Upload
ptprudential-life-assurance
View
3.126
Download
20
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Modul Manajemen Produksi Semester 5 BSI
Citation preview
PENDAHULUAN
PERTEMUAN 1
Kegiatan Wajib Jurusan
Untuk mendapat nilai tugas 20% dari mata
kuliah Manj. Produksi dan Operasi,
mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti
kegiatan jurusan melalui kunjungan Studi ke
Beberapa Perusahaan (PT. Sinar Sosro, PT.
Cocacola, PT. Battary ABC, PT. Indofood
Sukses Makmur) Informasi dapat dilihat di
mading mahasiswa.
A. FUNGSI DAN SISTEM PRODUKSI
Secara tradisional organisasi sebuah perusahaan baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa umumnya dibagi atas beberapa fungsi yaitu fungsi pemasaran, fungsi produksi fungsi keuangan, dan fungsi adaministrasi umum.
Fungsi pemasaran merupakan fungsi yang diberi tugas dan bertanggung jawab untuk menciptakan permintaan terhadap produk yang dihasilkan atau disediakan oleh perusahaan melalui aktivitas penjualan dan pemasaran.
Fungsi produksi diserahi tugas dan bertanggung jawab untuk melakukan aktivitas perubahan dan pengolahan sumber daya produksi, menjadi keluaran barang atau jasa sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya.
Fungsi keuangan diserahi tugas dan bertanggung jawab untuk mencari dana yang dibutuhkan dan selanjutnnya mengatur penggunaan dana itu untuk membiayai kegiatan perusahaan
Fungsi administrasi umum dan personalia diserahi tugas dan tanggung jawab untuk menjalan segala aktivitas utnuk menunjang kegiatan operasi perusahaan serta melengkapi perusahaan dengan sumber daya manusia
SISTEM PRODUKSI
• Pada masa lalu pengertian produksi hanya dikaitkan dengan unit usaha fabrikasi yaitu yang menghasilkan barang – barang nyata seperti mobil, perabot, semen dsb, namun pengertian produksi pada saat ini menjadi semakin meluas. Produksi sering diartikan sebagai aktivitas yang ditujukan untuk meningkatkan nilai masukan (input) menjadi keluaran (output). Dengan demikian maka kegiatan usaha jasa seperti dijumpai pada perusahaan angkutan, asuransi, bank, pos, telekomunikasi, dsb menjalankan juga kegiatan produksi.
Masukan :
Bahan
Tenaga kerja
Modal
Keahlian
Energi
Informasi
Proses
Keluaran :
Barang
Jasa
Informasi
Umpan balik
Gambar : Model umum fungsi produksi
POLA KEGIATAN USAHA PRODUKSI/INDUSTRI
7
Product
Idea R & D Product
Design
Product
Manu-
facture
Production Planning
& Control Product
Selling
Market
RUANG LINGKUP
• Perencanaan sistem
produksi
Sistem pengendalian
produksi
Sistem informasi
produksi
Perencanaan produksi Pengendalian proses
produksi
Struktur organisasi
Perencanaan lokasi
produksi
Pengendalian bahan
baku
Produksi atas dasar
pesanan
Perencanaan letak
fasilitas produksi
Pengendalian tenaga
kerja
Produksi untuk
persediaan
Perencanaan
lingkungan kerja
Pengendalian biaya
produksi
Perencanaan standar
produksi
Pengendalian kualitas
pemeliharaan
B. BEBERAPA KONSEP DASAR
untuk mendalami pemahaman terhadap manajemen produksi dan operasi maka terdapat beberapa konsep dasar yang terkait antara lain:
1. Proses manajemen
Istilah proses manajemen berkaitan dengan sejumlah aktivitas yang perlu diambil dalam usaha menentukan
a. Sistim nilai dan tujuan
b. Struktur organisasi
c. Desain
d. Perencanaan
e. Pengendalian atas operasi
2. Misi pokok organisasi atau perusahaan
Misi pokok organisasi biasanya diturunkan dari visi organisasi atau perusahaan bersangkutan. Misi pokok pada dasarnya menunjukkan alasan alasan mengenai pendirian atau pembentukan suatu oraganisasi.
3. Tujuan
Didalam suatu organisasi atau perusahaan menjalankan misi pokoknya maka organisasi atau perusahaan yang bersangkutan harus pula merumuskan tujuan yang hendak dicapai.
4. Target
Target adalah sasaran yang telah ditentukan untuk dicapai, sejalan dengan itu target merupakan pendefinisian secara spesifik dari tujan yang akan dicapai.
C. MANAJEMEN OPERASIONAL (PRODUKSI DAN OPERASI):
1. PENAMAAN DAN PERKEMBANGANNYA
Manajemen produksi dan operasi memiliki beberapa penamaan yaitu manajemen pabrik, manajemen produksi dan manajemen operasional.
Pada dasarnya Manajemen produksi mengkaji tata produksi barang dan belum menaruh perhatian pada produksi jasa. Namun demikian orientasi manajemen produksi sudah lebih luas daripada manajemen pabrik.
Manajemen operasional lahir sejak 1970 an hingga sekarang. Sasaran yang hendak dicapai manajemen operasional ialah mewujudkan efisiensi ekonomi dalam proses produksi baik barang maupun jasa, kualitas yang tinggi, dapat diserahkan kepasar dalam waktu yang cepat, dan peralatan produksi dapat segera dialihkan untuk mengerjakan produk lain.
Maka pada dasarnya manajemen operasional mengkaji produksi barang dan jasa sedangkan manajemen pabrik dan manajemen produksi hanya mengkaji produksi barang saja.
2. PENGERTIAN
Manajemen operasional dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pengkoordinasian, penggerakan dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa yang berhubungan dengan proses pengolahan masukan menjadi keluaran dengan nilai tambah yang lebih besar.
Tujuan manajemen operasional yaitu
1. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk menghasilkan keluaran sesuai yang diharapkan oleh pasar.
2. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk menghasilkan keluaran secara efisien.
3. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk mampu menghasilkan nilai tambah atau manfaat yang semakin besar
4. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk dapat menjadi pemenang dalam setiap kegiatan persaingan.
5. Mengarahkan organisasi atau perusahaan agar keluaran yang dihasilkan atau disediakan semakin disukai oleh pelanggan
MANAJEMEN OPERASI DALAM E-BUSINESS
Definisi E-Business
E-Business merupakan kegiatan berbisnis di Internet yang tidak saja meliputi pembelian, penjualan dan jasa, tapi juga meliputi pelayanan pelanggan dan kerja sama dengan rekan bisnis (baik individual maupun instansi).
Fungsi E- Bussiness yaitu untuk mensupport bagian dari marketing, produksi, accounting, finance, dan human resource management. Proses transaksi online memegang peranan yang sangat penting pada e-business. Yang termasuk proses transaksi online adalah :
•1. Data entry
•2. Transaction processing
•3. Database maintenance (organization’s databases)
•4. Document and report generation
•5. Inquiry processing (Proses pemerikasan)
PENDUKUNG KEPUTUSAN e-BUSINESS
Pendukung Keputusan Dalam e-Business
Untuk dapat sukses dalam E-Business dan E-Commerce, perusahaan memerlukan system informasi yang dapat mendukung bermacam-macam informasi dan membuat keputusan yang diperlukan oleh manajer dan seorang profesional bisnis. Level of managerial decision making yang harus ddidukung oleh teknologi informasi adalah :
Strategic Management
Dewan direksi,komite eksekutif yang mengembangkan sasaran keseluruhan, strategi, kebijakan, dan tujuan sebagai bagian dari proses perencanaan stratejik. Mereka juga melakukan monitor terhadap kinerja stratejik perusahaan dan keseluruhan arah politik, ekonomi, dan lingkungan persaingan.
Tactical Management
Para menajer yang mengembangkan rencana jangka pendek dan menengah, penjadwalan, anggaran,merinci kebijakan, prosedur, dan tujuan bisnis bagi subunitnya. Mengalokasikan sumber daya dan memonitor kinerja subunitnya.
Operational Management
Mengembangkan rencana jangka pendek seperti jadwal produksi mingguan. Mengatur penggunaan sumber daya dan kinerja tugas sesuai dengan prosedur dan anggaran.
Sasaran Manajemen Operasi
19
Menghasilkan produk dengan:
- Tepat jumlah
- Tepat kualitas
- Tepat waktu
- Tepat biaya (hemat biaya)
- Fleksibilitas
STRATEGI OPERASI
PERTEMUAN 2
A. Perumusan Strategi
Strategi pada dasarnya merupakan penerjemahan visi perusahaan kedalam rumusan kebijakkan jangka panjang untuk dijadikan pedoman dalam menggerakan perusahaan ketujuan yang telah direncanakan dengan konsisten serta untuk membuat keputusan yang relevan mengenai pemberdayaan sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Untuk mendukung pelaksanaan strategi operasi perlu memberdayakan 5 P manajemen operasional yaitu
1. People (Sumber Daya Manusia)
2. Plant (Pabrik dan peralatan produktif)
3. Parts (Bahan baku, Bahan penolong& komponen produk)
4. Processes (Metode pengolahan atau teknologi industri)
5. Planning and Control System (perencanaan & pengendalian)
Strategi perusahaan
Penjabaran visi
dan misi dibidang
operasi
Pengadaan infrastruktur
Penjabaran
proses operasi
jangka panjang
Strategi
operasi
Gambar : Keberadaan Strategi Operasi Perusahaan
Bagan Proses Perumusan Strategi
STRATEGI BISNIS
PESAING
KEKUATAN PERUSAHAAN
SUMBER DAYA PERUSAHAAN
LINGKUNGAN
BUDAYA PERUSAHAAN
KELEMAHAN PERUSAHAAN
PELANGGAN
STRATK
EGI
LITBANG
STRATEGI
PEMASAR
AN
STRATE
GI
OPERASI
STRATEGI
KEUANGA
N
KERANGKA STRATEGI BISNIS
1. Biaya (Cost)
Berproduksi dengan biaya yang efisien dengan produktifitas
tinggi.
2. Mutu (Quality)
Efektifitas mutu sebagai faktor keunggulan bersaing
3. Keandalan penyampaian produk (Delivery)
Untuk menyelenggarakan koordinasi dan menjadwalkan
sistem produksi yg efektif dan mennjamin produksi tepat
waktu dimana waktu produksi merupakan dimensi yang
menentukan dalam era “ time-based competition”
4. Tanggap terhadap perubahan (Flexibility)
Kemampuan manajemen operasi untuk mengadaptasi segala
perubahan bisnis.
KERANGKA STRATEGI OPERASI
1. Misi operasi sesuai dengan penetapan sasaran spesifik
perusahaan, apakah prioritas pada cost, quality atau
flexibilitas.
2. Distinctive Competence adalah berkonsentrasi pada
kemampuan operasi yang terbaik, karena tidak mungkin
melakukan semua dengan baik pada waktu yang
bersamaan.
3. Operation Objective harus ditunjukkan dengan cara
kuantitatif sehingga dapat diukur tingkat keberhasilannya.
4. Operation Policies adalah bagaimana tujuan operasi
dapat dicapai melalui kebijaksanaan operasi yang meliputi
mutu, proses, kapasitas, pengelolaan inventory dan
sumber daya manusia.
Model Strategi Operasi
Consistent pattern of decisions
Internal
analysis
External
analysis
Mission
Distinctive
Competence
Objectives
(cost, quality, flexibility, delivery)
Policies
(process, quality systems, capacity,
and inventory)
Operations Strategy
Corporate and
business strategy
Functional strategies in
marketing, finance,
engineering, human
resources, and
information systems
Results
B. Dimensi Daya Saing
Dimensi daya saing perusahaan meliputi :
1. Dimensi Kualitas (Quality Orientation )
2. Dimensi Biaya (Cost Minimization Orientation )
3. Dimensi Kecepatan Menyerahkan (Speed of Delivery)
4. Dimensi keandalan penyerahan (Reliability of Delivery)
C. Pengukuran Kinerja Operasi
Untuk mengetahui derajat keberhasilan dalam
melaksanakan strategi operasi yang sudah disusun, maka
perlu melakukan pengukuran atas produktivitas, efesiensi
dan efektivitas pelaksanaan kegiatan operasi.
• Produktivitas adalah rasio keluaran (output) terhadap
masukan (input) atau “output : input” dan bertujuan menilai
kinerja proses produksi dilihat dari sisi keluaran proses.
• Efisiensi adalah rasio masukan (input) terhadap keluaran
proses (output) atau “input : output” dan bertujuan untuk
menilai kinerja proses produksi dilihat dari sisi masukan.
• Efektivitas adalah ukuran kinerja yang menunjukkan
hubungan antara tujuan (target) dengan keluaran yang
direalisir (Realization) dan kinerja operasi yang menyatakan
derajat keberhasilan meralisir target yang telah ditetapkan.
Strategi berdasarkan Siklus Produk
• Kurva tersebut dibagi menjadi tiga segmen besar: pengenalan dan penggunaan dini, penerimaan dan pertumbuhan pasar, dan pematangan dan penjenuhan pasar.
• Sesudah penjenuhan pasar, permintaan mungkin tetap tinggi atau menurun; atau keluaran diperbaiki dan dimulai pada kurva pertumbuhan yang baru.
• Strategi bisnis suatu perusahaan harus cocol dengan tahap-tahap siklus produk/jasa.
• Jika perusahaan kuat dalam inovasi seperti Hewlett Packart perusahaan mungkin hanya fokus pada tahap perkenalan kemudian menjualnya. Seandainya kekuatan ada pada produksi tinggi yang berbiaya rendah, perusahaan tersebut harus berpegang pada produk yang sudah terbukti.
Misalkan penggunaan masukan senilai Rp 1.000.000 menghasilkan 100 Unit keluaran, maka:
1. Produktivitas Sistem : 100 = 0,0001
1.000.000
artinya setiap Rp 1,00 masukan yang dipergunakan menghasilkan 1/10,000 unit keluaran.
