14
Materi: KEBENARAN Teori Korespondensi Teori Koherensi Teori Pragmatis dosen Drs,H. Djoko Adi Walujo, ST,MM.,DBA TUJUAN PPERKULIAHAN UMUM Memahami Teori kebenaran dalam hubungannya dengan filsafat ilmu. Merupakan singkatan ringkasan belajar, dimaksudkan untuk membantu mahasiswa agar perhatiannya tidak tersita untuk menulis ketika proses RINGKASAN BELAJAR MATAKULIAH “FILSAFAT ILMU” UNIVERSITAS ADI BUANA SURABAYA

FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW

Materi: KEBENARAN

Teori Korespondensi Teori Koherensi Teori Pragmatisdosen

Drs,H. Djoko Adi Walujo, ST,MM.,DBA

TUJUAN PPERKULIAHAN UMUM Memahami Teori kebenaran dalam hubungannya dengan filsafat ilmu.

TUJUAN PERKULIAHAN KHUSUS Mahasiswa dapat mendifinisikan teori korespondensi Mahasiswa dapat mendifinisikan teori koherensi Mahasiswa dapat mendifinisikan teori pragmatis

Merupakan singkatan ringkasan belajar, dimaksudkan untuk membantu mahasiswa agar perhatiannya tidak tersita untuk menulis ketika proses belajar berlangsung, disamping memberikan panduan menelusuri literatur

RINGKASAN BELAJAR MATAKULIAH

“FILSAFAT ILMU”UNIVERSITAS ADI BUANA SURABAYA

Page 2: FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW

RINGKASAN BELAJAR

FILSAFAT ILMU

Djoko adi walujo

eori yang pertama ialah teori korespondensi [Correspondence Theory of Truth], yang kadang kala disebut The accordance Theory of Truth. Menurut teori ini

dinyatakan bahwa, kebenaran atau keadaan benar itu berupa kesesuaian [correspondence] antara arti yang dimaksud oleh suatu pernyataan dengan apa yang sungguh-sungguh terjadi merupakan kenyataan atau faktanya.

T

[Suatu proposisi atau pengertian adalah benar jika terdapat suatu fakta yang selaras dengan kenyataannya, atau jika ia menyatakan apa adanya].

[Kebenaran adalah yang bersesuaian dengan fakta, yang beralasan dengan realitas, yang serasi (corresponds) dengan situasi actual].

[Kebenaran ialah suatu yang sesuai dengan fakta atau sesuatu yang selaras dengan situasi aktual. Kebenaran ialah persesuaian(agreement) antara pernyataan (statement) mengenai fakta dengan fakta aktual; atau antara putusan (Judgment) dengan situasi seputar (Enviromental situation) yang diberinya intepretasi.

2

"…. a proposition (or meaning) is true if there is a fact to which it corresponds, if it expresses what is the case"

"Truth is that which conforms to fact; which agrees with reality; which corresponds to the actual situation."

Truth is that which to fact or agrees with actual situation. Truth is the agreement between the statement of fact and actual fact, or between the judgement and the enviromental situation of which the judgement calims to be an interpretation."

Page 3: FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW

RINGKASAN BELAJAR

FILSAFAT ILMU

Djoko adi walujo

[Jika suatu putusan sesuai dengan fakta, maka dapat dikatakan benar ; Jika tidak maka dapat dikatakan salah].

Teori korespondensi ini sering dianut oleh realisme/empirisme. K. Rogers, adalah seorang orang penganut realisme kritis Amerika, yang berpendapat bahwa : keadaan benar ini terletak dalam kesesuaian antara (1). "esensi atau arti yang kita berikan" dengan (2) "esensi yang terdapat didalam obyeknya".

[Realisme epistemologis berpandangan, bahwa terdapat realitas yang independence (tidak tergantung), yang terlepas dari pemikiran; dan kita tidak dapat mengubahnya bila kita mengalaminya atau memahami. Itulah sebabnya realisme epitemologis kadangkala disebut obyektivisme]. Dengan perkataan lain: realisme epistemologis atau obyektivismeberpegang kepada kemandirian sebuah kenyataan tidak tergantung pada yang di luarnya. Dalam perpustakaan Marxis dapat dibaca:

[Jika sensasi kita, persepsi kita, pemahaman kita, konsep dan teori kita bersesuaian dengan realitas obyektif, dan jika itu semua mencerminkannya dengan cermat, maka kita katakan itu semua benar: pernyataan, putusan dan teori yang benar kita sebut kebenaran].

[Materialisme dialektika memahamkan kebenaran sebagai pengetahuan tentang sesuatu obyek, yang mencerminkan obyek tersebut secara tepat, dengan perkataan lain, bersesuaian dengan obyek yang dimaksud]

3

“if a judgment corresponds with the facts, it is the true; if not, it is false."

