Seni Rupa Terapan Mk

Embed Size (px)

Citation preview

Tenunan berbenang emas yang cantik (kain balapak) sudah merupakan ciri khas paka ian adat Minangkabau. Keindahannya sering kali di nilai dengan barek atau seberapa berat kain tersebut. Karena memang kain tenun berbenang emas tersebut cukup ber at bila di kenakan. Namun tidak banyak yang tahu bahwa Minangkabau mempunyai tenunan khas berupa bat ik yang tidak kalah indahnya. Batik Minangkabau ini disebut batik tanah liek, ka rena batik yang asalnya dari Minangkabau ini salah satu pewarnanya adalah tanah liek, yaitu tanah liat. batik-minangkabau-koleksi-pribadi2 Bila dilihat dari bahan pewarna yang digunakan dan cara pembuatan, teknologi pem buatan batik tanah liet ini merupakan teknologi tertua dalam pembuatan batik di Indonesia. Diduga batik ini muncul dari pengaruh kebudayaan Cina. Nenek moyang o rang Minangkabau diduga datang melalui rute ini. Mereka berlayar dari daratan As ia (Indo-Cina) mengarungi Laut Cina Selatan, menyeberangi Selat Malaka dan kemud ian memudiki sungai Kampar, Siak, dan Inderagiri (atau; Kuantan). Sebagian di an taranya tinggal dan mengembangkan kebudayaan serta peradaban mereka di sekitar K abupaten 50 Koto sekarang. Pada perkembangannya, batik tanah liet ini hanya dibu at beberapa orang perajin seperti di Tanah Datar. Tapi kerajinan ini hilang tanp a jejak sejak zaman peperangan, mungkin zaman pendudukan Jepang. Motif batik tanah liet banyak terinspirasi dari binatang-binatang seperti kuda l aut dan burung hong yang merupakan motif kuno batik minangkabau ini. Dari 9 moti f yang ada, 6 motif fauna dan 1 motif flora yaitu kaluak paku yang digunakan unt uk pinggiran kain. Sedang motif lainnya berupa lukisan non figur. Warna batik hanya ada dua, warna tanah dan hitam. Warna tanah didapatkan dari me rendam kain dalam larutan tanah liat. Biasanya proses perendaman memakan waktu s eminggu lamanya. Sedangkan warna hitam diperoleh dari larutan kulit jengkol yang direndam dalam air. Ada bermacam-macam sumber pewarna alam lain yang digunakan batik tanah liet ini. Ada yang dari kulit jengkol, kulit rambutan, gambir, kulit mahoni, daun jerami dan masih banyak akar-akar lainnya yang juga digunaka n. Karena harganya yang tergolong mahal, dahulu batik tanah liet hanya dipakai untu k upacara khusus saja. Pada acara itu pun hanya dipakai oleh ninik mamak dan bundo kanduang, atau panutan adat Para datuk memakainya dalam bentuk selendan g yang dilingkarkan pada leher. Sedangkan kaum perempuan menyampirkan selendang itu di bahu. Caranya, ujung kain pertama dililit dua kali di bahu kiri. Ujung la innya disampirkan di tangan kanan melalui bagian belakang badan. Selendang ini s elalu dipertahankan oleh orang Minang sebagai kerajinan peninggalan nenek moyang .