2. Efisiensi Produksi : 1.000.000 = 10.000
100
Artinya untuk membuat 1 unit produk dibutuhkan masukan senilai Rp 10.000,00
Untuk mengukur Produktivitas dapat dipakai pendekatan sebagai berikut :
a. Produktivitas total = Keluaran total
Masukan Total
b. produktivitas parsial = Keluaran total
Masukan Tertentu
Produktivitas Tenaga kerja = Keluaran total
Masukan SDM
Produktivitas Modal = Keluaran total
Masukan Modal
Produktivitas Energi = Keluaran total
Energi
C. Produktivitas Beberapa masukan = Keluaran Total
Energi + SDM + Modal
Misalkan Sebuah perusahaan mempunyai data produksi sebagai berikut
a. Biaya upah = Rp 10.000.000
b. Modal = Rp 35.000.000
c. Biaya Energi = Rp 2.500.000
d. Biaya bahan baku = Rp 20.000.000
e. Biaya overhead = Rp 7.500.000
Biaya Total Rp 75.000.000
Keluaran 1,000 Unit dengan nilai Rp 100.000.000
Maka produktivitas total = 100.000.000 = 1,33 Unit
75.000.000
Dan Produktivitas Modal = 100.000.000 = 2.86 unit
35.000.000
Produktivitas SDM dan Energi = 100.000.00 = 8 Unit
10.000.000 + 2.500.000
PERAMALAN
DAN PERENCANAAN AGREGAT
PERTEMUAN 3
Kompetensi Pokok bahasan
Setelah mengikuti pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan mampu:
• Melakukan perencanaan produksi, dalam upaya memenuhi kebutuhan konsumen.
• Memprediksi kebutuhan yang diperlukan dalam proses produksi.
• Mengerti tahapan dalam peramalan.
• Menentukan metode peramalan yang tepat.
Rencana Agregat
3
Rencana
Aggregate
Company top level plans Ditributor Distributor
Pengecer
Konsumen Akhir
Pabrik
Top level
Midle Level
Lower Level
Rencana jangka
panjang dan strategis
2-10 tahun
Penggunaan proporsi
yang dominan
Terkait jangka menengah,6-
18 bulan terkait dengan
jadwal induk produksi,
rencana pengadaan
masukan
Terkait operasi jangka
pendek 1-3 bulan ,
pelaksanaan jadwal
produksi, alokasi tenaga
kerja
Merumuskan keputusan
strategis mengenai ;
pemilihan jenis produk,
pemilihan lokasi, penentuan
kapasitas
Merumuskan
keputusan takttis untuk
merealisir rencan
agregat ,
Memelihara sediaan,
SDM dan dana
Menjalankan
keputusan
bidang
produksi
Tabel Hubungan level manajemen dengan fungsi utama
serta kewenangan dan tugas
Perencanaan Tugas dan Tanggung Jawab
5
A. PERAMALAN DAN KEGUNAANNYA
Peramalan pada dasarnya merupakan proses pengestimasian permintaan dimasa mendatang dikaitkan dengan aspek kuantitas, kualitas, waktu terjadinya, dan lokasi yang membutuhkan produk barang dan jasa yang bersangkutan.
Dilihat dari waktunya peramalan dibedakan atas tiga macam yaitu:
1. Peramalan jangka panjang (Long-term Forecasting )
2. Peramalan jangka menengah (Intermediate Forecasting)
3. Peramalan jangka pendek (Short-term Forecasting )
Perbedaan menurut jangka waktu ini berpengaruh pada jenis metode atau alat peramalan yang sesuai serta manfaat atau kegunaan dapat dipenuhi.
B. TIPE METODE PERAMALAN
1. Metode kualitatif
Metode kualitatif adalah metode penaksiran permintaan
berdasarkan prakiraan secara subjektif atau opini pembuat
ramalan.
Metode kualitatif terdiri dari beberapa jenis aplikasi yaitu:
a. Metode akar rumput
Metode peramalan yang memanfaatkan data taksiran
penjualan dari para aparatur penjualan dan wiraniaga dari
seluruh wilayah pemasaran perusahaan dalam perhitungan
dan penetapan ramalan permintaan dimasa yang akan
datang.
b. Metode Riset Pasar
Pengamatan yang dilakukan dipasar untuk mengumpulkan data prospek permintaan data dimasa yang akan datang, baik dengan menggunakan metode survei wawancara maupun cara lain.
c. Kesepakatan Panel
Metode pembuatan ramalan yang dilakukan melalui diskusi panel yang bebas untuk melakukan tukar pikiran di antara berbagai partisipan misalnya para eksekutif perusahaan , wiraniagawan atau pelanggan perusahaan.
d. Analogi Historis
Cara penaksiran jumlah permintaan terhadap produk
tertentu, khususnya terhadap produk baru, dengan
mempertimbangkan pengalaman dan kondisi yang sama
dari produk lainnya di masa yang lalu.
e. Metode Delphi
Metode penaksiran jumlah permintaan dimasa yang
akan datang dengan memanfaatkan opini dari beberapa
pakar dengan latar belakang keahlian yang berbeda.
2. Metode Analisis Deret berkala
Metode analisis deret berkala (time series analysis) Merupakan metode pembuatan ramalan yang berangkat dari asumsi, bahwa data historis yang lalu dapat dipakai untuk meramalkan volume kegiatan dimasa yang akan datang.
Metode ini terdiri dari atas beberapa jenis aplikasi yaitu:
a. Metode Rata Rata Bergerak Sederhana
Metode peramalan kegiatan yang mengacu pada jumlah titik waktu tertentu yang bergerak secara sistematis, jumlah kegiatan selama titik waktu yang bersangkutan dibagi dengan jumlah titik waktu yang dimaksud.
Rumus:
Ft= At-1+ At-2+ At-3…....+ At-n
n
Dimana :
Ft = Ramalan kegiatan pada priode ke t
n = Jumlah Priode
At-1 = Kegiatan pada priode sebelumnya
At-1, At-2, At-3 = Aktivitas pada dua, tiga dan n periode sebelumnya
Contoh:
Sebuah perusahaan memiliki volume penjualan dalam beberapa minggu ,maka berapakah ramalan pada minggu Ke 7 dengan menggunakan rata rata bergerak pada n = 3
Minggu Permintaan
1
2
3
4
5
6
7
125
120
130
115
120
125
120
Tabel : Volume penjualan Produk
Minggu
Actual
demand
N=3
Jumlah Ft
1
2
3
4
5
6
7
125
120
130
115
120
125
120
375
365
365
360
125.00
121.67
121.67
120.00
Tabel : peramalan permintaan
dengan rata rata bergerak
Maka Untuk N=3 pada minggu ke 7 ramalan permintaannya
sebagai berikut :
F7 = 125 + 120 +115 = 120.00
3
b. Rata Rata Bergerak Tertimbang
Metode peramalan volume kegiatan atau permintaan
dimasa yang akan datang yang mengacu kepada jumlah
titik waktu yang bergerak secara sistematis dan probabilita
keberulangan kembali setiap kegiatan dalam priode yang
dicakup, nilai ramalan sama dengan hasil kali antara bobot
dengan nilai kegiatan yang bersangkutan.
Rumus :
Ft = w1 At-1 + w2 At-2 + w3 At-3 +…….+ wn At-n
Dimana:
wi = bobot probabilita
At-1 = volume permintaan pada waktu yang lalu
At-2 , At-3, wn At-n = volume permintaan dua, tiga atau n priode yang lalu
Ft = ramalan permintaan
Contoh Diketahui
n=3 dan Wt-1 = 0.5 Wt-2 = 0.3 Wt-3 = 0.2
Maka ramalan permintaan pada minggu ke 7 untuk n=3
F7 = 0.49 (125) + 0.3 (120) + 0.2 (115)
= 62.5 + 36 + 23 =121.50
c. Penghalusan Eksponensial
Metode peramalan dimana data kegiatan yang terakhir dianggap memiliki probabilita yang lebih besar untuk berulang daripada data kegiatan sebelumnya.
d. Metode Regresi dan Korelasi
Metode Regresi adalah metode peramlan jangka panjang yang menghubungkan suatu variabel dependen dengan satu atau beberapa variabel independen, selanjutnya metode korelasi merupakan metode untuk mengukur keeratan hubungan antara variabel dependen dan independen.
e. Proyeksi Trend
Metode peramalan kegiatan untuk masa yang akan datang yang dilakukan dengan menarik garis lurus pada suatu diagram sebar.
Karakteristik trend
Komponen Amplitudo Penyebab
Seasonal 12 bulan Liburan, musim, perioda finansial
Cyclical 3-5 tahun Ekonomi nasional, perubahan politik
Bisnis 1-5 tahun Pemasaran, kompetisi, performance
Product life cycle
1-5 tahun, makin pendek
Substitusi produk
3. Metode Kausal
Metode Kausal terdiri dari
1. Analisis Regresi dan korelasi
2. Proyeksi Trend
3. Model Ekonometrik
Metode untuk menerangkan prilaku gejala ekonomi
4. Model input-output
Untuk mengukur hubungan keterkaitan masukan dan
keluaran
5. Indikator penentu
Analisis untuk menaksir perubahan suatu sektor
6. Model Simulasi
Metode peramalan yg mempergunakan aplikasi komputer
PEMILIHAN LOKASI
PERTEMUAN 4
A. PERTIMBANGAN PEMILIHAN LOKASI
Dervitsiotis berpandangan bahwa bahwa pemilihan lokasi
berada ditangan top management sebuah perusahaan
baik pada usaha pabrik maupun usaha jasa, dalam
pemilihan lokasi itu, manajemen puncak perlu
memperhitungkan pertimbangan berikut ini:
1. Lokasi itu berkaitan dengan investasi jangka panjang
yang sangat besar jumlah yang berhadapan dengan
kondisi kondisi yang penuh ketidakpastian.
2. Lokasi itu menentukan kerangka pembatas atau kendala
operasi yang permanen (mencangkup undang undang,
tenaga kerja, masyarakat dan lain lain) dan kendala itu
mungkin sulit dan mahal untuk dirubah .
3. Lokasi mempunyai akibat yang signifikan dengan posisi
kompetitif perusahaan.
PENENTUAN LOKASI
Faktor Lokasi Contoh bisnis yang Terpengaruh
TRANPORTASI
FAKTOR MANUSIA
FAKTOR FISIK
Kedekatan dengan pasar
Kedekatan dengan bahan baku
Tersedianya alternatif transportasi
Pasokan tenaga kerja
Peraturan setempat
Kondisi kehidupan masyarakat
Pasokan air
Energi
Limbah berbahaya
Perusahaan mobil, hotel
Perusahaan bahan peledak, bengkel las
Semua bisnis
Perusahaan roti, binatu, hotel, jasa lainnya
Perusahaan pertambangan
Perusahaan batu bara, toko pengecer
Perusahaan kertas
Perusahaan alumunium, kimia, pupuk
Semua bisnis
Sumber: Boone & Kurtz, Pengantar Bisnis, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, .2002 H. 425 PAB -Manajemen Operasi dan Persediaan. M.Judi Mukzam
MEMILIH TATA LETAK FASILITAS
Tata letak (lay out) yaitu rencana penempatan dan susunan
peralatan yang akan digunakan sehingga memudahkan
aliran kerja dan menciptakan kenyamanan kerja.
Alma (2009:232) beberapa faktor pertimbangan rencana lay
out ialah:
1. Keadaan proses produksi, jika hanya menghasilkan satu
macam produk, maka letak mesin dibuat berurutan
2. Tipe produksi, bila produksi massal perlu disediakan
gudang,
3. Bentuk mesin yang digunakan
4. Persyaratan penerangan dan tenagas listrik
5. Kemungkinan ekspansi
PAB -Manajemen Operasi dan
Persediaan. M.Judi Mukzam
Berbagai pertimbangan dalam pemilihan lokasi harus dilakukan oleh usahawan, pertimbangan yang ada menurut Russel dan taylor ( 2000), Chase , Aquilano dan Jacobs ( 2001) adalah sebagai berikut
1. Perencanaan Jangka Panjang Perusahaan
Berkaitan dengan rencana jangka panjang perusahaan, maka manajemen perusahaan perlu mempertimbangkan kemungkinan memperluas areal jika dimasa yang akan datang perusahaan akan melakukan ekspansi atau peningkatan kapasitas.
2. Kedekatan Dengan Sumber Bahan
Hubungan dengan bahan baku yang akan diolah.
3. Kedekatan Dengan Pasar
perusahaan industri yang cendrung memilih lokasi atas pertimbangan kedekatan dengan pasar (Proximity to Market )
4. Iklim Bisnis
Mendorong terciptanya iklim bisnis yang kondusif dan memiliki keunggulan komperatif serta keunggulan kompetitif.
5 Biaya Total Produksi
Mendorong usaha industri maupun jasa untuk memilih lokasi yang akan meminimumkan biaya operasi.
6. Ketersediaan Infrastruktur
Perusahaan industri maupun jasa sangat memerlukan dukungan berbagai macam prasarana, sarana dan prasarana seperti itu akan menjadi insentif dalam pemilihan lokasi.
7. Ketersediaan Tenaga Kerja dan Kualitas Tenaga Kerja
Dilokasi harus tersedia pasokan tenaga kerja yang diperlukan oleh usahawan pabrik dan jasa, baik dari sisi jumlahnya maupun dari sisi mutunya.
8. Ketersediaan Pembekal
Pembekal adalah mitra usahawan dalam mengelola bisnisnya dan menjadi daya tarik dalam pemilihan lokasi.
9. Kebijaksanaan Pemerintah dan Resiko Politik
Usahawan industri akan menghadapi resiko politik, baik dalam memilih negara penempatan lokasi pabriknya, maupun kebijakkan penyelenggara negara dilokasi yang bersangkutan terhadap pengelolaan dimasa mendatang.
10. Zona Perdagangan Bebas
Beberapa negara menujukkan wilayah tertentu dinegaranya sebagai kawasan perdagangan bebas dengan berbagai insentif pajak didalamnya.
11. Blok Perdagangan
Kolaborasi beberapa negara dikawasan tertentu untuk membentuk blok perdagangan. Negara yang menjadi peserta perjanjian akan berusaha memilih lokasi dikawasan itu dalam upaya untuk mendapatkan insentif sebagai negara peserta dan mendapatkan peluang pasar yang baru.
12. Keamanan
Faktor Keamanan merupakan faktor yang sangat dipertimbangkan oleh pengusaha dalam pemilihan lokasi. Tanpa jaminan keamanan, usahawan akan ragu ragu menanamkan modalnya didaerah yang bersangkutan.
13. Aturan Lingkungan
Semakin sadar masyarakat akan kelestarian lingkungan, maka isu lingkungan menjadi penting dalam pemilihan lokasi.
14. Penerimaan Masyarakat Lokal
Penerimaan masyarakat lokal terhadap kehadiran industri atau perusahaan disuatu daerah juga penting untuk diperhatikan, penerimaan masyarakat akan menjadi jaminan terhadap keamanan dan kestabilan bisnis dimasa datang.
15. Keunggulan Bersaing
Keunggulan bersaing diciptakan pada suatu home base dengan disertai rumusan strategi tertentu, produk inti dan teknologi proses diciptakan serta kebijakkan produksi.
B. METODE PEMILIHAN LOKASI
Metode yang lazim dijumpai dalam praktik mencangkup metode pemeringkatan faktor (Factor Rating Method), metode median sederhana (Simple Median Method), metode pusat titik berat (Center of Gravity Method),aplikasi metode transportasi (Transportation Method).
