24
0 BIO 30271 PTA PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2011/2012 Drs. IMAN SANTOSO, M. Phil. FMIPA UI Dra. SITARESMI, M. Sc. LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PEMERIKSAAN AIR NAMA : FURKAN NPM : 0906632890 KELOMPOK : II (DUA) B TANGGAL PRAKTIKUM : 21 DESEMBER 2011 ASISTEN : NUR EL FADHILA SEYLA FENINA

Pemeriksaan Air

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pemeriksaan Air

0

BIO 30271 PTA

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2011/2012

Drs. IMAN SANTOSO, M. Phil. FMIPA UI

Dra. SITARESMI, M. Sc.

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PEMERIKSAAN AIR

NAMA : FURKAN

NPM : 0906632890

KELOMPOK : II (DUA) B

TANGGAL PRAKTIKUM : 21 DESEMBER 2011

ASISTEN : NUR EL FADHILA

SEYLA FENINA

UNIVERSITAS INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

DEPARTEMEN BIOLOGI

DEPOK

2011

Page 2: Pemeriksaan Air

1

PEMERIKSAAN AIR

I. TUJUAN

1. Mengetahui cara pengambilan sampel air.

2. Mengetahui kualitas air.

3. Membuktikan keberadaan coliform dalam sampel air.

II. TEORI

Air merupakan materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satu pun

makhluk hidup di dunia ini tidak memerlukan atau tidak mengandung air. Salah

satu peranan air dalam kehidupan adalah sebagai air minum, keperluan memasak,

mencuci, dan lain sebagainya. Sebelum dapat digunakan air harus dalam kondisi

yang baik (bersih). Menurut Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia No.

416/MENKES/PER/IX/1990 ada beberapa persyaratan air bersih sebagai berikut :

1. Persyaratan fisik

Kualitas fisik yang harus dipertahankan bukan hanya semata-mata dengan

pertimbangan dari segi kesehatan saja akan tetapi juga menyangkut keamanan dan

dapat diterima oleh masyarakat pengguna air dan mungkin pula menyangkut segi

estetika.

2. Persyaratan kimiawi

Kandungan unsur kimia di dalam air harus mempunyai kadar dan tingkat

konsentrasi tertentu yang tidak membahayakan kesehatan manusia atau mahluk

hidup lainnya, pertumbuhan tanaman, atau tidak membahayakan kesehatan pada

penggunaannya dalam industri serta tidak minumbulkan kerusakan-kerusakan

pada instalasi sistem penyediaan air minumnya sendiri. Beberapa unsur tertentu,

sebaliknya diperlukan dalam jumlah yang cukup untuk penciptaan suatu kondisi

air minum yang dapat mencegah suatu penyakit atau kondisi kualitas yang

menguntungkan.

1

Page 3: Pemeriksaan Air

2

Dalam hubungannya dengan masalah kualitas kimiawi tersebut di atas pada

dasarnya unsur-unsur kimiawi dapat dibedakan atas 4 golongan:

Unsur-unsur yang bersifat racun.

Unsur-unsur tertentu yang dapat mengganggu kesehatan.

Unsur-unsur yang dapat menimbulkan gangguan pada sistem atau

penggunaannya untuk keperluan atau aktivitas manusia.

Unsur-unsur yang merupakan indikator pengotoran.

3. Persyaratan bakteriologi

Dalam persyaratan ini ditentukan batasan tentang jumlah bakteri pada

umumnya dan khususnya bakteri penyebab penyakit (E. coli)

(Menkes RI).

Istilah mikroorganisme indikator (bioindikator) yang digunakan dalam

analisis air mengacu pada sejenis mikroorganisme yang kehadirannya di dalam air

merupakan bukti bahwa air tersebut terpolusi oleh bahan tinja dari manusia atau

hewan berdarah panas, artinya terdapat peluang bagi berbagai macam

mikroorganisme patogen yang secara berkala terdapat di dalam saluran

pencernaan, untuk masuk ke dalam air tersebut (Pelczar & Chan 1988: 873).

Walaupun sejumlah besar penyakit tersebut dapat dideteksi, namun pada

umumnya, seorang ahli mikrobiologi lingkungan menggunakan mikroorganisme

indikator sebagai indeks kontaminasi air oleh patogen. Para peneliti masih

mencari indikator yang ideal, yang digunakan untuk mikrobiologi sanitasi.

