40
1 LAPORAN METODE RISET PEMASARAN Analisis Perilaku Mahasiswa Dalam Memilih Multivitamin yang Dikonsumsi (Studi Kasus Mahasiswa di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya) Oleh 1. Mawaddah Novi Arini (1305030011) 2. Dwi Raharjo (1305030022) 3. Vita Oktaviyanti (1305030027) 4. Dessy Noor Hadiyah (1305030033) 5. Mega Khoirunnisak (1305030049) PROGRAM DIPLOMA III JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2008

Laporan Multivitamin

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Multivitamin

1

LAPORAN

METODE RISET PEMASARAN

Analisis Perilaku Mahasiswa Dalam Memilih Multivitamin yang

Dikonsumsi (Studi Kasus Mahasiswa di Institut Teknologi Sepuluh

Nopember Surabaya)

Oleh

1. Mawaddah Novi Arini (1305030011)

2. Dwi Raharjo (1305030022)

3. Vita Oktaviyanti (1305030027)

4. Dessy Noor Hadiyah (1305030033)

5. Mega Khoirunnisak (1305030049)

PROGRAM DIPLOMA III JURUSAN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2008

Page 2: Laporan Multivitamin

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belakangan ini gencar dipromosikan bermacam-macam multivitamin yang

konon berkhasiat meningkatkan energi, memperkuat kekebalan tubuh dan banyak

lagi lainnya. Di zaman modern seperti sekarang, agaknya tidak mudah bagi kita

untuk bebas sama sekali dari efek-efek yang dapat menyebabkan tubuh

kekurangan gizi. Banyak faktor yang dapat menurunkan kualitas penyerapan gizi

misalnya polusi, stres berkepanjangan, sakit keras, baru sembuh dari sakit yang

lama, kecanduan rokok, minuman keras dan narkotika.

Multivitamin merupakan suatu formula yang terdiri dari vitamin tunggal,

multi atau kombinasi dengan mineral. Keberadaan multivitamin ini sudah banyak

dikenal oleh masyarakat dengan bentuk sediaan yang beraneka ragam misalnya :

tablet, tablet salut, tablet effervescent, kapsul, kaplet, serbuk serta sirup.

Riset ini dilakukan untuk mengetahui gambaran secara umum dan sumber

informasi yang mendasari penggunaan multivitamin oleh mahasiswa Institut

Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Banyak kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa, misalnya kegiatan

perkuliahan yang padat atau pun kegiatan organisasi didalam dan diluar kampus.

Pada masa itu, peran mahasiswa sangat dituntut untuk banyak berhubungan

dengan masyarakat (bersosialisasi), sehingga aktivitas tersebut bisa menyebabkan

kondisi fisik yang menurun. Hal itu dapat terjadi jika aktivitas tersebut tidak

diikuti oleh pola hidup yang sehat, sehingga untuk memenuhi asupan gizi bagi

tubuh maka diperlukan multivitamin tambahan.

Dalam penelitian terhadap perilaku mahasiswa dalam memilih

multivitamin ini digunakan analisis statistik deskriptif untuk mengetahui

karakteristik mahasiswa yang mengkonsumsi multivitamin, serta analisis regresi

logistik untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa ITS

dalam memilih multivitamin yang dikonsumsi.

Page 3: Laporan Multivitamin

3

1.2 Permasalahan

Adapun permasalahan yang akan dibahas pada penelitian terhadap

perilaku mahasiswa dalam mengkonsumsi multivitamin adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik mahasiswa yang mengkonsumsi multivitamin ?

2. Faktor-faktor apa saja yang mendorong mahasiswa untuk mengkonsumsi serta

memilih multivitamin ?

1.3 Tujuan

Tujuan dilakukannya penelitian terhadap perilaku mahasiswa dalam

mengkonsumsi multivitamin antara lain adalah :

1. Mengetahui karakteristik mahasiswa yang mengkonsumsi multivitamin.

2. Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam mengkonsumsi

serta memilih multivitamin.

1.4 Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini antara lain, dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan yang memproduksi

multivitamin dalam memasarkan produknya.

1.5 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, permasalahan dibatasi hanya pada produk

multivitamin untuk menjaga sistem daya tahan tubuh, yaitu dikhususkan untuk

bentuk tablet dan kapsul, contohnya : Redoxon, CDR, Supradyn, Hemaviton

Action, Vitalong C, Fatigon Spirit, dan Enervon C.

Page 4: Laporan Multivitamin

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Multivitamin Natural dan Sintetis

Multivitamin natural adalah hasil ekstraksi langsung dari sumber makanan

yang mengandung unsur-unsur zat alami, seperti jaringan tubuh hewan atau

tumbuh-tumbuhan. Sedangkan yang sintetis umumnya merupakan rekayasa

kimiawi di dalam laboratorium. Namun keduanya dianggap sama efektifnya

karena masing-masing memiliki struktur kimiawi yang sama, kecuali vitamin E.

Multivitamin natural umumnya organik, tetapi tidak semua multivitamin

organik berasal dari zat natural (alami). Vitamin sintetis baru dapat disebut

organik jika memiliki karbon atom. Sebutan organik menandakan bahwa bahan

dasar yang dipakai berasal dari jaringan hewan dan tumbuhan yang belum

dicemari zat kimia. Multivitamin yang beredar di pasaran umumnya merupakan

kombinasi dari unsur natural dan sintetis. Kombinasi ini dibuat untuk lebih

meningkatkan potensi unsur alami dalam setiap kapsul atau takaran multivitamin

(Gunawan, 1999).

2.2 Dosis Multivitamin yang Tepat

Standar kecukupan multivitamin bagi setiap orang masih merupakan topik

kontroversial di kalangan para ahli kesehatan sendiri. Mengkonsumsi menu sehat

setiap hari sekali pun tidak menjamin perolehan zat gizi yang diperlukan. Kondisi

kesehatan pencernaan setiap orang juga sangat menentukan apakah proses

penyerapan zat gizinya efisien atau tidak. Tidak seorang pun dapat menentukan

dengan pasti berapa takaran setiap gizi yang dibutuhkan tubuh. Jika kondisi

pencernaan sehat, pola makan baik, dan lebih banyak makan-makanan sehat yang

bervariasi, tubuh akan mengatur sendiri kebutuhan gizinya.

Dosis yang tertera pada kemasan multivitamin dibuat berdasarkan kondisi

standar dari masyarakat Negara produsen masing-masing. RDA (Recommended

Dietary Allowance) adalah standar yang dipakai produk Amerika. Sedangkan RDI

(Recommended Dietary Intake) adalah standar yang dipakai oleh produk Australia.

Page 5: Laporan Multivitamin

5

Tidak ada perbedaan yang terlalu besar di antara kedua standar tersebut.

Keduanya bahkan masih menggunakan standar tahun 60-an yang sudah

kadaluwarsa. Standar ini sebenarnya hanya aman untuk orang dewasa yang sehat

dengan aktivitas normal, bukan untuk setiap orang, apalagi yang sedang sakit.

Dosis yang tepat bagi setiap orang sangat individual, tergantung pada faktor usia,

genetik, kondisi kesehatan, tingkat stress, pola makan, tingkat aktivitas, dan

sebagainya (Gunawan, 1999).

2.3 Konsep Multivitamin

1. Faktor biologis

Kelas sosial : Pemakaian obat modern lebih banyak dilakukan oleh mahasiswa

yang berasal dari perkotaan, di daerah tidak tertinggal sedangkan obat tradisional

lebih banyak digunakan oleh mahasiswa yang berasal dari pedesaan, di daerah

tertinggal (Zimmerman, 2002).

2. Faktor sosial

Keluarga : Keluarga yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan lebih

memilih dokter jika berobat atau jika mengobati sendiri anggota keluarganya akan

lebih memilih obat modern (multivitamin) dibandingkan keluarga dengan

pendidikan yang lebih rendah. Dalam hal ini keluarga tersebut lebih suka ke

puskesmas atau ke praktek petugas kesehatan serta menggunakan obat tradisional

(Maulana, 1999).

3. Faktor kepribadian

a. Gaya hidup : Multivitamin dan kalsium dapat direkomendasikan bagi

remaja (mahasiswa) yang mungkin kurang asupan makanan memiliki

kebiasaan merokok, obat-obatan, dan minum-minuman beralkohol.

