17

Bab i va 5 diagnosis penyakit biotik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

klintan

Citation preview

Page 1: Bab i va 5 diagnosis penyakit biotik
Page 2: Bab i va 5 diagnosis penyakit biotik
Page 3: Bab i va 5 diagnosis penyakit biotik
Page 4: Bab i va 5 diagnosis penyakit biotik
Page 5: Bab i va 5 diagnosis penyakit biotik

Fire blight

Erwinia amylovora

Page 6: Bab i va 5 diagnosis penyakit biotik

Soft rotErwinia carotovora subsp. carotovora

Page 7: Bab i va 5 diagnosis penyakit biotik

SCAB

Streptomyces scabies

Page 8: Bab i va 5 diagnosis penyakit biotik

Agrobacterium tumefaciens

Page 9: Bab i va 5 diagnosis penyakit biotik

GEJALA KHAS

IDENTIFIKASI VIRUS

DETERMINASI UKURAN DAN BENTUKDETERMINASI SIFAT FISIK

DETERMINASI KISARAN INANGDETERMINASI SERANGGA VEKTOR

E.5. Identifikasi virus

Page 10: Bab i va 5 diagnosis penyakit biotik

Pengertian virus:

Virus adalah patogen parasit obligat dengan ukurankurang dari 200 mμ

Virus adalah bahan submikroskopis yang mampumasuk ke dalam sel hidup yang spesifik dan hanyamampu melakukan reproduksi dalam sel tersebut

Virus adalah nukleoprotein yang infeksius

Virus adalah nukkleoprotein yang mempunyai sifat:- mampu mengorganisasi reproduksinya hanya dalam

lingkungan intraseluler- partikelnya berupa bahan genetik yang dilindungi

dengan mantel protein (lipoprotein)- dapat menyebabkan sakit

Page 11: Bab i va 5 diagnosis penyakit biotik

Kelemahan diagnosis berdasarkan gejala:

Gejala yang sama dapat disebabkan oleh virus yangberbeda

Virus yang sama tetapi berbeda dalam hal strain jugaakan menunjukkan gejala yang sangat berbeda

Sering gejala penyakit yang khusus dapat munculsebagai akibat terjadinya infeksi ganda

Kenampakan suatu gejala sangat dipengaruhi olehfaktor luar yang sering lebih menentukan kenampakangejala yang ada

Gejala penyakit yang disebabkan virus dapatmengalami remisi atau penyembuhan sementara yangdapat mengganggu diagnosis

Page 12: Bab i va 5 diagnosis penyakit biotik

Gejala Penyakit VirusA.Kenampakan Umum

- warna abnormal- dwarfing- stunting (sering satu sisi)- rosetting (pemendekan internodia)- witches’ broom (tunas dan cabang berlebihan,

stunting, dan pemendekan internodia)- hilangnya vigor ( seluruh atau bag tanaman)

B. Perubahan Warna1. Daun

a) Perubahan warna tersebara.1. klorosis (melemahnya warna hijau)a.2. bleaching (dominan putih)a.3. yellowing (klorosis dan dominan pigmen

kuning)

Page 13: Bab i va 5 diagnosis penyakit biotik

a.4. reddening (pembentukan antosianinabnormal)

a.5. browning and blackening (produksi sptmelanin berwarna gelap)

b) Perubahan warna tersebar tdk teraturb.1. mosaicb.2. mottleb.3. ringspotb.4. streaking

c) Bagian daun tertentu seragam perubahanwarnanya

c.1. vein yellowingc.2. vein clearing (vein nampak tembus cahaya)c.3. vein banding (perubahan warna sepanjang

vein)c.4. vein necrosis (kematian jaringan vascular

yang menghasilkan pencoklatan)

Page 14: Bab i va 5 diagnosis penyakit biotik

2. Bunga√ phyllody (bag bunga berkembang spt daunnormal)

√ perubahan warna√ virescence ( kehijauan pada petal/daun bunga)

3. Perubahan warna pada buah (seluruh at bagian)4. Akar (bercak, nekrosis)

C. Malformasi1. Daun

- distorsi- epinasti (penggulungan daun pd bag bawah)- berkurangnya ukuran- thickening (semua /bag lamina atau vein)- enation (pertumbuhan lembaran daun, sering

menyebabkan penggulungan daun)

Page 15: Bab i va 5 diagnosis penyakit biotik

2. Bunga- distorsi- Bag bunga abnormal

3. Buah- perubahan bentuk dan bentuk tidak teratur- pembengkakan tumor- biji gagal

4. Batang- distorsi- pemendekan internodia

5. Akar- dieback dan busuk- tumor

D. Gejala lain- layu, defoliasi, gugurnya daun sblm waktunya,- penyimpangan jumlah bunga, pembungaan sblm

waktunya, rasa buah abnormal, gumosis,pembengkakan tunas

Page 16: Bab i va 5 diagnosis penyakit biotik

E. Gajala masking

F. Toleran

G. Infeksi campuran

H.Fenomena yang menyebabkan gejala menyerupai

infeksi virus

- abnormalitas genetik

- kekurangan nutrisi

- kerusakan karena serangga at mite

- kerusakan karena polusi udara

Page 17: Bab i va 5 diagnosis penyakit biotik