24
Berbagai Majas dalam Bahasa Indonesia Menurut Prof. Dr. H. G. Tarigan, majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Unsur kebahasaan antara lain: pilihan kata, frase, klausa, dan kalimat. Menurut Goris Keraf, sebuah majas dikatakan baik bila mengandung tiga dasar, yaitu: kejujuran, sopan santun, dan menarik. Gaya bahasa dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu: 1. Gaya bahasa perulangan 2. Gaya bahasa perbandingan 3. Gaya bahasa pertentangan 4. Gaya bahasa pertautan 1. Gaya Bahasa Perulangan A. Aliterasi Aliterasi ialah sejenis gaya bahasa yang berwujud perulangan konsonan pada suatu kata atau beberapa kata, biasanya terjadi pada puisi. Contoh: Kau keraskan kalbunya Bagai batu membesi benar Timbul telangkai bertongkat urat B. Asonansi Asonansi ialah sejenis gaya bahasa refetisi yang berjudul perulangan vokal, pada suatu kata atau beberapa kata. Biasanya dipergunakan dalam puisi untuk mendapatkan efek penekanan. Contoh:

Berbagai Majas Dalam Bahasa INDONESIA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bahasa indonesia

Citation preview

Berbagai Majas dalam BahasaIndonesiaMenurut Prof. Dr. H. G. Tarigan, majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis.Unsur kebahasaan antara lain: pilihan kata, frase, klausa, dan kalimat. Menurut Goris Keraf, sebuah majas dikatakan baik bila mengandung tiga dasar, yaitu: kejujuran, sopan santun, dan menarik.Gaya bahasa dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu:1. Gaya bahasa perulangan2. Gaya bahasa perbandingan3. Gaya bahasa pertentangan4. Gaya bahasa pertautan1.Gaya Bahasa PerulanganA.AliterasiAliterasi ialah sejenis gaya bahasa yang berwujud perulangan konsonan pada suatu kata atau beberapa kata, biasanya terjadi pada puisi.Contoh: Kau keraskan kalbunya Bagai batu membesi benar Timbul telangkai bertongkat uratB.AsonansiAsonansi ialah sejenis gaya bahasa refetisi yang berjudul perulangan vokal, pada suatu kata atau beberapa kata. Biasanya dipergunakan dalam puisi untuk mendapatkan efek penekanan.Contoh: Segala ada menekan dada Mati api di dalam hati Harum sekuntum bunga rahasia Dengan hitam kelamC.AntanaklasisAntanaklasis ialah sejenis gaya bahasa yang mengandung perulangan kata dengan makna berbeda.Contoh: Karena buah penanya itu menjadi buah bibir orang.D.KiasmusKiasmus ialah gaya bahasa yang berisikan perulangan dan sekaligus merupakan inversi atau pembalikan susunan antara dua kata dalam satu kalimat.Contoh: Ia menyalahkan yang benar dan membenarkan yang salah.E.EpizeukisEpizeukis ialah gaya bahasa perulangan yang bersifat langsung. Maksudnya kata yang dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut.Contoh: Ingat kami harus bertobat, bertobat, sekali lagi bertobat.F.TautotesTautotes ialah gaya bahasa perulangan yang berupa pengulangan sebuah kata berkali-kali dalam sebuah konstruksi.Contoh: Aku adalah kau, kau adalah aku, kau dan aku sama saja.G.AnaforaAnafora ialah gaya bahasa repetisi yang merupakan perulangan kata pertama pada setiap baris atau kalimat.Contoh: Kucari kau dalam toko-toko. Kucari kau karena cemas karena sayang. Kucari kau karena sayang karena bimbang. Kucari kau karena kaya mesti diganyang.H.Epistrofa (efifora)Epistrofa ialah gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan kata pada akhir baris atau kalimat berurutan.Contoh: Ibumu sedang memasak di dapur ketika kau tidur. Aku mencercah daging ketika kau tidur.I.SimplokeSimploke ialah gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan awal dan akhir beberapa baris (kalimat secara berturut-turut).Contoh: Ada selusin gelas ditumpuk ke atas. Tak pecah. Ada selusin piring ditumpuk ke atas. Tak pecah. Ada selusin barang lain ditumpuk ke atas. Tak pecah.J.MesodiplosisMesodiplosis ialah gaya bahasa repetisi yang berupa pengulangan kata atau frase di tengah-tengah baris atau kalimat secara berturut-turut.Contoh: Pendidik harus meningkatkan kecerdasan bangsa. Para dokter harus