126
i GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA: PERSPEKTIF STILISTIKA PRAGMATIK Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Disusun oleh Meylina Br Barus 151224088 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

i

GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN

PADA NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA:

PERSPEKTIF STILISTIKA PRAGMATIK

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun oleh

Meylina Br Barus

151224088

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

iv

MOTO

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku

mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai

sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan

kepadamu hari depan yang penuh harapan.”

(Yeremia 29:11)

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi

nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan

permohonan dengan ucapan syukur.”

(Filipi 4:6-7)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

v

Halaman Persembahan

Segala ucapan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberkati

dan memberi restu saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini hingga selesai, karya

ini saya persembahankan bagi:

Secara khusus kedua orang tua, Bapak Bentol Barus dan Ibu Esmiati Br Ginting

yang selalu ada memberi motivasi dan dukungan baik berupa moril maupun

materi selama proses belajar dan penyelesaian tugas akhir ini.

Adik-adik saya Belki Surmana Barus, Clara Br Bangun dan Eka Br Bangun.

Terima kasih karena selalu meyakinkan saya untuk mampu menjadi kakak yang

baik dan jadi panutan untuk kalian serta memberi semangat dalam menyelesaikan

tugas akhir ini.

Bagi teman-teman saya Emiya Hartantan Simarmata, Lusiana Meliani H.,

Nawang Bening Kusworo, Theresia Alvincia E., dan Theresia Pratiwi. Terima

kasih karena selalu memberi semangat dan selalu ada saat saya membutuhkan

sesuatu.

Bagi teman-teman UKPM natas. Terima kasih karena sudah menjadi bagian dari

kisah saya selama di Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

viii

ABSTRAK

Barus, Meylina Br. 2019. Gaya Bahasa dalam Majas Perbandingan pada

Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata: Perspektif Stilistika

Pragmatik. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dua masalah utama, yakni (1)

Apa saja wujud gaya bahasa dalam majas perbandingan yang terdapat di novel

Laskar Pelangi karya Andrea Hirata? Dan (2) Apa saja makna pragmatik gaya

bahasa dalam majas perbandingan dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea

Hirata dalam presfektif stilistika pragmatik?. Data dalam penelitian ini berupa

kutipan yang mengandung gaya bahasa dan makna gaya bahasa berdasarkan

konteks dalam pragmatik yang terdapat pada novel Laskar Pelangi karya Andrea

Hirata. Peneliti mencoba untuk mengkaji novel tersebut dengan kajian baru yaitu

Stilistika Pragmatik dan terfokus pada narasi-narasi yang digunakan penulis

novel untuk menceritakan isi novelnya tersebut.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dan dipadukan dengan

teknik catat. Langkah awal penelitian ini adalah mengumpulkan percakapan

antartokoh yang ada dalam novel dan mengklasifikasikan setiap penggunaan gaya

bahasa yang ditemukan. Berdasarkan hasil klasifikasi tersebut, peneliti

menganalisis percakapan yang mengandung gaya bahasa dan menganalisis makna

pragmatik gaya bahasa.

Kalimat yang mengandung gaya bahasa berdasarkan konteks dalam

pragmatik terdapat beberapa kalimat dalam penelitian ini. Rincian jenis gaya

bahasa tersebut sebagai berikut. (1) gaya bahasa alegori, (2) gaya bahasa

hiperbola, (3) gaya bahasa metafora, (4) gaya bahasa metonimia, (5) gaya bahasa

simile, (6) gaya bahasa personifikasi, (7) gaya bahasa perumpamaan. Penelitian

ini juga meneliti makna yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa dan

menemukan beberapa makna yang muncul dari penggunaan gaya bahasa

berdasarkan konteks dalam kutipan yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi

karya Andrea Hirata. Makna yang ditemukan sebagai berikut. (1) Makna

pragmatik ‘menjelaskan kepribadian seseorang’, (2) makna pragmatik

‘menggambarkan karakter seseorang’, (3) makna pragmatik ‘membandingkan’,

(4) makna pragmatik ‘menegaskan sauatu kejadian’, (5) makna pragmatik

‘menunjukkan keadaan para pekerja’.

Kata kunci: tuturan, gaya bahasa, konteks situasi, dan makna.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

ix

ABSTRACT

Barus, Meylina Br. 2019. The Language Styles in the Comparison Figure of

Speech in Laskar Pelangi Novel by Andrea Hirata: the Pragmatic

Stylistic Perspective. Thesis.Yogyakarta: Indonesian Literature Language

Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education,

Sanata Dharma University

This study aims to delve into two main problems, namely (1) What kinds of

language style can be found in the similes contained in Laskar Pelangi by Andrea

Hirata? And (2) What are the pragmatic meanings of the language styles in the

similes of Laskar Pelangi by Andrea Hirata when examined from the perspective

of pragmatic stylistics? The data in this study are presented in the form of quotes

containing the relevant language styles and their meanings based on the

pragmatic contexts contained in the novel Laskar Pelangi by Andrea Hirata. The

author of this study will attempt to examine the novel from a new approach,

namely Pragmatic Stylistics and subsequently will focus on the narrations utilized

by the novel's author to recite the story within the novel.

This research is qualitative in nature. The data collection method used in

this study is the listening method and will be combined with the note-taking

method. The initial step of this research is to gather conversations between

characters in the novel and classify each of the uses of language style found

among them. Based on the results of these classifications, the author will attempt

to analyze conversations containing the language styles and analyze their

pragmatic meanings.

There are several sentences that contain language styles based on a

pragmatic context in this study. The types of said language styles are as follows:

(1) allegory, (2) hyperbole, (3) metaphor, (4) metonym, (5) simile, (6)

personification, and (7) imagery. This study also examines the meanings that

emerge from the uses of the aforementioned language styles and consequently

discovered some of the meanings that emerge from their uses, contextually based

on quotations contained in the novel Laskar Pelangi by Andrea Hirata. The

meanings found are as follows. (1) pragmatic meaning that 'describes someone's

personality', (2) pragmatic meaning that 'describes a person's character', (3)

pragmatic meaning that 'creates a comparison', (4) pragmatic meaning that

'confirms an event', and (5) pragmatic meaning that 'indicates the state of the

doer'.

Keywords: speech, language style, situational context, and meaning.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan penyertaanNya dalam proses penyelesaian skripsi yang berjudul

Gaya Bahasa dalam Majas Perbandingan pada Novel Laskar Pelangi karya

Andrea Hirata: Perspektif Stilistika Pragmatik. Peneliti juga berterima kasih atas

kesempatan yang diberikan oleh Universitas Sanata Dharma untuk memenuhi

salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa selama penulisan skripsi ini tak lepas dari

bantuan banyak pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan lancar. Oleh

karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada pihak-pihak yang memberikan bantuan, bimbingan, nasihat, motivasi,

dorongan, dukungan doa, dan kerja sama yang tidak ternilai harganya dari awal

hingga akhir penulisan skripsi ini. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku dekan FKIP Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Kaprodi PBSI yang telah

memberi motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

xi

3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku dosen pembimbing yang telah

mengorbankan waktu, pikiran, tenaga, kesabaran dan motivasi selama

membimbing penulis.

4. Seluruh dosen PBSI yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan

wawasan kepada penulis selama belajar di prodi PBSI, sehingga penulis

memiliki bekal menjadi pengajar yang cerdas, humanis dan profesional.

5. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah menyediakan buku-

buku sebagai penunjang penulis menyelesaikan skripsi.

6. Theresia Rusmiati, selaku karyawan sekretariat PBSI yang telah

membantu penulis dalam hal menyelesaikan skripsi.

7. Kedua orangtua, Bapak Bentol Barus dan Ibu Esmiati Br Ginting yang

selalu memberikan motivasi dan dukungan baik moril maupun materi

selama proses belajar dan penyelesaian tugas akhir ini.

8. Adik-adik saya Belki Surmana Barus, Clara Br Bangun dan Eka Br

Bangun. Terima kasih karena selalu memberikan semangat dan motivasi

dalam menyelesaikan tugas akhir ini, saya mengasihi kalian.

9. Kakak saya Junita Br Ginting, S.Pd. dan Helena Tombeg, Amd.. Terima

kasih karena sudah mendukung dan memberi saya semangat dalam

penyelesaian tugas akhir ini.

10. Teman-teman PBSI angkatan 2015 kelas B terima kasih sudah menemani

proses belajar saya selama 4 tahun di Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

xii

11. Sahabat dan teman seperjuangan saya Emiya Hartanta Simarmata, Lusiana

Meliani H., Nawang Bening Kusworo, Theresia Alvincia E., dan Theresia

M. Pratiwi. Terima kasih karena selalu memberi semangat dan motivasi

selama proses belajar dan penyelesaian tugas akhir.

12. Sahabat saya Evi Valona Br Sembiring, Nasaretta Br Tarigan, dan Ore

Windi Kibana Br Tarigan. Terima kasih karena selalu memberi saya

semangat untuk menyelesaikan tugas akhir ini dan saya mengasihi kalian.

13. Ade Sinurat, Dwi Jawak, Dedo Barus, Friska Br Tarigan , Indah Br

Ginting, Jolly Tarigan, Olin, Silvi Br Sembiring, Nana Br Ginting, Nani Br

Ginting, Rosella Br Barus, Febri Br Sitepu dan Agresia Br Tarigan.

Keluarga baru saya di Yogyakarta.

14. Carlos De Mello Perangin-angin. Terima kasih karena sudah menjadi

saudara yang baik dan bersedia saya repotkan setiap saat.

15. Teman-teman UKPM natas. Terima kasih karena sudah menjadi bagian

dari kisah saya selama di Universitas Sanata Dharma dan memberikan

banyak pembelajaran kepada saya.

16. Kuta Kemulihen Kubucolia. Agape, Markus, Bang Nugrah, Bang Alan,

Nantri, Risa, Putri, Dora, Harla dan Alan TSN. Terima kasih atas

kebersamaan dan dukungan selama saya berada di Yogyakarta.

17. GSM The Grace Kids Hartono Mall. Terima kasih sudah menjadi bagian

dan tempat berbagi dari kisah saya di Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN MOTO ....................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ......................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... ix

ABSTRACT .................................................................................................... x

KATA PENGANTAR .................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 4

1.5 Batasan Istilah ......................................................................................... 4

BAB 11 LANDASAN TEORI ....................................................................... 6

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................................................ 6

2.2 Kajian Teori ........................................................................................... 8

2.2.1 Pragmatik ................................................................................................ 8

2.2.2 Konteks dalam Pragmatik ....................................................................... 10

2.2.3 Stilistika Pragmatik ................................................................................. 15

2.2.4 Majas dan Gaya Bahasa .......................................................................... 18

2.2.4.1 Gaya Bahasa Hiperbola ........................................................................ 19

2.2.4.2 Gaya Bahasa Metonimia ...................................................................... 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

xv

2.2.4.3 Gaya Bahasa Personifikasi .................................................................. 21

2.2.4.4. Gaya Bahasa Pleonasme ..................................................................... 22

2.2.4.5 Gaya Bahasa Metafora ......................................................................... 23

2.2.4.6 Gaya Bahasa Simile/Perumpamaan ..................................................... 24

2.2.4.7 Gaya Bahasa Asosiasi .......................................................................... 25

2.2.4.8 Gaya Bahasa Eufemisme...................................................................... 25

2.2.4.9 Gaya Bahasa Epitet .............................................................................. 26

2.2.4.10 Gaya Bahasa Alegori.......................................................................... 26

2.2.4.11 Gaya Bahasa Hipalase ........................................................................ 27

2.2.5 Kerangka Berpikir ................................................................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 31

3.1 Jenis Penelitian .......................................................................................... 31

3.2 Sumber Data dan Data .............................................................................. 31

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data .................................................... 31

3.4 Instrumen Penelitian ................................................................................. 32

3.5 Metode dan Teknik Analisis Data ............................................................. 33

3.6 Trianggulasi data ....................................................................................... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 35

4.1 Deskripsi Data ............................................................................................ 35

4.2 Analisis ....................................................................................................... 37

4.2.1 Wujud Gaya Bahasa ................................................................................ 37

4.2.1.1 Gaya Bahasa Hiperbola ........................................................................ 38

4.2.1.2 Gaya Bahasa Metonimia ...................................................................... 43

4.2.1.3 Gaya Bahasa Personifikasi ................................................................... 45

4.2.1.4 Gaya Bahasa Metafora ......................................................................... 50

4.2.1.5 Gaya Bahasa Simile Perumpamaan ..................................................... 55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

xvi

4.2.1.6 Gaya Bahasa Alegori............................................................................ 60

4.2.2 Makna Pragmatik/Maksud Gaya Bahasa ................................................ 65

4.2.2.1 Makna Pragmatik Menjelaskan Kepribadian Seseorang...................... 66

4.2.2.2 Makna Pragmatik Menggambarkan Karakter Seseorang ..................... 69

4.2.2.3 Makna Pragmatik Membandingkan ..................................................... 70

4.2.2.4 Makna Pragmatik Menegaskan Suatu Kejadian .................................. 71

4.2.2.5 Makna Pragmatik Menunjukkan Keadaan Para Pekerja ...................... 73

4.3 Pembahasan ................................................................................................ 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 76

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 76

5.2 Saran ........................................................................................................... 77

KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................... 78

LAMPIRAN .................................................................................................... 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah alat komunikasi dengan tujuan untuk menyampaikan pesan

atau informasi dari satu orang kepada yang lain. Bahasa menurut kamus besar

bahasa Indonesia adalah sistem lambang bunyi arbiter, yang digunakan oleh

anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berintraksi, dan

mengidentifikasikan diri, jadi bahasa merupakan suatu yang penting bagi

manusia. Manusia mengenal bahasa dan menggunakan bahasa setiap hari. Melalui

bahasa, seseorang bisa berkomunikasi untuk mengungkapkan pikiran dan

perasaan dengan baik. Dalam hal ini, sejalan dengan pendapat Chaer (2004:12)

yang menyebutkan bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau untuk

berkomunikasi dalam arti untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

perasaan.

Dalam Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata terdapat banyak

perbedaan dengan novel lainnya karena settingan di pulau Belitung Kepulauan

Bangka Belitung. Novel Laskar Pelangi merupakan novel yang inspiratif, selain

telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa novel ini juga sudah difilmkan.

Laskar Pelangi diperankan oleh sepuluh orang anak. Peran Ikal diperankan oleh

Zulfanny, peran Lintang diperankan oleh Ferdian, peran Mahar diperankan oleh

diperankan oleh Veris Yamarno, peran A Kiong diperankan oleh Suhendri, peran

Kucai diperankan oleh Yogi Nugroho, peran Sahara diperankan oleh Dewi Ratih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

2

Ayu Safitri, peran Harus diperankan oleh Jefffry Yanuar, peran Syahdan

diperankan oleh M. Syukur Ramadan, peran Borek diperankan oleh Febriansyah,

dan peran Trapani diperankan oleh Suharyadi.

Setiap individu memiliki karakter berbahasa tersendiri dalam

menyampaikan ide, gagasan, konsep atau perasaan. Gaya bahasa yaitu

pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-

efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri

bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan

perasaan, baik secara lisan maupun tertulis. Gaya bahasa tidak hanya terdapat

dalam sebuah karya sastra tetapi seringkali kita gunakan dalam berkomunikasi di

kehidupan sehari-hari. Dalam penggunaan gaya bahasa seorang penutur juga

harus terlebih dahulu memperhatikan tindak tutur dalam menyampaikan maksud

yang hendak disampaikan.

Tindak tutur dan gaya bahasa erat kaitannya dalam stilistika pragmatik.

Stilistika (stylistic) adalah ilmu tentang gaya, sedangkan stil (style) secara umum

sebagaimana akan dibicarakan secara lebih luas pada bagian berikut adalah cara-

cara yang khas, bagaimana segala sesuatu diungkapkan dengan cara tertentu,

sehingga tujuan yang dimaksudkan dapat dicapai secara maksimal (Ratna, 2009:

3). Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang memperlajari struktur bahasa

secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan dalam

komunikasi (Wijana, 1996:1). Jadi, stilistika pragmatik dapat diartikan kajian

terhadap bahasa dalam penggunaannya dengan mempertimbangkan beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

3

unsur dasar yang penting bagi penafsiran terhadap wacana tertulis, khususnya

wacana sastra (Black, 2011:1-2)

Gaya bahasa dalam suatu penuturan di sebuah karya sastra ataupun di

kehidupan sehari-hari seringkali salah diartikan oleh orang lain. Maka dengan

adanya penelitian ini peneliti berharap untuk pembaca dapat mengetahui secara

rinci dan teliti bagaimana tata cara atau struktur yang benar dalam berkomunikasi

dengan mitra tutur agar tidak terjadi kesenjangan antara penutur dan mitra tutur.

Selain itu, dapat juga mengetahui fungsi dari gaya bahasa yang kita gunakan

dalam berkomunikasi secara tepat dan benar sehingga dapat diterima dan

dipahami oleh mitra tutur.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa hal yang sudah diuraikan di latar belakang, rumusan

masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Apa saja wujud gaya bahasa dalam majas perbandingan yang terdapat di

novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata?

b. Apa saja makna pragmatik gaya bahasa dalam majas perbandingan dalam

novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata dalam perspektif stilistika

pragmatik?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian dapat dijelaskan sebagai

berikut :

a. Mendeskripsikan wujud gaya bahasa dalam majas perbandingan yang

terdapat di novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

4

b. Mendeskripsikan makna pragmatik gaya bahasa dalam majas

perbandingan dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata dalam

perspektif stilistika pragmatik.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis maupun secara

teoritis.

a. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan untuk lebih

memahami stilistika dan gaya bahasa dalam berkomunikasi sehari-hari.

Selain itu, menjadi sumber acuan dalam penelitian sejenis dan dapat

memberikan kontribusi dalam mengembangkan teori ilmu pragmatik

stilistika.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis manfaat dari penelitian ini untuk memberikan wawasan kepada

para pembaca untuk dapat lebih memahami penggunaan gaya bahasa yang

diungkapkan dalam berkomunikasi. Selain itu, bagi guru bahasa Indonesia

hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber penunjang

dalam pembelajaran khususnya dalam pelajaran bahasa Indonesia tentang

gaya bahasa.

1.5 Batasan istilah

a. Pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur

(atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (pembaca) (Yule, 2016:3).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

5

b. Stilistika Pragmatik adalah kajian kekhasan bahasa dalam penggunaan

wacana tertentu. Misalnya: wacana sastra, wacana nonsastra. Semuanya

adalah wacana nonsastra, maka acuan teorinya tidak harus menggunakan

linguistik umum (linguistik sintaksis), tetapi linguistik terapan. Jadi,

orientasi teorinya adalah linguistik terapan Stilistika Pragmatik. Kajian

stilistika memiliki anggapan bahwa bahasa dari sebuah teks mencerminkan

dunia tekstual secara sempurna (Fasold dalam Black, 2011:1).

c. Menurut Mey (1993:38) konteks sebagai the surrounding, in the widest

sense, that enable the participans in the communication process to

interact, and that make lingusitic expression of their interaction

intelliegible (lingkungan sekitar dalam arti luas sesuatu yang

memungkinkan peserta tuturan dapat berinteraksi, dan yang dapat

membuat tuturan mereka dapat dipahami).

d. Gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan

jalan memperkenalkan serta memperbandingkan sesuatu benda atau hal

tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata

penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan

konotasi tertentu (Dale dalam Tarigan, 1985:5).

e. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif. Biasanya

dalam bentuk cerita (Mihardja, Ratih:39).

f. Majas adalah pilihan kata tertentu sesuai dengan maksud penulis atau

pembicara dalam rangka memperoleh aspek keindahan (Ratna,2009:164).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian terdahulu pertama yang relevan dengan penelitian ini adalah

Ade Henta Hermawan (2014) yang berjudul “Kajian Parodi Dalam Novel

Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk Buku ke ll (Lintang Kemukus Dini Hari )

karya Ahmad Tohari (Suatu Tinjauan Stilistika Pragmatik)”. Kesimpulan dari

penelitian ini adalah berdasarkan analisis data, peneliti mendapatkan dua

puluh lima percakapan antartokoh yang mengandung parodi, peneliti

mengklasifikasikan melalui lima bentuk klasifikasi. Lima bentuk klasifikasi

tersebut adalah parodi yang mengungkapkan sindiran, parodi yang berupa

kritik, parodi yang mengungkapkan perasaan tidak puas, parodi yang

mengungkapkan lelucon, dan parodi yang mengungkapkan perasaan tidak

nyaman.

Parodi yang terkandung pada percakapan antartokoh dalam novel Lintang

Kemukus Dini Hari ini merupakan salah satu bentuk ciri khas kebahasaan

untuk menyamarkan maksud, gagasan, kritik, kecaman yang ingin

disampaikan oleh Ahmad Tohari. Hal ini dilakukan oleh Ahmad Tohari

karena ia merasa bahwa inspirasinya bila diungkapkan secara langsung maka

tidak akan pernah didengarkan. Oleh karena itu Ahmad Tohari

mengungkapkan gagasan dan inspirasinya menggunakan novel dengan gaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

7

bahasa yang bermacam-macam dalam percakapan antartokohnya, salah

satunya ditemukan gaya parodi dalam percakapan antartokoh.

Penelitian kedua yang relevan adalah penelitian Martha Ria Hanesti

(2014) yang berjudul “Analisis Kesopanan Dan Ketidaksopanan Level

Narator Dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk (Catatan Buat Emak) Karya

Ahmad Tohari (Sebuah Kajian Stilistika Pragmatik). Kesimpulan dari

penelitian ini adalah berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan oleh

peneliti didapat enam bentuk kesopanan dalam narasi-narasi Ahmad Tohari

yang terdapat dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk (Catatan Buat Emak),

yaitu. (1) kesopanan yang sesuai dengan maksim kearifan, (2) kesopanan yang

sesuai dengan maksim kedermawanan, (3) kesopanan yang sesuai dengan

maksim pujian, (4) kesopanan yang sesuai dengan maksim kerendahan hati,

(5) kesopanan yang sesuai dengan maksim kesepakatan, (6) kesopanan yang

sesuai dengan maksim simpati. Bentuk-bentuk kesopanan tersebut digunakan

peneliti untuk menunjukkan bagaimana cara menyampaikan narasi oleh

narator novel Ronggeng Dukuh Paruk (Catatan Buat Emak) yaitu Ahmad

Tohari.

Peneliti juga akan meneliti penggunaan gaya bahasa yang digunakan oleh

pengarang dalam percakapan antartokoh. Relevansi terletak pada objeknya

yaitu novel dan kajian ilmu yang digunakan adalah cabang ilmu bahasa

pragmatik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

8

2.2 Kajian Teori

Sebuah penelitian sangat erat kaitannya dengan teori, penelitian tersebut

harus didukung dengan teori yang ada. Dalam kajian teori ini peneliti akan

membahas tentang pragmatik, stilistika pragmatik, konteks dalam pragmatik,

majas dan gaya bahasa, dan kerangka berpikir.

2.2.1 Pragmatik

Pragmatik adalah salah satu cabang ilmu kebahasaan yang berkaitan

dengan fonologi, morfologi, semantik dan sintaksis. Wijana (1996:1)

mengungkapkan perbedaan pragmatik dengan cabang ilmu bahasa yang

lainnya. Berbeda dengan fonologi, morfologi, semantik dan sintaksis yang

mempelajari struktur bahasa internal, pragmatik adalah cabang ilmu bahasa

yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana suatu

kebahasaan itu digunakan dalam komunikasi. Pragmatik adalah studi tentang

makna yang disampaikan oleh penutur (atau penulis) dan ditafsirkan oleh

pendengar (pembaca) (Yule, 2016:3).

