAGA KERJA

4. RESTRUKTURISASI

5. BISNIS KECIL

6. BUDAYA ORGANISASI

7. TEKNOLOGI

8. SERIKAT PEKERJA

INDIVIDU/PROFESIONAL

1. KESERASIAN ANTARA PEKERJA DENGAN ORGANISASI

2. TANGGUNG JAWAB ETHIS DAN SOSIAL

3. PRODUKTIVITAS

4. PELIMPAHAN WEWENANG

5. PENYALURAN BUAH PIKIRAN

LAINNYA

1. KELEMAHAN MANAJEMEN DALAM MENGEM-BANGKAN ORGANISASI AGAR MENJADI KOMPETITIF DALAM MEWUJUDKAN EKSIS-TENSINYA

2. BANYAK MANAJER YANG TAK MELAKSA-NAKAN TANGGUNG JAWABNYA DALAM MENGELOLA SDM DI LINGKUNGANNYA

3. SULIT MENEMUKAN PETUGAS MSDM YANG MEMILIKI KEMAMPUAN MENYELARASKAN ANTARA STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN DENGAN STRATEGI SDM

Page 176: Manajemen Produksi

Manajemen sumber daya manusia strategis – MSDM (strategic human resource management – SHRM) Dapat dianggap sebagai “suatu pola penyebaran SDM yang direncanakan serta aktivitas-aktivitas yang dimaksudkan untuk memungkinkan suatu organisasi agar dapat mencapai sasaran-sasarannya.” Selama pelaksanaan strategi (strategy implementation), organisasi mengikuti strategi yang dipilihnya. Dalam hal, ini terdiri atas struktur organisasi, mengalokasikan berbagai sumber daya, memastikan bahwa perusahan memiliki para karyawan yang terampil untuk ditempatkan, serta mengembangkan sistem-sistem pengargaan yang menyelaraskan perilaku dengan sasaran-sasaran strategis organisasi. Kedua tahap manajemen organisasi tersebut harus dijalankan secara efektif. Proses tersebut melibatkan proses peredaran informasi dan pengambilan keputusan yang tetap.

Page 177: Manajemen Produksi

PELAKSANAAN STRATEGI

Ada lima variable penting yang menetukan keberhasilan pelaksanaan strategi:

• Struktur organisasi

• Perancanagan tugas: seleksi, pelatihan, dan pengembangan orang

• Sistem-sistem penghargaan

• Jenis-jenis informasi dan

• Sistem informasi

Dalam hal MSDM memiliki tanggung jawab tiga dari lima variable

pelaksanaan yaitu: tugas, orang dan system penghargaan. Disamping pula

dapat mempengaruhi dua variable yang tersisa yakni: strutur dan informasi

serta proses-proses keputusan. Agar tugas dapat dilaksanakan secara sukses

maka harus dirancang dan dikelompokkan dalam pekerjaan dengan cara

yang efisient dan efektif

Page 178: Manajemen Produksi

Variabel-variabel yang harus dipertimbangkan

pada pelaksanaan strategi

Struktur organisas

i

Jenis-jenis

informasi

Strategi pasar

produk

System-sistem penghargaan

Seleksi, pelatihan,

dan pengemba

ngan orang

Perancangan tugas

Kiner ja

Page 179: Manajemen Produksi

Model Proses Manajemen Strategis

Misi Sasaran

Pilihan strategi

Kebutuhan sumber daya manusia Keterampilan Perilaku Budaya

Analisis eksternal Peluang Ancaman

Kemampuan sumber daya manusia Keterampilan Kemampuan pengetahuan

Tindakan sumber daya manusia Perilaku Hasil

(Produktivitas, kemangkiran, dan tingkat perputaran

Kinerja perusahaan Produktivitas Kualitas Profitabilitas

Praktik-praktik SDM Rekrutmen Analisis pekerjaan Pelatihan Perancangan Manajemen pekerjaan kinerja Seleksi Hubungan Pengembangan tenaga kerja Struktur Hubungan pembayaran antar karyawan Insetif Tunjangan

