13
I. TEORI Trigliserida merupakan lipid yang memiliki struktur ester, yang tersusun oleh tiga molekul asam lemak bebas dan satu molekul gliserol seperti yang ditunjukan pada Gambar 1(Zulfikar, 2010): Gambar 1. Struktur trigliserida yang disusun oleh molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak bebas Reaksi kimia untuk trigliserida pada prinsipnya memiliki kesamaan dengan senyawa alkena dan ester, misalnya trigliserida dapat terhidrogenasi oleh gas Hidrogen yang dikatalisis oleh logam nikel atau platina, reaksi untuk senyawa tersebut disajikan dalam persamaan reaksi pada gambar 2 (Zulfikar,2010): Bagan 2. Reaksi hidrogenasi trigliserida

LAPAK TRIGLISERIDA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

biokimia klinik

Citation preview

Page 1: LAPAK TRIGLISERIDA

I. TEORI

Trigliserida merupakan lipid yang memiliki struktur ester, yang tersusun

oleh tiga molekul asam lemak bebas dan satu molekul gliserol seperti yang

ditunjukan pada Gambar 1(Zulfikar, 2010):

Gambar 1. Struktur trigliserida yang disusun oleh molekul gliserol dan tiga

molekul asam lemak bebas

Reaksi kimia untuk trigliserida pada prinsipnya memiliki kesamaan

dengan senyawa alkena dan ester, misalnya trigliserida dapat terhidrogenasi oleh

gas Hidrogen yang dikatalisis oleh logam nikel atau platina, reaksi untuk senyawa

tersebut disajikan dalam persamaan reaksi pada gambar 2 (Zulfikar,2010):

Bagan 2. Reaksi hidrogenasi trigliserida

Reaksi hidrolisis pada trigliserida akan menghasilkan gliserol dan asam

lemak. Reaksi ini dapat berlangsung dalam suasana asam atau basa atau dapat

pula dengan bantuan enzim. Reaksi hidrolisis dari trigliserida dapat dilihat pada

persamaan di bawah ini (Zulfikar,2010):

Page 2: LAPAK TRIGLISERIDA

Gambar 3. Reaksi Hidrolisi trigliserida

Trigliserida merupakan jenis lemak yang dapat ditemukan dalam darah dan

merupakan hasil uraian tubuh pada makanan yang mengandung lemak dan

kolesterol yang telah dikonsumsi dan masuk ke tubuh serta juga dibentuk di hati

(Ayu,2011).

Setelah mengalami proses di dalam tubuh, trigliserida ini akan diserap

usus dan masuk ke dalam plasma darah yang kemudian akan disalurkan ke

seluruh jaringan tubuh dalam bentuk klomikron dan VLDL (very low density

lipoprotein) (Ayu,2011).

Trigliserida dalam bentuk klomikron berasal dari penyerapan usus setelah

konsumsi makanan berlemak. Sebagai VLDL, trigliserida dibentuk oleh hati

dengan bantuan insulin dari dalam tubuh (Ayu,2011).

Sementara itu, trigliserida yang berada di luar hati dan berada dalam

jaringan misalnya jaringan pembuluh darah, otot, jaringan lemak akan dihidrolisis

oleh enzim  lipoprotein lipase. Sisa hidrolisis kemudian akan dimetabolisme oleh

hati menjadi kolesterol LDL (Ayu,2011).

Kalori yang didapatkan tubuh dari makanan yang dikonsumsi tidak akan

langsung digunakan oleh tubuh melainkan disimpan dalam bentuk trigliserida

Page 3: LAPAK TRIGLISERIDA

dalam sel-sel lemak di dalam tubuh yang berfungsi sebagai energi cadangan

tubuh (Ayu,2011).

Asupan makanan yang mengandung kadar lemak jenuh yang tinggi dapat

meningkatkan efek trigliserida di dalam tubuh seseorang. Jika kadar trigliserida

meningkat, maka kadar kolesterol pun akan meningkat pula (Ayu,2011).