meningkatkan kesehatan masyarakat.K.EpanalepsisEpanalepsis ialah gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada akhir baris, klausa, atau kalimat.Contoh: Saya akan berusaha meraih cita-cita saya.L.AnadiplosisAnadiplosis ialah gaya bahasa repetisi yang kata atau frase terakhir dari suatu kalimat atau klausa menjadi kata atau frase pertama pada klausa atau kalimat berikutnya.Contoh: Dalam raga ada darah Dalam darah ada tenaga Dalam tenaga ada daya Dalam daya ada segalanya2.Gaya Bahasa PerbandinganA. Simile.Simile ialah padanan kata yang berarti seperti. Secara eksplisit jenis gaya bahasa ini ditandai oleh pemakaian kata: seperti, sebagai, ibarat, umpama, bak, laksana, serupa.Contoh: Seperti air dengan minyak.B. MetaforaMetafora ialah gaya bahasa yang membandingkan dua hal secara implisit.Contoh: Aku adalah angin yang kembara.C. PersonifikasiPersonifikasi ialah gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat insani pada barang atau benda yang tidak bernyawa ataupun pada ide yang abstrak.Contoh: Bunga ros menjaga dirinya dengan duri.D. DepersonifikasiDepersonifikasi ialah gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat suatu benda tak bernyawa pada manusia atau insan. Biasanya memanfaatkan kata-kata: kalau, sekiranya, jikalau, misalkan, bila, seandainya, seumpama.Contoh: Kalau engkau jadi bunga, aku jadi tangkainya.E. AlegoriAlegori ialah gaya bahasa yang menggunakan lambang-lambang. Yang termasuk dalam alegori antara lain:a) Fabel, contoh: Kancil dan Buayab) Parabel, contoh: Cerita Adam dan HawaF. AntitesisAntitesis ialah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan.Contoh: Dia gembira atas kegagalanku dalam ujian.G. PleonasmePleonasme adalah penggunaan kata yang mubazir yang sebesarnya tidak perlu.Contoh: Capek mulut saya berbicara.H. Tautologi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata atau frase yang searti dengan kata yang telah disebutkan terdahulu.Contoh: Apa maksud dan tujuannya datang ke mari?I. PerifrasisPerifrasis ialah gaya bahasa yang dalam pernyataannya sengaja menggunakan frase yang sebenarnya dapat diganti dengan sebuah kata saja.Contoh: Wita telah menyelesaikan sekolahnya tahun 1988 (lulus).J. Antisipasi (prolepsis)Antisipasi ialah gaya bahasa yang dalam pernyataannya menggunakan frase pendahuluan yang isinya sebenarnya masih akan dikerjakan atau akan terjadi.Contoh: Aku melonjak kegirangan karena aku mendapatkan piala kemenangan.K. Koreksio (epanortosis)Koreksio ialah gaya bahasa yang dalam pernyataannya mula-mula ingin menegaskan sesuatu. Namun, kemudian memeriksa dan memperbaiki yang mana yang salah.Contoh: Silakan Riki maju, bukan, maksud saya Rini!L SinestesiaMerupakan majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.Contoh: Bau makanan itu lezat sekali.M. AntonomasiaMerupakan penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.Contoh: Si gemuk sudah datang!O. HiperbolaHiperbola merupakan pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.Contoh: Hujan serasa membanjiri dunia.P. AsosiasiAsosiasi adalah perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.Contoh: Saya telah sampai di kaki gunung.R. AptronimAptronim adalah pemberian nama yang sesuai dengan sifat atau pekerjaan orang.Contoh: Selamat pagi Pak Dokter!S. HiperbolaHiperbola ialah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan baik jumlah, ukuran, ataupun sifatnya dengan tujuan untuk menekan, memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya.Contoh: Pemikiran-pemikirannya tersebar ke seluruh dunia.T. LitotesLitotes ialah majas yang berupa pernyataan yang bersifat mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.Contoh: Selamat datang di gubuk saya.U. PerifrasisPerifrasis adalah gaya bahasa yang menggantikan suatu kata atau kelompok kata dengan kata atau kelompok kata lain.Contoh: Ayah berangkat kerja saat ufuk berada di sebelah timur. (pagi hari)V. TropenTropen adalah penggunaan kata atau istilah