Upload
rinda-riany
View
114
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
biokimia klinik
Citation preview
I. TEORI
Trigliserida merupakan lipid yang memiliki struktur ester, yang tersusun
oleh tiga molekul asam lemak bebas dan satu molekul gliserol seperti yang
ditunjukan pada Gambar 1(Zulfikar, 2010):
Gambar 1. Struktur trigliserida yang disusun oleh molekul gliserol dan tiga
molekul asam lemak bebas
Reaksi kimia untuk trigliserida pada prinsipnya memiliki kesamaan
dengan senyawa alkena dan ester, misalnya trigliserida dapat terhidrogenasi oleh
gas Hidrogen yang dikatalisis oleh logam nikel atau platina, reaksi untuk senyawa
tersebut disajikan dalam persamaan reaksi pada gambar 2 (Zulfikar,2010):
Bagan 2. Reaksi hidrogenasi trigliserida
Reaksi hidrolisis pada trigliserida akan menghasilkan gliserol dan asam
lemak. Reaksi ini dapat berlangsung dalam suasana asam atau basa atau dapat
pula dengan bantuan enzim. Reaksi hidrolisis dari trigliserida dapat dilihat pada
persamaan di bawah ini (Zulfikar,2010):
Gambar 3. Reaksi Hidrolisi trigliserida
Trigliserida merupakan jenis lemak yang dapat ditemukan dalam darah dan
merupakan hasil uraian tubuh pada makanan yang mengandung lemak dan
kolesterol yang telah dikonsumsi dan masuk ke tubuh serta juga dibentuk di hati
(Ayu,2011).
Setelah mengalami proses di dalam tubuh, trigliserida ini akan diserap
usus dan masuk ke dalam plasma darah yang kemudian akan disalurkan ke
seluruh jaringan tubuh dalam bentuk klomikron dan VLDL (very low density
lipoprotein) (Ayu,2011).
Trigliserida dalam bentuk klomikron berasal dari penyerapan usus setelah
konsumsi makanan berlemak. Sebagai VLDL, trigliserida dibentuk oleh hati
dengan bantuan insulin dari dalam tubuh (Ayu,2011).
Sementara itu, trigliserida yang berada di luar hati dan berada dalam
jaringan misalnya jaringan pembuluh darah, otot, jaringan lemak akan dihidrolisis
oleh enzim lipoprotein lipase. Sisa hidrolisis kemudian akan dimetabolisme oleh
hati menjadi kolesterol LDL (Ayu,2011).
Kalori yang didapatkan tubuh dari makanan yang dikonsumsi tidak akan
langsung digunakan oleh tubuh melainkan disimpan dalam bentuk trigliserida
dalam sel-sel lemak di dalam tubuh yang berfungsi sebagai energi cadangan
tubuh (Ayu,2011).
Asupan makanan yang mengandung kadar lemak jenuh yang tinggi dapat
meningkatkan efek trigliserida di dalam tubuh seseorang. Jika kadar trigliserida
meningkat, maka kadar kolesterol pun akan meningkat pula (Ayu,2011).
Proses pencernaan lemak dari makanan selain menghasilkan kolesterol
juga menghasilkan trigliserida dan lemak bebeas semua lemak ini akan diserap
oleh tubuh melalui usus ke dalam darah. Keberadaan kolesterol dan trigliserida
dalam darah memang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Jika pengkonsumsian
makanan yang mengandung lemak jenuh berlebihan maka mengakibatkan kadar
kolesterol berlebihan juga. Hal ini akan menimbulkan ancaman dan masalah yang
serius, terutama pada penyakit pembuluh darah yang disebut aterosklerosis.
Penyakit ini dapat memicu timbulnya penyakit jantung coroner dan stroke
(Wijayakusuma, Hembing, 2003).
Trigliserida yang berlebih dalam tubuh akan disimpan di dalam jaringan
kulit sehingga tubuh terlihat gemuk. Seperti halnya kolesterol, kadar trigliserida
yang terlalu berlebih dalam tubuh dapat membahayakan kesehatan (Ayu,2011).
Namun, trigliserida dalam batas normal sebenarnya sangat dibutuhkan
tubuh. Asam lemak yang dimilikinya bermanfaat bagi metabolisme tubuh. Selain
itu, trigliserida memberikan energi bagi tubuh, melindungi tulang, dan organ-
organ penting lainnya dalam tubuh dari cedera (Ayu,2011).
Trigliserida dikelompokkan menjadi (Putri,2011):
Lemak Jenuh (lemak jahat)
Berbentuk padat pada suhu ruangan dan dikenal sebagai lemak jahat.
Umumnya lemak jenuh terdapat dalam produk hewani. Semakin banyak
konsumsi lemak jenuh, maka akan semakin tinggi kadar koleseterol dalam darah.