Selama asupan makanan cukup baik dean menjauhi pola hidup tak sehat,

multivitamin sama sekali tidak dibutuhkan. Multivitamin dibutuhkan

hanya ketika seseorang menderita luka bakar serius, infeksi yang luas,

aktivitas fisik berat atau stress yang hebat (Maulana, 1999).

b. Keadaan ekonomi : Keadaan ekonomi mempengaruhi pola konsumsi

masyarakat. Konsumen menjadi lebih cermat dan rasional dalam

mempergunakan uangnya (Maulana, 1999).

Page 6: Laporan Multivitamin

6

4. Faktor kejiwaan

Motivasi : Mengenal hubungan antara makanan dan perasaan dan menangani

pengembangan emosi yang mendasar biasanya penting untuk mengubah

kebiasaan makanan yang buruk menjadi kebiasaan hidup sehat. Dimana dengan

adanya kebiasaan makanan yang buruk akan menyebabkan penurunan kekebalan

yang akhirnya akan mendorong mahasiswa mengkonsumsi multivitamin

(Zimmerman, 2002).

2.4 Persepsi Dan Preferensi Konsumen

Dalam proses keputusan pembelian, persepsi dan preferensi konsumen

terhadap suatu produk mempunyai pengaruh yang besar bagi konsumen dalam

menentukan pilihannya. Terkadang konsumen memandang situasi yang sama

dengan cara yang berbeda. Menurut John Berrigan dan Carl Finkenberner (1992),

persepsi didefinisikan sebagai ”Proses bagaimana seseorang menyeleksi,

mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk

menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti”. Sementara itu, meurut Ari

Sudarman (1992), preferensi konsumen dapat berarti bahwasanya setiap

konsumen harus dapat membedakan dari semua untaian komoditi yang ada,

untaian mana yang lebih dipilih, untaian mana yang lebih tidak dipilih dan untaian

mana yang relatif sama bila dibandingkan dengan untaian-untaian yang ada

(Rosyidi, 1998).

2.5 Uji Validitas

Suatu uji yang berguna untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur itu

mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian validitas dilakukan untuk masing-

masing faktor yang berhubungan dengan tujuan penelitian, sehingga konsep yang

tertulis di kuisioner (sebagai alat ukur) harus berdasarkan tujuan penelitian yang

akan dicapai. yang penting dari kuisioner tidak hanya kalimat dalam pertanyan

tetapi juga klasifikasi (alternatif) jawaban.

Kuisioner yang valid harus memuat pertanyaan yang dapat dipersepsikan

sama antara peneliti dengan responden serta persepsi antar responden harus

seragam, dan konsisten. Validitas Konstruk merupakan suatu uji yang mengukur

Page 7: Laporan Multivitamin

7

apakah alat ukur tersebut sudah benar kerangka konsepnya dan mengukur aspek

yang sama, caranya dengan mengukur korelasi setiap item jawaban dengan total

jawaban dengan korelasi produc moment :

Hipotesa :

H0: atribut tidak mengukur aspek yang sama

H1: atribut mengukur aspek yang sama

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛−

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛−

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛−⎟

⎞⎜⎝

=

∑∑∑∑

∑∑∑

====

===

2

11

22

11

2

111

n

i

n

i

n

i

n

i

n

j

n

i

n

i

YYNXXN

YXXYNr ……………….……(2.1)

dimana:

r = nilai korelasi yang akan dibandingkan dengan nilai r pada tabel kritis

dengan tingkat signifikansi α = 5%,dan derajat bebas n-2

X = nilai-nilai jawaban untuk setiap atribut pertanyaan, i = 1, 2,...,n

Y = total nilai jawaban pada seluruh atribut pertanyaan untuk setiap responden,

j = 1, 2, ..., n.

N = jumlah responden.

Bila nilai korelasi tersebut kurang dari nilai r tabel maka item pertanyaan

tersebut tidak valid, atau tidak mengukur aspek yang sama dengan item yang lain,

kalau nilai r hitungnya negatif berarti pernyataan tersebut bertolak belakang

dengan pernyataan lainnya. Nilai korelasi yang semakin tinggi menunjukkan

validitas semakin valid. Ukuran nilai korelasi biasanya diatas 0.5 atau meskipun

tidak sebesar 0,5 tetapi berdasarkan hasil penggujian korelasi memberikan

kesimpulan yang signifikan (Aswar, 1997).

2.6 Uji Reliabilitas

Nilai reliabilitas suatu alat ukur (kuisioner) adalah angka indeks yang

menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat

diandalkan/ menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur

gejala yang sama, hipotesanya adalah :

Page 8: Laporan Multivitamin

8

H0 : Hasil pengukuran tidak konsisten

H1 : Hasil pengukuran konsisten

Teknik belah dua, teknik ini dilakukan bila terdapat banyak item pertanyaan

dalam kuisioner sekitar 50-60 item, makin besar jumlah item makin reliabel.

Caranya:

1. Buang item pertanyaan yang tidak valid

2. Item yang valid bagi jadi dua bagian, bisa acak atau ganjil genap

3. Skor untuk setiap bagian dijumlahkan

Teknik tersebut dilakukan dengan membandingkannya dengan nilai α

Cronbach dimana setelah skor dibagi dua masing-masing dicari nilai standard

deviasi kuadratnya demikian juga dengan standard deviasi kuadrat dari total skor

(tanpa dibelah), dan dimasukkan dalam rumus :

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡ +−= 2

22

211

xt

ppc S

SSkα ........................................(2.2)

Dimana :

k = jumlah belahan yang dibuat

S2p = Standard deviasi skor pada masing-masing belahan

S2xt = Standard deviasi kuadrat dari total skor

Nilai αc adalah nilai α Cronbach, bilai nilainya diatas 0,7 berarti alat ukur tersebut

sudah cukup reliabel (Aswar, 1997).

2.7 Tabulasi Silang (Crosstab)

Metode tabulasi silang merupakan metode penyusunan data yang paling

sederhana untuk melihat hubungan antara dua variabel dalam satu tabel. Variabel

yang dianalisis dengan metode merupakan variabel kualitatif atau kategorikal,

yang memiliki skala nominal atau ordinal.

Dalam penelitian ini hanya menggunakan tabel kontingensi dengan dua

variabel atau tabel kontingensi dua dimensi. Tabel kontingensi dua dimensi

merupakan tabel kontingensi yang terdiri dari dua variabel yang bersifat kategori

dengan masing-masing variabel memiliki beberapa kategori atau level. Masing-

masing kategori tersebut harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

Page 9: Laporan Multivitamin

9

a. Homogen

Setiap kategori terdiri atas obyek yang sama, artinya obyek dengan

karakteristik sama terletak dalam satu kategori.

b. Mutually exclusive (saling lepas)

Mutually exclusive artinya antara kategori yang satu dengan lainnya saling

lepas sehingga setiap pengamatan hanya akan termuat dalam salah satu kategori

suatu variabel.

c. Mutually exhaustive

Mutually exhaustive artinya pembagian dalam suatu variabel harus membagi

habis seluruh bagian variabel sehingga tidak akan terjadi suatu pengamatan yang

tidak termasuk dalam kategori manapun (Agresti, 1990).

2.8 Regresi Logistik

Regresi Logistik adalah suatu analisis regresi yang digunakan untuk

menggambarkan hubungan antara variabel respon dengan sekumpulan variabel

prediktor dimana variabel respon bersifat biner atau dikotomus.

Variabel dikotomus adalah variabel yang hanya mempunyai dua

kemungkinan nilai, misalnya sukses dan gagal, sedang variabel prediktor sering

disebut juga covariate.

Bentuk Model Logistik

Berikut ini diberikan bentuk model logistik multivariat dan univariat

Model regresi logistik Multivariat, yaitu :

ppxxxxg ββββ ++++= ...)( 22110 .......................................(2.3)

)(

)(

1)( xg

xg

eex+

=π ............................................(2.4)

Model regresi logistik univariat, yaitu :

xx

xxg 10)(1)(ln)( ββ

ππ

+=⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−

= ..........................(2.5)

x

x

eex

10

10

1)( ββ

ββ

π +

+

+= …………………….(2.6)

Page 10: Laporan Multivitamin

10

Dimana :

g(x) = logit [π(x)]

π(x) = Probabilitas sukses dari variabel x

yang selanjutnya disebut sebagai model regresi logistik. Pola distribusi bersyarat

variabel respon (Y) dan erornya (e) ditulis sebagai berikut :

π(x) = )( xYE

ε+= )( xYEe

επ += )(xy

Nilai eror mempunyai dua kemungkinan yaitu:

1. Jika y =1, maka ε=1- π(x) dengan probabilitas π(x).

2. Jika y =0, maka ε= -π(x) dengan probabilitas 1- π(x).

ε memiliki distribusi dengan rata-rata nol dan varian π(x)[ 1- π(x)

2.8.2 Interpretasi Model Regresi Logistik

Model Regresi Logistik )()1(1 xgxg −+=β , pada persamaan tersebut

1β menunjukkan besarnya perbedaan antara nilai variabel dependen ketika

variabel independen (x+1) dan nilai variabel dependen ketika variabel

independent x, untuk setiap nilai x. Untuk variabel independent dikotomos

diasumsikan nilai x adalah 0 dan 1 sehingga dalam model akan terdapat dua nilai

)(xπ dan dua nilai 1.