Pragmatik adalah studi tentang hubungan anatara bentuk-bentuk

linguistik dan pemakai bentuk-bentuk itu. Sebagai topik yang melingkupi

deiksis, presuposisi dan implikatur percakapan, pragmatik lazim diberikan

definisi sebagai „ telaah mengenai hubungan di anatar lambang dengan

penafsiran” (Purwo 1990 :15). Heatherington (dalam Rahardi, 2016 : 17)

menyebutkan bahwa pragmatik menelaah ucapan-ucapan khusus dalam situasi

khusus, terutama sekali memusatkan perhatian pada aneka ragam cara yang

merupakan wadah aneka konteks sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

9

Pragmatik adalah studi bahasa yang mempelajari relasi bahasa dengan

konteksnya. Konteks yang dimaksud telah tergramatisasi dan terkodefikasi

sehingga tidak pernah dapat dilepaskan dari struktur bahasanya (Levinson

dalam Rahardi, 2009 :20).

(Tarigan dalam Rahardi, 2016 : 18) mengatakan bahwa telah umum

mengenai bagaimana konteks memengaruhi cara kita menafsirkan kalimat yang

disebut pragmatik. Teori tindak ujar adalah bagain dari pragmatik, dan

pragmatik sendiri merupakan bagian dari perfomansi linguistik. Pengetahuan

mengenai dunia adalah bagain dari konteks, dan dengan demikian pragnatik

mencakupi bagaimana cara pemakai bahasa menerapkan pengetauan dunia

untuk menginterpretasikan ucapan-ucapan.

Pragmatik mengkaji kemampuan pemakai bahasa dalam mengaitkan

kalimat-kalimat dengan konteks yang sesuai bagi kalimat-kalimat itu

(Nababan, 1987 : 2). Dari berbagai pendapat para ahli di atas, dapat

disimpulkan bahwa prgamtik merupakan ilmu yang mempelajari bahasa atau

bukan hanya bagian dari linguistik saja, tetapi prgamtik juga ilmu

menggunakan tuturan pada saat berkomunikasi yang sesuai dengan konteks

dan situasi dengan tujuan agar dapat menggunakan ujran atau tuturan dalam

berkomunikasi yang baik dengan lawan biacara.

Ruang lingkup pragmatik, yaitu Dieksis, praanggapan, tindak tutur

dan impilkatur. Dieksis adalah gelaja semantik yang terdapat pada kata atau

konstruksi yang hanya dapat ditafsirkan acuannya dengan mempertimbangkan

konteks pembicaraan. Dieksis dapat di bagi menjadi lima kategori, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

10

dieksis orang, dieksis wakru, dieksis tempat, dieksis wacana dan dieksis sosial

(Levinson dalam Nadar 2009:53). Praanggapan adalah apa yang digunakan

penutur sebagai dasar bersama bagi para peserta percakapan (Brown dan Yule,

1996). Tindak tutur merupakan bagian dari kajian pragmtik. Leech (1993)

menyatakan bahwa pragmatik mempelajari maksud ujaran, menanyakan apa

yang seseorang maksudkan dengan suatu tindak tutur dan mengaitkan makna

dengan siapa berbicara, kepada siapa, dimana dan bagaimana. Implikatur

percakapan menurut Levinson (dalam Nadar, 2009:61) menyebutkan

implikatur sebagai salah satu gagasan atau pemikiran terpenting dalam

pragmatik. Salah satu alasan pentingnya adalah bahwa implikatur memberikan

penjelasan eksplisit mengimplikasikan lebih banyak dari apa yang dituturkan.

2.2.2 Konteks dalam Pragmatik

Pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur

(atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (pembaca) (Yule, 2016:3).

Konteks biasanya dipahami sebagai sesuatu yang sudah ada sebelum wacana

dan situasi dari para partisipan (Brown dan Yule, 1983:35-67). Werth (1999)

telah mengembangkan sebuah konsep yang sangat terinci dan akurat tentang

konteks. Konteks di mana sebuah wacana sementara topik dari teks adalah

dunia teks. Teks ini memunculkan pengetahuan dan menjadi landasan yang

dipahami bersama, di mana ini didapatkan lewat negosiasi antar partisipan,

yang se kaligus juga memberikan makna terhadap wacana yang sedang

berlangsung. Werth memandang bahwa konteks adalah sesuatu yang diciptakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

11

secara dinamis dan bersama-sama oleh para peran dari wacana. (ini berlaku

baik untuk wacana tertulis maupun untuk wacana lisan)

Sperber dan Wilson (1986/1995), mereka menyatakan bahwa konteks

adalah tanggung jawab dari pendengar, yang akan mengakses informasi apa

pun yang akan diperlukan agar bisa mengolah sebuah ucapan, dengan

didasarkan pada asumsi bahwa penutur dari ucapan itu telah berusaha sedapat

mungkin untuk membuat ucapannya itu menjadi relevan. Mereka tetap

memahami pentingnya hal-hal yang sudah disampaikan di atas, namun mereka

menekankan bahwa pengetahuan ensiklopedik (pengetahuan umum-pent) juga

memegang peran penting. Maka orang yang satu bisa jadi akan menafsirkan

sebuah ucapan secara berbeda dari orang lain tergantung pada informasi apa

yang mereka milik, apa yang mereka anggap relevan dan sejauh mana

pengetahuan mereka tentang konvensi sosial.

Menurut Mey (1993:38) konteks sebagai the surrounding, in the widest

sense, that enable the participans in the communication process to interact,

and that make lingusitic expression of their interaction intelliegible

(lingkungan sekitar dalam arti luas sesuatu yang memungkinkan peserta

tuturan dapat berinteraksi, dan yang dapat membuat tuturan mereka dapat

dipahami). Pragmatik adalah studi bahasa yang berkaitan dengan konteks.

Artinya, konteks tidak bisa tidak harus dilibatkan dan diperhitungkan dalam

memaknai bahasa, baik bahasa dalam pengertian antitas kebahasaan sebagai

elemen, maupun bahasa dalam pengertian umum yang jauh lebih holistik dan

lebih luas. Malinowsky (dalam Verschueren, 1998: 75) telah mencatat tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

12

perlunya konteks situasi atau „context of situation‟, yang selengkapnya

berbunyi, “... in the reality of a spoken living tongue, the utterance has no

meaning except in the context of situation.” Jadi jelas sekali bahwa kehadiran

konteks situasi adalah sebuah keharusan, terutama sekali di dalam penuturan

lisan.

Aspek-aspek konteks situasi tutur yang membentuk konteks pragmatik,

yaitu penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai

bentuk tindakan, dan tuturan sebagai produk tindak verbal. Penyapa dan pesapa

yang disebut juga „penutur‟ dan „mitra tutur‟. Terdapat beberapa dimensi yang

harus diperhatikan oleh penyapa atau pesapa, misalnya: umurnya, jenis

kelaminnya, latar belakang pendidikannya, latar belakang ekonominya, latar

belakang sosial dan budayanya, latar belakang etnisnya dan masih banyak lagi

latar bekalang lainnya (Rahardi, dkk, 2018:38). Dimensi lain yang sangat

menentukan bentuk kebahasaan adalah ihwal status sosial dan tingkat sosial.

Orang yang berstatus rendah dalam masyarakat, atau orang yang berperingkat

sosial rendah (low level society), lazimnya menggunakan bentuk-bentuk

hormat kepada mereka yang berstatus sosial menengah (medial level society),

apalagi dengan mereka yang berstatus sosial tinggi (high level society).

Tujuan tuturan adalah salah satu penentu utama dari makna pragmatik.

Tanpa tindakan-tindakan verbal yang berorientasi pada tujuan itu, interpretasi

pragmatik mustahil dapat dilakukan (Rahardi, dkk, 2018:44). Tuturan sebagai

bentuk tindakan, dengan memperhatikan secara cermat kejatian konteks yang

mewadahi bentuk tuturan itu akan dapat ditentukan apakah tuturan itu hadir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

13

dalam situasi nomal-normal saja, situasi yang menekan atau memaksa, atau

mungkin pula yang lainnya. Jadi, memaknai sebuah bentuk tuturan tidak dapat

serta merta dipisahkan dari konteks yang melingkungi dan mewadahinya.

Peniadaan atau penelanjangan konteks di dalam menginterpretasi sebuah

tuturan, justru dapat menyesatkan pemaknaan dari entitas kebahasaan itu

sendiri (Rahardi, dkk, 2018:45)

Tuturan sebagai produk tindak verbal, bahwa tuturan yang dikaji di

dalam studi pragmatik merupakan entitas-entitas yang benar-benar ada dalam

masyarakat. Tuturan itu merupakan tindak-tindak verbal, ternyata dalam

tataran yang lain juga harus dikatakan bahwa tuturan itu merupakan produk

dari tindak verbal itu sendiri. Tuturan sebagai tindak verbal dapat dilihat secara

jelas pada bentuk seperti , “tanganku gatal” sebagai kalimat, dengan melihat

konstruksinya saja, bentuk kebahasaan yang demikian itu dapat dikatakan

sebagai sebuah deklarasi atau tuturan bermodus deklaratif (Rahardi, dkk,

2018:45).

Setiap tuturan yang diutarakan oleh penutur pasti mengandung makna

dan maksud. Makna dan maksud dalam tiap-tiap tuturan itu berbeda, untuk

emahami makna dan maksud disetiap tuturan ada baiknya jika memahami

definisi dari makna dan maksud. Makna adalah bagian yang tak terpisahkan

dari semantik dan selalu melekat dari apa saja yang kita tuturkan. Pengertian

dari makna sendiri sangat beragam. Pateda (2001:79) mengemukakan bahwa

istilah makna merupakan kata-kata dan istilah yang membingungkan. Makna

tersebut selalu menyatu pada tuturan kata maupun kalimat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

14

Yule (2006:3) menjelaskan bahwa pragmatik adalah studi tentang maksud

penutur. Maksud sama halnya dengan makna pragmatis. Pragmatik melibatkan

penafsiran tentang apa yang dimaksud orang di dalam suatu konteks khusus

dan bagaimana konteks itu berpengaruh terhadap apa yang dikatakan. Leech

(2003:34) menyatakan bahwa maksud yaitu makna yang dimaksudkan

pesannya. Sejalan dengan hal itu, Wijana dan Rohmadi (2009:215)

menjelaskan bahwa pada hakikatnya setiap tuturan yang disampaikan penutur

kepada mitra tutur mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Pragmatik pada

hakikatnya adalah studi bahasa dari pemakaiannya (language in use) (Levinson

dalam Pranowo, 2014:137). Dalam studi bahasa pragmatik melibatkan konteks

yang dipakai oleh penutur/penulis dengan tuturannya, bukan pada hubungan

kalimat satu dengan kalimat yang lainnya yang terlepas dari konteksnya.

Putrayasa (2014:24) menjelaskan bahwa untuk memahami maksud

pemakaian bahasa seseorang dituntut harus memahami pula konteks yang

mewadahi pemakaian bahasa tersebut. Wijan dan Rohmadi (2011:10)

menjelaskan bahwa maksud adalah elemen luar bahasa yang bersumber dari

pembicara. Maksud bersifat subyektif. Sejalan dengan hal itu, Chaer (2009:35)

menjelaskan maksud dapat dilihat dari segi si pengujar, orang yang berbicara,

atau pihak subjeknya. Di sini orang yang berbicara itu mengujarkan sesuatu

ujaran entah berupa kalimat maupun frase, tetapi yang dimaksudnya tidak sama

dengan makna lahiriah ujaran itu sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

15

2.2.3 Stilistika Pragmatik

Stilistika pragmatik adalah kajian kekhasan bahasa dalam penggunaan

wacana tertentu. Misalnya: wacana sastra, wacana nonsastra. Semuanya adalah

wacana nonsastra, maka acuan teorinya tidak harus menggunakan linguistik

umum (linguistik sintaksis), tetapi linguistik terapan. Jadi, orientasi teorinya

adalah linguistik terapan Stilistika Pragmatik. Kajian stilistika memiliki

anggapan bahwa bahasa dari sebuah teks mencerminkan dunia tekstual secara

sempurna (Fasold dalam Black, 2011:1).

Kajian stilistika pragmatik dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip dari

teori-teori pragmatik agar bisa menjelaskan aspek-aspek dari teks sastra yang

membuat teori-teori pragmatik menjadi menarik untuk digunakan sebagai

sarana penafsiran (Black, 2011:336). Teori ini dikembangkan oleh Elizabeth

Black. Ia berpandangan bahwa kajian linguistik yang berorientasi pragmatik

terhadap bahasa ternyata berguna bagi pemahaman teks fiksi atau karya sastra.

Stilistika pragmatik lebih menekankan hubungannya dengan bahasa dalam

praktek penggunaannya.

Kridalaksana dalam Wicaksono (2014:4) membeberkan pengertian

stilistika, yaitu: (1) Ilmu yang menyelidiki bahasa yang dipergunakan dalam

karya sastra; ilmu interdisipliner antara linguistik dan kesustraan. (2)

Penerapan linguistik pada penelitian gaya bahasa. Sudjiman dalam Wicaksono

(2014:12) menguraikan pusat perhatian stilistika adalah style, yaitu cara yang

digunakan pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

16

menggunakan bahaha sebagai sarana style dapat diterjemahkan sebagai gaya

bahasa.

Ratna (2009 : 13-14) mengatakan bahwa dominasi penggunaan bahasa

khas dalam karya sastra diakibatkan oleh beberapa hal, yaitu: (1) Karya sastra

mementingkan unsur keindahan. (2) Dalam menyampaikan pesan karya sastra

menggunakan cara-cara tak langsung, seperti: refleksi, refraksi, proyeksi,

manifestasi, dan refresentasi. (3) Karya sastra adalah curahan emosi, bukan

intelektual. Dengan stilistika dapat dijelaskan intraksi yang rumit antara bentuk

dan makna yang sering luput dari perhatian dan pengamatan para kritikus

sastra (Sudjiman, 1993:VII). Pradopo (2013:10) menguraikan ruang lingkup

stilistika, yaitu aspek-aspek bahasa yang ditelaah dalam stilistika meliputi

intonasi, bunyi, kata, dan kalimat sehingga lahirlah gaya intonasi, bunyi, gaya

kata dan gaya kalimat

Black (2011:1) memberikan suatu pandangan tentang stilistika

pragmatik, pragmatik menurut Black adalah kajian terhadap bahasa dalam

penggunaannya. Black mempunyai ketertarikan tersendiri untuk

menggabungkan dua kajian tersebut. Jika berbicara konteks maka kita lebih

dekat dengan penafsiran berbeda atau makna lain oleh pembaca dari suatu teks.

Seperti yang diungkapkan Black dalam bukunya, sebuah kajian linguistik

bertujuan untuk mengungkapkan maknanya. Sekarang orang memiliki

kecenderungan (yang mungkin memang lebih akurat) untuk memandang

bahwa makna adalah hasil dari proses penafsiran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

17

Shipley dalam Ratna (2008:8) mengatakan stilistika (stylistic) adalah

ilmu tentang gaya (style), sedangkan style itu sendiri berasal dari kata stilus

(Latin), semula berarti alat berujung runcing yang digunakan untuk menulis di

atas bidang berlapis lilin. Dalam bidang bahasa dan sastra style dan stylistic

berarti cara-cara penggunaan bahasa yang khas sehingga menimbulkan efek

tertentu (Ratna, 2008:9). Tujuan utama gaya bahasa adalah menghadirkan

aspek keindahan. Tujuan ini terjadi baik dalam kaitannya dengan penggunaan

bahasa sebagai sistem model pertama, dalam ruang lingkup linguistik, maupun

sistem model kedua, dalam ruang lingkup kreativitas sastra. Meskipun

demikian menurut Wellek dan Werren dalam Ratna (2008:67) kualitas estetis

menjadi pokok permasalahan pada tataran bahasa kedua sebab dalam sastralah,

melalui metode dan teknik diungkapkan secara rinci ciri-ciri bahasa yang

disebut indah, sebagai stilistika.

Setiap karya sastra seperti puisi, cerpen, novel, drama, dsd bisa saja

disebut bacaan multitafsir. Setiap karya sastra tersebut kebanyakan pengarang

membuat makna yang tersirat, pengarang tidak secara terus terang menuliskan

makna atau pesan yang ingin disampaikan. Pengarang ingin pembaca seakan

masuk dalam karya sastra tersebut dan memahami maksud yang hendak

disampaikan pengarang.

Menurut peneliti, bidang ilmu stilistika pragmatik merupakan gabungan

antara ilmu dalam kajian sastra dan kajian pragmatik. Suatu kajian yang

mengamati karya sastra dan menganalisisnya dari satu sudut pandang ilmu

bahasa disebut pragmatik. Namun peneliti mengambil teori tentang stilistika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

18

pragmatik ini agar dapat membantu peneliti untuk mengkaji novel yang ingin

dianalisis. Peneliti akan mendeskripsikan gaya bahasa dan makna gaya bahasa

yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata : perspektif

stilistika pragmatik.

2.2.4 Majas dan Gaya Bahasa

Pengarang suatu karya sastra memiliki ciri khas tersendiri dalam

menuturkan maksud yang hendak disampaikan. Penggunaan bahasa kiasan

sering kali terdapat dalam sebuah karya sastra. Penggunaan bahasa kiasan

tersebut juga mampu menjadi daya tarik tersendiri dalam sebuah karya.

Adapun bahasa kiasan atau sering disebut sebagai majas memiliki banyak

sekali ragam.

Permajasan (figure of thought) merupakan teknik pengungkapan

bahasa, pengayabahasaan, maknanya tidak menunjuk pada makna harafiah

kata-kata yang mendukungnya, melainkan pada makna yang ditambahkan,

makna yang tersirat (Wicaksono, 2014:29). Majas (figure of speech) adalah

pilihan kata tertentu sesuai dengan maksud penulis atau pembicara dalam

rangka memperoleh aspek keindahan (Ratna, 2009:164). Pada umumnya majas

dibedakan empat macam, yaitu: a) majas penegasan, b) majas perbandingan, c)

majas pertentangan, dan d) majas sindiran. Secara tradisional jenis majas yang

dibagi menjadi subjenis dengan cirinya masing-masing disebut gaya bahasa.

Gaya bahasa adalah optimalisasi pemakaian bahasa dengan cara-cara tertentu

untuk mengefektifkan komunikasi (Pranowo, 2014:195)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

19

Pada penelitian ini peneliti akan membahas lebih dalam tentang majas

perbandingan. Pradopo (dalam Andri Wicaksono, 2014: 32) berpendapat

bahwa gaya bahasa perbandingan adalah bahasa kiasan yang menyamakan satu

hal dengan yang lain dengan mempergunakan kata-kata perbandingan seperti:

bagai, sabagai, bak, seperti, semisal, seumpama, laksana, dan kata-kata

pembanding lain. Adapun majas perbandingan ini meliputi gaya bahasa:

hiperbola, metinimia, personifikasi, pleonasme, metafora, sinekdoke, alusio,

simile, asosiasi, eufemisme, epitet, eponim, dan hipalase.

Gaya bahasa merupakan bahasa indah yang dipergunakan untuk

meningkatkan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau

hal tertentu dengan benda lain yang lebih umum. Penggunaan gaya bahasa

dapat merubah serta menimbulkan konotasi tertentu (Dale dalam Tarigan,

1984:5). Gaya bahasa dalam stilistika pragmatik merupakan gaya bahasa yang

didasari oleh sebuah konteks. Setiap manusia ketika bertututr kata pasti

memiliki gaya bahasa tersendiri dan setiap kata yang dituturkan pasti memiliki

latar belakang tertentu. Maksudnya setiap tuturan yang dituturkan pasti

memiliki makna dan konteks karena konteks adalah sesuatu yang sudah ada

sebelum tuturan itu dan situasi dari partisipan.

2.2.4.1 Hiperbola

Hiperbola yaitu sepatah kata yang diganti dengan kata lain yang

memberikan pengertian lebih hebat dari pada kata. Hiperbola adalah jenis gaya

bahasa yang mengandung pernyataan yang melebih-lebihkan jumlahnya,

ukurannya dan sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

20

pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan pengaruhnya.

Gaya bahasa ini melibatkan kata-kata, frase, atau kalimat (Guntur Tarigan,

2009:55). Keraf (2009:135) berpendapat bahwa hiperbola yaitu semacam gaya

bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan dengan

membesar-besarkan suatu hal. Perhatikan contoh berikut:

Jika tersenyum, lesung pipinya akan menyihir siapa saja yang

melihatnya. Aliran darah di sekujur tubuhku menjadi dingin,

jantungku berhenti berdetak sebentar kemudian berdegub kencang

sekali dengan ritme yang kacau.

Menurut peneliti, gaya bahasa hiperbola adalah penggunaan kata yang

secara berlebihan dalam suatu karya agar karya tersebut terlihat lebih

menarik. Gaya bahasa hiperbola sering kali digunakan, walaupun kata-

katanya tidak masuk akal. Hal tersebut dapat dilihat pada contoh di atas

yaitu, kata “menyihir” yang di mana penggunaan kata tersebut seolah-olah

membuat suatu senyuman mempunyai kekuatan ajaib atau ilmu gaib saat

orang lain melihatnya.

2.2.4.2 Metonimia

Aminudin (dalam Andri Wicaksono, 2014: 32) berpendapat bahwa

metonimia adalah pengganti kata yang satu dengan kata yang lain dalam

suatu konstruksi akibat terdapatnya ciri yang bersifat tetap. Keraf

(2007:142) berpendapat bahwa metonomia adalah suatu gaya bahasa yang

mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal lain karena

mempunyai pertalian yang sangat dekat. Sedangkan, Altenberd (dalam

pradopo, 2013:77) mengatakan bahwa metonimia adalah penggunaan

bahasa sebagai sebuah objek atau pengunaan sesuatu yang sangat dekat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

21

berhubungan dengannya untuk menggantikan objek tersebut. Perhatikan

contoh berikut:

Aku telah membantu ibu menjual telur dengan mengendarai

honda bebek kami.

Menurut peneliti, gaya bahasa metonimia adalah gaya bahasa yang

menggunakan kata-kata yang berkaitan dengan merek atau pembuat

benda/dagangan tersebut. Berdasarkan contoh di atas dapat kita lihat pada

penggunaan kata “honda” yang di mana honda merupakan kendaraan roda

dua yang digunakan untuk menjual telur. Kata honda itu sendiri

merupakan sebuah nama perusahaan transportasi.

2.2.4.3 Personifikasi

Keraf (2009: 140) berpendapat bahwa personifikasi adalah semacam

gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau barang-

barang yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan.

Personifikasi juga dapat diartikan majas yang menerapkan sifat-sifat

manusia terhadap benda mati. Menurut KBBI, personifikasi adalah

pengumpamaan benda mati sebagai orang atau manusia, seperti bentuk

pengumpamaan alam dan rembulan menjadi saksi sumpah setia.

Perhatikan contoh berikut:

Dinding-dinding kamarnya seakan hendak menggenjetnya

Menurut peneliti, gaya bahasa personifikasi adalah gaya bahasa yang

digunakan oleh penulis dalam mengibartakan benda-benda mati menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

22

seakan-akan hidup layaknya manusia. Berdasarkan contoh di atas dapat

dilihat kata “dinding-dinding kamar yang hendak menggenjet” kata

“menggenjet” di sini memiliki artian yang sama dengan kata menekan

atau menghimpit. Dinding kamar digambarkan seolah-olah mempunyai

kekuatan untuk berpindah tempat dan mampu menekan seseorang

layaknya seorang makhluk hidup seperti manusia.

