Upload
jeyjienji-kojiro-setiadi
View
34
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Ilmu yang mempelajari tentang mengatur bisnis
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pembangunan sektor pendidikan dewasa ini memiliki arti yang sangat
penting, bahkan tidak berlebihan jika sektor ini dijadikan sebagai prioritas dalam
pelaksanaan pembangunan nasional. Hal ini dilatarbelakangi oleh situasi
perkembangan dunia yang sangat cepat berubah dan menimbulkan berbagai
kondisi ketidak pastian (uncertainty) yang bergejolak (hiper turbulence) dan
sangat sulit untuk diprediksikan (unpredictable).
Keadaan seperti ini jelas mensyaratkan dimilikinya sumber daya manusia
yang berkualitas bagi suatu negara, terutama untuk mampu berbicara dan bersaing
dengan negara dan masyarakat internasional. Salah satu upaya yang perlu
ditempuh untuk mendapatkan manusia sebagai unsur human capital dan tidak
semata-mata hanya human resource ini adalah melalui penyelenggaraan
pendidikan.
Dalam kaitan ini perlu ditekankan bahwa penyelenggaraan pendidikan
tidak hanya diarahkan kepada penguasaan sains dan pengembangan ilmu-ilmu
sosial yang lebih bersifat ilmu murni (pure science) namun juga teknologi modern
yang bersifat terapan (apllied), seperti Ilmu Komputer yang berkaitan dengan
Sistem Informasi, Teknologi Informasi, dan Management Informasi, ditambah
dengan semakin pesatnya era teknologi dewasa ini atau lebih tepat jika kita sebut
kita sekarang hidup di era nya Digital ( living in a digital age).
Atas dasar pemikiran demikian, dapatlah dipahami bahwa dari perspektif
sistem pendidikan nasional, keberadaan STMIK SUMEDANG merupakan sub
sistem yang tidak berdiri sendiri. Secara institusional, STMIK SUMEDANG
merupakan lembaga pendidikan yang bersama-sama dengan lembaga lainnya
bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Untuk itulah maka dalam rangka mensukseskan Visi 2020, perlu dilakukan
analisis kritis terhadap organisasi STMIK SUMEDANG agar dapat ditentukan
langkah-langkah strategis dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya,
sehingga akan tercapai kinerja yang lebih optimal dimasa-masa yang akan datang.
1
Pembahasan akan dimulai dengan mengemukakan selayang pandang STMIK
SUMEDANG, Visi dan Misi organisasi, ANALYSIS SWOT (kekuatan,
kelemahan, peluang dan tantangan), serta berbagai strategi demi memajukan dan
mengembangkan agar STMIK SUMEDANG bisa lebih baik lagi di masa
mendatang.
1.2 SELAYANG PANDANG, VISI, MISI, STMIK SUMEDANG
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Sumedang
berdiri pada tanggal 08 Agustus 1999, memiliki 3 (tiga) Program Studi,
yakni :
1. Manajemen Informatika jenjang D-3 dengan status Terakreditasi.
2. Teknik Informatika jenjang S-1 dengan status Terakreditasi.
3. Sistem Informasi jenjang S-1 Izin Dikti.
Pimpinan
Ketua : Dady Mulyadi, Drs., M.M.
2
Pembantu Ketua I : Dwi Yuniarto, M.Kom.
Pembantu Ketua II : H. Mulya Suryadi, M.Kom.
Pembantu Ketua III : H. Usep Sehabudin, Drs., M.M.
Ketua Program Studi
Manajemen Informatika : Asep Saepani, S.Kom.
Teknik Informatika : Esa Firmansyah, M.Kom.
Sistem Informasi : Sri Bekti Handayani, M.Kom.
Kurikulum dan Tenaga Pengajar
Kurikulum yang digunakan sesuai dengan Kurikulum Nasional dari
Depdiknas dan Kurikulum Lokal yang disesuaikan dengan potensi daerah dan
karakteristik Perguruan untuk kepentingan lapangan kerja. Sistem perkuliahan
dengan Sistem Kredit Semester (SKS).