"Epistemological realism. The view that there is an independent reality apart from minds, and we do not change it when we come to experience or to know it; sometimes called objectivism"

If our sensations, perception, notions, concepts and theories corresponds to objective reality, if reflect if faithfully, we say that they are true, while true statement, judgment or theories are called the truth.

"Dialectical materialism understands truth as that knowledge of an objective/ with correctly reflect this objectives, i.e. correspond to it"

Page 4: FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW

RINGKASAN BELAJAR

FILSAFAT ILMU

Djoko adi walujo

[misalnya pengertian ilmiah bahwa "tubuh terdiri dari atom-atom"' bahwa "Bumi lebih dahulu ada dari pada manusia", bahwa "rakyat adalah pembuat sejarah", dan lain sebagainya, adalah benar].

Berlawanan dengan idealisme, maka meterialisme dialektika mempertahankan bahwa kebenaran adalah obeyektif. Selama kebenaran mencerminkan dunia wujud secara obyektif, maka wujudnya itu tergantung pada kesadaran manusia. Kebenaran obyektif, tulis Lenin, adalah kandungan pengetahuan kita yang tidak tergantung, baik kepada manusia maupun kepada kemanusiaan. Kandungan kebenaran sepenuhnya ditentukan oleh proses obyektif yang tercerminkannya.

LENIN menulis:

[Dari renungan yang hidup menuju ke pemikiran yang abstrak, dan dari situ menuju praktek, demikianlah proses dialektis tentang pengenalan atas kebenaran, atas realitas obyektif].Selajutnya kaum Marxist mengenal dua macam kebenaran, yaitu (a) kebenaran mutlak dan (b) kebenaran relatif.

4

"For example, the scientific propositions that "Bodies consists of atoms", that the " Earth prior to man", that "the people are makers of history", etc. are true"

In contrast to idealism, dialectical materialism maintains that truth is objective. Since truth reflects the objectively existing word, its content does not depend on man’s consciousness.

Objective truth, LENIN Wrote, is the content of our knowledge, which neither on mans, nor on mankind. The content of truth is fully determined by the objective process it reflects

"From live contemplation to abstract thinking and from that to practice, such is the dialectical process of cognizing the truth, of cognizing objective reality.

"Absolute truth is objective truth in its entirety, an absolutely exact reflection of reality"

Page 5: FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW

RINGKASAN BELAJAR

FILSAFAT ILMU

Djoko adi walujo

[Kebenaran mutlak ialah kebenaran yang selengkapnya obyektif, yaitu suatu pencerminan dari realitas secara pasti mutlak]

[Kebenaran relatif adalah pengetahuan mengenai relaitas yang kesesuaianya tidak lengkap, tidak sempurna. Menurut Lenin, kebenaran relatif adalah pencerminan dari obyek yang relatif benar, yang terbatas dari manusia].

[setiap kebenaran adalah kebenaran yang obyektif].

[kebenaran relatif adalah kebenaran yang tidak sempurna, tidak lengkap]Mengenai Teori Korespondensi tentang kebenaran dapat disimpulkan sebagai berikut:Kita mengenal dua hal, yaitu : pertama pernyataan dan kedua keyataan. Menurut teori ini : kebenartan ilah kesesuaian antara pernyataan tentang sesuatu dengan kenyataan sesuatu sendiri. Sebagai contoh dapat dikemukakan: " Surabaya adalah Ibu Kota Provinsi Jawa Timur sekarang" ini adalah sebuah pernyataan; dan apabila kenyataannya memang Surabaya adalah Ibu Kota Provinsi Jawa Timur ", maka pernyataan itu benar, maka pernyataan itu adalah suatu kebenaran.Rumusan teori korespondensi tentang kebenaran itu bermula dari ARIETOTELES, dan disebut teori penggambaran yang definisinya berbunyi sebagai berikut:

[kebenaran adalah persesuaian antara pikiran dan kenyataan].

5

" Relative truth is incomplete correspondence of knowledge to reality. Lenin called this truth the relatively true reflection of an object which is independent of man"

"Every truth is objective truth”

"Relative truth is imperfect, incomplete truth.

Page 6: FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW

RINGKASAN BELAJAR

FILSAFAT ILMU

Djoko adi walujo

TEORI KONSISTENSI TENTANG KEBENARAN.

Teori yang kedua adalah Teori Konsistensi. The Consistence Theory Of Truth, yang sering disebut dengan The coherence Theory Of Truth.

[Menurut teori ini kebenaran tidak dibentuk atas hubungan antara putusan (judgment) dengan sesuatu yang lalu, yakni fakta atau realitas, tetapi atas hubungan antara putusan-putusan itu sendiri].Dengan demikian, kebenaran ditegakkan atas hubungan antara putusan yang baru dengan putusan-putusan lainnya yang telah kita ketahui dan akui benarnya terlebih dahulu.Jadi suatu proposisi itu cenderung untuk benar jika proposisi itu coherent [saling berhubungan] dengan proposisi yang benar, atau jika arti yang terkandung oleh proposisi tersebut koheren dengan pengalaman kita.