2.2.4.4. Pleonasme

Keraf (2009:133) berpendapat bahwa pleinasme adalah semacam acuan

yang mempergunakan kata-kata lebih banyak daripada yang diperlukan

untuk menyatakan satu gagasan atau pikiran. Apabila kata yang

berlebihan tersebut dihilangkan maka tidak mengubah makna/arti. Gaya

bahasa pleonasme dapat disimpulkan menggunakan dua kata yang sama

arti sekaligus, tetapi sebenarnya tidak perlu, baik untuk penegas arti

maupun hanya sebagai gaya. Contohnya,

Ingin dan ingin lagi mendedahkan nasihat tentang kebersihan.

Menurut peneliti gaya bahasa pleonasme adalah gaya bahasa yang

menggunakan kata-kata yang lebih banyak namun jika sebagian dari kata

tersebut dihilangkan makna dari kata-kata tersebut tidak akan mengalami

perubahan. Dapat dilihat dari contoh di atas penggunaan kata “ingin dan

ingin lagi” pada kata “ingin dan ingin lagi mendedahkan nasihat tentang

kebersihan” jika kata “dan ingin lagi” dihilangkan dan menjadi kata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

23

“ingin mendedahkan nasihat tentang kebersihan” hal itu tidak akan

merubah makna kata-kata yang lainnya.

2.2.4.5 Metafora

Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal

yang secara langsung tetapi dalam bentuk yang singkat. Metafora adalah

gaya bahasa yang membandingkan tetapi tidak menggunakan kata

perbandingan, jadi bagaimana melihat suatu dengan perantara benda lain

(Pradopo, 1997:66). Metafora juga dapat diartikan dengan majas yang

memperbandingkan suatu benda dengan benda lain. Kedua benda yang

diperbandingkan itu mempunyai sifat yang sama. Pengungkapannya berupa

perbandingan analogis dengan menghilangkan kata bagaikan, umpama,

serupa, dan lain-lain. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metafora

adalah gaya bahasa yang membandingkan secara implisit yang tersusun

singkat, padat, dan rapi (Keraf, 2009:139). Contoh sebagai berikut:

Mereka pantas berkejaran, bermain dan bertembang. Mereka

sebaiknya tahu masa kanak-kanak adalah surga yang hanya sekali

datang.

Menurut peneliti, gaya bahasa metafora adalah gaya bahasa yang

membandingakan dua hal tidak secara terang-terangan dalam bentuk yang

singkat dan padat. Berdasarkan contoh di atas dapat dilihat penggunaan

kata “masa kanak-kanak adalah surga yang hanya sekali datang” di mana

“masa kanak-kanak” dibandingkan dengan “surga”. Masa kanak-kanak

adalah masa di mana seorang hanya tahu bermain, berkejaran, bahagia

berkumpul bersama teman-teman dan mengalami proses perkembangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

24

2.2.4.6 Simile/ Perumpamaan

Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya

berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Perumpamaan adalah gaya bahasa

perbandingan yang pada hakikatnya membandingkan dua hal yang

berlainan dan yang dengan sengaja kita anggap sama. Keraf (2009:138)

berpendapat bahwa simile adalah pebandingan yang bersifat eksplisit atau

langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Sementara itu,

simile atau perumpamaan dapat diartikan suatu majas yang

membandingkan dua hal/benda dengan menggunakan kata penghubung,

terdapat kata laksana, ibarat, serupa, bagai, umpama, seperti, layaknya,

bak, dan sebagainya yang dijadikan sebagai penghubung kata yang

diperbandingkan. Simile atau perumpamaan merupakan gaya bahasa yang

menyamakan satu hal dengan hal lain dengan menggunakan kata-kata

perbandingan seperti: semisal, bak, laksana, bagai, seumpama, dan

sebagainya (Pradopo, 1997:62). Perhatikan contoh berikut:

Namun tampak di situ papan catur telah berubah serupa

pembantaian di Padang Karbala.

Menurut peneliti, gaya bahasa similie/perumpamaan adalah gaya bahasa

yang dengan sengaja menganggap dua hal yang berbeda terlihat sama.

Berdasarkan contoh di atas dapat dilihat kata “papan catur” digambarkan

serupa dengan “Padang Karbala”. Papan catur adalah sebuah alat yang

digunakan dalam sebuah permainan, sedangkan Padang Karbala adalah

sebuah nama kota yang terdapat di Irak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

25

2.2.4.7 Asosiasi

Asosiasi adalah gaya bahasa perbandingan yang bersifat

memperbandingkan sesuatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan

keadaan yang dilukiskan. Pendapat tersebut menyiratkan bahwa asosiasi

adalah gaya bahasa yang berusaha membandingkan sesuatu dengan hal

lain yang sesuai dengan keadaan yang digambarkan (Andri Wicaksono,

2014:37). Perhatikan contoh berikut:

Mukanya bagai bulan penuh.

Menurut peneliti, gaya bahasa asosiasi adalah gaya bahasa yang

menggunakan perbandingan keadaan nyata yang sesuai dengan keadaan

yang dilukiskan. Berdasarkan contoh di atas penggunaan kata “bulan

penuh” menggambarkan bahwa bentuk mukanya itu bulat seperti bulan

penuh yang bulat.

2.2.4.8 Eufemisme

Eufemisme adalah suatu dasar ungkapan yang halus untuk

menggantikan ungkapan yang mungkin dirasakan menghina,

menyinggung perasaan atau menyugestikan sesuatu yang tidak

menyenangkan. Eufemisme adalah gaya bahasa perbandingan yang

bersifat menggantikan satu pengertian dengan kata lain yang hampir sama

untuk menghaluskan maksud (Andri Wicaksono, 2014:37-38). Perhatikan

contoh berikut:

Istrinya yang memiliki masalah dengan rahim dan kesuburan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

26

Menurut peneliti, gaya bahasa eufemisme adalah gaya bahasa yang

memperhalus sebuah kata supaya tidak menyinggung perasaan.

Berdasarkan contoh di atas dapat dilihat penggunaan kata “memiliki

masalah dengan rahim dan kesuburan” sebagai ungkapan yang diperhalus

dari kata tidak bisa memiliki anak atau mandul. Mandul merupakan kata

yang kasar dan dapat menyinggung perasaan orang yang mendengar

maupun yang mengalaminya.

2.2.4.9 Epitet

Gaya bahasa epitet merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk

mengganti nama benda ataupun nama orang dengan sebutan lain. Tarigan

(dalam Andri Wicaksono, 2014:38) berpendapat bahwa keterangan ini

suatu frasa deskriptif yang memberikan atau menggantikan nama suatu

benda dan nama seseorang, seperti raja rimba, putri malam, sepasang

merpati, buaya darat, dan lain-lain. Perhatikan contoh berikut:

Cinta A Ling adalah jasad renik di seberang lautan yang selalu

tampak olehku, cinta Ayah sebesar lapangan sepak bola,

menari-nari di pelupuk mataku sering tidak ku lihat.

Menurut peneliti, gaya bahasa epitet adalah gaya bahasa yang

menggantikan kata sesungguhnya seperti nama benda ataupun nama orang

dengan kata lain. Berdasarkan contoh di atas dapat dilihat nama “Cinta A

Ling” digantikan dengan kata “Jasad renik”.

2.2.4.10 Alegori

Alegori adalah gaya bahasa perbandingan yang bertautan satu dengan

yang lainnya dalam kesatuan yang utuh (Keraf, 2007:140). Majas Alegori

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

27

dapat diartikan majas yang menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan

atau penggambaran (Sadikin, 2011:32). Dengan demikian, alegori adalah

majas perbandingan yang memperlihatkan satu perbandingan utuh;

perbandingan itu membentuk kesatuan yang menyeluruh. Perhatikan

contoh berikut:

Lidah manusia bagaikan sebuah pedang yang sangat tajam,

maka bijaklah dalam menggunakannya.

Menurut peneliti, gaya bahasa alegori adalah gaya bahasa yang

menggunakan suatu lambang untuk menjelaskan sesuatu. Berdasarkan

contoh di atas dapat dilihat penggunaan kata “ lidah manusia bagaikan

sebuah pedang yang sangat tajam” makna dari kiasan tersebut adalah

bijaklah dalam menjaga tutur kata karena dengannya kita bisa menjadi

manusia yang bermanfaat dan dengan pula kita bisa celaka jika tak pandai

mengendalikannya

2.2.4.11 Hipalase

Gaya bahasa hipalase adalah semacam gaya bahasa yang

mempergunakan sebuah kata tertentu untuk menerangkan sebuah kata

yang seharusnya dikenakan pada sebuah kata yang lain (Keraf, 2009:142).

Maksud pendapat di atas adalah hipalase merupakan gaya bahasa yang

menerangkan sebuah kata tetapi sebenarnya kata tersebut untuk

menjelaskan kata yang lain. Perhatikan contoh berikut:

Nenek tidur di atas sebuah kasur yang nyenyak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

28

Menurut peneliti, gaya bahasa hipalase adalah gaya bahasa yang

menggunakan kata tertentu untuk menjelaskan suatu kata tetapi kata

tersebut sebenarnya digunakan untuk menjelaskan kata yang lainnya.

Berdasarkan contoh di atas dapat dilihat kata “nenek tidur di atas sebuah

kasur yang nyenyak” kata tersebut ingin menjelaskan bahwa yang tidur

nyenyak tersebut adalah nenek bukan kasur.

2.2.5 Kerangka Berpikir

Dalam kerangka berpikir ini, peneliti akan memberi gambaran

secara singkat terkait dengan apa yang akan dilakukan oleh peneliti dalam

penelitian ini. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yakni mendeskripsikan

wujud gaya bahasa dan makna gaya bahasa yang terdapat di novel Laskar

Pelangi karya Andrea Hiarata, maka ada beberapa langkah untuk

mencapai tujuan tersebut. Dengan berbekal beberpa teori tentang gaya

bahasa dan pragmatik stilistika beserta dengan contoh-contohnya, maka

peneliti:

1. Memahami penggunaan stilistika pragmatik dalam novel Laskar

Pelangi karya Andrea Hirata.

2. Mengidentifikasi gaya bahasa dan konteks pragmatik dalam dialog

antartokoh yang terdapat di novel.

3. Mengkasifikasi setiap penggunaan gaya bahasa dialog anatartokoh

4. Mendeskrispikan gaya bahasa dan konteks yang terdapat dalam

percakapan antartokoh

5. Memaknai gaya bahasa dan konteks yang terdapat dalam novel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

29

Penelitian ini juga menggunakan beberapa teori stilistika pragmatik

yang mendukung dalam menguraikan tuturan stilistika pragmatik dalam

novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Pertama, Pragmatik adalah

cabang ilmu bahasa yang memperlajari struktur bahasa secara eksternal,

yakni bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan dalam komunikasi

(Wijana, 1996:1).

Kedua, Stilistika Pragmatik adalah kajian terhadap bahasa dalam

penggunaannya dengan mempertimbangkan beberapa unsur dasar yang

penting bagi penafsiran terhadap wacana tertulis, khususnya wacana sastra

(Black, 2011:1-2). Ketiga, Konteks adalah aspek-aspek lingkungan fisik

atau sosial yang kait mengait dengan ujaran tertentu, pengetahuan yang

sama-sama memiliki pembicara dan pendengar sehingga pendengar paham

apa yang dimaksud pembicara (Kridalaksana, 2011:134). Keempat,

Pradopo (dalam Andri Wicaksono, 2014: 32) berpendapat bahwa gaya

bahasa perbandingan adalah bahasa kiasan yang menyamakan satu hal

dengan yang lain dengan mempergunakan kata-kata perbandingan seperti:

bagai, sabagai, bak, seperti, semisal, seumpama, laksana, dan kata-kata

pembanding lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

30

Kerangka berpikikir sebagai berikut :

Gaya Bahasa dalam majas

perbandingan pada Novel

Laskar Pelangi karya Andrea

Hirata

Majas

Perbandingan

Gaya Bahasa

Novel Laskar

Pelangi karya

Andrea Hirata

Pragmatik

Konteks Pragmatik

Stilistika Pragmatik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

31

BAB III

METODOLOGI PENELITAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan, yaitu penelitian keputakaan. Menurut

Whitney (dalam Andi Prastowo, 2016:201) metode deskriptif merupakan

pencarian fakta dengan interprestasi tertentu. Penelitian kualitatif metode yang

biasa dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen.

Dalam hal ini peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan metode

pemanfaatan dokumen. Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan oleh

peneliti adalah mendeskripsikan pemanfaatan gaya bahasa dalam novel Laskar

Pelangi karya Adrea Hiarata.

3.2 Sumber Data dan Data

Menurut Lofland ( dalam Moleong, 2006 : 157) mengatakan bahwa

sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dalam

penenlitian ini sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah novel Laskar

Pelangi karya Andrea Hiarata, sedangkan data yang didapatkan oleh peneliti

adalah melalui kata-kata yang dituturkan dalam novel Laskar Pelangi karya

Andrea Hiarata.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan data yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data

(Sugiyono, 2014 : 375). Metode adalah cara yang harus dilaksanakan atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

32

diterapkan; teknik adalah cara melaksanakan atau menerapkan metode

(Sudaryanto, 2015:9). Menurut Mahsun (2007:92) metode adalah cara yang

digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan cara menyimak

penggunaan bahasa dan teknik dasar dalam metode ini adalah teknik sadap.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik catat, yaitu untuk mencatat

data-data yang ada hubungannya dengan masalah penelitian.

Peneliti meneliti dengan cara mencatat atau memberi tanda tuturan yang

terdapat gaya bahasa dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata

menggunakan laptop serta novel itu sendiri. peneliti terlebih dahulu membaca

dengan cermat dan teliti novel Laskar Pelangi karya Andrea Hiarata. Kemudian

mencatat hal-hal yang penting, misalnya percakapan antar tokoh yang

mengandung gaya bahasa. Jadi, metode dan teknik yang baik digunakan dalam

menganalisis Gaya Bahasa dalam Majas Perbandingan pada Novel Laskar

Pelangi karya Andrea Hirata: Persfektif Stilistika Pragmatik adalah metode

simak dan dipadukan dengan teknik catat yang akan mempermudah peneliti

mengumpulkan dan menganalisis data

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen nontes

yaitu pengamatan (observasi). Metode simak (Pengamatan/Observasi)

merupakan metode yang digunakan dalam penyediaan data dengan cara peneliti

melakukan penyimakan penggunaan bahasa. Dalam ilmu sosial, metode ini

dapat di sejajarkan dengan metode pengamatan atau observasi (Mahsun,

2007:242). Peneliti akan melakukan pengamatan terhadap tuturan yang terdapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

33

di novel Laskar Pelangi karya Andrea Hiarata. Peneliti melakukan pengamatan

dengan berbekal ilmu pragmatik, stilistika pragmatik dan pengetahuan tentang

novel.

3.5 Metode dan Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasi,

mengelompokkan data. Pada tahap ini dilakukan upaya mengelompokkan,

menyamakan data yang sama dan membedakan data yang memang berbeda

serta menyisihkan pada kelompok lain data yang serupa, tetapi tak sama

(Mahsun, 2007:253). Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yakni

mendeskripsikan gaya bahasa dan makna pragmatik stilistika yang terdapat di

novel Laskar Pelangi karya Andrea Hiarata, maka ada beberapa langkah untuk

mencapai tujuan tersebut. Dengan berbekal beberpa teori tentang gaya bahasa

dan pragmatik stilistika beserta dengan contoh-contohnya, maka peneliti

menggunakan cara analisis data sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi gaya bahasa dalam dialog antartokoh yang

terdapat di novel, kemudian data tersebut dijadikan satu.

2. Mengklasifikasi setiap penggunaan gaya bahasa dialog anatartokoh

3. Mendeskrispikan gaya bahasa yang terdapat dalam percakapan

antartokoh

4. Memaknai gaya bahasa yang terdapat dalam novel

5. Memasukkan data ke dalam tabel atau tabulasi data

6. Menunjukkan bukti untuk memperjelas keriteria suatu elemen yang

menunjukkan gaya bahasa berdasarkan perspektif stilistika

pragmatik dalam novel tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

34

3.6 Triangulasi Data

Terianggulasi data adalah teknik pemeriksaan kesalahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data lain (Moleong, 2006:330). Menurut

(Sugiyono, 2012 : 241) mengatakan bahwa dalam teknik pengumpulan data,

triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka

sebenarnya peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data,

yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan

berbagai sumber data. Trianggulasi data akan dilakukan oleh orang yang ahli

dalam bidang stilistika pragmatik. Trianggulasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah trianggulasi penyidik. Dalam tringgulasi penyidik ini

adanya penyidik yang ikut memeriksa hasil pengumpulan data dan tabulasi data

yang telah diperoleh serta telah dianalisis oleh peneliti. Peneliti mempercayakan

Prof. Dr. Pranowo, M.Pd. sebagai penyidik dalam trianggulasi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama deskripsi data

penelitian gaya bahasa dalam majas perbandingan pada novel laskar pelangi

karya Andrea Hirata:persfektif stilistikan pragmatik. Bagian kedua adalah

analisis data gaya bahasa dalam majas perbandingan pada novel laskar pelangi

karya Andrea Hirata:persfektif stilistikan pragmatik. Bagian ketiga adalah

pembahasan hasil analisis yang akan mendeskripsikan gaya bahasa dalam majas

perbandingan pada novel laskar pelangi karya Andrea Hirata:persfektif

stilistikan pragmatik.

4.1 Deskripsi Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah Novel Laskar Pelangi karya

Andrea Hirata. Gaya bahasa dalam majas perbadingan berdasarkan konteks

dalam pragmatik yang digunakan dalam novel ini berjumlah 7 gaya bahasa.

Konteks merupakan hal yang sangat penting dalam kajian bidang pragmatik

karena dari konteks diketahui apa yang sebenarnya ingin disampaikan dari

tuturan tersebut sehingga dituturkan demikian. Mey (dalam Rahardi 2003:15)

mendefinisikan pragmatik sebagai studi mengenai kondisi-kondisi penggunaan

bahasa manusia yang ditentukan oleh konteks masyarakat. Kalimat yang

mengandung gaya bahasa dalam majas perbandingan berdasarkan konteks

dalam pragmatik terdapat beberapa kalimat dalam penelitian ini. Rincian jenis

gaya bahasa tersebut sebagai berikut. (1) gaya bahasa alegori, (2) gaya bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

36

hiperbola, (3) gaya bahasa metafora, (4) gaya bahasa metonimia, (5) gaya

bahasa simile, (6) gaya bahasa personifikasi, (7) gaya bahasa perumpamaan.

Penelitian ini juga meneliti makna yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa

dan menemukan beberapa makna yang muncul dari penggunaan gaya bahasa

berdasarkan konteks dalam kutipan yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi

karya Andrea Hirata. Makna yang ditemukan sebagai berikut. (1) Makna

pragmatik „menjelaskan kepribadian seseorang‟, (2) makna pragmatik

„menggambarkan karakter seseorang‟, (3) makna pragmatik „membandingkan‟,

(4) makna pragmatik „menegaskan sauatu kejadian‟, (5) makna pragmatik

„menunjukkan keadaan para pekerja‟.

Gaya bahasa hiperbola, misalnya Aku kembali melayang menembus

bintang gemerlapan menari-nari di atas awan, menyanyikan lagu nostalgia

“Have I Told You Lately That I Love You”. Kalimat tersebut merupakan gaya

bahasa hiperbola hal tersebut terlihat dari kata “melayang menembus bintang

gemerlapan menari-nari di atas awan” yang memiliki makna si Aku sedang

merasakan kebahagiaan dan membuat dia merasa seolah-olah melayang.

Konteks dari kalimat tersebut saat si Aku baru saja bertemu dengan wanita

impiannya.

Gaya bahasa metonimia, misalnya Ayahnya diam-diam maklum dan

mendukung Lintang dengan cara lain, yakni memberikan padanya sebuah

sepeda laki bermerek Rally Robinson, made in England. Kalimat tersebut

merupakan gaya bahasa metonimia hal tersebut terlihat dari penggunaan kata

“made in England”. Made in England merupakan kata yang menggangtikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

37

atribut objek sebuah sepeda yang bermerek Rally Robinson yang merupakan

sepeda buatan Inggris. Konteks dari kalimat tersebut saat Lintang meminta

bantuan kepada ayahnya tetapi ayahnya salah memberi jawaban. Sejak saat itu

Lintang tidak pernah meminta bantuan lagi pada ayahnya dan ayahnya

memberikan Lintang sebuah sepeda sebagai bentuk dukungnya kepada Lintang

yang ingin menjadi orang pintar.

4.2 Analisis Data

Subbab ini membahas hasil analisis gaya bahasa dalam majas perbandingan

pada novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata: Perspektif Stilistika Pragmatik.

Analisis gaya bahasa dilakukan untuk menemukan gaya bahasa berdasarkan

konteksnya dalam pragmatik. Pragmatik pada hakikatnya adalah cabang ilmu

bahasa yang memperlajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana

satuan kebahasaan itu digunakan dalam komunikasi (Wijana, 1996:1).

Jadi yang akan dipaparkan dalam analisis ini adalah gaya bahasa dalam

konteks pragmatik yang terdapat pada novel Laskar Pelangi karya Andrea

Hirata: Prespektif Stilistika Pragmatik sehingga menginterpretasikan makna

oleh peneliti menggunakan gaya bahasa jenis tertentu dalam novelnya. Berikut

ini akan dipaparkan analisis lengkapnya.

4.2.1 Wujud Gaya Bahasa

Dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang dianalisis

peneliti, peneliti menemukan 7 gaya bahasa berdasarkan konteksnya yang

meliputi gaya bahasa hiperbola, metonimia, personifikasi, metafora,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

38

simile/perumpamaan, dan alegori. Berikut ini akan diberikan masing-masing

contoh analisis.

4.2.1.1 Gaya Bahasa Hiperbola

Kalimat yang mengandung gaya bahasa hiperbola dalam novel Laskar

Pelangi karya Andrea Hirata yang dianalisis berjumlah 9 buah. Berikut ini

akan dipaparkan 4 dari data tersebut.

Data A1. “Sekarang sudah hampir tengah hari, udara semakin

panas. Berada di toko ini serasa direbus dalam

panci sayur lodeh yang mendidih.”

Konteks : tuturan itu terjadi karena kapur tulis di SD

Muhammadiyah telah habis dan Ikal ditugaskan untuk

mengambil kapur tulis tersebut ke toko Sinar Harapan. Saat itu

sudah hampir tengah hari di mana kondisi kondisi toko juga

dipenuhi dengan berbagai macam barang-barang membuat

toko terasa semakin sempit dan membuat suasana semakin

panas.

Penunjuk gaya bahasa hiperbola pada kutipan tersebut adalah kalimat yang

menggunakan kata serasa direbus dalam panci sayur lodeh. Kalimat ini dirasa

terlalu melebih-lebihkan keadaan artinya bahwa kalimat tersebut dipakai untuk

menjelaskan keadaan yang sangat panas di toko Sinar Harapan. Keraf

(2009:135) berpendapat bahwa hiperbola yaitu semacam gaya bahasa yang

mengandung suatu pernyataan yang berlebihan dengan membesar-besarkan

suatu hal.

