15
M. Hilmy Arief M. Mulky Canta W. Nabilla Chintani A. W. Nadiyah Rahmasari Naufal Rizky Rahardian Ni Luh Eva Laraswati Nurafwan Sofiyullah GUNUNG BERAPI

Gunung Berapi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sekedar informasi tentang gunung berapi:)

Citation preview

Page 1: Gunung Berapi

M. Hilmy AriefM. Mulky Canta W.Nabilla Chintani A. W.Nadiyah RahmasariNaufal Rizky RahardianNi Luh Eva LaraswatiNurafwan Sofiyullah

GUNUNG BERAPI

Page 2: Gunung Berapi

Karakter Umum Gunung Berapi

Ciri – ciri gunung berapi yang aktif:

Dapat meletus sewaktu-waktu, megneluarkan lava atau debu vulkanik, bebatuan dan pasir

Umumnya berbentuk kerucut

Memilik kepundan

Mengeluarkan asap dan debu belerang

Mengeluarkan bau belerang yang sangat meyengat

Menghasilkan mata air panas

Page 3: Gunung Berapi

Karakter Umum Gunung Berapi

Ciri – ciri gunung berapi yang tidak aktif :

Pada bekas kepundan terdapat pohon atau hutan yang lebat

Tidak memperlihatkan ciri-ciri sebagaimana gunung api yang aktif

Page 4: Gunung Berapi

Jenis Gunung Berapi

Stratovolcano tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), kadang-kadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali.

Perisai Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik.

Page 5: Gunung Berapi

Jenis Gunung Berapi

Cinder Cone merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.

Kaldera Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan.

Page 6: Gunung Berapi

Klasifikasi Gunung Berapi

Tipe A Gunungapi yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600

Tipe B Gunungapi yang sesudah tahun 1600 belum lagi mengadakan erupsi magmatik, namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti kegiatan solfatara.

Tipe C Gunungapi yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah lemah.

Page 7: Gunung Berapi

Jumlah dan Sebaran Gunungapi di Indonesia

Page 8: Gunung Berapi

Akibat dan Dampak Gunung Berapi

Dampak positif:

Tanah yang dilalui oleh hasil vulkanis gunung berapi sangat baik bagi pertanian sebab tanah tersebut secara alamah menjadi lebih subur dan bisa menghasilkan tanaman yang jauh lebih berkualitas.

Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan tumbuh lagi pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga baru.

Bebatuan yang disemburkan oleh gunung berapi tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangungan warga sekitar gunung.

Muncul mata air bernama makdani yaitu jenis mata air dengan kandungan mineral yang sangat melimpah.

Page 9: Gunung Berapi

Akibat dan Dampak Gunung Berapi

Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini potensial terjadi sebab gunung adalah penangkan hujan terbaik.

Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi, sangat baik didirikan pembangkit listrik.

Dampak negatif:

Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung bermacam-macam gas mulai dari Sulfur Dioksida, gas Hidrogen sulfide, Nitrogen Dioksida serta beberapa partike debu yang berpotensial meracuni makhluk hidup di sekitarnya.

Aktivitas ekonomi penduduk sekitar menjadi lumpuh

Page 10: Gunung Berapi

Akibat dan Dampak Gunung Berapi

Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik panas akan merusak pemukiman warga.

Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan sejumlah penyakit misalnya saja ISPA.

Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak terbakar dan hal ini berarti ekosistem alamiah hutan terancam.

Page 11: Gunung Berapi

Akibat dan Dampak Gunung Berapi

Akibat gunung berapi:

Daerah yang dilalui oleh lava pijar yang dikeluarkan dari gunung berapi dengan mudah akan terbakar.

Awan panas dari letusan gunung berapi memiliki suhu yang tinggi (sekitar 500 derajat celcius) sehingga daerah yang dilaluinya dapat terbakar dan luluh lantak.

Hutan yang terkena hujan abu, pasir, dan kerikil dalam skala besar dapat rusak dan daun-daun dari tumbuhan dapat rontok karenanya.

Bahaya hujan abu bagi manusia dapat mengganggu pernafasan dan juga dapat menyebabkan atap-atap rumah roboh.

Page 12: Gunung Berapi

Akibat dan Dampak Gunung Berapi

Banjir lahar dingin membawa material seperti abu,pasir, kerikil dan bebatuan vulkanik menuju sungai yang berhulu di puncak gunung yang akan mengakibatkan mendangkalnya sungai dan luapan yang membahayakan bagi masyarakat yang bermukim di sepanjang bantaran sungai.

Gejolak magma dalam perut gunung berapi dapat mengakibatkan getaran-getaran yang besar sehingga dapat memicu terjadinya gempa bumi vulkanik.

Page 13: Gunung Berapi

Contoh Kasus Gunung Berapi

• Letusan Merapi 2010 adalah rangkaian peristiwa gunung berapi yang terjadi di Merapi di Indonesia. Aktivitas seismik dimulai pada akhir September 2010, dan menyebabkan letusan gunung berapipada hari Selasa tanggal 26 Oktober 2010, mengakibatkan sedikitnya 165 orang tewas.

Page 14: Gunung Berapi

• Krakatau (Selat Sunda) Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883. Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global.

Page 15: Gunung Berapi

Gunung Tambora (Sumbawa NTB) Aktivitas vulkanik gunung berapi ini mencapai puncaknya pada bulan April tahun 1815 ketika meletus dalam skala tujuh pada Volcanic Explosivity Index. Letusan gunung ini terdengar hingga pulau Sumatra (lebih dari 2.000 km). Abu vulkanik jatuh di Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Maluku. Letusan gunung ini menyebabkan kematian hingga tidak kurang dari 71.000 orang dengan 11.000 – 12.000 di antaranya terbunuh secara langsung akibat dari letusan tersebut.