Kriteria yang harus dimiliki oleh mikroorganisme indikator antara lain:

1. Mikroorganisme indikator terdapat dalam air yang terpolusi, tetapi tidak ada

pada air yang dapat diminum.

2. Mikroorganisme indikator harus sesuai untuk analisis dari segala jenis air,

seperti: air sungai, air tanah, limbah, air keran, dan air laut.

3. Mikroorganisme indikator ada jika patogen enteric juga ada.

4. Mikroorganisme indikator harus memiliki kemampuan hidup yang lebih lama

daripada mikroorganisme patogen.

5. Mikroorganisme indikator tidak berbahaya bagi manusia dan tidak

menimbulkan suatu patogenisitas.

6. Mikroorganisme indikator memiliki sifat yang seragam dan stabil.

Page 4: Pemeriksaan Air

3

7. Jumlah mikroorganisme indikator lebih banyak daripada patogen, dan

tergantung dari tingkat polusi air.

8. Indikator mikroorganisme mudah dideteksi dengan metode pengujian yang

sederhana.

9. Prosedur pengujian mikroorganisme indikator memiliki spesifisitas yang

besar, dengan kata lain, mikroorganisme-mikroorganisme yang lain tidak

memberikan hasil yang positif. Prosedur tersebut memiliki sensitivitas yang

tinggi dan dapat mendeteksi mikroorganisme indikator dalam kadar yang

rendah.

(Prescott dkk. 1999: 876).

Tipe bakteri utama yang terdapat dalam air terpolusi adalah bakteri

coliform, termasuk di dalamnya bakteri gram negatif yang tidak mempunyai spora

berbentuk basil (batang), yang biasanya ditemukan di dalam usus. Bakteri

tersebut melakukan fermentasi terhadap laktosa menjadi asam dan gas ketika

diinkubasi selama 24--48 jam pada suhu 32 oC. Bakteri yang termasuk ke dalam

grup tersebut adalah E. coli dan spesies-spesies dari Enterobacter. Bakteri

dengan bentuk bukan coli (non coliform bacteria) yang juga ditemukan pada air

tercemar adalah Streptococcus, Proteus, dan Pseudomonas (Alcamo 1984: 755).

Coliform, termasuk Escherichia coli, adalah anggota-anggota dari

kelompok Enterobacteriaceae. Bakteri coliform terdapat sekitar 10% pada usus

manusia dan hewan, serta ditemukan sebagai mikroorganisme indikator yang

tersebar luas. Bakteri tersebut kehilangan viabilitasnya pada perairan tawar pada

tingkat yang lebih rendah jika dibandingkan dengan bakteri patogen yang hidup di

saluran pencernaan. Jika bakteri enteric tersebut tidak ditemukan pada volume air

yang spesifik (100 ml), hal itu menunjukkan bahwa air bersifat potable, atau dapat

dipakai untuk konsumsi manusia (Prescott dkk. 1999: 876).

Bakteri-bakteri yang termasuk ke dalam kelompok coliform antara lain

adalah Escherichia coli, Enterobacter aerogenes, dan Klebsiella pneumoniae.

Ciri-ciri bakteri coliform adalah gram negatif, berbentuk batang, tidak membentuk

spora bersifat aerob atau anaerob fakultatif, dan dapat menfermentasi laktosa

dengan menghasilkan asam dan gas dalam 48 jam pada suhu 35 oC. Salmonella

Page 5: Pemeriksaan Air

4

dan Shigella juga bersifat coliform, tetapi bersifat patogen dan tidak

menfermentasi laktosa (Prescott dkk. 1999: 876).

Uji kualitas air dapat menggunakan metode membran filter dan metode

Most Probable Number (MPN). Metode filter membran merupakan metode yang

biasa digunakan untuk mengevaluasi karakterisitik air secara mikrobiologis.

Metode tersebut terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

1. Membran filter yang steril diletakkan pada saringan yang sebelumnya telah

disterilkan.

2. Air yang diuji dituangkan ke suatu filter, disedot dengan pompa vakum,

sehingga bakteri tersaring pada permukaan filter.

3. Filter yang berisi bakteri yang tersaring dipindahkan ke medium padat atau

diletakkan pada absortive pad yang telah diberi medium yang sesuai.

4. Filter diinkubasi, koloni yang timbul dihitung dengan bantuan kaca pembesar.

Penggunaan medium yang sesuai dapat mendeteksi jumlah coliform total,

coliform fecal atau streptococci fecal dengan adanya koloni yang terbentuk.