[Suatu kepercayaan adalah benar, bukan karena bersesuaian dengan fakta, melainkan bersesuaian/selaras dengan pengetahuan yang kita miliki]

[Jika kita menerima kepercayan-kepercayaan baru sebagai kebenaran-kebenaran, maka hal itu semata-mata atas dasar kepercayaan itu saling berhubungan [cohere] dengan pengetahuan yang kita miliki]

6

" According to this theory truth is not constituted by the relation between a judgment and something else, a fact or really, but by relations between judgment themselves "

" A belief is true not because it agrees with fact but because it agrees, that is to say, harmonizes, with the body knowledge that we presses”

"It the maintained that when we accept new belief as truths it is on the basis of the manner in witch they cohere with knowledge we already posses”

“A judgment is true it if consistent with other judgment that are accepted or know to be true. True judgment is logically coherent with other relevance judgment”

Page 7: FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW

RINGKASAN BELAJAR

FILSAFAT ILMU

Djoko adi walujo

[suatu putusan adalah benar apabila putusan itu konsisten dengan putusan-putusan yang terlebih dahulu kita terima, dan kita ketahui kebenarannya. Putusan yang benar adalah suatu putusan yang saling berhubungan secara logis dengan putusan-putusan lainnya yang relevance]Jadi menurut teori ini, putusan yang satu dengan putusan yang lainnya saling berhubungan dan saling menerangkan satu sama lainnya.

[Kebenaran adalah saling hubungan yang sistematik]

[kebenaran adalah konsistensi, selaras, kecocokan]Selanjutnya teori konsistensi/koherensi ini dapat disimpulkan sebagai berikut:Lihat box

7

Pertama :Kebenaran adalah kesesuaian antara suatu pernyataan dengan pernyataan lainnya yang lebih dahulu kita akui/ terima/ ketahui kebenarannya.Kedua:Teori ini dapat juga dinamakan teori justifikasi tentang kebenaran, karena menurut teori ini suatu putusan dianggap benar apabila mendapat justifikasi putusan-putusan lainnya yang terdahulu yang sudah dikatahu kebenarannya.Misalnya:Bungkarno, adalah ayahanda Megawati Sukarno Puteri, adalah pernyataan yang kita ketahui, kita terima, dan kita anggap benar. Jika terdapat penyataan yang koheren dengan pernyataan tersebut diatas, maka pernyataan ini dapat dinyatakan Benar. Kerena koheren dengan pernyataan yang dahulu:Misalnya.

- Bungkarno memiliki anak bernama Megawati Sukarno Putri- Anak-anak Bungkarno ada yang bernama Megawati Sukarno Putri- Megawati Sukarno Putri adalah keturunan Bungkarno- Dll

"The truth is systematic coherence”

" Truth is consistency”

Page 8: FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW

RINGKASAN BELAJAR

FILSAFAT ILMU

Djoko adi walujo

TEORI PRAGMATISME

eori ketiga adalah teori pragmatisme tentang kebenaran, the pragmatic [pragmatis] theory of truth. Pragmatisme berasal dari bahasa Yunani pragma,

artinya yang dikerjakan, yang dapat dilaksanakan, dilakukan, tindakan atau perbuatan. TFalsafah ini dikembangan oleh seortang orang bernama William James di Amerika Serikat.Menurut filsafat ini dinyatakan, bahwa sesuatu ucapan, hukum, atau sebuah teori semata-mata bergantung kepada asas manfaat. Sesuatu dianggap benar jika mendatangkan manfaat.Suatu kebenaran atau suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan manusia. Teori, hipotesa atau ide adalah benar apabila ia membawa kepada akibat yang memuaskan, jiak membawa akibat yang memuaskan, dan jika berlaku dalam praktik, serta memiliki nilai praktis, maka dapat dinyatakan benar dan memiliki nilai kebenaran.Kebenaran terbukti oleh kegunannya, dan akibat-akibat praktisnya. Sehingga kebenaran dinyatakan sebagai segala sesuatu yang berlaku.Menurut William James “ ide-ide yang benar ialah ide-ide yang dapat kita serasikan, jika kita umumkan berlakunya, kita kuatkan dan kita periksa. Menurut penganut praktis, sebuah kebenaran dimaknakan jika memiliki nilai kegunaan [utility] dapat dikerjakan [workability], akibat atau pengaruhnya yang memuaskan [satisfactory consequence].Dinyatakan sebuah kebenaran itu jika memilki “hasil yang memuaskan “ [Satisfactory result], bila :

1. Sesuatu yang benar jika memuaskan keinginan dan tujuan manusia2. Sesuatu yang benar jika dapat diuji benar dengan eksperimen3. Sesuatu yang benar jika mendorong atau membantu perjuangan biologis

untuk tetap ada.