1. Factor Rating Method
Apabila kita menghadapi berbagai alternatif lokasi,
maka kita harus mempertimbangkan setiap aspek dan
membandingkan faktornya untuk setiap alternatif lokasi
tersebut, pertama kita harus menetapkan cara
menentukan urutannya. Pengurutannya dapat dilakukan
dengan mempergunakan skor dan dapat pula
menggunakan nilai mutlak dari indikator yang bersangkutan.
Indikator lokasi yang bersifat kualitatif misalnya
diberikan indeks nilai Baik Sekali ( A) Bobot 5, Baik ( B )
Bobot 4, Netral ( C) Bobot 3, Tidak Baik ( D) Bobot 2,
No Indikator Lokasi Darerah
A
Darerah
B
Darerah
C
1
2
3
4
5
6
Keamanan
Penerimaan masyarakat
Insentif Pemerintah Lokal
Ketersediaan Air
Ketersediaan Listrik
Ketersediaan dan mutu
sarana perhubungan
A
C
B
A
B
B
A
A
A
B
B
A
A
B
C
C
B
A
Nilai Faktor 25 28 24
Tabel : Perbandingan Nilai Indikator Alternatif Lokasi
Maka tabel diatas menunjukkan bahwa untuk
pertimbangan faktor kualitatif, maka urutan
pertimbangan adalah kota B, kota A, dan Kota C, maka
lebih baik memilih kota B sebagai pilihan dengan urutan
tertinggi, kemudian kota A, dan kota C.
2. Pusat Titik Berat (Center of Gravity Method)
Metode ini berangkat dari asumsi, biaya angkutan
bahan sama besarnya perunit dengan angkutan atas
keluaran yang dihasilkan, dan tidak ada tambahan atas
biaya angkutan akibat volume pengiriman keluaran atau
penerimaan masukan yang tidak memenuhi kapasitas
sarana angkutan yang bersangkutan.
Misalkan kapala wilayah Dolog mempertimbangkan lokasi
yang ideal untuk gudang akumulasi dan distribusi beras.
Diperoleh data jarak dan volume beras yang akan
diakumulasi dalam tabel berikut ini
No Sumber Bahan Volume
( Ton)
Jarak ke X
(Km)
Jarak keY
(Km)
1
2
3
4
5
Kabupaten A
Kabupaten B
Kabupaten C
Kabupaten D
Kabupaten E
400
250
300
325
525
50
75
125
175
150
125
250
150
50
75
Total 1.800
Cx= 400 ( 50) + 250( 75) +300 ( 125) +325 ( 175) +525 (150)
1.800
Cx= 211.875 = 117.71
1.800
Cx= 400 ( 125) + 250( 250) +300 ( 150) +325 ( 50) +525 (75)
1.800
Cx= 213.125 = 118.40
1.800
Dengan demikian lokasi gedung wilayah yang optimal ialah
pada koordinat (X;Y) = (117.71;118.40)
3. Metode Median Sederhana (Simple Median Method)
Hasil analisis simple median relatif sama dengan center of gravity method, tetapi simple median dapat dipakai untuk menghitung biaya angkutan jika biaya angkutan satuan berbeda antara sumber bahan yang satu dengan yang lainnya.
4. Transportation Method
Metode transportasi adalah bentuk khusus dari program linear yang dirancang untuk mendistribusikan produk dari beberapa sumber (pabrik atau gudang wilayah) kebeberapa daerah tujuan (daerah Pemasaran) dengan biaya distribusi yang minimum atau kontribusi yang maksimum.
Kapasitas pabrik / thn 100.000 unit, dgn estimasi jam kerja /thn =48 minggu diserhanakan kapasitas aktual/minggu 2.083 unit.
TOTAL BIAYA =
BIAYA TETAP + (BIAYA BERUBAH X VOLUME) a. Lokasi Bandung.
Total biaya = Rp.40.000.000,- + (Rp. 100.000,- x 2.083) =
= Rp 248.333,000,-
b. Lokasi Padang.
Total biaya = Rp.80.000.000,- + (Rp. 60.000,- x 2.083) =
= Rp 204.980.000,-
a. Lokasi Jakarta.
Total biaya = Rp.100.000.000,- + (Rp. 50.000,- x 2.083) =
= Rp 204.150.000,-
Lokasi yg dipilih adalah Jakarta karena paling ekonomis.
Contoh:
Membangun pabrik transformator ditetapkan dengan
pendekatan titik impas (BEP). Kriteria yang dipilih
meliputi harga tanah, upah pegawai, yg ditentukan
dengan biaya tetap dan biaya berubah.
Kapasitas pabrik direncanakan 100.000 unit trafo
daya / tahun. Harga jual trafo Rp. 180.000,- /unit.
KOTA BIAYA TETAP/
MINGGU
BIAYA BERUBAH/
UNIT
BANDUNG Rp. 40.000.000.- Rp. 100.000.-
PADANG Rp. 80.000.000.- Rp. 60.000.-
JAKARTA Rp. 100.000.000.- Rp. 50.000.-
Kapasitas pabrik / thn 100.000 unit, dgn estimasi jam kerja /thn =48 minggu diserhanakan kapasitas aktual/minggu 2.083 unit.
TOTAL BIAYA =
BIAYA TETAP + (BIAYA BERUBAH X VOLUME) a. Lokasi Bandung.
Total biaya = Rp.40.000.000,- + (Rp. 100.000,- x 2.083) =
= Rp 248.333,000,-
b. Lokasi Padang.
Total biaya = Rp.80.000.000,- + (Rp. 60.000,- x 2.083) =
= Rp 204.980.000,-
a. Lokasi Jakarta.
Total biaya = Rp.100.000.000,- + (Rp. 50.000,- x 2.083) =
= Rp 204.150.000,-
Lokasi yg dipilih adalah Jakarta karena paling ekonomis.
Desain Produk
PERTEMUAN 5
• Kunci sukses : pengembangan dan desain produk yang baik mutunya
• Peluang maksimum jika fokus pada spesialisasi dan pertahankan mutu
– Contoh: Honda fokus pada mesin, Intel fokus pada chip komputer
• Siklus produk cenderung makin pendek, perlu inovasi
• Agar produk baru sukses di pasar, Manajer operasi hrs menjalin
komunikasi dengan baik kepada :
– Konsumen
– Pengelola produk
– Proses
– Pemasok
• Strategi produk yg efektif menghubungkan keputusan yang berkaitan
dengan produknya dengan investasi, pangsa pasar, siklus hidup
produk dan lini produk
• Tujuan keputusan produk : mengembangkan dan
mengimplementasikan strategi produk yg sesuai dengan permintaan
pasar dengan keuntungan yang kompetitif
• Tujuan dari materi ini : memahami cara membuat keputusan produk
yang efektif
Pengantar
Munculnya Produk Baru
• Lima faktor yang mempengaruhi peluang pasar : – Perubahan ekonomi : jangka pj kekayaan masyarakat; jk pndk : merubah
siklus dan harga
– Perubahan sosiologi dan demografi : merubah ukuran rumah, apartemen
dan mobil
– Perubahan teknologi : memungkinkan segala sesuatu berubah
– Perubahan politik : perubahan persetujuan perdagangan, tarif dan kontrak
pemerintah
– Perubahan lain-lain : muncul dari dinamika pasar, standar profesi, pemasok
dan penyalur
• Manajer operasi harus menyadari faktor-faktor tersebut dan
mengantisipasi perubahan terhadap adanya peluang untuk
: produk baru, volume produk dan bauran produk
Seleksi Barang dan Jasa
Kehidupan Suatu Produk
Siklus hidup produk (product life-cycle) terdiri atas 4 fase :
– Perkenalan
– Pertumbuhan
– Kedewasaan
– Penurunan
Siklus hidup berbeda-beda antar produk :
– Beberapa jam saja : Koran
– Satu minggu : Tabloid
– Beberapa bulan : mode
– Beberapa tahun : (silahkan beri contoh)
– Beberapa dekade : (silahkan bericontoh)
• Tugas Manajer Operasi : mendesain sistem yg dapat membantu
mengenalkan produk baru dengan sukses.
• Organisasi perlu terus-menerus memperkenalkan produk baru agar
dapat bertahan hidup.
Seleksi Barang dan Jasa
Tahapan dalam Pengembangan Produk
Ide sumber : perubahan lingkungan teknologi, demografi, ekonomi, politik, dsb Syarat pasar
Spesifikasi
fungsional
Spesifikasi produk
Review desain
Uji pasar
Pengenalan produk
Berhasil ?
Pendekatan untuk pemuasan kebutuhan
Cara kerja produk
Pembuatan produk
Pembuatan produk yg ekonomis & mutu
Memenuhi kebutuhan pasar ?
Distribusi ke konsumen
Evaluasi
Ke
lom
po
k P
en
ge
mb
an
ga
n P
rod
uk
K
elo
mp
ok
De
sa
in M
an
ufa
ktu
r &
Re
ka
ya
sa
A. PERENCANAAN PRODUK BARANG
Perencanaan sebuah sistem produksi sangat tergantung pada rancang bangun produk. Meskipun jenis produk bermacam macam, tetapi dapat dikelompokkan menjadi 4 kriteria persaingan sebagai berikut :
1. Produk yang bercorak sesuai dengan keinginan pelanggan dimana rancang bangun produk disesuaikan dengan spesifikasi pelanggan.
Produk seperti itu dinamakan sebuah Custom Product dan
tidak dismpan sebagai persediaan karena dibuat
berdasarkan pesanan.
Ciri ciri Custom Product sebagai berikut:
a. Keunikan, tidak sama dengan produk lain
b. Produk pesanan, dibuat bila hanya ada pesanan
c. Bermutu, kualitas menjadi keinginan pelanggan
d. Proses produksi hanya dapat menyesuaikan diri
untuk memproduksi pesanan
2. Produk yang bercorak sesuai dengan satu
spesifikasi tertentu atau satu standar tertentu.
Produk seperti itu disebut “Highly Standardize
Product” dan dibuat bukan berdasarkan pesanan
pelanggan tetapi semata-mata untuk mengisi
gudang persediaan contoh pelat baja, komoditi gula
dan minyak.
Antara Custom Product dan Highly Standardize
Product terdapat banyak produk campuran atau
Mixed Product.
Produk campuran tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor faktor sebagai berikut:
a. Variety (Keaneka ragaman)
b. Fleksibilitas (Kemampuan penyesuaian)
c. Moderate Cost (Harga yang bersaing)
d. Dependability of Suply (Kemampuan penyampaian produk tepat waktu)
Ada tiga pertimbangan pokok yang mendasari gagasan pembuatan produk baru yaitu:
1. Pertimbangan pasar
2. Pertimbangan Teknologi
3. Pertimbangan antar fungsi yang ada di perusahaan.
Munculnya Produk Baru
• Lima faktor yang mempengaruhi peluang pasar :
– Perubahan ekonomi : jangka pj kekayaan masyarakat; jk
pndk : merubah siklus dan harga
– Perubahan sosiologi dan demografi : merubah ukuran rumah,
apartemen dan mobil
– Perubahan teknologi : memungkinkan segala sesuatu
berubah
– Perubahan politik : perubahan persetujuan perdagangan, tarif
dan kontrak pemerintah
– Perubahan lain-lain : muncul dari dinamika pasar, standar
profesi, pemasok dan penyalur
• Manajer operasi harus menyadari faktor-faktor
tersebut dan mengantisipasi perubahan
terhadap adanya peluang untuk : produk baru,
volume produk dan bauran produk
Daur Hidup Produk (Product Life Cycle)
Daur hidup produk mengikuti tahapan tahapan sebagai
berikut :
1. Tahap perkenalan
2. Tahap pertumbuhan
3. Tahap tingkat dewasa dan kematangan
4. Tahapan menurun
Tahapan Pengembangan Produk Baru
Tahapan tahapan yang harus dilakukan dalam penciptaan
produk baru yaitu sebagai berikut:
1. Kreasi, Gagasan atau Ide.
2. Pemilihan Rancangan Produk
Siklus Hidup Produk
B. RANCANG BANGUN PRODUK JASA
Ada 4 Unsur yang harus dipertimbangkan dalam usaha merancang bangun produk jasa yaitu
1. Pelanggan
2. Para Pekerja
3. Misi, Sasaran dan Strategi
4. System dan Prosedur
Tahapan Rancangan Produk Jasa
1. Strategi Pelayanan
2. Rancang bangun produk jasa
3. Rancangan sistem penyampaian
4. Pengukuran kinerja
KEGIATAN OPERASI DALAM SEKTOR JASA
14
Perbedaan Barang dan Jasa
Ciri – ciri Barang Ciri – ciri Jasa
Produk berwujud Produk tidak berwujud
Produk bisa dijual kembali Poduk sulit dijual kembali
Produk bisa disimpan Umumnya tidak bisa disimpan
Produksi biasanya terpisah dari
konsumsi
Produksi dan konsumsi umumnya
terjadi bersamaan
Pengukuran mutu lebih mudah Banyak aspek mutu yang sulit
diukur
Penjualan berbeda dengan produksi Penjualan merupakan bagian dari
jasa
Interaksi pelanggan rendah Interaksi pelanggan tinggi
KEGIATAN OPERASI DALAM SEKTOR JASA
15
Perbedaan Barang dan Jasa
Aspek-aspek Operasi Industri Barang Industri Jasa
Desain produk Produk berwujud Produk tidak berwujud
Kualitas Lebih Obyektif Lebih subyektif
Proses Konsumen tidak
terlibat dlm proses
Konsumen secara
langsung terlibat dalam
proses
Lay out Cenderung fokus pada
efisiensi
Fokus pada pelayanan
kepada konsumen
SDM Fokus pada keahlian
teknis
Diperlukan kemampuan
hubungan antar
manusia
Persediaan Produk jadi bisa
disimpan sebagai
persediaan
Produk jasa tidak bisa
disimpan
16
Produk Barang Maupun Jasa
• Membutuhkan teknologi
• Memiliki kualitas, produktivitas, &
response issues
• Memerlukan forecast demand
• Memerlukan kapasitas, layout, & lokasi
• Memiliki customers, suppliers,
scheduling and staffing issues
• Manufacturing memberikan services
• Services memberikan tangible goods © Wiley 2010
Kombinasi produk barang dan jasa
17
Mobil
Komputer
Restoran
Reparasi Mobil Perawatan rumah
sakit Pendidikan
Jasa Konseling
Barang Jasa
Computer Aided Design/CAD dan
Computer Aided Manufacture
Desain produk sangat diperkaya dengan
penggunaan CAD. Saat digunakan,
perekayasa desain (perancang/desainer)
memulai dengan mengembangkan sketsa
kasar atau, hanya ide saja. Setelah
perancang merasa puas dengan desainnya,
sketsa itupun menjadi bagian dari ‘database’
media elektronik
Manfaat pendekatan CAD dan CAM
adalah
• Mutu produksi.