1. Man. IF D-3 > 120 SKS (MBB : 8 SKS, MKB : 67 SKS, MKK : 34 SKS,
MPB : 4 SKS, MPK : 7 SKS)
2. Tek. IF S-1 > 150 SKS (MBB : 6 SKS, MKB : 101 SKS, MKK : 21 SKS,
MPB : 5 SKS, MPK : 17 SKS)
3. Sisfo S-1 > 150 SKS (MBB : 6 SKS, MKB : 101 SKS, MKK : 21 SKS,
MPB : 5 SKS, MPK : 17 SKS)
Tenaga Pegajar
Tenaga Pengajar terdiri atas tenaga pengajar tetap YPSA Sumedang dan
bantuan Kopertis IV Jawa Barat dan Banten.
Tenaga pengajar luar biasa dari PTN (UNPAD, UPI, UGM, dan lain-lain)
3
Visi Perguruan Tinggi:
Membentuk masyarakat modern yang menekankan pada kemampuan
memanfaatkan informasi dan sumber daya manusia yang kreatif, inovatif, dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Misi Perguruan Tinggi:
STMIK Sumedang mempunyai misi menjalankan tridharma perguruan
tinggi dalam meningkatkan sumber daya manusia, seperti tujuan berikut : -
Memberikan pendidikan yang berkualitas kepada mahasiswa dalam
mempersiapkan diri menghadapi persaingan di pasar kerja - Mendorong
pengembangan pendidikan dan profesi bagi tenaga pengajar dan staf pendukung -
Mendorong kegiatan penelitian untuk kontribusi bagi perkembangan di bidang
teknologi informasi - Mendorong kegiatan pengabdian untuk memberikan
kontribusi bagi pengembangan teknologi bagi masyarakat Indonesia -
Meningkatkan kegiatan ke agamaan dengan menggunakan teknologi informasi.
Seperti itulah selayang pandang STMIK SUMEDANG dengan cita dan
harapan dapat mencetak SDM yang berkualitas, baik sebagai Progammer maupun
Analis Program, dengan peluang kerja yang begitu luas diharapkan Mahasiswa
lulusan STMIK SUMEDANG dapat berperan besar dan menciptakan sejarah baru
di masa mendatang.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi
bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths,
weaknesses, opportunities, dan threats).
Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis
atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung
dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah
berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya
dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan
(strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang
(opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang
mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada,
selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman
(threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan
(weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau
menciptakan sebuah ancaman baru.
Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada
Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan
data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500. Demikian seperti yang Serba
Seru.Com kutip dari laman Wikipedia Indonesia.
5
2.2 RUANG LINGKUP DAN TUJUAN
Lingkungan organisasi pendidikan selalu berubah dari tahun ke tahun. Yang
dimaksud dengan lingkungan adalah alam fisik, tumbuh-tumbuhan, binatang dan
manusia dengan kebudayaannya. Di antara jenis lingkungan yang paling pesat
berkembang adalah manusia dengan kebudayaannya. Perkembangan jenis
lingkungan inilah terutama yang memberi tantangan bagi para manajer lembaga
pendidikan dalam mengubah struktur organisasi.
Perubahan lingkungan pendidikan indonesia yang menonjol ialah
1. Perubahan ilmu dan teknologi dunia,
2. Perkembangan kehidupan dan cara hidup masyarakat,
3. Penyempurnaan pelaksanaan pendidikan,
4. Peningkatan pendidikan afeksi untuk mengimbangi perkembangan kognisi
dan,
5. Pembinaan generasi penerus agar mampu meneruskan pembangunan.
Para manajer pendidikan harus responsif terhadap perubahan-perubahan itu
dan berusaha menjawab tantangan-tantangan itu dengan cara mengubah atau
menyesuaikan struktur organisasinya, membentuk struktur baru yang cocok untuk
peningkatan pendidikan yang lebih tepat dengan tuntutan zaman. Demikian tak
terkecuali bagi pondok pesantren yang merupakan lembaga pendidikan Islam
tertua di Indonesia juga mempunyai tanggung jawab terhadap perubahan dan
rekayasa sosial. Karena memiliki model pendidikan dan cara belajar santri,
pesantren selayaknya menjadi lembaga tafaqquh fiddin dalam arti luas bukan
hanya dimaknai menjadi lembaga pendidikan fiqih. Dalam kaitannya dengan
respon keilmuan pesantren terhadap dinamika modernitas, terdapat dua hal penting
yang harus diperhatikan. Dimana keduanya merupakan upaya kultural keilmuan
pesantren, sehingga keilmuan pesantren tetap menemukan relevansinya dengan
perkembangan kontemporer. Penentuan arah pengembangan suatu lembaga sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Lingkungan
internal adalah suatu kekuatan yang berada di luar lembaga dimana lembaga tidak
6
mempunyai pengaruh sama sekali terhadapnya sehingga perubahan-perubahan
yang terjadi pada lingkungan ini akan mempengaruhi kinerja lembaga.
