5
1 Cerita Curhat Seorang Istri : Kukhianati Suamiku Suamiku tertidur di sebelahku, aku mengamati dan memandangnya… Ya Allah aku telah banyak menyakitinya, menghianatinya tanpa pernah dia tahu… Ya Allah betapa aku merasa diriku hina sekali dihadapannya. Aku tidak pantas memperlakukannya seperti ini… Pembaca.. kisahku ini dimulai ketika aku diterima menjadi seorang karyawati di sebuah perusahaan swasta di sebuah kota di Kalimantan. Belum lama aku bekerja di perusahaan tersebut tepatnya baru 5 bulan, bosku memperkenalkan aku dengan sahabatnya. Sahabat bosku ganteng, kaya, dewasa, pekerjaannya pun mapan, jika dibandingkan dengan pacarku atau lebih tepatnya bisa dibilang suamiku karena kita diam-diam sudah menikah sirih, tetapi perusahaan tidak pernah tahu kalau aku sudah menikah karena masa dinas yang tidak memperbolehkan karyawan menikah sebelum satu tahun bekerja. Suamiku hanya seorang admin di sebuah perusahaan asuransi dan masih menyelesaikan kuliahnya, jika dibandingkan dengan sahabat bosku yang sudah mapan, kaya, dan ganteng itu sungguh sangat jauh berbeda. Awalnya aku menolak menerima cinta sahabat bosku tersebut, dengan menangis-nangis dia memohon agar aku mau menerima cintanya. Tapi memang awalnya aku belum tertarik padanya, aku merasa tahu diri bahwa aku sudah bersuami dan aku sangat mencintai suamiku itu, dengan membayangkan masa-masa dulu bahagia dengan cinta yang kami bina. Tetapi dengan penuh cinta, sahabat bosku tersebut berusaha terus mendekatiku. Dia menelpon, sms, menghubungiku melalui Facebook, dan dengan cara-cara lainnya. Meskipun dia jauh di Jakarta, tetapi tidak memupuskan semangatnya untuk mengejarku. Tanpa disadari aku mulai kehilangan dia ketika dia sehari saja tak menghubungiku, aku merindukannya ketika sejam saja dia terlambat menanyakan aku apa sudah makan siang atau belum, aku merasa nyaman dengan kedewasaanya, kasih sayangnya, dan semua perlakuannya kepadaku.

Cerita Curhat Seorang Istri

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Cerita Curhat Seorang Istri

1

Cerita Curhat Seorang Istri : Kukhianati Suamiku

Suamiku tertidur di sebelahku, aku mengamati dan memandangnya… Ya Allah aku telah

banyak menyakitinya, menghianatinya tanpa pernah dia tahu… Ya Allah betapa aku

merasa diriku hina sekali dihadapannya. Aku tidak pantas memperlakukannya seperti

ini…

Pembaca.. kisahku ini dimulai ketika aku diterima menjadi seorang karyawati di sebuah

perusahaan swasta di sebuah kota di Kalimantan. Belum lama aku bekerja di

perusahaan tersebut tepatnya baru 5 bulan, bosku memperkenalkan aku dengan

sahabatnya.

Sahabat bosku ganteng, kaya, dewasa, pekerjaannya pun mapan, jika dibandingkan

dengan pacarku atau lebih tepatnya bisa dibilang suamiku karena kita diam-diam sudah

menikah sirih, tetapi perusahaan tidak pernah tahu kalau aku sudah menikah karena

masa dinas yang tidak memperbolehkan karyawan menikah sebelum satu tahun

bekerja. Suamiku hanya seorang admin di sebuah perusahaan asuransi dan masih

menyelesaikan kuliahnya, jika dibandingkan dengan sahabat bosku yang sudah mapan,

kaya, dan ganteng itu sungguh sangat jauh berbeda.

Awalnya aku menolak menerima cinta sahabat bosku tersebut, dengan menangis-nangis

dia memohon agar aku mau menerima cintanya. Tapi memang awalnya aku belum

tertarik padanya, aku merasa tahu diri bahwa aku sudah bersuami dan aku sangat

mencintai suamiku itu, dengan membayangkan masa-masa dulu bahagia dengan cinta

yang kami bina.

Tetapi dengan penuh cinta, sahabat bosku tersebut berusaha terus mendekatiku. Dia

menelpon, sms, menghubungiku melalui Facebook, dan dengan cara-cara lainnya.

Meskipun dia jauh di Jakarta, tetapi tidak memupuskan semangatnya untuk

mengejarku. Tanpa disadari aku mulai kehilangan dia ketika dia sehari saja tak

menghubungiku, aku merindukannya ketika sejam saja dia terlambat menanyakan aku

apa sudah makan siang atau belum, aku merasa nyaman dengan kedewasaanya, kasih

sayangnya, dan semua perlakuannya kepadaku.