• Waktu desain yang lebih pendek.
• Penurunan Biaya Produksi.
• Ketersediaan database.
• Kisaran baru kemampuan.
MENATA LETAK FASILITAS
PERTEMUAN 6
A. PENTINGNYA PERENCANAAN TATA LETAK Tata letak ( layout ) merupakan keputusan strategis
operasional yang turut menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang. Tata letak yang baik akan memberikan konstribusi terhadap peningkatan produktivitas perusahaan. Hal itu disebabkan oleh adanya kelancaran arus faktor faktor produksi yang akan diproses. Disamping itu, karyawan yang terlibat secara langsung dalam pemrosesan dapat bergerak lebih leluasa tanpa kekhawatiran akan kemungkinan tertimpa kecelakaan.
Tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kecakupan kapasitas, kelancaran proses, fleksibilitas operasi, dan biaya handling bahan serta untuk kenyamanan kerja.
PERENCANAAN TATA LETAK
MERUPAKAN RENCANA PENYUSUNAN MESIN & PERALATAN (FASILITAS)
PRODUKSI, DISUATU PABRIK (LAY OUT) GUNA MEMPERLANCAR PROSES
PRODUKSI. SUSUNAN TERSEBUT AKAN MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM
HAL: 1) EFISIENSI PERUSAHAAN; 2) PEMBENTUKAN LABA PERUSAHAAN; & 3)
KELANGSUNGAN PERUSAHAAN.
TATA LETAK MERUPAKAN “INTEGRATED SYSTEM” ANTARA MESIN, TEMPAT
BEKERJA DAN GUDANG AGAR MEMBERIKAN SCHEDULE YG FEASIBLE UNTUK
BERBAGAI PARTS & PRODUK. JUGA MERUPAKAN “TRANSPORTATION SYSTEM”
YG MEMINDAHKAN PARTS & PRODUK TSB MELALUI SISTEM & SERVICE YG ADA
UTK. PRODUKSI, SEPERTI: TEMPAT ALAT-ALAT (TOOLS CRIBS) & MAINTENANCE
SHOP, MEDICAL FASILITIES, CAFETARIA, DLL
TATA LETAK YG BAIK, DPT DIARTIKAN SEBAGAI PENYUSUNAN YG TERATUR &
EFISIEN SEMUA FASILITAS PABRIK & BURUH (PERSONEL) YG ADA DI DLM PABRIK.
TATA LETAK MELIPUTI DI DALAM & DI LUAR PABRIK
FAKTOR-FAKTOR YG HARUS DIPERHATIKAN DLM MENGATUR TATA LETAK:
RUANGAN GERAK BAGI MATERIAL & PARA PEKERJA, RUANGAN UTK SERVICE &
REPAIR EQUIPMENT, MAUPUN PABRIKNYA SENDIRI.
KERUGIAN DR TATA LETAK YG BURUK:
1) BAHAN-BAHAN DALAM PABRIK BERGERAK LAMBAT SEKALI, AKIBAT
URUTAN PROSES YG BERLIKU-LIKU
2) HANDLING COST TINGGI, KRN MAKIN BANYAK PERPINDAHAN/PENGANGKUTAN
BARANG
3) GEDUNG & TEMPAT PRODUKSI SELALU PENUH DG BAHAN-BAHAN ATAU HASIL
PRODUKSI YG SEDANG DIKERJAKAN
4) RUANGAN PRODUKSI, MESIN-MESIN & FASILITAS LAINNYA DISUSUN SECARA
TIDAK TERATUR
5) SERVICE AREA SEMPIT SEKALI & LETAKNYA TIDAK MEMUASKAN
6) BAHAN-BAHAN DALAM PROSES SERING RUSAK ATAU HILANG
7) SERING DITEMUI KEGAGALAN DALAM MENYELESAIKAN PRODUKSI AGAR TEPAT
PADA WAKTU YG TELAH DITENTUKAN
8) TEMPAT PENERIMAAN BARANG TIDAK DAPAT SEGERA DIKOSONGKAN, SHG
MEMPERLAMBAT PEMBONGKARAN BARANG-BARANG YG TIBA DI PABRIK
TUJUAN PENYUSUNAN TATA LETAK YG BAIK:
1)
1) MENGURANGI JARAK PENGANGKUTAN MATERIAL & PRODUK YG TELAH JADI SHG MENGURANGI MATERIAL HANDLING
2) MEMPERHATIKAN FREKUENSI ARUS PEKERJAAN
3) MEMUNGKINKAN RUANG GERAK YG CUKUP DI SEKELILING SETIAP MESIN, AGAR DPT DIREPARASI DG MUDAH
4) MENGURANGI ONGKOS PRODUKSI
5) MEMPERTINGGI KESELAMATAN KERJA
6) MEMBERIKAN HASIL PRODUKSI YG BAIK
7) MEMBERIKAN SERVICE YG BAIK BAGI KONSUMEN
8) MENGURANGI CAPITAL INVESTMENT 9) MEMPERTINGGI FLEKSIBILITAS, UTK MEMUNGKINKAN
MENGHADAPI PERUBAHAN PERMINTAAN 10) MEMPERBAIKI MORAL PEKERJA 11) MENGGUNAKAN PENGGUNAAN RUANGAN / LANTAI YG LEBIH
EFISIEN 12) MENGURANGI DELAYS (KELAMBATAN / STOPPED) DLM
PEKERJAAN 13) DAPAT MENGURANGI WORKING SHG MINIMUM 14) DPT MELAKUKAN PENGAWASAN YG LEBIH BAIK 14) MAINTENANCE (PEMELIHARAAN) LEBIH MUDAH DILAKUKAN 16) MENGURANGI MANUFACTURING CYCLES (WAKTU PRODUKSI) 17) PENGGUNAAN EQUIPMENT (PERALATAN) & FASILITAS YG BAIK
DLM PABRIK
PERUBAHAN TATA LETAK
Pada umumnya perencanaan tata letak dan modifikasinya akan senantiasa diperlukan disetiap perusahaan. Kebutuhan memodifikasi itu disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
1.Terjadinya perubahan desain produk secara terus
menerus.
2. Adanya perubahan volume permintaan.
3.Kemungkinan penggantian fasilitas agar selalu baru (Up to Date)
4. Adanya penambahan produk Baru
5.Adanya kondisi lingkungan kerja yang tidak memuaskan.
6. Resiko kecelakaan kerja dalam proses produksi
7. Kebutuhan akan penghematan biaya.
8. Perluasan lokasi pasar produk perusahaan.
C. JENIS TATA LETAK Menurut Russel dan Taylor (2000) tata letak dibedakan
atas: 1. Tata letak Berorientasi Produk (Product Lay Out) Product layout lazim pula disebut Flow shop or continous
production layout adalah penataan dari mesin, fasilitas, dan peralatan produksi menurut urutan pengerjaan untuk menyelesaikan pembuatan suatu produk atau jasa yang akan diserahkan.
Tata letak berorientasi produk ini dipergunakan apabila :
a. Produk yang dihasilkan adalah produk terstandarisasi
dan ragamnya terbatas, atau tidak berbeda.
b. Volume produksi tinggi.
c. Urutan proses pengerjaan tetap
d. Proses produksi bersifat kontinu atau
berkesinambungan.
Dalam tata letak produk ini pusat pusat kegiatan, mesin
mesin dan peralatan disusun sedemikian rupa sehingga
membentuk suatu lini pengerjaan yang berbentuk garis
lurus, bentuk L, atau bentuk U untuk mempersiapkan
urutan operasional yang akan menghasilkan produk.
Sehubungan dengan karakteristik tata letak produk yang menghasilkan keluaran yang sama dan bersifat tetap, maka mesin yang dipergunakan adalah mesin dengan kegunaan khusus (Special Purpose Machine) sedangkan tenga kerja yang diberdayakan adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian Khusus (tenaga spesialisasi).
Tata letak yang berorientasi produk memberikan keuntungan utama yaitu:
a. Biaya variabel perunit yang rendah
b. Mempertahankan biaya penanganan bahan baku yang rendah
c. Mengurangi persediaan barang dalam proses pengerjaan
d. Memudahkan pelatihan dan pengawasan baik atas pekerja maupun manajer
2. Tata Letak Process ( Process Layout )
Tata letak process (Process Layout) lazim pula disebut functional layout dan job shop layout or intermitten flow layout. Pada dasarnya, tata letak proses adalah penataan letak fasilitas dan mesin serta peralatan produksi, yang dikelompokkan menurut kesamaan fungsinya.
Ciri ciri dari tata letak ini adalah
a. Arus kegiatan pengolahan atau pengerjaan produk berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, atau antara pesanan pelanggan yang satu dengan yang lainnya.
b. Produk yang dibuat tergolong produk yang tidak terstandarisasi, spesifikasinya disesuaikan dengan permintaan pemesan atau pelanggan.
c. Volume Produksi terbatas tetapi ragamnya banyak.
d. Mesin atau peralatan produksi yang dipergunakan adalah mesin atau peralatan yang multi guna (Multipurpose Machine)
e. Pelanggan yang menentukan desain atau spesifikasi produk .
Keuntungan utama dari tata letak ini adalah
fleksibilitasnya dalam menetapkan peralatan dan merekrut tenaga kerja. Apabila terjadi kerusakan salah satu mesin, maka tidak perlu menghambat seluruh proses, pekerjaan dapat ditransfer kemesin yang lain yang ada di departement yang sama.
3. Tata Letak Tetap ( Fixed Position Layout ) Tata letak tetap lazim pula disebut tata letak proyek
(Project Layout). Dalam tata letak ini, produk yang dikerjakan tetap berada diposisinya disuatu tempat pengerjaan yang ditentukan. Alat alat dan perlengkapan, bahan serta para pekerja dibawa ketempat pengerjaan produk.
Pada umumnya, tata letak dengan posisi tetap menjadi rumut karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Ruang gerak terbatas , Proyek harus tetap berada dilokasi pengerjaan.
b. Pada tahap tahap proses konstruksi diperlukan bahan baku yang berbeda beda, sehingga diperlukan penjadwalan yang cermat.
c. Jumlah bahan baku yang dibutuhkan bervariasi. 4. Tata Letak Ritel (Retail layout) Tata letak ritel adalah tata letak dari usaha eceran seperti
departement store dan supermarket. Tata letak harus memperhitungkan selera dan persepsi pelanggan. Tata letak harus menjamin semua pengunjung atau pelanggan akan merasa lega berada dalam bangunan, udara sejuk, cahaya lampu terang, mudah dijangkau dan lain lain.
5. Tata Letak Gudang (Warehouse Layout)
Tata letak gudang sangat penting untuk diperhatikan, karena tata letak gudang yang baik akan memudahkan penanganan dan pengendalian persediaan dapat meminimumkan kerusakan barang serta memudahkan penerimaan dan penyerahan barang.
6. Tata Letak Kantor (Office layout)
Tata letak kantor bertujuan untuk menentukan posisi karyawan dan peralatan agar menjamin kelancaran arus pekerjaan dan komunikasi antar semua pegawai dan manajer yang ada. Ruangan kerja setiap karyawan harus disesuaikan luasnya dengan volume pekerjaannya.
D. TATA LETAK MODERN Russel dan Taylor (2000), Render dan Heizer(2001) serta
Krajewski dan Ritzman (1987) mengemukakan bahwa tataletak terdahulu telah dikembangkan menjadi tata letak modern atau disebut Hybride Layout (tata letak hibrida). Tata letak hibrida dibedakan atas :
1. Cellular Layout Pada tata letak selular, mesin atau peralatan produksi
yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu produk dikelompokkan kedalam suatu mechine cell.
2. Flexible Manufacturing System (FMS) Tata letak ini merupakan penyempurnaan tata letak
sebelumnya yang mengintegrasikan mesin yang dipergunakan dalam pengolahan dengan alat alat material handling yang otomatis.
3. Mixed-Model Assembly Line Suatu tata letak lini rakitan yang didesain untuk
membuat lebih dari satu jenis model atau berbagai jenis produk.
PERTEMUAN 7
TUGAS
PENENTUAN DAN
PERENCANAAN KAPASITAS
Pertemuan 9
PENGERTIAN KAPASITAS
Kapasitas (capacity) adalah hasil produksi atau
volume pemrosesan (throughput) atau jumlah
unit yang dapat ditangani, diterima, disimpan,
atau diproduksi oleh sebuah fasili-tas dalam
suatu periode waktu ter-tentu.
suatu fasilitas selama periode / selang waktu
tertentu. biasanya dinyatakan dalam unit produk
yang dihasilkan per satuan waktu.
misalnya; 100 unit TV / hari, 5 pasien / jam, dsb.
• Kapasitas menentukan :
(a). Persyaratan modal shg mempe-
ngaruhi sebagian besar biaya
tetap.
(b). Menentukan apakah permintaan
dapat dipenuhi atau apakah fa-
silitas yg ada berlebihan.
Jika kapasitas terlalu besar, sebagi-an
fasilitas akan menganggur dan akan
terdapat biaya tambahan yang dibebankan
pada produksi yg ada.
• Tujuan perencanaan kapasitas :
pencapaian tingkat utilitas tinggi dan
tingkat pengembalian investasi yg tinggi,
penetapan ukuran fasilitas sangatlah
menentukan.
A Perencanaan kapasitas merupakan bagian dari
keputusan strategis jangka panjang. Perencanaan
kapasitas dirumuskan berdasarkan hasil peramalan
permintaan dimasa mendatang. Peramalan biasanya
diikuti dengan studi tentang kapasitas produksi
perusahaan saingan.
Dalam Perencanaan kapasitas ada beberapa faktor
yang perlu mendapatkan perhatian yaitu sebagai berikut :
1. Perubahan volume permintaan beserta intensitas atau
kecepatan perubahannya
2. Besarnya biaya oportunitas yang mungkin timbul.
3. Ketersediaan dana
4. Besarnya biaya penyimpanan
Jenis – jenis Kapasitas
1. Design capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu pabrik yang
dirancang
2. Rated capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang
menunjukkan bahwa fasilitas secara teoritik mempunyai kemampuan
memproduksinya
3. Standard capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang
ditetapkan sebagai “sasaran” pengoperasian bagi manajemen, supervisi dan
para operator mesin
4. Actual/operating capacity, yaitu tingkat keluaran rata-rata per satuan
waktu selama periode-periode waktu yang telah lewat
5. Peak capacity, yaitu jumlah keluaran per satuan waktu yang dapat dapat
dicapai melalui maksimasi keluaran, dan mungkin dilakukan dengan kerja
lembur, menambah tenaga kerja, menghapus penundaan-penundaan,
mengurangi jam istirahat, dll
KAPASITAS DESAIN DAN KAPASITAS
EFEKTIF
1.Kapasitas desain (design capacity)
adalah output maksimum sistem secara
teoritis pada suatu periode waktu tertentu
dgn kondisi ideal.