lain dengan makna sejajar.Contoh: Pikirannya melambung tinggi.3.Gaya Bahasa PertentanganA. IroniIroni ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang isinya bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya.Contoh: Bagus benar rapormu Bar, banyak merahnya.B. OksimoronOksimoron ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang di dalamnya mengandung pertentangan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan dalam frase atau dalam kalimat yang sama.Contoh: Olahraga mendaki gunung memang menarik walupun sangat membahayakan.C. ParanomosiaParanomasia ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang berisi penjajaran kata-kata yang sama bunyinya, tetapi berlainan maknanya.Contoh: Bisa ular itu bisa membunuhmu.D. Zeugma dan Silepsis Zeugma ialah gaya bahasa yang menggunakan dua konstruksi rapatan dengan cara menghubungkan sebuah kata dengan dua atau lebih kata lain. Dalam zeugma kata yang dipakai untuk membawahkan kedua kata berikutnya sebenarnya hanya cocok untuk salah satu dari padanya.Contoh: Kami sudah mendengar berita itu dari radio dan surat kabar. Dalam silepsis kata yang dipergunakannya itu secara gramatikal benar, tetapi kata tadi diterapkan pada kata lain yang sebenarnya mempunyai makna lain.Contoh: Ia sudah kehilangan topi dan semangatnya.E. SatireSatire ialah gaya bahasa sejenis argumen atau puisi atau karangan yang berisi kritik sosial baik secara terang-terangan maupun terselubung.Contoh:Jemu aku dengan bicaramu.Kemakmuran, keadilan, kebahagiaanSudah sepuluh tahun engkau bicaraAku masih tak punya celanaBudak kurus pengangkut sampahF. InuendoInuendo ialah gaya bahasa yang berupa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.Contoh: Dia memang baik, cuma agak kurang jujur.G. AntifrasisAntifrasis ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang menggunakan sebuah kata dengan makna kebalikannya. Berbeda dengan ironi, yang berupa rangkaian kata yang mengungkapkan sindiran dengan menyatakan kebalikan dari kenyataan, sedangkan pada antifrasis hanya sebuah kata saja yang menyatakan kebalikan itu.Contoh Antifrasis: Lihatlah sang raksasa telah tiba (maksudnya si cebol).H. ParadoksParadoks ialah gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada.Contoh: Teman akrab adakalanya merupakan musuh sejati.I. KlimaksKlimaks ialah gaya bahasa yang berupa susunan ungkapan yang makin lama makin mengandung penekanan atau makin meningkat kepentingannya dari gagasan atau ungkapan sebelumnya.Contoh: Hidup kita diharapkan berguna bagi saudara, orang tua, nusa bangsa dan negara.J. Anti klimaksAntiklimaks ialah suatu pernyataan yang berisi gagasan-gagasan yang disusun dengan urutan dari yang penting hingga yang kurang penting.Contoh: Bahasa Indonesia diajarkan kepada mahasiswa, siswa SLTA, SLTP, dan SD.K. ApostrofApostrof ialah gaya bahasa yang berupa pengalihan amanat dari yang hadir kepada yang tidak hadir.Contoh: Wahai dewa yang agung, datanglah dan lepaskan kami dari cengkraman durjana.L. Anastrof atau inversiAnastrofialah gaya bahasa retoris yang diperoleh dengan membalikkan susunan kata dalam kalimat atau mengubah urutan unsur-unsur konstruksi sintaksis.Contoh: Diceraikannya istrinya tanpa setahu saudara-saudaranya.M. ApofasisApofasis ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang tampaknya menolak sesuatu, tetapi sebenarnya justru menegaskannya.Contoh : Sebenarnya saya tidak sampai hati mengatakan bahwa anakmu kurang ajar.N. Histeron ProteranHisteron Proteran ialah gaya bahasa yang isinya merupakan kebalikan dari suatu yang logis atau kebalikan dari sesuatu yang wajar.Contoh : Jika kau memenangkan pertandingan itu berarti kematian akan kau alami.O. HipalaseHipalase ialah gaya bahasa yang berupa sebuah pernyataan yang menggunakan kata untuk menerangkan suatu kata yang seharusnya lebih tepat dikarenakan kata yang lain.Contoh: Ia duduk pada bangku yang gelisah.P. SinismeSinismeialah gaya bahasa yang merupakan sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan atau ketulusan hati.Contoh: Anda benar-benar hebat sehingga pasir di gurun sahara pun dapat Anda hitung.Q. SarkasmeSarkasme ialah gaya bahasa yang mengandung sindiran atau olok-olok yang pedas atau kasar.Contoh: Kau memang benar-benar bajingan.R. OkupasiOkupasi adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan, tetapi diberi penjelasan.Contoh: Dulunya dia bandel, tapi sekarang baik.4. Gaya Bahasa PertautanA. MetonimiaMetonimia ialah gaya bahasa yang menggunakan nama barang, orang, hal, atau ciri sebagai pengganti barang itu sendiri.Contoh: Parker jauh lebih mahal daripada pilot.B. SinekdokeSinekdokeialah gaya bahasa yang menyebutkan nama sebagian sebagai nama pengganti barang sendiri. Sinekdoke ada dua: Pars prototo: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek. Contoh Sinekdoke pars pro toto: Lima ekor kambing telah dipotong pada acara itu. Totem proparte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian. Contoh Sinekdoke totem pro parte: Dalam pertandingan itu Indonesia menang satu lawan Malaysia.C. AlusioAlusio ialah gaya bahasa yangmenunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau tokoh yang telah umum dikenal/ diketahui orang.Contoh: Apakah peristiwa Madiun akan terjadi lagi di sini?D. EufimismeEufimisme ialah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasa lebih kasar yang dianggap merugikan atau yang tidak menyenangkan.Contoh: Tuna susila sebagai pengganti pelacur.E. EponimEponim ialah gaya bahasa yang menyebut nama seseorang yang begitu sering dihubungkan dengan sifat tertentu sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat itu.Contoh: Dengan latihan yang sungguh saya yakin Anda akan menjadi Mike Tyson.F. AntonomasiaAntonomasia ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang menggunakan gelar resmi atau jabatan sebagai pengganti nama diri.Contoh: Kepala sekolah mengundang para orang tua murid.G. EpitetEpitetialah gaya bahasa yang berupa keterangan yang menyatakan sesuatu sifat atau ciri yang khas dari seseorang atau suatu hal.Contoh: Putri malam menyambut kedatangan remaja yang sedang mabuk asmara.H. ErotesisErotesis ialah gaya bahasa yang berupa pertanyaan yang tidak menuntut jawaban sama sekali.Contoh: Tegakah membiarkan anak-anak dalam kesengsaraan?I. ParalelismeParalelisme ialahgaya bahasa yang berusaha menyejajarkan pemakaian kata-kata atau frase-frase yang menduduki fungsi yang sama dan memiliki bentuk gramatikal yang sama.Contoh:+ Bukan saja perbuatan itu harus dikutuk, tetapi juga harus diberantas.- Bukan sajaperbuatan itu harus dikutuk, tetapi juga harus memberantasnya (Ini contoh yang tidak baik).J. ElipsisElipsis ialah gaya bahasa yang di dalamnya terdapat penanggalan atau penghilangan salah satu atau beberapa unsur penting dari suatu konstruksi sintaksis.Contoh: Mereka ke Jakarta minggu lalu (perhitungan prediksi). Pulangnya membawa oleh-oleh banyak sekali (Penghilangan subyek). Saya sekarang sudah mengerti ( Penghilangan obyek). Saya akan berangkat (penghilangan unsur Keterangan). Mari makan! (penghilangan subyek dan obyek).K. GradasiGradasi ialah gaya bahasa yang mengandung beberapa kata (sedikitnya tiga kata)yang diulang dalam konstruksi itu.Contoh: Kita harus membangun, membangun jasmani dan rohani, rohani yang kuat dan tangguh, dengan ketangguhan itu kita maju.L. AsindetonAsindenton ialah gaya bahasa yang berupa sebuah kalimat atau suatukonstruksi yang mengandung kata-kata yang sejajar, tetapi tidak dihubungkan dengan kata-kata penghubung.Contoh: Ayah, ibu, anak merupakan inti dari sebuah keluarga.M. PolisindetonPolisindenton ialah gaya bahasa yang berupa sebuah kalimat atau sebuah konstruksi yang mengandung kata-kata yang sejajar dan dihubungkan dengan kata-kata penghubung.Contoh: Pembangunan memerlukan sarana dan prasarana juga dana serta kemampuan pelaksana.Sumber: Buku EJAAN YANG DISEMPURNAKAN dan artikel blog lain