(Prescott dkk. 1999: 878).

Keuntungan metode filter membran adalah sampel yang digunakan cukup

banyak sehingga dapat memberikan gambaran kualitas air yang benar, hasilnya

cepat dan menghemat waktu, perkiraan secara kuantitatif beberapa jenis bakteri

dapat dengan cepat diuji, dan filter dapat dipindahkan ke dalam medium yang

berbeda. Kerugian metode tersebut adalah air dengan turbiditas tinggi dapat

membatasi volume sampel, bakteri dengan populasi yang tinggi dapat

menyebabkan pertumbuhan yang berlebihan dan senyawa-senyawa logam dan

fenol dapat ikut tersaring dan menghambat pertumbuhan bakteri (Prescott dkk.

1999: 878).

Bakteri coliform juga dapat dideteksi dengan teknik Multiple-Tube

Fermentation yang disebut uji Most Probable Number. Tes tersebut dilakukan

dengan cara menginokulasikan sampel bakteri ke dalam medium yang cocok

untuk pertumbuhan bakteri. Jika sampel yang diinokulasi cukup, maka hasil akhir

yang ingin dicapai adalah adanya bakteri coliform yang ada pada sampel. Hasil

akhir tersebut digunakan untuk memperkirakan populasi coliform yang

sebenarnya pada sampel (Mckane & Kandel 1996: 724).

Page 6: Pemeriksaan Air

5

Uji mikrobiologis terhadap bakteri-bakteri coliform, khususnya

Escherichia coli, sebagai parameter pencemaran dengan metode Most Probable

Number (MPN) terbagi dalam 3 tahap utama, yaitu uji penduga (presumptive test),

uji penguat (confirmed test) dan uji pelengkap (completed test) (Gandjar dkk.

1992: 68--69).

Tiga tahap analisis standar air bagi keberadaan bakteri coliform adalah:

1. Uji penduga (Presumptive test)

Uji untuk mendeterminasi kehadiran bakteri coliform dikenal dengan uji

penduga. Uji tersebut ditunjukkan dengan menginokulasikan lactose broth yang

berisi tabung durham dengan sejumlah sampel air. Tabung yang telah diinokulasi

kemudian diinkubasi pada suhu 30 oC dan diamati terbentuknya gas dan asam atau

tidak setelah 24 dan 48 jam. Terbentuknya gas dan asam setelah 24 jam

menunjukkan bahwa tes positif terhadap bakteri coliform dan merupakan bukti

bahwa air terpolusi oleh kotoran (Sarles dkk. 1956: 278)

2. Uji penguat (Confirmed test)

Semua tabung fermentasi lactose broth yang menunjukkan adanya gas

pada 24 atau 48 jam inkubasi pada suhu 30 oC digunakan pada uji penguat.

Sejumlah medium Bile Green Lactose Broth (BGLB) dengan tabung durham di

dalamnya diinokulasi satu ose biakan dari setiap tabung yang positif dan

diinkubasi pada suhu 35 oC dan 44,5 oC. Inokulasi juga dilakukan pada medium

Endo Agar pada cawan petri dengan streak method (Gandjar dkk. 1992: 69).

3. Uji pelengkap (Completed test)

Uji dilakukan dengan memindahkan koloni coliform yang tipikal pada

tabung durham dari lactose broth dan pada medium NA. Produksi gas pada

lactose broth dan pertumbuhan dari bakteri batang Gram negatif yang tidak

berspora pada medium agar miring merupakan bukti akhir adanya bakteri

coliform pada air (Sarles dkk. 1956: 278). Jika pada percobaan timbul gas dan

asam, morfologi bakteri berbentuk batang, hasil pengecatan Gram negatif, dan

tidak membentuk spora, maka bakteri yang diisolasi dari biakan berwarna hijau

metalik adalah Escherichia coli (Gandjar dkk. 1992: 70).