Page 2: Cerita Curhat Seorang Istri

2

Aku mengkhianati suamiku (ilustrasi)

Pada suatu hari kami bersepakat untuk bertemu, dia bela-belain ke Kalimantan hanya

untuk menemuiku. Dia utarakan niatnya untuk memperistriku tapi karena aku juga

mulai mencintainya akupun berniat memilihnya untuk menjadi suamiku yang

sebenarnya. Aku berniat untuk meminta cerai talak kepada suamiku yang sekarang.

Tapi karena aku tahu bahwa aku sudah tidak perawan karena aku sudah menikah sirih

dengan suamiku yang sekarang. Kuceritakan kondisi diriku yang sebenarnya kepada

sahabat bosku tersebut.

Dia menangis seolah tidak terima bahwa seseorang yang sangat dicintainya dan dipilih

untuk menjadi istrinya tidak sesuai dengan kriteria dirinya dan keluarganya. Dia bilang

kalau dia pribadi bisa menerima aku apa adanya karena dia sangat mencintaiku, tapi

untuk memperkenalkan aku kepada keluarganya dia bilang belum bisa dan belum

sanggup melakukannya.

Dia tak tahu apakah keluarganya mau menerimaku atau tidak jika calon menantunya

adalah seorang janda. Karena di dalam keluarganya harga diri, nama baik, status sosial,

bibit, bebet, dan bobot adalah sangat menjadi pertimbangan.

Aku sangat kecewa dengannya, aku berusaha melupakannya setelah pertemuan itu,

tetapi tidak kusangka dia tetap menelponku meski dia tahu bahwa aku tidak seperti

yang dia mau. Dia tetap berusaha menjaga hubungan cinta kami. Lama kelamaan aku

menyadari bahwa dia memang benar-benar mencintaiku. Aku tidak pernah merasakan

cinta seperti dia mencintaiku, mengagumiku. Aku merasa menjadi wanita yang paling

cantik dan sempurna di dunia karena dicintai seseorang pria dewasa seperti dia.

Page 3: Cerita Curhat Seorang Istri

3

Akhirnya kita tetap berhubungan, tak ayal berhubungan badanpun sudah menjadi suatu

kebutuhan dan sebuah ungkapan untuk kami melepas rindu. Meski jarak memisahkan

kami tetapi tidak memupuskan semangat kami untuk memadu cinta. Sebulan sekali

kami pasti bertemu, entah dia yang ke Kalimantan atau aku yang ke Jakarta hanya

untuk menemuinya. Meski aku harus berbohong kepada keluarga besarku dan suamiku

soal seringnya aku harus keluar kota. Aku selalu membuat alasan kalau aku mendapat

tugas dinas keluar kota dari kantor. Dengan penuh kesabaran suamiku selalu

mengantarkan aku ke bandara jika aku mau ke jakarta dan menjeputku lagi di bandara

saat aku kembali ke Kalimantan.

Hari demi hari, bulan demi bulan pun berlalu, kami terus memadu kasih melalui dunia

maya, handpone dan sebagainya. Suatu hari keluargaku berniat menikahkan aku secara

resmi dengan suamiku, aku bingung harus berbuat apa. Sedangkan aku sudah tidak

mencintainya lagi, semua sudah pudar seiring berjalannya waktu. Tetapi aku pun tidak

pernah mendapat kepastian dari sahabat bosku itu tentang hubungan kami.

Hubunganku dengan sahabat bosku yang tidak tahu kemana akan dibawa membuatku

berpikir dua kali. Sampai kapan aku terus mengharapkannya, sedangkan dia seolah

lebih mencintai keluarganya dibanding aku. Meskipun dia rela melakukan apa saja

untukku tapi tidak untuk menentang keluarganya demi aku.

Akhirnya aku memutuskan untuk menjalani pernikahan resmiku bersama suamiku.

Meski cintaku kepadanya sudah tidak seperti dahulu lagi tapi aku tidak ada pilihan lain.

Daripada aku menunggu selikuhanku yang tidak pernah ada kepastian. Dan akhirnya

aku pun menikah resmi.

Sahabat bosku itu terus menelponku dan menangis, dia merasa dia juga tidak bisa

berbuat apa-apa atas kehidupannya bersamaku. Tapi entah mengapa aku merasa

nyaman, tenang, dan bahagia atas pernikahan resmiku bersama suamiku. Meski cintaku

tidak lagi sepenuhnya seperti dahulu.

Hari demi hari aku lalui dengan berusaha menjadi ibu rumah tangga yang baik di depan

suamiku meski aku tidak setia kepadanya. Hubunganku dengan selingkuhanku pun

terus berlanjut, tak berbeda dengan sebelum aku menikah kami tetap saling

mengunjungi entah aku ke Jakarta atau dia yang ke kalimantan. Dia tetap mencintaiku

seperti dulu, tidak berubah. Dia tetap mengagumiku, memujaku seperti dulu, bahkan

kami sempat untuk berencana memiliki anak. Kami terus berusaha untuk bisa segera

punya anak, sama seperti suamiku yang ingin segera memiliki anak dari pernikahan

kami.