Sedangkan lingkungan eksternal adalah lebih pada analisa intern lembaga
dalam rangka menilai atau mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap
unit kerja.Ada dua faktor yang membuat analisa lingkungan menjadi suatu analisa
penting dalam pengembangan sebuah lembaga terutama lembaga pendidikan.
Yang pertama organisasi atau lembaga tidak berdiri sendiri tetapi berinteraksi
dengan bagian-bagian dari lingkungannya dan lingkungan itu sendiri selalu
berubah setiap saat dan yang kedua pengaruh lingkungan yang sangat rumit dan
komplek dapat mempengaruhi kinerja banyak bagian yang berbeda dari sebuah
lembaga.
Dalam melakukan analisa eksternal, perusahaan menggali dan
mengidentifikasikan semua opportunity (peluang) yang berkembang dan menjadi
trend pada saat itu serta treath (ancaman) dari para pesaing. Sedangkan analisa
internal lebih menfokuskan pada identifikasi strength (kekuatan) dan weakness
(kelemahan) dari perusahaan
Telaah lingkungan internal (PLI) adalah mencermati (scanning) kekuatan
dan kelemahan di lingkungan internal organisasi sendiri yang dapat dikelola
manajemen meliputi antara lain:
a. Struktur organisasi termasuk susunan dan penempatan personelnya.
b. Sistem organisasi dalam mencapai efektifitas organisasi termasuk efektivitas
komunikasi internal.
c. Sumber daya manusia, Sumber daya alam, tenaga terampil dalam tingkat
pemberdayaan sumber daya, termasuk komposisi dan kualitas sumber daya
manusianya.
d. Biaya operasional berikut sumber dananya.
Faktor-faktor lain yang menggambarkan dukungan terhadap proses kinerja/misi
organisasi yang sudah ada, maupun yang secara potensial dapat muncul di
lingkungan internal organisasi seperti teknologi yang telah digunakan sampai saat
ini.
7
Telaah Lingkungan Eksternal (PLE) adalah mencermati (scanning) peluang
dan tantangan yang ada di lingkungan eksternal organisasi sendiri (yang tidak
dapat dikelola manajemen) yang meliputi berbagai faktor yang dapat
dikelompokkan dalam bidang/aspek.
a. Task Environment, secara langsung berinteraksi dan mempengaruhi
organisasi seperti: Klien, Konsumen, Stakeholder, pesan Pelanggan.
b. Societal Envirnment, pada umumnya terdiri dari beberapa elemen penting
seperti Ekonomi, Teknologi, Sosial Budaya, Politik.
1. Economic Environment, merupakan suatu kerawanan bagi kebanyakan
organisasi, dan analisisnya paling sulit dilakukan, karena menyangkut
ekonomi tingkat nasional. Misalnya, masalah keuangan negara, tingkat inflasi,
suku bunga, dan sebagainya.
2. Technological Environment, merupakan hal yang tidak kalah pentingnya
dibandingkan dengan economic environment. Kemajuan teknologi yang dapat
sangat pesat pada saat ini menuntut organisasi untuk selalu mengikuti
perubahan teknologi ini agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
3. Social Environment, menjadi yang paling penting dalam kehidupan organisasi
karena menyangkut perilaku sosial dan nilai-nilai budaya (social attitude and
values). Transparasi/keterbukaan merupakan suatu tuntutan baru, terutama
terhadap pemerintahan, sementara kritik masyarakat harus diperhatikan, dan
adanya tuntutan akan peningkatan ”quality of life”yang semakin gencar.
4. Political Environment, merupakan kebijakan-kebijakan pemerintah yang
berkaitan dengan bidang kegiatan organisasi, misalnya kebijakan perpajakan
moneter, perizinan, yang mempunyai dampak jangka panjang pada efektivitas
organisasi. Hal ini akan terasa pada organisasi yang bidang kegiatannya telah
diatur oleh pemerintah (termasuk administrasi dan organisasi publik sebagai
aparat pemerintah), karena organissasi organisasi ini akan tergantung pada
kehidupan politik pemerintah. Dari analisa lingkungan internal dan eksternal
inilah akan menghasilkan isu-isu strategik dalam suatu organisasi atau
lembaga.