Page 7: Pemeriksaan Air

6

III. HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamatan dapat dilihat pada lampiran.

IV. PEMBAHASAN

Sampel air yang digunakan berasal dari air sumur di daerah Kutek (air

diambil melalui air keran masjid). Wilayah di sekitar sumber air adalah wilayah

perumahan yang agak padat. Kelompok lainnya mengambil sampel air di

beberapa titik lokasi di sekitar lingkungan UI, diantaranya Kober, jalan Pinang,

danau, dan es batu dalas. Sampel air tidak diambil dari sumber PDAM, karena air

PDAM sudah melalui berbagai macam tahap pengolahan yang menyebabkan

mikroorganisme dalam air PDAM sudah sangat minim jumlahnya atau bahkan

tidak ada sama sekali, sehingga jika praktikum yang dilakukan menggunakan air

PDAM sebagai sampelnya, diperkirakan tidak akan menghasilkan apa-apa.

Sampel air dapat diambil melalui keran atau langsung dari sumbernya

(danau, sungai, dll). Teknik pengambilannya pun berbeda, cara pengambilan air

dari keran mula-mula kran dibuka, biarkan air mengalir 2-3 menit. Kemudian

keran ditutup kembali. Mulut keran dipanaskan dengan nyala api secara langsung

sampai sisa air yang ada di mulut keran menguap semua. Keran dibuka kembali

dan air dibiarkan mengalir beberapa saat. Buka tutup botol sampel lalu panaskan

mulut botol sampel dengan api, lalu isilah dengan air sampel sebanyak 100 ml.

Lewatkan mulut botol di atas nyala api dan tutup kembali. Tujuan dari pemanasan

mulut keran dan mulut botol sampel adalah supaya tidak ada pengaruh

kontaminasi dari lingkungan sekitar (Gandjar dkk. 1992: 67).

Cara pengambilan sampel dari danau adalah mula-mula botol steril diisi

setengahnya dengan contoh air yang akan diperiksa, ditutup dan dikocok sampai

merata, buang airnya dan botol ditutup kembali. Masukkan botol dalam keadaan

tertutup ke dalam air, sedalam 20-30 cm dari permukaan. Buka tutup botol lalu isi

botol sampai penuh, kemudian botol ditutup kembali (semua pekerjaan tersebut

dilakukan di bawah permukaan air) (Gandjar dkk. 1992: 67).

Page 8: Pemeriksaan Air

7

Sampel air yang berasal dari air sumur Kutek mula-mula diamati secara

makroskopik terlebih dahulu. Hasil yang didapat adalah air dari Kutek berwarna

bening, berbau air normal (tidak berbau), dan memiliki pH 7. Sehingga secara

makroskopis air tersebut tergolong layak untuk dijadikan sumber air minum.

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan air menggunakan metode MTF

(Multiple Tube Fermentation). Metode MTF dibagi menjadi 3 tahap, yaitu uji

penduga, uji penguat dan uji pelengkap.

1. Uji Penduga (Presumptive Test)

Penginokulasian sampel pada uji penduga dibuat dalam 3 seri. Medium

yang digunakan merupakan Enrichment medium, tujuannya adalah supaya

mikroorganisme yang akan diuiji dapat berkembang dengan baik. Seri I terdiri

dari 5 ml sampel air ke dalam 5 tabung medium Lactose Broth ganda, seri II

terdiri dari 5 tabung medium Lactose Broth tunggal yang diinokulasikan 0,5 ml

sampel, serta seri III terdiri dari 0,05 sampel yang diinokulasikan pada 5 tabung

medium Lactose Broth tunggal. Hal tersebut dilakukan dengan asumsi bahwa

jumlah mikroorganisme dalam air sampel 5 ml lebih banyak daripada sampel

yang bervolume 0,5 dan 0,05 ml, sehingga laktosa yang digunakan sebagai

sumber nutrisi juga banyak. keseluruhan tabung tersebut diinkubasi pada suhu 37 oC selama 24 jam (Gandjar dkk. 68).

Uji penduga bertujuan untuk mendeteksi adanya bakteri coliform. Reaksi

positif ditunjukkan dengan terbentuknya asam yang menyebabkan medium

berwarna merah berubah menjadi kuning dan juga terbentuk gas pada tabung

durham (Gandjar dkk. 68). Hasil yang didapat dari uji penduga adalah semua

sampel air menunjukkan hasil positif, yang berarti diduga air tersebut sudah

tercemar oleh mikroorganisme. Tahap selanjutnya adalah melakukan uji penguat.

2. Uji Penguat (Confirmed Test)

Uji penguat dilakukan bertujuan untuk membuktikan dan memperkuat

dugaan bahwa jenis bakteri yang terdapat pada sampel termasuk jenis coliform

atau tidak, karena mikroorganisme lain juga dapat memfermentasi laktosa.