Proses pencernaan lemak dari makanan selain menghasilkan kolesterol

juga menghasilkan trigliserida dan lemak bebeas semua lemak ini akan diserap

oleh tubuh melalui usus ke dalam darah. Keberadaan kolesterol dan trigliserida

dalam darah memang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Jika pengkonsumsian

makanan yang mengandung lemak jenuh berlebihan maka mengakibatkan kadar

kolesterol berlebihan juga. Hal ini akan menimbulkan ancaman dan masalah yang

serius, terutama pada penyakit pembuluh darah yang disebut aterosklerosis.

Penyakit ini dapat memicu timbulnya penyakit jantung coroner dan stroke

(Wijayakusuma, Hembing, 2003).

Trigliserida yang berlebih dalam tubuh akan disimpan di dalam jaringan

kulit sehingga tubuh terlihat gemuk. Seperti halnya kolesterol, kadar trigliserida

yang terlalu berlebih dalam tubuh dapat membahayakan kesehatan (Ayu,2011).

Namun, trigliserida dalam batas normal sebenarnya sangat dibutuhkan

tubuh. Asam lemak yang dimilikinya bermanfaat bagi metabolisme tubuh. Selain

itu, trigliserida memberikan energi bagi tubuh, melindungi tulang, dan organ-

organ penting lainnya dalam tubuh dari cedera (Ayu,2011).

Trigliserida dikelompokkan menjadi (Putri,2011):

Lemak Jenuh (lemak jahat)

Berbentuk padat pada suhu ruangan dan dikenal sebagai lemak jahat.

Umumnya lemak jenuh terdapat dalam produk hewani. Semakin banyak

konsumsi lemak jenuh, maka akan semakin tinggi kadar koleseterol dalam darah.

Contoh makanan yang mengandung lemak jenuh : susu murni, keju berlemak,

cokelat, daging, kelapa, mentega, babi, hati, ayam. Sebaiknya jangan terlalu

banyak mengkonsumsi jenis lemak jenuh ini.

Lemak Tidak Jenuh (lemak baik)

Berbentuk cair atau lunak jika berada pada suhu ruangan. Lemak ini dapat

menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Jenis lemak tidak jenuh ini merupakan

jenis lemak baik. Lemak ini terbagi dua yaitu lemak tidak jenuh tunggal dan

lemak tidak jenuh ganda. Contoh makanan yang mengandung lemak tidak jenuh

Page 4: LAPAK TRIGLISERIDA

tunggal adalah zaitun, minyak kacang tanah, beberapa margarine yang non-

dihidrogenasi, almond, kacang mete.

Sementara lemak tidak jenuh ganda bersumber dari makanan yang

mengandung omega 3 (contoh: ikan salmon, makarel, dan sarden, biji rami,

walnut, dan minyak dan margarin yang non-hidrogenasi dibuat dari kanola, biji

rami dan kedelai. Konsumsi setidaknya 2 porsi ikan per minggu) dan omega 6

(bunga matahari, kedelai dan minyak jagung, walnut, almond, biji wijen dan

beberapa margarine non-dihidrogenasi.)

Lemak Trans

Jenis lemak trans akan meningkatkan kolesterol. Lemak ini terbentuk

selama proses kimiawi (misalnya proses pemasakan) yang disebut hidrogenasi.

Hidrogenasi adalah ketika sebuah lemak cair berubah menjadi lemak yang lebih

padat. Kebanyakan margarine mengandung lemak trans. Untuk itu, pilih

margarine yang tidak mengandung lemak trans (Anda bisa melihat label yang

tertera pada kemasannya).

Lemak trans berbahaya dan sebaiknya dihindari karena jenis lemak trans

bertindak seperti lemak jenuh di dalam tubuh manusia yang akhirnya dapat

meningkatkan kolesterol.

