Upload
tyaseta-sardjono
View
852
Download
37
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Sumber : Seri kajian Filsafat Barat Epistemologi fundasional Isu-isu teori pengetahuan Filsafat ilmu pengetahuan dan metodologi Dr.Akhyar Yusuf Lubis Bogor : Akademia, 2009
Citation preview
Rasionalisme Klasik dan Modern
Tyaseta
Rasionalisme adalah satu aliran filsafat yang berpendapat bahwa akal budi
(rasio) merupakan sumber utama ilmu pengetahuan.
Beberapa ajaran pokok yakni
1.Melalui proses pemikiran abstrak kita dapat mencapai kebenaran fundamental yang tidak dapat disangkal mengenai apa yang ada beserta strukturnya dan mengenai alam semesta pada umumnya.2.Realitas serta beberapa kebenaran tentang realitas dapat dicapai tanpa menggunakan metode empiris.3.Pikiran mampu mengetahui beberapa kebenaran tentang realitas, mendahului pengalaman apapun.4.Rasio adalah sumber utama ilmu pengetahuan5.Kebenaran tidak diuji melalui verifikasi indrawi tapi melalui kriteria konsistensi logis.6.Alam semesta (realitas) mengikuti hukum-hukum alam yang rasional karena merupakan sebuah sistem yang dirancang secara rasional yang aturannya sesuai dengan logika.
KlasikMenurut Plato, realitas yang senantiasa berubah adalah dunia fasis (fenomena alam), sedangkan realitas yang sempurna yang tidak berubah terdapat dalam ‘dunia idea’.
Bagi Plato (Meyer, 1950) ada pengetahuan yang sempurna, ada kebaikan sejati, ada kebenaran abadi, yang tidak dapat dijangkau oleh setiap orang. Pengetahuan yang benar (empirisme) haruslah memenuhi dua kriteria : 1. Pengetahuan itu harus pasti, 2.Pengetahuan itu harus tentang realitas yang sempurna dan abadi.
Doxa dan EpistemeDalam buku republic, Plato mengungkapkan adanya pengetahuan sejati, dan tingkatan pengetahuan. Perkembangan pemikiran dari tidak tahu menjadi tahu dapat ditempuh melalui doxa (pendapat, opini) yang memiliki objek yakni obyek nyata yang dapat dipersepsi (doxata) dan episteme (pengetahuan sejati) yang memiliki objek ‘noeta’ yaitu obyek yang berhubungan dengan ‘yang asli’ atau ‘arkhai’.
Berdasarkan objeknya, pengetahuan dapat diurutkan menjadi :Objek pikiran
Dunia idea/kebajikan tertinggi D. NoesisIde/Bentuk C. Dianoya
Objek matematis pikiran
Dunia Fenomenal B. Pistis (commonsense) Image A. Eikasia (imagi semata)
Allegori Gua PlatoDalam buku yang sama seperti diatas, terungkap bahwa alegori gua membawa mistisme pada orang-orang tahanan yang terbelenggu dan melihat serta menganggap sebuah realita dari cahaya yang masuk sebagai bayangan benda atau makhluk yang lewat di sekitar pintu gua yang terpantul di tembok/dinding. Hal ini relavan dengan situasi kehidupan yang sekarang yang digunakan sebagai :
1. Kritik tajam atas kehidupan/pemahaman yang dangkal.2. Kiasan kehidupan politis dimana mereka berbicara seenaknya dan mengurung diri dalam gua/bayangan ideologi dan teori-teorinya.3. Kritik terhadap pandangan realisme naif yang menganggap pernyataan kita sebagai sesuatu penjelasan tentang realitas yang sesungguhnya.4. Perlunya ada seorang ilmuwan yang merdeka dari bayangan dan ilusi-ilusi lalu memberikan pencerahan dan membantu masyarakat keluar dari berbagai dogmatisme, ketertutupan dan ketidakbenaran.
Pandangan tentang manusiaManusia bersifat dualistik, yang memisahkan antara jiwa, roh, pikiran dengan tubuh. Dimana jika manusia meninggal, roh akan tetap eksis dan kembali ke asalnya (dunia idea).Ada tiga elemen kodrat (esensi) dasar manusia yaitu akal budi, jiwa, dan hasrat akal budi bersifat teoritis dan praktis sekaligus.
Fungsi/bagian jiwa Kias dalam masyarakat
To logisticon, fungsi rasional;
Keutamaannya kebijaksanaan; tempatnya di
kepala
Para pemimpin, filsuf yang memiliki
pengertian tentang yang baik/keutamaan dan
kebiajksanaan
Tot hymoledes = fungsi kebenaran kehendak
(will), keutamaannya keberanian, tempatnya
di dada
Para pembantu dan prajurit, menjaga
keamanan negara, keutamaannya kegagahan
To pithymeion – fungsi keinginan, hawa-
nafsu, tepatnya di perut
Para petani dan pekerja yang menanggung
kebutuhan kehidupan negara (polis),
keutamaannya pengendalian diri
Rasionalisme Zaman ModernRene Descartes
Rasionalisme dalam pembicaraan sehari-hari diartikan sebagai upaya untuk
mempertimbangkan segala hal di bawah pertimbangan akal budi (rasio).