Biakan pada seluruh tabung reaksi dari uji penduga yang menunjukkan

hasil positif diinokulasikan ke dalam medium Brilliant Green Lactose Bile Broth

(BGLBB). BGLBB merupakan medium selektif, yang berarti hanya akan

Page 9: Pemeriksaan Air

8

ditumbuhi oleh bakteri tertentu saja. Perlakuan tersebut merupakan awal dari uji

penguat. Medium BGLBB mengandung ekstrak empedu yang berfungsi

menghambat bakteri-bakteri yang menfermentasi laktosa selain bakteri coliform

dan bakteri Gram positif yang lain. Setelah diinokulasikan, tabung-tabung itu

diinkubasikan pada suhu 37 oC dan 44,5 oC, untuk memisahkan fecal coliform dan

non fecal coliform. Suhu 44,5 oC mengindikasikan bahwa hanya coliform dari

usus manusia dan hewan saja yang dapat tumbuh, oleh karena itu hasil positif

yang pada tabung-tabung tersebut menunjukkan adanya coliform fecal, sedangkan

suhu 37 oC mengindikasikan suhu optimum bakteri coliform yang berasal dari

lingkungan untuk melakukan pertumbuhan (Volk & Wheller 1993: 261--262).

Pengamatan setelah 24 jam menunjukkan hasil positif adanya coliform

lingkungan pada sampel air dai es batu dalas, air Kutek, dan danau kel.3.

Sedangkan air tanah jalan pinang dan air tanah kober menunjukkan hasil negatif

baik coliform faecal atau lingkungan. Sedangkan danau kel.6 menunjukkan hasil

positif di kedua jenis coliform.

Tahap kedua dari uji penguat menggunakan medium Endo Agar, dan

dilakukan dengan menginokulasikan sampel yang positif medium Endo Agar

dengan cara streak. Medium Endo Agar bertindak sebagai medium selektif, yang

berfungsi untuk membedakan jenis-jenis bakteri coliform. Bila pada medium

Endo Agar tumbuh koloni bakteri berwarna hijau metalik, maka bakteri tersebut

adalah Escherichia coli. Bila koloni berwarna merah muda atau bukan hijau

metalik, maka koloni bakteri tersebut adalah selain E. coli (Klebsiella atau

Enterobacter ). Warna hijau metalik dari E. coli timbul karena hasil fermentasi

laktosa yang menghasilkan asetaldehid. Senyawa asetaldehid tersebut akan

membebaskan fuchsin dari kompleks fuchsin sulfite yang ada di dalam medium

Endo Agar. E. coli dapat mereaksikan fuchsin dengan keras sehingga akan terjadi

kristalisasi fuchsin yang berwarna hijau metalik (Salle 1961: 555).

Berdasarkan hasil pengamatan pada medium Endo Agar, bakteri yang

terdapat pada sampel air Kutek dan danau kel.3 merupakan jenis Escherichia coli.

Hal tersebut ditandai dengan koloni yang berwarna hijau metalik. Sampel yang

berasal dari air di lokasi lainnya menampakkan pertumbuhan koloni bakteri yang

Page 10: Pemeriksaan Air

9

berwarna pink, yang berarti bahwa bakteri tersebut bukan Escherichia coli,

melainkan bakteri coliform lainnya.

3. Uji Pelengkap (Completed Test)

Uji pelengkap dilakukan untuk melihat morfologi bakteri coliform, dengan

cara melakukan pengecatan gram pada bakteri tersebut, baik pada Escherichia coli

maupun bakteri coliform lainnya. Hasil yang diperoleh dari pengecatan gram

adalah bakteri yang diperoleh dari kedua sampel positif (berwarna hijau metalik)

menampakkan morfologi yang sama, yaitu bakteri berbentuk batang pendek, tidak

berspora dan berwarna merah (bakteri Gram negatif). Hal tersebut sesuai dengan

literatur yang menyatakan bahwa uji pelengkap memberikan hasil yang positif

bila hasil pengecatan menunjukkan morfologi bakteri berbentuk batang, termasuk

Gram negatif dan tidak membentuk spora (Prescott dkk. 1999: 877). Namun, pada

praktikum yang dilakukan tidak sampai pada uji pelengkap.

V. KESIMPULAN

1. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan botol steril, mewakili air

yang akan diuji dan diusahakan agar terhindar dari kontaminasi

mikroorganisme lainnya.