Kapasitas desain biasanya dinyata-kan
dlm tingkatan tertentu spt jlh bahan baku
yg dapat diproduksi se-tiap minggu, setiap
bulan, atau setiap tahun.
Banyak perusahaan, pengukuran ka-
pasitas dapat dilakukan secara langsung,
yaitu jumlah maksimum dari unit yg
diproduksi dlm suatu waktu tertentu.
Contoh : banyak tempat tidur (rumah
sakit), jlh anggota aktif (dlm sebuah
gereja), ukuran ruang kelas (sekolah).
Organisasi lain menggunakan waktu kerja
total yg tersedia sebagai sebuah
pengukuran kapasitas kese-luruhan.
2. Kapasitas efektif : kapasitas yang
diperkirakan dapat dicapai oleh pe-
rusahaan dgn keterbatasan operasi yg
ada sekarang.
Kapasitas efektif biasanya lebih ren-dah
dari kapasitas desain, karena fasilitas
yang ada mungkin telah di-rencanakan
untuk versi produk sebelumnya atau
ukuran bauran pro-duk yg berbeda yg
sekarang sedang diproduksi.
Pengukuran Kapasitas
1. Utilitas : % kapasitas desain yang
sesunguhnya telah dicapai.
2. Efisiensi : % kapasitas efektif yang
sesungguhnya telah dicapai
(%)desain Kapasitas
OutputUtilitas
(%)efektif Kapasitas
Output Efisiensi
CONTOH
• Perusahaan Sari Roti memiliki pabrik yang
memproduksi roti “Deluxe” untuk sarapan dan
ingin memahami kapasitasnya dgn lebih baik.
Tentukan kapasitas desain (utilitas) dan kapasitas
efktif (efisiensi), jika
• fasilitas memproduksi = 148.000 roti,
• kapasitas efektif pabrik = 175.000 roti.
• beroperasi 7 hari/ minggu dgn 3 giliran kerja
masing-masing 8 jam/hari.
• dirancang utk mem-produksi roti isi kacang hijau
dan keju dgn tingkat output = 1.200 roti/jam.
Penyelesaian
Kapasitas desain =(7hari x 3giliran kerja x 8)x (1.200 roti/jam) =201.600 roti.
%4,73600.201
000.148
desainKapasitas
OutputUtilitas
%6,84000.175
000.148
EfektifKapasitas
OutputEfisiensi
CONTOH-2
• Manajer produksi menetapkan output yg
diperkirakan dari lini produksi kedua bagi
departemen penjualan. Kapasitas efektif lini
kedua = 175.000 roti. Lini pertama berope-rasi
dgn tingkat efisiensi 84,6% (spt contoh-1),
sedangkan output lini kedua akan lebih sedikit
drpd lini pertama karena pekerja yg tersedia
baru direkrut shg efisiensi yg diperkirakan tdk
lebih dari 75%. Berapa output yg diper-kirakan
• Penyelesaian :
Output =(kapasitas efektif)(efisiensi)
=(175.000)(0,75)=131.250 roti.
B.Perencanaan Kapasitas
adalah keputusan perencanaan strategis jangka panjang yang ditujukan untuk mengadakan seluruh sumber daya produktif yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk dapat dipakai menghasilkan level produksi tertentu.
Strategi perencanaan kapasitas ini menurut Russel dan Taylor (2000) dibedakan atas tiga tipe yaitu sebagai berikut:
1. Capacity lead strategy
Suatu strategi pengembangan kapasitas yang bersifat agresif dan dimaksudkan untuk mengantisipasi pertumbuhan permintaan dimasa mendatang.
2. Capacity lag strategy
Suatu strategi pengembangan kapasitas yang bersifat konservatif, peningkatan kapasitas dilakukan setelah terjadi peningkatan permintan pasar.
3. Average Capacity Strategy
Strategi kapasitas rata rata, suatu strategi pengembangan kapasitas yang diselaraskan dengan rata rata peningkatan estimasi permintaan. Strategi ini bersifat moderat.
Besarnya volume peningkatan kapasitas sangat ditentukan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Estimasi volume permintaan dan perkiraan jumlah permintaan yang dapat dilayani oleh perusahaan.
2.Tujuan strategis yang akan dicapai, yaitu tujuan pengembangan, peningkatan mutu layanan kepada pelanggan, atau tujaun persaingan.
3. Biaya dari ekspansi dan biaya operasi sesudah ekspansi.
Kapasitas tak terpakai sebagai konsekuensi dari ekspansi lazim pula disebut sebagai cadangan kapasitas ( capacity Cushion ) capacity cushion merupakan porsi kapasitas yang dinyatakan dalam persen yang saat ini menjadi sediaan kapasitas tidak terpakai yang dimaksudkan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diperkirakan dimasa yang akan datang.
Rumus : Rasio Pemakaian Kapasitas = Kapasitas Terpakai x 100 % Kapasitas terpasang Misalkan sebuah pabrik semen memiliki kapasitas
terpasang 2.600.000 ton pertahun dan yang terpakai dalam tahun berjalan hanya 2.000.000 ton maka berapakah tingkat penggunaan kapasitasnya.
Rasio Pemakaian kapasitas = 2.000.000 x100 % =76.9 %
2.600.000
Rumus : Capacity Utilization Rate = Kapasitas terpakai x 100 %
Kapasitas pada best operating level
Misalkan kapasitas terpasang sebuah pabrik terigu
adalah 5.000.000 ton, Pemakaian biaya rata rata
minimum 75 % dan pemakaian kapasitas dalam tahun
berjalan adalah 2.500.000 ton maka tingkat penggunaan
kapasitas (Capacity utilization rate, CUR) adalah
CUR = 2.500.000 = 66.7 %
0.75 (5.000.000)
C. METODE PERENCANAAN KAPASITAS 1. Pemakaian Metode Program Linear Program linear adalah analisis yang cocok diterapkan
dalam penyusunan rencana agregat. 2. Analisis Dengan Decision Tree Analisis yang dipakai jika kondisi yang dihadapi adalah
probabilistik artinya nilai variabel tidak terdefinisi secara unik, pada dasar nya metode ini adalah model skematik yang dipakai mengevaluasi alternatif melalui beberapa tahapan yang berurutan sedangkan probabilita kejadian dan konsekuensi setiap kejadian diketahui.
3. Analisis dengan Trial dan Error Perencanaan kapasitas dengan metode ini merupakan
alokasi kebutuhan kapasitas berdasarkan pertimbangan intuitif rasional dengan mempertimbangkan manfaat dan resiko pilihan alokasi dalam usaha menemukan alokasi yang optimal.
PENGENDALIAN
PERSEDIAAN
Pertemuan 10
A. PENGENDALIAN SEDIAAN INDEPENDEN
Ada tiga hal yang harus diperhatikan oleh manajer
pabrikasi dalam menangani persediaan:
1. Memelihara sumber pasokan.
2. Memelihara material
3. Pemanfaatan yang tepat waktu.
Pengelolaan Persediaan mempunyai arti penting
karena :
1. Inventori (persediaan) merupakan investasi yang
membutuhkan modal besar.
2. Mempengaruhi pelayanan kepelanggan
3. Mempunyai Pengaruh Pada fungsi lain.
Inventory adalah persediaan yang digunakan sebagai sarana
produksi atau untuk memuaskan dan memenuhi
permintaan pelanggan.
Termasuk dalam inventory adalah:
1. Bahan baku/bahan mentah (Raw Materials)
2. Barang dalam proses/barang setengah jadi
3. Barang jadi
Tujuan utama dari persediaan adalah menghubungkan
pemasok dengan pabrik.
MANAJEMEN PERSEDIAAN
PERSEDIAAN:
BAHAN / BARANG YG DISIMPAN & AKAN DIGUNAKAN UTK MEMENUHI TUJUAN
TERTENTU MISAL UTK PROSES PRODUKSI / PERAKITAN, UNTUK DIJUAL
KEMBALI & UTK SUKU CADANG DR SUATU PERALATAN / MESIN
BENTUK PERSEDIAAN:
a) BAHAN MENTAH
b) BAHAN PEMBANTU
c) BARANG DALAM PROSES
d) BARANG JADI
e) SUKU CADANG
PERSEDIAAN MERUPAKAN SUMBER DANA YG MENGANGGUR,
KRN. SEBELUM PERSEDIAAN DIGUNAKAN BERARTI DANA YG
TERKAIT DI DALAMNYA TIDAK DAPAT DIGUNAKAN
B. TUJUAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN
Pengadaan sediaan umumnya ditujukkan untuk memenuhi hal hal berikut:
1. Untuk Memelihara Independensi Operasi
2. Untuk memenuhi tingkat permintaan yang bervariasi
3. Untuk menerima manfaat ekonomi atas pemesanan bahan dalam jumlah tertentu
4. Untuk menyediakan suatu perlindungan terhadap variasi dalam waktu penyerahan bahan baku.
5. Untuk menunjang fleksibilitas penjadwalan produksi.
BIAYA-BIAYA YG TIMBUL DARI ADANYA PERSEDIAAN:
1) BIAYA PEMESANAN (ORDERING COST):
YI. BIAYA YG DIKELUARKAN UTK PEMESANAN, TERMASUK BIAYA YI:
a. BIAYA ADMINISTRASI PEMBELIAN & PENEMPATAN ORDER (COST OF PLACING ORDER)
b. BIAYA PENGANGKUTAN & BONGKAR MUAT (SHIPING & HANDLING COST)
c. BIAYA PENERIMAAAN
d. BIAYA PEMERIKSAAN
2) BIAYA YG TERJADI DR ADANYA PERSEDIAAN (INVENTORY CARRYING
COST).
DISEBUT JUGA SEBAGAI BIAYA MENGADAKAN PERSEDIAAN (STOCK
HOLDING COST), BIAYA INI BERHUBUNGAN DG TINGKAT RATA-RATA
PERSEDIAAN YG SELALU ADA DI GUDANG, SEHINGGA BESARNYA
BERVARIASI TERGANTUNG JUMLAH BARANG DI GUDANG.
YG TERMASUK DALAM BIAYA INI :
a) BIAYA PERGUDANGAN (STORAGE COST) TERDIRI DARI:
- BIAYA SEWA GUDANG
- UPAH & GAJI TENAGA PENGAWAS & PELAKSANA PERGUDANGAN
- BIAYA PERALATAN MATERIAL HANDLING DI GUDANG
- BIAYA ADMINISTRASI GUDANG, DLL
b) PAJAK KEKAYAAN ATAS INVESTASI DLM PERSEDIAAN UTK JANGKA WAKTU SATU TAHUN, DIHITUNG ATAS DASAR INVESTASI DR PERSEDIAAN RATA-RATA SELAMA) SATU TAHUN
c) RISIKO KETINGGALAN JAMAN / MENJADI TUA
d) KERUSAKAN
e) KECURIAN
f) TURUNNYA NILAI / HARGA BARANG DALAM PERSEDIAAN
g) BUNGA ATAS MODAL YG DIINVESTASIKAN DLM INVENTORY UTK MENGGANTI
HILANGNYA KESEMPATAN MENGGUNAKAN MODAL TSB. DLM INVESTASI LAIN
SHG DISEBUT SBG. COST OF FORGONE INVESTMENT OPPORTUNITY
3) BIAYA KEKURANGAN PERSEDIAAN (OUT OF STOCK COST)
YI. BIAYA TAMBAHAN YG DIKELUARKAN SBB:
a) PELANGGAN MEMINTA / MEMESAN SUATU BARANG
SEDANGKAN BARANG / BAHAN YG DIBUTUHKAN TDK
TERSEDIA
b) PENGIRIMAN KEMBALI PESANAN (ORDER)
4) BIAYA YG BERHUBUNGAN DG KAPASITAS (CAPACITY
ASSOCIATED COST), TERDIRI DARI:
a) BIAYA KERJA LEMBUR
b) BIAYA LATIHAN
c) BIAYA PEMBERHENTIAN KERJA
d) BIAYA PENGANGGURAN (IDLE TIME COST)
BIAYA INI TERJADI KARENA ADANYA PENAMBAHAN /
PENGURANGAN KAPASITAS PRODUKSI
ADA TIGA HAL YG MENYEBABKAN TERJADINYA PERSEDIAAN:
1) TERTUNDANYA PENJUALAN
2) KEHILANGAN PENJUALAN
3) KEHILANGAN PELANGGAN
C. ASUMSI DASAR PERSEDIAAN OPTIMUM
Persediaan optimum akan dicapai pada titik keseimbangan antara biaya penyimpanan dan biaya pemesanan.
Rumus :
Q2 = 2 DS dan Q opt = 2 DS
H H
Total Persediaan (TC) = Biaya Variabel + Biaya Tetap
TC= D (S) + D (H)
Q 2
TIC= D (S) + D (H) + DC
Q 2
Ket: TC = Biaya Total Sediaan
DS/Q = Biaya Pemesanan
QH/2 = Biaya Penyimpanan
DC = Harga dari sediaan yang diperlukan selama
satu tahun
TIC = Biaya Variabel Persediaan
Contoh :
Sebuah perusahaan memerlukan sediaan sebanyak
15.000 unit pertahun biaya pemesanan Rp. 500.00
perorder dan biaya peyimpanan Rp 60.00 perunit
pertahun, harga sediaan per unit Rp 100.00 hitunglah
berapa besar kuantitas pemesanan yang optimal , dan
berapa pula biaya variabel sediaan dan biaya total
sediaan.
Q opt = 2 DS
H
= 2 x 15.000 x 500
60
= 250.000
= 500 Unit
TIC = D (S) + D (H) + DC
Q 2
= (15.000 / 500) x Rp 500 + ( 500/2)x Rp60.00 = Rp30.000,00
TC = D (S) + D (H)
Q 2
= Rp 15.000 +Rp15.000+15.000(Rp100.00) = Rp1.530.000,00
Biaya Rata rata sediaan =Rp 1.530.000,00/15.000 unit = Rp102,00
D. PENGENDALIAN PERSEDIAAN TIPE DEPENDEN
Persediaan tipe dependen ini lazim disebut Material Requirements Planing (MRP).
MRP dapat diartikan sebagai sebuah metode perencanaan dan pengendalian material (bahan baku, parts, komponen dan sub komponen) yang terkait pada unit produksi yang akan dihasilkan disertai dengan penentuan jadwal dan unit yang harus dipesan, dan penentuan kapan pesanan itu harus diterima.
