14
Perahu kertas Dina Oleh Adit Dy Suasana Taman Kampus Cerita ini menceritakan kehidupan anak-anak panti dan psikologis yang mereka derita, yang hidupnya (senang,duka, sayang) mereka tak lagi bisa merasakan kebahagian bersama kedua orang tuanya. Cerita ini berawal dari sebuah percakapan. (budi yang lagi duduk-duduk di sebuah taman kampus dengan sedikit bingung dan merenung, dengan sehelai kertas berwarna.dalam kebingunganya tiba-tiba dia di hampiri dengan sesosok gadis kampus tidak lain sahabat budi ) Dila : hai. Budi. Kok diam dan bengong kayak pengusaha ternama yang tidak mampu bayar gaji karyawan saja.bengong knapa loh bud, ? Budi : dasar tukang ganggu suka urusin orang,sana sana ( sambil mendorong dilla) tau nya Cuma menganggu dan menghina. Dila : sensi sekali ni bos,memang berapa karyawan yang belom di gaji ( dilla sambil mengejek Budi : Sana-sana ( sambil mendorng dilla) enggah kau dari muka bumi ini. Dilla : (dilla yang memng sudah tau sikap budi, budi adalah orang yan selalu mau di bujuk2) ayolah teman ceritakan ke dila, ada apa gerangan ini, ndak seperti hari biasanya? Budi : serius mau tau, serius mau bantu,serius mau dengar cerita ku? Dilla : mau..mau..dila serius mau tau, serius mau bantu, serius dengar. Memang apa sich ?

Naskah teater perahu kertas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Naskah teater perahu kertas

Perahu kertas Dina

Oleh Adit Dy

Suasana Taman Kampus

Cerita ini menceritakan kehidupan anak-anak panti dan psikologis yang mereka derita, yang

hidupnya (senang,duka, sayang) mereka tak lagi bisa merasakan kebahagian bersama kedua orang

tuanya.

Cerita ini berawal dari sebuah percakapan.

(budi yang lagi duduk-duduk di sebuah taman kampus dengan sedikit bingung dan merenung,

dengan sehelai kertas berwarna.dalam kebingunganya tiba-tiba dia di hampiri dengan sesosok gadis

kampus tidak lain sahabat budi )

Dila : hai. Budi. Kok diam dan bengong kayak pengusaha ternama yang tidak mampu bayar gaji

karyawan saja.bengong knapa loh bud, ?

Budi : dasar tukang ganggu suka urusin orang,sana sana ( sambil mendorong dilla) tau nya Cuma

menganggu dan menghina.

Dila : sensi sekali ni bos,memang berapa karyawan yang belom di gaji ( dilla sambil mengejek

Budi : Sana-sana ( sambil mendorng dilla) enggah kau dari muka bumi ini.

Dilla : (dilla yang memng sudah tau sikap budi, budi adalah orang yan selalu mau di bujuk2) ayolah

teman ceritakan ke dila, ada apa gerangan ini, ndak seperti hari biasanya?

Budi : serius mau tau, serius mau bantu,serius mau dengar cerita ku?

Dilla : mau..mau..dila serius mau tau, serius mau bantu, serius dengar. Memang apa sich ?

Budi : ( sambil beranjak mau menceritakan apa yan sedang di alaminya) begini dilla. Kamu pernah

tidak,merasakan senag sekali saat bersama kedua orangtua kamu, pernah tidak kamu sadar

kalo mereka itu orng terpenting dalam hidup mu ( budi dengan gaya yang masih mondar-

mandir seperti filasuf dulu)

Dilla : wah,,,knapa pertanyaannya kayak begitu boy ? lagi rindu yach ma ortunya (nada mengejek

lagi),,,cie...cie yang lagi rindu.

Budi : saya serius nih dilla, dasar ini anak tidak pernah ada seriusnya ( sambil memukul kepala dilla

dengan kertas sehelai di tangan budi). Jawab cepat pertanyaan ku tadi, anak manja?

Page 2: Naskah teater perahu kertas

Dilla : hmhmhmhmhmhm ( sambil berpikir untuk menceritakan pengalamannya dan mulai beranjak

dari tempat duduk, sementara budi mengambil posisi duduk) kalo menurut pengalaman dan

analisa ku, orang selalu buang air itu di WC dan makan itu di ruang makan, tidur di kamar

tidur, dan setahuku kamu masih selalu ngompol dan tidur sama mace kamu.

