Upload
muhammad-akhyar
View
631
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Psikologi Lintas-Budaya:
Penerapannya
Muhammad AkhyarDisampaikan di Kuliah Psikologi Lintas Budaya
Program Sarjana Fakultas Psikologi
Universitas Pancasila
Latar
• Psychologist bukanlah pesulap.• Butuh usaha dan waktu (lebih) untuk
menerapkan data penelitian untuk membawa perubahan kehidupan manusia.
• Seorang cross-cultural psychologist haruslah mengetahui kondisi politik ranahnya berkiprah.
Latar
• Psikologi akan tetap menjadi disiplin ilmu teoritik jika hanya mencoba menjawab pertanyaan “apa”, “kapan”, dan “mengapa”
• Psikologi akan menjadi ranah terapan jika sasaran pertanyaan yang ingin dijawab “bagaimana mengubah sesuatu?”• Bagaimana mengajar di kelas yang multi-etnik• Bagaimana mengurangi stres karena gegar-budaya• Bagaimana cara mengurangi praduga
Latar
• Psychologist bukanlah seorang pengambil keputusan.
• Psychologist dapat mempengaruhi kebijakan dengan menghembuskan suatu wacana kebijakan• Buku• Konferensi• Kuliah umum• Mempelopori suatu aksi bersama
Kesehatan
• Setiap tahun WHO mengeluarkan sejumlah data terkait penderitaan dan kematian akibat penyakit tertentu.
• Penyebabnya masalah lingkungan dan kemiskinan.• 50 juta orang hidup dengan angka harapan hidup di bawah 45
tahun di dunia saat ini. • Tahun 2025 masih ada 5 juta anak yang meninggal di bawah usia
5 tahun karena malnutrisi dan infeksi penyakit.
• Selalu ada faktor budaya (norma dan nilai) yang mempengaruhi sikap masyarakat tersebut terhadap kesehatan. • AIDS• Angka Kelahiran
Spiritualitas, Sains, dan Kesehatan
• Belakangan semakin banyak penelitian yang menunjukkan manfaat aktivitas spiritual terhadap kesehatan. • Orang yang mendatangi layanan keagamaan hidup lebih
panjang.• Beberapa bukti menunjukkan bahwa spiritualitas
melindungi terhadap gangguan kardivaskular.
• Psychologist tetap perlu menghormati kepercayaan klien tanpa harus menerima validitas kepercayaan itu.
Keputusan Bisnis
• Psikologi Lintas-Budaya memiliki sumbangan yang berharga untuk perkembangan organisasi. • Membantu perusahaan untuk menciptakan atmosfer yang
melibatkan budaya untuk meningkatkan efisiensi dan kesejahteraan psikologis.
• Pentingnya pelatihan untuk polisi dan petugas imigrasi yang akan berhadapan dengan sejumlah besar orang dari berbagai etnik.
• Semakin banyak usaha yang dilakukan untuk melindungi keunikan lokal suatu negara.
Bekerja dengan Imigran
• Peperangan, kemiskinan, dan bencana menyebabkan semakin banyak pengungsi antar-negara.
• Salah satu masalah yang muncul adalah akulturasi.• Sering terjadi culture shock dalam proses akulturasi.• Belakangan, peneliti mengenai penyesuaian budaya
biasanya fokus pada • stres terkait penyesuaian diri, • faktor yang berhubungan dengan keberhasilan adaptasi, dan • kemampuan psikologis yang membantu seseorang
berkembang untuk melewati konsekuensi negatif dari stres.
Pendidikan
• Sebagian kecil anak mendapatkan skor tes intelegensi yang rendah.
• Hal ini disebabkan kurangnya stimulasi akibat kemiskinan, pemukiman yang terlalu padat, hingga pengasuhan yang tidak baik.
• Kemampuan anak bisa ditingkatkan dengan mengembangkan lingkungan belajar yang apresiatif dan melibatkan orang tua.
Budaya, Perilaku, dan Hukum
• Banyak kasus yang membuat usaha-usaha menghormati budaya atau nilai individu bergesekan dengan norma hukum di suatu wilayah.
• Penggunaan simbol agama di institusi publik• Peredaran minuman beralkohol• Keberadaan di perempuan di ruang publik
Hak Asasi Manusia
• “have a full, free, safe, secure and healthy life” (UN, 1948) apakah benar-benar bisa diterapkan di semua konteks.
• Bagaimana dengan masih berlakunya hukuman mati di banyak negara?
• Apakah hak anak benar-benar dilindungi dan disediakan secara utuh?• Sunat pada anak perempuan.
Sensor
• Di beberapa negara berlaku “rezim sensor” yang biasa dihaluskan penyebutannya menjadi “regulasi”.
• Tujuan sensor untuk menjaga kestabilan dan kelestarian suatu budaya.• Sensor film• Sensor media massa• Sensor internet
• Sebaliknya, apakah “pemaksaan” agar suatu negara memberlakukan demokrasi adalah pantas?
Terimakasih atas Perhatiannya
“He who wants to do good knocks at the gate; he who loves finds
the gate open.”
Rabindranath TagoreRabindranath TagoreReferensi
Shiraev, B. E. & Levy, D. A (2010). Cross-Cultural Psychology Critical Thinking and Contemporary Application. Boston: Allyn & BaconFoto dari Kompas