25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan sektor pendidikan dewasa ini memiliki arti yang sangat penting, bahkan tidak berlebihan jika sektor ini dijadikan sebagai prioritas dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Hal ini dilatarbelakangi oleh situasi perkembangan dunia yang sangat cepat berubah dan menimbulkan berbagai kondisi ketidak pastian (uncertainty) yang bergejolak (hiper turbulence) dan sangat sulit untuk diprediksikan (unpredictable). Keadaan seperti ini jelas mensyaratkan dimilikinya sumber daya manusia yang berkualitas bagi suatu negara, terutama untuk mampu berbicara dan bersaing dengan negara dan masyarakat internasional. Salah satu upaya yang perlu ditempuh untuk mendapatkan manusia sebagai unsur human capital dan tidak semata-mata hanya human resource ini adalah melalui penyelenggaraan pendidikan. Dalam kaitan ini perlu ditekankan bahwa penyelenggaraan pendidikan tidak hanya diarahkan kepada penguasaan sains dan pengembangan ilmu-ilmu sosial yang lebih bersifat ilmu murni (pure science) namun juga teknologi modern yang bersifat terapan (apllied), seperti Ilmu Komputer yang berkaitan dengan Sistem Informasi, Teknologi Informasi, dan Management Informasi, ditambah 1

Manajemen Bisnis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ilmu yang mempelajari tentang mengatur bisnis

Citation preview

Page 1: Manajemen Bisnis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan sektor pendidikan dewasa ini memiliki arti yang sangat

penting, bahkan tidak berlebihan jika sektor ini dijadikan sebagai prioritas dalam

pelaksanaan pembangunan nasional. Hal ini dilatarbelakangi oleh situasi

perkembangan dunia yang sangat cepat berubah dan menimbulkan berbagai

kondisi ketidak pastian (uncertainty) yang bergejolak (hiper turbulence) dan

sangat sulit untuk diprediksikan (unpredictable).

Keadaan seperti ini jelas mensyaratkan dimilikinya sumber daya manusia

yang berkualitas bagi suatu negara, terutama untuk mampu berbicara dan bersaing

dengan negara dan masyarakat internasional. Salah satu upaya yang perlu

ditempuh untuk mendapatkan manusia sebagai unsur human capital dan tidak

semata-mata hanya human resource ini adalah melalui penyelenggaraan

pendidikan.

Dalam kaitan ini perlu ditekankan bahwa penyelenggaraan pendidikan

tidak hanya diarahkan kepada penguasaan sains dan pengembangan ilmu-ilmu

sosial yang lebih bersifat ilmu murni (pure science) namun juga teknologi modern

yang bersifat terapan (apllied), seperti Ilmu Komputer yang berkaitan dengan

Sistem Informasi, Teknologi Informasi, dan Management Informasi, ditambah

dengan semakin pesatnya era teknologi dewasa ini atau lebih tepat jika kita sebut

kita sekarang hidup di era nya Digital ( living in a digital age).

Atas dasar pemikiran demikian, dapatlah dipahami bahwa dari perspektif

sistem pendidikan nasional, keberadaan STMIK SUMEDANG merupakan sub

sistem yang tidak berdiri sendiri. Secara institusional, STMIK SUMEDANG

merupakan lembaga pendidikan yang bersama-sama dengan lembaga lainnya

bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Untuk itulah maka dalam rangka mensukseskan Visi 2020, perlu dilakukan

analisis kritis terhadap organisasi STMIK SUMEDANG agar dapat ditentukan

langkah-langkah strategis dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya,

sehingga akan tercapai kinerja yang lebih optimal dimasa-masa yang akan datang.

1

Page 2: Manajemen Bisnis

Pembahasan akan dimulai dengan mengemukakan selayang pandang STMIK

SUMEDANG, Visi dan Misi organisasi, ANALYSIS SWOT (kekuatan,

kelemahan, peluang dan tantangan), serta berbagai strategi demi memajukan dan

mengembangkan agar STMIK SUMEDANG bisa lebih baik lagi di masa

mendatang.