Menurut the National Cholesterol Education Program, kadar trigliserida yang

normal adalah kurang dari 150 mg/dL. Kadar yang termasuk perbatasan tinggi

adalah 150-199, dan 200-499 termasuk dalam tinggi (Budi, 2011).

Penentuan kadar trigliserida dapat dilakukan dengan metode enzimatik.

Dimana reaksi yang terjadi pada penetapan kadar trigliserida adalah dengan

terbentuknya senyawa kompleks 4-(p-benzokinon-monoimino)-fenazon yang

berwarna kuning kecoklatan, yang kemudian diukur serapannya pada panjang

gelombang 500 nm. Mekanisme reaksinya adalah sebagai berikut: trigliserida

dengan adanya enzim lipoprotein lipase akan dihidrolisis menjadi gliserol dan

asam lemak. Gliserol dengan adanya adenosine trifosfat (ATP) oleh enzim

gliserol kinase dirubah menjadi gliserol-3-fosfat. Selanjutnya gliserol-3-fosfat

dioksidasi oleh enzim gliserol fosfat oksidase menjadi dihidroksiasetonfosfat dan

hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida yang terbentuk bereaksi dengan 4-

aminofenazon dan 4-klorofenol membentuk senyawa 4-(p-benzokuinon-

monoimino)-fenazon yang berwarna kuning kecoklatan (Dachriyanus, et al.,

2007).

Page 5: LAPAK TRIGLISERIDA

  Ambang batas kadar trigliserida dalam darah adalah sebagai berikut

(Budi,2011):

Kadar yang diingini : maksimal 150 mg / dl 

Kadar ambang batas tinggi : antara 151 - 250 mg /dl 

Kadar trigliserida tinggi : 251 - 400 mg / dl 

Kadar trigliserida amat tinggi : 401 mg / dl atau lebih

Adiposit menghasilkan dan mensekresi beberapa protein yang berperan

sebagai hormon. Hormon yang dikenal sebagai adiponektin, berperan penting

dalam proses radang, dan aterosklerotik. Adiponektin merupakan salah satu dari

banyak faktor spesifik jaringan adipose. Pengaruh adiponektin pada metabolisme

trigliserida adalah dengan melibatkan perubahan intrinsik pada metabolisme

lemak di otot skelet dan berpengaruh terhadap aktivitas lipoprotein lipase di otot

skelet dan adiposit. Adiponektin dapat menurunkan akumulasi trigliserida di otot

skelet dengan meningkatkan oksidasi asam lemak melalui aktivasi acetyl coA

oxidase, Carnitine Palmytoyl Transferase-1 (CPT-1) dan AMP kinase.

Adiponektin juga dapat menstimulasi Lipoprotein Lipase (LPL), yang merupakan

enzim lipolitik yang dapat mengkatabolis VLDL melalui peningkatan ekspresi

Peroxisome Proliferators Activator Receptor γ (PPARγ) di hati dan adiposit.

Pada tingkat hepatik, adiponektin dapat menurunkan suplai Non Esterified Fatty

Acid (NEFA) ke hati pada proses glukoneogenesis, sehingga terjadi penurunan

sintesis trigliserida. Kadar adiponektin yang rendah dan dislipidemia pada

penderita diabetes melitus tipe 2 berhubungan dengan kadar LPL (Renaldi, Olly,

2009).

Untuk diet menurunkan kadar trigliserida mulailah dengan (Budi,2011):

Perbanyak makanan tinggi protein tak berlemak

Ganti karbohidrat dengan nilai glikemik tinggi dengan

karbohidrat berglikemik rendah.

Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran segar yang

mengandung serat tinggi.

Ganti konsumsi lemak jenuh dan trans dengan lemak yang

baik.

Turunkan total lemak makanan sampai 20%-30% dari

kalori.

Page 6: LAPAK TRIGLISERIDA

Kurangi intake kalori untuk menurunkan berat badan dan

pertahankan berat badan yang ideal.

Berolah raga minimal 30 menit per hari.