8
Disamping itu dari identifikasi kekuatan, kelemahan, kesempatan dan
kendala tersebut akan diambil langkah-langkah strategis yang diperlukan untuk
kemajuan dan berkembangnya organisasi atau lembaga. Hampir semua lembaga
maupun pengamat bisnis dalam pendekatannya banyak menggunakan analisis
SWOT.
Hal tersebut di lakukan oleh semua lembaga maupun pengamat bisnis, untuk
mengkaji kekuatan dan kelemahannya pada lembaga tersebut, sebelum
menentukan tujuan dan menggariskan tindakan pencapaian tujuan, yang
merupakan konsekuensi logis yang perlu di tempuh perusahaan agar supaya lancar
didalam operasionalnya.
Lingkungan eksternal mempunyai dampak yang sangat berarti pada sebuah
lembaga pendidikan.
Selama dekade terkhir abad ke dua puluh, lembaga-lembaga ekonomi,
masyarakat, struktur politik, dan bahkan gaya hidup perorangan dihadapkan pada
perubahan-perubahan baru.
Perubahan masyarakat industri ke masyarakat informasi dan dari ekonomi
yang berorientasi manufaktur ke arah orientasi jasa, telah menimbulkan dampak
yang signifikan terhadap permintaan atas program baru pendidikan kejuruan yang
ditawarkan (Martin, 1989).
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opprtunities, and Threats) telah
menjadi salah satu alat yang berguna dalam dunia industri. Namun demikian tidak
menutup kemungkinan untuk digunakan sebagai aplikasi alat bantu pembuatan
keputusan dalam pengenalan program-program baru di lembaga pendidikan.
Proses penggunaan manajemen analisis SWOT menghendaki adanya suatu
survei internal tentang Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (klemahan) program,
serta survei eksternal atas Opportunities (ancaman) dan Thterats
(peluang/kesempatan) .
Pengujian eksternal dan internal yang struktur adalah sesuatu yang unik
dalam dunia perencanaan dan pengembangan kurikulum lembaga pendidikan.
9
Para pendidik harus berperan sebagai penggagas atau innovator dalam merancang
masa depan lembaga yang mereka kelola. Strategi-strategi baru yang inovatif
harus dikembangkan harus memastika bahwa lembaga pendidikan akan
melaksanakan tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mendatang
khususnya pada abad 21 dan setelahnya. Untuk melakukan hal ini, antara lain
dibutuhkan sebuah pengujian mengenai bukan saja lingkungan lembaga
pendidikan itu sendiri tetapi juga lingkungan eksternalnya (Brodhead,1991).
Analisis kekuatan, kelemahan, kesempatan/peluang, dan ancaman atau SWOT
(juga di kenal sebagai analisis SWOT dalam beberapa buku manajemen),
menyediakan sebuah kerangka pemikiran untuk para administrator pendidikan
dalam memfokuskan secara lebih baik pada layanan kebutuhan dalam masyarakat.
Meskipun sebenarnya analisa ini banyak di tujukan untuk penerapan dalam
bisnis, ide penggunaan perangkat ini dalam bidang pendidikan bukanlah hal yang
sama sekali baru. Sebagai contoh, Gorski (1991) menyatakan pendekatan ini untuk
meningkatkan minat dalam masyarakat untuk memasuki sekolah dan lembaga-
lembaga pendidikan. Perangkat manajemen yang sedianya ditujukan untuk bidang
industri sering kali bisa diolah untuk diterapkan dalam bidang pendidikan, karena
adanya kemiripan yang fundamental dalam tugas-tugas administraitf .
SWOT adalah teknik yang sudah sederhana, mudah dipahami, dan juga bisa
digunakan dalam merumuskan strategi-strategi dan kebijakan-kebijakan untuk
pengelolaan pegawai administrasi (administrator). Sehingga, SWOT di sini tidak
mempunyai akhir, artinya akan selalu berubah sesuai dengan tuntutan jaman.
