19
Kemoselektivitas (1-4) Oleh : Asida Gumara Mukti 13307144015 KIMIA E 2013

Kemoslektivitas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kemoslektivitas

Kemoselektivitas (1-4)Oleh :

Asida Gumara Mukti

13307144015

KIMIA E 2013

Page 2: Kemoslektivitas

• BAB I

Page 3: Kemoslektivitas

• Dalam reaksi dikenal istilah kemoselektivitas dan

regioselektivitas. Kedua selektivitas tersebut dapat dikontrol

dengan cara kinetika dan termodinamika. Kemoselektivitas

adalah memilih untuk dapat mereaksikan salah satu gugus

fungsional dari dua gugus yang berada pada satu molekul. Dalam

sintesis, masalah kemoselektivitas seringkali ditemukan,

misalkan molekul yang akan direaksikan mengandung dua gugus

fungsi yang reaktif padahal kita hanya mengiginkan salah satu

dari kedua gugus fungsi tersebut yang bereaksi, maka

kemoselektivitas adalah faktor penting yang harus

dipertimbangkan. Contohnya pada senyawa karbonil, yang bisa

berperan sebagai nukleofil (sebagai enolat) dan juga elektrofil.

L a t a r

B e l a k a n g

Page 4: Kemoslektivitas

1

2

3

4

5

• Rumusan

Masalah

• Apa yang

dimaksud

dengan

kemoselekt

ivitas?• Bagaimana

garis

penuntun 1

dalam

kemoselekt

ivitas? • Bagaimana

garis

penuntun 2

dalam

kemoselekt

ivitas? • Bagaimana

garis

penuntun 3

dalam

kemoselekt

ivitas? • Bagaimana

garis

penuntun 4

dalam

kemoselekt

ivitas?

Page 5: Kemoslektivitas

5

Tujuan

Mengetahui yang dimaksud dengan kemoselektivitas.

Mengetahui yang dimaksud dengan garis penuntun 1

dalamkemoselektivitas.

Mengetahui yang dimaksud dengan garis penuntun 2

dalamkemoselektivitas.

Mengetahui yang dimaksud dengan garis penuntun 3

dalamkemoselektivitas.

Mengetahui yang dimaksud dengan garis penuntun 4

dalamkemoselektivitas.

Page 6: Kemoslektivitas

• BAB I I

Page 7: Kemoslektivitas

7

Penger t i an

K emose lek t i v i t a s

• Apabila dalam suatu senyawa mempunyai dua gugus yang

reaktif, dan hanya diinginkan salah satu gugus bereaksi,

sedangkan gugus yang lain tidak, maka akan muncul

pertanyaan kemoselektivitas. Beberapa fakta reaksi yang

melibatkan pendekatan kemoselektivitas, antara lain:

• Reaktivitas relatif dua gugus yang berbeda.

1

• Reaksi dari salah satu gugus yang identik.

2

• Reaksi dari suatu gugus yang dapat bereaksi lebih lanjut.

3

Ketiga peristiwa diatas dapat dijumpai dalam sintesis suatu senyawa, terdapat beberapa prinsip umu yang dapat membantu.

• Ketiga peristiwa diatas dapat dijumpai dalam

sintesis suatu senyawa, terdapat beberapa

prinsip umum yang dapat membantu.

Page 8: Kemoslektivitas

G a r i s Pe n u n t u n 1

• Apabila terdapat 2 gugus yang berbeda reaktivitasnya,

maka gugus yang lebih reaktif yang akan bereaksi terlebih

dahulu.

Page 9: Kemoslektivitas

9

• Senyawa asam (1) yang dibutuhkan untuk

sintesis anestetik Siklometikaina (2) dapat

dianalisis sebagai eter menuju bahan awal yang

sederhana.

• Sintesis yang telah dipublikasikan

menggunakan alkil iodida yang merupakan

senyawa alkil halida sekunder, sehingga kurang

reaktif. Iodida sendiri merupakan gugus pergi

yang lebih baik dibandingkan klorida atau

bromida.

Page 10: Kemoslektivitas

10

• Analgesik parasetamol (3) merupakan senyawa

amida sederhana, seharusnya senyawa ini

mudah diperoleh dengan reaksi asetilasi p-

aminofenol. Dalam reaksi ini dipertahankan

fenol tidak terionisasi, sehingga NH2 akan

menjadi lebih reaktif dibandingkan OH.

Page 11: Kemoslektivitas

G a r i s Pe n u n t u n 2

• Apabila terdapat suatu gugus fungsional yang dapat

bereaksi dua kali, maka bahan awal dan produk pertama

akan berkompetisi untuk menyerang reagen. Reaksi ini

akan berhasil baik apabila produk pertama kurang reaktif

bila dibanding bahan awal.

Page 12: Kemoslektivitas

12

• Senyawa klorida asam dapat digunakan untuk

melindungi gugus amino dalam sintesis peptida.