1.2 SELAYANG PANDANG, VISI, MISI, STMIK SUMEDANG

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Sumedang

berdiri pada tanggal 08 Agustus 1999, memiliki 3 (tiga) Program Studi,

yakni :

1. Manajemen Informatika jenjang D-3 dengan status Terakreditasi.

2. Teknik Informatika jenjang S-1 dengan status Terakreditasi.

3. Sistem Informasi jenjang S-1 Izin Dikti.

Pimpinan

Ketua : Dady Mulyadi, Drs., M.M.

2

Page 3: Manajemen Bisnis

Pembantu Ketua I : Dwi Yuniarto, M.Kom.

Pembantu Ketua II : H. Mulya Suryadi, M.Kom.

Pembantu Ketua III : H. Usep Sehabudin, Drs., M.M.

Ketua Program Studi

Manajemen Informatika : Asep Saepani, S.Kom.

Teknik Informatika : Esa Firmansyah, M.Kom.

Sistem Informasi : Sri Bekti Handayani, M.Kom.

Kurikulum dan Tenaga Pengajar

Kurikulum yang digunakan sesuai dengan Kurikulum Nasional dari

Depdiknas dan Kurikulum Lokal yang disesuaikan dengan potensi daerah dan

karakteristik Perguruan untuk kepentingan lapangan kerja. Sistem perkuliahan

dengan Sistem Kredit Semester (SKS).

1. Man. IF D-3 > 120 SKS (MBB : 8 SKS, MKB : 67 SKS, MKK : 34 SKS,

MPB : 4 SKS, MPK : 7 SKS)

2. Tek. IF S-1 > 150 SKS (MBB : 6 SKS, MKB : 101 SKS, MKK : 21 SKS,

MPB : 5 SKS, MPK : 17 SKS)

3. Sisfo S-1 > 150 SKS (MBB : 6 SKS, MKB : 101 SKS, MKK : 21 SKS,

MPB : 5 SKS, MPK : 17 SKS)

Tenaga Pegajar

Tenaga Pengajar terdiri atas tenaga pengajar tetap YPSA Sumedang dan

bantuan Kopertis IV Jawa Barat dan Banten.

Tenaga pengajar luar biasa dari PTN (UNPAD, UPI, UGM, dan lain-lain)

3

Page 4: Manajemen Bisnis

Visi Perguruan Tinggi:

Membentuk masyarakat modern yang menekankan pada kemampuan

memanfaatkan informasi dan sumber daya manusia yang kreatif, inovatif, dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Misi Perguruan Tinggi:

STMIK Sumedang mempunyai misi menjalankan tridharma perguruan

tinggi dalam meningkatkan sumber daya manusia, seperti tujuan berikut : -

Memberikan pendidikan yang berkualitas kepada mahasiswa dalam

mempersiapkan diri menghadapi persaingan di pasar kerja - Mendorong

pengembangan pendidikan dan profesi bagi tenaga pengajar dan staf pendukung -

Mendorong kegiatan penelitian untuk kontribusi bagi perkembangan di bidang

teknologi informasi - Mendorong kegiatan pengabdian untuk memberikan

kontribusi bagi pengembangan teknologi bagi masyarakat Indonesia -

Meningkatkan kegiatan ke agamaan dengan menggunakan teknologi informasi.

Seperti itulah selayang pandang STMIK SUMEDANG dengan cita dan

harapan dapat mencetak SDM yang berkualitas, baik sebagai Progammer maupun

Analis Program, dengan peluang kerja yang begitu luas diharapkan Mahasiswa

lulusan STMIK SUMEDANG dapat berperan besar dan menciptakan sejarah baru

di masa mendatang.

4

Page 5: Manajemen Bisnis

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk

mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang

(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi

bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths,

weaknesses, opportunities, dan threats).

Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis

atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung

dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.

Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah

berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya

dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan

(strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang

(opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang

mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada,

selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman

(threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan

(weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau

menciptakan sebuah ancaman baru.

Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada

Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan

data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500. Demikian seperti yang Serba

Seru.Com kutip dari laman Wikipedia Indonesia.

5

Page 6: Manajemen Bisnis

2.2 RUANG LINGKUP DAN TUJUAN

Lingkungan organisasi pendidikan selalu berubah dari tahun ke tahun. Yang

dimaksud dengan lingkungan adalah alam fisik, tumbuh-tumbuhan, binatang dan

manusia dengan kebudayaannya. Di antara jenis lingkungan yang paling pesat

berkembang adalah manusia dengan kebudayaannya. Perkembangan jenis

lingkungan inilah terutama yang memberi tantangan bagi para manajer lembaga

pendidikan dalam mengubah struktur organisasi.

Perubahan lingkungan pendidikan indonesia yang menonjol ialah 

1. Perubahan ilmu dan teknologi dunia, 

2. Perkembangan kehidupan dan cara hidup masyarakat, 

3. Penyempurnaan pelaksanaan pendidikan, 

4. Peningkatan pendidikan afeksi untuk mengimbangi perkembangan kognisi

dan, 

5. Pembinaan generasi penerus agar mampu meneruskan pembangunan. 

Para manajer pendidikan harus responsif terhadap perubahan-perubahan itu

dan berusaha menjawab tantangan-tantangan itu dengan cara mengubah atau

menyesuaikan struktur organisasinya, membentuk struktur baru yang cocok untuk

peningkatan pendidikan yang lebih tepat dengan tuntutan zaman. Demikian tak

terkecuali bagi pondok pesantren yang merupakan lembaga pendidikan Islam

tertua di Indonesia juga mempunyai tanggung jawab terhadap perubahan dan

rekayasa sosial. Karena memiliki model pendidikan dan cara belajar santri,

pesantren selayaknya menjadi lembaga tafaqquh fiddin dalam arti luas bukan

hanya dimaknai menjadi lembaga pendidikan fiqih. Dalam kaitannya dengan

respon keilmuan pesantren terhadap dinamika modernitas, terdapat dua hal penting

yang harus diperhatikan. Dimana keduanya merupakan upaya kultural keilmuan

pesantren, sehingga keilmuan pesantren tetap menemukan relevansinya dengan

perkembangan kontemporer. Penentuan arah pengembangan suatu lembaga sangat

dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Lingkungan

internal adalah suatu kekuatan yang berada di luar lembaga dimana lembaga tidak

6

Page 7: Manajemen Bisnis

mempunyai pengaruh sama sekali terhadapnya sehingga perubahan-perubahan

yang terjadi pada lingkungan ini akan mempengaruhi kinerja lembaga. 

Sedangkan lingkungan eksternal adalah lebih pada analisa intern lembaga

dalam rangka menilai atau mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap

unit kerja.Ada dua faktor yang membuat analisa lingkungan menjadi suatu analisa

penting dalam pengembangan sebuah lembaga terutama lembaga pendidikan.

Yang pertama organisasi atau lembaga tidak berdiri sendiri tetapi berinteraksi

dengan bagian-bagian dari lingkungannya dan lingkungan itu sendiri selalu

berubah setiap saat dan yang kedua pengaruh lingkungan yang sangat rumit dan

komplek dapat mempengaruhi kinerja banyak bagian yang berbeda dari sebuah

lembaga.

Dalam melakukan analisa eksternal, perusahaan menggali dan

mengidentifikasikan semua opportunity (peluang) yang berkembang dan menjadi

trend pada saat itu serta treath (ancaman) dari para pesaing. Sedangkan analisa

internal lebih menfokuskan pada identifikasi strength (kekuatan) dan weakness

(kelemahan) dari perusahaan

Telaah lingkungan internal (PLI) adalah mencermati (scanning) kekuatan

dan kelemahan di lingkungan internal organisasi sendiri yang dapat dikelola

manajemen meliputi antara lain: 

a. Struktur organisasi termasuk susunan dan penempatan personelnya.

b. Sistem organisasi dalam mencapai efektifitas organisasi termasuk efektivitas

komunikasi internal.

c. Sumber daya manusia, Sumber daya alam, tenaga terampil dalam tingkat

pemberdayaan sumber daya, termasuk komposisi dan kualitas sumber daya

manusianya.

d. Biaya operasional berikut sumber dananya.