Analisis internal Kekuatan kelemahan

Perumusan Strategi

Pelaksanaan Strategi

Strategi-strategi Dadakan

Evaluasi

Strategi

Page 180: Manajemen Produksi

Pelaksanaan Strategi

Praktik-praktik SDM Rekrutmen Analisis pekerjaan Pelatihan Perancangan Manajemen pekerjaan kinerja Seleksi Hubungan Pengembangan tenaga kerja Struktur Hubungan pembayaran antar karyawan Insetif Tunjangan Pilihan

strategi Kebutuhan sumber daya manusia Keterampilan Perilaku Budaya

Kemampuan sumber daya manusia Keterampilan Kemampuan Pengetahuan

Tindakan sumber daya manusia Perilaku Hasil (produktivitas, kemangkiran, dan tingkat perputaran)

Kinerja perusahaan Produktivitas Kualitas profitabilitas

Strategi-strategi dadakan

Page 181: Manajemen Produksi

MANAJEMEN RANTAI

PASOKAN

PERTEMUAN 13

Page 182: Manajemen Produksi

A. PENDAHULUAN

Konsep produksi modern dewasa ini menganut

prinsip orientasi pasar. Karena itu, kegiatan produksi

antara lain bertujuan memenuhi dan atau melampaui

pengharapan konsumen.

Departement pabrikasi dipandang berhasil jika mereka

berhasil membangun hubungan kemitraan yang saling

menguntungkan dengan pemasok (pasar bahan) dan

para pelanggannya.

Manajemen rantai pasokan (Supply

Chain Management / SCM)

Page 183: Manajemen Produksi

Maka sekarang dikembangkan suatu konsep yang disebut manajemen rantai pasokan (Supply Chain Management / SCM) konsep ini berawal dari konsep rantai nilai (Value Chain). Rantai nilai merupakan konsep yang mengajarkan bahwa tujuan utama usaha bisnis untuk mewujudkan laba diproses dan diwujudkan melalui kerjasama antara aparatur operasi dan aparatur penunjang.

Produk yang harus diproses atau disediakan memerlukan kerjasama berbagai pihak pelaksana kegiatan langsung yaitu

1. Pemasok yang akan mendukung terselenggaranya logistik masuk.

Page 184: Manajemen Produksi

2. Fungsi operasi / departement pabrikasi yang akan melakukan pengelolaan atas masukan menajdi keluaran.

3. Fungsi distribusi dan penggudangan yang akan menyimpan dan mengatur distribusi keluaran itu kepasar.

4. Fungsi pemasaran dan penjualan yang akan memasarkan atau menjual produk yang dihasilkan atau disediakan sejak dari gudangperusahaan sampai ketangan konsumen.

5. Fungsi layanan pelanggan (customer service) merupakan fungsi yang harus membina hubungan dengan para pelanggan.

Page 185: Manajemen Produksi

manajemen rantai pasokan (Supply

Chain Management / SCM)

• Definisi: – Proses terintegrasi sejumlah entitas usaha yang

bekerjasama untuk:

• Memperoleh bahan mentah

• Mengubah bahan mentah menjadi produk akhir

• Mengirim produk akhir ke retailer

• Entitas yang terlibat: – Pemasok

– Manufakturer (produser)

– Distributor

– Retailer

Page 186: Manajemen Produksi

Pelaksanaan aktivitas operasi tersebut memerlukan

dukungan dari pihak aparatur pendukung yang lazim

disebut fungsi staf (back office function), fungsi

pendukung itu mencangkup :

1. Infrastruktur

2. Manajemen SDM

3. Pengembangan Teknologi

4. Pengadaan Sumber Daya

Page 187: Manajemen Produksi

B. MEMAHAMI MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

Manajemen Rantai Pasokan (SCM) adalah proses perencanaan, penerapan, dan pengendalian operasi dari rantai pasokan dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan pelanggan seefisien mungkin.

Faktor kompetitif dan strategis yang dapat memberikan manfaat untuk penerapan sistem manajemen rantai pasokan dengan baik adalah sebagai berikut :

1. Pemenuhan kebutuhan (Fulfillment)

Aktivitas yang berhubungan dengan kepastian kecukupan kuantitas dari komponen yang diperlukan.

