Upload
rizky-anas-suwanda
View
51
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
ARTIKEL 1
Macam-Macam Majas dan Contohnya :
1) Majas Metafora adalah Gabungan dua hal yang berbeda yang dapat membentuk suatu pengertian baru. Contoh : Raja siang, kambing hitam
2) Majas Alegori adalah Majas perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan yang utuh. Contoh : Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi
3) Majas Personifikasi adalah Majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat – sifat manusia kepada benda, sehingga benda mati seolah-olah hidup. Contoh : Awan menari – nari di angkasa, baru saja berjalan 8 km mobilnya sudah batuk – batuk
4) Majas Perumpamaan ( Majas Asosiasi ) adalah Suatu perbandingan dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama. Contoh : Bagaikan harimau pulang kelaparan, seperti menyulam di kain yang lapuk
5) Majas Antilesis adalah Gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berlawanan. Contoh : Air susu dibalas air tuba
6) Majas Hiperbola adalah Suatu gaya bahasa yang bersifat melebih – lebihkan. Contoh : Ibu terkejut setengah mati, ketika mendengar anaknya kecelakaan
7) Majas Ironi adalah Gaya bahasa yang bersifat menyindir dengan halus. Contoh : Bagus sekali tulisanmu, sampai – sampai tidak bisa dibaca
8 ) Majas Litotes adalah Majas yang digunakan untuk mengecilkan kenyataan dengan tujuan untuk merendahkan hati. Contoh : Mampirlah ke gubuk saya ( Padahal rumahnya besar dan mewah )
9) Majas Sinisme adalah Majas yang menyatakan sindiran secara langsung. Contoh : Perilakumu membuatku kesal
10) Majas Oksimoron adalah Majas yang antarbagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan. Contoh : Cinta membuatnya bahagia, tetapi juga membuatnya menangis
11) Majas Metonimia adalah Majas yang memakai merek suatu barang. Contoh : Kami ke rumah nenek naik kijang
12) Majas Alusio adalah Majas yang mepergunakan peribahasa / kata – kata yang artinya diketahui umum. Contoh : Upacara ini mengingatkan aku pada proklamasi kemerdekaan tahun 1945
13) Majas Eufemisme adalah Majas yang menggunakan kata – kata / ungkapan halus / sopan. Contoh : Para tunakarya itu perlu diperhatikan
14) Majas Elipsis adalah Majas yang manghilangkan suatu unsure kalimat. Contoh : Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )
15) Majas Inversi adalah Majas yang dinyatakan oleh pangubahan suatu kalimat. Contoh : Aku dan dia telah bertemu > Telah bertemu, aku dan dia
16) Majas Pleonasme adalah Majas yang menggunakan kata – kata secara berlebihan dengan maksud untuk menegaskan arti suatu kata. Contoh : Mari naik ke atas agar dapat meliahat pemandangan
17) Majas Antiklimaks adalah Majas yang menyatakan sesuatu hal berturut – turut yang makin lama makin menurun. Contoh : Para bupati, para camat, dan para kepala desa
18) Majas Klimaks adalah Majas yang menyatakan beberapa hal berturut – turut yang makin lama makin mendebat. Contoh : Semua anak – anak, remaja, dewasa, orang tua dan kakek
19) Majas Retoris adalah Majas yang berupa kalimat tanya yang jawabanya sudah diketahui. Contoh : Siapakah yang tidak ingin hidup ?
20) Majas Aliterasi adalah Majas yang memanfaatkan kata – kata yang bunyi awalnya sama. Contoh : Inikah Indahnya Impian ?