Tabel 2.1 Model Regresi Logistik

1=x 0=x

1=Y 10

10

1)1( ββ

ββ

π +

+

+=

ee

0

0

1)0( β

β

πe

e+

=

0=Y 101

1)1(1 ββπ ++=−

e

011)0(1 βπe+

=−

Nilai odds ratio untuk x = 1 dan x = 0 dapat dinyatakan:

[ ][ ])0(1/)0(

)1(1/)1(ππππψ

−−

= maka dengan mensubstitusikan model logistik

pada tabel didapatkan 1βψ e= jika 1=ψ dapat disimpulkan bahwa pada kedua

Page 11: Laporan Multivitamin

11

variabel tidak terdapat hubungan dan jika 1>ψ maka antar kedua variabel

terdapat hubungan negatif, demikian juga sebaliknya (Agresti, 1990).

2.9 Pengujian Estimasi Parameter

Pengujian statistik dilakukan untuk menentukan apakah variabel – variabel

bebas yang terdapat dalam model tersebut memiliki hubungan yang nyata dengan

variabel tak bebasnya. Pengujian ini dilakukan sebagai berikut :

1. Uji Serentak

Dilakukan untuk memeriksa kemaknaan koefisien β secara serentak dan

hipotesa pengujiannya adalah

Ho : β0 = β1 = ...........= βk = 0

H1 : paling sedikit ada satu β ≠ 0

Statistik uji yang digunakan adalah statistik uji G atau Likelihood Ratio Test, yaitu

G = 2⎭⎬⎫

⎩⎨⎧

−+−−−+∑=

n

aaaaa nnnnnnyy

10011 )]ln()ln()ln([)]ˆ1ln()1()ˆln([ ππ ...(2.7)

Dimana: n1 = banyaknya observasi yang berkategori 1 atau ∑=

=n

aayn

11

n0 = banyaknya observasi yang berkategori 0 atau ( )∑=

−=n

aayn

11 1

n = n0 + n1

Nilai G yang diperoleh dibandingkan dengan distribusi Chi - Square dengan

derajat bebas v dan α sesuai untuk menolak H0 atau H1.

Tolak H0 jika G > 2),( vαχ atau jika nilai p – value < α .

Page 12: Laporan Multivitamin

12

2. Uji Parsial

Untuk memeriksa kemaknaan koefisien β secara parsial dengan

membandingkan dugaan β dengan penduga standar errornya.

Hipotesis :

Ho : 0=aβ

H1 : 0≠aβ

Dengan Statistik uji –Wald :

2

22

)ˆ(

ˆ

b

b

SEW

ββ

= ………………………...…………….(2.8)

Statistik uji 2W mengikuti distribusi 2χ , sehingga H0 ditolak jika nilai

);(22

αχ xW > atau p-value <α , dengan derajat bebas v (banyaknya parameter).

2.10 Uji Chi-Square

Untuk mengukur signifikansi antar variabel pada data tabulasi silang agar

dapat diinterpretasikan, maka digunakan uji Chi-Square. Uji Chi-Square

digunakan untuk mengetahui antara asosiasi antara variabel yang diukur tersebut

signifikan atau tidak. Pada uji Chi-Square hanya diperoleh informasi

ketergantungan antara variabel kolom dan variabel baris, tetapi tidak diketahui

kekuatan dari asosiasi tersebut (Sudjana, 1990). Uji Chi-Square untuk tabel

kontigensi dua dimensi dirumuskan sebagai berikut :

( )∑∑= =

−=

I

I

J

J ij

ijij

EEO

1 1

22χ ......................................(2.9)

Dimana :

( ) ( )

N

kolomxbarisE

r

i

c

jij

∑ ∑= == 1 1

Derajat bebas = ( )( )11 −− cr

Page 13: Laporan Multivitamin

13

=ijO Obseravasi baris ke-i dan kolom ke-j

=ijE Frekuensi harapan baris ke-i dan kolom ke-j

r = Banyaknya baris

k = banyanya kolom

2.11 Sampling Acak Sederhana

Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung

deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap

unsur atau elemen populasi tidak merupakan hal yang penting bagi rencana

analisisnya. Format sampling acak yang paling sederhana disebut sampling acak

sederhana. Dalam sampling acak sederhana setiap populasi memiliki peluang

yang sama untuk terpilih.

a. Sasaran : Untuk memilih n unit ke luar dari N . seperti kombinasi dari NCn

mempunyai suatu kesempatan terpilih yang sama.

b. Prosedur : Gunakan suatu tabel angka-angka acak, suatu komputer generator

nomor, jumlah acak, atau suatu alat mekanik untuk memilih suatu sampling

tersebut. (Susilaningrum dan Purhadi, 2002).

Page 14: Laporan Multivitamin

14

BAB III

METODOLOGI

3.1 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yakni

dengan cara melakukan survei melalui kuisioner, dimana respondennya adalah

mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang

mengkonsumsi multivitamin dalam kurun waktu 5 bulan terakhir.

3.2 Metode Pengambilan Sampel

Sebelum menentukan sampel yang akan diambil dalam penelitian, maka

terlebih dahulu dilakukan survey pendahuluan. Survey pendahuluan adalah survey

yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel yang akan dipakai serta untuk

menetapkan kuisioner yang digunakan. Pada penelitian ini survey pendahuluan

dilakukan kepada 30 mahasiswa yang pernah mengkonsumsi multivitamin.

Responden yang dipilih adalah mahasiswa yang mengkonsumsi multivitamin

dalam 5 bulan terakhir.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode probability

sampling. William G. Cochran (1977) dalam bukunya menyebutkan bahwa untuk

menaksir sampel yang populasinya tidak diketahui dapat menggunakan sistem

proporsi. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

2

2

2

d

pqZn

α= .............................................(3.1)

Keterangan :

n = Jumlah sampel yang harus diambil

Z = Nilai tabel distribusi Normal baku

α = Taraf signifikansi (5%)

d = Tingkat kesalahan (5%)

p = Proporsi jumlah mahasiswa ITS yang mengkonsumsi multivitamin

q = Proporsi jumlah mahasiswa ITS yang terakhir kali mengkonsumsi

multivitamin lebih dari 5 bulan yang lalu

Page 15: Laporan Multivitamin

15

Berdasarkan hasil survey pendahuluan dengan p sebesar 0,7 dan q sebesar

0,133 diperoleh hasil bahwa jumlah sampel yang harus diambil untuk penelitian

ini adalah sebanyak 144 mahasiswa, namun dalam hal ini akan dilakukan

penelitian terhadap 150 mahasiswa ITS. Adapun langkah yang dilakukan dalam

pengambilan sampel adalah sebagai berikut :

1. Menentukan komunitas mahasiswa yang akan disurvey

2. Dari komunitas tersebut kemudian ditentukan nomor sampling setiap

mahasiswa secara sembarang

3. Menentukan angka acak terpilih dengan menggunakan tabel angka acak

4. Melakukan survey terhadap mahasiswa yang terpilih nomor samplingnya.

3.3 Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel

demografi, variabel gaya hidup, dan variabel preferensi. Adapun penjelasan dari

masing-masing variabel adalah sebagai berikut :

a. Variabel Demografi

Variabel demografi yang meliputi latar belakang responden ditampilkan

sebagai berikut :

1. Usia (X1)

2. Daerah asal (X2)

3. Status tempat tinggal (X3)

4. Jumlah pengeluaran rutin (X4)

5. Pengeluaran khusus kesehatan (X5)

6. Jumlah pengeluaran kesehatan (X6)

b. Variabel Gaya Hidup

Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi

dengan lingkungannya. Gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang dan

akhirnya mempengaruhi pilihan konsumsinya. Berikut ini tampilkan sebagai

berikut :

1. Keaktifan dalam kegiatan (X7)

2. Kegiatan yang sering diikuti (X8)

Page 16: Laporan Multivitamin

16

3. Kebiasaan buruk (X9)

4. Kebiasaan buruk yang dimiliki (X10)

5. Tindakan kesehatan (X11)

6. Merk multivitamin (X12)

7. Alasan mengkonsumsi (X13)

8. Motivasi (X14)

9. Informasi (X15)

10. Frekuensi konsumsi (X16)

11. Kepentingan multivitamin bagi mahasiswa (Y)

c. Variabel Preferensi

Variabel preferensi digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang

mempengaruhi mahasiswa dalam memilih multivitamin yang dikonsumsi.