Unsur penting dalam MRP yaitu:
1. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedulling, MPS)
2 Status Persediaan (Inventory Record)
3. Struktur Produk (Bill Of Material, OM)
4. Waktu Tenggang (Lead Time)
E. PENYUSUNAN MRP
Russel dan Taylor (2000) Heizer dan Render (2004) serta Krajewski dan Ritzman (2005) menyebutkan ada tiga macam metode penetapan jumlah unit yang harus dipesan, ketiga metode itu adalah:
1. Fixed Order Quantity (FOQ)
Metode yang dimaksudkan untuk memelihara
jumlah unit yang dipesan tetap sama. Dapat pula
menggunakan metode empiris yaitu metode EOQ
(Economic Order Quantity).
2. Periodic Order Quantity (POQ)
Pada penentuan unit pesanan berdasarkan priode
tetap maka jumlah unit yang dipesan perorder
dapat saja berbeda setiap kali melakukan pemesanan
tetapi selang waktu penyampaian order tetap sama.
3. Lot For Lot (L4L)
Pada metode ini unit yang diorder disesuaikan dengan jumlah kebutuhan bersih dalam priode yang bersangkutan.
D. PENGEMBANGAN MRP
Pengaitan aspek aspek seperti kapasitas produksi, harga masukan, giliran kerja (shift), dan keuangan perusahaan, telah mendorong terjadinya pengembangan MRP.
Pengembangan yang dimaksud adalah
1. Capacity Requirement Planing
CRP adalah suatu sistem terkomputerisasi yang merancang proyeksi beban dari rencana material yang ditentukan kepada kapasitas suatu sistem, sekaligus mengidentifikasi beban yang kurang dan beban yang terlalu berat.
2. MRP II
MRP II lazim disebut Manufacturing Resource Planing yaitu suatu bentuk aplikasi komputer yang mengintegrasikan pengendalian bahan (komponen dan sub komponen) dengan biaya sumber daya lain yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu keluaran dan dinilai dalam suatu satuan uang.
3. ERP (Enterprise Resource Planing)
MRP II yang berbasis komputer ini menjadi
landasan untuk menyusun rencana sumber daya
perusahaan (Enterprise ResourcePlaning).
Pengembangannya menjadi ERP akan memudahkan
perusahaan menyusun rencana anggaran belanja dan
pendapatan perusahaan.
MANAJEMEN MUTU
Pertemuan 11
A. PENDAHULUAN
Berbagai macam definisi mutu dari berbagai sumber:
1. Mutu adalah suatu atribut penting dan merupakan
pembeda suatu produk atau seseorang terhadap
produk atau orang lainnya.
2.Mutu adalah suatu derajat atau kelas dari
keunggulan atau kekayaan kebendaan.
3. Mutu adalah karakteristik dari suatu produk yang
menggambarkan hakikat individual yang nyata dari
produk yang bersangkutan.
4. Mutu adalah status sosial yang tinggi.
MUTU ?
Mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya
(full customer satisfaction). Suatu produk
bermutu apabila dapat memberi kepuasan
sepenuhnya kepada konsumen (Feigenbaum)
Mutu adalah suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, manusia, proses
dan tugas serta lingkungan yang memenuhi
atau melebihi harapan pelanggan
DIMENSI MUTU
• Performa
• Keistimewaan (feature)
• Keandalan (reliability)
• Konformasi (conformance)
• Daya tahan (durability)
• Kemampuan pelayanan (service ability)
• Estetika
• Kualitas yang dirasakan (perceived
quality)
B. MANAJEMEN MUTU
Tahap perkembangan sistem manajemen mutu dapat
dibedakan dalam lima tahapan yakni :
1. Quality Inspection Era
Pada era ini tanggung jawab atas mutu diletakkan
pada quality inspector atau product inspector.
2. Statistical Quality Control (SQC) Era
Dalam era ini tanggung jawab atas mutu diletakkan
pada engineering department.
3. Quality Assurance Era
Dalam era ini ditandai dengan implementasi total quality control (TQC), total quality management (TQM) dan quality control circle (QCC) dan tanggung jawab atas mutu diletakkan pada semua orang, semua jabatan , dan semua proses.
4. Strategic Quality Era
Dalam era ini dilakukan peningkatan TQM Dan QCC serta impelemntasi yang mengacu pada bakuan mutu nasional dan internasional
Bakuan mutu internasional bermarkas dijenewa
Yaitu Internasional Organization for Standarization
(ISO), selain itu juga dikenal acuan mutu yang ada
diamerika serikat yaitu MBNQA (Malcolm Baldridge
National Quality Award ) dan diIndonesia dikenal
SNI-19-9000.
5. Quantum Leap Quality Era
Suatu falsafah mutu yang berusaha mewujudkan
peningkatan mutu secara dramatis, tanggung jawab
mutu terletak pada semua orang, semua
jabatan,dan semua proses dalam perusahaan
terutama para inovator.
C. PENGELOLAAN MUTU PRODUK DIINDONESIA
Untuk mengefektifkan pengelolaan mutu diIndonesia, melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no 15 Tahun 1991, pemerintah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai standar mutu yang digunakan diIndonesia dan menunjuk menteri negara Riset dan Teknnologi/Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi selaku Ketua Dewan Standarisasi Nasional (DSN). Kemudian pemerintah membentuk Badan Standarisasi Nasional (BSN).
BSN memiliki visi untuk menjadikan SNI (Standar
Nasional Indonesia) menjadi faktor penguat daya saing,
pelancar transaksi perdagangan, serta pelindung
berbagai kepentingan, baik perusahaan maupun
konsumen.
Untuk mewujudkan visi itu maka BSN menetapkan
misi sebagai berikut
1. Mengoordinasikan pengembangan kebijakkan serta
peraturan perundang undangan mengenai
standarisasi nasional.
2. Mengembangkan dan mensosialisasikan SNI
3. Mengembangkan penilaian kesesuaian;
4. meningkatkan persepsi masyarakat tentang
kegunaan standar.
5. Memfasilitasi dan meningkatkan pertisipasi
masyarakat dalam standarisasi nasional.
6. Mewakili kepentingan Indonesia dalam berbagai
forum standarisasi mutu ditingkat regional dan
internasional.
D. TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)
DAN IMPLEMETASINYA
TQM adalah satu set aktivitas yang tersusun secara sistematis dan dilaksanakan oleh keseluruhan organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien agar organisasi mampu menyediakan produk dan jasa pada tingkatan mutu yang dapat memuaskan para pelanggan pada waktu dan harga yang sesuai.
Defenisi TQM tersebut mengandung unsur unsur pokok sebagai berikut :
1. Aktivitas Sistematis, berarti aktivitas yang diorganisasi untuk mencapai misi (tujuan) perusahaan yang didukung oleh kepemimpinan manajemen yang kuat dan yang dipandu oleh visi strategi jangka menengah, dan jangka panjang serta strategi mutu yang sesuai.
2. Yang dilaksanakan oleh keseluruhan organisasi
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien,
berarti melibatkan semua orang pada semua tingkat
dan semua bagian agar mencapai sasarn bisnis
dengan cepat dan secara efesien.
3. Tujuan Perusahaan mengacu pada jaminan
perolehan laba jangka panjang yang sesuai melalui
kepuasan yang diperoleh pelanggan secara
konsisten dan terus menerus.
4. Menyediakan, mengacu pada aktivitas yang
memproduksi produk dan jasa untuk
menyampaikannya kepada pelanggan.
5. Produk dan Jasa meliputi produk olahan pabrikasi
(produk jadi dan komponenserta material setengah
jadi) sistem, perangkat lunak,energi, informasi dll.
6. Mutu, mengacu pada kegunaan, keselamatan dan
keandalan.
7. Pelanggan, meliputi para pembeli dan juga para
pemakai, konsumen dan pihak lain yang
memanfaatkannya.
Ciri ciri TQM adalah:
1. Fokus Organisasi ialah untuk memuaskan
kebutuhan pelanggan:
2. Mengembangkan dan memberdayakan potensi
sumber daya manusia yang dimiliki organisasi
secara sempurna.
3. Melibatkan semua personil organisasi untuk
menemukan cara terbaik dalam melaksanakan
peran atau fungsinya.
4. Mengelola proses bisnis secara keseluruhan.
5. Pengelolaan organisasi yang didasarkan fakta serta
menggunakan data dan informasi.
6. Memberikan nilai tambah kepada masyarakat
sekaligus mencapai sasaran finansial.
Sejalan dengan ciri-ciri diatas maka ada tiga macam
komponen manajerial TQM yaitu
1. Sistem penjamin mutu (Quality Assurance System)
2. Teknik dan Peralatan Mutu.
3. Kerja tim (Team work)
Tujuan TQM menurut David H. Luthy (1997) ialah
untuk mewujudkan permintaan jangka panjang dari
masing masing daerah pemasaran, karena hal
tersebut akan menciptakan uang, sedangkan mutu
didefinisikan sebagai kecocokan produk atau jasa
dengan pengharapan pelanggan.
MANFAAT TQM
P
E
R
B
A
I
K
A
N
M
U
T
U
Memperbaiki
Posisi
persaingan
Meningkatkan
Pangsa pasar
Harga yg
Lebih tinggi
Meningkatkan
penghasilan
Mengurangi
Biaya operasi
Meningkatkan
laba
Meningkatkan
Keluaran yg
Bebas dari
kerusakan
Biaya mutu dapat digolongkan menjadi
empat golongan, yaitu:
1. Biaya pencegahan (prevention cost)
• Biaya untuk meninjau produk baru
• Biaya perencanaan mutu
• Biaya pelatihan untuk memelihara performa mutu
• Biaya audit mutu
• Biaya pengendalian proses
• Biaya untuk mengoperasikan sistem data mutu
• Biaya rancangan proses atau produk
2. Biaya kegagalan internal
• Rework
• Pengujian kembali
• Penghentian operasi
• Bahan sisa
• Penghasilan yang hilang
• Lembur akibat kerusakan produk
3. Biaya Penelaahan mutu
• Biaya inspeksi
• Biaya pengujian
• Perbaikan alat uji
• Evaluasi atas persediaan
4. Biaya kegagalan eksternal
• Complaint adjustment
• Returned material
• Warranty charges
• Allowances
MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA FUNGSI OPERASIONAL
Pertemuan 12
A. PENDAHULUAN
Sekalipun disebuah industri sudah ada
departemen sumber daya manusia (SDM) yang
mengurusi segala sesuatu yang berhubungan dengan
penarikan, seleksi, penempatan, pemberdayaan,
penggajian, pengembangan, dan pensiunan
pegawai.namun masih diperlukan fungsi khusus yang
menangani SDM dibagian pabrikasi. Fungsi SDM yang
khusus mengurusi SDM pabrik dikenal sebagai bagian
personalia pabrik.
Manajemen SDM perusahaan adalah kegiatan manajemen atau pengelolaan atas semua personil atau SDM perusahaan.
Manajemen
SDM
perusahaan
Manajemen
produksi/
operasi
Departemen riset
pengembangan
MSDM
pabrik
Gambar : Diagram Ven Posisi manajemen SDM Pabrik
Manajemen operasi/produksi fungsi utamanya terutama berkaitan dengan pengolahan dan pengembangan produk.
Departemen riset dan pengembangan bertugas untuk menangani kegiatan penelitian pada umumnya dan penelitian untuk pengembangan produk dan produk baru.
Manajemen SDM pabrik adalah fungsi manajemen sumber daya manusia yang secara khusus mengemban tugas untuk menangani segala sesuatu yang berhubungan dengan pemanfaatan SDM perusahaan diunit pabrikasi
Menurut Dervitsiotis (1984) tugas yang harus dilaksanakan dipabrik dapat dibedakan atas tiga macam karakteristik yaitu
1. Sepenuhnya dilaksanakan oleh tenaga manusia
2. Sepenuhnya dilaksanakan oleh mesin
3.Tugas dilaksanakan melalui kombinasi antara manusia dan mesin.
B. DESAIN PEKERJAAN
Desain pekerjaan berhubungan dengan penentuan spesifikasi tugas tugas yang terkandung dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh seorang tenaga kerja , baik untuk pekerjaan fisik penuh ataupun dengan mempergunakan mesin atau peralatan lainnya.
Maka tugas pertama yang harus diselesaikan oleh manajer departemen SDM atau manajer bagian SDM pabrik ialah melaksanakan analisis pekerjaaan (Job analysis) dan uraian Pekerjaan (Job description).
Job analysis adalah merupakan proses menguraikan pekerjaan untuk mendapatkan komponen, tugas, tuntutan fisik dan mental, alat dan perlengkapan yang dipakai, jam dan kondisi kerja serta hubungannya dengan pekerjaan lain untuk membuat spesifikasi pekerjaan.
Dan job description merupakan pernyataan tertulis mengenai hasil analisis pekerjaan yang menggariskan kerangka umum dari tanggung jawab dan ciri utama pekerjaan atau jabatan.
Proses Perencanaan SDM
Perencanaan Stratejik
Perencanaan
Sumber Daya Manusia
Meramalkan
Kebutuhan Sumber
Daya Manusia
Membandingkan
Kebutuhan dan
Ketersediaan
Meramalkan
Ketersediaan
Sumber Daya
Manusia
Permintaan
=
Penawaran
Tidak Ada Tindakan
Surplus Karyawan
Penarikan Karyawan Terbatas,
Pengurangan Jam
Kerja, Pensiun Dini, Pemberhentian,
Perampingan
Kekurangan
Karyawan
Rekrutmen
Seleksi
LINGKUNGAN INTERNAL
LINGKUNGAN EKSTERNAL
C. KOMPONEN DESAIN PEKERJAAN
Menurut Russel dan Taylor (2000), Chase dan
Aquilano (1995) Dervitsiotis (1984) serta Render dan
Heizer (2001) pada dasarnya ada enam komponen
dari desain pekerjaan yang harus diperhatikan yaitu:
1. Spesialisasi pekerjaan dari tenaga kerja
2. Perluasan pekerjaan (Job enlargement)
3. Aspek Psikologis pekerjaan
4. Kelompok kerja yang mandiri
5. Motivasi dan sistem insentif
6. Ergonomis dan cara cara kerja.
D. PENGUKURAN KINERJA
Pengukuran kinerja diperlukan untuk menentukan hasil kerja yang dicapai oleh seorang pekerja atau sekelompok pekerja. Hasil kerja yang dimaksud terikat pada lamanya waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan. Semakin pendek waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pengerjaan satu unit tugas maka akan semakin banyak hasil kerja yang dapat diselesaikan dan sebaliknya.
Dengan demikian setiap pekerja harus mengetahui waktu normal dan waktu standar yang ditentukan oleh perusahaan untuk menyelesaikan pengerjaan satu unit keluaran.