Hentikan kebiasaan merokok dan minum minuman

beralkohol.

Alat dan Bahan

a. Alat SpektrofotometerKuvetPipet pistonTabung reaksi dan rak tabungSentrifugasiSpuit 3 ml

b. Bahan Serum AlcoholAquadestReagensia

c. Gambar Alat

Kuvet spektrofotometer

Page 7: LAPAK TRIGLISERIDA

Sentrifugasi pipet piston

Prosedur Percobaan

Pembuatan sampel yang diambil adalah darah pasien yang diambil sebanyak 3ml kemudian dimasukan ke dalam tabung ependrof. Setelah dimasukkan kedalam tabung ependrof sampel disentrifugasi 5 menit sampai serum dan plasma terspisah. Sampel yang akan diambil nantinya adalah serumnya.

Praktikan dibagi menjadi 6 kelompok. Kemudian sebagian praktikan ada yang membuat standar dan ada yang membuat blanko. Larutan standar ini dibauat dengan memipet 10 µl larutan standar trigliserida dan tambahkan reagensia sebanyak 1000 µl kedalam kuvet. Kemudian larutan standar ini di inkubasi pada suhu kamar selama 20 menit. Setelah 20 menit di running pada alat spektrofotometer dan begitu juga blanko yang terdiri dari 10 µl standar trigliserida tanpa penambahan reagen tapi ditambah aquadest sebanyak 1000 µl.

Page 8: LAPAK TRIGLISERIDA

Setelah larutan standar dan blanko telah di running di alat spektrofotometer kemudian lalkukkan hal yang sama dengan sampel. Pembuatan sampel pipet sampel 10 µl masukkan kedalam kuvet dan tambahkan kedalamnya 1000 µl reagen trigliserida. Dan running di spektrofotometri untuk mengetahui absorbansinya. Kemudian hitung konsentrasinya dengan rumus

C Sampel = x C standar

TRIGLISERIDA

DATA PENGAMATAN

No. No. Sampel Absobansi

1 I 0,145

II 0,134

2 I 0,100

II 0,088

3 I 0,075

II 0,074

4 I 0,259

II 0,315

5 I 0,114

II 0,272

6 I 0,107

II 0,077

Rata-rata 0,147

PERHITUNGAN

Panjang gelombang = 546 nmλ

Konsentrasi Trigliserida

Page 9: LAPAK TRIGLISERIDA

(mg/100 ml) C = 1040 x Asampel

C = 1040 x 0,147 = 152,88 mg/100ml

(mmol/l) C = 11,9 x Asampel

C= 11,9 x 0,147 = 1,749 mmol/l

DAFTAR PUSTAKA

Ayu. 2011. Trrigliserida. Tersedia online pada: http://www.deherba.com/apakah-itu-

trigliserida.html. (diakses tanggal 18 Oktober 2011)

Budi. 2011. Trigliserida. Tersedia online pada:

http://www.jakartalantern.com/thegreatbiz/wellness-and-nutrition/atasi-

kolesterol-sekarang/kolesterol-dalam-darah/trigliserida.html.(diakses tanggal

18 Oktober 2011)

Dachriyanus, et al. 2007. Uji Efek A-Mangostin terhadap Kadar Kolesterol Total,

Trigliserida, Kolesterol HDL, dan Kolesterol LDL Darah Mencit Putih Jantan

serta Penentuan Lethal Dosis 50 (LD50). Padang. Jurusan Farmasi Fakultas

MIPA Universitas Andalas

Putri. 2011. Trigliserida. http://www.penyakitplus.com/trigliserida (diakses tanggal

18 Oktober 2011).

Zulfikar. 2010. Trigliserida. Tersedia online pada:

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/biomolekul/

trigliserida/. (diakses tanggal 18 Oktober 2011)

Renaldi, Olly. 2009. Peran Adiponektin terhadap Kejadian Resistensi Insulin pada

Sindrom Metabolik. Yogyakarta. Medica Review FK UGM