Adapun konteks pragmatik dari kalimat tersebut adalah saat kapur tulis

yang biasanya digunakan untuk proses belajar mengajar di SD Muhammadiyah

telah habis dan Ikal ditugaskan untuk meminta kepada A Miauw pemilik toko

Sinar Harapan. SD Muhammadiyah selalu berhutang di toko itu untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

39

keperluan kapur tulis dan pemilik toko yang kurang ramah membuat Ikal

sedikit malas untuk mengambil kapur tersebut. Saat itu tengah hari matahari

sangat terik sehingga membuat toko Sinar Harapan yang dipenuhi dengan

berbagai jenis barang semakin panas. Konteks biasanya dipahami sebagai

sesuatu yang sudah ada sebelum wacana dan situasi dari partisipan (Brown dan

Yule dalam Black, 2011:3). Jadi, konteks merupakan sesuatu yang

melatarbelakangi sebuah tuturan yang terjadi.

Data A2. “ Mata kami bertatapan dengan perasaan yang tak

dapat dilukiskan dengan kata-kata.”

Konteks : tuturan itu terjadi karena kapur yang diberikan A

Ling kepada Ikal terlepas dan terjatuh ke lantai sehingga A

Ling dan Ikal harus memunguti kapur tersebut. A Ling yang

awalnya hanya memunguti dari balik tirai akhirnya membuka

tirai tersebut dan memperlihatkan paras A Ling yang

sesungguhnya. A ling dan Ikal saling bertatapan dalam suasana

hening dan membuat Ikal sangat terpana dengan parasnya A

Ling.

Penunjuk gaya bahasa hiperbola pada kutipan tersebut adalah kalimat yang

menggunakan kata tak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Kalimat ini terasa

terlalu melebih-lebihkan suasana, artinya saat mata Ikal dan A Ling saling

bertatapan dan tidak ada kata yang bisa diucapkan oleh mereka karena Ikal

terpana melihat paras yang selama ini sangat ingin dia lihat, sedangkan A Ling

merasa terkejut melihat Ikal dan menyebabkan kapur yang telah dikumpulkan

A Ling terjath kembali ke lantai. Hiperbola adalah jenis gaya bahasa yang

mengandung pernyataan yang melebih-lebihkan jumlahnya, ukurannya dan

sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

40

untuk memperhebat, meningkatkan kesan pengaruhnya. Gaya bahasa ini

melibatkan kata-kata, frase, atau kalimat (Guntur Tarigan, 2009:55).

Adapun konteks pragmatik dari kalimat tersebut adalah seperti biasanya

jika Ikal datang ke toko Sinar Harapan A Miauw sang pemilik toko pasti

meminta putrinya yang bernama A Ling untuk memberikan kapurnya kepada

Ikal. Biasanya A Ling memberikan kapur itu kepada Ikal melalui sebuah

lubang kecil sehingga wajah A Ling tidak pernah terlihat. Hari itu saat A Ling

memberikan kapur kepada Ikal, genggaman Ikal tidak kuat dan membuat kotak

kapur tulis tersebut terjatuh dari genggaman mereka berdua. A Ling dan Ikal

harus memungutui kapur tulis yang telah keluar dari kotaknya dan jatuh

berserakan di lantai. A Ling yang awalnya hanya memunguti kapur dari balik

tirai akhirnya membuka tirai tersebut dan untuk pertama kalinya Ikal melihat

wajahnya A Ling. Mata A Ling dan Ikal saling bertatapan untuk pertama

kalinya dan membuat suasana sangat hening. Pragmatik pada hakikatnya

adalah studi bahasa dari pemakaiannya (language in use) (Levinson dalam

Pranowo, 2014:137). Dalam studi bahasa pragmatik melibatkan konteks yang

dipakai oleh penutur/penulis dengan tuturannya, bukan pada hubungan kalimat

satu dengan kalimat yang lainnya yang terlepas dari konteksnya.

Data A3. “Ia tak peduli dengan kapur-kapur itu dan tak peduli

padaku yang masih hilang dalam waktu dan

tempat.”

Konteks : tuturan itu terjadi karena A Ling tersadarkan oleh

keadaan di mana dia dan Ikal saling bertatapan yang

menyebabkan pipinya yang putih menjadi merah merona

karena merasa malu. A Ling kemudian bangkit dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

41

membanting pintu dengan cepat tanpa mempedulikan Ikal

yang masih terdiam di sana.

Penunjuk gaya bahasa hiperbola pada kutipan tersebut adalah kalimat yang

menggunakan kata masih hilang dalam waktu dan tempat. Kalimat ini terasa

terlalu melebih-lebihkan keadaan artinya Ikal masih memandangi wajah A

Ling yang baru pertama kali dilihatnya dan membuatnya terapana akan paras

cantiknya A Ling. Ikal tak memperhatikan hal lainnya kecuali wajah A Ling.

Keraf (2009:135) berpendapat bahwa hiperbola yaitu semacam gaya bahasa

yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan dengan membesar-

besarkan suatu hal.

Adapun konteks pragmatik dari kalimat tersebut adalah kotak kapur tulis

yang terjatuh dari genggaman A Ling dan Ikal membuat kapur tulis jatuh

berserakan di lantai. A Ling dan Ikal memunguti kapur tersebut, A Ling

memunguti kapur tersebut dari balik tirai. A Ling membuka tirai tersebut,

itulah saat pertama kalinya Ikal dan A Ling bertatapan mata. A Ling yang

menyadari tatapan mata itu langsung tersipu malu dan beranjak dari tempat itu

tanpa mempedulikan kapur tulis yang masih berserakan dan Ikal yang masih

memperhatikannya. A Ling pergi dan kemudian membanting pintu karena

merasa malu. Pragmatik pada hakikatnya adalah studi bahasa dari

pemakaiannya (language in use) (Levinson dalam Pranowo, 2014:137). Dalam

studi bahasa pragmatik melibatkan konteks yang dipakai oleh penutur/penulis

dengan tuturannya, bukan pada hubungan kalimat satu dengan kalimat yang

lainnya yang terlepas dari konteksnya.

Data A4. “Aku berbalik meninggalkan toko dan merasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

42

kehilangan seluruh bobot tubuh dan beban

hidupku.”

Konteks : tuturan itu terjadi karena Ikal yang awalnya tidak

suka dengan toko Sinar Harapan dan pemiliknya A Miauw

sehingga merasa berat saat pergi ke toko tersebut. Setelah

bertemu dengan A Ling anak dari pemilik toko tersebut

keadaan seakan berbalik. Toko menjadi terlihat indah dan

beraroma wangi, karena bahagianya Ikal tidak peduli dengan

kotak kapur dengan isi setengah yang dibawanya kembali ke

sekolah.

Penunjuk gaya bahasa hiperbola pada kutipan tersebut adalah kalimat yang

menggunakan kata kehilangan seluruh bobot tubuh dan beban hidupku.

Kalimat ini terasa terlalu melebih-lebihkan artinya Ikal merasa bahagia karena

dapat melihat wajah A Ling secara langsung dan membuat dia lupa dengan

masalah yang ada pada dirinya. Ikal merasa tubuhnya sangat ringan saat

melangkah keluar dari toko tersebut itu dikarenakan kebahagiaan yang

dirasakannya. Hiperbola adalah jenis gaya bahasa yang mengandung

pernyataan yang melebih-lebihkan jumlahnya, ukurannya dan sifatnya dengan

maksud memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk

memperhebat, meningkatkan kesan pengaruhnya. Gaya bahasa ini melibatkan

kata-kata, frase, atau kalimat (Guntur Tarigan, 2009:55).

Adapun konteks pragmatik dari kalimat tersebut adalah saat kapur tulis

yang biasanya digunakan untuk proses belajar mengajar di SD Muhammadiyah

telah habis dan Ikal ditugaskan untuk meminta kepada A Miauw pemilik toko

Sinar Harapan. SD Muhammadiyah selalu berhutang di toko itu untuk

keperluan kapur tulis dan pemilik toko yang kurang ramah membuat Ikal

sedikit malas untuk mengambil kapur tersebut. Saat itu tengah hari matahari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

43

sangat terik sehingga membuat toko Sinar Harapan yang dipenuhi dengan

berbagai jenis barang semakin panas. Awalnya Ikal merasa toko itu sangat

sesak tetapi setelah tanpa sengaja dia melihat wajah anak dari pemilik toko

tersebut pemikirannya tentang toko itiu berubah. Dia merasa toko itu menjadi

wangi dan tidak mempedulikan kotak kapur yang isinya hanya setengah.

Konteks biasanya dipahami sebagai sesuatu yang sudah ada sebelum wacana

dan situasi dari partisipan (Brown dan Yule dalam Black, 2011:3). Jadi,

konteks merupakan sesuatu yang melatarbelakangi sebuah tuturan yang terjadi.

4.2.1.2 Gaya Bahasa Metonimia

Kalimat yang mengandung gaya bahasa metonimia dalam novel Laskar

Pelangi karya Andrea Hirata yang dianalisis berjumlah 2 buah. Berikut ini

akan dipaparkan data tersebut.

Data B1. “Pada pil itu ada tulisan besar APC.”

Konteks : tuturan itu terjadi karena saat ada siswa yang sakit

di SD Muhammadiyah maka dengan otomatis akan diberikan

pil yang berbentuk bulat besar berwarna putih bertuliskan

APC. Pil APC adalah obat legendaris buat kalangan menengah

kebawah, pil tersebut juga mampu mengobati berbagai jenis

penyakit.

Penunjuk gaya bahasa metonimia pada kutipan tersebut adalah kalimat

yang menggunakan kata APC. Kata tersebut adalah kata yang dipakai untuk

mengganti atribut objek yaitu obat. Pil yang bertuliskan APC yaitu obat yang

bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Keraf (2007:142) berpendapat

bahwa metonomia adalah suatu gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata

untuk menyatakan suatu hal lain karena mempunyai pertalian yang sangat

dekat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

44

Adapun konteks pragmatik dari kalimat tersebut adalah jika ada siswa

yang sakit di SD Muhammadiyah maka dengan otomatis akan diberikan pil

yang berbentuk bulat besar berwarna putih bertuliskan APC. Pil APC adalah

obat legendaris buat kalangan menengah kebawah, pil tersebut juga mampu

mengobati berbagai jenis penyakit. Pragmatik pada hakikatnya adalah studi

bahasa dari pemakaiannya (language in use) (Levinson dalam Pranowo,

2014:137). Dalam studi bahasa pragmatik melibatkan konteks yang dipakai

oleh penutur/penulis dengan tuturannya, bukan pada hubungan kalimat satu

dengan kalimat yang lainnya yang terlepas dari konteksnya

Data B2. “Ia bercelana jeans, kaos oblong, dan membuang anting-

anting yang dibelikan ibunya.”

Konteks : tuturan itu terjadi karena Flo lebih suka berpenampilan

layaknya seorang anak laki-laki karena ia tak suka menerima

dirinya perempuan. Flo memiliki saudara laki-laki namun tak

memiliki saudara perempuan, hal tersebutlah yang membuatnya

menjadi wanita yang tomboy.

Penunjuk gaya bahasa metonimia pada kutipan tersebut adalah kalimat

yang menggunakan kata jeans. Kata tersebut adalah kata yang dipakai untuk

mengganti atribut objek yaitu celana, celana yang biasanya digunakan anak

laki-laki, karena pada umumnya anak perempuan menggunakan rok. Ia di atas

menggambarkan tokoh Flo yang sangat tomboy karena memiliki beberapa

kakak laki-laki, ia satu-satunya anak perempuan. Altenberd (dalam pradopo,

2013:77) mengatakan bahwa metonimia adalah penggunaan bahasa sebagai

sebuah objek atau pengunaan sesuatu yang sangat dekat berhubungan

dengannya untuk menggantikan objek tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

45

Adapun konteks pragmatik dari kalimat tersebut adalah Flo lebih suka

berpenampilan layaknya seorang anak laki-laki karena ia tak suka menerima

dirinya perempuan. Flo memiliki saudara laki-laki namun tak memiliki saudara

perempuan, hal tersebutlah yang membuatnya menjadi wanita yang tomboy.

Yule (2006:3) menjelaskan bahwa pragmatik adalah studi tentang maksud

penutur. Maksud sama halnya dengan makna pragmatis. Pragmatik melibatkan

penafsiran tentang apa yang dimaksud orang di dalam suatu konteks khusus

dan bagaimana konteks itu berpengaruh terhadap apa yang dikatakan

4.2.1.3 Gaya Bahasa Personifikasi

Kalimat yang mengandung gaya bahasa personifikasi dalam novel Laskar

Pelangi karya Andrea Hirata yang dianalisis berjumlah 4 buah. Berikut ini akan

dipaparkan data tersebut.

Data C1. “Kadang-kadang mereka hinggap di jendela kelas

sambil menjerit sejadi-jadinya, menimbulkan suara

bising yang musingkan bagi perut-perut yang

keroncongan.”

Konteks : tuturan itu terjadi karena siswa di SD

Muhammadiyah sudah lapar, lelah, dan mengantuk tetapi

belum saatnya pulang sekolah. Waktu pulang sekolah masih

sekitar 5 menit lagi mereka meminta izin untuk pulang kepada

Bu Mus tapi mereka tak diizinkan. Bu Mus menatap mereka

dengan senyuman tapi mereka menatap Bu Mus dengan benci.

Mereka semakin sulit berkonsentrasi karena kicauan burung

prenjek yang sangat bising.

Penunjuk gaya bahasa personifikasi pada kutipan tersebut karena

menganggap burung prenjek menjerit-jerit, seakan-akan burung prenjak yang

hinggap di jendela berperilaku layaknya seperti manusia. Kicauan burung prenjek

yang dianggap sebagai jeritan dan mampu mengganggu konsentrasi saat mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

46

merasa lapar. Keraf (2009: 140) berpendapat bahwa personifikasi adalah semacam

gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang

yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan. Personifikasi juga

dapat diartikan majas yang menerapkan sifat-sifat manusia terhadap benda mati.

Adapun konteks pragmatik dalam kalimat tersebut adalah saat hari sudah

siang dan sudah hampir waktunya pulang sekolah. Siswa di SD Muhammadiyah

sudah lapar, lelah, dan mengantuk tetapi belum saatnya pulang sekolah. Waktu

pulang sekolah masih sekitar 5 menit lagi mereka meminta izin untuk pulang

kepada Bu Mus tapi mereka tak diizinkan. Bu Mus menatap mereka dengan

senyuman tapi mereka menatap Bu Mus dengan benci. Mereka semakin sulit

berkonsentrasi karena kicauan burung prenjek yang sangat bising. Yule (2006:3)

menjelaskan bahwa pragmatik adalah studi tentang maksud penutur. Maksud

sama halnya dengan makna pragmatis. Pragmatik melibatkan penafsiran tentang

apa yang dimaksud orang di dalam suatu konteks khusus dan bagaimana konteks

itu berpengaruh terhadap apa yang dikatakan

Data C2. “Tapi harus diakui bahwa pesan ini mengandung

sebuah tenaga.”

Konteks : tuturan itu terjadi Ikal dan teman-temannya pergi ke

rumah Tuk Bayan, sesampainya di sana mereka menceritakan

maksud dan tujuan kedatangan mereka. Tuk Bayan

memberikan gulungan kertas kepada mereka dan

mengisyaratkan agar mereka segera pulang dan hanya

membuka tulisan tersebut setelah sampai di sini. Isi pesannya

mengandung sebuah makna yang cukup mendalam.

Penunjuk gaya bahasa personifikasi pada kutipan tersebut karena

menganggap sebuah pesan memiliki tenaga layaknya manusia. pesan yang mampu

membuat cara pandang seseorang menjadi berbeda terhadap suatu hal. Menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

47

KBBI, personifikasi adalah pengumpamaan benda mati sebagai orang atau

manusia. Personifikasi juga dapat diartikan majas yang menerapkan sifat-sifat

manusia terhadap benda mati.

Adapun konteks pragmatik dalam kalimat tersebut Ikal dan teman-

temannya pergi ke rumah Tuk Bayan, sesampainya di sana mereka

menceritakan maksud dan tujuan kedatangan mereka. Tuk Bayan memberikan

gulungan kertas kepada mereka dan mengisyaratkan agar mereka segera pulang

dan hanya membuka tulisan tersebut setelah sampai di sini. Isi pesannya

mengandung sebuah makna yang cukup mendalam. Pragmatik pada hakikatnya

adalah studi bahasa dari pemakaiannya (language in use) (Levinson dalam

Pranowo, 2014:137). Dalam studi bahasa pragmatik melibatkan konteks yang

dipakai oleh penutur/penulis dengan tuturannya, bukan pada hubungan kalimat

satu dengan kalimat yang lainnya yang terlepas dari konteksnya.

Data C3. “Kalau ada siswanya yang sakit maka ia akan

langsung mendapatkan pertolongan cepat secara

professional atau segera dijemput oleh mobil

ambulans yang meraung-raung.”

Konteks : tuturan itu terjadi saat ada siswa yang sakit dari

sekolah PN Timah maka dengan cepat guru dan staf di sana

akan membawa siswa yang sakit itu ke rumah sakit dengan

menggunakan ambulans. Fasilitas yang sediakan oleh sekolah

PN sangat lengkap terhadap siswa yang bersekolah di sana.

Penunjuk gaya bahasa personifikasi pada kutipan tersebut karena

menganggap mobil ambulans meraung-raung layaknya makhluk hidup. saat ada

siswa yang sakit dari sekolah PN Timah maka dengan cepat guru dan staf di sana

akan membawa siswa yang sakit itu ke rumah sakit dengan menggunakan

ambulans. Keraf (2009: 140) berpendapat bahwa personifikasi adalah semacam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

48

gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang

yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan. Personifikasi juga

dapat diartikan majas yang menerapkan sifat-sifat manusia terhadap benda mati.

Adapun konteks pragmatik dari kalimat tersebut adalah fasilitas yang

didapatkan siswa yang sekolah di PN Timah sangat lengkap. Jika ada siswa yang

sakit dari sekolah PN Timah maka dengan cepat guru dan staf di sana akan

membawa siswa yang sakit itu ke rumah sakit dengan menggunakan ambulans.

Fasilitas yang sediakan oleh sekolah PN sangat lengkap terhadap siswa yang

bersekolah di sana berbeda dengan SD Muhammadiyah yang jika siswanya sakit

hanya akan diberikan PIL APC yang berukuran sebesar kancing baju. Yule

(2006:3) menjelaskan bahwa pragmatik adalah studi tentang maksud penutur.

Maksud sama halnya dengan makna pragmatis. Pragmatik melibatkan penafsiran

tentang apa yang dimaksud orang di dalam suatu konteks khusus dan bagaimana

konteks itu berpengaruh terhadap apa yang dikatakan

Data C4. “Wanita anggun itu tersentak kaget karena

pertanyaannya secara mendadak dipotong oleh

suara sebuah tombol meraung-raung tak sabar.”

Konteks : tuturan itu terjadi saat seorang wanita sedang

membacakan sebuah pertanyaan yang akan dijawab secara

rebutan oleh beberapa kelompok siswa yang mengikuti

pertandingan tersebut. Disaat pertanyaan sedang dilontarkan

tiba-tiba dengan cepatnya regu f yang merupakan siswa dari

SD Muhammadiyah membunyikan tombol agar segera dapat

menjawab pertanyaan tersebut.

Penunjuk gaya bahasa hiperbola pada kutipan tersebut karena menganggap

tombol meraung-raung layakya seperti manusia, jadi tombol seakan-akan benda

hidup. wanita yang kaget karena mendengar suara tombol berbunyi saat dia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

49

sedang bertanya. Keraf (2009: 140) berpendapat bahwa personifikasi adalah

semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau

barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan.

Personifikasi juga dapat diartikan majas yang menerapkan sifat-sifat manusia

terhadap benda mati.

Adapun konteks pragmatik dari kalimat tersebut adalah siswa-siswi SD

dari beberapa sekolah sedang mengikuti lomba olimpiade cerdas cermat. Siswa

dari SD Muhammadiyah mendapatkan nilai yang sama dengan salah satu SD yang

mengikuti lomba tersebut. Juri membuat keputusan dengan memberikan

pertanyaan rebutan untuk mendapatkan nilai tambahan dan bagi yang bisa

menjawab benar nilai kelompoknya akan ditambah tetapi jika menjawab salah

maka secara otomatis nilai akan dikurangi. Moderator seorang wanita sedang

membacakan sebuah pertanyaan yang akan dijawab secara rebutan oleh beberapa

kelompok siswa yang mengikuti pertandingan tersebut. Disaat pertanyaan sedang

dilontarkan tiba-tiba dengan cepatnya regu f yang merupakan siswa dari SD

Muhammadiyah membunyikan tombol agar segera dapat menjawab pertanyaan

tersebut. Werth (1999) telah mengembangkan sebuah konsep yang sangat terinci

dan akurat tentang konteks. Konteks di mana sebuah wacana sementara topik dari

teks adalah dunia teks. Teks ini memunculkan pengetahuan dan menjadi landasan

yang dipahami bersama, di mana ini didapatkan lewat negosiasi antar partisipan,

yang se kaligus juga memberikan makna terhadap wacana yang sedang

berlangsung. Werth memandang bahwa konteks adalah sesuatu yang diciptakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

50

secara dinamis dan bersama-sama oleh para peran dari wacana. (ini berlaku baik

untuk wacana tertulis maupun untuk wacana lisan)

4.2.1.4 Gaya Bahasa Metafora

Kalimat yang mengandung gaya bahasa metafora dalam novel Laskar

Pelangi karya Andrea Hirata yang dianalisis berjumlah 5 buah. Berikut ini akan

dipaparkan data tersebut.

Data D1. “IBU Muslimah yang beberapa menit lalu sembap,

gelisah, dan coreng-moreng kini menjelma menjadi

sekuntum Crinum giganteum.”

Konteks : tuturan itu terjadi karena saat itu bu Muslimah

sangat cemas dan takut jika SD Muhammadiyah ditutup.

Seketika bu Mus menjadi tenang dan tidak takut lagi SD

Muhammadiyah akan ditutup karena jumlah siswanya sudah

mencapai 10 orang sesuai kesepakatannya dengan Dinas.

Penunjuk gaya bahasa metafora pada kutipan tersebut karena

membandingkan Bu Mus dengan Crinum gigateum. Bu Mus yag sebelumnya

sangat cemas namun berubah menjadi bunga crinum giganteum yaitu bunga yang

memancarkan keindahan, sebelum siswa genap berjumlah sepuluh orang Bu Mus

sangat cemas, namun dengan kedatangan Harun sekolah Muhammadiyah tidak

jadi ditutup. Bu Mus yang awalnya cemas kini menjadi ceria. Metafora adalah

gaya bahasa yang membandingkan secara implisit yang tersusun singkat, padat,

dan rapi (Keraf, 2009:139).

Adapun konteks pragmatik dari kalimat tersebut adalah tahun ajaran baru

akan dimulai, bagi beberapa sekolah hal tersebut terlihat sangat menyenangkan

tetapi tidak bagi sekolah SD Muhammadiyah. SD Muhammadiyah hampir ditutup

karena sangat kurangnya siswa yang mau bersekolah ke sana. Dinas Pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

51

memberika kesempatan trakhir kepada SD Muhammadiyah untuk tetap berdiri

dengan syarat harus memenuhi sepuluh jumlah siswa. Hari sudah siang tetapi

jumlah siswa yang mendaftar di SD Muhammadiyah masih sembilan orang, jika

tidak genap sepuluh orang maka sekolah itu akan ditutup. Pak Harfan dan Bu Mus

sangat gelisah dan cemas menunggu siswa yang akan datang ke sekolah tersebut,

mereka sangat tidak ingin jika sekolah itu ditutup.