Variabel-variabel tersebut adalah :

1. Karakteristik produk (X17)

2. Kemasan produk (X18)

3. Jaminan pelayanan (X19)

4. Keampuan menarik konsumen (X20)

5. Manfaat bagi tubuh (X21)

3.4 Langkah Penelitian

Dalam penelitian ini, urutan langkah-langkah kerja yang dilakukan adalah

sebgaia berikut :

1. Menentukan populasi. Dalam hal ini populasi yang diambil dibatasi pada

mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang

mengkonsumsi multivitamin dalam kurun waktu 5 bulan terakhir bentuk

tablet dan kapsul khususnya yaitu Redoxon, CDR, Supradyn, Hemaviton

Action, Vitalong C, Fatigon Spirit, dan Enervon C.

2. Mengidentifikasi variabel

3. Membuat desain kuisioner

4. Melakukan survey pendahuluan

Page 17: Laporan Multivitamin

17

5. Melakukan uji validitas dan reliabilitas data. Jika validitas dan reliabilitas

terpenuhi maka dilanjutkan pada langkah analisis selanjutnya, sedangkan jika

tidak terpenuhi maka memperbaiki kuisioner.

6. Menentukan jumlah sampel yang akan diambil

7. Melakukan survey

8. Melakukan pengolahan dan analisis data. Adapun langkah analisis yang

dipergunakan adalah:

a. Untuk mengetahui karakteristik mahasiswa yang mengkonsumsi

multivitamin. Digunakan analisis deskriptif dan tabulasi silang

(crosstabulation) pada variabel demografi yakni X4-X6.

X4 (jumlah pengeluaran rutin)

X5 (pengeluaran khusus kesehatan)

X6 (jumlah pengeluaran kesehatan)

Langkah-langkah mencapai tujuan pertama ini adalah :

i. Menentukan nilai modus serta frekuensi dari variabel X4 (jumlah

pengeluaran rutin), X5 (pengeluaran khusus kesehatan), X6 (jumlah

pengeluaran kesehatan) melalui statistik deskriptif .

ii. Melakukan analisis deskriptif melalui bentuk histogram serta pie chart

berdasarkan frekuensi yang telah diketahui yang digunakan untuk

memudahkan melihat karakteristik responden mengenai demografinya.

b. Untuk mengkaji faktor-faktor yang mendorong mahasiswa mengkonsumsi

serta memilih jenis multivitamin, maka dilakukan analisis dengan

menggunakan Regresi Logistik yaitu dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

i. Menentukan nilai modus serta frekuensi dari variabel X7 (keaktifan

dalam kegiatan), X9 (kebiasaan buruk), X11 (tindakan kesehatan), X13

(alasan mengkonsumsi), X14 (motivasi), serta X15 (informasi) melalui

statistik deskriptif .

ii. Melakukan analisis deskriptif melalui bentuk histogram serta pie chart

berdasarkan frekuensi yang telah diketahui yang digunakan untuk

memudahkan melihat karakteristik responden mengenai gaya hidupnya.

Page 18: Laporan Multivitamin

18

iii. Melakukan uji validitas isi untuk variabel gaya hidup dan validitas

konstruk untuk variabel preferensi serta melakukan uji reliabilitas

untuk kedua variabel tersebut.

iv. Melakukan uji independensi pada antara variabel tak bebas dengan

variabel bebas sebagai berikut :

Y (kepentingan multivitamin bagi konsumen)

X7 (keaktifan dalam kegiatan)

X9 (kebiasaan buruk)

X16 (frekuensi konsumsi)

X17 (Karakteristik produk)

X18 (Kemasan produk)

X19 (Jaminan pelayanan)

X20 (Keampuan menarik konsumen)

X21 (Manfaat bagi tubuh)

Adapun hipotesis dalam pengujian ini adalah :

H0 : Tidak ada hubungan antara variabel bebas (X) dan tak bebas (Y)

H1 : Terdapat hubungan antara variabel bebas (X) dan tak bebas (Y)

v. Melakukan analisis regresi logistik univariat, dalam hal ini diambil

variabel yang dianggap berpengaruh terhadap kepentingan

multivitamin bagi konsumen dari hasil uji independensi sebelumnya.

vi. Melakukan analisis regresi logistik multivariat

vii. Melakukan pengujian signifikansi parameter baik secara serentak

maupun secara parsial.

viii.Melakukan pengujian kesesuaian model dengan hipotesis :

H0 : Model ringkas adalah model terbaik

H1 : Model lengkap adalah model terbaik

ix Mengetahui model yang terbaik dari variabel yang dianggap

berpengaruh terhadap mahasiswa dalam mengkonsumsi multivitamin.

x. Menginterpretasikan hasil permodelan yang telah didapatkan.

Page 19: Laporan Multivitamin

19

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Variabel Demografi

Dalam penelitian untuk mengetahui karakteristik yang mendasari

penggunaan multivitamin oleh mahasiswa ITS Surabaya dengan populasi 150

responden, maka terlebih dahulu dilakukan analisis statistik deskriptif terhadap

varaiabel demografi dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik responden.

4.1.1 Karakteristik Jumlah Pengeluaran Rutin Setiap Bulan

Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam analisis perilaku

mahasiswa dalam memilih multivitamin yang dikonsumsi adalah karakteristik

responden terhadap jumlah pengeluaran rutin setiap bulan. Berikut ini merupakan

gambar histogram sebagai analisis statistika deskriptif untuk mengetahui jumlah

pengeluaran rutin setiap bulan responden :

01020304050607080

1

Jumlah Pengeluaran Rutin Setiap Bulan

≤ Rp. 250.000

Rp. 250.001 - Rp.500.000Rp. 500.001 - Rp.750.000> Rp. 750.000

Gambar 4.1 Histogram Jumlah Pengeluaran Rutin Setiap Bulan

Berdasarkan Gambar 4.1 mengenai karakteristik responden yaitu jumlah

pengeluaran rutin setiap bulan responden, diketahui bahwa jumlah pengeluaran

rutin setiap bulan terbesar yaitu pada rentang Rp 250.001 – Rp 500.000 sebesar 75

responden. Hal tersebut dikarenakan mayoritas responden adalah anak kost.

Sedangkan paling sedikit yaitu lebih dari Rp 750.000 sebesar 6 responden.

Page 20: Laporan Multivitamin

20

4.1.2 Karakteristik Pengeluaran Khusus untuk Kesehatan

Berikut ini merupakan pie chart yang digunakan sebagai analisis statistika

deskriptif untuk mengetahui biaya khusus untuk kesehatan yang dikeluarkan

responden:

Pengeluaran Khusus Untuk Kesehatan

35%

65%

Ya

Tidak

Gambar 4.2 Pie Chart Pengeluaran Khusus untuk Kesehatan

Melalui Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa sebanyak 65 % yakni 97

mahasiswa tidak mempunyai anggaran khusus untuk pengeluaran kesehatan.

Alasan dari mayoritas responden adalah karena tidak terlalu memperhatikan

kondisi kesehatan sehingga tidak memiliki anggaran untuk biaya kesehatan.

4.1.3 Karakteristik Pengeluaran untuk Kesehatan Setiap Bulan

Jumlah pengeluaran responden untuk kesehatan setiap bulan dari 150

responden adalah berbeda-beda, hal tersebut dapat dilihat melalui Gambar 4.3:

0

5

10

15

20

≤ Rp.20.000

Rp. 20.001 -Rp. 40.000

Rp. 40.001 -Rp. 60.000

> Rp.60.000

Pengeluaran Untuk Kesehatan Setiap Bulan

Gambar 4.3 Histogram Jumlah Pengeluaran untuk Kesehatan Setiap Bulan

Page 21: Laporan Multivitamin

21

Berdasarkan Gambar 4.3 mengenai karakteristik responden yaitu jumlah

pengeluaran untuk kesehatan setiap bulan, mayoritas responden mempunyai

jumlah pengeluaran kurang dari dan atau sama dengan Rp 20.000 yakni sebanyak

20 mahasiswa dari 53 mahasiswa yang mempunyai pengeluaran khusus untuk

kesehatan setiap bulannya. Selain itu terdapat 8 orang mahasiswa yang memiliki

anggaran kesehatan lebih dari Rp. 60.000 setiap bulan.