Pada dasarnya waktu standar ( Standart Time ) adalah siklus waktu yang diperlukan oleh seorang tenaga kerja untuk menyelesaikan satu unit operasi atau kegiatan dengan mempergunakan metode kerja yang dianjurkan sesudah memperhitungkan keluangan waktu yang diizinkan untuk melakukan kegiatan pribadi yang dibolehkan seperti ketoilet dan melemaskan otot ditempat duduk.
Selanjutnya juga dikenal waktu normal (Normal
Time ) yaitu waktu rata rata yang secara normal dapat
dicapai oleh tenaga kerja pada umumnya untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan atau bagian dari
pekerjaan dengan mempergunakan metode kerja yang
dianjurkan.
Dengan membandingkan waktu aktual (Actual Time)
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan waktu
normal tersebut, maka kita dapat menemukan level
kinerja seseorang (performance rating).
Tenaga
kerja
Waktu normal
(mnt)
Waktu aktual
(mnt)
Level kinerja
A
B
C
D
9.9
9.9
9.9
9.9
9.0
10.0
11.0
9.0
110%
99 %
90 %
110 %
Rata-rata 9.9 9.75 101.54 %
Contoh Tabel : Waktu Aktual, Waktu Normal, dan Level Kinerja
Pada tabel menunjukkan bahwa level kinerja rata
rata dari empat orang pekerja adalah 101.54 %,
waktu aktual rata rata 9.75 menit perunit dan waktu
normal rata rata adalah 9.9 menit perunit
Rumus : Tn = t (1+ r) dan Ts = Tn
1- Allowence time
Ket:
Tn = Waktu Normal
Ts = Waktu Standar
t = Waktu pengerjaan rata-rata
r = Level Kinerja – 1
Untuk contoh diatas maka r = 101.54 – 1 = 0.0154
100
Tn = 9.75 (1+ 0.0154) = 10.78 Menit
Bila kelonggaran waktu (Allowence time ) adalah 15 % maka Ts = 10.78 =12.68 menit
1 - 0.15
Standar kerja diperlukan untuk menentukan hal hal berikut:
1. Kandungan tenaga kerja untuk satu unit produk yang diproduksi.
2. Kebutuhan untuk menentukan jumlah pekerja yang dibutuhkan oleh organisasi atau pabrik.
3. Estimasi biaya dan waktu sebelum produksi dilakukan.
4. Banyaknya operator yang diperlukan dan keseimbangan beban kerja dilini pengerjaan.
5. Produksi yang diinginkan.
6. Dasar dari rencana sistem insentif
7. Efisiensi SDM Pabrik
2008/2009 15
TANTANGAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
EKSTERNAL
1. PERUBAHAN YANG CEPAT
2. KERAGAMAN TENAGA KERJA
3. GLOBALISASI
4. PERATURAN PEMERINTAH
5. PERKEMBANGAN PEKERJAAN
6. KEKURANGAN TENAGA KERJA TERAMPIL
INTERNAL
1. POSISI ORGANISASI DALAM BISNIS YANG KOMPEETITIF
2. FLEKSIBILITAS
3. PENGURANGAN TENAGA KERJA
4. RESTRUKTURISASI
5. BISNIS KECIL
6. BUDAYA ORGANISASI
7. TEKNOLOGI
8. SERIKAT PEKERJA
INDIVIDU/PROFESIONAL
1. KESERASIAN ANTARA PEKERJA DENGAN ORGANISASI
2. TANGGUNG JAWAB ETHIS DAN SOSIAL
3. PRODUKTIVITAS
4. PELIMPAHAN WEWENANG
5. PENYALURAN BUAH PIKIRAN
LAINNYA
1. KELEMAHAN MANAJEMEN DALAM MENGEM-BANGKAN ORGANISASI AGAR MENJADI KOMPETITIF DALAM MEWUJUDKAN EKSIS-TENSINYA
2. BANYAK MANAJER YANG TAK MELAKSA-NAKAN TANGGUNG JAWABNYA DALAM MENGELOLA SDM DI LINGKUNGANNYA
3. SULIT MENEMUKAN PETUGAS MSDM YANG MEMILIKI KEMAMPUAN MENYELARASKAN ANTARA STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN DENGAN STRATEGI SDM
Manajemen sumber daya manusia strategis – MSDM (strategic human resource management – SHRM) Dapat dianggap sebagai “suatu pola penyebaran SDM yang direncanakan serta aktivitas-aktivitas yang dimaksudkan untuk memungkinkan suatu organisasi agar dapat mencapai sasaran-sasarannya.” Selama pelaksanaan strategi (strategy implementation), organisasi mengikuti strategi yang dipilihnya. Dalam hal, ini terdiri atas struktur organisasi, mengalokasikan berbagai sumber daya, memastikan bahwa perusahan memiliki para karyawan yang terampil untuk ditempatkan, serta mengembangkan sistem-sistem pengargaan yang menyelaraskan perilaku dengan sasaran-sasaran strategis organisasi. Kedua tahap manajemen organisasi tersebut harus dijalankan secara efektif. Proses tersebut melibatkan proses peredaran informasi dan pengambilan keputusan yang tetap.
PELAKSANAAN STRATEGI
Ada lima variable penting yang menetukan keberhasilan pelaksanaan strategi:
• Struktur organisasi
• Perancanagan tugas: seleksi, pelatihan, dan pengembangan orang
• Sistem-sistem penghargaan
• Jenis-jenis informasi dan
• Sistem informasi
Dalam hal MSDM memiliki tanggung jawab tiga dari lima variable
pelaksanaan yaitu: tugas, orang dan system penghargaan. Disamping pula
dapat mempengaruhi dua variable yang tersisa yakni: strutur dan informasi
serta proses-proses keputusan. Agar tugas dapat dilaksanakan secara sukses
maka harus dirancang dan dikelompokkan dalam pekerjaan dengan cara
yang efisient dan efektif
Variabel-variabel yang harus dipertimbangkan
pada pelaksanaan strategi
Struktur organisas
i
Jenis-jenis
informasi
Strategi pasar
produk
System-sistem penghargaan
Seleksi, pelatihan,
dan pengemba
ngan orang
Perancangan tugas
Kiner ja
Model Proses Manajemen Strategis
Misi Sasaran
Pilihan strategi
Kebutuhan sumber daya manusia Keterampilan Perilaku Budaya
Analisis eksternal Peluang Ancaman
Kemampuan sumber daya manusia Keterampilan Kemampuan pengetahuan
Tindakan sumber daya manusia Perilaku Hasil
(Produktivitas, kemangkiran, dan tingkat perputaran
Kinerja perusahaan Produktivitas Kualitas Profitabilitas
Praktik-praktik SDM Rekrutmen Analisis pekerjaan Pelatihan Perancangan Manajemen pekerjaan kinerja Seleksi Hubungan Pengembangan tenaga kerja Struktur Hubungan pembayaran antar karyawan Insetif Tunjangan
Analisis internal Kekuatan kelemahan
Perumusan Strategi
Pelaksanaan Strategi
Strategi-strategi Dadakan
Evaluasi
Strategi
Pelaksanaan Strategi
Praktik-praktik SDM Rekrutmen Analisis pekerjaan Pelatihan Perancangan Manajemen pekerjaan kinerja Seleksi Hubungan Pengembangan tenaga kerja Struktur Hubungan pembayaran antar karyawan Insetif Tunjangan Pilihan
strategi Kebutuhan sumber daya manusia Keterampilan Perilaku Budaya
Kemampuan sumber daya manusia Keterampilan Kemampuan Pengetahuan
Tindakan sumber daya manusia Perilaku Hasil (produktivitas, kemangkiran, dan tingkat perputaran)
Kinerja perusahaan Produktivitas Kualitas profitabilitas
Strategi-strategi dadakan
MANAJEMEN RANTAI
PASOKAN
PERTEMUAN 13
A. PENDAHULUAN
Konsep produksi modern dewasa ini menganut
prinsip orientasi pasar. Karena itu, kegiatan produksi
antara lain bertujuan memenuhi dan atau melampaui
pengharapan konsumen.
Departement pabrikasi dipandang berhasil jika mereka
berhasil membangun hubungan kemitraan yang saling
menguntungkan dengan pemasok (pasar bahan) dan
para pelanggannya.
Manajemen rantai pasokan (Supply
Chain Management / SCM)
Maka sekarang dikembangkan suatu konsep yang disebut manajemen rantai pasokan (Supply Chain Management / SCM) konsep ini berawal dari konsep rantai nilai (Value Chain). Rantai nilai merupakan konsep yang mengajarkan bahwa tujuan utama usaha bisnis untuk mewujudkan laba diproses dan diwujudkan melalui kerjasama antara aparatur operasi dan aparatur penunjang.
Produk yang harus diproses atau disediakan memerlukan kerjasama berbagai pihak pelaksana kegiatan langsung yaitu
1. Pemasok yang akan mendukung terselenggaranya logistik masuk.
2. Fungsi operasi / departement pabrikasi yang akan melakukan pengelolaan atas masukan menajdi keluaran.
3. Fungsi distribusi dan penggudangan yang akan menyimpan dan mengatur distribusi keluaran itu kepasar.
4. Fungsi pemasaran dan penjualan yang akan memasarkan atau menjual produk yang dihasilkan atau disediakan sejak dari gudangperusahaan sampai ketangan konsumen.
5. Fungsi layanan pelanggan (customer service) merupakan fungsi yang harus membina hubungan dengan para pelanggan.
manajemen rantai pasokan (Supply
Chain Management / SCM)
• Definisi: – Proses terintegrasi sejumlah entitas usaha yang
bekerjasama untuk:
• Memperoleh bahan mentah
• Mengubah bahan mentah menjadi produk akhir
• Mengirim produk akhir ke retailer
• Entitas yang terlibat: – Pemasok
– Manufakturer (produser)
– Distributor
– Retailer
Pelaksanaan aktivitas operasi tersebut memerlukan
dukungan dari pihak aparatur pendukung yang lazim
disebut fungsi staf (back office function), fungsi
pendukung itu mencangkup :
1. Infrastruktur
2. Manajemen SDM
3. Pengembangan Teknologi
4. Pengadaan Sumber Daya
B. MEMAHAMI MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
Manajemen Rantai Pasokan (SCM) adalah proses perencanaan, penerapan, dan pengendalian operasi dari rantai pasokan dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan pelanggan seefisien mungkin.
Faktor kompetitif dan strategis yang dapat memberikan manfaat untuk penerapan sistem manajemen rantai pasokan dengan baik adalah sebagai berikut :
1. Pemenuhan kebutuhan (Fulfillment)
Aktivitas yang berhubungan dengan kepastian kecukupan kuantitas dari komponen yang diperlukan.
2. Logistik (logistic)
Aktivitas yang berhubungan dengan pengadaan
sediaan bahan atau komponen yang diperlukan
3. Produksi (production)
Aktivitas tersebut berhubungan dengan kegiatan
mengelolah bahan menjadi keluaran yang
direncanakan.
4. Pendapatan dan laba ( Revenueand Profit)
Aktivitas tersebut berhubungan dengan aktivitas
pemasaran dan penjualan.
5. Biaya Biaya (Cost)
Aktivitas yang memelihara biaya atas produk dan komponen yang dibuat atau dibeli, berada pada tingkatan biaya atau harga layak diterima.
6. Kerja sama (Cooperation)
Antara mitra rantai pasokan memastikan bahwa semua pihak akan memperoleh manfaat timbal balik.
Russel dan Taylor (2000) menyatakan bahwa suatu rantai pasokan terdiri atas organisasi yang saling berhubungan, sumber daya, dan proses yang menciptakan dan menyerahkan produk dan jasa kepada pelanggan akhir.
Suatu rantai pasokan meliputi semua fasilitas, fungsi dan aktivitas yang terlibat dalam kegiatan produksi dan mengirimkan produk atau jasa yang bersangkutan dari para penyalur kepelanggan.
Tujuan penting dari manajemen rantai pasokan ialah melakukan koordinasi yang baik atas berbagai aktivitas yang berbeda atau menghubungkan semua mata rantai sehingga produk dapat mengalir dengan mulus dan tepat waktu sampai ke pelanggan dan menjamin kelancaran distribusi dari perusahaan kepada para distributor, kemudian ke penyalur hingga produk ketangan konsumen.
1. Tujuan Melakukan Evaluasi biaya logistik
2. Alternatif
yang tersedia
Semua via
udara Kombinasi truk –angk.air Kombinasi rel-angk .air
a.Transportasi
b.Persediaan
c.Administrasi
d.Bea/cukai
e.Resiko dll
a.Transportasi
b.Persediaan
c.Administrasi
d.Bea/cukai
e.Resiko dll
a.Transportasi
b.Persediaan
c.Administrasi
d.Bea/cukai
e.Resiko dll
Berbasisis nilai-berbasis berat-berbasisfrekuensi
Buat matriks biaya, presentasi biaya logistik dll
Gambar : Model evaluasi pemilihan angkutan
3.K
riteria
eva
luasi
4. Penggolongan
kembali
5. Perhitungan
E. RANTAI PASOKAN DAN PERTIMBANGAN EKONOMI
Pertimbangan dari sisi ekonomi dalam rantai pasokan
banyak berkaitan dengan kapasitas produksi,
berhubungan dengan kapasitas maka perusahaan
menghadapi alternatif pilihan yaitu :
1. Membuat sendiri atau membeli komponen atau
produk yang dibutuhkan.
2. Menggunakan kapasitas sendiri atau memakai
kapasitas luar
Supply chain • Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan
yang bekerja secara bersama-sama untuk membuat dan menyalurkan produk atau jasa kepada konsumen akhir. Rangkaian atau jaringan ini terbentang dari penambang bahan mentah (di bagian hulu) sampai retailer / toko (pada
bagian hilir).
Supply chain • Ada 3 macam hal yang harus dikelola dalam supply chain
yaitu :
– Pertama, aliran barang dari hulu ke hilir. contohnya bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik, setelah produksi selesai dikirim ke distributor, pengecer, kemudian ke pemakai akhir.
– Kedua, aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu dan
– Ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya.
Supply chain
Supply chain • Dalam kondisi nyata tidak sesederhana sebagaimana diatas,
contoh sebuah produk sederhana yaitu biskuit kaleng.
• Pihak yang terlibat dalam supply chain biskuit kaleng tersebut adalah :
1. penghasil gandum
2. penghasil tebu
3. penghasil garam
4. penghasil aluminium
5. pabrik tepung terigu
6. pabrik gula
7. distributor garam
8. pabrik kaleng
9. pabrik biskuit
10. distributor biskuit
11. supermarket
12. perusahaan transportasi dan pergudangan.