Budi : ( dengan spontan langsung berdiri memotong pembicaraan dilla, dan lagi-lagi memukul dila

dengan kertas itu ) bukan itu tolo’ mana ada nyambungnya dengan keputusan menteri no.1

eeheheeee,,,bukan-bukan, maksud ku pertanyaan ku yang awal tadi ?

Dilla : (sambil mengelus2 kepalanya seperti orang bego) owhhhhhh,, pertanyaan itu toh. Kalo saya

pribadi pernah sekali merasakan senang sama orang tuaku, waktu itu diperayaan ulang

tahunku yang ke 17, sweet,,sweet,,sweet seventeen gitu loch, orangtua bikin surprise, you

now surprise?kejutan boy.waktu itu orangtuaku bikin pesta di rumah tanpa sepengetahuanku

kemudian dikasih kado kucing lucu si pongki nmnnya.dulu itu lagi-lagi suka-sukanya sama

kucing. Kalo masalah mereka penting dalam hidupku, mereka itu penting sekali, ada

pengalaman begini ceritanya lagi menghilang tanpa jejak mulai dari pembokapku sampai si

pongki kucing ku hilang juga. Mereka cuman titip sebuah ( isi surat di tampilakan dengan slide)

surat yang berisi “ dear ananda dilla...maaf sebelumnya, dengan sangat berat ayahanda dan

bunda serta pongki harus pergi beberapa hari. Ini demi tugas ayah dan ibu, untuk menjunjung

nilai kepatuhan kepada tuhan yang maha esa ( dibaca : kepada orang tua). Nenek minta

dikunjungi untuk beberapa hari, mengingat keputusan menteri no 6 ) eh,ndak

nyambung....mengingat nenek rindu sama ayah dan bunda terpaksa kami segera menuju ke

rumah nenek. Maaf yach nak, ayah ma bunda tidak ajak dilla, cz dila kuliah. Trims ayah dan

bunda.

Budi : trus, moment senang dan begitu pentingnya dimana Bodoh?

Dilla : yach itu tadi, senang saat ultahku di kasih kado kucing sama ayah dan ibu ku. Kalo maslah

mereka penting dalam hidupku, lihat saja isi suratnya, masa mereka pergi tanpa titip uang

jajan atau uang belanja, kan kita mau shopping, nonton, salon dan nongkrong.

Budi : huuuuuuu,,dasar kamuuuuu, otak kamu tidak pernah normal yach sejak dari SmA (dengan

nada pusing, kemudian budi bertanya lagi) dilla, knpa saya tanya gini ?

Dilla : tanya’ma, atau tanya orang-orang sekitar anda,tentang ada apa hatiku ini (lagi-lagi mengejek).

Memangnya kenapa boy ?

Page 3: Naskah teater perahu kertas

Budi : Tadi sebelum ke kampus, saya bertemu sama anak-anak jalanan di pas lampu merah dekat

mall, kasian lihatnya, mereka rata-rata berumur 3 sampai 5 tahun, dalam pikiranku mereka

umur-umur segitu, seharusnya sekolah kan. Tapi kok mereka malah duduk minta-minta, jualan

koran, trus ada juga yang ngamen. Kasian mereka tidak dapat merasakan sekolah dan masa

kecil yang bahagia.

Dilla: owwwhhh,, itu toh yang bikin bengong dan bingung seharian ini?saya juga pernah merasakan

yang kayak kamu alami.kasian mereka..owh iya,aku punya ide, bagaimana, kalau kita bikin

baksos, BAKMI SOSIS (teriak dengan suara keras ).

Budi : Apa BAKMI SOSis,,Bakti sosial kale ?