4.2 Variabel Gaya Hidup Dan Preferensi Terhadap Atribut Multivitamin

Melalui variabel gaya hidup terhadap atribut multivitamin, ingin diketahui

faktor faktor apa saja yang mempengaruhi mahasiswa ITS dalam memilih

multivitamin melalui penting atau tidaknya multivitamin tersebut bagi mahasiswa

ITS sebagai konsumen.

4.2.1 Statistika Deskriptif Variabel Gaya Hidup

Berikut ini akan dijelaskan mengenai beberapa atribut dalam variabel gaya

hidup melalui statistika deskriptif yaitu untuk variabel keaktifan dalam kegiatan,

bentuk kegiatan yang diikuti, kebiasaan buruk serta merk multivitamin yang

dikonsumsi .

a. Keaktifan Dalam Kegiatan

Selanjutnya untuk prosentase responden tentang keaktifan dalam kegiatan

dapat dilihat pada Gambar 4.4 :

Keaktifan dalam Kegiatan

65%

35%

YaTidak

Gambar 4.4 Pie Chart Keaktifan dalam Kegiatan

Berdasarkan Gambar 4.4 mengenai keaktifan dalam kegiatan, dapat

diketahui bahwa sebanyak 65 % responden atau sebesar 98 responden mempunyai

keaktifan dalam kegiatan di dalam maupun di luar kampus. Adapun bentuk

Page 22: Laporan Multivitamin

22

kegiatan yang diikuti 98 responden tersebut dapat dilihat melalui histogram pada

Gambar 4.5 :

010203040506070

Olahraga Organisasi KerjaSampingan

Lain-Lain

Bentuk Kegiatan

Gambar 4.5 Histogram Bentuk Kegiatan

Melalui histogram mengenai bentuk kegiatan yang dilakukan oleh 98

responden, dapat diketahui bahwa mayoritas yaitu sebesar 62 responden atau lebih

dari separuh jumlah responden yang mempunyai bentuk kegiatan berupa

organisasi, karena di lingkungan ITS terdapat banyak sekali jenis kegiatan yang

berbentuk organisasi sebagai wadah pengenalan dan pengembangan pribadi.

Bentuk kegiatan lainnya adalah kesibukan dalam pembuatan tugas ataupun

laporan.

b. Kebiasaan Buruk

Selanjutnya akan diberikan penggambaran dengan menggunakan pie chart

untuk prosentase responden tentang kebiasaan buruk yang dapat mengganggu

kesehatan.

Kebiasaan Buruk

77%

23%

YaTidak

Gambar 4.6 Pie Chart Kebiasaan Buruk

Page 23: Laporan Multivitamin

23

Berdasarkan Gambar 4.6 mengenai kebiasaan buruk responden, dapat

diketahui bahwa sebanyak 77 % responden atau sebesar 115 responden

mempunyai kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Dalam hal ini,

kebiasaan buruk dapat terjadi akibat gaya hidup yang salah ataupun sikap yang

terlalu meremehkan untuk menjaga kesehatan tubuh.

Adapun macam-macam kebiasaan buruk yang dimiliki 77% responden

dapat dilihat melalui histogram pada Gambar 4.7 :

05

10152025303540

MakanTidak

Teratur

SusahTidur

Merokok KurangIstirahat

Minum-Minuman

Keras

JarangOlahraga

Lain-Lain

Macam-Macam Kebiasaan Buruk

Gambar 4.7 Histogram Macam-Macam Kebiasaan Buruk

Melalui Gambar 4.7 mengenai macam-macam kebiasaan buruk yang

dimiliki oleh 115 responden, dapat diketahui bahwa mayoritas responden

mempunyai kebiasaan buruk berupa makan tidak teratur, kurang istirahat dan

jarang olahraga. Hal tersebut dapat dikarenakan banyak aktivitas/kegiatan yang

dilakukan serta gaya hidup yang salah dalam menjaga kesehatan.

c. Merk Multivitamin yang Dikonsumsi

Dari berbagai jenis multivitamin yang beredar di pasaran, selanjutnya akan

diberikan gambaran mengenai merk multivitamin yang paling sering dikonsumsi

oleh mahasiswa ITS.

Page 24: Laporan Multivitamin

24

0

10

20

30

40

50

60

CDR Redoxon Lain-lain

Merk Multivitamin yang Paling Sering Dikonsumsi

Gambar 4.8 Histogram Merk Multivitamin yang Paling Sering Dikonsumsi

Berdasarkan Gambar 4.8 yaitu merk multivitamin yang paling sering

dikonsumsi oleh 150 responden pada saat mengalami kondisi yang tidak sehat,

dapat diketahui bahwa mayoritas responden memilih CDR sebanyak 52 responden.

Hal itu diperkirakan karena merk CDR lebih banyak dikenal dan dipercaya

masyarakat sebagai multivitamin untuk menjaga daya tahan tubuh. Sedangkan

untuk pilihan terbanyak kedua yaitu merk Redoxon sebanyak 35 responden. Merk

multivitamin lainnya yang banyak dikonsumsi oleh responden diantaranya Zevit

C dan Ester C.

d. Tindakan Saat Kondisi Tidak Sehat

Setiap orang memiliki cara masing-masing dalam mengambil tindakan

ketika mereka mengalami kondisi yang tidak sehat. Jenis tindakan tersebut

ditunjukkan melalui Gambar 4.9:

Tindakan Saat Kondisi Tidak Sehat

19%

31%45%

5%Berobat ke Dokter

Mengkonsumsi obat-obatanTidur

Lain-Lain

Gambar 4.9 Histogram Merk Multivitamin yang Paling Sering Dikonsumsi

Page 25: Laporan Multivitamin

25

Berdasarkan Gambar 4.9 merupakan histogram tindakan yang dilakukan

oleh 150 responden pada saat mengalami kondisi yang tidak sehat, dari gambat

tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas responden memilih tidur untuk

membuat kondisi tubuh yang lebih baik dengan jumlah sebesar 68 responden.

Karena keterbatasan waktu akibat banyaknya aktivitas yang dilakukan,

mengakibatkan responden tidak sempat berobat ke dokter sehingga lebih banyak

memilih tidur dan mengkonsumsi obat-obatan ataupun multivitamin.

e. Alasan Mengkonsumsi Multivitamin

Berikut ini akan diberikan gambaran mengenai alasan mahasiswa untuk

mengkonsumsi multivitamin yang dipilih melalui histogram pada Gambar 4.10 :

Alasan Mengkonsumsi Multivitamin

1120

1

42

76

0

20

40

60

80 Harga terjangkauCoba-cobaKemasan menarikRasa enakLain-lain

Gambar 4.10 Histogram Alasan Mengkonsumsi Multivitamin

Berdasarkan histogram untuk alasan mengkonsumsi multivitamin dapat

diketahui bahwa sebanyak 42 mahasiswa mengaku mengkonsumsi multivitamin

yang dipilih tersebut karena memiliki rasa yang enak, kemudian sebanyak 20

mahasiswa memiliki alasan karena coba-coba pada awalnya, serta 76 orang

mahasiswa memiliki berbagai alasan lain dalam mengkonsumsi multivitamin,

diantaranya karena manfaat multivitamin dalam menjaga kesehatan tubuh serta

dikarenakan multivitamin tersebut dirasa cocok bagi mereka.