Page 188: Manajemen Produksi

2. Logistik (logistic)

Aktivitas yang berhubungan dengan pengadaan

sediaan bahan atau komponen yang diperlukan

3. Produksi (production)

Aktivitas tersebut berhubungan dengan kegiatan

mengelolah bahan menjadi keluaran yang

direncanakan.

4. Pendapatan dan laba ( Revenueand Profit)

Aktivitas tersebut berhubungan dengan aktivitas

pemasaran dan penjualan.

Page 189: Manajemen Produksi

5. Biaya Biaya (Cost)

Aktivitas yang memelihara biaya atas produk dan komponen yang dibuat atau dibeli, berada pada tingkatan biaya atau harga layak diterima.

6. Kerja sama (Cooperation)

Antara mitra rantai pasokan memastikan bahwa semua pihak akan memperoleh manfaat timbal balik.

Russel dan Taylor (2000) menyatakan bahwa suatu rantai pasokan terdiri atas organisasi yang saling berhubungan, sumber daya, dan proses yang menciptakan dan menyerahkan produk dan jasa kepada pelanggan akhir.

Page 190: Manajemen Produksi

Suatu rantai pasokan meliputi semua fasilitas, fungsi dan aktivitas yang terlibat dalam kegiatan produksi dan mengirimkan produk atau jasa yang bersangkutan dari para penyalur kepelanggan.

Tujuan penting dari manajemen rantai pasokan ialah melakukan koordinasi yang baik atas berbagai aktivitas yang berbeda atau menghubungkan semua mata rantai sehingga produk dapat mengalir dengan mulus dan tepat waktu sampai ke pelanggan dan menjamin kelancaran distribusi dari perusahaan kepada para distributor, kemudian ke penyalur hingga produk ketangan konsumen.

Page 191: Manajemen Produksi

1. Tujuan Melakukan Evaluasi biaya logistik

2. Alternatif

yang tersedia

Semua via

udara Kombinasi truk –angk.air Kombinasi rel-angk .air

a.Transportasi

b.Persediaan

c.Administrasi

d.Bea/cukai

e.Resiko dll

a.Transportasi

b.Persediaan

c.Administrasi

d.Bea/cukai

e.Resiko dll

a.Transportasi

b.Persediaan

c.Administrasi

d.Bea/cukai

e.Resiko dll

Berbasisis nilai-berbasis berat-berbasisfrekuensi

Buat matriks biaya, presentasi biaya logistik dll

Gambar : Model evaluasi pemilihan angkutan

3.K

riteria

eva

luasi

4. Penggolongan

kembali

5. Perhitungan

Page 192: Manajemen Produksi

E. RANTAI PASOKAN DAN PERTIMBANGAN EKONOMI

Pertimbangan dari sisi ekonomi dalam rantai pasokan

banyak berkaitan dengan kapasitas produksi,

berhubungan dengan kapasitas maka perusahaan

menghadapi alternatif pilihan yaitu :

1. Membuat sendiri atau membeli komponen atau

produk yang dibutuhkan.

2. Menggunakan kapasitas sendiri atau memakai

kapasitas luar

Page 193: Manajemen Produksi

Supply chain • Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan

yang bekerja secara bersama-sama untuk membuat dan menyalurkan produk atau jasa kepada konsumen akhir. Rangkaian atau jaringan ini terbentang dari penambang bahan mentah (di bagian hulu) sampai retailer / toko (pada

bagian hilir).

Page 194: Manajemen Produksi

Supply chain • Ada 3 macam hal yang harus dikelola dalam supply chain

yaitu :

– Pertama, aliran barang dari hulu ke hilir. contohnya bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik, setelah produksi selesai dikirim ke distributor, pengecer, kemudian ke pemakai akhir.

– Kedua, aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu dan

– Ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya.

Page 195: Manajemen Produksi
Page 196: Manajemen Produksi

Supply chain

Page 197: Manajemen Produksi

Supply chain • Dalam kondisi nyata tidak sesederhana sebagaimana diatas,

contoh sebuah produk sederhana yaitu biskuit kaleng.