Dilla : hehheehhehe,,,(dengan muka tersipu malu) owh,iya saya lupa (sambil menepuk bahu budi)

Budi : Ide bagus tuh, tumben otakmu encer kayak cat,,heheeehehheee.. kalo begitu bagmn kalo kita

tanya tman-tman yang lain.(budi langsung menarik tangan dilla kemudian mencari temannya)

(budi dan dilla, langsung bergegas mencari tman-tman mereka dan akan menceritakan tentang

kegiatan ini)

SUASANA RAPAT

Fade in ( dilla,lara,irwan,fandy, cici, bony) sudah berkumpul di ruangan rapat untukmembahas

kegiatan baksos yang budi usulkan, sementara budi sebagai pimpinan rapat belum juga tiba di

ruangan rapat. Disela-sela ributnya suasana ruangan dari teman2 budi,,tiba-tiba diam karena

pemimpin rapat sudah tiba di ruanngan dengan beberapa propsal di tangannya.

Budi : halo teman-teman, apa kabar? Maaf terlambat habis tdi lagi jilid proposal( sambil

menunjujkakn proposal itu ke teman-temannya)

Teman-teman : ( dengan serentak menjawab) ahhhhhh,, tidak masalah kawan.

Fandy : yang jelas hari ini, kita harus sudah merampungkan pembagian kerja kita, bagamana teman-

teman ?

Teman-teman : (dengan serentak lagi ) setuju,,,,sangat setuju,,,,

Irwan : betul,,,betul,,betul,,,

Page 4: Naskah teater perahu kertas

Budi : (dengan penuh percaya diri akan membuka rapat) assalamu alaikum warahmatullahi

wabarakatu, trima kasih buat temn-tmn sudah datang ke sini, namun di sini kita bukan mau

bhas amandemen UUD seperti yang dilakukan di Majelis atau pun mau bahas rancangan

proklamasi seperti zaman Soekarno dulu. Tapi disini akan bahas mengenai persiapan dan

pembagian kerja kita masing-masing demi terlaksananya kegiatan baksos

nantinya,,,,MERDEKAAAAAAA (dengan suara lantang)

Teman-teman : (dengan serentak),,, MERDEKAAAAAAAAA...

Budi : oke, sebelum kita terlalu jauh membahas masalah rapat ini, mari kita bersama-sama berdiri

sekaligus menyanyikan lagu kebangaan kita bersama (musik dari keong beracun)

Teman-teman : (berdiri dengan tangan kanan di dada)

Budi : Oke terima kasih. Selanjutnya untuk masalah pembagian kerja saya serahkan kepada dilla

untuk membacakan

Dilla : Oke terima kasih pak budi, Laporan Pembagian kerja sesuai dengan keahlian, ketampanan,

dan kecantikan. (dengan suara lantang dan serius) Seksi Acara dipimpin oleh Fandy,Seksi

Humas ada saya sendiri, Seksi sekali,,,ehemehemehe maap, maksud saya seksi konsumsi ada

Lara,dan seksi ketenagakerjaan atau perlengkapan ada irwan dan bony. Bgmana sudah jelas

semua ?

Irwan dan bony : eheheeemem hai sepsi ,,(nada mengejek) mau tanya,,,perlengkapan kerja nya apa

dan knapa saya di tempatkan di sini?

Dila : owh,,,pertanyaan yang sudah ada jawabannya,,,klo maslah penempatan itu sudah jelas,muka

kaliankan sudah sesuai standar SNI, yach mirip-mirip Helm lah jadi sy tempatkan kalian di

seksi perlengkapan,,,hehhehehe (dengan nada mengejek) kerja kalian siapkan semua apa yang

di butuhkan mulai dari pengumpulan barang-barang layak pakai sampai dengan dos-dos untuk

barang bekas nantinya, bgmana sudah mengerti,,? Ada lagi yang mau bertanya?

Irwan dan bOny : (dengan muka bengong, sambil mengelus mukanya yang di bilang mirip

helm),,,oke mengerti

Budi : (budi yang tadi Cuma diam sambil memutar balikkan proposalnya tiba-tiba teriak dengan

semnagat juang 45) bgmana teman-teman, apa kalian siap bekerja semua, demi

kelangsungan hidup org tidak mampu ?

Page 5: Naskah teater perahu kertas

Teman-teman : (Teriak dengan nada 45 seperti saat soekarno usai membacakan proklamasi dulu)

Kami siap,,apapun kami jalani,,,Merdekaaaaaaaaaaaa....

Budi : Oke, sebelum kita meninggalkan ruangan, seperti biasa mari kita berdiri dan menjanjikan mars

andalan kita.