21) Majas Antanaklasis adalah Majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Contoh : Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah
22) Majas Repetisi adalah Majas perulangan kata – kata sebagai penegasan. Contoh : Selamat tinggal pacarku, selamat tinggal kekasihku
23) Majas Paralelisme adalah Majas perulangan sebagaimana halnya repetisi, disusun dalam baris yang berbeda. Contoh : Hati ini biru Hati ini lagu Hati ini debu
24) Majas Kiasmus adalah Majas yang berisi perulangan dan sekaligus mengandung inverse. Contoh : Mereka yang kaya merasa miskin, dan yang miskin merasa kaya
25) Majas Simbolik adalah Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan dengan benda – benda lain. Contoh : Dia menjadi lintah darat
26) Majas Antonomasia adalah Majas yang menyebutkan nama lain terhadap seseorang yang berdasarkan cirri / sifat menonjol yang dimilikinya. Contoh : Si pincang, Si jangkung, Si kribo
27) Majas Tautologi adalah Majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kata – kata yang sama artinya ( bersinonim ) untuk mempertegas arti. Contoh : Saya khawatir dan was – was dengannya
ARTIKEL 2
# Majas perbandinganmajas perbandingan terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:a. Perumpamaancontoh:pendiriannya selalu berubah-ubah seperti air di daun talas
b. Metafora (perbandingan langsung)contoh:sampah masyarakat itu akhirnya berhasil ditangkap polisi
c. Personofikasicontoh:bulan tersenyum kepada bintang
# Majas PertentanganMajas pertentangan terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:a. Hiperbolacontoh:teriakannya menggelegar membelah gunung
b. Litotescontoh:terimalah pemberian kami yang tak seberapa ini
c. Ironicontoh:halus sekali tutur katamu sampai semua orang tersinggung
# Majas PertautanMajas pertautan dibagi menjadi 4:a. Metonimiacontoh:ayah mencuci dengan rinso
b. Sinekdokecontoh:Indonesia berhasil menyabet medali emas cabang sepak bola pada Sea Games lalu
c. Alusiocontoh:ceritakan semuanya dengan jujur, kamu jangan kura-kura dalam perahu
d. Eufemisme
contoh:bodoh ---> kurang pandaiditangkap ---> diamankan
ARTIKEL 3
1. Majas perbandingan
Majas perbandingan merupakan majas yang digunakan untuk
mengungkapkan sesuatu dengan membandingkannya dengan sesuatu
yang lain. Ada beberapa macam majas yang termasuk dalam jenis
majas perbandingan, yaitu personifikasi, hiperbola, asosiasi, litotes,
metafora, metonimia, eufemisme, dan sinekdokhe. Adapun pengertian
dan contoh dari beberapa macam majas tersebut yaitu:
a. Majas Personifikasi yaitu majas yang digunakan untuk
memperjelas maksud dengan menjadikan benda-benda yang
digambarkan dapat berlaku seperti manusia. Atau dengan kata
lain suatu cara berbahasa dengan menghidupkan benda-benda
mati dengan memberinya sifat-sifat seperti yang dimiliki oleh
manusia (pengorangan).
Contoh : Nyiur melambai-lambai, matahari keluar dari peraduannya,
awan hitam mengukir langit.
b. Majas Hiperbola yaitu majas yang menyatakan sesuatu dengan
berlebih-lebihan.
Contoh : Keringatnya menganak sungai, suaranya membelah angkasa,
tenaganya sekuat kerbau.
c. Majas Asosiasi yaitu majas yang membandingkan suatu
dengan keadaan lain yang sesuai dengan keadaan yang
dilukiskannya (memiliki persamaan sifat).
Contoh : Pikirannya kusut bagai benang dilanda ayam, wajah mereka
sangat mirip bagai pinang dibelah dua.
d. Majas Metafora, yaitu majas yang melukiskan sesuatu dengan
membandingkanya dengan sesuatu yang lain yang sesuatu
tersebut sudah diketahui benar baik wujud ataupun sifatnya oleh
pendengar/ pembacanya.
Contoh : Kapan saudara berjumpa dengan lintah darat itu? ; Aku
sungguh takjub melihat kecantikan bunga desa itu.
e. Majas Litotes, yaitu majas untuk mengemukakan sesuatu
dengan merendahkan diri karena sesuatu atau hal yang
dinyatakan tidak sesuai keadaan sebenarnya.
Contoh : Terimalah barang yang tak berharga ini sebagai tanda mata ;
Singgahlah ke gubukku terlebih dahulu.
f. Majas Metonimia, yaitu majas untuk mengemukakan sesuatu
dengan menggantikan dengan sifat, atau nama, atau sesuatu
yang merupakan ciri khas dari benda-benda tersebut.
Contoh : Saya pergi ke Jakarta naik Garuda.
g. Majas Eufemisme, yaitu majas untuk mengemukakan pikiran
atau perasaan dengan menggunakan kata-kata dengan arti yang
baik dengan maksud agar tidak menyinggung perasaan orang.