Diskoneksi ikatan ester memberikan bahan awal yang

sederhana, tetapi dalam sintesis senyawa COCl2

(fosgene) dimana hanya bereaksi sekali dengan

PhCH2OH. Hal ini dapat berhasil karena separuh

senyawa ester (4) kurang reaktif karena dapat

mengalami konjugasi (5).

• Sintesis

Page 13: Kemoslektivitas

G a r i s Pe n u n t u n 3

• Apabila diinginkan yang berekasi adalah gugus yang

kurang reaktif dari dua gugus fungsional yang berbeda,

atau apabila produk pertama dari suatu reaksi

mempunyai satu gugus fungsional yang sama atau lebih

reaktif dibandingkan bahan awal, maka gugus yang lebih

reaktif harus dilindungi dengan gugus pelindung.

Page 14: Kemoslektivitas

14

• Asam amino (6) merupakan konstituen protein,

mempunyai dua gugus fungsi yaitu COOH dan gugus

NH2, dimana gugus NH2 lebih reaktif dibandingkan

gugus COOH. Apabila menginginkan gugus COOH yang

bereaksi maka gugus NH2 harus dilindungi. Senyawa (4)

dapat digunakan sebagai gugus pelindung untuk gugus

NH2. Perlu dicatat bahwa senyawa (4) dapat berekasi

dua kali dengan gugus amino, tetapi produk pertama (7)

kurang reaktif karena lebih terkonjugasi dibanding

senyawa (4).

• Dalam sintesis senyawa tiol, RSH, dengan reaksi alkilasi

langsung terhadap H2S merupakan reaksi yang tidak baik,

hal ini disebabkan karena produk yang terbentuk

mempunyai reaktivitas yang relatif sama dengan bahan

awal, sehingga reaksi akan berlanjut dan menghasilkan

senyawa sulfida, RSR.

• Untuk membuat senyawa tiol dapat digunakan senyawa

tiourea (8) sebagai ekivalen H2S yang terlindungi, garam

tiouronium (9) tidak mampu bereaksi lebih lanjut dan

mudah terhidrolisis menjadi tiol.

Page 15: Kemoslektivitas

15

• Senyawa Kaptodiamina (10), suatu senyawa sedatif dan

trankulaiser, dapat dipakai sebagai ilustrasi untuk

menerangkan peristiwa sintesis senyawa tiol (11).

• Analisis 1

• Senyawa tiol (11) dapat dibuat dengan metode tiourea

dari halida (13), dan senyawa ini jelas dapat diperoleh

dari produk Friedel-Crafts (14). Diskoneksi selanjutnya

akan diperoleh senyawa benzena tiol sebagai bahan

awal, senyawa benzena tiol ini tersedia.

• Analisis 2

Page 16: Kemoslektivitas

• Dalam sintesis orientasi reaksi Friedel-Crafts adalah

benar, karena pasangan elektron menyendiri pada atom

sulfur bivalen akan mengarahkan pada posisi orto, para.

Page 17: Kemoslektivitas

G a r i s Pe n u n t u n 4

• Apabila terdapat dua gugus yang identik, maka salah satu

dari dua gugus yang identik dapat bereaksi apabila

produknya kurang reaktif dibanding bahan awal.

Page 18: Kemoslektivitas

• Reduksi melibatkan penerimaan elektron dari reagen

pereduksi. Produk hanya mempunyai satu gugus nitro

sebagai penarik elektron, dengan demikian akan

tereduksi lebih lambat dibanding bahan awal. Reagen

pereduksi yang paling baik untuk tujuan ini adalah

natrium hidrogen sulfida, NaHS.

• Senyawa m-nitroanilina (15) sebagai produk mempunyai

kegunaan di dalam sintesis karena gugus amino dapat

digunakan untuk mengarahkan reaksi substitusi

elektrofilik, dan dia sendiri dapat digunkan oleh nukleofil

lain setelah diazotasi.

Page 19: Kemoslektivitas

D a f t a r P u s t a ka

• Amanatie. (tanpa tahun). Buku Pegangan Mahasiswa Kimia Organik

Sintesis. Yogyakarta: FMIPA UNY.

• Anonim. 2013. Kemoselektivitas.

http://www.slideshare.net/BughisBerkata/kemoselektivitas,

diakses pada 3 November 2016 pukul 12.06 WIB.

• C., Budimarwanti. 2012. Diktat Kuliah: Kimia Organik Sintesis.

Yogyakarta: FMIPA UNY.

• Diyah, Utami. 2013. Kontrol Kinetik dan Kontrol Termodinamik

Senyawa Organik.

http://sigitsusilo24.blogspot.co.id/2013_12_01_archive.html, diakses

pada 12 November 2016 pukul 17.02 WIB.

• Mahendra, Dwi Purwanto. (tanpa tahun). Syarat-Syarat Membuat

Makalah yang Baik dan Benar. http://pintas-

dunia.blogspot.co.id/2014/01/contoh-membuat-makalah-yang-baik-

dan.html, diakses pada 12 November 2016 pukul 17.36 WIB.