• Pihak yang terlibat dalam supply chain biskuit kaleng tersebut adalah :

1. penghasil gandum

2. penghasil tebu

3. penghasil garam

4. penghasil aluminium

5. pabrik tepung terigu

6. pabrik gula

7. distributor garam

8. pabrik kaleng

9. pabrik biskuit

10. distributor biskuit

11. supermarket

12. perusahaan transportasi dan pergudangan.

Page 198: Manajemen Produksi

Supply chain Skema hubungan yang bisa dibentuk adalah sebagai

berikut :

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

10

11

11

11

11

Page 199: Manajemen Produksi

Lingkup SCM Bagian Lingkup kegiatan antara lain

Pengembangan

Produk

Melakukan riset pasar, merancang produk baru, melibatkan

supplier dalam perancangan produk baru

Pengadaan Memilih supplier mengevaluasi kinerja supplier, melakukan

pembelian bahan baku dan komponen, memonitor supply risk,

membina dan memelihara hubungan dengan supplier

Perencanaan dan

Pengendalian

Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan

kapasitas, perencanaan produksi dan persediaan

Produksi Eksekusi produksi, pengendalian kualitas

Distribusi Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan pengiriman,

mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa

pengiriman, memonitor service level di tiap pusat distribusi

Page 200: Manajemen Produksi

Pengembangan Produk • Sangat penting terutama bagi industri inovatif seperti industri

garmen, komputer, elektronik, packaging, dsb. Hal ini dikarenakan product life cycle-nya pendek.

• Menghasilkan sebuah rancangan produk bisa memakan waktu dan biaya yang sangat besar, padahal disisi lain perusahaan dituntut untuk bisa menghasilkan rancangan dalam waktu cepat dan biaya yang murah.

Page 201: Manajemen Produksi

Pengembangan Produk • Dalam merancang perusahaan harus mempertimbangkan

beberapa hal :

• Pertama, aspirasi atau keinginan pelanggan, oleh karena itu dibutuhkan riset pasar yang memadai.

• Kedua, produk yang dirancang harus mencerminkan ketersediaan dan sifat-sifat bahan baku. Dalam praktek SCM modern, melibatkan supplier adalah kunci dalam proses perancangan produk baru.

Page 202: Manajemen Produksi

Pengembangan Produk

• Ketiga, fasilitas produksi yang akan dimiliki atau dibangun, jadi aspek manufacturability perlu dipertimbangkan.

• Keempat, produk yang dirancang harus sedemikian rupa sehinga kegiatan pengiriman mudah dilakukan dan tidak menimbulkan biaya-biaya persediaan yang berlebihan disepanjang suppply chain.

• Kelima, aspek lingkungan, dituntut rancangan yang ramah lingkungan dan mudah didaur ulang.

Page 203: Manajemen Produksi

PERTEMUAN 14

Pemeliharaan Mesin dan Fasilitas produksi

Page 204: Manajemen Produksi

PEMELIHARAAN

(MAINTENANCE) KEGIATAN UNTUK MEMELIHARA ATAU MENJAGA FASILITAS/

PERALATAN PABRIK DAN MENGADAKAN PERBAIKAN ATAU

PENYESUAIAN/ PENGGANTIAN YANG DIPERLUKAN AGAT TERDAPAT

SUATU KEADAANA OPERASI PRODUKSI YANG MEMUASKAN SESUAI

DENGAN APA YANG DIRENCANAKAN.

TUJUAN UTAMA MAINTENANCE:

• KEMAMPUAN BERPRODUKSI, OUTPUT TEPAT WAKTU

• MENJAGA KUALITAS

• MENJAGA BARANG MODAL AGAR AWET

• FUNGSI KERJA SAMA – KEUNTUNGAN

• BIAYA MAINTENANT RELATIF RENDAH (PREVENTIV >< COrRECTIVE)

JENIS MAINTENANCE:

- PREVENTIVE

- CORRECTIVE

Page 205: Manajemen Produksi

• Pengertian perawatan ( maintenance ) diartikan kegiatan

untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan

pabrik dan mengadakan kegiatan pemeliharaan, perbaikan

penyesuaian, maupun penggantian sebagian peralatan

yang diperlukan agar sarana fasilitas pada kondisi yang

diharapkan dan selalu dalam kondisi siap pakai.

Asalkata: to maintain

• Arti: (1) memelihara

• Arti: (2) merawat

• Arti: (3) menjaga

Apa yang di maintain?