Pak Harfan hendak memberikan pidato penyambutan kepada orangtua

siswa dan siswa baru yang ingin sekolah di sana. Pak Harfan tidak ingin sekali

membuat mereka kecewa karena keputusan sekolah itu harus ditutup karena

jumlah siswanya yang tidak memenuhi. Pak Harfan ingin memulai pidatonya ada

seorang anak laki-laki yang datang dan ingin bersekolah di sana, sehingga jumlah

siswanya genap sepuluh. Seketika bu Mus menjadi tenang dan tidak takut lagi SD

Muhammadiyah akan ditutup karena jumlah siswanya sudah mencapai 10 orang

sesuai kesepakatannya dengan Dinas. Pragmatik pada hakikatnya adalah studi

bahasa dari pemakaiannya (language in use) (Levinson dalam Pranowo,

2014:137). Dalam studi bahasa pragmatik melibatkan konteks yang dipakai oleh

penutur/penulis dengan tuturannya, bukan pada hubungan kalimat satu dengan

kalimat yang lainnya yang terlepas dari konteksnya.

Data D2. “Konon hanya mereka yang bertangan dingin,

berhati lembut putih bersih yang mampu

membiakkannya, ialah Bu Muslimah, guru kami.”

Konteks : tuturan itu terjadi saat Bu Muslimah mampu

mengembangbiakkan tanaman bunga stripped canna beauty.

Stripped canna beauty merupakan tanaman yang emosional

sehingga menyiramnya harus hati-hati dan tidak semua orang

bisa menumbuhkannya. Orang-orang bertangan dinginlah yang

mampu menumbuhkan dan merawatnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

52

Penunjuk gaya bahasa metafora pada kutipan tersebut karena

membandingkan Bu Mus dengan tangan yang dingin. Tangan dingin yang

dimaksudkan adalah ketelitian seseorang dalam merawat sesuatu. Bu Mus dikenal

sebagai guru yang bertangan dingin, yaitu beliau sangat teliti dalam merawat

tanaman dan tanaman yang ditanamnya selalu tumbuh dengan subur. Metafora

adalah gaya bahasa yang membandingkan secara implisit yang tersusun singkat,

padat, dan rapi (Keraf, 2009:139).

Adapun konteks pragmatik dari kalimat tersebut adalah Bu Muslimah

merupakan guru yang sangat teliti dan telaten dalam menjalankan sesuatu. Bunga

yang susah tumbuh dan dirawat bagi beberapa orang tapi bagi Bu Mus itu tidak

terlihat sulit.Bu Muslimah mampu mengembangbiakkan tanaman bunga stripped

canna beauty. Stripped canna beauty merupakan tanaman yang emosional

sehingga menyiramnya harus hati-hati dan tidak semua orang bisa

menumbuhkannya. Orang-orang bertangan dinginlah yang mampu menumbuhkan

dan merawatnya. Yule (2006:3) menjelaskan bahwa pragmatik adalah studi

tentang maksud penutur. Maksud sama halnya dengan makna pragmatis.

Pragmatik melibatkan penafsiran tentang apa yang dimaksud orang di dalam suatu

konteks khusus dan bagaimana konteks itu berpengaruh terhadap apa yang

dikatakan.

Data D3. “Mahar tetap sedingin es, eskpresinya datar.”

Konteks : tuturan itu terjadi saat Mahar dan teman-temannya

pergi ke rumah Tuk Bayan Tula dan mendapatkan gulungan

kertas yang berisikan sebuah pesan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

53

Penunjuk gaya bahasa metafora pada kutipan tersebut karena

membandingkan eskpresi Mahar dengan dinginnya es. Mahar berekspresi sangat

datar dan dingin, sikapnya tersebut terjadi ketika semua orang tidak mempercayai

pesan Tuk Bayan Tula sedangkan ia percaya bahwa pesan Tuk benar. Ekspresinya

datar dan ia hanya diam ketika orang mulai merendahkannya. Metafora adalah

gaya bahasa yang membandingkan secara implisit yang tersusun singkat, padat,

dan rapi (Keraf, 2009:139).

Adapun konteks pragmatik dalam kalimat tersebut adalah Mahar dan

teman-temannya pergi ke rumah Tuk Bayan Tula. Sampai di rumah Tuk Bayan

Tula Mahar dan teman-temannya menjelaskan maksud dari kedatangan mereka.

Tuk Bayan paham dengan maksud kedatangan Mahar dan teman-temannya

kemudian, Tuk Bayan memberikan gulungan kertas yang berisikan sebuah pesan.

Yule (2006:3) menjelaskan bahwa pragmatik adalah studi tentang maksud

penutur. Maksud sama halnya dengan makna pragmatis. Pragmatik melibatkan

penafsiran tentang apa yang dimaksud orang di dalam suatu konteks khusus dan

bagaimana konteks itu berpengaruh terhadap apa yang dikatakan

Data D4. “ Itulah panggilan untuk Bang Arsyad orang Melayu,

tangan kanan A Miauw sang juragan toko Sinar

Harapan.”

Konteks : tuturan itu terjadi saat Ikal ditugaskan untuk

mengambil sekotak kapur tulis ke toko Sinar Harapan tetapi

harus menunggu pemilik toko melayani pelanggan yang

lainnya terlebih dahulu. Para pelanggan itu tidak tertarik basa-

basi dengan masyarakat melayu disekitarnya kecuali dengan

bang Arsyad.

Penunjuk gaya bahasa metafora pada kutipan tersebut karena

membandingkan Bang Arsyad dengan tangan kanan. Arti kiasan dari tangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

54

tersebut adalah orang kepercayaan. Jadi, A Miauw menaruh rasa percaya yang

begitu dalam kepada Bang Arsyad. Metafora adalah gaya bahasa yang

membandingkan secara implisit yang tersusun singkat, padat, dan rapi (Keraf,

2009:139).

Adapun konteks pragmatik dalam kalimat tersebut adalah ketika kapur

tulis di SD Muhammadiyah sudah habis maka, Ikal ditugaskan untuk

mengambil sekotak kapur tulis ke toko Sinar Harapan. Sampainya di toko Sinar

Harapan Ikal harus menunggu pemilik toko melayani pelanggan yang lainnya

terlebih dahulu. Para pelanggan itu tidak tertarik basa-basi dengan masyarakat

melayu disekitarnya kecuali dengan bang Arsyad. Pelanggan toko itu juga jika

berbicara dengan bang Arsyad hanya seperlunya saja. Pragmatik pada

hakikatnya adalah studi bahasa dari pemakaiannya (language in use) (Levinson

dalam Pranowo, 2014:137). Dalam studi bahasa pragmatik melibatkan konteks

yang dipakai oleh penutur/penulis dengan tuturannya, bukan pada hubungan

kalimat satu dengan kalimat yang lainnya yang terlepas dari konteksnya.

Data D5. “Ia adalah kambing hitam tempat tumpahan semua

kesahalan, dia tak pernah sekalipun dimintai

pertimbangan jika Laskar Pelangi mengambil

keputusan, lalu dalam lomba apa pun dia selalu

kalah.”

Konteks : tuturan itu terjadi karena setiap rencana maupun

keputusan yang diambil oleh tim laskar pelangi mereka tidak

pernah meminta pendapat dari Syahdan. Saat keputusan yang

mereka ambil adalah sebuah kesalahan maka Syahdan yang

akan menanggung setiap kesalahan tersebut padahal dia tidak

tahu apa-apa akan kesalahan itu.

Penunjuk gaya bahasa metafora pada kutipan tersebut karena

membandingkan sosok ia (Syahdan) dengan kambing hitam. Kambing hitam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

55

artinya orang yang akan selalu disalahkan pada setiap kesalahan sedangkan orang

tersebut tidak mengerti akan kesalahan itu. Metafora adalah gaya bahasa yang

membandingkan secara implisit yang tersusun singkat, padat, dan rapi (Keraf,

2009:139).

Adapun konteks pragmatik dalam kalimat tersebut adalah ketika sepuluh

siswa SD Muhammadiyah yang mereka sebut dengan laskar pelangi sedang

merencakan sesuatu mereka tidak pernah meminta pendapat dari Syahdan. Setiap

rencana maupun keputusan yang diambil oleh tim laskar pelangi mereka tidak

pernah meminta pendapat dari Syahdan dan Syahdan tidak pernah protes akan hal

itu. Saat keputusan yang mereka ambil adalah sebuah kesalahan maka Syahdan

yang akan menanggung setiap kesalahan tersebut padahal dia tidak tahu apa-apa

akan kesalahan itu. Yule (2006:3) menjelaskan bahwa pragmatik adalah studi

tentang maksud penutur. Maksud sama halnya dengan makna pragmatis.

Pragmatik melibatkan penafsiran tentang apa yang dimaksud orang di dalam suatu

konteks khusus dan bagaimana konteks itu berpengaruh terhadap apa yang

dikatakan.

4.2.1.5 Gaya Bahasa Simile/ Perumpamaan

Kalimat yang mengandung ga ya bahasa simile/perumpamaan dalam novel

Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang dianalisis berjumlah 18 buah. Berikut

ini akan dipaparkan 5 dari data tersebut

Data E1. “Di bangku itu ia seumpama balita yang dinaikkan ke

atas tank, girang tak alang kepalang, tak mau turun

lagi.”

Konteks : tuturan itu terjadi saat Bu Mus membagi teman

sebangku kepada siswa yang hadir saat itu. Ikal mendapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

56

teman sebangku Lintang setelah mendengar hal itu Lintang

sangat bahagia dan segera bergegas masuk ke dalam ruang

kelas.

Penunjuk gaya bahasa simile pada kutipan tersebut karena menggunakan

kata seumpama. Artinya ketika Lintang duduk di bangku kelas ia tampak sangat

bahagia bagaikan anak balita yang dinaikkan ke atas tank sangat senang dan tak

mau turun lagi. Lintang sangat bahagia karena akhirnya dia bisa bersekolah.

Keraf (2009:138) berpendapat bahwa simile adalah pebandingan yang bersifat

eksplisit atau langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain.

Adapun konteks pragmatik dalam kalimat tersebut adalah sebelum

dimulainya pembelajaran Bu Mus terlebih dahulu membagi teman sebangku

kepada siswa yang hadir saat itu. Ikal mendapat teman sebangku Lintang,

setelah mendengar hal itu Lintang sangat bahagia dan segera bergegas masuk

ke dalam ruang kelas. Lintang sangat bersemangat di hari pertamanya sekolah

dan dia juga terlihat sangat bahagia karena akhirnya bisa belajar dan

bersekolah. Pragmatik pada hakikatnya adalah studi bahasa dari pemakaiannya

(language in use) (Levinson dalam Pranowo, 2014:137). Dalam studi bahasa

pragmatik melibatkan konteks yang dipakai oleh penutur/penulis dengan

tuturannya, bukan pada hubungan kalimat satu dengan kalimat yang lainnya

yang terlepas dari konteksnya.

Data E2. “Karena penampilan Pak Harfan agak seperti

beruang madu maka ketika pertama kali melihatnya

kami merasa takut.”

Konteks : tuturan itu terjadi saat Pak Harfan pertama kali

mengajar di kelas tersebut. Sebelum pak Harfan mengajar para

siswa tersebut ketakutan melihat tampilannya tetapi setelah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

57

menjalankan proses belajar mengajar para siswa menyukai

cara mengajar pak Harfan.

Penunjuk gaya bahasa simile pada kutipan tersebut karena menggunakan

kata seperti dan menganggap penampilan pak Harfan sama dengan beruang madu.

Artinya penampilan pak Harfan sama seperti beruang madu, penampilan Pak

Harfan memiliki jenggot yang lebat sehingga seperti beruang madu. Keraf

(2009:138) berpendapat bahwa simile adalah pebandingan yang bersifat eksplisit

atau langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain.

Adapun konteks pragmatik dalam kalimat tersebut adalah hari pertama

pembelajaran di SD Muhammadiyah dimulai dan Pak Harfan pertama kali

mengajar di kelas tersebut. Sebelum pak Harfan mengajar para siswa tersebut

ketakutan melihat tampilannya tetapi setelah menjalankan proses belajar mengajar

para siswa menyukai cara mengajar pak Harfan. Mereka sangat mudah memahami

materi-materi yang disampaikan pak Harfan kepada mereka. Yule (2006:3)

menjelaskan bahwa pragmatik adalah studi tentang maksud penutur. Maksud

sama halnya dengan makna pragmatis. Pragmatik melibatkan penafsiran tentang

apa yang dimaksud orang di dalam suatu konteks khusus dan bagaimana konteks

itu berpengaruh terhadap apa yang dikatakan

Data E3. “ Ketika aku menyusul Lintang ke dalam kelas, ia

menyalamiku dengan kuat seperti pegangan tangan

calon mertua yang menerima pinangan.”

Konteks : tuturan itu terjadi saat pertemuan pertama kalinya

Ikal dan Lintang di SD Muhammadiyah di mana Lintang

sangat bahagia karena bisa sekolah dan mendapatkan teman

baru. Ikal dan Lintang menjadi teman sebangku karena sudah

diatur oleh bu Mus. Ikal dn Lintang berkenalan dan menjadi

sahabat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

58

Penunjuk gaya bahasa simile pada kutipan tersebut karena menggunakan

kata seperti dan menganggap Lintang menyalaminya layaknya seorang mertua.

Artinya Lintang menyalami seperti pegangan tangan calon mertua yang

menggambarkan bahwa Lintang memiliki nilai persaudaraan yang tinggi. Lintang

sangat bahagia karena bisa sekolah. Keraf (2009:138) berpendapat bahwa simile

adalah pebandingan yang bersifat eksplisit atau langsung menyatakan sesuatu

sama dengan hal yang lain.

Adapun konteks pragmatik dalam kalimat tersebut adalah hari pertama

sekolah di SD Muhammadiyah Ibu guru Muslimah mengatur teman sebangku

dari setiap siswa. SD Muhammadiyah lah pertemuan pertama kalinya Ikal dan

Lintang di SD Muhammadiyah di mana Lintang sangat bahagia karena bisa

sekolah dan mendapatkan teman baru. Ikal dan Lintang menjadi teman

sebangku karena sudah diatur oleh bu Mus. Ikal dn Lintang berkenalan dan

menjadi sahabat. Pragmatik pada hakikatnya adalah studi bahasa dari

pemakaiannya (language in use) (Levinson dalam Pranowo, 2014:137). Dalam

studi bahasa pragmatik melibatkan konteks yang dipakai oleh penutur/penulis

dengan tuturannya, bukan pada hubungan kalimat satu dengan kalimat yang

lainnya yang terlepas dari konteksnya.

Data E4. “Lapar membuat mereka tampak seperti semut-semut

hitam yang sarangnya terbakar, lebih tergesa

dibanding waktu berangkat pagi tadi.”

Konteks : tuturan itu terjadi saat jam 12 siang yang di mana

merupakan jam istirahat para karyawan dari PN. Para

karyawan menyempatkan waktu istirahat tersebut untuk

kembali ke rumah mereka masing-masing makan siang

bersama keluarga, maka dengan cepat mereka berjalan

memenuhi jalanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

59

Penunjuk gaya bahasa perumpamaan pada kutipan tersebut karena

menggunakan kata seperti. Artinya mengibaratkan karyawan PN Timah

kelaparan seperti semut-semut hitam yang sarangnya kebakaran, dapat dimaknai

bahwa mereka sangat laparsehingga mereka pulang ke rumah mereka dengan

berjalan tergesa-gesa. Perumpamaan adalah gaya bahasa perbandingan yang pada

hakikatnya membandingkan dua hal yang berlainan dan yang dengan sengaja kita

anggap sama (Keraf, 2009:138).

Adapun konteks pragmatik dalam kalimat tersebut adalah karyawan PN

saat jam istrirahat yang digunakan untuk makan siang mereka diperbolehkan

pulang ke rumah. Jam 12 siang yang di mana merupakan jam istirahat para

karyawan dari PN. Para karyawan menyempatkan waktu istirahat tersebut untuk

kembali ke rumah mereka masing-masing makan siang bersama keluarga, maka

dengan cepat mereka berjalan memenuhi jalanan. Waktu istirahat yang tidak lama

sangat mereka manfaatkan untuk makan di rumah. Yule (2006:3) menjelaskan

bahwa pragmatik adalah studi tentang maksud penutur. Maksud sama halnya

dengan makna pragmatis. Pragmatik melibatkan penafsiran tentang apa yang

dimaksud orang di dalam suatu konteks khusus dan bagaimana konteks itu

berpengaruh terhadap apa yang dikatakan

Data E5. “Asap itu membuat penghuni rumah batuk-batuk,

namun ia amat diperlukan guna menyalakan gemuk

sapi yang dibeli bulan sebelumnya dan digantungkan

berjuntai-juntai seperti cucian di atas perapian.”

Konteks : tuturan itu terjadi saat subuh para istri meniup

potongan bambu untuk menghidupkan tumpukan kayu bakar.

Asap tersebut mampu membangunkan seisi rumah bahkan

hewan ternak yang tinggal di sekitar rumah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

60

Penunjuk gaya bahasa perumpamaan pada kutipan tersebut karena

menggunakan kata seperti. Artinya mengibartkan gemuk sapi yang digantung

berjuntai-juntai seperti cucian di atas perapian dapat diketahui bahwa gemuk sapi

tersebut digantung di atas tungku seperti menjemur pakaian. Perumpamaan adalah

gaya bahasa perbandingan yang pada hakikatnya membandingkan dua hal yang

berlainan dan yang dengan sengaja kita anggap sama (Keraf, 2009:138).

Adapun konteks pragmatik dalam kalimat tersebut adalah setiap subuh

para istri meniup potongan bambu untuk menghidupkan tumpukan kayu bakar

untuk digunakan memasak. Asap tersebut mampu membangunkan seisi rumah

bahkan hewan ternak yang tinggal di sekitar rumah. Werth (1999) telah

mengembangkan sebuah konsep yang sangat terinci dan akurat tentang konteks.

Konteks di mana sebuah wacana sementara topik dari teks adalah dunia teks. Teks

ini memunculkan pengetahuan dan menjadi landasan yang dipahami bersama, di

mana ini didapatkan lewat negosiasi antar partisipan, yang se kaligus juga

memberikan makna terhadap wacana yang sedang berlangsung. Werth

memandang bahwa konteks adalah sesuatu yang diciptakan secara dinamis dan

bersama-sama oleh para peran dari wacana. (ini berlaku baik untuk wacana

tertulis maupun untuk wacana lisan)

4.2.1.6 Gaya Bahasa Alegori

Kalimat yang mengandung gaya bahasa alegori dalam novel Laskar

Pelangi karya Andrea Hirata yang dianalisis berjumlah 6 buah. Berikut ini akan

dipaparkan 4 dari data tersebut

Data F1. “Merekalah mentor, penjaga, sahabat pengajar, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

61

guru spiritual.”

Konteks : tuturan itu terjadi saat para siswa SD

Muhammadiyah pertama kalinya belajar bersama dengan pak

Harfan dan Bu Mus di mana mereka diajari dengan sabar oleh

pak Harfan dan Bu Mus. Awal pendaftaran sekolah juga

mereka telah disambut hangat oleh senyum pak Harfan da Bu

Mus.

Penunjuk gaya bahasa alegori pada kutipan tersebut karena mempunyai

pertauatan antara kata mentor, penjaga, sahabat, pengajar, dan guru spiritual.

Artinya Seseorang yang sabar dalam mendidik dan menjaga orang lain. Kata

mereka dimaksudkan di sini adalah Pak Harfan dan Bu Mus yang penuh dengan

keikhlasan dan kesabaran dalam mengasuh sepuluh anggota Laskar Pelangi.

Alegori adalah gaya bahasa perbandingan yang bertautan satu dengan yang

lainnya dalam kesatuan yang utuh (Keraf, 2007:140).

Adapun konteks pragmatik dalam kalimat tersebut adalah Bu Mus dan Pak

Harfan guru SD Muhammadiyah yang rela bekerja mendidik anak bangsa tanpa

harus di gaji. Siswa SD Muhammadiyah pertama kalinya belajar bersama dengan

pak Harfan dan Bu Mus di mana mereka diajari dengan sabar oleh pak Harfan dan

Bu Mus. Awal pendaftaran sekolah juga mereka telah disambut hangat oleh

senyum pak Harfan da Bu Mus. Yule (2006:3) menjelaskan bahwa pragmatik

adalah studi tentang maksud penutur. Maksud sama halnya dengan makna

pragmatis. Pragmatik melibatkan penafsiran tentang apa yang dimaksud orang di

dalam suatu konteks khusus dan bagaimana konteks itu berpengaruh terhadap apa

yang dikatakan

Data F2. “Di balik tubuhnya yang tak terawat, kotor, miskin,

serta berbau hangus, dia memiliki an absolutely

beautiful mind.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

62

Konteks : tuturan itu terjadi karena Lintang merupakan siswa

pintar yang sangat rajin ke sekolah meskipun dia harus

menempuh jarak yang sangat jauh ke sekolah dengan

menggunakan sepeda. Jarak rumah Lintang berada paling jauh

dibandingkan dengan anak yang lainnya tetapi dia selalu

sampai paling awal ke sekolah daripada siswa yang lainnya.

Penunjuk gaya bahasa alegori pada kutipan tersebut karena mempunyai

pertautan antara kata tak terawat, kotor, miskin, serta berbau hangus. Artinya

kondisi fisik seseorang tak menentukan kualiatas dari orang tersebut.

Penggambaran tersebut merupakan gambaran fisik Lintang walaupun ia terlihat

apa adanya tetapi ia memiliki kecerdasan yang luar biasa. Alegori adalah gaya

bahasa perbandingan yang bertautan satu dengan yang lainnya dalam kesatuan

yang utuh (Keraf, 2007:140).

Adapun konteks pragmatik dalam kalimat tersebut adalah Lintang

berpenampilan apa adanya, karena menurut dia ilmu pendidikan itu sangat

penting. Lintang merupakan siswa pintar yang sangat rajin ke sekolah

meskipun dia harus menempuh jarak yang sangat jauh ke sekolah dengan

menggunakan sepeda. Jarak rumah Lintang berada paling jauh dibandingkan

dengan anak yang lainnya tetapi dia selalu sampai paling awal ke sekolah

daripada siswa yang lainnya. Pragmatik pada hakikatnya adalah studi bahasa

dari pemakaiannya (language in use) (Levinson dalam Pranowo, 2014:137).

Dalam studi bahasa pragmatik melibatkan konteks yang dipakai oleh

penutur/penulis dengan tuturannya, bukan pada hubungan kalimat satu dengan

kalimat yang lainnya yang terlepas dari konteksnya.

Data F3. “Maka jika ditanyakan kepadanya bagaimana seekor

cacing melakukan hajat kecilnya, siap-siap saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

63

mendengarkan penjelasan yang rapi, kronologis,

terperinci, dan sangat cerdas mengenai cara kerja

rambut getar di dalam sel-sel api, lalu dengan santai

saja, seumpama seekor monyet sedang mencari kutu

di punggung pacarnya, ia akan membuat analogi

buang hajat cacing itu pada sistem ekskresin

protozoa dengan anatomi vakula kontraktil yang

rumit itu, bahkan jika tidak di stop, ia akan dengan

senang hati menjelaskan fungsi-fungsi korteks,

simpai bowman,medulla, lapisan malpigi, dan

dermis dalam sistem ekskresi manusia.”

Konteks : tuturan itu terjadi saat Lintang menjelaskan sesuatu

kepada teman-temannya dengan sangat detail sehingga mudah

dipahami oleh teman-temannya. Lintang juga bereksperimen

merumuskan metode jembatan keledai untuk hafalan pada

pelajaran-pelajaran yang dipelajarinya misalnya pelajaran

biologi. Ia menciptakan konfigurasi belajar metabolisme

dengan cara yang mudah dipahami.