Pembagian Majas dalam Bahasa IndonesiaSabtu, 03 Maret 2012

Majasataugaya bahasadapat didefinisikan sebagai cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain. Namun secara umum majas dapat pula dikatakan sebagai gaya bahasa atau cara yang digunakan oleh penulis untuk menimbulkan efek tertentu pada pembaca. Menurut Prof. Dr. H. G. Tarigan bahwamajasadalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Unsur kebahasaan antara lain: pilihan kata, frase, klausa, dan kalimat. Menurut Goris Keraf, sebuahmajasdikatakan baik bila mengandung tiga dasar, yaitu: kejujuran, sopan santun, dan menarik.

Majas dalam bahasa Indonesia dibagi atas empat jenis, yaitu:1. Majas perbandingan2. Majas pertentangan3. Majas sindiran4. Majas penegasan

Macam-Macam MajasSeperti yang telah dijelaskan di atas, majas memiliki beberapa jenis. Dari jenis-jenis tersebut terdapat banyak sekali macam majas.

1. Majas perbandinganMajas perbandingan merupakan majas yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu dengan membandingkannya dengan sesuatu yang lain. Ada beberapa macam majas yang termasuk dalam jenis majas perbandingan, yaitu personifikasi, hiperbola, asosiasi, litotes, metafora, metonimia, eufemisme, dan sinekdokhe. Adapun pengertian dan contoh dari beberapa macam majas tersebut yaitu:

a. Majas Personifikasiyaitu majas yang digunakan untuk memperjelas maksud dengan menjadikan benda-benda yang digambarkan dapat berlaku seperti manusia. Atau dengan kata lain suatu cara berbahasa dengan menghidupkan benda-benda mati dengan memberinya sifat-sifat seperti yang dimiliki oleh manusia (pengorangan).Contoh: Nyiur melambai-lambai, matahari keluar dari peraduannya, awan hitam mengukir langit.

b. Majas Hiperbolayaitu majas yang menyatakan sesuatu dengan berlebih-lebihan.Contoh: Keringatnya menganak sungai, suaranya membelah angkasa, tenaganya sekuat kerbau.

c. Majas Asosiasiyaitu majas yang membandingkan suatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan keadaan yang dilukiskannya (memiliki persamaan sifat).Contoh: Pikirannya kusut bagai benang dilanda ayam, wajah mereka sangat mirip bagai pinang dibelah dua.

d. Majas Metafora, yaitu majas yang melukiskan sesuatu dengan membandingkanya dengan sesuatu yang lain yang sesuatu tersebut sudah diketahui benar baik wujud ataupun sifatnya oleh pendengar/ pembacanya.Contoh: Kapan saudara berjumpa dengan lintah darat itu? ; Aku sungguh takjub melihat kecantikan bunga desa itu.

e. Majas Litotes, yaitu majas untuk mengemukakan sesuatu dengan merendahkan diri karena sesuatu atau hal yang dinyatakan tidak sesuai keadaan sebenarnya.Contoh: Terimalah barang yang tak berharga ini sebagai tanda mata ; Singgahlah ke gubukku terlebih dahulu.