Page 26: Laporan Multivitamin

26

f. Motivasi Dalam Mengkonsumsi Multivitamin

Motivasi sering kali berpengaruh dalam pengambilan keputusan seseorang

untuk melakukan suatu hal. Gambar 4.11 merupakan histogram yang

menunjukkan motivasi mahasiswa ITS Surabaya dalam mengkonsumsi

multivitamin :

Motivasi Dalam Mengkonsumsi Multivitamin

49

78

9 103 1

0102030405060708090

Diri sendiri Keluarga Teman Dokter Iklan Lain-lain

Gambar 4.11 Histogram Motivasi Dalam Mengkonsumsi Multivitamin

Melalui Gambar 4.11 dapat diketahui bahwa mayoritas motivasi

mahasiswa dalam mengkonsumsi multivitamin adalah atas dorongan dari pihak

keluarga yakni sebanyak 78 orang. Kemudian sebanyak 49 mahasiswa mengaku

bahwa motivasi tersebut bersala dari diri sendiri serta hanya 10 orang mahasiswa

yang memperoleh motivasi untuk mengkonsumsi multivitamin tersebut dari

dokter.

g. Sumber Informasi

Informasi yang diperoleh mengenai suatu produk sering kali dapat

membantu konsumen dalam memilih produk yang akan dikonsumsi. Selanjutnya

dalam hal ini akan diberikan penggambaran mengenai sumber informasi yang

diperoleh untuk multivitamin melalui histogram pada Gambar 4.12 :

Page 27: Laporan Multivitamin

27

Sumber Informasi

65 63

10 12

0

10

20

30

40

50

60

70

IklanKeluargaTemanLain-lain

Gambar 4.12 Histogram Sumber Informasi Dalam Konsumsi Multivitamin

Melalui histogram yang menunjukkan sumber informasi bagi mahasiswa

mengenai multivitamin yang dikonsumsi, diketahui bahwa sebanyak 65

mahasiswa menyatakan bahwa mereka memperoleh informasi mengenai

multivitamin dari iklan. Kemudian sebanyak 63 mahasiswa menyatakan

mendapatkan informasi tersebut dari pihak keluarga, selain itu 10 orang

mahasiswa menyatakan mendapatakan informasi dari teman di sekeliling mereka.

4.2.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Berikut ini akan diukur validitas dari pertanyaan untuk variabel gaya hidup

dengan manggunakan validitas isi. Adapun cara mengukur validitas isi adalah

dengan melihat nilai varians dari variabel tersebut.

Tabel 4.1 Varians dari Variabel Gaya Hidup Variabel N Variance

Kepentingan multivitamin 150 0,139821 Kebiasaan buruk 150 0,180089 Keaktifan dalam kegiatan 150 0,228009 Frekuensi konsumsi 150 0,971633

Melalui nilai varians tiap-tiap variabel gaya hidup pada Tabel 4.1 dapat

diketahui bahwa seluruh atribut dalam variabel gaya hidup telah memliki nilai

varians yang cukup besar. Dalam artian seluruh atribut pada variabel gaya hidup

tersebut telah mengukur aspek yang sama.

Page 28: Laporan Multivitamin

28

Selanjutnya akan dilakukan uji reliabilitas dari pertanyaan-pertanyaan

untuk variabel gaya hidup dengan tujuan untuk mengetahui apakah kuisioner yang

digunakan dapat dipercaya dalam artian konsisten mengukur gejala yang sama.

Adapun hipotesis yang dipergunakan adalah :

H0 : Hasil pengukuran tidak konsisten

H1 : Hasil pengukuran consisten

Statistik uji :

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡ +−= 2

22

211

xt

ppc S

SSkα

Berdasarkan output SPSS dengan metode Alpha :

Tabel 4.2 Uji Reliabilitas Terhadap Variabel Gaya Hidup Cronbach's Alpha Jumlah Item

0,715 5

Melalui hasil uji reliabilitas pada Tabel 4.2 didapatkan nilai Alpha

Cronbach’s sebesar 0,715 maka dapat dinyatakan bahwa variabel gaya hidup

telah cukup reliabel sebab nilai tersebut lebih besar dari 0,7.

Selanjutnya akan diukur validitas dari pertanyaan untuk variabel preferensi.

Adapun hipotesis yang dipergunakan adalah :

H0 : atribut tidak mengukur aspek yang sama

H1 : atribut mengukur aspek yang sama

Cara mengukur validitas konstruk ini adalah dengan mencari korelasi antar

pertanyaan dengan menggunakan statistik uji :

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛−

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛−

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛−⎟

⎞⎜⎝

=

∑∑∑∑

∑∑∑

====

===

2

11

22

11

2

111

n

i

n

i

n

i

n

i

n

j

n

i

n

i

YYNXXN

YXXYNr

Daerah kritis :

Tolak H0 jika r > rtabel, dengan n = jumlah responden.

Berdasarkan output SPSS :

Page 29: Laporan Multivitamin

29

Tabel 4.3 Uji Validitas Terhadap Variabel Preferensi Variabel N r

Karakteristik produk 150 0,725 Kemasan produk 150 0,674 Jaminan produk 150 0,773 Kemampuan menarik konsumen 150 0,514 Manfaat 150 0,776

Berdasarkan Tabel 4.3 mengenai hasil uji validitas terhadap variabel

preferensi, ternyata bila dibandingkan dengan angka kritik nilai r dengan jumlah

responden 150 yaitu 0,1348, didapatkan bahwa seluruh atribut untuk variabel

preferensi telah memiliki nilai lebih besar dari 0,1348 sehingga dapat dikatakan

seluruh atribut telah valid artinya telah mengukur aspek yang sama yakni

karakteristik produk, kemasan produk, jaminan pelayanan, kemampuan menarik

konsumen, dan manfaat bagi tubuh.

Berikut ini akan diukur reliabilitas dari pertanyaan untuk variabel

preferensi. Adapun hipotesis yang dipergunakan adalah :

H0 : Hasil pengukuran tidak konsisten

H1 : Hasil pengukuran konsisten

Statistik uji :

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡ +−= 2

22

211

xt

ppc S

SSkα

Berdasarkan output SPSS dengan metode Alpha :

Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Terhadap Variabel Preferensi Cronbach's Alpha Jumlah Item

0,767 6

Melalui hasil uji reliabilitas pada Tabel 4.4, dengan membandingkan hasil

uji dengan 0,7 maka didapatkan bahwa variabel preferensi telah reliabel sebab

nilai Alpha Cronbach’s tersebut lebih besar dari 0,7 yaitu 0,767 > 0,7 .

4.2.3 Uji Independensi Antara Variabel Bebas Dengan Variabel Tak Bebas

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari responden yang telah diteliti,

selanjutnya dilakukan uji independensi untuk melihat apakah ada hubungan antara

variabel bebas dan variabel tak bebas. Uji ini dilakukan dengan hipotesis :

Page 30: Laporan Multivitamin

30

H0 : Tidak ada hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel tak bebas (Y)

H1 : Terdapat hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel tak bebas (Y)

α : 0, 05

Statistik Uji : ab

A

a

B

babab

m

mx

ˆ

)ˆ(1 1

2∑∑= =

−=2χ

Daerah penolakan : 2))1)(1(,(

2−−> bahit αχχ

Berdasarkan hasil analisis pada lampiran ....... diperoleh perhitungan yang

disajikan pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.5 Uji Independensi Variabel Bebas Dengan Variabel Tak Bebas Y X Chi-square Nilai tabel Keputuan Kesimpulan

Kepentingan multivitamin

bagi mahasiswa

Keaktifan dalam kegiatan 0,377 3,841 Terima H0 Independen

Kebiasaan buruk 1,26 3,841 Terima H0 Independen Frekuensi konsumsi 9,604 5,991 Tolak H0 Dependen

Karakteristik produk 0,561 3,841 Terima

H0 Independen

Kemasan produk 0,567 3,841 Terima

H0 Independen

Jaminan produk 17,964 3,841 Tolak H0 Dependen Kemampuan menarik konsumen

0,750 3,841 Terima H0

Independen

Manfaat 30,0000 3,841 Tolak H0 Dependen

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan antara

variabel frekuensi konsumsi, jaminan produk serta manfaat bagi tubuh dengan

variabel kepentingan multivitamin bagi konsumen sebagai variabel tak bebass.

Variabel bebas yang memiliki hubungan dengan variabel tak bebas tersebut akan

dimasukkan dalam regresi logistik.

4.2.4 Regresi Logistik Univariat

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing

variabel bebas terhadap variabel tak bebas secara tunggal. Analisis ini juga

digunakan untuk menguji apakah model regresi logistik univariat untuk masing-

masing variabel bebas yang signifikan.