Supply chain Skema hubungan yang bisa dibentuk adalah sebagai
berikut :
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
10
11
11
11
11
Lingkup SCM Bagian Lingkup kegiatan antara lain
Pengembangan
Produk
Melakukan riset pasar, merancang produk baru, melibatkan
supplier dalam perancangan produk baru
Pengadaan Memilih supplier mengevaluasi kinerja supplier, melakukan
pembelian bahan baku dan komponen, memonitor supply risk,
membina dan memelihara hubungan dengan supplier
Perencanaan dan
Pengendalian
Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan
kapasitas, perencanaan produksi dan persediaan
Produksi Eksekusi produksi, pengendalian kualitas
Distribusi Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan pengiriman,
mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa
pengiriman, memonitor service level di tiap pusat distribusi
Pengembangan Produk • Sangat penting terutama bagi industri inovatif seperti industri
garmen, komputer, elektronik, packaging, dsb. Hal ini dikarenakan product life cycle-nya pendek.
• Menghasilkan sebuah rancangan produk bisa memakan waktu dan biaya yang sangat besar, padahal disisi lain perusahaan dituntut untuk bisa menghasilkan rancangan dalam waktu cepat dan biaya yang murah.
Pengembangan Produk • Dalam merancang perusahaan harus mempertimbangkan
beberapa hal :
• Pertama, aspirasi atau keinginan pelanggan, oleh karena itu dibutuhkan riset pasar yang memadai.
• Kedua, produk yang dirancang harus mencerminkan ketersediaan dan sifat-sifat bahan baku. Dalam praktek SCM modern, melibatkan supplier adalah kunci dalam proses perancangan produk baru.
Pengembangan Produk
• Ketiga, fasilitas produksi yang akan dimiliki atau dibangun, jadi aspek manufacturability perlu dipertimbangkan.
• Keempat, produk yang dirancang harus sedemikian rupa sehinga kegiatan pengiriman mudah dilakukan dan tidak menimbulkan biaya-biaya persediaan yang berlebihan disepanjang suppply chain.
• Kelima, aspek lingkungan, dituntut rancangan yang ramah lingkungan dan mudah didaur ulang.
PERTEMUAN 14
Pemeliharaan Mesin dan Fasilitas produksi
PEMELIHARAAN
(MAINTENANCE) KEGIATAN UNTUK MEMELIHARA ATAU MENJAGA FASILITAS/
PERALATAN PABRIK DAN MENGADAKAN PERBAIKAN ATAU
PENYESUAIAN/ PENGGANTIAN YANG DIPERLUKAN AGAT TERDAPAT
SUATU KEADAANA OPERASI PRODUKSI YANG MEMUASKAN SESUAI
DENGAN APA YANG DIRENCANAKAN.
TUJUAN UTAMA MAINTENANCE:
• KEMAMPUAN BERPRODUKSI, OUTPUT TEPAT WAKTU
• MENJAGA KUALITAS
• MENJAGA BARANG MODAL AGAR AWET
• FUNGSI KERJA SAMA – KEUNTUNGAN
• BIAYA MAINTENANT RELATIF RENDAH (PREVENTIV >< COrRECTIVE)
JENIS MAINTENANCE:
- PREVENTIVE
- CORRECTIVE
• Pengertian perawatan ( maintenance ) diartikan kegiatan
untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan
pabrik dan mengadakan kegiatan pemeliharaan, perbaikan
penyesuaian, maupun penggantian sebagian peralatan
yang diperlukan agar sarana fasilitas pada kondisi yang
diharapkan dan selalu dalam kondisi siap pakai.
Asalkata: to maintain
• Arti: (1) memelihara
• Arti: (2) merawat
• Arti: (3) menjaga
Apa yang di maintain?
– mesin/peralatan: supaya tidak rusak
– performance (kualitas, kuantitas, efisiensi): supayamemenuhi
kriteria
– aspek keselamatan: supaya tidak membahayakan personil
– aspek lingkungan: supaya tidak mencemari lingkungan
Tujuan Perawatan.
1. Memperpanjang usia kegunaan aset. Hal ini
terutama penting di negara berkembang karena
kurangnya sumber daya modal untuk
penggantian.
2. Menjamin ketersediaan optimum peralatan
yang dipasang untuk produksi, antara lain :
– Selalu siap bila diperlukan sesuai dengan
rencana
– Tidak rusak selama produksi berjalan.
– Dapat bekerja dengan efisien dan kapasitas
yang diinginkan.
3. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh
peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat
setiap waktu, misalnya unit cadangan , unit
pemadam kebakaran dan sebagainya.
4. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan
sarana tersebut. Menghemat waktu, biaya dan
material karena peralatan terhindar dari kerusakan
besar.
5. Kerugian baik material maupun personel akibat
kerusakan dapat dihindari sedini mungkin, karena
terjadinya kerusakan da atau timbulnya kerusakan
tambahan akibat kerusakan awal dapat segera
dicegah.
Keuntungan – keuntungan dari
perawatan yang baik
1. Berkurangnya kemungkinan terjadinya
perbaikan darurat.
2. Tenaga kerja pada bidang perawatan dapat
lebih efisien.
3. Kesiapan dan kehandalan dapat lebih efisien.
4. Memberikan informasi kapan peralatan perlu
diperbaiki atau diganti.
5. Anggaran perawatan dapat dikendalikan.
Kategori Mesin/Peralatan
Produksi
Ditinjau dari tingkat kerumitan, harga, peranan dan
resiko dalam suatu mata rantai produksi, mesin
digolongkan atas :
1.Critical
2.Essential (Potentially critical)
3.General Purpose (Non critical)
• Kategori ini untuk menentukan strategi
perawatan yang cocok.
1. Mesin “Critical”
• Kalau rusak dapat membahayakan
• Kalau rusak proses produksi terganggu
• Investasi mahal
• Biaya perbaikannya mahal (misal: high
speed turbine)
• Waktu untuk perbaikan lama
2. Mesin “General Purpose”
• Kalau rusak tidak membahayakan
• Kalau rusak tidak mengganggu proses
produksi
• Investasi tidak mahal
• Biaya perbaikan tidak mahal
• Mempunyai unit cadangan
• Tidak mengakibatkan kerusakan sekunder
Mesin Essential (Potentially Critical)
• Di antara mesin critical dan general purpose.
PROSES INDUSTRI
PROSES INDUSTRI:
ADALAH METODE DAN TEKNIK UNTUK MENCIPTAKAN ATAU MENAMBAH
KEGUNAAN SUATU BARANG ATAU JASA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER-
SUMBER (MESIN, TENAGA KERJA, BAHAN-BAHAN DAN DANA) YANG ADA.
JENIS PROSES INDUSTRI:
TERUS MENERUS KEBAIKAN ><
KEBURUKAN
TERUS MENERUS LETAK MESIN VOOLGROUPE MESIN BERSIFAT KHUSUS ARBEID AAN DE LOPEN DE BAND
TERPUTUS-PUTUS LETAK MESIN DEPARTMENTAL MESIN BERSIFAT UMUM
PROSES INDUSTRI
TERPUTUS-PUTUS
CIRI-CIRI
PENGARUH OTOMATISASI TERHADAP MANAJEMEN: PEMIKIRAN MANAJEMEN:
1. TERSEDIANYA PASAR YANG LUAS MANAJEMEN PEMASARAN
2. DIPERLUKAN TENAGA AHLI TRAINING
3. TIDAK FLEKSIBEL PERUBAHAN OTOMATISASI AKAN
MENDATANGKAN PERUBAHAN
ALASAN PENGGANTIAN MESIN
1. UMUR TEKNIS
2. UMUR EKONOMIS
IN ADEQUASY
KETIDAKMAMPUAN MESIN MELAYANI PENINGKATAN PERMINTAAN
OBSOLESENCE
KEUSANGAN MESIN KARENA ADANYA TEMUAN-TEMUAN TEKNOLOGI BARU
><
METODE PENGGANTIAN MESIN
Pengklasifikasian Perawatan
Preventive Maintenance
• Preventive Maintenance adalah salah satu
komponen penting dalam aktivitas perawatan
(maintenance).
• Preventive maintenance adalah aktivitas
perawatan yang dilakukan sebelum terjadinya
kegagalan atau kerusakan pada sebuah sistem
atau komponen, dimana sebelumnya sudah
dilakukan perencanaan dengan pengawasan
yang sistematik, deteksi, dan koreksi, agar
sistem atau komponen tersebut dapat
mempertahankan kapabilitas fungsionalnya.
Pekerjaan-pekerjaan Dasar Pada
Perawatan Preventif
a. Inspeksi.
• Pekerjaan inspeksi dibagi atas inspeksi bagian
luar dan inspeksi bagian dalam.
• Inspeksi bagian luar dapat ditujukan untuk
mengamati dan mendeteksi kelainan-kelainan
yang terjadi pada mesin yang sedang
beroperasi, misalnya: timbul suara yang tidak
normal, getaran, panas, asap dan lain-lain.
• Inspeksi bagian dalam ditujukan untuk
pemeriksaan elemen-elemen mesin yang
dipasang pada bagian dalam seperti: roda gigi,
ring, paking, bantalan dan lain-lain.
b. Perencanaan dan Penjadwalan.
• Suatu jadwal program perawatan perlu
disiapkan dan harus ditaati dengan baik.
Program perawatan harus dibuat secara
lengkap dan teperinci menurut spesifikasi
yang diperlukan, seperti adanya jadwal
harian, mingguan, bulanan, tiap tiga bulan,
tiap setengah tahun, setiap tahun dan
sebagainya.
c. Pencatatan dan Analisis.
Catatan-catatan yang perlu dibuat untuk
membantu kelancaran pekerjaan
perawatan ini adalah:
1. Buku manual operasi.
2. Manual instruksi perawatan.
3. Kartu riwayat mesin.
4. Daftar permintaan suku cadang.
5. Kartu inspeksi.
6. Catatan kegiatan harian.
7. Catatan kerusakan, dan lain-lain. • Catatan-catatan ini akan banyak membantu dalam menentukan
perencanaan dan keputusan-keputusan yang akan diambil.
Analisis yang dibuat berdasarkan catatan-
catatan tersebut akan membantu dalam hal:
– Melakukan pencegahan kerusakan daripada
memperbaiki kerusakan yang terjadi.
– Mengetahui tingkat kehandalan mesin.
– Menentukan umur mesin.
– Memperkirakan kerusakan mesin dan
merencanakan untuk memperbaikinya
sebelum terjadi kerusakan.
– Menentukan frekuensi pelaksanaan inspeksi.
– Menentukan untuk pembelian mesin yang
lebih baik dan cocok berdasarkan
pengalaman masa lalu.
Keuntungan-keuntungan dari Perawatan
Preventif • Waktu terhentinya produksi menjadi berkurang.
• Berkurangnya pembayaran kerja lembur bagi tenaga
perawatan.
• Berkurangnya waktu untuk menunggu peralatan yang
dibutuhkan.
• Berkurangnya pengeluaran biaya untuk perbaikan.
• Penggantian suku cadang yang direncanakan dapat
dihemat kebutuhannya, sehingga suku cadang selalu
tersedia di gudang setiap waktu.
• Keselamatan kerja operator lebih tinggi karena
berkurangnya kerusakan.
Perawatan Korektif
• Perawatan korektif adalah tindakan perawatan
yang dilakukan untuk mengatasi kerusakan-
kerusakan atau kemacetan yang terjadi
berulang kali.
• Prosedur ini diterapkan pada peralatan atau
mesin yang sewaktu-waktu dapat rusak.
• Dalam kaitan ini perlu dipelajari penyebabnya-
penyebabnya, perbaikan apa yang dapat
dilakukan, dan bagaimanakah tindakan
selanjutnya untuk mencegah agar kerusakan
tidak terulang lagi.
usaha untuk mengatasi kerusakan
1.Merubah proses
2.Merancang kembali komponen yang gagal
3.Mengganti dengan komponen baru atau yang
lebih baik
4.Meningkatkan prosedur perawatan preventif.
Sebagai contoh, melakukan pelumasan sesuai
ketentuannya atau mengatur kembali frekuensi
dan isi daripada pekerjaan inspeksi
5.Meninjau kembali dan merubah sistem
pengoperasian mesin. Misalnya dengan merubah
beban unit, atau melatih operator dengan sistem
operasi yang lebih baik, terutama pada unit-unit
khusus.
• Perawatan Berjalan
Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika
fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja.
Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-
peralatan yang harus beroperasi terus dalam
melayani proses produksi.
• Perawatan Prediktif
• Perawatan prediktif ini dilakukan untuk
mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan
dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem
peralatan. Biasanya perawatan prediktif
dilakukan dengan bantuan panca indra atau
alat-alat monitor yang canggih.
tiga cara untuk mengantisipasi kerusakan
1. Perbaikan (repair),
2. Perbaikan secara menyeluruh (overhaul)
3. Penggantian peralatan tersebut (replacement).
Permasalahan yang paling utama dalam
pengambilan keputusan overhaul dan repair
ditentukan dalam hal berikut :
– Interval waktu antara setiap overhaul.
– Tingkatan ketika suatu peralatan/ mesin
harus memperoleh perlakuan repair atau
overhaul.
• Kita punya armada motor (untuk
• ojek).
• Tujuan komersial: untung rugi
• merupakan pertimbangan penting.
• Motor harus dijaga supaya tetap
• produktif dan tidak rewel.
• Melibatkan banyak orang: perlu
• digaji, perlu koordinasi.
• Inventarisasi: merek motor, tahun
• pembuatan, jadwal
• pengoperasian, jadwal perawatan
WHAT IS MAINTENANCE?
Yang kita lakukan (elemen aktifitas perawatan)
– Membersihkan (lap, cuci)
– Memeriksa (dapat dilakukan sambil membersihkan)
– Mengencangkan (mur/baut, jari2 yang kendor, rantai, memompa
ban, menyetel arah kaca spion, menyetel rem)
– Melumasi (rantai, kabel rem, pedal rem)
– Menyediakan suku cadang (bohlam, busi)
– Perbaikan ringan (dilakukan sendiri)
– Perbaikan berat (dilakukan oleh bengkel)
Tujuan
– Supaya performancenya tetap baik (performance mesin, tampilan)
– Aman dikendarai
– Tidak mencemari lingkungan
WHAT IS MAINTENANCE?
• Untuk suatu pabrik apa yang dilakukan dan tujuannya serupa dgn
untuk motor.
• Jumlah orang yang terlibat lebih banyak
• Jumlah dana lebih banyak
• Aspek komersial memerlukan pengorganisasian semua kegiatan:
– Strategi perawatan
– Penugasan & koordinasi
– Inventarisasi aset dan SDM
– Penyediaan suku cadang
– Pembelian barang dan jasa
– Sistem informasi
– Perencanaan perawatan/perbaikan
– Penjadwalan perawatan/perbaikan
WHAT IS MAINTENANCE?
PERTEMUAN 15
TUGAS