f. Majas Metonimia, yaitu majas untuk mengemukakan sesuatu dengan menggantikan dengan sifat, atau nama, atau sesuatu yang merupakan ciri khas dari benda-benda tersebut.Contoh: Saya pergi ke Jakarta naik Garuda.

g. Majas Eufemisme, yaitu majas untuk mengemukakan pikiran atau perasaan dengan menggunakan kata-kata dengan arti yang baik dengan maksud agar tidak menyinggung perasaan orang. Eufemisme dapat pula berupa ungkapan-ungkapan penghalus untuk menggantikan kata-kata yang dirasakan kurang sopan.Contoh: Sejak ditinggal suaminya, ia agak kurang waras ; Kemampuan Andi dalam memahami pelajaran agak lamban.

h. Majas Sinekdokhe, yaitu majas untuk menyatakan sesuatu dengan menyebutkan bagian-bagianya saja, atau sebaliknya. Sinekdokhe dibedakan menjadi dua, yaitu tutom pro parte (menyatakan sebagian untuk keseluruhan) dan pars pro toto (menyebutkan keseluruhan tapi yang dimaksudkan sebagian saja).Contoh : Perang Dunia II berakhir pada tahun 1942 (totum pro parte)Sudah lama saya tak melihat batang hidungnya (pars pro totot).

2. Majas PertentanganMajas pertentangan yaitu majas yang mengungkapkan sesuatu maksud tetapi dengan pernyataan yang bertentangan. Majas yang termasuk dalam jenis majas pertentangan yaitu majas paradox, majas antithesis, dan majas kontradiksi interminis.

a. Majas Paradoks, yaitu majas yang mengemukakan hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya tidak karena objek yang dikemukakan berbeda.Contoh: Di tempat ramai begini, hatiku terasa sepi.

b. Majas Antithesis, yaitu pengungkapan dengan kata-kata yang saling bertentangan.Contoh: Tua muda, besar kecil, kaya miskin mempunyai tanggung jawab yang sama di depan Tuhan.

c. Majas Kontradiksi Interminis, yaitu gaya bahasa yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang telah dikemukakan sebelumnya.Contoh : Andi mengundang semua temannya, kecuali Dono.

3. Majas Sindiranyaitu majas atau gaya bahasa yang digunakan untuk menyindir seseorang atau sesuatu. Ada beberapa majas yang termasuk dalam jenis majas sindiran, misalnya majas ironi, majas sinisme, dan majas sarkasme.

a. Majas Ironi, yaitu suatu cara menyindir dengan mengatakan hal yang sebaliknya.Contoh: Manis benar minuman ini, gula mahal, ya, sekarang?Bagus benar tulisanmu, sampai-sampai aku tidak bisa membacanya.

b. Majas Sinisme, yaitu majas yang menyatakan sindiran secara langsungContoh : Perbuatanmu sungguh memalukan!

c. Majas Sarkasme, yaitu majas yang berupa suatu ejekan atau sindiran dengan kata-kata yang kasar.Contoh : Tuli kamu ya, dipanggil dari tadi tidak datang-datang juga!Dasar gelandangan, kerjaan cuma minta-minta!

4. Majas PenegasanMajas penegasan yaitu majas atau pernyataan yang digunakan untuk mempertegas pernyataan yang dinyatakan. Ada beberapa majas jenis ini, misalnya majas klimaks, antiklimaks, pleonasme, dan repetisi.

a. Majas Klimaks, yaitu majas atau cara mengemukakan suatu ide atau keadaan dengan mengurutkan dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi.Contoh: Jangankan satu orang, sepuluh orang, atau pun 100 orang akan saya hadapi tanpa rasa takut asalkan saya benar.

b. Majas Antiklimaks, yaitu suatu pernyataan yang disusun secara berurutan dari yang paling tinggi, makin menurun, dan makin menurun sampai kepada yang paling rendah.Contoh: Jangankan seratus ribu, sepuluh ribu, seribu, bahkan seratus rupiah pun aku tak sudi mengeluarkan uang untuk membeli barang haram.