Contoh makanan yang mengandung lemak jenuh : susu murni, keju berlemak,
cokelat, daging, kelapa, mentega, babi, hati, ayam. Sebaiknya jangan terlalu
banyak mengkonsumsi jenis lemak jenuh ini.
Lemak Tidak Jenuh (lemak baik)
Berbentuk cair atau lunak jika berada pada suhu ruangan. Lemak ini dapat
menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Jenis lemak tidak jenuh ini merupakan
jenis lemak baik. Lemak ini terbagi dua yaitu lemak tidak jenuh tunggal dan
lemak tidak jenuh ganda. Contoh makanan yang mengandung lemak tidak jenuh
tunggal adalah zaitun, minyak kacang tanah, beberapa margarine yang non-
dihidrogenasi, almond, kacang mete.
Sementara lemak tidak jenuh ganda bersumber dari makanan yang
mengandung omega 3 (contoh: ikan salmon, makarel, dan sarden, biji rami,
walnut, dan minyak dan margarin yang non-hidrogenasi dibuat dari kanola, biji
rami dan kedelai. Konsumsi setidaknya 2 porsi ikan per minggu) dan omega 6
(bunga matahari, kedelai dan minyak jagung, walnut, almond, biji wijen dan
beberapa margarine non-dihidrogenasi.)
Lemak Trans
Jenis lemak trans akan meningkatkan kolesterol. Lemak ini terbentuk
selama proses kimiawi (misalnya proses pemasakan) yang disebut hidrogenasi.
Hidrogenasi adalah ketika sebuah lemak cair berubah menjadi lemak yang lebih
padat. Kebanyakan margarine mengandung lemak trans. Untuk itu, pilih
margarine yang tidak mengandung lemak trans (Anda bisa melihat label yang
tertera pada kemasannya).
Lemak trans berbahaya dan sebaiknya dihindari karena jenis lemak trans
bertindak seperti lemak jenuh di dalam tubuh manusia yang akhirnya dapat
meningkatkan kolesterol.
Menurut the National Cholesterol Education Program, kadar trigliserida yang
normal adalah kurang dari 150 mg/dL. Kadar yang termasuk perbatasan tinggi
adalah 150-199, dan 200-499 termasuk dalam tinggi (Budi, 2011).
Penentuan kadar trigliserida dapat dilakukan dengan metode enzimatik.
Dimana reaksi yang terjadi pada penetapan kadar trigliserida adalah dengan
terbentuknya senyawa kompleks 4-(p-benzokinon-monoimino)-fenazon yang
berwarna kuning kecoklatan, yang kemudian diukur serapannya pada panjang
gelombang 500 nm. Mekanisme reaksinya adalah sebagai berikut: trigliserida
dengan adanya enzim lipoprotein lipase akan dihidrolisis menjadi gliserol dan
asam lemak. Gliserol dengan adanya adenosine trifosfat (ATP) oleh enzim
gliserol kinase dirubah menjadi gliserol-3-fosfat. Selanjutnya gliserol-3-fosfat
dioksidasi oleh enzim gliserol fosfat oksidase menjadi dihidroksiasetonfosfat dan
hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida yang terbentuk bereaksi dengan 4-
aminofenazon dan 4-klorofenol membentuk senyawa 4-(p-benzokuinon-
monoimino)-fenazon yang berwarna kuning kecoklatan (Dachriyanus, et al.,
2007).
Ambang batas kadar trigliserida dalam darah adalah sebagai berikut
(Budi,2011):
Kadar yang diingini : maksimal 150 mg / dl
Kadar ambang batas tinggi : antara 151 - 250 mg /dl
Kadar trigliserida tinggi : 251 - 400 mg / dl
Kadar trigliserida amat tinggi : 401 mg / dl atau lebih
Adiposit menghasilkan dan mensekresi beberapa protein yang berperan
sebagai hormon. Hormon yang dikenal sebagai adiponektin, berperan penting
dalam proses radang, dan aterosklerotik. Adiponektin merupakan salah satu dari
banyak faktor spesifik jaringan adipose. Pengaruh adiponektin pada metabolisme
trigliserida adalah dengan melibatkan perubahan intrinsik pada metabolisme
lemak di otot skelet dan berpengaruh terhadap aktivitas lipoprotein lipase di otot
skelet dan adiposit. Adiponektin dapat menurunkan akumulasi trigliserida di otot
skelet dengan meningkatkan oksidasi asam lemak melalui aktivasi acetyl coA
oxidase, Carnitine Palmytoyl Transferase-1 (CPT-1) dan AMP kinase.
Adiponektin juga dapat menstimulasi Lipoprotein Lipase (LPL), yang merupakan
enzim lipolitik yang dapat mengkatabolis VLDL melalui peningkatan ekspresi
Peroxisome Proliferators Activator Receptor γ (PPARγ) di hati dan adiposit.