Penunjuk gaya bahasa alegori pada kutipan tersebut karena mempunyai

pertautan antara penjelasan yang rapi, kronologis, terperinci, dan sangat cerdas.

Artinya Seseorang yang jika menjelaskan sesuatu kepada orang lain akan

menjelaskan dengan sangat jelas dan mudah dipahami oleh lawan bicaranya.

Kalimat tersebut menggambarkan cara Lintang menjelaskan sesuatu kepada

teman-temannya dengan penjelasan yang sangat jelas dan mudah dimengerti oleh

teman-temannya. Alegori adalah gaya bahasa perbandingan yang bertautan satu

dengan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh (Keraf, 2007:140).

Adapun konteks pragmatik dalam kalimat tersebut adalah jika salah satu dari

teman Lintang tidak memahami pembelajaran yang telah berlangsung dan

meminta kepadanya untuk dijelaskan ulang. Lintang akan dengan senang hati

membantu teman-temannya. Lintang menjelaskan sesuatu kepada teman-

temannya dengan sangat detail sehingga mudah dipahami oleh teman-temannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

64

Lintang juga bereksperimen merumuskan metode jembatan keledai untuk hafalan

pada pelajaran-pelajaran yang dipelajarinya misalnya pelajaran biologi. Ia

menciptakan konfigurasi belajar metabolisme dengan cara yang mudah dipahami.

Pragmatik pada hakikatnya adalah studi bahasa dari pemakaiannya (language in

use) (Levinson dalam Pranowo, 2014:137). Dalam studi bahasa pragmatik

melibatkan konteks yang dipakai oleh penutur/penulis dengan tuturannya, bukan

pada hubungan kalimat satu dengan kalimat yang lainnya yang terlepas dari

konteksnya.

Data F4. “ Aku terus menerus memanggil-manggil nama

Syahdan, tapi ia diam saja, kaku, tak bernyawa,

Syahdan telah mati.”

Konteks : tuturan itu terjadi saat Ikal dan teman-temannya

sedang bermain menggunakan pelepah. Puncak dari

permainan mereka adalah saat para penarik pelepah yang

bertenaga kuat berbelok mendadak serta dengan sengaja

menambah kekuatan tarikannya. Tarikan dan belokan

tersebut menyebabkan para penumpang terjatuh dari

pelepah. Saat Syahdan mengambil peran sebagai co-pilot

tiba-tiba Syahdan terjatuh tubuhnya terlentang, tergeletak

tak berdaya, air menggenangi sebagian tubuhnya di dalam

parit, dan dia tak bergerak.

Penunjuk gaya bahasa alegori pada kutipan tersebut karena mempunyai

pertautan antara diam, kaku, dan tidak bernyawa. kaku, tak bernyawa, telah mati

ketiga hal tersebut memiliki arti yang sama menandakan kalau Syahdan

meninggal, padahal Syahdan hanya berpura-pura untuk mengelabui teman-

temannya. Alegori adalah gaya bahasa perbandingan yang bertautan satu dengan

yang lainnya dalam kesatuan yang utuh (Keraf, 2007:140).

Adapun konteks pragmatik dalam kalimat tersebut adalah Ikal dan teman-

temannya sedang bermain menggunakan pelepah. Puncak dari permainan mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

65

adalah saat para penarik pelepah yang bertenaga kuat berbelok mendadak serta

dengan sengaja menambah kekuatan tarikannya. Tarikan dan belokan tersebut

menyebabkan para penumpang terjatuh dari pelepah. Saat Syahdan mengambil

peran sebagai co-pilot dan Ikal sebagai pilotnya tiba-tiba Syahdan terjatuh

tubuhnya terlentang, tergeletak tak berdaya, air menggenangi sebagian tubuhnya

di dalam parit, dan dia tak bergerak. Syahdan membuat semua temannya menjerit

takut, takut jika Syahdan benar-benar meninggal. Syahdan menahan napas selama

yang dia bisa demi mengelabui teman-temannya yang sudah panik melihatnya

terlentang tak berdaya. Werth (1999) telah mengembangkan sebuah konsep yang

sangat terinci dan akurat tentang konteks. Konteks di mana sebuah wacana

sementara topik dari teks adalah dunia teks. Teks ini memunculkan pengetahuan

dan menjadi landasan yang dipahami bersama, di mana ini didapatkan lewat

negosiasi antar partisipan, yang se kaligus juga memberikan makna terhadap

wacana yang sedang berlangsung. Werth memandang bahwa konteks adalah

sesuatu yang diciptakan secara dinamis dan bersama-sama oleh para peran dari

wacana. (ini berlaku baik untuk wacana tertulis maupun untuk wacana lisan).

4.2.2 Makna Pragmatik Gaya Bahasa

Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang memperlajari struktur bahasa

secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan dalam

komunikasi (Wijana, 1996:1). Yule (2006:3) menjelaskan bahwa pragmatik

adalah studi tentang maksud penutur. Maksud sama halnya dengan makna

pragmatis. Pragmatik melibatkan penafsiran tentang apa yang dimaksud orang di

dalam suatu konteks khusus dan bagaimana konteks itu berpengaruh terhadap apa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

66

yang dikatakan. Leech (2003:34) menyatakan bahwa maksud yaitu makna yang

dimaksudkan pesannya. Studi ini perlu melibatkan penafsiran tentang apa yang

dimaksudkan orang dalam suatu konteks khusus untuk memberi pengaruh

terhadap apa yang dikatakan orang tersebut. Diperlukan suatu pertimbangan

tentang bagaimana penutur mengatur apa yang ingin dikatakannya dan

disesuaikan dengan orang yang penutur ajak dibacara (mitra tutur), di mana,

kapan, dan dalam keadaan apa. Pragmatik merupakan studi makna kontekstual.

Makna gaya bahasa dalam penelitian ini akan diiterpretasikan oleh peneliti

berdasarkan penggunaan gaya bahasa jenis tertentu dalam kutipan novelnya.

Peneliti menemukan beberapa makna dari gaya bahasa yang digunakan dalam

novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Berikut ini akan dipaparkan makna

dari gaya bahasa tersebut.

4.2.2.1 Makna Pragmatik Menjelaskan Kepribadian Seseorang

Berikut akan dipaparkan analisis makna menjelaskan yang muncul dari

gaya bahasa dalam majas perbandingan pada novel Laskar Pelangi karya Andrea

Hirata: prespektif stilistika pragmatik. Berikut ini akan dipaparkan data tersebut.

Data 1. “Dibalik tubuhnya yang tak terawat, kotor, miskin,

serta berbau hangus, dia memiliki an absolutely

beautiful mind”

Konteks : tuturan itu terjadi karena Lintang merupakan siswa

pintar yang sangat rajin ke sekolah meskipun dia harus

menempuh jarak yang sangat jauh ke sekolah dengan

menggunakan sepeda. Jarak rumah Lintang berada paling jauh

dibandingkan dengan anak yang lainnya tetapi dia selalu

sampai paling awal ke sekolah daripada siswa yang lainnya.

Pada pernyataan di atas mengandung makna „menjelaskan‟. Hal ini terlihat

dari kata-kata yang digunakan Ikal (penutur) dalam menjelaskan sosok Lintang ,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

67

yaitu Dibalik tubuhnya yang tak terawat, kotor, miskin, serta berbau hangus, dia

memiliki an absolutely beautiful mind. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa

Lintang merupakan anak yang sangat pintar meskipun penampilannya terlihat

tidak terawat dan kotor. KBBI menjabarkan bahwa kata menjelaskan berarti

menerangkan secara jelas atau secara terang.

Data 2. “laki-laki cemara angin itu pontang-panting sederas

pelanduk untuk meminta bantuan orang-orang di kantor

desa. Lalu secepat kilap pula ia menyelinap ke dalam

rumah dan tiba-tiba sudah berada di depan Lintang.”

Konteks : tuturan itu terjadi saat Lintang sedang belajar dan

bertanya kepada ayahnya empat kali empat berapa, karena

ayahnya tidak tahu jawabannya maka saat Lintang lengah

ayahnya diam-diam pergi ke luar rumah dan meminta bantuan

kepada orang yang ada di kantor desa.

Pada pernyataan di atas mengandung makna „menjelaskan‟. Hal ini terlihat

dari kata-kata yang digunakan penulis, yaitu laki-laki cemara angin itu pontang-

panting sederas pelanduk untuk meminta bantuan orang-orang di kantor desa.

Lalu secepat kilap pula ia menyelinap ke dalam rumah dan tiba-tiba sudah

berada di depan Lintang. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa perjuangan

ayah Lintang dalam membantu anaknya belajar ia rela lari dengan sangat terburu-

buru meminta bantuan kepada orang-orang yang berada di kantor desa untuk

mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan Lintang kepadanya. Jadi,

makna di atas diketahui melalui tuturan yang disampaikan oleh penutur dengan

caranya dan ditafsirkan oleh pendengar atau pembaca.

Data 3. “Konon hanya mereka yang bertangan dingin, berhati

lembut putih bersih yang mampu membiakkannya,

ialah Bu Muslimah, guru kami.”

Konteks : tuturan itu terjadi saat Bu Muslimah mampu

mengembangbiakkan tanaman bunga stripped canna beauty.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

68

Stripped canna beauty merupakan tanaman yang emosional

sehingga menyiramnya harus hati-hati dan tidak semua orang

bisa menumbuhkannya. Orang-orang bertangan dinginlah yang

mampu menumbuhkan dan merawatnya.

Pada pernyataan di atas mengandung makna „menjelaskan‟. Hal ini terlihat

dari kata-kata yang digunakan penulis, yaitu Konon hanya mereka yang

bertangan dingin, berhati lembut putih bersih yang mampu membiakkannya, ialah

Bu Muslimah, guru kami. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa Bu Mus adalah

orang yang sabar dalam mendidik maupun merawat sesuatu serta teliti dan tekun

dalam mengerjakan sesuatu. Jadi, makna di atas diketahui melalui tuturan yang

disampaikan oleh penutur dengan caranya dan ditafsirkan oleh pendengar atau

pembaca.

Data 4. “Ia adalah kambing hitam tempat tumpahan semua

kesahalan, dia tak pernah sekalipun dimintai

pertimbangan jika Laskar Pelangi mengambil

keputusan, lalu dalam lomba apa pun dia selalu kalah.”

Konteks : tuturan itu terjadi karena setiap rencana maupun

keputusan yang diambil oleh tim laskar pelangi mereka tidak

pernah meminta pendapat dari Syahdan. Saat keputusan yang

mereka ambil adalah sebuah kesalahan maka Syahdan yang

akan menanggung setiap kesalahan tersebut padahal dia tidak

tahu apa-apa akan kesalahan itu.

Pada pernyataan di atas mengandung makna „menjelaskan‟. Hal ini terlihat

dari kata-kata yang digunakan penulis, yaitu Ia adalah kambing hitam tempat

tumpahan semua kesahalan. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa Syahdan

selalu disalahkan dalam setiap kejadian padahal ia tidak tahu apapun tentang hal

tersebut. Syahdan tidak diminta pendapat dan saran saat anak-anak yang lainnya

membuat suatu rencana tetapi jika renaca mereka mendapatkan masalah maka

Syahdanlah orangnya yang pasti akan langsung disalahkan. Jadi, makna di atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

69

diketahui melalui tuturan yang disampaikan oleh penutur dengan caranya dan

ditafsirkan oleh pendengar atau pembaca.

4.2.2.2 Makna Pragmatik Menggambarkan Karakter Seseorang

Berikut akan dipaparkan analisis makna menggambarkan yang muncul

dari gaya bahasa dalam majas perbandingan pada novel Laskar Pelangi karya

Andrea Hirata: prespektif stilistika pragmatik. Berikut ini akan dipaparkan data

tersebut.

Data 5. “Merekalah mentor, penjaga, sahabat pengajar, dan

guru spiritual.”

Konteks : tuturan itu terjadi saat para siswa SD

Muhammadiyah pertama kalinya belajar bersama dengan pak

Harfan dan Bu Mus di mana mereka diajari dengan sabar oleh

pak Harfan dan Bu Mus. Awal pendaftaran sekolah juga

mereka telah disambut hangat oleh senyum pak Harfan da Bu

Mus.

Dari pernyataan di atas terkandung makna „menggambarkan‟. Hal ini

terlihat dari kata-kata yang digunakan Ikal (penutur) dalam menggambarkan

sosok Bu Mus dan Pak Harfan dalam menjaga dan didik mereka, yaitu Merekalah

mentor, penjaga, sahabat pengajar, dan guru spiritual. Pernyataan tersebut

menggambarkan Bu Mus dan Pak Harfan yang penuh dengan keikhlasan dan

kesabaran dalam menjaga, mengajari dan mengasuh anak-anak Laskar Pelangi.

Data 6. “Maka jika ditanyakan kepadanya bagaimana seekor

cacing melakukan hajat kecilnya, siap-siap saja

mendengarkan penjelasan yang rapi, kronologis,

terperinci, dan sangat cerdas mengenai cara kerja

rambut getar di dalam sel-sel api, lalu dengan santai

saja, seumpama seekor monyet sedang mencari kutu

di punggung pacarnya, ia akan membuat analogi

buang hajat cacing itu pada sistem ekskresin protozoa

dengan anatomi vakula kontraktil yang rumit itu,

bahkan jika tidak di stop, ia akan dengan senang hati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

70

menjelaskan fungsi-fungsi korteks, simpai bowman,

medulla, lapisan malpigi, dan dermis dalam sistem

ekskresi manusia.”

Konteks : tuturan itu terjadi saat Lintang menjelaskan sesuatu

kepada teman-temannya dengan sangat detail sehingga mudah

dipahami oleh teman-temannya. Lintang juga bereksperimen

merumuskan metode jembatan keledai untuk hafalan pada

pelajaran-pelajaran yang dipelajarinya misalnya pelajaran

biologi. Ia menciptakan konfigurasi belajar metabolisme

dengan cara yang mudah dipahami.

Dari pernyataan di atas terkandung makna „menggambarkan‟. Hal ini

terlihat dari kata-kata yang digunakan Ikal (penutur) menggambarkan sosok

Lintang dalam memberi penjelasan kepada teman-temannya yaitu Maka jika

ditanyakan kepadanya bagaimana seekor cacing melakukan hajat kecilnya, siap-

siap saja mendengarkan penjelasan yang rapi, kronologis, terperinci. Pernyataan

tersebut menggambarkan Lintang yang jika menjelaskan seseuatu kepada teman-

temannya akan sangat jelas dan terperinci sehingga teman-temannya dapat dengan

mudah memahami apa yang telah disampaikan oleh Lintang. Jadi, makna di atas

diketahui melalui tuturan yang disampaikan oleh penutur dengan caranya dan

ditafsirkan oleh pendengar atau pembaca.

4.2.2.3 Makna Pragmatik Membandingkan

Berikut akan dipaparkan analisis makna membandingkan yang muncul

dari gaya bahasa dalam majas perbandingan pada novel Laskar Pelangi karya

Andrea Hirata: prespektif stilistika pragmatik. Berikut ini akan dipaparkan data

tersebut.

Data 7. “IBU Muslimah yang beberapa menit lalu sembap,

gelisah, dan coreng-moreng kini menjelma menjadi

sekuntum Crinum giganteum.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

71

Konteks : tuturan itu terjadi karena saat itu bu Muslimah

sangat cemas dan takut jika SD Muhammadiyah ditutup.

Seketika bu Mus menjadi tenang dan tidak takut lagi SD

Muhammadiyah akan ditutup karena jumlah siswanya sudah

mencapai 10 orang sesuai kesepakatannya dengan Dinas.

Dari pernyataan di atas terkandung makna „membandingkan‟. Hal ini

terlihat dari kata-kata yang digunakan Ikal (penutur) dalam membuat

perbandingan sosok Bu Muslimah, yaitu Ibu Muslimah yang beberapa menit lalu

sembap, gelisah, dan coreng-moreng kini menjelma menjadi sekuntum crinum

giganteuml. Pernyataan tersebut membandingkan perubahan sikap Bu Muslimah

hanya dalam beberapa menit saja. Perubahan sikap Bu Muslimah saat jumlah

siswa SD Muhammadiyah 9 orang terlihat sangat sembap , gelisah dan coreng-

moreng tetapi saat jumlah siswa sudah tergenapi 10 orang Bu Muslimah terlihat

bahagia dan berseri yang diibaratkan dengan bunga Crinum giganteum.

4.2.2.4 Maksud Menegaskan Suatu Kejadian

Berikut akan dipaparkan analisis makna menegaskan yang muncul dari

gaya bahasa dalam majas perbandingan pada novel Laskar Pelangi karya Andrea

Hirata: prespektif stilistika pragmatik. Berikut ini akan dipaparkan data tersebut.

Data 8. “ Aku terus menerus memanggil-manggil nama

Syahdan, tapi ia diam saja, kaku, tak bernyawa,

Syahdan telah mati.”

Konteks : tuturan itu terjadi saat Ikal dan teman-temannya

sedang bermain menggunakan pelepah. Puncak dari permainan

mereka adalah saat para penarik pelepah yang bertenaga kuat

berbelok mendadak serta dengan sengaja menambah kekuatan

tarikannya. Tarikan dan belokan tersebut menyebabkan para

penumpang terjatuh dari pelepah. Saat Syahdan mengambil

peran sebagai co-pilot tiba-tiba Syahdan terjatuh tubuhnya

terlentang, tergeletak tak berdaya, air menggenangi sebagian

tubuhnya di dalam parit, dan dia tak bergerak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

72

Dari pernyataan di atas terkandung makna „menegaskan‟. Hal ini terlihat

dari kata-kata yang digunakan Ikal (penutur) dalam menegaskan keadaan Syahdan

setelah terjatuh, yaitu Aku terus menerus memanggil-manggil nama Syahdan, tapi

ia diam saja, kaku, tak bernyawa, Syahdan telah mati. Pernyataan tersebut

menegaskan bahwa tubuh Syahdan kaku dan tidak memberi respon apapun saat

teman-temannya memanggil-manggil namanya dengan panik dan penuh rasa

takut.

Data 9. “Sekarang sudah hampir tengah hari, udara semakin

panas. Berada di toko ini serasa direbus dalam panci

sayur lodeh yang mendidih.”

Konteks : tuturan itu terjadi karena kapur tulis di SD

Muhammadiyah telah habis dan Ikal ditugaskan untuk

mengambil kapur tulis tersebut ke toko Sinar Harapan. Saat itu

sudah hampir tengah hari di mana kondisi kondisi toko juga

dipenuhi dengan berbagai macam barang-barang membuat

toko terasa semakin sempit dan membuat suasana semakin

panas.

Dari pernyataan di atas terkandung makna „menegaskan‟. Hal ini terlihat

dari kata-kata yang digunakan Ikal (penutur) menegaskan keadaan cuaca pada saat

itu yaitu udara semakin panas berada di toko ini serasa direbus dalam panci

sayur lodeh yang mendidih. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa pada saat itu

sudah tengah hari, cucaa sangat panas terik. Toko Sinar Harapan menjadi terasa

lebih panas karena barang-barang yang menumpuk dan membuat udara semakin

sedikit memasuki ruangan tersebut. Jadi, makna di atas diketahui melalui tuturan

yang disampaikan oleh penutur dengan caranya dan ditafsirkan oleh pendengar

atau pembaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

73

4.2.2.5 Makna Pragmatik Menunjukkan Keadaan Para Pekerja

Berikut akan dipaparkan analisis makna menunjukkan yang muncul dari

gaya bahasa dalam majas perbandingan pada novel Laskar Pelangi karya Andrea

Hirata: prespektif stilistika pragmatik. Berikut ini akan dipaparkan data tersebut.

Data 10. “Lapar membuat mereka tampak seperti semut-semut

hitam yang sarangnya terbakar, lebih tergesa dibanding

waktu berangkat pagi tadi.”

Konteks : tuturan itu terjadi saat jam 12 siang yang di mana

merupakan jam istirahat para karyawan dari PN. Para

karyawan menyempatkan waktu istirahat tersebut untuk

kembali ke rumah mereka masing-masing makan siang

bersama keluarga, maka dengan cepat mereka berjalan

memenuhi jalanan.

Dari pernyataan di atas terkandung makna „menunjukkan‟. Hal ini terlihat

dari kata-kata yang digunakan Ikal (penutur) dalam menunjukkan sikap dari

karyawan PN, yaitu lebih tergesa dibanding waktu berangkat pagi tadi.

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa karyawan PN berangkat pada pagi hari

akan terlihat lebih santai, sedangkan pada saat jam istirahat kerja mereka dengan

sangat terburu-buru untuk pulang ke rumah untuk makan siang. Dalam KBBI

menjabarkan bahwa kata “menunjukkan” adalah memperlihatkan, ,menyatakan,

dan menerangkan sesuatu.

4.3 Pembahasan

Pada subbab ini, peneliti akan menjelaskan temuan data-data hasil

penelitian yang secara keseluruhan diambil dari proses analisis data sebelumnya.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gaya bahasa dalam majas

perbandingan berdasarkan konteks dan makna pragmatik yang terdapat dalam

novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata perspektif stilistika pragmatik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

74

Berdasarkan hasil analisis, ditemukan beberapa jenis gaya bahasa dalam majas

perbandingan yang terdapat pada novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.

Secara keseluruhan gaya bahasa dalam majas perbandingan berdasarkan konteks

dalam pragmatik terdapat beberapa kalimat dalam penelitian ini. Rincian jenis

gaya bahasa tersebut sebagai berikut. (1) gaya bahasa alegori, (2) gaya bahasa

hiperbola, (3) gaya bahasa metafora, (4) gaya bahasa metonimia, (5) gaya bahasa

simile, (6) gaya bahasa personifikasi, (7) gaya bahasa perumpamaan.

Tuturan dalam novel dominan menggunakan gaya bahasa perumpamaan,

disebabkan karena gaya bahasa perumpamaan merupakan perbandingan yang

pada hakikatnya membandingkan dua hal yang berlainan dan yang dengan sengaja

kita anggap sama. Dengan menggunakan gaya bahasa perumpamaan penutur

dapat menyampaikan sesuatu dengan cara yang lebih halus maupun lebih kasar

dengan pengibaratan. Peneliti juga menemukan gaya bahasa hiperbola yang

merupakan semacam gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang

berlebihan dengan membesar-besarkan suatu hal. Hal tersebut bertujuan untuk

menarik perhatian para pembaca.

Penelitian ini juga meneliti makna yang muncul dari pemanfaatan gaya

bahasa dan menemukan beberapa makna yang muncul dari penggunaan gaya

bahasa berdasarkan konteks dalam kutipan yang terdapat dalam novel Laskar

Pelangi karya Andrea Hirata. Makna yang ditemukan sebagai berikut. (1) Makna

pragmatik „menjelaskan kepribadian seseorang‟, (2) Makna pragmatik

„menggambarkan karakter seseorang‟, (3) Makna pragmatik „membandingkan‟,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

75

(4) Makna pragmatik „menegaskan suatu kejadian‟, (5) Makna pragmatik

„menunjukkan keadaan para pekerja‟.

Makna yang paling banyak ditemukan adalah makna pragmatik

menjelaskan kepribadian seseorang. Hal ini dapat dilihat dari Novel Laskar

Pelangi karya Andrea Hirata tersebut banyak menjelaskan tentang bagaimana

seseorang bersikap, berperilaku dan diperlakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan

bagaimana gaya bahasa dalam majas perbandingan pada novel Laskar Pelangi

karya Andrea Hirata. Berikut ini disimpulkan gaya bahasa dan makna berdasarkan

konteks dalam pragmatik yang terdapat pada novel Laskar Pelangi karya Andrea

Hirata.