ALL : (Semua berdiri dan tangan di dada)

Budi : terima kasih teman-teman, nanti kita lanjut lagi,,

Fade out (lampu mati dan semua beranjak meninggalkan tempat) sorot lampu ke budi yang masih

tetap berada di ruangan rapat sambil berkata...

Budi : Ya Allah, semoga apa yang aku kerjakan bersama teman-temanku engkau mudahkan

segalanya. Kasian anak-anak jalanan diluar sana, mereka hanya bisa bermimpi untuk cita-cita

mereka, sementara banyak di sekitar saya anak-anak yach memang mampu untuk

mewujudkan mimpinya menyia-nyiakan semuanya karena mengangap dirinya

berkecukupan. Banyak juga tikus kantor yang mengalirkan dana mereka untuk kebutuhan

pribadi mereka.

SUASANA LOBY KAMPUS

Pagi yang cerah di sebuah lobi kampus, seperti cowok-cowok normal kebanyakan. Datang pagi-pagi

ke kampus trus duduk di loby, sambil teriakin cewek yang datang . cewek yang dengan aroma khas

parfum yang mereka kenakan, rambut-rambut basah, baju sepsi mirip taylor swiff dan high heels

mirip Trio Macan. Irwan dan boni si helm kembar itu masuk pada kategori cowok-cowok normal

yang tidak populer di kampusnya. Yang kerjanya tiap hari teriakin cewek sepsi.

(lewat seorang gadis sepsi dengan dandanan menor, baju yang menghentikan waktu sejenak untuk

bervisual/melamun)

Irwan dan Bony : suit,,suit,,suitttt,,,hai sepsi bagi potongan bajunnya donk, untuk di sumbangkan

(nada mengejek) hitung-hitung amal,

Cewek sepsi : memang situ bisa jahit, jahitin donk,,,(dengan body aduhai membuat iler si helm

kembar jatuh)

Page 6: Naskah teater perahu kertas

Irwan : (menjawab pertanyaan sepsi dengan suara gagap sedangkan matanya menuju ke area

pengunugan)ehehhehe,,eeeeehhhh,,,,bbbiiiiii sssaaaaaaaaa,,,meeeeemmmmmmaaaangggg.

Mau di jahiiiiiitttt modeelllllll apaaaaaaa sepsi ?

Cewek sepsi : (dengan mengejek mengikuti nada irwn) sayyyaaaaaaaa,mmmmaaaaammmaaaau

ddiii jahittttkan mirip Heeellllmmmm,,kyakkkkkkk muka kaliiaaaaan

berduaaaaaa,,bisaaaaaaaa? (sambil meninggalkan mereka berdua)

Irwan dan Boni : (sambil bertatapan muka dengan penuh nafsu dan mengelus muka helm mereka,

terdiam dan melotot melihat pinggul sepsi....)

Tengah-tengah nonton gratis pinggul sepsi tiba-tiba dilla,cici,lara, budi datang,,,

Lara,cici,dila,budi : ( serentak bersamaan teriak dari belakang mereka) haaaaaaiiiii Helm ..nonton

gratis nieeeeee,,,,,,

Irwan dan boni : (dengan kaget dan muka malu) haaiiiiiii,,,

Dilla : gimana kerjaan kalian sudah berapa baju dan dana yang terkumpul?

Cici : Iya, sudah berapa dananya, atau kalian sudah dapat dana dari jual helm kalian,,hhahahahhah?

Lara : palingan belom ada cz mereka ini kan, kalau di kasih tanggung jawab ndak pernah

berhasil,,cumannya tau lirik si sepsi yang mirip mpok ati waktu masih muda..hhaaaha (sambil

tertawa terbahak-bahak)

Budi : sudah-sudah kalian ini Cumanya tau menghina saja, lebih baik sekarang kita kumpulkan pakain

dan dananya di ruangan.

(budi manarik tangan dila dan mengajaknya teman-temna yang lain)

Fade out...

SUASANA KOTA

Fade in lampu menyala (Hanya memainkan musik ribut,,kemudian para pemain lalu lalang di area

panggung dan video suasana perkotaan,jalan-jalan kota, bahkan potret anak jalanan.

Fade outnya lampu tiba-tiba mati..