2. Kualitas air dapat diketahui dengan uji MTF. Sampel air dari lokasi jalan

Pinang dan Kober adalah air dengan kualitas baik dibandingkan dengan air

dari lokasi lainnya.

3. Sampel air dari lokasi Kutek, danau (kel.3), dan es batu dalas mengandung

coliform lingkungan dan sampel air dari lokasi danau (kel.6) mengandung

coliform lingkungan dan faecal.

VI. DAFTAR ACUAN

Alcamo, I.E. 1984. Fundamental of microbiology. Addison Wesley Publishing

Company, Inc., Kanada: xxvii + 834 hlm.

Page 11: Pemeriksaan Air

10

Gandjar, I., I.M. Koentjoro, W. Mangunwardoyo, & L. Soebagya. 1992. Pedoman

praktikum mikrobiologi dasar. Jurusan Biologi FMIPA UI, Jakarta: vii +

87 hlm.

McKane, L. & J. Kandel. 1996. Microbiology: Essentials and application.

Ed. ke-2. McGraw-Hill, Inc., New York: xxviii + 843 hlm.

Menkes RI. 1990. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia.

http://ksrpmiunhas.or.id/artikel/item/193-beberapa-syarat-air-bersih-

menurut-menkes-ri. 30 Desember 2011, pk. 21.25.

Pelczar, M.J. & E.C.S. Chan. 1988. Dasar-dasar mikrobiologi. Terj.dari

Elements of microbiology, oleh Hadioetomo, R.S., T. Imas, S.S.

Tjitrosomo, & S.L. Angua. UI Press, Jakarta: viii + 997 hlm.

Prescott, L.M. , J.P. Harley & D.A. Klein. 1999. Microbiology. Ed. Ke-4.

McGraw-Hill, Boston: xxvi + 962 hlm.

Salle, A. J. 1961. Fundamental principles of bacteriology. Ed. Ke-5. McGraw

Hill Book Company, Inc., New York: viii + 812 hlm.

Sarles, W.B., W.C. Frazier, & J.B. Ford. 1956. Microbiology. Ed. Ke-2. Harper &

Brothers., New York: xi + 491 hlm.

Volk, W.A. & M.F. Wheeler. 1993. Mikrobiologi dasar I. Terj. dari Basic

microbiology, oleh Markham. Erlangga, Jakarta: xii + 396 hlm.

Page 12: Pemeriksaan Air

11

LAMPIRAN

Tabel 1. Hasil pengamatan uji penduga (24 jam)

Kel.Sumber

Air

LBG (5 ml) LBT I (0,5 ml) LBT II (0,05 ml)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

I Es batu

dalas

+ + + + + + + + + + + + + + +

II Air

tanah

kutek

+ + + + + + + + + + + + + + +

III Danau + + + + + + + + + + + + + + +

IV Air

tanah

Jl.Pinang

+ + + + + + - - + + - - + - -

V Air

tanah

kober

+ + + + + + + + + + + + + + +

VI Danau + + + + + + + + + + + + + + +

11

Page 13: Pemeriksaan Air

12

Tabel 2. Hasil pengamatan uji penguat I dengan medium BGLB

KelSuhu 35oC Suhu 44,5oC

LBG (5 ml) LBT I (0,5 ml) LBT II (0,05 ml) LBG (5 ml) LBT I (0,5 ml) LBT II (0,05 ml)

I + + + + + + + + + + + + + + + - - - - - - - - - - - - - - -

II + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

III + + + + + + + + + + + + + + + - - - - - - - - - - - - - - -

IV - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

V - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

VI + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

Tabel 3. Hasil pengamatan uji penguat II dengan medium Endo Agar

KelSuhu 35oC Suhu 44,5oC

LBG LBT I LBT II LBG LBT I LBT II

I - - - - - -

II

+

(sedikit koloni

hijau metalik di

pinggir, ada

koloni pink)

+-

(koloni pink)- - -

Page 14: Pemeriksaan Air

13

III - - + - - -

IV - - - - - -

V - - - - - -

VI - - - - - -

Keterangan:- : tidak ada koloni hijau metalik (E. coli)+ : ada koloni hijau metalik (E.coli)

Page 15: Pemeriksaan Air

0

Gambar 1. Hasil positif (hijau metalik)[Sumber: Dokumentasi pribadi]

Gambar 2. Hasil negatif (pink)[Sumber: Dokumentasi pribadi].

14