Page 4: Cerita Curhat Seorang Istri

4

Satu bulan, dua bulan, akhirnya bulan keempat pun tiba. Aku merasa tidak

mendapatkan haid di bulan itu. Seminggu setelahnya aku periksa kedokter ternyata

hasilnya positif, iya aku hamil. Meski aku belum tahu anak siapa yang aku kandung tapi

berita ini membuat kedua laki-laki yang sama-sama mencintaiku itu sangat bahagia.

Tapi entah kenapa aku tidak yakin kalau ini anak selingkuhanku, karena dilihat dari

frekuwensi kami bertemu hanya sebulan sekali, meski setiap kali kami bertemu kami

pasti berhubungan badan. Pernah suatu hari selingkuhanku menanyakan kepastian

siapa bapak dari anak yang aku kandung, tapi aku meyakinkan dia bahwa untuk tidak

terlalu berharap karena menurutku labih baik dia kecewa sekarang daripada nanti

setelah aku melahirkan, dia lebih kecewa lagi ketika dia tahu bahwa si kecil ngga mirip

dia.

Hari ke hari, bulan ke bulan, sampe akhirnya tiba waktu aku melahirkan. Suamiku yang

setia menungguiku dari awal aku merasa kesakitan sampai saatnya aku bertaruh nyawa

melahirkan anakku, anakku yang aku belum tahu siapa bapaknya. Dari pagi sampai pagi

lagi suamiku dengan sabar mendampingiku, memberiku support dan semangat. Sampai

dia tertidur di sebelahku, aku mengamatinya dan memandangnya ya Allah aku telah

banyak menyakitinya, menghianatinya tanpa pernah dia tahu. Seandainya dia tahu

perbuatanku yang sangat bejat ini mungkin dia tidak akan pernah mau melihat mukaku

lagi dan mungkin aku akan kehilangan laki-laki yang sangat setia dan baik ini.

Rasa ibaku muncul, tiba-tiba aku ingat masa-masa dulu aku bersamanya merajut cinta.

Susah senang kami jalani bersama tanpa mengeluh. Cintaku kembali bersemi untuk

suamiku, rasa iba itu membawaku kembali mencintainya, menyayanginya, ya Allah

betapa aku merasa diriku hina sekali dihadapannya. Aku tidak pantas

memperlakukannya seperti itu. Ternyata aku sadari bahwa masih ada setitik rasa cinta

untuk suamiku.

Akhirnya aku pun melahirkan buah hatiku, yang banyak orang menantinya. Dia cantik,

putih bersih, mungil. Wajahnya mirip sekali denganku, tetapi bentuk tubuhnya mirip

sekali dengan ayahnya, ya! Ayahnya yang tegap, tinggi besar, dan bertulang besar, dia

adalah suamiku. Suamiku yang sah yang akupun mulai mencintainya lagi,

menyayanginya. Ternyata bapak dari anakku adalah suamiku yang sah, entah kenapa

pula aku sangat bahagia mengetahui bahwa ayah kandung dari anakku adalah suamiku

sendiri, suami yang sah, yang aku khianati sejak lama.

Page 5: Cerita Curhat Seorang Istri

5

Akupun menelpon selingkuhanku untuk memberi tahu kabar baik ini kepadanya, meski

belum tentu ini adalah kabar menggembirakan buat dia. Setelah kuberi tahu, dia seolah

sudah siap atas segala kemungkinan yang akan terjadi, kemungkinan bahwa si mungil

cantikku itu bukanlah keturunanya. Kami sempat berkomunikasi melalui video call di

rumah sakit, dan akupun menunjukkan si kecil padanya.

Dia tetap bahagia meski dia tahu bahwa anakku bukan darah dagingnya. dia selalu

menanyakan kabar anakku setiap dia menelponku. Dia juga ikut cemas jika si kecil

sakit. Bahkan dia mengirimkan kado istimewa untuk si kecil. Aku tidak pernah tahu

terbuat dari apakah cintanya buatku. Seperti apapun kondisiku dia tetap mencintaiku

dan memujaku.

Tapi aku kini telah sadar, aku mulai mencintai suamiku lagi, mulai menyayanginya lagi.

Dan aku pun mulai jarang menghubungi selingkuhanku. Tapi meski begitu dia tidak

pernah putus asa untuk selalu menjalin hubungan baik denganku. Baginya meskipun

dia tidak bisa memilikiku paling tidak dia tetap bisa berteman denganku, tahu kabarku.

Bahkan dia mengirimkan uang untuk kado si kecil. Membelikan boneka saat dia ke

kotaku di kalimantan. Aku sangat menghargai cintanya buatku, tapi aku sadar bahwa

aku sudah bersuami dan bahkan sekarang ada si kecil yang selalu membuatku sadar

akan kodratku dan statusku.

Aku menyanyangimu Suamiku.. meski di hatiku sudah terbagi dengan yang lain meski

secuil. Maafkan aku, tapi aku berjanji aku tidak akan meninggalkan kalian suamiku dan

anakku, kalian tetap nomor satu bagiku. Aku mencintai kalian, kalian adalah semangat

hidupku.