Page 7: Naskah teater perahu kertas

SUASANA DI PANTI

Budi dan temannya, sudah siap-siap dengan barang-barang yang akan disumbangkan. Setibaya di

panti budi bertemu dengan pengurus Panti itu yang lagi duduk-duduk di depan panti

Budi dan Teman-temannya : Assalamu alaikum,,,(dengan nada serentak)

Pengurus Panti : Walaikumusallam wr.wb, darimana kalian nak ?

Budi : Kami dari kampus di seberang sana bu’.. maksud kedatangan kami yaitu kami berniat mau

menyumbangkan barang-barang yang layak pakai ini ke panti ibu, untuk adik-adik.

Pengurus Panti : Alhamdulillah, boleh saja nak’,,,justru kami sangat bersyukur masih ada ada orang-

orang baik seperti ibu.

Budi yang masih asyik ngobrol dengan ibu pengurus panti, sementara teman-temannya sibuk

mengangkat barang –barang yang akan disumbangkan.

Budi :oh iya bu, di panti ibu ini ada sekitar berapa orang bu’...?

Pengurus Panti : disini ada sekitar 75 orang nak,,diantaranya 15 perempuan 25 laki-laki yang sudah

sekolah SMP dan SMA,,diantara itu ada sekitar 13 perempuan dan 17 laki-laki

masih duduk Di SD, dan 4 laki-laki 1 perempuan masih berumur 3-4 tahun.

Budi : owh,memang tempat sekecil ini masih muat bu’ dengan kapasitas 75 orang, memang panti ibu

ini belum dapat bantuan dari pemerintah ya bu’?

Pengurus Panti : Belum nak’, beberapa kali kami mengurus itu tapi pemerintah masih saja acuh

dengan hal ini, masih cuek dengan kepentingan umum. Apalagi buat para pejabat

yang sudah duduk di atas sana yang dulu menebar janji kesejahteraan bagi rakyat

miskin, tidak ada sama sekali.

Budi : owh begitu yach bu’...malang sekali nasib adik-adik di sini. Selain ini masih ada tempat lain lagi

yach bu?

Pengurus panti : Masih ada nak’ panti ini memiliki dua lantai, yang lantai kedua itu terdapat ruangan

tidur mereka, ada tempat ibadah,bahkan tempat belajar mereka. Kalau adik

berniat melihat-lihat, adik bisa ke atas kok,,,

Budi : (dengan perasaan senang) memnag bisa bu,,kalau bgitu saya coba tengok ke atas...

Fade out (budi berdiri dan beranjak dari pembicaraan tadi)

Page 8: Naskah teater perahu kertas

SUASANA DI LANTAI 2

Fade in ( budi masuk ke area panggung, sambil kebingungan, seakan mencari seuatu dan melihat-

lihat) namun ditengah kebingungannya terdengar serentak langkah kaki,,yang semakin hari-semakin

dekat dengannya. Budi semakin kaget setelah tiba-tiba muncul 3 orang sosok anak kecil

3 anak kecil : (sambil berlari dan teriak) ayah...ayah...ayah...ayah...ayah...datang..ayah datang..

Budi : (budi masih terdiam dan mencari sumber suara itu) halo,,,halo,,,siapa di situ, ada orang?

3 anak : (masih teriak) ayah...ayah,,ayah....

Budi : ( budi semakin bingung dan kaget karena tiba-tiba muncul 3 sosok anak kecil di depannya) hai

kalian, apa kabar kalian ank panti juga...?

3 ank : (terdiam tidak menjawab pertanyaan budi namun diraut muka mereka yang masih kelihatan

senang bercampus sedih)

Budi : hai,,halo,,nama kalian siapa?

3 anak : (masih saja diam)

Budi : (masih berusaha mengenal mereka bertiga) hai nama kalian sapa dik? Saya budi..

Anak 1 : namaku didi

Anak 2 : saya dina

Anak 3 : kalo saya dani,,,maaf kan kami..