Rasionalisme Zaman ModernRene Descartes
Pandangan tentang TuhanAdanya Tuhan sebagai penjamin (prinsip dasar) bagi
keberadaan alam. Sebagai manusia religius ia menempatkan Tuhan pada tempat yang tinggi sebagai
‘Ada’-nya zat yang tidak terbatas dan sempurna. Gagasan mengenai Tuhan mungkin berasal dari Tuhan sendiri, yang
setara dengan gagasan besar itu. Keberadaan Tuhan diwadahi dalam gagasan itu sendiri. Pembuktian ini disebut
dengan ontologis.
Rasionalisme Zaman ModernRene Descartes
Masalah tubuh dan jiwa
Descartes menolak gagasan Aristoteles mengenai jiwa sebagai suatu yang menjiwai/menggerakkan badan.
Pandangannya lebih dekat dengan pandangannya Plato yang dualis. Dualismenya bertumpu pada asumsi tertentu
yaitu rasio adalah substansi ‘nonjasmani’ yang berbeda/terpilah dengan tubuh namun ia menolak
pandangan Plato kalau tubuh adalah ilusi. Ide-ide bawaan
Descartes menerima ide-ide bawaan yang ada bersama kita lahir yaitu Tuhan, ego. Selain mengenai pandangan
rasionalisme, ia juga mengemukakan adanya tiga ide-ide bawaan (innate ideas) yaitu idea pemikiran, idea Allah
sebagai wujud yang sempurna, idea keluasan.
Rasionalisme Zaman ModernRene Descartes
Metode keraguan dan fundasionalisme metodologi
Descartes meyakini adanya kesatuan metode dan kebenaran. Dalam Discours de la methode ia mengajukan prinsip metodologis berupa 4 aturan yang dapat menjamin kebenaran dan kepastianJangan menerima apapun sebagai hal yang benarMenganalisis agar dapat memecahkan masalah lebih mudah dan lebih baikMenata masalah dari yang paling sederhana dan mudah dimengerti baru sedikit demi sedikit ke tingkat yang lebih kompleks dan sulit.Merinci keseluruhan dan mengevaluasi kembali secara umum sampai yakin akan kesimpulan tanpa mengabaikan satu masalahpun.
Baruch Spinoza (1632-1677) dan Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716)
Spinoza menolak dualisme Descartes dengan mengemukakan bahwa substansi tubuh dan jiwa sesungguhnya merupakan dua substansi yang berbeda. Ia menyatakan hanya ada satu
substansi : “Deus sive natura” (Tuhan dan alam adalah satu dan sama). Keluasan adalah atribut Tuhan sebagai substansi yang tidak terhingga,
sedangkan pikiran merupakan atribut dari substansi yang tunggal yaitu Allah.
Goerge Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831)
Sumber pemikiran Hegel dipengaruhi oleh pemikiran Immanuel Kant yang memadukan rasionalisme Prancis dengan Inggris. Ia juga dipengaruhi idealisme dan romantisme filsafat Jerman.Kaidah dialektika : Hegelian Dialectic-Ide LogisSeluruh sistem filsafat Hegel terdiri dari ‘triade-triade’ yaitu rangkaian proses dialektis tiga tahap :Tesis : suatu konsep universal yang abstrak sebagai titik tolakAntitesis : kontradiksi atas tesisSyntesis : penyatuan konsep yang bertentangan (tesis-antitesis)
Filsafat rohTesis : roh subjektif (kerja batin/akal budi)
Antitesis : roh objektif (objektivikasi akal/budi dalam institusi sosial-politik)
Sintesis : roh absolut (berwujud dalam seni, agama, dan filsafat)
Filsafat alam
Tesis : ide logis yang mendasar alamAntitesis : alam nonrasional
Sintesis : roh absolut
Teori tentang realitas (metafisika) HegelRalitas adalah rasional, logis dan spiritual
yang merupakan totalitas konseptual; pemikiran absolut, struktur terpadu.
Prinsip kontradiksi
“Logika formal bukanlah filsafat dan tidak boleh menguasai filsafat.”
Batas RasionalitasEmosi rasionalitas (ketidakmampuan rasio untuk memahami/mengetahui perasaan yang sesungguhnya bergejolak dalam hati nurani)Kosmologis (ketidakmampuan untuk menjelaskan hal-hal yang tidak teratur, tidak rasional, tidak pasti yang terdapat pada fenomena alam dan kehidupan)Eksplikatif rasionalitas (ketidakmampuan penjelasan positivisme ilmiah untuk memahami ilmu humaniora yang sarat dengan keunikan, dinamika, dan heterogenitas)Sosiologis rasionalitas
Habis deeeh