Page 31: Laporan Multivitamin

31

a. Frekuensi Konsumsi

Untuk mengetahui apakah variabel frekuensi konsumsi (X16) memiliki

pengaruh terhadap variabel tak bebas, yaitu variabel kepentingan mengkonsumsi

multivitamin, maka dilakukan uji signifikansi parameter dengan hipotesis :

H0 : ß16 = 0

H1 : ß16 ≠ 0

α : 0,05

Statistik Uji : 2

22

)ˆ(

ˆ

J

ji SE

β=

Daerah penolakan : Tolak H0, jika nilai Wi 2 > χ2

(α,v)

Hasil dari uji regresi logistik univariat antara variabel frekuensi konsumsi

terhadap variabel kepentingan mengkonsumsi multivitamin dapat dilihat pada

Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Regresi Logistik Univariat Untuk Frekuensi Konsumsi Variabel B Wald df Exp(B) X16 1,126 8,000 1 3,085 Konstanta -0,084 0,022 1 0,919

Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa nilai Wald sebesar 8 yang berarti

lebih besar dari nilai χ2 tabel yaitu 3,841. Hal ini dapat diputuskan bahwa tolak H0

dan bisa disimpulkan bahwa variabel frekuensi konsumsi berpengaruh terhadap

model dengan model logit :

16126,1084,0)( Xxg +−=

Dengan probabilitas sebagai berikut :

)(126,1084,0

)(126,1084,0

1)( x

x

eex +−

+−

+=π

Probabilitas untuk mahasiswa yang sering mengkonsumsi multivitamin

dan menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh adalah :

739,011

)1( 042,1

042,1

)1(126,1084,0

)1(126,1084,0

=+

=+

= +−

+−

ee

eeπ

Page 32: Laporan Multivitamin

32

Sedangkan untuk probabilitas mahasiswa yang jarang mengkonsumsi

multivitamin dan menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh adalah :

48,01

)0( )0(126,1084,0

)0(126,1084,0

=+

= +−

+−

eeπ

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dinyatakan bahwa dari

1.000 mahasiswa yang sering mengkonsumsi multivitamin terdapat 739 yang

menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh sedangkan hanya terdapat 480

mahasiswa yang menganggap multivitamin itu penting dari 1.000 mahasiswa

yang jarang mengkonsumsi multivitamin.

b. Jaminan Produk

Untuk mengetahui apakah variabel jaminan produk memiliki pengaruh

terhadap variabel tak bebas, yaitu variabel kepentingan mengkonsumsi

multivitamin, maka dilakukan uji signifikansi parameter dengan hipotesis :

H0 : ß19 = 0

H1 : ß19 ≠ 0

α : 0,05

Statistik Uji : 2

22

)ˆ(

ˆ

J

ji SE

β=

Daerah penolakan : Tolak H0, jika nilai Wi 2 > χ2

(α,v)

Hasil dari uji regresi logistik univariat antara variabel jaminan pelayanan

terhadap variabel kepentingan mengkonsumsi multivitamin dapat dilihat melalui

Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Regresi Logistik Univariat Untuk Jaminan Produk Variabel B Wald df Exp(B) X19 1,862 15,407 1 6,440 Konstanta -3,400 7,394 1 0,033

Melalui hasil regresi logistik untuk variabel jaminan produk diketahui

bahwa nilai Wald sebesar 15,407 yang berarti lebih besar dari nilai χ2 tabel yaitu

3,841. Hal ini dapat diputuskan bahwa tolak H0 dan bisa disimpulkan bahwa

Page 33: Laporan Multivitamin

33

variabel jaminan pelayanan berpengaruh terhadap model dengan model logit

sebagai berikut :

g(x)= -3,4+1,862X19

Dengan probabilitas sebagai berikut :

)(862,14,3

)(862,14,3

1)( x

x

eex +−

+−

+=π

Probabilitas untuk mahasiswa yang menilai jaminan produk penting dan

menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh adalah :

176,011

)1( 538,1

538,1

)1(862,14,3

)1(862,14,3

=+

=+

= −

+−

+−

ee

eeπ

Sedangkan untuk probabilitas mahasiswa yang menilai jaminan produk tidak

penting namun menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh adalah :

032,01

)0( )0(862,14,3

)0(862,14,3

=+

= +−

+−

eeπ

Melalui hasil perhitungan dapat diketahui bahwa dari 1.000 mahasiswa

yang menilai jaminan produk dalam memilih multivitamin termasuk penting

hanya terdapat 176 mahasiswa yang menganggap multivitamin itu penting. Selain

itu dari 1.000 mahasiswa yang menilai jaminan produk dalam memilih

multivitamin termasuk tidak penting hanya terdapat 32 mahasiswa yang

menganggap multivitamin itu penting.

c. Manfaat Bagi Tubuh

Untuk mengetahui apakah variabel Manfaat multivitamin bagi tubuh

memiliki pengaruh terhadap variabel tak bebas, yaitu variabel kepentingan

mengkonsumsi multivitamin, maka dilakukan uji signifikansi parameter dengan

Hipotesis :

H0 : ß21 = 0

H1 : ß21 ≠ 0

α : 0,05

Page 34: Laporan Multivitamin

34

Statistik Uji : 2

22

)ˆ(

ˆ

J

ji SE

β=

Daerah penolakan : Tolak H0, jika nilai Wi 2 > χ2

(α,v)

Berikut ini hasil dari uji regresi logistik univariat antara manfaat

mengkonsumsi multivitamin bagi tubuh terhadap variabel kepentingan

mengkonsumsi multivitamin.

Tabel 4.8 Hasil Regresi Logistik Univariat Untuk Manfaat Bagi Tubuh Variabel B Wald df Exp(B) X21 2,398 23,718 1 11,000 Konstanta -4,796 14,055 1 0,008

Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa nilai Wald sebesar 23,718 yang

berarti lebih besar dari nilai χ2 tabel yaitu 3,841. Hal ini dapat diputuskan bahwa

tolak H0 dan bisa disimpulkan bahwa variabel manfaat mengkonsumsi

multivitamin bagi tubuh berpengaruh terhadap model dengan model logit sebagai

berikut :

g(x)= -4,796+2,398X21

Dengan probabilitas sebagai berikut :

)(398,2796,4

)(398,2796,4

1)( x

x

eex +−

+−

+=π

Probabilitas untuk mahasiswa yang menilai bahwa produk multivitamin

yang mempunyai manfaat bagi tubuh termasuk penting dan menganggap

multivitamin itu penting bagi tubuh adalah :

083,011

)1( 398,2

398,2

)1(398,2796,4

)1(398,2796,4

=+

=+

= −

+−

+−

ee

eeπ

Sedangkan untuk probabilitas mahasiswa yang menilai bahwa produk

multivitamin yang mempunyai manfaat bagi tubuh tidak penting namun

menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh adalah :

0082,01

)0( )0(398,2796,4

)0(398,2796,4

=+

= +−

+−

eeπ

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa dari 1.000

mahasiswa yang menilai produk yang mempunyai manfaat bagi tubuh termasuk

Page 35: Laporan Multivitamin

35

penting hanya terdapat 83 mahasiswa yang menganggap multivitamin itu penting.

Selain itu dari 10.000 mahasiswa yang menilai produk yang mempunyai manfaat

bagi tubuh termasuk tidak penting hanya terdapat 82 mahasiswa yang

menganggap multivitamin itu penting.

4.2.5 Regresi Logistik Multivariat

Model regresi logistik biner multivariat digunakan untuk menunjukkan

seberapa besar pengaruh variabel prediktor terhadap variabel respon secara

bersama-sama dengan memasukkan semua variabel prediktor ke dalam

analisisnya. Metode yang digunakan adalah metode Backward Wald dengan

α = 0,05. Metode ini akan mengeluarkan satu persatu variabel bebas yang

dianggap tidak berpengaruh terhadap variabel tak bebas, sampai tidak ada lagi

variabel bebas yang bisa dikeluarkan. Hasil analisis regresi multivariat terlihat

pada tabel 4.9

Tabel 4.9 Hasil Regresi Logistik Multivariat Variabel B Wald df Exp(B) X17(1) 2,344457 6,168491 1 10,42761 X18(1) 2,117095 6,168491 1 8,306974 X19(1) -2,30925 10,07232 1 0,099336 X21(1) -3,78865 16,85584 1 0,022626 Konstanta 2,142037 31,3438 1 8,516767

. Berdasarkan hasil analisis regresi multivariat dengan metode backward wald

pada Tabel 4.9 terlihat bahwa variabel-variabel yang masuk ke persamaan regresi

logistik biner yang mempengaruhi kepentingan mahasiswa ITS dalam

mengkonsumsi multivitamin adalah variabel X17 (karakteristik produk), X18

(Kemasan produk), X19 (jaminan pelayanan), dan X21 (manfaat bagi tubuh).

a. Uji Signifikansi parameter

Untuk mengetahui apakah variabel yang masuk sudah signifikan

selanjutnya akan dilakukan pengujian serentak

Uji Serentak

Hipotesis :

H0 : 021191817 ==== xxxx ββββ

H1 : Minimal ada satu 0≠xkβ , dimana k=17,18,19,21

Page 36: Laporan Multivitamin

36

Dengan α : 0,05

Statistik uji :

Tabel 4.10 Uji Serentak

Chi-square df Sig. Step 5 Step -4,85755 2 0,088145 Block 45,89323 4 2,59E-09 Model 45,89323 4 2,59E-09

. Daerah penolakan : Tolak H0, jika nilai ( )αχ ,

2vG >

Berdasarkan Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai χ2 (45,89323) lebih besar dari

nilai ( ) 488,905.0,42 =χ , maka bisa diputuskan bahwa tolak H0 artinya variabel yang

masuk sudah signifikan digunakan sebagai model regresi logistik biner, model

yang digunakan sudah layak.