2.3 FAKTOR-FAKTOR ANALISIS SWOT
Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
•Strengths(kekuatan)
merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep
bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam
tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
10
•Weakness(kelemahan)
merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep
bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam
tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
•Opportunities(peluang)
merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi
yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu
sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
•Threats(ancaman)
merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
setelah itu dibuat pemetaan analisis SWOT maka dibuatlah tabel matriks dan
ditentukan sebagai tabel informasi SWOT.Kemudian dilakukan pembandingan
antara faktor internal yang meliputi Strength dan Weakness dengan faktor luar
Opportunity dan threat. Setelah itu kita bisa melakukan strategi alternatif untuk
dilaksanakan.Strategi yang dipilih merupakan strategi yang paling menguntungkan
dengan resiko dan ancaman yang paling kecil.
Selain pemilihan alternatif analisis Swot juga bisa digunakan untuk
melakukan perbaikan dan improvisasi. dengan mengetahui kelebihan (Strength
dan opportunity) dan kelemahan kita (weakness dan threat), maka kita melakukan
strategi untuk melakukan perbaikan diri. Mungkin salah satu strateginya dengan
meningkatkan Strength dan opportunity atau melakukan strategi yang lain yaitu
mengurangi weakness dan threat
2.4 PENERAPAN ANALISIS SWOT PADA PERGURUAN TINGGI STMIK
SUMEDANG
a. Strengths (kekuatan)
STMIK Sumedang merupakan satu-satunya perguruan tinggi dalam bidang
IT di Kab. Sumedang
Letak kampus yang strategis, berada dipusat kota sumedang sehingga akses
menjadi lebih mudah.
11
Fasilitas kampus yang cukup memadai
Visi misinya jelas sesuai tri dharma, dan ingin menciptakan SDM yang
berkualitas
Tenaga pengajar yang begitu aktraktive, profesional juga proposional
dengan lulusan terbaik dari PTN ternama seperti UNPAD, UPI, UGM,
dan lain-lain.
Biaya kuliah yang ekonomis, ideal, terjangkau , dan memasyarakat.
Program Beasiswa yang berkelanjutan baik bagi mahaasiswa berprestasi
maupun mahasiswa yang kurang mampu.
Biaya hidup lebih Murah, baik produk maupun jasa seperti, warung nasi,
kost-kostan,dan pusat-pusat perbelanjaan.
Sistem pembayaran persemester yang lebih mudah dengan sistem online
melalui kerjasama dengan Bank yang sudah ditunjuk.
Memiliki jaringan komunitas yang kuat baik dengan kampus lain maupun
ikatan alumni STMIK.
Banyak kegiatan maupun event kampus yang selalu menyedot perhatian.
b. Weakness (kelemahan)
Kelemahan STMIK terdapat pada tempat yang kurang luas.
Bersatunya SMK dan kampus sehingga sedikit tercampur dan membuat
kegiatan kurang efektive.
Akses jalan yang kurang besar sehingga selalu terjadi kemacetan.
Parkiran yang kurang tertata.
fasilitas dan kapasitas laboraturium masih kurang memadai.
Adanya penggunaan kampus dan leb yang di pergunakan secara tercampur
dengan SMK dan kampus sebelah .
Demikian juga untuk wadah kegiatan kemahasiswaan baru tersedia satu
ruangan yang penggunaan secara bersamaan oleh senat mahasiswa dan
BPM.
Akreditasi STMIK masih rendah.
MCK yang kurang terawat
Belum memiliki gedung serbaguna (GOR)
12
c. Opportunities(peluang).
Peluang yang ada STMIK bisa menjadi sekolah tinggi yang paling di
minati ketika ancaman dan kelemahan bisa diperbaiki atau bisa bisa
dipenuhi.
Ketika proses promosi barhasil maka STMIK akan menjadi sekolah tinggi
terfavorite.
Dapat menjadi Kampus yang Bersetandar seperti Universitas Negeri.
Memberi peluang pada masyarakat sekitar sebagai penyedia rumah kost-
kostan
Begitupun dalam bidang kuliner yaitu penjualan makanan dan minuman
juga dapat mensejahterakan masyarakat / pengusaha lokal.
Dengan melihat beberapa contoh di atas, perguruan tinggi mampu
menciptakan peluang-peluang bisnis untuk menggerakkan roda
perekonomian masyarakat sekitar.
Lebih banyak lagi melakukan event-event sebagai sarana promosi kampus.
Dapat mendatangkan para sponsor maupun investor untuk kegiatan dan
fasilitas kampus.
Dapat menjalin kerjasama dengan lebih banyak industri perusahaan sebagai
pemasok tenaga kerja dengan SDM yang berkompeten.