Eufemisme dapat pula berupa ungkapan-ungkapan penghalus
untuk menggantikan kata-kata yang dirasakan kurang sopan.
Contoh : Sejak ditinggal suaminya, ia agak kurang waras ; Kemampuan
Andi dalam memahami pelajaran agak lamban.
h. Majas Sinekdokhe, yaitu majas untuk menyatakan sesuatu
dengan menyebutkan bagian-bagianya saja, atau sebaliknya.
Sinekdokhe dibedakan menjadi dua, yaitu tutom pro parte
(menyatakan sebagian untuk keseluruhan) dan pars pro toto
(menyebutkan keseluruhan tapi yang dimaksudkan sebagian
saja).
Contoh : Perang Dunia II berakhir pada tahun 1942 (totum pro parte)
Sudah lama saya tak melihat batang hidungnya (pars pro totot).
2. Majas Pertentangan
Majas pertentangan yaitu majas yang mengungkapkan sesuatu
maksud tetapi dengan pernyataan yang bertentangan. Majas yang
termasuk dalam jenis majas pertentangan yaitu majas paradox, majas
antithesis, dan majas kontradiksi interminis.
a. Majas Paradoks, yaitu majas yang mengemukakan hal yang
seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya tidak karena objek
yang dikemukakan berbeda.
Contoh : Di tempat ramai begini, hatiku terasa sepi.
b. Majas Antithesis, yaitu pengungkapan dengan kata-kata yang
saling bertentangan.
Contoh : Tua muda, besar kecil, kaya miskin mempunyai tanggung
jawab yang sama di depan Tuhan.
c. Majas Kontradiksi Interminis, yaitu gaya bahasa yang
memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang
telah dikemukakan sebelumnya.
Contoh : Andi mengundang semua temannya, kecuali Dono.
3. Majas Sindiran
yaitu majas atau gaya bahasa yang digunakan untuk menyindir
seseorang atau sesuatu. Ada beberapa majas yang termasuk dalam
jenis majas sindiran, misalnya majas ironi, majas sinisme, dan majas
sarkasme.
a. Majas Ironi, yaitu suatu cara menyindir dengan mengatakan
hal yang sebaliknya.
Contoh : Manis benar minuman ini, gula mahal, ya, sekarang?
Bagus benar tulisanmu, sampai-sampai aku tidak bisa membacanya.
b. Majas Sinisme, yaitu majas yang menyatakan sindiran secara
langsung
Contoh : Perbuatanmu sungguh memalukan!
c. Majas Sarkasme, yaitu majas yang berupa suatu ejekan atau
sindiran dengan kata-kata yang kasar.
Contoh : Tuli kamu ya, dipanggil dari tadi tidak datang-datang juga!
Dasar gelandangan, kerjaan cuma minta-minta!
4. Majas Penegasan
Majas penegasan yaitu majas atau pernyataan yang digunakan untuk
mempertegas pernyataan yang dinyatakan. Ada beberapa majas jenis
ini, misalnya majas klimaks, antiklimaks, pleonasme, dan repetisi.
a. Majas Klimaks, yaitu majas atau cara mengemukakan suatu
ide atau keadaan dengan mengurutkan dari tingkat yang lebih
rendah ke tingkat yang lebih tinggi.
Contoh: Jangankan satu orang, sepuluh orang, atau pun 100 orang
akan saya hadapi tanpa rasa takut asalkan saya benar.
b. Majas Antiklimaks, yaitu suatu pernyataan yang disusun
secara berurutan dari yang paling tinggi, makin menurun, dan
makin menurun sampai kepada yang paling rendah.
Contoh : Jangankan seratus ribu, sepuluh ribu, seribu, bahkan seratus
rupiah pun aku tak sudi mengeluarkan uang untuk membeli barang
haram.
c. Majas Pleonasme, yaitu suatu cara memperjelas maksud
dengan cara menggunakan kata berlebih.
Contoh : Kita harus dan wajib untuk saling menghormati.
d. Majas Repetisi atau pengulangan yaitu suatu cara memperkuat
makna atau maksud dengan mengulang kata atau bagian
kalimat yang hendak diperkuat maksudnya tersebut.
Contoh : Untuk mencapai cita-citamu itu, satu hal yang harus kau ingat
adalah belajar, belajar, dan sekali lagi belajar.