– mesin/peralatan: supaya tidak rusak

– performance (kualitas, kuantitas, efisiensi): supayamemenuhi

kriteria

– aspek keselamatan: supaya tidak membahayakan personil

– aspek lingkungan: supaya tidak mencemari lingkungan

Page 206: Manajemen Produksi
Page 207: Manajemen Produksi

Tujuan Perawatan.

1. Memperpanjang usia kegunaan aset. Hal ini

terutama penting di negara berkembang karena

kurangnya sumber daya modal untuk

penggantian.

2. Menjamin ketersediaan optimum peralatan

yang dipasang untuk produksi, antara lain :

– Selalu siap bila diperlukan sesuai dengan

rencana

– Tidak rusak selama produksi berjalan.

– Dapat bekerja dengan efisien dan kapasitas

yang diinginkan.

Page 208: Manajemen Produksi

3. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh

peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat

setiap waktu, misalnya unit cadangan , unit

pemadam kebakaran dan sebagainya.

4. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan

sarana tersebut. Menghemat waktu, biaya dan

material karena peralatan terhindar dari kerusakan

besar.

5. Kerugian baik material maupun personel akibat

kerusakan dapat dihindari sedini mungkin, karena

terjadinya kerusakan da atau timbulnya kerusakan

tambahan akibat kerusakan awal dapat segera

dicegah.

Page 209: Manajemen Produksi

Keuntungan – keuntungan dari

perawatan yang baik

1. Berkurangnya kemungkinan terjadinya

perbaikan darurat.

2. Tenaga kerja pada bidang perawatan dapat

lebih efisien.

3. Kesiapan dan kehandalan dapat lebih efisien.

4. Memberikan informasi kapan peralatan perlu

diperbaiki atau diganti.

5. Anggaran perawatan dapat dikendalikan.

Page 210: Manajemen Produksi

Kategori Mesin/Peralatan

Produksi

Ditinjau dari tingkat kerumitan, harga, peranan dan

resiko dalam suatu mata rantai produksi, mesin

digolongkan atas :

1.Critical

2.Essential (Potentially critical)

3.General Purpose (Non critical)

• Kategori ini untuk menentukan strategi

perawatan yang cocok.

Page 211: Manajemen Produksi

1. Mesin “Critical”

• Kalau rusak dapat membahayakan

• Kalau rusak proses produksi terganggu

• Investasi mahal

• Biaya perbaikannya mahal (misal: high

speed turbine)

• Waktu untuk perbaikan lama

Page 212: Manajemen Produksi

2. Mesin “General Purpose”

• Kalau rusak tidak membahayakan

• Kalau rusak tidak mengganggu proses

produksi

• Investasi tidak mahal

• Biaya perbaikan tidak mahal

• Mempunyai unit cadangan

• Tidak mengakibatkan kerusakan sekunder

Mesin Essential (Potentially Critical)

• Di antara mesin critical dan general purpose.

Page 213: Manajemen Produksi

PROSES INDUSTRI

PROSES INDUSTRI:

ADALAH METODE DAN TEKNIK UNTUK MENCIPTAKAN ATAU MENAMBAH

KEGUNAAN SUATU BARANG ATAU JASA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER-

SUMBER (MESIN, TENAGA KERJA, BAHAN-BAHAN DAN DANA) YANG ADA.

JENIS PROSES INDUSTRI:

TERUS MENERUS KEBAIKAN ><

KEBURUKAN

TERUS MENERUS LETAK MESIN VOOLGROUPE MESIN BERSIFAT KHUSUS ARBEID AAN DE LOPEN DE BAND

TERPUTUS-PUTUS LETAK MESIN DEPARTMENTAL MESIN BERSIFAT UMUM

PROSES INDUSTRI

TERPUTUS-PUTUS

CIRI-CIRI

Page 214: Manajemen Produksi

PENGARUH OTOMATISASI TERHADAP MANAJEMEN: PEMIKIRAN MANAJEMEN:

1. TERSEDIANYA PASAR YANG LUAS MANAJEMEN PEMASARAN

2. DIPERLUKAN TENAGA AHLI TRAINING

3. TIDAK FLEKSIBEL PERUBAHAN OTOMATISASI AKAN

MENDATANGKAN PERUBAHAN

ALASAN PENGGANTIAN MESIN

1. UMUR TEKNIS

2. UMUR EKONOMIS

IN ADEQUASY

KETIDAKMAMPUAN MESIN MELAYANI PENINGKATAN PERMINTAAN

OBSOLESENCE

KEUSANGAN MESIN KARENA ADANYA TEMUAN-TEMUAN TEKNOLOGI BARU

><

METODE PENGGANTIAN MESIN

Page 215: Manajemen Produksi

Pengklasifikasian Perawatan

Preventive Maintenance

• Preventive Maintenance adalah salah satu

komponen penting dalam aktivitas perawatan

(maintenance).

• Preventive maintenance adalah aktivitas

perawatan yang dilakukan sebelum terjadinya

kegagalan atau kerusakan pada sebuah sistem

atau komponen, dimana sebelumnya sudah

dilakukan perencanaan dengan pengawasan

yang sistematik, deteksi, dan koreksi, agar

sistem atau komponen tersebut dapat

mempertahankan kapabilitas fungsionalnya.

Page 216: Manajemen Produksi

Pekerjaan-pekerjaan Dasar Pada

Perawatan Preventif

a. Inspeksi.

• Pekerjaan inspeksi dibagi atas inspeksi bagian

luar dan inspeksi bagian dalam.

• Inspeksi bagian luar dapat ditujukan untuk

mengamati dan mendeteksi kelainan-kelainan

yang terjadi pada mesin yang sedang

beroperasi, misalnya: timbul suara yang tidak

normal, getaran, panas, asap dan lain-lain.

• Inspeksi bagian dalam ditujukan untuk

pemeriksaan elemen-elemen mesin yang

dipasang pada bagian dalam seperti: roda gigi,

ring, paking, bantalan dan lain-lain.

Page 217: Manajemen Produksi

b. Perencanaan dan Penjadwalan.

• Suatu jadwal program perawatan perlu

disiapkan dan harus ditaati dengan baik.

Program perawatan harus dibuat secara

lengkap dan teperinci menurut spesifikasi

yang diperlukan, seperti adanya jadwal

harian, mingguan, bulanan, tiap tiga bulan,

tiap setengah tahun, setiap tahun dan

sebagainya.

Page 218: Manajemen Produksi

c. Pencatatan dan Analisis.

Catatan-catatan yang perlu dibuat untuk

membantu kelancaran pekerjaan

perawatan ini adalah:

1. Buku manual operasi.

2. Manual instruksi perawatan.

3. Kartu riwayat mesin.

4. Daftar permintaan suku cadang.

5. Kartu inspeksi.

6. Catatan kegiatan harian.

7. Catatan kerusakan, dan lain-lain. • Catatan-catatan ini akan banyak membantu dalam menentukan

perencanaan dan keputusan-keputusan yang akan diambil.

Page 219: Manajemen Produksi

Analisis yang dibuat berdasarkan catatan-

catatan tersebut akan membantu dalam hal:

– Melakukan pencegahan kerusakan daripada

memperbaiki kerusakan yang terjadi.

– Mengetahui tingkat kehandalan mesin.

– Menentukan umur mesin.

– Memperkirakan kerusakan mesin dan

merencanakan untuk memperbaikinya

sebelum terjadi kerusakan.

– Menentukan frekuensi pelaksanaan inspeksi.

– Menentukan untuk pembelian mesin yang

lebih baik dan cocok berdasarkan

pengalaman masa lalu.

Page 220: Manajemen Produksi

Keuntungan-keuntungan dari Perawatan

Preventif • Waktu terhentinya produksi menjadi berkurang.

• Berkurangnya pembayaran kerja lembur bagi tenaga

perawatan.

• Berkurangnya waktu untuk menunggu peralatan yang

dibutuhkan.

• Berkurangnya pengeluaran biaya untuk perbaikan.

• Penggantian suku cadang yang direncanakan dapat

dihemat kebutuhannya, sehingga suku cadang selalu

tersedia di gudang setiap waktu.