Menciptakan banyak mahasiswa dengan jiwa entrepreunership.
Teknologi informasi dewasa ini berkembang dengan pesat dampaknya
dapat membuat minat calon mahasiswa yang mempelajari IT menjadi
tinggi.
Dapat menambah pasar calon mahasiswa bukan hanya dari kab. Sumedang
saja, tapi kabupaten lainnya, maupun luar Provinsi.
d. Threats (ancaman)
Adanya pembangunan baru sekolah tinggi swasta maupun negeri yang
berbasis IT.
13
Ketika kelemahan tidak di perbaiki maka STMIK akan mengalami
kemunduran karena berkurangnya minat mahasiswa menuntut ilmu di
STMIK
Tidak mendapat apresiasi masyarakat seiring pertumbuhan teknologi yang
berkembang pesat.namun lebih menonjolkan sisi negative daripada
positifnya
Dalam konteks era globalisasi yang mempertemukan berbagai status dan
lapisan masyarakat, maka tantangan utama yang di hadapi oleh STMIK
Sumedang adalah bagaimana menyiapkan sistem pendidikan administrasi
yang mantap dengan di dukung oleh sumber daya manusia yang
berkualitas dan memiliki profesionalisme tinggi.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Analisis SWOT adalah perkembangan hubungan atau interaksi antar unsur-
unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal yaitu
peluang dan ancaman. Didalam penelitian analisis SWOT kita ingin memproleh
hasil berupa kesimpulan-kesimpulan berdasarkan ke-4 faktor dimuka yang
sebelumnya telah dianalisa :
1. Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi)
Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan kekuatan
atas peluang yang telah diidentifikasi. Misalnya bila kekuatan STMIK
Sumedang adalah pada tenaga pengajarnya, maka keunggulan ini dapat
dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tenaga
pengajar yang berkualitas, yang keberadaanya dan kebutuhannya telah
diidentifikasi pada analisis kesempatan.
2. Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi)
Kesempatan yang dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan karena
kelemahan STMIK Sumedang. Misalnya Alat tekhnologi terbaru tidak
dipunyai oleh STMIK Sumedang. Salah satu strategi yang dapat ditempuh
adalah bekerjasama dengan perguruan tinggi lain yang mempunyai alat
tersebut dan lebih maju dari STMIK Sumedang. Pilihan strategi lain adalah
mengatasi kelemahan agar dapat memanfaatkan kesempatan.
3. Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min)
Dalam analisa ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya. Strategi
ini mencoba mencari kekuatan yang dimiliki STMIK Sumedang yang dapat
mengurangi atau menangkal ancaman tersebut. Misalnya ancaman yang
datangnya dari kampus lain.
4. Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini)
Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan intern, strategi
yang umumnya dilakukan adalah “keluar” dari situasi yang terjepit tersebut.
15
Keputusan yang diambil adalah “mencairkan” sumber daya yang terikat pada
situasi yang mengancam tersebut, dan mengalihkannya pada usaha lain yang
lebih cerah. Siasat lainnya adalah mengadakan kerjasama dengan satu
perusahaan yang lebih kuat, dengan harapan ancaman suatu saat akan hilang.
3.2 SARAN
Dengan mengetahui situasi yang akan dihadapi, STMIK Sumedang dapat
mengambil langkah-langkah yang perlu dilakukan dan bertindak dengan
mengambil kebijakan-kebijakan yang terarah dan mantap, dengan kata lain
STMIK Sumedang harus menerapkan strategi yang tepat.
16
DAFTAR PUSTAKA
Harvey, Donald F., Business Policy and Strategic Management, Ohio : Charles E.
Merrill Publishing Co., 1982
Jauch, Lawrence R., dan William F. Glueck, Mmanajemen strategis dan
Kebijaksanaan Perusahaan, Jakarta : Erlangga, 1994
Nisjar, Karhi, dan Winardi, Manajemen Strategis, Bandung : Mandar Maju, 1997
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2179835-analisa-swot-dalam-
pengembangan-lembaga/#ixzz1mmn52qu6
Education. To Look Good, We’ve got to Be Good. Vocationnal Education
Glass, N.M., (1991),Pro –active Manajement : How to Improve Your
Management Performance. East Brunswick, NJ: Nichols Publishing.
http://stmik-sumedang.ac.id
STMIK Sumedang 2012
17