Faktor-faktor lain yang menggambarkan dukungan terhadap proses kinerja/misi

organisasi yang sudah ada, maupun yang secara potensial dapat muncul di

lingkungan internal organisasi seperti teknologi yang telah digunakan sampai saat

ini.

7

Page 8: Manajemen Bisnis

Telaah Lingkungan Eksternal (PLE) adalah mencermati (scanning) peluang

dan tantangan yang ada di lingkungan eksternal organisasi sendiri (yang tidak

dapat dikelola manajemen) yang meliputi berbagai faktor yang dapat

dikelompokkan dalam bidang/aspek.

a. Task Environment, secara langsung berinteraksi dan mempengaruhi

organisasi seperti: Klien, Konsumen, Stakeholder, pesan Pelanggan.

b. Societal Envirnment, pada umumnya terdiri dari beberapa elemen penting

seperti Ekonomi, Teknologi, Sosial Budaya, Politik.

1. Economic Environment, merupakan suatu kerawanan bagi kebanyakan

organisasi, dan analisisnya paling sulit dilakukan, karena menyangkut

ekonomi tingkat nasional. Misalnya, masalah keuangan negara, tingkat inflasi,

suku bunga, dan sebagainya.

2. Technological Environment, merupakan hal yang tidak kalah pentingnya

dibandingkan dengan economic environment. Kemajuan teknologi yang dapat

sangat pesat pada saat ini menuntut organisasi untuk selalu mengikuti

perubahan teknologi ini agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

3. Social Environment, menjadi yang paling penting dalam kehidupan organisasi

karena menyangkut perilaku sosial dan nilai-nilai budaya (social attitude and

values). Transparasi/keterbukaan merupakan suatu tuntutan baru, terutama

terhadap pemerintahan, sementara kritik masyarakat harus diperhatikan, dan

adanya tuntutan akan peningkatan ”quality of life”yang semakin gencar.

4. Political Environment, merupakan kebijakan-kebijakan pemerintah yang

berkaitan dengan bidang kegiatan organisasi, misalnya kebijakan perpajakan

moneter, perizinan, yang mempunyai dampak jangka panjang pada efektivitas

organisasi. Hal ini akan terasa pada organisasi yang bidang kegiatannya telah

diatur oleh pemerintah (termasuk administrasi dan organisasi publik sebagai

aparat pemerintah), karena organissasi organisasi ini akan tergantung pada

kehidupan politik pemerintah. Dari analisa lingkungan internal dan eksternal

inilah akan menghasilkan isu-isu strategik dalam suatu organisasi atau

lembaga.

8

Page 9: Manajemen Bisnis

Disamping itu dari identifikasi kekuatan, kelemahan, kesempatan dan

kendala tersebut akan diambil langkah-langkah strategis yang diperlukan untuk

kemajuan dan berkembangnya organisasi atau lembaga. Hampir semua lembaga

maupun pengamat bisnis dalam pendekatannya banyak menggunakan analisis

SWOT.

Hal tersebut di lakukan oleh semua lembaga maupun pengamat bisnis, untuk

mengkaji kekuatan dan kelemahannya pada lembaga tersebut, sebelum

menentukan tujuan dan menggariskan tindakan pencapaian tujuan, yang

merupakan konsekuensi logis yang perlu di tempuh perusahaan agar supaya lancar

didalam operasionalnya.

Lingkungan eksternal mempunyai dampak yang sangat berarti pada sebuah

lembaga pendidikan.

Selama dekade terkhir abad ke dua puluh, lembaga-lembaga ekonomi,

masyarakat, struktur politik, dan bahkan gaya hidup perorangan dihadapkan pada

perubahan-perubahan baru.