Kalimat yang mengandung gaya bahasa berdasarkan konteks dalam

pragmatik terdapat beberapa kalimat dalam penelitian ini. Rincian jenis gaya

bahasa tersebut sebagai berikut. (1) gaya bahasa alegori, (2) gaya bahasa

hiperbola, (3) gaya bahasa metafora, (4) gaya bahasa metonimia, (5) gaya bahasa

simile, (6) gaya bahasa personifikasi, (7) gaya bahasa perumpamaan. Penelitian

ini juga meneliti makna yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa dan

menemukan beberapa makna yang muncul dari penggunaan gaya bahasa

berdasarkan konteks dalam kutipan yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi

karya Andrea Hirata. Makna yang ditemukan sebagai berikut. (1) Makna

pragmatik „menjelaskan kepribadian seseorang‟, (2) Makna pragmatik

„menggambarkan karakter seseorang‟, (3) Makna pragmatik „membandingkan‟,

(4) Makna pragmatik „menegaskan suatu kejadian‟, (5) Makna pragmatik

„menunjukkan keadaan para pekerja‟.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

77

5.2 SARAN

Sehubungan dengan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, peneliti

memberikan saran mengenai penelitian sejenis. Berikut akan dipaparkan saran

dari peneliti.

1. Hasil penelitian tentang gaya bahasa dalam majas perbandingan pada

novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata ini dapat dijadikan salah satu

sumber pembaca dalam menganalisis hal yang berkaitan dengan

penelitiannya.

2. Penelitian ini membahas tentang gaya bahasa pada novel Laskar Pelangi,

peneliti ini mengkaji gaya bahasa berdasarkan konteks dalam pragmatik.

Diharapkan bagi peneliti yang akan meneliti terkait dengan novel Laskar

Pelangi agar dapat mengidentifikasi dengan lebih akurat dan dapat lebih

dikembangkan lagi.

3. Bagi penelitian lain, penelitian tentang penggunaan ilmu kebahasaan

dalam suatu karya sastra lebih dikembangkan lagi. Diharapkan penelitian

terhadap karya sastra akan lebih bervariasi dengan memperhatikan

berbagai aspek ilmu kebahasaan seperti pragmatik, semantik,

sosiolinguistik dll.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

78

KAJIAN PUSTAKA

Black, Elisabeth. 2011. Stlistika Pragmatik. Yogyakarta:Pustaka Belajar.

Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta:

Rineka Cipta.

Hanesti, Martha Ria. 2014. Analisis Kesopanan dan Ketidaksopanan

Level Narator dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk (Catatan

Buat Emak) Karya Ahmad Tohari (Sebuah Kajian Stilistika

Pragmatik). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan:

Universitas Sanata Dharma.

Hermawan, Ade Henta. 2014. Kajian Parodi dalam Novel Trilogi

Ronggeng Dukuh Paruk Buku ke ll (Lintang Kemukus Dini

Hari) Karya Ahmad Tohari (Suatu Tinjauan Stilistika

Pragmatik). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan:

Universitas Sanata Dharma.

Hirata, Andrea. 2017. Laskar Pelangi. Yogyakarta: Bentang

Keraf, Gorys. 2007. Diksi dan Gaya Bahasa: Komposisi Lanjutan 1.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kunjana dkk. 2016. Pragmatik Fenomena Ketidaksantunan Berbahasa.

Jakarta:Erlangga

Mahsun. 2014. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode

dan Tekniknya. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Prastowo, Andi. 2016. Memahami Metode-Metode Penelitian Suatu

Tinjauan Teoritis dan Praktis. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Purwo, Bambang Kaswanti. 1990. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa:

Menyibak Kurikulum 1984. Yogyakarta: Kanisius

Putrayasa, Ida Bagus. 2014. Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rahardi, Kunjana. 2009. Sosiopragmatik. Yogyakarta:Erlangga.

Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Stilistika: Kajian Puitika, Bahasa, Sastra,

dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa.

Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

79

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Gaya Bahasa. Angkasa.

Bandung.

Wicaksono, Andri. 2014. Catatan Ringkas Stilistika. Garudhawaca.

Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

80

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

80

DATA PENELITIAN

GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA:

PERSPEKTIF STILISTIKA PRAGMATIK

Oleh: Meylina Br Barus (151224088)

Pembimbing Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum

Petunjuk trianggulasi

1. Trianggulator diminta untuk memberi tanda (V) pada kolom ya atau tidak untuk menggambarkan penilaian anda.

2. Kemudian trianggulator diminta untuk memberi catatan pada kolom komentar untuk membantu kebenaran dari hasil analisis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

81

No. Data Konteks Wujud Gaya Bahasa

Makna Gaya Bahasa Setuju Komentar

Ya Tidak

1. “Merekalah mentor, penjaga,

sahabat pengajar, dan guru

spiritual.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 32.

Penutur: seorang anak

laki-laki berusia 6 tahun

Tempat: di sekolah

Tujuan tuturan: penutur

ingin menjelaskan

peran gurunya di

sekolah.

Tuturan sebagai produk

tindak verbal: penutur

ingin memperlihatkan

sosok gurunya di

sekolah.

Alegori

Keterangan: termasuk

dalam gaya bahasa

alegori karena

mempunyai pertauatan

antara kata mentor,

penjaga, sahabat,

pengajar, dan guru

spiritual.

Makna: kesabaran

Keterangan: Seseorang

yang sabar dalam

mendidik dan menjaga

orang lain.

Kata mereka

dimaksudkan di sini

adalah Pak Harfan dan

Bu Mus yang penuh

dengan keikhlasan dan

kesabaran dalam

mengasuh sepuluh

anggota Laskar

Pelangi.

2. “Di balik tubuhnya yang tak

terawat, kotor, miskin, serta

berbau hangus, dia memiliki

an absolutely beautiful

mind.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 109.

Penutur: seorang anak

lelaki yang berusia 6

tahun.

Tujuan tuturan: penutur

ingin menjelaskan

keadaan dan

kemampuan dari

temannya.

Alegori

Keterangan: termasuk

dalam gaya bahasa

alegori karena

mempunyai pertautan

antara kata tak

terawat, kotor, miskin,

serta berbau hangus.

Makna: jangan

memandang seseorang

dari fisiknya.

Keterangan: kondisi

fisik seseorang tak

menentukan kualiatas

dari orang tersebut.

Penggambaran tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

82

Tuturan sebagai produk

tindak verbal: penutur

ingin memperlihatkan

keadaan dari temannya.

merupakan gambaran

fisik Lintang walaupun

ia terlihat apa adanya

tetapi ia memiliki

kecerdasan yang luar

biasa.

3. “Maka jika ditanyakan

kepadanya bagaimana

seekor cacing melakukan

hajat kecilnya, siap-siap saja

mendengarkan penjelasan

yang rapi, kronologis,

terperinci, dan sangat cerdas

mengenai cara kerja rambut

getar di dalam sel-sel api,

lalu dengan santai saja,

seumpama seekor monyet

sedang mencari kutu di

punggung pacarnya, ia akan

membuat analogi buang

hajat cacing itu pada sistem

ekskresin protozoa dengan

anatomi vakula kontraktil

yang rumit itu, bahkan jika

tidak di stop, ia akan dengan

senang hati menjelaskan

fungsi-fungsi korteks,

simpai bowman,medulla,

Penutur: seorang anak

yang bernama Ikal

Tujuan tuturan: penutur

ingin

menggambarkankan

bagaimana cara

temannya yang

bernama Lintang jika

menjelaskan sesuatu

kepada mereka.

Tuturan sebagai bentuk

tindakan: penutur

mendeskrisikan setiap

detail cara temannya

yang bernama Lintang

dalam menjelaskan

sesuatu.

Alegori

Keterangan: termasuk

gaya bahasa alegori

karena mempunyai

pertautan antara

penjelasan yang rapi,

kronologis, terperinci,

dan sangat cerdas.

Makna: kepintaran

Keterangan: Seseorang

yang jika menjelaskan

sesuatu kepada orang

lain akan menjelaskan

dengan sangat jelas dan

mudah dipahami oleh

lawan bicaranya.

Kalimat tersebut

menggambarkan cara

Lintang menjelaskan

sesuatu kepada teman-

temannya dengan

penjelasan yang sangat

jelas dan mudah

dimengerti oleh teman-

temannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

83

lapisan malpigi, dan dermis

dalam sistem ekskresi

manusia.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 120 dan 121.

4. “ Aku terus menerus

memanggil-manggil nama

Syahdan, tapi ia diam saja,

kaku, tak bernyawa,

Syahdan telah mati.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 174.

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal

Tujuan tuturan: penutur

ingin memastikan

keadaan dari temannya

yang bernama Syahdan

Tuturan sebagai bentuk

tindakan: penutur

memanggil temannya

dan berusaha

memastikan keadaan

temanya yang bernama

Syahdan.

Alegori

Keterangan: termasuk

gaya bahasa alegori

karena mempunyai

pertautan antara diam,

kaku, dan tidak

bernyawa.

Makna: kebohongan

Keterangan: kaku, tak

bernyawa, telah mati

ketiga hal tersebut

memiliki arti yang

sama menandakan

kalau Syahdan

meninggal, padahal

Syahdan hanya

berpura-pura untuk

mengelabui teman-

temannya.

5. “Aku terpana dan merasa

seperti melayang, mati suri

dan mau pingsan dalam

ekstase.”

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal

Tujuan tuturan: penutur

ingin memberi

Alegori

Keterangan: termasuk

gaya bahasa alegori

karena mempunyai

Makna: perasaan

Keterangan:perasaan

seakan-akan mati suri,

melayang dan mau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

84

Novel Laskar Pelangi

halaman 209.

gambaran suasana

perasaan yang sedang

dia rasakan.

Tuturan sebagai bentuk

tindakan:penutur ingin

mendeskrisikan suasana

setelah pertemuannya

dengan A Ling di toko

Sinar Harapan.

pertautan antara

melayang, mati suri,

dan pingsan yang di

alami oleh Ikal.

pingsan hal tersebut

dialami Ikal saat ia

bertatapan mata

langsung dengan A

Ling gadis misterius

yang sebelumnya tak

pernah dilihatnya.

6. “Aku limbung, kepalaku

pening, dan pandangan

mataku berkunang-kunang

karena syok berat”

Novel Laskar Pelangi

halaman 211

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal.

Tujuan tuturan: penutur

ingin memberi

gambaran suasana

perasaan yang sedang

dia rasakan

Alegori

Keterangan: termasuk

gaya bahasa alegori

karena mempunyai

pertautan antara

limbung, kepala

pening, dan

pandangan mata

berkunang-kunang.

Makna: terkejut

Keterangan: Ikal

dikejutkan dengan

suara keras bantingan

pintu dan menyadari

dia telah jatuh cinta

kemudian dia merasa

seperti kurang sehat

kepalanya pening dan

pandangannya

berkunang-kunang.

7. “Ada rasa kemurtadan,

pengkhianatan, dan

pembangkangan pada

Tuhan.”

Novel Laskar Pelangi

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal.

Tujuan tuturan: penutur

ingin memperlihatkan

adanya perubahan

Alegori

Keterangan: termasuk

gaya bahasa alegori

karena mempunya

pertautan antara

Makna: kepercayaan

Keterangan: hal

tersebut menandakan

bahwa anggota

Societeit de Limpai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

85

halaman 414 kemurtadan,

pengkhianatan, dan

pembangkangan

telah musrik, karesna

mempunyai

kepercayaan selain

memercayai Tuhan.

8. “Sekarang sudah hampir

tengah hari, udara semakin

panas. Berada di toko ini

serasa direbus dalam panci

sayur lodeh yang mendidih.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 207.

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal.

Tujuan tuturan: penutur

ingin memberitahukan

keadaan dalam toko

tersebut.

Tempat: toko sinar

harapan

Suasana: panas terik

Hiperbola

Keterangan: termasuk

gaya bahasa hiperbola

karena menggunakan

kata serasa direbus

dalam panci sayur

lodeh

Makna: keadaan cuaca

Keterangan:

penggunaan kata udara

semakin panas, berada

di toko ini serasa

direbus dalam panci

sayur lodeh

menunjukkan bahwa

suasana di sana sangat

panas terik.

9. “ Mata kami bertatapan

dengan perasaan yang tak

dapat dilukiskan dengan

kata-kata.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 209.

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal.

Tujuan tuturan: penutur

ingin menggambarkan

suasana pertemuannya

dengan A Ling yang

merupakan anak dari

pemilik toko

Hiperbola

Keterangan: termasuk

gaya bahasa hiperbola

krena menggunakan

kata yang tak dapat

dilukiskan dengan

kata-kata

Makna: perasaan

Keterangan:saat mata

Ikal dan A Ling

bertatapan dan tidak

ada kata yang bisa

diucapkan oleh mereka

karena perasaan yang

tidak menentu.

10. “Ia tak peduli dengan kapur-

kapur itu dan tak peduli

padaku yang masih hilang

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal.

Hiperbola

Keterangan: termasuk

Makna: perasaan

bahagia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

86

dalam waktu dan tempat.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 211.

Tujuan tuturan: penutur

ingin menyampaikan

keadaan yang sedang ia

rasakan setelah bertemu

dengan A Ling yang

merupakan anak dari

pemilik toko

gaya bahasa hiperbola

karena menggunakan

kata hilang dalam

waktu dan tempat

Keterangan: ikal yang

awalnya merasa toko

itu panas setelah

bertemu dengan A Ling

dia sudah tidak peduli

dengan kapur tulis itu

dan merasa toko itu

menjadi indah, harum

dan pemilik toko

menjadi ramah

padanya

11. “Aku berbalik meninggalkan

toko dan merasa kehilangan

seluruh bobot tubuh dan

beban hidupku.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 212

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal.

Hiperbola

Keterangan: termasuk

gaya bahasa hiperbola

karena menggunakan

kata merasa

kehilangan seluruh

bobot tubuh dan beban

hidupku

Makna: kebahagiaan

Keterangan: Ikal

merasa badannya

sangat ringan dan

seperti tidak memiliki

masalah dalam

kehidupan, ia sangat

bahagia, bahagia yang

belum ia pernah

rasakan.

12. “Aku kembali melayang

menembus bintang

gemerlapan menari-nari di

atas awan, menyayikan lagu

nostalgia “have l told you

lately that i love you.”

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal.

Tujuan tuturan: penutur

ingin memberi

gambaran saat

Hiperbola

Keterangan: termasuk

gaya bahasa hiperbola

karena menggunakan

kata melayang

Makna: perasaan

seseorang

Keterangan: Ikal

merasa saat dia

menyanyikan lagu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

87

Novel laskar pelangi

halaman 213.

seseorang sedang

bahagia

Konteks: saat Ikal

pertama kalinya jatuh

cinta

menembus bintang

gemerlapan menari-

nari di atas awan.

“have i told you lately

that i love you” seperti

melayang di udara

karena dia merasa

sangat bahagia

13. “Dan rinduku terlanjur

berdarah-darah”

Novel Laskar Pelangi

halaman 265.

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal.

Konteks: saat Ikal

merasakan rindu

Tujuan tuturan: penutur

ingin memberi

gambaran perasaan Ikal

saat merasakan rindu

Hiperbola

Keterangan: termasuk

gaya bahasa hiperbola

karena menggunakan

kata rinduku terlanjur

berdarah-darah

Rinduku berdarah-

darah mempunyai

kesan jika Ikal

memendam rasa rindu

yang sangat berat

kepada A Ling.

14. “ Matanya sayu tapi

meradang, seperti telah

mengalami cobaan hidup

yang mahadahsyat.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 20.

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal

Tujuan tuturan: penutur

ingin menjelaskan

sebuah poster Rhoma

Irama.

Tuturan sebagai produk

tindak verbal: penutur

ingin mendeskripsikan

poster Rhoma Irama

Hiperbola

Keterangan: termasuk

gaya bahasa hiperbola

karena kata meradang

hanya

menggambarkan

keadaan mata dan kata

mahadahsyat

menggambarkan

sesuatu yang luar

biasa atau dilebih-

Makna: perjalanan

hidup

Keterangan: poster

Rhoma Irama yang

menempel di dinding

papan seakan-akan

menggambarkan

sebuah perjalanan

kehidupan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

88

yang di tempelkan pada

bagian yang bolong di

dinding papan.

lebihkan.

15. “ Kami ternganga karena

suara Pak Harfan yang berat

menggetarkan benang-

benang halus dalam kalbu

kami.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 22 dan 23.

Penutur: seorang anak

laki-laki yang bernama

Ikal.

Tujuan tuturan: penutur

ingin menunjukkan rasa

bangga pada pak

Harfan dengan

pengajaran yang dia

berikan.

Tuturan sebagai suatu

tindakan: penutur ingin

memberi gambaran saat

pak Harfan melakukan

pembelajaran yang

mampu membuat para

siswa bangga dan

memaknai setiap kata

dari pak Harfan.

Hiperbola

Keterangan: termasuk

gaya bahasa hiperbola

karena menggunakan

kata suara yang

menggetarkan benang-

benang kalbu

seseorang, seakan-

akan suara memiliki

kekuatan untuk

menggetarkan.

Makna: kekaguman

Keterangan: suara Pak

Harfan yang berat telah

mampu menggetarkan

hati murid-muridnya.

pak Harfan berhasil

membuat murid-

muridnya kagum atas

ceritanya

16. “ Laki-laki cemara angin itu

berlari pontang-panting

sederas pelanduk untuk

minta bantuan orang-orang

di kantor desa. Lalu secepat

Penutur: seorang anak

laki-laki yang bernama

Ikal.

Tujuan tuturan: penutur

Hiperbola

Keterangan: termasuk

gaya bahasa hiperbola

karena kata berlari

Makna: tergesa-gesa

Keterangan: berlari

potang-panting kalimat

tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

89

kilat pula ia menyelinap ke

dalam rumah dan tiba-tiba

sudah berbeda di depan

Lintang.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 96.

ingin mengutarakan

ayah Lintang berlari

dengan sangat terburu-

buru

Tuturan sebagai suatu

tindakan: penutur ingin

menggambarkan bahwa

ayah Lintang berlari

dengan sangat cepat

untuk pergi ke kantor

desa.

pontang-panting

sederas pelanduk

merupakan kata yang

dilebih-lebihkan.

menggambarkan bahwa

ayah Lintang berlari

dengan sangat cepat

dan kata secepat kilat

juga merupakan kata

yang dilebih-lebihkan

karena kata kilat han ya

terlihat dalam waktu

yang singkat.

17. “IBU Muslimah yang

beberapa menit lalu sembap,

gelisah, dan coreng-moreng

kini menjelma menjadi

sekuntum Crinum

giganteum.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 9.

Penutur: seorang anak

laki-laki yang bernama

Ikal.

Tujuan tuturan: penutur

ingin memperlihatkan

perubahan sikap dari

IBU Muslimah.

Tuturan sebagai suatu

tindakan: penutur

menggambarkan

keadaan awal Bu

Muslimah yang gelisah

karena kecemasan

terhapad sekolah yang

Metafora

Keterangan: termasuk

gaya bahasa metafora

karena

membandingkan Bu

Mus dengan Crinum

gigateum.

Makna: perubahan

sikap

Keterangan: Bu Mus

yag sebelumnya sangat

cemas namun berubah

menjadi bunga crinum

giganteum yaitu bunga

yang memancarkan

keindahan, sebelum

siswa genap berjumlah

sepuluh orang Bu Mus

sangat cemas, namun

dengan kedatangan

Harun sekolah

Muhammadiyah tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

90

harus ditutup hanya

karena kekurangan 1

oarng siswa, kemudia

berubah menjadi ceria

dan berseri saat seorang

siswa datang dan

menjadi penyelamat

sekolah tersebut tidak

jadi tutup.

jadi ditutup. Bu Mus

yang awalnya cemas

kini menjadi ceria.

18. “Konon hanya mereka yang

bertangan dingin, berhati

lembut putih bersih yang

mampu membiakkannya,

ialah Bu Muslimah, guru

kami.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 193.

Penutur: seorang anak

laki-laki yang bernama

Ikal.

Tujuan tuturan: penutur

ingin menyampaikan

sikap dari seorang guru

yang mereka panggil

Bu Muslimah

Tuturan sebagai suatu

tindakan: penutur

menggambarkan sosok

seorang Bu Mus.

Metafora

Keterangan: termasuk

gaya bahasa metafora

karena

membandingkan Bu

Mus dengan tangan

dingin.

Makna: ketelitian

Keterangan: Bu Mus

dikenal sebagai guru

yang bertangan dingin,

yaitu beliau sangat

teliti dalam merawat

tanaman dan tanaman

yang ditanamnya selalu

tumbuh dengan subur.

19. “Mahar tetap sedingin es,

eskpresinya datar.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 193.

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal.

Tujuan tuturan: penutur

ingin memberi

Metafora

Keterangan: termasuk

gaya bahasa metafora

karena

Makna: sikap dan

prilaku

Keterangan: Mahar

berekspresi sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

91

gambaran bagaimana

Mahar menanggapi

sebuah pernyataan.

Konteks: saat Mahar

dan teman-temannya

pergi ke rumah Tuk

Bayan Tula

Tempat: di rumah Tuk

Bayan Tula

membandingkan

eskpresi Mahar

dengan dinginnya es

datar dan dingin,

sikapnya tersebut

terjadi ketika semua

orang tidak

mempercayai pesan

Tuk Bayan Tula

sedangkan ia percaya

bahwa pesan Tuk

benar. Ekspresinya

datar dan ia hanya

diam ketika orang

mulai merendahkannya

20. “ Itulah panggilan untuk

Bang Arsyad orang Melayu,

tangan kanan A Miauw sang

juragan toko Sinar

Harapan.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 200

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal.

Tujuan tuturan: penutur

ingin memberi

gambaran bagaimana

cara kerja Bang Arsyad

di toko Sinar Harapan

Konteks: saat Bang

Arsyad mampu menjadi

kepercayaan A Miauw

Tempat: di Toko Sinar

Harapan

Metafora

Keterangan: termasuk

gaya bahasa metafora

karena

membandingkan Bang

Arsyad dengan tangan

kanan.

Makna: kepercayaan

Keterangan: karena

kata tangan kanan

merupakan penanda

kepercayaan seseorang

terhadap orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

92

21. “Ia adalah kambing hitam

tempat tumpahan semua

kesahalan, dia tak pernah

sekalipun dimintai

pertimbangan jika Laskar

Pelangi mengambil

keputusan, lalu dalam lomba

apa pun dia selalu kalah.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 477.

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal.

Konteks: saat Syahdan

menjadi pelampiasan

dari kelakuan teman-

temannya

Tujuan tuturan: penutur

ingin memberikan

gambaran bagaimana

cara teman-temannya

memperlakukan

Syahdan

Metafora

Keterangan: termasuk

gaya bahasa metafora

karena

membandingkan

sosok ia (Syahdan)

dengan kambing

hitam.

kata kambing hitam

merupakan ungkapan

orang yang selalu

disalahkan sedangkan

dia tidak mengerti hal

itu.

22. “Pada pil itu ada tulisan

besar APC.”

Novel Laskar Pelangi 18.

Penutur: seorang anak

laki-laki yang bernama

Ikal.

Tujuan tuturan: pnutur

ingin menyampaikan

jenis obat yang sering

mereka konsumsi saat

sakit.