(Tiba-tiba ketiga anak ini, berlari seakan ingin memeluk budi dan sambil tarik menarik seakan tidak

ada yang mau mengalah sambil teriak memanggil kata ayah)

didi : (sambil tarik menarik tidak ada yang mau mengalah) ayah...ayah..ayah..ini ayah didi kan,,

dani : bukan kan yah, ini ayah dani kan,,,ini ayah dani (sambil mendorong didi)

dina : (anak lugu yang pendiam hanya melihat ,menangis dan menarik2 celana budi sementara

ditangan kanannya terdapat sebuah kotak) ayah,,,ayah,,ayah ini dina yah!!,,,ini ayah dina

kan? (semuanya terdiam kemudian budi memegang tangan dina,dengan muka yang mulai

berubah jadi sedih)

Page 9: Naskah teater perahu kertas

Budi : (dengan perassan tidak bisa menjawab,takut mengecewakan dina) Dina,,,dina ini bukan ayah

sayang,,

Dina : Bohonggg ,bohonG (dengan nada kesal) ,ini ayah kan,,ini ayah kan,,ayah jangan tinggalkan

dina lagi donk, banyak yang ingin dina ceritakan ke ayah.(sambil memeluk budi)

Budi : Tapi saya bukan ayah kalian, memang ayah kalian kemana?

3 anak : ayah kami sudah pergi sejak kami kecil,dan katanya kami akan di jemput saat kami sudah

besar,,sekarg kami sudah besar, tp ayah kami belom juga dtang menjemput kami.

Dina : ayah jangan pergi donk, dina selalu berdoa kepada Allah,,Ya Allah pertemukan dina dengan

ayah dan ibu dina , karena banyak cerita yang ingin dina ceritakan kepada ayah dan ibu, ya

Allah,,dina mau cerita kepada mereka tentang mimpi dan cita-cita dina, jika engkau belum

sempat pertemukan aku dengan ayah dan ibuku,ya Allah, hadirkan lah mereka berdoa dalam

setiap mimpi tidurku (dina yang dengan nada sedih sambil menyerahkan kotak yang ada di

tangannya ke budi)

Budi : dina ini apaan nak ? kado ini isinya apa nak?

Dina : ini kado untuk ayah dan ibu dina, sebuah perahu kertas buatan dina, perahu kertas ini khusus

dina buat untuk ayah dan ibu dina, perahu kertas ini dina buat di hari ulang tahun dina saat

menunggu ayah dan ibu datang merayain ulang tahun dina. Namun mereka berdua tidak

datang. jadi kalau kak memang bukan ayah dina, dina berharap kalo kak ketemu ma ayah atau

ibu dina, tolong kak kasih ini kepada mereka, oh iya kak,bilang ke mereka kalo dina baik-baik

saja dan masih setia menunggu ibu dan ayah.

Budi : ( terdiam sambil mengelus air matanya dan membuka isi kotak itu, sementara tiba-tiba

pengurus panti datang dan membawa ketiga anak itu)

Pengurus : maaf mereka yah nak budi,mereka selalu begitu, kalau ada orang datang mereka selalu

mereka kira orangtua mereka

Budi : ah,ndak apa kok bu, begitu besar psikologis yang mereka alami yah bu, kasihan mereka.

Pengurus : yah begitulah dik’, mereka kan sudah ditinggal sejak mereka bayi. Nak,ibu tinggal dulu

yach (samblil mengiring ketiga anak kecil itu)

Budi : iyah bu,silahkan....

Page 10: Naskah teater perahu kertas

(Kemudian Budi yang termenung hanya ditemani sebuah kotak berisi perahu kertas hanya bisa

bersedih dalam hati, sambil mondar mandir dan menginggat kedua orang tuanya)

Budi : (sambil memegang perahu kertas itu,tiba-tiba budi teriak) Ya Allah, Sungguh besar

keagunganmu, engkau yang maha penyayang. Ku syukur kepadaMu karena Engkau masih

sayang kepadaku, dengan masih Engkau berikan kenikmatan dan kebahagiaan bersama

orang tua ku saat ini bahkan diumurku yang sudah dewasa ini, Engkau masih menghadirkan

mereka secara utuh untuk selalu bersamaku, mereka masih hadir mendengar cerita dan

mimpi-mimpiku. Dan kuberterimakasih dan bersyukur pula kepadaMu, Engkau Hadirkan

peristiwa ini sebagai nasehat yang Engkau turunkan kepadaku.(budi langsung bersujud

syukur menghadap sang kuasa)

Kemudian hadir teman-teman mereka sambil membantu budi berdiri, dan mereka semua saling

berpelukan.

Page 11: Naskah teater perahu kertas