• Keselamatan kerja operator lebih tinggi karena

berkurangnya kerusakan.

Page 221: Manajemen Produksi

Perawatan Korektif

• Perawatan korektif adalah tindakan perawatan

yang dilakukan untuk mengatasi kerusakan-

kerusakan atau kemacetan yang terjadi

berulang kali.

• Prosedur ini diterapkan pada peralatan atau

mesin yang sewaktu-waktu dapat rusak.

• Dalam kaitan ini perlu dipelajari penyebabnya-

penyebabnya, perbaikan apa yang dapat

dilakukan, dan bagaimanakah tindakan

selanjutnya untuk mencegah agar kerusakan

tidak terulang lagi.

Page 222: Manajemen Produksi

usaha untuk mengatasi kerusakan

1.Merubah proses

2.Merancang kembali komponen yang gagal

3.Mengganti dengan komponen baru atau yang

lebih baik

4.Meningkatkan prosedur perawatan preventif.

Sebagai contoh, melakukan pelumasan sesuai

ketentuannya atau mengatur kembali frekuensi

dan isi daripada pekerjaan inspeksi

5.Meninjau kembali dan merubah sistem

pengoperasian mesin. Misalnya dengan merubah

beban unit, atau melatih operator dengan sistem

operasi yang lebih baik, terutama pada unit-unit

khusus.

Page 223: Manajemen Produksi

• Perawatan Berjalan

Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika

fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja.

Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-

peralatan yang harus beroperasi terus dalam

melayani proses produksi.

• Perawatan Prediktif

• Perawatan prediktif ini dilakukan untuk

mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan

dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem

peralatan. Biasanya perawatan prediktif

dilakukan dengan bantuan panca indra atau

alat-alat monitor yang canggih.

Page 224: Manajemen Produksi

tiga cara untuk mengantisipasi kerusakan

1. Perbaikan (repair),

2. Perbaikan secara menyeluruh (overhaul)

3. Penggantian peralatan tersebut (replacement).

Permasalahan yang paling utama dalam

pengambilan keputusan overhaul dan repair

ditentukan dalam hal berikut :

– Interval waktu antara setiap overhaul.

– Tingkatan ketika suatu peralatan/ mesin

harus memperoleh perlakuan repair atau

overhaul.

Page 225: Manajemen Produksi

• Kita punya armada motor (untuk

• ojek).

• Tujuan komersial: untung rugi

• merupakan pertimbangan penting.

• Motor harus dijaga supaya tetap

• produktif dan tidak rewel.

• Melibatkan banyak orang: perlu

• digaji, perlu koordinasi.

• Inventarisasi: merek motor, tahun

• pembuatan, jadwal

• pengoperasian, jadwal perawatan

WHAT IS MAINTENANCE?

Page 226: Manajemen Produksi

Yang kita lakukan (elemen aktifitas perawatan)

– Membersihkan (lap, cuci)

– Memeriksa (dapat dilakukan sambil membersihkan)

– Mengencangkan (mur/baut, jari2 yang kendor, rantai, memompa

ban, menyetel arah kaca spion, menyetel rem)

– Melumasi (rantai, kabel rem, pedal rem)

– Menyediakan suku cadang (bohlam, busi)

– Perbaikan ringan (dilakukan sendiri)

– Perbaikan berat (dilakukan oleh bengkel)

Tujuan

– Supaya performancenya tetap baik (performance mesin, tampilan)

– Aman dikendarai

– Tidak mencemari lingkungan

WHAT IS MAINTENANCE?

Page 227: Manajemen Produksi

• Untuk suatu pabrik apa yang dilakukan dan tujuannya serupa dgn

untuk motor.

• Jumlah orang yang terlibat lebih banyak

• Jumlah dana lebih banyak

• Aspek komersial memerlukan pengorganisasian semua kegiatan:

– Strategi perawatan

– Penugasan & koordinasi

– Inventarisasi aset dan SDM

– Penyediaan suku cadang

– Pembelian barang dan jasa

– Sistem informasi

– Perencanaan perawatan/perbaikan

– Penjadwalan perawatan/perbaikan

WHAT IS MAINTENANCE?

Page 228: Manajemen Produksi

PERTEMUAN 15

TUGAS