Perubahan masyarakat industri ke masyarakat informasi dan dari ekonomi

yang berorientasi manufaktur ke arah orientasi jasa, telah menimbulkan dampak

yang signifikan terhadap permintaan atas program baru pendidikan kejuruan yang

ditawarkan (Martin, 1989).

Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opprtunities, and Threats) telah

menjadi salah satu alat yang berguna dalam dunia industri. Namun demikian tidak

menutup kemungkinan untuk digunakan sebagai aplikasi alat bantu pembuatan

keputusan dalam pengenalan program-program baru di lembaga pendidikan.

Proses penggunaan manajemen analisis SWOT menghendaki adanya suatu

survei internal tentang Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (klemahan) program,

serta survei eksternal atas Opportunities (ancaman) dan Thterats

(peluang/kesempatan) .

Pengujian eksternal dan internal yang struktur adalah sesuatu yang unik

dalam dunia perencanaan dan pengembangan kurikulum lembaga pendidikan.

9

Page 10: Manajemen Bisnis

Para pendidik harus berperan sebagai penggagas atau innovator dalam merancang

masa depan lembaga yang mereka kelola. Strategi-strategi baru yang inovatif

harus dikembangkan harus memastika bahwa lembaga pendidikan akan

melaksanakan tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mendatang

khususnya pada abad 21 dan setelahnya. Untuk melakukan hal ini, antara lain

dibutuhkan sebuah pengujian mengenai bukan saja lingkungan lembaga

pendidikan itu sendiri tetapi juga lingkungan eksternalnya (Brodhead,1991).

Analisis kekuatan, kelemahan, kesempatan/peluang, dan ancaman atau SWOT

(juga di kenal sebagai analisis SWOT dalam beberapa buku manajemen),

menyediakan sebuah kerangka pemikiran untuk para administrator pendidikan

dalam memfokuskan secara lebih baik pada layanan kebutuhan dalam masyarakat.

Meskipun sebenarnya analisa ini banyak di tujukan untuk penerapan dalam

bisnis, ide penggunaan perangkat ini dalam bidang pendidikan bukanlah hal yang

sama sekali baru. Sebagai contoh, Gorski (1991) menyatakan pendekatan ini untuk

meningkatkan minat dalam masyarakat untuk memasuki sekolah dan lembaga-

lembaga pendidikan. Perangkat manajemen yang sedianya ditujukan untuk bidang

industri sering kali bisa diolah untuk diterapkan dalam bidang pendidikan, karena

adanya kemiripan yang fundamental dalam tugas-tugas administraitf .

SWOT adalah teknik yang sudah sederhana, mudah dipahami, dan juga bisa

digunakan dalam merumuskan strategi-strategi dan kebijakan-kebijakan untuk

pengelolaan pegawai administrasi (administrator). Sehingga, SWOT di sini tidak

mempunyai akhir, artinya akan selalu berubah sesuai dengan tuntutan jaman.

2.3 FAKTOR-FAKTOR ANALISIS SWOT

Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:

•Strengths(kekuatan)

merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep

bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam

tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

10

Page 11: Manajemen Bisnis

•Weakness(kelemahan)

merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep

bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam

tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

•Opportunities(peluang)

merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi

yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu

sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.

•Threats(ancaman)

merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu

organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

setelah itu dibuat pemetaan analisis SWOT maka dibuatlah tabel matriks dan

ditentukan sebagai tabel informasi SWOT.Kemudian dilakukan pembandingan

antara faktor internal yang meliputi Strength dan Weakness dengan faktor luar

Opportunity dan threat. Setelah itu kita bisa melakukan strategi alternatif untuk

dilaksanakan.Strategi yang dipilih merupakan strategi yang paling menguntungkan

dengan resiko dan ancaman yang paling kecil.