c. Majas Pleonasme, yaitu suatu cara memperjelas maksud dengan cara menggunakan kata berlebih.Contoh : Kita harus dan wajib untuk saling menghormati.

d. Majas Repetisi atau pengulanganyaitu suatu cara memperkuat makna atau maksud dengan mengulang kata atau bagian kalimat yang hendak diperkuat maksudnya tersebut.Contoh : Untuk mencapai cita-citamu itu, satu hal yang harus kau ingat adalah belajar, belajar, dan sekali lagi belajar.Macam - Macam Majas Beserta Contohnya

Majas perbandingan1. Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.Contoh : Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.2. Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.Contoh : Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya.3. Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan pengubung, seperti layaknya, bagaikan, dll.Contoh : Kasih saying Ibu itu hangat layaknya sinar mentari pagi.4. Sinestesia: Metafora berupa ungkapan yang berhubungan dengan suatu indra untuk dikenakan pada indra lain.Contoh : Aku menyukai padang rumpun karena suaranya tenang sekali.5. Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objekCOntoh : Sejak kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya.6. Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.Contoh : Si gemuk tu makan saja daritadi.7. Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.Contoh : Pelaku tabrak lari itu menaiki Kijang kapsul hitam.8. Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.Contoh : Kucing mina sangat manis menawan, karena itu Mina sangat menyukainya.9. Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.Contoh : Dimana saya dapat menemukan kamar kecilnya?10. Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.Contoh : perilakunya seperti ular yang menggeliat.11. Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.Contoh : Kita bermain ke rumah Lina12. Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.13. Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.Contoh : Indonesia bertanding Volly melawan Thailand.(menyebutkan seakan-akan seluruh bangsa Indonesia bermainpadahal hanya 6 orang yg bermain)Dalam mengahafal sinekdoce yang terbagi pars pro toto dan tontem pro parte sering terbalik agar tidak terbalik gunakan trik :Pars = sebagian artinya sebagian untuk seluruh.

MAJAS PERTENTANGAN1. OksimoronMajas yang antarbagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan.Contoh : Cinta membuatnya bahagia, tetapi juga membuatnya menangis2. ParadoksPengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.Contoh : Gajinya besar tapi hidupnya melarat.3. AntitesisMajas yang menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.Contoh : Hitam dan putih adalah warna kesukaanku.

Majas sindiran

1. Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.Contoh : Masa menulis saja tidak bisa, bodoh sekali kamu!Majas penegasan

1. Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.Contoh : Saya tidak mau mengungkapkan dalam forum ini bahwa saudara telah menggelapkan ratusan juta rupiah uang negara2. Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.Contoh : Darah merah membasahi baju dan tubuhnya3. Repetisi: Perulangan kata, frase, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.4. Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.5. Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.Contoh : Keras-keras kena air lembut juga6. Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata, frase, atau klausa yang sejajar.Contoh : Jika kamu minta, aku akan datang7. Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.Contoh : Kejadian itu tidak saya inginkan dan tidak saya harapkan8. Sigmatisme: Pengulangan bunyi "s" untuk efek tertentu.9. Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.10. Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.Contoh : Kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman, dan pengalaman harapan.11. Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.Contoh : Ketua pengadilan negeri itu adalah orang yang kaya, pendiam, dan tidak terkenal namanya12. Inversi: Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.Contoh : Pergilah ia meninggalkan kami, keheranan kami melihat peranginya.13. Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.Contoh : inikah yang kau namai bekerja?14. Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.Contoh : Risalah derita yang menimpa ini.15. Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.Contoh : Silakan pulang saudara-saudara, eh maaf, silakan makan.16. Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.17. Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.18. Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.Contoh : Tiba-tiba ia-suami itu disebut oleh perempuan lain.19. Ekskalamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.Contoh ; Wah, biar ku peluk, dengan tangan menggigil.20. Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.Contoh : Laut tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayan meluncur perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang haromonis. Itulah keindahan sejati.21. Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.22. Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.23. Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.24. Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.Contoh : ia menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada kami.25. Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.SOURCE: http://marseli-puspawati.blogspot.com/2009/07/macam-macam-majas-beserta-contohnya.html