Diskusikan dan lakukan refleksi:

8

Kebenaran adalah saling hubungan yang sistematik Kebenaran karena otoritas acap kali menipu mengapa demikian ? Jika suatu putusan sesuai dengan fakta, maka dapat dikatakan benar ; Jika

tidak maka dapat dikatakan salah, mengapa demikia

Page 9: FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW

RINGKASAN BELAJAR

FILSAFAT ILMU

Djoko adi walujo

KEBENARAN DALAM MATRIK: SUMBER Rangkuman Ilmu Perbandingan Agama dan Filsafat Dr. Ali Anwar, MSi, dan Drs. Tono TP.)

TEORI KOHERENSITeori kebenaran saling berhubungan

Perumusan Protagoras, dikembangkan : Hegel (abad 19)

Prinsip Deduksi (Umum Khusus)Tingkat Kebenaran Kuat/lebih meyakinkan

URAIAN/CONTOH Sesuatu itu benar jika ia mengandung yang koheren, artinya

kebenaran itu konsisten dengan kebenaran sebelumnya Kebenaran ialah kesesuaian antara suatu pernyataan dan

pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu kita ketahui dan diakui benar

Suatu kepercayaan adalah benar bukanlah karena bersesuaian dengan fakta, melainkan karena ia bersesuaian atau berselarasan dengan binaan pengetahuan yang kita miliki

TEORI KORESPONDENSISuatu itu benar jika ada yang dikonsepsikan sesuai dengan obyeknya

(Fakta)Perumusan Bertrand Rusel (1872-1970),

awalnya AritotelesPrinsip Induksi (KhususUmum)Tingkat Kebenaran Tingkat kebenaran agak rendah

karena sifat metode induksi itu sendiri

URAIAN/CONTOH Kebenaran dicapai setelah diadakan pengamatan dan pembuktian

(Observasi dan Verifikasi) Kebenaran itu berupa kesesuaian (korespondensi) antara apa yang

dimaksud oleh suatu pendapat dan apa yang sungguh-sungguh merupakan fakta

TEORI PRAGMATISSuatu itu benar jika menimbulkan akibat positif

Pencetusnya Charles S, Pierce (1835-1914)Para Ahlinya William James (1842-1910), Jhon

Dewey (1859-1952)Tingkat Kebenaran Lemah (ada unsure subyektivisme)

URAIAN/CONTOH Benar tidaknya suatu pendapat, teori, atau dalil semata-mata

9

Page 10: FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW

RINGKASAN BELAJAR

FILSAFAT ILMU

Djoko adi walujo

beragantung pada faedah dan tidaknya pendapat tersebut bagi manusia untuk bertindak dalam penghidupannya yaitu ada nilai praktis, ada hasilnya, berguna, memuaskan (satisfies), berlaku (work)

Bagi pragmatism, suatu agama bukan benar karena Tuhan yang disembah atau TUhan itu benar-benar ada, tetapi karena pengaruhnya yang positif dan berkat kepercayaan itu, masyarakat jadi tertib

RUJUKAN YANG DIGUNAKAN

Alex Lanur OFM [1993] Hakikat Pengertahuan dan Cara Kerja Ilmu-ilmu : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta 91:99

Alfon Taryadi [1989] Epistemologi Pemecahan Masalah [menurut Karl. R. Popper] : Penerbit PT Gramedia Jakarta Bab III 67:89

Amsal Bakhtiar [2004] Filsafat Ilmu : PT Raja Grafindo Persada Jakarta Bab III 85 : 1224

Jujun Surisamantri [2004] Ilmu Dalam Perpektif [Sebuah kumpulan karangan tentang hakikat ilmu]: Yayasan Obor Indonesia Jakarta Bab IV 61:70

--------------------- [2004] Filsafat Ilmu [Sebuah Pengantar Populer] : Yayasan Sinar Harapan Jakarta Bab V 165:211,

---------------------[2004] Ilmu Dalam Perpektif Moral, Sosial dan Politik Penerbit Gramedia JakartaBab 10 74:87 Bab XI 81:87

Mohammad Muslih [[2004] Filsafat Ilmu [Kajian atas asumsi Dasar Paradigma dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan] : Penerbit Belukar Bab V 89:119

Mohammad Zaenudin[2003] Menggoyang Pikiran [ Menuju Alam Makna] : Penerbit Pustaka Remaja Bab VII 62 : 79

Noeng Muhadjir [2001] Filsafat Ilmu [Positivisme, Postpositivisme, dan Postmodernisme] : Penerbit Rake Sarasin Yogyakarta Bab III 51 : 54

09/10/2013

10