Selain pemilihan alternatif analisis Swot juga bisa digunakan untuk

melakukan perbaikan dan improvisasi. dengan mengetahui kelebihan (Strength

dan opportunity) dan kelemahan kita (weakness dan threat), maka kita melakukan

strategi untuk melakukan perbaikan diri. Mungkin salah satu strateginya dengan

meningkatkan Strength dan opportunity atau melakukan strategi yang lain yaitu

mengurangi weakness dan threat

2.4 PENERAPAN ANALISIS SWOT PADA PERGURUAN TINGGI STMIK

SUMEDANG

a. Strengths (kekuatan)

STMIK Sumedang merupakan satu-satunya perguruan tinggi dalam bidang

IT di Kab. Sumedang

Letak kampus yang strategis, berada dipusat kota sumedang sehingga akses

menjadi lebih mudah.

11

Page 12: Manajemen Bisnis

Fasilitas kampus yang cukup memadai

Visi misinya jelas sesuai tri dharma, dan ingin menciptakan SDM yang

berkualitas

Tenaga pengajar yang begitu aktraktive, profesional juga proposional

dengan lulusan terbaik dari PTN ternama seperti UNPAD, UPI, UGM,

dan lain-lain.

Biaya kuliah yang ekonomis, ideal, terjangkau , dan memasyarakat.

Program Beasiswa yang berkelanjutan baik bagi mahaasiswa berprestasi

maupun mahasiswa yang kurang mampu.

Biaya hidup lebih Murah, baik produk maupun jasa seperti, warung nasi,

kost-kostan,dan pusat-pusat perbelanjaan.

Sistem pembayaran persemester yang lebih mudah dengan sistem online

melalui kerjasama dengan Bank yang sudah ditunjuk.

Memiliki jaringan komunitas yang kuat baik dengan kampus lain maupun

ikatan alumni STMIK.

Banyak kegiatan maupun event kampus yang selalu menyedot perhatian.

b. Weakness (kelemahan)

Kelemahan STMIK terdapat pada tempat yang kurang luas.

Bersatunya SMK dan kampus sehingga sedikit tercampur dan membuat

kegiatan kurang efektive.

Akses jalan yang kurang besar sehingga selalu terjadi kemacetan.

Parkiran yang kurang tertata.

fasilitas dan kapasitas laboraturium masih kurang memadai.

Adanya penggunaan kampus dan leb yang di pergunakan secara tercampur

dengan SMK dan kampus sebelah .

Demikian juga untuk wadah kegiatan kemahasiswaan baru tersedia satu

ruangan yang penggunaan secara bersamaan oleh senat mahasiswa dan

BPM.

Akreditasi STMIK masih rendah.

MCK yang kurang terawat

Belum memiliki gedung serbaguna (GOR)

12

Page 13: Manajemen Bisnis

c. Opportunities(peluang).

Peluang yang ada STMIK bisa menjadi sekolah tinggi yang paling di

minati ketika ancaman dan kelemahan bisa diperbaiki atau bisa bisa

dipenuhi.

Ketika proses promosi barhasil maka STMIK akan menjadi sekolah tinggi

terfavorite.

Dapat menjadi Kampus yang Bersetandar seperti Universitas Negeri.

Memberi peluang pada masyarakat sekitar sebagai penyedia rumah kost-

kostan

Begitupun dalam bidang kuliner yaitu penjualan makanan dan minuman

juga dapat mensejahterakan masyarakat / pengusaha lokal.

Dengan melihat beberapa contoh di atas, perguruan tinggi mampu

menciptakan peluang-peluang bisnis untuk menggerakkan roda

perekonomian masyarakat sekitar.

Lebih banyak lagi melakukan event-event sebagai sarana promosi kampus.

Dapat mendatangkan para sponsor maupun investor untuk kegiatan dan

fasilitas kampus.

Dapat menjalin kerjasama dengan lebih banyak industri perusahaan sebagai

pemasok tenaga kerja dengan SDM yang berkompeten.

Menciptakan banyak mahasiswa dengan jiwa entrepreunership.

Teknologi informasi dewasa ini berkembang dengan pesat dampaknya

dapat membuat minat calon mahasiswa yang mempelajari IT menjadi

tinggi.

Dapat menambah pasar calon mahasiswa bukan hanya dari kab. Sumedang

saja, tapi kabupaten lainnya, maupun luar Provinsi.

d. Threats (ancaman)

Adanya pembangunan baru sekolah tinggi swasta maupun negeri yang

berbasis IT.