Uji Parsial

Hipotesis:

H0 : 0=aβ , a=16,17,18,19

H1 : 0≠aβ , a=A,F

Statistik uji:

2

22

)ˆ(

ˆ

a

a

SEW

ββ

=

Berdasarkan Tabel 4.10 didapatkan nilai W17 = 6,168491, nilai W18 =

6,168491, nilai W19 = 0,001505 dan nilai W21= 16,85584 dimana nilai W dari

keempat variabel tersebut lebih besar dari χ2(0.05,1)= 3,841, maka keputusan yang

diambil adalah tolak H0 artinya keempat variabel tersebut berpengaruh terhadap

model.

Page 37: Laporan Multivitamin

37

b. Uji Kesesuaian Model

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang belum

masuk ke dalam model memiliki signifikansi dalam model atau model tanpa

variabel bebas yang tidak signifikan adalah model terbaik

Tabel 4.11 Uji Kesesuaian Model

Step -2 Log

likelihood Cox & Snell

R Square Nagelkerke R Square

1 82,490 0,296 0,499 2 82.736 0,295 0,497 3 83,292 0,292 0,492 4 84,418 0,287 0,483 5 89,275 0,264 0,444

Untuk mengetahui apakah model dengan variabel X17, X18, X19 dan X21

tersebut merupakan model yang sesuai, maka perlu dilakukan suatu uji kesesuaian

model dengan hipotesis :

H0 : Model ringkas adalah model terbaik

H1 : Model lengkap adalah model terbaik

Statistik Uji :

)ln(2 102 LLG −−=

= -2(89,275-82,490) = -13,57

χ2(3,0.05) = 7,81473

Daerah penolakan : Tolak H0, jika nilai G2 > χ2(3,0.05)

Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai G2 sebesar -13,57 yang berarti

lebih kecil dari nilai χ2(3,0.05). Hal ini dapat diputuskan bahwa terima H0 , artinya

bahwa model tanpa variabel bebas yang tidak signifikan adalah model yang

terbaik (model ringkas adalah model terbaik). Sehingga transformasi logit dari

model tersebut adalah :

g(x) = 2,142037+2,344457 X17+2,117095 X18 -2,30925 X19 -3,78865 X21

dengan fungsi probabilitas sebagai berikut :

( )21191817

21191817

78865,330925.2117095,2344457,2142037,2

78865,330925,2117095,2344457,2142037,2

1 XXXX

XXXX

eex −−++

−−++

+=π

( ) 624,011

1 506,0

506,0

)1(78865,3)1(30925.2)1(117095,2)1(344457,2142037,2

)1(78865,3)1(30925,2)1(117095,2)1(344457,2142037,2

=+

=+

= −−++

−−++

ee

eeπ

Page 38: Laporan Multivitamin

38

Peluang mahasiswa ITS yang menganggap karakteristik produk

multivitamin (X17), kemasan produk (X18), jaminan pelayanan (X19), dan manfaat

multivitamin bagi tubuh (X21) adalah penting dalam mengkonsumsi multivitamin

adalah sebesar 0,624.

( ) 89,01

0 )0(78865,3)0(30925.2)0(117095,2)0(344457,2142037,2

)0(78865,3)0(30925,2)0(117095,2)0(344457,2142037,2

=+

= −−++

−−++

eeπ

Peluang mahasiswa ITS yang menganggap karakteristik produk

multivitamin (X17), kemasan produk (X18), jaminan pelayanan (X19), dan manfaat

multivitamin bagi tubuh (X21) tidak penting dalam mengkonsumsi multivitamin

adalah sebesar 0,89.

c. Interpretasi Ketepatan Klasifikasi Model

Untuk mengetahui seberapa besar ketepatan klasifikasi model yang

dihasilkan melalui regresi logistik multivariat, dapat dilihat pada Tabel 4.12

Tabel 4.12 Uji Ketepatan Klasifikasi Model

Persepsi Mahasiswa Terhadap

Multivitamin (observasi)

Persepsi Mahasiswa Terhadap Multivitamin (prediksi)

Y Percentage Correct Tidak Penting Penting

Y tidak

penting 12 13 48

penting 2 123 98,4 90

Ketepatan klasifikasi model : 00

00 90100

150123

15012

=⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ + x

Berdasarkan Tabel 4.12 terlihat bahwa ada 25 mahasiswa yang

menganggap multivitamin itu tidak penting, namun yang dapat diprediksi secara

benar oleh model adalah sebanyak 13 orang dengan ketepatan klasifikasi sebesar

48%. Sedangkan dari 125 mahasiswa yang menganggap multivitamin itu penting,

hanya sebanyak 123 mahasiswa yang dapat diprediksi secara benar oleh model

dengan ketepatan klasifikasi sebesar 98,4%. Sehingga secara keseluruhan terdapat

136 dari 150 mahasiswa dapat diprediksikan dengan benar oleh model dengan

ketepatan sebesar 90%.

Page 39: Laporan Multivitamin

39

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai

perilaku mahasiswa ITS dalam mengkonsumsi multivitamin, diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Karakteristik mahasiswa ITS yang mengkonsumsi multivitamin adalah

mahasiswa dengan jumlah pengeluaran rutin setiap bulan antara Rp. 250.001

sampai dengan Rp. 500.000. Selain itu diketahui bahwa kebanyakan

mahasiswa yang mengkonsumsi multivitamin tersebut tidak mempunyai

pengeluartan khusus untuk kebutuhan kesehatan. Selain itu banyak mahasiswa

yang aktif dalam organisasi serta mempunyai kebiasaan buruk yang paling

banyak adalah makan tidak teratur dan jarang olahraga dengan tindakan

kesehatan yang paling sering dengan istirahat dan mengkonsumsi obat-obatan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam multivitamin

berdasarkan analisis logistik secara individu adalah adalah frekuensi konsumsi,

jaminan produk dan manfaat bagi tubuh. Sedangkan secara serentak faktor

yang mempengaruhi adalah karakteristik dan kemasan produk, jaminan

produk serta manfaat bagi tubuh Di samping itu diketahui bahwa dari 150

mahasiswa yang di amati, merk multivitamin yang paling banyak dikonsumsi

adalah CDR dan Redoxon.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dalam penelitian terhadap perilaku

mahasiswa dalam mengkonsumsi multivitamin ini adalah produsen multivitamin

hendaknya lebih memperhatikan kualitas produk yaitu karakteristik produk

(komposisi nutrisi, pilihan rasa), kemasan produk (keutuhan segel, kemasan

menarik), jaminan produk (kepastian halal dan haram, kemudahan mendapatkan

serta manfaat bagi tubuh.

Page 40: Laporan Multivitamin

40

DAFTAR PUSTAKA

Cochran, W.G,1977, Sampling Techniques 3rd Edition, John Wiley & Sons, New

York.

Agresti, Alan, 1990, Categorical Data Analysis, John Wiley & Sons, Canada.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 1995, Dasar-dasar Pemasaran edisi keenam,

Intermedia, Jakarta.

Walpole, Ronald E dan Raymond H Myers, 1998, Ilmu Peluang dan Statistik

Untuk Insinyur dan Ilmuwan, ITB Press, Bandung.

Gunawan, Andang, 1999, Food Combining, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Maulana, Agus, 1999, Perilaku Konsumen Di Masa Krisis Serta Implikasinya

Terhadap Pemasaran, www.digilib.ums.ac.id, 22 Oktober 2007.

Susilaningrum, Destri. Purhadi, 2002, Teknik Sampling, Jurusan Statistika ITS,

Surabaya.

Zimmerman, Jan, 2002, Gizi Untuk Kesehatan, www.sallika.blogspot.com, 22

Oktober 2007.

.