Pada tingkat hepatik, adiponektin dapat menurunkan suplai Non Esterified Fatty
Acid (NEFA) ke hati pada proses glukoneogenesis, sehingga terjadi penurunan
sintesis trigliserida. Kadar adiponektin yang rendah dan dislipidemia pada
penderita diabetes melitus tipe 2 berhubungan dengan kadar LPL (Renaldi, Olly,
2009).
Untuk diet menurunkan kadar trigliserida mulailah dengan (Budi,2011):
Perbanyak makanan tinggi protein tak berlemak
Ganti karbohidrat dengan nilai glikemik tinggi dengan
karbohidrat berglikemik rendah.
Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran segar yang
mengandung serat tinggi.
Ganti konsumsi lemak jenuh dan trans dengan lemak yang
baik.
Turunkan total lemak makanan sampai 20%-30% dari
kalori.
Kurangi intake kalori untuk menurunkan berat badan dan
pertahankan berat badan yang ideal.
Berolah raga minimal 30 menit per hari.
Hentikan kebiasaan merokok dan minum minuman
beralkohol.
Alat dan Bahan
a. Alat SpektrofotometerKuvetPipet pistonTabung reaksi dan rak tabungSentrifugasiSpuit 3 ml
b. Bahan Serum AlcoholAquadestReagensia
c. Gambar Alat
Kuvet spektrofotometer
Sentrifugasi pipet piston
Prosedur Percobaan
Pembuatan sampel yang diambil adalah darah pasien yang diambil sebanyak 3ml kemudian dimasukan ke dalam tabung ependrof. Setelah dimasukkan kedalam tabung ependrof sampel disentrifugasi 5 menit sampai serum dan plasma terspisah. Sampel yang akan diambil nantinya adalah serumnya.
Praktikan dibagi menjadi 6 kelompok. Kemudian sebagian praktikan ada yang membuat standar dan ada yang membuat blanko. Larutan standar ini dibauat dengan memipet 10 µl larutan standar trigliserida dan tambahkan reagensia sebanyak 1000 µl kedalam kuvet. Kemudian larutan standar ini di inkubasi pada suhu kamar selama 20 menit. Setelah 20 menit di running pada alat spektrofotometer dan begitu juga blanko yang terdiri dari 10 µl standar trigliserida tanpa penambahan reagen tapi ditambah aquadest sebanyak 1000 µl.
Setelah larutan standar dan blanko telah di running di alat spektrofotometer kemudian lalkukkan hal yang sama dengan sampel. Pembuatan sampel pipet sampel 10 µl masukkan kedalam kuvet dan tambahkan kedalamnya 1000 µl reagen trigliserida. Dan running di spektrofotometri untuk mengetahui absorbansinya. Kemudian hitung konsentrasinya dengan rumus
C Sampel = x C standar
TRIGLISERIDA
DATA PENGAMATAN
No. No. Sampel Absobansi
1 I 0,145
II 0,134
2 I 0,100
II 0,088
3 I 0,075
II 0,074
4 I 0,259
II 0,315
5 I 0,114
II 0,272
6 I 0,107
II 0,077
Rata-rata 0,147
PERHITUNGAN
Panjang gelombang = 546 nmλ
Konsentrasi Trigliserida
(mg/100 ml) C = 1040 x Asampel
C = 1040 x 0,147 = 152,88 mg/100ml
(mmol/l) C = 11,9 x Asampel
C= 11,9 x 0,147 = 1,749 mmol/l
DAFTAR PUSTAKA
Ayu. 2011. Trrigliserida. Tersedia online pada: http://www.deherba.com/apakah-itu-
trigliserida.html. (diakses tanggal 18 Oktober 2011)
Budi. 2011. Trigliserida. Tersedia online pada:
http://www.jakartalantern.com/thegreatbiz/wellness-and-nutrition/atasi-
kolesterol-sekarang/kolesterol-dalam-darah/trigliserida.html.(diakses tanggal
18 Oktober 2011)
Dachriyanus, et al. 2007. Uji Efek A-Mangostin terhadap Kadar Kolesterol Total,
Trigliserida, Kolesterol HDL, dan Kolesterol LDL Darah Mencit Putih Jantan
serta Penentuan Lethal Dosis 50 (LD50). Padang. Jurusan Farmasi Fakultas
MIPA Universitas Andalas
Putri. 2011. Trigliserida. http://www.penyakitplus.com/trigliserida (diakses tanggal
18 Oktober 2011).
Zulfikar. 2010. Trigliserida. Tersedia online pada:
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/biomolekul/
trigliserida/. (diakses tanggal 18 Oktober 2011)
Renaldi, Olly. 2009. Peran Adiponektin terhadap Kejadian Resistensi Insulin pada
Sindrom Metabolik. Yogyakarta. Medica Review FK UGM