13

Page 14: Manajemen Bisnis

Ketika kelemahan tidak di perbaiki maka STMIK akan mengalami

kemunduran karena berkurangnya minat mahasiswa menuntut ilmu di

STMIK

Tidak mendapat apresiasi masyarakat seiring pertumbuhan teknologi yang

berkembang pesat.namun lebih menonjolkan sisi negative daripada

positifnya

Dalam konteks era globalisasi yang mempertemukan berbagai status dan

lapisan masyarakat, maka tantangan utama yang di hadapi oleh STMIK

Sumedang adalah bagaimana menyiapkan sistem pendidikan administrasi

yang mantap dengan di dukung oleh sumber daya manusia yang

berkualitas dan memiliki profesionalisme tinggi.

14

Page 15: Manajemen Bisnis

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Analisis SWOT adalah perkembangan hubungan atau interaksi antar unsur-

unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal yaitu

peluang dan ancaman. Didalam penelitian analisis SWOT kita ingin memproleh

hasil berupa kesimpulan-kesimpulan berdasarkan ke-4 faktor dimuka yang

sebelumnya telah dianalisa :

1. Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi)

Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan kekuatan

atas peluang yang telah diidentifikasi. Misalnya bila kekuatan STMIK

Sumedang adalah pada tenaga pengajarnya, maka keunggulan ini dapat

dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tenaga

pengajar yang berkualitas, yang keberadaanya dan kebutuhannya telah

diidentifikasi pada analisis kesempatan.

2. Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi)

Kesempatan yang dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan karena

kelemahan STMIK Sumedang. Misalnya Alat tekhnologi terbaru tidak

dipunyai oleh STMIK Sumedang. Salah satu strategi yang dapat ditempuh

adalah bekerjasama dengan perguruan tinggi lain yang mempunyai alat

tersebut dan lebih maju dari STMIK Sumedang. Pilihan strategi lain adalah

mengatasi kelemahan agar dapat memanfaatkan kesempatan.

3. Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min)

Dalam analisa ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya. Strategi

ini mencoba mencari kekuatan yang dimiliki STMIK Sumedang yang dapat

mengurangi atau menangkal ancaman tersebut. Misalnya ancaman yang

datangnya dari kampus lain.

4. Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini)

Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan intern, strategi

yang umumnya dilakukan adalah “keluar” dari situasi yang terjepit tersebut.

15

Page 16: Manajemen Bisnis

Keputusan yang diambil adalah “mencairkan” sumber daya yang terikat pada

situasi yang mengancam tersebut, dan mengalihkannya pada usaha lain yang

lebih cerah. Siasat lainnya adalah mengadakan kerjasama dengan satu

perusahaan yang lebih kuat, dengan harapan ancaman suatu saat akan hilang.

3.2 SARAN

Dengan mengetahui situasi yang akan dihadapi, STMIK Sumedang dapat

mengambil langkah-langkah yang perlu dilakukan dan bertindak dengan

mengambil kebijakan-kebijakan yang terarah dan mantap, dengan kata lain

STMIK Sumedang harus menerapkan strategi yang tepat.

16

Page 17: Manajemen Bisnis

DAFTAR PUSTAKA

Harvey, Donald F., Business Policy and Strategic Management, Ohio : Charles E.

Merrill Publishing Co., 1982

Jauch, Lawrence R., dan William F. Glueck, Mmanajemen strategis dan

Kebijaksanaan Perusahaan, Jakarta : Erlangga, 1994

Nisjar, Karhi, dan Winardi, Manajemen Strategis, Bandung : Mandar Maju, 1997

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2179835-analisa-swot-dalam-

pengembangan-lembaga/#ixzz1mmn52qu6

Education. To Look Good, We’ve got to Be Good. Vocationnal Education

Glass, N.M., (1991),Pro –active Manajement : How to Improve Your

Management Performance. East Brunswick, NJ: Nichols Publishing.

http://stmik-sumedang.ac.id

[email protected]

STMIK Sumedang 2012

17