Tuturan sebagai produk

tindak verbal: karena

penutur menyebutkan

hal yang dapat dilihat

secara jelas bentuknya

Metonimia

Keterangan:

Termasuk gaya bahasa

metonimia karena

menggunakan kata

APC dipakai untuk

mengganti atribut

objek yaitu obat

Makna: obat

Keterangan: pil yang

bertuliskan APC yaitu

obat yang bisa

menyembuhkan

berbagai macam

penyakit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

93

seperti apa.

23. “Ia bercelana jeans, kaos

oblong, dan membuang

anting-anting yang dibelikan

ibunya.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 48.

Penutur: seorang anak

laki-laki yang bernama

Ikal.

Tujuan tuturan: penutur

ingin menggambarkan

penampilan fisik

temannya

Tuturan sebagai produk

tindak verbal: penutur

ingin mendeskrispikan

penampilan dari

temannya.

Metonimia

Keterangan: termasuk

gaya bahasa

metonimia karena

menggunakan kata

jeans yang dipakai

untuk mengganti

atribut objek yaitu

celana

Makna: penampilan

Keterangan: Ia

menggunakan celana

yang biasanya

digunakan anak laki-

laki, karena pada

umumnya anak

perempuan

menggunakan rok. Ia di

atas menggambarkan

tokoh Flo yang sangat

tomboy karena

memiliki beberapa

kakak laki-laki, ia satu-

satunya anak

perempuan.

24.. “Kosen pintu itu miring

karena seluruh bangunan

sekolah sudah doyong

seolah akan roboh.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 1.

Penutur: seorang anak

laki-laki yang bernama

Ikal

Tujuan tuturan: penutur

ingin memperlihatkan

gambaran keadaan

sekolah tempat mereka

akan belajar.

Simile

Keterangan: termasuk

gaya bahasa simile

karena menggunakan

kata seolah

Makna: bangunan tua

Keterangan: bangunan

sekolah sudah goyang

seperti akan roboh

yang menggambarkan

keadaan sekolah yang

memperihatikan karena

bangunnya sudah tidak

berdiri tegak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

94

Tuturan sebagai bentuk

tindakan: penutur ingin

memberi gambaran

suasana sekolah dan

bangunan yang akan

mereka gunakan selama

belajar dan bersekolah

di SD Muhammadiyah.

Bangunan tua sekolah

yang terbuat dari kayu,

kayu sudah mulai

rapuh, kosen pintu

miring dan bagunan

yang seakan-akan saat

datang angin akan

segera roboh.

25. “ Ketika aku menyusul

Lintang ke dalam kelas, ia

menyalamiku dengan kuat

seperti pegangan tangan

calon mertua yang menerima

pinangan.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 12.

Penutur: seorang anak

laki-laki yang bernama

Ikal.

Tujuan tuturan: penutur

ingin memperlihatkan

awal perkenalannya

dengan Lintang

Tuturan sebagai bentuk

tindakan: penutur ingin

menggambarkan

Simile

Keterangan: termasuk

gaya bahasa simile

karena menggunakan

kata seperti dan

menganggap Lintang

menyalaminya

layaknya seorang

mertua

Makna: kebahagiaan

Keterangan: Lintang

menyalami seperti

pegangan tangan calon

mertua yang

menggambarkan bahwa

Lintang memiliki nilai

persaudaraan yang

tinggi. Lintang sangat

bahagia karena bisa

sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

95

bagaimana ia pertama

kali berkenalan dengan

Lintang dan kesan

pertama yang dia

dapatkan di awal

perkenalan itu.

26. “Anak ini berbau hangus

seperti karet terbakar.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 10

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal

Tujuan tuturan: penutur

ingin menyampaikan

keadaan dari temannya

yang bernama Lintang.

Tuturan sebagai bentuk

tindakan: penutur ingin

memberi gammbaran

tentang temannya yang

harus menempuh jarak

yang jauh dengan

mengayuh sepeda di

bawah trik sinar

matahari sehingga

membuat dia berbau

seperti karet terbakar.

Simile

Keterangan: termasuk

gaya bahasa simile

karena menggunakan

kata seperti dan

menganggap aroma

tubuh Lintang sama

dengan karet terbakar.

Makna: perjuangan

Keterangan: Lintang

yang harus mengayuh

sepeda di bawah trik

sinar matahari menjadi

bau hangus seperti

karet terbakar.

27. “Di bangku itu ia seumpama

balita yang dinaikkan ke atas

tank, girang tak alang

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal

Simile

Keterangan: termasuk

Makna: kebahagiaan

Keterangan: ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

96

kepalang, tak mau turun

lagi.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 10.

Tujuan penutur: penutur

ingin memperlihatkan

kebahagiaan yang

dirasakan oleh

temannya.

Tuturan sebagai bentuk

tindakan: penutur ingin

menggambarkan

suasana saat pertama

kali masuk sekolah SD

dan bertemu dengan

seorang anak yang

bernama Lintang.

Lintang terlihat sangat

bahagia saat bisa

bersekolah dan tak

ingin jika sekolah itu

harus tutup karena

kekurangan 1 orang

murid.

gaya bahasa simile

karena menggunakan

kata seumpama

Lintang duduk di

bangku kelas ia tampak

sangat bahagia

bagaikan anak balita

yang dinaikkan ke atas

tank sangat senang dan

tak mau turun lagi.

28. “Karena penampilan Pak

Harfan agak seperti beruang

madu maka ketika pertama

kali melihatnya kami merasa

takut.”

Novel Laskar Pelangi

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal

Tujuan tuturan: penutur

ingin menyampaikan

kesan pertamanya saat

bertemu dengan pak

Simile

Keterangan: termasuk

gaya bahasa simile

karena menggunakan

kata seperti dan

menganggap

Makna: jangan menilai

orang lain dari

penampilan

Keterangan:

penampilan pak Harfan

sama seperti beruang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

97

halaman 21 Harfan. Pak Harfan

merupakan salah satu

guru yang ada di

sekolah SD

Muhammadiyah

Belitong.

Tuturan sebagai bentuk

tindakan: penutur ingin

menggambarkan

suasana kelas dan

persaan para siswa saat

pertama kali bertemu

dan diajar oleh pak

Harfan. Susana kelas

yang menegangkan

karena para siswa

merasa takut melihat

penampilan pak Harfan.

penampilan pak

Harfan sama dengan

beruang madu

madu, penampilan Pak

Harfan memiliki

jenggot yang lebat

sehingga seperti

beruang madu.

29. “Toko yang tadi berbau

busuk memusingkan

sekarang menjadi harum

semerbak seperti minyak

kesturi dalam botol-botol

liliput yang dijual pria-pria

berjanggut lebat seusai

shalat Jumat.”

Penutur: seorang anak

laki-laki yang bernama

Ikal.

Tujuan tuturan: penutur

ingin menyampaikan

perubahan sikap

seseorang jika sedang

bahagia.

Simile

Keterangan: termasuk

gaya bahasa simile

akrena menggunakan

kata seperti

Makna: semua dapat

berubah jika kamu

merasa bahagia

Keterangan: harum

semerbak seperti

minyak kesturi yang

menggambarkan

suasana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

98

Novel Laskar Pelangi

halaman 212.

Tuturan sebagai suatu

tindakan: penutur

menggambarkan

suasana toko Sinar

Harapan yang tadinya

berbau tidak sedap

membuat pusing

seketika berubah

menjadi wangi saat Ikal

melihat sosok A Ling

untuk pertama kalinya.

Ikal yang merasa

bahagia dan jatuh cinta

melihat A Ling sudah

tak menghiraukan

bebauan yang ada di

toko tersebut, bagi Ikal

semua sudah seperti

wangi bunga.

menyenangkan.

30. “Kadang-kadang mereka

hinggap di jendela kelas

sambil menjerit sejadi-

jadinya, menimbulkan suara

bising yang musingkan bagi

perut-perut yang

keroncongan.”

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal.

Konteks: saat burung

berkicau di tepian

jendela

Tempat: di Sekolah

Personifikasi

Keterangan: termasuk

gaya bahasa

personifikasi karena

menganggap burung

prenjek menjerit-jerit,

seakan-akan burung

Kicauan burung yang

dianggap sebagai

jeritan dan mampu

mengganggu

konsentrasi saat

mereka merasa lapar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

99

Novel Laskar Pelangi

halaman 133.

Muhammadiyah

Tujuan tuturan: penutur

ingin memberi

gambaran bagaimana

burung-burung tersebut

berperilaku

prenjak yang hinggap

di jendela berperilaku

layaknya seperti

manusia.

31. “Ketika Mahar bernyanyi

seluruh alam diam

menyimak.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 138.

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal.

Konteks: ketika Mahar

bernyanyi

Tujuan tuturan: penutur

ingin memperlihatkan

bagaimana Ikal

bernyanyi

Personifikasi

Keterangan: termasuk

gaya bahasa

personifikasi karena

menganggap Mahar

bernyanyi seluruh

alam diam menyimak

seakan-akan alam

makhluk hidup atau

manusia yang dapat

menyimak

Saat Mahar bernyanyi

suasana menjadi

hening seakan-akan

alam dapat menyimak

nyanyiannya

32. “Sinar merah lampu sirine

mobil ambulans yang

berputar-putar menjilati sisi

pohon-pohon besar,

menciptakan suasana

mencekam seperti ada

kematian.”

Novel Laskar Pelangi

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal.

Konteks: saat mobil

ambulans datang dan

lampu sirine dihidupkan

Tujuan tuturan: penutur

ingin memberi

Personifikasi

Keterangan: termasuk

gaya bahasa

personifiksi karena

menganggap

ambulans memiliki

lidah seperti manusia

sehingga bisa

Ambulans datang

dengan cepat dan

membunyikan suara

sirine saat ada siswa

dari PT. PN yang sakit

serta langsung

membawanya ke

rumah sakit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

100

halaman 310. gambaran bagaimana

tindak sekolah saat ada

siswa yang sakit.

Tempat: sekolah PT.

PN

menjilati.

33. “Tapi harus diakui bahwa

pesan ini mengandung

sebuah tenaga.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 318.

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal.

Tujuan tuturan: penutur

ingin memberi

gambaran seseorang

saat dia mendapatkan

pesan dari orang yang

dicintainya

Konteks: saat penutur

mendapat pesan dari

orang yang dicintainya

Personifikasi

Keterangan: termasuk

gaya bahasa

personifikasi karena

menganggap sebuah

pesan memiliki tenaga

layaknya manusia.

Makna: sebuah isi

pesan yang mampu

merubah seseorang

Keterangan: pesan

yang mampu membuat

cara pandang seseorang

menjadi berbeda

terhadap suatu hal.

34. “Kalau ada siswanya yang

sakit maka ia akan langsung

mendapatkan pertolongan

cepat secara profesional atau

segera dijemput oleh mobil

ambulans yang meraung-

raung.”

Novel Laskar Pelangi

Penutur: seoarng anak

laki-laki yang bernama

Ikal

Tujuan tuturan: penutur

ingin membuat sebuah

perbandingan antara

sekolahnya dengan

sekolah lainnya.

Personifikasi

Keterangan: termasuk

gaya bahasa

personifikasi karena

menganggap mobil

ambulans meraung-

raung layaknya

makhluk hidup.

Makna: kelengkapan

fasilitas sekolah

Keterangan: saat ada

siswa yang sakit dari

sekolah PN Timah

maka dengan cepat

guru dan staf di sana

akan membawa siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

101

halaman 58.

Tuturan sebagai pruduk

tindak verbal: penutur

39ingin menjelaskan

fasilitas yang ada di

sekolah PN Timah jika

ada siswanya yang

sakit.

yang sakit itu ke rumah

sakit dengan

menggunakan

ambulans.

35. “Wanita anggun itu

tersentak kaget karena

pertanyaannya secara

mendadak dipotong oleh

suara sebuah tombol

meraung-raung tak sabar.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 369.

Penutur: seorang anak

laki-laki yang bernama

Ikal.

Tujuan tuturan: penutur

ingin menggambarkan

seseorang yang kaget

karena mendengar

bunyi telepon.

Tuturan sebagai bentuk

tindakan: penutur

menggambarkan

suasana di mana

terdapat seorang wanita

sedang bertanya dan

pertanyaanya terhenti

karena bunyi telepon.

Personifikasi

Keterangan:

Termasuk gaya bahasa

personifikasi karena

menganggap tombol

meraung-raung

layakya seperti

manusia, jadi tombol

seakan-akan benda

hidup.

Makna: konsentrasi

Keterangan: wanita

yang kaget karena

mendengar suara

tombol berbunyi saat

dia sedang bertanya.

36. “Sebaliknya, bagiku pagi itu

adalah pagi yang tak

Penutur: seorang anak

bernama Ikal

Perumpanaan

Makna: kesan pertama

masuk sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

102

terlupakan sampai puluhan

tahun mendatang karena

pagi 3itu aku melihat

Lintang dengan canggung

menggemgam sebuah pensil

yang belum diserut seperti

memegang sebilah belati.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 14.

Tujuan tuturan: penutur

ingin mendeskripsikan

kesan awalnya saat

bertemu dengan

Lintang.

Tujuan tuturan sebagai

produk tindak verbal:

penutur ingin

menyampaikan

informasi tentang

pertemuan pertamanya

dengan Lintang

Keterangan:

Termasuk gaya bahasa

perumpamaan karena

menggunakan kata

seperti.

Keterangan: ketika

Lintang memegang

pensil diibaratkan sama

seperti memegang

pisau belati, yang

berarti memegang

dengan menggunakan

kelima jarinya.

37. “Jika kami sakit, sakit apa

pun- diare, bengkak, batuk,

flu, atau gatal-gatal-maka

guru kami akan memberikan

sebuah pil berwarna putihm

berukuran besar bulat

seperti kancing jas hujan,

yang rasanya sangat pahit.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 18.

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal

Tujuan tuturan: penutur

ingin memberi

gambaran saat salah ada

siswa yang mengalami

sakit di sekolah.

Tuturan sebagai produk

tindak verbal: penutur

ingin menyampaikan

informasi terkait

dengan keadaan di

Perumpamaan

Keterangan:

Termasuk gaya bahasa

perumpamaan karena

menggunakan kata

seperti.

Makna: obat

Keterangan: Pil APC

yang berwarma putih,

berukuran besar

diibaratkan sama

seperti kancing jas

hujan yang memiliki

ukuran cukup besar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

103

sekolahnya jika salah

satu siswa di sekolah itu

sakit.

38. “Yang rutin berkunjung

hanyalah seorang pria hanya

berpakaian seperti ninja.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 18.

Penutur: seoang anak

laki-laki bernama Ikal

Tujuan tuturan: penutur

ingin mempertegas

tentang kedatangan

seorang petugas dari

dinas kesehatan secara

rutin.

Tuturan sebagai produk

tindak verbal: penutur

ingin memberi

informasi tentang

kedatangan rutin

seorang pria dari dinas

kesehatan

menggunakan pakaian

tertutup

Perumpamaan

Keterangan:

Termasuk gaya bahasa

perumpamaan karena

menggunakan kata

seperti.

Makna: pentingnya

menjaga kesehatan

Keterangan: karena

pria yang rutin

berkunjung merupakan

petugas dinas

kesehatan yang

menyemprot sarang

nyamuk dengan DDT

maka ia berpakaian

seperti ninja

menggunaka masker

karena bau zat pestisida

bisa menggangu

pernafasannya.

39. “Lapar membuat mereka

tampak seperti semut-semut

hitam yang sarangnya

terbakar, lebih tergesa

dibanding waktu berangkat

pagi tadi.”

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal

Tujuan tuturan: penutur

ingin menggambarkan

suasana pekerja setelah

Perumpamaan

Keterangan: termasuk

gaya bahasa

perumpamaan karena

menggunakan kata

Makna: kelaparan

Keterangan:

mengibaratkan

karyawan PN Timah

kelaparan seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

104

Novel Laskar Pelangi

halaman 52.

pulang bekerja.

Tuturan sebagai bentuk

tindakan: penutur ingin

mendeskripsikan

suasana saat pekerja

dari PN Timah pulang

kerja yang sudah

kelaparan dan segera

pulang ke rumah untuk

menyantap makanan

yang ada.

seperti. semut-semut hitam

yang sarangnya

kebakaran, dapat

dimaknai bahwa

mereka sangat lapar

sehingga mereka

pulang ke rumah

mereka dengan

berjalan tergesa-gesa.

40. “Asap itu membuat

penghuni rumah batuk-

batuk, namun ia amat

diperlukan guna menyalakan

gemuk sapi yang dibeli

bulan sebelumnya dan

digantungkan berjuntai-

juntai seperti cucian di atas

perapian.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 53.

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal.

Tempat: di rumah

Konteks: rumah

dipenuhi asap yang

digunakan untuk

menyalakan gemuk sapi

Perumpamaan

Keterangan: termasuk

gaya bahasa

perumpamaan karena

menggunakan kata

seperti.

Makna: manfaat

Keterangan:

mengibartkan gemuk

sapi yang digantung

berjuntai-juntai seperti

cucian di atas perapian

dapat diketahui bahwa

gemuk sapi tersebut

digantung di atas

tungku seperti

menjemur pakaian

41. “Ibunda Guru, Ibunda mesti

tahu bahwa anak-anak kuli

ini kelakuannya seperti

Penutur: seorang anak

laki-laki

Perumpamaan

Keterangan: termasuk

Makna: sikap dan

perilaku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

105

setan. Sama sekali tak bisa

disuruh diam, terutama

Borek, kalau tak ada guru

ulahnya ibarat pasien rumah

sakit jiwa yang buas.’

Novel Laskar Pelangi

halaman 71.

Tempat: Sekolah

Muhammadiyah

Konteks: sikap anak-

anak saat guru yang

mengajar di kelas tidak

hadir

Tujuan tuturan: penutur

ingin memberi

gambaran suasana kelas

saat gurunya tidak ada.

gaya bahasa

perumpamaan karena

menggunakan kata

seperti

Keterangan: teman-

teman kelas Kucai

diibaratkan seperti

setan karena mereka

sangat sulit untuk

diatur dan diberitahu.

42. “Nona penuh rahasia ini

seperti pengenjawantahan

makhluk asing dari negeri

antah berantah dan ia dengan

konsisten menjaga jarak

denganku.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 206.

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal.

Konteks: saat A Ling

tidak pernah

memperlihatkan

wajahnya

Tujuan tuturan:penutur

ingin memperlihatkan

bagaimana cara A Ling

dengan konsisten tidak

memperlihatkan

wajahnya kepada Ikal

Perumpamaan

Keterangan: termasuk

gaya bahasa

perumpamaan karena

menggunakan kata

seperti

A Ling diibaratkan

seperti pengejawatahan

makhluk asing, di

mana A Ling tidak

diketahui paras

maupun identitasnya.

43. “kapur-kapur yang telah ia

kumpulkan terlepas dari

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal.

Perumpamaan

Makna: perasaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

106

genggamannya, jatuh

berserakan, sedangkan

kapur-kapur yang ada di

genggamanku terasa dingin

membeku seperti aku sedang

mencekram batangan-

batangan es lilin.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 209.

Tujuan tuturan: penutur

ingin menggambarkan

suasana saat kapur

terjatuh ke lantai dan

harus dikumpulkan satu

persatu

Keterangan: termasuk

gaya bahasa

perumpamaan karena

menggunakan kata

seperti

Keterangan: Ikal

seketika menjadi kaku

setelah melihat sosok A

Ling dan merasa bahwa

kapur tulis yang

dipegangnya menjadi

sangat dingin karena ia

terlalu fokus dan

terpesona kepada A

Ling

44. “Aku menghampiri sepeda

reyot Pak Harfan yang

sekarang terlihat seperti

sepeda keranjang baru.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 212.

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal.

Tujun tuturan: penutur

ingin menggambarkan

keadaan sepeda pak

Harfan

Suasana:

menyenangkan

Perumpamaan

Keterangan: termasuk

gaya bahasa

perumpamaan karena

menggunakan kata

seperti

Makna: kebahagiaan

Keterangan: Ikal

seakan melihat sepeda

pak Harfan yang sudah

reyot menjadi sepeda

keranjang baru, itu

karena Ikal sedang

bahagia dan jatuh cinta

45. “Tiupan puluhan trombon

laksana sangkakala hari

kiamat dan dentuman

timpani menggetarkan

dadaku.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 218.

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal.

Tujuan tuturan: penutur

ingin menunjukkan

kekuatan dari tiupan

trombon

Perumpamaan

Keterangan: termasuk

gaya bahasa

perumpamaan karena

menggunakan kata

laksana

Makna: bunyi tiupan

Keterangan: tiupan

trombon diibaratkan

seperti sangkakala

ketika hari kiamat

dapat disimpulkan

bahwa tiupan trombon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

107

Suasana: ramai karena

sedang berada di

sebuah karnaval

tersebut sangat

kencang bahkan

memekakkan telinga.

46. “Kotak kapur yang ada

tulisan pesan A Ling itu

kusimpan di kamarku

seperti benda koleksi yang

bernilai tinggi.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 258.

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal.

Tujuan tuturan: penutur

ingin menyampaikan

betapa berharganya

segala sesuatu yang

didapatkan dari orang

yang kita cintai.

Tuturan sebagai bentuk

tindakan: penutur ingin

memperlihatkan betapa

bahagianya dia saat

mendapat tulisan dari

orang yang dia cintai

walaupun hanya di

kotak kapur.

Perumpamaan

Keterangan: termasuk

gaya bahasa

perumpamaan karena

menggunakan kata

seperti.

Makna: berharga atau

sangat penting

Keterangan: pesan A

Ling diibaratkan

seperti benda koleksi

yang bernilai tinggi.

Ikal sangat menjaganya

dengan baik seperti

barang bernilai sangat

tinggi karena pesan

tersebut dari orang

yang penting dalam

hidupnya.

47. “Gambar di kaleng itu

memperlihatkan seorang pria

bercelana dalam marah,

berbadan tinggi besar,

berotot kawat tulang besi

dan laksana seekor gorila

Penutur: seorang anak

laki-laki bernama Ikal.

Konteks: saat Samson

memperlihatkan tubuh

besarnya yang berotot

Perumpamaan

Keterangan: termasuk

gaya bahasa

perumpamaan karena

menggunakan kata

Gambar Samson

tersebut diibaratkan

seperti gorilla diketahui

bahwa Samson

memiliki tubuh yang

besar dan berotot.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

108

jantan.”

Novel Laskar Pelangi

halaman 78

Tujuan tuturan: penutur

ingin memperlihatkan

bagaimana cara

pandang orang terhadap

orang lain.

laksana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL …

109

BIOGRAFI PENULIS

Meylina Br Barus lahir di Berastagi pada tanggal 17

Mei 1997. Pendidikan Dasar ditempuh di SD Negeri

044849 Kubucolia, Sumatera Utara, pada tahun 2003-2009.

Pendidikan Menengah Pertama ditempuh di SMP Negeri 1

Barusjahe, Sumatera Utara, pada tahun 2009-2012. Sekolah

Menengah Atas ditempuh di SMA Negeri 1 Tiga Panah, Sumatera Utara, pada

tahun 2012-2013. Melanjutkan studi di SMA Negeri 2 Kabanjahe, Sumatera

Utara, pada tahun 2013-2015.

Seusai menempuh jenjang SMA pada tahun 2015 tercatat sebagai

mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Masa

pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai

tugas akhir dengan judul Gaya Bahasa dalam Majas Perbadingan pada Novel

Laskar Pelangi karya Andrea Hirata : Perspektif Stilistika Pragmatik. Skripsi ini

disusun sebagai syarat yang harus ditempuh untuk mendapatkan gelar sarjana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI